a. pendahuluan a.1. latar belakang -...

48
TIDAK RAHASIA LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541 1 A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG 1. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI melakukan inisiasi penyelidikan anti dumping atas Barang Impor Partially Oriented Yarn (POY), pos tarif 5402.46.00.00 yang berasal dari Malaysia, RRT, Republik Korea, Taiwan, dan Thailand, berdasarkan permohonan dari PT. Indorama Polyester Industries Indonesia (IPII), PT. Asia Pasific Fibers Tbk. (APF), dan PT. Indorama Synthetic Tbk. (IRS), 2. Berdasarkan Artikel 6.9 ADA, pada tanggal 6 Juni 2014 Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil penyelidikan dan telah menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk diminta tanggapan/masukan. A.2. PROSEDUR 3. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI melakukan inisiasi dimulainya penyelidikan antidumping terhadap produk POY dan menyampaikan pemberitahuan resmi kepada pihak yang berkepentingan serta mengirimkan kuesioner kepada Pemohon dan Importir yang diketahui. 4. Importir yang diketahui sesuai dalam permohonan adalah sebagai berikut: a. CV. Suritex Jl. Leuwigajah No. 175 Cimahi Bandung b. PT. Dewa Sutratex Jl. Cibaligo No.76 Leuwigajah Cimindi Cimahi c. PT.Gemilang Maju Texindotama Jl.Gatot Subroto Km.6.5 Kel.Jatake Kec. Jatiuwung Kota Tangerang d. PT. Gistex Chewon Synthetic Jl. Braga No. 106 Braga, Bandung e. PT. Jo Perkasa Synthetic Fiber Industries

Upload: dinhthien

Post on 18-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

1

A. PENDAHULUAN

A.1. LATAR BELAKANG

1. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI melakukan inisiasi penyelidikan anti dumping

atas Barang Impor Partially Oriented Yarn (POY), pos tarif 5402.46.00.00 yang

berasal dari Malaysia, RRT, Republik Korea, Taiwan, dan Thailand, berdasarkan

permohonan dari PT. Indorama Polyester Industries Indonesia (IPII), PT. Asia

Pasific Fibers Tbk. (APF), dan PT. Indorama Synthetic Tbk. (IRS),

2. Berdasarkan Artikel 6.9 ADA, pada tanggal 6 Juni 2014 Komite Anti Dumping

Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

penyelidikan dan telah menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk

diminta tanggapan/masukan.

A.2. PROSEDUR

3. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI melakukan inisiasi dimulainya penyelidikan

antidumping terhadap produk POY dan menyampaikan pemberitahuan resmi

kepada pihak yang berkepentingan serta mengirimkan kuesioner kepada

Pemohon dan Importir yang diketahui.

4. Importir yang diketahui sesuai dalam permohonan adalah sebagai berikut:

a. CV. Suritex

Jl. Leuwigajah No. 175 Cimahi Bandung

b. PT. Dewa Sutratex

Jl. Cibaligo No.76 Leuwigajah Cimindi Cimahi

c. PT.Gemilang Maju Texindotama

Jl.Gatot Subroto Km.6.5 Kel.Jatake Kec. Jatiuwung Kota Tangerang

d. PT. Gistex Chewon Synthetic

Jl. Braga No. 106 Braga, Bandung

e. PT. Jo Perkasa Synthetic Fiber Industries

Page 2: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

2

Kampung Sukawangi RT/RW 003/012 Jelegong, Soreang, Kab. Bandung

f. PT. Kahatex

Jl.Cijerah Cigondewah Girang 16 Melong Cimahi

g. PT. Kia Textile Industries

Jl.Raya Rancaekek No.389 Ds.Solokan Jeruk, Majalaya, Bandung

h. PT. Texfibre Indonesia

Tiffani Casa Moda Jl. RS Fatmawati No. 22 D-E Jakarta Selatan 12420

i. PT. Wijaya Mandiri Tintex

Jl. Jelambar Barat III No.3, Jelambar Baru, Jakarta Barat 11460

j. PT. Yakin Usaha Mandiri Textile

Jl. Ry Kutabumi KM. 6 No. 8 Karet, Sepatan, Tangerang

5. Pada penyelidikan ini jumlah Eksportir dan/atau Eksportir Produsen yang

diketahui cukup besar, maka sesuai dengan Artikel 6.10 ADA dan Artikel 12

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 KADI dapat membatasi

pemeriksaan dalam penyelidikan. Untuk itu pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI

mengirimkan prakuesioner kepada Eksportir dan/atau Eksportir Produsen dengan

tujuan untuk mendapatkan informasi awal mengenai besarnya jumlah ekspor ke

Indonesia untuk masing-masing Eksportir dan/atau Eksportir Produsen.

6. Eksportir dan/atau Eksportir Produsen yang diketahui sesuai dalam permohonan

adalah sebagai berikut:

a. Malaysia

Recron (Malaysia) Sdn.Bhd.

Level 9, Wisma Goldhill 67,Jalan Raja Chulan 50200, Kuala Lumpur

T: 602-2031-6000,

F: 602-2031-5000

b. RRT

1) Hangzhou Xiangsheng Import And Export Co.

Dangshan Industry Zone, Hangzhou City Zhejiang Province

Page 3: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

3

T: 86-571-8378-8712,

F: +86-571-8378-8768

2) Hyosung Chemical Fibre (Jiaxing) Co., Ltd.

No.1888, Dongfang North Rd.,Jiaxing E-T-D-Z, Xiuzhou Dist.

JiaxingZhejiang, China

T: +86-57382228285

3) Suzhou Huayi Machine Co., Ltd.

No.88, Nan-Ma Industrial Zone Wu-Jiang City, Jiang-Su China.

T:86-512-63832688,

F:86-512-63836186

4) Tongkun Group Zhejiang Hengsheng Chemical

2nd Industrial Park Tongxiang Economic Development Zone, Wutong Street,

Jiaxing, Tongxiang, 314500, China

T: 86 57 3881 82561,

F: 86 57 3881 87895

5) Tongxiang Zhongchen Chemical Fiber Co., Ltd.

Zhouquan Industrial Park, Tongxiang ,Zhejiang Province, China

T: 86-573-88519777,

F: 86-573-88519777

6) Zhejiang Hengyi Petrochemicals Co., Ltd.

Yaqian, Xiaoshan, Hangzhou, Zhejiang

T: 0086-571-82701993,

F: 0086-571-82768565

c. Republik Korea

1) Huvis Corporation

151-7, Samsung-Dong, Gangnam-Gu, Seoul

2) Hyosung Corporation

Polyester Yarn Division (Pu) Overseas Sales Team 450, Kongduk-Dong

T: 82-2-7077000,

Page 4: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

4

F: 82-2-7070130

3) Reko International Corp.

Rm 212, Loadland Ez Tower 153 Gumi-Dong, Bundang-Gu

4) Sharon Corporation

Samik Apartment Tower A Unit 609 Yeouido-Dong No.5

5) Tk Chemical Corp.

3F, Yeonu Bldg. 416-8, Chimsan-Dong, Buk-Gu, Daegu 702713, South

Korea

T: 82 220016000,

F: 82 220016180

6) Woongjin Chemical Co,Ltd

23th Floor Kukdong Bldg, 60-1 Chunghuro 3-Ga, Jung-Gu

7) Yoosung Trading

#474 Unwa-Dong Young Chuncity, Kyungbuk

T: 82-31-8071-4434,

F: 82-31-8071-4438

d. Taiwan

1) Far Eastern New Century Corporation

36F, Taipei Metro Tower, 207, Tun Hwa South Road, Sec. 2, Taipei,

Taiwan, R.O.C.

T: +886-2-27338000

2) Nan Ya Plastics Corporation

201 Tung Hwa North Road, Taipei, Taiwan, R. O. C.

T:886-2-27122211,

F:886-2-27129211

3) New Destiny International Co., Ltd

8th Fl.123,Sec.2, Nanking E, Rd.Taipei

T: 886-2-25071251,

F: 886-2-25072264

Page 5: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

5

e. Thailand

1) Thai Polyester Co.,Ltd.

470 Bangkuntien-Chaitalay Rd., Samaedum, Bangkuntien, Bangkok 10150

Thailand

T: +66 (0) 2415-1111,

F: +66 (0) 2892-1987 to 8

2) Thai Toray Synthetics Co., Ltd

4th & 6th Fl., Bubhajit Building, 20 North Sathorn Road,

Silom, Bangrak, Bangkok 10500

T: 662-266-6596-8, 662-233-5444,

F: 662-236-4020, 662-236-1748

7. Untuk negara Malaysia, hanya terdapat 1 (satu) Eksportir Produsen yang

diketahui yaitu Recron (Malaysia) Sdn Bhd yang berpartisipasi dalam

penyelidikan.

8. Untuk negara RRT, prakuesioner dikirimkan ke 6 (enam) perusahaan yang

diketahui dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Hangzhou Xiangsheng

Import And Export Co, Ltd. Dari jawaban prakuesioner Hangzhou Xiangsheng

Import And Export Co, Ltd. menyebutkan bahwa Hangzhou Xiangsheng Import

And Export Co, Ltd. berelasi dengan Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd.

dimana Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd tidak tercantum dalam permohonan

namun menjawab prakuesioner. Sedangkan 5 (lima) perusahaan lainnya yang

tidak menjawab prakuesioner yaitu Hyosung Chemical Fibre (Jiaqing) Co., Ltd.,

Suzhou Huayi Machine Co., Ltd., Tongkun Group Zhejiang Hengseng Chemical,

Tongxiang Zhongchen Chemical Fiber Co., Ltd., Zhejiang Hengyi Petrochemicals

Co., Ltd.

9. Untuk negara Korea, prakuesioner dikirimkan ke 7 (tujuh) perusahaan yang

diketahui dan dijawab oleh 3 (tiga) perusahaan yaitu Huvis Corporation, TK

Chemical Corp., dan Woongjin Chemical Co., Ltd. Sedangkan 4 (empat)

perusahaan lainnya tidak menjawab prakuesioner yaitu Hyosung Corporation,

Reko International Corp., Sharon Corporation, dan Yoosung Trading.

Page 6: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

6

10. Untuk negara Taiwan, prakuesioner dikirimkan ke 3 (tiga) perusahaan yang

diketahui dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Far Eastern New Century

Corporation. Sedangkan 2 (dua) perusahaan lainnya tidak menjawab yaitu Nan

Ya Plastics Corporation dan New Destiny International Co., Ltd. Terdapat 1 (satu)

perusahaan yang tidak diketahui dalam permohonan tetapi menjawab

prakuesioner yaitu Shinkong Synthetic Fibers Corporation.

11. Untuk negara Thailand, prakuesioner dikirimkan ke 2 (dua) perusahaan yang

diketahui dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Thai Polyester Co., Ltd.

Sedangkan 1 (satu) perusahaan lainnya tidak menjawab yaitu Thai Toray

Synthetics Co., Ltd.

12. Berdasarkan resital 7 sampai 11, Eksportir Produsen yang menjawab

prakuesioner adalah sebagai berikut:

a. Malaysia: Recron (Malaysia) Sdn. Bhd.

b. Republik Korea:

(1) Huvis Corporation

(2) Woongjin Chemical Co,Ltd

(3) Tk Chemical (Texlon)

c. RRT:

(1) Hangzhou XiangshengImport And Export Co, Ltd

(2) Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd

d. Taiwan :

(1) Far Eastern New Century Corporation Corporation (FENC)

(2) Shinkong Synthetic Fibers Corporation

e. Thailand: Thai Polyester Co., Ltd.

13. Berdasarkan prakuesioner yang diterima KADI dan karena rendahnya Eksportir

Produsen yang menjawab prakuesioner, maka seluruh Eksportir Produsen yang

menjawab prakuesioner ditetapkan sebagai Eksportir Produsen yang diselidiki.

14. Pada tanggal 23 Agustus 2013, KADI mengirimkan kuesioner untuk Eksportir

Produsen yang diselidiki dan memberikan waktu 30 (tigapuluh) hari untuk

Page 7: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

7

menjawab kuesioner terhitung dari tanggal pengiriman. Atas permintaan pihak

yang berkepentingan, KADI memberikan perpanjangan waktu untuk menjawab

kuesioner sampai tanggal 7 Oktober 2013.

15. Untuk negara RRT, Hangzhou Xiangsheng Import And Export Co, Ltd dan

Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd tidak menjawab kuesioner sampai batas

waktu yang telah ditentukan, sehingga KADI menetapkan bahwa perusahaan

tersebut dan seluruh Eksportir Produsen POY lainnya di RRT tidak kooperatif.

16. Untuk negara Korea, Huvis Corporation menjawab kuesioner, sehingga ditetapkan

sebagai pihak yang bekerjasama. Perusahaan lainnya dinyatakan tidak

bekerjasama dalam penyelidikan.

17. Untuk negara Taiwan, Far Eastern New Century Corporation (FENC) menjawab

kuesioner, sehingga ditetapkan sebagai pihak yang bekerjasama. Perusahaan

lainnya dinyatakan tidak bekerjasama dalam penyelidikan.

18. Untuk negara Thailand, Thai Polyester Co., Ltd. menjawab kuesioner, sehingga

ditetapkan sebagai pihak yang bekerjasama. Perusahaan lainnya dinyatakan tidak

bekerjasama dalam penyelidikan.

19. Dengan demikian, Eksportir Produsen yang bekerja sama dalam penyelidikan ini

adalah:

a. Malaysia : Recron (Malaysia) Sdn, Bhd

b. Republik Korea : Huvis Corporation

c. Taiwan : Far Eastern New Century Corporation (FENC)

d. Thailand : Thai Polyester Co., Ltd.

20. Berdasarkan tingkat kooperatif Eksportir Produsen yang menjawab kuesioner,

KADI menetapkan bahwa Eksportir Produsen yang menerima marjin dumping

individu adalah 4 (empat) perusahaan yang terdapat pada resital 19. Sedangkan

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya yang tidak kooperatif, marjin

dumping ditetapkan berdasarkan data/informasi yang dimiliki KADI.

Page 8: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

8

21. Dalam melakukan penyelidikan, KADI telah melakukan pemeriksaan ke lokasi:

a. Pemohon:

1) IPII tanggal 18-20 November 2013

2) IRS tanggal 9-11Desember 2013

3) APF tanggal 16-18 Desember 2013.

b. Eksportir Produsen:

1) Recron (Malaysia) Sdn, Bhd tanggal 19-21 Februari 2014

2) Huvis Corporation (Korea) tanggal 20-21 Maret 2014

3) Far Eastern New Century Corporation (Taiwan) tanggal 10-12 Maret 2014

4) Thai Polyester Co., Ltd. (Thailand) tanggal 10-12 Februari 2014.

22. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dan verifikasi lapangan yang telah

dilakukan, pada tanggal 6 Juni 2014, KADI menerbitkan Essential Facts Hasil

Penyelidikan dan telah disampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk

memberikan kesempatan penyampaian tanggapan dan masukan dengan batas

waktu paling lambat tanggal 18 Juni 2014.

23. Berdasarkan Artikel 6.2 ADA, KADI memberikan kesempatan kepada pihak yang

berkepentingan untuk menyampaikan tanggapan secara oral dengan

mengadakan dengar pendapat (public hearing) pada tanggal 27 Juni 2014. KADI

memberikan waktu 4 (empat) hari kepada pihak yang berkepentingan untuk

menyampaikan tanggapan dalam dengar pendapat secara tertulis. Dalam dengar

pendapat tersebut Eksportir Produsen, importir pengguna, Asosiasi Pertekstilan

Indonesia (API), perwakilan negara yang dituduh menyampaikan isu like product,

hubungan afiliasi Pemohon dengan Eksportir Produsen dari Thailand, dan

kerugian yang dialami Pemohon.

24. KADI juga mengadakan dengar pendapat khusus (specific hearing) atas

permintaan Recron (Malaysia) Sdn, Bhd. yang telah dilaksanakan pada tanggal

26 Juni 2014. Recron (Malaysia) Sdn, Bhd. menyampaikan isu perhitungan marjin

dumping.

Page 9: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

9

25. KADI juga mengadakan dengar pendapat khusus (specific hearing) atas

permintaan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) yang telah

dilaksanakan tanggal 27 Juni 2014. APSyFI menyampaikan bahwa Industri Dalam

Negeri POY mampu memproduksi seluruh tipe dan kualitas POY.

26. Untuk mempertimbangkan tanggapan maupun masukan yang diterima dari pihak

yang berkepentingan, KADI memperpanjang waktu penyelidikan yang seharusnya

berakhir pada tanggal 2 Agustus 2014 menjadi tanggal 1 September 2014.

B. PENYELIDIKAN

B.1 BARANG YANG DISELIDIKI DAN BARANG SEJENIS

27. Barang Yang diselidiki adalah POY yang berasal dari negara Malaysia, Republik

Korea, RRT, Taiwan, dan Thailand dengan nomor pos tarif dan uraian barang

sesuai dengan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012 sebagai berikut:

5402.46.00.00 : Benang filamen sintetik (selain benang jahit), tidak disiapkan

untuk penjualan eceran, termasuk monofilamen sintetik yang

kurang dari 67 desiteks, tunggal, tanpa antihan atau dengan

antihan, tidak melebihi 50 putaran tiap meter, dari polyester,

diorientasi sebagian.

28. POY yang diproduksi oleh Pemohon identik, sejenis, dan juga closely resembling

dengan POY yang diimpor dari negara-negara yang dituduh dumping karena

memiliki kesamaan antara lain dalam hal bahan baku, karakter fisik, teknis,

kegunaan, dan proses produksi.

29. Selanjutnya diperoleh masukan dan tanggapan dari pihak yang berkepentingan

yang menyatakan bahwa Pemohon tidak mampu memproduksi POY yang sejenis

dengan POY yang diimpor karena adanya perbedaan-perbedaan seperti

manufacturing process, physical characteristic, perbedaan harga, dan perbedaan

kualitas.

Page 10: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

10

30. Berdasarkan resital 29, KADI melakukan analisa lebih lanjut dan meminta

masukan dari pihak importir pengguna dan KADI menyimpulkan bahwa POY yang

diproduksi oleh Pemohon identik, sejenis, dan juga closely resembling dengan

POY yang diimpor dari negara-negara yang dituduh dumping karena memiliki

kesamaan antara lain dalam hal bahan baku, karakter fisik, teknis, kegunaan, dan

proses produksi

B.2 INDUSTRI DALAM NEGERI

B.2.1 Standing Petisioner

Tabel 1. Standing Petitioner

Industri Dalam Negeri Produksi 2012 (MT) Presentase Produksi (%)

Total Produksi Pemohon :

1. APF

2. IRS

3. IPII

Produksi IDN Lainya:

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

61,3

29,5

26,3

5,6

38,7

Total Produksi Domestik XXX 100

Sumber : Data Pemohon hasil verifikasi, APSIFY

31. Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa :

a) Total produksi Pemohon sebesar 61,3% dari total produksi nasional

b) Tidak ada Industri Dalam Negeri barang sejenis yang menolak dilakukan

penyelidikan

Dengan demikian Pemohon dinyatakan memenuhi persyaratan mewakili industri

dalam negeri (standing petitioner).

32. Pada Essential Facts penyelidikan ini, KADI menyatakan bahwa Pemohon dalam

penyelidikan berjumlah 3 (tiga) perusahaan yang mewakili 61,3% dari total

produksi nasional. Selanjutnya diperoleh masukan dan tanggapan pihak yang

berkepentingan yang menyatakan bahwa Pemohon bukan merupakan bagian dari

Page 11: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

11

Industri Dalam Negeri yang dapat mengajukan permohonan karena ditengarai

mempunyai hubungan afiliasi antara IPII dan IRS dengan Eksportir Produsen dari

Thailand.

33. Berdasarkan resital 32, KADI melakukan analisa lebih lanjut mengenai hubungan

afiliasi IPII dan IRS dengan Eksportir Produsen Thailand yaitu Indorama Polyester

Industries, Pcl Thailand (IPI Thailand). Dalam Undang-Undang No 7 tahun 1994

tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia

tidak dijelaskan lebih rinci mengenai pengertian “afiliasi”. Oleh karena itu, KADI

menggunakan Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal sebagai

referensi untuk menentukan pengertian “afiliasi”.

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 Angka 1

menyatakan bahwa:

“Afiliasi adalah:

a. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

b. Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari pihak tersebut;

c. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;

d. Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

e. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau

f. Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama”

34. Berdasarkan resital 32, 33, dan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh

KADI terhadap IPI Thailand dan IPII, ditemukan adanya kepemilikan saham

langsung maupun tidak langsung IPI Thailand terhadap IPII sebesar 99,975%

melalui KP Equity partners inc dan PT. Indorama Ventures Indonesia. Selain itu

juga ditemukan adanya hubungan afiliasi berdasarkan kesamaan pemegang

jabatan baik sebagai komisaris atau direksi dalam IPI Thailand dan IPII. Dengan

demikian IPI Thailand dan IPII terafiliasi dan dapat saling mengontrol.

Page 12: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

12

35. Berdasarkan resital 32, 33 dan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh KADI

terhadap IPI Thailand dan IRS, ditemukan adanya kesamaan pemilik saham baik

langsung maupun tidak langsung antara IRS dengan IPI Thailand. Dengan

demikian IRS dan IPI Thailand terafiliasi dan dapat saling mengontrol.

36. Berdasarkan resital 34, 35, Artikel 4.1 ADA dan Pasal 1 angka 17, PP 34 tahun

2011, KADI menetapkan bahwa terdapat hubungan afiliasi antara IPII dengan IPI

Thailand dan antara IRS dengan IPI Thailand, sehingga IPII dan IRS tidak dapat

menjadi bagian dari Industri Dalam Negeri yang dapat mengajukan permohonan

dalam penyelidikan ini.

37. Dengan dikeluarkannya IPII dan IRS sebagai Pemohon, maka yang menjadi

Pemohon dalam penyelidikan ini adalah APF. Selanjutnya KADI melakukan

perhitungan kembali standing petitioner APF untuk menetapkan persyaratan

mewakili Industri Dalam Negeri. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Standing Petitioner setelah dikeluarkannya IPII dan IRS

Industri Dalam Negeri Produksi 2012 Presentase Produksi (%)

APF

Yang Menolak

Yang Mendukung

Abstain

XXX

-

-

XXX

29,5

-

-

70,5

Total Produksi Nasional XXX 100

Sumber : Data Pemohon hasil verifikasi

38. Bahwa sampai dengan berakhirnya penyelidikan ini tidak ada Industri Dalam

Negeri barang sejenis yang menolak penyelidikan, sehingga berdasarkan tabel 2

di atas, APF memenuhi persyaratan sebagai Pemohon (standing petitioner).

B.2.2 Proses Produksi

39. POY diproduksi melalui proses polimerisasi purified terepthalic acid (PTA) dan

monoethylene glycol (MEG) dan additives lainnya atau dengan pemintalan

Page 13: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

13

polyester PET chips. POY adalah bahan baku utama yang digunakan untuk

memproduksi Drawn Textured Yarn (DTY), dan dapat digunakan pada proses

warping untuk tenun dan proses rajut untuk lusi. Alur proses produksi POY:

Gambar 1. Proses Produksi POY

B.3 PASAR DOMESTIK BARANG YANG DISELIDIKI

Tabel 3. Besaran Bea Masuk

Uraian

Barang/HS

Bea Masuk (%)

2010-2015

MFN AFTA CAFTA KAFTA

Partially

Oriented Yarn

5402.46.00.00

5 0

0 0

Diatur lebih lanjut

dalam PMK

No.117/PMK.011/2012

5

Diatur lebih lanjut

dalam PMK

No.118/PMK.011/2012

5

40. Besaran Bea Masuk Impor POY sesuai dengan Free Trade Agreement dan PMK

No.117/PMK.011/2012 dan PMK No.118/PMK.011/2012 dapat dilihat pada tabel

PTA

Polyester PET Chips

Polimerisasi

MEG

POY

Additives

Page 14: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

14

di atas. Impor POY asal Malaysia dan Thailand dikenakan tarif 0%, impor POY

asal RRT, Korea, dan Taiwan dikenakan tarif 5%.

Tabel 4. Perkembangan Pasar Domestik POY

Indikator 2010 2011 2012

Penjualan Pemohon 100 102 113

Penjualan IDN lainya 100 97 94

Total Impor Dumping 100 176 364

Malaysia 100 228 583

Thailand 100 865 2.773

Taiwan 100 85 59

RRT 100 112 199

Rep. Korea 100 464 427

Total Impor Negara Lain 100 139 619

Konsumsi Nasional 100 101 105 Sumber: BPS, Pemohon, APSIFY, Diolah.

41. Selama tahun 2010-2012 terlihat bahwa konsumsi nasional POY terus meningkat.

Namun peningkatan konsumsi nasional tersebut tidak dapat dinikmati oleh

Pemohon terlihat dari tabel 4 di atas dimana impor barang dumping meningkat

signifikan dari tahun 2010-2012, sedangkan penjualan Pemohon pada periode

yang sama meningkat namun tidak signifikan. Peningkatan konsumsi nasional

untuk POY seharusnya dapat menjadi kesempatan bagi Pemohon untuk

meningkatkan penjualan, tetapi kesempatan tersebut tidak diperoleh karena

tekanan dari impor barang dumping.

B.4 MARJIN DUMPING

42. Periode penyelidikan dumping menggunakan data satu tahun terakhir yaitu 1

Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.

43. Dalam melakukan perhitungan marjin dumping, KADI menggunakan data jawaban

kuesioner dan hasil verifikasi yang dibatasi pada Eksportir Produsen yang

Page 15: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

15

diselidiki. Marjin dumping secara umum ditetapkan berdasarkan selisih antara

harga normal dengan harga ekspor pada tingkat perdagangan yang sama.

44. Uji Profitabilitas Dan Harga Pokok Penjualan (HPP)

KADI pada umumnya menerima pengalokasian HPP yang dilakukan oleh

Eksportir Produsen, sepanjang pengalokasian tersebut mencerminkan biaya

produksi, pemasaran, dan penjualan yang sebenarnya dan didukung oleh data

seperti laporan keuangan, buku besar, dan invoice. Namun, apabila

pengalokasian biaya tersebut dinilai tidak mencerminkan biaya yang sebenarnya,

maka dilakukan penyesuaian yang dianggap wajar. Penyesuaian tersebut akan

disampaikan kepada Eksportir Produsen yang bersangkutan.

B.4.1. Nilai Normal (Normal Value)

45. Nilai normal dihitung berdasarkan data penjualan dalam jawaban kuesioner.

Harga penjualan Eksportir Produsen dapat dipergunakan dalam perhitungan nilai

normal apabila memenuhi persyaratan perdagangan yang wajar (ordinary course

of trade) yaitu:

a. Harga penjualan ke related company tidak lebih rendah dari penjualan ke

unrelated company;

b. Harga penjualan diatas biaya produksi dan ditambah keuntungan yang

wajar.

46. Dalam perhitungan nilai normal, data penjualan Eksportir Produsen dapat

digunakan apabila total volume penjualan domestik lebih dari 5% dari total volume

penjualan ekspor ke Indonesia.

47. Jika ada penjualan ekspor untuk PCN tertentu, namun tidak dijual di domestik,

maka nilai normal dihitung dengan metode konstruksi berdasarkan biaya produksi

ekspor untuk PCN tertentu, biaya penjualan, biaya umum dan administrasi

domestik, serta keuntungan yang wajar.

Page 16: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

16

48. Dalam hal tersebut di atas (resital 45b dan 46) tidak terpenuhi, nilai normal

dikonstruksi berdasarkan biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan

administrasi, serta keuntungan yang wajar. Apabila keadaan dalam resital 45a

tidak terpenuhi, maka KADI hanya menggunakan penjualan ke unrelated

customer.

49. Allowances yang diusulkan yang dapat diterima adalah yang terkait dengan biaya

penjualan langsung (direct selling expenses), dan dapat ditelusuri dalam data

perusahaan terkait dengan penjualan produk yang dimaksud. Allowances dapat

diterima jika merupakan bagian dari biaya pemasaran dan penjualan dari barang

yang diselidiki yang telah dibebankan, yang umumnya diklasifikasikan dalam

biaya penjualan, biaya umum dan administrasi (selling, general and administrative

expenses), seperti: inland freight, bank charge, credit cost, dan adjustment.

B.4.2. Harga Ekspor

50. Harga ekspor ditentukan berdasarkan harga rata-rata tertimbang dari seluruh

transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama Periode Penyelidikan.

51. Allowances dapat dipertimbangkan dalam perhitungan marjin dumping jika sudah

terdapat di jawaban kuesioner dan disertai dengan penjelasan, cara perhitungan,

serta bukti pendukung dan yang terkait langsung dengan transaksi penjualan

tersebut.

52. Seluruh allowances yang disampaikan oleh Eksportir Produsen dapat diterima

karena telah sesuai dengan catatan historis atau alokasi yang rasional dan telah

dibebankan serta didukung bukti yang relevan, seperti: international freight, inland

freight, handling charge, insurance, harbour service fee, trade promotion fee, bank

charge, commission, credit cost, letter of credit, dan shipping.

53. Keputusan KADI atas permintaan allowances dari masing-masing Eksportir

Produsen yang kooperatif, disampaikan secara terpisah kepada masing-masing

Eksportir Produsen sebagai lampiran dari Laporan Akhir ini.

Page 17: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

17

B.4.3. Perhitungan Marjin Dumping

54. Perhitungan marjin dumping masing-masing perusahaan di negara yang dituduh:

a. Malaysia:

1) Recron (Malaysia) Sdn. Bhd.

Nilai normal

Recron tidak menjual POY di pasar domestiknya, sehingga perhitungan nilai

normal dilakukan dengan menggunakan metode konstruksi, yaitu

menggunakan COGSOE ditambah profit yang wajar.

Harga Ekspor

Perhitungan harga ekspor dilakukan dengan menggunakan data yang

diperoleh dari perusahaan. Dalam menentukan harga ekspor eks-pabrik, KADI

menggunakan nilai ekspor CIF dikurangi allowances yang diajukan.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai

normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan

yang sama, sehingga diperoleh hasil sebesar MYR 0,48/KG atau sebesar 9,3%

dari nilai ekspor CIF.

2) Eksportir Dan/Atau Eksportir Produsen Lainnya

Karena hanya 1 Eksportir Produsen POY di Malaysia yang diketahui, maka

KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen

Malaysia yang tidak diketahui adalah sama dengan Recron Malaysia Sdn, Bhd.

yaitu sebesar 9,3% dari nilai ekspor CIF.

Page 18: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

18

b. Republik Korea:

1) Huvis Corporation

Nilai Normal

Penjualan domestik Huvis lebih dari 5% dari penjualan ekspor ke Indonesia,

maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan nilai normal.

Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat

dalam jawaban kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan

nilai normal adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan

ekspor ke Indonesia.

Huvis mengajukan sejumlah allowances yang semuanya dapat diterima.

Harga Ekspor

Perhitungan harga ekspor dilakukan dengan menggunakan data yang

tercantum dalam jawaban kuesioner. Dalam menentukan harga ekspor eks-

pabrik, KADI menggunakan nilai ekspor CIF dikurangi allowances yang

semuanya dapat diterima.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai

normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan

yang sama, sehingga diperoleh marjin dumping sebesar minus KRW 61,36/KG

atau sebesar minus 2,8% dari nilai ekspor CIF.

2) Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya

KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen

lainya dari Republik Korea berdasarkan salah satu transaksi perusahaan yang

kooperatif sehingga diperoleh marjin dumping sebesar 13,7%.

Page 19: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

19

c. RRT

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen di RRT

Karena tidak ada Eksportir dan/atau Eksportir Produsen di RRT yang

kooperatif dalam penyelidikan ini, maka KADI menetapkan marjin dumping

bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen dari RRT berdasarkan besaran

marjin dumping tertinggi dari penyelidikan ini, yaitu marjin dumping Republik

Korea sebesar 13,7%.

d. Taiwan

1) Far Eastern New Century Corporation (FENC)

Nilai Normal

Penjualan domestik FENC lebih dari 5% dari penjualan ekspor ke Indonesia,

maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan nilai normal.

Perhitungan nilai normal (normal value) berdasarkan harga aktual di pasar

domestik kepada pihak yang terafiliasi maupun tidak terafiliasi.

Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat

dalam jawaban kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan

nilai normal adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan

ekspor ke Indonesia. FENC mengajukan sejumlah allowances yang seluruhnya

dapat diterima. Disamping itu terdapat biaya-biaya yang tidak dapat diterima

karena tidak berhubungan dengan proses produksi maupun penjualan Barang

Sejenis.

Nilai normal untuk 2 (dua) tipe dilakukan dengan menggunakan metode

konstruksi, karena transaksi yang menguntungkan dari tipe tersebut kurang

dari 20%. Untuk tipe tersebut, perhitungan nilai normal dilakukan dengan

menggunakan metode konstruksi dimana DMCOGSOE dari tipe tersebut

ditambah dengan profit rata-rata penjualan domestik lainya.

Page 20: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

20

Harga Ekspor

Harga ekspor ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari seluruh

transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama Periode Penyelidikan. KADI

menggunakan nilai ekspor CIF yang telah dikurangi allowances yang

disampaikan dan diterima sehingga didapatkan harga ekspor eks pabrik.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai

normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan

yang sama, sehingga diperoleh hasil sebesar NTD 0,18/KG atau sebesar

0,3% dari ekspor CIF. (de minimis)

2) Eksportir Dan/Atau Eksportir Produsen Lainnya

KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen

lainya yang tidak kooperatif di Taiwan dengan menggunakan data dalam

permohonan yaitu sebesar 6%.

e. Thailand

1) Thai Polyester Co., Ltd.

Nilai Normal

Penjualan domestik Thai Polyester Co., Ltd. lebih dari 5% dari penjualan

ekspor ke Indonesia, maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan

nilai normal. Perhitungan nilai normal (normal value) dilakukan berdasarkan

harga aktual seluruh transaksi like product di pasar domestik. Perhitungan nilai

normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat dalam jawaban

kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan nilai normal

adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan ekspor ke

Indonesia. Thai Polyester Co., Ltd. menyampaikan sejumlah allowances yang

seluruhnya dapat diterima.

Page 21: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

21

Nilai normal untuk 1 (satu) tipe dilakukan dengan menggunakan metode

konstruksi karena tidak terdapat penjualan di pasar domestik untuk tipe

tersebut. Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data COGS

tipe tersebut yang dijual ke Indonesia ditambah dengan data Operational

Expenses rata-rata untuk penjualan di pasar domestik dan profit rata-rata

penjualan di pasar domestik.

Harga Ekspor

Harga ekspor ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari seluruh

transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama periode penyelidikan. KADI

menggunakan harga ekspor yang telah dikurangi allowances yang

disampaikan dan dapat diterima sehingga didapatkan harga ekspor eks pabrik.

Marjin Dumping

Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai

normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan

yang sama, sehingga diperoleh hasil sebesar THB (0,19)/KG atau sebesar

(0,3)% dari ekspor CIF. (de minimis)

2) Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya

KADI menetapkan marjin dumping bagi Eksportir dan/atau Eksportir Produsen

lainya yang tidak kooperatif di Thailand dengan menggunakan data yang

dimiliki KADI yaitu sebesar 13,3%.

B.5 KINERJA EKONOMI INDUSTRI DALAM NEGERI

55. Periode penyelidikan kerugian meliputi data 3 tahun terakhir yaitu 1 Januari 2010

sampai dengan 31 Desember 2012 berdasarkan data dari APF yang pada

penyelidikan ini diputuskan sebagai satu-satunya Pemohon. Mengingat data

kerugian Pemohon dan angka-angka di bawah ini bersifat sensitif secara

komersial, maka disajikan dalam bentuk indeks. Berikut ini adalah indikator kinerja

Pemohon selama Periode Penyelidikan yang telah diperiksa dan diverifikasi.

Page 22: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

22

Tabel 5. Indikator Kinerja Pemohon: Pangsa Pasar, Penjualan, Impor

Dumping, dan Konsumsi Nasional (Indeks)

No Keterangan 2010 2011 2012

1 Pangsa Pasar 100 92 101

2 Penjualan 100 94 105

3 Impor Dumping 100 176 364

4 Konsumsi Nasional 100 101 105 Sumber: Pemohon, BPS, diolah

56. Penjualan Pemohon, pangsa pasar Pemohon, dan konsumsi nasional dari tahun

2010 sampai 2012 berangsur-angsur naik. Namun, impor dumping dari tahun

2010 sampai 2012 mengalami peningkatan yang sangat tajam sehingga kenaikan

konsumsi nasional lebih banyak dinikmati oleh produk impor dumping.

Tabel 6. Indikator Kinerja Pemohon: Penjualan, Produksi, Persediaan, dan Impor

Dumping (Indeks)

No Keterangan 2010 2011 2012

1 Penjualan 100 94 105

2 Produksi 100 98 104

3 Persediaan 100 101 115

4 Impor Dumping 100 176 364 Sumber: Pemohon, diolah

57. Penjualan dan produksi Pemohon berangsur-angsur meningkat. Namun,

persedian Pemohon meningkat tajam akibat meningkatnya impor dumping secara

tajam.

Tabel 7. Indikator Kinerja Pemohon: Penjualan Domestik, Harga Domestik, Harga Pokok Produksi, dan Laba/Rugi (Operasi) (Indeks)

No PEMOHON 2010 2011 2012

1 Nilai Penjualan Domestik 100 118 118

2 Harga Domestik 100 127 112

3 Harga Pokok Produksi 133 165 120

4 Laba/Rugi (Operasi) (100) (101) (20) Sumber: Pemohon diolah

Page 23: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

23

58. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penjualan domestik dan harga domestik

selalu berada dibawah harga pokok produksi, sehingga Pemohon mengalami

kerugian. Walaupun telah menunjukan perbaikan kinerja dari tahun 2011 ke 2012

namun masih terlihat Pemohon mengalami kerugian yang cukup signifikan.

Tabel 8. Indikator Kinerja Pemohon: Net Income/Loss, ROI, ROE, Pertumbuhan, dan Profitabilitas (Indeks)

No Keterangan 2010 2011 2012

1 Net Income/ Loss 100 (24) (86)

2 Return on Investment 100 (23) (94)

3 Return on Equity (100) (27) (96)

4 Pertumbuhan* (100) 28 (114)

5 Profitabilitas (100) (85) (17)

*)Asset

Sumber: Pemohon diolah

59. Dari tabel di atas terlihat bahwa Pemohon mengalami kerugian dari tahun 2010-

2011 dan mengalami kerugian yang lebih parah lagi di tahun 2012. Indikator-

indikator kemampuan Pemohon untuk menghasilkan keuntungan dari investasi

yang ditanam, indikator untuk menghasilkan keuntungan dari modal yang disetor,

kemampuan untuk meningkatkan asset, dan kemampuan untuk menghasilkan

keuntungan dari kegiatan operasional Pemohon, menunjukan penurunan kinerja

yang signifikan.

Tabel 9. Indikator Kinerja Pemohon: Tenaga Kerja, Produksi, Produktivitas, dan Upah (Indeks)

No Keterangan 2010 2011 2012

1 Tenaga Kerja 100 102 98

2 Produksi 100 98 104

3 Produktivitas 100 95 106

4 Upah 100 115 146 Sumber: Pemohon diolah

60. Produktivitas tenaga kerja Pemohon mengalami peningkatan ditunjukkan dengan

meningkatnya produksi dan penurunan jumlah tenaga kerja dari tahun 2011-2012.

Page 24: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

24

Hal ini menunjukkan efisiensi dalam menekan biaya tenaga kerja, namun hal ini

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan harga pokok produksi

karena meningkatnya upah tenaga kerja secara tajam di tahun 2012.

61. Berdasarkan resital 56 sampai dengan 60, KADI menyimpulkan bahwa selama

tahun 2010-2012 dan utamanya pada periode investigasi (2012) Pemohon

mengalami kerugian material.

B.6 HUBUNGAN SEBAB AKIBAT

B.6.1. Dampak Volume

B.6.1.1 . Absolut

Tabel 10. Volume Impor Produk POY

(MT)

Negara 2010 2011 2012 Tren

Malaysia 2.361 5.373 13.759 141

Thailand 142 1.228 3.937 427

Taiwan 2.601 2.201 1.533 (23)

RRT 448 500 891 41

Rep. Korea 154 715 658 107

Total Impor Dumping 5.706 10.017 20.778 91

Total Impor Negara Lainnya

67 93 415 149

Total Impor 5.773 10.110 21.193 92 Sumber: BPS,Diolah.

62. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa total impor dumping POY

mengalami peningkatan yang luar biasa sebesar 75,6% dari tahun 2010-2011 dan

lebih meningkat pada tahun 2011-2012 sebesar 110% atau dari tahun 2010-2012

terjadi peningkatan (tren) sebesar 91. Kenaikan Impor POY tersebut didominasi

oleh impor POY yang mengandung dumping sebesar 98% dari total impor pada

tahun 2012.

Page 25: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

25

B.6.1.2 Relatif

Tabel 11. Pangsa Pasar Impor Terhadap Konsumsi Nasional (Indeks)

Negara 2010 2011 2012

Impor Malaysia 100 225 556

Impor Thailand 100 853 2.645

Impor Taiwan 100 83 56

Impor RRT 100 110 190

Impor Rep. Korea 100 458 408

Total Impor Dumping 100 173 347

Total Impor Negara Lainnya 100 137 591

Total Impor 100 173 350

Penjualan domestik Pemohon 100 101 108

Penjualan IDN lainya 100 96 90

Konsumsi Nasional 100 101 105 Sumber: Pemohon, BPS diolah

63. Berdasarkan tabel di atas, pangsa pasar Pemohon dari tahun 2010 ke 2012

mengalami peningkatan sebesar 8 poin, namun pangsa impor POY yang

mengandung dumping mengalami kenaikan yang signifikan pada periode yang

sama sebesar 247 poin. Kenaikan konsumsi nasional secara relatif dinikmati oleh

impor POY yang mengandung dumping.

B.6.2. Dampak Harga

B.6.2.1 Price Undercutting

Tabel 12. Harga POY dan Price Undercutting (Indeks)

Uraian 2010 2011 2012

Pemohon 100 127 112

Malaysia 89 120 105

Thailand 102 121 104

Taiwan 162 199 176

RRT 121 148 127

Korea 148 154 126

Total Impor Dumping 127 141 112

Page 26: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

26

Price Undercutting

Malaysia (11) (7) (7)

Thailand 2 (6) (8)

Taiwan 62 72 64

RRT 21 21 15

Rep. Korea 48 27 14

Total Impor Dumping 27 14 (1) Sumber: Pemohon, BPS diolah

64. Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi price undercutting barang impor dari

Malaysia tahun 2010 sampai 2012, dan dari Thailand tahun 2011 hingga 2012,

namun tidak terjadi price undercutting dari negara Taiwan, RRT, dan Republik

Korea dalam periode yang sama.

B.6.2.2 Price Deppression dan Price Suppresion

Tabel 13. Harga Jual dan Biaya Produksi POY Pemohon

Uraian Tahun

2010 2011 2012

Harga Pemohon 100 127 112

Biaya Produksi 133 165 120

Malaysia 89 120 105

Thailand 102 121 104

Taiwan 162 199 176

RRT 121 148 127

Korea 148 154 126 Sumber: Pemohon diolah

65. Pemohon mengalami price suppression dari tahun 2010 - 2012 akibat adanya

tekanan dari barang impor dumping yang menyebabkan Pemohon terpaksa

menjual POY di bawah biaya produksi. Harga Pemohon dari tahun 2011-2012

mengalami penurunan sebesar 15 poin, sehingga Pemohon mengalami price

depression.

Page 27: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

27

B.7 FAKTOR LAIN

Tabel 14. Volume Impor POY (MT)

Sumber: BPS diolah

66. Dari tabel di atas terlihat bahwa volume impor POY dari negara lain pada tahun

2010 sampai dengan 2012 terus mengalami peningkatan, namun dari segi jumlah

sangat kecil dibandingkan dengan impor dumping dari negara tertuduh. Dapat

disimpulkan bahwa impor dari negara lain bukan merupakan penyebab Kerugian

yang dialami oleh Pemohon.

67. Secara umum dalam proses produksi Pemohon menggunakan teknologi yang

sama dengan yang digunakan oleh Eksportir Produsen yang diselidiki. Dengan

demikian teknologi tidak berpengaruh terhadap kerugian yang dialami oleh

Pemohon.

Tabel 15. Konsumsi Nasional POY (Indeks)

Keterangan 2010 2011 2012

Konsumsi Nasional 100 101 105

Total Impor Dumping 100 176 364

Total Impor Negara Lainnya 100 139 619

Total Impor 100 175 367

Penjualan domestik Pemohon

100 102 113 SSs

Negara 2010 2011 2012

Malaysia 2.361 5.373 13.759

Thailand 142 1.228 3.937

Taiwan 2.601 2.201 1.533

RRT 448 500 891

Rep. Korea 154 715 658

Total Impor Dumping 5.706 10.017 20.778

Total Impor Lainya 67 93 415

Total Impor 5.773 10.110 21.193

Page 28: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

28

68. Selama Periode penyelidikan konsumsi nasional menunjukkan peningkatan,

namun seperti yang telah dijelaskan pada resital 56, hal ini menunjukkan bahwa

permintaan bukan penyebab kerugian Pemohon.

B.8 TANGGAPAN PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

B.8.1. Tanggapan Pemerintah Negara Yang Dituduh

B.8.1.1 Ministry of International Trade and Industry (MITI) Malaysia

69. Injury Analysis

“GOM observes that injury analysis prepared by petitioners and essential facts are

insufficient and have not satisfactorily examined all other known factors as

required under Article 3.5 ADA.

The petisioner and Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) have failed to provide

clearly all evidence and the analysis of the examination of evidence as laid down

under Articles 5.2 (iv) and 3.4 of the WTO ADA to justify the initiation of the

investigation. In addition, the GOM is of the view that petisioner did not suffer

injury on most of the economic factors listed above and is inconsistent with Article

3.4 of the WTO ADA”

Jawaban KADI

KADI mempunyai bukti yang cukup dan akurat yang diperlukan dalam

penyelidikan baik yang diperoleh dari Pemohon maupun pihak berkepentingan

lainnya sesuai dengan Artikel 5.2 ADA. Hal-hal mengenai dampak volume dan

dampak harga telah dikaji dan dianalisa sebagaimana yang disajikan pada sub

bab B 6.1 mengenai dampak volume dan B 6.2 mengenai dampak harga, dam

berkesimpulan bahwa terdapat hubungan antara dumping dan kerugian yang

diderita oleh Pemohon. KADI juga telah melakukan pengkajian terhadap faktor

lain selain barang impor dan dampaknya terhadap kerugian Pemohon sesuai

dengan yang diatur dalam Artikel 3.5 ADA, dan berkesimpulan bahwa tidak ada

faktor lain yang menyebabkan kerugian bagi Pemohon.

Page 29: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

29

70. Establishing Normal Value and Dumping Margin

“GOM’s concerns on normal value and dumping margin have not been

satisfactorily addressed by the Essential Facts. Recron (Malaysia) Sdn. Bhd. The

sole producer and exporter of POY did not sell this product during period of

investigation (POI) in domestic market. Thus, GOM is doubtful on the method of

constructing the normal value and adjustment factors used have not been

disclosed as the information has been deemed confidential. In addition, by doing

so, Malaysian producers/exporters could have been wrongly alleged based on the

non-representative normal value. Interested parties are also not able to ensure

that the calculation of the normal value has been carried out in a fair manner”.

Jawaban KADI

Konstruksi nilai normal yang dilakukan KADI telah sesuai dengan Artikel 2.2 ADA

dimana apabila tidak ada penjualan di pasar domestik di Negara pengekspor

maka nilai normal dapat ditentukan dengan menggunakan harga ekspor ke

Negara ke-3 atau dikonstruksi berdasarkan biaya produksi ditambah biaya

administrasi, biaya penjualan, dan biaya umum ditambah dengan profit yang

wajar. Perhitungan nilai normal telah dilakukan secara transparan; KADI telah

menyampaikan data, metode, dan hasil perhitungan kepada Recron (Malaysia)

Sdn Bhd. Sesuai dengan Artikel 6.5 ADA, KADI tidak memberikan data yang

dipergunakan dalam perhitungan kepada GOM karena data tersebut bersifat

rahasia.

71. Causation

“…from the annual reports obtained for two petisioners i.e. P.T. Asia Pacific Fibers

Tbk and P.T. Indorama Synthetic Tbk indicates that both of these companies have

strong financial performance in 2012. … The petisioner has failed to prove the

existence of injury”

Page 30: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

30

Jawaban KADI

Laporan keuangan APF dan IRS yang digunakan oleh MITI sebagai dasar untuk

membuat tanggapan adalah laporan keuangan konsolidasi, dan laporan keuangan

tersebut mencerminkan kinerja perusahaan untuk seluruh produk yang di

produksi. Dalam penyelidikan ini analisa kerugian dilakukan hanya terhadap

barang yang diselidiki yaitu POY. Analisa kerugian disampaikan secara rinci pada

resital 56-60.

72. Insufficient Production of Polyester Yarns by Domestic Industry to meet

local demand

“The excessive demand for filament yarn was met from increased volume of

import… Increased in imports from Malaysia for POY is in tandem with DTY due to

POY is raw material used to produce DTY. Malaysia’s export volume increased

into Indonesian market was to meet the local demand and not injuring the

domestic industry.”

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan

hubungan kausal. Hal-hal lain yang berhubungan dengan ketidakcukupan

penawaran POY dan kelebihan permintaan di pasar domestik bukan merupakan

ranah penyelidikan KADI. Apabila ekspor POY Malaysia ke Indonesia meningkat,

sepanjang ekspor tersebut dilakukan dengan cara yang adil dengan tidak menjual

dibawah harga normal.

B.8.1.2 Taipei Economic And Trade Office (TETO) Taiwan

73. “… Suggest KADI to fully consider the needs of downstream industry while making

the decision”

Page 31: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

31

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan

hubungan kausal antara dumping dan kerugian. Eksportir dan Industri pengguna

tetap dapat melakukan ekspor dan impor produk POY dari negara yang dituduh

maupun negara lainnya sepanjang dilakukan dengan perdagangan yang adil (fair

trade). Tentang kepentingan industri hilir akan dibahas oleh tim Pertimbangan

Kepentingan Nasional.

B.8.2. Tanggapan Eksportir Produsen

B.8.2.1. Recron (Malaysia) Sdn. Bhd

74. The disclosure failed to provide adequate analysis and sufficient

response on the arguments raised in the legal brief

“Clear violation of article 12.2 ADA, in which the interested parties were denied

from their rights of receiving a sufficient explanation from the investigating

authorities regarding the rejection of their argument”.

Jawaban KADI

KADI telah menyampaikan Essential Facts sesuai dengan Artikel 6.9 ADA, yang

memuat hasil penyelidikan dan semua tanggapan yang telah dianalisa yang

disampaikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Demikian pula sesuai dengan

Artikel 12.2 ADA, KADI menyampaikan Laporan Akhir yang memuat hasil

penyelidikan yang telah mempertimbangkan masukan dan tanggapan dari pihak

yang berkepentingan dalam keputusan hasil penyelidikan.

75. There is no proper analysis concerning the existence of injury

a. ... “The rest of the industry indicators such as production, market share, wages,

capacity, employment, cash flow, and productivity in the disclosure show a

relatively stable trend over the period assigned and there appears no injury

experienced by the petitioners”;

Page 32: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

32

b. “The KADI’s conduct of investigation is therefore inconsistent with standard

injury examination requirement of ADA”;

c. “Performance of the petitioners remain stable with the exception of several

indicators, one of which particularly was profit”;

d. Petitioners suffered negative profit for the period of 2010-2012 despite

increased selling price, as the level of increased for cost of production to sale

their products below cost over the course of the assigned injury period”;

e. ...The petitioners could still manage to expand their PSF production line by

13%”;

f. In fact, it is highly possible that the negative profit was caused by the expansion

itself”.

Jawaban KADI

a. KADI telah melakukan analisa terhadap faktor-faktor ekonomi yang menjadi

dasar perhitungan indikator kerugian sebagaimana diatur dalam Artikel 3.4

ADA. Berdasarkan hasil penyelidikan KADI, Pemohon mengalami kerugian

material yang ditandai dengan adanya penurunan pangsa pasar, tenaga kerja,

ROI, pertumbuhan, kemampuan meningkatkan modal, arus kas dan Pemohon

masih mengalami kerugian operasional. Berdasarkan Artikel 3.4 ADA tidak

harus seluruh indikator mengalami kerugian dan tidak ada indikator yang

dominan antara satu dengan yang lain;

b. Berdasarkan penjelasan pada butir a di atas, penyelidikan KADI telah sesuai

dengan yang disyaratkan ADA;

c. Tanggapan pada poin d, e, dan f tidak relevan untuk ditanggapi karena

Pemohon dalam Laporan Akhir ini hanya APF sedangkan 2 (dua) lainnya

sudah bukan lagi sebagai bagian dari Industri Dalam Negeri yang dapat

mengajukan permohonan. Faktanya APF sebagai satu-satunya Pemohon,

menderita kerugian yang disebabkan karena kinerja perusahaan dalam produk

POY yang negatif.

Page 33: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

33

76. No causal link between dumping and injury

"KADI generalized the analysis without excluding the certain produt type which

could not be produced by the domestic industry which disallowed any fair

comparison, the comparison should have been done on type per type basis in

order to arrive at an objective comparison, this lack of analysis has clearly

invalidated the claim of any volume effect caused by imports which was stated by

KADI in its disclosure”.

Jawaban KADI

Pada Artikel 2.6 ADA yang dimaksud like product adalah bukan hanya identik

tetapi juga yang menyerupai (closely resembling), sehingga sudah tepat KADI

menggunakan volume dan harga jual rata-rata barang impor yang dituduh

dumping yang diperoleh dari BPS. Sehingga klaim KADI mengenai dampak

volume dan dampak harga sudah sesuai dengan ADA.

77. No analysis on Non-Attribution Factors

a. “No analysis whatsoever in the disclosure concerning what is the condition of

the competition between petitioners themselves and between them and the rest

of the domestic industry”.

b. “KADI failed to provide any analysis on possible impact of the significant

capacity expansion made by the petitioners towards their overall performance”.

c. “The petitioners actual inability to meet the domestic demand were also failed

to be analyzed properly by KADI”.

d. “The petitioners inability to meet domestic demand, several types of yarn

particularly for high filament yarns could only be produced in limited quantity

and on lower quality”.

Page 34: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

34

Jawaban KADI

a. Karena Pemohon hanya APF, maka tidak ada persaingan antar Pemohon yang

perlu dianalisa. Tidak ada persaingan antara Pemohon dan Industri Dalam

Negeri barang sejenis lainnya karena industri dalam negeri barang sejenis

lainnya tersebut mendukung penyelidikan ini.

b. Bahwa Pemohon dalam Laporan Akhir ini hanya APF, sedangkan 2 (dua)

perusahaan lainnya sudah bukan lagi sebagai bagian dari Pemohon. Bahwa

APF selama periode penyelidikan tidak melakukan ekspansi kapasitas.

c. Bahwa berdasarkan bukti yang dimiliki KADI, POY yang diproduksi Pemohon

adalah sejenis dengan barang impor, sehingga Pemohon mampu memenuhi

permintaan pasar dalam negeri.

d. Dalam penyelidikan, tidak ditemukan dasar bagi KADI untuk membedakan

berbagai jenis POY berdasarkan standar yang ada, dan tidak ada bukti spesifik

yang dapat disampaikan eksportir produsen, importir, dan asosiasi pengguna.

78. Any imposition of anti-dumping duty would hurt Indonesian downstream

users of the product concerned

“Imposition of AD measures on POY would lead to market distortion and also

abuse of dominant position by the petitioners, and KADI should consider the

impact of any imposition of anti-dumping duty on import POY”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan adanya praktek dumping, kerugian

dan hubungan kausal antara keduanya. Dampak pengenaan BMAD terhadap

industri hilir dan supply dan demand akan dibahas oleh tim Pertimbangan

Kepentingan Nasional.

Page 35: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

35

79. The product scope of this investigation is too broad, referring to HS number

of which a number of grades of POY cannot be produced by the petitioners

a. “The product scope of the current ongoing investigation is too wide as it only

refers to HS number 5402.46.00.00, despite the fact there are various types of

products included in the same HS number which cannot be produced by the

petitioners, as KADI only refers to HS code , there are several types product

which was a result of combination between POY and SDY, which is not within

the scope investigation still being included in the HS code of POY”.

b. “As there are numbers of categories/grades of imported POY from the alleged

countries which cannot be produced by the petitioners, the examination of

material injury cannot be made on objective basis, therefore we request such

exclusion and otherwise KADI should terminate the investigation without any

imposition of measure”.

Jawaban KADI

Produk yang diselidiki adalah POY dengan pos tarif 5402.46.00.00 dengan uraian

produk sesuai dengan buku tarif kepabeanan Indonesia tahun 2012. Tidak ada

kriteria spesifik yang membedakan berbagai tipe pada pos tarif 5402.46.00.00.

Tidak ditemukan dasar bagi KADI untuk mengecualikan beberapa tipe POY tanpa

adanya bukti spesifik berdasarkan standar yang ada yang dapat disampaikan

pihak yang berkepentingan.

B.8.3. Tanggapan Importir

B.8.3.1 PT. Yakin Usaha Mandiri Textile

80. “Benang POY yang diimpor adalah benang scrap dari produk POY dengan

kualitas B grade yang tidak akan menciderai Pemohon... Dan digunakan oleh

industri kecil dengan pangsa pasar low segment grade yang cukup potensial di

Indonesia”

Page 36: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

36

B.8.3.2 PT. Wijaya Mandiri Tintex

“Terdapat tipe benang POY yang tidak diproduksi oleh Pemohon ataupun belum

memenuhi permintaan pasar”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI mencakup seluruh produk POY dengan pos tarif

5402.46.00.00 yang terdapat dalam BTKI dan bukan berdasarkan tipe produk

maupun kualitas. Barang sejenis berdasarkan ADA bukan hanya yang identik

(identical) tetapi juga menyerupai (closely resembling).

B.8.4. Tanggapan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

81. Pengenaan BMAD akan merugikan Industri Dalam Negeri

a. “Pengenaan BMAD akan merugikan Industri Dalam Negeri khususnya industri

hilir, akan membuat Industri Dalam Negeri dimonopoli oleh Petisioner,

Pemohon tidak dapat memenuhi kebutuhan supply di dalam negeri,

ketidakmampuan Pemohon untuk memenuhi kebutuhan tipe-tipe tertentu,

ketidakmampuan Pemohon dalam memenuhi permintaan akan benang POY

dengan kualitas khusus sehingga BMAD akan mempengaruhi industri tekstil

nasional secara keseluruhan.

b. Meminta KADI untuk tidak membela kepentingan Pemohon dengan

memberikan proteksi yang berlebihan dan mematikan industri hilir, serta

menaruh perhatian kepada kepentingan nasional secara luas”.

Jawaban KADI

a. Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya dumping,

kerugian dan hubungan kausal antara keduanya. Dampak pengenaan BMAD

terhadap industri hilir dan supply and demand akan dibahas oleh tim

pertimbangan kepentingan nasional. Kualitas benang yang diproduksi oleh

pemohon dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk kualitas khusus

sepanjang diketahui spesifikasi yang diminta.

Page 37: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

37

b. Penyelidikan yang dilakukan oleh KADI berdasarkan bukti dan informasi yang

disampaikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Sehingga, penyelidikan

bersifat objektif, transparan dan tidak memihak. Pengenaan BMAD adalah

untuk memulihkan kerugian yang dialami industri dalam negeri akibat

perdagangan yang tidak adil bukan semata-mata sebagai alat proteksi untuk

menghambat barang impor. Industri hilir tetap dapat memperoleh barang impor

untuk kebutuhan bahan bakunya sepanjang impor tersebut dilakukan dengan

perdagangan yang wajar.

82. Tidak ada bukti yang cukup mengenai adanya kerugian

“...Penyelidikan yang dilakukan oleh KADI terhadap indikator-indikator kerugian

Industri Dalam Negeri tidak sesuai dengan standar karena tidak disertai adanya

analisa yang komprehensif terhadap bukti-bukti yang tersedia, dan karenanya

penyelidikan ini tidak sesuai dengan ketentuan Artikel 3.1 dan 3.4 ADA dan harus

segera dihentikan”.

Jawaban KADI

KADI telah melakukan analisa dengan bukti yang cukup terhadap indikator-

indikator kerugian sebagaimana diatur dalam Artikel 3.4 ADA yang dapat dilihat

pada resital 56-60. Berdasarkan hasil penyelidikan KADI, Pemohon mengalami

kerugian material yang ditandai dengan adanya penurunan pangsa pasar, tenaga

kerja, ROI, pertumbuhan, kemampuan meningkatkan modal, dan Pemohon masih

mengalami kerugian operasional. Berdasarkan Artikel 3.4 ADA tidak harus seluruh

indikator mengalami kerugian dan tidak ada indikator yang dominan antara satu

dengan yang lain. Kerugian material Pemohon menunjukan perbaikan dari tahun

2010-2012, namun tidak dapat mencapai keuntungan yang diharapkan akibat

tidak dapat bersaing secara fair dengan barang impor dumping.

Akibat adanya kenaikan biaya produksi, Pemohon seharusnya dapat menaikan

harga jual produknya, namun agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya di

Page 38: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

38

pasar domestik Pemohon terpaksa menjual dibawah harga produksi akibat tidak

dapat bersaing secara fair dengan barang impor dumping.

KADI juga telah mengkaji dampak volume dan dampak harga barang dumping

terhadap kerugian yang dialami oleh Pemohon sesuai dengan yang diamanatkan

oleh Artikel 3.1 ADA yang disajikan pada sub bab B 6.1 dan 6.2 dalam laporan ini.

83. Tidak ada hubungan kausal

“...Analisa efek harga, KADI telah melakukan kesalahan dengan menggeneralisir

semua tipe produk tanpa mengecualikan terlebih dahulu produk-produk yang tidak

diproduksi oleh petisioner, yang pada akhirnya menghasilkan perbandingan yang

tidak fair dalam penentuan price undercutting, price suppression, dan price

depression”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI mencakup seluruh produk POY dengan pos tarif

5402.46.00.00 yang terdapat dalam BTKI dan bukan berdasarkan tipe produk

maupun kualitas. Dalam penentuan dampak harga, perhitungan price

undercutting, price suppression, dan price depression telah dilakukan pada tingkat

perdagangan yang sama dan dalam perdagangan yang wajar (ordinary course of

trade)

84. “Untuk price depression yang menjadi penyebabnya adalah adanya tekanan dari

barang impor yang menyebabkan petisioner menjual dibawah biaya produksi dan

klaim adanya price suppression juga semakin tidak berdasar ketika pada

kenyataanya terjadi penurunan harga secara global pada periode IP yang

disebabkan adanya harga bahan baku utama PTA”.

Jawaban KADI

Price deppression dan price suppression terjadi karena adanya tekanan barang

dumping. Terbukti dengan terjadinya dumping dan price undercutting

Page 39: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

39

sebagaimana yang disajikan dalam sub bab B.4 mengenai marjin dumping dan

B.6.2. mengenai dampak harga. Dengan demikian tidak benar terjadinya price

deppression dan price suppression karena penurunan harga secara global.

85. “Petisioner merupakan produsen yang berorientasi ekspor, dimana ISI selaku

salah satu petisioner tercatat mengalokasikan sebesar 59% dari hasil produksinya

pada periode 2012 untuk tujuan ekspor”.

Jawaban KADI

Sebagaimana yang diuraikan pada resital 27 dan 28 barang sejenis adalah POY

dengan nomor pos tarif dan uraian barang sesuai dengan BTKI pos tarif

5402.46.00.00. Berdasarkan hasil penyelidikan, angka 59% yang digunakan oleh

API yang bersumber dari annual report ISI adalah penjualan seluruh produk yang

diproduksi oleh ISI. Dengan demikian penjualan ekspor peranannya tidak

dominan dalam penjualan POY.

86. “Ketidakmampuan Industri Dalam Negeri memenuhi permintaan domestik…”

Jawaban KADI

Pemohon mampu memenuhi permintaan domestik karena kapasitas produksi

yang dimiliki dapat memenuhi permintaan konsumsi nasional dan teknologi yang

digunakan sama dengan teknologi Eksportir Produsen barang yang diselidiki.

87. “... Impor yang tidak bersaing dengan produk lokal tidak mungkin menyebabkan

kerugian bagi Industri Dalam Negeri”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI telah menganalisa bahwa barang yang diproduksi dengan

Pemohon adalah barang yang sejenis dengan barang impor dari Negara yang

dituduh dumping. Dengan demikian barang impor dan barang yang diproduksi

Pemohon bersaing di pasar domestik, dan akibat perdagangan yang tidak fair

dari barang dumping menyebabkan kerugian bagi Industri Dalam Negeri.

Page 40: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

40

88. “API juga mempertanyakan apakah metodologi perbandingan harga dilakukan

pada tingkat perdagangan yang sama dengan mengeluarkan biaya-biaya lainya

yang berlaku umum untuk penjualan ke Indonesia seperti MFN 5% PPh 2,5%,

PPn 2,5%, Handling Charge 2%, Financing cost 2%”.

Jawaban KADI

Dalam menganalisa dampak harga, KADI membandingkan harga impor barang

dumping dengan harga Pemohon pada tingkat perdagangan yang sama, yaitu

untuk harga pemohon pada tingkat pabrik sedangkan untuk barang impor pada

tingkat harga di importir. Oleh karena itu, untuk barang impor yang diperhitungkan

adalah bea masuk, biaya handling dan keuntungan.

89. “KADI tidak memberikan analisa ekonomi yang dapat menjelaskan terjadinya

price undercutting”

Jawaban KADI

KADI telah melakukan analisa price undercutting sesuai dengan Artikel 3.2 ADA.

Price undercutting terjadi dimana harga Pemohon berada di atas harga impor

barang dumping. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12 dan resital 64. Pemohon

terpaksa menurunkan harganya akibat tekanan barang impor dumping

sebagaimana terlihat pada tabel 13 dan resital 65.

90. “... Analisa hubungan kausal yang dilakukan KADI tidak tepat dan tidak

memenuhi persyaratan mengenai perlunya analisa yang objektif terhadap data

dan bukti yang terkait dengan efek volume dan harga sebagaimana diamanatkan

oleh Article 3.1 ADA.”

Jawaban KADI

Sesuai dengan Artikel 3.1 ADA, KADI telah menganalisa data dan bukti secara

objektif dan menyimpulkan telah terjadi dampak volume baik secara absolut

maupun relatif sebagaimana tercantum pada tabel 10-11 dan terjadi dampak

Page 41: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

41

harga berupa price undercutting maupun price depression dan price suppression

sebagaimana tercantum pada tabel 12-13. KADI menyimpulkan bahwa Pemohon

mengalami kerugian material sebagaimana tercantum dalam resital 56-60 akibat

ketidakmampuan Pemohon dalam bersaing dengan barang impor dumping.

91. “Bahwa mengenai analisa hubungan kausal yang dilakukan oleh KADI tidak tepat

dan tidak memenuhi persyaratan mengenai perlunya analisa yang objektif

terhadap data dan bukti yang terkait dengan efek volume dan harga sebagaimana

yang diamanatkan oleh Artikel 3.5 ADA”.

Jawaban KADI

Dari jawaban KADI pada resital 62-65 tersebut di atas, KADI telah menganalisa

terjadinya dampak volume baik secara absolut maupun relatif dan dampak harga

akibat barang dumping yang dialami oleh Pemohon. KADI juga telah menganalisa

faktor lain yang mempengaruhi dampak kepada Pemohon baik secara volume

maupun harga.

Tidak ada analisa terhadap faktor lain yang menyebabkan kerugian

92. “Artikel 3.5 ADA mensyaratkan otoritas untuk menganalisa faktor-faktor lain yang

menyebabkan kerugian secara terpisah dengan impor yang diselidiki... Kami tidak

menemukan analisa mengenai efek persaingan antara para petisioner sendiri

maupun petisioner dengan Industri Dalam Negeri lainnya”.

Jawaban KADI

KADI telah menganalisa faktor lain yang mengakibatkan dampak negatif kepada

Pemohon seperti persaingan Antara Pemohon dan Industri Dalam Negeri lainnya.

Kesimpulan KADI bahwa tidak terjadi persaingan antara sesama Industri Dalam

Negeri. Hal ini terlihat dari pangsa pasar industri dalam negeri lainnya mengalami

penurunan pada periode 2011-2012 dan industri dalam negeri lainnya tersebut

mendukung penyelidikan ini. Sedangkan pangsa pasar impor barang dumping

Page 42: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

42

meningkat pada periode yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penyebab kerugian adalah impor barang dumping bukan persaingan antara

Pemohon dengan Industri Dalam Negeri lainnya.

93. “KADI tidak menganalisa kondisi supply dan demand di pasar dalam negeri

dimana KADI hanya mengklaim bahwa petisioner mampu memenuhi kebutuhan

dalam negeri, walaupun pada kenyataanya berdasarkan kondisi dan laporan dari

anggota API bahwa petisioner sama sekali tidak mampu memenuhi permintaan

yang ada”.

Jawaban KADI

Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan

hubungan kausal. Hal-hal lain yang berhubungan dengan ketidakcukupan

penawaran POY dan kelebihan permintaan di pasar domestik serta dampak

pengenaan BMAD terhadap industry hilir, supply dan demand bukan merupakan

ranah penyelidikan KADI, hal tersebut akan dibahas oleh tim Pertimbangan

Kepentingan Nasional. Ekspor POY ke Indonesia masih dapat dilakukan

sepanjang ekspor tersebut dilakukan dengan cara yang adil dengan tidak menjual

dibawah harga normal.

94. “Fakta bahwa secara teknologi petisioner masih tertinggal dengan Eksportir

Produsen juga sama sekali tidak dianalisa oleh KADI”.

Jawaban KADI

Pernyataan API mengenai teknologi Pemohon masih tertinggal dengan Eksportir

Produsen tidak didukung dengan bukti yang cukup. Dari penyelidikan yang

dilakukan KADI disimpulkan bahwa Pemohon menggunakan teknologi yang sama

dengan teknologi yang digunakan oleh Eksportir Produsen yang diselidiki.

Page 43: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

43

95. “...Ketiadaan analisa terhadap faktor-faktor lain telah membuat disclosure KADI

menjadi sangat subjektif dan hanya semata-mata memenuhi kepentingan

petisioner tanpa didukung analisa dan bukti-bukti ekonomi yang memadai”.

Jawaban KADI

KADI telah menganalisa faktor lain yang menyebabkan kerugian, sebagaimana

yang telah dijelaskan pada resital 66-68.

96. Cakupan produk dalam penyelidikan yang terlalu luas karena hanya

mengacu pada nomor HS

“...Cakupan produk dalam penyelidikan KADI terlalu luas karena hanya mengacu

pada kode HS 5402.46.0000 dimana faktanya dalam satu kode HS yang sama

terdapat banyak sekali produk yang tidak dapat diproduksi oleh Industri Dalam

Negeri atau dapat diproduksi namun dengan kualitas yang tidak memadai...

Dengan adanya perbedaan-perbedaan seperti manufacturing process, physical

characteristic, perbedaan harga, dan perbedaan kualitas, KADI tidak dapat

mengeneralisir semua tipe produk tersebut kedalam satu jenis produk dalam

penyelidikan dengan mengacu kepada kode HS”.

“Akibat luasnya cakupan produk, terdapat tipe-tipe produk yang tidak dapat

diproduksi Petisioner yang masuk ke dalam lingkup penyelidikan, sehingga pada

akhirnya analisa atas hubungan kausal dan faktor lain yang menyebabkan

kerugian menjadi tidak objektif sebagaimana diamanatkan oleh Article 3.1 ADA”

Jawaban KADI

Dalam menentukan barang yang diselidiki yaitu POY, KADI mengacu pada buku

tarif kepabeanan Indonesia tahun 2012 dengan pos tarif 5402.46.00.00.

Meskipun pos tarif 5402.46.00.00 terdiri dari banyak tipe produk, namun yang

diproduksi oleh Pemohon sejenis dengan barang impor dumping. Pengertian

barang sejenis tidak selalu identik tetapi juga termasuk menyerupai (closely

resembling). Untuk itu permintaan API agar KADI menghentikan penyelidikan

Page 44: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

44

karena luasnya cakupan produk tidak ada dasarnya. Selain itu, API juga tidak

memberikan bukti pendukung yang cukup mengenai perbedaan produk POY.

KADI telah melakukan analisa atas hubungan kausal dan faktor lain yang

menyebabkan kerugian sesuai dengan Artikel 3.1. ADA yang dapat dilihat pada

bab B6 dan B7.

B.8.5. Tanggapan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber (APSYFI)

97. “... Terkait isu yang disampaikan pihak importir bahwa yang mereka impor adalah

produk khusus yang berada dalam nomor HS yang sama, kami menegaskan

bahwa Produsen Dalam Negeri telah mampu memproduksi semua jenis barang

yang tercakup dalam HS ini baik dalam variasi warna, kekuatan tarik, mulur,

nomor kecil hingga besar dan spesifikasi khusus lainnya yang selama ini

diimpor.... ”.

Jawaban KADI

KADI telah mempertimbangkan bahwa kualitas benang yang diproduksi oleh

pemohon dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk yang disebut

sebagai produk khusus, sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab B.1.

B.8.6. Tanggapan Pemohon

Marjin Dumping

98. “Pemohon memohon agar KADI dapat meng-evaluasi ulang perhitungan agar

dapat ditemukan marjin dumping lebih tinggi, sebagaimana yang telah diajukan

dalam permohonan”

Page 45: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

45

Jawaban KADI

Besaran marjin dumping yang ditentukan oleh KADI berdasarkan perhitungan

dengan menggunakan data dan informasi dari jawaban kuesioner dari masing-

masing Eksportir Produsen yang telah diverifikasi dan diuji kebenarannya.

99. “... Marjin dumping yang ditetapkan KADI untuk Eksportir dan/atau Eksportir

Produsen lainnya di Republik Korea adalah sebesar 13,7%, hal ini belum

menggunakan perhitungan marjin dumping berdasarkan Best Information

Available. Pemohon berharap agar marjin sebesar 33% sesuai permohonan dapat

diterapkan...”.

Jawaban KADI

Dalam penentuan besaran marjin dumping untuk Eksportir dan/atau Eksportir

Produsen lainnya dari Republik Korea yang tidak kooperatif, KADI menggunakan

marjin dumping dari salah satu transaksi perusahaan yang kooperatif yang

besarnya 13,7%.

100. “Memohon agar KADI dapat menjelaskan allowance-allowance apa yang

diajukan oleh Eksportir perihal nilai normal dan harga ekspor”.

Jawaban KADI

Allowances yang dapat diterima telah dijelaskan pada resital 49, 51 dan 52.

Kinerja ekonomi Pemohon

101. “Memohon agar KADI dapat memeriksa kembali permohonan dan data

verifikasi yang berkaitan dengan kinerja ekonomi”.

Page 46: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

46

Jawaban KADI

Data dan informasi yang disajikan dalam indikator kinerja Pemohon dalam

laporan ini merupakan data dan informasi yang diperoleh dari Pemohon yang

telah diverifikasi dan diinformasikan kepada Pemohon.

Dampak Harga

102. “Petisioner tidak sependapat dengan temuan KADI atas perhitungan price

undercutting dan Meminta penjelasan KADI mengenai price depression dan

price suppression”.

Jawaban KADI

Dalam penyelidikan KADI menggunakan data yang diperoleh dari Pemohon

dan telah diverifikasi, untuk penentuan harga ekspor, KADI menggunakan

harga rata-rata ekspor dari BPS dan ditambah biaya-biaya lain yang wajar.

Oleh karena itu KADI menentukan price undercutting hanya terjadi dari

Malaysia dan Thailand. Sedangkan untuk price depression dan price

suppression penjelasan dapat dilihat pada resital 65.

103. “Memohon agar KADI dapat menggunakan harga ekspor dari para Eksportir

dan bukan harga ekspor rata-rata dari Badan Pusat Statistik (BPS)... Agar

didapatkan perbandingan yang fair atau objektif serta akurat sesuai Artikel 3.1

ADA”.

Jawaban KADI

KADI berpendapat penggunaan data BPS untuk menentukan harga ekspor

pada perhitungan dampak harga telah sesuai dengan Artikel 3.1 ADA karena

data BPS merupakan positive evidence yang memenuhi persyaratan

affirmative, objective and verifiable character, dan credible.

Page 47: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

47

C. KESIMPULAN

104. Berdasarkan temuan-temuan dari hasil penyelidikan seperti yang tertuang

dalam bagian B diatas KADI menyimpulkan sebagai berikut:

a. Terjadi dumping atas impor barang yang diselidiki yang dilakukan oleh

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen yang berasal dari Malaysia,

Republik Korea, Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, dan Thailand;

b. Pemohon masih mengalami kerugian yang dapat dilihat dari profit yang

masih negatif, meningkatnya persediaan, menurunnya tenaga kerja,

penurunan arus kas, Return on Investment, ability to raise capital, dan

pertumbuhan yang menurun;

c. Terdapat hubungan kausal antara dumping dengan kerugian yang

dinyatakan dengan:

Adanya dampak volume impor baik secara absolut maupun relatif dari

negara yang dituduh dumping;

Adanya dampak harga dalam bentuk price undercutting, price

suppression, dan price depression.

D. REKOMENDASI

105. Setelah KADI mengumpulkan bukti, mengkaji, melakukan hearing, dan

mempertimbangkan tanggapan yang disampaikan pihak yang berkepentingan

atas petisi (non-confidential complaint), hasil verifikasi, dan tanggapan atas

Laporan Data Utama Hasil Penyelidikan, maka KADI merekomendasikan

pengenaan Bea Masuk Anti Dumping atas barang impor Partially Oriented Yarn

(POY) dengan pos tarif No: 5402.46.00.00. yang berasal dari Malaysia, Republik

Korea, Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, dan Thailand, sebagai berikut:

Page 48: A. PENDAHULUAN A.1. LATAR BELAKANG - kadi.kemendag.go.idkadi.kemendag.go.id/attachment/1501120613464652.pdf · Indonesia (KADI) menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts) hasil

TIDAK RAHASIA R

LAPORAN AKHIR HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK

KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND

Komite Anti Dumping Indonesia Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta 10110-Indonesia

Telp (021) 3850541, (021) 3841961 EXT 1316, Faximili (021) 3850541

48

Tabel 16. Rekomendasi Marjin Dumping

No. Negara Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Marjin

Dumping (%)

1. Malaysia

Recron (Malaysia) Sdn. Bhd. 9,3

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 9,3

2. Korea Huvis Corporation 0

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 13,7

3. RRT Seluruh Eksportir dan/atau Eksportir Produsen 13,7

4. Taiwan Far Eastern New Century Corporation 0

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 6

5. Thailand

Thai Polyester Co., Ltd. 0

Eksportir dan/atau Eksportir Produsen lainnya 13,3

106. Bea Masuk Anti Dumping diusulkan berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal

diundangkan.

Jakarta, 1 September 2014