995-1900-1-pb

7
Efektifitas Kesembuhan Luka Pada Penggunaan Rivanol Dengan Povidone Iodine Terhadap Vulnus Laseratum Oleh : Ayu Wulandari, Abdul Azis, Nindya Aryanti, Abstrak Vulnus laseratum adalah suatu trauma tumpul yang terjadi pada epidermis dan jaringan dibawahnya akibat kekerasan yang mengenainya melebihi elastisitas kulit. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penyembuhan, salah satunya adalah perawatan luka. Dengan pemilihan antiseptik yang sesuai dan tepat dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk membandingkan efektifitas Rivanol dan Povidone Iodine (PI). Jenis penelitian ini adalah penelitian prospektif dengan menggunakan rancangan studi komparatif. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien Vulnus laseratum yang datang ke IGD RSUD Raden Mattaher pada bulan Februari dengan perawatan luka menggunakan Rivanol dan PI. Sampel yang diambil untuk penelitian ini melalui Accidental sampling, diperoleh 45 sample penelitian. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa pasien yang mengalami Vulnus laseratum ada 45 orang. 10 orang pasien lukanya di rawat dengan Rivanol dan 35 orang yang dirawat lukanya menggunakan Povidone Iodine (PI). Pada 10 responden yang menggunakan Rivanol tidak ada yang sembuh sempurna sedangkan pada 35 responden yang menggunakan Povidone iodine didapatkan 13 responden yang sembuh sempurna. Pada uji Mann- U Whitney diperoleh hasil nilai p 0,000 (p<0,05) berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara efektifitas penyembuhan pada perawatan luka dengan antiseptik Povidone Iodine dan Rivanol. Kesimpulanya Ada Perbedaan keefektifitas penyembuhan Vulnus laseratum terkontaminasi dengan penggunaan antiseptik Povidone Iodine dan Rivanol. RSUD Raden Mattaher disarankan lebih menggunakan Povidone Iodine dari pada Rivanol sebagai antiseptik. Kata kunci : Povidone Iodine; Rivanol,; Vulnus Laseratum. Pendahuluan Vulnus (Luka) adalah terputusnya kontinuetas jaringan tubuh dan terganggunya integrasi normal dari kulit serta jaringan dibawahnya yang biasanya dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, trauma termal, kimiawi, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. 1,2 Ada beberapa jenis luka yaitu ekskoriasi, vulnus scissum vulnus punctum, vulnus morsum, serta vulnus Laseratum. 3

Upload: kaisa28

Post on 14-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

5

TRANSCRIPT

Page 1: 995-1900-1-PB

Efektifitas Kesembuhan Luka Pada Penggunaan Rivanol Dengan Povidone

Iodine Terhadap Vulnus Laseratum

Oleh :

Ayu Wulandari, Abdul Azis, Nindya Aryanti,

Abstrak

Vulnus laseratum adalah suatu trauma tumpul yang terjadi pada epidermis dan jaringan dibawahnya akibat kekerasan yang mengenainya melebihi elastisitas kulit. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penyembuhan, salah satunya adalah perawatan luka. Dengan pemilihan antiseptik yang sesuai dan tepat dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk membandingkan efektifitas Rivanol dan Povidone Iodine (PI). Jenis penelitian ini adalah penelitian prospektif dengan menggunakan rancangan studi komparatif. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien Vulnus laseratum yang datang ke IGD RSUD Raden Mattaher pada bulan Februari dengan perawatan luka menggunakan Rivanol dan PI. Sampel yang diambil untuk penelitian ini melalui Accidental sampling, diperoleh 45 sample penelitian. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa pasien yang mengalami Vulnus laseratum ada 45 orang. 10 orang pasien lukanya di rawat dengan Rivanol dan 35 orang yang dirawat lukanya menggunakan Povidone Iodine (PI). Pada 10 responden yang menggunakan Rivanol tidak ada yang sembuh sempurna sedangkan pada 35 responden yang menggunakan Povidone iodine didapatkan 13 responden yang sembuh sempurna. Pada uji Mann- U Whitney diperoleh hasil nilai p 0,000 (p<0,05) berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara efektifitas penyembuhan pada perawatan luka dengan antiseptik

Povidone Iodine dan Rivanol. Kesimpulanya Ada Perbedaan keefektifitas penyembuhan Vulnus laseratum terkontaminasi dengan penggunaan antiseptik Povidone Iodine dan Rivanol. RSUD Raden Mattaher disarankan lebih menggunakan Povidone Iodine dari pada Rivanol sebagai antiseptik.

Kata kunci : Povidone Iodine; Rivanol,; Vulnus Laseratum.

Pendahuluan

Vulnus (Luka) adalah terputusnya kontinuetas jaringan tubuh dan terganggunya integrasi normal dari kulit serta jaringan dibawahnya yang biasanya dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, trauma termal, kimiawi, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.1,2 Ada beberapa jenis luka yaitu ekskoriasi, vulnus scissum vulnus punctum, vulnus morsum, serta vulnus Laseratum. 3

(Luka Robek) adalah suatu trauma tumpul yang terjadi pada efidermis dan jaringan dibawahnya akibat kekerasan yang mengenainya melebihi elastisitas kulit dan sering juga diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas oleh karena itu luka robek sangat memerlukan tindakan medis.3

Luka yang tidak ditangani dapat terkontaminasi oleh bakteri sehingga dapat menyebabkan infeksi. Pengenalan fase-fase penyembuhan luka sangat membantu untuk implementasi rencana dan evaluasi manajemen luka. Salah satu faktor yang berpengaruh pada penyembuhan luka adalah perawatan luka. Teknik perawatan luka merupakan aspek yang sangat penting pada penyembuhan, meliputi pencucian luka (tindakan antiseptic), teknik debridement (pembuangan jaringan luka), dan pemilihan bahan antibiotik topikal.4

Pencucian luka merupakan salah satu standar perawatan luka yang biasanya

Page 2: 995-1900-1-PB

dilakukan oleh tenaga medis pada berbagai jenis luka baik itu luka kotor maupun luka bersih yang terdapat dirumah sakit baik di indonesia maupun luar negri. Hampir sebagian besar pencucian luka di luar negri mengunakan metode irigasi dan ditambah dengan kekuatan mekanik yang diminimalkan dengan penggunaan kain atau spons maupun penggunan antiseptik.4

Dari beberapa teknik perawatan luka diatas pemilihan antiseptic sangatlah penting dalam penyembuhan luka yang optimal. Ada pun antiseptic yang digunakan untuk mencuci luka dan mengobati luka misalnya rivanol, povidone iodine, Alkohol, yodium, asam borat, derivate fenol, dan lainnya.5

Ada pun Antiseptik yang digunakan dalam pencucian luka sangat banyak yaitu salah satunya seperti alkohol sering juga digunakan dalam perawatan luka karena alkohol mempunyai sifat anti bakteri yang kuat dan cepat, efektifitasnya biasanya terjadi dalam waktu 2 menit. Selain alkohol ada juga antiseptik lainnya yang biasa digunakan seperti rivanol. Rivanol (etakridin) adalah etakridin laktat yang mempunyai sifat yang sama seperti derivate akridin lainnya yaitu, bersifat bacterostatic terhadap banyak kuman gram-positif tetapi kurang efektif terhadap kuman gram-negatif,dan tidak efektif terhadap spora.6

Antiseptik lainnya seperti Povidon iodine yang merupakan senyawa kompleks dari iodum dengan povidon yang mengandung lebih kurang 9-12% iodum (1) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.7 Povidone iodine merupakan agen antimikroba paten yang digunakan secara luas dan terbukti efektif dalam menangani infeksi dan pembersihan kulit pada praoperasi maupun pascaoperasi, untuk penatalaksanaan luka traumatic yang

kotor pada pasien rawat jalan, dan untuk mengurangi sepsis luka pada luka bakar.8

Menurut data rekam medis di RSUD Raden Mattaher Jambi diperoleh data luka laseratum/robek pada tahun 2011 sebanyak 52 kasus,dengan berbagai penyebab yaitu kecelakaan lalu lintas, digigit binatang, kejatuhan kanopi dan lainnya.

Di IGD RSUD Raden Matther Jambi juga menggunakan antiseptik dalam penyembuhan luka yang biasa digunakannya yaitu, Povidone-iodine dan Rivanol, Nacl. Teknik perawatan luka secara tepat dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka dan ini perlu terus dikembangkan. Maka dari itu dengan penelitian ini yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui perbandingan penggunaan efektifitas rivanol dan povidone iodine terhadap penyembuhan vulnus laseratum. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pengetahuan bagi pihak rumah sakit dalam melaksanakan intervensi perawatan vulnus laseratum.

Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah dengan rancangan penelitian Prospektif dengan studi Komparatif.9 Penelitian dilaksanakan di RSUD Raden Mattaher Jambi, waktu penelitian dilakukan pada Febuari –Maret 2013 . Populasi dalam penelitian ini adalah Semua pasien Vulnus laseratum yang dating ke IGD RSUD Raden Mattaher Jambi dengan perawatan luka menggunakan rivanol dan povidone iodine. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Accidental sampling9

yang diambil berdasarkan kriteria inklusi. dengan kriteria inklusi yaitu semua pasien vulnus laseratum dengan luka terkontaminasi, luka yang dijahit, luas luka, 10cm, bersedia amenjadi subjek penelitian, bersedia kembali kepoli bedah setelah 1

Page 3: 995-1900-1-PB

minggu. sedangkan kriteria ekslusinya paien vulnus laseratum dengan riwayat DM, HIV, Anemia, Malnutrisi, Gangguan kardiovaskuler. Pengambilan data menggunakan kuesioner atau cek list dan pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding, scoring, entri data dan cleaning data13. Analisis data dilakukan dengan sistem komputerisasi serta pelaporan.

Hasil dan PembahasanPenilaian dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi, saat pasien diberi antiseptik dan kemudian di observasi lagi 7 hari kemudian. Pada kelompok P.iodine yang di beri Povidone iodine di dapatkan 13 orang dengan skor 9, 11 orang dengan skor 8, 8 orang dengan skor 7 dan 3 orang dengan skor 3. Sebagai hasil didapatkan bahwa penyembuhan luka menggunakan povidone iodine dari 35 responden didapat pada 13 responden dinyatakan sembuh sempurna atau mendapat skor 9. Pada kelompok Rivanol yang di beri Rivanol, terdapat 3 orang yang mendapat skor 8, 3 orang mendapat skor 5 dan 4 orang mendapat skor 4. Sebagai hasil didapatkan bawah penyembuhan luka menggunakan rivanol dari 10 responden tidak satu pun yang mendapat skor 9 yang artinya pada rivanol tidak terdapat pasien yang sembuh sempurna.

Berdasarkan uji kenormalan data didapat sebaran data yang tidak normal maka dari itu uji yang di gunakan yaitu uji Mann- U Whitney, hasil analisis yang didapat dari uji Mann-Whitney di peroleh angka significancy 0.000 , karena nilai p< 0.05, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara penyembuhan luka yang menggunakan povidone iodine dan yang menggunakan rivanol dari mulai masuk IGD sampai observasi hari ke 7.

Hal ini mendukung hasil penelitian yang di lakukan istikomah N (2010) tentang “penyembuhan luka pada pasien post operasi prostatektomi dengan menggunakan Povidone iodine dan Nacl” dari hasil penelitian tersebut didapatkan perbedaan proses penyembuhan luka yang signifikan antara pasien post operasi prostatektomi yang diberikan perawatan luka dengan povidone iodine 10% dan NaCL 0.9% dengan p value 0.040. Maka povidone iodine 10% lebih baik dari Nacl 0.9% didalam proses penyembuhan luka post operasi prostatektomi.10

Berdasarkan teori, pada luka terkontaminasi atau luka kotor maka perlu diberikan antibiotik.3 Antibiotik yang biasa di gunakan untuk pasien pada kondisi tersebut yaitu antibiotic spertum luas. Golongan sulfonamide, Golongan ampisilin, Golongan sefalosforin bekerja terhadap lebih banyak bakteri gram positif maupun garam negatif.11

Penelitian ini menemukan bahwa yang sering diresepkan untuk pasien dengan luka terkontaminasi di RSUD Raden Mattaher adalah Cefadroxil yaitu antibiotik golongan sefalosforin. Cefadroxil adalah antibiotic semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral, Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri dan efektif untuk bakteri gram negative dan gram positif.35 Pemberian obat di beri 1g -500mg tiap 12 jam dengan waktu paruh 1,5 jam.11 Cefadroxil diindikasi untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitive seperti: infeksi kulit dan jaringan lunak, dan lain-lain.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa proses penyembuhan vulnus laseratum dari 10 Responden

Page 4: 995-1900-1-PB

dengan menggunakan rivanol tidak ada yang sembuh sempurna dan 35 responden dengan munggunkan povidone iodine di dapat 13 responden yang sembuh sempurna. Serta terdapat perbedaan proses penyembuhan luka yang signifikan antara pasien vulnus laseratum yang diberi perawatan rivanol dan povidone iodine.

Saran

Disarankan bagi Pihak RSUD raden Mattaher Jambi agar menggunakan povidone iodine dibandingkan rivanol dan diharapkan kepada dokter dan tenaga kesehatan dilayanan primer perlu melakukan edukasi kepada pasien vulnus laseratum karena edukasi juga membantu dalam penyembuhan luka. Dan disarankan memiliki standar operasional penatalaksanan vulnus laseratum serta standar evaluasi penyembuhan tingkat kesembuhan luka, dan standar antibiotic , frekuensi ganti balutan yang digunakan. Bagi peneliti lain, dapat melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis, diantaranya pada penelitian lain efektifitas alcohol dibandingkan povidone iodine.

Ucapan Terima Kasih1. Dr. dr. H. Yuwono, M. Biomed

selaku ketua Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

2. dr.Abdul Azis M,Sp.B.KBD sebagai pembimbing substansi, atas segala bimbingan, saran, selalu meluangkan waktu di atas kesibukannya untuk membimbing dan memberikan banyak pelajaran tentang makna akademis yang sesungguhnya.

3. dr. Nindya Aryanti, M. Med. Ed sebagai pembimbing metodologi yang telah banyak memberikan

bimbingan, motivasi dan semangat untuk terus berusaha dalam menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini.

4. dr. H.Denison Sp.B sebagai pemrasaran dalam seminar proposal dan penguji ujian skripsi, dr. Amelia Dwi Fitri,M.Med ED sebagai penguji ujian skripsi, yang telah banyak memberikan saran yang sangat membangun untuk peneliti.

5. Pihak-pihak RSUD Raden Mattaher Jambi yang telah memberi izin peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Orang tua tersayang, Ayahanda H.M.Hasim dan Ibunda Hj.Fauziah S.pd atas semua kasih sayangnya, pengorbanannya, dukungannya dan doa yang selalu terselip di setiap shalat mendoakan yang terbaik demi masa depan kami.

7. Saudara-saudaraku tersayang, kak dr,Ade Sabfitri Fauyasni, kak Anggi febri yeni S.Psik, adikku Agnes Arta utami, atas semangat, dukungan dan perhatian yang selalu diberikan. Beserta keluarga besarku atas semua doa dan dukungannya selama ini.

8. Sahabat-sahabatku Citra, Diah, Erick, Ulan, Ririn, Tora, Hera, Wira, Devi, Manja, Caixar, Andril yang telah membantu dalam penelitian. Serta teman-teman angkatan 2008. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 5: 995-1900-1-PB

Daftar Pustaka

1. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : EGC; 2004.Hal.67-73

2. Bisono. Penyembuhan luka Dalam buku Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI. Editor oleh Reksoprodjo S. Tanggerang: Binarupa Aksara; 2010. Hal. 387-388

3. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000: Hal : 388-401

4. Sumarno, Euis Komala R, Nur Laili Rahmani. Perbedaan Jumlah Bakteri Antara Pencucian Luka Terkontaminasi menggunakan Normal salin 0,9% dengan Metode Irigasi Tekanan Plabottle (0,1-0,3 PSI) Pada Tikus Putih Rattus Norvegicus Strain Wistar. 2008 (Diakses 4 september 2012). Di unduh dari http://elibrary.ub.ac.id

5. Nuraini widjajanti Apt, V.Dra. Obat Obatan (e-book). Yogyakarta: Kanisius

6. Setiabudy, Rianto. Farmakologi Dan Terapi FKUI Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru; 2007. Hal.536-538

7. Depkes RI.Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Farmakope Indonesia Edisi 4. Jakarta: Departemen Kesehatan; 1995. Hal 688

8. Morison, Moya J. Manajemen Luka. Jakarta: EGC; 2003. Hal.1-27,62-71

9. Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005Bukhart C. Scabies: An epidemiologic reassessment. Majalah kedokteran indonesia 47 (1). 1997. hal: 117-123.

10. Istikomah Nurul. Perbedaan Perawatan luka dengan menggunakan povidone iodine 10% dan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka pada pasien post operasi prostatektomi diruang anggrek RSUD Tugurejo Semarang. (serial online). 2010 januari (diakses 30 maret 2012); Diunduh dari URL: www.library.upnvj.ac.idMcCarthy JS, Kemp DJ, Walton SF, Currie BJ. Scabies: more than just an irritation. Postgrad Med J. Jul 2004;80(945):382-7.

11. Kumpulan kuliah farmakologi/ Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Edisi 2. Jakarta: EGC; 2008. Hal. 619

12. Dahlan, Sopiyudin. Besar sample dan cara pengambilan sample, Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika : 2010. Hal 42-45.

13. Dahlan, Sopiyudin. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika : 2013. Hal 47-56, 78-80.