8. bab 2

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. 1 Undang-undang pengolahan sampah nomor 18 tahun 2008, menyatakan Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. 2 2.2 Klasifikasi Sampah 2.2.1 Sampah berdasarkan sumbernya. 3 1. Sampah rumah tangga atau pemukiman Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman. 2. Sampah dari tempat-tempat umum Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun 4

Upload: sigit

Post on 19-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

8. BAB 2

TRANSCRIPT

Page 1: 8. BAB 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang

yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.1

Undang-undang pengolahan sampah nomor 18 tahun 2008, menyatakan

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat.2

2.2 Klasifikasi Sampah

2.2.1 Sampah berdasarkan sumbernya.3

1. Sampah rumah tangga atau pemukiman

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah

tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik

yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik,

daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan,

perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.

2. Sampah dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat

hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini

berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.

3. Sampah dari perkantoran

Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,

departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,

plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat

anorganik, dan mudah terbakar (rubbish).

4. Sampah fasilitas umum

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari :

kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,

4

Page 2: 8. BAB 2

5

onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan

sebagainya.

5. Sampah dari industri (industrial wastes)

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari :

kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,

onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan

sebagainya.

6. Sampah dari pertanian/perkebunan

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami,

sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah,

dan sebagainya.

7. Sampah dari pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung

dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-batuan,

tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

8. Sampah dari perternakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-

kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya.3

2.2.2 Sampah berdasarkan jenisnya

Macam-macam sampah menurut jenisnya, yaitu:3

1. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya

-. Sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,

misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.

-. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,

sampah ini lebih lanjut dapat menjadi kompos, misalnya : sisa makanan,

daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.

2. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

-. Sampah yang mudah terbakar

Page 3: 8. BAB 2

6

misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya.

-. Sampah yang tidak mudah terbakar

misalnya : kaleng-kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca

dan sebagainya.2

3. Sampah berdasarkan bentuknya

-. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine

dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,

sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya

sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah

anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang

yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan,

kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-

potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability),

maka dapat dibagi lagi menjadi:

a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna

oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur,

sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses

biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali

karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,

pakaian dan lain-lain.

o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan

tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon

paper, thermo coal dan lain-lain.

-. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan

kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Page 4: 8. BAB 2

7

Limbah hitam : sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini

mengandung patogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur,

kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung

patogen.

4. Sampah berdasarkan pengelolaannya

Sampah dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Sampah organik

2. Sampah non-organik

3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

2.3 Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas sampah.4

Menurut Slamet (2004) sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat

dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor

yang penting antara lain :

a. Jumlah Penduduk

Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk semakin

banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah pun berpacu dengan laju

pertambahan penduduk.

b. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah

perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak

bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung

pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran

masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun

akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-

bangunan, transportasi pun bertambah, dan produk pertanian, industri dan

lain-lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan

jenis sampah.

Page 5: 8. BAB 2

8

c. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah,

karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan

produk manufaktur yang semakin beragam pula.

d. Tingkat pendidikan

Untuk meningkatkan mutu lingkungan, pendidikan mempunyai peranan

penting karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan sadar

akan bahaya limbah rumah tangga terhadap lingkungan, terutama bahaya

pencemaran terhadap kesehatan manusia dan dengan pendidikan dapat

ditanamkan berpikir kritis, kreatif dan rasional. Semakin tinggi tingkat

pendidikan selayaknya semakin tinggi kesadaran dan kemampuan

masyarakat dalam pengelolaan sampah.

2.4 Pengaruh Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi

masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada

yang positif dan juga ada yang negatif, yaitu:1

1. Pengaruh positif dari pengelolaan sampah ini terhadap masyarakat dan

lingkungan, antara lain :

a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa

dan dataran rendah

b. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk

c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses

pengelolaan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk mencegah

pengaruh buruk sampah terhadap ternak

d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk

berkembang biak serangga atau binatang pengerat

e. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya

dengan sampah

f. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup

masyarakat

Page 6: 8. BAB 2

9

g. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya

masyarakat

h. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana

kesehatan suatu Negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk

keperluan lain

2. Sedangkan pengaruh negatif dari sampah terhadap kesehatan, lingkungan

maupun sosial ekonomi dan budaya masyarakat, antara lain :

a. Pengaruh terhadap kesehatan - Pengolahan sampah yang kurang baik akan

menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan sektor penyakit

seperti lalat atau tikus

- Insidensi penyakit Demam Berdarah dengue akan meningkat karena

vector penyakit hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng

maupun ban bekas yang berisi air hujan

- Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara

sembarangan misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca dan

sebagainya

- Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stress dan

lain-lain.

b. Pengaruh terhadap lingkungan - Estetika lingkungan menjadi kurang sedap

dipandang mata

- Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan

gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk

- Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan

bahaya kebakaran yang lebih luas

- Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan

menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air akan menjadi

dangkal

- Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat

menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air

permukaan atau sumur dangkal

Page 7: 8. BAB 2

10

- Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat

seperti jalan, jembatan dan saluran air.

c. Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat - Pengelolaan

sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial budaya

masyarakat setempat

- Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan

minat dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah

tersebut

- Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat

dan pihak pengelola (misalnya kasus TPA Bantar Gebang, Bekasi)

- Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja dan

produktifitas masyarakat menurun

- Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang

besar sehingga dana untuk sektor lain berkurang

- Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah

wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat

setempat

- Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi

menurun dan tidak memiliki nilai ekonomis

- Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan kemacetan lalu

lintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.

2.5 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Adalah sistem penanganan sampah yang direncanakan, disusun,

dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Tujuannya adalah

membangun kemandirian masyarakat dalam mempertahankan kebersihan

lingkungan melalui pengolahan sampah yang ramah lingkungan.7

Menurut Reksosoebroto (1985) dalam Efrianof (2001) Pengelolaan sampah

sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan

demikian sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa sehingga

hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Dalam ilmu kesehatan

Page 8: 8. BAB 2

11

lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak

menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak

menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang

harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air, dan

tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), dan lain sebagainya. Menurut Cunningham (2004) tahap pengelolaan sampah modern terdiri dari

3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebelum akhirnya dimusnahkan atau dihancurkan.8

Gambar 2.1 Tahap pengelolaan sampah. 8

2.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Sampah

Kenyataan yang ada saat ini, sampah menjadi sulit dikelola oleh karena

berbagai hal :8

1. Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan

2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan

keselarasan pengetahuan tentang persampahan

3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang

termasuk bidang persampahan

4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar,

menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga juga

memperbanyak populasi vector pembawa penyakit seperti lalat dan tikus

produk digunakan dibuang sampah

Pengelolaan tahap awal:

• Reduce (mengurangi)

• Reuse (menggunakan kembali)

• Recycle (mendaur ulang)

Pengelolaan tahap akhir:

• Sanitary Landfill (penimbunan berlapis)

• Incenaration (pembakaran)

• Open Dumping

Page 9: 8. BAB 2

12

5. Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas

juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara barangnya sehingga

cepat rusak, Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya,

sehingga cepat menjadi sampah

6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat Tembuangan Akhir

(TPA) sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi

pembuangan sampah juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan

penggunaan tanah

7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya

dipakai sebagai tempat pembuangan sampah

8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan

9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca

yang semakin panas.

10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada

tempatnya dan memelihara kebersihan

11. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini

kebanyakan sampah dikelola oleh pemerintah

12. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat sekarang kurang memperhatikan

faktor non teknis dan non teknis seperti partisipasi masyarakat dan

penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.

2.5.2 Metode pengelolaan sampah penerapan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R

Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya

dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah

konsep penanganan sampah dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse

(menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R

ditambah Replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip

tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant (menanam kembali). Penanganan

sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah

padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi

biaya pengelolaan sampah.

Page 10: 8. BAB 2

13

Gambar 2.2 3R (Reduce, Reuse, Recycle).8

a. Reduce

Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan

minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita

menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.8

Tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program Reduce :

1) Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam

jumlah besar.

2) Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lain.

3) Gunakan baterai yang dapat di charge kembali.

4) Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan.

5) Ubah pola makan (pola makan sehat : mengkonsumsi makanan segar, kurangi

makanan kaleng/instan).

6) Membeli barang dalam kemasan besar (versus kemasan sachet)

b. Reuse

Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang-barang

yang bisa dipakai kembali. Dan juga menghindari pemakaian barang-barang yang

hanya sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang

sebelum ia menjadi sampah.8

Tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reuse:

1) Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang.

Page 11: 8. BAB 2

14

2) Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill).

3) Kurangi penggunaan bahan sekali pakai

4) Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah

5) Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah.

6) Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat sampah.

7) Gelas atau botol plastik untuk pot bibit, dan macam-macam kerajinan.

8) Bekas kemasan plastik tebal isi ulang digunakan sebagai tas.

9) Styrofoam digunakan untuk alas pot atau lem.

10) Potongan kain/baju bekas untuk lap, keset, dan lain-lain.

11) Majalah atau buku untuk perpustakaan.

12) Kertas koran digunakan untuk pembungkus.

c. Recycle

Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang

sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur

ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga

yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.8

Tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program recycle:

1) Mengubah sampah plastik menjadi souvenir.

2) Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.

3) Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur.

d. Replace

Prinsip replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan barang yang

digunakan sehari-hari. Dan juga mengganti barang-barang yang hanya bisa

dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Prinsip ini mengedepankan

penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti mengganti kantong

plastic dengan keranjang saat berbelanja, atau hindari penggunaan styrofoam

karena banyak mengandung zat kimia berbahaya.8

Page 12: 8. BAB 2

15

e. Replant

Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan

sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-

lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang

diolah dari sampah.

2.5.3 Hambatan dalam Pengelolaan Sampah

Masalah pengelolaan sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit

karena :8

1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan

2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan

keselarasan pengetahuan tentang persampahan

3. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien menimbulkan pencemaran

udara, tanah dan air, gangguan estetika dan memperbanyak populasi lalat dan

tikus

4. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir

sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan

sampah, juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.

5. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai

tempat pembuangan sampah

6. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan

7. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang

panas.

8. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada

tempatnya dan memelihara kebersihan.

9. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini

kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.

10. Pengelolaan sampah dimasa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor

non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat

dan bersih.

Page 13: 8. BAB 2

16

2.6 Minat

2.6.1 Pengertian minat

Minat adalah Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar dirinya.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.9

2.6.2 Faktor yang mempengaruhi

Minat pada seseorang akan suatu obyek atau hal tertentu tidak akan

muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dalam diri individu. Minat dapat timbul

pada diri seseorang melalui proses. Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan

lingkungan maka minat tersebut dapat berkembang. Banyak faktor yang

mempengaruhi minat seseorang akan hal tertentu.

Secara keseluruhan digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu

1. Faktor Internal 

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang berasal

dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain: pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.9  

a. Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek

belajar.

b. Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui

sesuatu; dorongan kuat untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu 

c. Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang  

mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

mencapai suatu tujuan .

d. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan 

2. Faktor Eksternal 

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat seseorang berminat yang

datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, keluarga, tokoh

Page 14: 8. BAB 2

17

masyarakat, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan

lingkungan.