6. pelbagai pek maritim

17
BAB VI BAB VI PELBAGAI PEKERJAAN PELBAGAI PEKERJAAN MARITIM MARITIM

Upload: riman-abu-ghiyats

Post on 17-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pantai

TRANSCRIPT

  • BAB VI PELBAGAI PEKERJAAN MARITIM

  • Mengukur dan Menduga Untuk eksploitasi dan pemeliharaan pelabuhan perlu pada waktu-waktu tertentu mengadakan pekerjaan pengukuran dan pendayaan, ialah penentuan posisi suatu titik dan cara menetapkan dalamnya air. Dalam bahasa Indonesia untuk dua macam pekerjaan itu pada umumnya dipergunakan kata-kata mengukur diartikan menentukan posisi dan menduga adalah menetapkan dalamnya air. Pekerjaan mengukur dapat dikerjakan menurut beberapa macam tergantung dari keadaan.Laut tenang, daerah terbatas : misalnya kolam pelabuhan. Alat-alat yang diperlukan adalah : 2 beak, 1 rol tali panjang, 1 perahu dengan pengemudi, seorang mengukur dengan alat penduga dan jam. 2 beak tersebut dipasang didaratan I dan II (lihat gambar 59). Posisinya ditetapkan lebih dahulu. Mengukur menarik tali menurut arah I-II, tiap 10 m menduga sambil mencatat waktu. (jam berapa). Hasil pendugaan harus dikoreksi dengan daftar pasang surut.Laut tenang, daerah luas. Diperlukan 3 bak, perahu dengan pengemudi, seorang pengukur dengan membawa sextan atau teodolit, seorang penduga dan jam P. Posisi tiga bak ditentukan didarat. Regu berlayar menurut haluan bak I II, tiap kali menduga mengukur sudut b dengan baak III dan mencatat waktu, lihat gambar.Laut tidak tenang, daerah luas. Diperlukan 2 baak, 1 kapal dengan pengemudi, dua pengukur masing-masing dengan Bouscle, seorang penduga dengan alat penduga dan jam. Baak dipasang didaratan menurut posisi yang ditentukan I dan II, lihat gambar. Pada waktu bersamaan dua pengukur masing-masing mengukur sudut a dan b didasarkan arah utara dan melihat dalamnya air sambil mencatat jam berapa.

  • Diperairan lalu lintas (Sea-lane) Diperlukan paling sedikit 4 baak terapung, sebuah motor boot dengan pengemudi, seorang menduga dengan alatnya dan jam, seorang pencatat. Baak I dan II dipasang sebelah kiri (lihat gambar), menurut arah sea lane motor boot berangkat dari sebelah kanan dengan haluan II I dengan kecepatan tetap (v), tiap menit diadakan pendugaan dengan melihat jam. Tempat-tempat yang diduga dapat ditetapkan dengan rumus s = vt. Setelah perahu sampai kiri lalu membelok 1800 dan bergerak menurut kourse III IV.

  • Selesai pengukuran di perairan selanjutnya hasil-hasil dikoreksi di kantor dengan kedudukan pasang surut. Hasil-hasil yang telah dikoreksi ini di gambar dalam peta (posisi + dalamnya air dihitung dari LTS). Di Indonesia dalamnya air dinyatakan dalam satuan metrik (m, dm), di negara-negara Anglo Taksis dalam satuan fect, 1 ft = 0,305) atau dalam satuan fathoms (1 fathom = 1,83 m). Antara angka yang menunjukkan dalamnya air dapat digambar (disisipkan) garis-garis yang sama dalamnya, seperti tranches di peta daratan. Untuk perairan yang tidak dalam sebagai alat penduga dapat dipergunakan sebatang bambu (sounding pole) yang telah diberi garis-garis untuk menunjukkan berapa meter atau dm. Jika perairan yang tidak dalam sebagai alat penduga dapat dipergunakan sebatang bambu (sounding pole) yang telah diberi garis-garis untuk menunjukkan berapa meter atau dm. Jika perairan agak dalam di pergunakan tali lot atau handleat, ialah tali Manila atau tali nilon yang diujungnya diberi sebatang timah hitam (lead) berat 6 kg. Talinya diberi tanda m dan dm, gambar 3. untuk perairan yang sangat dalam dipergunakan alat-alat istimewa, sebagai gantinya tali dipergunakan snaar piano. Alat-alat itu antara lain deapsinker dari Brooke, Muralt, sounding Aparatus dari Lord Melvin yang didasarkan atas reaksi kimia dibawah tekanan tinggi. Secara skematis sekedar contoh didalam gambar 4 dan 5.

  • Sekarang banyak dipergunakan echo sounding. Prinsipnya adalah bahwa getaran-getaran yang ditimbulkan di dasar kapal dilimpahkan ke dalam air dengan kecepatan tertentu. Getaran-getaran ini pada suatu saat membentuk pada dasar perairan dan direflektir kembali ke atas dan dapat ditangkap lagi oleh kapal. Waktu antara pengiriman dan penerimaan kembali merupakan suatu indikasi dari dalamnya air. Getaran yang dipergunakan dahulu memang getaran suara dengan mengetok pada dasar kapal dan menghitung waktunya sampai datangnya suara refleks. Sekarang dipergunakan getaran yang ditimbulkan oleh arus listrik bolak-balik atau alternating current dengan frekuensi yang supersonic. Dengan sistem elektronik modern maka peraturan-peraturan itu dapat dicatat secara selfregistering. Dengan majunya teknik elektronika maka segala sesuatu dapat disiapkan dalam bentuk yang kecil sehingga echoscounding aparatus dengan mudah dapat dipesan dalam sekoci kecil.

  • Sumber tenaga dari batery mobil. Dalam gambar secara skematis dapat dilihat pemasangan echo-sounding aparatus di sebuah kapal dan contoh sounding diagram. Untuk survey dipelabuhan sebaiknya dipergunakan aparatus yang dapat mencatat minimal 12 ft dan maksimal 30 fathom. Echo-sounding banyak mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan pendugaan dengan tangan (manuel method) sebagai berikut:Banyaknya soundings untuk kecepatan tertentu 10 kali lebih banyak dari pada dengan pendugaan dengan hand-lead.Aparat echo-sounding dapat diperlengkapi dengan saling atau sirine jika kejadian demikian.Dapat mengadakan soundings dalam cuaca buruk (rough weater), hal mana tidak dapat dilaksanakan dengan manual soundings.Berdasarkan atas faktor-faktor tersebut, maka waktu untuk suvey sangat diperpendek. Seperti telah diterangkan terlebih dahulu maka angka-angka dalamnya perairan didasarkan atas kedudukan LTS atau ARP. Hal ini penting untuk perjalanan dan keselamatan kapal. Kedudukan adalah penting untuk pelaksanaan bangunan maritim, antara lain semua konstruksi kayu (zinkstukken, matras dan lain-lain) harus selalu berada dibawah L.S. tingkat KHM menentukan tinggi dermaga. Untuk pembangunan penahan ombak atau brekwater perlu ditetapkan garis yang dasar (basis atau base-line) di daratan, kemudian ditetapkan patok-patok di perairan yang merupakan patok-patok sekunder dan seterusnya di pancangkan patok-patok tertiair. Pengukuran selanjutnya seperti pengukuran di daratan, malah pengukuran segitiga atau tringualtion.

  • Pekerjaan Juru Selam Dalam pembangunan pelabuhan sering diperlukan pelaksanaan pelbagai pekerjaan dibawah permukaan air, misalnya persiapan untuk pemancangan tiang, meratakan urugan, pemotongan, tiang dan shet-pilings, dan sebagainya. Sampai dalam air 20 m pekerjaan tersebut dapat dikerjakan oleh seorang juru selam, dalam bahasa asing disebut frogman atau manusia katak. Ia memakai pakaian yang terdiri dari bahan istimewa dan melekat pada kulit badannya. Maka dari itu dipandang dari sudut jenis pakaian ini ia disebut skin driver (lihat gambar). Selanjutnya ia memakai topeng kaca yang ada pipanya, ujung satunya dihubungkan dengan botol-botol logam yang diisi dengan udara dan tekanan tinggi (compresed air), ujung lainnya dihubungkan dengan pipa yang menjalurkan udara yang terpakai keluar air. Pengambilan nafas pada botol dan penghembusan udara yang terpakai di atur dengan klep-klep (valves). Perlengkapan-perlengkapan tersebut, di Amerika Serikat dinamakan SCUBA, singkatan dari self contained underwater breating aparatus untuk dapat menyelam dengan mudah maka skin-driver memakai sabuk yang diberati dengan potongan timah hitam. Hubungan dengan petugas-petugas diatas permukaan air dilakukan dengan sinyal-sinyal melalui tali. Dalam pelaksanaan pembangunan pelabuhan III di Tdj. Periuk dan break water diperlukan skin drivers utk. Begitu juga dalam pembangunan pelabuhan dalam di Belawan, dan pembongkaran kerangka-kerangka kapal di periuk dan Teluk Bayur. Gambar 7 adalah suatu sket dari seorang skin-drivers ............2)

  • Sket dari seorang skin-drivers

  • Urugan batu/ pasir Dalam pembangunan pelabuhan, misalnya pembangunan penahan gelombang atau breakwater banyak dipergunakan batu alam yang diperoleh dari pegunungan dengan ledakan. Dalam pembangunan breakwater di Tdj. Periuk (1957-1960) dipergunakan batu alam dari suatu gunung di Merak yang diperoleh dengan ledakan dinamit. Bahan peledak yang lazim dipakai : nitroglycerine yang bekerja cepat dan keras (brisant)black powder yang bekerja tidak cepat.

  • Cara Penempatan Bahan Peledak Cara penempatan bahan peledak mempengaruhi bentuk dari pecaban-pecaban yang diperoleh.Dalam gambar 8 bahan peledak ditempatkan tegak lurus dibawah tanah sedalam 1. Bentuk pecahan beraneka warna. Bagian yang meledak merupakan kerucut setinggi 1 dengan alas lingkaran dengan jari-jari 1.Jika dikehendaki pecahan-pecahan yang berbentuk bantalan atau banket, bahan peledak ditempatkan menurut gambar.

  • Untuk memperoleh sekaligus banyak pecahan batu, bahan peledak ditempatkan dalam suatu terowongan (tunnel), lihat gambar. Batu yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:BD cukup tinggi 2,5 3,5, lebih berat lebih baik. Kita mengadakan perbandingan antara granit (BD-3) dan beton (BD-2). 1 m3 granit mempunyai berat 3 ton mempunyai isi 1,15 x 1,15 x 1,15 = 1,5 m3 . Luas sisi granit = 1 m2. luas sisi dari beton = 1,15 x 1,15 = 1,3 m2. sentulan gelombang 30 t/m2 mengakibatkan pada blok granit tekanan 30 t dan pada blok beton 1,3 x 30 = 40 t. Dan demikian dibuktikan bahwa batu dengan BD tinggi lebih manfaat dari pada blok beton.Kadar keras minimum harus 5 (kadar keras piso = 6, kuku manusia = 2,5). Selanjutnya batu-batu harus mempunyai sisi-sisi yang tajam untuk mengurangi terlingnya tumpukan batu.Serat kimia tidak boleh mengandung Ca (OH)2. batu yang baik adalah batu yang berasal dari gunung berapi (batu vulkanis), seperti basalt dan lain-lain.Harus tahan serangan binatang. Binatang yang dapat merusak batu yang kurang keras (batu kapur, batu pasir, dll) adalah semacam kerang (Iholas Dactilus). Dalam mengurung batu harus diperhatikan bahwa dengan adanya arus, batu mungkin hanyut dan akan jatuh jauh dari tempat yang direncanakan. Maka dari itu, dalam perjalanannya turun dibawah air harus mempunyai cukup kecepatan sehingga tidak banyak dipengaruhi oleh arus. Ini dapat dicapai dengan menjatuhkan batu dari tempatnya yang cukup tinggi misalnya dengan derek (orane/ kraan), misalnya setinggi h. Maka waktu batu jatuh pada permukaan air mempunyai kecepatan vertikal v = (2gh)1/2, dibawah permukaan air mendapat perlawanan geseran W = K F V2/ 2g (K = Konstante = 0,5, F = penampang). Dengan demikian v akan berkurang sehingga pada suatu saat yang bekerja pada batu hanya berat sendiri dibawah air. Pada waktu ini batu akan turun dengan kecepatan yang beraturan. Kita harus menjatuhkan batu dari tingkat tinggi sedemikian bawah. Setelah terkumpul banyak maka pecahan-pecahan batu diangkut dengan tongkang-tongkang ketempat yang ditentukan. Macam-macam tongkang antara lain tongkat tertutup, tongkang terbuka dan dilengkapi dengan klep-klep dibawahnya.

  • Urugan Pasir Pasir pada dasarnya adalah bagian-bagian kecil dari batu dan menurut besarnya dikualifisir sebagai berikut : Pasir kasar ......................... 2 5 mm Pasir sedang ...................... 0,2 2 mm Pasir halus ......................... 0,2 0,5 mm Detu ................................... 0,01 0,2 mm Pasir dengan 3 mm jika tenggelam didalam air mempunyai sifat perjalanan sama dengan batu. Kecepatan beraturan tercapai jika : 4/2 x r3 x 1,65 = r2 x v2 / (2 x 9,81). Pengumpulan pasir secara besar-besaran dilaksanakan dengan alat-alat besar (penyedot pasir, grabs) dan dimuat dalam tongkang-tongkang yang diberi klep dibawahnya. Dalam pembangunan pelabuhan III di Tdj. Priok dimana diperlukan urugan pasir, maka pasir diambil dari dinding. Dari sini diangkut dengan tongkang-tongkang yang ditentukan. Pengecoran beton dibawah pasir (underwater concreting) Bangunan beton dibawah air dapat dilaksanakan sebagai berikut : Dengan cara meletakkan bagian-bagian beton yang telah dicetak didaratan (monolits) dan kemudian dengan alat-alat besar dipasang ditempat yang direncanakan.dengan mengecor beton dibawah air, pekerjaan ini sedapat mungkin dihindarkan, hanya dilaksanakan jika tidak mungkin untuk melaksanakannya secara lain.

  • Cara-cara dalam pelaksanaan sebagai berikut : Pada tempat yang akan dibangun dibikin sumur kerja (bonput, cofferdam) yang mengelilingi tempat yang akan dibangun dengan sheetpillings. Setelah air dipompa sebagian tidak sampai dasar I, gamb. 10, maka dicor beton harus berumur 5 jam, yang sudah mulai mengeras. Lapisan beton kurus ini (I) dipasang dengan maksud untuk menahan air tanah (groundwater) dari bawah. Lantai sewajarnya lapisan B, kemudian dapat dicor diatas lapisan I setelah dipompa sampai kering. Dalam pengecoran beton dibawah air harus dijaga jangan sampai semen memisah dari adukan. Dalam hal ini salah satu cara ialah memasukkan beton dalam kantong semen (bekas) yang diisi sampai 2/3. kemudian ditempatkan dengan teliti dibawah air menurut tumpukan seperti dilukiskan dalam gambar.

  • Dalam pengecoran secara masal harus diperhatikan : Tidak boleh ada arusSpeci beton tidak boleh memisah dari adukan.Mengecor secara kontinu sehingga tidak timbul sambungan.Dalam speci diberi campuran (addition) tras ata pozolan.Mempergunakan lebih banyak semen dari pada biasaJika perlu memakai cetakan (bekisting) maka ini harus cukup rapat

  • Cara pengecoran antara lain dengan baik-baik khusus (containers for underwater pouring), yang berbentuk grab dan bucket, lihat gamb. a dan b. Gambar 13 adalah cara mengecor dengan corong beton atau tremie. Dengan cara ini harus diperhatikan, bahwa ujung corong pada waktu mengecor harus berada dalam beton yang telah dicorkan terlebih dahulu yang lalu dapat ditarik ke atas atau dipindah ke samping dengan perlahan-lahan. Jika beton dituangkan seperti digambar sebelah kiri maka banyak kemungkinan, bahwa semen akan keluar dari adukan. Sejak 10 tahun di USA, Japan, Eropa telah dipraktekkan apa yang disebut prepacked concrete. Dalam hal ini maka batu diurugan dahulu dalam bekisting, lihat gambar 14. Kemudian dipress ke dalamnya spesi dengan tekanan tinggi. Hasil-hasil dengan cara ini dapat memuaskan, terutama dalam reparasi bangunan yang rusak dibawah permukaan air dalam spesi diberi campuran puzzolan dan al-powder ...................... 3)