5 tinjauan pustaka

14
  II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Terumbu Karang 1.1. Biologi Karang Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dari endapan padat kalsium karbonat (CaCO 3 ), yang dihasilkan oleh karang dengan sedikit tambahan dari alga berkapur ( calcareous algae ) dan organisme lainnya yang mensekresik an kalsium karbonat (Nybakken 1997). Menurut Odum (1971) terumbu karang sebagai bagian ekosistem yang dibangun oleh sejumlah biota, baik hewan maupun tumbuhan secara terus menerus mengikat ion kalsium dan karbonat dari air laut yang menghasilkan rangka kapur yang selanjutnya membentuk terumbu. Karang merupakan nama lain dari ordo Scleractinia yang memiliki jaringan batu kapur yang keras. Karang dapat hidup secara berkoloni maupun soliter. Karang sebagai individu terdiri dari polip (bagian yang lunak) dan kerangka kapur (bagian yang keras). Polip karang mulutnya terletak di bagian atas dan juga berfungsi sebagai anus. Jaringan tubuh karang terdiri dari ektoderm, mesoglea dan endoderm (Gambar 1) (Veron 1986). Gambar 1. Anatomi karang

Upload: mawar-firdausi-gerhana-septiana

Post on 10-Jul-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 1/14

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Terumbu Karang

1.1. Biologi Karang

Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dari endapan

padat kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh karang dengan sedikit

tambahan dari alga berkapur (calcareous algae ) dan organisme lainnya yang

mensekresikan kalsium karbonat (Nybakken 1997). Menurut Odum (1971) terumbu

karang sebagai bagian ekosistem yang dibangun oleh sejumlah biota, baik hewan

maupun tumbuhan secara terus menerus mengikat ion kalsium dan karbonat dari air

laut yang menghasilkan rangka kapur yang selanjutnya membentuk terumbu.

Karang merupakan nama lain dari ordo Scleractinia yang memiliki jaringan

batu kapur yang keras. Karang dapat hidup secara berkoloni maupun soliter. Karang

sebagai individu terdiri dari polip (bagian yang lunak) dan kerangka kapur (bagian

yang keras). Polip karang mulutnya terletak di bagian atas dan juga berfungsi

sebagai anus. Jaringan tubuh karang terdiri dari ektoderm, mesoglea dan endoderm

(Gambar 1) (Veron 1986).

Gambar 1. Anatomi karang

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 2/14

4

Ektoderm merupakan jaringan terluar yang mempunyai cilia, kantung lendir

dan sejumlah nematokis. Mesoglea adalah jaringan yang terletak antara ektoderm

dan endoderm, bentuknya seperti  jelly . Endoderm merupakan jaringan yang paling

dalam dan sebagian besar berisi zooxanthellae (Nybakken 1997).

Umumnya pada koral pembentuk terumbu terdapat alga bersel satu yang

dikenal dengan zooxanthellae  yang hidup pada jaringannya. Hubungan simbiosis

yang terjadi di diantara keduanya memudahkan bagi koral untuk fokus dalam

memproduksi kalsium karbonat dengan baik. Zooxanthellae  merupakan produsen.

Hampir 90% hasil produksi zooxanthellae di transfer menjadi jaringan karang.

1.2. Faktor Pembatas Bagi Terumbu Karang

Ada beberapa faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan terumbu karang.

Pada tingkatan yang minimum pada faktor-faktor ini, biasanya karang tidak akan

dapat tumbuh dengan baik. Faktor ini disebut faktor pembatas. Nybakken (1997)

mencatat ada 6 (enam) faktor pembatas utama bagi terumbu karang: cahaya, suhu,

kedalaman, salinitas, sedimentasi dan terakhir udara yang menyebabkan karang

tidak dapat tumbuh keatas. Karang akan mati jika terlalu lama di udara terbuka,

sehingga pertumbuhan mereka ke atas terbatas hanya sampai tingkat pasang-surut

terendah.

Syarat utama bagi karang untuk tumbuh dan berkembang secara aktif adalah

keberadaan cahaya (Nybakken 1997). Jika karang tidak mendapat cahaya yang

cukup (entah karena meningkatnya kekeruhan air atau meningkatnya pengendapan

yang menghalangi cahaya masuk ke dalam kolom air), karang akan berhenti tumbuh

atau dapat mati. Cahaya dibutuhkan dalam proses fotosintesis zooxanthellae dalam

karang. Cahaya juga meningkatkan produksi oksigen, yang akan merangsang

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 3/14

5

metabolisme karang untuk meningkatkan pengendapan kalsium karbonat dan juga

pertumbuhan karang itu sendiri. Karang mensyaratkan kedalaman air dimana

intensitas cahaya sedikitnya 1  – 2% dari intensitas yang ada di permukaan.

Ketergantungan karang dengan cahaya juga membatasi kedalaman perairan dimana

karang dapat ditemukan.

Tidak ada spesies karang yang dapat ditemukan tumbuh dengan baik pada

perairan dengan kedalaman lebih dari 70 meter, kebanyakan karang tumbuh baik

pada perairan yang kedalamannya kurang dari 25 meter (Nybakken 1997). Faktor

pembatas lainnya bagi pertumbuhan karang dan distribusinya adalah suhu.

Terumbu karang umumnya dominan pada wilayah yang berada pada 25o lintang

utara hingga 25o lintang selatan dimana suhu perairan umumnya konstan sepanjang

tahun (Hoegh-Guldberg 1999). Nybakken (1997) menyatakan bahwa karang lebih

suka pada suhu perairan rata-rata 23  – 25 oC, namun Hoegh-Guldberg (1999)

menemukan pula karang dapat hidup pada suhu 18 – 30 oC.

Faktor lain yang membatasi perkembangan terumbu karang adalah salinitas.

Karang hermatipik umumnya tidak dapat bertahan pada salinitas yang menyimpang

dari 32 – 35‰, (Nybakken 1997).

Sedimentasi juga mempengaruhi pertumbuhan karang. Endapan yang berasal

dari aktivitas sungai yang bermuara ke perairan mampu menutupi pori-pori karang

sehingga menyumbat struktur pemberian makannya. Hal lain yang mengganggu

adalah pembatasan intensitas cahaya yang masuk ke perairan akibat adanya

sedimentasi maupun partikel-partikel terlarut yang mengganggu proses fotosintesis

zooxanthellae  (Nybakken 1997). Porites  yang berbentuk massif, dominan dalam

kondisi perairan yang keruh karena karang ini memiliki toleransi terhadap

sedimentasi, yang disebabkan karena adanya mekanisme membersihkan melalui

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 4/14

6

sekresi lendir (mucus ) atau aksi rambut getarnya (ciliary ) (Goh and Sasekumar

1980) sedangkan Acropora yang dapat berbentuk percabangan (branching ), menjari

(digitate ), meja (tabular ) dan Montipora  yang berbentuk daun (foliose ) memiliki

toleransi yang rendah terhadap sedimentasi (Riegl, 1999).

1.3. Tipe dan Bentuk Terumbu Karang 

Terumbu karang dibangun dengan proses yang sama tetapi secara

geomorfologi dibentuk berdasarkan dimana mereka tumbuh dan sejarah permukaan

laut. Umumnya, kebanyakan terumbu karang telah terbentuk kurang dari 10.000

tahun yang lalu setelah kenaikan permukaan air laut yang disertai dengan pencairan

es yang menyebabkan banjir pada paparan benua. Ketika terumbu karang

terbentuk, mereka mulai membangun bentang terumbu keatas bersamaan dengan

menaiknya permukaan air laut. Geomorfologi dari terumbu disebabkan oleh dua

faktor utama: kenaikan permukaan air laut relatif dan bentuk substrat dasar.

Berdasarkan pertumbuhannya, karang batu (Scleractinian) yang dapat

membentuk terumbu dibagi menjadi Acropora  and non-Acropora  (English et al.

1997). Perbedaan utama antara Acropora  and non-Acropora berdasarkan struktur

rangkanya. Beberapa bentuk pertumbuhan karang non-Acropora :

1. Bentuk bercabang (branching), yang memiliki cabang lebih panjang dari

diameternya. Banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas dari

lereng terumbu, terutama yang terlindungi atau setengah terbuka, memberikan

tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.

2. Bentuk padat (massive), yang berbentuk seperti bola dengan ukuran yang

bervariasi, permukaannya halus dan padat. Biasanya ditemukan di sepanjang

tepi terumbu karang dan bagian atas lereng terumbu yang belum rusak. Terumbu

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 5/14

7

 jenis ini memberikan perlindungan yang sangat baik serta berperan sebagai

daerah mencari makan (feeding ground) bagi ikan dan hewan-hewan lain.

3. Bentuk kerak (encrusting), yang tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan

permukaan yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil. Banyak terdapat

pada lokasi terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang tepi

lereng terumbu. Merupakan tempat berlindung untuk hewan-hewan kecil yang

sebagian tubuhnya tertutup cangkang.

4. Bentuk meja (tabulate), yang menyerupai meja dengan permukaan yang lebar

dan datar. Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu

pada sisi membentuk sudut atau datar

5. Bentuk daun (foliaceous), yang tumbuh dalam bentuk lembaran-lembaran yang

menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau

melingkar. Banyak terdapat pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang

terlindung, memberikan perlindungan bagi ikan dan hewan lainnya.

6. Bentuk jamur (mushroom), berbentuk oval dan tampak seperti jamur besar,

memiliki tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.

7. Karang api (Millepora), dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung

koloninya dan rasa panas apabila tersentuh

8. Karang biru (Heliopora), memiliki warna biru pada skeletonnya.

9. Berbentuk pipa (Tubifora), koloninya membentuk pipa yang tersusun ke atas dan

kesamping dengan warna merah pada skeletonnya.

Khusus untuk karang golongan acropora  memiliki bentuk-bentuk sebagai

berikut, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.

1. Acropora bercabang (acropora branching), berbentuk cabang seperti ranting

pohon.

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 6/14

8

2. Acropora meja (acropora tabulate), memiliki bentuk bercabang dengan arah

mendatar seperti meja.

3. Acropora merayap (acropora encrusting), memiliki bentuk merayap, biasanya

merupakan bentuk acropora yang belum sempurna.

4. Acropora submasif (acropora submassive), memiliki cabang lempeng yang kokoh.

5. Acropora berjari (acropora digitate), memiliki cabang yang rapat yang menyerupai

 jari-jari.

Gambar 2. Bentuk Pertumbuhan Karang

2. Ikan-ikan Karang

Ikan karang merupakan ikan yang terdapat hidup dari masa juvenil hingga

dewasa di terumbu karang (Sale,1991). Keberadaan ikan karang di terumbu

memiliki keterkaitan yang erat dengan kondisi fisik terumbu karang tersebut.

Perbedaan pada kondisi tutupan karang akan mempengaruhi densitas ikan karang,

terutama yang memiliki keterkaitan kuat dengan karang hidup (Chabanet et al. 1997;

Suharsono,1995).

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 7/14

9

Keanekaragaman ikan karang ditandai dengan keanekaragaman jenis. Salah

satu penyebab tingginya keragaman jenis di terumbu adalah akibat bervariasinya

habitat yang ada. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor: sifat substrat yang

kompleks, ketersediaan makanan, kualitas perairan, arus, gelombang, ketersediaan

tempat untuk bersembunyi, penutupan karang dan lain-lain (Bouchon-Navaro et al. 

1996).

Dari hasil survei PPTK-UNHAS (2007) dijumpai 14 famili karang dan 80 jenis

karang batu dan juga ditemukan 213 jenis ikan yang mewakili 31 famili ikan karang

di lokasi yang akan diamati di Kab. Kepulauan Selayar

2.1. Pengelompokan Ikan Karang 

English et al. ( 1997) mengelompokkan jenis ikan karang ke dalam 3 kelompok

utama, yaitu:

a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk

konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat

pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili oleh famili

Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam),

Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan

baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan

Acanthuridae (ikan pakol);

b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu

karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan

indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);

c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5 –25 cm,

dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 8/14

10

hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu

maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang

hidupnya berada di terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan

betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan

Blenniidae (ikan peniru).

Lowe and McConel (1987) mengelompokkan komunitas ikan karang kedalam

dua kelompok yaitu :

1. Kelompok ikan yang terkadang terdapat pada terumbu karang seperti ikan dari

famili Scombridae dan Myctophidae

2. Kelompok ikan yang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat mencari

makan, tempat hidup atau kedua-duanya.

Berdasarkan penyebaran hariannya, ikan-ikan karang dapat dibagi menjadi

dua kelompok yaitu ikan yang aktif pada siang hari (diurnal) dan ikan yang aktif pada

malam hari (nokturnal). Menurut Lowe dan McConel (1987) sebagian besar ikan

karang bersifat diurnal serta ikan yang bersifat nokturnal biasanya merupakan ikan

karnivora. Menurut Randall et al . (1990), Ikan-ikan diurnal umumnya ikan herbivora

yang berwarna cerah yang pada malam hari bersembunyi di celah-celah batu atau

gua-gua kecil dekat permukaan karang serta ada yang membenamkan diri dalam

pasir.

Beberapa deskripsi famili ikan karang menurut Randall et al. (1990) yaitu:

1. Acanthuridae: dikenal sebagai surgeonfish , memakan alga dasar dan memiliki

saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah zooplankton atau

detritus. Surgeonfishes  mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri tajam

yang berada pada sirip ekornya.

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 9/14

11

2. Balistidae: golongan triggerfish , karnivora yang hidup soliter pada siang hari,

memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska yang bercangkang

keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga atau zooplankton.

3. Blennidae: biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian besar

spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan invertebrata;

sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada kulit atau sirip

dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai pembersih.

4. Caesonidae: dikenal sebagai ekor kuning, pada siang hari sering ditemukan

pada gerombolan yang sedang makan zooplankton pada pertengahan perairan

diatas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun

merupakan perenang aktif, mereka sering diam untuk menangkap zooplankton

dan biasanya berlindung di terumbu pada malam hari.

5. Centriscidae: berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong kebawah;

memakan zooplankton yang kecil.

6. Chaetodontidae: disebut juga ikan butterfly , umumnya memiliki warna yang

cemerlang, memakan tentakel atau polip karang, invertebrate kecil, telur-telur

ikan lainnya, dan alga berfilamen. Beberapa spesies juga pemakan plankton.

7. Ephippidae: bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya kecil, umumnya

omnivora yang memakan alga dan invertebrata kecil.

8. Gobiidae: umumnya terdapat di perairan dangkal dan disekitar terumbu karang.

Kebanyakan karnivora penggali dasar yang memakan invertebrata dasar yang

kecil, sebagian juga merupakan pemakan plankton. Beberapa spesies memiliki

hubungan simbiosis dengan invertebrata lain (misalnya : udang) and sebagian

dikenal memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain.

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 10/14

12

9. Labridae: dikenal dengan wrasses , merupakan ikan ekonomis penting, memiliki

bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies penggali

pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga merupakan pemakan

plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan

lain yang lebih besar.

10. Mullidae: dikenal dengan goatfish , memiliki sepasang sungut di dagunya, yang

mengandung organ sensor kimia dan digunakan untuk memeriksa keberadaan

invertebrata dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau lubang di terumbu,

banyak yang memiliki warna yang cemerlang.

11. Nemipteridae: dikenal sebagai threadfin breams  atau whiptail breams , ikan

karnivora yang umumnya memakan ikan dasar kecil, sotong-sotongan, udang-

udangan atau cacing; beberapa spesies adalah pemakan plankton

12. Pomacentridae: dikenal dengan damselfishes, memiliki bermacam warna yang

berbeda secara individu dan lokal bagi spesies yang sama. Beberapa spesies

merupakan ikan herbivora, omnivora atau pemakan plankton. Damselfish  

meletakkan telur-telurnya di dasar yang dijaga oleh ikan jantan. Termasuk

didalam kelompok ini ikan-ikan anemon (Amphiprioninae) yang hidup

berasosiasi dengan anemon laut.

13. Scaridae: dikenal sebagai parrotfish , herbivora, biasanya mendapatkan alga

dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu karang beserta alga serta

membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish  menjadi salah satu

produsen pasir penting dalam ekosistem terumbu karang. Scaridae merupakan

ikan ekonomis penting.

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 11/14

13

14. Serranidae: dikenal dengan sea bass , kerapu, predator penggali dasar, ikan

komersial, memakan udang-udangan dan ikan. Subfamilinya adalah Anthiinae,

Epinephelinae dan Serranidae.

15. Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish . Beberapa memiliki warna

yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan invertebrata

dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki kantong eram

sebagai tempat penyimpanan telur dan diinkubasikan.

16. Zanclidae: memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang tabular

tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata dasar.

Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat

dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :

a. Labroid  : Labridae (wrasses ), Scaridae (parrot fish ), dan Pomacentridae

(damselfishes )

b. Acanthuroid  : Achanturidae (surgeonfishes ), siganidae (rabbitfishes ), dan

Zanclidae (Moorish idols )

c. Chaetodontoid  : Chaetodontidae (butterflyfishes ) dan Pomachantidae

(angelfishes ).

2.2. Interaksi Antara Ikan dan Terumbu Karang 

Perbedaan dalam kekayaan spesies berhubungan dengan kompleksitas

habitat (Friedlander et al. 2003). Ikan-ikan yang soliter dan yang bergerombol,

keduanya merupakan penetap penting pada ekosistem terumbu karang. Banyak

spesies ikan menunjukkan kesukaan terhadap habitat tertentu. Menurut Robertson

(1996) Komunitas ikan karang (kelimpahan dan struktur) dipengaruhi oleh interaksi

kompetisi diantara spesies tersebut.

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 12/14

14

Interaksi ikan karang dengan terumbu karang dapat dibagi menjadi tiga bentuk

(Choat and Bellwood 1991) yaitu :

1. Interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan-ikan muda.

2. Interaksi dalam mencari makan bagi ikan yang mengkonsumsi biota pengisi

habitat dasar, meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada

karang dan alga.

3. Interaksi tidak langsung antara struktur terumbu karang dan kondisi hidrologi

serta sedimentasi dengan pola makan ikan pemakan plankton dan karnivor.

Menurut Nybakken (1997), interaksi spesies ikan karang dan ekosistem

terumbu karang meliputi :

1. Pemangsaan. Dua kelompok ikan yang secara aktif memakan koloni-koloni

karang adalah : (a) spesies yang memakan polip-polip karang mereka sendiri

seperti ikan buntal (Tetraodontidae), ikan kuli pasir (Monacanthidae), ikan pakol

(Balistidae) dan ikan kepe-kepe (Chaetodontidae), dan (b) sekelompok omnivora

yang memindahkan polip karang untuk mendapatkan alga atau invertebrata yang

hidup dalam lubang kerangka karang.

2. Grazing. Kegiatan memakan alga oleh ikan-ikan herbivora dari jenis Siganiidae,

Pomacentridae, Acanthuridae dan Scaridae yang mampu meningkatkan

kemampuan karang dalam melakukan pemulihan dengan mengurangi jumlah

alga.

Ikan dapat memiliki peran penting dalam jaring makanan pada ekosistem

terumbu karang, perannya dapat sebagai mangsa atau pemangsa. Kelebihan dari

sisa makanan dan kotoran yang dihasilkan menyediakan makanan dan nutrisi bagi

populasi yang lain. Beberapa jenis ikan seperti Parrotfish  merupakan pemakan

tumbuhan (herbivora) dan memakan alga yang ada di terumbu. Setelah menggerus

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 13/14

15

rangka terumbu karang guna mendapatkan alga secara tidak langsung mereka

membentuk pasir karang.

Beberapa spesies dikenal sebagai pembersih dan membentuk stasiun

pembersihan di sepanjang terumbu. Ketika seekor ikan besar datang ke stasiun

pembersihan, ikan pembersih akan memindahkan parasit dari ikan tersebut. Jika

ikan yang sama keduanya bertemu kembali di tempat yang lain, ikan yang lebih

besar akan memakan ikan yang lebih kecil. Tetapi tampaknya ada aturan yang lain

yang digunakan pada stasiun pembersihan.

Dominasi dari satu atau dua komponen mikrohabitat dapat memberikan

pengaruh dominansi dari famili ikan tertentu (misalnya: melimpahnya Sargassum  

memiliki proporsi kelimpahan ikan tertinggi dari famili Labridae). Spesies ikan

berinteraksi sangat dekat dengan habitatnya bagi keseluruhan hidupnya dan juga ini

menjadi alasan untuk membuat hipotesa bahwa distribusi dan struktur dari

komunitas ikan karang harus berhubungan dengan variabel keberadaan habitat

(McGehee 1994; Ohman and Rajasuria 1998). Faktor yang telah ditemukan

mempengaruhi struktur komunitas ikan meliputi keanekaragaman dasar,

kompleksitas habitat, tutupan karang hidup, tutupan makro alga, kedalaman dan

keberadaannya. Secara topografi, habitat karang kompleks atau berbagai bentuk

pertumbuhan karang atau keanekaragaman bentuk dasar yang tinggi, seharusnya

menyediakan banyak mikrohabitat, lokasi tempat perlindungan dan sumber

makanan bagi sejumlah besar individu dan spesies ikan .

Benfield et al. (2008) menemukan adanya hubungan positif antara tutupan

karang bercabang dengan famili Serranidae. Serranidae yang berasosiasi dekat

dengan karang bercabang dan menggunakan struktur ini sebagai tempat

5/10/2018 5 TINJAUAN PUSTAKA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/5-tinjauan-pustaka 14/14

16

perlindungan (misalnya pada spesies Epinephelus analogus  dan Serranus 

psittacinus ).

Kelompok herbivora juga memiliki korelasi yang positif dengan tutupan karang

bercabang dalam tempat komunitas karang (Ohman and Rajasuria 1998). Tempat

alga berfilamen tumbuh dan diantara percabangan dan koloni karang juga

menyediakan sumber makanan bagi ikan (Ohman and Rajasuria 1998) dan banyak

dari herbivora merupakan anggota kelompok Pomacentridae, yang dominan pada

habitat yang menggunakan karang sebagai tempat berlindung (Wellington 1982;

Ohman and Rajasuria 1998).

Hubungan positif antara Tetradontidae dan kelimpahan karang massif dapat

dijelaskan melalui keberadaan famili ini pada sumber makanan (Guzman and

Robertson 1989). Pada pengamatan ini, mereka menemukan beberapa spesies

ditemukan berasosiasi dengan karang massif yang secara umum jumlahnya lebih

besar yang akan menerangkan hubungan di antara karang masiif dan dibandingkan

dengan jumlah spesies dari komunitas karang setempat.

Kemampuan untuk bermanuver juga sangat penting bagi ikan-ikan karang

yang hidup di terumbu karang. Beberapa jenis ikan-ikan karang (wrasse, parrot fish ,

dan surgeonfishes  (Acanthuridae) tidak lagi berenang layaknya ikan-ikan lain yang

berenang dengan berosilasi normal kecuali dalam keadaan darurat dan bukannya

mengepakkan sirip dadanya. Ikan-ikan jenis triggerfishes (Balistidae) yang memiliki

sirip punggung dan ventral yang berpasangan serta ada pula yang ikan-ikan yang

memiliki pasangan sirip yang berpola seperti pada ikan kuda laut (seahorses ), ikan

pipa (pipefishes ) dan ikan terompet (trumpet fishes ) (Bone and Moore 2008).