48 tmas mula-mula digunakan untuk mengungkap :

1
48 TMAS mula-mula digunakan untuk mengungkap : a. Variasi tingkat dorongan yang dimiliki individu atau yang yang berhubungan erat dengan internal anxiety yang dapat memp memperlemah perilaku individu. b. Intensitas kecemasan yang diketahui dari tingkah laku yang yang dimamfestasikan melalui gejala atau reaksi cemas seperti gemetar, jantung berdebar, dan sebagainya. Selanjutnya penggunaan TMAS ini lebih didasarkan pada asu Hal ini didukung oleh penelitian dari Stanton yang dimua Journal of Psychology (1991) yang mengemukakan bahwa TMAS gukur kecemasan kronik, tetapi mengukur reaksi emosio anifestasikan kedalam tingkah laku seseorang. Terjemahan TMAS ke dalam bahasa Indonesia telah diteliti val iabilitasnya. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut (dalam a. Meichati (1975) mengkorelasikan dengan Manson Evaluasion di angka korelasi sebesar 0,80. b. Utari (1979) dalam penelitiannya tentang validitas TMAS pada mendapatkan angka korelasi sebesar 0,76 dan reliabili 0,75. c. Hariati (1980) mendapatkan angka reliabilitas dalam 3 mingg 0,29 dalam waktu sebulan 0,82. d. Parastuti (1984) memperoleh angka validitas sebesar 0,585 da sebesar 0,797.

Upload: ishana

Post on 06-Feb-2016

65 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

48 TMAS mula-mula digunakan untuk mengungkap : a. Variasi tingkat dorongan yang dimiliki individu atau yang biasa disebut drive yang berhubungan erat dengan internal anxiety yang dapat memperkuat atau memperlemah perilaku individu. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: 48 TMAS mula-mula digunakan untuk mengungkap :

48

TMAS mula-mula digunakan untuk mengungkap :

a. Variasi tingkat dorongan yang dimiliki individu atau yang biasa disebut drive

yang berhubungan erat dengan internal anxiety yang dapat memperkuat atau

memperlemah perilaku individu.

b. Intensitas kecemasan yang diketahui dari tingkah laku yang tampak keluar atau

yang dimamfestasikan melalui gejala atau reaksi cemas seperti panik, bingung,

gemetar, jantung berdebar, dan sebagainya.

Selanjutnya penggunaan TMAS ini lebih didasarkan pada asumsi kedua.

Hal ini didukung oleh penelitian dari Stanton yang dimuat dalam Australian

Journal ofPsychology (1991) yang mengemukakan bahwa TMAS bukan

mengukur kecemasan kronik, tetapi mengukur reaksi emosional yang

dimanifestasikan kedalam tingkah laku seseorang.

Terjemahan TMAS ke dalam bahasa Indonesia telah diteliti validitas dan

reliabilitasnya. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut (dalam Hartono, 1991):

a. Meichati (1975) mengkorelasikan dengan Manson Evaluasion didapatkan

angka korelasi sebesar 0,80.

b. Utari (1979) dalam penelitiannya tentang validitas TMAS pada siswa SMA

mendapatkan angka korelasi sebesar 0,76 dan reliabilitas test-retest sebesar

0,75.

c. Hariati (1980) mendapatkan angka reliabilitas dalam 3 minggu sebesar

0,29 dalam waktu sebulan 0,82.

d. Parastuti (1984) memperoleh angka validitas sebesar 0,585 dan korelasi

sebesar 0,797.