3. katar dan daftar isi
DESCRIPTION
sistem videoTRANSCRIPT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
KATA PENGANTARSegala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan limpahan rahmatNya, maka penulis bisa menyelesaikan Modul Ajar Sistem Video Analog.
Modul Ajar Praktikum Antena dan Propagasi ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan perkuliahan Sistem Video Analogdan sebagai buku acuan bagi mahawiswa dalam memahami mata kuliah Sistem Video AnalogProgram Studi Teknik Telekomunkasi Politeknik Negeri Malang. Harapan yang ingin dicapai dari penyusunan modul ajar dalam matakuliah Sistem Video Analog ini adalah memperluas wawasan mahasiswa, terutama materi tentang video guna mendukung dalam pelaksanaan tugas akhir.
Secara garis besar modul ajar berisi tentang materi Sistem Video Analog.Tujuan utamamodul ajar iniadalah untuk memperkenalkanprinsip-prinsipdasar dari teorivideo terkait dengan prinsip dasar video, analisis dan konstruksi video komposit hingga pentransmisian video.Untuk memahami materi ini, bahwasiswa dianggap memilikipengetahuan tentangteorielektronikadasar, elektronika telekmunkasi, dan modulasi.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ajar dalam matakuliah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu segala saran dan kritik perbaikan akan penulis terima dengan tangan terbuka. Kritik dan saran tersebut sangat berguna demi sempurnanya pelaksanaan pembelajaran pada matakuliah serupa di masa mendatang.Malang, Oktober 2012PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
DAFTAR TABELiv
DAFTAR GAMBARv
BABIPRINSIP DASAR DAN WARNA PADA SISTEM VIDEO
Capaian Pembelajaran1
1.1 SINYAL VIDEO1
1.2 PERBEDAAN VIDEO DAN AUDIO2
1.3SINYAL FREKUENSI DASAR VIDEO DAN AUDIO2
1.4SINYAL WARNA3
BAB IIANALISIS SINYAL VIDEO
Capaian Pembelajaran6
2.1 KONSTRUKSI SINYAL VIDEO KOMPOSIT6
2.2 POLARITAS PENYELARASAN SINYAL VIDEO KOMPOSIT7
2.3PENGOSONGAN (BLANKING)8
2.3.1Waktu Pengosongan Horisontal9
2.3.2Waktu Pengosongan Vertikal12
2.3.3Informasi gamar dan Amplitudo Sinyal Video16
2.3.4Bentuk Gelombang Osloskop18
2.3.5Informasi Gambar dan Frekuensi Sinyal Video21
2.3.6Informasi Warna Sinyal Video23
BAB IIISISTEM TELEVISI DUNIA
Capaian Pembelajaran21
3.1 TELEVISI STANDART21
BAB IVALOKASI FREKUENSI PEMBAWA
Capaian Pembelajaran24
4.1 PEMBANGKITAN FREKUENSI PEMBAWA24
4.2SALURAN-SALURAN YANG DITETAPKAN26
BAB VTRANSMISI VIDEO (TELEVISI)
Capaian Pembelajaran32
5.1 TRANSMISI NEGATIF32
5.1.1 Keuntungan Transmisi Negatif33
5.1.2 Amplitudo IRE dan Pembawa34
5.2TRANSMISI BIDANG SISI SISA (VESTIGIALSIDEBAND)35
5.2.1Modlasi Amplitudo35
5.2.2 Frekuensi-frekuensi Pembawa36
5.2.3Bidang Frekuensi Sisi37
5.2.4Transmisi Bidang Sisi Tunggal38
5.2.5Bidang Sisi Sisa39
5.3SALURAN-SALURAN PENYIARAN TELEVISI39
5.3.1Saluran-saluran yang Ditetapkan40
5.3.2Saluran-saluran VHF Bidang Rendah42
5.3.3Saluran-saluran VHF Bidang Tinggi42
5.3.4Saluran VHF42
5.3.5Stasiun dengan Salurn Bersama42
5.3.6Saluran-saluran Berdampingan43
5.3.7Interferensi saluran43
5.4SALURAN TELEVISI STANDART45
5.4.1Bidang-bidang Frekuensi Sisa dari Sinyal Gambar46
5.4.2Keuntungan Transmisi Bidang Sisi Sisa47
5.5SINYAL SUARA FM47
5.5.1Perubahan Frekuensi dalam Sinyal FM48
5.5.2Frekuensi Tengah50
5.5.3Simpangan Frekuensi 50
5.5.4Ayunan Frekuensi 50
5.5.5Persentase Modulasi 50
5.5.6Indeks Modulasi 51
5.5.7Modulasi Fasa51
5.5.8Pre-emphasis da De-emphasis52
5.5.9Suara stereo52
5.5.10Suara stereo pada TV53
5.6STANDART TRANSMISI TELEVISI54
5.6.1Daya Pemancar55
5.6.2Toleransi Frekuensi56
5.6.3Frekuensi Pengimbang Pembawa56
5.6.4tasiun Penerjemah56
BAB VISISTEM PEANCAR TELEVISI
Capaian Pembelajaran32
6.1 PENGANTAR57
6.2 PEMANCAR TELEVISI HITAM PUTIH58
6.3STANDART TELEVISI 61
6.4PEMANCAR TELEVISI BERWARNA61
BAB VIITRANSMISI VIDEO LINK
Capaian Pembelajaran67
7.1PENGANTAR67
7.2PANTULAN68
7.3SISTEM RANSMISI (MELALUI) SATELIT69
7.3.1 Konsep Komunikasi Satelit70
7.3.2 Televisi Satelit74
7.3.3 Perbandingan antara Komunikasi Satelit dengan Microwave Terrestrial80
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Rincian Pengosongan Horisontal11
Tabel 3.1: Sistem Televisi Dasar22
Tabel 3.2: Alokasi Frekuensi FCC dari 30 kHz sampai 300 GHz23
Tabel 4.1: NTSC TV Broadcasting System26
Tabel 4.2: Penetapan Saluran Televisi27
Tabel 4.3: Penetapan Saluran Televisi, Frekuensi Pembawa Gambar, dan Frekuensi Pembawa Suara (untuk NTSC)28
Tabel 4.4: PAL - TV Broadcasting System29
Tabel 4.5: Penetapan Saluran Televisi, Frekuensi Pembawa Gambar, dan Frekuensi Pembawa Suara (untuk PAL)30
Tabel 4.6: SECAM - TV Broadcasting System31
Tabel 5.1: Perbandingan Amplitudo IRE dan Pembawa34
Tabel 5.2: Penempatan Saluran Televisi77
Tabel 5.3: Perbandingan Sinyal FM dan AM77
Tabel 7.1: Pasangan bidang frekuensi untuk komunikasi satelit77
Tabel 7.2: Perbedaan antara komunikasi satelt dengan microwave terrestrial81
Tabel 7.3: Keuntungan dan kerugian komuniasi satelit dibanding dengan microwave terrestrial82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1:Sinyal-sinyal audio dan video digunakan pada elektronika1
Gambar 2.1:Tiga kumpulan sinyal video komposit adalah variasi sinyal kamera, pulsa-pulsa pengosongan, dan pulsa-pulsa penyelarasan2
Gambar 2.2:Sinyal video komposit untuk dua garis horisontal7
Gambar 2.3:Sinyal video komposit untuk dua garis horisontal dengan polaritas penyelarasan negatif8
Gambar 2.4:Pulsa pengosongan H dan V dalam sinyal video. Pulsa-pulsa penyelarasan tidak diperlihatkan9
Gambar 2.5:Rincian pengosongan horisontal dan pulsa-pulsa penyelarasan10
Gambar 2.6:Rincian pulsa-pulsa penyelarasan dan pengosongan untuk medan yang berurutan dalam pemayaran vertikal. Waktu V adalah 1/60 det = 0,0167 det.14
Gambar 2.7:Sinyal video komposit dan informasi gambarnya. (a) Gambar dengan batang lintasan vertikal pada dasar putih. (b) Informasi sebaliknya dengan batang putih pada dasar hitam16
Gambar 2.8:Gambar osiloskop sinyal video komposit, yang diperlihatkan dengan penyelarasan yang turun pada polaritas negatif18
Gambar 2.9:Bentuk-bentuk gelombang sinyal video berhubungan dengan informasi gambar20
Gambar 2.10:Pola papan pengecek dari 12 bujur sangkar hitam putihdengan variasi-variasi sinyal yang sesuai22
Gambar 2.11:Sinyal video dengan dan tanpa warna13
Gambar 5.1:Gelombang pembawa gambar yang dipancarakan termodulasi amplitudo oleh sinyal video komposit33
Gambar 5.2:Rangkaian untuk modulasi amplitudo. Amplitudo pembawa 100 kHz dimodulasi oleh sinyal bidang frekuensi dasar 5000 Hz.35
Gambar 5.3:Sebuah gelombang AM sesuai dengan pembawa RF yang tidak termodulasi ditambah dua sinyal pembawa sisi RF yang dihasilkan oleh modulasi.37
Gambar 5.4:Bidang-bidang frekuensi sisi yang dihasilkan dari Modulasiamplitudo dari pembawa 100 kHz bersama semua frekuensi pemodulasi 5 kHz38
Gambar 5.5:Gelombang AM terdiri dari pembawa yang tidak termodulasi dan hanya satu pembawa38
Gambar 5.6:Contoh saluran 2 dan 4 sebagai saluran-saluran berdampingan bila penerima disetalakan ke saluran 343
Gambar 5.7:Efek buta-venesia yang disebabkan oleh interferensi saluran bersama44
Gambar 5.8:Efek kipas kaca mobil yang disebabkan oleh interferensi dari saluran berdampingan bawah44
Gambar 5.9:Frekuensi-frekuensi digunakan dalam saluran penyiaran televisi standart 6 MHz46
Gambar 5.10:Cara menghasilkan modulasi frekuensi48
Gambar 5.11:Keluaran FM yang dihasilkan oleh rangkaian pada Gambar 5.10. Amplitudo adalah konstan, tetapi frekuensi sesaat berubah secara kontinyu49
Gambar 5.12:Spektrum bidang frekuensi dasar (baseband) audio untuk sistem TV stereo yang divisualkan oleh EIAJ53
Gambar 5.13:Perbandingan standart-standart amplitudo dan frekuensi untuk saluran transmisi TV54
Gambar 6.1 :Blok diagram stasiun televisi sederhana58
Gambar 6.2 :Diagram blok pemancar televisi58
Gambar 6.3 :Diagram blok pemancar televisi hitam putih59
Gambar 6.4 :Jembatan diplekser yang digunakan untuk mencampur keluaran dari dua pemancar yang menggunakan sistem antena yang sama60
Gambar 6.5:Sistem pemancar televisi berwarna NTSC62
Gambar 6.6 :Impementasi Tipikal Modulasi RF untuk (M) NTSC : Mono Audio64
Gambar 6.7 :Impementasi Tipikal Modulasi RF untuk (M) NTSC : BTSC Stereo Audio64
Gambar 6.8 :Impementasi Tipikal Modulasi RF untuk PAL : BTSC Stereo Audio65
Gambar 6.9 :Diagram blok pemancar televisi dengan injeksi IF66
Gambar 7.1:Model sederhana sistem radio link67
Gambar 7.2 :Bayangan-bayangan ganda atau ghost dalam gambar69
Gambar 7.3 :Konsep komunikasi satelit71
Gambar 7.4 :Elemen-elemen suatu sistem telekmunikasi75
SISTEM VIDEO ANALOG viiiANTENA DAN PROPAGASIi
_1464675900.vsd
_1464675902.vsd