2.laporan ukl upl jalan

Download 2.Laporan Ukl Upl Jalan

If you can't read please download the document

Upload: multisarana

Post on 18-Jan-2016

209 views

Category:

Documents


75 download

DESCRIPTION

UKL-UPL

TRANSCRIPT

  • KATA PENGANTAR

    Penyusunan Laporan Akhir Upaya Pengelolaan Lingkungan - Upaya Pemantauan

    Lingkungan (UKL-UPL) Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx (N 007) Kabupaten Xxxxxx,

    Propinsi Jawa Barat ini merupakan kerjasama antara Direktorat Prasarana

    Wilayah Tengah - Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah - Departemen

    Permukiman Dan Prasarana Wilayah Rl dengan PT. Dhanesmantara Engineering,

    pada tahun anggaran 2004.

    Laporan Akhir UKL-UPL disusun dengan mengacu Keputusan Menteri Pekerjaan

    Umum No. 296/KPTS/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya

    Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan, dan Keputusan

    Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal No. 86/2002 tentang

    Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan.

    Laporan memuat bab-bab uraian rencana kegiatan pelebaran jalan, kondisi

    lingkungan, prakiraan dampak, upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya

    pemantauan lingkungan (UPL). Laporan telah mengakomodir masukan dari Dinas

    Lingkungan Hidup Kabupaten Xxxxxx.

    Demikian, disampaikan banyak terima kasih kepada berbagai instansi (Kantor Desa

    Duren, Kantor Desa Pancawati, Kantor Desa Dawuan Tengah, Kantor Pimbagpro

    Ruas Xxxxxx - Xxxxxx, Bappeda Kabupaten Xxxxxx, dan instansi yang lain), yang

    telah memberikan berbagai informasi dan data yang sangat diperlukan bagi

    penyelesaian pekerjaan penyusunan laporan UKL-UPL ini.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar ........................................................................... i

    Daftarlsi ........................................................................... ii

    DaftarTabel .......................................................................... iv

    DaftarGambar .......................................................................... v

    Daftar Lampiran .......................................................................... vi

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................... 1-1

    1.1. Latar Belakang ............................................................... 1-1

    1.2. Peraturan Perundang-Undangan ....................................... I-3

    1.3. Tujuandan Kegunaan Studi UKL-UPI ........................................ I-4

    1.4. Batas Wilayah Studi ..................................................................... I-6

    1.5. Sistematika Penulisan ................................................................. I-7

    BAB II. RENCANA KEGIATAN PROYEK ............................................. 11-1

    2.1. Kondisi Lokasi ........................................................................ 11-1

    2.2. Diskripsi Proyek ........................................................................... 11-1

    2.3. Tahapan Kegiatan ................................................... H-4

    BAB III. KOMPONEN LINGKUNGAN .................................................... 111-1

    3.1. Komponen FisikKimia .............................................................. 111-1

    3.2. Komponen Biologi ........................................................................ III-6

    3.3. Komponen Sosial ............................................................. IH-8

    BAB IV. DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN TIMBUL ................... IV-1

    4.1. Tahap Prakonstruksi .................................................................. IV-1

    4.2. Tahap Konstruksi ....................................................................... IV-2

    4.3. Tahap Operasi Pemeliharaan ....................................................... IV-8

    BAB V. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ................................. V-1

    5.1. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Prakonstruksi ........................... V-1

    5.2. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Konstruksi ............................... V-3

    5.3. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Operasi Pemeliharaan ........... V-22

  • BAB VI. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ................................ VI-1

    6.1. Pemantuan Dampak Pada Tahap Prakonstruksi ........................... VI-1

    6.2. Pemantauan Dampak Pada Tahap Konstruksi ............................... VI-3

    6.3. Pengelolaan Dampak Pada Tahap Operasi Pemeliharaan ........... VI-18

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Pantura .............................. II-2

    Tabel 2.2. Jenis Peralatan Peningkatan Jalan .................................................... II S

    Tabel 2.3. Volume Pekerjaan Ruas Jalan Xxxxxx-Xxxxxx ..................................II-9

    Tabel 3.1. Curah Hujan (mm) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx .. III-2

    Tabel 3.2. Hari Hujan (hari) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx .....................III-2

    Tabel 3.3. Kualitas Udara Pada Ruas Xxxxxx-Xxxxxx........................................ III-3

    Tabel 3.4. Kualitas Air Saluran Komojing ........................................................... III-4

    Tabel 3.5. Jenis Pohon Yang Cocok Sebagai Pohon Peneduh ........................ Ill "7"

    Tabel 3.6. Jumlah Penduduk ............................................................................. III-8

    Tabel 3.7. Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Xxxxxx ......................................... III-9

    Tabel 3.8. Jumlah Pasien Menurut Penyakit ...................................................... Ill 9

    Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Wawancara Responden ....................................... 111-11

    Tabel 3.10. Hasil Pengamatan Lalu Lintas (Arah Xxxxxx-Xxxxxx)., 111-13 Tabel 3.11.

    Hasil Pengamatan Lalu Lintas (Arah Xxxxxx-Xxxxxx).. 111-14

    Tabel 3.12. Hasil Pengamatan Lalu Lintas (Dua Arah) ..................................... 111-15

    Tabel 3.13. Komposisi Jenis Kendaraan ........................................................... 111-16

    Tabel 3.14. Volume Lalu Lintas (dalam smp) ...................................................... 111-17

    Tabel 4.1. Matrik Interaksi Komponen Kegiatan Dengan Lingkungan ................ IV-5

    Tabel 5.1. Baku Mutu Kualitas Udara ................................................................ V-6

    Tabel 5.2. Jenis Pohon Yang Cocok Sebagai Peneduh Jalan ......................... V-10

    Tabel 5.3. Rasio Volume Lalu Lintas - Kepadatan (V/C) .................................. V-13

    Tabel 5.4. Perumusan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) ........................ V-35

    Tabel 6.1. Rasio Volume Lalu Lintas - Kapasitas (V/C) ................................. VI-11

    Tabel 6.2. Jumlah Kecelakaan Kabupaten xxxxxx Tahun 2002 ........................ VI-14

    Tabel 6.3. Perumusan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ....................... VI-27

    IV

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.1. Lokasi Proyek Ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) ........................ I-2

    Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Studi UKL-UPL .................................. I-9

    Gambar2.1. PagarRumah Sudah Dimundurkan Pada sta 0+300

    (Desa Duren) ................................................................... II-4

    Gambar 2.1. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada sta 0+300

    (Desa Duren) ................................................................... II 4

    Gambar 2.2. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada Km 86,3

    (Desa Pancawati) .......................................................... 1l~4

    Gambar 2.3. Pagar Rumah Sudah Dimundurkan Pada Km 91,7

    (Desa Dawuan Tengah) ................................................ II-4

    Gambar 2.4. Masjid Al Mujahidin sta 1+100 Terkena Proyek .......... it 5

    Gambar 2.5. Bangunan Toko di PasarKosambi Terkena Proyek ............ II-5

    Gambar 2.6. Rute Mobilisasi Material ........................................................ II-8

    Gambar 3.1. Foto Saluran Pipa PDAM Pada Pinggir Jalan sta 0+000 ...... III-4

    Gambar 3.2. Fluktuasi Lalu Lintas Xxxxxx-Xxxxxx ..................................... 111-18

    Gambar 3.3. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Xxxxxx .... 111-19

    Gambar 5.1. Lokasi Pengelolaan Banjir .................................................... V-32

    v

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Gambar Desain Pebelaran Jalan Ruas Xxxxxx-Xxxxxx

    Lampiran 2. Daftar Nominatif Warga Terkena Proyek Lampiran 3. Hasil

    Analisa Laboratorium Kualitas Udara dan Air Sungai Lampiran 4. Peta

    Upaya Pengelolaan Ungkungan (UKL) dan Peta Upaya Pemantauan

    Lingkungan (UPL).

    VI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Wilayah Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dilalui jalur regional yang merupakan

    jalur transportasi utama di Pulau Jawa. Jalur transportasi ini merupakan jalan

    negara yang menghubungkan antar wilayah propinsi dan antar pulau.

    Jalur ini memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, karena terjadinya pencampuran

    antara lalu lintas regional dan lokal yang berakibat ruas jalan menerima beban

    yang berlebihan. Dengan kepadatan yang tinggi tersebut ruas jalan akan menjadi

    rawan terhadap kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Salah satu upaya

    mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas adalah dengan jalan

    meningkatkan jalan yang sudah ada. Peningkatan jalan pantura untuk paket ini

    (paket 7) terdiri dari pelebaran (sebagian diluar DAMIJA) ruas jalan Xxxxxx -

    Xxxxxx (AP3). Peta lokasi proyek AP3 tertera pada Gambar 1.1.

    Peningkatan jalan diharapkan akan bermanfaat dalam meningkatkan kelancaran

    transportasi darat di jalur Pantai Utara Jawa; dan mengatasi kemacetan lalu lintas

    dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

    Rencana peningkatan jalan berada pada jalur lalu lintas kendaraan yang sudah

    sangat padat. Rencana pelebaran jalan dapat menimbulkan dampak, baik postitif

    maupun negative. Pada tahap prakonstruksi dampak yang dapat ditimbulkan

    berhubungan dengan persepsi masyarakat dalam proses pengadaan tanah. Pada

    tahap konstruksi kemungkinan dapat menimbulkan dampak kemacetan lalu lintas,

    terganggunya utilitas umum, penurunan kualitas udara, kebisingan sebagai akibat

    kegiatan proyek.

    1-1

  • Kebijakan nasional sebagaimana dituang dalam Undang-Undang Nomor 23

    Tahun 1997, mengharuskan setiap pembangunan dilaksanakan dengan

    berwawasan lingkungan. Sehubungan dengan pembangunan berwawasan

    lingkungan, maka kegiatan peningkatan jalan dengan pelebaran (sebagian diluar

    DAMIJA) ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) akan dilengkapi dengan Upaya

    Pengelolaan Lingkungan - Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL).

    Kewajiban penyusunan UKL-UPL ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No

    27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; dan

    Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No 17 Tahun 2001

    Tentang Jenis Kegiatan Bidang Permukiman Dan Prasarana Wilayah Yang Wajib

    Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan.

    Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 menyebutkan bahwa kegiatan yang

    kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan

    hidup wajib memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dan

    kegiatan yang tidak wajib AMDAL, periu dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan

    Lingkungan - Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). Kemudian

    berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No 17

    Tahun 2001 disebutkan bahwa termasuk kegiatan yang wajib dilengkapi dengan

    UKL-UPL peningkatan jalan dengan pelebaran diluar DAMIJA dengan panjang 1

    s/d < 5 km atau luas 2 s/d < 5 ha (di kota besar/metropolitan); atau panjang 3 s/d

    < 10 km atau luas 5 s/d < 10 ha (di kota sedang). Dengan demikian sesuai

    dengan ketentuan ini, peningkatan jalan dengan pelebaran ruas Xxxxxx -Xxxxxx

    sepanjang 4,1 km (sebagian pelebaran di luar DAMIJA), akan dilengkapi dengan

    UKL-UPL.

    1.2. Peraturan Perundang-undangan

    1. Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

    Agraria

    2. Undang-Undang No. 13 tahun 1980 tentang Jalan

    3. Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    4. Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

    5. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    6. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

    7. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1985 tentang Jalan

    I-3

  • 8. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

    Lingkungan Hidup.

    9. Keputusan Presiden No. 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi

    Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

    10. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1

    tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keppres Nomor 55 tahun 1993.

    11. Keputusan Bappedal No. Kep. 056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai

    Ukuran Dampak Penting

    12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 296/KPTS/1996 tentang Petunjuk

    Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan.

    13. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No. 17/2001 tentang

    Jenis Kegiatan Bidang Permukiman Dan Prasarana Wilayah yang Wajib

    Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan.

    14. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal No.

    299/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan

    AMDAL.

    15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 48/MENLH/II/1996

    tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan

    16. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal No.

    86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan

    Upaya Pemantauan Lingkungan.

    1.3. Tujuan dan Kegunaan Studi UKL dan UPL

    Pengelolaan lingkungan merupakan suatu usaha terpadu dalam pemanfaatan,

    penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan

    lingkungan hidup, sehingga pelestarian sumber daya alam dapat tetap

    dipertahankan dan atau kerusakan lingkungan dapat dicegah atau dikurangi.

    1.3.1. Tujuan dan Kegunaan UKL

    Tujuan UKL adalah:

    1. Memberi masukan secara langsung kepada instansi terkait dalam hal

    menangani atau mengendalikan dampak negatif yang timbul serta

    I-4

  • mengembangkan dampak positif yang timbul dari kegiatan proyek pelebaran

    ruasjalan. 2. Sebagai acuan bagi pihak yang terkait (Pemerintah Kabupaten

    Xxxxxx, Ditjen Prasarana Wilayah, Dinas Kimpraswilda dan instansi terkait

    lainnya) untuk mencegah, rnengendalikan dan menanggulangi dampak negatif

    yang ditimbulkan oleh pelebaran jalan, serta mengembangkan dampak positif.

    Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan UKL adalah:

    1. Mempertahankan kelestarian kualitas dan daya dukung lingkungan

    2. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan bijaksana

    3. Merumuskan tata cara dan langkah-langkah untuk menangani dampak negatif

    yang timbul dan mengembangkan dampak positif

    4. Menentukan instansi-instansi terkait dalam kegiatan pengelolaan lingkungan

    Adapun kegunaan UKL ini antara lain:

    1. Memberi petunjuk tentang dampak negatif yang diperkirakan akan timbul

    akibat kegiatan proyek pelebaran jalan serta cara

    penanggulangannya, sehingga dapat mencegah dan menanggulangi dampak

    negatif sedini mungkin serta meningkatkan manfaat proyek.

    2. Merupakan petunjuk bagi memprakarsa, pengelola kegiatan dan instansi

    terkait mengenai lingkup tugas dan tanggungjawabnya dalam pengelolaan

    lingkungan berkaitan dengan kegiatan proyek tersebut.

    3. Merupakan masukan dalam perencanaan dengan menjabarkan lebih lanjut

    dokumen ini dalam spesifikasi dokumen lelang.

    1.3.2. Tujuan dan Kegunaan UPL

    Kegiatan pemantauan lingkungan merupakan usaha yang dilakukan untuk menilai

    keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan

    terencana. Hal ini dimaksudkan sebagai masukan untuk melakukan evaluasi

    pelaksanaan pengelolaan lingkungan, dengan tujuan antara lain :

    1. Terdeteksinya perubahan lingkungan sebagai akibat adanya suatu kegiatan,

    setelah dilakukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan sehingga pengelolaan

    lingkungan tersebut dapat mencapai hasil yang direncanakan

    I-5

  • 2. Terselengaranya penyampaian informasi mengenai perubahan lingkungan

    kepada berbagai instansi terkait, dan yang berkepentingan dengan

    pemanfaatan lingkungan tersebut.

    3. Memberi masukan kepada pihak terkait dalam pelaksanaan pengelolaan

    lingkungan apabila terjadi perubahan rona lingkungan oleh kegiatan proyek.

    Adapun kegunaan UPL antara lain :

    1. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pemantauan lingkungan atau

    melakukan penilaian atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan

    2. Memberi petunjuk kepada pemrakarsa, pengelola kegiatan serta instansi-

    instansi terkait mengenai peran serta dan tanggungjawabnya dalam

    melakukan pemantauan lingkungan

    3. Memberi masukan kepada para pengambil keputusan, perencana,

    pemrakarsa dan pengelola kegiatan untuk memperbaiki dan

    menyempurnakan kegiatan pengelolaan lingkungan dalam rangka

    mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

    1.4. Batas Wilayah Studi

    Batas wilayah studi dalam penyusunan UKL dan UPL proyek peningkatan jalan

    dengan pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx, ditentukan dengan memperhatikan batas-

    batas proyek, administrasi, sosial dan ekologis.

    1. Batas Proyek

    Batas proyek meliputi tapak proyek: Ruas Xxxxxx - Xxxxxx 4,1 km (KM 83,1 - KM

    85,6; KM 86,1 - KM 86,8; KM 91,6 - 92,5) di Kabupaten Xxxxxx. Lebar damija

    rencana 26 meter.

    2. Batas Ekologis

    Batas pengamatan secara ekologis ditentukan berdasarkan luas sebaran dampak

    debu, kebisingan, kualitas air sungai yang ditimbulkan oleh kegiatan peningkatan

    jalan. Batas ekologis sekitar 20 meter di kanan dan kiri ruas jalan proyek, lokasi

    base camp dan ruas jalan sekitar (yang dilalui mobilisasi quarry).

    I-6

  • 3. Batas Administrasi

    Batas administrasi merupakan wilayah administrasi desa dimana lokasi proyek

    berada. Proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx termasuk dalam wilayah Desa Duren

    (Kecamatan Klari), Desa Pancawati (Kecamatan Klari), dan Desa Dawuan

    Tengah (Kecamatan Xxxxxx).

    4. Batas Sosial

    Batas sosial merupakan wilayah persebaran dampak sosial ekonomi dan sosial

    budaya dimana terdapat pengaruh sosial ekonomi dan sosial budaya dari

    kegiatan proyek, baik pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, sampai selama

    periode pengoperasian jalan. Batas sosial mencakup masyarakat pada kiri kanan

    ruas jalan proyek, yang potensial terkena dampak pembebasan lahan, debu,

    kebisingan.

    5. Batas Teknis

    Batas teknis merupakan batasan ruang lingkup wilayah studi UKL/UPL, yakni

    ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas, yang

    penentuannya disesuaikan dengan ketersediaan sumber data, waktu, dana,

    tenaga, teknik dan metode telahaan. Batas teknis bertolak dari batas proyek,

    kemudian diperluas ke batas ekologi, batas sosial dan batas administratif yang

    lebih luas. Batas teknis studi UKL-UPL disajikan pada Gambar 1.2.

    1.4. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan Dokumen UKL-UPL berpedoman Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan Hidup Nomor 86/2002 dan Keputusan Menteri Pekerjaan

    Umum No. 296/KPTS/1996tentang Penyusunan UKL-UPL, yaitu:

    Bab1 : PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang studi, peraturan perundang-

    undangan, maksud dan tujuan studi, batas dan wilayah studi UKL-

    UPL.

    Bab 2 : RENCANA KEGIATAN PROYEK

    Bab ini berisi uraian rencana kegiatan proyek dan tahapan kegiatan.

    I-7

  • Bab 3 : KOMPONEN LINGKUNGAN

    Bab ini menguraikan komponen lingkungan yang kemungkinan

    terkena dampak dari kegiatan proyek peningkatan jalan, yang terdiri

    dari komponen fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi budaya,

    kesehatan masyarakat.

    Bab 4 : DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN TIMBUL

    Bab ini menguraikan tentang dampak lingkungan negatif dan positif

    yang diperkirakan akan timbul pada setiap tahapan kegiatan proyek,

    mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi

    Bab 5 : UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Bab ini menguraikan upaya pengelolaan lingkungan yang akan

    diterapkan selama pelaksanaan proyek, dalam rangka mencegah

    atau meminimumkan timbulnya dampak negatif serta

    mengembangkan dampak positif. Juga diuraikan tugas dan

    tanggungjawab pelaksana pengelolaan lingkungan. Upaya

    pengelolaan lingkungan yang diajukan adalah metode/cara-cara

    yang nantinya akan diterapkan untuk mencegah atau

    meminimumkan timbulnya dampak negatif dan mengembangkan

    dampak positif.

    Bab 6 : UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

    Bab ini menguraikan upaya pemantauan lingkungan yang akan

    diterapkan selama pelaksanaan proyek. Juga diuraikan tugas dan

    tanggungjawab pelaksana pemantauan lingkungan. Upaya

    pemantauan lingkungan yang diajukan adalah metode/cara-cara

    yang nantinya akan digunakan untuk memantau keberhasilan

    pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam

    mencegah/meminimumkan dampak negatif dan mengembangkan

    dampak positif.

    I-9

  • BAB II RENCANA KEGIATAN

    PROYEK

  • BAB II RENCANA KEGIATAN

    PROYEK

    2.1. Kondisi Lokasi

    Ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (Link N 007) berada pada wilayah jalur Pantai Utara

    (Pantura) Pulau Jawa dengan status sebagai jalan Negara dan berfungsi sebagai

    jalan Arteri Primer. Jalan yang pembinaannya oleh Negara ini berfungsi untuk

    melayani angkutan rute jarak jauh yang memerlukan kecepatan rata-rata

    kendaraan tinggi.

    Pada saat ini, ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx mempunyai tingkat kepadatan yang

    tinggi akibat terjadinya pencampuran antara lalu lintas regional dan lokal yang

    berakibat ruas jalan ini menerima beban yang berlebihan. Dengan kepadatan

    yang tinggi tersebut ruas jalan ini akan sangat rawan terhadap kecelakaan dan

    kemacetan lalu lintas.

    Untuk mengarahkan agar ruas Xxxxxx - Xxxxxx ini dapat berfungsi sesuai

    peranannya dan untuk mengatasi masalah kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,

    telah direncanakan suatu program pelebaran jalan pada:

    Km 83,1 - Km 85,6 (diluar DAMIJA).

    Km 86,1-Km 86,8.

    Km 91,6-Km 92,5.

    Pelebaran Jembatan Cikarang Gelam sta 0+693 bentang 20 m.

    Rencana pelebaran jalan ini menyebabkan beberapa bangunan dan tanah

    masyarakat terkena pelebaran.

    2.2. Diskripsi Proyek

    Kegiatan peningkatan jalan ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP 3) sepanjang 4,1 km (KM

    83,1 - KM 85,6; KM 86,1 - KM 86,8; KM 91,6 - KM 92,5) terdiri dari pelebaran dari

    semula 2 lajur menjadi 4 lajur dengan median, seperti tertera pada tabel 2.1.

    Sebagian pelebaran diluar DAMIJA, yaitu pada KM 83,1 - KM 85,6 (Lampiranl).

    11-1

  • Tabel 2.1. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Pantura

    No Uraian Satuan Standar

    Perencanaan

    1 Jumlah Lajur 2 lajur x 2 arah

    2 Kecepatan Rencana km/j 80/60

    3 Lebar Lajur Lalu Lintas m 3,5

    4 Lebar Median m 1,5

    5 Lebar Bahu Dalam Minimum m 0,25

    6 Lebar Bahu Luar Minimum m 2

    7 Jarak Pandangan Henti Minimum m 110

    8 Jari-Jari Minimum m 400/300

    9 Panjang Tikungan Minimum m 140or1000/a

    10 Jari-Jari Minimum Tanpa Peralihan m 1000

    11 Jari-Jari Minimum Tanpa Superelevasi m 3500

    12 Panjang Bagian Peralihan Minimum m 70

    13 Gradien (Landai) Minimum % 4

    14 Panjang Lengkung Vertikal Minimum m 70

    15 Jari-Jari Lengkung Vertikal m

    - Vertikal Cembung m 4500 (3000)

    - Vertikal Cekung m 3000 (2000)

    16 Kemiringan Melintang Lajur Lalu Lintas % 2

    17 Kemiringan Melintang Bahu Jalan % 4(2)

    18 Superelevasi Maksimum % 10/8

    19 Kemiringan Permukaan Relatif Maksimum % 1/200, 1/175

    20 Tinggi Ruang Bebas Minimum m 5,1

    II-2

  • 2.3. Tahapan Kegiatan Proyek

    Tahapan kegiatan proyek terdiri dari tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, dan

    tahap operasi & pemeliharaan. Uraian dari setiap tahapan tersebut adalah

    sebagai berikut:

    1. Tahap Pra Konstruksi

    Kegiatan tahap prakonstruksi terdiri dari: sosialisasi, penyusunan desain,

    pengadaan lahan.

    a. Sosialisasi

    Kegiatan sosialisasi adalah pemberian informasi kepada masyarakat di desa

    setempat, mengenai rencana pelebaran jalan. Sosialisasi terutama disampaikan

    kepada masyarakat yang tanahnya akan terkena rencana pelebaran jalan.

    Pada proyek ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), sosialisasi telah dilakukan oleh

    Pimbagpro, baik kepada kantor desa setempat maupun sosialisasi pada

    masyarakat. Kegiatan sosialisasi telah dilakukan sejaktahun 2002 di Desa Duren,

    yang merupakan rangkaian kegiatan penyusunan Daftar Nominatif "Ganti Rugi

    Tanah Bangunan Dan Tanaman Yang Ada Diatasnya Dalam Rangka Pengadaan

    Tanah Untuk Pembangunan/Pelebaran Ruas Jalan Nasional Bekasi - Xxxxxx".

    Daftar nominatif memuat 259 nominatif tanah terkena proyek (lampiran 2).

    b. Penyusunan Desain

    Desain peningkatan jalan ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) disusun oleh Konsultan PT.

    Saka Adhi Prada (PT. SAP). Gambar potongan melintang jalan eksisting dan

    rencana pelebaran disajikan pada lampiran 1.

    c. Pengadaan Tanah

    Pada perencanaan peningkatanan ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx, lebar sempadan

    jalan (daerah milik jalan/damija) direncanakan sebesar 26 meter, dimana

    pembebasan lahan telah diperhitungkan untuk kebutuhan sempadan jalan

    tersebut.

    11-3

  • Proses pengadaan tanah untuk pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), sebagian

    pengadaan tanah telah dibayarkan kepada masyarakat bulan September tahun

    2000 dan sebagian lainnya dianggarkan melalui APBN tahun 2004. Pengadaan

    tanah yang telah dibayar pada September 2000 adalah kepada 161 pemilik tanah

    terkena proyek di Desa Dawuan Tengah (Kecamatan Xxxxxx - Kabupaten

    Xxxxxx), dan kepada 140 pemilik tanah terkena proyek di Desa Pancawati

    (Kecamatan Klari - Kecamatan Xxxxxx). Sedangkan pengadaan tanah yang

    dianggarkan melalui APBN tahun 2004 adalah bagi 259 bidang tanah terkena

    proyek di Desa Duren (Kecamatan Klari). Warga sudah memundurkan bangunan

    rumahnya seperti terlihat pada foto-foto berikut ini.

    Pagar rumah sudah dimundurkan pada Km 91,7 (Desa Dawuan Tengah)

    Pada proses pengadaan tanah di Desa Duren terdapat 1 bangunan masjid

    terkena pelebaran jalan, yaitu masjid "Al Mujahidin" pada sta 1+100 (foto 2.4

    berikut ini). Sesuai dengan hasil musyawarah antara pengelola masjid dengan

    II-4

  • Proyek, disepakati bangunan masjid akan dibongkar dan Proyek akan

    menyediakan material bagi pembangunan masjid baru di belakang lokasi masjid

    lama. Lahan untuk pembangunan masjid baru telah tersedia siap bangun. Tenaga

    kerja untuk pembangunan masjid akan disediakan oleh pengelola masjid (DKM).

    Gambar2.4. Masjid "Al Mujahidin" pada sta 1+100 terkena rencana pelebaran jalan. Disepakati masjid akan dibongkar dan Proyek akan mengganti material untuk membangun masjid baru, berbatasan langsung dengan masjid lama

    Pada pengadaan tanah di Desa Duren juga terdapat 3 bangunan toko pada

    pertigaan Pasar Kosambi yang akan terkena proyek (gambar 2.5). Harga pasaran

    nilai bangunan toko Rp. 1.127.000 dan bangunan toko bertingkat mencapai Rp.

    2.250.000,- per-m2.

    Gambar 2.5: Bangunan toko pada pertigaan

    Pasar Kosambi yang akan terkena proyek

    I-5

  • 2. Tahap Konstruksi

    Konstruksi Ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) meliputi:

    - Pelebaran KM 83,1 - KM 85,6 diluar DAMIJA sehingga akan dilakukan

    pengadaan tanah.

    - Pelebaran KM 86,1-KM 86,8

    - Pelebaran KM 91,6-KM 92,5

    Pelebaran jembatan Cikarang Gelam sta 0+693 bentang 20 m

    a. Mobilisasi Peralatan Dan Material

    Mobilisasi peralatan mencakup: pengadaan alat angkut dan peralatan konstruksi

    ke lokasi proyek, lokasi AMP dan lokasi quarry di daerah Cagak di Kabupaten

    Subang. Alat berat yang digunakan dalam pekerjaan proyek adalah sebagaimana

    disajikan pada tabel 2.2. Rute mobilisasi material dari sumber quarry ini menuju

    lokasi proyek dapat melalui jalan-jalan propinsi (ruas jalan Cagak - Subang,

    Subang - Sadang dan Subang - Pamanukan), jalan Negara Oalur Pantura Jawa)

    dan jalan Tol. Ruas jalan propinsi tersebut merupakan jalan kelas 2 yang

    berfungsi sebagai jalan Kolektor Primer, sedangkan jalan Negara jalur Pantura

    Jawa merupakan jalan kelas 1 yang berfungsi sebagai jalan Arteri Primer.

    Alternatif rute mobilisasi material yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: o

    Sumber quarry di Kecamatan Jalan Cagak - Subang - Sadang - Jalan Tol

    sampai pintu Tol Xxxxxx Timur - Akses Tol menuju ruas jalan Xxxxxx -

    Xxxxxx - Lokasi Proyek, atau o Sumber quarry di Kecamatan Jalan Cagak -

    Subang - Pamanukan -

    Xxxxxx - Jalan Tol sampai pintu Tol Xxxxxx Timur - Akses Tol menuju

    ruas jalan Xxxxxx-Xxxxxx - Lokasi Proyek.

    Peta mobilisasi material tertera pada Gambar 2.6. Frekuensi truk material

    diperkirakan 75 truk per-hari (tabel 2.3 di bawah).

    II-6

  • Gambar2.6. Pefa Mobilisasi Material

    11-7

  • Tabel 2.2. Jenis Peralatan Pekerjaan Peningkatan Jalan

    No Jenis Alat Kapasitas Jumlah Alat

    1

    2

    Stone crusher 40 ton/hr

    AMP 40 ton/hr

    3 Dump truck 10-12 ton 10

    4 Flate bed truck 4 ton 2

    5 Asphalt Finisher 80 ton/hr

    6 Tyred Roller 8-10 ton/hr

    7 Tandem Roller 8 ton/hr

    8 Steel Wheel Roller 10 ton/hr

    9 Vibratory Roller 10 ton

    10 Wheel Loader 1,2 m3 2

    11 Truck Loader 100 HP

    12 Buldozer 120 HP

    13 Exavator 100 HP 2

    14 Motor Grader 120 HP

    15 Asphalt Sprayer 1000 Lt

    16 Water Tanker 5000 Lt

    17 Concrete Mixer 0,3 m3

    18 Generator set 200 kw 2

    19 Crane scale 10 ton

    20 Air compressor 6000 It/m

    21 Scale bridge 35 ton

    22 Survey equipment -

    23 Concrete vibrator 3 HP

    24 Vibratory compactor 3 HP

    25 Water pump 100 Mm

    26 Pick up truck 1 ton 2

    27 File hammer 3 HP

    AMP (Asphalt Mixing Plant) : merupakan suatu unit peralatan yang berfungsi

    untuk membuat campuran aspal panas (hot mix), dimana peralatan ini biasanya

    berada di lokasi base camp kontraktor. Peralatan ini dioperasikan pada saat

    kontraktor telah memulai pekerjaan pengaspalan jalan.

    II-8

  • Stone Crusher: merupakan peralatan untuk memecah batu yang berguna untuk

    memproduksi butiran-butiran batu dengan ukuran sesuai yang diinginkan.

    Peralatan ini biasanya berada di lokasi base camp kontraktor. Pengoperasian alat

    ini berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan seperti:

    Pembuatan campuran aggregate base untuk bahu jalan,

    Pembuatan campuran aggregate base untuk perkerasan jalan,

    Pembuatan campuran aspal panas (hot mix) untuk perkerasan jalan.

    Vibrator Roller atau Vibrator Compactor : merupakan peralatan pemadatan

    yang diperlukan untuk mempersiapkan badan jalan dan pondasi jalan (subbase

    dan base coarse) agar dapat memenuhi persyaratan kepadatan sesuai yang

    diinginkan. Peralatan ini dioperasikan di lokasi pekerjaan, biasanya berhubungan

    dengan pekerjaan-pekerjaan :

    Pemadatan tanah pada lokasi pelebaran perkerasan dan bahu jalan,

    Pemadatan aggregat base baik pada perkerasan jalan maupun pada bahu

    jalan.

    Tabel 2.3. Volume Pekerjaan Ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3)

    No Material Satuan Volume Setara Jumlah

    Truk 8 m3

    Ruas AP3-1

    1 Drainase

    a. Galian drainase dan saluran air m3 9,367.00 1,171

    b. Pekerjaan pasangan batu m3 5,111.00 639

    2 Pekerjaan Tanah

    a. Galian tanah biasa m 0.00 0

    b. Tanggul (Common embankment) m3

    m 9,710.95 1,214

    c. Selected Embankment m3 1,469.08 184

    3 Perkerasan badan jalan & bahu jalan

    a. Aggregate Class A m3 6,776.67 847

    b. Aggregate Class B m3 6,196.50 775

    4 Pengaspalan

    a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4 cm

    ,3

    m 1,382.90 173

    b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm m3 2,661.99 333

    c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base) m3 5,082.50 635

    5 Structure

    a. Structure Concrete Class K-250 m 608.72 76

    b. Structure Concrete Class K-125 m3 2,315.48 289

    c. Baja U-32 39,352.00 5

    II-9

  • Lanjutan

    No Material Satuan Volume Setara Jumlah

    Truk 8 m3

    Ruas AP3-2

    1 Drainase

    a. Galian drainase dan saluran air m3 3,845.40 481

    b. Pekerjaan pasangan batu m3 2,098.20 262

    2 Pekerjaan Tanah

    a. Galian tanah biasa m3 964.40 121

    b. Tanggul (Common embankment) m3 1,126.50 141

    c. Selected Embankment m3 467.42 58

    3 Perkerasan badan jalan & bahu jalan

    a. Aggregate Class A m3 m

    2,324.84 291

    b. Aggregate Class B m3 2,212.50 277

    4 Pengaspalan

    a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4 cm

    m3 436.26 55

    b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm m3 841.36 105

    c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base) m3 1,743.63 218

    5 Structure

    a. Structure Concrete Class K-250 m3 0.00 0

    b. Structure Concrete Class K-125 m3 0.00 0

    c. Baja U-32 k9 0.00 0

    Ruas AP3-3

    1 Drainase

    a. Galian drainase dan saluran air m3 4,658.85 582

    b. Pekerjaan pasangan batu m3 2,542.05 318

    2 Pekerjaan Tanah

    a. Galian tanah biasa m3 m

    2,022.00 253

    b. Tanggul (Common embankment) m3 m

    2,864.75 358

    c. Selected Embankment m3 m

    555.01 69

    3 Perkerasan badan jalan & bahu jalan

    a. Aggregate Class A m3 2,066.02 258

    b. Aggregate Class B m3 1,546.50 193

    4 Pengaspalan

    a. Asphaltic Concrete Wearing Course (AC-WC) 4 cm

    m3 529.21 66

    b. Asphaltic Concrete Binder Course (AC-BC) 6 cm m3 1,015.81 127

    c. Asphaltic Concrete Base Course (AC - Base) m3

    5,082.50 635

    5 Structure

    a. Structure Concrete Class K-250 m3 214.59 27

    b. Structure Concrete Class K-125 m3 31.20 4

    c. Baja U-32 kg 28,403.02 4

    Jumlah Truk 11,242

    Jumlah Truk/hari (Periode mobilisasi material 6 bulan)

    75

    11-10

  • b. Perekrutan Tenaga Kerja

    Perekrutan tenaga kerja meliputi penerimaan tenaga kerja sebagai buruh,

    supervisi (engineer, inspector) maupun teknisi. Perkiraan jurnlah tenaga kerja

    supervisi dan teknisi sekitar 10 orang. Tenaga kerja yang merupakan tenaga inti

    tersebut diperoleh dari proyek, sedangkan tenaga buruh diperoleh dari tenaga

    lokal yang sesuai. Jurnlah tenaga kerja yang diperkirakan tinggal di lokasi AMP

    kurang lebih 50 orang.

    c. Pengoperasian Base Camp

    Kegiatan pengoperasian base camp meliputi penyimpanan material, laboratorium

    pengukuran kualitas material, AMP, tempat pengaturan pekerjaan konstruksi

    lainnya, serta tempat tinggal pekerja dan pengawas lapangan. Penempatan

    pemecah batu (stone crusher) sebaiknya ditempatkan di lokasi quarry.

    Sedangkan peralatan konstruksi dapat ditempatkan di lokasi base camp ini antara

    lain dump truck, buldozer, excavator, survey equipment dan lainnya. Lokasi base

    camp adalah di desa setempat.

    d. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

    Pekerjaan land clearing adalah termasuk penebangan pohon yang ada pada

    beberapa halaman rumah warga yang terkena rencana pelebaran jalan. Jenis

    pohon yang akan ditebang seperti: mangga, rambutan, srikaya, belimbing,

    lamtoro, petai cina, jeruk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu, jambu air, kelapa,

    beringin, mahoni, tanjung, karet, palem, cemara, kamboja, sinyo nakal, lilin-lilin,

    hangjuang, puring, angsana, kenanga, soka, plamboyan, paku, johar, bogenvile,

    Penanganan batang-batang pohon yang ditebang ditujukan untuk menghindari

    terjadinya gangguan kelancaran arus lalu lintas; dan menjaga keselamatan

    pengguna jalan selama penebangan pohon dilaksanakan. Batang pohon yang

    baru ditebang, dikumpulkan ke pinggir, dan segera diangkut ke tempat

    pembuangan. Untuk menjaga keselamatan pengguna jalan selama penebangan

    pohon, akan dipasang rambu-rambu pemberitahuan dan ditempatkan petugas

    pengawas lalu lintas secara memadai.

    11-11

  • e. Pekerjaan Tanah

    Pekerjaan tanah termasuk penggalian dan penimbunan, terdiri dari:

    - Galian tanah

    - Urugan pilihan

    - Penyiapan badan jalan (subgrade preparation).

    - Pekerjaan bahu jalan.

    f. Pekerjaan Sub-Base (Lapis Pondasi)

    Pekerjaan sub-base terdiri dari:

    - Pondasi bawah (sub base).

    - Pondasi atas (base).

    g. Pekerjaan Pengaspalan

    Pekerjaan pengaspalan terdiri dari:

    - Pondasi aspal (ATB).

    - Permukaan lapis (AC).

    h. Pekerjaan Drainase

    Dimensi drainase yang akan dibangun seperti tertera pada gambar tipycal cross

    section (lampiran 1), yaitu lebar 2 m dan dalam 1,5 m. Pekerjaan drainase yang

    mempunyai kemungkinan menimbulkan dampak lingkungan adalah penggalian

    saluran drainase. Tanah hasil galian yang sementara teronggok pada bahu jalan

    dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.

    i. Pekerjaan Pelengkap Jalan

    Pekerjaan pelengkap jalan, meliputi: pemasangan lampu jalan dan rambu lalu

    lintas. Pemasangan lampu penerangan jalan pada ruas jalan Xxxxxx -Xxxxxx

    akan mengikuti ketentuan pemasangan lampu penerangan jalan pada jalan Arteri,

    sbb :

    Tinggi lampu (H) 10-15 meter

    Jarak antar tiang 3H - 3,5H

    11-12

  • 3. Tahap Operasi & Pemeliharaan

    Pengoperasian jalan setelah pelebaran cenderung akan meningkatkan volume

    arus lalu lintas pada ruas ini. Saat ini jam puncak {peak hour) pada pagi hari

    terjadi antara pukul 06.00 - 07.00 yang dapat mencapai sekitar 3838 kendaraan

    tiap jam, dan jam sibuk sore hari terjadi antara pukul 16.00 - 19.00 dengan

    puncaknya dapat mencapai sekitar 2305 kendaraan tiap jam.

    Kegiatan pemeliharaan kondisi jalan adalah menjaga kondisi berkendaraan yang

    nyaman dan aman. Kegiatan ini mencakup antara lain kegiatan perbaikan dan

    pelapisan ulang jalan, pengecatan dan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas.

    Termasuk kegiatan pemeliharaan jalan adalah perawatan pertumbuhan pohon

    yang ditanam sebagai pohon peneduh.

    11-13

  • BAB III

    KOMPONEN LINGKUNGAN

  • BAB III KOMPONEN LINGKUNGAN

    Bagian ini mendeskripsikan komponen lingkungan yang kemungkinan dapat terkena

    dampak kegiatan peningkatan pelebaran ruas Xxxxxx - Xxxxxx. Informasi ini sebagai

    masukan dalam perencanaan konstruksi. Uraian komponen lingkungan meliputi

    komponen fisik-kimia, komponen biologi, sosial ekonomi budaya, dan kesehatan

    masyarakat.

    3.1. Komponen Fisik Kimia

    1. Iklim

    Informasi iklim antara lain dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

    mengatasi masalah pencemaran debu sehubungan dengan kegiatan peningkatan jalan

    dengan pelebaran didalam dan diluar damija ruas Xxxxxx - Xxxxxx di Kabupaten

    Xxxxxx. Kabupaten Xxxxxx merupakan dataran rendah yang mempunyai temperatur

    udara rata-rata 27C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari

    66 persen dan kelembaban nisbi 80%. Curah hujan tahunan berkisar 1.500 - 3.000

    mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin muson timur dan sekitar

    bulan Juni bertiup angin muson tenggara. Kecepatan angin antara 30 -35 km/jam,

    lamanya tiupan rata-rata 5 -7 jam. Data jumlah hari hujan dan curah hujan bulanan

    tahun 1998-2002 disajikan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.

    Pada tabel 3.1 teriihat bahwa musim hujan (curah hujan >100 mm) hanya terjadi pada

    bulan Nopember - April. Sedangkan bulan-bulan lain curah hujan reiatif kecil. Kemudian

    pada tabel 3.2 teriihat jumlah hari hujan reiatif banyak pada bulan Nopember -April.

    Data curah hujan mempunyai kaitan dengan pencemaran debu selama kegiatan

    kontruksi maupun pada tahap operasi. Pada periode bulan Nopember - April dimana

    jumlah hari hujan reiatif banyak, diperkirakan kegiatan konstruksi tidak akan terjadi

    pencemaran debu yang signifikan. Karena, apabila dalam suatu hari turun hujan

    walaupun hanya sebentar, sudah mampu untuk melarutkan debu-debu yang

    ditimbulkan pada hari-hari sebelumnya, sehingga tidak akan terjadi akumulasi polutan

    udara yang signifikan. Sebaliknya pada periode bulan Mei - September dimana jumlah

    hari hujan reiatif sedikit, kegiatan konstruksi lebih berpotensi menimbulkan pencemaran

    debu.

    lli-1

  • Tabel3.1.

    Curah Hujan (mm) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx

    No Bulan 19981' 2001^ 2002^' Rata-rata

    1 Januari 528 151 533 404

    2 Pebruari 107 227 656 330

    Ma ret 73 132 101 102

    4 April 146 147 137 143

    5 Mei 43 75 64 61

    6 Juni 0 95 28 41

    7 Juli 0 22 146 56

    8 Agustus 0 12 * 6

    9 September 0 47 * 24

    10 Oktober 0 159 * 80

    11 Nopember 121 205 61 129

    12 Desember 106 181 92 126

    Jumlah 1.122 1.453 1.501

    Kecamatan Klari dan Xxxxxx Dalam Angka Tahun 1998 'Sumber Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002 *)Tidak Ada Data

    Tabel 3.2.

    Hari Hujan (hari) Tahun 1998-2002 Kabupaten Xxxxxx

    No Bulan 19981' 2001*' 2002^ Rata-rata

    1 Januari 20 9 18 16

    2 Pebruari 8 10 20 13

    3 Maret 9 8 5 8

    4 April 12 7 5 8

    5 Mei 3 3 3 3

    6 Juni 0 5 2 3

    7 Juli 0 2 5 3

    8 Agustus 0 1 * 1

    9 September 0 2 * 1

    10 Oktober 0 7 * 4

    11 Nopember 4 11 3 6

    12 Desember 7 6 5 6

    Jumlah 62 70 65 72

    Kecamatan Klah dan Xxxxxx Dalam Angka Tahun 1998 'Sumber Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002 *)Tidak Ada Data

    III-2

  • 2. Kualitas Udara dan Kebisingan

    Kualitas udara pada lokasi proyek diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan

    dan analisa oleh Labotorium Meteorologi Dan Kualitas Udara - Institut Pertanian Bogor,

    yang hasilnya disajikan pada tabel 3.3. Dari tabel terlihat bahwa semua parameter

    kualitas udara memenuhi ambang batas standar baku mutu, kualitas udara cukup baik.

    Namun tingkat kebisingan berada di atas standar baku mutu.

    Tabel 3.3. Kualitas Udara Pada Ruas Xxxxxx - Xxxxxx

    No Parameter Satuan Baku

    Mutu*'

    Titik Pengukuran

    Pasar

    Kosambi

    Sebelah

    Barat

    Pasar

    Kosambi

    Sebelah

    Timur

    Pasar

    Kosambi

    1 Sulfur Dioksida (S02) l g/Nm3 900 20,45 24,30 24,56

    2 Nitrogen Oksida

    (NOx)

    ng/Nm3 400 29,78 36,74 38,59

    3 NH3 ng/Nm3 1360 3,14 2,56 2,09

    4 H2S (ig/Nm3 42 1,84 1,36 ttd

    5 Hidro Karbon (HC) ng/Nm3 160 18,4 22,5 10,7

    6 Timah Hitam (Pb) ng/Nm3 2 0,6 0,8 0,7

    7 Debu l g/Nm3 260 127,6 122,7 135,4

    8 Karbon Monoksida

    (CO)

    fig/Nm3 30.000 2.800 3.175 2.870

    9 Kebisingan dBA 60 76,2 74,5 78,4

    'Peraturan Pemerintah Rl Nomor41 tahun 1999 SK MenKLH Nomor 48 tahun 1996 ttd tidak terdeteksi Aran angin dominan dari barat ke timur

    3. Kualitas Air

    Kualitas air pada saluran yang melintas ruas jalan lokasi proyek merupakan komponen

    lingkungan yang mempunyai kemungkinan terkena dampak kegiatan konstruksi.

    Ceceran tanah dari kegiatan pekerjaan jalan yang masuk ke saluran akan meningkatan

    kekeruhan (turbidity, total suspended solid - TDS). Kondisi awal kualitas air saluran

    sebelum konstruksi perlu diketahui sebagai tolok ukur dampak kegiatan konstruksi.

    Kondisi awal kualitas air saluran Komojing yang melintas ruas Xxxxxx - Xxxxxx (pada

    KM 84,7) disajikan pada tabel 3.4, yang merupakan data primer hasil analisa

    Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor (lampiran 2). Dari tabel terlihat beberapa

    parameter tidak memenuhi baku mutu (SK Gubernur Jawa Barat No. 39/2000), yaitu

    NH3, BOD, COD. Data ini akan menjadi tolok ukur dampak kegiatan konstruksi terhadap

    kualitas air saluran.

    III-3

  • Tabel 3.4. Kualitas Air Saluran Komijing yang Melintas Ruas Xxxxxx-Xxxxxx

    No Parameter Satuan Baku Mutu"' Hasil Analisa Keterangan

    1 PH 6-9 7,2

    2 Temperatur C Normal 28

    3 Turbidity NTU - 0,46

    4 TDS Mg/I 1000 675

    5 Chloride, CI Mg/I 600 112,47

    6 Sulfate, S04 mg/l 400 28,32

    7 Nitrite, NOz mg/l 0,06 0,01

    8 Nitrate, N03 mg/l 10 1,13

    9 Ammonia, NH3 mg/l 0,02 30,31 Melampaui baku

    mutu 10 BOD mg/l 6 19,13

    11 COD mg/l 10 89,79

    12 Iron, Fe mg/l 5 0,48

    13 Manganase, Mn mg/l 0,5 0,79

    14 Zinc, Zn mg/l 0,02 0,01 1 SK GubemurJawa Barat Nomor 39 tahun 2000

    4. Keberadaan Pipa Saluran Air (PAM)

    Pipa saluran air PAM yang ada pada sisi ruas jalan eksisting mungkin akan terganggu

    oleh kegiatan pelebaran jalan. Pipa air PAM nampak pada sisi kiri jembatan sta 0+000

    (gambar3.1 berikut ini). &&

    5. Hidrologi

    Badan Air Permukaan

    Pada ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (AP3)

    melintas beberapa badan air

    permukaan baik berupa saluran alam

    maupun saluran buatan. Termasuk saluran

    alam adalah: Kali Kamojing dan Kali Ciwaluh. Sedangkan termasuk saluran buatan

    adalah saluran primer irigasi Citarum. Diantara saluran yang ada adalah Kali Kamojing

    berperan penting dalam kaitannya dengan masalah banjir di Pasar Kosambi. Kali ini

    dimensi kedalaman tebing 0,8-1,2 meter, lebar dasar 1,0-1,8 meter dan lebar

    permukaan 1,5-2,5 meter. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan tampak bahwa

    sungai ini mulai merosot fungsi hidrologisnya. Hal ini berkaitan dengan makin

    banyaknya penduduk sekitaryang membangun rumah dibadan air permukaan ini.

    Disamping itu banyak sampah domistik yang dibuang ke sungai ini, sehingga

    mengakibatkan terganggunya aliran.

    Banjir dan Genganan

    Permasalahan yang berkaitan dengan kondisi hidrologi adalah terjadinya genangan air

    di depan Pasar Kosambi pada musim hujan. Genangan air ini disebabkan oleh kondisi

  • areal yang memeiliki elevasi rendah dan dimensi saluran eksisting terlalu kecil sehingga

    kurang lancar menyalurkan air buangan dari sekitar pasar.

    Pada sta 0+000 terdapat saluran buangan yang menerima aliran dari drainase jalan

    menuju arah Pasar Kosambi, yang selanjutnya disalurkan ke saluran irigasi sepanjang

    sisi rel kereta api. Pada sta 1+200 sebelum pertigaan pasar Kosambi terdapat saluran

    pembuang yang mengalir ke saluran irigasi sepanjang sisi rel kereta api. Saluran ini

    kurang berfungsi baik karena banyak tersumbat lumpur. Secara keseluruhan kondisi

    saluran drainase kiri kanan jalan tersumbat lumpur dan sampah.

    Pada pertigaan pasar Kosambi (sta 1+400) terdapat saluran pembuang dibelakang

    pertokoan, namun juga tidak berfungsi baik karena banyak tersumbat sampah. Saluran

    yang berfungsi baik terdapat pada sta 1+500 s.d sta 2+500.

    6. Tata Ruang

    Sesuai peta Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW) Xxxxxx (Gambar 3.3),

    peruntukan pada kanan kiri rencana proyek terdiri dari permukiman perkotaan (KM

    83,1-85,6; KM 86,1-86,8) dan zone industri (KM 91,6-92,5) yaitu industri Pupuk Kujang.

    Tata guna lahan eksisting sudah sesuai dengan peruntukannya dalam tata ruang.

    7. Topografi

    Ruas jalan Xxxxxx - Bekasi merupakan dataran berombak, dengan fisiografi lipatan. Di

    beberapa tempat ruas jalan menempati posisi punggung lipatan yang merupakan tanah

    kering dan di beberapa tempat lainnya ruas jalan menempati daerah cekungan yang

    pada saat musim hujan sering terjadi genangan. Beda tinggi antara punggung lipatan

    dan kaki lipatan tidak terlalu tinggi, rata-rata bervariasi antara 3-6 m.

    8. Geologi

    Secara fisiografis daerah proyek peningkatan jalan Xxxxxx-Xxxxxx terietak pada

    formasi Kipas Aluvium (Qav). Satuan ini terdiri dari batu pasir tufaan dan

    konglomeratan/kipas aluvium, yang terbentuk pada zaman Plistosen. Satuan ini

    membentuk morfologi kipas dengan pola aliran "dischotomic". Pengendapannya diduga

    pada lingkungan darat, bahan pembentuknya berasal dari batuan gunung api muda di

    Dataran Tinggi Bogor. Pada bagian atas secara berangsur tertutup oleh bahan

    endapan yang dibawa oleh hasil aktivitas sungai-sungai yang mengalir di daerah ini.

    Tebal satuan ini diduga 300 meter. Satuan ditempati oleh rempah-rempah gunungapi

    berupa tuf, konglomerat, dan breksi yang sebagian telah mengalami pelapukan kuat,

    membentuk tanah penutup permukaan berwarna merah kecoklatan.

    III-5

  • 3.2. Komponen Biologi

    1. Flora

    Vegetasi di areal proyek umumnya merupakan vegetasi budidaya, yang dapat

    dikelompokkan ke dalam kelompok tanaman buah-buahan, pohon peneduh, dan

    tanaman hias. Tergolong pohon buah-buahan, antara lain: mangga, rambutan, srikaya,

    belimbing, jeruk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu, jambu air, dan kelapa. Termasuk

    pohon peneduh adalah: beringin, mahoni, tanjung, karet, lamtoro, petai cina, hangjuang,

    puring, dan angsana. Sedangkan yang termasuk tanaman hias antara lain: kenanga,

    soka, plamboyan, palem, cemara, kamboja, paku, johar, bogenvile, sinyo nakal, dan

    lilin-lilin.

    Sesuai dengan rencana pelebaran jalan, pohon-pohon tersebut akan ditebang. Namun

    fungsinya akan diganti dengan penanaman kembali pohon peneduh yang baru di kiri

    kanan jalan baru. Adapun jenis pohon peneduh yang akan ditanam kembali adalah

    yang mempunyai sifat-sifat:

    - Mudah tumbuh pada tanah yang padat.

    - Tidak mempunyai akar yang besar di permukaan tanah.

    - Tahan terhadap hembusan angin yang kuat.

    - Dahan dan ranting tidak mudah patah.

    - Pohon tidak mudah tumbang.

    - Buah tidak teiialu besar.

    - Serasah yang dihasilkan sedikit.

    - Tahan terhadap pencemar dan kendaraan bermotor dan industri.

    - Luka akibat benturan mobil mudah sembuh.

    - Cukup teduh tetapi tidak terlalu gelap.

    - Kompatibel dengan tanaman lain.

    - Daun, bunga, buah, batang dan percabangannya secara keseluruhan indah.

    - Pada saat dewasa cocok dengan ruang yang tersedia.

    - Berumur panjang.

    Pertumbuhannya cepat.

    - Tahan terhadap hama dan penyakit.

    Jenis-jenis pohon yang cocok untuk peneduh jalan disajikan pada tabel 3.5.

    III-6

  • Tabel 3,5.Jenis Pohon yang Cocok Sebagai Peneduh Jalan

    No Nama Daerah Nama Latin

    __1_ Flamboyan Delonix regia

    Angsana Pterocarpus indicus

    3 Ketapang Terminalia cattapa

    Bauhinia purpurea 4 Kupu-kupu

    5 Kere paying Filicium decipiens 6 Johar Cassia multiyoga

    7 Tanjung Mimusops elengi

    8 Mahoni Swientenia mahagoni

    9 Akasia Acacia auriculiformis

    10 Bungur Lagerstroemia loudonii

    11 Kenari Canarium commune

    12 Johar Cassia sp.

    13 Damar Agathis alba

    14 Nyamplung Calophyllum inophyllum 15 Jakaranda Jacaranda filicifolia

    16 Liang liu Salix babilinica

    17 Kismis Muehienbeckia sp.

    18 Ganitri Elaeocarpus spahaericus

    19 Saga Adenanthera pavoniana

    20 Anting-anting Elaeocarpus grandiflorus

    21 Asam kranji Pithecelobium dulcea

    22 Johar Cassia grandis

    23 Cemara Cupresus papuana

    24 Pinus Pinus merkusii

    25 Beringin Ficus benjamina

    Penanaman pohon dapat dilakukan lebih awal, sebelum penebangan pohon lama

    dilakukan. Diharapkan pohon pengganti dapat mulai tumbuh pada saat pohon lama

    ditebang.

    Fauna

    Ditinjau dari keanekaan jenis maupun jumlahnya satwa yang ada di areal proyek tidak

    banyak. Hal ini disebabkan karena habitat ini tidak kondusif untuk berkembangngya

    satwa liar. Tingkat aktivitas penduduk dan tingkat keramaian lalu lintas yang tinggi tidak

    memungkinkan berkembangnya satwa liar secara baik. Diantara satwa liar yang masih

    dapat dijumpai adalah burung gereja, burung prenjak, kupu-kupu, labah-labah, bekicot,

    kadal, tikus got, dan belalang.

    Penebangan pohon akan menyebabkan hilangnya habitat satwa. Jenis satwa yang

    paling merasakan terkena dampak hilangnya habitat satwa adalah burung prenjak,

    kupu-kupu, dan belalang. Namun dampak ini tidak signifikan karena satwa-satwa

    tersebut dapat pindah mencari habitat pohon lain di sekitar permukiman penduduk yang

    III-7

  • jaraknya tidak jauh. Selain itu, penanaman pohon pengganti yang dilakukan lebih awal

    juga dimaksudkan untuk memberikan habitat baru yang cukup bagi satwa liar tersebut.

    3.3. Komponen Sosial

    1. Kependudukan

    Aktifitas pelebaran mas jalan, terutama perekrutan tenaga kerja akan dapat

    mempengaruhi jumlah penduduk setempat. Dilihat dari jumlah penduduknya,

    Kabupaten Xxxxxx termasuk daerah yang mempunyai penduduk menengah. Pada

    tahun 2002 jumlah penduduk di Kabupaten Xxxxxx mencapai 1.862.839 jiwa (hasil

    pengolahan Susenas 2002), berarti terjadi pertumbuhan penduduk 3,94% dari tahun

    2001, dimana pada tahun tersebut jumlah penduduk Kabupaten Xxxxxx 1.789.525 jiwa

    (Sensus penduduk 2001). Penduduk laki-laki pada tahun 2002 berjumlah 935.634 jiwa

    dan penduduk perempuan berjumlah 927.205 jiwa, sehingga rasio jenis kelamin 100,91

    dengan rata-rata per Km2-nya 1.062 jiwa.

    Jumlah penduduk pada desa-desa lokasi proyek disajikan pada tabel 3.6. Desa-desa

    yang lokasi proyek pelebaran ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (AP3) adalah Desa Duren

    (Kecamatan Klari), Desa Pancawati (Kecamatan Klari), Desa Dawuan Tengah

    (Kecamatan Xxxxxx).

    Tabel 3.6. Jumlah Penduduk

    No Kecamatan/Desa Jumlah

    Rumah

    Tangga

    Jumlah

    Penduduk

    Laki-laki

    Jumlah

    Penduduk

    Perempuan

    Jumlah

    Penduduk

    I Kecamatan Klari1' 46.107 82.281 80.024 162.305

    1 Duren (Kec. Klari)1" 5.368 9.808 9.511 19.319

    2 Pancawati (Kec. Klari)J) 1.450 3.380 3.524 6.904

    II Kecamatan Xxxxxx1' 42.565 81.239 82.427 163.666

    3 Dawuan Tengah

    (Kec. Xxxxxx)4'

    2.682 4.100 6.094 10.194

    SumbenKabupaten Xxxxxx Dalam Angka, Tahun 2002 1 Sumben Monografi Desa Duren, Tahun 2003 Sumben Kecamatan Klari Dalam Angka, Tahun 1998 Sumben Kecamatan Xxxxxx Dalam Angka, Tahun 1998.

    2. Tenaga Kerja

    Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun keatas dan

    terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Adapun Angkatan Kerja

    dibedakan menjadi Yang Bekerja dan Pencari Kerja. Pencari Kerja setempat akan

    diprioritaskan dalam perekrutan tenaga kerja kosntruksi pelebaran jalan.

    III-8

  • Pada tahun 2002 Pencari Kerja terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Xxxxxx

    berjumlah 30.248 orang, sedangkan tahun 2001 terdaftar 35.940 orang, artinya dalam

    periode 1 tahun tersebut hanya 2.236 orang (7,39%) yang telah ditempatkan. Melihat

    banyaknya Pencari Kerja yang belum ditempatkan, menunjukkan bahwa tingkat

    pengangguran di Kabupaten Xxxxxx masih relatif besar. Jumlah Pencari Kerja menurut

    tingkat pendidikan disajikan pada tabel 3.7.

    Tabel 3.7. Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Xxxxxx Menurut Pendidikan, 2002.

    Bulan

    Tahun 2002

    Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

    SD SLTP SLTA Sarmud Sarjana

    Januari 97 488 477 60 64

    Pebruari 34 91 249 21 17

    Maret 37 56 72 12 18

    April 48 71 108 19 26

    Mei 194 252 293 28 31

    Juni 103 145 435 10 15

    Juli 127 167 431 11 28

    Agustus 36 174 163 8 23

    September 27 46 282 27 43

    Oktober 23 81 223 16 92

    Nopember 21 26 33 10 23

    Desember 198 129 376 23 25

    Sumber: Kabupaten Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002

    3. Kesehatan Masyarakat

    Kesehatan masyarakat merupakan komponen lingkungan yang mempunyai

    kemungkinan terkena dampak kegiatan pelebaran ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx. Dampak

    pada kesehatan masyarakat berkaitan dengan pencemaran debu yang dimungkinkan

    oleh kegiatan mobilisasi material ataupun pekerjaan jalan. Paramater yang dapat

    digunakan sebagai tolok ukur dampak kesehatan adalah jumlah pasien menurut jenis

    penyakit pada puskesmas setempat sebelum pelaksanaan pelebaran jalan, tertera pada

    tabel 3.8.

    Tabel 3.8. Jumlah Pasien Menurut Penyakit, Tahun 2002

    No Penyakit Jumlah Pasien

    Kec. Klari Kec. Xxxxxx Kab. Xxxxxx

    1 ISPA 11.645''

    2 Kolera & diare 302 626 6.553

    3 Campak 96 114 578

    4 Disentri basiler 37 215 1.145

    5 Typhus - 482 1.788

    Sumber: Kabupaten Xxxxxx Dalam Angka Tahun 2002

    'Laporan Tahunan Puskesmas Klah, Tahun 2004

    III-9

  • 4. Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek

    Untuk menggali persepsi masyarakat terhadap proyek pelebaran jalan, telah dilakukan

    wawancara masyarakat sisi kanan kiri mas jalan proyek, yang terdiri dari masyarakat

    Desa Duren (Kec. Klari) 74 responden; masyarakat Desa Pancawati (Kec. Klari) 16

    responden; Desa Dawuan Tengah (Kec. Xxxxxx) 15 Responden. Responden

    merupakan sampel dari masyarakat yang tanahnya terkena proyek pelebaran jalan,

    yang seluruhnya berjumlah 228 warga Desa Duren, 140 warga Desa Pancawati, 161

    warga Desa Dawuan Tengah.

    Responden pada Desa Pancawati dan Desa Dawuan Tengah sudah menerima

    pembayaran pembebasan tanah bulan September 2000. Sedangkan untuk pembayaran

    pembebasan tanah masyarakat Desa Duren dianggarkan pada APBN tahun 2004.

    Wawancara menggunakan kuesioner seperti tertera pada lampiran 5. Rekapitulasi hasil

    wawancara masyarakat disajikan pada tabel 3.9. Dari tabel tehihat sebagian besar

    responden (98%) mendukung.

    Untuk melengkapi hasil wawancara masyarakat, juga dilakukan wawancara Kepala

    Desa Duren, Sekretaris Desa Pancawati, Sekretaris Desa Dawuan Tengah. Hasil

    wawancara dengan Kepala Desa Duren adalah:

    - Pendataan warga terkena pelebaran jalan di Desa Duren dilakukan tahun 2002.

    Terdata 228 warga yang tanahnya terkena proyek.

    - Pada umumnya warga terkena proyek mendukung rencana pelebaran jalan.

    Beberapa warga bahkan telah memundurkan pagarnya rumahnya (gambar2.1 bab II

    di atas).

    - Dalam rencana pembebasan tanah, tidak ada warga yang harus pindahkan. Terdapat

    3 bangunan toko pada pertigaan Pasar Kosambi yang akan terkena proyek (gambar

    2.5). Harga pasaran nilai bangunan mencapai Rp. 1.500.000,- per-m2.

    - Terdapat 1 bangunan masjid terkena pelebaran jalan, yaitu masjid "Al Mujahidin" pada

    sta 1+100 (gambar 2.4). Masjid akan dibongkar dan Proyek akan menyediakan

    material bagi pembangunan masjid baru di belakang lokasi masjid lama. Lahan untuk

    pembangunan masjid baru telah tersedia siap bangun. Tenaga kerja untuk

    pembangunan masjid akan disediakan oleh pengelola masjid (DKM).

    Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Pancawati:

    - Terdapat sekitar 140 warga Desa Pancawati yang tanahnya terkena rencana

    pelebaran jalan. Pembayaran tanah dilakukan September 2000.

    - Dalam pembebasan tanah, hanya terdapat 1 warga yang hams pindah.

    - Seluruh warga terkena pelebaran jalan mendukung rencana pelebaran jalan dan telah

    memundurkan pagar halaman rumah (gambar 2.2 bab II di atas)

    Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Dawuan Tengah:

    - Terdapat 161 warga Desa Dawuan Tengah yang tanahnya terkena rencana pelebaran

    jalan. Pembayaran tanah dilakukan September 2000.

    111-10

  • - Dalam pembebasan tanah, tidak ada warga yang harus pindah.

    - Seluruh warga terkena pelebaran jalan mendukung rencana pelebaran jalan dan telah

    memundurkan pagar halaman rumah (2.3 bab II di atas).

    Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Wawancara Responden

    No Kuesioner Jum ah Responden Menurut Jawaban

    Desa

    Duren

    Desa

    Pancawati

    Desa Dawuan Tengah

    Total %

    1 Pekerjaan utama:

    PNS 15 3 2 20 19 Wiraswasta 41 12 9 62 59 Tani 2 1 3 3 Jasa bengkel 2 1 3 3 Usaha kamar kost 1 1 1 Sopir bus 1 1 1 Pensiunan 11 1 12 11 Ibu rumah tangga 3 3 3

    2 Jumlah anggota keluarga

    1 orang 1 1 2 2 2 orang 4 1 1 6 6 3 orang 13 4 3 20 19 4 orang 24 5 3 32 30 5 orang 22 5 3 30 29 6 orang 7 1 3 11 10 7 orang 2 1 3 3 8 orang 1 1 1

    3 Penghasilan per bulan:

    Tidak menjawab 9 9 9 Rp. 500.000,- 1 1 2 2 Rp. 700.000,- 2 1 3 3 Rp. 1.000.000,- 15 8 5 28 27 Rp. 1.500.000,- 19 3 2 24 23 Rp. 2.000.000,- 24 2 2 28 27 Rp. 3.000.000,- 3 2 5 10 10 Rp. 4.000.000,- 1 1 1

    4 % luas tanah terkena rencana pelebaran jalan terhadap luas tanah yang dimiliki:

    1 - 3% 2 1 3 3 4 - 6% 20 6 2 28 27 7 - 9% 18 5 5 28 27 10-12% 16 3 3 22 21 13-15% 10 1 2 13 12 16-17% 4 1 5 5 18-19% 3 1 4 4 22 - 23% 1 1 1 46% 1 1 1

    111-11

  • No Kuesioner Jum ah Responden Menurut Jawaban

    Desa Duren

    Desa Pancawati

    Desa Dawuan Tengah

    Total %

    5 % luas bangunan yang terkena rencana pelebaran jalan terhadap luas bangunan yang dimiliki:

    0% 44 12 8 64 61 5 - 8% 21 3 3 27 26 9-10% 6 3 9 9 13-14% 2 2 2 16-17% 1 1 1 22 - 23% 1 1 46% 1 1 1

    6 Penggunaan/fungsi bangunan

    Rumah tinggal 51 8 10 69 66 Rumah + toko 12 7 5 24 23 Rumah makan 4 4 4 Warung 7 7 7 Rumah untuk kost 1 1 1

    7 Jumlah tanaman yang terkena

    rencana pelebaran jalan:

    0 batang 31 7 8 46 44 1 - 3 batang 22 3 3 28 27 4 - 6 batang 13 3 3 19 18 7-9 batang 6 3 1 10 10 10 batang 1 1 1 12 batang 1 1 1

    8 Kompensasi yang dipilih:

    Uang 74 16 15 105 100

    9 Persepsi terhadap rencana pelebaran jalan:

    Mendukung 72 16 15 103 98 Tidak mendukung 2 2 2

    10 Sumber air bersih:

    Sumur 58 16 15 89 85 PAM 16 16 15

    11 Ketersediaan listrik:

    PLN 74 16 15 105 100

    5. Kondisi Lalu Lintas Eksisting

    Ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx (N 007) berada pada wilayah jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dengan status sebagai jalan Negara dan berfungsi sebagai jalan Arteri Primer. Jalan yang pembinaannya oleh Negara ini berfungsi untuk melayani angkutan rute jarak jauh yang memerlukan kecepatan rata-rata kendaraan tinggi.

    Pada saat ini, ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi akibat terjadinya pencampuran antara lalu lintas regional dan lokal yang berakibat

    111-12

  • masjalan ini menerima beban yang berlebihan. Dengan kepadatan yang tinggi tersebut

    masjalan ini akan sangat rawan terhadap kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.

    Untuk mengetahui gambaran kondisi lalu lintas saat ini, telah dilakukan survai perhitungan lalu lintas berupa pencacahan jumlah kendaraan yang lewat pada ruas Xxxxxx - Xxxxxx dengan mengambil pos pengamatan pada sta 0+100.

    Pengamatan dilakukan dengan periode 40 jam selama 2 hari (tanggal 28 - 29 Januari 2004) mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari kedua.

    Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.10 s/d 3.12 Keterangan golongan kendaraan didalam tabel tersebut, sebagai berikut Sepeda motor, sekuter, sepeda kumbang dan roda 3 Sedan, jeep dan station wagon Opelet, pick-up opelet, suburban, combi dan minibus Pick-up, micro truk dan mobil hantaran

    Bus kecil Bus besar Truk 2 sumbu Truk 3 sumbu Truk gandengan Truk semi trailer

    Kendaraan tidak bermotor

    Tabel 3.10: Has Ara

    il Pengamatan Lalu Lintas Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx, h

    Xxxxxx - Xxxxxx

    Pu

    kul

    Go

    M

    Go

    l2

    Go

    l3

    Go

    M

    o CD

    Go

    l5b

    Go

    l6

    Go

    l7a

    Go

    l7b

    Go

    l7c

    Go

    l8

    .c

    CO

    E 3

    06-07 985 49 206 18 24 33 38 19 2 3 5 1382

    07-08 520 125 236 33 15 14 59 15 2 3 18 1040

    08-09 525 90 245 61 30 13 80 16 1 11 17 1089

    09-10 375 69 186 59 18 9 73 33 3 8 17 850

    10-11 484 103 220 95 14 4 117 37 0 7 14 1095

    11-12 452 98 228 86 20 12 109 39 7 9 18 1078

    12-13 508 105 219 79 16 16 97 31 12 6 17 1106

    13-14 420 76 210 74 10 10 102 28 8 0 I 16 954

    14-15 591 127 213 98 24 27 99 27 23 0 6 1235

    15-16 445 90 107 106 15 12 100 97 11 10 2 995

    16-17 649 100 237 57 19 22j 99 29 1 3 10 1226

    17-18 660 82 191 54 19 29 74 41 4 10 7 1171

    18-19 380 92 92 40 4 40 40 40 4 4 0 736

    19-20 262 60 109 24 4 7 55 34 8 5 2 570

    20-21 398 78 135 34 11 25 78 52 12 8 2 833

    21-22 220 54 71 30 3 22 41 32 6 4 5 488

    22-23 272 55 68 47 13 25 107 45 12 15 1 660

    23-24 295 26 43 25 7 12 25 20 9 13 2 477

    00-01 98 25 28 9 4 5 41 40 6 12 1 269

    01 -02 35 17 21 7 5 5 98 59 8 8 1 264

    02-03 21 13 22 6 4 6 123 67 11 6 1 280

    03-04 34 9 25 11 6 8 94 42 6 4 0 239

    1-13

    Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3 Golongan 4 Golongan 5a Golongan 5b Golongan 6 Golongan 7a Golongan 7b Golongan 7c Golongan 8

  • Pu

    ku

    l

    o

    CD

    Go

    l 2

    co o CD

    " NT O CD

    ...... i ro O

    CD

    Go

    l 5

    b

    Go

    l 6

    co o CD

    - r-

    o CD

    Go

    l 7

    c

    oo o

    CD

    ro

    04-05 37 3 18 7 2 7 28 20 2 5 0 129 05-06 251 15 80 22 21 8 27 16 4 17 14 475

    06-07 487 84 137 48 19 12 53 17 2 3 8 870

    07-08 600 127 204 57 17 15 78 18 0 2 7 1125

    08-09 345 63 163 39 20 8 53 16 2 4 11 724 09-10 485 87 254 67 14 5 102 26 1 4 5 1050

    10-11 460 114 271 74 13 3 87 33 0 11 7 1073

    11 -12 395 95 272 95 13 2 92 33 3 5 7 1012

    12-13 392 120 262 94 16 2 114 39 3 6 10 1058

    13-14 350 121 244 84 13 0 103 42 2 4 9 972

    14-15 535 101 200 78 20 24 118 32 8 5 10 1131

    15-16 580 88 194 93 13 18 104 36 10 4 10 1150

    16-17 440 91 165 65 10 23 62 43 7 7 15 928

    17-18 803 74 280 60 19 31 83 28 3 5 9 1395

    18-19 676 82 273 68 17 24 79 32 8 6 14 1279

    19-20 440 91 153 47 7 3 59 30 3 0 11 844

    20-21 191 54 77 29 20 36 45 25 15 15 4 511

    21 -22 212 53 66 40 5 21 43 26 8 3 1 478

    Jumlah 16308 3006 6425 2120 544 598 3079 1355 237 255 314 34241

    Tabel 3.1 1:

    Has

    Ara

    il Pengamatan Lalu Lintas Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx, h

    Xxxxxx - Xxxxxx

    Pu

    ku

    l o CD

    Go

    l 2

    Go

    l 3

    o CD

    Go

    l 5

    a

    Go

    l 5

    b

    Go

    l 6

    Go

    l 7

    a

    Go

    l 7

    b

    Go

    l 7

    c

    Go

    l 8

    Jum

    l

    ah

    06-07 1984 50 230 28 30 42 40 32 0 2 18 2456

    07-08 793 104 179 31 17 22 38 33 0 0 6 1223

    08-09 453 93 193 79 15 2 62 32 1 3 15 948

    09-10 350 106 191 71 9 0 76 22 7 7 12 851

    10-11 333 94 197 90 12 1 116 47 0 3 5 898

    11-12 386 98 198 87 18 12 102 46 6 5 11 969

    12-13 432 92 192 79 21 19 97 49 5 7 9 1002

    13-14 460 90 182 54 22 22 90 46 0 4 10 980

    14-15 438 99 170 80 14 18 99 30 1 14 17 980

    15-16 484 86 160 88 14 10 82 27 0 10 11 972

    16-17 477 147 181 87 12 7 70 31 0 6 16 1034

    17-18 380 138 170 56 13 5 30 28 1 12 1 834

    18-19 376 142 181 75 11 10 43 41 3 9 2 893

    19-20 196 76 107 31 4 9 25 38 4 6 1 497

    20-21 210 61 117 17 9 8 18 42 2 11 7 502

    21 -22 193 41 88 25 13 29 33 46 11 2 2 483

    22-23 186 43 70 19 2 15 35 41 8 10 1 430

    23-24 96 26 30 10 2 5 40 41 7 14 0 271

    00-01 35 22 26 8 3 5 42 40 6 12 1 200

    01-02 12 18 22 7 5 6 104 62 9 7 1 253

    111-14

  • Pu

    kul

    Gon

    Go

    l 2

    Go

    l 3

    Go

    l 4

    Go

    l 5

    a

    Go

    l 5

    b

    Go

    l 6

    Go

    i7a

    Go

    l 7

    b

    Go

    l 7

    c

    Go

    l 8

    Ju

    mla

    h

    02- 03 9 15 24 5 4 6 131 70 10 6 1 281

    03- 04 32 11 30 12 7 9 100 43 6 5 0 255

    04- 05 23 3 21 7 2 7 30 21 2 5 0 121

    05- 06 300 60 276 36 48 60 120 24 12 24 0 960

    06- 07 1200 42 234 32 20 36 44 22 2 0 24 1656

    07- 08 710 86 243 35 25 24 38 34 0 2 6 1203

    08- 09 384 68 160 42 18 2 58 20 0 6 8 766

    09- 10 265 82 154 55 10 0 78 31 1 14 6 696

    10- 11 277 106 143 56 10 3 106 25 3 2 6 737

    11 -12 108 47 95 35 8 2 30 8 0 5 3 341

    12- 13 264 81 178 66 11 2 61 21 5 3 1 693

    13- 14 275 121 149 71 25 20 43 13 0 3 7 727

    14- 15 445 61 139 69 8 13 79 33 5 14 1 867

    15- 16 462 107 153 68 12 14 76 31 4 13 4 944

    16- 17 520 125 171 63 13 5 79 25 2 12 5 1020

    17- 18 480 141 157 46 9 8 38 18 2 6 5 910

    18- 19 476 134 156 45 8 11 37 32 3 8 7 917

    19- 20 267 84 154 44 7 12 24 34 3 7 5 641

    20- 21 145 62 68 25 3 8 25 37 8 7 6 394

    21 -22 187 40 60 11 12 30 30 85 5 3 0 463

    Jumlah 15103 3102 5649 1845 506 519 2469 1401 144 289 241 31268

    Tabel 3.12: Hash Pengamatan Lalu Lintas Ruas Jalan Xxxxxx - Xxxxxx Untuk Kedua Arah

    Pu

    kul

    Go

    M

    Go

    l 2

    Go

    l 3

    Go

    l 4

    Go

    l 5

    a

    Go

    l 5

    b

    Go

    l 6

    Go

    l 7

    a

    Go

    l 7

    b

    Go

    l 7

    c

    Go

    l 8

    Jum

    la

    h

    06- 07 2969 99 436 46 54 75 78 51 2 5 23 3838

    07- 08 1313 229 415 64 32 36 97 48 2 3 24 2263

    08- 09 978 183 438 140 45 15 142 48 2 14 32 2037

    09- 10 725 175 377 130 27 9 149 55 10 15 29 1701

    10- 11 817 197 417 185 26 5 233 84 0 10 19 1993

    11- 12 838 196 426 173 38 24 211 85 13 14 29 2047

    12- 13 940 197 411 158 37 35 194 80 17 13 26 2108

    13- 14 880 166 392 128 32 32 192 74 8 4 26 1934

    14- 15 1029 226 383 178 38 45 198 57 24 14 23 2215

    15- 16 929 176 267 194 29 22 182 124 11 20 13 1967

    16- 17 1126 247 418 144 31 29 169 60 1 9 26 2260

    17- 18 1040 220 361 110 32 34 104 69 5 22 8 2005

    18- 19 756 234 273 115 15 50 83 81 7 13 2 1629

    19- 20 458 136 216 55 8 16 80 72 12 11 3 1067

    20- 21 608 139 252 51 20 33 96 94 14 19 9 1335

    21- 22 413 95 159 55 16 51 74 78 17 6 7 971

    22- 23 458 98 138 66 15 40 142 86 20 25 2 1090

    23- 24 391 52 73 35 9 17 65 61 16 27 2 748

    111-15

  • Pu

    kul.

    Go

    M

    Go

    l2

    Go

    l3

    "o CD

    Go

    ! 5

    a

    Go

    l5b

    CO "o CD

    Go

    l7a

    Go

    l7b

    Go

    l7c

    Go

    i8

    Ju

    mla

    h

    00-01 133 47 54 17 7 10 83 80 12 24 2 469

    01-02 47 35 43 14 10 11 202 121 17 15 2 517

    02-03 30 28 46 11 8 12 254 137 21 12 2 561

    03-04 66 20 55 23 13 17 194 85 12 9 0 494

    04-05 60 6 39 14 4 14 58 41 4 10 0 250

    05-06 551 75 356 58 69 68 147 40 16 41 14 1435

    06-07 1687 126 371 80 39 48 97 39 4 3 32 2526

    07-08 1310 213 447 92 42 39 116 52 0 4 13 2328

    08-09 729 131 323 81 38 10 111 36 2 10 19 1490

    09-10 750 169 408 122 24 5 180 57 2 18 11 1746

    10-11 737 220 414 130 23 6 193 58 3 13 13 1810

    11 -12 503 142 367 130 21 4 122 41 3 10 10 1353

    12-13 656 201 440 160 27 4 175 60 8 9 11 1751

    13-14 625 242 393 155 38 20 146 55 2 7 16 1699

    14-15 980 162 339 147 28 37 197 65 13 19 11 1998

    15-16 1042 195 347 161 25 32 180 67 14 17 14 2094

    16-17 960 216 336 128 23 28 141 68 9 19 20 1948

    17-18 1283 215 437 106 28 39 121 46 5 11 14 2305

    18-19 1152 216 429 113 25 35 116 64 11 14 21 2196

    19-20 707 175 307 91 14 15 83 64 6 7 16 1485

    20-21 336 116 145 54 23 44 70 62 23 22 10 905

    21 -22 399 93 126 51 17 51 73 111 13 6 1 941

    Jumlah 31411 6108 12074 3965 1050 1117 5548 2756 381 544 555 65509

    Dari hasil survai yang dilakukan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx didominasi kendaraan jenis sepeda motor (47.95%). Komposisi masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3. 13 : Komposisi Jenis Kendaraan

    Jenis Kendaraan VDF Jumlah Kendaraan %

    Krw-Ckp Ckp-Krw Total

    Sepeda Motor Mobil Penumpang Utility (Opelet dan sejenisnya) Truk Ringan (2 Sumbu) Bus Kecil Bus Besar Truk Sedang (2 Sumbu) Truk Berat (3 Sumbu atau lebih) Kendaraan Tak Bermotor

    0.0001 0.0030 0.2746 0.1175 0.8139 2.1974 3.6221

    16308 3006 6425 2120 544 598 3079 1847 314

    15103 3102 5649 1845 506 519 2469 1834 241

    31411 6108 12074 3965 1050 1117 5548 3681 555

    47.95 9.32

    18.43 6.05 1.60 1.71 8.47 5.62 0.85

    Jumlah 34241 31268 65509 100

    Berdasarkan data pada tabel komposisi jenis kendaraan diatas, jenis kendaraan dengan Vehicle Damage Factor (VDF) yang besar seperti bus besar, truk sedang dan truk berat mencapai jumlah 15.79% dari jumlah sample pengamatan.

    111-16

  • Volume lalu lintas selama 24 jam dalam satuan mobil penumpang (smp), dengan koefisien smp merujuk kepada Standar Perencanaan Geometnk untuk Jalan Perkotaan Direktorat Jenderal Pembinaan Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina Marga, Maret 1992, sbb :

    Tabel 3.14 : Volume Lalu Lintas (dalam smp)

    Jenis Kendaraan Koef

    smp

    Jumlah Kend /

    2 arah / Hari

    smp

    Sepeda Motor 0.5 17555 8778 Mobil Penumpang 1.0 3276 3276

    Utility (Opelet dan sejenisnya) 1.0 6445 6445 Truk Ringan (2 Sumbu) 2.5 2164 5410 Bus Kecil 2.5 615 1538 Bus Besar 3.0 700 2100

    Truk Sedang (2 Sumbu) 2.5 3427 8568

    Truk Berat (3 Sumbu atau lebih) 3.0 2429 7287

    Jumlah 36611 43401

    Fluktuasi lalu lintas pada ruas Xxxxxx - Xxxxxx selama periode pengamatan dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini. Terlihat bahwa jam puncak (peak hour) pada pagi hari terjadi antara pukul 06.00 - 07.00 yang dapat mencapai sekitar3838 kendaraan tiapjam, namun setelah itu jumlah kendaraan sepanjang pagi sampai sore hari terlihat pada kondisi lebih stabil. Jam sibuk sore hari terjadi antara pukul 16.00 - 19.00 dengan puncaknya dapat mencapai sekitar 2305 kendaraan tiap jam.

    111-17

  • RflJ.CIANJUH

    REViSI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN XXXXXX KIP 't*S^n IhldidiJ) ;l

    MtAitn)

    JIII i I I Brntim P i ' i1

    t'erUnl*ti Tn*mn fri-Ti-Tl >.< r ' i i' < V i' ] Uniiun dlf ' ----------------------------------------------- -* I'cltbul.ti. ____ " _______

    , , . . II rert4r.lBit T^i*nmn I *_, K.- ,. L-J l-h "">> L---J

    J IdrUn H*V-u l*o\vJ J i I -1 ji m t e n

    P2MERINTAM KABUPATEN XXXXXX

    TAHUN 20xx

    -19

    U lit'! 'Iii [fill I -> i( WW !

    P o n g k r'l^dl/ilJill III/,/! !!.k"

    :Kcc. Kotc (i.^iC**7^*v- ,

    \iMii'

    'Me. P o n g k r l 4 Hi 1UI II i

    iiifii

    KABUPATEN PURWAKAUTA

    KABUPATEN IBOGOU

    Tinul* rcrriikomi\ SkUt KicKmiliq [- - ------- j f*lur*ti I

    I -----] *>* I 1 Hilur r|($lj | IbukoL. tabupaUn [ ........... I /

    Dm/ Kuwosan Khivus :

    H l_,Kf JJ^rupofc.n b.jt.n ritrt r>lh-l l-*'l

    Sumter : I.'rail Ilcvif.1 Q J IbukoLa K'Cimillti

    lludldnyo

    XeU 1M luil/l

    /iMii'
  • BAB IV DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN

    TIMBUL

  • BAB IV DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN

    TIMBUL

    Bab ini mendeskripsikan dampak yang diperkirakan dapat ditimbulkan oleh kegiatan

    pelebaran jalan ruas Xxxxxx - Xxxxxx (AP3), mulai dari tahap pra-konstruksi, konstruksi dan

    pasca konstruksi. Prakiraan dampak terhadap lingkungan dari kegiatan pelebaran jalan dari

    semula 2 lajur menjadi 4 lajur, ditelusuri melalui matrik interaksi komponen kegiatan dengan

    komponen lingkungan, sebagaimana tertera pada tabel 4.1 dan bagan alir dampak pada

    gambar 4.1 berikut ini. Dari tabel terlihat bahwa kegiatan tahap prakonstruksi (sosialisasi

    dan pembebasan lahan) diperkirakan berdampak terhadap lingkungan. Hal ini karena

    sebagian areal untuk rencana pelebaran berada diluar damija eksisting, yang merupakan

    hak milik masyarakat.

    Kemudian kegiatan tahap konstruksi diperkirakan akan menimbulkan dampak pada: kualitas

    udara, kebisingan, gangguan keindahan/estetika, hilangnya pohon peneduh jalan,

    kemungkinan kemacetan lalu lintas dan dampak positif peluang kesempatan kerja.

    Demikian pula kegiatan tahap operasi dan pemeliharaan akan menimbulkan dampak pada

    kualitas udara, kebisingan, , dan dampak positif peluang kesempatan kerja. Berikut adalah

    uraian prakiraan dampak pada setiap tahapan kegiatan:

    4.1. Tahap Prakonstruksi

    Persepsi Masyarakat

    Termasuk kegiatan pada tahap prakonstruksi adalah sosialisasi dan pengadaan tanah.

    Kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak pada persepsi masyarakat.

    Sosialisasi yang baik akan membangun persepsi positif masyarakat terhadap rencana

    pelebaran jalan, yang selanjutnya akan membantu kelancaran proses pengadaan tanah.

    Sebaliknya sosialisasi yang kurang jelas akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di

    kalangan masyarakat, yang selanjutnya berpotensi menggangu kelancaran pengadaan

    tanah dan pelaksanaan proyek secara keseluruhan.

    Termasuk materi sosialisasi adalah pemberian penjelasan kepada masyarakat cara

    perhitungan nilai kompensasi tanah dan bangunan masyarakat yang terkena rencana

    pelebaran jalan. Sosialisasi juga menekankan akan adanya tahapan musyawarah dalam

    IV-1

  • penentuan nilai kompensasi tanah bangunan antara masyarakat pemilik tanah bangunan

    dengan Panitia Pengadaan tanah.

    Hasil hasil wawancara, kondisi eksisting persepsi masyarakat sebagian besar responden

    (98%) mendukung, seperti tertera pada tabel 3.9 di atas. Terdapat 2% responden yang

    keberatan atas nilai kompensasi bangunan toko miliknya yang terkena pelebaran jalan.

    Panitia pembebasan tanah tengah mencari solusi penyelesaian yang tidak merugikan

    pemilik bangunan.

    4.2. Tahap Konstruksi

    1. Peluang Kesempatan Kerja

    Peluang kesempatan kerja merupakan dampak positif yang ditimbulkan oleh perekrutan

    tenaga kerja untuk konstruksi jalan. Tenaga kerja buruh yang akan direkrut dapat mencapai

    sekitar 50 orang. Ini merupakan peluang kesempatan kerja bagi sebagian penduduk usia

    kerja yang masih sebagai pencari kerja. Berdasarkan data Statistik Kabupaten Xxxxxx

    Tahun 2002, terdapat cukup banyak penduduk pencari kerja, yaitu 30.248 orang.

    Dalam perekrutan tenaga kerja akan diprioritaskan pelamar dari desa-desa setempat, yaitu

    Desa Duren, Pancawati, Dawuan Tengah dan sekitarnya. Dalam hal ini, kontraktor akan

    berkoordinasi dengan kantor desa setempat. Pemberian prioritas dimaksudkan agar warga

    setempat dapat memperoleh manfaat atas kehadiran proyek di daerahnya.

    2. Penurunan Kualitas Udara Oleh Kegiatan Mobilisasi Peralatan, Pengangkutan

    Material, Land Clearing, Pengoperasian Base Camp.

    Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material dari quarry di daerah Cagak

    Kabupaten Subang ke lokasi proyek (75 truk/hari - tabel 2.3) mempunyai kemungkinan

    menimbulkan dampak penurunan kualitas udara. Kemungkinan ini berasal dari emisi

    kendaraan truk yang digunakan untuk pengangkutan. Selain itu juga dimungkinkan oleh

    debu yang berasal dari material tanah yang terembus angin selama perjalanan

    pengangkutan.

    Selain oleh kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material, penurunan kualitas

    udara dapat ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan: land clearing, pengoperasian base camp,

    penggalian & penimbunan, penyusunan sub-base, pengaspalan. Kegiatan-kegiatan ini

    IV-2

  • menghasilkan polutan udara berupa debu serta emisi dari peralatan (aspalt mixing plant

    AMP, stone crusher). Kemungkinan peningkatan debu dan polutan emisi kendaraan

    diperkirakan akan semakin signifikan pada musim kemarau, yaitu pada periode bulan

    Nopember - April.

    Kondisi eksisting kualitas udara saat ini cukup baik, semua parameter kualitas udara

    memenuhi ambang batas standar baku mutu, seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Kondisi

    ini akan menjadi tolok ukur pengeloaan kualitas udara seperti yang akan diurai pada bab 5

    berikut.

    3. Kemungkinan Gangguan Kebisingan (Oleh Pengoperasian AMP, Stone Crusher,

    Vibratory Roller, Vibratory Compactor)

    Gangguan kebisingan dapat berasal dari pengoperasian peralatan vibratory roller, vibratory

    compactor, stone crusher, AMP. Peralatan ini menimbulkan kebisingan hingga 80 dBA pada

    jarak 15 meter, yang berarti melampaui standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman 60

    dBA (KepMenLH No 48/11/1996). Gangguan kebisingan terutama akan terjadi pada

    pemukiman sekitar lokasi AMP. Kondisi eksisting kebisingan saat ini telah melampaui

    standar baku mutu, seperti tertera pada tabel 3.3 di atas. Tingkat kebisingan eksisting

    mencapai 78 dBA, sementara standar baku mutu kebisingan untuk pemukiman hanya 60

    dBA.

    4. Hilangnya Pohon Peneduh Yang Ada (Oleh Land Clearing)

    Pada areal rencana pelebaran jalan saat tumbuh berbagai jenis tanaman seperti mangga,

    rambutan, srikaya, belimbing, lamtoro, petai cina, jemk, sirsak, pepaya, nangka, jambu batu,

    jambu air, kelapa, beringin, mahoni, tanjung, karet, palem, cemara, kamboja, sinyo nakal,

    lilin-lilin, hangjuang, puring, angsana, kenanga, soka, plamboyan, paku, johar, bogenvile.

    Pohon-pohon ini akan ditebang. Penebangan ini akan menghilangkan suasana teduh yang

    selama ini dapat dinikmati oleh pengguna jalan dan masyarakat setempat. Penebangan

    pohon akan menambah suasana menjadi lebih terik, dimana kondisi ini akan beriangsung

    selama sekitar 2 tahun, yaitu sampai pohon pengganti yang akan ditaman tumbuh rindang.

    Hilangnya pohon peneduh ini juga akan semakin mengurangi tempat bermain satwa seperti

    burung, kupu-kupu, kelelawar, dan Iain-Iain yang kondisinya memang sudah semakin langka

    di wilayah ini.

    IV-3

  • IV-7

    5. Kemungkinan Terjadinya Kemacetan Arus Lalu Lintas (Oleh Mobilisasi

    Material, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Sub-base, Pengaspalan)

    Selama pelaksanan mobilisasi material, pekerjaan tanah, pekerjaan sub-base dan

    lapis perkerasan diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap kemacetan

    lalu lintas, mengingat ruas-ruas jalan yang dilalui pada saat mobilisasi material

    maupun ruas jalan pada lokasi pekerjaan itu sendiri merupakan jalur-jalur yang

    padat dengan kendaraan. Jam puncak (peak hour) pada pagi hari terjadi antara

    pukul 06.00 - 07.00 yang dapat mencapai sekitar 3838 kendaraan tiap jam. Jam

    sibuk sore hari terjadi antara pukul 16.00 - 19.00 dengan puncaknya dapat

    mencapai sekitar 2305 kendaraan tiap jam.

    Mobil pengangkut material dengan beban yang berat tidak akan dapat berjalan

    dengan kecepatan tinggi, hal ini akan menimbulkan antrian kendaraan di

    belakangnya. Sedangkan pekerjaan tanah, pekerjaan sub-base dan lapis

    perkerasan, aktivitasnya akan "memakan" sebagian dari lebarjalurlalu lintas yang

    ada, hal ini dengan sendirinya akan mengurangi kapasitas jalan dan akibatnyanya

    akan semakin menambah kemacetan yang terjadi di lokasi pekerjaan.

    Pada saat jalan dalam keadaan padat (maksimal) dengan kata lain volume lalu

    lintas mendekati kapasitas jalan ( V/C * 1 ), kecepatan kendaraan berada pada

    kondisi yang mendekati tidak stabil (sebentar berhenti dan sebentar lagi jalan,

    dst). Tingkat kepadatan lalu lintas yang pada umumnya masyarakat "masih dapat

    menerima" meskipun pada tingkat pelayanan yang sangat rendah sebesar V/C =

    0,80. Pada kondisi ini, kecepatan rata-rata kendaraan akan mengalami penuainan

    sampai sekitar 20% dari kecepatan rencana pada ruas jalan tersebut.

    Untuk jalan Arteri Primer (baca: ruas jalan Xxxxxx - Xxxxxx), kecepatan rencana

    kendaraan menurut Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan

    Direktorat Pembinaan Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 1992

    sekurang-kurangnya 60 km/jam. Pada tingkat V/C = 0.80 maka kecepatan rata-

    rata kendaraan akan berkurang sampai sekitar 48 km/jam.

  • 6. Kemungkinan Kerusakan Badan Jalan Yang Dilalui Truk Material

    Pengangkutan material dan lokasi quarry di daerah Cagak Kabupaten Subang ke

    lokasi proyek (75 tmk/hari - tabel 2.3) mempunyai kemungkinan menyebabkan

    terjadinya kerusakan badan jalan yang dilalui. Mobil pengangkut material dengan

    beban yang penuh akan mempunyai efek perusakan yang maksimal pula

    terhadap konstruksi perkerasan. Jika selama perjalanan mobilisasi dari lokasi

    quarry sampai lokasi pekerjaan kendaraan pengangkut material ini melalui jalan

    dengan kelas yang rendah atau jika mutu konstruksi perkerasan pada jalan-jalan

    yang dilalui rendah, maka diperkirakan akan menimbulkan dampak kerusakan

    terhadap konstruksi perkerasan dari jalan yang dilalui tersebut. Apabila terjadi

    kerusakan badan jalan setelah pekerjaan konstruksi selesai dan ditinggalkan

    begitu saja oleh kontraktor, maka hal ini akan merugikan masyarakat pengguna

    jalan.

    7. Kemungkinan Kecelakaan Lalu Lintas

    Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan faktor pengemudi (misalnya kondisi fisik,

    kelelahan, ketrampilan), faktor kendaraan (kelaikan kendaraan) dan lingkungan

    jalan. Berkenaan dengan pekerjaan peningkatan jalan ini diperkirakan faktor yang

    paling berpengaruh terhadap dampak kecelakaan lalu lintas pada tahap

    konstruksi adalah uterganggu"nya kondisi lingKungan jalan oleh aktivitas

    pekerjaan peningkatan jalan. Perubahan jalur lalu lintas yan