260110140084_ai siti rika f_modul 7,8 & 9

Upload: ai-siti-rika-fauziah

Post on 05-Jul-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    1/27

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

    PEMERIKSAAN BAHAN BAKU KLORAMFENIKOL SERTAPENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN KRIM DENGAN

    METODE SPEKTROFOTOMETRI

     NAMA : AI SITI RIKA FAUZIAH

     NPM : 260110140084

    HARI/TANGGAL : SELASA, 3, 10 & 17 NOVEMBER 2015

    PRAKTIKUM

    ASISTEN :1. HASYA AQDAN

    2. HESTI JUWITA SARI

    LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2015

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    2/27

    ABSTRAK

    Pemeriksaan bahan baku kloramfenikol meliputi pemeriksaan secara kualitatif

    maupun kuantitatif sedangkan kloramfenikol dalam krim diuji kadarnya. Tujuannya

    yaitu untuk mengetahui identitas & mutu dari bahan baku dan kadar kloramfenikol

    dalam sediaan. Pengujian kualitatif meliputi uji kelarutan dan uji warna. Sedangkan

     pengujian secara kuantitatif meliputi pengujian kadar air dan pengujian kadar sampel

    dengan menggunakan metode spektrofotometri. Prinsip dari percobaan kali ini yaitu

    kelarutan suatu senyawa dalam pelarut, reaksi senyawa dengan reagen, dan interaksi

    antara molekul dengan radiasi elektromagnetik (spektrofotometri). Hasil dari uji

    kelarutan yaitu sampel tidak larut dalam air maupun etanol dengan cara yang

    disebutkan dalam farmakope; dalam uji warna (dengan reagen fujiwara dan Nessler)

    sampel menunjukkan hasil positif kloramfenikol. Hasil dari pengujian sampel secara

    kuantitatif dengan pengujian kadar air didapat sebesar 0,175%. Didapat kadar bahan

     baku kloramfenikol dengan metode spektrofotometri uv sebesar 82,87% Dan kadar

    kloramfenikol dalam sediaan krim sebesar 0,73%.

    Kata Kunci: kloramfenikol, uji mutu, uji warna, kelarutan, kadar, spektrofotometri,

    krim

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    3/27

     

    ABSTRACT

     Basic substance chloramphenicolum testing included quantitative and qualitative

    testing whereas chloramphenicolum on cream was tested the concentration. It is

     purposed to know the identity & quality of the sample and the concentration of the

    other sample. Qualitative testing included solubility and color testing. Quantitative

    testing included the content of water and concentration of basic substance

    chloramphenicolum used spectrophotometry method. The principle of this practice

    was solubility of the compound on the solvent, reaction of sample with reagent and

    interaction between molecule with electromagnetic radiation (spectrophotometric).

    The result of solubility testing was the sample didn’t soluble in water or ethanol

     followed the rule on FI; the color testing (with fujiwara and Nessler reagen), sample

     showed positive result as chloramphenicolum. The result of quantitative testing with

    content of water testing is got the percentage 0,175% and the concentration of basic

     substance chloramphenicolum with spectrophotometry method was 82,87%. And the

    concentration of sample on the cream was 0,73%.

     Key words: chloramphenicolum, quality testing, color test, solubility, concentration,

     spectrophotometric, cream

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    4/27

    I.  PENDAHULUAN

    Bahan baku adalah semua

     bahan baik yang berkhasiat (zat

    aktif) maupun tidak berkhasiat,

    yang berubah maupun tidak

     berubah, yang digunakan dalam

     pengolahan obat walaupun tidak

    semua bahan tersebut masih

    terdapat di dalam produk ruahan.

    Semua bahan baku yang digunakan

    harus memenuhi persyaratan

    farmakope atau buku resmi lain

    yang disetujui oleh industry

    farmasi yang bersangkutan. Selain

    itu, bahan-bahan yang dibeli harus

    sesuai dengan spesifikasi hasil uji

    agar diperoleh mutu obat yang

    konsisten dan memenuhi

     persyaratan keamanan, khasiat,

    stabilitas, dan ketersediaan hayati

    (Siregar, 2010). 

    Kloramfenikol merupakan

    zat hablur halus berbentuk jarum

    atau lempeng memanjang

     berwarna putih hingga putih kelabu

    atau putih kekuningan, sukar larut

    dalam air, mudah larut dalam

    etanol dan propilenglikol, memiliki

    titik lebur antara 149  –   153 C

    (Depkes RI, 1995).

    Rumus struktur:

    Menurut Farmakope Indonesia edisi

    IV (1995), Kloramfenikol dapat

    ditetapkan kadarnya secara KCKT

    dan menurut Farmakope Indonesia

    edisi III (1979) Kloramfenikol

    ditentukan secara nitrimetri setelah

    direduksi terlebih dahulu dengan

    Zn/HCl.

    Kloramfenikol adalah

    antimikroba jenis bakteriostatik

     broad-spectrum. Kloramfenikol

    efektif melawan bakteri Gram-

     positif maupun Gram-negatif, dan

    kebanyakan organisme anaerob

    (Falagas & Michalopoulos, 2008).

    Mekanisme kerja antibiotik

    kloramfenikol ialah menghambat

    sintesis protein yang dibutuhkan

    untuk pembentukan sel-sel bakteri

    sehingga kloramfenikol

    menghambat fungsi RNA dari

     bakteri (Wattimena dkk, 1991).

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    5/27

    Analisis kimia adalah salah

    satu hal penting dalam

    menganalisa sampel yang tidak

    diketahui dengan menggunakan

     beberapa teknik yang berbeda.

    Analisi kualitatif merupakan cara

    deteksi elemen yang ada dalam

    suatu senyawa. Analisis ini hanya

    dapat menganalisa adanya suatu

    elemen, tidak dengan persentase

    atau jumlah elemen yang terdapat

    dalam senyawa tersebut

    (Tutorvista, ______). Sedangkan

    analisis kuantitatif yaitu berkaitan

    dengan penetapan berapa banyak

    suatu zat tertentu yang terkandung

    dalam suatu sampel (Underwood,

    2002).

    Metode analisis berperan

    sebagai salah satu hal yang vital

    dalam pengembangan performulasi

    dan formulasi, stablitas, quality

    control, dan program quality

    assurance. Pengujian analisis dari

     produk farmasi dibutuhkan untuk

    memastikan stabilistas,

    keselamatan, dan efektivitas obat

    (Theivarasu et al, 2010).

    Spektroskopi Ultraviolet adalah

    teknik fisika dari spektroskopi

    optical yang menggunakan sinar di

    daerah tampak, ultraviolet, dan

    rengtang pada daerah inframerah.

    Hukum Lambert Beer menyatakan

     bahwa absorbansi dari larutan

    secara langsung sebanding dengan

    konsentrasi dari zat yang

    terabsorbsi dalam larutan dan pada

     panjang gelombang. Dengan

    demikian, dari panjang gelombang,

    dapat diketahui konsentrasi larutan

    dari serapannya (Gandhimathi et

    al, 2012).

    II.  METODE

    Alat

    Batang pengaduk, beaker glass,

    kaca preparat, labu ukur, neraca

    analitik, penangas air, pipet

    volume.

    Bahan

    Aquades, aseton, etanol,

    kloramfenikol, pereaksi Nessler,

    reagen Fujiwara.

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    6/27

    Uji Kelarutan

    Ditimbang sampel kloramfenikol

    masing-masing 200 mg untuk dua

    kali percobaan. Masing-masing

    dilarutkan dalam 400 bagian air

    dan 2,5 bagian etanol. Diamati

    kelarutannya.

    Uji Kadar Air

    Ditimbang botol dan dikeringkan

     pada suhu 105 C selama 30 menit.

    Didinginkan dengan desikator

    selama 15 menit kemudian

    ditimbang. Setelah itu, kira-kira 3

    gr bubuk sampel dimasukkan ke

    dalam botol timbang kemudian

    dikeringkan pada suhu 105 C

    hingga bebas air (± 60 menit).

    Setelah dingin, ditimbang bobot

    serta isinya (dilakukan secara

    duplo).

    Uji Warna

      Uji Fujiwara

    Dicampurkan 2ml reagen +

    1 m l piridin. Ditambahkan

    sampel dan dipanaskan di

    atas penangas 100 C selama

    2 menit. Diamati perubahan

    yang terjadi.

      Uji Nessler

    Ditambahkan pereaksi ke

    dalam sampel lalu

    dipanaskan pada 100 C

    dalam penangas air.

    Diperiksa tiap 10 menit

    (dilakukan hal yang sama

     pada blanko), diamati

     perubahan yang terjadi.

    Uji Kemurnian dengan

    Spektrofotometri UV

      Pembuatan Larutan Baku

    Kloramfenikol

    Dibuat larutan indukkloramfenikol 0,02%

    Ditimbang seksama 10,0

    mg

    kloramfenikol,dimasukkan

    dalam beker glass dan

    dilarutkan dengan

    etanol,jika perlu

    dihangatkan,diaduk hingga

    larut

    sempurna.Dimasukkan

    dalam labu ukur 50 ml dan

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    7/27

    diencerkan dengan etanol

    hingga tanda. Dibuat seri

    larutan baku 8,12,16,20,

    dan 24 ppm dari larutan

    induk Pipet 2,3,4,5 dan 6

    ml larutan

    kloramfenikol,masing-

    masing dimasukkan dalam

    labu ukur 50 ml,diencerkan

    dengan etanol hingga tanda

     batas.

      Penentuan λ Maksimum

    Kloramfenikol

    Diukur serapan seri larutan

     baku pada λ maksimum

    mulai dari kadar terkecil

    Dihitung persamaan regresilinier yang merupakan

    hubungan antara

    konsentrasi vs serapan

    ,serta ditentukan koefisien

    kolerasinya

      Panetapan Kadar Sampel

    Diukur serapan masing-

    masing replikasi Dihitung

    kadar kloramfenikol

    dengan menggunaka

     persamaan regresi linier.

    Penetapan Kadar Kloramfenikol

    Dalam Sediaan Kr im

    Ditimbang krim setara zat aktif

    40 mg dalam beaker glass. Krim

    dilarutkan dengan methanol 20 ml

    kemudian disonikasi. Kemudian

    dididinginkan hingga basis

    menggumpal. Lalu saring filtrate

    menggunakan kertas saring ke

    dalam labu ukur 100 ml dan ad

    dengan methanol hingga 100 ml.

    Hasil pengenceran tersebut dipipet

    10 ml dan dimasukan ke dalam

    labu 50 ml lalu ad sampai tanda

     batas dengan methanol. Perlakuan

    ini dilakukan secara triplo.

    Selanjutnya, diukur kadarnya

    menggunakan metode

    spektrofotometri uv-vis.

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    8/27

    III.  HASIL

    Uji Kelarutan

     No. Perlakuan Hasil

    1

    Ditimbang sampel

    kloramfenikol masing-masing

    200 mg untuk dua kali

     percobaan

    Didapat 100 mg kloramfenikol

    dalam masing-masing tabung

    2100 mg sampel dilarutkan

    dalam 400 bagian airSampel tidak larut

    3100 mg sampel dilarutkan

    dalam 2,5 bagian etanolSampel tidak larut

    Uji kadar air

     No. Perlakuan Hasil

    1 Cawan penguap ditimbang dan

    dikeringkan pada suhu 105 C

    selama 30 menit

    Bobot cawan sebelum

     pengeringan = 39,1406 gr

    2 Cawan didinginkan dalam

    desikator selama 15 menit, lalu

    ditimbang

    Bobot cawan setelah

     pengeringan = 39,1391

    3 Sampel ditimbang 3 gram dan

    dimasukkan ke dalam cawan

    Bobot cawan + sampel sebelum

     pengeringan = 42,1187 gr

    4 Sampel dikeringkan pada suhu

    105 C hingga bebas air (± 60

    menit) lalu ditimbang

    Bobot cawan + sampel setelah

     pengeringan = 42,1135 gr

    5 Dihitung kadar air Didapat kadar air sebesar

    0,175%

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    9/27

    Uji warna

    -  Uji Fujiwara

     No. Perlakuan Hasil

    1 Dicampurkan 2ml reagen + 1 m

    l piridin pada sampel

    Larutan berwarna kuning dan

    terdapat endapan

    2 Ditambahkan sampel,

    dipanaskan 2 menit lalu

    dikocok

    Hasil (+) : larutan menjadi

    merah tua + endapan

    Reaksi:

    -  Uji Nessler

     No. Perlakuan Hasil

    1 Dimasukkan blanko (pereaksi

    nessler) ke dalam tabung dan

    sampel + pereaksi

    -Blanko: larutan kuning bening

    -Sampel: kuning keruh

    2 Blanko serta sampel + pereaksi

    dipanaskan pada suhu 100 C

    -10 menit pertama: sampel

     berwarna orange terang +

    endapan; blanko berwarna

    kuning + endapan putih

    -10 menit kedua: blanko

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    10/27

     berwarna kuning bening +

    endapan kehitaman; sampel

     berwarna orange pekat +

    endapan cokelat

    Uj i Kadar sampel dengan metode spektr o Uv

     No. Perlakuan Hasil

    1 Dibuat larutan baku kloramdfenikol

    dengan dilarutkan 10 mg sampel

    dengan etanol

    Didapat larutan stok

    kloramfenikol

    2 Dibuat seri larutan baku 8,12,16,20,

    dan 24 ppm dari larutan induk Pipet

    2,3,4,5 dan 6 ml sampel lalu

    dimasukkan dalam labu ukur 50

    ml,diencerkan dengan etanol hingga

    tanda.

    Didapat larutan sampel

    dengan konsentrasi tersebut

    3 Diukur serapan seri larutan baku

     pada λ maks mulai dari kadar terkecil

    lalu dihitung persamaan regresi linier

    serta ditentukan koefisien

    kolerasinya

    Didapat persaman linernya

    yaitu y= 0,029x  –   0,0366 dan

    R 2= 0,647

    4 Diukur serapan masing-masing

    replikasi. Dihitung kadar

    kloramfenikol dengan menggunaka

     persamaan regresi linier

    Didapat kadar kloramfenikol

    sebesar 82,87%

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    11/27

    Absorbansi Larutan Sampel

    C I II III A

    8 ppm 0,0245 0,0246 0,0249 0,024667

    12 ppm 0,4802 0,4806 0,4799 0,480233

    16 ppm 0,5082 0,5084 0,5089 0,5085

    20 ppm 0,5625 0,5629 0,5627 0,5627

    24 ppm 0,567 0,5633 0,5637 0,564667

    50 ppm 1,472 1,4810 1,4749 1,4760

    Sampel 20 ppm

    Data/Pengujian Pertama Kedua Ketiga

    I 0,4474 0,4484 0,4382

    II 0,4475 0,4492 0,4378

    III 0,4477 0,4488 0,4381

    Rata-rata 0,447533 0,4488 0,438033

    Kurva kalibarasi

    y = 0.029x - 0.0366

    R² = 0.647

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    0 10 20 30   R   a   t   a  -   r   a   t   a   A

        b   s   o   r    b   a   n   s   i

    Konsentrasi (Ppm)

    Chart Title

    Series1

    Linear (Series1)

    Linear (Series1)

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    12/27

    Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Sediaan Kr im

     No. Perlakuan Hasil

    1 Ditimbang krim setara zat aktif 40

    mg dalam beaker glass

    Krim ditimbang sebanyak 2

    gram secara triplo (setara zat

    aktif 40 mg)

    2 Krim dilarutkan dengan methanol

    20 ml kemudian disonikasi dan

    dididinginkan hingga basis

    menggumpal.

    Basis dengan zat aktif memisah

    3 Lalu disaring filtrate

    menggunakan kertas saring ke

    dalam labu ukur 100 ml dan ad

    dengan methanol hingga 100 ml.

    Filtrat larut

    4 Hasil pengenceran tersebut dipipet

    10 ml dan dimasukan ke dalam

    labu 50 ml lalu ad sampai tanda

     batas dengan methanol (perlakuan

    ini dilakukan secara triplo)

    Selanjutnya,

    Konsentrasi larutan sebesar 20

     ppm

    5 Diukur absorbansi menggunakan

    metode spektrofotometri uv-vis.

    Didapat hasil absorbansi sampel:

    -sampel 1: 0,1519

    -sampel 2: 0,081

    -sampel 3: 0,1317

    6 Dihitung kadarnya Didapat kadarnya sebesar 0,73%

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    13/27

    -  Absorbansi Baku

    Konsentrasi/

    Perlakuan

    5 ppm 10 ppm 15 ppm 20 ppm 25 ppm

    I 0,2694 0,4171 0,5634 0,6840 0,7996

    II 0,2691 0,4167 0,5633 0,6839 0,8003

    III 0,2690 0,4169 0,5628 0,6838 0,8000

    Rata-rata 0,2692 0,4169 0,5632 0,6839 0,7999

    Kurva Baku

    -  Absorbansi sampel

    Sampel Serapan Rata-rata

    serapanPerlakuan I II III

    1 0,1518 0,1520 0,1519 0,15192 0,0811 0,0807 0,0812 0,081

    3 0,1318 0,1318 0,1317 0,1317

    y = 0.0266x + 0.148

    R² = 0.9966

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    0 10 20 30

       R   a   t   a  -   r   a   t   a   A    b   s   o   r    b   a   n   s   i

    Konsentrasi (Ppm)

    Chart Title

    Series1

    Linear (Series1)

    Linear (Series1)

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    14/27

    IV.  PEMBAHASAN

    Pada praktikum kali ini

    dilakukan pengujian mutu bahan

     baku kloramfenikol dan kadar

    kloramfenikol dalam sediaan

    krim. Pengujian bahan baku yang

    dilakukan meliputi pengujian

    kualitatif dan kuantitatif.

    Pengujian secara kualitatif

     bertujuan untuk mengetahui

    identitas dari sampel dengan

    mengidentifikasi suatu elemen

    yang ada dalam kloramfenikol

    menggunakan uji kelarutan dan

    metode reaksi warna. Sedangkan

    uji kuantitatif bertujuan untuk

    mengetahui jumlah atau kadar

    suatu elemen dalam sampel yang

    dalam hal ini dilakukan analisis

    kadar air dan dengan metode

    spektrofotometri uv-vis.

    Uji kelarutan dilakukan

    untuk mengetahui apakah sampel

    yang diuji kelarutannya sama

    dengan standar yang telah

    ditetapkan pada farmakope atau

    tidak sehingga dapat ditetapkan

    sebagai uji identitas dari sampel.

    Uji kelarutan ini tidak bisa

    dijadikan sebagai acuan dalam

    uji kualitatif, uji ini hanya

    dijadikan sebagai uji tambahan

    karena hasilnya tidak terlalu

    spesifik. Yang pertama,

    dilakukan uji kelarutan

    kloramfenikol terhadap air.

    Dalam literature, kloramfenikol

    larut dalam 400 bagian air.

    Dalam hal ini, sampel yang

    digunakan sebanyak 100 mg

    maka 400 bagian air yaitu

    sebanyak 400 ml. Setelah diuji,

    ternyata kloramfenikol tidak

    larut dalam 400 bagian air

    tersebut. Uji yang kedua yaitu

    menggunakan etanol. Dalam

    literature disebutkan bahwa

    kloramfenikol larut dalam 2,5

     bagian etanol namun setelah

    diuji, sampel tidak larut. Hal ini

    menunjukkan bahwa sampel

    tersebut tidak murni karena

    kelarutannya kurang dari standar

    yang telah ditetapkan. Hal ini

    dimungkinkan adanya

    kontaminan yang ada pada

    sampel sehingga sampel dengan

     jumlah tertentu tidak larut pada

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    15/27

     pelarut dnegan jumlah yang telah

    ditentukan atau kemungkinan

    lainnya yaitu sampel yang diuji

    telah rusak karena lamanya

     penyimpanan ataupun

     penyimpanan yang kurang baik

    sehingga tercemar kontaminan

    dari luar.

    Metode reaksi warna yang

    dilakukan adalah uji warna

    Fujiwara dan Nessler. Pereaksi

    Fujiwara terdiri dari 2 ml larutan

     NaOH yang dibuat segar

    dicampurkan dengan 1 ml piridin

    dan kemudian dipanaskan pada

     penangas air. Pereaksi ini

     biasanya digunakan untuk

    mengidentifikasi senyawa yang

    memiliki paling tidak 2 atom

    halogen yang terikat pada satu

    atom karbon. Hasil positif dari

    reaksi ini yaitu ditandai dengan

    terbentuknya warna merah pada

    lapisan piridin. Pada sampel

    yang diuji, warna larutan

     berubah menjadi merah tua serta

    terdapat endapan yang

    sebelumnya larutan sampel +

    reagen adalah warna kuning +

    endapan. Ini berarti

    menunjukkan bahwa sampel

    yang diuji positif kloramfenikol.

    Uji warna yang kedua adalah

    dengan pereaksi Nessler.

    Pereaksi ini terdiri dari larutan

    merkuri klorida jenuh yang

    ditambahkan kalium iodide padat

    hingga endapan yang terbentuk

    larut kembali, kemudian

    ditambahkan sejumlah volume

    yang sama larutan NaOH.

    Identifikasi ini dilakukan dengan

    cara menambahkan sampel

    dengan pereaksi Nessler yang

    kemudian dipanaskan di atas

     penangas air. Digunakan blanko

    sebagai pembanding pada

     pengujian ini. Pada menit ke 10

    menit pertama: sampel berwarna

    orange terang + endapan; blanko

     berwarna kuning + endapan,

    sedangkan 10 menit kedua:

     blanko berwarna kuning bening

    + endapan kehitaman; sampel

     berwarna orange pekat +

    endapan cokelat. Hal ini sesuai

    literature dimana hasil positif

    dengan pereaksi Nessler ditandai

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    16/27

    dengan adanya endapan

     berwarna coklat. Maka sampel

    yang diuji ini juga

    mengahasilkan reaksi positif

     pada uji Nessler. 

    Pengujian kuantitatif yang

    dilakukan yaitu uji kadar air. Hal

    ini bertujuan untuk mengetahui

    kandungan air yang terdapat

    dalam sampel lalu dibandingkan

    dengan literature untuk

    mengetahui batas maksimal

    kandungan air yang ada dalam

     bahan baku kloramfenikol.

    Kadar air pada bahan baku

    kloramfenikol yang disebutkan

    dalam literatur adalah tidak

    lebiih dari 1% (Depkes RI,

    1979). Pengujian kadar air ini

    menggunakan metode

    gravimetri. Gravimetri dalam

    ilmu kimia adalah salah satu

    metode kimia analitik untuk

    menentukan kuantitas suatu zat

    atau komponen yang telah

    diketahui dengan cara mengukur

     berat komponen dalam keadaan

    murni setelah melakukan proses

     pemisahan. Pengujian kadar air

    ini dilakukan dengan cara

    memanskan sampel beserta

    cawannya pada suhu 105 C

    selama 30 menit yang kemudian

    dikeringkan menggunakan oven

    sampai bebas air. Dengan

     pemanasan ini, maka kadar air

    yang ada dalam sampel akan

    menguap sehingga bobot sampel

    yang didapat setelah pemanasan

    merupakan bobot sampel bebas

    air. Penimbangan dan pemanasan

    dilakukan beberapa kali sampai

    didapat bobot tetap dengan

     penimbangan sebelumnya yang

    menandakan bahwa sampel

    sudah benar-benar bebas air.

    Bobot cawan + sampel sebelum

     pengeringan = 42,1187 gr

    sedangkan bobot setelah

     pengeringan didapat 42,1135 gr.

    Dari perhitungan didapat bahwa

    kadar air dalam sampel sebanyak

    0,175%. Ini menunjukkan bahwa

    sampel mengandung kadar air

    yang sangat sedikit sesuai

    dengan yang disyaratkan dalam

    literature.

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    17/27

    Pengujian kuantitatif

    selanjutnya yaitu pengujian

    kadar kloramfenikol dengan

    menggunakan metode

    spektrofotometri uv.

    Spektrofotometri merupakan

    metode untuk mengukur suatu

    interaksi antara molekul dengan

    radiasi elektromagnetik sehingga

    terjadi proses absorpsi yaitu

     penyerapan energy dengan

    adanya eksitasi electron valensi

    dari suatu molekul. Dalam

     penentuan kadar dengan metode

    spektro ini, diperlukan adanya

    kurva kalibrasi untuk didapat

     persamaan regresi linear yang

    selanjutnya digunakan untuk

    menghitung kadar dari sampel

    yang telah diuji absorbansinya.

    Prinsip yang digunakan pada

    metode ini yaitu berdasarkan

    hukum Lambert-Beer yang

    menunjukkan hubungan lurus

    antara absorban dan kadar

    sampel.

    Dalam pembuatan kurva

    kalibrasi awal, digunakan seri

    larutan kerja yang berbeda

    konsentrasinya dan blanko

    sebagai control. Semakin banyak

    deret konsentrasi larutan kerja

    yang digunakan untuk membuat

    kurva kalibrasi, maka secara

    sistematika semakin baik

     persamaan regresi yang

    terbentuk. Jenis kurva kalibrasi

    yang dibuat yaitu standar

    eksternal dimana kurva yang

    dibuat dari larutan baku yang

    dibuat dalam beberapa

    konsentrasi yang berbeda. Pada

     proses pembuatan larutan stok

    yang akan diukur absorbansinya,

    harus diperhatikan

    konsentrasinya. Suatu instrument

    dalam mendeteksi suatu sampel

    uji mempunyai kepekaan yang

     berbeda-beda, di sini,

    spektrofotometri uv mempunyai

    kepekaan terhadap absorbansi

    antara 0,2  –   0,8. Sehingga

    larutan stok yang dibuat harus

    diperkirakan supaya dapat

    terdeteksi oleh instrument

    tersebut, tidak terlalu tinggi

    maupun terlalu rendah

    konsentrasinya. Maka agar

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    18/27

    didapat penjang gelombang

    maksimum, dibuat larutan stok

    dengan konsentrasi 50 ppm yang

    kemudian dilakukan

     pengenceran menjadi 8, 12, 16,

    20 dan 24 ppm. Dibuat juga

    larutan sampel dengan

    konsentrasi 20 ppm.

    Pada senyawa

    kloramfenikol, terdapat gugus

     benzena yang merupakan

    kromofor terikat dengan NO2

    sehingga menjadi ausokrom, hal

    ini menyebabkan serapan dari

    senyawa tersebut meningkat/

    lebih sensitive. Adanya ikatan

    rangkap terkonjugasi dari

    senyawa yang akan diuji adalah

    salah satu syarat agar dapat

    terdeteksi oleh spektrofotometer

    uv. Molekul yang berbeda

    mengabsorbsi radiasi pada

     panjang gelombang yang

     berbeda juga.

    Dari pengujian didapat

     persamaan regresi linear y =

    0,029x –  0,036 dengan nilai R 2 =

    0,647. Hal ini menunjukkan

    grafik yang terbentuk tidak

    linear. Nilai R 2  ini tidak

    memenuhi persyaratan,

    seharusnya untuk persamaan

    regregsi linear, nila R 2

    harus >

    0,990. Nilai R 2

    yang kecil

    menunjukkan bahwa pada saat

    kalibrasi alat masih terdapat

    kontaminan dari senyawa kimia

    maupun aquades yang digunakan

    sebagai pelarutnya. Dari hasil

     perhitungan didapat rata-rata

     persen kadar bahan baku

    kloramfenikol sebesar 82,87%.

    Hal ini tidak sesusai dengan

    literature, yaitu berada pada

    rentang 98-103%. Hal ini terjadi

    karena dimungkinkan adanya

    kontaminan dalam sampel saat

     pengambilan bahan atau bahkan

    sampel ini sendiri sudah

    terdegradasi sehingga kadarnya

    kurang dari yang disyaratkan

    sehingga bahan baku

    kloramfenikol ini tidak bias

    dipergunakan sebagai bahan

     baku obat.

    Pengujian selanjutnya yaitu

     pengujian kadar kloramfenikol

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    19/27

    dalam sediaan krim. Hal ini

     bertujuan untuk mengetahui

    kadar zat aktif (kloramfenikol)

    dalam suatu sediaan krim apakah

    memenuhi kadar yang telah

    disyaratkan atau tidak. Metode

    yang digunakan sama seperti

     pengujian kadar bahan baku

    kloramfenikol. Perbedaannya,

    dalam pengujian ini sampel yang

    diuji sudah bergabung dalam

    suatu sediaan sehingga

    dibutuhkan perlakuan khusus.

    Perlakuan khusus disini yaitu

     pemisahan antara sampel (zat

    aktif kloramfenikol) dari

     basisnya.

    Pertama, dibuat terlebih

    dahulu kurva kalibrasi dengan

    cara yang sama seperti

    sebelumnya. Dari pengukuran

    kurva kalibrasi ini, didapat

    koefesien kolerasi atau R, adalah

    0,996 dan kurva yang didapat

    linear. Perbedaan dengan

     persamaan regresi sebelumnya

    yaitu ada dari ketepatan dalam

     penimbangan sampel. Dalam

     pembuatan kurva kalibrasi ini,

    sampel ataupun pelarut yang

    digunakan dalam pengujian

    untuk diukur absorbansinya

    harus seakurat mungkin. Jika

    tidak, makan kurva tidak akan

    linear. Dengan nilai koefesien

    kolerasi yang mendekati 1 ini

    maka persamaan regresinya pun

     bisa akurat untuk digunakan

    dalam penghitungan kadar

    sampel karena factor

    kesalahannya semakin kecil.

    Selanjutnya preparasi larutan

    sampel. Krim ditimbang

    sebanyak 2 gram. Dalam 2 gram

    ini setara zat aktif 40 mg yang

    akan diuji. Cara pemisahannya

    yaitu dengan melarutkan krim

    dalam 20 ml methanol. Setelah

    dilarutkan, sampel disonikasi.

    Sonikasi yaitu suatu teknologi

    yang memanfaatkan gelombang

    ultrasonic. Gelombang ini dapat

    merambat pada medium padat,

    cair maupun gas. Proses sonikasi

    ini mengubah sinyal listrik

    menjadi getaran fisik. Efek

    sonikasi ini yaitu pecahnya

    molekul pada sampel. Tujuannya

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    20/27

    adalah untuk memisahkan antara

    zat aktif kloramfenikol dengan

     basisnya sampai basis tersebut

    menggumpal di permukaan

    larutan. Kemudian filtratnya

    disaring menggunakan kertas

    saring untuk didapat

    kloramfenikol yang terdapat

    dalam krim setelah dipisahkan

    dengan basisnya. Kemudian

    dilakukan pengenceran sampai

    didapat konsentrasi 20 ppm.

    Perlakuan ini dilakukan

    sebanyak tiga kali agar didapat

    hasil yang lebih akurat dan

     presisi. Setelah itu diukur

    absorbansinya. Didapat

    absorbansi dari sampel 1 0,1519;

    sampel 2 0,081; sampel 3

    0,1317.

    Kadar kloramfenikol yang

    didapat dari pengujian ini sangat

    kecil. Konsentrasi yang diukur

     pada saat pengujian tidak tepat

    20 ppm dimana pada saat

    formulasi krim, kadar

    kloramfenikol dalam sediaan

    tidak tepat 200 mg dalam setiap

    10 gram. Hal ini dikarenakan

    sediaan yang dibuat massanya

    melebihi dari yang tercantum

    dalam formula sehingga kadar

    kloramfenikolnya pun berkurang

    tidak sesuai dengan yang

    diperhitungkan dalam formula

    tersebut. Selain itu, saat

     penyaringan filtrate ke dalam

    labu, terdapat beberapa bagian

    dari basisnya yang ikut tersaring

    ke dalam labu sehingga

    dimungkinkan ada cemaran

     berupa basis dalam sampel yang

    diuji ke dalam spektrofotometer

    tersebut atau mungkin saat

    disonikasi, ada beberapa bagian

    molekul dari kloramfenikol yang

    tidak pecah dan ikut

    menggumpal bersama basis

    sehingga tidak tersaring dalam

    labu ukur. Kemungkinan

    kesalahan lain yaitu dalam

     preparasi sampel. Kadar sampel

    yang akan diuji menggunakan

    spektrofotometer adalah 20 ppm.

    Kemungkinan terjadi kesalahan

    ketika menambahkan methanol

    dalam labu ukur tidak tepat. Ini

    merupakan pengujian kuantitatif

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    21/27

    dimana konsentrasi dari masing-

    masing sampel yang digunakan

    harus tepat dan akurat sehingga

    didapat hasil yang sesuai. Dari

    instrument sendiri terdapat eror

    dimana untuk sampel 2 dan 3

    didapat hasil kadar dengan nilai

    negative, ini dimungkinkan

    karena pembilasan kuvet tidak

     bersih sehingga menghasilkan

    nilai absorbansi yang sangat

    kecil.

    Kadar kloramfenikol dalam

    sediaan krim ini hanya sebesar

    0,73% sehingga sediaan krim ini

    tidak dapat digunakan oleh

    konsumen karena efek terapi dari

    krim ini tidak akan tercapai

    dengan sangat sedikitnya kadar

    zat aktif dalam sediaan.

    V.  KESIMPULAN

    1.  Didapat kadar bahan baku

    kloramfenikol dari

     pengujian menggunakan

    metode spektrofotometri uv

    sebesar 82,87%. Hal ini

    tidak sesuai dengan

    literature yang seharusnya

    yaitu antara 98-103 %. 

    2.  Dari hasil pengujian,

    didapat kadar

    kloramfenikol dalam

    sediaan krim adalah

    sebesar 0,73%. Hasil ini

    sangat kecil sehingga dapat

    dikatakan bahwa krim

    tersebut tidak mempunyai

    efek teurapetik. 

    VI. 

    DAFTAR PUSTAKA

    Depkes RI. 1979.  Farmakope

     Indonesia Edisi III . Jakarta:

    Depkes RI.

    Depkes RI. 1995.  Farmakope

     Indonesia Edisi IV . Jakarta:

    Depkes RI.

    Falagas, M. E.; Michalopoulos,

    A. A.; "Potential of old-

    generation antibiotics to

    address current need for

    new antibiotics"; Expert

    Rev Anti Infect Ther., 6,

    593 – 600, 2008.

    Gandimathi et al. 2012.

    Analytical Process of

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    22/27

    Drugs By Ultraviolet

    (UV) Spectroscopy.

     International Journal of

     Pharmaceutical Research

    & Analysis. Vol 2. 72-72.

    Siregar, S. 2010. Statistika

     Deskriptif Untuk

     Penelitian.  Jakarta:

    Rajawali Pers.

    Svehla, G. 1985. Vogel Bagian 

    Satu Buku Teks Analisis 

     Anorganik Kuantitatif  

     Makro dan Semi Makro

     Edisi Kelima.  Jakarta:

    PT. Kalimar Media

    Pustaka.

    Theivarasu et al. 2010. Uv

    Spectrophotometric

    Determination of

    Carvedilol in

    Pharmaceutical

    Formulation.  Asian

     Journal of

     Pharmaceutical and

    Clinical Research. Vol.

    3. Issue 4

    Tutorvista. ______.Qualitative

    and Quantitative

    Analysis. Tersedia online

    di

    http://chemistry.tutorvista.

    com/analytical-

    chemistry/qualitative-

    analysis.html  [Diakses

     pada 5 November 2015].

    Underwood, A.L. 2002.

     Analisis Kimia Kuantitatif. 

    Jakarta: Erlangga.

    Wattimena JR dkk. 1991.

     Farmakodinamik dan

    Terapi Antibiotik .

    Yogyakarta: Gajah Mada

    University.

    http://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.htmlhttp://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/qualitative-analysis.html

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    23/27

    Lampiran

     Perhitungan

      Kadar air

    % kadar air =

     x 100%

    =()()

    () x 100%

    = 0,175%

      Kadar bahan baku kloramfenikol

    1) 

    Y = 0,029x –  0,036

    0,4475 = 0,029x –  0,036

    0,029x = 0,4835

    X = 16,67 ppm

    % kadar =

     x 100%

    = 83,35%

    2)  Y = 0,029x –  0,036

    0,4488 = 0,029x –  0,036

    0,029x = 0,4848

    X = 16,71 ppm

    % kadar =

     x 100%

    = 83,55%

    3)  Y = 0,029x –  0,036

    0,438 = 0,029x –  0,036

    0,029x = 0,474

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    24/27

    X = 16,34 ppm

    % kadar =

     x 100%

    = 81,7%

    % rata-rata kadar =

     = 82,87 %

      Perhitungan kadar kloramfenikol dalam sediaan krim

    Sediaan krim setiap 10 gr mengandung 200 mg kloramfenikol, dibutuhkan

    zat aktif 40 mg untuk pengujian, maka:

     

     

    X = 2 gr (2 gram krim mengandung 40 mg kloramfenikol)

      Pengenceran Konsentrasi untuk kurva baku

    1000 ppm dibuat dengan melarutkam 100 mg dalam methanol 100 ml.

    -  Pengenceran jadi 25 ppm

    1000ppm. X = 25 ppm. 20 ml

    X = 0,5 ml

    Pengenceran jadi 20 ppm1000ppm. X = 20 ppm. 20 ml

    X = 0,4 ml

    -  Pengenceran jadi 15 ppm

    1000ppm. X = 15 ppm. 20 ml

    X = 0,3 ml

    -  Pengenceran jadi 10 ppm

    1000ppm. X = 10 ppm. 20 ml

    X = 0,2 ml

    -  Pengenceran jadi 5 ppm

    1000ppm. X = 5 ppm. 20 ml

    X = 0,1 ml

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    25/27

     

      Perhitungan konsentrasi sampel (ppm)

    40 mg sampel dilarutkan dalam 100 ml methanol

    40 mg/ 100 ml = 400 ppm

    Pengenceran 400 ppm menjadi 20 ppm

    V1.N1 = V2.N2

    x. 400 = 50.20ppm

    x = 2,5 ml

      Perhitungan Kadar sampel

    1) 

    Sampel 1 (y= 0,1519)

    Y = 0,0266x + 0,148

    0,1519 = 0,0266x + 0,148

    0,0266x= 0,1519 - 0,148

    X = 0,146 ppm

    % kadar =

     x 100% = 0,73% 

    2) 

    Sampel 2 (y= 0,081)

    Y = 0,0266x + 0,148

    0,081 = 0,0266x + 0,148

    0,0266x= 0,081 - 0,148

    X = - 2,5188 ppm

    3)  Sampel 3 (y= 0,1317)

    Y = 0,0266x + 0,1480,1317 = 0,0266x + 0,148

    0,0266x= 0,1317 - 0,148

    X = - 0,6128 ppm

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    26/27

    Gambar

    Uji dengan Fujiwara

    2 ml reagen + 1 ml piridin

    (larutan kuning dan terdapat endapan)

    Larutan dipanaskan 2 menit

    (larutan menjadi merah tua + endapan)

    Uji Nessler

    Blanko (pereaks)i

    (kuning bening)

    Sampel (sampel + pereaksi)

    (kuning keruh)

  • 8/16/2019 260110140084_AI SITI RIKA F_MODUL 7,8 & 9

    27/27

     

    Dipanaskan pada suhu 100 C

    (10 menit pertama: sampel berwarna

    orange terang + endapan; blanko

     berwarna kuning + endapan putih)

    (10 menit kedua: blanko berwarna kuning

     bening + endapan kehitaman; sampel

     berwarna orange pekat + endapan

    cokelat)

    Uji Kadar Kloramfenikol dalam Krim

    Menimbang sediaan krimKrim dimasukkan ke dalam labu ukur

    lalu ditambahkan pereaksi metanol