2. terapi binokuler dengan ipad untuk anak amblopia

12
Terapi Binokuler dengan iPad untuk Anak Amblopia SL Li 1 , RM Jost 1 , SE Morale 1 , DR Stager 2 , L Dao 3 , D Stager 3 and EE Birch 1,4 Abstrak Tujuan Terapi amblyopia monokuler tidak selalu memberi hasil penglihatan 6/6 dan amblyopia sering terjadi berulang. Amblopia muncul dari riwayat penglihatan binokuler yang abnormal, kami mengevaluasi efektifitas terapi baru amblyopia dirumah. Metode Anak (4-12 tahun) yang menggunakan kacamata anagilfik (3D) untuk memainkan permainan binokuler di iPad selama 4 jam per minggu selama 4 minggu. 25 Anak pertama diikutkan dalam permainan semu sedangkan 50 anak diikutkan dalam kelompok permainan binokuler. Anak dengan kelompok binokuler memiliki pilihan untuk mengikuti tambahan 4 minggu. Perbaikan diukur dengan menggunakan kalender dan pengaturan kontras mata. Setengah dari anak yang berada masing masing kelompok juga diterapi dengan penutupan pada waktu yang berbeda. Penglihatan yang terkoreksi paling baik, supresim dan steroakuitas diukur dari waktu awal, minggu ke 4 dan minggu ke 8 kunjungan, dan 3 bulan setelah terapi diberikan. Hasil Rata rata (+ SE) peningkatan visual pada kelompok binokuler dari 0,47 + 0,03 logMAR pada awal hingga 0,39 + 0,03 logMAR pada minggu ke 4 (P<0,001); tidak ada perbedaan yang signifikan antara perubahan dengan kelompok permainan semu. Efek dari permainan binokuler dalam perbaikan cisual tidak berbeda dengan anak yang diberikan terapi penutupan dengan yang tidak. Nilai median dari steroakuitas tidak berubah antara kedua kelompok. Tambahan 3 minggu terapi tidak memberikan peningkatan tajam penglihatan. Peningkatan tajam penglihatan diawasi selama 3 bulan setelah pelepasan terapi Kesimpulan

Upload: wahyu-aji

Post on 03-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

Terapi Binokuler dengan iPad untuk Anak AmblopiaSL Li1, RM Jost1, SE Morale1, DR Stager2, L Dao3, D Stager3 and EE Birch1,4

AbstrakTujuanTerapi amblyopia monokuler tidak selalu memberi hasil penglihatan 6/6 dan amblyopia sering terjadi berulang. Amblopia muncul dari riwayat penglihatan binokuler yang abnormal, kami mengevaluasi efektifitas terapi baru amblyopia dirumah.MetodeAnak (4-12 tahun) yang menggunakan kacamata anagilfik (3D) untuk memainkan permainan binokuler di iPad selama 4 jam per minggu selama 4 minggu. 25 Anak pertama diikutkan dalam permainan semu sedangkan 50 anak diikutkan dalam kelompok permainan binokuler.Anak dengan kelompok binokuler memiliki pilihan untuk mengikuti tambahan 4 minggu. Perbaikan diukur dengan menggunakan kalender dan pengaturan kontras mata. Setengah dari anak yang berada masing masing kelompok juga diterapi dengan penutupan pada waktu yang berbeda. Penglihatan yang terkoreksi paling baik, supresim dan steroakuitas diukur dari waktu awal, minggu ke 4 dan minggu ke 8 kunjungan, dan 3 bulan setelah terapi diberikan. HasilRata rata (+ SE) peningkatan visual pada kelompok binokuler dari 0,47 + 0,03 logMAR pada awal hingga 0,39 + 0,03 logMAR pada minggu ke 4 (P<0,001); tidak ada perbedaan yang signifikan antara perubahan dengan kelompok permainan semu. Efek dari permainan binokuler dalam perbaikan cisual tidak berbeda dengan anak yang diberikan terapi penutupan dengan yang tidak. Nilai median dari steroakuitas tidak berubah antara kedua kelompok. Tambahan 3 minggu terapi tidak memberikan peningkatan tajam penglihatan. Peningkatan tajam penglihatan diawasi selama 3 bulan setelah pelepasan terapiKesimpulanTerapi binokuler iPad secara cepat meningkatkan peningkatan tajam penglihatan dan tajam penglihatan stabil selama 3 bulan setelah pelapasan dari terapi.

Pendahuluan Apresisasi yang terus tumbuh dari peran disfungsi binokuler (supresi) pada amblyopia telah memicu untuk perumusan ulang terapi dari amblyopia. Secara klasik, amblyopia berperan pada supresi yang terbiasa pada satu mata dan mengurangi dari saraf eksitatori kortikal binokuler dalam V1, dimana telah dibangun selama periode kritis dan hilang secara permanen bila tidak dilakukan koreksi optik maupun bedah saat itu juga.Namun bukti saat ini menyarankan sebaliknya. Hilangnya respon binokuler pada saraf V1 pada hewan yang memiliki strabismus berkebalikan ketika supresi intraokuler dihilangkan melalui antagonis GABA untuk menghambat hambatan GABAergik.Saran ini menyarankan bahwa hilangnya binokuler secara keseluruhan dikarenakan hasil dari supresi yang aktif. Hipotesis ini menerima dukungan dari laporan orang dewasa dengan amblyopia dapat mengalami penglihatan binokuler ketika kontras mata dikurangi, untuk membuka mekanisme binokuler kortikal yang masih intak saat ini. Secara bersamaan, hasil ini menyarankan

Page 2: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

penglihatan binokuler yang secara structural masih intak menggambarkan sistem yang berfungsi monokuler dalam amblyopia. Sehingga, secara structural jalur binokuler intak dapat berespon terhadap terapi rehabilitasi menggunakan terapi binokuler.Beberapa percobaan telah melaporkan hasil dari terapi binokuler untuk amblyopia menggunakan penurunan kontras mata yang saling berhubungan untuk dapat individu dengan amblyopia merasakan penglihatan binokuler. Dibawah pengawasan ahlu, dari 37 dewasa dan 14 usia sekolah yang memiliki amblyopia dalam enam penelitian untuk binocular menggunakan haploscope, kacamata video, ata iPad dengan lapisan lentikuler untuk memisahkan gambar monokuler. Fungsi binokuler yang meningkat dengan latihan, akitvitas visual juga akan meningkat juga, biasanya dengan rata rata 0,2 logMAR namun berkisar antara 0,0 hingga 0,9 logMAR peningkatannya. Penelitian sebelumnya mendukung hipotesis bahwa pendekatan binokuler pada terapi amblyopia dapat bermanfaat. Namun, penelitian awal ini terbatas pada sedikitnya penelitian kohort dari pasien dewasa primer yang hanya memiliki waktu jangka pendek dan yang berbasis data laboratorium, dan kurangnya follow jangka panjang. Disini, kami melaporkan penelitian kohort dengan skala besar, yang meneliti efektivitas dari terapi binokuler di rumah untuk amblyopia pada masa kanak kanak.

Bahan dan MetodeKriteria Inklusi dan EksklusiAnak dengan amblyopia usia 4-12 tahun dengan strabismus, anisometropia, atau keduanya disarankan untuk masuk dalam penelitian oleh ahli mata anak anak antara Juni 2012 dan September 2013. Strabismus anak hanya dapat mengikuti penelitian ini apabila terdapat kesalahan sumbu aksis penglihatan yang berhasil diterapi dengan menggunakan kacamata dan/atau pembedahan (didefinisikan sebagai ≤ 5 pd untuk strabismus residual). Anak yang dapat diikutkan dalam penelitian memiliki koreksi tajam penglihatan yang paling baik untuk mata amblyopia (BCVA) dari 0,2-0,9 logMAR, 0,2 logMAR atau lebih baik lagi pada kedua mata, dan ≥0,2 logMAR pada perbedaan interokuler. Seluruh anak yang masuk dalam penelitian menggunakan kacamata (bila perlu) selama ≥3 bulan dan memiliki BCVA yang stabil sebelumnya (pengukuran tajam penglihatan tiga kali pada ≥4 minggu dengan interval antara ±0,1 logMAR; untuk enam anak dengan dua pengukuran tajam penglihatan yang ada). Kriteria eksklusi merupakan terapi yang sedang berlangsung dengan atropine, prematuritas ≥8 minggu, gangguan perkembangan, dan penyakit yang ada bersamaan sistemik maupun okuler. Riwayat medis didapatkan dari ahli mata rujukan untuk mengambil diagnosis refraksi sikloplegik, dan rencana terapi (bila ada).

Protokol25 anak pertama dimasukan kedalam kelompok permainan semu dan 50 anak dimasukan kedalam kelompok permainan binokuler. Rancangan ini digunakan untuk mengurangi kebingungan tentang filter mana (merah atau hijau) yang dipakai pada sisi mata yang mana (kanan atau kiri; amblyopia atau keduanya) dan untuk menguji kohort dengan percobaan dimana penelitian ini akan memiliki cabang. Anak yang sudah mendapatkan terapi perbaikan atau belum (pada waktu yang berbeda) diputuskan secara khusus untuk dirujuk pada ahli

Page 3: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

mata anak anak. Anak yang mendapatkan aplikasi game dikoptik dirumah pada iPad miliknya atau iPad pinjaman. Anak menggunakan kacamata anaglifik merah-hijau untuk memainkan permainan tersebut selama 4 jam seminggu selama 4 minggu. Pada akhir dari 4 minggu pertama dari masa terapi, anak pada kelompok binokuler yang tidak memiliki mata amblyopia dengan BCVA 0,0 logMAR dimasukan kedalam periode 4 minggu kedua. BCVA, supresi, dan steroeakuitas diukur pada awal kunjungan, minggu 4 dan 8 dari kunjungan untuk hasil, dan 3 bulan setelah terapi selesai.

Permainan Binokuler dan tiruan di iPadBayangan dari permainan dikoptik yang dijelaskan pada informasi. Setiap permainan merupakan dikoptik, dengan kontras yang rendah dan komponen yang terlihat pada satu mata dan kontras yang tinggi yang terlihat pada mata lainnya. Untuk permainan binokuler, kontras kedua mata diatur pada 15-20% dengan kontras mata amblyopia 100% untuk anak dapat merasakan penglihatan binokuler. Untuk permainan tiruan, kacamata anglifik dibalik sehingga kontras mata amblyopia dapat dikurangi, dan membuat anak tidak dapat merasakan penglihatan binokuler selama memainkan permainan. Seperti saat didemonstrasikan, mereka merasakan penglihatan binokuler (dengan mencapai kriteria tertentu pada permainan tersebut), kontras yang lebih rendah secara bertahap (5-10%) bertambah dari hari ke hari. Permainan tetris, yang digunakan dalam empat penelitian awal sebelumnya memiliki kontras yang tinggi pada blok yang berjatuhan dan kontras yang rendah pada dasar dari permainan tersebut yang secara terus meneru membentuk suatu baris dari blok tersebut. Pada permainan balon, pelontar balon yang ditujukan pada suatu tempat setidaknya tiga balon memiliki bentuk yang identic dengan yang lain, dan akan meletus dan hilang. Beberapa balon memiliki kontras yang tinggi, dan kontras yang rendah lainnya dapat dilihat oleh kedua mata. Simulasi Pong pada ping pong dengan kontras yang tinggi pada bola dan kontras yang rendah pada pemukul yang dikendalikan dengan memiringkan Ipad dari sisi satu ke sisi lainnya. Pada permainan labirin, anak memiringkan iPad untuk menggulirkan bola dengan kontras yang tinggi menuju lubang dengan kontras yang rendah bersamaan dengan menghindari lubang yang lain. Pada saat memulai setiap permainan, garis anaglifik akan terlihat melintas untuk dapat anak menyesuaikan pandangan binokuler, bila diperlukan, atau untuk strabismus sudut kecil.

Tajam PenglihatanBCVA didapatkan dari setiap mata dengan metode E-ETDRS. E-ETDRS merupakan validasi dari banyak penelitian dan diketahui oleh USA Food and Drug Administration sebagai titik akhir klinis primer penelitian.

StereoakuitasTitik acak stereoakuitas dinilai dengan menggunakan Randot Preschool Steroacuity Test, Stereo Butterfly Test, and Lang-Stereotest I. Seluruh uji dilakukan dan dinilai berdasarkan petunjuk masing masing uji.

Supresi

Page 4: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

Keparahan supresi dinilai menggunakan uji gerakan koheren dikoptik yang dikembangkan oleh Manshouri dkk.Kontras kedua mata awal dirubah 0% dan peningkatan dalam 2 turun dan 1 naik untuk menentukan kontras maksimum pada kedua mata yang masih dapat diterima pada anak untuk menurunkan koreksi gerakan koheren. Tingkat kontras ini memberikan pengukuran kuantitatif dari keparahan supresi

PengamatanSetiap anak diberikan kalender masing masing untuk mengukur waktu yang dihabiskan dalam bermain permainan dan menutup mata, secara terpisah. Pengamatan diartikan sebagai >25% dari jam yang disarankan untuk bermain. Sebagai tambahan, perubahan dalam kontras kedua mata diukur sebagai pengukuran sekunder dari pengamatan: anak yang tidak mendapatkan ≥20% peningkatan kontras selama setidaknya satu permainan.

Analisis DataEfektivitas dari terapi binokuler iPad untuk amblyopia dievaluasi sebagai analisis dengan menggunakan uji T berpasangan untuk hasil primer BCVA, dan stereoakuitas sekunder dan hasil supresi. Peningkatan BCVA untuk kelompok yang berbeda dibandingkan dengan kelompok lain menggunakan one way Anova dan dibandingkan. Sebagai tambahan dari terapi amblyopia, setengah dari anak anak ditutup matanya pada waktu yang berlainan ketika tidak bermainan iPad: sehingga, pada analisis sekunder, efektifitas dari 4 kelompok (permaianan binokuler + penutupan, permainan binokuler saja, permainan tiruan + penutupan, dan permainan tiruan saja) dibandingkan dengan menggunakan ANOVA dan dibandingkan. Pada analisis sekunder lainnya, manfaat dari terapi dinilai untuk anak dengan terapi >25% yang dibandingkan dengan uji t untuk BCVA, stereoakuitas, dan supresi. Hubungan antara jumlah jam dari terapi binokuler iPad dan peningkatan BCVA ditentukand dengan menggunakan uji regresi.

EtikKami memastikan bahwa seluruh aplikasi pada institusi dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penggunaan etik dari sampel manusia dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian telah diulas dan disetujui oleh Institutional Review Board pada Universitas Texas Southwestern pada pusat kesehatan.

HasilLima puluh anak dengan amblyopia berumur 4,5 – 12,7 tahun diikutkan dalam kelompok permainan binokuler iPad; lima dikeluarkan dalam penlitian sebelum hasil primer empat minggu dicapai karena anak kurang menyukai bermain iPad. Dua puluh lima anak dengan umur 5,7-11,9 tahun dimasukan kedalam kelompok permainan tiruan; satu dikeluarkan dalam penelitian karena anak tidak menyukai bermainan iPad. Sehingga, data primer dari 45 anak pada kelompok binokuler dan 24 anak di kelompok tiruan yang dapat dianalisis.

Karakter awal dirangkum dalam table 1. Pada kelompok binokuler, 10 (22%) memiliki strabismus, 11(24%) memiliki anisometropia, dan 24 (53%) memiliki

Page 5: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

keduanya. Saat awal rata rata (±SD) BCVA 0,47 ±0,19 logMAR dan nilai median (jangkauan) stereoakuitas yaitu nol (nol-100 arcsec). Secara keseluruhan, 77% memiliki terapi penutupan atau atropine untuk amblyopia, dengan rata rata durasi 1,9 ±1,9 tahun. Peserta individu dan karakteristik awal diberikan pada table S1.Dengan analisis, rata rata (±SE) BCVA meningkat dari 0,47±0,03 logMAR (6/15) pada minggu ke 4 (0,08 ± 0,01 logMAR penningkatan; N=45; t=5,84; P<0,001; gambar 1) pada kelompok binokuler namun tidak signifikan peningkatan BCVA yang ditemukan dalam kelompok tiruan (N=24; t=1,57; P=0,13). Dua puluh itga anak pada kelompok binokuler dan 17 anak dalam kelompok tiruan sudah cukup umur untuk melakukan tes gerakan koheren dikoptik . Meskipun keparahan dari supresi berkurang untuk sebagian anak, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi dari rerata keparahan supresi yang ditemukan dalam kedua kelompok kelompk binokuler: t 1⁄4 1.15; P 1⁄4 0.26; kelompok tiruan: t 1⁄4 1.28; P 1⁄4 0.22). Nilai median (jangkauan) stereoakuitas masih nol (nol-100 arcsec) pada kunjungan minggu ke 4 untuk kedua kelompok; hanya lima anak pada kelompok binokuler (11%) yang memiliki peningkatan stereoakuitas. Dua puluh tujuh (60%) dari 45 anak oada kelompok binokuler menyetujui untuk dapat mengikuti 4 minggu kedua untuk terapi binokuler dengan iPad, sehingga dicapai total 8 minggu. Namun, tambahan 4 minggu untuk terapi tidak menambah peningkatan tajam penglihatan (N=27, t berpasangan = 0,75; P=0,46)Sebagai tambahan, terapi amblyopia, 25 anak dalam kelompok binokuler dan 13 anak dalam kelompok tiruan juga menutup kedua mata pada waktu yang berbeda saat bermain iPad. Sehingga secara efektif terdapat empat kelompok: kelompok binokuler+penutupan, kelompok binokuler saja, kelompok tiruan + penutupan, dan kelompok tiruan saja.Setelah empat minggu, rerata (±SE) BCVA meningkat secara signifikan pada kelompok permainan binokuler dan penutupan (0.10±0.02 logMAR; N 1⁄4 25; t 1⁄4 4.52; P= 0.01) dan kelompok binokuler saja 0.06±0.02 logMAR; N 1⁄4 20; t 1⁄4 3.96; P=0.01), tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai dari peningkatan yang dengan atau tanpa penutupan )t=1,30; P=0,30) (Gambar 2). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam peningkatan BCVA pada kmpok tiruan + penutupan (0.02±0.03 logMAR; N 1⁄4 13; t 1⁄4 0.76; P 1⁄4 0.46) atau kelompok tiruan saja (0.04±0.02 logMAR; N 1⁄4 11; t 1⁄4 1.79; P 1⁄4 0.10). Lebih penting, BCVA pada kelompok binokuler + penutupan meningkat secara signifikan daripada kelompok tiruan + penutupan (F=27,7; P<0,01) dan kelompok binokuler saja meningkat secara signifikan dari kelompok tiruan saja (F=13,86; P<0,01). Dengan kata lain, lebih signifikan peningkatan BCVA yang diamati pada anak ketika bermain binokuler dengan atau tanpa penutupan dibandingkand dengan yang bermain game tiruan dengan atau tanpa penutupan.Pada kelompok binokuler, jumlah peningkatan BCVA tidak berkolerasi dengan jumlah jam bermain iPad yang dilaporkan (r=0,05; P=0,74), dan dengan jumlah lama penutupan yang dilakukan (r=0,04; P=0,81).Untuk menentukan efektifitas dari terapi binokuler iPad, analisis sekunder dilakukan dengan tidak mengikutkan 11 anak yang memiliki pengamatan yang buru (≤25%). Seperti yang ditunjukan dalam gambar 3, setelah 4 minggu dari terapi binokuler, 8 (24%) dari anak yang diamati memiliki 0,2-0,3 logMAR BCVA dan 17 (50%) memiliki peningkatan BCVA 0,1 logMAR. Dua mencapai 0,0 logMAR (6/6). Hanya Sembilan (27%) yang gagal untuk mencapai peningkatan

Page 6: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

BCVA. Analisis statistic menemukan peningkatan BCVA yang signifikan terhadap 34 anak (mean(±SE) 1⁄4 0.10±0.02 logMAR; t 1⁄4 6.04; P=0.001) namun tidak untuk 11 anak yang tidak memiliki pengamatan yang baik mean (±SE) improvement 1⁄4 0.03±0.02 logMAR or 1.5 letters; t 1⁄4 1.41; P 1⁄4 0.20).Pada anak yang dapat mengakomodasi, baik anak yang mendapatkan penutupan (pada waktu yang berbeda siang hari) dan anak yang tidak mendapatkan penutupan memiliki peningkatan yang signifikan pada rata rata (±SE) BCVA pada minggu ke 4 saat kunjungan hasil (0.12±0.02 logMAR, P=0.001 dan 0.07±0.02 logMAR, P = 0.001, berurutan) namun jumlah peningkatan BCVA tidak berbeda signifikan untuk yang ditutup dan yang tidak ditutup (t = 1.31; P = 0.20).Tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan BCVA pada anak yang lebih muda (<7 tahun) dengan yang lebih tua (>7 tahun), pada anak tanpa terapi amblyopia dengan anak yang menggunakan terapi amblyopia dengan penutupan atau atropine, pada anak dengan amblyopia yang lebih berat (BCVA awal >0,6 logMAR) dengan anak amblyopia sedang (BCVA awal ≤0,6 logMAR), atau antara anak dengan etiologi yang berbeda (strabismus, anisometropia, atau keduanya; P≥0,18 untuk seluruh perbandingan).Dua puluh tiga (68%) dari 34 anak yang dapat mengakomodasi pada kelompok binokuler iPad pada 4 minggu kedua terapi binokuler iPad dengan total 8 minggu. Gambar 4 menggambarkan bagaimana BCVA dapat berubah dari waktu ke waktu dengan terapi binokuler iPad untuk 23 anak. Rerata BCVA ±SE pada saat awal yaitu 0,46 ± 0,04 logMAR (6/17), dimana meningkat menjadi 0,34 ± 0,05 logMAR (6/13) pada 4 minggu pengobatan saat kunjungan hasil, peningkatan dari 0,12 logMAR. Tambahan 4 minggu terapi tidak memberikan hasil tambahan pada peningkatan BCVA (rerata BVCA pada 8 minggu ±SE = 0.33±0.04 (6/13); paired t 1⁄4 0.56; P = 0.58).Pada 34 anak yang dapat mengakomodasi dengan 4 minggu pertama terapi dengan iPad, 21 (62%) melengkapi follow-up pada 3 bulan setelah terapi (dimana baik yang mengikuti 4 minggu atau 8 minggu). Pada 3 bulan setelah terapi, rata rata BCVA tidak berbeda signifikan dari peningkatan yang diukur pada terapi akhir pada saat kunjungan hasil (paired t= 1,07; P=0,30).

DiskusiEmpat minggu dari bermain binokuler iPad dengan penurunan kedua kontras mata merupakan terapi yang efektif untuk amblyopia dari usia 4 – 12 tahun, yang menghasilkan peningkatan yang signifikan dari tajam penglihatan. Anak yang diikutkan kedalam kelompok permainan tiruan tidak mencapai peningkatan yang signifikan pada empat minggu yang sama. Meskipun pada kelompok binokuler dan tiruan sama sama mendapatkan penutupan, peningkatan BCVA yang signfikan hanya pada anak yang memainkan permainan binokuler (dalam kelompok dengan atau tanpa penutupan), tidak mereka yang memainkan tiruan (dengan atau tanpa penutupan).Penelitian saat ini, penutupan tidak efektif dalam peningkatan ketajaman penglihatan baik sebagai terapi dasar (kelompok tiruan + penutupan) dan juga gagal untuk mencapai dengan kelompok binokuler (binokuler + penutupan dengan binokuler saja). Kegagalan diamati untuk menilai manfaat dari penutupan yang dapat berhubungan dengan prevalensi yang tinggi terhadap kejadian amblyopia pada penelitian kohort dan kebutuhan untuk tajam penglihatan yang stabil pada saat awal; 77% yang telah mendapatkan terapi

Page 7: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

penutupan memiliki rata rata lama 1,9 ± 1,9 tahun dan tiga pengukuran ketajaman penglihatan dengan jarak pengukuran ≥4 minggu dengan ±0,1 logMAR. Untuk hasil kohort dari anak, PEDIG baru saja melaporkan hanya 0,05 logMAR peningkatan pada 12 minggu dari terapi penutupan.Penelitian sebelumnya mengunakan kontras kedua mata pada amblyopia orang dewasa untuk dapat merasakan penglihatan binokuler dalam laboratorium terawasi melaporkan peningkatan tajam penglihatan dari yang diamati pada penelitian sekarang (0.17–0.26 logMAR selama 1–9 minggu). Peningkatan yang lebih besar dapat dihasilkan dari perbedaan atensi atau motivasi dari umur peserta dan/atau perbedaan antara tempat melakukan di laboratorium yang terawasi dengan rumah yang diatur untuk terapi. Pada penelitian saat ini, 24% dari anak amblyopia memiliki akomodasi yang buruk (≤25%) dari terapi binokuler iPad. Untuk dewasa, penelitian yang dilakukan di laboratorium, data dari orang dewasa yang melewati penelitian secara lengkap dilaporkan dalam hal ini. Hasil penelitian saat ini dan penelitian berbasis laboratorium juga memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal karakteristik saat awal yang mungkin dapat berpengaruh dalam peningkatan ketajaman visual. Kebanyakan dari 37 peserta di penelitian berbasis laboratorium memiliki amblyopia anisometric (54%) dan kebanyakan tidak memiliki terapi amblyopia sebelumnya atau pembedahan sebelumnya (59%). Dalam penelitian kali ini, hanya 11 (24%) yang amblyopia anisometric dan hamper sebagian (N=40 berada pada kelompok binokuler; 89%) memiliki terapi amblyopia sebelumnya seperti penutupan dan atropine.Kami mengamati tidak ada perubahan yang signifikan dari derajat keparahan supresi dengan pengulangan memainkan permainan binokuler dan peningkatan ketajaman penglihatan tidak berhubungan dengan penurunan dari keparahan supresi. Menggunakan metode yang sama untuk menilai keparahan supresi, beberapa penelitian laboratorium melaporkan penurunan yang signifikan dalam supresi pada dewasa dari penurunan supresi pada dewasa setelah pengulangan bermain permainan binokuler yang merubah keparahan yang berhubungan dengan perubahan tajam penglihatan. Disisi lain, Knox dkk. melaporkan hasil yang hamper sama dengan penelitian saat ini; tidak ada penurunan yang signifikan dalam hal supresi dengan terapi binokuler dari amblyopia pada anak sekolah, dan, meskipun 50% anak memiliki penurunan dari keparahan supresi, tidak korelasi yang signifikan dengan peningkatan tajam penglihatan. Perbedaan antara dewasa dengan anak dapat menggambarkan sulitnya anak dalam menilai gerakan yang koheren yang digunakan untuk menilai keparahan dari supresi, yang mana dapat mengenalkan pada lebih dari variasi untuk anak daripada dewasa. Sebagai alternative, karena semua penelitian pada dewasa membutuhkan praktek atau uji pengulangan pada uji gerakan koheren diskoptik, orang dewasa mungkin dapat menilai secara perseptual untuk penigkatan tajam penglihatan.Hanya 11% dari anak dalam peneltiian saat ini yang memiliki peningkatan dalam stereoakuitas titik acak pada 4 minggu kunjungan. Penelitian berbasis laboratorium melaporkan 50-60% peningkatan stereoakuitas dapat diacapai. Perbedaan ini sebagian karena perbedaan uji stereoakuitas yang dikerjakan termasuk beberapa uji dengan monookuler. Dimana uji monookuler dapat menghasilkan steroakuitas yang factual seperti laporan beberapa penelitian

Page 8: 2. Terapi Binokuler Dengan iPad Untuk Anak Amblopia

dimana pasien dengan tropias 4-20 derajat mencapai stereoakuitas 20-500 arcsec.Uji visual lain juga dikembangkan untuk tereapi amblyopia. Pendekatan monookuler menjadi pembelajaran untu menselaraskan terapi penutupan untuk amblyopia dewasa, yang membutuhkan latihan dalam uji visual atau bermain permainan video dengan mata yang amblyopia saja. Terapi ini secara keseluruhan menghasilkan 0,1-0,2 logMAR pada peningkatan tajam penglihatan setelah 40-50 jam latihan atau bermain game. Terapi binokuler yang lebih interaktif , iBit, juga telah dipaparkan. I-Bit saat ini merupakan stimulus sentral dengan kontras yang sama pada mata amblyopia dan stimulus perifer pada mata lainnya. Penelitian awal pada Sembilan anak yang menggunakan I-Bit untuk 30 menit seminggu selama enam minggu melaporkan bahwa enam memiliki 0,125 logMAR atau peningkatan yang lebih dari tajam penglihatan namun penelitian ini tidak memiliki kelompok control.Hasil kami menggambarkan bahwa pengulangan bermain permainan binokuler iPad secara signifikan meningkatkan tajam penglihatan pada anak dengan amblyopia yang telah menggunakan koreksi selama kurang lebih 3 bulan dan memiliki tajam penglihatan yang stabil sebelumnya. Lebih lanjut, peningkatan tajam penglihatan terjadi secara cepat dan stabil kurang lebih selama 3 bulan setelah terapi. Sebagai tambahan, efektifitas dan ketahanan dari terapi binokuler iPad ini menyenangkan dan mudah dan menghasilkan akomdasi yang lebih baik daripada terapi penutupan, pada saat yang sama yang memiliki resiko yang kecil dan efek samping psikososial.