1c747efb7b5022bb5174af79052fc915_unair

1
Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untuk digunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah. Tim Peneliti : Dr. Aty Widyawaruyanti, Dra,. Apt. M.Si Dr.H. Achmad Fuad, Drs., MS, Apt. Achmad Radjaram, Drs Indah S Tantular,dr., M.Kes., PhD., Sp.ParK. Dr.rer.nat. Mulja Hadi Santosa Lilis Dachliyati PENGEMBANGAN FITOFARMAKA OBAT MALARIA DARI FRAKSI DITERPEN LAKTON HERBA SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES) Abstrak : Andrographis paniculata yang dikenal dengan nama lokal sambiloto, telah lama digunakan sebagai obat malaria dibeberapa daerah di Indonesia. Penelitian awal kami menunjukkan fraksi diterpen lakton (DTL) dari tanaman ini efektif menghambat pertumbuhan parasit malaria Plasmodium falciparum in vitro. Oleh karena itu untuk memanfaatkan tanaman ini sebagai obat antimalaria, maka telah dikembangkan produk fitofarmaka dari fraksi DTL sebagai sediaan farmasi dalam bentuk tablet yang menggunakan pendekatan multi-komponen, bukan strategi penemuan zat tunggal seperti pada obat modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antimalaria fraksi DTL pada mencit terinfeksi Plasmodium berghei (in vivo) memiliki nilai ED50 = 9,17 mg/kg BB mencit. Pada pemberian per oral dengan 100 mg/kg BB mencit sekali sehari (dosis tunggal) menunjukkan hambatan pertumbuhan parasit sebesar 66,41 %, sedangkan pada dosis 10 mg/kg BB mencit dua kali sehari (dosis ganda) mampu menghambat 92,22% pertumbuhan parasit. Dengan demikian pemberian dosis 10 mg/kg BB mencit sehari dua kali (dosis berganda) memberikan nilai aktivitas hambatan yang lebih kuat dibanding dengan pemberian dosis tunggal. Tablet DTL diproduksi dengan metode granulasi basah. Formula mengandung 15 mg fraksi DTL per tablet dengan asumsi pemakaian dosis terapi untuk dewasa adalah 2 x 4 tablet sehari. Hasil uji antimalaria in vivo pada mencit terinfeksi P. berghei menunjukkan tablet fraksi DTL dalam bentuk granul dapat menghambat pertumbuhan parasit sebesar 71,14% pada pemberian dengan dosis 10 mg/kg BB mencit dua kali sehari selama empat hari. Aktivitas hambatan ini meningkat menjadi 82,56% pada dosis 15 mg/kg BB dua kali sehari selama 4 hari. Uji toksisitas dan keamanan dari tablet DTL yang meliputi toksisitas akut dan sub akut telah dilakukan. Hasil uji toksisitas akut menunjukkan bahwa sediaan granul fraksi DTL sambiloto tergolong relatif tidak berbahaya dan aman dengan nilai ED50 = 21 g/kg BB mencit Pada uji toksisitas sub akut juga menunjukkan bahwa pemberian granul fraksi DTL dengan dosis 10, 50, 100 mg/kg BB selama 14 hari relatif aman dan tidak menunjukkan efek toksik terhadap organ hepar maupun ginjal. Keyword : Antimalaria, Andrographis paniculata, diterpen lakton, andrografolid, produk fitofarmaka, Plasmodium berghei, toksisitas akut, toksisitas sub akut Page 1

Upload: vikneswaran-vicky

Post on 08-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

null

TRANSCRIPT

Page 1: 1c747efb7b5022bb5174af79052fc915_Unair

Dokumen Artikel Penelitian ini milik penulis/peneliti yang diserahkan sebagian (judul dan Abstrak) hak ciptanya kepada Universitas Airlangga untukdigunakan referensi dalam penulisan artikel ilmiah.

Tim Peneliti : Dr. Aty Widyawaruyanti, Dra,. Apt. M.Si Dr.H. Achmad Fuad, Drs., MS, Apt. Achmad Radjaram, Drs Indah S Tantular,dr., M.Kes., PhD.,Sp.ParK. Dr.rer.nat. Mulja Hadi Santosa Lilis Dachliyati

PENGEMBANGAN FITOFARMAKA OBAT MALARIA DARI FRAKSIDITERPEN LAKTON HERBA SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS

PANICULATA NEES)

Abstrak :

Andrographis paniculata yang dikenal dengan nama lokal sambiloto, telah lama digunakan sebagai obatmalaria dibeberapa daerah di Indonesia. Penelitian awal kami menunjukkan fraksi diterpen lakton (DTL)dari tanaman ini efektif menghambat pertumbuhan parasit malaria Plasmodium falciparum in vitro. Oleh karena itu untuk memanfaatkan tanaman ini sebagai obat antimalaria, maka telah dikembangkanproduk fitofarmaka dari fraksi DTL sebagai sediaan farmasi dalam bentuk tablet yang menggunakan pendekatan multi-komponen, bukan strategi penemuan zat tunggal seperti pada obat modern.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antimalaria fraksi DTL pada mencit terinfeksi Plasmodium berghei (in vivo) memiliki nilai ED50 = 9,17 mg/kg BB mencit. Pada pemberian per oraldengan 100 mg/kg BB mencit sekali sehari (dosis tunggal) menunjukkan hambatan pertumbuhan parasitsebesar 66,41 %, sedangkan pada dosis 10 mg/kg BB mencit dua kali sehari (dosis ganda) mampu menghambat 92,22% pertumbuhan parasit. Dengan demikian pemberian dosis 10 mg/kg BB mencit sehari dua kali(dosis berganda) memberikan nilai aktivitas hambatan yang lebih kuat dibanding dengan pemberian dosis tunggal.Tablet DTL diproduksi dengan metode granulasi basah. Formula mengandung 15 mg fraksi DTL per tabletdengan asumsi pemakaian dosis terapi untuk dewasa adalah 2 x 4 tablet sehari. Hasil uji antimalaria in vivo pada mencit terinfeksi P. berghei menunjukkan tablet fraksi DTL dalambentuk granul dapat menghambat pertumbuhan parasit sebesar 71,14% pada pemberian dengan dosis 10 mg/kg BB mencit duakali sehari selama empat hari. Aktivitas hambatan ini meningkat menjadi 82,56% pada dosis 15 mg/kg BB dua kali sehari selama 4 hari. Uji toksisitas dan keamanan dari tablet DTL yang meliputi toksisitas akut dan sub akut telah dilakukan.Hasil uji toksisitas akut menunjukkan bahwa sediaan granul fraksi DTL sambiloto tergolong relatif tidakberbahaya dan aman dengan nilai ED50 = 21 g/kg BB mencitPada uji toksisitas sub akut juga menunjukkan bahwa pemberian granul fraksi DTL dengan dosis 10, 50,100 mg/kg BB selama 14 hari relatif aman dan tidak menunjukkan efek toksik terhadap organ hepar maupun ginjal.

Keyword :

Antimalaria, Andrographis paniculata, diterpen lakton, andrografolid, produk fitofarmaka, Plasmodiumberghei, toksisitas akut, toksisitas sub akut

Page 1