138552579 laporan bentang alam struktural

Upload: muhammad-taufiq

Post on 03-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    1/17

    1

    LEMBAR PENGESAHAN

    Laporan Praktikum Geomorfologi, acara: Bentang Alam Struktural yang disusun

    oleh M.Taufiqurrahman, yang disahkan pada :

    hari : Jumat

    tanggal : 18 April 2014

    pukul :

    sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Geomorfologi.

    Semarang, 18 April 2014

    Asisten Acara, Praktikan,

    Rachdian Eko Suprapto M.Taufiqurrahman

    NIM. 21100112120005 NIM. 21100113130116

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    2/17

    2

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ 1

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Maksud ...................................................................................................... 31.2Tujuan ....................................................................................................... 31.3Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 3

    BAB II PERHITUNGAN MORFOMETRI

    2.1Kontur Rapat ............................................................................................. 9

    2.2Kontur Renggang ...................................................................................... 102.3Satuan Fluvial ...........................................................................................

    BAB III PEMBAHASAN

    3.1Satuan Kontur Rapat ................................................................................. 123.2Satuan Kontur Renggang .......................................................................... 143.3Satuan Fluvial3.4Korelasi Kontur Renggang, Rapat dan Fluvial ......................................... 15

    BAB IV PENUTUP

    4.1Kesimpulan ............................................................................................... 174.2Saran ......................................................................................................... 17

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 19

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    3/17

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Maksud Memahami bentang alam struktural dan ciri-cirinya Membuat deliniasi bentang alam struktural,sungai dan jalan pada peta

    topografi

    Menginterpretasikan kenampakan bentang alam struktural pada petatopografi dan pola pengalirannya.

    1.2 Tujuan Dapat menjelaskan bentang alam struktural dan ciri-cirinya Dapat membuat deliniasi bentang alam struktural, sungai dan jalan

    pada peta topografi

    Mampu menginterpretasikan kenampakan bentang alam strukturalpada peta topografi dan jenis pola pengalirannya.

    1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : 18.30-selesai WIB Hari/Tanggal : Selasa ,8 April 2014 Tempat Praktikum: Gedung Pertamina Sukowati 301 Teknik Geologi

    UNDIP

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    4/17

    4

    BAB II

    MORFOMETRI

    Perhitungan morfometri dimaksudkan untuk menghitung %kelererengan dan

    beda tinggi suatu daerah berdasarkan klasifikasi yang sudah ditetapkan.

    Klasifikasi yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah klasifikasi Van

    Zuidam.

    Tabel 2.1 Klasif ikasi Van Zuidam(1983)

    2.1 Satuan Kontur Rapat

    Rumus :

    a. d1 =0,2cm x 25000 cm = 50 mb. d2 =0,3 cm x 25000 cm = 75 mc. d3 = 0,5 cm x 25000 cm = 125 md. d4 = 0,6 cm x 25000 cm = 150 me. d5 =0,9 cm x 25000 cm = 225 m

    Klasifikasi Relief Kelerengan Beda Tinggi

    Datar 0-2 140 >1000

    h = n konturxIK

    h = 5 12,5 = 62,5

    d1,2,3,4,5=jarak/panjang sayatan

    pada peta

    d (sebnarnya)= d1,2,3,4,5x skala

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    5/17

    5

    Rata rata %lereng125+83,3+50+41,6+27,7 = 65,5%

    -Klasifikasi daerah pegunungan sangat terjal(van zuidam,1983)

    Beda tinggi 706-201 =505 m Daerah pegunungan sangat terjal (van zuidam,1983)

    Jadi berdasarkan %lereng dan beda tinggi diatas daerah ini termasuk dalamklasifikasi daerah pegunungan sangat terjal (van zuidam ,1983)

    2.2 Satuan Kontur Renggang

    Rumus :

    a. d1 =1,4cm x 25000 cm = 350 mb. d2 =2 cm x 25000 cm = 500 mc. d3 = 1,9 cm x 25000 cm = 475 md. d4 = 3,6 cm x 25000 cm = 900 me. d5 =1,3 cm x 25000 cm = 325 m

    d1,2,3,4,5=jarak/panjang sayatan

    pada peta

    d (sebnarnya)= d1,2,3,4,5x skala

    h = n konturxIKh = 5 12 5 = 62 5

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    6/17

    6

    Rata rata %lereng17,8+12,5+13,1+6,9+19,2= 13,9%

    -Klasifikasi daerah bergelombang miring(van zuidam,1983)

    Beda tinggi 238-130 = 108 m-Klasifikasi daerah berbukit bergelombang (van zuidam,1983)

    Jadi berdasarkan %lereng dan beda tinggi daerah ini (satuan daerah berkontur

    renggang) termasuk dalam klasifikasi daerah berbukit bergelombang sampaibergelombang miring(van zuidam ,1983)

    2.3 Satuan Daerah Fluvial

    Rumus :

    a. d1 =0,5 cm x 25000 cm= 125 mb. d2 =1,5 cm x 25000 cm= 375 mc. d3 = 0,4 cm x 25000 cm = 100 md. d4 = 0,2 cm x 25000 cm= 50 me. d5 =0,7 cm x 25000 cm= 175 m

    h = n konturxIK

    h = 1 12,5 = 12,5

    d1,2,3,4,5=jarak/panjang sayatan pada

    peta

    d (sebnarnya)= d1,2,3,4,5x skala

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    7/17

    7

    Rata rata %lereng

    = 11,5 %

    -Klasifikasi daerah bergelombang miring(van zuidam,1983)

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    8/17

    8

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Bentang Alam Struktural

    Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya

    dikontrol oleh struktur geologi daerah. Struktur geologi terbagi 2 yaitu

    struktur primer dan sekunder. Struktur geologi yang paling berpengaruh

    terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder,yaitu

    struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada.

    Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam

    penafsiran bentang alam struktural adalah :

    a. Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi

    struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut.

    b. Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit,

    lembah, lereng dan lain-lain.

    c. Bentuk-bentuk bukit, lembah dll.

    d. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol

    oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.

    Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan peta topografi Daerah

    Istimewa Yogyakarta kabupaten Gunung kidul kecamatan wonosari. Pada

    praktikum kali ini,praktikan wajib memiliki 3 kertas kalkir tang ditempelkan

    pada peta sisi topografi sedemikian hingga tidak saling bertabrakan saat kita

    ingin membuka kertas kalkir tersebut satu dengan lainnnya. Kertas kalkir 1

    digunakan pertama untuk membuat aliran sungai besar(bentang alam fluvial)

    lalu delinesi warna kontur rapat dengan ungu tua dan satuan delineasi kontur

    renggang dengan warna ungu muda kemudian profil exsagrasi yang

    mencakup delineasi satuan kontur rapat ,renggang ,dan fluvial. Aliran sungai

    besar dibuat terlebih dahulu agar warna yang terbentuk tidak tertutup oleh

    warna satuan delineasi kontur rapat dan renggang.

    Dalam interpretasi peta topografi ini,praktikan melakukan prosedur

    umum yang dilakukan adalah:

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    9/17

    9

    1. Menarik semua kontur yang menunjukkan adanya lineament /kelurusan;

    2. Mempertegas (biasanya dengan cara mewarnai) sungai-sungai yang

    mengalir pada peta;

    3. Mengelompokan pola kerapatan kontur yang sejenis.

    Pada poin 1, penarikan lineament biasa dengan garis panjang, tetapi dapat

    juga berpatah-patah dengan bentuk garis-garis lurus pendek. Kadangkala,

    setelah pengerjaan penarikan garis-garis garis-garis pendek ini selesai, dalam

    peta akan terlihat adanya zona atau trend atau arah yang hampir sama dengan

    garis-garis pendek ini.

    Pada poin 2, akan sangat penting untuk melihat pola aliran sungai (dalam

    satu peta mungkin terdapat lebih dari satu pola aliran sungai). Pola aliran

    sungai merupakan pencerminankeadaan struktur yang mempengaruhi daerah

    tersebut.

    Pada poin 3, pengelompokan kerapatan kontur dapat dilakukan secara

    kualitatif yaitu denga melihat secara visual terhadap kerapatan yang ada, atau

    secara kuantitatif dengan menghitun persen lereng dari seluruh peta. Persen

    lereng adalah persentase perbandingan antara bedatinggi suatu lereng

    terhadap panjang lerengnya itu sendiri.

    Dalam interpretasi batuan dari peta topografi, hal terpenting yang perlu

    diamati adalah pola kontur dan aliran sungai.

    a. Pola kontur rapat menunjukan batuan keras, dan pola kontur jarang

    menunjukan batuan lunak atau lepas.

    b. Pola kontur yang menutup (melingkar) diantara pola kontur lainnya,

    menunjukan lebih keras dari batuan sekitarnya.

    c. Aliran sungai yang membelok tiba-tiba dapat diakibatkan oleh adanya

    batuan keras.

    d. Kerapatan sungai yang besar, menunjukan bahwa sungai-sungai itu

    berada pada batuan yang lebih mudah tererosi (lunak). (kerapatan sungai

    adalah perbandingan antara total panjang sungai-sungai yang berada

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    10/17

    10

    pada cekungan pengaliran terhadap luas cekungan pengaliran sungai-

    sungai itu sendiri).

    Dalam interpretasi struktur geologi dari peta topografi, hal terpenting

    adalah pengamatan terhadap pola kontur yang menunjukkan adanya

    kelurusan atau pembelokan secara tiba-tiba baik pada pola bukit maupun arah

    aliran sungai, bentuk-bentuk topografi yang khas, serta pola aliran sungai.

    3.2 Satuan Kontur Rapat

    Untuk satuan delineasi kontur rapat yang dibuat pertama kali adalh

    membatasi daerah mana saja yang termasuk daerah strtural rapat dengan

    mewarnai satuan tersebut dengan pensil warna ungu tua pada kertas kalkir 1.

    Selanjutnya buat profik eksagrasi yang melewati 3 satuan delineasi tadi.

    Kemudai abuat piola aliran dan pola aliran pada kertasa kalkir 2, warna biru tua

    untuk sungai besar dan biru muda untuk sungai keci dan merah untuk pola jalan.

    Setelah di warnai maka tampaklah unsure khas dari suatu struktur pada peta

    topografi untuk memperkuat data dibuatlah perhitungan morfometri berupa 5

    sayatan yang melewati 5 garis konturdan dihitung berdasarkan klasifikasi van

    zuidam. Kemudian tentukan daerah pelurusan yang mengndikasikan adanya

    struktur lalu buat perhitungan strike /dip pada sebanyak 5 kali di tempat yang

    random atau acak.

    Pada pembuatan morfometri, praktikan membuat sayatan berjumlah 5

    sayatan pada peta topografi(kalkir 1) untuk bentang alam struktural rapat yang

    panjang sayatannya melewati 5 garis kontur dan kemudian data dihitung

    menggunakan rumus %lereng. Berdasarkan perhitungan morfometri satuan

    delineasi kontur rapat memiliki %lereng sebesar 61,6% dan termasuk ke dalam

    klasifikasi daerah pegunungan sangat terjal (van zuidam, 1983). Sedangkan

    untuk beda tinggi daerah di dapat hasil sebesar 290 m yang menurut van

    zuidam( 1983) termasuk klasifikasi daerah berbukit terjal.Berdasarkan

    perhitungan morfometri,dapat disimpulkan bahwa satuan delineasi daerah

    berkontur rapat termasuk kedalam klasifikasi daerah pegunungan sangat terjal

    sampai daerah berbukit terjal(van zuidam ,1983)

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    11/17

    11

    Berdasarkan hasil morfometri,daerah berkontur rapat tergolong daerah

    berbukit terjal (%lereng) dan berbukit gelombang (beda tinggi),. Kelas lereng

    ini mengindikasikan bahwa didaerah tersebut banyak terjadi gerakan tanah dan

    erosi. Hal ini berakibat pada sering terjadinya longsoran.Pada bentang alam ini

    memiliki proses geomorfik erosi, transportasi dan pelapukan.

    Pada satuan kontur rapat peta topgrafi DIY kabupaten gunung

    kidul,kecamatan Wonosari ini terdapat beberapa indikasi struktur yakni lipatan

    antiklin,dan struktur patahan berupa sesar serta bentukan HogBack.

    Indikasi adanya lipatan antiklin ditandai dengan adanya foreslope(antidip)

    yang saling berhadapan pada daerah pelurusan Gunung Lawang sampai Gunung

    Djebing. Arah strike di sekitar daerah lipatan(daerah Gunung Lawang sampai

    Gunung Djebing) yakni 220-240 barat daya

    Pada daerah ini juga dijumpai daerah HogBack yakni di daerah Gunung

    Keruk yang arah strike nya 77-78ke arah timur. Hal ini dibuktikan dengan

    adanya suatu bentuk morfologi perbukitan dimana pada salah satu lereng

    bukitnya landai (kerapatan kontur jarang) dan dibagian sisi lereng lainnya terjal,

    maka ditafsirkan kemiringan (arah dip) lapisan tersebut ke arah bermorfologi

    lereng yang landai, morfologi yang demikian dikenal sebagai Hog back.

    Untuk indikasi adanya sesar dicirikan dengan kontur yang rapat di daerah

    Gunung Lawang tiba tiba renggang didaerah Ragerwukun kemudian rapat lagi

    pada daerah Gunung Keruk.Adanya perbedaan kerapatan kontur yang mencolok

    ini dapat ditafsirkan bahwa pada batas-batas perbedaan kontur tadi merupakan

    akibat pensesaran dan umumnya fenomena ini diakibatkan oleh sesar normal.

    Perlu pula diperhatikan fenomena tersebut dapat saja terjadi akibat perubahan

    sifat fisik batuan.

    Dilihat dari pola alirannya ,stadia sungai yang terbentuk pada daerah ini

    adalah stadia muda yang menembus zona lemah pada daerah berkontur rapat

    dengan erosi vertical yang dibuktikan dengan tidak adanya cabang sungai dan

    belum terdapat meander. Pola jalan yang terbentuk pada daerah berkontur rapat

    kebanyakan sejajar dengan kontur yang ada.Ada beberapa kenampakan yang

    khas dari satuan delineasi kontur rapat yakni terdapat pola aliran sungai yang

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    12/17

    12

    tiba tiba berbelok di daerah Gunung Gebang dan daerah Glompong. Hal ini

    kemungkinan diakibatkan oleh 2 faktor yakni tingkat resistensi batuan yang

    kompak dan keras atau adanya struktur yang bekerja pada daerah tersebut

    sehingga sungai menjadi berbelok mengikuti pengaruh dari struktur tersebut.

    Berdasarkan data strike /dip yang didapat pada perhitungan morfometri besar

    sudut strike pada daerah sungai yang berbelok tadi mengikuti gaya struktur

    pensesaran sebesar 77-78 kearah barat daya.

    3.3 Satuan Kontur Renggang

    Untuk satuan delineasi kontur renggang yang dibuat pertama kali

    adalah membatasi daerah mana saja yang termasuk daerah strtural renggang

    dengan mewarnai satuan tersebut dengan pensil warna ungu muda pada

    kertas kalkir 1. Selanjutnya buat profil eksagrasi yang melewati 3 satuan

    delineasi(rapat.renggang,fluvial) tadi. Kemudian buat pola aliran dan pola

    jalan pada kertasa kalkir 2, warna biru tua untuk sungai besar dan biru muda

    untuk sungai keci dan merah untuk pola jalan. Setelah di warnai maka

    tampaklah unsure khas dari suatu struktur pada peta topografi untuk

    memperkuat data dibuatlah perhitungan morfometri berupa 5 sayatan yang

    melewati 5 garis konturdan dihitung berdasarkan klasifikasi van zuidam.

    Pada daerah satuan delineasi renggang pengaruh gaya tektonik(struktur)

    sudah mulai berkurang. Praktikan hanya menemukan satu struktur yang

    masih diragukan kebenaranya yakni di daerah Nglorok ,disana terdapat

    pelurusan namun tidak telalu signifkan,arah strike nya 51 timur laut.

    Berdasarkan perhitungan morfometri satuan delineasi berkontur

    renggang memiliki %lereng sebesar 10,38% dan termasuk ke dalam

    klasifikasi daerah bergelombang miring (van zuidam, 1983). Sedangkan

    untuk beda tinggi daerah, di dapat hasil sebesar 95 m yang menurut van

    zuidam( 1983) termasuk daerah berbukit bergelombang. Berdasarkan

    perhitungan morfometri,dapat disimpulkan bahwa satuan delineasi bentang

    alam struktural renggang termasuk kedalam klasifikasi daerah berbukit

    bergelombang sampai bergelombang miring

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    13/17

    13

    Pola aliran yang terbentuk berupa pola aliran dendritik yang

    diakibatkan oleh litologi batuan yang mulai seragam. stadia sungai yakni

    stadia dewasa dicirikan dengan kemiringan dasar sungai yang lebih kecil,

    erosi dan deposisi relaif kecil dari material sedimen yang dibawa, erosi

    lateral efektif, penampang melintang sungai berbentuk seperti huruf U,

    mulai membentuk meander (kelokan sungai), cabang-cabang sungai sudah

    mulai banyak, dan dataran banjir sudah mulai meluas .

    Aktivitas manusia mulai berkembang dibuktikan dengan padatnya

    pola jalan .

    Apabila suatu daerah bermorfologi pedataran, maka batuan

    penyusunnya dapat berupa aluvium atau sedimen lainnya yang mempunyai

    kemiringan bidang lapisan relatif horizontal. Kondisi ini umumnya

    menunjukan bahwa umur batuan masih muda dan relatif belum mengalami

    derformasi akibat tektonik (lipatan dan sesar belum berkembang).

    3.4 Satuan Daerah Fluvial

    Untuk bentang alam fluvial satuan delineasi diberi warna hijau(pada

    kakir 1) di sepanjang alur pola aliran air Kali Ojo dan percabangannya.

    Namun dalam pengarsiran warna alur sungai di buat agak lebar dari

    ukuran sungai yang sebenarnya(pada peta) untuk mengidentifikasi adanya

    dataran banjir ,endapan hasil transportasi di pingiran sungai,chanel bar

    ,point bar dan lain lain.

    Dari hasil gambar pada kertas kalkir dapat kita lihat bahwa stadia pola

    aliran yang terbentuk adaah stadia sungai muda pada daerah satuan kontur

    rapat dan semakin rendah konturnya semakin menuju stadia dewasa.

    Naming secara keseluruhan stadia yang terbentuk adalah stadia dewasa

    terutama pada daerah daerah yang mempunyai ketinggian kontur hampir

    rata sehingga proses erosi yng dominan adalah erosi lateral yang

    mengakibatkan timbunya dataran banjir ,chanel bar,poin bar dan meander.

    Pola pengaliran yang terbentuk secara keseluruhan adalah pola aliran

    dendritik. Hal ini dapat kita interpretasikan akibat litologi batuan yang

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    14/17

    14

    dilalui oleh pola aliran cukup seragamtingkat resistnsinya dan tidak terlalu

    kompleks sehingga fluida mampu mengalir ke segala arah seperti cabang

    pohon. Kondisi geologi daerah ini termasuk ke dalam daerah yang rawan

    mengalami longsoran akibat arus fluida pada saat musim hujan ataupun

    banjir yang membawa material ke daratan.Berdasarkan kaitannya dengan

    jenis pola pengalirannya Litologi yang dominan adalah batuan sedimen

    hasil transportasi yang umumnya memiliki .

    Pada pembuatan morfometri, praktikan membuat sayatan berjumlah

    5 sayatan pada peta topografi(kalkir 1) untuk bentang alam fluvial yang

    panjang sayatannya diambil dari titik terluar badan sungai dengan garis

    kontur terdekat dan dihitung menggunakan rumus %lereng dengan n

    kontur sebesar 1. Berdasarkan perhitungan morfometri satua delineasi

    fluvial memiliki %lereng sebesar 12% dan termasuk ke dalam klasifikasi

    daerah bergelombang miring (van zuidam, 1983).

    Bentang alam fluvial tergolong daerah bergelombang miring hal ini

    mengindikasikan bahwa didaerah ini, gerakan tanah terjadi namun dalam

    kecepatan yang rendah.Pada bentang alam ini memiliki proses geomorfik

    yang terjadi adalah erosi, transportasi dan pelapukan, namun yang paling

    dominan adalah proses erosi dan transportasi serta pengendapan material

    di sepanjang dataran banjir.

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    15/17

    15

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    - Kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran

    suatu struktur adalah Pola pengaliran,Kelurusan(punggungan,puncak

    bukit,lereng dll) dan perubahan aliran sunga secara tiba tiba

    -Terdapat beberapa indikasi struktur pada satuan daerah berkontur rapat yakni

    lipatan antiklin,dan struktur patahan berupa sesar serta bentukan HogBack.

    - Morfometri satuan delineasi kontur rapat termasuk daerah pegunungan

    sangat terjal sampai berbukit terjal.

    - Satuan daerah berkontur renggang memiliki ciri stadia sungai dewasa

    bermeander,dataran banjir ,berpola dendritik dengan litologi

    seragam,banyak terdapat aktivitas manusia berupa pola jalan

    - Satuan daerah fluvial tergolong daerah bergelombang miring dengan pola

    aliran sungai dendritik berstadia dewasa proses geomorfik dominan yang

    terjadi adalah erosi dan transportasi lateral

    4.2 Saran

    - Lahan di satuan daerah kontur rapat sebaiknya jangan dibangun perumahan atau

    jalan karena rawan lonsor dan slope yang ekstrem dan terjadi kontrol struktural

    yang menyebabkan rawan pergerakan tanah

    - Satuan daerah berkontur renggang baik untuk pembangunan jalan dan sarana

    irigasi karean kontrol struktur sudah mulai berkurang

    - Sungai di daerah satuan kontur renggang baik digunakan sebagai saluran irigasi

    dan keperluan air penduduk

  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    16/17

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Asisten Geomorfologi 2011. 2011.Panduan Praktikum Geomorfologi dan Geoogi

    Foto.Semarang : Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas

    Diponegoro.

    Noor,djauhari.2010.Penafsiran Peta Topografi.Bogor: Universitas pakuan

    http://www.geoenviron.blogspot.com.htmlpeta topografi(Diakses pada tanggal

    17 April 2013 pukul 12.08 WIB)

    http://www.geoenviron.blogspot.com.html/http://www.geoenviron.blogspot.com.html/
  • 8/12/2019 138552579 Laporan Bentang Alam Struktural

    17/17

    17

    LAMPIRAN