120426 nk workshop csr perguruan tinggi
DESCRIPTION
A presentation about the application of CSR in the academic world delivered at Padjadjaran University in Bahasa Indonesia.TRANSCRIPT
Bandung, 26 April 2012
NOKE KIROYAN
Workshop CSRPerguruan Tinggi
Konsep dan Perkembangan CSR
Undang-undang No. 40/2007
Standardisasi CSR dengan ISO 26000
Aplikasi ISO 26000 di Perguruan Tinggi
Teori Stakeholder
Stakeholder Engagement
Laporan Berkelanjutan2
Materi pembahasan
3
Pra – 1950 • Kedermawanan/filantropi pribadi pelaku bisnis
1950-an • Frank Abrams (Standard Oil of New Jersey): “Management’s Responsibility in a Complex World” (HBR 1951)
• Howard R. Bowen:” Social Responsibilities of the Businessman” (1953)
1970-an • Morrell Heald: “The Social Responsibility of Business: Company and Community, 1900 – 1960” (1970)
• Archie B. Carroll:”The Four-Part Model of Corporate Social Responsibility” (1979)
1984 • R. Edward Freeman: “Strategic Management: A Stakeholder Approach “
1987 • Komisi Brundtland (Sidang Umum PBB): Definisi Pembangunan Berkelanjutan
1992 • KTT Bumi (Earth Summit ) di Rio de Janeiro
1997 • John Elkington: Triple Bottom Line/ awal dari Global Reporting Initiative
1999/2000 • The Global Compact dan MDGs
2000-an • Perilaku beretika dalam bisnis (pasca Enron, Tyco, Parmalat dll.)
2005 dst. • Mainstreaming CSR dan konvergensi berbagai konsep tentang CSR/awal dari ISO 26000
2010 • ISO 26000 – Pedoman Tanggung Jawab Sosial diluncurkan (November)
Evolusi Konsep CSR
Definisi Arus Utama CSR
Komitmen dunia usaha untuk
berperilaku etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan
melalui kerja sama dengan semua pemangku kepentingan
guna meningkatkan kehidupan mereka dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan berkelanjutan dan
masyarakat luas.
The World Bank Group, 2008
Tanggung jawab sosial menurut ISO 26000
55“ISO 26000: Guidance on social responsibility,” 2010
Tanggung jawab suatu organisasi atas dampak keputusan dan tindakannya terhadap masyarakat dan lingkungan yang
• tercermin secara transparan melalui perilaku etis yang berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
• memperhitungkan harapan para pemangku kepentingan; • mematuhi hukum yang berlaku serta konsisten dengan
norma perilaku internasional; • terintegrasi di dalam organisasinya dan dijalankan dalam
segala interaksinya.
6
Pasal 1 Ayat 3 UU No. 40/2007
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah
komitmen Perseroan
untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
7
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
adalah komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi Perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada
umumnya.
Bab I Pasal 1 Ayat 3
Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan TJSL
2) TJSL sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yg pelaksanaannya dilakukan dg memperhatikan
kepatutan dan kewajaran
3) Perseroan yg tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai TJSL diatur dengan
Peraturan Pemerintah
Bab V Pasal 74
8
Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
The United Nations Global Compact Hak Azasi
Manusia1. Mendukung dan
menghormati perlindungan hak azasi manusia
2. Menghindari keterlibatan dalam pelanggaran HAM
Standar Perburuhan
3. Kebebasan berserikat dan pengakuan hak negosiasi kolektif
4. Penghapusan kerja paksa
5. Penghapusan kerja oleh anak
6. Menghilangkan diskriminasi di tempat kerja
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 1999/2000
Lingkungan Hidup
7. Mendukung perlakuan terhadap lingkungan yang berhati-hati
8. Mendukung tanggung jawab atas lingkungan yang lebih besar
9. Mendorong pemakaian teknologi ramah lingkungan
Anti-Korupsi
10. Melawan semua
bentuk korupsi,
termasuk
pemerasan dan
penyuapan
9
Millennium Development Goals (MDGs)
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000
GOAL 1 – Menghapuskan kemelaratan dan kelaparan
GOAL 2 – Pendidikan dasar bagi semua
GOAL 3 – Mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita
GOAL 4 – Mengurangi tingkat kematian kanak-kanak
GOAL 5 – Memperbaiki kesehatan ibu
GOAL 6 – Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
GOAL 7 – Memastikan keberlanjutan lingkungan
GOAL 8 – Membentuk kemitraan global untuk pembangunan
10
Teori Pemangku Kepentingan
Kelompok atau perorangan yang dapat berdampak atau terdampak oleh pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.
11“Strategic Management: A Stakeholder Approach” – R. Edward Freeman, 1984
Annex: Examples of voluntary initiatives and tools for social responsibility
Sustainable development
Recognizing social responsibility
Stakeholder identification and engagement
Organizational governance
Related actions and expectations
Human rights
Labor practices
The Environ-
ment
Fair operating practices
Consumer issues
Community involvement/development
Practices for integrating social
responsibility throughout an organization
The relationship of an organization’s
characteristics to SR
Understanding the social responsibility of the organization
Reviewing and improving an organization’s actions and
practices related to SR
Enhancing credibility
regarding SR
Voluntary initiatives for social
responsibility
Communication on social
responsibility
Scope Clause 1Guidance to all types of organization regardless of their size or location
Definition Clause 2Terms, abbreviations and abbrev. Terms
UnderstandingSocial Clause 3ResponsibilityHistory, Characterist-ics, Relationship between SR and Sustnble. Developmt.
Principles of Social Clause 4Responsibility• Accountability• Transparency• Ethical Behavior• Respect for
stakeholder interests• Respect for rule of
law• Respect for internat’l
norms of behavior• Respect for human
rights
Two fundamental practices of social responsibility
Social resp. core subjects
Integrating social responsibility throughout an organization
Clause 5
Clause 6
Clause 7
Skema ISO 26000
12
Bibliography: Authoritative sources and additional guidance
“ISO 26000: Guidance on social responsibility,” International Organization for Standardization, 2010
Pembangunan Berkelanjutan
Per
tum
bu
han
E
kon
om
i
Kem
aju
an
So
sial
Pel
esta
rian
L
ing
kun
gan
“The Future of Sustainability: Re-thinking Environment and Development in the Twenty-first Century ,” IUCN, 2006
Pembangunan Berkelanjutan: Tiga Pilar
13
“Corporate Social Responsibility and Universities” – Mehran Nejati & Azadeh Shafaei (Universiti Sains Malaysia, Penang) , Yahar Salamzadeh & Mohammadreza Daraei (Payam Noor University Tehran), 2010
Mengapa Perguruan Tinggi perlu menerapkan CSR
Hal-hal diatas membentuk kontrak sosial antara PT dengan pemangku kepentingannya yang menimbulkan kewajiban untuk bertanggung jawab sosial dan
membuat laporan pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingannya
Masyarakat dan para pemangku kepentingan juga memberikan “license to operate” yang memungkinkan organisasi (PT) tetap menjalankan kegiatannya
Oleh karena itu PT harus bertanggung jawab terhadap masyarakat dan pemangku kepentingannya yang menyediakan berbagai sumber daya seperti modal,
pelanggan, karyawan, materi dan legitimasi
PT dapat berdampak secara signifikan terhadap lingkungannya, banyak PT telah menjelma menjadi kota kecil dengan pergerakan lalu-lintas ramai, konsumsi material
dan kegiatan yang kompleks
• Diversity
• Employment benefits and compensation• Learning and development• Providing healthy work/life balance
• Preserving environment• Offering specific academic programs
• Responsible involvement in the public• Promoting social responsibility
• Providing sufficient information for current and prospective students
• Providing grants for community projects• Providing fund and support to generate and preserve
affordable housing
CSR di Perguruan Tinggi mengacu kepada ISO 26000• Accountability• Transparency• Providing facts and figures
Organizational Governance
Human Rights
Labor Practices
The Environment
Fair Operating Practices
Student Issues
Community Involvement and Development
“Corporate Social Responsibility and Universities” – Mehran Nejati & Azadeh Shafaei (Universiti Sains Malaysia, Penang) , Yahar Salamzadeh & Mohammadreza Daraei (Payam Noor University Tehran), 2010
16
Principle 1 | Purpose: We will develop the capabilities of students to be future generators of sustainable value for business and society at large and to work for an inclusive and sustainable global economy.
Principle 2 | Values: We will incorporate into our academic activities and curricula the values of global social responsibility as portrayed in international initiatives such as the United Nations Global Compact.
Principle 3 | Method: We will create educational frameworks, materials, processes and environments that enable effective learning experiences for responsible leadership.
Principle 4 | Research: We will engage in conceptual and empirical research that advances our understanding about the role, dynamics, and impact of corporations in the creation of sustainable social, environmental and economic value. Principle 5 | Partnership: We will interact with managers of business corporations to extend our knowledge of their challenges in meeting social and environmental responsibilities and to explore jointly effective approaches to meeting these challenges.
Principle 6 | Dialogue: We will facilitate and support dialog and debate among educators, students, business, government, consumers, media, civil society organisations and other interested groups and stakeholders on critical issues related to global social responsibility and sustainability.
Principles of Responsible Management Education
UN Global Compact Leaders Summit , Geneva, 2007
“The Pyramid of Corporate Social Responsibility – Toward the Moral Management of Organizational Stakeholders ,” - Carroll, A. B., Business Horizons No. 34, 1991
Identifikasi
Siapa saja pemangku
kepentingan kita?
Analisis
Apa kepentingan
mereka?
Peluang dan tantangan apa yang
kita hadapi dari para pemangku kepentingan?
Engage-ment
Apa tanggung jawab sosial kita
kepada para pemangku
kepentingan?
Langkah strategis atau keputusan apa harus diambil untuk
menangani tanggung jawab
tadi?
Unsur-unsur Stakeholder Management
17
Identifikasi Pemangku Kepentingan
18
Terhadap siapakah kita memiliki kewajiban berdasarkan hukum?
Siapa dapat terdampak positif atau negatif oleh kegiatan atau keputusan organisasi?
Siapa pernah menyampaikan kekhawatiran tentang suatu isu atau dampak?
Siapa pernah terlibat di masa lalu waktu kekhawatiran serupa ditindak lanjuti?
Siapa dapat membantu organisasi dalam mengatasi dampak-dampak tertentu?
Siapa dapat menghambat kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan penting?
Siapa akan dirugikan apabila dikecualikan dari interaksi dengan organisasi?
Siapa di dalam rantai pembentukan nilai ekonomi (value chain) akan terdampak?
Siapa dapat berdampak terhadap reputasi organisasi?
Siapa dapat mempengaruhi kebijakan dan kerangka peraturan di ranah organisasi berkiprah?
Siapa dapat berdampak terhadap sistim nilai organisasi?
“ISO 26000: Guidance on social responsibility,” 2010
“The Primordial Stakeholder: Advancing the Conceptual Consideration of Stakeholder Status for Natural Environment .,” Journal of Business Ethics, Vol. 49 - Driscoll, C. and Starik, M. 2004
“The Natural Environment as a Primary Stakeholder: the Case of Climate Change,” Business Strategy and the Environment, Aug - Haigh, N. and Griffiths, A. 2007
Legi
tim
acy Proxim
ity
Urgen
cyPower
3 3
3 3
4 22
2
2
11
11
0 = Bukan Pemangku Kepentingan
1 = Pemangku Kepentingan Laten
2 = Pemangku Kepentingan yang Berharap
3 = Pemangku Kepentingan yang Definitif
4 = Pemangku Kepentingan Primer
Atribut dan Tipologi Pemangku Kepentingan
19
Contoh analisis pemangku kepentingan
Pemangku kepentingan Kategori Keku-atan
Legiti-masi Urgensi Kede-
katanScore(/20)
Bupati pr 5 5 5 5 20
BAPPEDA pr 4 5 5 5 19
BPN pr 4 5 5 5 19
BAPEDALDA pr 3 5 5 5 18
Desa Pinang de 2 4 5 3 14
Sura (tokoh Informal) de 5 5 2 3 15
Paguyuban warga (berkedudukan di Jakarta) la 1 1 1 2 5
Kelompok pemuda desa de 4 5 1 5 15
20Cuplikan dari Stakeholder Analysis yang dilakukan Kiroyan Partners di salah satu kawasan tambang, 2009
Stakeholder Engagement
21
Stakeholder engagement merupakan dialog antara suatu organisasi dengan satu atau lebih pemangku kepentingannya.
Stakeholder engagement bentuknya beragam – dapat sebagai awal respon suatu organisasi kepada satu atau lebih pemangku kepentingannya dan dapat bersifat informal atau formal.
Stakeholder engagement harus bersifat interaktif dan ber-tujuan untuk memberi kesempatan kepada para pemangku kepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka – cirinya yang terpenting adalah komunikasi dua arah.
“ISO 26000: Guidance on social responsibility,” International Organization for Standardization, 2010
Tingkatan Engagement Metoda EngagementKonsultasiEngagement dua arah yang terbatas: organisasi ybs. bertanya, pemangku kepentingan menjawab
• Survey• Focus group• Pertemuan dengan stakeholder yang terbatas• Rapat umum• Lokakarya• Umpan balik secara online• Panitia penasehat
Negosiasi • Perundingan kolektif dengan pekerja melalui serikat pekerja
PelibatanEngagement dua arah atau multi arah: pembelajaran oleh semuanya tetapi organisasi dan pemangku kepentingannya bertindak sendiri-sendiri
• Forum multi-stakeholder• Kelompok penasehat• Proses pencapaian lonsensus• Proses pengambilan keputusan secara partisipatif• Focus group• Umpan balik secara online
KerjasamaEngagement dua arah atau multi arah : pembelajaran, pengambilan keputusan dan aksi bersama
• Proyek bersama• Usaha bersama• Kemitraan• Prakarsa bersama
PemberdayaanBentuk akuntabilitas baru: keputusan dan tata kelola (governance) diserahkan kepada pemangku kepentingan;
• Integrasi pemangku kepentingan di dalam governance, strategi dan manajemen operasional
Tingkatan dan Metoda Stakeholder Engagement
AA1000 Stakeholder Engagement Standard 2011 22
Laporan Berkelanjutan
23
INKLUSIVITAS - mendorong organisasi untuk mengidentifikasikan para pemangku kepentingannya dan menjelaskan bagaimana organisasi ybs. telah merespon kebutuhan mereka
RELEVANSI – mewajibkan pelaporan tentang masalah-masalah dan indikator-indikator yang akan mempengaruhi keputusan para pemangku kepentingan secara substantif
KELENGKAPAN - mengharuskan diberikannya informasi yang lengkap agar para pemangku kepentingan dapat menilai kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial dalam periode yang dilaporkan
“The Oxford Handbook of Corporate Social Responsibility” – Andrew Crane et al, 2008
Dari segi kelengkapan cakupan dan pengaruh dalam penetapan pedoman pelaporan , Global Reporting Initiative (GRI) saat ini menjadi standar de facto untuk Laporan Berkelanjutan, dan prinsip-prinsipnya menunjukkan orientasi kepada pemangku kepentingan yang sangat menonjol:
TERIMA KASIH
PT KOMUNIKASI KINERJAMenara Karya, 10th Floor Suite HJl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav.
1-2Jakarta 12950 – INDONESIA
T: +6221 5794 4694F: +6221 5794 4696