1 - (45) pengikatan dan isomerisme (baru)

47
1. Pengikatan dan Isomersime 1. Pengikatan dan Isomersime 2. Alkana dan Sikloalkana 2. Alkana dan Sikloalkana 3. Alkena dan Alkuna 3. Alkena dan Alkuna 4. Benzena dan Aromatisitas 4. Benzena dan Aromatisitas 5. Stereokimia 5. Stereokimia 6. Senyawa Organohalogen 6. Senyawa Organohalogen 7. Alkohol, Fenol, Eter, dan Epoksida 7. Alkohol, Fenol, Eter, dan Epoksida Materi UTS Materi UTS KIMIA ORGANIK LAYANAN

Upload: asadin-briliantama

Post on 05-Dec-2015

315 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Kimia Organik

TRANSCRIPT

Page 1: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

1. Pengikatan dan Isomersime1. Pengikatan dan Isomersime

2. Alkana dan Sikloalkana2. Alkana dan Sikloalkana

3. Alkena dan Alkuna3. Alkena dan Alkuna

4. Benzena dan Aromatisitas4. Benzena dan Aromatisitas

5. Stereokimia5. Stereokimia

6. Senyawa Organohalogen6. Senyawa Organohalogen

7. Alkohol, Fenol, Eter, dan Epoksida7. Alkohol, Fenol, Eter, dan Epoksida

Materi UTSMateri UTS

KIMIA ORGANIK LAYANAN

Page 2: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

Materi UASMateri UAS8. Aldehida, Keton, dan Asam 8. Aldehida, Keton, dan Asam

KarboksilatKarboksilat 9. Turunan Asam karboksilat dan 9. Turunan Asam karboksilat dan AminaAmina10. Karbohidrat10. Karbohidrat 11. Lipid11. Lipid 12. Asam amino, peptida, dan protein 12. Asam amino, peptida, dan protein

Buku ajar:

Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Ed ke-11. Achmadi SS, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry: A Short Course.

Page 3: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENGIKATAN DAN ISOMERISME

Bagian Kimia OrganikDepartemen Kimia FMIPA

IPB

Budi Arifin, SSi

Page 4: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

Sukrosa (gula pasir) meleleh pada 185 oC, tetapi NaCl (garam

dapur) baru meleleh pada 801 oC.

Metil butirat berbau seperti apel, sementara propil asetat, yang

atom-atomnya sama, beraroma-persik.

Kunci untuk memahami struktur

berbagai jenis bahan beserta

sifat fisis, dan perilaku kimianya.

IKATAN KIMIA

Page 5: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

+–

INTIATOM

KULITATOM

ELEKTRON VALENSI

ELEKTRON TERAS

Z = nomor atom

= proton (+) di dalam inti

= elektron (–) di sekitar inti pada atom netral.

A = nomor massa

= proton & neutron (netral) di dalam inti.

XAZ

Page 6: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

Dalam kulit atom, elektron terpusat pada beberapa orbital;

daya tampung maks. 2 e per orbital.

Jenis dan jumlah orbital pada setiap kulit berbeda-beda.

Nomor kulit

Jumlah orbital di setiap jenisJumlah elektron jika kulit penuhs p d

1

2

3

1

1

1

0

3

3

0

0

5

2

8

18

Page 7: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

Nomor atom UnsurJumlah elektron di setiap orbital

1s 2s 2p 3s 3p

1

2

H

He

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Li

Be

B

C

N

O

F

Ne

2

2

2

2

2

2

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

1

2

3

4

5

6

11

12

13

14

15

16

17

18

Na

Mg

Al

Si

P

S

Cl

Ar

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

6

6

6

6

6

6

6

6

1

2

2

2

2

2

2

2

1

2

3

4

5

6

Page 8: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

Hanya elektron valensi yang berperan penting dalam ikatan.

H

Li B C NBe O F Ne

He

Na Al Si PMg S Cl Ar

G. N. Lewis (1916):

Atom-atom berikatan agar susunan elektronnya sangat stabil

seperti gas mulia (lembam):

Page 9: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

makin elektronegatif

mak

in e

lek

tro

ne

ga

tif

Page 10: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

1. Pengalihan satu atau lebih elektron valensi dari satu atom ke

atom lainnya: IKATAN IONIK (E > 1,7).

Cl + e- Clx

Contoh:

Na• → Na+ + e- kehilangan 1 elektron valensi

memperoleh 1 elektron valensi

Na + Cl NaCl (senyawa ionik biner)

[Atom elektropositif (umumnya logam)]

[Atom elektronegatif (umumnya nonlogam)]

Page 11: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

2. Penggunaan bersama pasangan elektron valensi (IKATAN

KOVALEN).

Cl + Cl Cl Cl

elektrontakberpasangan

elektronnonikatan

elektronberpasangan

atau Cl Cl

Ikatan kovalen biasa (E = 0)

Page 12: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KIMIA

Latihan:

1. Tuliskan skema pembentukan molekul F2 dari dua atom F.

H Cl+ ClH H Cl+

atau H Cl

(2,2) (3,0) molekul polar( = muatan parsial)

Ikatan kovalen polar (0 < E < 1,7)

2. Nyatakan polarisasi ikatan pada struktur (a) CH3OH, (b) PCl3,

(c) CCl2F2, dan (d) HCN.

Page 13: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KOVALEN ATOM KARBON

CAtom karbon ( ) sangat sukar kehilangan semua elektronnya

(menjadi C4+) atau mengambil 4 elektron (menjadi C4–).

Atom C lazim berikatan kovalen dengan atom lain.

C HH

HH atau CH

H

H

H C ClCl

ClCl atau CCl

Cl

Cl

Cl

Garis = ikatan tunggal; Titik = elektron bebas

(rumus titik-elektron Lewis).

Page 14: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KOVALEN ATOM KARBON

Ikatan kovalen dapat pula terjadi dengan atom C lain dalam

jumlah hampir tak terbatas katenasi.

CH

HH C H

H

H

atau H C

H

H

C

H

H

H Cl C

Cl

Cl

C

Cl

Cl

Cl

Jejari atom C > H

Panjang ikatan C–C (1,54 Å) > C–H (1,09 Å) > H–H (0,74 Å)

Ikatan C–C lebih mudah diputus (energi ikatan = 88 kkal mol-1).

Page 15: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

IKATAN KOVALEN ATOM KARBON

Atom karbon juga dapat berikatan kovalen majemuk (rangkap-

dua atau -tiga).

O C O H C N C CH

H

H

HH C C H

Latihan:

1. Gambarkan rumus titik-elektron untuk

(a) diklorometana (CH2Cl2) (b) formaldehida (H2CO)

2. Panjang ikatan Cl–Cl ialah 1,98 Å. Mana yang lebih panjang,

ikatan C–C atau C–Cl?

Page 16: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

VALENSI

Jumlah ikatan yang dapat dibentuk oleh atom unsur, biasanya

= e yang diperlukan untuk melengkapi kulit valensi.

Misalnya, atom O (6 elektron valensi) memiliki valensi 2.

Latihan:

1. Gambarkan struktur C3H4 yang memiliki valensi 1 untuk setiap

hidrogen dan 4 untuk setiap karbon.

2. Berdasarkan valensi setiap atom, tuliskan struktur untuk

(a) CH5N (b) CH4O

Page 17: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

ISOMERISME

Isomer:

Dua atau lebih senyawa dengan rumus molekul yang sama

(jumlah & jenis atom serta BM-nya sama)

1. Isomer struktural (konstitusional):

urutan atom-atom yang diikat (rumus struktur)

berbeda.

2. Isomer ruang (stereoisomer):

strukturnya sama, tetapi berbeda konfigurasi di dalam ruang.

Page 18: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

ISOMER

ISOMER STRUKTURAL

STEREOISOMER(ISOMER RUANG)

pola ikatanberbeda

pola ikatansama

susunan dalamruang berbeda

ISOMER KERANGKA

ISOMER POSISI

ISOMER FUNGSIONAL(METAMER)

TAUTOMER

berdasarkanstruktur

berdasarkan

kemudahahuntuk saling

dipertukarkan

ENANTIOMER

DIASTEREOMER

KONFORMER(ROTAMER)

ISOMER KONFIGURASI(ISOMER GEOMETRI)

ISOMER

ISOMER STRUKTURAL

STEREOISOMER(ISOMER RUANG)

pola ikatanberbeda

pola ikatansama

susunan dalamruang berbeda

ISOMER KERANGKA

ISOMER POSISI

ISOMER FUNGSIONAL(METAMER)

TAUTOMER

berdasarkanstruktur

berdasarkan

kemudahahuntuk saling

dipertukarkan

ENANTIOMER

DIASTEREOMER

KONFORMER(ROTAMER)

ISOMER KONFIGURASI(ISOMER GEOMETRI)

ISOMERISME

Page 19: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

ISOMERISME

(a) Isomer kerangka:

CH3CH2

CH2CH2

CH3 CH3CH

CH2CH3

CH3

CH3 C

CH3

CH3

CH3

(b) Isomer posisi (kedudukan):

CH3CH

CH2CH3

Cl

CH3CH2

CH2CH2Cl CH3

CH2NH

CH2CH3

CH3NH

CH2CH2

CH3

Page 20: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

(c) Isomer fungsional (metamer):

CnH2n: alkena dan sikloalkana

CH2CH

CH3 H2C CH2

H2C

HC C CH3

CnH2n–2: alkuna, sikloalkena, diena

HC CH

H2C H2C C CH2

ISOMERISME

Page 21: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

CnH2n+2O: alkohol, eter

ISOMERISME

Isomer Sifat fisik Sifat kimia

CH3CH2OHCairan tak berwarna

(td 78,5 oC)

Reaksi dengan logam Na

menghasilkan gas H2

CH3OCH3

Gas tak berwarna

(td –23,6 oC)

Tidak bereaksi dengan

logam Na

CnH2nO2: asam karboksilat, ester

COH

O

CH3CH2 CH3 C

O

OCH3 H C

O

OCH2CH3

Page 22: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

(d) Tautomer:

berbeda hanya pada posisi proton dan ikatan rangkap,

misalnya bentuk keto dan enol (Bab IX).

ISOMERISME

CnH2nO: aldehida, keton, alkenol, sikloalkohol, sikloeter

CH

O

CH3CH2

CH3 C

O

CH3

CH2 CHCH2OH

CH3CH CHOH

H2C CH

H2C

OHH2C

CH2

CH2

O

H2C CH

O

CH3

Page 23: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENULISAN RUMUS STRUKTUR

Contoh 1: Gambarkan struktur semua isomer dari C5H12.

(1) Rumus struktur lengkap: semua ikatan digambarkan

H C

H

H

C

H

H

C

H

H

C

H

H

C

H

H

H C

H

H

C

H

H

C

H

C

C

H

H

H

H

H

H

H

C C

C

C

C

H HH

H HH

H

H

H

H

H

H

Page 24: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

(2) Rumus struktur singkat: ikatan C–H tidak digambarkan

CH3CH2CH2CH2CH3CH3CHCH2CH3

CH3

CH3 C

CH3

CH3

CH3

CH3(CH2)3CH3 (CH3)2CHCH2CH3 (CH3)4C

(3) Rumus garis: ikatan C–C digambarkan sebagai garis

PENULISAN RUMUS STRUKTUR

Page 25: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

Contoh 2:

H C

H

H

C

Cl

Cl

C

H

H

H CH3CCH3

Cl

Cl Cl

Cl

CH3CCl2CH3

Contoh 3:

CH3C

CH2

CH2CH3 C C

H

H

H

CH H

C

H

H

C

H

H

H

atau

PENULISAN RUMUS STRUKTUR

Page 26: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

MUATAN FORMAL

Atom manakah pada H3O+ yang bermuatan positif?

Langkah 1: Gambarkan rumus struktur lengkapnya:

(a) Atom pusat ialah yang valensinya terbesar.

(b) Setiap atom memiliki 2 atau 8 e val (oktet). H O

H

H

+

Langkah 2: Hitung muatan formal setiap atom:

Muatan formal = V – (M + ½ I)

V = e val pada atom netral

M = e bebas I = e ikatan

Page 27: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

Setiap atom H:

V = 1, M = 0, dan I = 2 MF = 1 – (0 + ½ 2) = 0

Atom O:

V = 6, M = 2, dan I = 6 MF = 6 – (2 + ½ 6) = +1

Jadi, atom O yang mengemban muatan positif pada H3O+.

Contoh lain:

(1) OH: O H MF O = 6 – (6 + ½ 2) = –1

MF H = 1 – (0 + ½ 2) = 0

Jadi, atom O yang bermuatan negatif.

MUATAN FORMAL

Page 28: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

(2) NH4+: MF N = 5 – (0 + ½ 8) = +1

MF setiap H = 1 – (0 + ½ 2) = 0

Jadi, atom N yang bermuatan positif.

H N

H

H

H

+

H N H

(3) NH2: MF N = 5 – (4 + ½ 4) = –1

MF setiap H = 1 – (0 + ½ 2) = 0

Jadi, atom N yang bermuatan negatif.

MUATAN FORMAL

Struktur dengan muatan formal yang lebih kecil dan dengan

pemisahan muatan lebih sedikit akan lebih stabil.

Page 29: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

Struktur ion karbonat, CO32, akan mengandung 2 ikatan C–O

dan 1 ikatan C=O:

RESONANSI

C OO

O

2 MF C = 4 – (0 + ½ 8) = 0

MF O = 6 – (4 + ½ 4) = 0 (untuk C=O)

MF O = 6 – (6 + ½ 2) = –1 (untuk C–O)

Jadi, muatan negatif terbagi di antara kedua atom O yang

berikatan tunggal akan terdapat 3 struktur yang susunan

atomnya sama, tetapi berbeda susunan elektronnya.

Page 30: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

RESONANSI

C OO

OC O

O

OC O

O

O

Struktur kanonik resonansi (lambang panah dua-mata):

Perpindahan pasangan elektron:

panah lengkung dari posisi awal elektron ke kedudukan akhirnya:

C OO

OC O

O

OC O

O

O

Page 31: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

Struktur yang benar ialah rerata dari ketiganya:

struktur hibrida resonansi

C OO

O

2Panjang ikatan karbon-oksigen identik: 1,31 Å

orde ikatan 1⅓ (pertengahan antara panjang

ikatan C=O (1,20 Å) dan C–O (1,41 Å)

Dua muatan formal negatif tersebar secara merata pada ketiga

atom oksigen muatan setiap atom O –⅔.

RESONANSI

Page 32: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

Contoh lain:

(1) Ion nitrat, NO3:

N OO

ON O

O

ON O

O

O

(2) Ion asetat, CH3CO2:

RESONANSI

CH3 CO

OCH3 C

O

O

Page 33: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Teori Lewis memiliki beberapa keterbatasan, terutama dalam

menjelaskan geometri molekul secara tiga dimensi

teori orbital molekul

Ikatan terbentuk dari tumpang-tindih orbital atom menjadi

orbital molekul.

Page 34: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Tumpang-tindih n orbital atom menghasilkan n orbital molekul.

Dua orbital atom orbital molekul ikatan dan antiikatan.

Setiap orbital molekul maksimum berisi 2 elektron.

Dalam orbital molekul ikatan, kedua elektron ini menempati

ruangan di antara kedua inti.

Page 35: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Orbital s bersifat multiarah (multidirectional), sedangkan orbital

p bersifat ekaarah (unidirectional):

Tumpang-tindih 2 orbital s selalu muka-ke-muka, menghasilkan

orbital sigma () ikatan

Orbital p bisa bertumpang tindih muka-ke-muka, menghasilkan

orbital , atau sisi-ke-sisi, membentuk orbital pi () ikatan

Tumpang-tindih yang melibatkan orbital p bisa juga terlarang

(forbidden) secara simetri, jika terjadi pada titik simpul.

Page 36: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

+

TEORI ORBITAL MOLEKUL

+

Page 37: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Konfigurasi elektron 6C: 1s2 2s2 2px1 2py

1

Atom C membentuk 2 ikatan (untuk memenuhi orbital

2p yang setengah terisi) atau barangkali 3 ikatan (jika 2

elektron lagi disumbangkan ke orbital 2p yang kosong).

Fakta:

Atom C biasanya membentuk 4 ikatan tunggal (CH4 atau CCl4).

Promosi 1 elektron 1s2 2s1 2px1 2py

1 2pz1

Fakta:

Keempat ikatan tunggal yang dibentuk atom C sama panjang.

Page 38: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

2p

2s

Promosi

elektron

Hibridisasi

(1 orbital s + 3 orbital p)

Keadaan dasar(ground state)

Keadaan tereksitasi

Energi

4 orbital hibrida sp3

Hibridisasi 1 orbital s dan 3 orbital p 4 orbital hibrida sp3,

masing-masing mengandung 1 elektron valensi.

Energinya identik: 2s < sp3 < 2p.

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Page 39: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Bentuk orbital sp3 seperti orbital p, tetapi cupingnya tak simetris.

Elektron cenderung ditemukan pada cuping yang lebih panjang.

Keempat orbital hibrida sp3 dari 1 atom C mengarah ke sudut-

sudut tetrahedron beraturan (109,5o).

Page 40: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Tumpang-tindih antarorbital hibrida atau antara orbital hibrida

dan orbital atom yang tak terhibridisasi, membentuk ikatan .

Page 41: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

TEORI ORBITAL MOLEKUL

Pada molekul metana (CH4), misalnya, atom karbon diikatkan ke

setiap atom hidrogen melalui ikatan sp3-s:

Page 42: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK

Senyawa asiklik: tidak mempunyai cincin.

OH

Senyawa karbosiklik:

memiliki cincin dari sejumlah atom karbon.

HO

H

H3C

CH3

H

H H

HH3C

H

kolesterol

O

NH2

Page 43: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK

Senyawa heterosiklik: (golongan senyawa organik terbesar)

Di dalamnya sekurang-kurangnya 1 atom penyusun cincin

merupakan heteroatom, yaitu atom yang bukan karbon.

N

N

CH3

nikotin

O O

kumarin

N

N NH

N

NH2

adenin

Page 44: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK

Struktur Golongan Senyawa

Contoh spesifik

Alkana

Alkena

Alkuna

Arena(aromatik)

Alkil halida (organohalogen)

CH2Cl2, CHCl3

CH3-CH3C C

C C

C C

C X

H2C CH2

HC CH

Page 45: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK

Struktur Golongan Senyawa

Contoh spesifik

Alkohol CH3CH2OH

Fenol

Tiol

(Merkaptan)CH3SH

Eter CH3CH2OCH2CH3

Epoksida

(Oksirana)

C O C

OH

O

C OH

OH

C SH

O

Page 46: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK

C C

O

C

C

O

H

C

O

OH

C S C

C

O

X

CH3 C

O

OH

CH3 C

O

CH3

CH3 C

O

Cl

Struktur Golongan Senyawa

Contoh spesifik

Sulfida

(Tioeter)(CH2=CHCH2)2S

Aldehida H2C=O

Keton

Asam karboksilat

Asil halida

(Halida asam)

Page 47: 1 - (45) Pengikatan Dan Isomerisme (Baru)

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK

C

O

O CCH3 C

O

OCH2CH3

C N

C

O

NH2

C

O

O C

O

C NH2

H C

O

NH2

CH3 C

O

O C

O

CH3

CH

C NCH2

Struktur Golongan Senyawa

Contoh spesifik

Anhidrida asam

Ester

Amida primer

Nitril (sianida)

Amina primer CH3CH3NH2