aimarusciencemania.files.wordpress.com · web viewkajian pengetahuan ilmiah dan macam-macamnya...
TRANSCRIPT
KAJIAN PENGETAHUAN ILMIAH DAN MACAM-MACAMNYA
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Biologi Umum
Yang Dibina Oleh Drs. Kukuh Munandar M.Kes
Oleh
Aini Maskuro (0910211107)
PROGRRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
SEPTEMBER, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin
berkembang pesat. Oleh karena itu untuk mengimbangi hal tersebut perlu adanya kajan-
kajian yang membahas kemajuan IPTEK tersebut agar manusia dapat mengikuti
perkembangannya. Kajian-kajian dalam IPTEK tentu sangat beragam macamnya, baik
dari aspek pengetahuan alam maupun terkait dengan pengetahuan sosial. Aspek-aspek
pengetahuan tersebut secara umum dibagi menjadi 2 bidang yaitu kajian ilmiah dan kajian
non ilmiah.
Kajian ilmiah memiliki banyak bidang disiplin ilmu di dalamnya. Selain itu dalam
kajian ilmiah memiliki metode yang sistematis dalam pembuktian kebenarannya. Untuk
itu makalah ini membahas mengenai kajian ilmiah dilihat dari segi definisi, macam-
macamnya, dan langkah-langkah atau metode ilmiah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1) Apa definisi kajian ilmiah dan ciri- ciri kajian ilmiah atau pengetahuan ilmiah?
2) Sebut dan jelaskan macam-macam kajian pengetahuan ilmiah?
3) Sebut dan jelaskan langkah-langkah pengetahuan ilmiah?
1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1) Menjelaskan definisi kajian ilmiah dan ciri-ciri kajian ilmiah atau pengetahuan
ilmiah,
2) Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam kajian pengetahuan ilmiah,
3) Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah pengetahuan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu pengetahuan dan Ciri- ciri ilmu pengetahuan
2.1.1 Definisi Ilmu pengetahuan
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan telah teruji
kebenarannya dengan menggunakan metode ilmiah. Sementara pengetahuan adalah hasil
akumulasi yang diperoleh berdasarkan kemampauan indera rasa dan daya pikir (berpikir).
Jadi ilmu pengetahuan atau sains (science) dapat didefinisikan sebagai fakta yang diperoleh
berdasarkan penelitian secara cermat dan sistematis.(Waluyo, 2006:2 )
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang terorganisisr, bersifat dinamis,
dan berkembang terus. Biologi atau ilmu hayat ialah organisasi beraneka pengetahuan orang
tentang kehidupan di bumi, mulai virus sampai manusia, mulai dari komposisi mikro sampai
suasana makro makhluknya, yang dikumpulkan sejak zaman purba. Kumpulan semua
pengetahuan itu demikian rupa, sehingga ia dapat dikembangkan terus.(Waluyo, 2006:2 )
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang bersifat terpadu atau kumpulan dari
pengetahuan-pengetahuan yang saling berkaitan dan mengikat dalam satu kesatuan kebenaran
yang sahi. Sedangkan dalam segi proses, ilmu dapat diartikan sebagai kegiatan yang
ditujukan untuk menemukan variabel-variabel alami yang penting dan kemudian
menerangkan dan meramalkan hubungan tersebut (Serdamayanti ; 2002)
Pengetahuan diperoleh manusia dengan mengumpulkan segala pengalamannya dalam
mengarungi kehidupan, yang didapatnya dengan cara berfikir dan merasa. Ada juga memang
pengetahuan yang didapat manusia berupa wahyu dari Tuhan, yang disampaikan lewat para
Nabi dan Rosul. Namun yang tergolong ilmu hanyalah segala pengetahuan yang dapat
diobservasi dan yang harus dapat ditinjau secara rasio atau akal (Yatim, W, 1999 dalam
Waluyo, 2006:3)
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang
diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai
faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta
keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat
pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami,
menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf
pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman,
belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain. (Noval,2012 online)
Pengetahuan adalah khazanah kekayaan mental yang memperkaya kehidupan
manusia, sebab pengetahuan adalah sumber jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan
dikehidupan manusia, pengalaman yang dirasakan oleh panca indra, diolah melalui akal.
Pengetahuan sifatnya spontan, subjektif, dan intuitif. Pengetahuan berkaitan dengan
keberadaan dan informasi mengenai suatu realitas. Manusia mampu mengembangkan
pengetahuan, sebab manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi
dan jalan pikirnya, dan dapat mengembangkan pengetahuannya.
Pengetahuan memiliki ciri- ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana
(epistemologi), dan untuk apa (aksiologi). Ketiga ciri-ciri tersebut disususn sehingga menjadi
ontologi ilmu berkaitan dengan epistemologi ilmu dan epistemologi ilmu berkaitan dengan
aksiologi ilmu dan seterusnya.
Pengetahuan selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu di tujukan untuk
menemukan kebenaran. Didalam filsafat ilmu, pengetahuan itu disebut pengetahuan yang
benar jika telah memenuhi beberapa kriteria kebenaran. Kriteria kebenaran tersebut
didasarkan pada beberapa teori antara lain :
1. Teori Koherensi (Theory of Coherence)
Berdasarkan teori ini, suatu pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan tersebut
kehoren dengan pengetahuan yang ada sebelumnya dan sudah dibuktikan kebenarannya.
Didalam pembelajaran matematika hal ini biasanya disebut dengan sifat deduktif.
2. Teori Korespondensi (Theory of Corespondence)
Berdasarkan teori ini, suatu pengetahuan dianggap benar jika pengetahuan tersebut
mempunyai hubungan dengan suatu kenyataan yang memang benar. Teori ini didasarkan
pada fakta empiris sehingga pengetahuan tersebut benar apabila ada fakta-fakta yang
mendukung bahwa pengetahuan tersebut benar. Dengan demikian kebenaran disini
didasarkan pada kesimpulan induktif.
3. Teori Pragmatis (Theory of Pragmatism)
Menurut teori ini, pengetahuan dikatakan benar apabila pengetahuan tersebut terlihat
secara praktis benar atau memiliki sifat kepraktisan yang benar. Pengikut teori ini
berpendapat bahwa pengetahuan itu benar apabila mempunyai keguanaan yang praktis.
(Noval, 2012 on line)
2.1.2 Ciri-ciri ilmu pengetahuan
Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Logis, artinya sesuai dengan logika atau benar menurut penalaran (masuk
akal)
b. Selalu berkembang, artinya selalu bertambah besar (dinamis)
c. Diperoleh melalui metode ilmiah, artinya diperoleh melalui penelitian-
penelitian (eksperimen).(Waluyo,2006: 3)
Menurut Karlina Supeli Laksono dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi)
pada Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 1998/1999, pengetahuan ilmiah harus
memenuhi tiga syarat, yaitu:
1) Sistematik; yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu sistem.
2) Objektif; atau dikatakan pula sebagai intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka untuk
diteliti oleh orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.
3) Dapat dipertanggungjawabkan; yaitu mengandung kebenaran yang bersifat universal,
dengan kata lain dapat diterima oleh orang-orang lain/ahli-ahli lain.
Adapun menurut Munandar, 2012 sikap ilmiah untuk dipenuhi dari pengetahuan ilmiah
adalah:
1. jujur
2. terbuka dan perpandangan luas
3. toleran, tidak merasa dirinya paling hebat
4. skeptis, bersikap hati-hati, tetapi kritis
5. optimis
6. kreatif
7. inovatif
2.2 Macam-macam pengetahuan ilmiah
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dibedakan menjadi:
1. Ilmu pengetahuan fisis kuantitatif
Adalah pengetahuan empiris yang diperoleh melalui pengalaman panca indra dan
dilakukan melalui tahapan observasi dengan melakukan analisis dari data yang diperoleh
dari fenomena empiris. Yang termasuk kelompok ini adalah: geologi, biologi,
antropologi, sosiologi, komunikasi, ekonomi, psikologi, dsb.
2. Ilmu pengetahuan formal kuantitatif (logika formal)
Adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara melakukan analisis refleksi yaitu
dengan cara mencari hubungan antara konsep-konsep. Contoh: matematika, fisika, kimia.
dll
3. Ilmu pengetahuan Metafisis substansial
Adalah ilmu pengetahuan filsafat, yaitu ilmu yang didapat dengan cara melakukan analisis
refleksi berupa pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, dan logis rasional.
Dengan mencari hakikat yang melandasi keberadaan dari keseluruhan yang nyata.
2.3 Langkah-langkah atau metode pengetahuan ilmiah
Metode ilmiah adalah metode yang digunakan untuk mempelajari suatu ilmu. Metode
tersebut bermanfaat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh ilmuan. Ilmuan
dapat memecahkan permasalahan dengan berbagai cara yang berbeda melalui penyelidikan
ilmiah (Scientific Investigation).
Metode menemukan fakta untuk memecahkan problem yang timbul di masyarakat
atau untuk memuaskan keingintahuan tentang sesuatu yang asing. Cara memecahkan suatu
problem atau masalah secara ilmiah disebut metode ilmiah.
Metode ilmiah terdiri atas:
a) Memilih dan merumuskan problem.
Banyak problem yang timbul di lingkungan sekitar. Dalam memilih problem harus
memperhatikan:
1) Kemampuan (waktu, pengetahuan)
2) Biaya yang tersedia
3) Tempat
4) Peralatan
5) Bacaan (literatur, referensi) yang dapat diperoleh.
b) Mencari fakta awal
Caranya dapat dengan mengadakan survei pendahuluan ke suatu daerah. Dalam
mencari fakta awal, adalah penting untuk menyediakan bahan bacaan. Seorang
peneliti harus terlebih dahulu banyak membaca tentang segala hal yang berkaitan
dengan problem yang ingin dipecahkan.
c) Menegakkan hipotesis
Dari fakta awal dapat disusun hipotesis tentang pemecahan problem.Seorang scientist
harus mampu menegakkan hipotesis dari problem yang telah dipilihnya, dan disinilah
perbedaannya dengan orang awam.
d) Menguji hipotesis dengan observasi
Observasi diperlukan untuk mencari kebenaran atas hipotesis. Observasi ada beberapa
macam:
1) Survei lapangan
2) Mencari fakta lewat dokumen dan literatur
3) Eksperimen
e) Analisis data hasil observasi
Pada tahap ini adalah tahap penentuan dalam penelitian. Data harus meyakinkan, baik
mengenai jumlah sampel maupun cara mengumpulkan data. Dalam penelitian
modern, statistik lazim dipakai dalam menganalisis data.
f) Menyusun hasil observasi dalam mempublikasikannya
Pada tahap ini disusun laporan hasil observasi dan merupakan tahap penentuan
apakah hasil penelitian diterima atau ditolak.
Gambar 1: Skema tahap-tahap metode ilmiah (Waluyo, 2006: 5)
Merancang penelitian (observasi) Studi pustaka
Premis-premisMemformulasikan hipotesis
Experiment design (Rancangan percobaan)
Melakukan penelitian atau percobaan
Mengumpulkan data
Analisis hasil
Kesimpulan
Studi pustaka
LAPORAN
Penemuan atau publikasi
Tidak sesuai hipotesis
Sesuai hipotesis
TEORI HUKUM
Adapun menurut Munandar, 2012 metode ilmiah setidaknya meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah
2. Penyususnan hipotesis
3. Pengujian hipotesis
4. Penarikan kesimpulan.
Selanjutnya Komarayanti, 2007 menegaskan dalam metode ilmiah juga memerlukan
keterampilan proses ilmiah yang terdiri atas beberapa tahapan yang tergambar dalam tabel
berikut:
Keterampilan Proses Ilmiah
1. Observasi
2. Klasifikasi, prediksi, inferensi
3. Membuat hipotesis
4. Mendesain dan melakukan percobaan
5. Menggunakan alat ukur
6. Identifikasi variabel
7. Mengontrol variabel
8.Mengumpulkan data
9. Mengoranisasi data (tabel,grafik,dll)
10. Memaknakan data, tabel , grafik
11. Menyusun kesimpulan
12. Mengkomunikasikan hasil/ide/secara
tertulis maupun lisan
Adapun Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan Pengetahuan
Terdapat beberapa definisi ilmu pengetahuan, di antaranya adalah:
a) Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.
Definisi ini tidak diterima karena mencampuradukkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b) Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.
Definisi ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada hal-
hal yang bersifat materi.
c) Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.
Definisi ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak hanya
hasil/metode eksperimental semata, tetapi juga hasil pengamatan, wawancara.
Atau dapat dikatakan definisi ini tidak memberikan tali pengikat yang kuat untuk
menyatukan hasil eksperimen dan hasil pengamatan (Ziman J. dalam Qadir C.A.,
1995).
d) Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari
pengamatan empiris.
Definisi ini mempergunakan metode induksi yaitu membangun prinsip-prinsip
umum berdasarkan berbagai hasil pengamatan. Definisi ini memberikan tempat
adanya hipotesa, sebagai ramalan akan hasil pengamatan yang akan datang.
Definisi ini juga mengakui pentingnya pemikiran spekulatif atau metafisik selama
ada kesesuaian dengan hasil pengamatan. Namun demikian, definisi ini tidak
bersifat hitam atau putih. Definisi ini tidak memberi tempat pada pengujian
pengamatan dengan penelitian lebih lanjut.
Kebenaran yang disimpulkan dari hasil pengamatan empiris hanya berdasarkan
kesimpulan logis berarti hanya berdasarkan kesimpulan akal sehat. Apabila
kesimpulan tersebut hanya merupakan akal sehat, walaupun itu berdasarkan
pengamatan empiris, tetap belum dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan tetapi
masih pada taraf pengetahuan. Ilmu pengetahuan bukanlah hasil dari kesimpulan
logis dari hasil pengamatan, namun haruslah merupakan kerangka konseptual atau
teori yang memberi tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh ahli-ahli
lain dalam bidang yang sama, dengan demikian diterima secara universal. Ini berarti
terdapat adanya kesepakatan di antara para ahli terhadap kerangka konseptual yang
telah dikaji dan diuji secara kritis atau telah dilakukan penelitian atau percobaan
terhadap kerangka konseptual tersebut.
Berdasarkan pemahaman tersebut maka pandangan yang bersifat statis ekstrim,
maupun yang bersifat dinamis ekstrim harus kita tolak. Pandangan yang bersifat statis
ekstrim menyatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan cara menjelaskan alam
semesta di mana kita hidup. Ini berarti ilmu pengetahuan dianggap sebagai pabrik
pengetahuan. Sementara pandangan yang bersifat dinamis ekstrim menyatakan ilmu
pengetahuan merupakan kegiatan yang menjadi dasar munculnya kegiatan lebih
lanjut. Jadi ilmu pengetahuan dapat diibaratkan dengan suatu laboratorium. Bila
kedua pandangan ekstrim tersebut diterima, maka ilmu pengetahuan akan hilang
musnah, ketika pabrik dan laboratorium tersebut ditutup.
Ilmu pengetahuan bukanlah kumpulan pengetahuan semesta alam atau kegiatan
yang dapat dijadikan dasar bagi kegiatan yang lain, tetapi merupakan teori, prinsip,
atau dalil yang berguna bagi pengembangan teori, prinsip, atau dalil lebih lanjut, atau
dengan kata lain untuk menemukan teori, prinsip, atau dalil baru. Oleh karena itu,
ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai berikut:
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling
berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang
bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut (Ziman J. dalam Qadir C.A., 1995).
Pengertian percobaan di sini adalah pengkajian atau pengujian terhadap kerangka
konseptual, ini dapat dilakukan dengan penelitian (pengamatan dan wawancara) atau
dengan percobaan (eksperimen).
Selanjutnya John Ziman menjelaskan bahwa definisi tersebut memberi tekanan
pada makna manfaat, mengapa? Kesahihan gagasan baru dan makna penemuan
eksperimen baru atau juga penemuan penelitian baru (menurut penulis) akan diukur
hasilnya yaitu hasil dalam kaitan dengan gagasan lain dan eksperimen lain. Dengan
demikian ilmu pengetahuan tidak dipahami sebagai pencarian kepastian, melainkan
sebagai penyelidikan yang berhasil hanya sampai pada tingkat yang bersinambungan
(Ziman J. dalam Qadir C.A., 1995).
Bila kita analisis lebih lanjut perlu dipertanyakan mengapa definisi ilmu
pengetahuan di atas menekankan kemampuannya untuk menghasilkan percobaan
baru, berarti juga menghasilkan penelitian baru yang pada gilirannya menghasilkan
teori baru dan seterusnya – berlangsung tanpa berhenti. Mengapa ilmu pengetahuan
tidak menekankan penerapannya? Seperti yang dilakukan para ahli fisika dan kimia
yang hanya menekankan pada penerapannya yaitu dengan mempertanyakan
bagaimana alam semesta dibentuk dan berfungsi? Bila hanya itu yang menjadi
penekanan ilmu pengetahuan, maka apabila pertanyaan itu sudah terjawab, ilmu
pengetahuan itu akan berhenti. Oleh karena itu, definisi ilmu pengetahuan tidak
berorientasi pada penerapannya melainkan pada kemampuannya untuk menghasilkan
percobaan baru atau penelitian baru, dan pada gilirannya menghasilkan teori baru.
Para ahli fisika dan kimia yang menekankan penerapannya pada hakikatnya bukan
merupakan ilmu pengetahuan, tetapi merupakan akal sehat (common sense).
Selanjutnya untuk membedakan hasil akal sehat dengan ilmu pengetahuan William
James yang menyatakan hasil akal sehat adalah sistem perseptual, sedang hasil ilmu
pengetahuan adalah sistem konseptual (Conant J. B. dalam Qadir C. A., 1995).
Kemudian bagaimana cara untuk memantapkan atau mengembangkan ilmu
pengetahuan? Berdasarkan definisi ilmu pengetahuan tersebut di atas maka
pemantapan dilakukan dengan penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan.
Perlu dipertanyakan pula bagaimana hubungan antara akal sehat yang
menghasilkan perseptual dengan ilmu pengetahuan sebagai konseptual. Jawabannya
adalah akal sehat yang menghasilkan pengetahuan merupakan premis bagi
pengetahuan eksperimental (Conant, J.B. dalam Qadir C.A., 1995). Ini berarti
pengetahuan merupakan masukan bagi ilmu pengetahuan, masukan tersebut
selanjutnya diterima sebagai masalah untuk diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian dapat
berbentuk teori baru.
Sedangkan Ernest Nagel secara rinci membedakan pengetahuan (common sense)
dengan ilmu pengetahuan (science).
Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dalam common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan
tentang mengapa dan bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian
kritis hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sedang
dalam science di samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol
dengan sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan
pengklarifikasian berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku.
2) Ilmu pengetahuan menekankan ciri sistematik.
Penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan
berlaku umum tentang suatu hal. Artinya dengan berpedoman pada teori-teori
yang dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, penelitian baru bertujuan
untuk menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Sedang common sense tidak memberikan penjelasan (eksplanasi) yang
sistematis dari berbagai fakta yang terjalin. Di samping itu, dalam common sense
cara pengumpulan data bersifat subjektif, karena common sense sarat dengan
muatan-muatan emosi dan perasaan.
3) Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, ilmu pengetahuan menjadikan
konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan berusaha untuk mencari, dan mengintroduksi pola-pola
eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk mempertegas aturan-aturan. Dengan
menunjukkan hubungan logis dari proposisi yang satu dengan lainnya, ilmu
pengetahuan tampil mengatasi konflik.
4) Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap, sedang kebenaran dalam
ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu
pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun
eksperimen dan sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau diganti.
5) Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk
memberikan penjelasan pengungkapan fakta. Istilah dalam common sense
biasanya mengandung pengertian ganda dan samar-samar. Sedang ilmu
pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus dapat diverifikasi
secara empirik.
6) Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur.
Ilmu pengetahuan berdasar pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam
(sains), metoda yang dipergunakan adalah metoda pengamatan, eksperimen,
generalisasi, dan verifikasi. Sedang ilmu sosial dan budaya juga menggunakan metode
pengamatan, wawancara, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Dalam common
sense cara mendapatkan pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan panca
indera.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan:
1. Ilmu pengetahuan atau sains (science) dapat didefinisikan sebagai fakta yang
diperoleh berdasarkan penelitian secara cermat dan sistematis.
2. Ciri- ciri ilmu pengetahuan:
a. Logis
b. Dinamis
c. Sistematis
d. Objektif
e. Dapat dipertanggung jawabkan, dll
3. Macam-macam pengetahuan ilmiah:
a. Ilmu pengetahuan fisis kuantitatif (geologi, biologi, antropologi, sosiologi,
komunikasi, ekonomi, psikologi, dsb.)
b. Ilmu pengetahuan formal kuantitatif atau logika formal (matematika, fisika,
kimia. dll)
c. Ilmu pengetahuan Metafisis substansial (filsafat ilmu)
4. Langkah-langkah pengetahuan ilmiah:
a. Memilih dan merumuskan problem
b. Mencari fakta awal
c. Menegakkan hipotesis
d. Menguji hipotesis dengan observasi
e. Analisis data hasil observasi
f. Menyusun hasil observasi dalam mempublikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Kukuh. 2012. Diktat Kuliah Biologi Umum. Jember: Universitas Muhammadiyah
Jember
Komarayanti, Sawitri, 2007. Mata kuliah pendidikan biologi dengan berbagai model
pendekatan . Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.
Waluyo, Joko. 2006. Biologi dasar. Jember: Jember University Press.
Anonim, 2012 Pengetahuan ilmiah (on line)
http://www.anneahira.com/pengetahuan-ilmiah.htm diacces tanggal 15 September 2012
Navel Oktaviandy, 2012. Pengetahuan, pengetahuan ilmiah, penelitian ilmiah, dan jenis penelitian (on line)
http://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/21/pengetahuan-pengetahuan-ilmiah-penelitian-ilmiah-dan-jenis-penelitian/ diacces tanggal 15 September 2012
anonim, beda ilmu pengetahuan dengan pengetahuan amheru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../BAB+I+Buku+(Baru).doc diacces tanggal 18 september 2012