ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · web viewapakah penelitian naratif itu? istilah ....

42
BAB 16 RANCANGAN PENELITIAN NARATIF Orang-orang hidup dengan kisah hidup mereka masing-masing. Mereka menceritakan kisah-kisah mereka untuk berbagi dengan orang-orang linnya dan untuk menceritakan kisah-kisah pribadi mereka berkenaan dengan apa yang dialaminya di dalam kelas di sekolah, atau tentang isu-isu terkait dengan pendidikan, dan tentang seting-seting di mana mereka bekerja. Apabila orang- orang bercerita tentang kisah-kisa mereka pada para peneliti, mereka merasa didengarkan, dan informasi mereka tersebut membuat para peneliti lebih dekat dengan praktek-praktek aktual pendidikan. Dengan demikian, kisah-kisah yang dilaporkan dalam penelitian kualitatif naratif memperkaya kehidupan si peneliti dan juga si partisipan. Bab ini mendefenisikan penelitian naratif, mengidentifikasinya ketika ia digunakan, menilai karakteristik kuncinya, dan mengajukan langkah-langkah dalam melaksanakan dan mengevaluasi rancangan ini. Pada akhir bab ini, anda diharapkan akan mampu: Mendeskripsikan tipe-tpe utama dari penelitian naratif. Mendefenisikan apa yang yang dimaksudkan dengan menelusuri pengalaman-pengalaman seseorang individu. Mendeskripsikan tipe-tipe informasi yang digunakan dalam membangun kronologi dari pengalaman-pengalaman seseorang individu. Mengidentifikasi aspek-aspek dari sebuah “kisah” dan tipe-tipe data yang digunakan untuk melaporkan :kisah tersebut. Mendeskripsikan proses mengisahkan kembali di dalam sebuah penelitian naratif.

Upload: lyphuc

Post on 29-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

BAB 16

RANCANGAN PENELITIAN NARATIF

Orang-orang hidup dengan kisah hidup mereka masing-masing. Mereka menceritakan

kisah-kisah mereka untuk berbagi dengan orang-orang linnya dan untuk menceritakan

kisah-kisah pribadi mereka berkenaan dengan apa yang dialaminya di dalam kelas di

sekolah, atau tentang isu-isu terkait dengan pendidikan, dan tentang seting-seting di mana

mereka bekerja. Apabila orang-orang bercerita tentang kisah-kisa mereka pada para

peneliti, mereka merasa didengarkan, dan informasi mereka tersebut membuat para

peneliti lebih dekat dengan praktek-praktek aktual pendidikan. Dengan demikian, kisah-

kisah yang dilaporkan dalam penelitian kualitatif naratif memperkaya kehidupan si

peneliti dan juga si partisipan. Bab ini mendefenisikan penelitian naratif,

mengidentifikasinya ketika ia digunakan, menilai karakteristik kuncinya, dan mengajukan

langkah-langkah dalam melaksanakan dan mengevaluasi rancangan ini.

Pada akhir bab ini, anda diharapkan akan mampu:

Mendeskripsikan tipe-tpe utama dari penelitian naratif.

Mendefenisikan apa yang yang dimaksudkan dengan menelusuri pengalaman-

pengalaman seseorang individu.

Mendeskripsikan tipe-tipe informasi yang digunakan dalam membangun kronologi

dari pengalaman-pengalaman seseorang individu.

Mengidentifikasi aspek-aspek dari sebuah “kisah” dan tipe-tipe data yang digunakan

untuk melaporkan :kisah tersebut.

Mendeskripsikan proses mengisahkan kembali di dalam sebuah penelitian naratif.

Mengidentifikasi penggunaan tema-tema di dalam sebuah penelitian naratif.

Mendefenisikan seting atau konteks yang terdapat di dalam sebuah penelitian naratif.

Mengidentifikasi strategi-strategi berkolaborasi dengan para partisipan di dalam

sebuah penelitian naratif.

Mengidentifikasi beberapa tipe isu yang boleh jadi muncul dalam mengumpulkan

kisah-kisah naratif.

Mendeskripsikan beberapa langkah dalam melaksanakan penelitian naratif.

Merinci kriteria dalam mengevaluasi sebuah penelitian naratif.

Page 2: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Maria memilih sebuah rancangan naratif untuk proyek penelitiannya yang mengkaji

kepemilikan senjata oleh para siswa sekolah menengah atas. Guru teman Maria, Millie,

memilki sebuah kisah yang ingin di ceritakan berkenaan dengan bagaimana ia menemukan

seorang siswa yang menyembunyikan sebuah senjata di dalam “locker”-nya. Maria

mengkaji masalah yang terkait dengan pertanyaan: “Apa sih kisah yang dimiliki seorang

guru yang menemukan seorang siswa menyembunyikan senjata di sekolah-nya?” Maria

mewawancarai Millie dan mendengarkan kisahnya pengalamannya dengan siswa tersebut,

dengan guru-guru lainnya, dan dengan kepala sekolahnya. Kisah tersebut termasuk ke

dalam sebuah kronologi sederhana mulai dari awal insiden sampai pada pembicaraan-

pembicaraan selanjutnya. Untuk membuat kisah tersebut seakurat mungkin, Maria

berkolaborasi dengan Millie dalam menuliskan kisah tersebut dan ia bersama-sama ambil

bahagian dalam penulisan laporan itu. Maria terlibat dalam sebuah penelitian naratif.

APAKAH PENELITIAN NARATIF ITU?

Istilah naratif berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

secara rinci)(Ehrlich, Flexner, Carruth, & Hawkins, 1980, halaman 442). Dalam

narrative reseach designs (rancangan penelitian naratif), peneliti mendeskripsikan

kehidupan para individu, mengumpulkan dan menceritakan kisah-kisah tentang kehidupan

orang-orang lain, dan menarasikan pengalaman-pengalaman individu (Connelly &

Candinin, 1990). Sebuah bentuk penelitian kualitatif yang berbeda, penelitian naratif

biasanya memfokuskan diri pada pengkajian tentang seseorang individu, mengumpulkan

data melalui pengumpulan kisah-kisah, melaporkan pengalaman-pengalaman individu, dan

mendiskusikan makna dari pengalaman-pengalaman para individu tersebut. Dengan

popularitas yang diperolehnya akhir-akhir ini, konferensi-konferensi penelitian tingkat

nasional telah menyediakan sesi-sesi dan makalah-makalah tentang penelitian naratif, dan

jurnal-jurnal pendidikan telah pula mempublikasikan kisah-kisah yang dilaporkan oleh

para guru, para siswa , dan para pendidik yang lain. Buku-buku baru juga telah tersedia di

penerbit-penerbit yang memberikan informasi penting tentang proses pelaksanaan bentuk

penelitian kualitatif ini.

Kapan Penelitian naratif Digunakan?

Anda menggunakan penelitian naratif apabila anda memiliki individu-individu yang

bersedia menceritakan kisah-kisahnya dan anda berkeinginan melaporkan kisah-kisah

mereka tersebut. Bagi para pendidik yang mencari pengalaman-pengalaman pribadi di

Page 3: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

dalam seting sekolah yang aktual, penelitian naratif menawarkan pandangan-pandangan

yang yang praktis dan spesifik. Dengan melakukan penelitian naratif, para peneliti

membangun ikatan yang erat dengan para partisipan. Ini bisa membantu mengurangi

persepsi yang biasanya sama-sama dimiliki oleh para praktisi di lapangan bahwa

penelitian berbeda dari praktek dan hasilnya hampir-hampir tidak bisa secara langsung

diaplikasikan. Tambahan lagi, bagi para partisipan dalam sebuah penelitian, berbagi kisah

mereka boleh jadi membuat mereka merasa bahwa kisah-kisah mereka itu penting dan

bahwa mereka di dengar. Ketika mereka menceritakan sebuah kisah, kisah tersebut akan

membantu mereka memahami topik-topik yang perlu mereka proses (McEwan & Egan,

1995). Berkisah atau bercerita merupakan bahagian yang wajar dari kehidupan, dan para

individu semuanya memiliki kisah tentang pengalaman-pengalaman untuk diceritakan

pada orang-orang lain. Dengan cara ini, penelitian naratif menangkap bentuk-bentuk data

keseharian dan wajar yang memang tidak asing lagi bagi masing-masing individu.

Anda menggunakan penelitian naratif ketika kisah yang diceritakan pada anda

mengikuti suatu kronologi peristiwa. Penelitian naratif adalah sebuah penelitian kualitaif

yang berbentuk literer (sastra) dan erat kaitan dengan kesusasteraan, dan ia merupakan

pendekatan kualitatif di mana anda bisa menulis dalam bentuk yang persuasif dan

bernuansa sastra. Ia memfokuskan diri pada gambaran mikroanalitik – kisah-kisah

indvidu – ketimbang gambaran umum tentang norma-norma kultural, seperti halnya di

dalam penelitian etnografi, atau teori-teori abstrak, seperti halnya di dalam penelitian teori

grounded. Sebagai contoh dari gambaran yang mikroanalitik ini, perhatikan kasus Ibuk

Meyer, yang memiliki dua orang anak, masing-masing duduk di kelas 5 dan 6, menuliskan

kisah-kisah tentang kehidupan pribadinya. Antoni, yang berumur 9 tahun yang

menganggap dirinya sebagi penemu dan penulis, menuliskan penemuan-penemuannya di

dalam jurnal ilmiah dan menulis sebuah catatan yang berkesan tentang neneknya. Anita,

seorang wanita berumur 11 tahun, menulis tentang kenangan manis yang dia alami di

kolam renang, belajar memain bola sepak, dan bisa sukses dalam sesuatu hal (McCarthy,

1994).

Bagaimana Penelitian Naratif Berkembang?

Walaupun besar perhatian diberikan terhadap penelitian naratif, metodanya masih tetap

berkembang, dan jarag didiskusikan di dalam literatur (Errante, 2000). Hal ini menjurus

pada kurangnya kesepakatan terhadap bentuknya. “Penelitan naratif”, seperti yang

disebutkan oleh Riessman (1993), merangkul semua ilmu-ilmu kemanusiaan, sehingga

Page 4: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

bentuk penelitian ini bukan merupakan miliknya sesuatu bidang ilmu. Para penulis dalam

bidang kesusasteraan, sejarah, antropologi, sosiologi, sosiolinguistik, dan pendidikan

semuanya menyatakan terkait dengan naratif dan telah mengembangkan prosedur-

prosedur khusus dalam bidang ilmunya. Seperti halnya seni dan ilmu pemotretan yang

dibicarakan baru-baru ini dalam ilmu-ilmu sosial, rancangan ini mencakup

menggambarkan potret-potret para individu dan mendokumentasikan suara-suara dan

visi-visi mereka dalam konteks sosial dan kultural (Lawrenca-Lightfoot & Davis, 1997).

Walaupun demikian, sebuah tinjauan komprehensif tentang rancangan penelitian ini

di dalam bidang pendidikan muncul pada tahun 1990. Pendidik D.J. Clandinin dan

Michael Connelly memberikan tinjauan pertama terhadap penelitian naratif di dalam

bidang pendidikan. Dalam artikel klasik dan informatif mereka itu, yang berjudul “Stories

of Experience and Narrative Inquiry.”, yang diterbitkan dalam Educational Researcher

(Connelly & Clandinin, 1990), mereka mengutip banyak sekali penerapan-penerapan

penelitian naratif dalama ilmu-ilmu sosial, mengelaborasi proses pengumpulan catatan-

catatan lapangan naratif, dan mendiskusikan penulisan dan sruktur dari sebuah penelitian

naratif. Aritkel ini memperluas pembicaraan mereka terdahulu tentang peneliian naratif

dalam konteks belajar dan mengajar di dalam kelas (Connelly Clandinin, 1998). Baru-baru

ini, kedua orang pengarang ini melemparkan gagasan mereka dalam sebuah buku berjudul

“Narrative Inquiry” (Clandinin & Connelly, 2000), yang secara terbuka mendukung “Apa

yang diperbuat oleh para peneliti naratif” (halaman 48).

Dalam bidang pendidikan, beberapa kecenderungan berpengaruh terhadap

perkembangan penelitian naratif. Cortazzi (1993) mengemukakan tiga faktor. Pertama,

pada saat terakhir ini terlihat adanya peningkatan pemberian penekanan pada refleksi oleh

guru. Kedua, lebih banyak penekanan diberikan pada pengetahuan guru –apa yang mereka

ketahui, bagaimana mereka berpikir, bagaimna mereka bertumbuh secara profesional, dan

bagaimana mereka membuat keputusan di dalam kelas. Ketiga, para pendidik

mengupayakan agar suara guru itu menjadi penting dengan jalan memberdayakan para

guru untuk berbicara tentang pengalaman-pengalaman mereka. Contoh, “Our own stories”

(Kisah kami sendiri), yang dilaporkan oleh Richard Meyer (1996), merupakan koleksi dari

kisah-kisah tentang para guru yang berbagi pengalaman mereka, apakah mereka sedang

duduk-duduk di ruang majelis guru, atau setelah sekolah bubar. McEwan dan Egan (1995)

memberikan beberapa koleksi dari kisah-kisah tentang para pendidik sebagai guru atau

pengembang kurikulum. Bagi para wanita pada umumnya, atau pun bagi para guru wanita,

kisah-kisah mereka kepada anak-anak, kepada anak-anak remaja wanita, atau kepada

Page 5: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

teman sejawat wanita mereka sering memperlihatkan reportoire feminin dalam rangka

melayani audience wanita (Degh, 1995). Kisah-kisah ini telah mendorong penelitian-

peneitian pendidikan dengan menggunakan pendekatan naratif. Nyatanya, dalam bidang

pendidikan pada masa-masa terakhir ini, terutama kelompok yang tergabung dalam

AERA, telah melakukan diskusi-diskusi tentang penelitian naratif.

Sejumlah ilmuwan antar disiplin dalam ilmu sosial di luar bidang pendidikan telah

menerbitkan petunjuk prosedural tentang penulisan laporan penelitian naratif sebagai salah

satu bentuk penelitian kualitatif (misalnya lihat psikolog-psikolog Lieblich, Tuval

Mashiach, & Zilber, 1998; sosiolog Cortazzi, 1993; dan Riessman, 1993). Upaya-upaya

antar disiplin bidang ilmu yang ditujukan pada penelitian naratif juga telah terdorong oleh

seri penerbitan tahunan Narrative Study of Lives yang dimulai pada tahun 1993 (yakni

Josselson & Lieblich, 1993).

APA-APA SAJA TIPE RANCANGAN PENELITIAN NARATIF?

Penelitian naratif tampil dalam berbagai bentuk. Apabila anda berencana melakukan

penelitian naratif, anda perlu mempertimbangkan tipe penelitian naratif apa yang akan

anda lakukan. Penelitian naratif adalah sebuah kategori penelitian yang dalam prakteknya

serba mencakup (lihat Casey, 1995/1996), seperti diperlihatkan oleh Diagram 16.1. Bagi

individu-individu yang berencana melakukan penelitian naratif, perlu diketahui bahwa

masing-masing tipe naratif memberikan struktur tersendiri dan referensi yang siap

digunakan terkait dengan bagaimana melakukan proyek tersebut yang di lingkungan para

dosen, redaktur jurnal, dan penerbit buku sudah dikenal. Bagi mereka-mereka yang

membaca penelitian naratif, tidak perlu betul mengetahui tipe naratif yang digunakan dan

yang lebih penting adalah untuk mengenal karakteristik esensial dari masing-masing tipe.

Lima buah pertanyaan berikut akan membantu menentukan tipe penelitian naratif apa

yang anda gunakan.

Siapa yang menulis atau merekam kisah itu?

Untuk menentukan siapa yang menulis dan merekam kisah seseorang individu merupakan

aspek pembeda mendasar dari penelitian naratif. Biografi adalah sebuah bentuk penelitian

naratif yang di dalamnya si peneliti menulis dan merekam pengalaman-pengamalam hidup

seseorang. Biasanya, para peneliti mengembangkan biografi dari catatan-catatan dan arsif-

arsif (Angrosino, 1989), walaupun para peneliti juga menggunakan sumber-sumber

informasi lain, seperti wawancara dan foto. Di dalam sebuah otobigrafi, si individu yang

Page 6: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

merupakan subjek dari penelitian menuliskan sendiri laporannya.Walaupun bukan

merupakan pendekatan yang populer, anda bisa menemukan laporan-laporan kisah

otobiografi dari para guru sebagai profesional (Connelly & Clandinin, 1990).

Berapa banyak pengalaman hidup yang diceritakan dan direkam?

Pertanyaan ini akan membawa kita pada aspek pembeda kedua dari tipe-tipe penelitian

naratif. Dalam antropologi, banyak sekali contoh dari kisah-kisah tentang keseluruhan

hidup seseorang. A life history (riwayat hidup) adalah sebuah kisah naratif tentang

keseluruhan pengalaman hidup seseorang. Para antropolog, misalnya, terlibat dalam

penelitian tentang riwayat hidup dalam rangka mengkaji kehidupan seseorang dalam

konteks kelompok yang berbudaya sama. Sering fokus penelitian itu mencakup titik-titik

balik atau peristiwa-peristiwa yang signifikan dalam kehidupan seseorang individu

(Amgrosino, 1989). Walaupun demikian, dalam bidang pendidikan, penelitian-penelitian

naratif biasanya tidak mencakup kisah dari keseluruhan kehiduan akan tetapi sebaliknya

terfokus pada sebuah episode atau peristiwa tunggal dalam kehidupan seseorang. A

personal experience story (kisah pengalaman pribadi seseorang) adalah sebuah bentuk

penelitian naratif tentang pengalaman pribadi seseorang yang ditemukan dalam sebuah

episode tunggal atau beberapa episode, situasi-situasi pribadi, atau cerita rakyat (Denzin,

1989). Clandinin dan Connelly (2000) memperluas kisah pengalaman pribadi seseorang

menjadi besifat pribadi dan sosial, dan menyatakan pendapat ini sebagai esensi dari

pengalaman-pengalaman yang dilaporkan tentang para guru dan pengajaran di sekolah-

sekolah.

Siapa yang menceritakan kisah ini

Pendekatan ketiga untuk mengidentifikasi tipe naratif ini adalah mengkaji secara cermat

siapa yang menceritakan kisah tersebut. Faktor ini terutama sekali relevan dalam bidang

pendidikan, di mana para pendidik atau pembelajar tertentu menjadi fokus dari banyak

sekali penelitian-penelitian naratif. Contoh, teachers’ story (kisah guru) adalah laporan

pribadi yang dibuat oleh para guru tentang pengalaman-pengalaman pribadi mereka dalam

mengajar di dalam kelas. Sebagai salah satu bentuk naratif yang populer dalam bidang

pendidikan, ia digunakan oleh para peneliti untuk melaporkan kisah-kisah guru guna

mengkaji kehidupan para guru sebagai seorang profesional dan mengkaji pembelajaran di

dalam kelas (misalnya Connelly & Candinin, 1988). Penelitian-penelitian naratif lainnya

memfokuskan diri pada para siswa di dalam kelas. Dalam cerita anaka-anak, para peneliti

Page 7: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

narraitif menyuruh anak-anak di dalam kelas menyajikan secara lisan atau tertulis kisah-

kisah mereka berkaitan dengan pengalaman-pengalaman belajar mereka (Ollerenshaw,

1998). Banyak orang secara individual di dalam seting-seting pendidikan bisa

memberikan atau mengisahkan pengalaman-pengalaman mereka seperti para

administrator, para anggota dewan pendidikan, penjaga sekolah, para pekerja kafetaria

sekolah, dan personalia sekolah lainnya.

Apakah ada lensa-lensa teoritis yang digunakan?

Pertanyaan lain yang ikut membentuk karakter dari naratif adalah apakah dan sejauh

manakah si peneliti menggunakan lensa-lensa teoritis dalam mengembangkan sebuah

narasi. Theoretical lens (lensa teoritis) dalam penelitian naratif adalah acuan perspectif

atau ideologi yang memberikan struktur bagi pemberian advokasi kepada kelompok-

kelompok atau para individu dan penulisan laporan. Lensa ini boleh jadi digunakan dalam

rangka memberikan advokasi terhadap orang-orang Amerika Latin dengan menggunakan

testimonios, dengan jalan melaporkan kiasah-kisah para wanita dengan menggunakan

lensa feminis (misalnya Personal Narrative Group, 1989), atau melalui pengumpulan

kisah-kisah individu-individu yang termarginalkan. Dalam contoh-contoh ini, si peneliti

naratif dalam bidang pendidikan memberikan saluran guna menyuarakan suara-suara para

individu yang jarang didengar suaranya.

Bisakah bentuk-bentuk naratif itu digabungkan?

Dalam sebuah penelitian naratif, sah-sah saja beberapa unsur yang berbeda seperti yang

dicantumkan dalam daftar terdahulu dikombinasikan di dalam sebuah penelitian. Contoh,

sebuah penelitian naratif bisa jadi berbentuk biografi karena si peneliti menulis dan

melaporkan tentang seorang partisipan di dalam penelitiannya. Penelitian yang sama boleh

jadi difokuskan pada kajian tentang seorang pribadi guru. Ia boleh jadi terkait dengan

sebuah peristiwa dalam kehidupan seorang guru, seperti berhenti dari sebuah sekolah

(Huber & Whelan, 1999), yang menghasilkan kisah hidup secara parsial, atau naratif

pribadi. Sebagai tambahan, apabila individu tersebut adalah seorang wanita, si peneliti

bisa saja menggunakan sebuah lensa teoritis untuk mengkaji isu-isu terkait dengan power

and control (kekuasaan dan pengawasan) di sekolah. Ini akan menjadi naratif feminist.

Naratif yang dihasilkan dengan demikian menjadi sebuah kombinasi dari unsur-unsur

yang berbeda: biografi, kisah pribadi, kisah seorang guru, dan sebuah perspektif feminist.

Page 8: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Dengan adanya tipe-tipe penelitian naratif yang banyak itu, nah sekarang, tipe

penelitian naratif yang mana yang akan digunakan oleh Maria? Ketika dia

mengumpulkan kisah-kisah dari Millie berkenaan dengan perjumpaannya dengan siswa

dalam kisahnya itu, (a) apakah Maria atau Millie yang menuliskan kisah tersebut? (b)

Apakah Maria melaporkan keseluruhan hidup atau episode tertentu saja? (c) Siapa yang

menceritakan kisah itu kepada Maria? (d) Haruskan Maria memberikan advokasi

berkenaan dengan pengawasan senjata di sekolah melalui penelitian naratifnya ini?

Jawablah masing-masing pertanyaan ini dan pikirkanlah rasional dari masing-masing

jawaban tersebut. Apa sebutan dari pendekatan naratif yang digunakan Maria apabila ia

menuliskan hal ini dalam penelitiannya? Ia barangkali akan menggunakan pendekatan

naratif pribadi. Bagaimana pula anda menjawab masing-masing pertanyaan di atas

sehingga tercermin pendekatan ini?

APA-APA SAJA KARAKTERISTIK KUNCI DARI RANCANGAN NARATIF?

Walaupun bentuk-bentuk penelitian naratif itu relatif banyak, semua bentuk tersebut

memiliki beberapa karakteristik yang sama. Sebelum kita meninjau karakteristik kunci itu,

mari kita diskusikan dulu karakteristik tersebut secara umum dan mengaitkannya dengan

karakteristik kualitatif dari penelitian sebagaimana dibicarakan di bab 2.

Seperti terlihat dalam Tabel 16.1, para peneliti naratif menelusuri masalah penelitian

pendidikan dengan jalan memahami pengalaman-pengalaman seseorang individu. Seperti

halnya dengan kebanyakan penelitian kualitatif, tinjauan kepustakaan memegang peranan

minor, terutama dalam memberikan tuntunan terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian,

dan si peneliti memberikan penekanan terhadap pentingnya belajar dari para partisipan di

sebuah seting. Pembelajaran ini terjadi melalui kisah-kisah yang diceritakan oleh individu-

individu, seperti guru atau siswa. Kisah-kisah tersebut merupakan data dan si peneliti

umumnya mengumpulkannya melalui wawancara atau percakapan-percakapan informal.

Kisah-kisah ini, yang disebut field texts (teks lapangan)(Clandinin & Connelly, 2000),

menyediakan data-data mentah bagi para peneliti untuk dianalisis ketika mereka

menceritakan kembali kisah-kisah itu didasarkan pada unsur-unsur naratif, seperti problem

(masalah), characters (tokoh), setting, actions (perbuatan), dan resolution (penyelesaian)

(Ollerenshaw & Creswell, 2000). Dalam proses ini, para peneliti menarasikan kisah-kisah

itu dan sering mengidentifikasi tema-tema atau kategori-kategori yang mencuat. Dengan

demikian, analisis data kualitatif boleh jadi merupakan sebuah deskripsi dari kisah dan

tema yang mencuat dari data , seperti dibicarakan pada bab 9. Tambahan lagi, terhadap

Page 9: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

kisah yang dibangun kembali, si peneliti sering menuliskannya dalam bentuk kronologi

peristiwa yang mendeskripsikan pengalaman-pengalaman seseorang pada masa lalu, saat

ini, dan masa yang akan datang yang diakomodasi dalam seting atau konteks tertentu. Dari

keseluruhan proses pengumpulan dan penganalisisan data, si peneliti berkolaborasi dengan

para partisipan dengan jalan mengecek kisah itu dan menegosiasikan makna dari data

base. Tambahan lagi, si peneliti boleh jadi menyematkan kisah pribadinya ke dalam

laporan akhir.

Tinjauan singkat tentang proses ini menggaris bawahi karakteristik-karakteristik

tertentu dari penelitian yang sering ditemukan dalam laporan-laporan penelitian naratif.

Seperti diperlihatkan oleh Diagram 16.2, tujuh karakteristik utama merupakan ciri dari

penelitian naratif:

Pengalaman-pengalaman pribadi

Kronologi dari pengalaman-pengalaman itu

Mengumpulkan kisah-kisah individu

Menceritakan kembali

Mengkode untuk mencari tema-tema

Konteks atau seting

Berkolaborasi dengan para partisipan

Pengalaman-pengalaman individu

Dalam penelitian naratif, si peneliti sering mengkaji seseorang individu. Para peneliti

naratif memfokuskan penelitiannya pada pengalaman-pengalaman dari satu atau lebih

individu. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap Stephanie, seorang guru sekolah

dasar, para peneliti (Connelly dan Clandini, 1988) mengumpulkan kisah-kisah terkait

dengan perencanaannya dalam mengajar dari hari ke hari. Walaupun jarang, para peneliti

boleh jadi meneliti lebih dari satu orang individu (McCarthey, 1994).

Disamping penelitian terhadap seseorag individu, si peneliti paling tertarik pada

penelusuran pengalaman-pengalaman individu tersebut. Bagi Clandinin dan Connelly

(2000), pengalaman-pengalaman dalam penelitian naratif tidak hanya bersifat pribadi,

yakni apa-apa yang dialami oleh seseorang, tapi juga bersifat sosial, yakni individu

berinteraksi dengan orang-orang lain. Pemberian fokus pada pengalaman ini berpijak

pada pemikiran filsafat John Jewey, yang menyatakan bahwa pengalaman individu itu

merupakan lensa utama dalam rangka memahami seseorang. Salah satu aspek dari

pemikiran Dewey itu adalah memandang pengalaman itu sebagai sesuatu yang

Page 10: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

berkelanjutan (Clandinin & Connelly, 2000), dengan pengertian bahwa sesuatu

pengalaman akan berujung pada pengalaman lainnya. Dengan demikian, para peneliti

naratif memberikan fokus pada pemahaman tentang sejarah individu atau pengalaman-

pengalaman individu pada masa lalu dan bagaimana pengalaman tersebut memberikan

kontribusi terhadap pengalaman-pengalaman masa kini dan masa datang.

Kronologi pengalaman

Memahami masa lalu seseorang individu begitu juga masa sekarang dan masa datangnya

merupakan unsur kunci lainnya dalam penelitian naratif. Para peneliti naratif menganalisis

dan melaporkan sebuah kronologi dari pengalaman-pengalaman seseorang individu.

Apabila si peneliti memfokuskan pada pemahaman terhadap pengalaman-pengalaman ini,

informasi tentang masa lalu, masa kini dan masa datang para partisipan akan terpancing.

Chronology (kronologi) dalam rancangan naratif bermakna bahwa si peneliti

menganalisis dan melaporkan kehidupan seseorang individu dengan menggunakan urutan

waktu atau kronologi peristiwa. Cortazzi (1993) mengungkapkan bahwa kronologi dalam

penelitian naratif memberi penekanan pada urutan, yang membedakan penelitian naratif

dari tipe-tipe penelitian lainnya. Contoh, dalam sebuah penelitian tentang penggunaan

tekhnologi komputer oleh guru di dalam kelas, si peneliti akan memasukkan informasi

tentang pengenalan komputer, penggunaan komputer dewasa ini, dan tujuan serta aspirasi

pemanfaatan komputer di masa datang. Kisah yang dilaporkan oleh si peneliti itu akan

mencakup pembicaraan tentang urutan peristiwa-peristiwa terkait dengan guru dimaksud.

Pengumpulan kisah-kisah individu

Untuk bisa mengembangkan perspektif kronologis dari pengalaman-pengalaman individu,

si peneliti narratf minta si partisipan menceritakan sebuah kisah (kisah-kisah) tentang apa-

apa yang dialaminya. Para peneliti naratif memberi penekanan pada pengumpulan kisah-

kisah yang diceritakan kepada mereka oleh individu-individu atau dikumpulkan dari

berbagai ragam field texts (teks-teks lapangan). Kisah-kisah seperti ini bisa jadi muncul

selama percakapan kelompok (Huber & Whelan, 1999) atau dari wawancara satu lawan

satu. A story in narrative research (kisah dalam penelitian naratif) adalah penceritaan

secara lisan oleh orang pertama atau penceritaan kembali tentang seseorang individu.

Sering kisah kisah ini memiliki bahagian awal, pertengahan dan akhir. Sama dengan

unsur-unsur dasar seperti ditemukan pada novel-novel yang bagus, aspek-aspek ini

melibatkan adanya masalah, konflik, atau perjuangan; protogonis atau tokoh, dan urutan

Page 11: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

peristiwa dengan penyebab (plot) yang pada akhirnya diakhiri oleh terselesaikannya

masalah dengan cara-cara tertentu (Carter, 1993). Dalam maknanya yang lebih luas, kisah

itu bisa mencakup unsur-unsur yang biasanya ditemui pada novel, seperti waktu, tempat,

plot dan scene (pentas)(Connelly & Clandinin, 1990). Dari perspektif kesastraan, urutan

tersebut boleh jadi merupakan pergerakan dari plot ketika kisah tersebut berlangsung,

adanya krisis atau titik balik, dan akhir (anti klimaks) atau denouuement. Para peneliti

naratif berharap bisa menangkap jalannya kisah ketika mereka menyimak para individu-

individu yang menceritakan kisahnya tersebut.

Para peneliti naratif mengumpulkan kisah-kisah dari beberapa sumber data. Field

texts (teks-teks lapangan) menyajikan informasi dari berbagai sumber yang dikumpulkan

oleh para peneliti dalam sebuah rancangan naratif. Sampai pada titik ini, contoh-contoh

telah memberikan ilustrasi tentang pengumpulan kisah-kisah dengan menggunakan media

diskusi, percakapan, atau wawancara antara seorang peneliti dan seorang individu.

Walaupun demikian, kisah-kisah itu bisa berupa otobiografi, melalui refleksi yang

dilakukan oleh si peneliti dan memadukan kisah tersebut dengan kisah-kisah orang

lainnya. Contoh, dalam contoh penelitian yang terdapat pada akhir bab ini, Huber dan

Whelan (1999) mendiskusikan bagaimana kisah-kisah mereka terkait dengan kisah-kisah

tentang Naomi, seorang guru sekolah menengah di pedesaan, ketika ia menceritakan

tentang keputusannya untuk berhenti dari jabatannya di sekolah tersebut. Sering peranan si

peneliti dalam proses penelitian menjadi sangat penting, di mana ia menemukan dirinya

dalam “ a nested set of stories” (sebuah rangkaian kisah yang saling terkait) (Clandinin &

Connelly, 2000, halaman 63). Jurnal adalah bentuk lain yang digunakan untuk

mengumpulkan kisah-kisah, seperti halnya catatan-catatan lapangan yang ditulis oleh si

peneliti atau si partisipan. Surat merupakan data yang bermanfaat. Surat-surat ini bisa jadi

ditulis bolak balik antara para partisipan, para peneliti, atau antara para peneliti dan

partisipan (Clandinin & Connelly, 2000). Kisah-kisah keluarga, foto-foto, kotak-kotak

kenangan, yakni kumpulan barang-barang yang menyimpan kenang-kenangan, adalah

bentuk-bentuk lain yang dapat digunakan guna pengumpulan kisah-kisah dalam penelitian

naratif.

Penceritaan kembali

Setelah seseorang individu menceritakan sebuah kisah tentang pengalaman-

pengalamannya, peneliti naratif menceritakan kembali kisah tersebut dengan

menggunakan kata-katanya sendiri. Mereka melakukan ini guna memberikan susunan dan

Page 12: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

urutan terhadapnya. Restorying (penceritaan kembali) adalah proses di mana si peneliti

mengumpulkan kisah-kisah, menganalisisnya untuk mencari unsur-unsur dari kisah itu

(misalnya, waktu, tempat, plot, dan scene), dan kemudian menuliskan kembali kisah

tersebut atas dasar urutan secara kronologis. Ketika seorang individu menceritakan sebuah

kisah, urutan kronologis itu bisa jadi hilang atau mungkin tidak berurutan secara logis.

Dengan jalan menceritakan kembali kisah itu, si peneliti memperlihatkan kaitan sebab

akibat di antara pemikiran-pemikiran yang ada. Ada beberapa cara penceritaaan kembali

sebuah kisah.

Perhatikan transkrip yang diperlihatkan pada Tabel 16.2 dari sebuah proyek naratif

yang berkaitan dengan tingkah laku merokok remaja (Ollerenshaw & Creswell, 2000).

Tabel tersebut memperlihatkan proses penceritaan kembali data-data wawancara dengan

seorang siswa sekolah menengah yang berupaya berhenti merokok. Proses tersebut

mencakup tiga tahap:

Si peneliti melakukan wawancara dan mentraskripsikan percakapan tersebut dengan

menggunakan audio tape. Transkripsi wawancara tersebut diperlihatkan pada kolom

pertama sebagai data mentah.

Kemudian si peneliti naratif mentraskripsikan kembali data-data mentah tersebut

dengan jalan mengidentifikasi unsur-unsur kunci dari kisah tersebut. Ini

diperlihatkan pada kolom kedua. Kunci pada bahagan bawah tabel menyatakan

kode yang digunakan oleh si peneliti untuk mengidentifikasi seting (s), tokoh (c),

perbuatan (a), masalah (p), dan penyelesaian (r).

Akhirnya, si peneliti menceritakan kembali kisah siswa tersebut dengan jalan

menyusun kode-kode kunci dalam sebuah urutan. Urutan yang diperlihatkan dalam

tulisan tersebut adalah seting, tokoh, perbuatan, masalah, dan penyelesaian,

walaupun si peneliti lain boleh jadi melaporkan unsur-unsur tersebut dalam urutan

yang berbeda. Penceritaan kembali ini mulai dengan tempat (restauran McDonald),

tokoh (siswa), dan kemudian peristiwa (tingkah laku seperti “bergoyang-goyang”

dan “hyper”). Si peneliti menyusun kembali transkripsi itu dalam rangka

mengidentifikasi unsur-unsur dari kisah tersebut dan menceritakan kembali unsur-

unsur tersebut dalam urutan kegiatan yang logis.

Untuk mengidentifikasi secara jelas unsur-unsur ini, si peneliti boleh jadi menyusun

unsur-unsur itu ke dalam sebuah tabel yang sama dengan Tabel 16.3. Tabel ini

mendeskripsikan lima unsur yang digunakan dalam penceritaan kembali (Ollerenshaw,

1998). Seting adalah situasi khusus dari sebuah kisah, yang diilustrasikan oleh faktor-

Page 13: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

faktor seperti waktu, lokasi, atau tahun. Si peneliti boleh jadi mendiskusikan tokoh-

tokoh dalam sebuah kisah sebagai model atau menggambarkan mereka melalui

kepribadian, tingkah laku, gaya dan pola-pola hidup mereka. Perbuatan adalah gerakan-

gerakan para individu di dalam sebuah kisah, seperti cara berpikir dan bertingkah laku

tertentu yang terjadi di dalam kisah tersebut. Masalah merupakan pertanyaan atau minat

yang timbul selama kisah tersebut atau fenomena yang perlu didiskripsikan atau

dijelaskan. Penyelesaian adalah hasil dari penanganan masalah: jawaban atas

pertanyaan atau kesimpulan yang diambil di dalam kisah tersebut. Ia bisa jadi

mencakup penjelasan tentang apa yang menyebabkan si tokoh berubah di dalam kisah

tersebut.

Unsur-unsur seting, tokoh, perbuatan, masalah, dan penyelesaian hanya

memberikan ilustrasi tentang sebuah contoh dari unsur-unsur yang dicari oleh si

peneliti naratif ketika ia menceritakan kembali pengalaman-pengalaman seorang

individu. Mereka bisa juga menggunakan unsur-unsur dari struktur narrative tiga

dimensi seperti yang dkemukakan oleh Clandinin dan Connelly (2000). Seperti

diperlihatkan dalam Tabel 16.4, tiga dimensi yang terdiri dari interaksi, kontinuitas, dan

situasi menciptakan ruang penelitian “metaforis”(halaman 50) yang mendefenisikan

penelitian naratif. Ketika para peneliti membangun kisah mereka (apakah kisah mereka

sendiri maupun kisah orang lain), mereka akan memasukkan infomasi seperti berikut:

Interaksi: interaksi pribadi yang didasarkan pada perasaan, harapan, reaksi, dan

disposisi (watak kepribadian) seseorang begitupun interaksi sosial yang mencakup

orang-orang lain dan maksud, tujuan, asumsi dan pandangan mereka.

Kontinuitas: pertimbangan akan masa lampau yang teringat, masa sekarang yang

terkait dengan pengelaman-pengalaman pada sebuah peristiwa; dan masa depan,

mengharap-harapkan pengalaman-pengalaman yang mungkin terjadi

Situaasi: Infomrasi tentang konteks, waktu, dan tempat dalam seting fisik, dengan

batas-batasnya, dan maksud, tujuan, dan pandangan yang berbeda dari si tokoh.

Mengkode untuk mencari tema-tema

Sebagaimana halnya dengan semua penelitian kualitatif, data bisa dipilah-pilah ke dalam

tema-tema (lihat Bab 9). Para peneliti naratif bisa mengkode data-data dari sebuah kisah

ke dalam tema-tema atau kategori-kategori. Identifikasi dari tema-tema ini

memperlihatkan kerumitan dari sebuah kisah dan membantu menambah wawasan kita

guna memahami pengalaman-pengalaman individu. Sebagaimana halnya dengan

Page 14: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

penelitian kualitatif, sejumlah kecil tema, lima sampai tujuh, diidentifikasi oleh si peneliti.

Para peneliti memadukan tema-tema ini ke dalam tulisan-tulisan terkait dengan kisah-

kisah individu atau memasukkannya ke dalam bahagian khusus di dalam penelitian. Para

peneliti naratif biasanya menyajikan tema-tema ini setelah penceritaan kisah tersebut.

Konteks atau seting

Para peneliti naratif mendeskripsikan secara rinci seting atau konteks di mana individu

mengalami fenomena sentral. Dalam penceritaan kembali kisah partsipan dan penyebutan

tema-tema, para peneliti narrative memasukan rincian yang kaya tentang seting atau

konteks dari pengalaman-pengalaman si partisipan. Seting dalam penelitian naratif bisa

jadi teman, keluarga, tempat kerja, rumah, organiasi sosial, atau sekolah – tempat di mana

kisah secara fisik terjadi. Dalam beberapa penelitian naratif, kisah-kisah yang diceritakan

tentang seorang pendidik bisa secara aktual mulai dengan sebuah deskripsi tentang seting

atau konteks sebelum si peneliti naratif mengemukakan peristiwa-peristiwa atau

perbuatan-perbuatan yang terdapat di dalam kisah tersebut. Dalam kasus-kasus lain,

informasi tentang seting terpadu secara menyeluruh di dalam sebuah kisah.

Berkolaborasi dengan partisipan

Dalam keseluruhan proses penelitian, para peneliti naratif berkolaborasi dengan individu-

individu yang diteliti. Collaboration (kolaborasi) di dalam penelitian naratif bermakna

bahwa si peneliti secara aktif terlibat dengan partisipan dalam penelitian. Kolaborasi ini

bisa mencakup banyak langkah dalam proses penelitian, mulai dari merumuskan fenomena

sentral sampai pada menentukan tipe-tipe teks lapangan yang mana yang akan

memberikan informasi yang berguna atau sampai pada penulisan draft akhir dari kisah

yang diceritakan kembali tentang pengalaman seseorang individu. Kolaborasi mencakup

menegosiasikan hubungan-hubungan antara si peneliti dan partisipan untuk mengurangi

kesenjangan antara narrasi yang diceritakan dan narrasi yang dilaporkan (Clandinin

&Connelly, 2000). Ia bisa juga mencakup penjelasan tentang tujuan penelitian kepada

partisipan, menegosiasikan transisi antara pengumpulan data dan penulisan kisah, dan

menyusun cara-cara terbaik untuk berbaur dengan partisipan di dalam penelitian

(Clandinin & Connelly, 2000). Kolaborasi sering mempersyaratkan hubungan kerja yang

baik antara para guru peneliti, situasi yang ideal yang memakan waktu untuk

mengembangkan kisah yang secara timbal balik mencerahkan antara si peneliti dan guru

(Elbaz-luwisch, 1997).

Page 15: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

APA SAJA ISU-ISU POTENSIAL DALAM MENGUMPULKAN KISAH

Ketika mengumpulkan kisah-kisah, para peneliti naratif perlu berhati-hati tentang kisah-

kisah yang dikumpulkan. Apakah kisahnya otentik? Partisipan bisa saja “memalsukan

data-data” (Connelly & Clandinin, 1990, halaman 10), dalam memberikan kisah tentang

Pollyanna dengan ending kisah ala Hollywood, di mana seorang cowok atau gadis yang

baik selalu menang. Distorsi terhadap data seperti ini bisa terjadi pada setiap penelitian

manapun, dan ia merupakan isu tertutama bagi para peneliti naratif karena mereka sangat

menghandalkan informasi yang dilaporkan sendiri oleh para partisipan. Pengumpulan

berbagai ragam teks-teks lapangan, triangulasi data dan pengecekan oleh para partsipan

(sebagaimana didiskusikan pada bab 9) bisa membantu menjamin bahwa data-data yang

dikumpulkan itu bagus.

Para partisipan boleh jadi tidak bisa menceritakan kisah yang ril. Ketidakbisaan ini

boleh jadi timbul karena pengalaman-pengalaman tersebut semata-mata menakutkan untuk

dilaporkan atau susah untuk diingat (misalnya korban-korban holocaust, korban-korban

bencana). Ini bisa juga terjadi ketika individu-individu takut akan sangsi-sangsi yang

diberikan kepada mereka jika mereka melaporkan kisah itu, seperti kasus-kasus kekerasan

seksual. Kisah sebenarnya bisa saja tidak muncul karena individu-individu semata-mata

tidak bisa mengingatnya – kisah terkubur terlalu dalam di dalam ketidaksadaran. Ini bisa

juga terjadi karena individu-individu mendasarkan kisah-kisah mereka pada peristiwa-

peristiwa yang terjadi bertahun-tahun silam, yang diingat mungkin apa-apa yang terjadi

sebelumnya yang berkemungkinan mengganggu peristiwa-peristiwa dan akhirnya

membuat-buat kejadian masa lalu tersebut (Lieblich et al., 1998). Walaupun distorsi

(gangguan), takut akan pembalasan dendam, dan ketidakbiaan menceritakan bisa jadi

mengganggu pencerita, peneliti naratif mengingatkan kita bahwa kisah adalah “kebenaran

dari pengalaman kita” (Riessman, 1993, halaman 22) dan bahwa kisah apapun yang

diceritakan memiliki unsur-unsur kebenaran di dalamnya.

Penceritaan kisah oleh partisipan juga menimbulkan isu tentang siapa yang empunya

kisah, dalam melaporkan kisah-kisah individu yang termaginalkan di dalam masyarakat

kita, para peneliti naratif memiliki resiko melaporkan kisah-kisah yang mereka sendiri

tidak memiliki izin untuk itu. Paling tidak, para peneliti naratif harus memiliki izin untuk

melaporkan kisah-kisah tersebut, dan memberitahukan pada individu-individu tentang

tujuan dan pemanfaatan kisah-kisah tersebut pada awal kegiatan proyek.

Page 16: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Sejalan dengan masalah potensial tentang kepemilikan kisah ini adalah isu tentang

apakah suara para partisipan hilang dalam laporan penelitian naratif. Contoh, apabila ada

penceritaan, berkemungkinan laporan penelitian memberikan refleksi terhadap kisah si

peneliti dan bukan kisah si partisipan. Dengan menggunakan sebanyak mungkin kutipan

dari para partisipan dan kalimat yang persis yang digunakan oleh partisipan, dan secara

cermat menyusun waktu dan tempat bagi kisah tersebut, boleh jadi akan bisa membantu

menghilangkan masalah tersebut. Isu yang terkait dengan ini adalah apakah si peneliti

mendapatkan sesuatu di dalam penelitian ini sedangkan partisipan sebalinya. Perhatian

yang cermat terhadap ketimbal- balikan antara peneliti dan partisipan, seperti menjadi

sukarelawan di dalam kelas atau memberikan hadiah terhadap partisipasi di dalam

penelitian, akan menyebabkan masing-masing pihak, si peneliti dan partisipan, merasa

mendapatkan sesuatu.

APA LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN NARATIF?

Apapun tipe atau bentuk penelitian narratifnya, para pendidik yang ingin melakukan

penelitian naratif melakukannya dengan langkah-langkah yang sama, seperti diperlihatkan

oleh Diagram 16.3. Tujuh langkah utama membentuk proses yang biasanya diikuti dalam

penelitian naratif. Visualisasi dari proses sebagai sebuah siklus memperlihatkan bahwa

semua langkah saling terkait satu sama lain dan tidak harus linear. Penggunaan anak panah

untuk memperlihatkan arah dari langkah-langkah tersebut hanyalah merupakan saran dan

yang tidak harus diikuti dalam proses dimaksud.

Langkah 1: Mengidentfikasi fenomena yang akan diteliti yang terkait dengan masalah pendidikan

Sebagaimana halnya dengan semua proyek penelitian, proses penelitian dimulai dari

pemokusan pada sebuah masalah yang ingin diteliti dan pengidentifikasian, yang di dalam

penelitian kualitatif, sebuah fenomena sentral untuk ditelusuri. Walaupun fenomena yang

menarik minat di dalam penelitian naratif itu adalah sebuah kisah (Connelly & Clandinin,

1990), anda perlu mengidentifikasi sebuah isu atau permasalahan. Contoh, isu bagi Huber

(1999), dalam penelitian naratifnya berkenaan dengn anak-anak di dalam kelas, yang

terdiri dari kisah-kisah tentang kesulitan-kesulitan yang ia dan calon guru di bawah

bimbingannya, Shaun, hadapi menangani berbagai kebutuhan para siswanya. Tercakup

dalam hal ini adalah anak-anak dan tidak termasuk anak-anak lain, dengan menggunakan

kata-kata kasar satu sama lain, dan secara konsisten menggunakan kemarahan dan agresi

Page 17: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

menangani masalah. Ketika menelusuri isu-isu seperti ini, anda berupaya memahami

pengalaman-pengalaman sosial dan pribadi dari seseorang individu atau beberapa orang

individu di dalam seting pendidikan.

Langkah 2. Menyeleksi dengan sengaja seorang individu dari siapa anda bisa

mempelajari segala sesuatu tentang fenomena

Anda kemudian menemukan seorang individu atau beberapa orang individu yang bisa

memberikan pemahaman tentang fenomena. Partisipannya boleh jadi seseorang yang

khusus atau seseorang yang memang sudah kritis untuk diteliti karena ia telah mengalami

isu atau situasi spesifik. Penelitian tentang Naomi merupakan kasus yang kritis berkenaan

dengan isu konflik guru antara guru sekolah menengah khusus dan guru pengawas

berkenaan dengan penempatan siswa yang memerlukan layanan khsusus (Huber &

Whelan, 1999). Pilihan lain untuk sampel sebagaimana yang dibicarakan pada Bab 8 juga

tersedia. Walaupun banyak penelitian naratif mengkaji hanya seseorang individu anda bisa

meneliti beberapa orang individu dalam sebuah kegiatan penelitian masing-masing dengan

sebuah kisah yang berbeda yang bisa memiliki konflik atau mendukung satu sama lain.

Langkah 3. Mengumpulkan kisah dari individu

Tujuan anda adalah mengumpulkan teks-teks lapangan yang berisikan kisah tentang

pengalaman-pengalaman seorang individu. Barangkali cara yang paling baik

mengumpulkan kisah itu adalah meminta si individu menceritakan pengalaman-

pengalamannya melalui percakapan-percakapan pribadi dan wawancara. Anda bisa

mengumpulkan teks-teks lapangan yang lain seperti berikut:

Suruh individu tersebut merekam (mencatat) kisahnya dalam sebuah buku harian

Mengamati si individu dan membuat catatan-catatan lapangan

Mengumpulkan surat-surat yang dikirimkan oleh orang lain

Mengumpulkan kisah-kisah tentang individu tersebut dari anggota-anggota keluarga

Mengumpulkan dokumen-dokumen seperti memo, atau surat menyurat resmi tentang si

individu

Dapatkan foto-foto, kotak-kotak kenangan, dan artifak-artifak pribadi/keluarga/sosial

yang lain

Rekam pengalaman-pengalaman hidup si individu, misalnya tarian, teater, musik, film,

kesenian, dan kesusasteraan; Clandinin, & Connelly, 2000).

Page 18: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Langkah 4. Menceritakan kembali kisah si individu

Selanjutnya tinjau ulang data-data yang berisikan kisah dan kemudian ceritakan kembali

kisah tersebut. Proses ini mencakup meneliti data-data mentah, mengidentifikasi unsur-

unsur dari sebuah kisah, mengurut atau menyusun unsur-unsur dari kisah tersebut, dan

kemudian menyajikan kisah yang sudah diceritakan kembali itu yang berisi pengalaman-

pengalaman si individu. Anda menggunakan teknik penceritaan kembali karena si

pendengar dan si pembaca akan memahami lebih baik kisah yang diceritakan oleh si

partisipan apabila anda mengurutnya dalam urutan yang logis.

Unsur-unsur apa yang anda identifikasi dalam data-data mentah untuk kisah anda itu?

Bagaimana anda menyusun unsur-unsur ini di dalam kisah anda? Para peneliti naratif

berbeda tentang unsur-unsur yang harus dipilih walaupun pada umumnya anda

mengutarakan unsur-unsur naratif yang ditemukan dalam analisis sebuah novel. Contoh,

waktu, tempat, plot, dan scene merupakan unsur-unsur utama yang diidentifikasi dalam

kisah oleh para peneliti (Connely dan Clandinin, 1990). Bila anda memfokuskan pada plot,

anda berkemungkinan mengidentifikasi peristiwa-peristiwa atau perbuatan-perbuatan,

mengorientasikan pendengar, menceritakan complicating action, mengevaluasi maknanya

dan mengakhiri perbuatan Cortazzi, 1993). Seorang peneliti lain berkemungkinan

menelaah kisah itu atas dasar setting, tokoh, perbuatan, masalah, dan penyelesaian

(Ollerenshaw & Creswell, 2000). Walaupun terdapat beberapa strategi analitik untuk

menyusun sebuah kisah, semua prosedur itu harus menyusun kisah itu untuk si pembaca

dan si pendengar dengan menggunakan unsur-unsur sastra.

Langkah 5. Berkolaborasi dengan partisipan-si penceria

Langkah ini merupakan sebuah langkah yang berinteraksi dengan langkah-langkah yang

lainnya dalam keseluruhan proses. Anda secara aktif berkolaborasi dengan partisipan

selama proses penelitian. Kolaborasi ini bisa mengambil beberapa bentuk seperti

menegosiasikan izin masuk ke situs dan izin bertemu dengan partisipan, bekerja secara

erat dengan partisipan untuk mendapatkan teks-teks lapangan yang dapat menangkap

pengalaman-pengalaman individu, dan menuliskan serta menceritakan kisah individu

tersebut dengan menggunakan kata-kata si peneliti itu sendiri.

Langkah 6. Tulis sebuah kisah tentang pengalaman-pengalaman si partisipan

Langkah utama dalam proses penelitian ini adalah penulisan dan penyajian pengalaman-

pengalaman individu oleh si peneliti. Walaupun tidak ada cara satu-satunya untuk menulis

Page 19: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

laporan naratif, agaknya bermanfaat untuk mencantumkan beberapa aspek naratif.

Penceritaan kembali yang anda lakukan itu merupakan hal yang sentral dalam menuliskan

laporan naratif. Di samping itu anda juga mencantumkan analisis untuk memperjelas

tema-tema spesifik yang mencuat dalam kisah itu.

Biasanya, anda tidak memasukan bagian kesusastraan secara khusus; sebaliknya anda

memadukan kajian-kajian kesusastraan dan kajian-kajian penelitian tentang masalahnya ke

dalam sebuah bagian akhir dari penelitian. Karena para pembaca sering tidak terbiasa

dengan naratif, anda sebaiknya menulis sebuah bagian tentang pentingnya penelitian

naratif dan prosedur-prosedur yang tercakup di dalamnya sehingga anda bisa

menginformasikan kepada para pembaca tentang penelitian naratif. Sebagaimana halnya

dengan semua penelitian kualitatif anda “hadir” dalam laporan naratif, dan anda

menggunakan kata ganti orang pertama untuk mengacu kepada diri anda sendiri.

Langkah 7. Memvalidasi keakuratan laporan

Anda juga perlu memvalidasi keakurasian laporan naratif anda. Apabila memang ada

kolaborasi anda dengan partisipan, validasi ini bisa terjadi pada keseluruhan kegiatan

penelitian. Beberapa praktek validasi ini dibicarakan dalam Bab 9, seperti pengecekan

oleh anggota peneliti, triangulasi antara sesama sumber data, dan mencari bukti-bukti yang

menyanggah, merupakan hal-hal yang bermanfaat untuk menentukan akurasi dan

kredibilitas dari sebuah penelitian naratif.

BAGAIMANA ANDA MENGEVALUASI PENELITIAN NARATIF

Sebagai bentuk dari penelitian kualitatif, penelitian naratif harus konsisten dengan kriteria

penelitian kualitatif sebagaimana telah diidentifikasi pada Bab 10. Tambahan lagi ada

beberapa aspek naratif yang ketika orang membaca dan mengevaluasi sebuah penelitian

perlu dipertimbangkan. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut dalam rangka

mengevaluasi laporan penelitian naratif baik oleh anda sendiri maupun oleh orang lain.

Apakah si peneliti memfokuskan pada pengalaman-pengalaman seseorang individu

Apakah ada sebuah fokus tentang seseorang individu atau beberapa orang individu

Apakah si peneliti mengumpulkan kisah tentang pengalaman-pengalaman seorang

individu

Apakah si peneliti menceritakan kembali kisah si partisipan

Dalam teknik penceritaan kembali, apakah suara partisipan dan atau suara si peneliti

“terdengar”

Page 20: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Apakah si peneliti mengidentifikasi tema-tema yang mencuat dari kisah itu

Apakah kisah mencakup informasi tentang tempat atau setting daripada individu

Apakah kisah itu memiliki urutan temporal atau waktu, urutan kronologis yang

mencakup waktu yang lalu, saat ini, dan yang akan datang

Apakah ada bukti si peneliti berkolaborasi dengan si partisipan

Apakah kisah itu dapat menjawab secara gamblang tujuan dan pertanyaan penelitian

MENERAPKAN APA YANG SUDAH ANDA PELAJARI:PENELITIAN NARATIF

Untuk dapat menerapkan gagasan-gagasan dalam bab ini, baca penelitian naratif pada

halaman 532 oleh Huber & Whelan (1999), perhatikan anotasi digaris pinggir yang

mengidentifikasi karakteristik penelitian kualitatif dan penelitian naratif. Tulisan ini

memiliki beberapa tingkat makna yang menarik dan pandangan-pandangan yang

bermanfaat bagi para pendidik ketika kita berbicara tentang isu-isu yang terdapat di tempat

kerja kependidikan. Sebagai sebuah rancangan naratif kisah yang secara jelas diceritakan

oleh Naomi dengan orang-orang, konteks, aliran peristiwa, dan denouement menandai

tulisan ini sebagai bacaan yang bermanfaat bagi mereka-mereka yang mempelajari

penelitian naratif. Sebagai sebuah penelitian kualitatif yang menangani isu-isu tentang

kekuasaan, marginalisasi, dan pelintasan batas, penelitian ini mengajukan kajian kualitatif

yang memberi penekanan pada emansipasi dan partisipasi dimana masalah-maasalah

berkaitan dengan agency, advokasi, ketidakberdayaan, dan marginalisasi memainkan

peranan sentral.

Ketika anda mengkaji penelitian ini cari bagian-bagian dalam proses penelitian:

Masalah penelitian dan penggunaan penelitian kualitatif

Penggunaan kajian pustaka

Rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian

Tipe-tipe dan prosedur pengumpulan data-data naratif

Tipe-tipe dan prosedur penganalisisan dan penginterpretasian data-data naratif

Struktur penulisan

Setelah anda membaca tulisan ini dan memperhatikan lokasi dan kualitas dari masing-

masing bagian (dengan menggunakan nomor paragrap), kemudian kembali ke analisis

dalam bagian berikutnya dan bandingkan analisis anda dengan analisis yang saya buat.

Page 21: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Masalah penelitian dan Penggunaan penelitian kualitatif

Lihat paragrap 03 dan keselurahn tulisan (artikel)

Dalam paragrap 03, si pengarang mengidentifikasi terjadinya kemungkinan salah

didik di sekolah ketika individu-individu berupaya memahami dan menolak (resisten)

situasi pada konteks sekolah mereka sendiri. Naomi mengalami kontradiksi, kesenjangan

dan “pendiaman” dalam pekerjaannya di sekolah.

Artikel ini memperlihatkan karakteristik dari penelitian kualitatif berikut :

Eksplorasi dan pemahaman tentang pengalaman-pengalaman seorang individu di

sekolah (paragraf 08 – 17)

Penggunaan kepustakaan secara minimal dan, apabila memang ada bahan

kepustakaan, itu pun terbatas pada landsape (latar belakang) sekolah bagi guru-

guru profesional (paragraf 02) atau penjelasan tentang pendekatan penelitian terkait

dengan penelitian naratif (paragraf 04).

Rumusan tujuan penelitian secara umum dan luas – membuat kisah si guru

difahami (paragraf 03)

Fokus pada pengalaman-pengalaman partisipan dengan jalan mengkaji si empunya

cerita/guru yang menjalani pengalaman-pengalaman tersebut (paragraf 03)

Pengumpulan data (yakni berbentuk kata-kata) dengan menggunakan prosedur-

prosedur yang melibatkan percakapan-percakapan dengan sekelompok guru yang

terdiri dari lima orang selama periode waktu 18 bulan (paragraf 04)

Meneliti hanya satu orang individu (paragraf 10)

Menganalis percakapan-percakapan dan kisah-kisah Naomi dengan jalan

mendeskripsikan atau menceritakan kembali kisahnya itu (paragraf 10 – 17)

Menginterpretasikan makna dari kisah Naomi dalam makna yang umum tentang

kekuatan resistensi (paragraf 52 – 56)

Menggunakan struktur pelaporan yang luwes dalam mengemukakan kisah Naomi

(paragraf 10 – 17) yang diikuti oleh tema-tema tentang pengajaran di dalam kelas

dan tema-tema yang terkait dengan pembatas)(paragraf 20 – 25)

Melaporkan dengan menggunakan gaya yang luwes dan personal di mana para

penulis mengidentifikasi bagaimana pandangan mereka sendiri berubah sebagai

hasil dari mendengarkan dan merefleksikan kisah Naomi (paragraf 55 – 56).

Page 22: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Penggunaan bahan kepustakaan (literatur)

Lihat paragraf 06, 52, dan 53 bahan

Seperti halnya dengan kebanyakan penelitian kualitatif, tinjauan kepustakaan

memegang peranan minor. Dalam penelitian ini, bahan kepustakaan yang digunakan

sedikit sekali, apabila ia muncul, ia sekedar mendokumentasikan kisah-kisah yang

diceritakan atas dasar latar belakang pengetahuan profesional (paragraf 05) atau terkait

dengan pendekatan-pendekatan yang melandasi penelitian naratif (paragraf 04).

Kebanyakan kepustakaan yang digunakan adalah kepustakaan yang terkait dengan

metodologi; yakni ia menginformasikan atau mendidik para pembaca tentang rancangan

penelitian naratif ketimbang tentang materi atau topik tentang guru-guru di sekolah. Bahan

kepustakaan seperti ini memberikan referensi, konsep, bahasa yang biasa digunakan di

dalam penelitian naratif. Disamping itu, tidak ada teori dari kepustakaan yang harus diuji,

sebuah pendekatan yang biasanya diterapkan oleh para peneliti kualitatif. Dengan

penggunaan kepustakaan yang minim seperti ini, para peneliti belajar dari dan menentukan

arah dari pengalaman-pengalaman Naomi.

Rumusan Tujuan dan Pertanyaan Penelitian

Lihat paragraf 03

Para peneliti menyatakan tujuan atau maksud dari penelitian semenjak awal,

paragraf 03. Mereka mendiskusikan bagaimana menarik makna dari sebuah kisah tentang

seorang guru. Paragraf ini sebenarnya membuat keringkasan dari keseluruhan kisah dan

menyatakan fenomena sentral terkait dengan salah didik yang merupakan fokus dari

penelitian ini. Tidak ada pertanyaan penelitian yang diungkapkan guna memberikan arah

terhadap penelitian secara khusus.

Tipe-tipe Prosedur Pengumpulan Data-data Naratif

Lihat paragraf 04

Sebagai sebuah penelitian kualitatif, tulisan ini melaporkan data-data berbentuk teks

– kata-kata Naomi, si guru. Walaupun demikian, para peneliti memberikan bukti yang

sangat minim tentang pengumpulan data mereka. Kita memang mengetahui bahwa kelima

guru terlibat dalam percakapan selama 18 bulan. Percakapan-percakapan ini direkam

dengan audiotape dan ditranskripsikan serta disajikan dalam bentuk data-data teks yang

digunakan dalam penelitian ini. Para peneliti tidak secara eksplisit mengidentifikasi teknik

pemilihan sampel, akan tetapi mengasumsikan bahwa sampelnya adalah sampel bertujuan.

Page 23: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

Guru diantara lima wanita ini adalah peneliti dan penasehatnya dalam penelitian ini, dan si

peneliti sering merujuk pada kisah-kisah mereka sendiri dan juga kisah Naomi. Walaupun

kelima individu yang berpartisipasi dalam percakapan tentang kehidupan mereka sebagai

guru (paragraf 08), penelitian ini terfokus hanya pada satu orang individu, yakni Naomi,

yang terlihat sebagai co-peneliti (pembantu peneliti) dalam penelitian ini.

Tipe dan Prosedur dari Analisis dan Interpretasi Data-data Naratif

Lihat paragraf 08 – 17 untuk cerita yang diceritakan kembali

Lihat paragraf 18 – 51 untuk tema-tema

Lihat paragraf 52 – 56 untuk interpretasi

Pada tulisan tentang perekonstruksian pengalaman-pengalaman Naomi, kita

menemukan analisis tataran pertama dari kisahnya. Ini merupakan penceritaan kembali

kisah Naomi oleh para peneliti. Ia mencakup informasi kontekstual (pedesaan, latar

belakang sekolah menengah pertama/atas), tokoh (Brian, Alicia, dan Laura), peristiwa-

peristiwa khusus (ketegangan dalam hubungan , intoleransi, dan kebisuan) dan

penyelesaian atau denoument (berhenti dari sekolah). Setelah proses penceritaan kembali

ini, para peneliti mengidentifikasi tema-tema tentang latar belakang guru (di dalam ruang

kelas atau di luar ruang kelas) dan borders =pembatas (kepemilikan, negosiasi, rumah,

posisi/kekuasaan, kesamaan, konfrontasi, arogansi, penilaian, dan kebisuan). Dengan

demikian, analisis terdiri dari deskripsi tentang situasi Naomi (penceritaan kembali) dan

identifikasi tema-tema (pengalaman-pengalaman mengajar di kelas dan borders

(pembatas).

Para peneliti mengembangkan interpretasi yang lebih luas tentang kisah Naomi pada

bahagian akhir dari penelitian. Kami mengetahui kepeduliannya terhadap orang-orang lain

(paragraf 53) dan rasa keputusasaan para peneliti terhadap kisah Naomi tersebut (paragraf

54). Setelah refleksi selanjutnya (dan interpretasi), para peneliti menemukan kesan-kesan

Naomi yang tegas dari kisahnya itu. Para peneliti melihat resistensinya sebagai sebuah

sumber kekuatan yang dapat ia gunakan untuk membantu kehidupannnya dari perasaan

keterisolasian yang ia rasakan di sekolah (paragraf 56).

Struktur Penulisan Secara Menyeluruh

Dalam tulisan ini kita melihat adanya struktur penulisan kualitatif yang luwes tanpa

adanya tinjauan kepustakaan yang jelas kentara dan metoda diskusi yang terusun baik.

Penggunaan referensi oleh para peneliti dan komentar-komentar tentang penelitian naratif,

Page 24: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

dari keseluruhan tulisan ini, menambah minat terhadap penelitian ini. Contoh, para peneliti

dari semenjak awal memberi penekanan pada pentingnya kisah bagi seorang individu

dalam memaknai hidupnya. Mereka memfokuskan diri pada pengalaman-pengalaman

individual dari seorang individu dan mereka melibatkan kolaborasi antara si peneliti dan si

partisipan. Dalam keseluruhan kisah, mereka menggaris bawahi konteks dari tempat

kerjanya Naomi dan penggunaan urutan waktu, sebagai diilustrasikan oleh penyajian kisah

secara kronologis. Penggunaan metoda dan rancangan penelitian yang mantap oleh si

peneliti menambah rumitnya penelitian ini. Walaupun suara Naomi sudah terdengar

melalui kutipan-kutipan langsung, penelitian ini memiliki banyak tataran makna dan

pemahaman bagi para peneliti naratif dan bagi mereka-mereka yang faham akan

pengalaman-pengalaman para guru di sekolah.

BUTIR-BUTIR PENTING DALAM BAB INI

Penelitian naratif muncul sebagai salah satu bentuk penelitian kualitatif. Ia merupakan

salah satu pilihan untuk meneliti para guru, para siswa, para pendidik di seting-seting

kependidikan. Semua individu-individu ini memilki kisah tentang apa-apa yang mereka

alami. Para peneliti naratif mendeskripsikan kehidupan para individu, mengumpulkan dan

menceritakan kisah-kisah tentang kehidupan orang-orang, dan menuliskan narasi dari

pengalaman-pngalaman individu. Penelitian kualitatif ini memfokuskan diri pada

pengidentifikasian pengalaman-pengalaman seseorfang individu atau beberapa orang

individu dan pemahaman terhadap pengalaman-pengalaman masa lalunya, masa kininya

dan masa datanagnya.

Para peneliti naratif mengumpulkan kisah-kisah dari para individu dan

menceritakan kembali kisah-kisah para partisipan ke dalam sebuah kerangka seperti

sebuah kronologi yang terdiri dari tokoh, seting, masalah, perbuatan, dan penyelesaian dari

perbuatan-perbuatan tersebut. Tambahan lagi, para peneliti bisa jadi mengumpulkan teks-

teks lapangan dan dari teks-teks tersebut dibagunlah tema-tema atau kategori-kategori dan

mendeskripsikan, secara rinci, seting atau konteks di mana kisah itu terjadi. Dalam

keseluruhan proses penelitian, si peneliti memberi penekanan pada kolaborasi antara si

peneliti dan si partisipan.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian naratif adalah mengidentifikasi

sebuah masalah yang cocok untuk penelitian naratif dan memilih satu atau lebih partisipan

untuk diteliti. Para peneliti kemudian mengumpulkan kisah-kisah dari si partisipan tentang

pengalaman-pengalaman hidupnya dan menceritakan kembali kisah tersebut guna

Page 25: ferdinandusnipa.files.wordpress.com file · Web viewAPAKAH PENELITIAN NARATIF ITU? Istilah . naratif. berasal dari kata kerja (B.Inggeris) “to narrate” (menceritakan sebuah kisah

membangun sebuah kronologi peristiwa yang bisa mencakup tokoh, seting, masalah,

perbuatan, dan resolusi (penyelesaian). Dalam keseluruhan proses ini, kolaborasi terjadi

dengan si partisipan, dan kisah yang disusun oleh si peneliti menceritakan pengalaman-

pengalaman si partisipan.