normal · web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi...

54
Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal Operation Plan/BROP) Pengembangan Potensi Dan Penguatan Kapasitas Human Capital Serta Modal

Upload: trinhliem

Post on 16-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal Operation Plan/BROP)

Pengembangan Potensi Dan Penguatan Kapasitas Human Capital Serta Modal Sosial (Enabling

Empowerment) Melalui Credit Union Hijau[Efrizal Adil – Yayasan Pekat Indonesia]

[Mei 2009]

Page 2: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

RANGKUMAN EKSEKUTIF

Berdasarkan dari pertemuan parapihak I Model konseptual Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat (HBTBB) diperoleh faktor kontribusi ancaman langsung adalah Pembukaan Hutan untuk kepentingan usaha pertanian atau perladangan (dalam model konseptual sebagai faktor utama; perambahan liar), dan faktor kontribusi ancaman kedua dikarenakan keterbatasan ekonomi (kemiskinan).

Dan model konseptual tersebut juga memberikan strategi untuk penyingkiran hambatan, yaitu menjalankan strategi pembentukan kelompok usaha ekonomi Credit Union (CU) untuk yang berdasarkan pada prinsip pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Dalam penggalangan dana awal CU, Yayasan Pekat akan mengumpulkan petani yang di identifikasi sebagai perambah liar di desa.

Mengapa CU yang dipilih sebagai strategi penyingkir halangan. Hal ini juga dikuatkan dengan hasil Survei Kualitatif yang menyatakan pengetahuan masyarakat terhadap pelestarian hutan sangat baik (85%), yang artinya pengetahuan tentang pelestarian hutan di tengah-tengah masyarakat sangat tinggi, namun kenapa masih terjadi pembukaan hutan? Setelah ditelusuri model konseptual dan hasil Survei Kualitatif sebelumnya diperoleh masukan data bahwa kemiskinan atau lebih tepatnya tidak adanya kemampuan utuk mengorganisir modal usaha secara berkelmpok. menjadi ketidak ada modal usaha, untuk lebih jelas akan di utarakan di bawah ini. Di sisi lain, hasil penelitian juga memberikan indikasi bahwa alasan dilakukannya perambahan hutan adalah adanya anggapan lahan sebagai warisan untuk anak-cucu dan kurangnya optimalisasi

%

%#

#

#

#

#

#

##

#Sibolga

Tarutung

KOTASIBOLGA

KABUPATENTAPANULI SELATAN

KABUPATENTAPANULI TENGAH

KABUPATENTAPANULI UTARA

g T

o

Teluk Nauli

Tarutung

Sibolga

Sarulla

Sipirok

Sumuran

Marancar

Aek Latong

Adiankoting

Batang ToruCA. Lubuk Raya

CA. Sibuali-buali

HUTAN BATANG TORUBLOK BARAT

HUTAN BATANG TORUBLOK TIMUR

1°30' 1°30'

1°40' 1°40'

1°50' 1°50'

2°00'LU

2°00'LU

98°50'

98°50' BT

99°00'

99°00'

99°10' BT

99°10'

99°20'

99°20'

Hutan Batang Toru Blok BaratTutupan Hutan (2006)

Batas KabupatenSungai

% Kota Kabupaten# Desa/Kecamatan

Jalan Raya

LEGENDA

Sumber : 1. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000 2. Interpretasi Citra Satelit SPOT Th. 2006

SAMUDERAHINDIA

SUMATERAUTARA

ACEH

RIAU

SUMATERABARAT

0 10 20 Km

UTARA

PETA LIPUTAN HUTANBATANG TORU BLOK BARAT

Page 3: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

produktivitas lahan yang telah dimiliki sehingga muncul kebutuhan untuk membuka/memiliki lahan yang lebih luas hingga ke dalam kawasan (HBTBB). .

Keberadaan CU akan menjadi alat pengorganisiran dan penekanan efektif untuk akan menjawab kebutuhan modal masyarakat untuk beralih dari aktivitas perambahan liar pada kegiatan usaha yang lebih lestari, juga CU akan menjadi alat pengorganisiran dan penekanan efektif. Karena di dalam CU terdapat seri pendidikan dan pelatihan yang mampu memberikan pesan-pesanprinsip dan pesan konservasi , serta menambah pengetahuan masyarakat untuk lebih arif dan bijaksana dalam memandang hHutan disekitar mereka, serta usaha-usaha ekonomi yang mengelola sumberdaya alam dengan lestari, sehingga dan yang dengan pasti akan mengurangi ancaman perambahan liar di Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di dalam kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat ini.

Umumnya desa-desa di kawasan konservasi yang berlimpah dengan kekayaan sumber daya alam hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan tersebut bukan karena ketiadaan sumber daya alam yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga, bukan pula karena budaya malas sebagaimana mitos yang ditonjolkan untuk menutupi kelemahan kebijakan pembangunan, melainkan kemiskinan yang lebih disebabkan lemahnya pemberdayaaan dan pengembangan kapasitas masyarakat akibat kebijakan dan regulasi produk penguasa yang tidak pro rakyat (kemiskinan struktural).

Lingkaran kemiskinan ini menjadi kendala konservasi yang tidak mendapat penanganan serius oleh pemerintah. Ketika masyarakat lokal dituntut menjaga kelestarian hutan, pemerintah lupa bahwa upaya pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati tidak bisa diharapkan di atas perut rakyat yang lapar.

Hasil survei kualitatif di 4 desa sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat pada umumnya masyarakat adalah petani, dalam artian masyarakat di 4 desa tersebut menggantung hidupnya terhadap pertanian dan perkebunan. Kerja pertanian biasanya dilakukan oleh kaum perempuan, sedangkan pekerjaan perkebunan dilakukan oleh kaum pria.

Budaya masyarakat di 4 desa ini merupakan dominasi dari masyarakat Batak Angkola, umumnya saat ini merupakan generasi 14-20 dari generasi terdahulu mereka, bekerja keras merupakan sebuah kebudayaan leluhur, dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan atau pertanian juga sudah merupakan kebiasaan bagi mereka, dan beberapa strata sosial juga dilihat dari orang tua pria akan mewarisi tanah kepada anak laki-lakinya sudah merupakan sebuah tradisi.

Page 4: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Bercocok tanam padi merupakan pendapatan utama dari masyarakat yang ada di desa. Walaupun secara ekonomi dipandang kurang mengguntungkan dibandingkan pada masa yang lalu, namun pertanian padi masih dipertahankan oleh masyarakat untuk mencukupi kebutuhan pangannya. Hasil padi yang diperoleh terkadang terpaksa diperjualbelikan untuk mencukupi beberapa kebutuhan mendesak, seperti: untuk biaya pendidikan dan biaya pengobatan.

Umumnya anak-anak usia sekolah di ke 4 desa hanya bisa menikmati sampai di tingkat Sekolah Dasar (SD), apabila ingin melanjutkan studi ke tingkat lebih tinggi, anak-anak desa akan dititipkan orang tua mereka di Kota kecamatan atau di ibu kota Padang Sidempuan - Tapanuli Selatan, tentu biaya pemondokan, makan-minum, perlengkapan sekolah dan lainnya harus dipenuhi orang tua murid dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka, untuk menggapai mimpi yang cukup teramat mahal bagi masyarakat desa ini.

Uuntuk menerapkan project Pride Campaign (diperkirakan 7,986 USD), Secara umum, dan terlebih penting lagi untuk Tapanuli Selatan, perlu ditekankan dari awal bahwa sumber daya yang disediakan oleh program adalah dalam bentuk masukan dan proses pendidikan masyarakat, sedangkan dana pendamping hanya tersedia secara terbatas dalam rangka mendukung rencana aksi pelestarian pada tahap setelah proses pendidikan.

Kesediaan desa untuk menyumbang, paling sedikit di awal program dalam bentuk penyediaan tempat untuk berkumpul, waktu yang disediakan untuk mengikuti kegiatan proyek, lahan untuk uji coba dan latihan, dan tanggung jawab untuk mengorganisir pertemuan. Karena program mungkin akan membahas permasalahan perikehidupan masyarakat dan perencanaan tata ruang di tingkat mikro (termasuk pemetaan tematik partisipatif) maka pembicaraan dengan pemerintah desa akan membahas keterbukaan dalam membolehkan hasil-hasil proses belajar dan aksi dalam mempengaruhi kebijakan lokal (peraturan desa) dan perencanaan anggaran formal di tingkat desa.

Dengan berdirinya kelompok CU dan keberadaanya juga dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses modal, serta secara tidak langsung juga dapat menekan kegiatan perambahan liar untuk lahan usaha pertanian atau perkebunan. Di dalam aturannya CU tidak akan memberikan pinjaman modal untuk kegiatan perambahan liar, atau kegiatan illegal, sehinga dengan sendirinya masyarakat belajar untuk melakukan kegiatan yang lebih berpihak kepada pelestarian dan mengembangkan usaha mereka, serta masyarakat mau tidak mau harus meninggalkan kegiatan perambahan dan perlakuan illegal lain.

Page 5: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Elemen-elemen Kunci Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan

OBJEKTIF-OBJEKTIF PROYEK & PELAKSANAAN

Tujuan : Upaya mengurangi pembukaan hutan untuk lahan baru dan sekaligus mengembangkan perekonomian petani disekitar kawasan hutan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat serta lebih mampu memiliki kekuatan modal ekonomi. Keluaran Hasil aksi konservasi yang diharapkan adalah mempertahankan kawasan hutan sebagai Habitat Orangutan Sumatera (Pongo Abelii).

Objective1. Pada Oktober 2009, 4 desa di sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk

Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan bersepakat untuk mengembangkan CU dan membuat perencanaan bersama (strategic planning)

2. Pada Juni 2010, 4 Kelompok CU di sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat sudah beroperasional dan mampu memberikan pelayanan pertama dan beranggotakan minimal 50 orang, dengan memiliki dana sebesar Rp. 95.000.000 s/d 120.000.000,- Di bulan Juni 2010, dari ke empat kelompok di 4 desa.

3. Pada Juni 2010, anggota CU di sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan berjumlah 125 orang sebagai anggota CU dan dapat merasakan manfaat dari CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan.

Metodologi yang digunakan dalam Penilaian BROP Dalam mengimplementasikan CU, Yayasan Pekat bepegang teguh pada prinsip-prinsip pendampingan yang mendorong tumbuhnya keswadayaan masyarakat melalui kesempatan pengembangan potensi dan penguatan kapasitas human capital dan modal sosial (social capital).

Dalam kerangka membangun social capital itu pula, Yayasan Pekat yang bekerja di site program selalu diharapkan menghindari ketergantungan masyarakat dampingan, terutama dukungan material atau yang bersifat charity dan sebaliknya selalu mendorong prinsip kerja jaringan sebagai solusinya. Prinsip kerja jaringan itu diwujudkan dengan mempertemukan berbagai kepentingan multipihak.

Page 6: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Credit Union dipilih sebagai strategi penyingkir halangan, di dalam Credit Union mampu menjawab pemasalahan-permasalahan social, budaya, ekonomi dan perambahan liar yang selama ini menjadi penyebab pembukaan hutan untuk lahan pertanian atau perladangan, atau pengambilan kayu bakar guna kepentingan ekonomi dan uang tunai di kalangan masyarakat desa sekitar hutan.

Miskinnya pengetahuan, ketrampilan dan modal memicu terjadinya pembukaan hutan dan kegiatan illegal lain, walau sumberdaya alam di desa masih terlihat berlimpah, dan akhirnya akan turut menjadi miskin dan habis. Keprihatinan ini menjadikan sebuah dilema di kalangan konservasionis dan pemerintahan, namun solusi terbaik dalam penyelesaian permasalahan ini adalah dengan mengembangkan dan menghidupkan kelompok CU, dan diyakini mampu memberikan solusi terbaik. Di dalam CU terdapat memberdayakan potensi ekonomi, dapat mengorganisir dan mengelola modal di masyarakat. Tumbuhnya kepercayaan dan persatuan merupakan filosofi yang melandasi keberadaan CU. Anggota-anggota CU terlebih dahulu di beri pendidikan dengan bertahapan, dimulai dengan pendidikan dasar tentang prinsip-prinsip CU sehingga dapat terbangunnya keyakinan dan kemampuan dalam meningkatkan dan keluar dari kemiskinan secara mandiri dan bersama-sama.

Budaya Angkola yang dikenal dengan masyarakat yang dinamis dan kental dengan budaya yang suka bergotong royong, dan ini bisa dilihat dari kegiatan ‘Horja Godang’ (kerja besar) merupakan sebuah pesta panen pertama dalam setiap tahun sekali, serta budaya masyarakat Angkola yang lebih terbuka. Hal ini merupakan modal besar dalam pembentukkan Credit Union, disamping itu, organisasi masyarakat, seperti : Harajaon dan Hatobangon (Adat), Naposo Nauli Bulung (Pemuda/i), Bondar (penjaga Irigasi/Tali Air), dan kelompok tani juga masih berjalan dan eksis. Hal ini membuktikan kalau masyarakat di 4 desa sudah terbiasa untuk berorganisasi.

Pada areal seluas kurang lebih 0.25 hektare, biasanya masyarakat akan menanam bibit sebanyak 1 kaleng dan hasil yang diperoleh rata-rata sebanyak 20-50 kaleng dengan masa tanam rata-rata 5 bulan. Hingga saat ini masyarakat masih dapat mempatan 2 kali dalam setahun. Luas rata-rata kepemilikan sawah saat ini di desa hanya mencapai 1/8 hektar. Harga jual padi di tingkat lokal saat ini berkisar Rp 15.000/ tabung, atau pendapatan per panen sebesar Rp. 450.000 s/d 450.000,- (5 bulan sekali). Dan dalam hasil survey kualitatif diperoleh masukan bahwa biaya penggunaan pupuk selama satu kali musim tanam berkisar Rp. 100.000 s/d 150.000,- sekali musim tanam.

Sebagai tambahan pendapatan adalah melalaui usaha pembuatan gula aren di desa, diperkirakan hampir 30% penduduk mengusahakannya. Rata-rata produksi per KK dapat mencapai 40-50 kg/ minggu dengan harga jual mencapai Rp 8000/ kg, yang berasal 5 pohon aren. Padahal kapasitas kerja sesungguhnya dapat mencapai

Page 7: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

12 pohon/ hari. Hal ini terjadi karena keterbatasan pohon aren yang dapat dipanen. Kebutuhan kayu untuk memasak gula cukup besar mencapai 4-7 m3/ KK setiap bulannya dan terkadang masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan sumber kayu bakar.

Kemudian sebagian besar karet yang ada merupakan karet tua yang sudah berumur di atas 40 tahun dan produktivitasnya sangat rendah. Namun karena beberapa waktu belakangan, dengan membaiknya harga karet (Rp 8000/ kg), banyak masyarakat yang kembali melakukan penyadapan pada karet tua yang ada. Duhulu, karet merupakan salah satu sumber utama pendapatan masyarakat. Saat ini hanya tersisa 8 hektare pohon karet yang tersisa, padahal dahulu karetlah yang mendominasi kebun masyarakat. Penurunan harga yang terjadi di tahun 1990-an mengakibatkan banyak masyarakat yang meninggalkan karet, bahkan beberapa pohon karet ditebangi dan kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak gula aren, diganti dengan tanaman lain seperti salak, kopi dan coklat.

Masalah yang dihadapi masyarakat desa adalah perlunya sebuah kekuatan kelompok yang kuat dan mampu memberikan pengetahuan dan modal usaha, sehingga dapat mencegah terjadinya pembukan hutan untuk mengatasi permasalahan pertanian dan perkebunan di desa, dimana bertani dan berladang merupakan pekerjaan pokok dari masayarakat desa, dan merupakan sumber penghidupan dalam menghidupkan keluarga dan menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih baik dari mereka sendiri yang hanya mampu menyelesaikan pendidikan formal sampai di tingkat SD atau SMP yang tertinggi.

Didalam kegiatan pengembangan Credit Union di 4 desa akan difokuskan kepada komunitas petani di 4 desa (287 KK), ke empat desa ini masuk dalam wilayah administrasi kecamatan Marancar dan berada diantara dua gunung yaitu CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya. Diperkirakan ke empat desa tersebut memiliki jumlah orang lebih kurang 2000 jiwa.

Melalui Credit Union juga diharapkan dapat merubah pola pikir masyarakat petani yang terbiasa serba instan. Dengan pola lembaga keuangan konvensional, masyarakat terbiasa langsung mendapatkan pinjaman dengan modal agunan, atau melalui tukang kredit keliling yang tanpa agunan namun dengan bunga uang yang tinggi dan menjadikan masyarakat terus terjerat hutang. Kelak dengan Credit Union, masyarakat dibiasakan menciptakan modal dengan membiasakan menabung, baru kemudian memanfaatkannya dengan cara meminjam. Di Sumatera Utara, sudah banyak bukti keberhasilan Credit Union dalam membantu menyediakan modal bagi masyarakat.

Keberhasilan Credit Union dalam membantu memberdayakan masyarakat sudah banyak dirasakan di berbagai daerah di Sumatera Utara. Seperti Kelompok Credit Union di Kabupaten Langkat, cerita keberhasil kelompok CU yang di danai dan

Page 8: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

didampingi oleh ESP dan Yayasan PARAS (Penguatan Ekonomi Kerakyatan), memulai pembangunan sarana air bersih berupa tiga sumur bor. Pengelolaan sarana baru tersebut dikelola oleh tiga credit union (CU) pada dasarnya adalah kelompok usaha simpan-pinjam yang menjual air bersih dari sumur-sumur itu kepada warga dusun dengan harga Rp 300 per jerigen. 40% dari total penjualan air dikembalikan kepada anggota CU masing-masing dalam bentuk dividen akhir tahun, berdasarkan jumlah simpanan dan pinjaman anggota. Sisanya, dipakai untuk biaya operasional ketiga sumur bor. Selain menjadi organisasi simpan pimjam, CU juga dirancang menjadi kelompok pemelihara air bersih berbasis masyarakat. Para anggotanya terlibat aktif menjaga dan memelihara ketiga sumur bor itu.

Dalam kaitanya dengan project Yayasan Pekat dengan mitra RARE akan dimulai pada Bulan Juli 2009 dengan proses sosialisasi, sosialisasi mengenai CU akan dilakukan pararel dengan sosialisasi mengenai fungsi hutan sebagai habitat satwa liar, khususnya Orangutan Sumatera untuk mencegah terjadinya perambahan liar di Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat.

Dan dalam masa sosialisasi, akan dilaksanakan pembentukkan kelompok-kelompok CU di 4 desa (setiap desa 1 kelompok CU; 8-12 orang), dan dari musyawarah kelompok yang terbentuk tersebut akan mengutus 3 orang setiap perwakilan kelompok (4 kelompok x 3 orang; 12 orang) dalam mengikuti magang di kelompok CU yang sudah berjalan di Sumatera Utara, selama 30 hari. Setelah 12 orang perwakilan kelompok kembali, akan dilakukan ToT Organizer dan Prinsip-prinsip Dasar CU bagi ke 12 orang perwakilan kelompok tersebut. Kemudian 12 orang perwakilan kelompok CU tersebut akan kembali ke dalam kelompok-kelompok masing-masing di desa, dan melaksanakan pelayanan dan pengembangan CU lebih kedepan. Dan sebelumnya akan dilakukan pelaksanaan Strategi Planning untuk merumuskan dan menetapkan dasar bagi Kelompok Credit Union di masing-masing desa.

Metode yang digunakan dengan curah pendapat dan diskusi. Prosesnya, staff lapangan nanti akan menjelaskan bahwa prinsip-prinsip yang harus dibangun dalam CU adalah : Keterbukaan Kepercayaan Kebersamaan.

Dengan keterbukaan pada semua hal mengenai keuangan di CU diharapkan muncul Kepercayaan yang nantinya bisa menjadi Kebersamaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk membangun prinsip-prinsip tersebut perlu juga dibangun nilai-nilai dan tujuan CU secara jelas. Dalam CU juga harus dibangun kesadaran bersama untuk melakukan pertemuan rutin bulan (seluruh anggota wajib hadir). Di jelaskan juga dengan CU ada target modal yang harus dicapai, khusus di daerah Sumatera Utara ini dalam waktu 7 tahun kelompok sudah mencapai targetnya yaitu dalam bentuk mandiri modal dan berdaya. Terget modal tersebut dapat di sederhanakan seperti gambar di bawah ini (dengan asumsi peningkatan saham 100 orang % per tahun)

Page 9: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Total3 Tahun 2 Tahun 2 Tahun 7 tahun

Mandiri Modal Usaha Anggota Usaha Kelompok Mandiri dan berdaya

Sebagai contoh di asumsikan apabila dalam sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan jumlah anggota 20 orang mampu mengumpulkan saham dari anggotanya senilai Rp. 24.000.000,- pertahun maka pada tahun ke tiga KSM sudah punya modal sekitar Rp. 72 juta. Dengan modal sebesar ini rata-rata anggota sudah dapat meminjam sebesar 8 – 12 juta setiap bulannya.

Dalam hal itu Yayasan Pekat menjadikan CU sebagai media pemberdayaan masyarakat, melalui kelompok dilakukan kegiatan pendidikan dan pengembangan kapasitas masyarakat. Titik masuknya melalui kegiatan CU, didalam kelompok CU tidak hanya melulu bicara soal uang, tetapi berbagai kegiatan dan diskusi untuk merespon berbagai realitas yang ada. Hubungan Yayasan Pekat dengan KSM CU dampingannya adalah sebagai mitra. Kelompok tidak bergantung kepada lembaga pendamping dan sebaliknya, kemitraan itu berarti kedudukan kelompok CU dengan Yayasan Pekat setara.

Dalam hal CU sebagai media untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan, upaya yang dilakukan melalui CU adalah melalui siklus ;

CU adalah wadah untuk membangun kemandirian dan keberdayaan ekonomi masyarakat.

Tahapan pemberdayaan KSM:Dalam masa 5 tahun pendampingan seluruh keluarga dampingan akan mempunyai modal yang cukup untuk mendukung hidup sejahtera, memiliki penghasilan yang cukup dan dapat memberikan pendidikan dan gizi yang cukup untuk anak.

Miskin Peningkatan Modal Peningkatan Produktifitas

Peningkatan Investasi tambahan modal Peningkatan

Page 10: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Total1 Tahun 2 Tahun 2 Tahun 5 tahun

Mandiri Modal Usaha Anggota Usaha Kelompok Mandiri dan berdaya

Gambaran tahapan proses pemberdayaan.Fase 1 tahun ( Tahap Awal ): Dalam fase ini yang menjadi sasarannya adalah Penguatan Modal dan Pembangunan Kapital Sosial dan memperkuat keberadaan kawasan hutan di desa sebagai habitat Orangutan sumatera.

Fase Penguatan Modal.Modal adalah kebutuhan keluarga miskin untuk dapat mengembangkan ekonominya. Tetapi modal sangat sulit diperoleh kalangan keluarga miskin. Sehingga orang miskin harus mengembangkan modal melalui CU, dimana setiap keluarga dampingan didorong untuk menabung dan mengelola pekarangan secara optimal untuk dapat secara optimal menabung di kelompok CU. Melalui cara ini kebutuhan modal anggota KSM CU akan meningkat dan selueruh anggota KSM CU lebih produktif dengan tersedianya modal usaha.

Pembangunan Kapital Sosial.Menyangkut soal uang, adalah hal yang sangat kritis ditengah masyarakat. Karena itu kegiatan CU juga sebagai alat untuk menguji dan memupuk rasa saling percaya, saling perduli dan mendahulukan yang benar-benar membutuhkan, kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama, kuncinya adalah harus membangun keterbukaan, dengan adanya keterbukaan ini diharapkan akan muncul kepercayaan dan dari tumbuhnya kepercayaan ini akan muncul kebersamaan dalam memecahkan berbagai persoalan dan kesulitan yang dihadapi. Karena itu KSM CU akan diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola uang bersama secara terbuka, akuntable yang bertanggungjawab. Untuk menjamin bahwa setiap anggota diperlakukan sama, kebutuhan dan persoalannya diperhatikan, dalam hal anggota mengajukan pinjaman, kelompok CU akan menyalurkan uang kelompok CU yang ada untuk dipinjamkan kepada anggota. Anggota yang diberi pinjaman adalah anggota yang paling membutuhkan. Dengan cara ini diharapkan antar sesama anggota akan dapat memupuk rasa saling percaya, saling peduli dan menguatnya kerjasama (solidaritas) didalam kelompok. Dampak CU seperti inilah yang dimaksudkan akan mendorong terbangunnya kapital social dikalangan masyarakat .

Page 11: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Fase 2 tahun ( Tahap Kedua ): Dalam fase ini yang menjadi sasarannya adalah Pengembangan Usaha Anggota. Dengan meningkatnya jumlah modal usaha anggota, KSM dapat memberikan pinjaman kepada KSM dalam jumlah yang cukup untuk membiayai usaha dan waktu pengembalian yang relatif lebih panjang. Diharapkan seluruh anggota KSM dapat membangun usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga, sehingga keluarga setiap anggota lebih produktif dengan begitu pendapatan keluarga meningkat dan kesejahteraan anggota KSM meningkat.

Fase 2 tahun ( Tahap Akhir ): Dalam fase ini yang menjadi sasarannya adalah Pengembangan Ekonomi Kolektif, yaitu kondisi ekonomi masyarakat yang saling bersinergi dan saling menguatkan. Pada tahap ketiga, KSM akan menjadi media yang menjembatani kerjasama anggota KSM CU untuk membangun relasi usaha yang saling menguntungkan. KSM CU juga diharapkan sudah mampu membangun hubungan dengan berbagai pihak untuk mendorong peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat yang lebih luas. Secara ekonomi dan social diharapkan seluruh KSM CU dampingan sudah mandiri.

Metodologi Implementasi yang DiajukanUntuk fasilitasi pembentukkan kelompok Credit Union di sekitar hutan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat adalah :

1. Sosialisasi Untuk Pengenalan CU Dalam sosialisasi dan merintis pengorganisasian CU, tim staf lapangan Yayasan Pekat pertama kali melakukan pendekatan kunjungan ke kepala desa untuk menyampaikan maksud dan tujuan tim ke desa site perogram serta mendiskusikan tentang potensi dan permasalahan yang terdapat di desa tersebut. Pertemuan dengan kepala desa juga untuk mendapatkan informasi tentang tokoh-tokoh berpengaruh atau tokoh tertentu sebagai tokoh kunci yang dianggap dapat memobilisasi masyarakat untuk menunjang program pride campaign yang diawali dari pembentukan CU. Dengan bantuan kepala desa dan tokoh kunci, diatur pertemuan antara asisten lapangan Yayasan Pekat dengan masyarakat untuk sosialisasi CU.

2. Pengorganisasian Untuk Pembentukan CU pertama sekali dibicarakan tentang potensi modal sosial yang ada di dusun atau desa setempat, seperti lembaga adat, koperasi, kelompok tani atau kelompok-kelompok swadaya masyarakat lainnya yang pernah ada dan alasan-alasan sulitnya mengembangkan kapasitas kelompok dan kinerjanya. Setelah mengidentifikasi kelemahan kelompok yang pernah ada, barulah

Page 12: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

diberikan pembelajaran tentang CU dan keunggulannnya dalam memobilisasi sumber modal, memperkuat ekonomi dan membangun kebersamaan anggota kelompok dalam menyelesaikan setiap persoalan bersama yang dihadapi. Sosialisasi lebih dalam dilakukan dengan memberikan penjelasan kepada peserta tentang langkah-langkah mendirikan CU dan persyaratan yang harus dipenuhi bila akan mendirikan CU. Metode yang digunakan dengan curah pendapat dan diskusi. Dengan adanya CU juga diyakinkan bahwa adanya proses saling belajar di dalam kelompok CU membuat anggota kelompok lebih cerdas dan kritis dalam menganalisa bentuk-bentuk usaha yang prospektif dan mampu dilakukan oleh kelompok dengan kapasitas modal yang ada. Hasil dari pengorganisasian ini terbentuknya 4 kelompok CU (desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu dan Sugi Jae).

3. Magang Perwakilan Anggota Kelompok CU terbentuk ke CU yang sudah jalan dan berhasil;Untuk menumbuhkan keyakinan anggota, kepada mereka juga diberi kisah-kisah sukses (success story) kelompok di daerah lain sekaligus melakukan magang di salah satu kelompok CU yang berhasil. Tujuan kunjungan ini adalah agar peserta dapat menggali langsung dari pelaku CU. Peserta diberi kebebasan bertanya langsung kepada pelaksana CU tentang persepsi mereka mengenai CU, hal-hal yang mendasari mereka membentuk CU serta permasalahan-permasalah apa saja yang biasa dihadapi di kelompok CU dan bagaimana mengatasinya. Metode dilakukan dengan diskusi dan melihat langsung usaha kelompok dan melihat pembukuan kelompok. Peserta juga diajak ke tempat pembuatan pupuk organik atau kebun campur yang sedang dirintis oleh kelompok CU sebagai usaha kelompok. Dengan begitu, terjadi diskusi antara peserta pelatihan dengan anggota kelompok yang hadir. Hasil akhir dari kegiatan magang ini adalah 12 orang perwakilan anggota kelompok CU yang dibentuk telah mnegetahui dan lebih paham akan prinsip-prinsip CU dan manfaat CU untuk perekonomian dan keberlanjutan sumberdaya alam di desa mereka sendiri.

4. Strategi Planning (pra dan pelaksanaan) Untuk Kelompok CUStrategic Planning/ Perencanaan Bersama : Masyarakat yang sudah terorganisir dan bersedia untuk menjadi pendiri CU duduk bersama merencanakan perkembangan CU untuk 3 tahun meliputi Analisis SWOT, Nama CU, Visi, Misi, Slogan CU, Wilayah Pengembangan, Target Anggota dan Aset, Strategi Pengembangan, Produk Simpanan dan Pinjaman, Pemilihan Pengurus dan Pengawas, Menetapkan tim adhoc untuk membuat Pola Kebijakan dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

5. Persiapan dan Pembukaan Kelompok CU

Page 13: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Sehari setelah strategic planning CU resmi membuka pelayanan kepada anggota, anggota awal adalah peserta strategic planning yang sekaligus sebagai pendiri CU. Pada perkembangan CU kedepan akan diarahkan menjadi sebuah kekuatan yang bukan hanya berbasis ekonomi, tetapi lebih kepada kekuatan konservasi dan lingkungan hidup. Intinya CU terbentuk dari, oleh dan untuk petani yang masih melakukan kegiatan perambahan liar, walau demikian tidak tertutup kemungkinan akan terlibat langsung dalam kelompok CU. Dan kegiatan kelompok CU yang merupakan lembaga ekonomi ini akan melakukan upaya pengembangan ekonom alternatif dan pendidikan ketrampilan yang akan diberikan sebagai pengarahan atau penguatan terhadap aktivitas konservasi dan lingkungan, misalnya melakukan pelatihan atau pendidikan pertanian organik, kegiatan pendidikan pengendalian hama terpadu, pelatihan ternak ayam kampung, pelatihan pengemasan atau meningkatkan kualitas gula merah, dan pelatihan lainnya.

6. ToT CU Organizer 2 kali selama 3 hari Perwakilan Anggota Kelompok CU akan mengikuti pelatihan tentang ToT organizer untuk meningkatkan kemampuan anggota dan memperkuat pengembangan CU kedepannya.

7. ToT Pendidikan Prinsip-prinsip Dasar CU 2 kali selama 3 hariToT ini dilakukan sekali dengan peserta berasal dari 12 perwakilan anggota kelompok CU dan ditambah masing-masing 2 orang mewakili pengurus-pengawas kelompok CU serta 8 orang pemandu desa (masing-masing desa 2 orang). ToT ini berlangsung selama 3 hari dan materi pendidikan merupakan prinsip-prinsip dasar CU.

8. Pendampingan (Pendidikan Motivasi; 4 kali dalam setahun)Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Tim Manajemen, Pengurus dan Pengawas yang mampu menjalankan CU secara profesional Untuk mempercepat perkembangan CU dengan memperbanyak sosialisasi CU pada wilayah pengembangan CU kedepannya, kemudian untuk memperluas kesadaran kritis masyarakat melalui pendidikan kritis dan menjaga CU agar tetap dengan tujuan semula. Dalam pendidikan motivasi ini bisa dilakukan pendidikan tentang composting, pertanian ekologi, perawatan tanaman, dan lainnya.

9. Pendidikan pembukuan CUUntuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Tim Manajemen, Pengurus dan Pengawas yang mampu menjalankan CU secara profesional Untuk mempercepat perkembangan CU dengan memperbanyak sosialisasi CU pada wilayah pengembangan CU kedepannya

10.Pelatihan Audit

Page 14: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Tim Manajemen, Pengurus dan Pengawas yang mampu menjalankan CU secara profesional Untuk mempercepat perkembangan CU dengan memperbanyak sosialisasi CU pada wilayah pengembangan CU kedepannya

Page 15: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

11.Safari Desa; antar desa-antar kelompokKegiatan ini diharapkan sebagai ajang belajar antar desa yang terlibat serta terdapat penukaran informasi yang berkaitan dengan perkembangan desa dan kelompok CU. Kegiatan ini juga secara tidak langsung merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi di masing-masing kelompok CU.

12.Pendokumentasian (Pembelajaran yang terbaik dalam Project/monitoring & evaluasi)Dalam pendokumentasian ini akan dilakukan sebuah lokakarya pendokumentasian ini dilakukan untuk mengefesiensikan proses pendokumentasian hingga muncul output berupa newsletter, buku studi kasus dan lesson learn. Di dalam lokakarya pendokumentasian ini melihat kembali perencanaan pendokumentasian yang sudah disepakati, membahas rincian isi dari masing-masing output dokumentasi, mendiksusikan permasalahan-permasalahan dalam proses pendokumentasian, menyususn rencana proses pendokumentasian berikut kelompok kerja, melengkapi bahan-bahan yang diperlukan untuk kebutuhan pendokumentasian proses dokumentasi : reportase, wawancara/interview --> praktek lapangan.

Credit union adalah salah satu metodologi penguatan ekonomi rakyat yang efektif untuk membangun kepercayaan dan memobilisasi basis akar rumput untuk mendukung program pembangunan pedesaan dan mencegah terjadinya penuruan kualitas dan kuantitas hutan.

Secera etimologi, credit union (CU) berasal dari dua kata, yakni credo yang berarti percaya dan union yang berarti perhimpunan. Secara harfiah, CU berarti perkumpulan kepercayaan. Dalam bahasa ekonomi dapat dimaknai sebagai "Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)", yaitu sekumpulan orang yang saling percaya dan sepakat untuk bersama-sama menabungkan uangnya di dalam kelompok. Kemudian uang itu dipinjamkan di antara mereka sendiri untuk maksud produktif dan tujuan meningkatkan kesejahteraan.

Page 16: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Nantinya anggota CU akan memanfaatkan CU untuk berbagai kebutuhan. Mulai untuk kebutuhan rumah tangga sampai kebutuhan produktif seperti untuk membuka usaha. Untuk di 4 desa project ini diharapkan akan ada usaha bersama seperti usaha komposting bersama, pembibitan, dan lainnya. Dalam penggalangan dana awal CU, Yayasan Pekat akan mengumpulkan petani yang di identifikasi perambah liar di desa. Mereka akan dihimpun dalam satu wadah yang kemudian di sebut dengan Kelompok Credit Union. Credit Union ini menghimpun modal berupa uang dari para anggotanya, lalu dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan. Tidak di duga, semangat untuk lepas dari kungkungan kemiskinan, dan persatuan orang-orang terpinggirkan, menjadi suatu kekuatan yang ajaib. Mereka mampu mengelola Credit Union dengan baik sehingga terus berkembang bagai bola salju, yang semakin bergulir semakin membesar. Hal ini juga sudah dilakukan Yayasan pekat di 6 desa, diantaranya 3 desa di Aceh Selatan; desa pasie lembang, Pucuk Lembang dan Dutian kawan, kemudian di Langkat; desa Sampe Raya, timbang lawang dan Timbang Jaya, serta di Kota Medan; di Kelurahan Titikuning.

Tiga pilar CU : Pendidikan, Swadaya, dan Solidaritas, menjadi dasar yang kokoh bagi keberlangsungan hidup CU.

Pendidikan mendidik bagaimana anggota CU mengelola keuangan pribadi maupun potensi alam di desa yang berbasis konservasi dan lingkungan. Pendidikan mengajarkan kepada anggota CU bagaimana menyiapkan pensiun secara mandiri. Mengajarkan berwirausaha dan menjadi entrepreneur yang sukses. Serta yang tak kalah penting dalam pendidikan ini menjadi anggota lebih percaya diri dan kelak menjadi pelopor perubahan di desa.

Contoh Kasus : Kelompok CU dan Petani Jeruk

Mahalnya harga pupuk kimia non subsidi dan menghilangnya pupuk bersubsidi di beberapa daerah Sumatera Utara membuat petani daerah tersebut mulai merasa kesusahan. Kelompok CU yang memiliki anggota telah memprogramkan pelatihan penggunaan pupuk organik.

Manfaat yang jelas petani rasakan adalah ongkos produksi yang berkurang drastis. Jika menggunakan pupuk kimia, petani harus mengeluarkan uang sampai Rp 15 juta untuk mendapatkan 1,5 ton pupuk NPK. “Dengan pupuk organik sebanyak 1,5 ton yang memiliki kandungan sama dengan NPK, petani paling harus mengeluarkan Rp 2,4 juta untuk ongkos pembuatannya.

Dia kini telah mendapatkan manfaat dari sekali panen jeruknya tahun ini. Panen jeruk biasa dia lakukan dua kali dalam setahun. Dari hasil panen setelah menggunakan pupuk organik, ada peningkatan produksi sekitar 20 persen. Kalau dulu dengan pupuk kimia, hasil panen jeruk untuk lahan seluas satu hektar 50 ton. “Sekarang dengan pupuk organik, satu hektar bisa menghasilkan 60 ton jeruk.”

Perubahan fisik paling mencolok setelah petani menggunakan pupuk organik adalah tekstur tanaman. Jika saat menggunakan pupuk kimia, setelah pemupukan tekstur tanah berubah mengeras, dan dia harus kembali menggemburkan tanah jika mau mela kukan pemupukan lagi. Kini dengan menggunakan pupuk organik, tekstur tanah bisa gembur sendiri. Ini tentu mengurangi pekerjaan.

Pelatihan pemakaian pupuk organik yang dilakukan meliputi cara pembuatan hingga mempersiapkan pemasaran produk pertanian organik. Kelompok CU masih cukup kesulitan mengubah tradisi petani menggunakan pupuk kimia ke pupuk organik. Kesulitannya karena petani sudah sangat tergantung menggunakan pupuk kimia. Belum lagi mereka juga masih khawatir bagaimana memasarkan hasil pertanian organik mereka.

Namun Kelompok CU yakin bakal semakin banyak petani di Sumut menggunakan pupuk organik. Dua tahun terakhir pupuk kimia non subsidi harganya semakin mahal. Sementara pupuk bersubsidi menghilang di pasaran. “Satu-satunya cara petani bisa kembali melakukan aktivitasnya ya dengan menggunakan pupuk organic.”

(pengalaman Yayasan BITRA –di DAS Sei Ular)

Page 17: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Swadaya, membuat CU sebagai lembaga harus mandiri, menghimpun modal hanya dari anggotanya, bukan tergantung pada bantuan pihak luar. Dan terbukti, tidak ada satupun CU yang dilakukan Yayasan Pekat baik sendiri maupun dengan mitra kerja lainnya yang mendapat pinjaman dari luar.

Solidaritas, bahwa antara sesama anggota CU harus saling setia. Membantu satu sama lain melalui CU sebagai lembaga milik bersama. Simpan dan pinjam hanya di CU. Menyimpan berarti mempercayakan uangnya untuk dikelola dan menolong anggota lain. Meminjam berarti mendapat pertolongan dan memberikan pendapatan bagi CU yang pada akhirnya, pendapatan tersebut didistribusikan kembali kepada anggota dalam bentuk dividen maupun bunga simpanan yang bersaing. Produk-produk bernuansa solidaritas di CU berupa solidaritas kesehatan, solidaritas rawat inap, solidaritas duka, bantuan kepada ibu bersalin, hadiah kepada anak yang lahir dari orang tua yang keduanya anggota CU.

Kelompok usaha CU yang benar -benar berhasil diharapkan kelangsungan keberadaannya. Kelangsungan keberadaan CU harus didasarkan prinsip efisensi dan efektivitas. Prinsip efisiensi dan efektivitas dapat terwujud jika para pengelola dalam hal ini pengurus, manajer betul-betul mengarahkan usaha simpan pinjam untuk kepentingan anggota. Keberhasilan CU bukan hanya tergantung kepada besarnya modal yang diusahakan melainkan pelaksanaannya lebih mendekati adanya saling percaya antar anggota dengan para pengurus dan saling percaya antar anggota. Artinya, didalam CU anggota saling memberi dan menerima untuk kepentingan bersama. Pelatihan ToT tentang prinsip-prinsip dasar CU merupakan sebuah hal yang sangat penting, dan didalam pelaksanaan tersebut akan di sampaikan bahwa Kelompok CU yang dimulai dengan pendidikan, dikembangkan dan dikontrol melalui pendidikan.

Keberlanjutan ProjectDi dalam Kelompok CU terdapat kesamaan visi dan misi. Untuk sebuah gerakan persoalan kesamaan visi misi menjadi persoalan yang sangat fundamental. Sudah tak terhitung jumlahnya, gerakan menjadi macet dan gagal hanya karena tiadanya kesamaan visi misi. Melalui pendidikan dan pelatihan (ToT), para petani di sekitar Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat yang tergabung dalam keanggotaan CU secara perlahan-lahan akan dibimbing untuk mengedepankan sebuah visi misi bersama. Tentunya dalam mencegah terjadinya kembali perilaku permabahan liar yang membuat degradasi hutan sebagai salah satu hidupan satwa liar endemik sumatera yaitu orangutan sumatera (pongo abelii). Dan akhirnya Yayasan berkeyakinan kedepan atau di tahun 2011 kelompok-kelompok CU yang sudah terbentuk saat ini akan membentuk sebuah wadah CU Inti yang berorientasi pada konservasi dan lingkungan, dan di mungkinkan kelompok CU dibentuk akan diberi nama Kelompok Usaha CU Inti Hijau. Kelompok ini akan

Page 18: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

berjalan sebagaimana semangat yang telah tumbuh dan berkembang dimasing-masing anggotanya yang setiap waktu akan bertambah jumlahnya.

PARA MITRA & PERANANCagar Alam Dolok Sibualbuali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya kedua kawasan ini masuk dalam kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat dan merupakan kawasan lindung yang dibawah pengawasan dan pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), untuk pengawasan dilapangan BBKSDA memiliki kantor resort di Tapanuli Selatan. Para pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam program ini atau mereka yang akan mempengaruhi kesuksesan program desa bangga ini adalah :

Nama Pemangku Kepentingan Lembaga Peran Dalam Proyek Nomer

telefon/HP

Jaya Arjuna FT-USU Medan

Penasehat Project; lebih diutamakan pada bidang manajemen dan advokasi

081 164 4248

Muslim Sipayung Yay. Pekat IndonesiaPenasehat Project; lebih diutamakan pada bidang teknis

0813 6101 9243

Swaldi Yay. Bitra IndonesiaPenasehat Project; lebih pada bidang teknis advokasi

0813 6146 5815

Efrizal Adil Lubis Yay. Pekat Indonesia Project Manager 0813 4144 9280Syofyan Moechtar Yay. Pekat Indonesia Koordinator Proyek 0813 4177 2337

Diana/Jumarni Yayasan Bitra Indonesia

Memberikan masukan kepada Manajemen tentang Credit Union

08126406077/08136228184

Abu Hanifah LubisConservation International Indonesia

Mitra proyek dalam hal melakukan pengembangan kapasitas pengetahuan anggota kelompok

0812 4074 434

H. Mirza Indra

Yayasan Ekosistem Lestari/Sumatran Orangutan Conservation Programme

Mitra proyek dalam hal melakukan pengembangan kapasitas pengetahuan anggota kelompok

0812 4434 073

Ka. Resort BBKSDA Sumatera Mitra Proyek dalam hal -

Page 19: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Nama Pemangku Kepentingan Lembaga Peran Dalam Proyek Nomer

telefon/HPUtara di Padang Sidempuan

melakukan kegiatan monitoring dan pengawasan

Kepala DesaAek Nabara, Janji Manaon, Sugi Jae, Sugi Julu

Mitra Proyek dalam hal melakukan pengembangan kapasitas masyarakat dan kegiatan pengawasan serta monitoring

-

Camat Marancar

Mitra Proyek dalam hal melakukan pengembangan kapasitas masyarakat dan kegiatan pengawasan serta monitoring

-Ja

ya A

rjuna

Mus

lim S

ipay

ung

Swal

di

Efriz

al A

dil

Syof

yan

Moe

ctha

r

Dian

a/Ju

mar

ni

Abu

Hani

fah

Lubi

s

H.I M

irza

Indr

a

Ka. R

esor

t

Kepa

la D

esa

Cam

at

KESELURUHAN PROYEKSosialisasi Untuk Pengenalan CU A R R C C C R,

CR, C

Pengorganisasian Untuk Pembentukkan CU A I R R R RMagang Perwakilan Anggota Kelompok CU terbentuk ke CU yang sudah jalan dan berhasil

I A R C C

Pra-Strategi Planning untuk kelompok CU A I R R R C C C RStrategi Planning untuk kelompok CU A I R R RPersiapan Pembukuan kelompok CU I A R RToT CU Organizer I A R R CToT Pendidikan Dasar A R R R CPelatihan Audit; 1 pertemuan untuk pengawas A I R R R R RPelayanan A R C C C RPendidikan Pembukuan I A R R R CPendampingan (pendidikan untuk motivasi) A R R C R,

CR,C

C R

Safari Desa; antar desa-antar kelompok CU A R R C C RPendokumentasian (Pembelajaran yang terbaik dalam proyek)

A I R C R C

Page 20: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

R – Responsible/Penanggungjawab: Adalah mereka yang melakukan kerja atau menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas.

A – Accountable/Dapat dipercaya : (Juga yang menyetujui) adalah mereka yang pada akhirnya bertanggung jawab atas keakuratan dan keseluruhan penyelesaian tugas. Mereka mengawasi atau mengakhiri kerja yang dilakukan oleh Penanggungjawab/R.

C – Consulted/Pemberi konsultasi: Adalah mereka yang opininya diminta untuk tugas tersebut.

I – Informed/Pemberi Informasi: Adalah mereka yang mereka yang menjamin informasi kemajuan proyek tetap up-to-date.

Yayasan PekatYayasan Pekat berdiri tahun 2001, di Medan, dan bekerja untuk bidang konservasi dan penguatan ekonomi mikro, melalui pendidikan, penyuluhan, penelitian dan pengembangan ekonomi alternative yang berbasis pada kebutuhan masyarakat yang serasi dengan perikehidupan dan lingkungan.

Sejak tahun 2005 Yayasan Pekat sudah bekerja di tengah-tengah masyarakat sekitar hutan Batang Toru Blok Barat, yang merupakan habitat orangutan sumatera. Keberadaan orangutan sumatera yang dilindungi dan terancam keberadaannya ini membuat yayasan Pekat melakukan kerja-kerja konservasi dan menumbuh kembangkan ekonomi alternative di sekitar desa-desa yang langsung bersentuhan dengan keberadaan habitat orangutan sumatera (pongo abelii), dengan harapan mampu meredam terjadinya degradasi luasan hutan dan punahnya satwa endemic sumatera, seperti harimau sumatera, burung rangkong, tapir sumatera, beruang madu, kambing hutan, dan khususnya orangutan sumatera.

Pada tahun 2004-2007, Yayasan Pekat dengan CII melakukan project kegiatan Pemeberdayaan Masyarakat Desa Aek Nabara (Marancar) dan Wek I (Batang Toru), hasil kegiatan ini adalah terealisasinya 3000 meter saluran irigasi untuk pertanian masyarakat desa Aek Nabara, kemudian berdirinya Perpustakaan Desa, serta pelatihan pertanian ekologis, dan lahirnya perdes yang mengadopsi beberapa butir-butir hukum adat di desa yang masih relevan dan bertahan untuk keberlanjutan hutan dan satwa orangutan. Untuk desa Wek I, Yayasan Pekat bersama masyarakat berhasil mendirikan sebuah bangunan pos jaga hutan, dan konsensi bersama masyarakat pendatang (nias) dan penduduk asli di Wek 1. Dan project ini juga berhasil melahirkan beberapa lokasi sebagai lubuk larangan.

Tahun 2007-2008, Yayasan Pekat dengan ESP-USAID melakukan kegiatan project Pemberdayaan Masyarakat DAS Deli di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, hasil kegiatan ini adalah terbentuknya rumah bibit di 4 desa/kelurahan, dan 4 taman hijau di 4 sekolah lanjutan, serta terbentuknya 5 kelompok CU perempuan di bantaran DAS Deli, kini kelompok tersebut tetap berjalan dan mampu membiayai aktivitas konservasi dari kelompok CU yang telah dibentuk dan berjalan ini. Staff lapangan Yayasan Pekat selanjutnya melakukan peran pendampingan, dan tahun

Page 21: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

2009, kelompok CU tersebut mendapat dukungan penuh dari Dinas KLH Kota Medan.

Tahun 2008-2009, Yayasan Pekat bersama Field Foundation dan Yayasan Paras membentuk sebuah konsorsium yang dinaman YAYASAN PEKAT FP3 (Action For Livelihoods & Environments Field-Pekat-Paras Partnership) yang melakukan program Model Desa Konservasi (MCVs) di Aceh Selatan – NAD (3 desa) dan Langkat – Sumut (3 desa), program ini didanai oleh OCSP-USAID.

Tahun 2008-2010 ini Yayasan Pekat melakukan studi kelayakan dalam program pride campaign, dan melalui model konseptual diperoleh sebuah penilaian penyingkiran hambatan dan tinjauan luas keberlangsungan (BRAVO) yang dilakukan. Rare mengkonfirmasikan bahwa penyingkir halangan terhadap pembukaan lahan hutan dan meningkatkan pengetahuan dan penghasilan masyarakat di desa-desa sekitar habitat orangutan sumatera tersebut memberikan kelayakan dan dampak yang tinggi jika dilakukan sebagaimana mestinya.

Tim ProyekPimpinan proyek/Manajer Kampanye adalah Efrizal Adil Lubis adalah staff Yayasan Pekat yang akan bertanggung jawab atas kelangsungan dan keberhasilan proyek ini. Efrizal telah bekerja di Yayasan Pekat serta di bidang konservasi ini selama 13 tahun, dan mempunyai gelar di bidang manajemen dan kesehatan lingkungan. Proyek ini sebenarnya akan dilakukan oleh Yayasan Pekat berdasarkan biaya yang ada (lihat anggaran)

Mitra KerjaYayasan Pekat dalam project ini tidak berdiri sendiri, tetapi akan melakukan kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat, pemerintah daerah, dan memungkinkan dengan privat sector yang interest terhadap lingkungan hidup. Untuk diawal project Yayasan Pekat akan bermitra dengan RARE sebagai mitra utamanya, sedangakan selanjutnya bermitra dengan YEL/SOCP yang saat ini bekerja di HBTBB dan focus dengan bidang kegiatan spatial planning, begitu juga dengan Conservation International Indonesia (CII) yang telah mampu mengajak Bupati Tapanuli Selatan mendeklarasikan di awal bulan Februari 2009 keberadaan HBTBB sebagai “Taman Hutan Raya (Tahura)” dan kini statute HBTBB masih dalam pengurusan di tingkat Nasional, dan kegiatan ini telah difasilitasi oleh CII, kemudian Yayasan Pekat akan bermitra dengan OCSP-USAID yang merupakan sebuah lembaga donor yang juga sebagai implementor beberapa aktivitas konservasi di beberapa desa sekitar HBTBB, dan Yayasan Pekat juga akan bermitra dengan Yayasan Bitra Indonesia untuk aktivitas Credit Union, kedua lembaga tersebut sudah berpengalaman dalam bidang Credit Union di Sumatera Utara, dan selanjutnya bermitra dengan salah satu Perguruan Tinggi di Kota Padang

Page 22: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Sidempuan (Ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan) Fakultas Pertanian Universitas Graha Nusantara (FP-UGN). Dan dengan Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan dan BAPPEDA Kabupaten Tapanuli Selatan, begitu juga dengan perorangan, seperti Bpk. Sohibul Anshori Siregar, MA (Dosen Fisipol UMSU), Bpk. Barita O. Manulang, Phd. (Ahli Primata/Ekologi Desa), Rondang S. Siregar (Ex-Project Manager Batang Toru-CII), dan Pokja HBTBB Tapanuli Selatan.

Page 23: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

NAMA MITRA PERAN YANG DIHARAPKAN

RARE Dana dan supervisi

Yayasan Pekat Pendampingan selama Persiapan, Pelaksanaan dan pasca program kelompok CU dan Seri pendidikan

YEL/SOCP Bantuan inkind untuk kegiatan Kelompok CU dan seri pendidikannya; bantuan bisa dalam menyediakan fasilitator pendidikan konservasi

Yayasan Bitra Indonesia Bantuan Konsultasi pelaksanaan Kelompok CU

CII Bantuan dalam pendidikan konservasi; fasilitator dan fasilitas perpustakaan desa

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

Menyediakan ahli dibidang konservasi, pemberi informasi tentang konservasi, melakukan monitoring kawasan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DISHUTBUN) Kabupaten Tapanuli Selatan

Menyediakan bantuan bibit tanaman kayu bakar

Dinas Pertanian dan Peternakan (DISTANAK) Kabupaten Tapanuli Selatan

Menyediakan tenaga penyuluh dan pelatih pertanian

Kelompok Tani Membantu persiapan dan pelaksanaan program

Kepala Desa Membantu menyediakan lahan untuk pelatihan, ruang pertemuan untuk seri pendidikan atau diskusi, serta waktu dalam pelaksanaan program

Tokoh Adat dan agama Membantu dalam mengumpulkan dan memberikan manfaat dan guna kelompok CU dengan seri pendidikannya

Page 24: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

JADWAL PROYEKYayasan Pekat akan menempatkan staff lapangan di desa target (live in) dan untuk pengurusan administrasi tetap berada di kantor Yayasan Pekat yang berada di Medan. Penempatan staf lapangan dimulai sejak Juli 2009 dan berakhir Juli 2010. Diperkirakan Juli 2010 ancaman Pembukaan hutan untuk lahan pertanian/perkebunan atau pemukiman dapat menurun dan berkembangnya kelompok usaha CU yang kuat serta lahirnya desa bangga.

Jadwal Kegiatan Proyek BROP

Tabel. Rencana Kegiatan Implementasi Kelompok CU Juli 2009 s/d Junili 2010

Langkah-langkah

Time Table Keterangan

Tahun 2009 Tahun 20107 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

Sosialisasi Credit Union Pengorganisasian Untuk Perencanaan Pembentukan Kelompok

Safari Desa Magang ke CU Yang sudah Berhasil

kelokasi CU berhasil dampingan Yayasan Bitra Indonesia di Deli Serdang/Serdang Bedagai

Pra Strategic Planning (2 hari) Strategic Planning (3 hari) Persiapan pembukaan CU Pendampingan Sampai seterusnyaToT CU Organizer (2 kali x 3 hari) ToT Pendidikan Prinsip-Prinsip CU (2 kali x 3 hari)

Pendidikan Motivasi

4 kali dalam setahun

Pendidikan Pembukuan Pelatihan Audit Pendokumentasian (Pembelajaran/Monev)

Page 25: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

PEMBIAYAAN PROJECTTabel. Usulan Anggaran Dana Kampanye Pride Hutan Batang Toru Blok Barat , Juli 2009 - Juni 2010

No. Kegiatan item unit satuan Frekuensi      Juli 2009-Juni 2010

  Fase Pertama         RARE Y.Pekat Masyarakat

A Sosialisasi Untuk Pengenalan CU ( 12 kali selama 3 bulan)

 Rental/Sewa Motor Hari

12 65,000 1  

780,000  

 Beli Bahan Bakar/BBM Motor

Liter 12 4,500

12 648,000    

 Konsumsi Untuk Pertemuan Kampung

Paket 1 150,000

12 900,000

900,000  

 Ruang Pertemuan Kampung

Paket 1 150,000

12    

1,800,000

 ATK Paket 1

150,000 12 1,800,00

0    

    3,348,00

0 1,680,00

0 1,800,00

0

B Pengorganisasian Untuk Pembentukan CU (4 kali )

 Rental/Sewa Motor Hari

4 65,000 4  

1,040,000  

 Beli Bahan Bakar/BBM Motor

Liter 12 4,500

4 216,000    

 Konsumsi Untuk Pertemuan Kampung

Paket 1 150,000

4 300,000

300,000  

 Ruang Pertemuan Kampung

Paket 1 150,000

12    

1,800,000

 ATK Paket 1

150,000 12 1,800,00

0    

    2,316,00

0 1,340,00

0 1,800,00

0 C Magang Perwakilan Anggota Kelompok CU terbentuk ke CU yang sudah jalan dan berhasil (3 0rg x 4 klpk + 2 pdpg

x 30 hari)

 

Transportasi dari/ke Deli Serdang (Rental/Sewa Mobil)

Unit

2 350,000 2

1,400,000    

 Konsumsi selama magang

Hari 1 100,000

40 2,000,000

2,000,000  

 

Biaya Fotocopy bahan-bahan pendidikan di magang

Paket 1 300,000

1 300,00

0    

 Stationery kits Paket 1

150,000 20 3,000,00

0    

 Uang Saku Paket 1

500,000 14 7,000,00

0    

 Sewa Tempat Tinggal Hari 2

25,000 40 2,000,00

0    

    15,700,00

0 2,000,00

0 -

D Strategi Planning (pra dan pelaksanaan) Untuk Kelompok CU

1 Pra Strategi Planning (2 hari x 40 orang)

            

 Konsumsi Paket

1 2,000,000 1

1,000,000

1,000,000  

  Sewa Tempat Paket 1 2     300,00

Page 26: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Pertemuan 150,000 0

 Rental/Sewa Mobil Unit

1 350,000 2

700,000    

 Biaya BBM Liter

1 4,500 100

450,000    

 Biaya Fotocopy Paket

1 150,000 1

150,000    

 ATK Paket

1 150,000 1  

150,000  

 Stationery/Meeting Kits Paket

1 75,000 40

1,500,000

1,500,000  

2 Strategi Planning (3 hari x 80 orang)

            

 Konsumsi Paket

1 2,000,000 1

1,000,000

1,000,000  

 Sewa Tempat Pertemuan

Paket1

150,000 2    

300,000

 Rental/Sewa Mobil Unit

1 350,000 3

1,050,000    

 Sewa Tempat Pertemuan

Liter1

5,000 100

500,000    

 Biaya Fotocopy Paket

1 150,000 1

150,000    

 ATK Paket

1 500,000 1  

500,000  

 Stationery/Meeting Kits Paket

1 75,000 40

1,500,000

1,500,000  

 Transportasi Fasilitator (3 orang)

Paket 1 400,000

3 1,200,000    

 Honor Fasilitator (3 orang)

Paket 1 1,000,000

3 3,000,000    

    12,200,000

5,650,000

600,000

E Persiapan Pembukaan Kelompok CU

 Cetak Buku Tabungan Anggota

Pcs1

6,000 500

3,000,000    

 Cetak Kartu Simpan Pinjam Anggota

Pcs1

3,000 500

1,500,000    

 Cetak Surat Permohonan menjadi anggota

Rim1

75,000 2

150,000    

 Cetak Surat Permohonan Pinjaman

Rim1

75,000 1

75,000    

 Cetak surat perjanjian pinjaman

Rim1

75,000 1

75,000    

 Cetak Buku Besar Pcs

1 35,000 10

350,000    

 Cetak Buku Kas Harian Pcs

1 35,000 10

350,000    

 Cetak Neraca Saldo Pcs 1

35,000 10 350,00

0    

 Cetak Lembar daftar Uang Masuk

Psc 1 35,000

10 350,000    

 Cetak Lembar Daftar Uang Keluar

Pcs 1 35,000

10 350,000    

 Cetak Buku Register Anggota

Pcs 1 35,000

10 350,000    

 Cetak Buku Inventaris Pcs 1

35,000 10 350,00

0    

 Cetak Lembar Slip uang masuk

Pcs 1 100,000

10 1,000,000    

 Cetak Lembar Slip uang keluar

Pcs 1 100,000

10 1,000,000    

Page 27: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

 Cetak Stiker Kelompok CU

Pcs 1 6,000

500 3,000,000    

    12,250,00

0 - -

F TOT Untuk Anggota Kelompok CU1 ToT CU Organizer; 2 kali

x 3 hr x 10 org + 1 Fasilitator + 2 pendp

 

             Sewa/Rental Motor Hari

1 65,000 3  

195,000  

  Transportasi Fasilitator Hari1

400,000 3

1,200,000    

  Sewa Tempat/Ruang Hari1

150,000 3    

450,000

  Akomodasi Fasilitator Orang3

350,000 1

1,050,000    

  Fee Fasilitator Hari3

500,000 1

1,500,000    

  Konsumsi Hari3

500,000 3

2,250,000

2,250,000  

  Stationery/Meeting Kits Paket1

75,000 15

1,125,000    

  ATK Paket1

150,000 1

150,000    

2 ToT Pendidikan Dasar CU; 1 kali x 3 hr x 12 anggota + 8 Pengurus/pengawas + 6 tim + 2 Fasilitator

 

             Rental/Sewa Mobil Hari

1 350,000 3

1,050,000    

  Transportasi Fasilitator Hari1

400,000 3

1,200,000    

  Sewa Tempat/Ruang Hari1

150,000 3    

450,000

  Akomodasi Fasilitator Orang3

350,000 1

1,050,000    

  Fee Fasilitator Hari3

500,000 1

1,500,000    

  Konsumsi Hari3

500,000 3

2,250,000

2,250,000  

  Stationery/Meeting Kits Paket1

75,000 28

1,050,000

1,050,000  

  ATK Paket1

75,000 1

75,000    

    15,450,00

0 5,745,00

0 900,00

0 G Pelatihan Audit; 1 pertemuan untuk pengawas

 Rental/Sewa Mobil Unit

1 350,000 2

700,000    

 Sewa Tempat/Rumah Hari 1

150,000 2

    300,00

0

 Fee Fasilitator Orang 1

500,000 2 1,000,00

0    

 Konsumsi Pertemuan Paket 1

500,000 2 1,000,00

0    

 ATK Paket 1

150,000 1 150,00

0    

 Stationary/meeting kits Paket 1

75,000 12 900,00

0    

    3,750,00

0 - 300,00

0

Page 28: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

H Pendokumentasian (Pembelajaran yang terbaik dalam Project)1 Mothly Meeting Paket

1 500,000 12

6,000,000    

2Workshop Pendokumentasian

            

 Rental/sewa Motor Unit

2 100,000 4  

800,000  

 Sewa Tempat/Rumah Hari

1 150,000 2    

300,000

 Konsumsi Pertemuan Paket

1 1,000,000 1  

1,000,000  

 ATK Paket

1 150,000 1

150,000    

    6,150,00

0 1,800,00

0 300,00

0 I Safari Desa; antar desa-antar kelompok  Rental/Sewa Mobil Unit

2 350,000 4

1,400,000

1,400,000  

 Konsumsi Paket

1 100,000 20

2,000,000    

    3,400,00

0 1,400,00

0 -

J Pendampingan Lanjutan  Rental/Sewa Motor Paket

1 65,000 12  

780,000  

 Biaya BBM Liter

2 4,500 480  

4,320,000  

 Konsumsi pertemuan Paket

1 50,000 96  

4,800,000  

 Sewa/Ruang Pertemuan Hari

1 150,000 96    

14,400,000

    - 9,900,00

0 14,400,00

0 K Pendidikan Motivasi

  Fee Fasilitator Paket4

500,000 4

8,000,000    

 ATK Paket

1 150,000 4  

600,000  

 Konsumsi pertemuan Paket

4 50,000 4

800,000    

 Sewa/Ruang Pertemuan Hari

4 150,000 4    

2,400,000

    8,800,00

0 600,00

0 2,400,00

0 L Pelatihan Pembukuan; 1 pertemuan untuk seluruh Tim

  Fee Fasilitator Paket2

500,000 2

2,000,000    

 Transportasi Fasilitator Hari

1 400,000 3

600,000

600,000  

 Akomodasi Fasilitator Hari

1 350,000 3

525,000

525,000  

 Stationary/meeting kits Paket

1 75,000 10

375,000

375,000  

 ATK Paket

1 300,000 1

300,000    

 Konsumsi pertemuan Paket

1 500,000 3

750,000

750,000  

 Sewa/Ruang Pertemuan Hari

1 500,000 3

750,000

750,000  

    5,300,00

0 3,000,00

0 -

Total Jumlah (Rp)   79,864,000

33,115,000

22,500,000

Page 29: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Jumlah Yang Diajukan (Rp)       79,864,000

Jumlah Yang Diajukan (USD)       7,986

Page 30: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

PEMASUKAN DAN PENGELUARAN KAS

Langkah-langkah

Implementasi Penyingkiran hambatan (biaya dalam juta rupiah) SebelumJan

Juli

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

Setelah Des.

Pemasukan Kas

Rare 24,764 24,450

39,450

Yayasan Pekat 6,420

5,650

21,045

Masyarakat 3,600 600

18,300

Pengeluaran Kas

Sosialisasi Untuk Pengenalan CU 6,828

Pengorganisasian Untuk Pembentukan CU 5,456

Strategi Planning (pra dan pelaksanaan) 18,450

Magang di kelompok CU yang berhasil 17,700

Persiapan Pembukaan Kelompok CU 12,250

TOT Untuk Anggota Kelompok CU 22,095

Pelatihan Audit 4,050

Pendokumentasian (Pembelajaran yang terbaik dalam Project)

8,250

Safari Desa 4,800

Pendampingan Lanjutan 24,300

Pelatihan Motivasi 11,800

Pelatihan Pembukuan 8,300

Balans Kas Netto 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 31: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

PENILAIAN DAMPAK DAN RESIKOProgram Kelompok Credit Union sangat mungkin merealisasi dampak konservasi. Aktivitas masyarakat secara bertahap akan beralih di kebun atau sawah yang telah tersedia, pemanfaatan lahan yang sudah ada dengan menambah jenis tanaman produktif, seperti tanaman karet, pohon nira, dan meningkatkan budidaya ikan air tawar akan dilakukan di kebun sehingga intensitas masyarakat ke hutan untuk membuka hutan bagi perluasan ladang, atau mengambil kayu bakar menurun. Jika ini terjadi secara berkelanjutan, maka hutan yang menjadi habitat orangutan sumatera (Ppongo abelii) akan terselamatkan. Namun demikian proses ini akan mulai terjadi pada tahun ke 3. Untuk tahun pertama dan kedua lebih kepada pembentukan kelompok dan pengembangan kekuatan social capital di kalangan petani pelaku perambahan liar. Strategi yang akan diterapkan adalah dengan mengembangkan lembaga ekonomi Credit Union sebagai alternatif sumber ekonomi dan pendidikan yang berorientasi konservasi dan lingkungan hidup. Strategi ini didasarkan pada survey kualitatif yang telah dilakukan bahwa pengetahuan terhadap manfaat dan bahaya kerusakan hutan di tengah masyarakat umumnya memahami, namun kondisi tetap terjadi perambahan hutan. Dari data survey yang diperoleh 40% (154 orang) petani di 4 desa target merupakan pelaku pembuka hutan untuk memperluas lahan pertanian atau perkebunan, dan diharapkan dalam tahun pertama akan menurun menjadi 25% (96 orang) ikut dalam kelompok CU dan hal ini menurunkan pelaku pembukaan hutan. Untuk mendukung pencapaian strategi biogas tersebut, pada bulan Juli 2009 mulai diinisiasi kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan. Tujuan dampak konservasi dapat bertahan dalam jangka panjang karena ketika kebutuhan ekonomi telah terpenuhi di CU dan kebun sendiri, maka masyarakat akan merasakan manfaat dari CU dengan pendidikan yang berorientasi kepada konservasi dan lingkungan.

Page 32: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Faktor-faktor Resiko Konsekuensi Strategi Mitigasi•Pemerintah mengabaikan konsep-konsep yang dibuat oleh masyarakat; seperti Peraturan Desa (Perdes)

Kebijakan /Program pemerintah tidak sejalan dengan kaidah konservasi

Memastikan dukungan publik yang meluas bagi kampanye melalui kampanye Pride yang menekankan perntingnya dukungan terhadap aksi yang dilakukan oleh masyarakat Strategi ini (dan petisi yang akan merupakan hasil dari strategi tersebut) akan membuat desakan penting terhadap staf pemerintah untuk mengeluarkan ijin.

Melobi pemimpin-pemimpin politis kunci yang cenderung mudah menerima aktifitas lingkungan hidup dan mendorong mereka untuk menggerakkan rencana tersebut melalui proses legislative.

•Beberapa Masyarakat menolak untuk berhenti membuka kawasan hutan untuk perkebunan

Kegiatan eksploitasi masih terus berlangsung yang akan mengancam kondisi kawasan

Berkolaborasi dengan aparat desa dan lembaga-lembaga adat untuk mendorong membuat peraturan di tingkat desa ( Perdes) serta membengkitan kearifan-kearifan local yang pernah berlaku sebagai jalan terakhir.

•Anggota masyarakat tidak mau tergabung dalam CU karena kuatir atas aturan yang mengikat

Kegiatan pembukaan hutan dan kekurangan ekonomi ditengah-tengah masyarakat tetap berlangsung dan perilaku merugikan sumberdaya alam di desa tetap tidak terjaga dan mengakibatkan bencana ekologi

Melobi tokoh-tokoh adat, agama dan pemuda yang cenderung mudah menerima program CU dengan seri pendidikannya.

Mengajak para tokoh adat, agama, dan pemuda untuk berkunjung ke salah satu desa di Sumatera Utara yang telah menjalankan program kelompok CU dan seri pendidikannya.

Faktor-faktor Resiko Lainnya

Lampiran :

Page 33: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

Mitra Penyingkir Halangan untuk Kelompok Credit Union :

YAYASAN BITRA INDONESIA

PRINSIP DASAR

Pengembangan sumber daya manusia yang bermartabat merupakan aspek terpenting dalam upaya memajukan suatu bangsa. Kelahiran BITRA Indoesia didasari oleh keberpihakan kepada masyarakat miskin, lemah, kurang mampu,kurang beruntung. Berangkat dari prinsip dasar itu, sejak tahun 1986, BITRA Indonesia mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan sumber daya manusia pedesaan di Sumatera Utara.

BITRA (Bina Keterampilan Pedesaan) Indonesia atau yang sering disebut BITRA adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Semula berbentuk paguyuban dan kemudian berubah menjadi Yayasan, pertama sekali pada tanggal 31 Januari 1992 dengan Akte Notaris Ny. Rahayu Puji Wahyuni, SH dan kemudian diubah dengan Akte tertanggal 17 Februari 1996 dibuat dihadapan Notaris Mas Suprapto Siswopranoto, SH Nomor 191. Setelah itu diubah dihadapan Notaris Egawati Siregar, SH dengan akte tertanggal 20 Maret 2000. dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Negeri Medan pada tanggal 5 Agustus 2002 dibawah nomor 746/YAY/PROB/2002. terakhir diperbaharui dengan akte tertanggal 20 Oktober 2003 dihadapan Notaris Egawati Siregar, SH di Medan dan Notaris Renoyanti, SH di Kabupaten Deli Serdang.

VISI Terwujudnya kesadaran kritis masyarakat marjinal yang teroganisir dalam bidang sosial, ekonomi dan politik yang demokratis, berkeadilan gender dan menghargai pluralitas.

MISI • Menciptakan masyarakat egaliter dan demokrasi khususnya di bidang ekonomi,

politik dan kemandirian profesional. • Mewujudkan transformasi masyarakat yang partisipatif, berkelanjutan dilakukan

secara terpadu dengan menerapkan prinsip organisasi nirlaba.

TUJUAN • Mendampingi masyarakat dalam mengembangkan sumber daya alam dan

sumber daya manusia baik secara perorangan maupun kelompok dalam usaha, meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan sosial dan martabat dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

• Meneguhkan dan memperkuat partisipasi masyarakat marginal dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Page 34: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan

STRATEGI Strategi dasar adalah memperbaharui dari dalam (yaitu proses yang dilakukan masyarakat sendiri) dan mempengaruhi dari luar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah : • Mewujudkan lembaga yang mandiri, demokratis dan profesional sebagai

penggerak demokrasi, ekonomi rakyat dan politik. • Membangun aliansi strategis dalam rangka penguasaan sumber-sumner daya

politik untuk pemberdayaan masyarakat marjinal. • Mengembangkan jaringan kerjasama dengan semua pihak yang pro-demokrasi

dalam lingkup regional, nasional dan internasional. • Pembelaan, pemberdayaan dan penegakkan hak ekonomi sosial dan politik

masyarakat marjinal. • Membangun organisasi rakyat yanng mandiri dan melakukan kaderisasi pada

tingkat basis dan wilayah.

BADAN PEMBINA : 1. Ir. H. Soekirman (Ketua)2. Job Rahmad Purba (Sekretaris)3. Ir. Sabirin (Bendahara)4. Ir. Sabastian E. Saragih, MSc5. Wahyudhi

BADAN PENGAWAS :1. DR. Ningrum Natasya Sirait, SH. MLI (Ketua)2. Dra. Rusdianah (Sekretaris)3. Ir. Darun, Msi 4. Ir. Listiani5. Drs. Swaldi

BADAN PENGURUS : 1. Drs. Safaruddin Siregar (Ketua)2. Ir. Komintasari Purba (Wakil Ketua)3. Iswan Kaputra, SSos (Sekretaris)4. Justina Purba, SE (Bendahara)5. Rustam Ependi (Anggota)6. Jumarni (Anggota)7. Syahrul Isman, ST (Anggota)

Alamat :BITRA IndonesiaJl. Bahagia By Pass No.11/35 Medan 20218, North Sumatra - IndonesiaPhone: +62 61 7876408 Fax: +62 61 7876408

Lampiran : Buklet Credit Union Hijau

Page 35: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan
Page 36: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan
Page 37: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan
Page 38: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan
Page 39: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan
Page 40: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan
Page 41: Normal · Web view... dan mengolah lahan pertanian juga perbuatan turun menurun dari generasi terdahulu mereka. Kebiasaan untuk membuka hutan untuk mengembangkan lahan perkebunan