mengolah data parameter tanah.0

17
MENGOLAH DATA PARAMETER TANAH 1. Analisa Parameter Tanah Analisa parameter tanah pada tugas ini dilakukan untuk membuat stratigrafi parameter tanah di daerah yang akan direklamasi. Dasar yang digunakan untuk membuat stratigrafi tanah yaitu dengan menggunakan pendekatan statistik sederhana. Pendekatan statistik yang digunakan dalam mengambil keputusan adalah berdasarkan besar coefisien variasi (CV) dari suatu distribusi nilai parameter tanah. Beberapa rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut (ITS, 1998): Rata-rata = (1) Standar Deviasi = (2) Koefisien Variasi = (3) Dimana distribusi sebaran suatu nilai dapat diterima jika harga koefisien variasi dari sebaran tersebut antara 10 – 20 %. Jika nilai sebaran tersebut >20 % maka harus dilakukan pembagian layer kembali. Pembagian layer tanah didasarkan atas korelasi SPT pada Tabel 1 berikut : Tabel 1 : Korelasi n-SPT dengan Karakteristik Tanah Lainnya (J.E Bowles, 1984 dalam Wahyudi, 1999) Cohesionless Soil N (blows) 0-3 4-10 11-30 31-50 >50 (kN/m 3 ) - 12-16 14-18 16-20 18-23 ( o ) - 25-32 28-36 30-40 >35 1

Upload: andiniprastiwi1

Post on 03-Aug-2015

328 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengolah Data Parameter Tanah.0

MENGOLAH DATA PARAMETER TANAH

1. Analisa Parameter Tanah

Analisa parameter tanah pada tugas ini dilakukan untuk membuat stratigrafi parameter tanah di daerah yang akan direklamasi. Dasar yang digunakan untuk membuat stratigrafi tanah yaitu dengan menggunakan pendekatan statistik sederhana.

Pendekatan statistik yang digunakan dalam mengambil keputusan adalah berdasarkan besar coefisien variasi (CV) dari suatu distribusi nilai parameter tanah. Beberapa rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut (ITS, 1998):

Rata-rata = (1)

Standar Deviasi = (2)

Koefisien Variasi = (3)

Dimana distribusi sebaran suatu nilai dapat diterima jika harga koefisien variasi dari sebaran tersebut antara 10 – 20 %. Jika nilai sebaran tersebut >20 % maka harus dilakukan pembagian layer kembali.

Pembagian layer tanah didasarkan atas korelasi SPT pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1 : Korelasi n-SPT dengan Karakteristik Tanah Lainnya (J.E Bowles, 1984 dalam Wahyudi, 1999)

Cohesionless Soil

N (blows) 0-3 4-10 11-30 31-50 >50

(kN/m3) - 12-16 14-18 16-20 18-23

(o) - 25-32 28-36 30-40 >35

State Very Loose Loose Medium Dense Very Dense

Dr (%) 0-15 15-35 35-65 65-85 85-100

Cohesive Soil

N (blows) <4 4-6 6-15 16-25 >25

(kN/m3) 14-18 16-18 16-18 16-20 >20

qu (kPa) <25 20-50 30-60 40-200 >100

Consistency Very Soft Soft Medium Stiff Hard

1

Page 2: Mengolah Data Parameter Tanah.0

2. Data Tanah

Data tanah yang akan diolah ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari pihak pemilik proyek dalam hal ini adalah PT. Petrokimia Gresik.

Data Lapangann

Soil Investigation yang dilakukan di lapangan adalah Boring dan SPT (Standart Penetration Test). Boring dan SPT dilakukan di 6 titik (BH-1 s.d BH-6) sampai kedalaman 40 meter dari sea bed. Pada tes tersebut diambil 3 contoh tanah undisturb di tiap titik. Posisi lokasi titik pengeboran untuk lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan data tanah terdapat pada Tabel 1 - 6 di Lampiran 1. Dari data tanah tersebut kemudian dibuat grafik hubungan antara kedalaman dengan nilai SPT (lihat Gambar 2).

Data Laboratorium

Contoh tanah undisturb yang diambil pada saat tes boring diuji di laboratorium untuk mengetahui parameter-parameter tanah lainnya. Data yang diperoleh dari hasil tes lapangan dan laboratorium selanjutnya dianalisa untuk membuat stratigrafi parameter tanah yang dapat mempermudah perhitungan aspek geoteknisnya.

2

Page 3: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Gambar 1 : Enam Lokasi Titik Bor dan SPT

3

Page 4: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Gambar 2 : Grafik Hubungan antara N-SPT dengan Kedalaman

4

Page 5: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Gambar 3 : Grafik Hubungan antara N-SPT dengan Kedalaman untuk Zone A

5

Page 6: Mengolah Data Parameter Tanah.0

3. Analisa Data Tanah

3.1 Analisa Data Parameter Tanah Dasar

Analisa visual adalah analisa pertama yang dilakukan untuk membagi keenam titik bor menjadi beberapa titik yang nantinya bisa mewakili kondisi umum dari lokasi proyek (Gambar 1). Pembagian layer tanah didasarkan atas korelasi SPT yang dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Gambar 2 di atas terlihat secara jelas bahwa terdapat dua zone, yaitu : Zone A : Titik bor BH-1, BH-2, dan BH-3 (lihat Gambar 3)Zone B : Titik bor BH-4 (lihat Gambar 4)Zone C : Titik bor BH-5 (lihat Gambar 5)Zone D : Titik bor BH-6 (lihat Gambar 6)

Gambar 4 : Grafik Hubungan antara N-SPT dengan Kedalaman untuk Zone B

6

Page 7: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Gambar 5 : Grafik Hubungan antara N-SPT dengan Kedalaman untuk Zone C

7

Page 8: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Gambar 6 : Grafik Hubungan antara N-SPT dengan Kedalaman untuk Zone D

8

Page 9: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Tabel : Kedalaman n-SPT

(meter) (blow/feet)

TITIK BOR BH-1

BH-2 BH-3 BH-4 BH-5 BH-6

0 2 23 18 50 0 0 04 20 20 14 0 0 06 10 8 11 0 0 08 10 10 13 18 0 0

10 11 11 8 22 50 2512 10 14 9 23 20 2914 11 12 15 22 50 3016 12 14 13 14 18 3618 15 16 14 15 12 1020 14 18 19 23 12 1322 22 18 19 24 13 1424 22 22 18 35 14 1626 22 22 18 27 21 5028 24 23 20 20 21 1630 24 23 23 29 17 2432 25 20 22 28 19 3834 26 19 24 34 17 2036 27 23 23 39 19 2138 25 23 23 28 21 2240 25 22 24 31 20 22

dimana : untuk tanah compressible :merah muda: Lapisan very soft claykuning : Lapisan soft clayhijau : Lapisan medium stiffbiru : Lapisan stiffuntuk tanah compressibleless :merah : Lapisan very loosejingga : Lapisan looseabu-abu : Lapisan mediumcoklat : Lapisan denseungu : Lapisan very dense

Kelompok ini ditentukan berdasarkan keragaman jenis tanah yang terkandung disetiap titiknya.

9

Page 10: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Zone A : Memiliki lapisan medium sand dibagian permukaan, kemudian berturut-turut medium stiff, dan stiff.

Zone B : Memiliki lapisan very soft clay, medium stiff clay, dan stiff clay. Zone C : Memiliki lapisan very soft clay, medium stiff clay, dan stiff clay. Zone D : Memiliki lapisan very soft clay, medium stiff clay, dan stiff clay.

Gambar 3.5 : Zone bagian 1

10

Page 11: Mengolah Data Parameter Tanah.0

dimana : Hijau : Zone 1Biru : Zone 2Jingga : Zone 2

Merah muda : Zone 2

Analisa selanjutnya dilakukan untuk membuat stratigrafi parameter tanah di daerah yang akan dibangun. Dasar yang digunakan untuk membuat stratigrafi tanah yaitu dengan menggunakan pendekatan statistik sederhana.

Pendekatan statistik yang digunakan adalah pengambilan keputusan berdasarkan besarnya nilai coefisien variasi (CV). Dimana distribusi sebaran suatu nilai dapat diterima jika harga koefisien variasi dari sebaran tersebut antara 10 – 20 %. Jika nilai sebaran tersebut >20 % maka harus dilakukan pembagian layer kembali menggunakan bantuan analisa visual. Persamaan-persamaan statistik yang digunakan dapat dilihat pada Subbab 1 (formula 1 s.d 3)

Telah diketahui bahwa analisa visual sebelumnya telah membagi lapisan tanah di setiap titik bor menjadi beberapa layer. Layer-layer ini selanjutnya akan dianalisis kembali untuk mendapatkan satu nilai parameter tanah disetiap lapisannya. Hasil perhitungan analisis statistik dapat dilihat pada Tabel s.d di Lampiran.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai CV tiap parameternya sudah < 20 % yang artinya nilai rata-rata parameter tersebut dapat diterima.

Analisa terakhir yang dilakukan adalah analisa penyederhanaan di setiap zone. Analisa penyederhanaan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut,dimana:Tabel : Analisa untuk zone A Tabel : Analisa untuk zone B Tabel : Analisa untuk zone C Tabel : Analisa untuk zone D

Analisa Penyederhanaan Kelompok A Dari Tabel (lihat Lampiran 2) terlihat bahwa CV rata-rata untuk setiap parameter

tanah sudah lebih kecil dari 20%, tetapi untuk nilai Cu masih diatas 20%. Hal ini berarti nilai Cu rata-rata yang diambil tidak dapat diterima sehingga kelompok A harus dibagi lagi menjadi sub-sub kelompok. Analisa selanjutnya mencoba membagi Kelompok A menjadi 3 sub, yaitu :Sub 1 : Titik B-11 (hanya memiliki kandungan very soft clay dan medium stiff clay).Sub 2 : Titik B-13 dan B-20 (memiliki nilai Cu untuk medium stiff dan stiff < 0,5 t/m2.Sub 3 : Titik B-12 dan B-15 (memiliki nilai Cu untuk medium stiff dan stiff > 0,5 t/m2.

Setelah Kelompok A dibagi menjadi 3 sub kelompok maka parameter tiap sub kelompok tersebut dianalisa kembali. Hasil analisa statistik per-sub dapat dilihat pada Tabel 25 s.d Tabel 27 di Lampiran 2.

11

Page 12: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Hasil analisa per-sub masih mendapatkan nilai CV yang lebih besar dari 20%, yaitu pada Tabel 27 di Lampiran 2. Hal itu menandakan bahwa tanah di titik B-12 dan B-15 tidaklah sama, sehingga harus dipisah. Hasil akhir dari analisa kelompok A didapatkan 4 sub kelompok, yaitu :Sub 1 (A1) : Titik B-13 dan B-20Sub 2 (A2) : Titik B-11Sub 3 (A3) : Titik B-12Sub 4 (A4) : Titik B-15Potongan melintang titik stratigrafi tiap subnya dapat dilihat pada Gambar 3.6 s.d 3.9.

Gambar 3.6 : Potongan Melintang Lapisan Tanah di Titik Stratigrafi A1

Gambar 3.7 : Potongan Melintang Lapisan Tanah di Titik Stratigrafi A2

Gambar 3.8 : Potongan Melintang Lapisan Tanah di Titik Stratigrafi A3

12

Page 13: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Gambar 3.9 : Potongan Melintang Lapisan Tanah di Titik Stratigrafi A4

Analisa Penyederhanaan Kelompok BHasil analisa pada Tabel 22 di bagian Lampiran 2, terlihat bahwa CV untuk nilai Cu > 20%. Hal ini berarti kelompok B masih perlu dibagi lagi menjadi sub-sub kelompok.

Analisa selanjutnya mencoba membagi Kelompok B menjadi 2 sub, yaitu :Sub 1 (B1) : Titik B-16 Sub 2 (B2) : Titik B-17Gambar 3.10 dan 3.11 adalah gambar potongan melintang lapisan tanah compressible di titik stratigrafi B1 dan B2.

Gambar 3.10 : Potongan Melintang Lapisan Tanah di Titik Stratigrafi B1

Gambar 3.11 : Potongan Melintang Lapisan Tanah di Titik Stratigrafi B2

13

Page 14: Mengolah Data Parameter Tanah.0

Gambar 3.14 : Potongan Melintang Lapisan Tanah di Titik Stratigrafi D

Nilai akhir hasil analisa parameter tanah dari hasil Penyederhanaan ini dapat dilihat pada Tabel 28 dibagian Lampiran 2.

14