zikir dan cinta - · pdf filemenurut syekh ahmad bin muhammad zain bin mustafa al- fatani...

20
1 ZIKIR DAN CINTA Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan Tasawuf Dosen Pengampu: Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag. Disusun oleh: Abdul Ghofur NIRM. 016.11.10.2717 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA SURAKARTA 2017

Upload: vonga

Post on 03-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

1

ZIKIR DAN CINTA

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS)

mata kuliah Pendidikan Tasawuf

Dosen Pengampu: Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag.

Disusun oleh:

Abdul Ghofur

NIRM. 016.11.10.2717

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA

SURAKARTA

2017

Page 2: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zikir merupakan salah satu ajaran praktis tasawuf. Dimana tasawuf

salah satu asal katanya adalah shofw yang berarti bersih, shafa berarti

jernih, suffah merupakan sebuah kamar disamping masjid Rasulullah

SAW. Menurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al-

Fatani dalam bukunya hadiqatul azhar bahwa arti tasawwuf ialah

memakai shuf artinya bulu.

Sedangkan asal zikir adalah ash-safa yang berarti bersih dan

hening. Menurut bahasa artinya ingat atau sebut. Didalam Al-Quran

terdapat banyak perintah untuk mengingat Allah SWT seperti dalam QS.

Al-Jumu‟ah: 10 yang artinya:“Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya

kamu mendapat kemenangan”. Beberapa pembagian zikir antara lain zikir

lisan, zikir qalby, zikir aqly, dan zikir ruhy. Dalam melaksanakannya tidak

ada larangan untuk mengerjakan salah satu atau semua zikir tersebut

karenaAllah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kemampuannya.

Zikir merupakan menifestasi pengabdian seorang hamba kepada

Allah SWT, sehingga membuahkan rasa cinta yang mendalam dan harapan

akan memperoleh ridha-Nya. Nabi Muhammad SAW sendiri diutus oleh

Allah SWT untuk membawa misi dan pesancinta kasih sayang bagi alam

semesta (rahmatan lil „alamin).Lebih jauh lagi, tasawuf sebagai salah satu

bentuk pemahaman dalam Islam telah memperkenalkan betapa ajaran cinta

(mahabbah) menempati kedudukan yang tinggi. Hal itu terlihat dari

bagaimana para ulama sufi, seperti Al-Ghazali, menempatkan mahabbah

sebagai salah satu tingkatan puncak yang harus dilalui para sufi.

Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta, dari dulu

sejak zaman Rabi‟ah al-Adawiyah hingga di zaman modern sekarang, tak

pelak menarik orang-orang yang tertarik dengan pencarian kebahagiaan

Page 3: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

3

dan kebenaran hakiki. Apalagi di zaman modern sekarang ketika alienasi

sosial begitu banyak terjadi, terutama di masyarakat Barat. Alienasi

tersebut terjadi di antaranya karena kemajuan material ternyata banyak

mengorbankan penderitaan spiritual. Kemudahan-kemudahan hidup yang

dihasilkan oleh kemajuan teknologi modern membuat banyak orang jadi

mengabaikan ruang rohani dalam dirinya.

Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas secara lebih dalam

mengenai zikir dan cinta, mengetahui bagaimana keduanya berperan dan

bersinergi dalam diri seorang manusia. Semoga dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan zikir?

2. Apakah yang dimaksud dengan cinta?

3. Bagaimana perilaku sufi menuju kebenaran?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang zikir

2. Untuk mengetahui dan memahami tentang cinta

3. Untuk mengetahui perilaku sufi menuju kebenaran

Adapun manfaat penulisan makalah ini agar dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman secara lebih mendalam dan mendetail

mengenai zikir, cinta, dan peran keduanya sebagai jalan sufi menuju

kebenaran.

Page 4: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Zikir

1. Pengertian Zikir

Zikir berasal dari kata dzakara-yadzkuru-dzikran. Kata ini secara

bahasa memiliki beragam arti, seperti menyebut, mengingat,

memerhatikan, menuturkan, menjaga, mengambil pelajaran, mengenal,

dan mengerti.1Asal zikir adalah ash-shafa artinya bersih dan hening.

Wadahnya adalah al-wafa, artinya menyempurnakan. Dan syaratnya

adalah al-hudhur artinya hadir hati sepenuhnya. Hamparannya adalah

amal saleh dan khasiatnya adalah pembukaan dari Tuhan.2

Kata zikir pada mulanya berarti mengucapkan dengan lidah atau

menyebut sesuatu, kemudian berkembang menjadi mengingat. Karena

mengingat sesuatu sering kali mengantarkan lidah menyebutnya.

Demikian juga menyebut dengan lidah dapat mengantarkan hati untuk

mengingat lebih banyak lagi apa yang disebut-sebut itu. Adapun

zikrullah dapat mencakup penyebutan nama Allah atau ingatan

menyangkut sifat-sifat atau perbuatan Allah, surga atau neraka-Nya,

rahmat dan siksa-Nya, dan segala yang dikaitkan dengan-Nya.

Imam Nawawi (rahimahullâh) dalam Al-Adzkar menyatakan

bahwa zikir itu dapat dilakukan dengan hati atau dengan lisan. Akan

tetapi lebih afdhal bila dilakukan dengan keduanya. Namun, bila ingin

memilih di antara kedua hal itu, maka lebih afdhal bila dilakukan

dengan hati. Jadi, zikir dengan hati dan lisan itu harus tetap dilakukan

dengan niat semata-mata karena Allâh SWT.

Namun, Imam Nawawi juga menegaskan bahwa yang dimaksud

zikir di sini ialah hadirnya hati. Maka sudah sepantasnya bagi setiap

orang yang melakukan zikir untuk menyadari bahwa itulah tujuannya

1Ahmad Bangun Nasution, Akhlak Tasawuf; Pengenalan, Pemahaman, dan Pengaplikasiannya

(Disertai Biografi dan Tokoh-tokoh Sufi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hal. 76. 2 Permadi, Pengantar Ilmu Tasawwuf, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 62.

Page 5: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

5

sehingga timbul keinginan untuk meraih hasilnya dengan men-

tadabbur ucapan-ucapan zikirnya serta memikirkan makna-maknanya.

Karena tadabbur atau tafakkur (merenung) dalam berzikir merupakan

keharusan sebagaimana ketika ia membaca Al-Qur‟an karena kedua-

duanya memiliki maksud dan tujuan yang sama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami zikir merupakan

satu istilah yang tidak pasif dan selalu on (hidup) lewat penyebutan-

penyebutan lisan, disertai dengan menghadirkan hati, yang

konsekuensinya adalah men-tadabbur ucapan-ucapan zikirnya serta

memikirkan makna-maknanya yang pada akhirnya mewujudkan

pribadi yang saleh. Zikir adalah suatu hal yang indah dalam kehidupan

fana ini. Oleh karenanya, sesungguhnya tidak ada alasan apapun, yang

membolehkan seorang muslim meninggalkan zikir. Justru semakin

seorang muslim tenggelam dalam kelezatan zikir, semakin pula ia

rindu dan rindu pada Dzat yang disebutnya dalam zikirnya.

2. Landasan Zikir

Banyak ayat Al-Qur‟an dan Hadits Nabi SAW yang menjadi

landasan dan memerintahkan manusia untuk selalu berzikir kepada

Allah SWT, di antaranya QS. Al-Jumu‟ah ayat 10, QS. Al-Ahzab ayat

41-42, dan QS. Ar-Ra‟ad ayat 28 sebagai berikut:

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di

muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-

banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu‟ah: 10).

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan

bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab:

41-42).

Page 6: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

6

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra‟ad: 28).

Adapun keutamaan zikir dalam hadits Nabi SAW antara lain:

مثل الذي يذكر ربو والذي ال يذكر ربو مثل الي والميت

Artinya: “Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang

yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang

yang mati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

هم هم الملئكة، وغشيت ت الرحة، ون زلت ال ي قعد ق وم يذكرون اهلل، إال حفكينة ، وذكرىم اهلل فيمن عنده عليهم الس

Artinya: “Tidaklah suatu kaum duduk berzikir kepada Allah,

melainkan mereka dinaungi oleh para malaikat, diliputi oleh rahmat,

turun kepada mereka ketenangan dan Allah SWT menyebut-nyebut

mereka di hadapan para malaikat (di langit).” (HR. Muslim).

ال ي زال لسانك رطبا من ذكر اللو Artinya: “Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan berdzikir

kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

3. Macam Zikir

Macam-macam zikir antara lain:3

a. Zikir Lisany (zikir lidah) adalah menyebut nama Allah dengan

lidah, bunyinya berupa kalimat tayyibah seperti subhanallah,

alhamdulillah, istighfar, asma‟ul husna, dan lainnya. Zikir ini poin

pahalanya paling rendah dibandingkan macam zikir yang lain, zikir

ini juga disebut zikir syari‟at.

b. Zikir Qalbi (zikir hati) adalah menyebut nama Allah dengan hati

kalimat tasbih (subhanallah), tahlil, takbir, tahmid, taqdis,

3Ahmad Bangun Nasution, Akhlak Tasawuf…, hal. 76-77.

Page 7: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

7

hauqolah, tarji‟, dan istighfar. Zikir ini pahalanya bisa mencapai 70

kali lipat atau lebih dibandingkan zikir lisan, dikarenakan zikir ini

tidak diketahui oleh orang sehingga keikhlasannya lebih terjaga,

zikir ini juga disebut sebagai zikir thariqat.

c. Zikir Aqly (zikir pikir) adalah memikirkan arti, makna, dan maksud

yang terkandung dalam kalimat-kalimat zikir. Zikir ini disebut juga

zikir tafakkur (memikirkan) dan tadabbur (merenungkan) keesaan

dan kekuasaan Allah sebagaimana yang tersurat dalam kalimat

zikir yang diucapkan.

d. Zikir Ruhy (zikir roh) kembalinya roh pada fitrah atau asal

kejadiannya saat berada dalam arwah, menyaksikan dan

membuktikan wujudnya Tuhan secara langsung tanpa perantara.

Zikir ini disebut juga zikir makrifah dan ini tingkatan zikir

tertinggi.

B. Cinta

1. Pengertian Cinta

Cinta itu logis secara makna meski tak bisa didefinisikan. Cinta

bisa dimengerti dengan rasa (dzawq, perception) tanpa ketidaktahuan.

Cinta bisa dimengerti oleh orang yang menjalaninya dan menyelami

sifatnya. Cinta tidak bisa dimengerti definisinya dan tak bisa

dipungkiri kehadirannya. Cinta adalah persepsi yang tidak diketahui

realitasnya, demi Allah bukankah ini suatu eksotika?4

Cinta tidak bisa didefinisikan, kecuali hanya memaparkan efek-

efek, jejak-jejak (impacts), dan cendera-cendera cinta saja. Cinta tidak

bisa didefinisikan secara dzatiyah, dan hanya bisa didefinisikan secara

formal dan verbal. Orang yang mendefinisikan cinta tidaklah

mengenalnya. Siapa yang tidak meneguk cinta, berarti tidak

mengenalnya. Orang yang berkata aku telah kenyang dengan cinta,

4 Mahmud Mahmud Al-Ghurab, Semesta Cinta Ibnu „Arabi, (Yogyakarta: INDeS Publishing,

2015), hal. 40.

Page 8: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

8

berarti tidak mengenal cinta. Cinta adalah minuman yang tak pernah

memuaskan.

Cinta bagaikan gelombang cahaya yang tercipta dalam morfologi

rasa yang bertahta di semesta. Cinta memiliki makna yang begitu

dalam, indah, mempesona, agung, dan berwibawa. Cinta adalah

hakikat yang tak ada, tak tertulis, dan tak bisa didengar. Cinta adalah

konsep yang abstrak, sulit terdeteksi, bahkan secara ilmiah. Cinta

hanya dapat ditemukan dengan segenap penjiwaan, kesungguhan, dan

ketulusan.5

2. Realitas Cinta

Konsekuensi dari cinta adalah munculnya realitas-realitas cinta

yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya, antara lain:6

a. Cinta tak menerima persekutuan, sehingga tidak layak seorang

pecinta mencintai dualitas, karena hati tak bisa mencakupi dua-

duanya. Dzat Pencinta adalah satu dan tak terbagi-bagi. Namun,

jika dzat itu murakkab (rangkap) maka bisa jadi cintanya

bergantung pada beberapa objek dan kondisi yang bermacam-

macam. Jika dzat yang menjadi dependensi bermacam-macam

benda itu berhubungan dengan banyak objek, hingga manusia bisa

mencintai lebih dari satu kekasih.

b. Cinta itu membuat buta dan tuli, setiap cinta tidak memberikan

kewenangan terhadap pelakunya, yang menjadikan sang pelaku

menjadi tuli dari segala yang didengar selain kekasihnya,

membuatnya buta dari segala yang dilihat selain wajah kekasihnya,

membuatnya bisu untuk mengucapkan apa pun selain menyebut

kekasihnya, menutup hatinya sehingga tidak ada yang masuk selain

cinta kekasihnya.

c. Seseorang tiada mencintai karena diri sang kekasih, kecuali semata

untuk dirinya sendiri. Sang pencinta tiada mencintai yang lain,

5 Muhammad Akrom, Cinta dalam Kaidah Fisika, (Yogyakarta: Diva Press, 2008), hal. 14-15.

6 Mahmud Mahmud Al-Ghurab, Semesta Cinta Ibnu …., hal. 44-50.

Page 9: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

9

melainkan mencintai dirinya. Tidaklah ia mencintai bahkan tak

layak mencintai yang lain untuk selamanya karena memang

mencintai yang lain tidaklah mengandung kebajikan. Jika pun ada

akan kembali pada sang pencinta. Jati dirinyalah yang paling ia

cintai, ia mencintai karena kebajikan itu kembali kepadanya.

d. Keluhuran cinta dan kehinaan pencinta, cinta adalah salah satu sifat

al-Haq, maka cinta bersifat agung karena ditautkan kepada al-Haq

dan menjadi sifat-Nya. Keagungan itu kemudian menjalar kepada

makhluk, sehingga menyebabkan kehinaan pada kedua sisi. Karena

itu, terlihat pencinta menjadi hina di hadapan keagungan cinta,

bukan di hadapan keagungan kekasih. Sehingga tampaklah bahwa

itu adalah keagungan cinta, bukan keagungan kekasih.

e. Arus cinta dalam wujud, salah satu keluhuran Allah SWT yaitu

menjadikan suatu realitas mengalir dalam setiap entitas yang

memungkinkan bersifat wujud disertai dengan kenikmatan yang

tiada tara. Kosmos pun saling mencintai satu sama lain dengan

cinta yang terkait dari realitas cinta yang permanen. Sehingga bisa

dibilang si A mencintai si B dan si A mencintai sesuatu. Ini tak lain

adalah fenomena kesejatian pada entitas apa yang ia cintai maupun

fenomena kesejatian di hadapan yang lain, apa pun dia.

f. Mabuk minuman cinta, cinta memiliki minuman yang merupakan

tajalli (manifestasi) yang berada di antara dua tajalli, itulah tajalli

abadi yang tak pernah mengalami keterputusan. Dan itulah maqam

tertinggi yang menjadi tempat al-Haq bermanifestasi di dalamnya

untuk para hamba-Nya ahli makrifat. Yang paling awal adalah

tajalli ad-Dzawq (perception theophany). Barang siapa tidak

mencicipi minuman tersebut, maka ia tak bisa mengenal-Nya.

Adapun tajalli yang memberi kepuasan adalah milik orang-orang

yang mengalami kesempitan, karena tujuan mereka minum adalah

supaya puas. Sementara orang-orang yang lapang, tidaklah bisa

merasakan kepuasan dengan minum.

Page 10: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

10

3. Hierarki Cinta

Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu:7

a. Cinta biologis, cinta biologis bersifat umum, karena setiap pencinta

menerima sosok-sosok biologis atas apa yang diberikan oleh

hakikat mereka, hingga dalam cintanya, mereka mengalami sifat

yang ada pada sosok biologis tersebut, seperti suka, rindu,

merindukan, senang bertemu, melihat dan berhubungan dengan

kekasih. Cinta biologis adalah cinta milik orang awam. Tujuannya

adalah persatuan roh hewani, hingga roh masing-masing menjadi

roh kawannya, yaitu dengan cara menarik kenikmatan dan

membangkitkan syahwat, seperti mengalirnya air dalam kain wol

atau mengalirnya warna dalam benda berwarna.

b. Cinta spiritual-psikologis (ruhaniyah-nafsiyah), cinta ini bertujuan

tasyabbuh (penyerupaan) dengan kekasih, dengan menunaikan hak

dan mengetahui derajat kekasih. Jika cinta biologis tunduk kepada

batasan, ukuran, dan bentuk, maka cinta rohani tidak bisa dibatasi,

jauh dari ukuran dan bentuk, hal ini karena energi rohaniah

mengalami ketertarikan yang bersifat nisbi. Cinta ini membuat

pencinta mencintai kekasih untuk dirinya sendiri dan untuk

kekasihnya, ia mengatur segala hal berdasarkan hikmah dan tidak

menjauhkannya dari tempatnya masing-masing.

c. Cinta ilahiyah, cinta ilahiyah adalah cinta Allah kepada hamba dan

cinta hamba kepada Allah. Seperti firman Allah SWT:

Artinya: “Dia mencintai mereka dan mereka mencintai Dia.” (QS.

Al-Maidah: 54).

Cinta manusia kepada Allah terbagi menjadi 4 macam

yaitu; 1) mencintai Allah karena Dia, 2) mencintai-Nya karena diri

7 Mahmud Mahmud Al-Ghurab, Semesta Cinta Ibnu …., hal. 109-132.

Page 11: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

11

kita, 3) mencintai-Nya karena Dia dan diri kita, 4) mencintai-Nya

tidak karena Dia maupun diri kita, tidak pula karena keduanya.

Adapun puncak cinta ilahiyah adalah jika hamba menyaksikan

keberadaan dirinya sebagai penampakan dari al-Haq. Bagi al-Haq

yang bertajali, hamba adalah seperti roh bagi jisim. Sementara

batinnya gaib dan tidak pernah bisa diketahui, dan hanya

disaksikan oleh sang pencinta. Dan al-Haq menjadi penampakan

bagi hamba, hingga Dia memiliki sifat seperti sifat-sifat hamba,

seperti terbatas, terukur, dan memiliki aksiden. Al-Haq

menyaksikan sang hamba dan hamba menjadi kekasih-Nya.

4. Sebutan-sebutan Cinta

Cinta memiliki empat nama, yaitu:8

a. Al-Hawa

Kata ini berasal dari “hawa al-Najm” (bintang telah jatuh), jika

hawa tidak bersekutu dengan sesuatu pun dan sang pencinta terlepas

dari kehendaknya sendiri, lalu mengikuti kehendak kekasih. Hawa

itu memiliki kekuasaan, karena berasal dari alam tinggi. Karena itu

disebut dengan nama “jatuh” yaitu memusatkan kehendak kepada

kekasih dan bergantung kepadanya, saat pertama kali ia muncul di

dalam hati. Allah tidak memiliki nama al-Hawa, timbulnya al-Hawa

menjadi sebab melihat, pemberitahuan, atau ihsan. Andai tak ada

hawa, maka orang yang mencintai tidak akan mencintai. Dengan

hawa terjadilah ujian, ia kadang turun dan kadang naik.

b. Al-Hubb

Al-Hubb adalah lepas dari beningnya hawa dalam hati dari kotoran

aksiden. Pencinta tidak lagi memiliki tujuan dan kehendak terhadap

kekasihnya. Jika hawa hanya bergantung pada Allah semata, bukan

jalan yang lain, lalu menjadi murni dan bersih dari kotoran kawan di

jalan, hal ini disebut hubb karena kejernihan dan kemurniannya.

Berdasarkan hal itu pula, hubb (wadah) tempat air disebut hub

8 Mahmud Mahmud Al-Ghurab, Semesta Cinta Ibnu …., hal. 134-152.

Page 12: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

12

(cinta), karena di dalamnya air menjadi bening, jernih, kotorannya

mengendap di bawah. Begitu pula cinta yang dimiliki makhluk, jika

bergantung kepada al-Haq dan bebas dari semua gantungan yang

lain, yang menjadikan musyrik dan menyekutukan Allah dalam

ketuhanan, maka disebut dengan cinta.

c. Al-„Isyq

Al-„Isyq adalah cinta yang keterlaluan atau berlebihan. Dia adalah

makna dari kekasih yang mengalami asmara. Dialah yang

menggelorakan api rindu dan cinta dalam hati, seperti kisah cinta

Zulaikha kepada Yusuf. Kata Al-„Isyq diderifasikan dari al-Isyqoh

yaitu tumbuhan yang berduri. Antara asyiq (pencinta) dan ma‟syuq

(kekasih) haruslah ada sebab dan ikatan, hingga ia bisa menyelimuti

kekasih secara khusus. Dalam Al-Qur‟an hal ini dikinayahi dengan

syiddatul hub (cinta yang sangat), sesuai firman-Nya:

Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya

kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)

d. Al-Wudd

Al-Wudd menjadi salah satu nama Allah, yaitu Al-Wadud (Maha

Mencintai), ini merupakan sifat Allah yang permanen. Karena itu

cinta disebut dengan wudd karena bersifat kokoh di bumi. Al-Wudd

adalah kelanggengan al-Hubb, al-„Isyq, dan al-Hawa. Dalam

keadaan bagaimana pun, jika seseorang telah kokoh dengan sifat

yang dimiliki dan tak ada yang berubah sedikit pun, tidak pula lepas

dari pengaruh sifat yang dimiliki kekuasaan yang kokoh itu, baik

dalam sesuatu yang menyenangkan, menjengkelkan, diusir, ditolak,

dari mawjud yang ia inginkan untuk menjadi wadah tajalli

kekasihnya, dan dia selalu dalam kekuasaan benda itu karena

merupakan penampakan Sang Kekasih, itulah yang disebut al-Wudd.

Sesuai firman Allah SWT:

Page 13: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

13

Artinya: “Allah akan menjadikan cinta untuk mereka.” (QS. Maryam:

96).

5. Manajemen Cinta

Cinta memang persoalan hati (qalbu) dan hati seperti namanya

adalah bersifat labil (yataqallabu) sehingga yang diperlukan adalah

upaya maksimal lahir batin dalam pengendaliannya secara adil untuk

setiap yang berhak atasnya. Nabi SAW memaklumi fenomena batin ini

dalam pengakuannya:

“Ya Allah, inilah usahaku sebatas kuasaku, maka janganlah Engkau

cela diriku tentang apa yang Engkau kuasai dan aku tidak kuasai

(hati).” (HR. Abu Dawud).

Melalui proses manajemen dan pengendalian cinta, seseorang

dapat menjadikan perasaan cinta sebagai motivasi kontrol dalam

kerangka kebajikan dan kemuliaan. Inilah esensi pesan Risalah Islam

mengenai alhubb wal bughdhu fillah (cinta dan benci karena Allah).

Hal itu karena kemarahan dalam perspektif manajemen cinta

merupakan kelaziman cinta sejati yang diekspresikan dalam bentuk

yang arif bijaksana tanpa keluar jalur syariat sebagaimana kemarahan

Nabi SAW diungkapkan dalam bentuk ekspresi perubahan mimik

muka, diam, atau isyarat lainnya sebagai peringatan yang selanjutnya

diberikan penjelasan dan dialog dari hati ke hati.9

Manajemen cinta akan menumbuhkan sikap adil dalam cinta yang

membawa hidup sehat dan seimbang (tawazun) dan bukan menjadi

sumber penyakit sebagaimana Ibnul Qayyim sampaikan bahwa cinta

bagi ruh sama dengan fungsi makanan bagi tubuh. Jika engkau

meninggalkannya tentu akan membahayakan dirimu dan jika engkau

9Setiawan Budi Utomo. Manajemen Cinta; dalam

http://www.dakwatuna.com/2010/02/04/5505/manajemen-cinta-bagian-ke-1/#ixzz4tMxsJKaY.

(Diakses 22 September 2017)

Page 14: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

14

terlalu banyak menyantapnya serta tidak seimbang tentu akan

membinasakanmu.

Proses menuju cinta suci yang diberkati Allah tidaklah mudah

sehingga memerlukan upaya manajemen diri termasuk pengendalian

ego dan penumbuhan rasa empati serta solidaritas sebagai persyaratan

iman. Sabda Nabi SAW:

“Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai

saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” Bahkan cinta

sesama mukmin merupakan syarat masuk surga “Tidaklah kalian

akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak akan

beriman sehingga kalian saling mencintai.” (HR. Muslim)

Cinta yang dikehendaki Islam adalah cinta sejati dan arif bukan

cinta buta yang bodoh. Manajemen cinta mengajarkan agar perasaan

cinta kepada seseorang tidak menghalangi untuk tetap melakukan

segala hal yang semestinya dikerjakan. Sehingga tidak akan melakukan

ataupun meninggalkan segala hal demi rasa cinta ataupun mendapatkan

cinta dari orang yang dicintai meskipun hal itu bertentangan dengan

kemaslahatan (kebaikan) dirinya, membahayakan orang lain, dan

menimbulkan kerusakan di muka bumi.

Adapun cinta yang arif sejati adalah sebagaimana cinta Allah

kepada hamba-Nya dan cinta Rasulullah SAW kepada umatnya

sehingga yang diinginkan Allah dari hamba-hamba-Nya hanyalah

kebaikan, kesempurnaan, dan kemuliaan dengan membenci segala

kemungkaran dan kejahatan. (QS. Fathir: 35, Al-Kahfi: 18).

Seorang muslim hanya mengenal cinta suci mulia yang penuh

kearifan dan kesadaran yang melahirkan cinta kepada Allah dan Rasul-

Nya. Suatu ketika seorang Arab badui menghadap Nabi SAW dan

menanyakan perihal datangnya kiamat, lalu beliau balik bertanya:

“Apa yang telah kau persiapkan?” Ia menjawab: “Cinta kepada Allah

dan Rasul-Nya” Beliau menyahut: “Engkau bersama siapa yang kau

cintai” (HR. Bukhari dan Muslim)

Page 15: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

15

Cinta karena Allah dan benci karena Allah akan menjadi filter,

kontrol sekaligus tolok ukur dalam mencintai segala hal. Dengan

demikian cinta yang tulus karena Allah Dzat Maha Abadi inilah yang

akan bertahan abadi sementara cinta yang dilandasi motif lainnya

justru yang akan cepat berubah, bersifat temporer dan akan

membuahkan penyesalan. (QS. Az-Zukhruf: 43, Al-Furqan: 25).

C. Perilaku Sufi Menuju Kebenaran

Tujuan utama tasawuf adalah bagaimana seseorang dapat sampai ke

pintu kebenaran yang sesungguhnya. Untuk meraih itu, menurut ahli

tasawuf setidaknya dapat dilakukan dengan menguasai tiga wilayah

kehidupan manusia itu sendiri, yakni pengetahuan, cinta, dan tindakan.10

1. Pengetahuan (Ma’rifah)

Pengetahuan merupakan satu dari wilayah keberadaan manusia

yang mesti diwujudkan sehingga dapat menghantarkan pada wilayah

kebenaran sesungguhnya sebagai bentuk tujuan pencarian tertinggi

dalam tasawuf. Seiring dengan kajian pengetahuan, para sufi

memaknai bahwa pengetahuan (ma‟rifah) memiliki kualitas yang lebih

transenden dibandingkan dengan penggunaan kata ilmu.

Ibn Al-Arabi mengatakan bahwa penggunaan kata „ilm dan

ma‟rifah di dalam wacana sufi sesungguhnya memiliki perbedaan yang

amat mendasar. Menurutnya ma‟rifah lebih tepat dimaknai dengan

kebijaksanaan (gnosis) atau sejenis pengetahuan langsung. Gnosis

adalah pengetahuan yang diperoleh melalui penyingkapan dengan

menyaksikan dan merasakan. Sedangkan „ilm lebih tepat dimaknai

dengan pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang lebih ditujukan pada

ajaran-ajaran atau doktrin Islam atau sufi.

Harun Nasution menguraikan bahwa pengetahuan pada kelompok

orang awam dan ulama belum merupakan pengetahuan hakiki tentang

10

Amril, Akhlak Tasawuf; Meretas Jalan Menuju Akhlak Mulia, (Bandung: Refika Aditama,

2015), hal. 54-65.

Page 16: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

16

Tuhan. Keduanya disebut dengan ilmu bukan ma‟rifah. Pengetahuan

dalam arti kelompok ketiga lah yang merupakan pengetahuan hakiki

tentang Tuhan dan pengenalan ini disebut dengan ma‟rifah. Ma‟rifah

hanya terdapat pada kaum sufi yang sanggup melihat Tuhan dengan

hati sanubarinya. Ma‟rifah dimasukkan Tuhan ke dalam hati seseorang

sufi sehingga hatinya penuh dengan cahaya.11

Adapun secara epistemologis Dzunun al-Misri, peletak teori

ma‟rifah menyatakan bahwa hati sanubari merupakan instrumen untuk

mendapatkan ma‟rifah. Sedangkan al-Qusayri menyebut ada tiga alat

dalam tubuh manusia yang digunakan kaum sufi dalam hubungannya

denga Tuhan, yaitu qalb untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan, ruh untuk

mengetahui Tuhan dan sir untuk melihat Tuhan. Alat yang terakhir

inilah yang meniscayakan dapat memperoleh ma‟rifah.

Upaya meraih pengetahuan kebenaran di atas (ma‟rifah), bukan

berarti menampikkan ilmu pengetahuan (ilmu). Ibn Al-Arabi

menyatakan yang terpenting dari seluruh pengetahuan (ilmu) adalah

pengetahuan tentang Tuhan. Adapun ilmu tentang segala sesuatu selain

Tuhan, dimaksudkan sabagai sasaran untuk dapat mencapai

pengetahuan tentang Allah SWT. Semua ilmu yang dipelajari dan

dikembangkan mesti difungsikan untuk mendukung pengetahuan

ma‟rifah.

Penempatan posisi ilmu selain ma‟rifah sebagai pendukung,

meniscayakan orang yang memiliki dan memanfaatkannya mampu

menangkap saling keterkaitan segala sesuatu dengan Tuhan sebagai

pusatnya. Selain ma‟rifah diposisikan sebagai kelezatan yang tertinggi

dalam perspektif tasawuf, Al-Ghazali mengungkapkan bahwa orang

yang memiliki ma‟rifah tidak akan mengatakan “Ya Allah” atau “Ya

Rabb”, karena memanggil Tuhan dengan kata-kata seperti itu berarti

Tuhan ada di balik tabir. Orang yang telah memiliki ma‟rifah berarti

antara dia dan Tuhan-Nya sudah tidak ada lagi pembatas.

11

Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hal. 76.

Page 17: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

17

2. Cinta (Mahabbah)

Pengetahuan (ma‟rifah) dan cinta (mahabbah) merupakan dua

entitas yang berbeda satu dengan lainnya. Pengetahuan selalu

berorientasi pada pencarian dan penemuan akan kebenaran. Dengan

demikian melahirkan berbagai teori pengetahuan dan cara

memperoleh kebenaran dari sebuah pengetahuan. Sedangkan cinta

merupakan bentuk tarik menarik dari satu wujud ke wujud lainnya

sedemikian rupa. Secara psikologis, cinta merupakan energi, bagaikan

api yang nyalanya dapat menerangi dan panasnya menghidupi jiwa

yang sedemikian rupa membangkitkan dinamika kehidupan manusia.

Cinta juga merupakan cakupan kerinduan kegairahan akan penyatuan,

atau kepedihan akan keterpisahan.

Al-Ghazali mengatakan bahwa ma‟rifah lebih dahulu ada,

mahabbah timbul dari ma‟rifah. Bagi Al-Ghazali mahabbah adalah

bentuk cinta seseorang kepada yang berbuat baik kepada-Nya. Cinta

yang timbul dari kasih dan rahmat Tuhan kepada manusia yang telah

memberi hidup, rezeki, kesenangan, dan lain-lain. Mahabbah kepada

Allah SWT adalah tujuan tertinggi dari maqam dan derajat. Adapun

aktivitas setelah mahabbah seperti sawq, uns, ridha, dan seterusnya

merupakan hasil atau akibat dari mahabbah.

Cinta dalam perspektif tasawuf sesungguhnya mutlak milik Allah

SWT berupa cinta-Nya terhadap diri-Nya. Cinta seperti ini mengalir

cinta-Nya kepada makhluk-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah

SWT merupakan sumber cinta bagi setiap eksistensi makhluk-Nya.

3. Tindakan (Zikir)

Bila pengetahuan dan cinta merupakan pintu-pintu untuk dapat

masuk pada kebenaran sebagai bentuk pencarian tertinggi dalam

wacana tasawuf, maka tindakan merupakan media untuk dapat

menghantarkan para sufi sampai pada dua pintu kebenaran, yaitu

pengetahuan dan cinta.

Page 18: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

18

Beragam teori banyak ditampilkan dalam kajian tasawuf. Namun

demikian, bentuk umum tentang tindakan-tindakan yang mesti

dilakukan sufi untuk mencapai dua pintu kebenaran disebut thariqah

(mengikuti dan melaksanakan maqam untuk mencapai tujuan yang

sesungguhnya). Thariqah dimaknai sebagai bentuk jalan spiritual di

bawah bimbingan syekh yang mengantarkan para sufi pada kebenaran

dengan terlebih dahulu tetap melaksanakan syari‟ah. Seperti shalat

wajib, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur‟an, dan lainnya.

Adapun ibadah lain yang memiliki arti penting yaitu zikir, yang di

antara isinya menyebut nama-nama Allah SWT dalam aktivitas seperti

meditasi. Nama-nama Allah SWT ini biasanya dilantunkan terus

menerus, baik sendirian maupun berjamaah dengan suara keras

maupun tanpa suara.

Al-Ghazali menyatakan zikir sangat penting dikarenakan

bermanfaat untuk memusatkan hati hanya kepada Allah SWT.

Sementara Ibn „Atha menyebutkan bahwa zikir sebagai pembersihan

jiwa dari ketidakkhusyukan serta kealpaan dengan menghadapkan hati

kepada Allah secara terus menerus. Dalam tindakan sufi, zikir

merupakan karakter. Dalam pandangan muslim ketika memahami

tindakan sufi adalah memahami tindakan zikir yang mereka lakukan.

Dengan demikian, zikir menjadi identik dan tidak terpisahkan dari

tindakan sufi.

Tindakan menjadi instrumen yang amat penting dan strategis untuk

membawa setiap aktivitas manusia menjadi bermakna dan sesuai yang

diharapkan. Sehubungan dengan pengetahuan dan cinta sebagai entitas,

aktivitas manusia untuk memasuki wilayah kebenaran tentu sangat

membutuhkan tindakan yang terpimpin dan memiliki keterarahan yang

jelas sehingga eksistensi keduanya benar-benar mendapatkan hasil

yang diinginkan. Dalam perspektif tasawuf, tindakan benar-benar

dapat membawa pada pengetahuan dan cinta ke arah yang diinginkan,

bagi sufi dilakukan dalam apa yang disebut dengan maqam-maqam.

Page 19: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

19

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian makalah tentang zikir dan cinta dapat disimpulkan:

1. Zikir merupakan satu istilah yang tidak pasif dan selalu on (hidup)

lewat penyebutan lisan, menghadirkan hati, men-tadabbur ucapan

zikirnya, memikirkan maknanya, dan mewujudkan pribadi yang

saleh. Banyak dalil Al-Qur‟an dan Hadits Nabi SAW yang menjadi

landasan untuk selalu berzikir kepada Allah SWT, di antaranya QS.

Al-Jumu‟ah ayat 10, QS. Al-Ahzab ayat 41-42, dan lainnya.

Adapun zikir terbagi menjadi zikir lisany, qalbi, aqly, dan ruhy.

2. Cinta itu logis secara makna meski tak bisa didefinisikan. Cinta

bisa dimengerti dengan rasa (dzawq, perception). Cinta memiliki

makna yang begitu dalam, indah, mempesona, agung, dan

berwibawa. Cinta meniscayakan adanya realitas-realitas. Cinta

memiliki hirarki berupa cinta biologis, ruhaniyah-nafsiyah, dan

ilahiyah. Adapun cinta memiliki sebutan sesuai kadarnya yaitu Al-

Hawa, Al-Hubb, Al-„Isyq, dan Al-Wudd.

3. Tujuan utama tasawuf adalah agar seseorang dapat sampai ke pintu

kebenaran yang sesungguhnya. Hal itu dapat dilakukan dengan

menguasai tiga wilayah kehidupan manusia, yakni pengetahuan

(ma‟rifah), cinta (mahabbah), dan tindakan (zikir).

B. SARAN

Di era globalisasi dan zaman milenium ini, semoga tetap mampu

mempraktikkan jalan tasawuf walaupun kecil. Mampu memahami

pengetahuan dengan baik, senantiasa bermunajat atas kebesaran-Nya,

dan mampu mensinkronkan antara syariat dan akhlak (tasawuf),

sehingga tercapai pintu kebenaran hakiki dan merengguk cinta-Nya.

Page 20: ZIKIR DAN CINTA -   · PDF fileMenurut Syekh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa Al- Fatani ... seperti Al-Ghazali, ... Wajah sejuk dan teduh tasawuf yang mendedahkan cinta,

20

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Bangun Nasution. 2015. Akhlak Tasawuf; Pengenalan,

Pemahaman, dan Pengaplikasiannya (Disertai Biografi dan

Tokoh-tokoh Sufi). Jakarta: Rajawali Pers.

Amril. 2015. Akhlak Tasawuf; Meretas Jalan Menuju Akhlak Mulia.

Bandung: Refika Aditama.

Harun Nasution. 1990. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta:

Bulan Bintang.

Mahmud Mahmud Al-Ghurab. 2015. Semesta Cinta Ibnu „Arabi.

Yogyakarta: INDeS Publishing.

Muhammad Akrom. 2008. Cinta dalam Kaidah Fisika. Yogyakarta: Diva

Press.

Permadi. 1997. Pengantar Ilmu Tasawwuf. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiawan Budi Utomo. Manajemen Cinta; dalam

http://www.dakwatuna.com/2010/02/04/5505/manajemen-cinta-

bagian-ke-1/#ixzz4tMxsJKaY. (Diakses 22 September 2017)