artikel cinta la

23
Artikel: Pendidikan Agama Islam – Pengertian Amanah dan Penerapannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna.Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Apapun yang diberikan Allah Swt adalah amanah yang akan menjadi beban diakhirat nanti. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Amanah 2. Amanah dan Iman 3. Macam-Macam Amanah 4. Makna Amanah 5. Dalil-Dalil Syariat 6. Hubungan Amanah Dengan Keimanan 7. Jenis-Jenis Amanah BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Amanah Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Upload: azura-al-faqir

Post on 04-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

inilah cinta kita

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Cinta La

Artikel: Pendidikan Agama Islam – Pengertian Amanah dan Penerapannya

BAB I    

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna.Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Apapun  yang diberikan Allah Swt adalah amanah yang akan menjadi beban diakhirat nanti.

B.     Rumusan Masalah

1. Pengertian Amanah2. Amanah dan Iman3. Macam-Macam Amanah4. Makna Amanah5. Dalil-Dalil Syariat6. Hubungan Amanah Dengan Keimanan7. Jenis-Jenis Amanah

   BAB II    

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Amanah

Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)

Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini di perkuat dengan perintah-

Page 2: Artikel Cinta La

Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar.

Itu juga di perjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya.

Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan Allah SWT. berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72)

Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.

B.     Amanah dan Iman

Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Sabda Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya–, Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)

C.    Macam-macam Amanah

Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah ada amanah. Allah menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul dengan aturan Allah yang berlaku di alam semesta. Allah swt. berfirman: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini

Page 3: Artikel Cinta La

Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al-A’raf: 172).

Akan tetapi adanya fitrah bukanlah jaminan bahwa setiap orang akan selalu berada dalam kebenaran dan kebaikan. Sebab fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan penyakit-penyakit jiwa (hati). Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah tersebut agar fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan kebenaran.

Kedua, amanah taklif syar’i (amanah yang diembankan oleh syari’at). Allah SWT. telah menjad©ikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorang kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan fara-idh (kewajiban-kewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa.” (hadits shahih)

Ketiga, amanah menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah untuk menampilkan kebaikan dan kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.” (Hadits shahih)

Keempat, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran Islam, seorang muslim memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada Islam itu. Seorang muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri.

Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia. Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya: “Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasihat 0yang baik.” (An-Nahl: 125)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan usaha Anda, maka hal itu pahalanya bagi Anda lebih dibandingkan deng0an dunia dan segala isinya.” (al-hadits)

Kelima, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar manusia tunduk hanya kepada Allah swt. dalam segala aspek kehidupannya. Tentang amanah yang satu ini, Allah swt. menegaskan: “Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya.” (Asy-Syura: 13)

Keenam, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan kewajiban, seorang muslim haruslah memahami Islam. “Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.” (At-Taubah: 122)

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan

Page 4: Artikel Cinta La

sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

D.    MAKNA AMANAH

1.   Secara Bahasa: Bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan)

2.   Secara Definisi: Seorang muslim memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman ALLAH SWT: “Sesungguhnya ALLAH memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4/58)

Maka yang termasuk amanah bukan hanya dalam hal materi atau hal yang berkaitan dengan kebendaan saja, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan ALLAH adalah amanah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik adalah amanah, demikian seterusnya.

E.     DALIL-DALIL SYARIAT

1.   Al-Qur’an: Kedua firman ALLAH SWT di atas (QS 4/58; 33/72) dan QS 2/283; 8/27; 23/8; 70/32

2.   As-Sunnah:

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat, seorang pemimpin pemerintahan adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya, suami adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang anggota keluarganya, istri adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rumah tangga suaminya serta anak-anaknya, dan seorang pembantu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang harta benda majikannya, ingatlah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat.” (HR Muttafaq ‘alaih, dalam Lu’lu wal Marjan hadits no. 1199)

“Ada 4 perkara yang jika semuanya ada pada dirimu maka tidak berbahaya bagimu apa yang terlepas darimu dalam dunia: Benar ketika berbicara, menjaga amanah, sempurna dalam akhlaq, menjaga diri dari meminta.” (HR Ahmad dalam musnadnya 2/177; Hakim dalam al-Mustadrak 4/314 dari Ibnu Umar ra; berkata Imam al-Mundziri ttg hadits ini: Telah meriwayatkan Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Thabrani, Baihaqi dengan sanad yang hasan, lih. At-Targhib wa Tarhib 3/589)

 F.     HUBUNGAN AMANAH DENGAN KEIMANAN

1.   Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, Ibnu Hibban dalam shahihnya

Page 5: Artikel Cinta La

Mawarid azh-Zham’an-47, al-Bazzar dalam musnadnya Kasyful Astar-100, lih. Juga dalam Albani Shahih Jami’ Shaghir-7056.

2.   Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat.” Kata para sahabat ra: Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH? Jawab nabi SAW: “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)

3.    Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sebagaimana sabda nabi SAW: “Seorang tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan bekas/jejak, demikianlah seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia, sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah. Maka berkatalah sebagian mereka: Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai dikatakan kepada seseorang: Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 2035)

G.    JENIS-JENIS AMANAH

Islam adalah agama yang sempurna, ia adalah sistem yang mencakup IPOLEKSOSBUDHANKAM (Idiologi, POLitik, Ekonomi, SOSial BUDaya serta pertaHANan dan KeAManan). Islam tidak hanya bicara aqidah atau ibadah saja melainkan ia adalah sebuah sistem yang paripurna mencakup aqidah dan ibadah, agama dan negara, peradaban dan pedang.

Oleh karenanya maka amanah yang dibebankan ALLAH SWT atas seorang muslim adalah mengarahkan semua sistem di atas agar sesuai dengan aturan ALLAH SWT, dan membebaskan manusia dari penyembahan manusia atas manusia dalam seluruh aspek kehidupan menuju penyembahan kepada ALLAH SWT saja, tiada sekutu bagi-NYA, untuk-NYA kita beramal dan kepada-NYA kita akan kembali.

Oleh karena itu maka amanah yang diberikan kepada manusia adalah sebagai berikut:

1. Amanah Fithrah: Yaitu amanah yang diberikan oleh Sang Pencipta SWT sejak manusia dalam rahim ibunya, bahkan jauh sejak dimasa alam azali, yaitu mengakui bahwa ALLAH SWT sebagai RABB/Pencipta, Pemelihara dan Pembimbing (QS 7/172).

2. Amanah Syari’ah/Din: Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan ALLAH SWT dan memenuhi perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA, barangsiapa yang tidak mematuhi amanah ini maka ia zhalim pada dirinya sendiri, dan bodoh terhadap dirinya, maka jika ia bodoh terhadap dirinya maka ia akan bodoh terhadap RABB-nya (QS 33/72).

3.  Amanah Hukum/Keadilan: Amanah ini merupakan amanah untuk menegakkan hukum  ALLAH SWT secara adil baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat maupun bernegara (QS 4/58). Makna adil adalah jauh dari sifat ifrath (ekstrem/berlebihan) maupun tafrith (longgar/berkurangan).

Page 6: Artikel Cinta La

4.  Amanah Ekonomi: Yaitu bermu’amalah dan menegakkan sistem ekonomi yang sesuai dengan aturan syariat Islam, dan menggantikan ekonomi yang bertentangan dengan syariat serta memperbaiki kurang sesuai dengan syariat (QS 2/283).

5.  Amanah Sosial: Yaitu bergaul dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang Islami, jauh dari tradisi yang bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, menepati janji serta saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih-sayang (QS 23/8).

6.  Amanah Pertahanan dan Kemanan: Yaitu membina fisik dan mental, dan mempersiapkan kekuatan yang dimiliki agar bangsa, negara dan ummat tidak dijajah oleh imperialisme kapitalis maupun komunis dan berbagai musuh Islam lainnya (QS 8/27).

 BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.

Macam-macam amanah : amanah fitrah amanah Syariah.

Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.

Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat

Dalil-Dalil:

Al-Qur’an: Kedua firman ALLAH SWT di atas (QS 4/58; 33/72) dan QS 2/283; 8/27; 23/8; 70/32.

As-Sunnah :

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat

B.     Saran

Amanah merupakan sesuatu kepercayaan yang diberikan kepada umat manusia dari siapapun kepada siapapun dan harus dipertanggung jawabkan baik burukya dihadapan Allah swt dikemudian hari.

Share this:

Page 7: Artikel Cinta La

Artikel - PERKEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Perkembangan adalah suatu tahap peristiwa dari awal sampai akhir yang

mengalami perubahan menuju kearah lebih baik. Sebuah perkembangan sudah

dipastikan mengalami suatu kemajuan yang lebih baik dari semula, jika mengalami

kemunduran namanya bukan perkembangan namun penurunan. Pendidikan dan

pengajaran agama Islam di Indonesia juga mengalami perkembangan tersebut, yang

dulunya hanya dibawa oleh para pedagang dan sekarang sudah sebagian besar

masyarakat memeluk dan mempelajari agama Islam.

Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberi suatu pelajaran yang

dapat diterapkan dalam kehidupan untuk merubah dan mencerdaskan bangsa

menjadi manusia yang baik. Pendidikan agama Islam merupakan suatu pendidikan

yang bertujuan untuk membentuk pribadi dan potensi muslim yang sebenarnya yang

sesuai dengan sumber dasar hukum islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Dari

pengertian tersebut dapat dilihat bahwa betapa pentingnya pendidikan agama Islam

itu bagi kehidupan dan moral bangsa ini.

Di Indonesia, agama Islam masuk dibawa oleh para pedagang muslim.

Pendidikan diajarkan secara informal lewat orang – orang yang membeli barang

dagangan mereka, dengan cara memberikan contoh perilaku teladan seperti berlaku

sopan, ramah tamah, jujur, adil, dan tingkah laku lainnya. Hal itu membuat 

penduduk negeri tertarik dan hendak memeluk agama Islam. Begitulah para

pengajar pendidikan agama Islam pada waktu itu melaksanakan penyiaran.

Penyiaran tersebut dilaksanakan setiap menemui kesempatan, kapan saja, dimana

saja dan kepada siapa saja. Agama Islam diajarkan dengan cara yang mudah

sehingga orang akan mudah menerima dan melaksanakannya. Pengajaran secara

informal berlangsung terus sampai mencapai hubungan erat sehingga terbentuklah

ukhuwah dengan jalan perkawinan yang dapat menurunkan generasi Islam.

Pengajaran tersebut membawa hasil yang mentakjubkan, karena agama Islam dapat

tersiar sampai seluruh kepulauan Indonesia.

Dengan adanya perkembangan zaman, pendidikan agama Islam dilingkup

masyarakat mulai muncul cara yang baru yaitu pendidikan non-formal, ternyata

Page 8: Artikel Cinta La

mampu menunjang keberhasilan dan memberikan motivasi yang kuat. Pendidikan

tersebut masih sangat sederhana, dilaksanakan di masjid, langgar atau surau.

Pendidikan agama Islam diberikan dalam bentuk ceramah, mereka juga di latih

membaca Al-Qur’an dan di bimbing dalam melaksanakan ibadah. 

Semakin lama peserta didik semakin bertambah, sehingga masjid tidak

mampu lagi untuk menampung mereka serta tidak bisa sepenuhnya untuk

mengajarkan pendidikan  maka berkembang ke lembaga pendidikan di luar masjid.

Selanjutnya mulailah muncul lembaga pendidikan yang khusus dipersiapkan untuk

proses pengajaran agama islam yang diberi nama pondok pesantren dan terbentuk

pula sekolah yang berdasar keagamaan atau sering disebut madrasah. Disinilah

pendidikan agama Islam dilaksanakan dengan cara formal. Dalam pendidikan

agama Islam di Indonesia tidak  pernah terlepas dari yang namanya pondok

pesantren, karena merupakan model pendidikan tertua di Indonesia.

Pondok pesantren bukan hanya digunakan sebagai tempat mengaji, tetapi

sekaligus untuk asrama bagi peserta didik. Di dalam pondok pesantren mereka

tinggal bersama-sama sambil belajar hidup mandiri dan membentuk satu keluarga

baru  dibawah bimbingan seorang kyai. Di dalam pondok pesantren, sistem

pengajarannya dengan cara murid duduk melingkar mengelilingi kyai, mereka

menerima pelajaran yang sama walaupun usia mereka berbeda-beda. Hal itu

disebabkan karena belum di rancangnya  sebuah kurikulum tertentu dan lama

belajarpun terserah kepada murid.

Pondok pesantren tumbuh dan berkembang sangat baik dan mempunyai

peranan penting dalam usaha mempertahankan eksistensi umat Islam dari serangan

dan penindasan yang dilakukan para penjajah beberapa abad lamanya.  Sistem

pendidikan agama Islam mengalami perubahan dan pembaharuan, dengan

pemikiran baru untuk mengejar ketinggalan dalam bidang pendidikan dan

pengajaran. Tujuan semula pendidikan agama Islam adalah supaya anak didik dapat

membaca Al-Qur’an dan mengetahui pokok ajaran islam. Maka dengan pemikiran

baru ditambahkannya pemberian ilmu tentang alat untuk mempelajari sumber hukum

Islam Al-Qur’an dan Hadits yang berupa pendidikan Bahasa Arab.

Menurut Zuhairini dalam bukunya yang berjudul “sejarah pendidikan Islam”

tertulis realisasi pendidikan agama Islam diperkuat dengan adanya pendidikan di

surau, langgar, masjid atau tempat-tempat lain yang semacamnya disempurnakan

menjadi madrasah, pesantren dan lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan.

Page 9: Artikel Cinta La

Sistem klasikal mulai diterapkan, sarana pendidikan seperti: bangku, meja, papan

tulis sudah mulai digunakan dan pembagian tingkatan kelas sudah mulai diadakan.

Pendidikan formal mulai tersebar di mana-mana, bahkan di kalangan pondok

pesantren mulai diterapkan sistem tersebut. (Zuhairini 1992, 217)

Setelah Indonesia merdeka, pemerintah lebih memperhatikan pertumbuhan

pendidikan agama Islam, dengan diintegrasikan dalam kurikulum sekolah mulai dari

sekolah dasar atau madrasah ibtida’iyah sampai universitas negeri atau perguruan

tinggi agama islam. Pertumbuhan pendidikan itu dapat kita rasakan sampai

sekarang dan harus kita kembangkan lagi menjadi lebih canggih sehingga dapat

bersaing dengan pendidikan-pendidikan di negara lain. Apalagi di era globalisasi ini,

semakin tipis sekat antara bangsa di dunia dan pengaruh budaya luar semakin

merabah. Lembaga pendidikan agama Islam harus mempertahankan peranannya

dalam lingkup pendidikan di Indonesia.

Setelah menguraikan beberapa perkembangan pendidikan di atas, sekarang

kita lihat lagi pendidikan agama Islam dalam era sekarang ini. Di era globalisasi ini

pendidikan agama Islam mengalami krisis dengan bukti semakin rendahnya kualitas

manusia serta rendahnya mutu lembaga pendidikan. Maka untuk menanggulanginya

kita sebagai penerus bangsa harus dapat memberdayakan dan mengembangkan

lagi dunia pendidikan ini. Cara yang dapat membangkitkan pendidikan agama Islam

agar dapat berkembang lagi adalah dengan memperbaiki mutu pendidikan agar

dapat mencetak alumni yang bermutu. Dengan alumni bermutu itulah nantinya

masyarakat indonesia dapat menghadapi persaingan global dengan percaya diri.

Semoga tahun yang akan datang pendidikan agama Islam di Indonesia semakin

berkembang lebih baik lagi.

Page 10: Artikel Cinta La

ARTIKEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KUMPULAN MATERI PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) YANG DISAJIKAN DENGAN MAKALAH SEDERHANA

Jumat, 15 Oktober 2010

MANAJEMEN DAN PERENCANAAN KURIKULUM DI MADRASAH

I.                   PENDAHULUAN

Perlu kita ingat kembali bahwasanya manjemen pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relative tergolong muda, sehingga kita tidak merasa aneh apabila mungkin dari kita ada yang belum mengenal cabang ilmu ini. Istilah lama yang sering didengar adalah “administrasi”. Pada tahun 2005 di UNY pada jurusan administrasi pendidikan (FIP), mulai berganti dengan manajemen pendidikan. Bagi sebuah organisasi, manajemen merupakan kunci sukses karena sangat menentukan kelancaran kinerja organisasi yang bersangkutan.  Terkadang sering kita mendengar keluhan-keluhan yang sering muncul dimasyarakat tentang   layanan sebuah organisasi swasta maupun pemerintah seperti halnya :

-         urusan lambat karena manajemennya buruk

-         agar usahanya dapat maksimal, manajemennya diperbaiki dulu.

-         Koperasi X itu kacau karena mismanagement, artinya salah urus.

dan banyak contoh yang lain yang merupakan pernyataan yang menunnjukkan penyebab kesalahan adalah terletak pada manajemen.

Untuk menyegarkan ingatan kita kembali tentang apa itu manajemen, maka akan kami jelaskan kembali   pengertian  manajemen,   seperti   yang  dikemukakan  oleh  Leonard D. White  Manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha Negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.

Sedangkan  menurut The Liang Gie,  Manajemen  adalah   segenap  proses  penyelenggaraan  dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam   aplikasinya   manajemen   mempunyai   beberapa   fungsi   mulai   dari,   perencanaan, pengorganisasian,   pengarahan,   pengkoordinasian,   pengkomunikasian,   dan   sampai   dengan pengawasan.

Demikian halnya dalam organisasi sekolah atau satuan pendidikan perlu adanya sebuah manajemen untuk mengatur dan menata demi tercapainya visi dan misi organisasi sekolah tersebut. 

II.                PENGERTIAN KURIKULUM

Page 11: Artikel Cinta La

Banyak definisi tentang kurikulum antar satu dengan yang lainnya, karena dasar filsafat yang dianut berbeda-beda.  Walaupun demikian ada kesamaan satu fungsi yaitu bahwa kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. 

Kurikulum berasal  dari  bahasa   latin  yang  kata  dasarnya  “currere”  yang  artinya  adalah   lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan ada batas finish. Sehingga dalam lapangan pendidikan sudah ditentukan secara pasti batasan dari mana mulai diajarkan dan kapan dikahiri, dan bagaiman cara menguasai bahan agar dapat mencapai gelar.

Manajemen kurikulum  adalah   segenap  proses   usaha  bersama  untuk  memperlancar   pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, menigkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurukulum itu sendiri dapat dipahami dengan arti sempit sekali, sempit, dan luas.

     Dalam arti sempit sekali adalah jadwal pelajaran

     Dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik toeri maupun praktek yang diberikan kepada sisaw selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.

     Dalam arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik   selama  mengikuti   pendidikan.   Dengan   pengertian   ini  maka   pengaturan   halaman   sekolah, penempatan keranjang sampah, ketatnya disiplin sekolahdijalankan ikut termasuk dalam cakupan kurikulum karena  semuanya itu akan menghasilakn suatu yang tercermin pada lulusan.

Kurikulum  merupakan   progam   pendidikan,   bukan   progam   pengajaran.   Yaitu   progam   yang direncanakan, diprogamkan dan dirancanagkan yang berisi bberbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari  waktu yang lalu,  sekarang maupun yang akan dating. Kesemuanya tersebut direncanakan secara sistematik, artinya direncanakan dengan memperhatikan keterlibatan berbagai   factor   pendidikan   secara   harmonis.   Berbagai   bahan   ajar   yang   dirancang   harus   sesuai dengan norma-norma yang beerlaku, harus sesuai dengan pancasila, UUD 45, GBHN, UU SISDIKNAS, PP. No. 27 dan 30, adat istiadat dan sebagainya.  Yang mana progam tersebut akan dijadikan sebagai pedoman bagi tenaga pendidik maupun peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar dapat mencapai cita-cita yang diharapkan sesuai dengan yang tertera pada tujuan pendidikan.

Sehingga kurikulum adalah  : suatu progam pendidikan yang berisi berbagai bahan ajar dan belajar yang diprogamkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai  tujuan pendidikan.  Menurut UU. Sisdiknas tahun 1989 pada bab I  pasal 1 bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan peratuaran mengenai  ini  dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar.

Ada beberapa unsur dalam definisi kurikulum diantaranya sbb :

1.      seperangkat rencana

2.      Pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran

3.      Pengaturan cara yang digunakan 

4.      sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar

menurut Hilda taba,dia mengelompokkan isi dari kurikulum menjadi 4 kelompok, yakni :

Page 12: Artikel Cinta La

o       Tujuan

o       Isi

o       Pola belajar mengajar

o       Evaluasi

Sehingga   menurut  Ralph W. Tyler,   jika   orang   ingin   membuat   atau   menilai   kurikulum,   maka perhatiannya tentu tertuju pada 4 (empat) pertanyaan, yaitu :

1.      Apa tujuan pengajaran?

2.      Pengalaman belajar apa yang disiapkan untuk mencapai tujuan?

3.      Bagaimana pengalaman belajar itu dilaksanakan?

4.      Bagaimana menentukan bahwa tujuan telah dicapai?

III.             MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM

Disamping perencanaan yang merupakan tujuan pendidikan dan susunan bahan pelajaran, pemerintah pusat mengeluarkan pedoman-pedoman  umum yang harus diikuti oleh sekolah untuk menyusun perencanaan yang sifatnya operasional di sekolah, pedoman tersebut antara lain berupa : 

1. Struktur progam

Struktur progam adalah susunan bidang pelajaran yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum disuatu   jenis  dan  jenjang sekolah.  yakni   terkait  dengan komponen  jenis-jenis progam pendidikan, bidang studi untuk masing-masing jenis progam, satuan waktu pelaksanaan (semester/ semesteran), alokasi waktu untuk tiap bidang studi tiap satuan waktu pelaksanaan, dan jumlah jam pelajaran per minggu.

2. Penyusunan jadwal pelajaran

Yang dimaksud dengan  jadwal pelajran adalah urut-urutan mata pelajaran sebagai  pedoman yang harus diikuti dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Jadwal bermanfaat sebagai pedoman bagi guru, siswa, maupun kepala sekoal.

3. Penyusunan jadwal pelajaran

Menyusun   rencana   kerja   sekolah   untukm   selama   1   tahun  merupakan   bagian  manajemen kurikulum   terpenting   yang   harus   sudah   tersusun   sebelum   ajaran   baru.   Yang   disebut   kalender akademik,   kalender   pendidikan,   atau   kalender   sekolah.   seperti   yang   tertuang   dalam   lampiran keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan tanggal 15 Oktobeer 1976 no. 0255/ U/ 1976 tujuan penyusunan kalender akademik adalah agar pengunaan waktu selama satu tahun terbagi  secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan mutu pendidikan.

4. Pembagian tugas guru

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian tugas guru adalah sbb:

Page 13: Artikel Cinta La

o       bidang keahlian yang dimiliki oleh guru

o       system guru kelas dan system guru bidang studi

o       formasi, yakni susunan jatah petugas sesuai dengan banyak dan jenis tugas yang akan dipikul.

o       Bahan tugas guru mennurut ketentuan yaitu 24 jam per minggu

o       Kemungkinan adanya perangkapan tugas mengajar mata pelajaran lain jika masih kekurangan guru

o       Masa kerja dan pengalaman mengajar guru dalam bidangnya.

5. Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas

Pengaturan   siswa   menurut   kelasnya   sebaiknya   sudah   ditentukan   bersama   waktu   dengan pendaftaran ulaang siswa.

6. Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas

Langkah pertama yang dilakukan guru saat  menerima tugas untuk tahun ajaran baru adalah mempersiapkan segala sesuatu agar apa biala sudah sampai saatnya mengajar tinggal memusatkan perhatian pada lingkup yang khusus  yaitu interaksi belajar mengajar.Terdapat banyak langkah-langkah perencanaan kurikulum dilakukan oleh para ahli, diantaranya :

1. Fondation of education planning, Unesco 76

a.       Tahap perencanaano       Diagnosis system

o       Formulasi tujuan

o       Perkiraan sumber

o       Perkiraan target

o       Constrains

b.      Formulasi rencana

c.       Elaborasi rencana

d.      Evaluasi/ revisi

2. Model Ralph Tyler 1950

a.       Menentukan tujuanb.      Memilih pengalaman-pengalaman pendidikan

c.       Mengorganisir no. b

d.      Cara mengevaluasi

3. Model D.K Wheeler 1967

Page 14: Artikel Cinta La

a.       Menentukan tujuanb.      Memilih pengalaman pendidikan (belajar)

c.       Menentukan materi pelajaran

d.      Organisasi dan integrasi no b dan c

e.       Evaluasi terhadap efektifitas pada no b, c, d dalam pencapaian no. a.

IV.              MANAJEMEN PELAKSANAAN KURIKULUM

Yang dimaksud dengan pelaksanaan kurikilum disini adalah pelaksanaan mengajar di kelas yang  berkali-kali   telah  disebut  merupakan  inti  dari  kegiatan  pendidikan  di   sekolah.  pelaksanaan mengajar  dikelas,   guru  menyempatkan  perhatian  pada   interaksi  belajar  mengajar,   juga  meliputi ruang, dan aktivitas dalam kelas, dan hal ini sudah dilakukan semenjak memasuki ruang kelas. Maka secara manajemen, selama guru dalam ruang kelas terbagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu :

1. Persiapan

Tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai mengajar, antara lain mengerjakan :

-         mengucapkan salam atau selamat pagi dan meletakkan alat-alat mengajar dimeja.

-          Memperhatikan  kondisi  disekeliling  kelas,   apakah  ada  kondisi   yang  mengganggu  proses  belajar mengajar.

-         Melakukan absensi

-         Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak ada lagi barang-barang atau buku lain yang dipegang. 

2. Pelaksanaan pelajaran

Pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Dalam pelaksanaan ini juga terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan :

-         Pendahuluan

Mulai  mengajar  dengan mengerahkan perhatian untuk masuk ke pokok bahasan,  misal  misal  dg memberikan apersepsi atau mengajukan pertanyaan dsb.

-         Pelajaran inti

Interaksi belajar mengajar yang terjadi dimana selama guru, siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu.

-         Evaluasi

Page 15: Artikel Cinta La

Kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai pembahasan pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan  dengan,  membuat   ringkasan,  mengajukan  pertanyaan,  memberikan   evaluasi   formatif, memberi tugas rumah dsb.

3. Penutupan

Yaitu kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugasnyamengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya pada pertemuan tersebut. Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru pada waktu pelaksanaan pelajaran ada 2 (dua) yakni :

a.       Pengisian buku kemajuan siswa

buku ini disebut juga buku kelas adalah buku yang digunakan untuk mencatat kemajuan (progress) pelaksanaan pelajaran

b.      Pengisian buku bimbingan belajar

buku  ini  di   isi  guru yang berisi   tentang hal-hal  mengenai  kesulitan perseorangan atau kelompok maupun   klasikal   serta   pemecahan   yang   telah   dicobakan.   Catatan   ini   penting   sekali   untuk memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan dating apalagi untuk kasus yang sama.

V.                 PERKEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum   mulai   dengan   kurikulum   1975,   kemudian   diganti   dengan   kurikulum   1984, kemudian diganti dengan kurikulum 1994, kemudian pada tahun 2004 diganti dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) , kemudian pada tahun 2007 diganti dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KTSP adalah kurikulum operasional  yang disusun oleh dan dilakukan dimasing-masing satuan pendidiukan.   KTSP   memberi   ruang   yang   luas   bagi   satuan   pendidikan   untuk   mengembangkan kurikulumnya sendiri   sesuai  dengan kebutuhannya.  Setiap satuan pendidikan diberi  kewenangan untuk  mengembangkan   kurikulum   sendiri-sendiri,   sehingga   kurikulum  antara   satuan   pendidikan yang   satu  dengan   yang   lain  tidak  harus   sama.   Sekolah/madrasah  akan  mengembangkan   sesuai dengan konteks dan karakteristik masing-masing.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Indonesia menganut pengertian kurikulum dalam arti yang luas. Diatur dalam pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan   pelajaran   serta   cara   yang   digunakan   sebagai   pedoman   penyelenggaraan   kegiatan pembelajaran untuk mencapai  tujuan pendidikan tertentu.   Ini  berarti bahwa rumusan kurikulum yang dibuat mengandung dua hal. Pertama, kurikulum harus berisi tujuan ( visi, misi, dan tujuan) yang   menjadi   arah   pendidikan.   Kedua,   selain   berisi   tujuan,   kurikulum   juga   sekaligus   berisi pengaturan isi/muatan yang akan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Ketiga, kurikulum berisi pedoman penyelenggaraan/ proses sebagai cara untuk mencapai tujuan. 

Page 16: Artikel Cinta La

Siklus Pengembangan Kurikulum (KTSP)KTSP dapat diimplementasikan dengan baik apabila dikelola sesuai dengan fungsi manajemen pembelajaran. Siklus pengembangangan kurikulum mencakup tahap (1)Perencanaan, (2)Pelaksanaan (implementasi), (3)Monitoring, dan (4)Evaluasi.

Siklus   pengembangan   kurikulum   secara   umum   tersebut   dijadikan   landasan   dalam   proses pengembangan KTSP di madrasah. Siklus pengembangan kurikulum di madrasah mencakup:

1.      Analisis kebutuhan

2.      Perencanaan

3.      Perencanaan isi/muatan kurikulum

4.      Perencanaan cara menyelenggarakan

5.      Implementasi

6.      Monitoring

7.      Evaluasi dan tindak lanjut. Tindak lanjutnya  berupa perencanaan kembali KTSP yang lebih sesuai.

Di tingkat satuan pendidikan, siklus pengembangan kurikulum KTSP dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan madrasah masing-masing. Misalnya : madrasah melakukan pengembangan kurikulum dalam waktu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dan seterusnya.)

KTSP terdiri atas :

KTSP dokumen I yang  berisi : 

-         pendahuluan

-         tujuan tingkat satuan pendidikan

-         visi dan misi madrasah

-         tujuan madrasah

-         struktur dan muatan kurikulum

-         dan kalender pendidikan. 

KTSP dokumen II   yang berisi : Silabus semua mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di KTSP dokumen I .

Kepala  madrasah,  guru,  pengawas,  komite  madrasah,  dan Dinas/Depag diharapkan berperan aktif   untuk   mengembangkan   KTSP,   baik   dokumen   I   maupun   II.   Perencanaan,   implementasi, monitoring,  dan evaluasi  kurikulum (KTSP) melibatkan semua unsur tersebut secara simultan.  Ini penting karena kurikulum baru telah mengalihkan tanggung jawab mengembangkan kurikulum pada madrasah-madrasah

VI.              PENUTUP

Alhamdulillah rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga dengan segala daya dan upaya penulis dapat menghadirkan makalah ini

Page 17: Artikel Cinta La

Apa yang kami utarakan didalam makalah   ini hanyalah merupakan sebagian kecil  dari dari topik pembahasan dari tugas yang kami dapat, dan dalam pembahasan kami tentu banyak yang belum dapat kami bahas.

Harapan kami, mudah-mudahan melalui makalah ini sedikit dapat diambil menjadi manfaat oleh para pembaca sekalian, dan kami mengahturkan maaf bila apa yang kami hadirkan masih jauh dari sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Aditia Media, Yogyakarta, 2009

Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004

DR. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2001

http://eduzona.blogspot.com/2010/03/siklus-pengembangan-ktsp.html

http://mtsnu1.buntetpesantren.org/konsep-dan-implementasi-ktsp-di-madrasah