zaman mesolithikum

11
Zaman Mesolithikum Di Susun Oleh : M. Agung Laksono Iskandar Deni Ferdiansyah Lola Monica Aulia Mirzha Dicky Yendri N Fabian Al – Fikas Tara Danaswara Kelas : X – MIA 2

Upload: muhammad-agung

Post on 22-Jul-2015

573 views

Category:

Presentations & Public Speaking


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Zaman Mesolithikum

Zaman Mesolithikum

Di Susun Oleh :

– M. Agung Laksono

– Iskandar

– Deni Ferdiansyah

– Lola Monica

– Aulia Mirzha

– Dicky Yendri N

– Fabian Al – Fikas

– Tara Danaswara

Kelas : X – MIA 2

Page 2: Zaman Mesolithikum

SMAN 1 KRAMATWATU

JL. PANCORAN NO 1 (0254) 230860

KRAMATWATU, SERANG, BANTEN,

INDONESIA

A. Definisi Zaman Mesolithikum

Mesolitikum (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos “batu”) atau

"Zaman Batu Pertengahan" adalah suatu periode dalam perkembangan

teknologi manusia, antara Paleolitikum (Zaman Batu Tua) dan Neolitikum

(Zaman Batu Muda).

Istilah ini diperkenalkan oleh John Lubbock dalam makalahnya

"Jaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic Times) yang diterbitkan

pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu sering digunakan

sampai V. Gordon Childe mempopulerkannya dalam bukunya The Dawn

of Europe.

B. Ciri Zaman Mesolithikum

Nomaden dan masih melakukan food gathering

(mengumpulkan makanan),

alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman

palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar,

Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang

disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur),

Page 3: Zaman Mesolithikum

Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam

(Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu

penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah,

Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,

Kalimantan, Sulawesi, Flores.

Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua

Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche

antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan,

kapak persegi dan alat-alat dari tulang,

Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah

bangsa Papua—Melanosoid,

Pada zaman ini memiliki empat bagian penting kebudayaan

di zaman mesolithikum, yaitu :

– Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari

Kjoken Mondinger),

– Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang),

– Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus

Roche),

– Kebudayaan Bacson-Hoabinh

C. Kebudayaan Mesolitikum

- Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang),

- Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Sous

Roche),

- Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari

Kjoken Mondinger),

Page 4: Zaman Mesolithikum

- Kebudayaan Bacson-Hoabinh

1. Bone Culture/ Sampung Bone Culture (kebudayaan alat dari Tulang)

Pada kebudayaan ini banyak di temukan alat-alat yang ditemukan

di zaman batu mesolitikum lebih banyak terbuat dari tulang dan tanduk

rusa. Alat-alat itu ditemukan di abris sous roche.

Arbis sous roche adalah goa yang menyerupai ceruk batu karang

yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Penelitian mengenai

kebudayaan Abris sous roche ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfels

pada tahun 1928-1931 di Goa Lawu, dekat Sampung, Ponorogo, Jawa

Timur.

Bersamaan alat-alat dari budaya, ditemukan pula fosil manusia

papua-melanesoid.

2. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)

Selama tahun 1893-1896 dua orang bersaudara sepupu,

berkebangsaan swiss, bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin melakukan

penelitian di gua-gua di lumancong Sulawesi selatan yang masih didiami

suku bangsa Toala. Mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flake)

mata panah bergerigi, dan alat-alat tulang. Van Stein Callenfels

Page 5: Zaman Mesolithikum

memastikan kebudayaan Toala tersebut merupakan kebudayaan

mesolitikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM.

Kebudayaan yang ditemukan berupa flakes yang disebut microlith

(batu kecil), pecahan tembikar, dan benda-benda perunggu

3. Pebble Culture

Di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh),

dan ditemukan bekas-bekas tempat tinggal manusia di zaman

mesolitikum.temuan itu berupa kulit kerang yang membatu dan

tingginya ada yang mencapai 7 meter, dalam bahasa denmark biasa

disebut kjokkenmoddinger (sampah dapur). Hal ini diteliti oleh Dr. P. V.

van Stein Callenfels pada tahun 1925. Sampah dengan ketinggian

tersebut kemungkinan telah mengalami proses pembentukan cukup

lama, yaitu mencapai ratusan bahkan ribuan tahun.

Di dalam sana Dr. P. V. van Stein Callenfels juga menemukan :

Kapak Sumatera:

Di tempat itu ditemukan benda-benda kebudayaan seperti

kapak genggam yang disebut pebble atau kapak genggam

Sumatera (Sumeteralith) sesuai dengan tempat

penemuannya. Kapak tersebut terbuat dari batu kali yang

dibelah dua dan teksturnya masih kasar.

Batu penggiling :

Di antara tumpukan sampah tersebut juga ditemukan batu

penggiling beserta landasannya (pipisan) yang digunakan

Page 6: Zaman Mesolithikum

untuk menghaluskan cat merah. Cat tersebut diperkirakan

digunakan dalam acara keagamaan atau ilmu sihir.

d. Alat – Alat Pada Zaman Mesolithikum

– Kapak genggam (peble)

– Kapak pendek (hache Courte)

– Pipisan (alat dari tulang binatang atau tanduk rusa)

– Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah

(Flakes)

– Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum

dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:

a. Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini

biasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)

Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa

dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya

dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan

dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan

sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam.

Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan

menguliti binatang.

Page 7: Zaman Mesolithikum

b. Kapak Perimbas

Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat

tulang dan sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah

jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa

Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa

Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah

Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut

kebudayan pacitan.

c. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman Mesolithikum yaitu alat dari

tulang binatang. Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan

Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk

(belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah

Page 8: Zaman Mesolithikum

untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini

juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.

d. Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah ( Flakes

)

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang

dapat digunakan untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil

kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari tulang binatang.

Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap

ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

e. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Page 9: Zaman Mesolithikum

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa

Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah

jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam

kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit

kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah

membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan

disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan.

Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia

purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr.

P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut

dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata

berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).

e. Manusia pendukung

– Manusia pendukung pada zaman ini adalah homo sapiens (manusia

sekarang), yaitu :

❑ Ras Austromelanosoide (mayoritas): Melanesoid (Papua) Aborigin (Australia)

❑ Ras Mongoloide (minoritas): Semang (Malaysia) Atca (Filipina)

– Bukti : fosil-fosil manusia ras papua melanosoid , pada kebudayaan

tulang sampang maupun di bukit-bukit kerang di sumatera.

Page 10: Zaman Mesolithikum

f. Kepercayaan Masyarakat pada zaman Mesolitikum

Masyarakat mesolitikum sudah mengenal kepercayaan dan

penguburan mayat.

Lukisan pada dinding yang dianggap magis. Contoh: gambar tangan

untuk penolak bala, gambar kadal sebagai penjelmaan roh nenek

moyang, gambar perahu sebagai alat transportasi roh nenek

moyang ke alam baka.

Totemisme yaitu penyembahan terhadap binatang – binatang

disekitar yang dipercayai memiliki kekuatan gaib.

g. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa :

1. Mesolitikum (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu) atau "Zaman

Batu Pertengahan" adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi

manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu

Muda.

2. Ciri-Ciri dai Zaman Mesolithikum Adalah Sebagai Berikut :

– Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan

makanan)

– Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum

yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.

Page 11: Zaman Mesolithikum

– Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken

Mondinger (sampah dapur)

– Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble),

Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-

kapak dari batu kali yang dibelah.

– Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,

Kalimantan, Sulawesi, Flores.

– Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa

Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes

(Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari

tulang.