zainur - uns institutional repository · pada manusia di kelas viii smp negeri 2 sumberlawang, ......

170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user (Stu PEM udi Kasus Untu MBELAJA MENGG D s pada Ma Sumbe uk Memen ARAN BI GUNAKA DITINJAU DAN K ateri Sistem erlawang, nuhi Sebag Progra M PROG UNIVER IOLOGI AN MEDI U DARI R KEMAM m Gerak p Sragen T TE gian Persy am Studi P Minat Utam Ol Amin S8310 GRAM PA RSITAS S SURAK 2 i DENGAN IA KOMI RASA IN MPUAN V pada Man Tahun Pela ESIS yaratan M Pendidika ma : Biolo leh : Zainur 002005 ASCASA SEBELAS KARTA 011 N MODE IK DAN A NGIN TAH VERBAL nusia di K ajaran 201 Mencapai D an Sains ogi ARJANA S MARE EL KUAN ANIMAS HU Kelas VIII 10/2011) Derajat M T NTUM SI SMP Ne Magister geri 2

Upload: phungdieu

Post on 08-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

(Stu

 

PEM

udi Kasus

Untu

MBELAJA

MENGG

D

s pada MaSumbe

uk Memen

ARAN BI

GUNAKA

DITINJAU

DAN K

ateri Sistemerlawang,

nuhi Sebag

Progra

M

PROG

UNIVER

IOLOGI

AN MEDI

U DARI R

KEMAM

m Gerak pSragen T

TE

gian Persy

am Studi P

Minat Utam

Ol

Amin S8310

GRAM PA

RSITAS S

SURAK

2

DENGAN

IA KOMI

RASA IN

MPUAN V

pada ManTahun Pela

ESIS

yaratan M

Pendidika

ma : Biolo

 

 

 

 

 

leh :

Zainur002005

ASCASA

SEBELAS

KARTA

011

N MODE

IK DAN A

NGIN TAH

VERBAL

nusia di Kajaran 201

Mencapai D

an Sains

ogi

ARJANA

S MARE

EL KUAN

ANIMAS

HU

Kelas VIII 10/2011)

Derajat M

T

NTUM

SI

SMP Ne

Magister

geri 2

Page 2: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii  

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODEL KUANTUM

MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK DAN ANIMASI

DITINJAU DARI RASA INGIN TAHU

DAN KEMAMPUAN VERBAL

(Studi Kasus pada Materi Sistem Gerak pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

Amin Zainur S831002005

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dra. Suparmi, MA, Ph.D. ……………… …………. NIP. 19520915 197603 2 001 Pembimbing II Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd. ……………… …………. NIP. 19580723 198603 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP.19520116 198003 1 001

Page 3: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii  

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODEL KUANTUM

MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK DAN ANIMASI

DITINJAU DARI RASA INGIN TAHU

DAN KEMAMPUAN VERBAL

(Studi Kasus pada Materi Sistem Gerak pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2

Sumberlawang, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

Amin Zainur S831002005

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd ……………… ………. Sekretaris Prof. Dr. H. Ashadi ……………… ………. Anggota Penguji 1. Dra. Suparmi, MA., Ph.D. ……………… ………. 2. Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd. ……………… ………

Mengetahui Surakarta, …………….

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19520116 198003 1 001

Page 4: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv  

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Amin Zainur

NIM : S831002005

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Pembelajara Biologi

dengan Model Kuantum Menggunakan Media Komik dan Animasi Ditinjau dari

Rasa Ingin Tahu dan Kemampuan Verbal (Studi Kasus pada Materi Sistem Gerak

pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, Sragen Tahun Pelajaran

2010/2011) adalah benar-benar karya saya sendiri. hal-hal yang bukan karya saya

dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

tersebut.

Surakarta, April 2011

Yang membuat pernyataan

Amin Zainur

 

Page 5: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v  

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Pembelajaran Biologi dengan Model

Kuantum Menggunakan Media Komik dan Animasi Ditinjau dari Rasa Ingin Tahu

dan Kemampuan Verbal”. Penelitian ini disusun dalam rangka mendapatkan legalitas

formal untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister pada

Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Surakarta. Penelitian ini disusun

atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang berkaitan baik secara langsung

maupun tidak langsung. untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setingi-tinginya kepada :

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan berupa sarana, fasilitas dan

kelancaran dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, ide dan pemikiran yang berharga dalam penyusunan

laporan penelitian ini.

3. Dra. Suparmi, M.A, Ph.D. selaku pembimbig I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, ide dan pemikiran yang berharga dalam penyusunan

laporan penelitian ini.

4. Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, ide dan pemikiran yang berharga dalam penyusunan

laporan penelitian ini.

Page 6: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi  

5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Surakarta

yang telah memberikan sumbangan pendalaman dan wawasan keilmuan .

6. Teman-teman mahasiswa pendidikan sains program pascasarjana angkatan

Februari 2010, yang telah memberikan motivasi dan masukan kepada penulis

dalam menyusun laporan penelitian ini.

7. Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru serta karyawan SMP Negeri 2

Sumberlawang yang telah memberikan motivasi dan bantuan pelayanan kepada

penulis utamanya pada saat pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan

penelitian.

8. Ayah, ibu, istri dan anakku, serta segenap keluarga yang selalu memberikan do’a,

kasih sayang, perhatian, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan laporan

penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bila dalam penyusunan penelitian ini masih

terdapat kekurangan. untuk itu kritikan, saran dan masukan dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi penyempurnaan penelitian ini. semoga penelitian ini dapat

memberikan kegunaan dan manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 7: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii  

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

PERNYATAAN .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

ABSTRAK .......................................................................................................... xvi

ABSTRACT .......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1  

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 9

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 10

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS  .........   14 

A. Kajian Teori ............................................................................................ 14

1. Hakikat Belajar Sains ........................................................................ 14

Page 8: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii  

a. Belajar Sains .................................................................................. 14

b. Konstruktivisme dalam Belajar Sains ............................................ 17

c. Teori Belajar Sains ......................................................................... 19

2. Model Pembelajaran Kuantum .......................................................... 22

a. Definisi Pembelajaran Kuantum .................................................... 22

b. Strategi Pembelajaran Kuantum .................................................... 25

3. Media Pembelajaran Sains ................................................................. 29

4. Media Komik ..................................................................................... 32

5. Media Animasi .................................................................................. 34

6. Rasa Ingin Tahu ................................................................................. 36

7. Kemampuan Verbal ........................................................................... 39

8. Prestasi Belajar ................................................................................... 41

9. Materi Sistem Gerak pada Manusia ................................................... 44

B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 54

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 56

D. Hipotesis ................................................................................................. 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 62

A. Tempat dan WaktuPenelitian .................................................................. 62

1. Tempat Penelitiaan ............................................................................. 62

2. Waktu Penelitian................................................................................. 62

B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 63

1. Populasi .............................................................................................. 63

2. Sampel ................................................................................................ 63

Page 9: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix  

C. Metode Penelitian ................................................................................... 63

D. Variabel Penelitian .................................................................................. 65

1. Variabel Bebas .................................................................................... 65

2. Variabel Moderator ............................................................................. 66

3. Variabel Terikat .................................................................................. 67

E. Teknik Pengambilan Data ....................................................................... 68

F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 68

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 68

2. Instrumen Pengambilan Data ............................................................ 69

G. Uji Coba Instrumen ................................................................................. 70

1. Uji Validitas ........................................................................................ 70

2. Uji Reabilitas ...................................................................................... 71

3. Uji Daya Beda .................................................................................... 73

4. Uji Taraf Kesukaran ........................................................................... 74

H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 75

1. Uji Prasyarat Analisis ......................................................................... 75

a. Uji Normalitas ................................................................................ 75

b. Uji Homogenitas ............................................................................ 75

2. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 76

a. Uji Anava ....................................................................................... 76

b. Uji Lanjut Anava ........................................................................... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 79

A. Deskripsi Data ........................................................................................ 79

Page 10: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x  

1. Data Kemampuan Awal ................................................................... 79

2. Data Rasa Ingin Tahu ....................................................................... 81

3. Data Kemampuan Verbal ................................................................. 82

4. Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif............................................... 83

5. Data Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik ...................................... 91

B. Uji Prasyarat Analisis............................................................................. 91

1. Uji Kesamaan Kemampuan Awal .................................................... 91

2. Uji Normalitas .................................................................................. 91

3. Uji Homogenitas .............................................................................. 93

C. Uji Hipotesis .......................................................................................... 94

1. Anava Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama............................................... 94

2. Uji Lanjut Anava .............................................................................. 96

D. Pembahasan ............................................................................................ 99

1. Hipotesis Pertama ............................................................................ 99

2. Hipotesis Kedua ............................................................................... 102

3. Hipotesis Ketiga ............................................................................... 104

4. Hipotesis Keempat ........................................................................... 106

5. Hipotesis Kelima .............................................................................. 108

6. Hipotesis Keenam ............................................................................ 111

7. Hipotesis Ketujuh ............................................................................. 112

E. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 113

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 115

A. Kesimpulan ............................................................................................. 115

Page 11: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi  

B. Implikasi .................................................................................................. 117

C. Saran ........................................................................................................ 118

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 120

Lampiran ............................................................................................................. 124

 

Page 12: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Ulangan Kenaikan Kelas Mata Pelajaran

IPA Kelas VIII Tahun 2009/2010 ......................................................... 4 

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian..................................................................................... 62

Tabel 3.2 Desain Penelitian..................................................................................... 64

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................... 70

Tabel 3.4 Hasil Uji Daya Beda ............................................................................... 73

Tabel 3.5 Hasil Uji Taraf Kesukaran ...................................................................... 75

Tabel 4.1 Data Kemampuan Awal Sebelum Perlakuan .......................................... 79

Tabel 4.2 Distribusi Kemampuan Awal Kelas Komik............................................ 79

Tabel 4.3 Distribusi Kemampuan Awal Kelas Animasi ............................................. 80

Tabel 4.4 Data Rasa Ingin Tahu.......................................................................................... 81

Tabel 4.5 Data Kemampuan Verbal .................................................................................... 82

Tabel 4.6 Deskripsi Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif ................................................. 83

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Media Komik ........................................... 83

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Media Animasi ........................................ 84

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Berdasarkan Rasa Ingin Tahu ............................ 85

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Rasa Ingin Tahu Tinggi ................. 86

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Rasa Ingin Tahu Rendah ... 87

Tabel 4.12 Deskripsi Data Prestasi Kemampuan Verbal ........................................ 88

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ........................ 88

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Rendah ....................... 89

Tabel 4.15 Deskripsi Sebaran Data Keseluruhan .................................................... 90

Tabel 4.16 Data Keterampilan Proses Sains ........................................................... 91

Page 13: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii  

Tabel 4.17 Uji Normalitas Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media ............. 92

Tabel 4.18 Uji Normalitas Prestasi Belajar Berdasarkan Rasa Ingin Tahu ............ 92

Tabel 4.19 Uji Normalitas Prestasi Belajar Berdasarkan Kemampuan Verbal ...... 93

Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas ......................................................................... 93

Tabel 4.21 Hasil Uji Anava ..................................................................................... 94

Tabel 4.22 Uji Lanjut Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media .................... 96

Tabel 4.23 Uji Lanjut Rasa Ingin Tahu ................................................................... 97

Tabel 4.24 Uji Lanjut Kemampuan Verbal ............................................................. 98

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ........................................................ 30

Gambar 2.2 Rangka Manusia .................................................................................. 45

Gambar 2.3 Persendian ........................................................................................... 50

Gambar 2.4 Otot Polos, Otot Lurik, Otot Jantung ................................................. 51

Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Awal Kelas Komik ....................................... 80

Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Awal Kelas Animasi .................................... 81

Gambar 4.3 Histogram Rasa Ingin Tahu................................................................. 81

Gambar 4.4 Histogram Kemampuan Verbal ........................................................... 82

Gambar 4.5 Histogram Prestasi Belajar Kelas Komik ............................................ 84

Gambar 4.6 Histogram Prestasi Belajar Kelas Animasi ......................................... 85

Gambar 4.7 Histogram Prestasi Belajar Rasa Ingin Tahu Tinggi ........................... 86

Gambar 4.8 Histogram Prestasi Belajar Rasa Ingin Tahu Rendah ......................... 87

Gambar 4.9 Histogram Prestasi Belajar Kemampuan Verbal Tinggi ..................... 89

Gambar 4.10 Histogram Prestasi Belajar Kemampuan Verbal Rendah ................. 90

Gambar 4.11 Grafik Interaksi Media dengan Kemampuan Verbal ........................ 98

Page 15: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ............................................................................................... 124

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 125

Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Rasa Ingin Tahu ..................................................... 173

Lampiran 4 Angket Rasa Ingin Tahu .................................................................... 174

Lampiran 5 Kisi-kisi Kemampuan Verbal ............................................................ 179

Lampiran 6 Tes Kemampuan Verbal .................................................................... 180

Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar ............................................................. 186

Lampiran 8 Tes Prestasi Belajar ........................................................................... 187

Lampiran 9 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ................... 192

Lampiran 10 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ................................ 193

Lampiran 11 Uji Validitas, Reliabilitas Angket Rasa Ingin Tahu ........................ 194

Lampiran 12 Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Taraf Kesukaran

Tes Kemampuan Verbal ..................................................................... 197

Lampiran 13 Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Taraf Kesukaran

Tes Prestasi Belajar ............................................................................ 199

Lampiran 14 Hasil Uji T Kemampuan Awal ....................................................... 201

Lampiran 15 Uji Normalitas ................................................................................. 202

Lampiran 16 Data Keterampilan Proses Sains ...................................................... 205

Lampiran 17 Data Induk Penelitian ...................................................................... 206

Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian ................................................................... 208

Lampiran 19 Media Komik ................................................................................... 212

Lampiran 20 Jawaban Angket, Tes, dan LKPD .................................................... 227

Page 16: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi  

ABSTRAK

Amin Zainur, S831002005. “Pembelajaran Biologi dengan Model Kuantum Menggunakan Media Komik dan Animasi Ditinjau dari Rasa Ingin Tahu dan Kemampuan Verbal” (Studi Kasus pada Materi Sistem Gerak pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis, Program Studi Pendidikan Sains Pasca sarjana Universitas Sebelas maret Surakarta 2011. Pembimbing I : Dra. Suparmi, M.A, Ph.D, Pembimbing II : Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran kuatum menggunakan media komik dan animasi, (2) perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan rendah, (3) perbedaan prestasi belajar antara peserta didikyang memiliki kemampuan verbal tinggi dan rendah, (4) interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar, (5) interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar, (6) interaksi antara rasa ingin tahu dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar, (7) interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi pe nelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling terdiri dari dua kelas. Kelas eksperimen I diberi perlakuan menggunakan media komik terdiri dari 36 peserta didik dan kelas eksperimen II diberi perlakuan menggunakan media animasi terdiri dari 37 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk data prestasi belajar dan kemampuan verbal, angket untuk data rasa ingin tahu dan lembar observasi untuk data keterampilan proses sains. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan sel tak sama dengan bantuan software SPSS 12. Hasil penelitian didapatkan bahwa : (1) pembelajaran menggunakan media animasi menghasilkan prestasi yang lebih baik dari pada komik,(2) peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi memiliki prestasi yang lebih baik dari pada rasa ingin tahu rendah, (3) peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi memiliki prestasi yang lebih baik dari pada kemampuan verbal rendah, (4) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar, (5) terdapat interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar, (6) tidak terdapat interaksi antara rasa ingin tahu dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar, (7) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar. Kata kunci : Pembelajaran biologi, pembelajaran kuantum, komik, animasi, rasa

ingin tahu, kemampuan verbal, prestasi belajar, sistem gerak pada manusia.

Page 17: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii  

ABSTRACT

Amin Zainur, S831002005. " Biology Learning with Quantum Model Using Comic and Animation Media Over Viewed from Curiosity and Verbal Ability" (A Case Study on Human Movement System on VIII Grade at SMP N 2 Sumberlawang, Sragen Academic Year 2010/2011). Thesis, Science Education of Post Graduate Program Sebelas Maret University Surakarta, 2011. Advisor I : Dra. Suparmi, M.A, Ph.D, Advisor II : Dr. Suciati Sudarisman, M.Pd.

The aims of this research were to know : (1) the different of students achievement between student who learnt using comic and animation media, (2) the different of students achievement between students who had high and low curiosity, (3) the different of students achievement between students who had high and low verbal ability, (4) the interaction between learning media and curiosity toward students achievement, (5) the interaction between learning media and verbal ability toward students achievement, (6) the interaction between curiosity and verbal ability toward strudents achievement, (7) the interaction among learning media, curiosity and verbal ability toward students achievement.

The method of the research usesd experiment method with factorial design of 2x2x2. Population of the research was all students in grade VIII SMP N 2 Sumberlawang Academic Year 2010/2011. The sample of the research was determined by cluster random sampling that consisted of two classes. The first experiment class was treated using comic media consisted of 36 students and the second class experiment was treated quantum using animation media consisted of 37 students. The data was collected using test for student achievement and verbal ability, questionere for curiosity, observation for sciens process skills. The research hypothesis were analyzed by with unequal cell number using software SPSS 12.

The research result showed that : (1) learnt using animation media get better achievement than using comic media, (2) student who had high curiosity get better achievement than low curiosity, (3) student who had high verbal ability get better achievement than low verbal ability, (4) there was no interaction between learning media and curiosity toward students achievement, (5) there was an interaction between learning media and verbal ability toward students achievement, (6) there was no interaction between curiosity and verbal ability toward achievement, (7) there was no interaction among learning media, curiosity and verbal ability toward students achievement. Keywords : Biologi learning, quantum learning, comic, animation, curiosity, verbal

ability, students achievement, human movement system.  

Page 18: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pembelajaran yang diamanatkan dalam sistem pendidikan

nasional bertujuan agar peserta didik dapat belajar untuk beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk memahami dan menghayati, belajar

untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (Depdiknas, 2007:5). Guna mewujudkan hal tersebut, maka

pembelajaran di sekolah harus mampu memberdayakan peserta didik untuk

membangun pengetahuan sendiri dengan difasilitasi oleh guru.

Sementara itu dalam KTSP 2006 dinyatakan bahwa salah satu tujuan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah untuk membantu peserta

didik agar mampu menguasai pengetahuan tentang keteraturan sains. Pengetahuan

tersebut diperoleh melalui proses ilmiah sehingga peserta didik memiliki sikap

ilmiah yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

hari. Hal ini relevan dengan hakikat pembelajaran sains yang mengacu pada tiga

aspek yaitu produk, proses, dan sikap.

Dalam Depdiknas (2007:46) sains dipandang sebagai produk artinya peserta

didik diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi serta

fenomena yang terjadi lingkungan sekitarnya. Fakta, konsep, dan generalissi tersebut

tidak diberikan begitu saja kepada peserta didik, tetapi harus ditemukan dan dibentuk

sendiri melalui pengalaman nyata oleh peserta didik.

Page 19: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sains dipandang sebagai suatu proses artinya pembelajaran sains biologi di

sekolah harus dapat memberikan suatu pengalaman nyata bagi peserta didik.

Pengalaman dapat menjadikan otak bekerja membangun persepsi dan kemapuan

memecahkan masalah. Untuk itu guru sains dituntut mampu menciptakan sebuah

proses pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi

peserta didik. Lingkungan belajar harus dirancang sedemikain rupa agar peserta didik

memiliki kesempatan untuk berlatih memecahkan masalah yang dilakukan melalui

aktivitas nyata, sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri pengetahuan.

Penciptaan lingkungan belajar sains khususnya biologi hendaknya disesuaikan

dengan karakteristik materi pelajaran dan cara memperoleh pengetahuan tersebut.

Materi biologi mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai fenomena

makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan

lingkungan dengan cara mencari tahu tentang alam yang sistematis, bukan hanya

penguasaan kumpulan konsep saja. Sains dipandang sebagai sikap artinya dalam

pembelajaran sains harus ditumbuhkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena

alam, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan permasalahan baru dan

dipecahkan melalui prosedur yang tepat. Pembelajaran juga harus menumbuhkan

rasa tanggung jawab, jujur, terbuka, obyektif, toleransi, kerja keras, cermat, disiplin,

percaya diri, dan terbuka.

Keadaan yang terjadi di SMP Negeri 2 Sumberlawang saat ini adalah guru

merupakan satu-satunya sumber belajar yang berperan sebagai tokoh utama yang

mentransfer pengetahuan kepada peserta didik. Guru beranggapan bahwa pelajaran

sains terutama biologi merupakan kumpulan konsep dan teori yang harus dihafalkan

oleh peserta didik dan hanya diterapkan pada saat mengerjakan soal saja. Peserta

Page 20: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

didik hanya menghafal konsep dan teori tetapi tidak memahami maknanya dalam

kehidupan. Sains diajarkan hanya sebatas pada penguasaan konsep saja tanpa

memperhatikan keterampilan prosesnya, sehingga yang berkembang hanya

kemampuan aspek kognitifnya saja, sedangkan aspek afektif dan psikomotornya

kurang berkembang.

Saat ini kecenderungan guru sains di SMP Negeri 2 Sumberlawang masih

menerapkan metode pembelajaran yang terpusat pada guru dengan metode ceramah.

Guru belum menerapkan berbagai model pembelajaran yang dapat mengembangkan

keterampilan proses sains sesuai dengan karakrteristik sains. Peserta didik kurang

terlibat bahkan terkesan pasif dan tidak bebas untuk mengembangkan pemikirannya.

Peserta didik harus mengikuti dan menerima alur pemikiran guru, menerima apa

adanya yang disampaikan guru, tanpa ada kesempatan untuk mengembangkan dan

menggunakan ide-idenya.

Selama proses kegiatan pembelajaran peserta didik hanya duduk, diam,

mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran yang kaku

berpusat pada guru, menjadikan karakter peserta didik sebagai seorang anak yang

suka bermain dan memiliki kebebasan menjadi kurang berkembang. Kondisi tersebut

menjadikan proses pembelajaran tidak efektif dan tidak bermakna. Akibatnya peserta

didik menjadi pasif, dan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan

pemikirannya. Paradigma seperti ini masih sering kita jumpai di lingkungan kita,

bahwa masih banyak guru sains yang menerapkan teori tabula rasa yang menganggap

peserta didik sebagai kertas kosong yang menerima pengetahuan dari gurunya

(Anita Lie, 2002:2). Peserta didik bukanlah sebuah lembaran kosong yang siap diisi

tulisan dari gurunya. Pengetahuan tidak ditransfer begitu saja dari guru, karena

Page 21: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu hasil bentukan oleh

peserta didik sendiri..

Hal ini berpengaruh pada hasil belajar peserta didik menjadi tidak sesuai

dengan yang diharapkan. Banyak peserta didik memiliki nilai di bawah kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Hasil belajar peserta

didik terutama mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Sumberlawang Kabupaten

Sragen belum sesuai harapan, sebagaimana yang tercantum dalam tabel 1.1 di bawah

ini:

Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Ulangan Kenaikan Kelas Mata Pelajaran IPA Kelas

VIII Tahun 2009/2010.

Mata

Pelajaran

Nilai Ulangan Kenaikan Kelas Tahun 2009/2010

Rata-rata

VIII A VIII B VIII C VIII D

IPA 53 47 41 40 45,25

Sumber : Leger SMP Negeri 2 Sumberlawang Sragen tahun 2009/2010.

Hasil penelusuran menunjukkan bahwa rendahnya prestasi belajar tersebut juga

dipengaruhi oleh faktor lain seperti lingkungan belajar. Interaksi antara peserta didik

dengan semua unsur di dalam kelas tidak tercipta, sedangkan interaksi berperan

menciptakan hubungan dinamis dalam lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang

kurang kondusif berpengruh pada kemampuan berinteraksi, motivasi, minat, rasa

percaya diri, rasa ingin tahu peserta didik terhadap pelajaran, kemampuan

memproses hasil belajar dan kemampuan mengkomunikasikan hasil belajar termasuk

kemampuan verbal, kemampuan prosedural dan lain-lain. Akibatnya, kegiatan

Page 22: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelajaran didominasi oleh guru, sedangkan partisipasi peserta didik sangat

rendah.

Rasa ingin tahu menjadi salah satu unsur pribadi peserta didik yang sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Menurut Erick Fromm (dalam Asrori,

2008:176) “ rasa ingin tahu sesungguhnya dapat dikatakan sebagai suatu proses

pencarian makna”. Tanpa ada rasa ingin tahu peserta didik tidak akan memiliki

motivasi untuk belajar. Tentu saja jika rasa ingin tahu terhadap pelajaran rendah,

dapat berdampak pada respon yang kurang positif dan cenderung acuh dalam

menerima pelajaran sehingga dapat menurunkan prestasi belajar dan pada akhirnya

tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Masalah lain yang sering dijumpai adalah rendahnya kemampuan peserta didik

meyerap informasi atau pengetahuan, serta mengkomunikasikannya dalam bentuk

bahasa baik secara lisan maupun tertulis atau yang disebut kemampuan verbal.

Pengetahuan verbal penting bukan hanya untuk keterampilan berkomunikasi

melainkan juga untuk mengungkapkan pikiran, keinginan dan pendapat (May Lwin

dkk, 2008:12). Seseorang yang memiliki kemampuan verbal mampu menuangkan

pengetahuannya dalam bentuk bahasa yang memadai, sehingga dapat

mengkomunikasikannya kepada orang lain. Rendahnya kemampuan verbal tersebut

mengakibatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik sekiranya menjadi tidak

banyak gunanya karena tidak adanya kemampuan mengolah serta

mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain secara berarti.

Oleh karena itu, guru harus memahami berbagai permasalahan belajar yang

dimiliki peserta didik guna memberikan solusi untuk mengatasinya. Hal ini relevan

Page 23: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan filosofi belajar menurut teori konstruktivisme, “bahwa peserta didik harus

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman nyata sehingga menjadi

lebih bermakna” (Baharudin dan Esa, 2008:116). Guru harus memahami bahwa pada

dasarnya peserta didik sudah memiliki pengetahuan yang harus dikembangkan oleh

guru dengan berbagai metode.

Peserta didik bukan lagi kertas kosong yang siap menerima segala sesuatu

yang disampaikan guru, melainkan sebagai pelaku utama dan mengalami langsung

apa yang dipelajari. Apabila peserta didik mengalami apa yang dipelajari, serta

mampu mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata atau

belajar secara alamiah, dapat menjadikan belajar lebih bermanfaat dan bermakna

(Ausubel dalam Ratna Wilis,1989:111). Kondisi tersebut akan lebih memotivasi

Peserta didik untuk mengkaji dan mendalami materi, karena konsepnya dapat

langsung diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dalam hal ini, peranan guru bukan

lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator bagi peserta

didik untuk menggali, menemukan dan mengembangkan pengetahuan.

Berbagai masalah belajar tersebut pada akhirnya akan bermuara pada

rendahnya prestasi belajar peserta didik. Rendahnya prestasi belajar akan menjadi

indikator ketidak berhasilan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mengatasi

kejenuhan peserta didik selama proses pembelajaran, dan untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang alamiah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dibutuhkan

suatu strategi dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif misalnya dengan

pembelajaran kuantum, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah,

dan pembelajaran aktif.

Page 24: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pembelajaran kuantum dengan karakteristik keunggulan yang dimilikinya

merupakan salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat untuk memecahkan

berbagai masalah pembelajaran Biologi di SMP Negeri 2 Sumberlawang.

Pembelajaran kuantum merupakan pembelajaran yang menekankan pada penciptaan

lingkungan belajar yang efektif dengan memadukan potensi yang dimiliki peserta

didik dan lingkungan sekitar melalui interaksi di dalam kelas. Interaksi yang terjalin

diharapkan akan dapat menciptakan hubungan emosional yang baik selama

pembelajaran. Model pembelajaran kuantum tersebut akan semakin efektif dan

menyenangkan serta mampu menarik perhatian peserta didik terutama rasa ingin tahu

dan kemampuan verbal peserta didik apabila dikombinasikan dengan media

pembelajaran yang statis misalnya komik, charta, model maupun yang dinamis

misalnya animasi dan video.

Media komik dan animasi sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran biologi

khususnya materi sistem gerak pada manusia yang sifat materinya abstrak. Bentuk

dan susunan tulang yang tidak dapat diamati secara langsung, menyebabkan peserta

didik sulit untuk memahami. Melalui penggunaan media komik dan animasi dapat

menjadikan materi tersebut lebih konkrit. Komik merupakan bentuk kartun yang

mengungkapkan karakter dalam suatu cerita dengan urut yang berhubungan erat

dengan gambar statis (diam). Sedangkan media animasi karakteristiknya berbeda

dengan gambar yang diam, animasi dapat dengan leluasa mensimulasikan peristiwa-

peristiwa yang tidak dapat dihadirkan secara nyata

Keunggulan komik dan animasi, keduanya memiliki kemampuan untuk

menyampaikan banyak informasi dengan ringkas dan lebih mudah diingat, daripada

Page 25: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pejelasan yang panjang. Danie Beaulieu (2008:17) menyatakan bahwa: “bagi anak-

anak dan remaja, gambar mampu berbicara, meringkas, sekaligus mengingatkan

kembali mereka pada inti sebuah informasi baru”. Berangkat dari pandangan inilah,

dapat dikembangkan sebuah media pembelajaran dalam bentuk komik dan animasi.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kuantum dengan media komik dan

animasi, sangat tepat untuk mengatasi masalah pembelajaran khususnya dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis melakukan

penelitian pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan animasi

pada materi sistem gerak pada manusia semester I tahun 2010/2011 di SMP Negeri 2

Sumberlawang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat berbagai masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 2 Sumberlawang masih terpusat pada

guru, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk terlibat aktif

membangun, dan membentuk sendiri pengetahuannya.

2. Saat ini sudah banyak berkembang bebagai model pembelajaran inovatif yang

dapat dipilih oleh guru sesuai dengan karakter materi pelajaran seperti model

pembelajaran kuantum, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah,

pembelajaran aktif, tetapi guru belum menerapkannya.

3. Guru belum menggunakan media pembelajaran statis misalnya komik, carta,

model maupun yang dinamis misalnya animasi dan video sebagai alat bantu

pelajaran agar materi yang bersifat abstrak menjadi konkrit. Sementara media

Page 26: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tersebut sangat sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik

tingkat SMP yang cenderung menyukai komik maupun gambar animasi.

4. Suasana pembelajaran di kelas cenderung tidak nyaman, tidak menyenangkan

dan mengekang kebebasan peserta didik, menyebabkan rasa ingin tahu peserta

didik kurang berkembang.

5. Kemampuan verbal peserta didik kurang berkembang, peserta didik cenderung

kurang terampil berkomunikasi dan mengungkapkan pikirannya secara verbal,

karena peserta didik belum terlibat aktif dalam pembelajaran.

6. Kegiatan pembelajaran masih sebatas pencapaian penguasaan konsep, sehingga

proses pembelajaran hanya mengembangkan aspek kognitif saja tanpa

memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik. Guru belum menerapkan model

pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses yang merupakan

karakteristik pembelajaran IPA

7. Prestasi belajar Biologi peserta didik masih relatif rendah dan belum sesuai

dengan yang diharapkan. Masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai

IPA dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah.

8. Materi biologi kelas VIII meliputi pertumbuhan dan perkembangan, sistem gerak

pada manusia, sistem pernafasan, dan sistem peredaran darah merupakan materi

yang sebagian besar besifat abstrak dan tidak dapat diamati secara langsung,

sehingga peserta didik mengalami kesulitan untuk memahaminya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dan agar penelitian lebih terfokus,

maka penelitian hanya dibatasi pada pada masalah-masalah berikut :

Page 27: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah

pembelajaran model kuantum.

2. Media pembelajaran dibatasi dengan penggunaan media komik dan animasi

3. Rasa ingin tahu peserta didik meliputi kriteria tinggi dan rendah.

4. Kemampuan verbal peserta didik meliputi kriteria tinggi dan rendah.

5. Prestasi belajar peserta didik yang diteliti adalah aspek kognitif dan psikomotor.

6. Materi belajar dibatasi pada Kompetensi Dasar 2.1 mendeskripsikan sistem gerak

pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

D. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitin ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang diberi

pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan animasi?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki rasa

ingin tahu tinggi dan rendah?

3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki

kemampuan verbal tinggi dan rendah?

4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan

media dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar?

5. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan

media dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar?

6. Apakah terdapat interksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar?

Page 28: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

7. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media,

rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang diberi pembelajaran model

kuantum menggunakan media komik dan animasi.

2. Perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu

tinggi dan rendah.

3. Perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki kemampuan verbal

tinggi dan rendah.

4. Interaksi antara pembelajaran model kuantum mengguakan media dan rasa ingin

tahu terhadap prestasi belajar.

5. Interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

6. Interaksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

7. Interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media, rasa ingin

tahu dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

F. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak berupa:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan alternatif penggunaan model dan

media pembelajaran yang tepat, inovatif, nyaman, menyenangkan dan mampu

Page 29: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki peserta didik dalam proses

pembelajaran IPA khususnya biologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah memberikan suasana

pembelajaran yang nyaman, menyenangkan dan memberikan kesempatan agar dapat

membangun dan membentuk pengetahuannya sendiri, terlibat aktif serta dapat

berinteraksi dalam pembelajaran sehingga peserta didik mampu menggali segala

potensi yang dimilikinya. Memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam

memahami materi pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkrit dengan

menggunakan media pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar.

b. Bagi Guru

Manfaat praktis penelitian ini bagi guru adalah memberikan masukan kepada

guru bahwa pembelajaran kuantum menggunakan media komik dan animasi sangat

efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi karena bersifat interaktif,

menyenangkan dan menciptakan suasana pembelajaran yang membangun hubungan

yang baik selama pembelajaran. Memberi motivasi guru dalam mengembangkan

rancangan pembelajaran yang berkualitas dan mampu memberikan pengalaman

belajar nyata bagi peserta didik. Memberikan alternatif kepada guru untuk

mengembangkan media pembelajaran yang dapat membuat materi pelajaran biologi

yang bersifat abstrak menjadi konkrit sehingga mudah untuk dipelajari. Memberikan

Page 30: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

masukan kepada guru mengenai pentingnya memperhatikan faktor internal peserta

didik yaitu rasa ingin tahu dan kemampuan verbal, sehingga kegiatan pembelajaran

dapat berjalan maksimal.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah khususnya dalam penerapan model

pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran yang inovatif. Sekolah dapat

merancang dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dikelola secara kreatif,

dinamis, dan menerapkan berbagai pendekatan untuk menciptakan suasana dan

proses pembelajaran yang kondusif. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang

dapat menjadikan peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri,

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik maupun prestasi sekolah.

Page 31: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar Sains

a. Belajar Sains

Definisi belajar menurut Winkel (1991:36) adalah “ suatu aktivitas mental atau

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap”. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan dalam pola

perilaku yang dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berupa sesuatu yang baru, atau dapat

pula berupa penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh sebelumnya.

Menurut Lukmanul Hakim (2008:27) “belajar adalah proses perubahan

perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan”. Artinya seseorang dikatakan

telah belajar jika dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.

Perilaku tersebut meliputi aspek pegetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar

aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek sikap dari tidak

mau menjadi mau, dan pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu.

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa belajar merupakan aktivitas

pada diri seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan yang ditandai

dengan perubahan tingkah laku. Dengan demikian belajar bukan hanya berorientasi

pada hasil, melainkan juga proses yang harus dijalani oleh individu secara aktif dan

sadar.

Page 32: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Sains didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan

data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu

penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Depdiknas, 2006:7). Sains

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan

hanya penguasaan konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Oleh karena itu, sains bukan hanya merupakan kumpulan

pengetahuan saja, melainkan juga merupakan suatu proses penemuan. Melalui

pembelajaran sains diharapkan peserta didik dapat mempelajari alam sekitar,

mengembangkan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan

didasarkan pada metode ilmiah.

Sains tumbuh dan berkembang dengan langkah-langkah yang sistematis sesuai

dengan metode ilmiah. Menurut Herawati (2000:3) “sains meliputi tiga aspek yaitu

produk, proses dan sikap ilmiah”. Produk sains meliputi berbagai pengetahuan yang

terdiri dari fakta, konsep, teori, prinsip, dan hukum. Proses sains diwujudkan dalam

bentuk ketrampilan proses untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan.

Sedangkan sikap ilmiah sebagai sikap atau perilaku ilmiah yang dimiliki seseorang.

Belajar sains bukan pada banyaknya siswa untuk menghafal konsep, tetapi

lebih kepada bagaimana agar siswa berlatih menemukan konsep-konsep sains

melalui metode ilmiah. Siswa dapat melakukan kerja ilmiah, termasuk dalam hal

meningkatkan kreativitas dan mengapresiasi nilai-nilai. Proses pembelajaran

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan

sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Page 33: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Belajar sains adalah belajar berproses, untuk mewujudkannya maka dalam

proses belajar harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk

membantu peserta didik memperoleh pemahaman secara lebih mendalam.

Pembelajaran sains didesain dengan menempatkan aktivitas nyata peserta didik

dengan berbagai objek yang dipelajari.

Menurut Suciati (2010: 237) keterampilan proses sains yang perlu

dikembangkan diantaranya adalah “keterampilan mengamati, mengelompokkan,

menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, melakukan

percobaan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan”. Keterampilan proses sains

harus dikaji secara bertahap mulai dari kemampuan yang paling sederhana sampai

kepada kemampuan yang tertinggi sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik

dan karakteristik materi pelajaran.

Melalui keterampilan proses sains dapat dikembangkan berbagai sikap ilmiah

diantaranya tanggug jawab, rasa ingin tahu, jujur, tekun, obyektif, terbuka terhadap

pendapat orang lain, toleransi, kerja keras, kecermatan, disiplin, percaya diri, dan

konsep diri positif. Sikap ilmiah dan cara berpikir merupakan dasar dalam

pembentukan karakter peserta didik.

Sumaji dkk (2003:35) menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan sains di SMP

adalah agar siswa memahami dan menguasai konsep sains dan saling keterkaitannya,

serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang

dihadapi, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Penciptanya”. Untuk

mencapai tujuan tersebut, pembelajaran harus mengembangkan keterampilan proses

peserta didik untuk mengkomunikasikan, mengembangkan konsep dasar secara

ilmiah dan kesadaran sains dalam kehidupan sehari-hari.

Page 34: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b. Konstruktivisme dalam Belajar Sains

Menurut pandangan konstrukstivisme, pengetahuan merupakan hasil bentukan

sendiri dari peserta didik sebagai pelaku pembelajar. Sebagaimana yang diungkapkan

Paul Suparno (2007:9) “pengetahuan merupakan konstruksi seseorang yang sedang

mengolahnya”. Melalui belajar peserta didik dapat membentuk suatu konsep atau

pengetahuan tertentu. Oleh karenanya, untuk mendapatkan pengetahuan peserta didik

harus aktif sendiri mengkonstruksi bahan belajar. Pengetahuan bukanlah sesuatu

yang sudah jadi, melainkan sesuatu yang harus dibentuk sendiri dalam pikiran.

Belajar merupakan proses yang aktif dimana peserta didik membangun sendiri

pengetahuannya, mencari makna dari yang dipelajari, peserta didik sendiri yang

bertanggung jawab atas hasil belajarnya.

Wartono dkk (2004:9) menyebutkan bahwa “konstruktivisme memiliki

pandangan-pandangan dalam kaitannya dengan pengalaman belajar”. Pandangan

tersebut adalah bahwa belajar sains adalah penyusunan pengetahuan, mengajar sains

adalah menciptakan lingkungan agar peserta didik termotivasi dalam menggali

makna, serta pemahaman peserta didik terhadap pengetahuan dapat berbeda

tergantung pada pengalaman dan bagaimana cara menerapkannya.

Menurut Herawati (2003:42) “ide pokok teori pembelajaran konstruktivis

adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri”.

Implementasinya dalam pembelajaran biologi adalah pembelajaran akan mencapai

sasaran apabila peserta didik berpartisi aktif. Proses pembelajaran harus dirancang

dengan cermat agar peserta didik benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan serta memecahkan masalah.

Page 35: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Baharudin dan Esa (2008:115) menjelaskan tentang hakikat belajar

konstruktivisme bahwa “belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau

menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan

sesuai pengalamannya”. Belajar adalah membangun pengetahuan sedikit demi

sedikit, peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan member makna

melalui pengalaman nyata. Implementasinya dalam pembelajaran sains di sekolah

adalah dengan cara membiasakan peserta didik memecahkan masalah, kemudian

dengan ide-ide yang dimilikinya berusaha menemukan suatu pengetahuan baru yang

berguna bagi dirinya.

Wenno (2008:30) menyebutkan bahwa ”KTSP tahun 2006 yang berbasis

kompetensi dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme, berorientasi pada

proses dan hasil belajar”. Oleh karena itu guru sains harus mampu membantu peserta

didik bagaimana belajar sains. Pembelajaran harus menciptakan peserta didik mampu

mengembangkan dirinya secara maksimal melalui serangkaian proses yang dialami

selama proses pembelajaran di sekolah. Belajar hendaknya dilakukan oleh peserta

didik dengan membangun sendiri pengetahuan secara ilmiah, menumbuhkan

kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah.

Produk sains khususnya biologi, diperoleh melalui keterampilan proses yang

dimiliki peserta didik dan selanjutnya dapat mengembangkan sikap ilmiah. Oleh

karena itu dalam pembelajaran biologi haruslah melalui aktivitas yang aktif,

membangun pengetahuannya sendiri sebagaimana yang dianjurkan dalam teori

konstriktivisme. Pembelajaran bukan lagi memberi perintah atau perlakuan kepada

peserta didik, melainkan peserta didiklah yang melakukan kegiatan itu.

Page 36: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Peran seorang guru sains bukanlah mentransfer pengetahuan kepada peserta

didik, melainkan lebih sebagai fasilitator dan mediator yang membantu peserta didik

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri secara efektif. Guru sains harus

menyediakan pengalaman belajar yang nyata bagi peserta didik, dan menumbuhkan

kegiatan yang membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat belajar peserta didik.

Guru sains harus mampu merencanakan susana kelas sedemikian rupa sehingga

peserta didik memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berinteraksi.

Pembelajaran sains harus menjadikan peserta didik mampu menemukan, membentuk

dan mengembangkan kemampuan atau pengetahuan secara aktif.

c. Teori Belajar Sains

1) Teori piaget

Jean Piaget mengungkapkan tentang teori pembelajaran kognitif. Menurut

Piaget (dalam Baharudin dan Esa, 2008:118) “pada saat manusia belajar telah terjadi

dua proses dalam dirinya yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi”.

Proses organisasi merupakan proses pada saat seseorang menghubungkan informasi

yang diterimanya dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya atau akomodasi.

Proses adaptasi meliputi asimilasi dan ekuilibrium. Asimilasi merupakan

penggabungan antara informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada

sebelumnya, sedangkan ekuilibrium merupakan keadaan terciptanya keseimbangan

atau penyesuaian kembali antara proses asimilasi dan akomodasi secara terus

menerus.

Prinsip pemikiran Piaget dalam pembelajaran sains menekankan pada

pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman nyata memanipulasi sumber belajar

Page 37: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

baik melaui alat, bahan, atau media pembelajaran (Wartono, 2004:110). Dalam hal

inilah pentingnya diperlukan media pembelajaran untuk membantu peserta didik

mendapatkan pengalaman nyata. Melalui media, peserta didik menggabungkan

pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan baru yang

diperoleh dari media komik dan animasi. Selain itu, terkait dengan peranan guru

mempersiapkan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat

memperoleh pengalaman nyata, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kuantum.

Menurut perkembangan kognitif Piaget, peserta didik tingkat SMP berada pada

masa transisi dari tahap konkrit menuju ke arah operasi formal. Oleh karena itu

dalam pembelajaran sains, untuk membantu megkonkritkan materi pelajaran yang

bersifat abstrak diperlukan media pembelajaran misalnya komik dan animasi.

2) Teori Vygotsky

Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dalam pembelajaran.

Vygotsky mengemukakan bahwa pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik

terjadi tidak hanya melalui interaksi dengan obyek-obyek fisik, tetapi juga melaui

suatu interaksi sosial. Menurut Vygotsky, interaksi sosial yang berkaitan langsung

dengan memanipulasi obyek akan memberi kesempatan peserta didik untuk

mengkonstruksi pengetahuan (Wartono dkk, 2004:9). Vygotsky menemukan hal

penting berkaitan dengan pembelajaran pada anak diantaranya adalah

mengkonstruksi pengetahuan dan perkembangan kognitif terkait erat dengan

interaksi sosial yang dapat dihadirkan dalam dalam bentuk kerja sama antar peserta

didik.

Page 38: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Implikasi pandangan Vygotsky dalam pembelajaran kuantum adalah

pengaturan ruang kelas yang memungkinkan peserta didik dapat berinteraksi dalam

pemecahan masalah. Melalui interaksi yang terjadi selama proses belajar, akan

berpengaruh kepada keberhasilan peserta didik. Interaksi dapat mengubah

kemampuan dan bakat alamiah menjadi pengalaman belajar yang bermanfaat bagi

dirinya dan orang lain. Sementara itu, interaksi dengan media komik dan animasi

memungkinkan peserta didik dapat memepelajari fenomena alam yang dihadirkan

melalui media komik dan animasi.

3) Teori Bruner

Belajar menurut Bruner adalah belajar penemuan. Peserta didik belajar melaui

keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip, sedangkan guru mendorong peserta

didik untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan. Belajar

penemuan terjadi apabila peserta didik terlibat secara aktif dalam menggunakan

proses mentalnya agar memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan peserta

didik menemukan konsep atau prinsip tersebut.

Menurut Bruner (dalam Herawati, 2003:33) “ pada proses belajar penemuan,

siswa didorong oleh rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi dan belajar sendiri”. Rasa

ingin tahu menjadikan peserta didik berada pada masalah atau situasi yang

membingungkan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan

pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya

memberikan hasil yang paling baik. Belajar mencari dengan sendiri pemecahan dari

masalah akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna. Implementasi pandangan

Bruner dalam pembelajaran sains adalah peserta didik didorong untuk belajar melalui

Page 39: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

keterlibatan aktif untuk mendapatkan pengalaman yang memungkinkan peserta didik

menemukan pengetahuan sendiri.

Melalui pengalaman yang dimiliki, peserta didik mencoba untuk memecahkan

masalah tersebut dan menemukan pengetahuan yang baru. Proses pemecahan

masalah dilaksanakan melalui kegiatan diskusi kelompok pada pembelajaran

kuantum. Guru bertugas memberikan masalah kepada peserta didik yang dapat

mendorongnya untuk melakukan penemuan. Sains khususnya biologi diperoleh

melalui proses penemuan dengan menerapkan keterampilan proses sains dan sikap

ilmiah, oleh karena itu dalam belajar sains peserta didik mengembangkan

keterampilan proses sains untuk dapat menemukan fakta atau teori baru bagi diri

mereka sendiri.

Belajar penemuan memiliki beberapa kelebihan antara lain pengetahuan yang

diperoleh dengan belajar penemuan dapat bertahan lama atau mudah diingat

dibandingkan dengan cara belajar yang lain. Melalui belajar penemuan peserta didik

dituntut untuk terlibat aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Belajar

penemuan dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan memotivasi peserta didik untuk

menemukan dan memecahkan masalah.

2. Model Pembelajaran Kuantum

a. Definisi Pembelajaran Kuantum

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan belajar

adalah kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran. Model yang

dipilih guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang memberi

kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif

Page 40: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menemukan dan membangum pengetahuannya. Aunurrahman (2009:146)

mengartikan model pembelajaran sebagai “pola yang digunakan untuk merancang

bahan pelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran”. Model pembelajaran

yang digunakan oleh guru hendaknya dapat mendorong peserta didik untuk belajar

dengan mendayagunakan potensinya, menyenangkan, sehingga dapat meraih hasil

belajar yang lebih baik. Salah satu model pembelajarn yang dianggap mampu

mewujudkan kondisi tersebut adalah model pembelajaran kuantum.

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2003:4) menyebutkan bahwa “quantum

learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan rasa percaya diri,

keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang

menyenangkan”. Falsafah pembelajaran kuantum didefinisikan sebagai interaksi

yang mengubah energi menjadi cahaya. Falsafah ini memiliki kemiripan dengan teori

fisika kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein dalam rumus E = mc 2 .

Pembelajaran kuantum memandang semua aktifitas kehidupan adalah energi,

sedangkan tubuh secara fisik diibaratkan sebagai massa, dan interaksi atau hubungan

yang tercipta diibaratkan sebagai cahaya. Jadi, pembelajaran kuantum dapat

didefinisikan bahwa sebuah interaksi. Hubungan dan inspirasi yang tercipta dalam

proses pembelajaran sangat berbengaruh terhadap aktivitas dan efektifitas belajar di

dalam kelas.

Menurut Udin Syaefudin (2008:130) tujuan pokok pembelajaran kuantum

adalah “ meningkatkan partisipasi peserta didik , motivasi dan minat belajar, daya

ingat dan rasa kebersamaan, daya dengar dan kehalusan perilaku”. peserta didik

diharapkan memperluas pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial dalam

Page 41: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

masyarakat. Melalui kemampuan tersebut diharapkan peserta didik mampu

mengatasi situasi yang menantang dan mudah mempelajari informasi baru.

Beberapa pemikiran yang turut melandasi pembelajaran kuantum adalah teori

sugestologi yang dikemukakan oleh Lozanov. Menurut Lozanov (dalam DePoter

dan Mike Hernacki, 2003:14) “pada prinsipnya sugesti dapat mempengaruhi hasil

belajar”. Teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah dengan

mendudukkan peserta didik secara nyaman, memasang musik dalam kelas,

meningkatkan partisipasi, menyampaikan informasi dengan poster, dan menyediakan

guru yang berpotensi. Lozanov (dalam Dave Meier 2005:50) menyebutkan “bahwa

kombinasi musik, sugesti dan permainan memungkinkan pelajar untuk belajar jauh

lebih cepat dan jauh lebih efektif”.

Pembelajaran kuantum dapat mengembangkan keseimbangan antara belahan

otak kiri dan otak kanan, karena kedua belahan otak tersebut memiliki peran yang

sama pentingnya. Proses berfikir antara otak kiri dan otak kanan memiliki perbedaan.

Otak kiri lebih condong berfikir dalam hal angka, logika, matematis dan hal-hal yang

memerlukan pemikiran yang rasional dan analitis. Sedangkan otak kanan cenderung

berkaitan dengan hal-hal yang abstrak, imajinatif, warna, seni, musik, perasaan,

emosi dan pemikiran yang lebih santai.

Orang-orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini cenderung seimbang

dalam setiap aspek mereka. Belajar akan tersa lebih mudah karena memiliki pilihan

untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan. Oleh karena itu untuk

menyeimbangkan kecenderungan belajar yang banyak menggunakan otak kiri, perlu

dimasukkan unsur musik dan hal-hal yang bersifat estetis dalam kegiatan

Page 42: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pembelajaran. Hal ini akan berdampak positif pada kekuatan otak untuk berfikir

secara efektif dan emosi yang positif. Jadi, suasana pembelajaran harus bersifat

menyenangkan bagi peserta didik.

Pembelajaran kuantum berlandaskan pada asas utama yaitu “ bawalah dunia

mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka “ (DePorter et all,

2007:6). Maksudnya adalah sebagai seorang guru dituntut mampu memasuki dunia

pembelajar sebagai langkah pertama dalam pembelajaran. Melalui cara ini guru akan

lebih mudah membimbing peserta didik memperoleh pemahaman baru dengan cara

mengaitkan apa yang dipelajari dengan peristiwa di kehidupan sehari-hari. Setelah

kaitan terbentuk, peserta didik dibawa kedunia guru dengan diberi pemahaman

tentang isi pelajaran. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan

mendalam, peserta didik dapat menerapkan yang dipelajari ke dalam dunia nyata.

b. Strategi Pembelajaran Kuantum

Kerangka rancangan pembelajaran kuantum menurut DePorter et all (2007:88)

adalah Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Untuk

memudahkan mengingatnya DePorter menyingkatnya dengan akronim “TANDUR”.

1) Tumbuhkan

Memberikan apersepsi yang menarik perhatian peserta didik, menumbuhkan

minat dengan hal-hal yang menarik. Jadi, sejak awal dimulai kegiatan pembelajaran

peserta didik telah termotivasi untuk belajar. Buatlah peserta didik tertarik atau

penasaran terhadap materi pelajaran misalnya dengan menggunkan media komik dan

animasi. Adanya rasa penasaran akan memunculkan hasarat bertanya sebagai bentuk

ungkapan rasa ingin tahu dalam belajar sains.

Page 43: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Alami

Memberikan pengalaman nyata yang dialami sendiri oleh peserta didik

berkaitan dengaan konsep pengetahuan yang akan dipelajari. Pengalaman yang

dialami akan memberikan jalan untuk penamaan sebuah konsep. Pengalaman belajar

dalam pembelajaran sains dapat tercermin dalam keterampilan proses mengamati,

mengklasifikasi, menyimpulkan, bertanya, dan berkomunikasi.

3) Namai

Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan lain-lain.

Penamaan dibangun atas dasar pengetahuan dan rasa ingin tahu peserta didik. Tahap

inilah konsep baru, keterampilan berfikir dan strategi belajar diterapkan. Berikan

data atau konsep-konsep pokok dari pelajaran tepat saat minat, motivasi dan rasa

ingin tahu dalam kondisi puncak. Tahap ini dapat dikembangkan keterampilan proses

membuat kesimpulan sebagai wujud mengkode suatu konsep dalam pikiran.

4) Demonstrasikan

Peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan, pemahaman

dan penguasaan terhadap materi atau pengetahuan yang baru. Kesempatan

mendemonstrasikan apa yang dipelajari akan memperkuat pengalaman dan

pengetahuan dalam memori ingatan. Berikan kesempatan bagi peserta didik untuk

mengaitkan pengalamn dengan konsep baru, sehingga mampu menghayati dan

membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Mendemonstrasikan dapat dengan

menyelesaikan masalah, menganalisis data, mempraktikkan materi dalam situasi

nyata dan sebagainya.

Page 44: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5) Ulangi

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi apa yang

telah dipelajarinya. Sehingga setiap peserta didik dapat merasakan langsung

kesulitan dan keberhasilan yang diperoleh dan menunjukkan “aku tahu bahwa aku

memang tahu”. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengkomunikasikan

pengetahuan kepada orang lain, atau dapat pula menggunakan pertanyaan post test

untuk memastikan bahwa pengetahuan baru telah dikuasai.

6) Rayakan

Merupakan pengakuan untuk setiap usaha, partisipasi, dan menguasai

pengetahuan baru. Setiap usaha dan keberhasilan layak untuk dirayakan dengan

memberikan pujian, bernyanyi bersama, pemberian reward atau minimal tepuk

tangan. Perayaan diberikan untuk menghormati setiap usaha, ketekunan, kesuksesan

yang dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan. Akhir pembelajaran yang

menyenangkan dapat menjadikan peserta didik semakin termotivasi untuk belajar

lebih lanjut.

Kerangka belajar ini memastikan bahwa dalam kegiatan belajar peserta didik

benar-benar mengalaminya, menjadikan pengetahuan bermanfaat bagi dirinya serta

mencapai kesuksesan dari hasil belajar. Lingkungan kelas tempat pembelajaran turut

mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk menyerap dan fokus pada materi.

Beberapa hal yang menunjukkan lingkungan pembelajaran kuantum adalah

lingkunagan belajar yang meliputi lingkungan sekeliling, alat bantu, pengaturan

bangku, kehadiran tumbuhan, aroma, dan musik. Pembelajaran harus memperhatikan

hal-hal yang mampu membuat pembelajaran menjadi optimal. Misalnya dengan

menciptakan lingkungan belajar yang positif.

Page 45: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Lozanov (dalam Dave Meier 2005:50) menunjukkan bahwa “ belajar yang

paling baik melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera dan segenap kedalaman

serta keluasan pribadi”. Sedangkan menurut Drydan dan Vos (2000:351) “

lingkungan fisik jelas mempengaruhi proses belajar. Suara, cahaya, suhu, tempat

duduk dan sikap tubuh semuanya penting”. Dapat dijelaskan bahwa pembelajaran

akan berhasil dengan baik jika peserta didik melibatkan semua inderanya. Semakin

banyak alat indera yang digunakan, semakin besar pula kemungkinan peserta didik

mampu menerima, mengolah dan mengingat pelajaran.

Menurut DePorter, musik dapat berpengaruh pada guru dan peserta didik.

Musik dapat digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental

peserta didik, dan mendukung lingkungan belajar. Irama, ketukan, dan

keharmonisan musik mempengaruhi gelombang otak dan detak jantung, disamping

membangkitkan perasaan dan ingatan. Musik dapat membantu peserta didik masuk

ke dalam keadaan belajar optimal, musik juga dapat memungkinkan guru

membangun hubungan dengan peserta didik dengan bahasa peserta didik yang

senang dengan musik.

Guru yang baik harus mampu merancang ruang kelas yang menyediakan

fasilitas belajar yang menyenangkan. Crister Gudmendson dalam Dryden dan Vos

(2005:301) menyatakan “suasana sejak peserta didik memasuki ruang kelas haruslah

benar-benar menyenangkan”. Kondisi ruangan yang dihias dengan poster berwarna

mampu menstimulus peserta didik yang memiliki gaya belajar visual. Iringan

lantunan musik dapat membangkitkan gaya belajar auditorial, dan aktivitas yang

dilakukan peserta didik dapat menggairahkan gaya belajar kinestetik.

Page 46: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Media Pembelajaran Sains

Menurut Sri Anitah (2008:11) media adalah “ setiap orang, bahan, alat atau

peristiwa yang adapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar

menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap “. Berdasarkan definisi tersebut

maka media memiliki makna yang luas, yaitu media tidak hanya mencakup alat

bantu belajar saja tetapi termasuk di dalamnya adalah guru, bahan pelajaran dan

lingkungan.

Sedangkan Syiful Bahri dan Azwan Zain (2006:121) menyebutkan bahwa “

media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guru

untuk mencapai tujuan pengajaran“. Oleh karena itu media meliputi manusia, benda,

dan peristiwa yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan

keterampilan. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005:2) “media pengajaran

dapat mempertinggi proses belajar peserta didik yang pada gilirannya dapat

mempertinggi hasil belajar”. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran

memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan hasil belajar.

Beberapa definisi dapat disimpulakan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu dan mempermudah

berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Media dapat

berupa benda, alat, manusia, peristiwa, tempat, yang dapat membantu proses

pembelajaran.

Pembelajaran sains khususnya biologi, kehadiran media memiliki peran yang

sangat penting. Di dalam media pembelajaran terkandung informasi yang dapat

disampaikan kepada peserta didik. Materi biologi yang sulit ditunjukkan secara

Page 47: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

nyata, bersifat abstrak, berukuran mikroskopis, dan sulit disampaikan dengan kata-

kata akan menjadi mudah disampaikan dan menarik bagi peserta didik. Selain

membantu guru dalam menyampaikan informasi, media juga dapat menimbulkan

umpan balik dan respon yang positif dari peserta didik, media dapat menambah

motivasi belajar dan meningkatkan perhatian serta konsentrasi terhadap proses

pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Hasil belajar yang paling besar diperoleh dari pengalaman langsung, kemudian

melalui benda tiruan hingga yang terakhir adalah lambang kata. Hal ini digambarkan

dalam kerucut pengalaman Edgar Dale dalam (Azhar Arsyad, 2007:11) berikut :

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Abstrak

Konkrit

Gambar diam, Rekaman radio

Gambar hidup/ film

Televisi

Wisata

Lambang visual

Demonstrasi

Benda Tiruan

Pengalaman Langsung

Abstrak

Iconik

Enactive

Verbal

Page 48: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar di atas menunjukkan bahwa pengalaman langsung akan memberikan

kesan yang paling utuh dan bermakna dibandingkan dengan pengalaman yang lain.

Selanjutnya Edgar Dale dalam Wina Sanjaya (2010:165) menyatakan bahwa

“semakin konkrit siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyak

pengalaman yang diperoleh”. Melalui pengalaman langsung dapat diperoleh

informasi dan gagasan yang terkandung di dalam pengalaman tersebut.

Tidak semua obyek di lingkungan dapat digunakan sebagai media

pembelajaran, karena ada sebagian obyek biologi yang sulit dijangkau, diamati

secara langsung atau berbahaya. Misalnya, di dalam tubuh manusia terdapat tulang,

otot, dan sendi, tetapi sangat sulit bagi peserta didik untuk mengamati secara

langsung. Sifat obyek biologi yang demikian menyebabkan peserta didik sulit untuk

memahaminya. Kehadiran media pembelajaran sangat diperlukan untuk menjadikan

obyek yang abstrak atau sulit diamati menjadi konkret atau nyata, sehingga mudah

dipahami oleh peserta didik.

Selain sebagai alat bantu pembelajaran, media juga dapat berperan sebagai

sumber atau bahan belajar bagi peserta didik. Lingkungan berperan sebagai bahan

untuk belajar biologi dan tempat untuk mendapatkan informasi. Melalui media

lingkungan nyata, peserta didik dapat mempelajari proses nyata suatu obyek biologi,

menimbulkan kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung.

Menurut Martinis Yamin (2007:201) “media dapat membangkitkan keingintahuan

siswa”. Artinya melalui media yang digunakan oleh guru, akan meunculkan

keingintahuan peserta didik untuk mempelajari atau mengetahui pesan apa yang

terkandung di dalam media tersebut.

Page 49: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Kehadiran media pembelajaran dapat digunakan untuk membangun suatu

pengetahuan melalui serangkaian ketarampilan proses sains. Peserta didik dapat

mengamati media, menginterpretasi media untuk menemukan makna yang

terkandung di dalamnya. Selanjutnya peserta didik membuat suatu kesimpulan

sebagai wujud pengetahuan baru telah diperoleh yang pada akhirnya pengetahuan

tersebut dikomunikasikan kepada orang lain agar lebih bermakna.

4. Media Komik

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan

bagi peserta didik merupakan suatu keharusan dalam pembelajaran. Guru harus

menyiapkan strategi dan media yang mampu menarik perhatian peserta didik. Salah

satu media sebagai alat bantu dan sumber belajar yang sangat dekat dengan

kebiasaan peserta didik adalah media komik. Komik atau cerita bergambar

merupakan salah satu bentuk bacaan yang akrab dan tidak asing bagi anak-anak,

bahkan orang dewasapun menyukainya. Tetapi yang berkembang saat ini adalah

bacaan komik yang lebih cenderung bersifat hiburan saja tanpa ada inovasi yang

bersifat pendidikan.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005:64) mendefinisikan “komik sebagai

bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam

urutan yang erat dihubungkan dengan gambar”. Komik berisikan cerita yang

sambung-menyambung dan ceritanya mengenai karakter diri atau perwatakan dari

tokoh utama yang terlibat di dalamnya.

Menampilkan bahan pelajaran sekolah dalam bentuk komik dirasa dapat

menciptakan inovasi pembelajaran yang menyenangkan dan membangkitkan

Page 50: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

motivasi belajar. Tentunya rasa rasa ingin tahu dan rasa penasaran terhadap isi

komik menjadikan peserta didik akan terlibat secara total dalam pembelajaran.

Ditinjau dari segi jenis media, komik merupakan salah satu media pembelajaran yang

bersifat visual. Artinya dalam pembelajaran komik lebih mengutamakan segi visual

atau bersarkan penglihatan untuk mempelajarinya.

Eko Wurianto (2009) dalam sebuah artikelnya mengutip yang dianjurkan oleh

Bruce Bocka agar menggunakan komik dalam pembelajaran sebagai benteng

pertahanan terhadap alat yang mengancam budaya membaca misalnya televisi. Salah

satu upaya menempatkan budaya populer dalam pembelajaran adalah dengan komik

yang sudah dikenal dan disukai oleh banyak kalangan baik anak-anak maupun orang

dewasa.

Beberapa kelebihan komik sebagai media pembelajaran adalah dapat

membantu memotivasi, meningkatkan partisipasi individu dan membuat pelajaran

menjadi sangat mudah. Komik bersifat permanen sehingga mampu menjadikan

peserta didik dapat mengulang-ulang mempelajari isi komik sesuai dengan yang kita

inginkan dengan lebih mudah. Gambar dan cerita dalam komik mampu menimbulkan

daya tarik, komik dapat menjadi salah satu perantara untuk membuat peserta didik

membaca pelajaran dengan seksama.

Peranan komik dalam pembelajaran mampu membangkitkan kemauan peserta

didik untuk membaca. Tatalovic (2009) menyebutkan bahwa "komik sangat efesien

digunakan untuk mengembangkan literasi sains melalui pendidikan dan komunikasi”.

Gambar dalam komik dapat meningkatkan perhatian peserta didik jika dibandingkan

dengan hanya meggunakan teks saja. Misalnya pada materi sistem gerak, kehadiran

gambar dalam komik sangat diperlukan untuk mewakili bentuk sel otot atau struktur

Page 51: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

tulang yang tidak dapat dihadirkan jika hanya menggunakan teks saja atau dengan

diungkapkan melalui kata-kata verbal.

Penerapan komik sebagai media pembelajaran yang bersifat menyenangkan

sebaiknya dipadukan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

komik misalnya pembelajaran kuantum. Melalui model tersebut, komik dapat

menjadi media pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar peserta didik..

5. Media Animasi

Komputer merupakan salah satu teknologi inforamsi yang penting bagi dunia

pendidikan. Kehadiran komputer sangat membantu para guru untuk menyampaikan

materi-materi pelajaran. Pembelajaran yang menggunakan media komputer dapat

dirancang sesuai dengan kebutukan guru maupun peserta didik. Salah satu media

pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer adalah media animasi atau

gambar bergerak. Animasi merupakan teknik penggerakan gambar yang dapat

digunakan untuk mensimulasikan suatu peristiwa, kejadian, proses maupun

percobaan laboratorium. Animasi dalam bentuk simulasi komputer melibatkan

interaksi antara manusia dengan program.

Dwi Astuti (2010:111) menyebutkan bahwa “animasi adalah susunan obyek

yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu gerakan”. Animasi

merupakan salah satu bentuk media pembelajaran berbasis komputer yang bersifat

interaktif dan menarik. Melalui penggunaan media animasi guru dapat menghadirkan

sebuah proses kejadian yang tidak mungkin dihadirkan secara nyata menjadi hal

yang dapat diamati dan dipelajari dengan jelas. Animasi dapat memecahkan

Page 52: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

permasalahan guru dalam menyampaikan suatu sistematika yang tidak dapat

diuraikan denagn kata-kata. Sementara pada mata pelajara biologi yang banyak

dijumpai peristiwa-peristiwa fisiologis dalam tubuh makhluk hidup. Misalnya tiruan

simulasi mekanisme gerak otot antara kontraksi otot bisep dan relaksasi otot trisep

yang menggerakkan lengan bawah dapat diamamti secara jelas dalam tayangan

animasi. Melalui gerakan animasi, peserta didik dapat dengan mudah meniru dan

mendemonstrasikannya dalam aktivitas nyata.

Media animasi yang dihadirkan dalam bentuk simulasi komputer memiliki

beberapa keuntungan antara lain dapat dilakukan oleh peserta didik kapanpun sesuai

dengan yang diinginkan. Animasi dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang

sulit, reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas, serta dapat

membantu menghilangkan miskonsepsi (Paul Suparno, 2006:110).

Pemanfaatan media animasi dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk

menekuni materi pelajaran yang ditampilakan dalam bentuk gambar bergerak,

sehingga peserta didik lebih mudah mengingat-ingat materi pelajaran. Menurut Rudi

Susilana dan Cepi Riyana (2008:155) “penyajian media animasi komputer harus

menyajikan program interaktif antara pengguna dan program juga realitas obyek

harus tetap terjaga”. Peran serta dan partisipasi peserta didik harus tetap menjadi

prioritas utama meskipun pembelajaran telah terwakili oleh animasi.

Selama proses pembelajaran peserta didik harus memberikan umpan balik dan

membangun sendiri pengetahuan serta menyimpulkannya. Keterampilan proses

sebagai salah satu karakteristik belajar biologi harus tetap menjadi perhatian utama

Page 53: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dalam pembelajaran, misalnya dengan menumbuhkan kemampuan mengamati,

menginterpretasi gambar, serta mengkomunikasikannya kepada orang lain.

6. Rasa ingin tahu

Setiap pengetahuan yang baru, masih asing, tidak biasa, mengejutkan, dan

keragu-raguan akan memunculkan rasa penasaran seseorang terhadap hal tersebut.

Rasa penasaran tersebut akan memunculkan rasa ingin tahu secara lebih mendalam

dan akhirnya timbul keinginan untuk mampu menguasainya dengan jelas. Ratna

Wilis Dahar (1989:104) menyebutkan bahwa “rasa ingin tahu merupakan suatu

respon terhadap ketidaktentuan dan kesangsian”. Jika seseorang melihat sesuatu yang

baru atau aneh, maka segera akan menyelidikinya. Makin banyak hal yang

dirahasiakan akan makin kuat pula keinginan untuk tahu lebih lanjut. Rasa ingin tahu

dan rasa penasaran yang dapat memotivasi seseorang untuk mempelajari sesuatu

inilah yang disebut rasa ingin tahu.

Ratna Wilis juga menyatakan bahwa “apabila ada benda atau materi yang

belum kita ketahui yang terdapat di lingkungn kita, karena sifat rasa ingin tahu kita

maka kita ingin memasukkan benda atau materi ini ke dalam struktur kognitif kita”.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa rasa ingin tahu yang tinggi dapat menjadikan

peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan yang masih baru atau belum

dikenal. Rasa ingin tahu menjadi salah satu jalan untuk menyusun sebuah hipotesis

atau pendugaan tentang makna dari sebuah pengetahuan yang belum diketahui.

Pengertian rasa ingin tahu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:433)

adalah “perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui sesuatu “. Sifat ingin tahu

dan ingin menyelidiki sesuatu dapat mendorong seseorang untuk belajar. Peserta

Page 54: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

didik yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan sangat sensitif terhadap

rangsangan yang diterimanya. Rasa ingin tahu yang tinggi dapat pula terlihat pada

respon positif terhadap pembelajaran semangat yang tinggi dalam mengikuti

pelajaran dan sering mengajukan pertanyaan.

Menurut Jujun Suriasumantri (2007:19) “pengetahuan dimulai dengan rasa

ingin tahu”. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui seseorang, maka

untuk dapat menguasai pengetahuan peserta didik harus mengerti mengapa

mempelajari suatu pengetahuan dan mengerti apa kegunaan bagi dirinya. Kondisi

rasa ingin tahu terjadi karena peserta didik menganggap pelajaran itu merupakan hal

yang baru yang harus diketahuinya dan bisa menjawab ketidak tahuannya. Jadi rasa

ingin tahu dapat menumbuhkan upaya untuk menjawab hal-hal yang belum

diketahui.

Rasa ingin tahu merupakan titik tolak atau awal dari pengetahuan yang dimiliki

oleh manusia (Depdiknas, 2005: 29). Melalui rasa ingin tahu, seseorang akan

terdorong untuk mempelajari dan mencari tahu lebih banyak tentang pengetahuan

yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Rasa ingin tahu peserta didik dibangun dari pengalaman. “Pembelajaran akan

berlangsung saat peserta didik menciptakan pertanyaan dalam benak mereka,

membuat mereka penasaran” (Bobbi DePorter et all, 2007: 91). Rasa ingin tahu

terhadap pelajaran pada dasarnya merupakan dasar dari belajar. Tidak adanya rasa

ingin tahu, maka peserta didik akan kehilangan motivasi untuk belajar. Tanpa

motivasi belajar peserta didik tidak akan pernah mau belajar. Peserta didik yang

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi memiliki hasrat untuk mengetahui segala

sesuatu yang belum diketahui.

Page 55: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kebutuhan memenuhi rasa ingin tahu terhadap suatu pengetahuan, menjadikan

peserta didik senantiasa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, selalu

mengajukan pertanyaan, dan mencari sumber pelajaran selain dari guru. Selain itu

pada dasarnya setiap peserta didik mempunyai keinginan untuk belajar karena setiap

peserta didik memiliki rasa ingin tahu, ingin menyerap informasi, dan ingin

memecahkan masalah.

Dimyati dan Mudjiono (2006:23) menyebutkan bahwa “siswa belajar didorong

oleh rasa ingin tahu dan kebutuhannya”. Jika seseorang ingin mengetahui manfaat

dari suatu hal, ia akan berusaha mencari penjelasan dari orang lain. Dari informasi

yang diperoleh peserta didik tersebut akhirnya dapat memenuhi yang ia inginkan.

Jadi, peserta didik tersebut telah memiliki tujuan belajar yang jelas sehingga ia dapat

belajar dengan penuh semangat agar tujuannya tercapai.

Menurut Erick Fromm (dalam Asrori 2008:176) “rasa ingin tahu sesungguhnya

dapat dikatakan sebagai suatu proses pencarian makna”. Rasa ingin tahu

mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis,

menemukan hubungan dan makna, serta mengembangkan suatu sistem nilai.

Sementara itu Maslow mengungkapkan bahwa salah satu cirri kondisi psikis yang

sehat adalah adanya rasa ingin tahu. Orang yang telah mencapai kematangan

psikologis menunjukkan bahwa mereka sangat tertarik kepada hal-hal yang belum

dapat terjelaskan. Jadi rasa ingin tahu merupakan kebutuhan hidup alamiah manusia.

Sains merupakan produk yang diperoleh melalui suatu proses yang sistematis

diawali dari rasa ingin tahu terhadap fenomena alam. Demikian juga dalam

pembelajaran sains, pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui serangkaian

proses sains dan rasa ingin tahu menjadi salah satu jalan untuk menyusun suatu

Page 56: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pendugaan tentang makna dari sebuah pengetahuan yang belum diketahui. Setiap

peserta didik memiliki kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, sebagai wujud

untuk memuaskan rasa ingin tahu dan mengerti sesuatu, mendapatkan pengetahuan

dan informasi. Upaya yang dapat dilakukan oleh peserta didik untuk memenuhi

kebutuhan tersebut hanya dapat terwujud melalui belajar.

7. Kemampuan Verbal

Kemampuan verbal merupakan salah satu potensi yang dimiliki peserta didik

yang dapat mendukung tercapainya peningkatan prestasi belajar. Menurut Winkel

(1991;212), kemampuan verbal adalah “kemampuan untuk menuangkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, sehingga dapat mengkomunikasikannya kepada orang lain”.

Kemampuan tersebut dapat berupa sebuah informasi yang berbentuk fakta, data,

konsep, dan kaidah-kaidah yang disimpan dalam ingatan.

May Lwin dkk. (2008:11) mendefinisikan kemampuan verbal sebagai “

kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan

kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran”.

Kemampuan verbal penting untuk berkomunikasi, mengungkapkan pikiran,

keinginan dan pendapat. Richard Mayer (2009:83) menjelaskan “pengetahuan verbal

adalah suatu representasi terstuktur dalam memori kerja seseorang terhadap kata-kata

dan frasa-frasa”. Orang yang belajar dengan kemampuan verbal, mampu menata dan

mengorganisasi kata-kata dan fakta yang telah dimiliki sebelumnya.

Howard Gardner (dalam Martha Kaufeldt 2008:25) mengidentifikasi tanda-

tanda yag dimiliki peserta didik yang memiliki kecerdasan verbal adalah cinta bahasa

dan perkataan, suka membaca dan menulis, pandai dalam permainan kata dan teka

teki, serta menggunakan kiasan dan bahasa yang berwarna-warni. Kemampuan cara

Page 57: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

belajar tersebut menjadi sebuah tahap untuk memproses informasi, sehingga peserta

didik dapat dengan mudah meningkatkan pemahaman tentang konsep-konsep dan

pengetahuan baru.

Salah satu jenis kemampuan yang diperoleh dari kegiatan belajar adalah

kemampuan informasi verbal. Robert M. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono

2006:11) menyatakan bahwa “kemampuan verbal yaitu kapabilitas untuk

mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis”.

Pengetahuan verbal tersebut dapat diperoleh dari sumber-sumber yang menggunakan

bahasa, lisan, tertulis, data, fakta, kata-kata yang diucapkan orang, dari membaca,

radio, televisi, dan dari media-media yang lain.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan mengenai definisi

kemampuan verbal adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan makna dari suatu

pesan belajar yang berupa simbol, gambar, maupun sumber belajar yang lain dengan

menggunakan bahasa baik lisan maupun tertuis yang mudah dimengerti oleh orang

lain. Oleh karenanya kemampuan verbal sangat berperan dan mendukung dalam

proses pembelajaran. Gagne (dalam Ratna Wilis Dahar (1989:140) mengungkapkan

bahwa “seseorang telah belajar verbal apabila ia dapat bercerita tentang informasi

itu”. Informasi itu disebut verbal karena kita mengetahuinya dalam bentuk kata-kata

atau kalimat.

Melalui kata-kata atau kalimat, peserta didik dapat menggambarkan materi

dalam bentuk abstrak atau interpelasi. Richard Mayer (2009:98) menyatakan bahwa

“pesan-pesan verbal bersifat efisien dan mudah diciptakan”. Jadi, kata-kata

Page 58: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

merupakan cara yang paling umum untuk menyampaikan informasi, konsep atau

pegetahuan.

Kelvin Seifert (2008:134) menyebutkan bahwa “kemampuan verbal merupakan

sebuah usaha untuk mempelajari sebuah fakta”. Fakta berupa materi pelajaran yang

disajikan secara verbal dapat menghasilkan pembelajaran dan pemahaman yang lebih

mendalam. Hasil yang lebih baik dapat diperoleh apabila pesan verbal tersebut

dikombinasikan dengan gambar-gambar yang terkait untuk menghasilkan suatu

pengetahuan.

Nuryani Rustaman (2007: 263) menyebutkan bahwa “bernalar verbal dalam

berbagai bentuk dapat dikembangkan melalui pembelajaran sains yang sesuai dengan

karakteristik materinya”. Jadi kemampuan verbal sangat berperan dalam

pembelajaran sains terutama dalam mengembangkan keterampilan proses sains,

misalnya keterampilan bertanya, menginterpretasi data, dan mengkomunikasikan

data hasil pengamatan kepada orang lain.

8. Prestasi Belajar

Definisi prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah

dicapai dari yang telah dilakukan. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang

diwujudkan dengan nilai atau angka. Nana Sudjana (2006:22) mendefinisikan

“prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

menerima pengalaman belajar”. Peserta didik mengalami perubahan perilaku belajar

setelah melewati proses pembelajaran.

Page 59: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Prestasi belajar ini dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi untuk mengukur

seberapa jauh peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran. Setiap proses

belajar mengajar pasti akan menghasilkan hasil belajar dalam bentuk prestasi belajar

yang dapat digunakan untuk menggambarkan sejauh mana keberhasilan belajar.

Prestasi belajar biologi harus mengacu pada kemmpuan peserta didik pada tiga

aspek sains yaitu produk, proses dan sikap yang dapat ditunjukkan dengan nilai atau

skor yang diperoleh melalui sebuah tes prestasi. Tes tersebut dibuat untuk menilai

kemampuan kognitif peserta didik dalam menerima materi yang dipelajaran.

Sementara itu untuk mengukur kemampuan keterampilan proses sains atau

psikomotornya, serta sifat afektifnya melalui tes unjuk kerja dan pengamatan sikap

secara langsung.

Perubahan perilaku sebagai tujuan dari proses belajar hanya akan tercapai

apabila selama proses pembelajaran seorang individu berusaha secara aktif untuk

mencapai perubahan dalam dirinya. Bentuk prestasi belajar biologi dapat dilihat pada

hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar peserta didik yang dimaksud mengacu pada

tujuan belajar menurut taksonomi Bloom yang meliputi tiga ranah yaitu ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Relevansi hasil belajar dengan

kareakteristik sains adalah ranah kognitif menunjukkan produk sains yang

dihasilkan, ranah afektif menunjukkan sikap ilmiah peserta didik, serta ranah

psikomotorik menunjukkan proses sains atau metode ilmiah untuk menghasilkan

produk.

Page 60: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Hasil belajar ranah kognitif berhubungan degan ingatan atau pengenalan

terhadap pengetahuan dan informasi serta penngembangan kemapuan intelektual.

Kemampuan kognitif meliputi kemampuan intelektual peserta didik yang dapat

diukur menggunakan tes prestasi dan hasilnya dapat dinyatakan secara kuantitatif.

Ranah kognitif dalam taksonomi Bloom terdiri dari enam tingkatan perilaku yaitu :

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Keenam jenis perilaku tersebut menggambarkan tingkatan kemampuan yang

dimiliki peserta didik yang tersusun secara hirarkis. Artinya bahwa untuk belajar

menuju perubahan perilaku harus harus diawali dari kemampuan-kemampuan yang

lebih rendah terlebih dahulu baru kemudian meningkat kearah kemampuan yang

lebih tinggi. Untuk mempelajari atau memiliki kemampuan yang kompleks

sebaiknya dimiliki terlebih dahulu kemampuan yang terendah.

Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan perhatian, sikap, penghargaan,

nilai, perasaan dan emosi. Hal lain yang patut medapat perhatian dari ranah afektif

adalah respon terhadap pelajaran, sikap disiplin, motiwasi belajar, menghargai guru

dan teman, perasaan, keingtahuan, dan hasrat untuk bertanya. Ranah afektif

berdasarkan taksonomi Bloom terdiri dari lima jenis perilaku yang meliputi :

menerima, merespon, menilai, mengorganisasi, dan mengkarakterisasi.

Hasil belajar ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,

manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan peranan sistem koordinasi. Hasil

belajar ranah psikomotorik yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan

proses sains meliputi keterampilan mengamati (observation), mengelompokkan

Page 61: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(classification), menyimpulkan (inferensi), mengajukan pertanyaan (question), dan

mengkomunikasikan hasil (communication).

Ketiga aspek atau ranah tujuan belajar di atas merupakan satu kesatuan yang

saling terkait. Peserta didik yang sedang belajar harus diawali dari kemampuan yang

lebih rendah atau sederhana, dan meningkat pada kemampuan yang lebih tinggi atau

kompleks. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya, pada dasarnya dalam kadar

tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Maksudnya apabila ranah kognitif

mengalami suatu perubahan sedikit saja, maka dapat mempengaruhi ranah afektif

dan psikomotoriknya. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga bentuk hasil belajar

tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan erat.

Ketiga bentuk prestasi belajar di atas sangat penting diketahui oleh guru,

karena dapat digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan menyusun

kriteria penilaian yang sesuai. Namun dari ketiga bentuk prestasi belajar tersebut,

ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru karena berkitan langsung

dengn kemampuan peserta didik dalam menguasai isi pelajaran. Sedangkan ranah

afektif dan psikomotorik tampak pada saat proses belajar berlangsung dan ada pula

yang tampak setelah pembelajaran diberikan maupun di lingkungan keluarga dan

masyarakat sehingga sulit dipantau.

9. Materi Sistem Gerak pada Manusia

a. Sistem rangka

Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi

beberapa organ lunak terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga

berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk

kaitan otot-otot kerangka.

Page 62: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 2.2 Rangka manusia

Sumber : Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, 2008

Tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya.

Tulang panjang atu tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung.

Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jarigan tulang jarang karena diperlukan

sifat ringan dan kuat. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras

dengan lapisan tulang spons di tengahnya. Tulang tak beraturan adalah yang tidak

termasuk ke dalam salah satu dari ketiga kelompok, misalnya tulang vertebrae.

Page 63: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tulang terdiri atas 50 % air, bagian padat dan selebihnya terdiri atas berbagai

bahan material terutama kalsium 67 % dan bahan seluler 33 %. Tulang terdiri atas

jaringan tulang padat atau tulang kompak sebagai lapis tipis penutup tulang, dan

tulang berbentuk jala yang menyerupai spons.

1) Tengkorak

Tulang tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang disusun menjadi dua

bagian yaitu kranium dan tulang wajah. Rongga tengkorak mempunyai permukaan

atas yang dikenal sebagai kubah tengkorak, permukaan bawah disebut dasar

tengkorak.

a). Tulang cranium

Tulang kranium tersusun dari: satu tulang oksipital, dua tulang parietal, satu

tulang frontal, dua tulanng temporal, dan satu tulang etmoid. Tulang oksipital

terletak di bagian belakang dan bawah rongga cranium. Dua tulang parietal

membentuk atap dan sisi tengkorak. Tulang frontal membentuk dahi dan bagian atas

rongga mata. Dua tulang temporal membentuk bagian bawah dari sisi kanan dan kiri

tengkorak. Tulang etmoid adalah tulanng yang ringan dan seperti spons, berbentuk

kubus, terletak pada atap hidung dan terjepit di antara kedua rongga mata.

b). Tulang wajah

Terdapat 14 tulang wajah yang semuanya dihubungkan oleh sutura dan tak

dapat bergerak kecuali mandibula. Tulang wajah tersusun dari dua tulang hidung

membentuk lengkung hidung, dua tulang palatum membentuk atap mulut dan tulang

hidung, dua tulang lakrimalis membentuk saluran air mata dan bagian dari tulanng

rongga mata. Dua tulang zigomatikus membentuk lengkung tulang pipi, dua maxilla

Page 64: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

membentuk rahang atas dan memuat gigi atas, mandibula membentuk rahang bawah

yang merupakan satu-satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak.

2) Tulang dada dan rusuk

a). Tulang dada

Sternum merupakan tulang pipih yang terbagi ats tiga bagian: manubrium

sterni adalah tulang berbentuk segi tiga pada sisi atas dan sampingnya membuat

sendi dengan selangka. Badan sternum panjang dan sempit serta bertakik pada kedua

sisinya di tempat persambungan dengan tulang rawan iga. Tulang xifoid adalah

bagian paling rendah pada sternum, pada usia muda berupa tulang rawan tetapi pada

usia dewasa menjadi tulang sejati.

b). Tulang rusuk

Tulang rusuk tergolong tulang panjang, memiliki dua ujung dan sebuah batang.

Ujung anterior mempunyai lekukan untuk kaitan tulang rawan. Terdapat dua belas

pasang rusuk yang bersambung pada tulang punggung di belakang. Tujuh pasang

rusuk atas di sebelah anterior bersambung dengan sternum dengan perantara tulang

rawan. Tulang rusuk ke delapan, sembilan dan sepuluh tidak lamgsung tersambung

pada sternum, tetapi tersambung pada rusuk siatasnya dengan perantara tulang

rawan.

Dua pasang iga terakhir disebelah depan tidak bersambung dengan apapun,

disebut rusuk melayang. Rusuk berjalan ke bawah dari belakang ke depan. Ujung

posterior lebih kuat mengait, sedangkan ujung anterior agak dapat bergerak. Karena

sifat elastis dari tulang rawan, maka gerakan rusuk pada pernapasan sangat bebas.

Page 65: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3) Tulang belakang

Tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah

tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara dua ruas tulang

belakang terdapat bantalan tulang rawan.

Tulang belakang dikelompokkan dan diberi nama sesuai dengan daerah yang

ditempatinya. Tujuh ruas bagian leher membentuk daerah tengkuk. Dua belas ruas

tulang punggung membentuk bagian belakang dada. Lima ruas tulang pinggang

membentuk lumbal atau pinggang. Lima ruas tulang kelangkang membentuk tulang

kelangkang. Empat tulang tungging membentuk tulang tungging.

Pada tulang leher, punggung dan pinggang ruas-ruasnya terpisah selama

hidup dan disebut ruas yang dapat bergerak. Ruas-ruas pada bagian bawah, sacrum

dan koksigeus pada masa dewasa bersatu membentuk dua tulang. Tulang ini disebut

ruas-ruas tak bergerak

4) Gelang panggul

Gelang panggul adalah penghubung antara badan dan anggota bawah.

Sebagian dari kerangka axial, yaitu tulang kelangkang dan tulang tungging yang

letaknya terjepit antara dua tulang koksa turut membentuk gelang panggul. Dua

tulang koksa bersendi satu dengan yang lainnya di simfisis pubis.

Gelang panggul atau tulang panggul terletak di ujung bawah tulang belakang.

Gelang panggul terdiri atas 2 tulang usus, 2 tulang kemaluan, dan 2 tulang duduk.

Pelvis terbagi atas pelvis mayor terletak dibawah garis linea terminalis, dan pelvis

minor dibentuk oleh tulang usus yang melebar di atas linea terminalis.

5). Tulang anggota gerak

a). Anggota gerak atas

Page 66: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Kerangka anggota gerak atas dikaitkan pada kerangka badan dengan perantara

gelang bahu, yang terdiri atas selangka dan belikat. Di bawahnya terdapat tulang-

tulang yang membentuk kerangka lengan, lengan bawah dan telapak tangan yang

seluruhnya berjumlah 30 buah tulang.

Tulang selangka adalah tulang melengkung yang membentuk bagian anterior

gelang bahu. Tulang belikat membentuk bagian belakang gelang bahu, terletak di

belakang torax berbentuk segitiga pipih. Lengan atas merupakan tulang terpanjang

yang memperlihatkan dua ujung dan sebuah batang. Tulang hasta terletak di sebelah

dalam lengan bawah, ujung atas kuat, tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku.

Tulang pengumpil adalah tulang di sisi tepi lengan bawah.

Tulang tangan disusun oleh beberapa kelompok yaitu tulang pergelangan

terdiri atas delapan tulang tersusun dalam dua baris. Tulang telapak tangan

membentuk kerngka telapak tangan dan terdiri dari lima buah tulang. Tulang jari

terdiri dari empat belas buah, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari.

b). Anggota gerak bawah

Tulang anggota gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan perantara

gelang panggul. Tulang panggul terdiri dari tulang usus, tulang kemaluan, dan tulang

duduk. Tulang paha bersendi dengan asetabulum dalam formasi persendian gelang

panggul. Tempurung lutut terletak di depan sendi lutut, permukaan posteriornya

bersendi dengan ujung bawah femur. Tulang kering terletak sebelah dalam tungkai

bawah, sedangkan tulang betis terletak di sebelah luar tungkai bawah.

Tulang-tulang kaki terdiri dari tulang pergelangan kaki tersusun dari tujuh buah

tulang pendek yang mendukung berat badan saat berdiri. Telapak kaki tersusun dari

lima buah tulang dan pada ujungnya bersendi dengan tulang jari kaki.

Page 67: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Persendian

Sendi adalah pertemuan antara dua atau beberapa tulang rangka. Menurut

kemungkinan geraknya sendi diklasifiksikan menjadi: 1) sinartrosis adalah sendi

yang tidak dapat bergerak, maka tidak mungkin melakukan gerakan antar tulang.

Misalnya sutura atau persendian antar tulang tengkorak. 2) amfiartrosis adalah sendi

dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan-antara,

misalnya simfisis pibis. 3) diartrosis adalah persendian yang bergerak bebas. Sendi

diartrosis memiliki ciri-ciri: ujung tulang ditutupi oleh tulang rawan hialin, tulang-

tulang diikat oleh ligamen, terdapat rongga persendian yang terbungkus oleh kapsul

jaringan fibrosa.

Gambar 2.3 Persendian

Sendi diartrosis memiliki berbagai jenis yaitu: sendi peluru, sendi datar, sendi

engsel, sendi putar, dan sendi pelana. Sendi peluru, sebuah ujung bulat tepat masuk

di dalam sebuah rongga cawan tulang lain. Sendi ini memungkinkan gerakan ke

segala arah, misalnya sendi gelang panggul dan gelang bahu. Sendi datar, atau sendi

Page 68: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

geser merupakan dua permukaan datar dari tulang saling meluncur satu atas yang

lainnya,misalnya sendi karpus dan tarsus.

Sendi engsel, jika satu permukaan bundar diterima oleh yang lain sehingga

memungkinkan gerak dalam satu bidang seperti gerakan engsel, misalnya sendi siku.

Sendi berporos atau sendi putar, memungkinkan gerak berputar, misalnya gerakan

kepala memutar. Sendi pelana, sendi yang timbal-balik menerima misalnya gerak

pada ibu jari yang memungkinkan gerakan ibu jari berhadapan dengan jari lainnya.

c. Otot

Otot merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan berkontraksi,

sehingga dapat terjadi gerakan. Otot terdiri atas serabut silindris yang diikat menjadi

berkas-berkas serabut kecil oleh jaringan ikat.

1) Otot terdiri dari tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

a b c

Gambar 2.4 a) otot polos b) otot lurik c) otot jantung Sumber : Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, 2008

a). Otot lurik (otot kerangka, otot sadar), memiliki garis melintang berwarna gelap

dan terang. Serabut terbentuk oleh sejumlah miofibril dan diselubungi membran

halus yaitu sarkolem (selaput otot). Bila otot berkontraksi maka menjadi pendek,

setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot lurik hanya berkontraksi

jika dirangsang oleh saraf.

Page 69: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b) Otot polos (otot tak sadar), dapat berkontraksi tanpa rangsagan saraf. Ditemukan

di diding pembuluh darah dan pembuluh limfe, dinding saluran pencernan dan alat

dalam yang berongga, trkhea, bronchi, iris dan muskulus siliaris mata, dan otot tak

sadar pada kulit.

c). Otot jantung, ditemukan hanya pada jantung bergaris seperti pada otot sadar.

Perbedaannya ialah bahwa serabutnya bercabang dan mengadakan anastomose

(persambungan satu dengan yang lain), tersusun memanjang seperti pada otot

lurik, berciri merah khas dan tak dapat dikendalikan oleh kemauan. Otot jantung

memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis

tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf.

2). Kontraksi otot

Bila otot dirangsang maka tibul masa laten yang pendek yaitu sewaktu

rangsangan diterima. Kemudian otot berkontraksi yang berarti menjadi pendek dan

tebal, dan akhirnya mengendor dan memanjang kembali. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kontraksi otot. Kontraksi akan lebih kuat bila sedang regang dan bila

suhunya cukup panas. Kelelahan dan dingin memperlemah kekuatan kontraksi.

Kontraksi pada otot pada otot lurik berlangsung hanya dalam waktu singkat

dan setiap kontraksi terjadi atas rangsang tunggal dari saraf. Setiap kontraksi tunggal

mempunyai kekuatan yang sama. Kekuatan yang digunakan untuk bekontraksi pada

seluruh otot diratakan dengan mengganti sejumlah serabut yang berkontraksi serta

frekuensi dari kontraksi setiap serabut. Serabut otot polos berkonraksi lebih lambat

dan tidak bergantung pada rangsang saraf, meskipun rangsang saraf ini dapat

mengubah kekuatan kontraksinya.

Page 70: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Otot rangka biasanya dikaitkan dengan dua tempat tertentu, tempat yang terkut

atau tempat asal disebut origo dan yang lebih dapat bergerak disebut insersio. Origo

dianggap sebagai dari mana otot timbul, dan insersio adalah tempat kemana otot

berjalan. Otot rangka tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok-kelompok

untuk melakukan gerakan kegiatan rangka. Setiap kelompok berlawanan dengan

yang lain dinamakan otot antagonis. Beberapa otot bekerja untuk menstabilkan

bagian-bagian anggota sewaktu bagian lain bergerak disebut otot fixasi. Otot yang

menguatkan sendi sementara yang lain bergerak, sebagaimana otot pergelangan

tangan menguatkan sewaktu jari diluruskan disebut otot sinergis.

d. Kelainan pada sistem gerak

Kelainan pada sistem gerak dapat mengganggu proses gerakan yang normal,

kelainan pada tulang dapat disebabkan oleh:

a) Kekurangan vitamin D, pada anak-anak dapat menyebabkan rakitis dan terlihat

pada pertumbuhan yang terganggu dengan kaki berbentuk O atau X.

b). Kecelakaan, dapat berupa memar (sobeknya selaput sendi) dan fraktura (patah

tulang).

c) Kebiasaan yang salah, dapat mengakibatkan skoliosis, kifosis, dan lordosis.

Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung ke samping sehingga

tubuh ikut melengkung ke samping. Kifosis adalah kelainan pada tulang belakang

melengkung ke belakang, sehingga tubuh bungkuk. Lordosis merupakan kelainan

pada tulang belakang bagian perut melengkung ke depan sehingga bagian perut

maju.

Page 71: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

d) Nekrosa, terjadi bila periosteum rusak sehingga bagian tulang tiak memperoleh

makanan, lalu mati dan mengering.

e) Gangguan persendian, misalnya dislokasi (geser sendi), ankilosis (tulang tidak

dapat bergerak), terkilir (tertariknya ligamen), arthritis (peradangan sendi),

arthritis gout radang karena timbunan asam urat), osteoarthritis (penipisan tulang

rawan), arthritis sika (berkurangnya cairan sinovial).

f) Infeksi gonorhoe dan sifilis, dapat menyerang persendian sehingga sendi menjadi

kaku.

g) Layuh sendi, keadaan tidak bertenaga pada sendi yang disebabkan infeksi sifilis

ketika bayi dalam kandungan.

Kelainan sistem gerak pada otot dapat berupa a) atrofi, keadaan mengecilnya

otot shingga kehilangan kemampuan berkontraksi. b) kelelahan otot, terjadi karena

terus menerus melakukan aktivitas, bila brlanjut dapat terjadi kram. c) tetanus, otot

terus menerus berkontraksi (tonus atau kejang) akibat serangan bakteri Clostridium

tetani.

B. Penelitian yang Relevan

1. Harti, 2009. Pembelajaran dengan Model Quantum Learning dan Simulasi Peran

Ditinjau dari Motivasi Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran model

Quantum Learning dan simulasi peran terhadap prestasi belajar siswa. Quantum

Learning lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dari pada simulasi

peran. Perbedaan dengan penelitian dalam tesis adalah pada penelitian tersebut

lebih menekankan pada penggunaan model pembelajaran yaitu Quantum Learnig

Page 72: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dan simulasi peran, sedangkan penelitiaan dalam tesis ini menekankan pada

penggunaan media komik dan animasi. Pembelajaran kuantum digunakan sebagai

langkah kegiatan pembelajaran.

2. Leslee Francis Pelton, Timothy Pelton, Karen Moore, 2007. Learning by

Communicating Concepts Through Comics. Hasil penelitian tersebut adalah

menciptakan komik sendiri oleh siswa dapat meingkatkan motivasi,

perbendaharaan kata dan pemahaman konsep. Penelitian tersebut hanya

menekankan pada pengaruh penggunaan media komik terhadap pemahaman

konsep, sedangkan dalam tesis ini menekankan pada penggunaan media komik

dan animasi dengan variabel terikat adalah prestasi belajar.

3. Widyanti Nugraheni, 2008. Penggunaan Media Komik dan Modul pada Teknik

Pembelajaran Guide Note Taking dengan Memperhatikan Keingintahuan dan

Gaya Berpikir Siswa. Hasil penelitian adalah media komik memberikan pengaruh

lebih baik dari pada modul. Siswa dengan rasa ingin tahunya tinggi berprestasi

lebih baik meskipun berbeda media, dan siswa yang rasa ingin tahunya rendah

berprestasi lebih baik jika diberi media komik. Perbedaan penelitian tersebut

dengan penelitian dalam tesis ini terletak pada media yang digunakan sebagai

variabel bebas adalah komik dan modul, sedangkan penelitian dalam tesis ini

media yang digunakan adalah komik dan animasi.

4. Nurchaili, 2010. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

dalam proses Pembelajaran Kimia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar. Hasil

penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa

yang menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam

proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran secara

konvensional. Perbedaaan penelitian tersebut dengan penelitian dalam tesis adalah

Page 73: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

jenis media berbasis teknologi informasi yang digunakan adalah modul dalam

komputer, sedangkan dalam tesis ini media yang digunakan adalah animasi.

5. Marbach-Ad, G., Rotbain,Y. Stavy, R., 2007. Using Computer Animation and

Illustration Activities to Improve High School Students Achievement in Molecular

Biology. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan animasi komputer secara

signifikan lebih efektif dibandingkan kegiatan ilustrasi. Bahwa dianjurkan untuk

menggunakan animasi komputer dalam genetika molekuler, khususnya ketika

mengajar tentang proses yang dinamis. Perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian dalam tesis ini terletak pada jenis media yang digunakan adalah

animasi dan ilustrasi, serta materi yang digunakan adalah genetika molekular.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan dapat dibuat suatu kerangka

berpikir dari penelitian sebagai berikut:

1. Perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang diberi pembelajaran kuantum

mengguakan media komik dan animasi.

Pembelajaran di sekolah harus mampu memberdayakan peserta didik untuk

membangun pengetahuan sendiri dengan difasilitasi oleh guru. Lingkungan belajar

harus dirancang agar peserta didik memiliki kesempatan untuk berlatih memecahkan

masalah yang dilakukan melalui aktivitas nyata. Pembelajaran kuantum memandang

bahwa peserta didik menjadi pusat perhatiannya. Pemusatan perhatian model ini

adalah pada interaksi yang bermutu dan bermakna yang dapat mengubah

kemampuan berpikir seseorang menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan

belajar. Sebagaimana pendapat Vygotsky bahwa pengkonstruksian pengetahuan

adalah melalui interaksi sosial dan interaksi dengan media pembelajaran.

Page 74: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Materi sistem gerak pada manusia sebagian besar bersifat abstrak dan

kompleks. Peserta didik cenderung mengalami kesulitan dalam mengamati

memahami, menerima dan mengolah informasi yang diperoleh. Sebagaimana

pendapat Piaget bahwa pengetahuan baru dibentuk dengan cara mengaitkannya

dengan pengetahuan yang sudah ada. Aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran

adalah perlu menggunakan alat bantu sebagai sumber belajar. Oleh karena itu

diperlukan media pembelajaran yang dapat membuat materi yang abstrak menjadi

konkrit. Penggunaan komik dalam pembelajaran yang menampilkan cerita tentang

karakter tokoh utama yang dipadu dengan gambar diharapkan dapat membawa

suasana baru. Karakteristik komik yang humoris dan menghibur dapat

membangkitkan gairah peserta didik untuk membaca. Sementara itu media animasi

dalam pembelajaran ditampilkan dalam bentuk simulasi dari suatu kejadian,

peristiwa atau proses. Simulasi komputer dapat menampilkan sebuah proses yang

rumit dan sukar dijangkau oleh pikiran menjadi sesuatu yang mudah untuk dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, penerapan model kuantum dan penggunaan media

komik maupun animasi dalam pembelajaran secara optimal diprediksi dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik. Terdapat perbedaan prestasi

belajar antara pembelajaran kuantum menggunakan media komik dan animasi.

Pembelajaran kuantum menggunakan media animasi diduga menghasilkan prestasi

belajar yang lebih baik dari pada media komik.

2. Perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu

tinggi dan rendah.

Faktor internal dalam diri peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil

belajar antara lain rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu adalah perasaan atau sikap yang

Page 75: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kuat untuk mengetahui sesuatu. Karakteristik seorang pelajar tentunya sangat ingin

tahu terhadap sesuatu yang baru. Belajar sains khususnya biologi dimulai dari adanya

rasa ingin tahu mengenai gejala alam. Sebagaimana pendapat Bruner bahwa pada

proses belajar peserta didik didorong oleh rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi dan

belajar sendiri. Rasa ingin tahu yang tinggi dapat membangkitkan motivasi untuk

belajar, peserta didik berupaya terus belajar untuk mendapatkan jawaban dari apa

yang ingin dia ketahui sehingga diprediksi dapat berpengaruh terhadap prestasi

belajar. Peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi diduga akan memiliki

prestasi belajar yang lebih baik dari pada peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu

rendah.

3. Perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki kemampuan verbal

tinggi dan rendah.

Kemampuan verbal merupakan kemampuan untuk menuangkan pengetahuan

secara lisan maupun tertulis, sehingga dapat mengkomunikasikannya kepada orang

lain. Kemampuan verbal sangat berperan dalam pembelajaran sains terutama dalam

mengembangkan keterampilan proses sains, misalnya keterampilan bertanya,

menginterpretasi data, dan mengkomunikasikan data hasil pengamatan kepada orang

lain. Keterampilan tersebut berperan dalam rangka mengkonstruksi pengetahuan

sebagaimana yang dituntut dalam pembelajaran konstruktivisme bahwa peserta didik

secara aktif membangun pengetahuannya sendiri. Peserta didik dengan kemapuan

verbal yang tinggi mampu memproses pengetahuan serta mengkomunikasikannya

baik secara lisan maupun tertulis, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih bermakna

serta berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat

meningkatkan prestasi belajar. Peserta didik yang memiliki kemampuan verbal tinggi

Page 76: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

diduga akan memiliki prestasi yang lebih baik dari pada peserta didik yang memiliki

kemampuan verbal rendah.

4. Interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media dengan rasa ingin

tahu terhadap prestasi belajar.

Kehadiran media dalam pembelajaran sains sangat diperlukan untuk

mempermudah peserta didik memahami materi pelajaran. Media komik dan animasi

dalam pembelajaran merupakan hal baru bagi peserta didik. Media tersebut mampu

mengemas materi-materi pelajaran yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit. Rasa

ingin tahu merupakan suatu respon terhadap sesuatu yang masih baru atau asing. Jika

seseorang melihat sesuatu yang baru atau aneh, maka segera akan menyelidikinya.

Bermula dari sesuatu yang baru dan ditunjang dengan rasa ingin tahu inilah

diharapkan peserta didik lebih bersemangat untuk belajar, menemukan makna yang

terkandung dalam media tersebut. Oleh karenanya, dapat diprediksi bahwa interaksi

antara media dengan rasa ingin tahu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Penggunaan media komik maupun animasi pada peserta didik yang memiliki rasa

ingin tahu tinggi diduga menghasilkan prestasi yang lebih baik dari pada peserta

didik yang memiliki rasa ingin tahu rendah.

5. Interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media dengan kemampuan

verbal terhadap prestasi belajar.

Materi sistem gerak dalam komik disajikan dalam bentuk gambar dan teks

cerita, sedangkan animasi disajikan dalam betuk gambar bergerak yang ditunjang

dengan teks narasi. Kemampuan verbal merupakan sebuah usaha untuk mempelajari

sebuah fakta. Oleh karenanya, untuk memahami fakta atau pesan belajar yang

terkandung dalam media tersebut diperlukan kemampuan verbal membaca, mengolah

kata dan menginterpretasi gambar untuk dirangkai menjadi suatu konsep. Interaksi

antara pembelajaran kuantum menggunakan media komik dan animasi dengan

Page 77: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kemampuan verbal diprediksi berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.

Penggunaan media komik maupun animasi pada peserta didik yang memiliki

kemampuan verbal tinggi diduga menghasilkan prestasi yang lebih baik dari pada

peserta didik yang memiliki kemampuan verbal rendah.

6. Interaksi antara rasa ingin tahu dengan kemampuan verbal terhadap prestasi

belajar.

Rasa ingin tahu dan kemampuan verbal merupakan faktor internal peserta

didik yang memiliki kontribusi besar terhadap prestasi belajar. Rasa ingin tahu

merupakan dasar dari belajar, jika peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

maka ia akan memiliki dorongan yang kuat untuk belajar. Peserta didik dengan rasa

ingin tahu tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk mengetahui segala sesuatu

yang belum diketahui terutama materi sistem gerak pada manusia yang sebagian

besar bersifat abstrak. Sementara itu, dengan kemampuan verbal yang dimiliki

peserta didik mampu menuangkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, sehingga dapat

mengkomunikasikannya kepada orang lain. Belajar dengan kemampuan verbal

merupakan salah satu tahap proses memperoleh pengetahuan, sehingga peserta didik

dapat dengan mudah meningkatkan pemahaman tentang konsep dan pengetahuan.

Oleh karenanya, dapat dipresiksi bahwa interaksi antara rasa ingin tahu dan

kemampuan verbal akan mempengaruhi prestasi belajar.

7. Interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media, rasa ingin tahu, dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan karakteristik materi sistem gerak yang sebagian besar bersifat

abstrak, kehadiran media komik dan animasi sangat diperlukan untuk

mengkonkritkannya. Peserta didik didorong rasa ingin tahunya mampu menemukan

Page 78: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pesan belajar yang terkandung di dalam media. Melalui kemampuan verbal yang

dimiliki, peserta didik mampu merangkai kata-kata menjadi suatu konsep yang

bermakna, serta mengkomunikasiknnya kepada orang lain. Oleh karena itu,

diprediksi bahwa interaksi antara media, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal

akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik pada materi sistem gerak

pada manusia.

D. Hipotesis

Dari kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka

hipotesis yang diajuakan pada penelitian ini adalah :

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran model kuantum menggunakan

media komik dan animasi.

2. Ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu

tinggi dengan yang rendah.

3. Ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang memiliki kemampuan

verbal tinggi dengan yang rendah.

4. Terdapat interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media dan

rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar.

5. Terdapat interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

6. Terdapat interaksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap prestasi

belajar.

7. Terdapat interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media, rasa

ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

Page 79: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sumberlawang Kabupaten Sragen

dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut tempat peneliti bekerja sehingga

peneliti telah memahami permasalahan pembelajaran yang dialami. Tempat

pelaksanaan uji coba instrumen penelitian di SMP Negeri 1 Plupuh

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2010/2011

dengan jadwal penelitian disajikan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

1 Pengajuan Judul V

2 Penyusunan Proposal V

3 Seminar Proposal V

4 Perizinan V

5 Pengambilan Data V

6 Analisis Data V V

7 Penyusunan Laporan V V

62

Page 80: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2007:61) adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti”. Populasi merupakan keseluruhan dari subyek yang akan

diteliti dan memiliki kesamaan dalam berbagai aspek yang relevan. Populasi dalam

penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang,

Kabupaten Sragen semester I tahun 2010/2011.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Tidak semua anggota populasi diteliti tetapi cukup diwakili

oleh sebagian dari anggota populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan

teknik cluster random sampling, yaitu sampel yang diambil berdasarkan kelompok.

Sampel yang diambil dari 4 kelas secara acak dengan cara diundi, setiap kelas

memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.

Berdasarkan pengundian diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas VIII C

sebagai kelompok eksperimen I berjumlah 36 peserta didik, dan kelas VIII B sebagai

kelompok eksperimen II berjumlah 37 peserta didik. Kelompok eksperimen I diberi

pembelajaran kuantum menggunakan media komik, sedangkan kelompok

eksperimen II diberi pembelajaran kuantum menggunakan media animasi.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006:3) “eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab

Page 81: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminaasi atau menguarangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang

mengganggu”. Oleh karenanya, penelitian eksperimen dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui akibat dari suatu perlakuan penelitian.

Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok

eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kedua kelompok tersebut dianggap sama

dalam segala segi yang relevan dan hanya berbeda dalam hal pemberian perlakuan.

Kelompok eksperimen I diberi perlakuan pembelajaran model kuantum

menggunakan media komik, sedangkan kelompok eksperimen II diberi perlakuan

pembelajaran model kuantum menggunakan media animasi.

Selain itu kedua perlakuan tersebut ditinjau dari rasa ingin tahu dan

kemampuan verbal peserta didik. Hasil dari kedua kelompok tersebut dibandingkan

manakah yang lebih baik dan tepat penggunaan media melalui pembelajaran

kuantum pada materi sistem gerak pada manusia. Desain penelitian dapat

digambarkan pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media (A)

Media Komik (A1) Media Animasi (A2)

Rasa Ingin Tahu

(B)

Tinggi (B1)

Rendah (B2)

Kemampuan

Verbal (C)

Tinggi (C1)

Rendah (C2)

Page 82: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

D. Variabel Penelitian

Menurut Budiyono (2009:4) “variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk atau

sifat-sifat yang diteliti”. Dalam variabel terdapat variasi antara konstruk atau sifat

yang satu dengan yang lain. Terdapat 3 macam variabel dalam penelitian ini yang

meliputi variable bebas, variable moderator, dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran model kuantum

menggunakan media komik dan animasi.

a. Definisi Operasional

Pembelajaran model kuantum merupakan pembelajaran yang mengubah

interaksi-interaksi dalam pembelajaran menjadi cahaya. Pembelajaran kuantum

dirancang dengan strategi pembelajaran yang disebut TANDUR (Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan).

Media komik adalah bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan

memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar.

Menampilkan bahan pelajaran sekolah dalam bentuk komik dapat membangkitkan

motivasi belajar. Cerita yang disampaikan dalam komik adalah materi sistem gerak

pada manusia. Media animasi adalah teknik penggerakan gambar yang dapat

digunakan untuk mensimulasikan suatu peristiwa, kejadian, proses maupun

percobaan. Materi pelajaran yang dianimasikan adalah sistem gerak pada manusia

b. Indikator

Perlakuan pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan

animasi dengan rancangan TANDUR.

Page 83: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

c. Simbol

Pembelajaran model kuantum menggunakan media diberi simbol A.

Penggunaan media komik diberi simbol A1 sedangkan media animasi diberi simbol

A2.

2. Variabel Moderator

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah rasa ingin tahu dan kemampuan

verbal peserta didik. Masing-masing variabel moderator dibagi dalam kategori tinggi

dan rendah.

a. Definisi Operasional

Rasa ingin tahu adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui

sesuatu.  Rasa ingin tahu dapat memotivasi seseorang untuk mempelajari sesuatu.

dan mendorong seseorang untuk belajar. Rasa ingin tahu yang tinggi dapat

menjadikan peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan yang masih baru atau

belum diketahui.

Kemampuan verbal adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan makna dari

suatu pesan belajar yang berupa simbol, gambar, maupun sumber belajar yang lain

dengan menggunakan bahasa baik lisan maupun tertulis yang mudah dimengerti oleh

orang lain. Kemampuan verbal merupakan salah satu potensi yang dimiliki peserta

didik yang dapat mendukung tercapainya peningkatan prestasi belajar. Peserta didik

yang belajar dengan kemampuan verbal, mampu menata dan mengorganisasi kata-

kata dan fakta serta mengkomunikasikan pikiran dan pendapat kepada orang lain. 

Kemampuan verbal sangat berperan dan mendukung dalam proses pembelajaran.

Page 84: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Indikator

Data skor yang diperoleh dari hasil angket rasa ingin tahu dan kemampuan

verbal peserta didik.

c. Simbol

Variabel moderator rasa ingin tahu diberi simbol B. Rasa ingin tahu kategori

tinggi diberi simbol B1, sedangkan kategori rendah diberi simbol B2. Variabel

moderator kemampuan verbal peserta didik diberi simbol C. Kemampuan verbal

peserta didik kategori tinggi diberi simbol C1, sedangakan kategori rendah diberi

simbol C2.

3. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar biologi pada materi

sistem gerak pada manusia.

a. Definisi Operasional

Prestasi belajar biologi adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran biologi.

b. Indikator

Prestasi belajar yang diukur pada penelitian ini adalah prestasi belajar aspek

kognitif dan psikomotor. Prestasi belajar yang dicapai peserta didik ranah kognitif

dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh dari tes prestasi belajar setelah

kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Sedangkan nilai prestasi ranah

psikomotor diperoleh melalui lembar pengamatan keterampilan proses sains.

c. Simbol

Prestasi belajar diberi simbol: AiBjCk, dengan i, j, dan k sebagai bilangan

bulat, i = j = k = 1,2

Page 85: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

E. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu :

1. Dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan data nama, jumlah dan kemampuan

awal peserta didik dari kelas-kelas yang dijadikan subyek penelitian.

2. Angket, adalah suatu daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden

tentang dirinya atau hal yang diketahuinya (Masidjo, 2010:70). Angket digunakan

untuk memperoleh data rasa ingin tahu.

3. Tes, merupakan suatu teknik yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan

pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan yang

harus dijawab untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Zaenal Arifin, 2009:

118). Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes kemampuan verbal dan tes prestasi

belajar.

4. Lembar observasi, adalah suatu proses pengamatan secara sistematis mengenai

berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu (Zaenal Arifin, 2009:152).

Lembar observasi digunakan untuk mengukur prestasi belajar aspek psikomotor

khususnya keterampilan proses sains.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mendukung penelitian meliputi:

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian

a. Silabus, berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, materi, kegiatan

pembelajaran, indikator, teknik penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

(disajikan di lampiran 1).

b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), memuat segala sesuatu yang akan

dilaksanakan selama pembelajaran (disajikan di lampiran 2).

Page 86: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

c. LKPD (Lembar Kerja Peserta didik), berisi langkah-langkah penyelesaian

masalah yang terkait dengan materi pembelajaran.

d. Media komik, dan media animasi sebagai media pembelajaran berisi tentang

materi yang akan disampaikan kepada peserta didik (media komik disajikan di

lampiran 19)

2. Instrumen Pengambilan Data

a. Angket Rasa Ingin Tahu, digunakan untuk mengetahui rasa ingin tahu peserta

didik dengan cara memberikan daftar pertanyaan dan pernyatan yang

menghendaki responden memberikan jawaban pada pilihan yang telah disediakan.

(disajikan di lampiran 4).

b. Tes Kemampuan Verbal, digunakan untuk mengukur kemampuan berfikir secara

logis, khususnya hubungan antara pengertian yang dinyatakan secara verbal.

Instrumen tes kemampuan verbal disajikan di lampiran 6.

c. Tes Prestasi, adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab untuk mengukur

hasil belajar (Masidjo, 2010:38). Tes prestasi digunakan untuk mengukur hasil

belajar peserta didik ranah kognitif pada materi sistem gerak pada manusia,

Prestasi belajar yang diukur menggunakan tes adalah aspek kognitif (disajikan di

lampiran 8).

d. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains, digunakan untuk mengukur

prestasi belajar aspek psikomotor khususnya keterampilan proses sains yang

meliputi keterampilan mengamati, mengelompokkan, bertanya, menyimpulkan,

dan mengkomunikasikan data. (disajikan di lampiran 9).

Page 87: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

G. Uji Coba Instrumen

Instrumen sebelum digunakan perlu diuji cobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kelayakannya.

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pengujian validitas

isi dan konstruksi instrumen dengan dikonsultasikan kepada ahlinya, sedangkan

validitas butir soal menggunakan rumus korelasi product moment (rxy) dari Karl

Pearson sebagai berikut:

( )( )2222 )()(

)(yynxxn

yxxynrxyΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Keterangan: rxy = Korelasi product moment y = skor total

n = jumlah sampel Σxy = jumlah (x)(y)

x = skor tiap item soal

Butir soal dikatakan valid jika rxy ≥ rtabel pada taraf signifikansi 5% (Suharsimi

Arikunto, 2009: 75). Hasil uji validitas dan reabilitas angket rasa ingin tahu, tes

kemampuan verbal, dan tes prestasi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

No Jenis Instrumen Jumlah Item Jumlah Item Valid

Jumlah Item Tidak Valid

Reliabilitas

1. Angket Rasa Ingin Tahu

34 30

4 item (12,16,17,20)

0,902

2. Tes Kemampuan Verbal

40 28 12 item (3,6,8,9,16,18,27, 28,29,34,39,40)

0,878

3. Tes Prestasi 40 31 9 item (3,13,18,19,28, 31,36,37,39)

0,859

Page 88: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

a. Angket Rasa Ingin Tahu

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, dari 34 item angket rasa ingin tahu terdapat 30

item valid dan 4 item tidak valid. Item yang valid semua digunakan sebagai

instrumen pengambilan data, sedangkan ítem yang tidak valid tidak digunakan.

Sehingga jumlah ítem angket rasa ingin tahu yang digunakan berjumlah 30 item

b. Tes Kemampuan Verbal

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, dari 40 item tes kemampuan verbal terdapat 28

item valid dan 12 item tidak valid. Item yang valid semua digunakan sebagai

instrumen pengambilan data. Item dengan validitas mendekati valid, memiliki daya

beda dan taraf kesukaran sedang yaitu nomor 8 dan 18 digunakan untuk pengambilan

data, sedangkan ítem tidak valid yang lain tidak digunakan. Sehingga jumlah ítem tes

kemampuan verbal berjumlah 30 item.

c. Tes Prestasi

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, dari 40 item tes prestasi terdapat 31 item valid

dan 9 item tidak valid. Item yang valid semua digunakan sebagai instrumen

pengambilan data. Terdapat empat ítem dengan validitas mendekati valid diperbaiki

dan digunakan untuk instrumen pengambilan data yaitu nomor 3,19,37,39. sehingga

jumlah ítem tes prestasi berjumlah 34 item.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen dapat

memberikan hasil pengukuran yang dapat dipercaya sebgai alat pengambilan data.

Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki tingkat keajegan dalam mengukur,

apabila instrumen tersebut pada subyek yang berbeda akan memberikan hasil yang

Page 89: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

relatif sama. Uji reliabilitas tes menggunakan Kuder-Richardson (K-R 20) sebagai

berikut:

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ∑−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−= 2

2

11 SpqS

1nnr

Uji reliabilitas angket menggunakan rummus Alpha Cronbach berikut :

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ∑−⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

−=

t

i

kkr 2

2

11 11 σ

σ

dimana, p = proporsi peserta didik yang menjawab item dengan benar

q = proporsi peserta didik yang menjawab item dengan salah

∑pq = jumlah hasil kali antar p dan q

n = k = banyak item

S = standar deviasi tes

∑σi2 = jumlah varians ítem

σ2t = varians total

Kriteria reliabilitas dengan batasan :

0,91 – 1,00 = sangat tinggi

0,71 – 0,90 = tinggi

0,41 – 0,70 = cukup

0,21 – 0,40 = rendah

≤ 0,02 = sangat rendah (Masidjo,2010:209)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh reliabilitas instrumen angket rasa

ingin tahu 0,902 termasuk kriteria tinggi, reliabilitas tes kemampuan verbal 0,878

termasuk kriteria tinggi, reliabilitas tes prestasi 0,859 termasuk kriteria tinggi.

Page 90: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3. Uji Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta

didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki

kemampuan rendah (kurang pandai). Rumus yang digunakan adalah:

BA

BA

JJBBD

−−

=

keterangan :

JA: banyaknya peserta kelompok atas

JB: banyaknya peserta kelompok bawah

BA: banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB: banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

Hasil uji daya beda tes kemampuan verbal dan tes prestasi dengan memenuhi

kriteria valid dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4 Hasil Uji Daya Beda

Kategori Tes Kemampuan

Verbal Jumlah Kategori Tes Prestasi Jumlah

Jelek 2,8,18 3 Jelek 37 1

Sedang 4,5,11,12,17,20,21,

22,23,24,26,31,35,3614 Sedang

1,2,3,9,15,16,20,22,

25,26,33,34,35 13

Baik 1,7,10,13,15,19,25,

30,32,33,37,38 12 Baik

4,5,6,7,8,10,11,12,14

,17,19,21,23,24,27,

29,30,32,38,39,40

21

Baik Sekali 14 1

Jumlah 30 Jumlah 35

Page 91: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Butir soal yang baik adalah yang memiliki indeks daya beda antara 0,4

sampai dengan 0,7. Kriteria daya beda item instrumen adalah:

0,0 - 0,2 = Jelek

0,2 - 0,4 = Sedang

0,4 – 0,7 = Baik

0,7 – 1,00 = Baik Sekali (Suharsimi Arikunto, 2009:218)

4. Uji Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu bilangan

yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran dihitung

dengan rumus:

P = B

Keterangan: P = Indeks kesukaran

B = Jumlah peserta didik yang menjawab dengan benar

JS = Jumlah seluruh peserta didik

Taraf kesukaran diklasifikasikan ke dalam kriteria:

0,10 - 0,30 = soal sukar,

0,31 - 0,70) = soal sedang,

0,71 - 1,00 adalah soal mudah (Suharsimi Arikunto, 2009:210).

Hasil uji taraf kesukaran tes kemampuan verbal dan tes prestasi dengan

memenuhi kriteria valid dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 92: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 3.5 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kategori Tes Kemampuan

Verbal

Jumlah Kategori Tes Prestasi Jumlah

Mudah 2,4,8,11,12,22,23,24 8 Mudah 1,10,16,26,33,34,37 7

Sedang 1,5,13,14,15,17,18,

20,21,25,26,30,31,33

,36,38

16 Sedang 2,3,5,7,9,11,12,14,17

,19,20,21,22,23,24,

25,27,29,32,35,38,40

22

Sukar 7,10,19,32,35,37 6 Sukar 4,6,8,15,30,39 6

Jumlah 30 Jumlah 35

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Dalam penelitian ini teknik analisis dengan anava tiga jalan isi sel tidak sama.

Untuk dapat menggunakan anava, harus dilakukan uji prasyarat analisis meliputi uji

normalitas dan homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Liliefors dengan bantuan program SPSS 12 dengan taraf signifikasi

α=5%. Jika probabilitas (sig) > α , maka Ho diterima artinya data normal. Jika

probabilitas (sig) < α , maka Ho ditolak artinya data tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

polpulasi yang homogen atau tidak. Ujia homogenitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS 12 dengan taraf signifikasi α=5%. Jika

probabilitas (sig) > α , maka Ho diterima artinya data homogen. Jika probabilitas

Page 93: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

(sig) < α , maka Ho ditolak artinya data tidak homogen. Jika uji homogenitas

terpenuhi, maka uji analisis variansi (anava) dapat dilakukan.

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Anava

Pengujian hipotesis dengan analisis varian (anava) tiga jalan desain faktorial 2

x 2 x 2 isi sel tidak sama pada taraf signifikasi α = 0,05 menggunakan bantuan

software SPSS 12. Pada analisis varian terdapat tujuh pasang hipotesis yaitu:

1) Perbedaan pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan animasi

terhadap prestasi belajar.

H0,A : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang diberi

pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan animasi

terhadap prestasi belajar.

H1,A : Ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik yang diberi

pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan animasi

terhadap prestasi belajar.

2) Perbedaan prestasi belajar peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi dan rendah

H0,B : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik dengan rasa

ingin tahu tinggi dan rendah.

H1,B : Ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik dengan rasa ingin

tahu tinggi dan rendah.

3) Perbedaan prestasi belajar antara peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi

dan rendah.

Page 94: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

H0,C : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik dengan

kemampuan verbal tinggi dan rendah.

H1,C : Ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik dengan kemampuan

verbal tinggi dan rendah.

4) Interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan

animasi dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar.

H0,AB : Tidak ada interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan

media komik dan animasi dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi

belajar.

H1,AB : Ada interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media

komik dan animasi dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar.

5) Interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media komik dan

animasi dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

H0,AC : Tidak ada interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan

media prmbelajaran dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar.

H1,AC : Ada interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media

komik dan animasi dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar.

6) Interaksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

H0,BC : Tidak ada interaksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal

terhadap prestasi belajar.

H1,AC : Ada interaksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar.

Page 95: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

7) Interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media pembelajaran,

rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

H0,ABC : Tidak ada interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan

media komik dan animasi, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal

terhadap prestasi belajar.

H1,ABC : Ada interaksi antara pembelajaran model kuantum menggunakan media

komik dan animasi, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar.

b. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut jika menujukkan bahwa H0 ditolak.

Tujuan dari uji lanjut anava adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata

setiap pasangan kolom, baris, dan pasangan sel sehingga diketahui bagian mana

sajakah terdapat rerata yang berbeda. Uji lanjut anava dilakukan dengan

menggunakan uji T pada program SPSS 12 untuk menguji hipotesis ada perbedaan

prstasi belajar, dan Analisis of Means pada program minitab untuk menguji hipotesis

ada interaksi dalam bentuk grafik. Penggunaan program tersebut diperlukan untuk

menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan hitung, serta meningkatkan akurasi

hasil penelitian.

Page 96: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data peserta didik

yang meliputi : data kemampuan awal, data rasa ingi tahu, dan data kemampuan

verbal, data prestasi belajar aspek kognitif, data prestasi belajar aspek

psikomotorik. Berikut ini disajikan deskripsi masing-masing data penelitian.

1. Data Kemampuan Awal

Data kemampuan awal disajikan pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Data Kemampuan Awal Sebelum Perlakuan

Kelas Jumlah Data Mean SD Minimum Maksimum

Komik 36 58,1 15,5 30 85

Animasi 37 61,8 13,6 35 85

Distribusi kemampuan awal sebelum diberi perlakuan pada kelas komik

disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Kemampuan Awal Kelas Komik

Interval Kelas BatasTengah Frekuensi Prosentase (%) 30 - 37 33.5 3 8,3 38 - 45 41.5 6 16,7 46 - 53 49.5 3 8,3 54 - 61 57.5 10 27,8 62 - 69 65.5 5 13,9 70 - 77 73.5 5 13,9 78 - 86 81.5 4 11,1

Jumlah 36 100,0

Page 97: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80  

Untuk memeperjelas distribusi frekuensi kemampuan awal kelas komik

disajikan dalam bentuk histogram pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Awal Kelas Komik

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 di atas terlihat bahwa kemapuan

awal kelas komik dengan jumlah terbanyak pada interval 54-61 yaitu 10 orang

peserta didik.

Distribusi kemampuan awal sebelum diberi perlakuan pada kelas animasi

disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Distribusi Kemampuan Awal Kelas Animasi Interval Kelas Batas Tengah Frekuensi Persentase(%)

35 - 42 38.5 4 10,8 43 -50 46.5 5 13,5 51 -58 54.5 3 8,1 59 -66 62.5 10 27,0 67 -74 70.5 8 21,6 75 -82 78.5 5 13,5 83 -90 86.5 2 5,4 Jumlah 37 100,0

Untuk memeperjelas distribusi frekuensi kemampuan awal kelas animasi

disajikan dalam bentuk histogram pada gambar 4.2.

0

2

4

6

8

10

12

30 ‐ 37 38 ‐ 45 46 ‐ 53 54 ‐ 61 62 ‐ 69 70 ‐ 77 78 ‐ 86

Frek

uens

i

Interval kelas

Kemampuan Awal Kelas Komik

Page 98: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81  

Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Awal Kelas Animasi

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 di atas terlihat bahwa kemapuan

awal kelas animasi dengan jumlah terbanyak pada interval 59-66 yaitu 10 orang

peserta didik.

2. Data Rasa Ingin Tahu

Deskripsi data rasa ingin tahu dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Data Rasa Ingin Tahu

Rasa Ingin Tahu Kelas Komik Kelas Animasi

Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%) Tinggi 18 50 26 70,3 Rendah 18 50 11 29,7 Jumlah 36 100 37 100

Distribusi rasa ingin tahu disajikan dalam histogram pada gambar 4.3 :

Gambar 4.3 Histogram Rasa Ingin Tahu

0

2

4

6

8

10

12

35 ‐ 42 43 ‐50 51 ‐58 59 ‐66 67 ‐74 75 ‐82 83 ‐90

Frek

uens

i

Interval Kelas

Kemampuan Awal Kelas Animasi

051015202530

Kelas Komik Kelas Animasi

Frek

uens

i

Rasa Ingin Tahu

Tinggi

Rendah

Page 99: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82  

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa pada

kelas komik peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi dan rendah jumlahnya

sama yaitu 18. Sedangkan pada kelas animasi peserta didik dengan rasa ingin tahu

tinggi jumlahnya lebih banyak yaitu 26, rasa ingin tahu rendah berjumlah 11.

3. Data Kemampuan Verbal

Deskripsi data kemampuan verbal dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Data Kemampuan Verbal Kemampuan

Verbal Kelas Komik Kelas Animasi

Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)

Tinggi 16 44,4 25 67,6 Rendah 20 55,6 12 32,4 Jumlah 36 100 37 100

Distribusi data kemampuan verbal disajikan dalam histogram gambar 4.4 :

Gambar 4.4 Histogram Kemampuan Verbal

Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada

kelas komik peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi sebanyak 16 orang,

sedangkan pada kemampuan verbal rendah 20 orang. Pada kelas animasi peserta

0

5

10

15

20

25

30

Kelas Komik Kelas Animasi

Frek

uens

i

Data Kemampuan Verbal

Tinggi

Rendah

Page 100: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83  

didik dengan kemampuan verbal tinggi berjumalah 25 orang, sedangkan peserta

dengan kemampuan rendah berjumlah 12.

4. Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif

Deskripsi data prestasi belajar aspek kognitif dapat diln ihat pada tabel 4.6

berikut ini:

Tabel 4.6 Deskripsi Data Prestasi Belajar Aspek Kognitif Kelas Jumlah Data Mean SD Minimum Maksimum

Komik 36 71,7 4,1 65 81

Animasi 37 75,6 5,5 65 85

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar

pada pembelajaran kuantum menggunakan media komik adalah 71,7 sedangkan

media aniimasi adalah 75,6. Jadi rerata prestasi pembelajaran menggunakan media

animasi lebih tinggi dari pada media komik.

a. Data Prestasi Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media Komik

Distribusi frekuensi prestasi belajar pada kelas pembelajaran kuantum

menggunakan media komik disajikan pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Media Komik

Interval Kelas Batas Tengah Frekuensi Persentase(%)

65 - 67 66 6 16,7

68 - 70 69 7 19,4

71 - 73 72 11 30,6

74 - 76 75 6 16,7

77 - 79 78 5 13,9

80 - 82 81 1 2,8

Jumlah 36 100,0

Page 101: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84  

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar, disajikan dalam

bentuk histogram seperti pada gambar 4.5 berikut ini:

Gambar 4.5 Histogram Prestasi Belajar Kelas Komik

Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.5 di atas terlihat bahwa prestasi

belajar dengan frekuensi tertinggi terdapat pada interval 71 – 73 yaitu 11 orang

peserta didik.

b. Data Prestasi Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media Animasi

Distribusi frekuensi prestasi belajar pada kelas pembelajaran kuantum

menggunakan media animasi disajikan pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi Prestasi Belajar Media Animasi

Interval Kelas Batas Tengah Frekuensi Persentase(%)

65 - 68 66.5 4 10,8

69 - 72 70.5 6 16,2

73 - 76 74.5 7 18,9

77 - 80 79.5 13 35,1

81 - 84 83.5 6 16,2

85 - 89 87.5 1 2,7

Jumlah 37 100,0

0

2

4

6

8

10

12

65 ‐ 67  68 ‐ 70 71 ‐ 73 74 ‐ 76 77 ‐ 79 80 ‐ 82

Frek

uens

i

Interval Kelas

Prestasi Belajar Kelas Komik

Page 102: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85  

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar, disajikan dalam

bentuk histogram seperti pada gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6 Gambar Histogram Prestasi Media Animasi

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.6 di atas terlihat bahwa prestasi

belajar dengan frekuensi tertinggi terletak pada interval 77 – 80 yang berjumlah

13 orang peserta didik. Sedangkan frekuensi paling rendah berada pada interval

85 – 89 yang berjumlah 1 orang peserta didik.

c. Data Prestasi Berdasarkan Rasa Ingin Tahu

Deskripsi data rasa ingin tahu dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Berdasarkan Rasa Ingin Tahu Rasa Ingnin Tahu Jumlah Rata-rata SD Maksimum Minimum

Tinggi 44 76 4,63 85 66

Rendah 29 70,2 3,95 79 65

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa peserta didik dengan rasa

ingin tahu tinggi berjumlah 44 orang dengan rata-rata prestasi belajar 76. Peserta

0

2

4

6

8

10

12

14

65 ‐ 68 69 ‐ 72 73 ‐ 76 77 ‐ 80 81 ‐ 84 85 ‐ 89

Frek

uens

i

Interval Kelas

Prestasi Belajar Kelas Animasi

Page 103: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86  

didik dengan rasa ingin tahu rendah berjumlah 29 orang dengan rata-rata 70.

Distribusi frekuensi rasa ingin tahu tinggi disajikan pada tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Rasa Ingin Tahu Tinggi Interval Kelas Batas Tengah Frekuensi Persentase(%)

65 - 68 66.5 1 2,3

69 - 72 70.5 10 22,7

73 - 76 74.5 10 22,7

77 - 80 79.5 15 34,1

81 - 84 83.5 7 15,9

85 - 89 87.5 1 2,3

Jumlah 44 100,0

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data prestasi rasa ingin tahu tinggi,

disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.7 berikut ini:

Gambar 4.7 Histogram Prestasi Rasa Ingin Tahu Tinggi

Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.7 di atas terlihat bahwa frekuensi

tertinggi peserta didik dengan rasa ingi tahu tinggi terdapat pada interval 77 – 80

yaitu sebanyak 15 orang peserta didik.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

65 ‐ 68 69 ‐ 72 73 ‐ 76 77 ‐ 80 81 ‐ 84 85 ‐ 89

Frek

uens

i

Interval Kelas

Prestasi Rasa Ingin Tahu Tinggi

Page 104: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87  

Distribusi frekuensi prestasi berdasarkan rasa ingin tahu rendah disajikan

pada tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Rasa Ingin Tahu Rendah Interval Kelas Batas Tengah Frekuensi Persentase(%)

64 - 66 65 7 24,1

67 - 69 68 8 27,6

70 - 72 71 5 17,2

73 - 75 74 6 20,7

76 - 78 77 2 6,9

79 - 81 80 1 3,4

Jumlah 29 100,0

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data prestasi rasa ingin tahu

rendah, disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.8 berikut ini:

Gambar 4.8 Histogram Prestasi Rasa Ingin Tahu Rendah

Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.8 di atas terlihat bahwa frekuensi

tertinggi peserta didik dengan rasa ingi tahu rendah terdapat pada interval 67 – 69

yaitu sebanyak 8 orang peserta didik.

0123456789

64 ‐ 66 67 ‐ 69 70 ‐ 72 73 ‐ 75 76 ‐ 78 79 ‐ 81

Frek

uens

i

Interval Kelas

Rasa Ingin Tahu Rendah

Page 105: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88  

d. Data Prestasi Berdasarkan Kemampuan Verbal

Deskripsi data prestasi berdasarkan kemampuan verbal dapat dilihat pada

tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Deskripsi Data Prestasi Kemampuan Verbal Kemampuan Verbal Jumlah Rata-rata SD Maksimum Minimum

Tinggi 41 75,7 5,32 85 65

Rendah 32 71,1 3,8 79 65

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa pada peserta didik

dengan kemampuan verbal tinggi sebanyak 41 orang dengan rata-rata nilai 75,7.

Peserta didik dengan kemampuan verbal rendah berjumalah 32 orang, dengan

rata-rata nilai 71,1. Distribusi frekuensi kemampuan verbal tinggi disajikan pada

tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kemampuan Verbal Tinggi Interval Kelas Batas Tengah Frekuensi Persentase(%)

65 - 68 66.5 3 7,3

69 - 72 70.5 9 22,0

73 - 76 74.5 7 17,1

77 - 80 79.5 14 34,1

81 - 84 83.5 7 17,1

85 - 89 87.5 1 2,4

Jumlah 41 100,0

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data prestasi berdasarkan

kemampuan verbal tinggi, disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar

4.9 berikut ini:

Page 106: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89  

Gambar 4.9 Histogram Prestasi Kemampuan Verbal Tinggi

Berdasarkan tabel 4.13 dn gambar 4.9 di atas terlihat bahwa frekuensi

tertinggi peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi terletak pada interval 77

– 80 yaitu sebanyak 14 orang peserta didik.

Distribusi frekuensi kemampuan verbal rendah disajikan pada tabel 4.14

berikut ini :

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Kemampuan Verbal Rendah Interval Kelas Batas Tengah Frekuensi Persentase(%)

65 - 67 66 7 21,9

68 - 70 69 5 15,6

71 - 73 72 10 31,3

74 - 76 75 6 18,8

77 - 79 78 4 12,5

Jumlah 32 100,0

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data kemampuan verbal rendah,

disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.10 berikut ini:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

65 ‐ 68 69 ‐ 72 73 ‐ 76 77 ‐ 80 81 ‐ 84 85 ‐ 89

Frek

uens

i

Interval Kelas

Kemampuan Verbal Tinggi

Page 107: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90  

Gambar 4.10 Histogram Prestasi Kemampuan Verbal Rendah

Berdasarkan tabel 4.14 dan gambar 4.10 di atas terlihat bahwa frekuensi

tertinggi peserta didik dengan kemampuan verbal rendah terletak pada interval 71

– 73 yaitu sebanyak 10 orang peserta didik.

Deskripsi sebaran data keseluruhan berdasarkan desain pembelajaran

dalam penelitian disajikan pada tabel 4.15 berikut: .

Tabel 4.15 Deskripsi Sebaran Data Keseluruhan

Pembelajaran Kuantum

Media Komik Media Animasi

Rasa Ingin Tahu Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Kemampuan

Verbal

Tinggi N : 13 N : 3 N : 19 N : 6

X : 73.9 X : 68 X : 79 X :73

Rendah N : 5 N : 15 N : 7 N : 5

X : 73.2 X : 70 X : 73.9 X : 68.6

Berdasarkan tabel 4.15 tersebut dapat dilihat adanya hubungan antara

pembelajaran kuantum menggunakan media, rasa ingin tahu, dan kemamuan

verbal terhadap rerata nilai peserta didik. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa

pembelajaran kuantum menggunakan media animasi yang diterapkan pada peserta

0

2

4

6

8

10

12

65 ‐ 67 68 ‐ 70 71 ‐ 73 74 ‐ 76 77 ‐ 79

Frek

uens

i

Interval Kelas

Kemampuan Verbal Rendah

Page 108: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91  

didik dengan rasa ingin tahu tinggi dan kemampuan verbal tinggi memiliki rerata

nilai yang paling tinggi yaitu 79. Sementara itu pembelajaran kuantum

menggunakan media komik yang diterapkan pada peserta didik dengan rasa ingin

tahu rendah dan kemampuan verbal tinggi memiliki rerata nilai yang paling

rendah yaitu 68.

5. Prestasi Belajar Aspek Psikomotorik

Prestasi belajar aspek psikomotorik disajikan dalam bentuk data

keterampilan proses sains. Deskripsi data keterampilan proses sains dapat dilihat

pada tabel 4.16 berikut ini :

Tabel 4.16 Data Keterampilan Proses Sains Kelas Jumlah Data Mean Skor Skor Maksimum Skor Minimum

Komik 36 50 73 26

Animasi 37 51,3 72 36

Berdasarkan tabel 4.16 di atas terlihat bahwa rerata skor keterampilan

proses sains pada pembelajaran kuantum menggunakan media komik sebesar 50,

sedangkan media komik 51,3

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Kesamaan Kemampuan Awal

Setelah dilakukan uji t diperoleh hasil sig. 0,128 > α (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas komik dan

animasi. Sehingga kedua kelas eksperimen mempunyai rerata yang seimbang.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk

pembelajaran kuantum menggunakan media dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:

Page 109: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92  

Tabel 4.17 Uji Normalitas Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media

MEDIA

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.PRESTASI KOMIK

0.150 36 0.040 0.961 36 0.236

ANIMASI 0.138 37 0.071 0.964 37 0.262

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa hasil uji normalitas pembelajaran

kuantum mengguanakan media komik menunjukkan nilai sig. 0,236 > α (0,05)

yang berarti Ho diterima sehingga data terdistribusi normal. Sedangkan hasil uji

normalitas media pembelajaran kuantum menggunakan media animasi

menunjukkan nilai sig. 0,262 > α (0,05) yang berarti Ho diterima sehingga data

terdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap kedua variabel di

atas dapat disimpulkan bahwa kondisi populasi penelitian berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas prestasi belajar berdasarkan rasa ingin tahu dapat

dilihat pada tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18 Uji Normalitas Prestasi Belajar Berdasarkan Rasa Ingin Tahu

RIT

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. PRESTASI

1 0.124 44 0.090 0.966 44 0.221

2 0.134 29 0.195 0.938 29 0.087

Berdasarkan tabel 4.18 di atas terlihat bahwa hasil uji normalitas prestasi

belajar berdasarkan rasa ingin tahu tinggi menunjukkan nilai sig. 0,221 > α (0,05)

yang berarti Ho diterima sehingga data terdistribusi normal. Sedangkan hasil uji

normalitas pada peserta didik dengan rasa ingin tahu rendah menunjukkan nilai

sig. 0,087 > α (0,05) yang berarti Ho diterima sehingga data terdistribusi normal.

Page 110: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93  

Hasil uji normalitas prestasi belajar berdasarkan kemampuan verbal dapat

dilihat pada tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19 Uji Normalitas Prestasi Belajar Berdasarkan Kemampuan Verbal

KVERBAL

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRESTASI

1 .140 41 .041 .962 41 .181

2 .115 32 .200(*) .944 32 .100

Berdasarkan tabel 4.19 di atas terlihat bahwa hasil uji normalitas prestasi

belajar berdasarkan kemampuan verbal tinggi menunjukkan nilai sig. 0,181 > α

(0,05) yang berarti Ho diterima sehingga data terdistribusi normal. Sedangkan

hasil uji normalitas pada peserta didik dengan kemampuan verbal rendah

menunjukkan nilai sig. 0,100 > α (0,05) yang berarti Ho diterima sehingga data

terdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

polpulasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas menggunakan uji

Levene’s dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut:

Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas F df1 df2 Sig.

0,793 7 65 0,596

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a Design: Intercept+MEDIA+RIT+KVERBAL+MEDIA * RIT+MEDIA * KVERBAL+RIT * KVERBAL+MEDIA * RIT * KVERBAL

Berdasarkan tabel 4.20 di atas terlihat bahwa hasil uji homogenitas data

menunjukkan sig. 0,596 > α (0,05) yang berarti bahwa sampel berasal dari

populasi yang homogen atau variansi setiap sampel sama. Karena homogenitas

terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan uji analisis varian (anava).

Page 111: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94  

C. Pengujian Hipotesis

1. Anava Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama

Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data rasa ingin tahu, data

kemampuan verbal, dan prestasi belajar belajar aspek kognitif dianalisis dengan

uji anava tiga jalan (2x2x2) denga isi sel tidak sama menggunakan bantuan

program SPSS. Kriteria uji yang ditetapkan adalah jika nilai signifikasi P value <

α (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil uji anava tiga jalan

menggunakan SPSS dengan General Linear Model (GLM) disajikan pada tabel

4.21 berikut:

Tabel 4.21 Hasil Uji Anava

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 990.268(a) 7 141.467 9.528 0.000

Intercept 230971.027 1 230971.027 15555.993 0.000

MEDIA 83.430 1 83.430 5.619 0.021

RIT 272.623 1 272.623 18.361 0.000

KVERBAL 64.277 1 64.277 4.329 0.041

MEDIA * RIT 4.889 1 4.889 0.329 0.568

MEDIA *

KVERBAL 61.685 1 61.685 4.154 0.046

RIT * KVERBAL 22.594 1 22.594 1.522 0.222

MEDIA * RIT *

KVERBAL 12.375 1 12.375 0.833 0.365

Error 965.102 65 14.848

Total 398454.000 73

Corrected Total 1955.370 72

Berdasarkan tabel 4.21 di atas, uji analisis variansi tiga jalan didapatkan

hasil-hasil sebagai berikut :

Page 112: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95  

a. Hipotesis pertama

P-value (0,021) < α (0,05) dengan demikian H0A ditolak dan H1A

diterima. Artinya ada perbedaan prestasi belajar pembelajaran kuantum

menggunakan media komik dan animasi.

b. Hipotesis kedua

P-value (0,000) < α (0,05) dengan demikian H0B ditolak dan H1B

diterima. Artinya ada perbedaan prestasi belajar peserta didik dengan rasa ingin

tahu tinggi dan rendah.

c. Hipotesis ketiga

P-value (0,041) < α (0,05) dengan demikian H0C ditolak dan H1C diterima.

Artinya ada perbedaan prestasi belajar peserta didik dengan kemampuan verbal

tinggi dan rendah.

d. Hipotesis keempat

P-value (0,568) > α (0,05) dengan demikian H0AB diterima dan H1AB

ditolak. Artinya tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum

menggunakan media dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar.

e. Hipotesis kelima

P-value (0,046) < α (0,05) dengan demikian H0AC ditolak dan H1AC

diterima. Artinya terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan

media dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

f. Hipotesis keenam

P-value (0,222) > α (0,05) dengan demikian H0BC diterima dan H1BC

ditolak. Artinya tidak terdapat interaksi antara rasa ingin tahu dengan kemampuan

verbal terhadap prestasi belajar.

Page 113: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96  

g. Hipotesis ketujuh

P-value (0,365) > α (0,05) dengan demikian H0ABC diterima dan H1ABC

ditolak. Artinya tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum

menggunakan media, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal terhadap prestasi

belajar.

2. Uji Lanjut Anava

Setelah dilakukan uji analisis varians, maka tahap selanjutnya adalah

dilakukan uji lanjut anava terhadap hasil pengujian dengan H0 ditolak. Uji lanjut

bertujuan untuk mengetahui perlakuan mana yang lebih berpengaruh. Berdasarkan

hasil uji anava, maka hipotesis yang perlu dilakukan uji lanjut adalah H0A, H0B,

H0C, dan H0AC.

a. Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media

Hasil uji lanjut pembelajaran kuantum menggunakan media disajikan pada

tabel 4.22 berikut:

Tabel 4.22 Uji Lanjut Pembelajaran Kuantum Menggunakan Media

t-test for Equality of Means

t

df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

prestasi Equal

variances

assumed

-3,483 71 ,001 -3,954 1,135 -6,218 -1,690

Equal

variances

not

assumed

-3,496 67,070 ,001 -3,954 1,131 -6,212 -1,696

Page 114: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97  

Berdasarkan tabel 4.22 di atas terlihat bahwa sig. (0,001) < α (0,05)

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan prestasi pembelajaran

kuantum menggunakan media komik dan animasi. Penggunaan media animasi

menghasilkan prestasi yang lebih tinggi dari pada media komik. Hal ini dapat

dilihat pula berdasarkan rerata yang menunujukkan penggunaan media animasi

menghasilkan rerata 75,6 sedangkan media komik 71,7.

b. Rasa Ingin Tahu

Hasil uji lanjut rasa ingin tahu disajikan pada tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.23 Uji Lanjut Rasa Ingin Tahu

t-test for Equality of Means

t

df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Prestasi Equal

variances

assumed

5,595 71 ,000 5,850 1,046 3,765 7,935

Equal

variances not

assumed

5,782 66,294 ,000 5,850 1,012 3,830 7,870

Berdasarkan tabel 4.23 di atas terlihat bahwa sig. (0,000) < α (0,05)

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan prestasi peserta didik dengan

rasa ingin tahu tinggi dan rendah. Peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi

menghasilkan prestasi yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pula berdasarkan

rerata yang menunujukkan rasa ingin tahu tinggi menghasilkan rerata 76

sedangkan rasa ingin tahu rendah 70,2.

c. Kemampuan Verbal

Hasil uji lanjut kemampuan verbal disajikan pada tabel 4.24 berikut:

Page 115: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98  

Tabel 4.24 Uji Lanjut Kemampuan Verbal

t-test for Equality of Means

t

df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower UpperPrestasi Equal

variances assumed

4,121 71 ,000 4,582 1,112 2,365 6,800

Equal variances not assumed

4,291 70,517 ,000 4,582 1,068 2,453 6,712

Berdasarkan tabel 4.18 di atas terlihat bahwa sig. (0,000) < α (0,05)

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan prestasi peserta didik dengan

kemampuan verbal tinggi dan rendah. Peserta didik dengan kemampuan verbal

tinggi menghasilkan prestasi yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pula

berdasarkan rerata yang menunujukkan kemampuan verbal tinggi menghasilkan

rerata 75,7 sedangkan kemampuan verbal rendah 71,1.

d. Interaksi Media dengan Kemampuan Verbal

Hasil pengujian interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan

media dengan kemampuan verbal dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut :

kemampuanverbal

Mea

n

21

78

77

76

75

74

73

72

71

70

med ia12

Interaction Plot (data means) for prestasi

Gambar 4.11 Interaksi Media dengan Kemampuan Verbal

Page 116: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99  

Gambar 4.11 di atas jika kedua garis diperpanjang akan menghasilkan

perpotongan yang menunjukkan bahwa interaksi antara pembelajaran kuantum

menggunakan media dengan kemampuan verbal akan memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar. Interaksi pembelajaran kuantum menggunakan media

animasi (2) dengan kemampuan verbal tinggi (1) memberikan pengaruh yang

paling besar terhadap prestasi belajar. Sementara itu, interaksi antara

pembelajaran kuantum mengguakan media komik (1) dengan kemampuan verbal

rendah (2) memberikan pengaruh yang paling kecil terhadap prestasi belajar.

D. Pembahasan

1. Hipotesis Pertama

Hasil perhitungan uji anava tiga jalan diperoleh P-value (0,021) < α (0,05)

sehingga H0A ditolak dan H1A diterima. Artinya ada perbedaan prestasi

pembelajaran kuantum menggunakan media komik dan animasi. Berdasarkan

rerata nilai prestasi belajar, terlihat bahwa rerata nilai pada pembelajaran kuantum

menggunkan media animasi lebih tinggi dari pada media komik. Rerata prestasi

belajar kognitif menggunakan media animasi adalah 75,6 sedangkan media komik

71,7. Hasil prestasi belajar aspek kognitif tersebut didukung oleh data prestasi

belajar aspek psikomotorik yang menunjukkan bahwa keterampilan proses sains

kelas animasi memiliki rerata skor yang lebih tinggi dari pada kelas komik. Rerata

skor keterampilan proses sains kelas animasi adalah 51,3 sedangkan rerata kelas

komik adalah 50.

Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media animasi lebih

memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Sebagaimana

Page 117: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100  

pendapat Edgar Dale (dalam Wina Sanjaya, 2010:165) disebutkan dalam kajian

teori bahwa semakin konkrit siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin

banyak pengalaman yang diperoleh. Media animasi bersifat lebih konkrit

dibandingkan media komik karena merupakan tiruan dari kondisi sebenarnya.

Kelebihan penggunaan media animasi dalam pembelajaran adalah mampu

mengahadirkan benda atau kejadian yang dimanipulasikan agar mendekati

keadaan yang sebenarnya.

Media animasi sangat bermanfaat dalam membantu proses pembelajaran

materi sistem gerak, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahaan dalam

memahami suatu peristiwa jika hanya disajikan secara verbal saja. Misalnya tiruan

simulasi mekanisme gerak otot antara kontraksi otot bisep dan relaksasi otot trisep

yang menggerakkan lengan bawah dapat diamamti secara jelas dalam tayangan

animasi. Melalui gerakan animasi, peserta didik dapat dengan mudah meniru dan

mendemonstrasikannya dalam aktivitas nyata. Dengan demikian pesan belajar

yang ingin disampaikan melalui media animasi dapat mencapai sasaran sehingga

dapat menghasilkan pengalaman dan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan media komik.

Penggunaan media animasi tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan

teks atau narasi singkat secara bersamaan. Animasi lebih difokuskan untuk

menggambarkan langkah-langkah kunci tentang suatu gerakan misalnya

mekanisme gerak otot dan persendian, sedangkan teks difokuskan pada esensi

atau inti dari gerakan itu. Dengan demikian keterpaduan antara gerakan-gerakan

animasi dan teks menjadi sangat penting, karena saat terjadi aksi animasi juga ada

Page 118: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101  

deskripsi tentang aksi tersebut pada saat yang sama. Peserta didik membangun

pengetahuan dengan memadukan antar gerakan animasi dengan teks. Karena

dengan lebih banyak tersedia sumber-sumber belajar, akan semakin mudah

membangun suatu pengetahuan.

Media animasi tersebut menjadi lebih efektif ketika dalam pembelajaran

dipadukan dengan kegiatan peserta didik. Strategi TANDUR dalam pembelajaran

kuantum dapat memunculkan ketarampilan proses sains dan mengakomodasi

media komik dan animasi menjadi sebuah media yang interaktif dapat berperan

sebagai bahan belajar maupun sebagai alat bantu belajar. Artinya peserta didik

dalam pembelajaran juga melakukan interaksi dengan media yang digunakan.

Selama kegiatan pembelajaran, peserta didik berinteraksi dengan media

sebagai karakteristik pembelajaran kuantum dengan cara mengamati, menemukan

pesan belajar yang terkandung di dalam media, mencoba dalam situasi yang

berbeda, terlibat didalamnya secara nyata, dan memecahkan permasalahan terkait

dengan isi media. Melalui kegiatan tersebut, keterampilan proses sebagai

karakteristik pembelajaran sains dapat muncul dan menghasilkan pengalaman

belajar yang berarti pada diri peserta didik.

Keterampilan proses sains dimulai pada tahap tumbuhkan melalui kegiatan

mengamati media pembelajaran baik komik maupun animasi. Melalui pengamatan

peserta didik dapat menggali informasi yang terdapat di dalamnya. Keterampilan

mengamati inilah yang merupakan keterampilan dasar untuk mencapai

keterampilan-keterampilan proses sains yang lain. Berdasarkan data pengamatan

inilah peserta didik dapat melangkah ke keterampilan proses sains yang lain yaitu

Page 119: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102  

keterampilan mengelompokkan atau mengklasifikasikan pada tahap alami. Peserta

didik dapat memilah data pengamatan berdasarkan persamaan, perbedaan,

hubungan serta sifat-sifat khususnya. Keterampilan mengamati dan

mengelompokkan tersebut lebih terlihat pada pembelajaran menggunakan media

animasi karena animasi lebih memberikan pengalaman belajar dari pada komik.

2. Hipotesis Kedua

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa P-value (0,000) < α

(0,05) sehingga H0A ditolak dan H1A diterima. Artinya ada perbedaan prestasi

belajar pada peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi dan rendah. Peserta didik

dengan rasa ingin tahu tinggi memiliki prestasi yang lebih baik yaitu 76 dari pada

peserta didik dengan rasa ingin tahu rendah yaitu 70,2.

Telah disebutkan dalam kajian teori bahwa rasa ingin tahu merupakan

awal bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, karena rasa ingin tahu

adalah proses pencarian makna. Sains merupakan produk yang diperoleh melalui

suatu proses yang sistematis diawali dari rasa ingin tahu terhadap fenomena alam. 

Demikian juga dalam pembelajaran sains, pengetahuan dibangun oleh peserta

didik melalui serangkaian proses sains dan rasa ingin tahu menjadi salah satu jalan

untuk menyusun suatu prediksi tentang makna dari sebuah pengetahuan yang

belum diketahui

Selama proses pembelajaran sistem gerak pada manusia, peserta didik

dengan rasa ingin tahu tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk mengetahui

segala sesuatu yang belum diketahui. Hal ini dapat dilihat dari tingginya antusias

peserta didik dalam mengamati media dan mengajukan pertanyaan kepada teman

maupun guru. Kemauan mengamati dan bertanya tersebut menunjukkan bahwa

Page 120: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103  

peserta didik memiliki hasrat yang kuat untuk mengetahui sesuatu yang baru

maupun sesuatu yang sudah diketahui tetapi belum jelas. Jadi dengan rasa ingin

tahu yang dimiliki, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan proses sains

mengamati dan bertanya. Keterampilan tersebut merupakan tahap dari rangkaian

upaya mengkonstruksi suatu pengetahuan.

Keterampilan mengamati media menjadikan peserta didik menemukan

pesan belajar yang terkandung dalam media. Sedangkan kemauan bertanya dapat

memperluas wawasan berpikir peserta didik. Sumaji dkk (2003: 122) menyatakan

bahwa “bertanya merupakan ciri utama dalam sains yang telah menunjukkan

bahwa dengan pertanyaan yang diajukan, sains dapat dikembangkan”. Melalui

pertanyaan peserta didik akan mendapatkan penjelasan yang lebih luas untuk

dapat dihubungkan dengan pengetahuan lain. Hal ini memungkinkan peserta didik

dapat mengasosiasikan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan

pengetahuan yang sedang dipelajari saat itu.

Rasa ingin tahu merupakan dasar dari belajar, artinya jika peserta didik

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi maka ia akan memiliki dorongan yang kuat

untuk belajar. Sebaliknya rasa ingin tahu yang rendah menjadikan semangat utuk

belajar, menyelidiki, memecahkan masalah, dan hasrat untuk mengetahui juga

rendah. Peserta didik tersebut tidak memiliki kemauan yang kuat untuk

mengeksplorasi dan memecahkan suatu masalah. Pengetahuannya terbatas pada

apa yang semata-mata diterimanya saja, serta tidak memiliki dorongan untuk

belajar lebih jauh. Pada dasarnya rasa ingin tahu mendorong peserta didik untuk

menyelidiki sesuatu dan menumbuhkan kemauan untuk belajar yang pada

akhirnya memiliki prestasi dan ketarampilan proses yang lebih baik.

Page 121: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104  

3. Hipotesis Ketiga

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa P-value (0,041) < α

(0,05) sehingga H0A ditolak dan H1A diterima. Artinya ada perbedaan prestasi

belajar pada peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah. Peserta

didik dengan kemampuan verbal tinggi memiliki prestasi yang lebih baik yaitu

75,7 dari pada peserta didik dengan kemampuan verbal rendah yaitu 71,1.

Kemampuan verbal dapat mempengaruhi prestasi belajar karena

merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh peserta didik untuk menyusun

pegetahuan dan mengkomunikasikannya menggunakan bahasa baik lisan maupun

tertulis. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, peserta didik denga kemampuan

verbal tinggi memiliki rerata nilai yang lebih baik dari pada kemampuan verbal

rendah, hal ini dapat dijelaskan bahwa peserta didik dengan kemampuan verbal

tinggi lebih mudah mengolah informasi dan memahami suatu konsep dan

pengetahuan yang baru. Peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi lebih

mudah mempelajari suatu fakta, teori, konsep dan dapat mengingat kata-demi kata

serta dapat menemukan gagasan inti dari suatu materi.

Terdapat relevansi antara hasil penelitian dengan paparan dalam kajian

teori. Kemampuan verbal yang dimiliki memungkinkan peserta didik mampu

mengungkapkan segala sesuatu yang tersimpan dalam pikirannya. Selain itu

dengan kata-kata juga mampu merangkai suatu informasi dengan informasi lain

ataupun informasi yang telah dimiliki sebelumnya menjadi sebuah pengetahuan

baru.

Kemampuan verbal memiliki peranan yang sangat penting untuk

mengembangkan keterampilan proses sains, misalnya keterampilan bertanya,

Page 122: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105  

menyimpulkan dan mengkomunikasikan data. Selama kegiatan pembelajaran

peserta didik mengamati obyek melalui media, pengelompokan data pengamatan

yang digunakan sebagai dasar untuk memutuskan suatu kodisi atau membuat

kesimpulan. Keterampilan menyimpulkan ini diperoleh pada tahap namai,

keterampilan ini merupakan penjelasan dari hasil pengamatan, memperlihatkan isi

utama atau mengkode data atau informasi yang diperoleh. Data pengamatan yang

telah disimpulkan tersebut perlu dikomunikasikan agar orang lain mengetahui ide-

ide yang telah ditemukan, keterampilan ini dapat muncul pada tahap

demonstrasikan.

Keterampilan mengkomunikasikan berarti keterampilan menyampaikan

data pengamatan yang diperoleh. Komunikasi menyangkut kemampuan

mengambil informasi dari media sumber belajar yaitu komik dan animasi,

kemudian menjelaskan artinya sehingga dapat dimengerti oleh orang lain.

Keterampilan berkomunikasi tidak sekedar kemampuan berbicara atau berdiskusi

dengan orang lain, tetapi lebih dari itu adalah keterampilan menyampaikan,

menterjemahkan suatu data hasil pengamatan atau melaporkan data pengamatan

kepada orang lain.

Selama kegiatan pembelajaran, peserta didik dengan kemampuan verbal

tinggi lebih mendominasi jalannya diskusi kelompok, lebih mahir dalam berdebat,

menafsirkan serta lebih leluasa menyampaikan ide-idenya. Setiap akhir langkah

pembelajaran, masing-masing kelompok mepresentasikan hasil diskusi ke depan

kelas. Pada tahap ini, kembali peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi

lebih berperan untuk mengkomunikasikannya. Mereka memiliki kemampuan

untuk menyampaikan informasi kepada audiens, mampu mengajukan argumen,

Page 123: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106  

mengembangkan pemikiran, memberikan bukti pendukung, serta membuktikan

suatu pendapat.

Belajar dengan kemampuan verbal merupakan salah satu tahap proses

memperoleh pengetahuan, sehingga peserta didik dapat dengan mudah

meningkatkan pemahaman tentang konsep dan pengetahuan baru. Proses

memperoleh pengetahuan ini relevan dengan hakikat pembelajaran sains yang

menuntut bukan hanya belajar konsep melainkan juga belajar berproses. Berusaha

mencoba berbagai upaya untuk menyampaikan informasi secara efektif, serta

menyelidiki berbagai masalah, menemukan jembatan guna membantu

menemukan pengetahuan baru.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dikemukakan bahwa peserta didik

mungkin saja memiliki pengalaman belajar tentang suatu pengetahuan, tetapi

belum tentu bisa mendapatkan suatu pemahaman. Kondisi tersebut menjadikan

pentingnya peranan kemampuan verbal untuk membantu mengaitkan dan

merangkai konsep-konsep atau pengetahuan dari pengalaman yang sudah

dimilikinya menjadi sebuah pengetahuan baru. Akhirnya secara konstruktivis

membangun pengetahuan sendiri yang lebih bermakna, sehingga menghasilkan

prestasi belajar dan keterampilan proses yang lebih baik.

4. Hipotesis Keempat

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa P-value (0,568) > α (0,05)

sehingga H0A diterima. Artinya tidak ada interaksi antara pembelajaran kuantum

menggunakan media dan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar. Media

pembelajaran baik komik mupun animasi dan rasa ingin tahu tidak saling

Page 124: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107  

mempenguhi prestasi belajar secara bersama-sama. Media komik dan animasi jika

diterapkan pada peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi, maka prestasi yang

dihasilkan tetap tinggi. Sementara itu, media komik dan animasi jika diterapkan

pada peserta didik dengan rasa ingin tahu rendah, maka prestasi yang dihasilkan

tetap rendah.

Media pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana untuk

menyampaikan pesan belajar. Sebagaimana disebutkan Martinis Yamin dalam

kajian teori bahwa media dapat membangkitkan keingintahuan peserta didik,

maka media yang digunakan oleh guru, akan meunculkan keinginan untuk

mempelajari atau mengetahui pesan apa yang terkandung di dalam media tersebut.

Terlebih penggunaan media komik dan animasi dalam pembelajaran merupakan

hal baru bagi peserta didik. Media tersebut mampu mengemas materi-materi

pelajaran yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit. Seharusnya dengan rasa

ingin tahu yang dimiliki peserta didik mampu menemukan dan mengkonstruksi

pengetahuan sendiri hingga menemukan suatu konsep atau pengetahuan baru dan

mendapatkan hasil belajar yang baik.

Namun, hasil penelitian yang diperoleh bertolak belakang dengan teori

sebagaimana yang diuraikan di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media

dan rasa igin tahu tidak mempengaruhi hasil belajar secara bersama-sama

meskipun jika secara terpisah berpengaruh. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor. Pertama, selama kegiatan pembelajaran rasa ingin tahu terhadap media

baik komik maupun animasi cenderung hanya sebatas pada ketertarikan dan rasa

penasaran terhadap tampilan media, bukan pada hasrat yang kuat untuk

Page 125: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108  

mengetahui pesan belajar apa yang terdapat di dalamnya. Kedua, perhatian penuh

peserta didik terhadap media hanya pada saat permulaan pembelajaran saja. Hal

itu karena penggunaan media tersebut merupakan sesuatu yang baru bagi peserta

didik Meskipun demikian, setidaknya dengan adanya ketertarikan terhadap media

peserta didik ada kemauan untuk mempelajarinya.

Kecenderungan peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi memperoleh

prestasi yang lebih baik lebih disebabkan tingginya kemauan untuk mempelajari

materi pelajaran dari sumber belajar yang lain, tidak sepenuhnya dari media yang

diamati. Alasannya adalah bahwa dalam media komik maupun animasi yang di

tampilkan lebih didominasi ilustrasi-ilustrasi gambar baik diam maupun bergerak,

sedangkan tampilan dalam bentuk teks dibuat minimal. Oleh karenanya, informasi

materi pelajaran yang diperoleh dari teks dalam media pembelajaran belum

maksimal.

5. Hipotesis Kelima

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa P-value (0,046) < α

(0,05) sehingga H0A ditolak dan H1A diterima. Artinya terdapat interaksi antara

pembelajaran kuantum menggunakan media dan kemampun verbal. Keduanya

secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Interaksi

pembelajaran kuantum menggunakan media animasi dengan kemampuan verbal

tinggi memberikan pengaruh yang paling besar terhadap prestasi belajar.

Sementara itu, interaksi antara pembelajaran kuantum mengguakan media komik

dengan kemampuan verbal rendah memberikan pengaruh yang paling kecil

terhadap prestasi belajar.

Page 126: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109  

Guna mengkaji hipotesis di atas, perlu disinggung kembali pernyataan

Nuryani Rustaman dalam kajian teori bahwa kemampuan verbal dalam berbagai

bentuk dapat dikembangkan melalui pembelajaran sains yang sesuai dengan

karakteristik materinya. Karakter materi sistem gerak yang abstrak memerlukan

kehadiran media untuk memudahkan mempelajarinya. Materi sistem gerak dalam

komik disajikan dalam bentuk gambar dan teks cerita, sedangkan animasi

disajikan dalam betuk gambar bergerak yang ditunjang dengan teks narasi. Media

pembelajaran baik komik maupun animasi pada dasarnya memiliki sisi penekanan

yang sama pada gambar visual. Perbedaan keduanya adalah jika komik berupa

gambar diam yang di dalamnya terdapat alur cerita, sedangkan animasi

menekankan pada pergerakan gambar.

Melalui tampilan gambar baik statis maupun dinamis maka untuk

memahaminya diperlukan suatu keterampilan membaca menguasai

perbendaharaan kata, serta kemampuan mengolah kata dan menginterpretasi

gambar untuk dirangkai menjadi suatu konsep. Berbagai kemampuan tersebut

terakomodir dalam kecerdasan atau kemampuan verbal. Diperlukan kemampuan

memproses kata-kata untuk dapat menemukan pesan belajar dalam media baik

komik maupun animasi. Selain itu juga diperlukan kemampuan menterjemahkan

gambar-gambar, memilih kata-kata yang relevan untuk merepresentasikan

gambar.

Wenno (2008: 5) menyatakan bahwa “sains pada dasarnya mencari

hubungan kausal antara gejala-gejala alam yang diamati”. Proses pembelajaran

sains khususnya materi sistem gerak hendaknya mengembangkan kemampuan

Page 127: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110  

berpikir sistematis, mengembangkan kemampuan verbal sebagai inovasi dalam

menginterpretasi suatu gejala alam yang diperoleh melalui pengamatan media

pembelajaran.

Konsep tentang materi sistem gerak sebagai produk belajar dikonstruksi

melalui serangkaian proses sains yang berjalan secara berkesinambungan. Proses

pengkonstriksian tersebut dimulai ketika peserta didik mengamati media

pembelajaran baik komik maupun animasi. Peserta didik memilih kata-kata dari

teks-teks cerita yang relevan dengan gambar, kemudian menata kata-kata dan

gambar tersebut memadukan keduanya menjadi representasi dan integrasi verbal

dan piktorial yang terstruktur dengan baik. Melalui kemampuan verbal dalam

bentuk kata-kata, peserta didik dapat menggambarkan materi sistem gerak dalam

bentuk lisan maupun tertulis. Materi sistem gerak dapat dideskripsikan dengan

kata-kata dan dilukiskan dengan gambar, hasil representasi dari kedua bentuk

materi tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat interaksi

antara pembelajaran kuantum menggunakan media dengan kemampuan verbal

terhadaap prestasi belajar. Kemampuan verbal peserta didik dalam

merepresentasikan teks-teks cerita dan gambar dalam komik dan animasi

menghasilkan pembelajaran dan pemahaman yang lebih mendalam dari pada

dengan hanya satu format tampilan saja.

Kemampuan mengkombinasikan kata-kata dengan gambar sangat terkait

untuk menghasilkan suatu pesan belajar. Kemapuan ini merupakan langkah yang

penting dalam pemhaman suatu konsep. Oleh karena itu, peserta didik dengan

Page 128: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111  

kemampuan verbal tinggi mampu menerima pesan belajar dari media,

dikonstruksi dengan baik, sehingga menghasilkan prestasi belajar dan

keterampilan yang lebih baik pula.

6. Hipotesis Keenam

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa P-value (0,222) > α (0,05)

sehingga H0A diterima. Artinya tidak ada interaksi antara rasa ingin tahu dengan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dua, dapat dilihat adanya perbedaan

prestasi belajar peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi dan rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa rasa ingin tahu berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hasil

pengujian hipotesis tiga dapat dilihat pula adanya perbedaan prestasi belajar

peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah, artinya kemampuan

verbal berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Rasa ingin tahu dan kemampuan verbal, keduanya berpengaruh terhadap

prestasi belajar peserta didik. Dapat diprediksi bahwa interaksi antara keduanya

akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar. Namun,

realita yang terjadi adalah tidak terdapat interaksi antara keduanya, hal ini dapat

dilihat dari hasil uji hipotesis. Keduanya hanya akan memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar secara terpisah. Kombinasi keduanya tidak memberikan

pengaruh terhadap prestasi belajar.

Telah dibahas sebelumnya bahwa rasa ingin tahu menunjukkn keinginan

yang kuat untuk mengetahui segala sesuatu yang belum diketahui. Jika peserta

didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi maka ia akan memiliki dorongan yang

Page 129: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112  

kuat untuk belajar. Kemapuan verbal menjadikan peserta didik mampu untuk

menyusun pegetahuan dan mengkomunikasikannya menggunakan bahasa baik

lisan maupun tertulis. Kemampuan verbal dapat membantu mengaitkan dan

merangkai konsep-konsep atau pengetahuan dari pengalaman yang sudah

dimilikinya menjadi sebuah pengetahuan baru.

Kondisi yang dijumpai adalah terdapat peserta didik meskipun memiliki

rasa ingin tahu tinggi, memiliki kemauan beajar yang kuat tetapi mengalami

kesulitan dalam hal merangkai informasi yang diterima menjadi sebuah

pengetahuan yang bermakna. Faktor yang menyebabkan kondisi tersebut adalah

karena peserta didik memiliki kemampuan verbal yang rendah. Sebaliknya,

dijumpai pula peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi tetapi tidak serius

dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini disebabkan karena peserta didik

tersebut memiliki rasa ingin tahu yang rendah.

7. Hipotesis Ketujuh

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa P-value (0,365) > α (0,05)

sehingga H0A diterima. Artinya tidak ada interaksi antara pembelajarn kuantum

dengan media, rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

Berikut ini diuraikan pembahasan hasil pengujian tersebut.

Penjelasan dari hipotesis ketujuh adalah bahwa pembelajaran kuantum

menggunakan media, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal tidak memberikan

kontribusi secara bersama-sama terhadap hasil belajar. Artinya pembelajaran

kuantum menggunakan media, rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal akan

memberikan efek terhadap hasil belajar apabila secara terpisah.

Page 130: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113  

Tidak adanya interaksi antara media, rasa ingin tahu dan kemampuan

verbal ini mengacu pada hipotesis keempat bahwa tidak ada interaksi antara media

dan rasa ingin tahu. Demikia juga pada hipotesis keenam yang menunjukkan tidak

adanya interaksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal. Kondisi berbeda

dijumpai pada hipotesis kelima yang menunjukkan adanya interaksi antara media

dan kemampuan verbal. Namun kombinasi efek secara bersama-sama antara

keduanya menjadi tidak terlihat ketika dikombinasikan dengan rasa ingin tahu.

Dengan demikian baik media komik maupun animasi yang diterapkan,

tinggi atau rendah rasa ingin tahu, maka peserta didik dengan kemampuan verbal

tinggi akan memperoleh nilai yang lebih baik dari pada kemampuan verbal

rendah. Penggunaan media komik maupun animasi, serta tinggi atau rendahnya

kemampuan verbal, maka peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi memiliki

prestasi yang lebih baik dari pada rasa ingin tahu rendah. Peserta didik dengan

rasa ingin tahu tinggi maupun rendah, serta tinggi atau rendahnya kemampuan

verbal, penerapan pembelajaran kuantum menggunakan media animasi memiliki

prestasi yang lebih baik dari pada media komik.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diupayakan berjalan semaksimal mungkin untuk

mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Peneliti berupaya

meminimalkan segala bentuk kekurangan dan kesalahan yang mungkin terjadi.

Meskipun demikian, disadari bahwa masih banyak kelemahan dan keterbatasan

yang menyebabkan hasil penelitian masih belum sempurna. Beberapa kelemahan

dalam penelitian tersebut antara lain :

Page 131: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114  

1. Instrumen penelitian yang terdiri dari angket rasa ingin tahu, tes kemampuan

verbal, tes prestasi kognitif semuanya belum merupakan instrumen yang

standar, karena instrumen tersebut disusun sendiri oleh peneliti dan diuji

cobakan hanya satu kali saja mengingat waktu penelitian yang mendekati

ulangan semester.

2. Peleksanaan penelitian yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dirasa

masih kurang, hal ini memungkinkan pengaruh perlakuan belum terlihat jelas.

3. Diperlukan waktu yang lama untuk beradaptasi agar pembelajaran berjalan

maksimal karena pembelajaran kuantum sebagai payung pelaksanaan

pembelajaran menggunakan media dianggap masih baru baik dikalangan

peserta didik maupun guru.

4. Diperlukan ketelitian guru membimbing peserta didik dalam kerja kelompok,

karena efektivitas kerja kelompok masih rendah, Meskipun peserta didik telah

bekerja secara kelompok, namun cenderung bekerja apabila ada instruksi dari

guru.

Page 132: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115  

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat dibuat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran kuantum menggunakan

media komik dan animasi. Pembelajaran kuantum menggunakan media

animasi menghasilkan prestasi belajar dan keterampilan proses sains yang lebih

baik dari pada media komik pada materi sistem gerak pada manusia dengan

rerata 75,6 dan 71,7. Peserta didik yang diberi pembelajaran dengan media

animasi lebih mudah dalam memahami pelajaran, karena animasi menampilkan

bahan pelajaran dalam bentuk gambar bergerak yang dipadu dengan teks,

sehingga mampu mensimulasikan suatu peristiwa mendekati keadaan yang

sebenarnya.

2. Ada perbedaan prestasi belajar antara peserta didik dengan rasa ingin tahu

tinggi dan rendah. Peserta didik dengan rasa ingin tahu tinggi memperoleh

prestasi belajar dan keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibandingkan

peserta didik dengan rasa ingin tahu rendah. Peserta didik dengan rasa ingin

tahu tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari sesuatu yang

masih baru atau belum diketahui, serta senantiasa mengikuti pelajaran dengan

sungguh-sungguh.

115

Page 133: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116  

3. Ada perbedaan pretasi belajar anatar peserta didik dengan kemampuan verbal

tinggi dan rendah. Peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi memperoleh

prestasi belajar dan keterampilan proses sains yang lebih tinggi dari pada

peserta didik dengan kemampuan verbal rendah. Melalui kemampuan verbal

yang dimiliki, peserta didik dapat lebih mudah memahami suatu pengetahuan,

serta mampu mengkomunikasikan pengetahuan tersebut kepada orang lain baik

secara lisan maupun tertulis.

4. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media dan

rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar dan keterampilan proses sains. Media

pembelajaran baik komik maupun animasi dan rasa ingin tahu akan

memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar secara sendiri-sendiri. Peserta

didik dengan rasa ingi tahu tinggi ataupun redah, jika diberi pembelajaran

menggunakan media komik maupun animasi akan memperoleh prestasi belajar

yang tidak jauh berbeda.

5. Terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar dan keterampilan proses sains.

Media komik maupun animasi dan kemampuan verbal secara bersama-sama

mempengaruhi prestasi belajar. Peserta didik dengan kemampuan verbal tinggi

jika diberi pembelajaran menggunakan media animasi cenderung memiliki

prestasi belajar yang lebih baik dari pada menggunakan media komik.

6. Tidak terdapat interaksi antara rasa ingin tahu dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar dan keterampilan proses sains. Rasa ingin tahu dan kemampuan

verbal mempengaruhi prestasi belajar secara sendiri-sendiri. Peserta didik

Page 134: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117  

dengan rasa ingin tahu tinggi dan kemampuan verbal tinggi, cenderung

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada rasa ingin tahu rendah

dan kemmpuan verbal rendah.

7. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kuantum menggunakan media,

rasa ingin tahu, dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar dan

keterampilan proses sains. Ketiganya tidak memberikan pengaruh terhadap

prestasi belajar secara bersama-sama.

B. Implikasi

Impliaksi dari hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian adalah :

1. Implikasi Teoritis

Pembelajaran kuantum menggunakan media animasi dalam penelitian ini

menunjukkan hasil sangat efektif untuk diterapkan pada pembelajaran biologi

khususnya materi sistem gerak pada manusia. Hal ini karena media animasi dapat

berperan sebagai sumber belajar sekaligus menampilkan suatu peristiwa dalam

bentuk gambar yang bergerak dan dipadu dengan teks informasi. Selain media

animasi, rasa ingin tahu dan kemampuan verbal juga mempunyai kontribusi besar

terhadap prestasi belajar. Rasa ingin tahu menjadikan peserta didik memiliki

hasrat kuat untuk belajar, sedangkan dengan kemampuan verbal yang dimiliki

dapat mengolah suatu informasi menjadi sebuah pengetahuan, untuk

dikomunikasikan kepada orang lain.

2. Implikasi Praktis

Penggunaan media pembelajaran komik maupun animasi, dapat diterapkan

dalam pembelajaran biologi terutama materi sistem gerak pada manusia di SMP

Page 135: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118  

Negeri 2 Sumberlawang. Meskipun animasi menghasilkan prestasi lebih baik dari

pada komik, namun kedua media tersebut memberikan sumbangan besar dalam

pencapaian prestasi belajar peserta didik. Kedua media tersebut menjadi lebih

efektif dan dapat memunculkan keterampilan proses sains apabila di terapkan

dalam model pembelajaran kuantum dibandingkan dengan metode ceramah.

Selain itu, pelaksanaan pembelajaran di sekolah juga perlu memperhatikan rasa

ingin tahu dan kemampuan peserta didik. Kedua faktor internal peserta didik

tersebut terbukti memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh, dalam rangka turut

mengembangkan pemikiran yang terkait dengan peningkatan prestasi belajar

biologi, maka disarankan :

1. Kepada Guru

Kepada guru khususnya guru biologi disarankan menggunakan media

terutama animasi yang sesuai dengan karakteristik materinya untuk diterapkan

pada model pembelajaran misalnya model kuantum. Guru disarankan lebih kreatif

dalam membuat media animasi atau dengan memodifikasi media yang sudah ada

agar lebih mendekati keadaan sebenarnya. Setiap kegiatan pembelajaran, guru

disarankan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dengan cara menghadapkan

peserta didik pada suatu permasalahan baru. Guru disarankan meningkatkan

kemampuan verbal peserta didik dengan cara menanamkan budaya membaca dan

menulis kepada peserta didik untuk menambah perbendaharaan kata dan

Page 136: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119  

mengembangkan penalarannya. Sehingga diharapkan proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna, dan prestasi belajar dapat meningkat

2. Kepada Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan

penelitian sejenis, terutama penelitian pembelajaran biologi yang menekankan

pada pemanfaatan media pembelajaran. Peneliti dapat mengembangkan hasil

penelitian ini dengan menambah atau mengubah variabel-variabel penelitiannya.

Peneliti dapat mengembangkan variabel rasa ingin tahu dan kemampuan verbal

menjadi tiga kategori atau lebih agar hasil penelitian lebih baik.

 

Page 137: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

BAB VI

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TROPICAL

RESORT DAN WEDDING PLACE DI KARIMUNJAWA

Bagian ini merupakan kesimpulan dari pendekatan konsep perencanaan

dan perancangan, yang berupa konsep perencanaan dan perancangan, Tropical

Resort dan Wedding Place, baik dari segi programatik dan arsitektur. Konsep ini

akan digunakan sebagai acuan trasformasi desain yang dilanjutkan ke

perancangan desain akhir.

6.1 Kondisi Site

Berdasar pada analisa lokasi dan site pada bab sebelumnya, maka ditentukan

Lokasi Terpilih adalah di Pulau Cemara Besar, dengan keunggulan lokasi

yaitu :

1. Pulau Cemara Besar terletak sekitar 15 km dari Dewadaru Airport, dan

sekitar 10 km dari pelabuhan Karimunjawa, dengan jarak tempuh dari

pelabuhan yaitu 30-40 menit dengan menggunakan kapal maupun perahu

nelayan.

2. Potensi pulau sangat kaya terdiri dari potensi darat dengan tumbuhan

pantai serta pasir putih halus di sepanjang pulau serta potensi laut

meliputi kejernihan air dan panorama alam, seperti padang lamun dan

rumput laut dengan biota laut yang beraneka ragam..

3. Letaknya yang jauh dari permukiman membuat pulau ini menjadi tempat

yang tenang dan nyaman serta memiliki privasi yang sangat tinggi,

sangat cocok untuk tempat peristirahatan, acara pernikahan, dan bulan

madu bagi pasangan.

4. Pulau Cemara Besar merupakan kepulauan kecil tetapi cukup besar untuk

resort. Dari sudut manapun memiliki potensial alam yang cukup besar.

5. Pantainya merupakan pantai landai/rendah (paling dalam hanya

sepinggang orang dewasa.

6. Dekat dengan Kura-kura Resort

Page 138: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

7. Lokasi menggambarkan suasana yang natural dan romantic. , yaitu

keintiman dan privasi benar-benar didapatkan dalam site serta keindahan

panorama alam dengan kejernihan air dan kedangkalan pantai yang akan

menambah suasana natural romantis tersebut.

Studi pandang suasana sekitar lahan.

6.2 Konsep Perencanaan

6.2.a Konsep Pencapaian

Pencapaian ke Pulau Cemara Besar menggunakan perjalanan

laut ke dermaga umum, kemudian pencapaian ke dalam tapak

Gambar VI.1 : Kondisi Site P. Cemara Besar

Gambar VI.2 : Studi pandang P. Cemara Besar

Page 139: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi kendaraan

darat. Dapat juga bagi pengunjung istimewa menggunakan

transportasi udara.

Skema VI.1 : Pencapaian ke Pulau Cemara Besar

Pencapaian ke dalam site dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Pencapaian untuk pengunjung Resort

2. Pencapaian untuk pengunjung pernikahan

3. Pencapaian untuk pengunjung servis dan pengelola

6.2.b Konsep Potensi View dan Orientasi

View dan orientasi massa bangunan baik darat maupun perairan

pantai mengarah ke perairan laut/ kesegala arah, sehingga

pengunjung mampu menikmati keindahan alam Karimunjawa

dari sudut pandang yang lebih banyak dan bebas. View

semaksimal mungkin diekspos karena merupakan potensi yang

menarik dan indah, serta alam luar benar-benar bisa dinikmati

sehingga dapt menggambarkan suasana yang romantis.

+ 1 jam

1/2 jam

1/2 jam Bandar Udara

Dewadaru, Kemujan

Dermaga Kapal Karimunjawa

Transportasi Udara Pulau Cemara Besar

Dermaga Pulau Cemara Besar

Dermaga Batu Lawang

Pernikahan Beristirahat

Page 140: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Gambar VI.3 : Konsep Potensi View dan Orientasi

6.2.c Konsep Zonifikasi Sesuai dengan pola pengelompokkan standart organisasi ruang

resort sebagai berikut :

a. Public space

b. Bed room space

c. Wedding space

d. General administration space

e. General service space

Gambar VI.4. : Konsep Zonifikasi

6.2.d Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi yang dapat

menimbulkan suasana yang romantis yaitu dengan konsep

keterbukaan alam. Hal ini dilakukan agar desain yang ada

d a

c b b

e

c

Page 141: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

menyatu dengan alam lewat sirkulasi, sehingga alam luar benar-

benar bisa dinikmati.

Entrance ke dalam kawasan resort berasal dari dermaga umum

yang berada di sebelah selatan Pulau Cemara Besar. Entrance

untuk masuk ke dalam kawasan resort dibagi menjadi 2 jalur

yaitu entrance untuk resort, pengunjung pernikahan dan entrance

untuk servis. Pemisahan kedua entrance ini bertujuan untuk

memudahkan sirkulasi pengunjung dari dan menuju kawasan

Tropical Resort dan Wedding Place ini.

Gambar VI.5 : Konsep Sirkulasi

1. Sirkulasi pengunjung resort dan pernikahan

Lobby penerima untuk resort dan pengunjung pernikahan

terletak dekat dengan jalan masuk utama kawasan, karena

merupakan fasilitas utama kawasan ini. Tetapi, entrance ke

resort dibuat terpisah dengan pengunjung pernikahan untuk

memisahkan pengunjung resort dengan pengunjung pernikahan

sehingga privasi pengunjung resort dan pengunjung pernikahan

masing-masing tetap terjaga.

Pengunjung yang turun dari dermaga umum sebelah selatan

Pulau Cemara Besar di jemput oleh petugas resort khusus untuk

1 2

Page 142: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

mengantarkan ke resort ataupun ke pernikahan kemudian turun

di area drop off.

2. Sirkulasi servis dan pengelola.

Entrance ke area servis dan pengelola terletak di bagian pailing

barat site. Perletakkan area servis diletakkan terpisah dan

tersembunyi dari entrance utama agar tidak mengganggu

kenyamanan dan privasi dari pengunjung.

Area servis terdiri dari loading dock yang berfungi sebagai area

bongkar muat barang, supply bahan makanan dan pembuangan

sampah serta limbah.

6.2.e Konsep Pengolahan Lansekap

Konsep pengolahan landscape didarat adalah landscape yang

diciptakan untuk semakin memperkuat ekspresi natural

romantis dari bangunan. Penataan mengikuti bentukan site yang

melengkung sehingga mampu memperkuat keromantisan

bangunan.

Suasana ruang luar akan didalami dengan pendalaman sekuens

sehingga ruang-ruang luar yang terjadi bisa menarik, terutama

untuk sekuens area pernikahan dibuat agak panjang dalam

perjalanannya pasangan bisa menenangkan dan mempersiapkan

diri dengan menikmati suasana alam yang ada dan dengan

perjalanan yang panjang itu akan menambah nilai keagungan

dan kemegahan ballroom sebagi tujuan akhir dari perjalanannya.

Dalam implementasi, alam dimasukkan semaksimal mungkin ke

dalam bangunan dengan memberikan banyak bukaan ke arah

view terbaik dan penggunaan material alam serta material yang

berwarna natural lembut.

Page 143: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Konsep pengolahan landscape di pesisir pantai yaitu berupa

cottage yang merupakan resort bulan madu yang berada di

pesisir pantai atau air laut dangkal. Resort bulan madu ini

sengaja dibuat diatas air laut dangkal karena untuk menjaga

privasi dan keintiman pasangan untuk berbulan madu, selain itu

agar tidak terganggu oleh aktifitas lain yang ada di dalam resort.

Gambar VI.7: Konsep Pengolahan Cottage

Cottage bulan madu yang berada di atas

air laut dangkal untuk menjaga

privasi serta keintiman pasangan

bulan madu

Kolam dan sculpture sebagai space penerima

Gambar VI.6 : Konsep Pengolahan Landscape

Pohon kelapa sebagai pengarah dan identitas kawasan pantai

Pendalaman sekuens sehingga ruang-ruang luar yang terjadi bisa menarik

Page 144: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

6.2.f Konsep Sistem Penghawaan dan Pencahayaan

1. Konsep Penghawaan

Penghawaan alami

Untuk keseluruhan ruangan dalam bangunan diusahakan

semaksimal mungkin menggunakan penghawaan alami,

terutama ruang-ruang publik. Untuk memaksimalkan

penghawaan alami dalam ruangan diusahakan bangunan

dengan ruang-ruang terbuka dan interaktif dengan ruang luar,

sehingga dapat memanfaatkan penghawaan alami secara

maksimal.

Selain itu dengan diangkatnya bangunan maka akan membuat

aliran angin dapat terjadi lewat lantai yang mampu

menyejukkan ruangan.

Penghawaan buatan

Untuk mengefisiensi pemakaian energi, maka pada bangunan

unit kamar menggunakan AC setempat.

Namun, pada ruang-ruang publik yang membutuhkan

kenyamanan penghawaan, maka menggunakan AC central.

Gambar VI.8 : Sistem Distribusi AC Central

2. Konsep Pencahayaan

Pencahayaan Alami

Keseluruhan ruangan dalam bangunan diusahakan

semaksimal mungkin menggunakan pencahayaan alami,

terutama ruang-ruang publik.

Mesin AC

Outlet Outlet Intlet Intlet

Page 145: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Menghindari sinar matahari langsung guna kenyamanan

pengunjung. Untuk menghindari efek radiasi sinar matahri,

digunakan tanaman sebagai pemantul dan pelembut sinar.

Pencahayaan Buatan

1. Lampu Mercury

Digunakan untuk ruangan yang membutuhkan intensitas

penerangan tinggi dan untuk pencahayaan luar seperti

plaza, tempat parkir dan jalur kendaraan.

2. Lampu Flouroncense

Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan

intensitas penerangan sedang.

3. Spot Light

Digunakan untuk memberikan efek penerangan khusus

pada objek-objek tertentu seperti sculpture, pintu masuk,

kolam renang, dll.

4. Lampu pijar

Digunakan untuk penerangan pada ruangan-ruangan

dengan intensitas rendah dan untuk memberi kesan

hangat pada ruangan.

6.2.g Konsep Penampilan Bangunan

Gaya bangunan mengambil tropis modern yang ditujukan

oleh penggunaan atap limasan yang dikombinasikan dengan atap

datar serta pemakaian material lokal, baik pada bangunan maupun

pedestrian yang bersifat alami, hangat (tidak terlalu panas saat

siang dan tidak terlalu dingin saat malam), seperti kayu, bebatuan,

daun kelapa kering (rumbia) dll.

Page 146: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Gambar VI.9 : Beach Resort

Untuk massa yang sifatnya publik ditandai dengan

penggunaan kolom sebagai pengganti dinding. Sedangkan untuk

massa yang privat seperti cottage menggunakan dinding kayu

pembatas di sekeliling bangunan untuk menjaga privasi tetapi

tetap mempunyai pembukaan ke arah luar.

Gambar VI.10 : Honeymoon Cotagge

Sedangkan untuk massa Ballroom/kapel, tetap

menggunakan gaya tropis modern dengan penggunaan kayu dan

sirap.

Gambar VI.11 : Ballroom/kapel

Material atap yang digunakan adalah atap rumbia (daun

kelap kering). Serta atap sirap yang merupakan penutup atap yang

ringan dan ruang dibawahnya menjadi sejuk karena sifatnya yang

lambat menyerap panas. Dan untuk kolom-kolom pada massa

publik menggunakan material kayu yang bagian bawahnya

dilapisi batu paras putih agar tampak lebih natural. Untuk dinding

Page 147: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

menggunakan kayu dan batu bata yang difinishing cat warna

natral atau diberi batuan alam seperti batu paras putih, bat apung

dan batu susun sirih hitam. Untuk lantai mneggunakan parklet

kayu dan untuk jalan setapak menggunakan beton tekstur garis,

batu candi, kayu besi coral sikat, dan batu palimanan.

6.2.h Konsep Pola Tata Massa Bangunan

Tata massa bangunan di darat dan pesisir pantai mengikuti garis

pantai yang ada dengan orientasi ke kolam renang dengan

penataan pola memusat dan bermassa mejemuk.

Gambar VI.12 : Konsep Pola Tata Massa Bangunan

6.2.i Konsep Sistem Struktur

a. Sistem Struktur dan bahan kontruksi

Menggunakan sistem rangka (para super struktur atau badan

bangunan) dan sistem dinding pemikul, karena keduanya saling

menutupi dan mengantisipasi kekurangan dari masing-masing

sistem struktur, sementara untuk bahan kontruksi mengingat

bangunan hanya satu atau dua lantai menggunakan beton

bertulang.

Page 148: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

b. Jenis sub struktur/pondasi

Tabel VI.1 : jenis sub struktur/pondasi

No Jenis Pondasi keterangan 1 Batu Kali/menerus

Digunakan untuk bangunan satu lantai,

material terbuat dari batukali yang disusun

secara menerus dengan semen (PC), tingkat

kedalaman pondasi antara 0-1 m

2 Foot plate

Digunakan untuk bangunan lebih dari satu

lantai (1-4), material yang dipakai untuk

pondasi footplate adalah besi dan beton.

Besar\kecil dan kualitas pondasi ditentukan

sesuai dengan kebutuhan

3 Sumuran

Digunakan untuk bangunan lebih dari satu lantai, material yang dipakai untuk pondasi footplate adalah besi dan beton. Semntara untuk sumurnya menggunakan batu kali. Pondasi ini digunakan untuk pembangunan bangunan yang mempunyai permasalahan dengan kondisi lahan

4 Tiang pancang

Digunakan untuk bangunan lebih dari satu

lantai / untuk bangunan tinggi. Material

yang dipakai untuk pondasi tiangpancang

adalah besi dan beton. Besar\kecil dan

kualitas pondasi ditentukan sesuai dengan

kebutuhan

Pemilihan jenis pondasi

Sesuai dengan kriteria diatas maka jenis pondasi yang sesuai

adalah Pondasi Footplate dan batu kali (Menerus). Penggunaan

Page 149: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

teknologi struktur dan pemilihan bahan yang mudah tersedia di

alam setempat.

Dalam proses pembangunan menggunakan Sumber Daya

Manusia (SDM) setempat/lokal, orang-orang yang sudah

memahami poses pembangunan menggunakan material

setempat.

Mempertahankan suasana alami dengan menyesuaikan pada

penggunaan bahan-bahan struktur dan bentuk arsitektur yang

khas di lingkungan sekitarnya.

6.2.j Konsep Utilitas

a. Konsep Listrik

Konsep listrik dalam bangunan Tropical Resort dan Wedding

Place ini yaitu menggunakan pembangkit listrik tenaga surya,

angin dan generator. Suplai utama berasal dari generator,

kemudian kedua sumber lainnya sebagai alternatif pada

penggunaan tertentu.

Selain menggunkan sumber energy alternatif, penggunaa alat-

alat elektronik juga perlu menggunakan alat elektronik yang

hemat energy, seperti penggunaan lampu hemat energy,

penggunaan LCD, dan lain-lain.

1. Pembangkit Listrik Sollar Cell

Pemanfaatan solar cell sebagai pembangkit listrik hanya

dapat dimanfaatlam ketika sumber cahaya matahari ada.

Ketika malam hari dan musim penghujan energy matahari

ini tidak mampu diandalkan sehingga harus

dikombinasikan dengan energy alternatif lainnya.

Selain digunakan sebagai suplai energy bangunan. Energy

matahari juga dimanfaatkan pada lampu-lampu jalan yang

Page 150: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

menggunakan teknologi Solar Sreet lamp. Sehingga hal ini

mampu mengurangi beban listrik bangunan.

GambarVI.13 : Lampu tenaga surya

Penerangan jalan tenaga surya merupakan solusi tepat

untuk penggunaan energi yang lebih efisien.

2. Pembangkit listrik tenaga angin.

Potensi angin yang cukup besar pada perbatasan antara air

dan daratan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik

dengan kincir angin. Pembangkit listrik ini terdiri dari

beberapa komponen utama, yaitu :

Gambar VI.14 : Bagian-bagian turbin angin

1. Gearbox : alat ini berfungsi untuk mengubah putaran

rendah pada kincir menjadi putaran tinggi.

Page 151: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

2. Brake system : digunakan untuk menjaga putaran pada

poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat

terdapat angin yang besar.

3. Generator : generator ini dapat mengubah energi gerak

menjadi energy listrik

4. Penyimpanan energi ; karena keterbatasan

ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari

angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrk

pun tidak menentu.

5. Rectifier-inverter : rectifier berarti penyearah. Rectifier

dapat meyearahkan gelombang sinusoidal (AC) yang

dihasilkan oleh genrator menjadi gelombang DC.

3. Pembangkit Listrik Mikroba. “Microbial Fuel Ceell”.

Didalam microbila fuel cell (MFC), banyak sekali bakteri

yang bekerja sebagai agen bioremediasi, ini disebut sebagai

konsorsium. Tak cuma satu atau dua jenis bakteri, tetpi

banyak. Salah satu dari bakteri tersebut adalah Geobacter

metallireducens.

Geobacter metallireducens adalah golongan bakteri dari

Genius Geobacter yang unik karena dapat memproduksi

fili mirip filamen yang berfungsi sebagai kabel nano untuk

mentransfer elektron dari luar sel kepada akseptor elektron

yang tak larut seperti mineral besi dan yang paling

mungkin kepada elektroda.

Filamen ini lebarnya hanya 3—5 nano meter (10.000 kali

lebih tipis dari pada rambut manusia) dan panjangnya bisa

mencapai 20 mikrometer (10 kali panjang selnya). Selain

itu, bakteri ini juga dapat mengeluarkan flagel yang

berfungsi sama seperti fili tersebut. padahal, biasanya

flagel dan fili merupakan alat gerak tetapi tidak bagi

Page 152: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

bakteri ini karena bakteri ini bersifat imotil atau tidak

bergerak.

Formasi fili dan flagel ini bisa muncul jika bakteri tumbuh

dalma lingkungan yang kaya akan oksida besi dan mangan,

bentuk ini merupakan suatu bentuk adaptasi kemotatik.

Denagn demikian, bakteri ini akan mentrasfer elektron,

terutama ketika terjadi proses bioremediasi air tanah yang

terkontaminasi oksida-oksida tersebut.

Para penelitinya mengatakan bahwa sebelumnya bakteri

golongan Geobacter tak pernah berenang atau bergerak

dalam lautan, tetapi ketika dia berada dalam lautan yang

mengandung logam tak larut, bakteri ini dengan leluasa

bergerak. Para peneliti menyebut bakteri ini bergerak

melalui rel yang menunjuk ke arah logam tak larut itu

berada. Sehingga, ketika proses biomediasi itu terjadi,

limbah yang tercemar dapat dimurnikan dari pencemarnya

karena pencemarnya bisa diekstrasi dari sifat

ketidaklarutannya itu.

Bakteri Golongan Geobacter bersifat anaerob, artinya dia

tidak membutuhkan oksigen bebas dalm berespirasi, itu

sebbanya bakteri ini banyak dijumpai pada sedumen-

sedimen yang ada di dasar danau, laut, ataupun sungai.

Kemudian bakteri ini juga bersifat termofilik yang hidup di

tempat bersuhu tinggi.

Mikroba fuel sel terdiri dari dua bilik, satu bilik diisi

dengan air limbah atau nutrien dan satunya diisi dengan air,

setiap bilik terdapat elektroda. Secara alami bakteri yang

tedapat dalam limbah akan mengkonsumsi material organic

yang terdapat dalam limbah dan sekaligus menghasilkan

arus listrik.

Page 153: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

4. Generator

Generator merupakan alternatif pemilihan energy alternatif

terakhir jika kebutuhan penekanan listrik dari sumber

energy alternatif tidak mencukupi.

Skema VI.2 : Sistem Distribusi Listrik

ATS : Automatic Transfer Switch

Merupakan alat untuk memindahkan sumber aliran

listrik secara otomatis dari sumber aliran listrik yang

ada.

PL Solar Cell

PL Angin

Trafo Converter

Penyimpan Energi

Distribusi

PL Mikroba

SDP Distribusi

Generator

Trafo Converter

Penyimpan Energi

Trafo Converter

Penyimpan Energi

Trafo

Distribusi

SDP

SDP

ATS

MDP

Page 154: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

MDP : Main Distribution Panel

Merupakan panel primer/pusat penyalur aliran listrik

ke sub-sub panel ke masing-masing kelompok ruang

atau unit bangunan. Ruang panel ini sekaligus

berfungsi sebagai ruang kontrol listrik.

SDP : Sub Distribution Panel

Merupakan panel sekunder pada masing-masing

kelompok ruang untuk mendistribusikan aliran

listrik ke unit-unit ruang.

b. Konsep Air Bersih

Air bersih dapat dari dua sumber yaitu :

1. Pengolahan air bersih

Air bersih didapatkan dari pengolahan air laut dengan

destilasi. Air yang tertangkap ini kemudian akan menjadi

air bersih. Selain memanfaatkan air laut, pengadaan air

bersih juga memanfaatkan air kotor yang diolah

menggunakan water treatment.

Page 155: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

Gambar VI.15 : Pengolahan Air Laut

Skema VI.3 : Pengadaan air bersih dari air laut

Skema VI.4 : Pengadaan air bersih dari pengolahan air kotor

Sistem distribusi menggunakan sistem Down Feed hal ini

disebabkan system ini membutuhkan energy yang kecil dalam

distribusi air bersih.

Tangki air laut Pemanasan Terbentuknya endapan garam

Terbentuknya titik-titik embun air

Tangki penampung sementara

Tangki penyimpanan

Tangki air kotor Water treatment Terbentuknya sedimen

Terbentuknya air bersih

Tangki penampung sementara

Tangki penyimpanan

Page 156: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Skema VI.5 : Sistem Distribusi air bersih

c. Konsep Jaringan Air Kotor

Konsep pengolahan air kotor yaitu dengan memanfaatkannya

sebagai pembangkit energy listrik. Penampungan air kotor dan

kotoran berada di lantai dasar Resort.

Air kotor ini akan di konversi menjadi air bersih dengan

menggunakan water treatment. Adapun endapan dari proses ini

akan dijadikan pupuk bagi tanaman di darat. Untuk kotoran

manusia ditampung di dalam penampungan khusus di dasar

bangunan, kemudian gas yang timbul dari kotoran ini

dimanfaatkan sebagai Bio Gas.

Skema VI.6 : Jaringan Air Kotor

Water Treatment Pompa Tangki Utama

Pompa

Top Tank Darat Top Tank Laut

Top Tank Darat Top Tank Laut

Toilet

Air Kotor

Bak Air Kotor

Listrik Tenaga Mikroba

Air Bersih

Kotoran

Bak Kotoran Endapan

Pupuk Bio Gas

Page 157: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

d. Konsep jaringan Komunikasi.

Jaringan komunikasi digunakan untuk memudahkan pelayanan

dalam tropical resort dan wedding place ini, serta hubungan

dengan pelanggan dari luar daerah. System komunikasi ini

menggunakan 2 sistem, yaitu :

1. Jaringan komunikasi eksternal

Merupakan jaringan komunikasi resort dengan pihak luar,

baik lokal, nasional maupun internasional. Untuk

memenuhi kebutuhan komunikasi ini digunakan jasa

pelayanan komunikasi telepon selullar maupun internet.

Skema VI.7 : Jaringan Komunikasi Eksternal

2. Jaringan Komunkasi Internal

Merupakan jaringan komunikasi antar unit-unit

ruang/bagian sehingga pelayanan kegiatan resort dapat

dilakukan secara baik dan cepat.

Skema VI.8 : Jaringan Komunikasi Internal

Jaringan TELKOM

Central Telephone

PABX

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang Central Telephone

Page 158: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

e. Konsep Sistem Pengaman Bahaya Kebakaran

Konsep pengamanan bahaya kebakaran pada tropical resort

dan wedding place ini adalah menggunakan sistem deteksi dan

sistem penanganan. Sistem deteksi terdiri dari 2 jenis, yaitu :

1. Sistem deteksi manual

Ketika terjadi kebakaran maka petugas ataupun

pengunjung yang mengetahui menekan alaram tanda

kebakaran.

2. Sistem deteksi otomatis

Sistem deteksi dini bahaya kebakaran ini memudahkan

pada tempat-tempat yang sulit dijangkau dan

meminimalkan kelalaian petugas.

a. Detector asap

Dipasang pada langit-langit ruangan untuk mendeteksi

timbulnya asap yang berlebihan. Ukuran luas ruangan

92 m2 dan ketinggian 3 m, memerlukan 1 bh detector.

b. Detector panas

Dipasang pada langit-langit atau dinding ruangan untuk

mendeteksi timbulnya panas yang berlebihan. Ukuran

luas ruangan 46 m2 dan ketinggian 3 m memerlukan bh

detector.

c. Detector api

Dipasang pada langit-langit atau dinding ruangan untuk

mendekati timbulnya nyala api. Ukuran luas ruangan

100 m2 dan ketnggian 3 m, memerlukan 1 bh detector.

Sistem penanganan yang dilakukan, yaitu :

1. Sistem penanganan manual

Dalam penanganan nyala api, menggunakan peralatan

pemadaman secara manual, yaitu meliputi :

a. Fire Hydrant Box

Page 159: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

Berupa box yang didalamnya terdapat selang, batang

kran dan alat penyembur (noozle hose) yang diletakkan

pada titik tertentu. Tiap box jarak maksimal yang

dijangkau 25 m.

Skema VI.9 : Sistem Pemadam menggunakan Fire Hydrant Box

b. Portable Extinguiser System

Berupa tabung portable dengan dilengkapai selang

penyembur yang diletakkan pada titik-titik tertentu.

Tabung ini bekerja karena tekanan gas yang ada di

dalamnya.

2. Sistem Penanganan Otomatis (Gas Springkler)

Sistem ini berupa pipa-pipa gas yang berada di langit-langit

pada titik tertentu dipasang outlet titik penyembur gas.

Tiap-tiap outlet sekaligus dilengkapi dengan detector.

Ketika detector mendeteksi adanya kebakaran maka secara

otomatis outlet akan pecah sehingga menyemburkan gas.

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang

Unit Ruang Fire Hydrant Box

Top Tank

Page 160: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

Skema VI.10 : Sistem pemadam menggunakan Gas Sprinkler

f. Konsep Sistem Penangkal Petir

Dalam mengantisipasi ancaman petir dalam lingkungan laut,

maka perencana menggunakan penangkal petir modern

*E.F.* Lightning Protection System.

Ada tiga prinsip penting yang dimiliki oleh penangkal petir

modern *E.F.* Lightning Protection System :

1. Penyaluran arus petir yang sangat kedap atau tertutup

terhadap obyek sekitar dengan menggunakan terminal

penerima dan kabel penghantar khusus yang memiliki

sifat isolasi tegangan tinggi.

2. Menciptakan elektron bebas awal yang besar sebagai

steamer Emission apda bagian puncak dari sistem

penangkal petir (terminal)

3. Penggabungan *E.F.* Terminal dan *E.F.* Carrier yang

memiliki isolasi tegangan tinggi pada sistem penangkal

petir, memberikan jaminan keamanan terhadap obyek

yang dilindungi.

Pipa Sekunder

Pipa Sekunder

Pipa Sekunder

Pipa Sekunder

Pipa Sekunder

Pipa Sekunder Pipa Primer

Top Tank Gas

Outlet Outlet

Page 161: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

Gambar VI.16 : Penangkal petir EF Lightning

*E.F.* Lightning Terminal dan Fiberglass Mounting

Menciptakan elektron bebas atau emisi lebih awal

mendahului obyek sekeliling yang dilindungi atau yang

menjadi sasaran sambaran.

Berisolasi tegangan tinggi, mampu

menghasilkan emisi 6x1012

elektrons/second per milliamp

atmosheric current, yang

terbangkit dengan sendirinya oleh

besarnya medan listrik yang

terjadi di awan dan berlanjut

dengan pengembangan corona

effect di atmosfer.

Mengantisipasi secara dini dambaran petir dengan aktif-

reaktif sesuai Early Streamer Emission (ESE).

Memberikan efek radius proteksi cukup luas, tergantung

pada ketinggian pemasangan dan intensitas sambaran.

Tabel VI.2 : Perletakan Petir EF Lightning Tinggi (meter) 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

Radius Proteksi

(meter)

95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200

g. Konsep Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan pada tropical resort dan wedding place

ini yaitu dengan disediakan unit tempat sampah yang

ditempatkan merata di seluruh bagian bangunan. Dari unit-

unti kemudian dikumpulkan oleh petugas ke pusat

pembuangan di area servis. Sampah kemudian dipress dan

dijadikan bahan bakar dalam destilasi air bersih yang berasal

dari air laut.

Page 162: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

Skema VI.11 : Pemanfaatan sampah

6.3 Konsep Kebutuhan Ruang

Kelompok kegiatan dan sub kelompok kegiatan yang terdiri dari :

Tabel VI.3 Jenis Dan Kegiatan dan Pengelompokkan Kegiatan

Kegiatan pengunjung Resort

Kegiatan Pelayanan Umum

(Public Space)

Kegiatan Peristirahatan

(Bed Room Space)

Kegiatan pengunjung Pernikahan

Kegiatan Umum

(Public Space)

Kegiatan Pernikahan

(Wedding Space)

Kegiatan Pengelola

Kegiatan Administrasi Pusat

(General Administration)

Kegiatan Servis Resort

(General Service)

Sampah dari masing-masing unit

Dikumpulkan dan ditimbun

Pemisahan Sampah

An Organik

Press Sampah

Penyimpanan Bahan bakar alternatif

Organik Pengolahan menjadi pupuk

Page 163: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

Tabel VI.4 Kegiatan Ruang Kelompok Kegiatan Pengunjung Resort

No Macam kegiatan Pelaku Kebutuhan

ruang

Sifat

1. Public Space

Parkir kapal

Check in/check out

Duduk/menunggu

Lavatory

Ibadah

Info perjalanan

Mengambil uang

Makan-minum

Pertemuan

Olahraga

Membeli kebutuhan

Membeli souvenir

Pengunjung Resort Dermaga kapal

Front desk

Lobby

Lavatory umum

Mushola

Travel agent

ATM

Restaurant

Cafe dan bar

R. Rapat

Jogging Track

Mini market

Shoping arcade

publik

2. Bed Room Space

Beristirahat Pengunjung Resort Bed Room Privat

Tabel VI.5 Kegiatan Ruang Kelompok Kegiatan Pengunjung Pernikahan

No. Macam kegiatan Pelaku Kebutuhan ruang Sifat

1. Public Space

Parkir kapal

Check in/check out

Mencari informasi

Akad pernikahan

Lavatory

Perayaan pernikahan

Makan-minum

Pengunjung Pernikahan Dermaga kapal

Lobby

Resepsionis

Musholla/kapel

Lavatory umum

Ballroom

Restaurant

publik

Page 164: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

Cafe dan bar

2. Wedding Space

Parkir kapal

Check in/check out

Mencari informasi

Lavatory

R. Rapat keluarga

Persiapan make up

Ganti Busana

Akad Pernikahan

Perayaan pernikahan

Honeymoon

Keluarga pengantin &

pengantin

Dermaga kapal

Lobby

Resepsionis

Lavatory umum

R. Rapat

R. Makeup

R. Gaun &Butik

Musholla/kapel

Ballroom

Cottage/Wedding

Resort

Semi

Privat

Tabel VI.6 Kegiatan Ruang Kelompok Pengelola

No. Macam kegiatan Pelaku Kebutuhan

ruang

Sifat

1. General Administration

Mengepalai Organisasi

Mewakili Tugas Kepala

GM

Sekretaris

R. General

Manager

Privat

Mengelola Keuangan Kabag & Staff

Keuangan

Accounting

Dept

Privat

Mengelola Pernikahan Kabag & Staff

Pernikahan

Wedding Dept Privat

Mengelola Pelayanan

Makanan

Kabag & Staff

Makanan

Food &

Beverage Dept

Privat

Mengelola Perawatan

Teknis

Kabag & Staff MEE Engineering

Dept

Privat

Mengelola Keamanan Kabag & Staff

Keamanan

Security Dept Privat

Mengelola Rumah Kabag & Staff House Keeping Privat

Page 165: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

Tangga Rumah Tangga Dept

Mengelola Personalia Kabag & Staff

Personalia

Personel Dept Privat

Menerima Tamu Rapat

& Pertemuan Makan-

Minum

Pengelola R. Tamu

R. Rapat

R. Makan

Privat

Ibadah Musholla Privat

Lavatory Lavatory Privat

2. General Service

Mengelola dapur

Menerima barang

Menyimpan bahan

Pengelola Dapur umum

R. Penerimaan

R. Penyimpanan

Privat

Mengelola MEE

Memperbaiki kerusakan

peralatan

Pengelola R. Pembangkit

Listrik

R. Kontrol

Bengkel

Gudang

R. pompa

Privat

Mengelola kebersihan

Mengelola pencucian

Pengelola R. linen

R. laundry

R. tata graha

Gudang

Privat

Makan-minum

Ibadah

Ganti pakaian

Lavatory

Pengelola R. makan

Musholla

Loker

Lavatory

Semi

publik

6.4 Penentuan Besaran Ruang

Dibawah ini adalah perhitungan masing-masing kebutuhan ruang :

A. Public Space

Page 166: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

Tabel VI.7 : Kebutuhan Ruang Public Space

No. Jenis Ruang Kapasitas Luas

1. Dermaga kapal 25% 430

org/15

org/kpl

130 m2

2. Hall/Lobby 330 m2

3. R. Kabag Front Office 1 10 m2

4. R. Staff Front office 10 80 m2

5. Musholla 10 120 m2

6. Restaurant 100 200 m2

7. Dapur dan Cafe 50 m2

8. Loading area 50 m2

Jumlah Luas Public

Space

940 m2

B. Bed Room Space

Tabel VI.8 : Kebutuhan Ruang Bed Room Space

No. Jenis Ruang Kapasitas Luas

1. Standart Room 12 400 m2

Ruang Tidur

Kamar mandi/WC

View

2. Family Room 18 985 m2

Ruang Tidur

Kamar mandi/WC

View

C. Wedding Space

Fasilitas Umum

Tabel VI.9: Kebutuhan Ruang Fasilitas Umum Wedding Space

Page 167: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

No. Jenis Ruang Kapasitas Luas

1. Hall 100 org 120 m2

2. R. Security 2 org 4 m2

3. CCTV Room 2 bh 40 m2

5. R. Informasi 20 m2

6. Musholla 15 org 11 m2

T. Wudhu 2 Pa, 2 Pi 4 m2

7. R. Tunggu 19,5 m2

8. R. Selasar/koridor 24,96 m2

Fasilitas Pernikahan

Tabel VI.10 : Kebutuhan Ruang Fasilitas Pernikahan

No. Jenis Ruang Kapasitas Luas

1. Musholla/Kapel 20 120 m2

2. Ballroom 50 300 m2

3. R. Rapat 10 40 m2

4. R. Make Up 5 15 m2

5. R. Gaun & Butik 5 15 m2

6. Single Room 12 300 m2

Ruang Tidur

Kamar mandi/WC

View

7. Cottage/Wedding

Resort (8 kamar)

16 800 m2

Ruang Tidur

Kamar mandi/WC

View

D. General Administration

Tabel VI.11 : Kebutuhan Ruang Publik General Administration

Jenis Ruang Kapasitas Luas

Page 168: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

No.

1. Hall 50 30 m2

2. R. General

Manager

1 org 20 m2

3. R. Sekretaris 1 org 10 m2

4. Accounting Dept

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 4 org 32 m2

Luas Kebutuhan Total 42 m2

5. Marketing Dept

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 4 org 32 m2

Luas Kebutuhan Total 42 m2

6. Wedding Dept

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 4 org 32 m2

Luas Kebutuhan Total 42 m2

7. F&B Dept

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 4 org 32 m2

Luas Kebutuhan Total 42 m2

8. Engineering Dept

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 4 org 32 m2

Luas Kebutuhan Total 42 m2

9. House Keeping

Dept

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 4 org 32 m2

Luas Kebutuhan Total 42 m2

10. Security Dept

Page 169: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 7 org 56 m2

Luas Kebutuhan Total 66 m2

11. Personal dept

R. Kabag 1 org 10 m2

R. Staff 4 org 32 m2

Luas Kebutuhan Total 42 m2

12. R. rapat 10 org 16 m2

13. R. pertemuan 18 org 36 m2

14. R. Tamu 5 org 10 m2

15. R. Informasi 2 org 4 m2

16. Musholla 10 org 8 m2

T. Wudhu 2 Pa, 2 Pi 4 m2

17. Kantin/R. Makan 25 50 m2

18. Lavatory Pa 3 org 12 m2

19. Lavatory Pi 3 org 12 m2

20. R. Istirahat 27,35 m2

21. R. Pantry 5 org 10 m2

22. Asrama

Karyawan

32 org 158 m2

E. General Service

Tabel VI.12: Kebutuhan Ruang publik General Service

No. Jenis Ruang Kapasitas Luas

1. MEE

R. Peralatan 10 m2

R. Operator 2 10 m2

R. Panel 10 m2

R. Montir &

tukang

10 m2

3. Genset 50 m2

Page 170: Zainur - UNS Institutional Repository · pada Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sumberlawang, ... Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Verbal Tinggi ... Gambar 2.2 Rangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

4. Gudang 9 m2

5. Laundry 7 m2

6. R. PABX 9 m2

Lavatory 2 org 4 m2

7.. R. Pompa 20 m2

8. R. Tangki 15 m2

9. R. Water

Treatment

15 m2

Rekapitulasi Besaran Ruang

1. Pengunjung Resort

Tabel VI.13 : Rekapitulasi besaran ruang Tropical Resort

1. Public Space 940 m2

2. Bed room Space 1.385m2

Luas Total 2.325 m2

2. Pengunjung pernikahan.

Tabel VI.14 : Rekapitulasi Besaran Ruang Fasilitas Pernikahan

1. Fasilitas umum 244m2

2. Fasilitas pernikahan 1.590 m2

Luas Total 1834 m2

3. Pengelola

Tabel VI.15 : Rekapitulasi Besaran Ruang Pengelola

1. General Administration 82 m2

2. General service 190 m2

Luas Total 1.012 m2

Luas ruang yang memerlukan Pengolahan desain = 5.171 m2