yesaya (1)

5
Y E S A Y A 4 1 : 1 1 0 (Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas) 1. Informasi Yesaya 40-55 ditulis oleh seorang “Nabi” tak bernama yang disebut “Deutero-Yesaya” yang tam- pil dan berkarya di negeri Babel. Ia termasuk kaum buangan yang pada th. 586 sM diangkut oleh raja Nebukadnezar [Sumber: C. Groenen, Pengantar ke Dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 251]. Babel akhirnya menurun kewibawaannya setelah kematian Nebukadnezar, dan kekuatan Ko- resy (Cyrus) raja Persia menggusur kekuatan Babel. Sekitar tahun 540 [sM] Koresy menjadi harap- an banyak bangsa, karena kemenangannya dalam menguasai wilayah bekas jajahan Babel. Deutero Yesaya yang hidup sekitar waktu itu mendukung entusiasme orang-orang sezamannya. Ia melihat penampilan Koresy dan menggambarkan perbuatannya, Yes 41:1-5; 45:1-8; 48:12-15. Tetapi hal yang paling penting ialah bahwa munculnya tokoh itu dilihat sebagai panggilan Allah, Yes 41:2-4. Dalam [Yes] 45:1-3 hal yang sama ditekankan [kutipan dari St. Darmawijaya Pr., Jiwa dan Semangat Per- janjian Lama 2: Warisan Para Nabi (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 105]. Nabi Deutero Yesaya hanya membawakan berita keselamatan saja. Dia tidak bernubuat bahwa keselamatan itu akan datang, melainkan bahwa keselamatan itu sudah datang. Masa pembuangan di Babel sudah selesai, masa penderitaan sudah berakhir [bnd. Yes 40:1-2]. Sejak datangnya Raja Koresy, tibalah zaman baru, zaman keselamatan bangsa Israel. Berhu- bungan dengan itu Deutero Yesaya sangat menekankan bahwa TUHAN adalah pemimpin sejarah. Raja Koresy tidak bertindak begitu saja, dengan kekuatan sendiri, tetapi TUHAN memimpin “Ko- resy yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya”

Upload: maria-angelina-sitorus

Post on 28-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perbedaan sifat aliran darah

TRANSCRIPT

Page 1: YESAYA (1)

Y E S A Y A 4 1 : 1 – 1 0(Beberapa Catatan dan Informasi/Kutipan Lepas)

1. Informasi Yesaya 40-55 ditulis oleh seorang “Nabi” tak bernama yang disebut “Deutero-Yesaya” yang tam- pil dan berkarya di negeri Babel. Ia termasuk kaum buangan yang pada th. 586 sM diangkut oleh raja Nebukadnezar [Sumber: C. Groenen, Pengantar ke Dalam Perjanjian Lama

(Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 251].

Babel akhirnya menurun kewibawaannya setelah kematian Nebukadnezar, dan kekuatan Ko- resy (Cyrus) raja Persia menggusur kekuatan Babel. Sekitar tahun 540 [sM] Koresy menjadi harap- an banyak bangsa, karena kemenangannya dalam menguasai wilayah bekas jajahan Babel. Deutero Yesaya yang hidup sekitar waktu itu mendukung entusiasme orang-orang sezamannya. Ia melihat penampilan Koresy dan menggambarkan perbuatannya, Yes 41:1-5; 45:1-8; 48:12-15. Tetapi hal yang paling penting ialah bahwa munculnya tokoh itu dilihat sebagai panggilan Allah, Yes 41:2-4. Dalam [Yes] 45:1-3 hal yang sama ditekankan [kutipan dari St. Darmawijaya Pr., Jiwa dan Semangat Per- janjian Lama 2: Warisan Para Nabi (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 105].

Nabi Deutero Yesaya hanya membawakan berita keselamatan saja. Dia tidak bernubuat bahwa keselamatan itu akan datang, melainkan bahwa keselamatan itu sudah datang. Masa pembuangan di Babel sudah selesai, masa penderitaan sudah berakhir [bnd. Yes 40:1-2]. Sejak datangnya Raja Koresy, tibalah zaman baru, zaman keselamatan bangsa Israel. Berhu- bungan dengan itu Deutero Yesaya sangat menekankan bahwa TUHAN adalah pemimpin sejarah. Raja Koresy tidak bertindak begitu saja, dengan kekuatan sendiri, tetapi TUHAN memimpin “Ko- resy yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya” (Yes 41:2) dan bangsa-bangsa dianggapnya “seperti setitik air dalam timba” (Yes 40:15). Koresy adalah alat saja dalam tangan TUHAN. […] Nabi Deutero Yesaya bukan saja mengatakan bahwa TUHAN memimpin sejarah bangsa- bangsa, melainkan juga bahwa TUHAN saja bertindak di medan sejarah. TUHAN adalah tunggal dan dewa Babel tidak mempunyai arti apa-apa. “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemu-

Page 2: YESAYA (1)

dian; tidak ada Allah selain daripadaKu” (Yes 44:6). Tuhan tidak dapat diperbandingkan dengan dewa di Babel. Bukan mereka yang memimpin sejarah dunia dan yang menggerakkan raja Koresy, melainkan TUHAN. Dewa Babel adalah patung saja yang dituang oleh seorang tuksng besi (Yes 40:19) [kutipan dari A.Th. Kramer, Singa Telah Mengaum (Jakarta: BPK-GM,

1996), hlm. 84f.].

Fasal 40-48 berasal dari waktu sebelum jatuhnya Babel, dan fasal 49-55 pada umumnya sesudah ja- tuhnya Babel. … Fasal 40-55 termasuk dalam bagian-bagian yang paling indah dari Perjanjian La- ma [kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm. 114]. 2. Eksposisi Ayat 2: Siapakah yang dimaksud dengan “dia dari timur”? Koresy (Cyrus), raja Persia (Iran saat ini). Namanya disebut dalam 44:28. Persia memang letaknya di sebelah timur Israel, tetapi juga agak di timur dari Babel (Irak saat ini). Koresy menaklukkan Babel pada tahun 539 sM. Umat Israel yang tertawan di Babel diperkenan- kan pulang ke Yerusalem (Ezr 1-2).

Ayat 5: Apa yang dimaksud Nabi Yesaya dengan ”ujung-ujung bumi”? Tapal-tapal batas kerajaan Babel yang ditaklukkan oleh Raja Koresy. Itu mencakupi Afga- nistan sekarang ini dan meluas sampai ke Mesir dan Turki.

Ayat 7: Mengapa para tukang harus dimunculkan di sini? Umat Israel bertetangga dan bahkan selalu berurusan dengan bangsa-bangsa yang memuja dewa-dewa di kawasan Timur Tengah. Yahweh tak putus-putusnya meminta umat Israel untuk membandingkan dewa-dewa itu dengan Yahweh sendiri (bnd. 1 Raj 18:16-45). Dalam ayat 5 ini tersirat bagaimana seluruh bumi ketakutan melihat tindakan Yahweh. Mestinya para pemuja dewa-dewa itu berpaling mengakui dan tunduk menyembah Yahweh. Tetapi mereka malah saling memberi semangat utuk bertahan memuja dewa- dewa mereka. Untuk itu para tukang berupaya semakin memperkokoh tempat dan letak patung-patung buatan mereka untuk disembah. Mereka berharap bahwa dengan itu patung-patung tersebut tidak akan mudah digoyahkan oleh Yahweh. Tersirat di sini bah-

2

Page 3: YESAYA (1)

wa dewa-dewa yang dipuja itu adalah ciptaan para tukang tersebut. Sungguh kontras de- ngan Yahweh, Allah yang hidup dan berkarya/bertindak dalam sejarah [Sumber: Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich., Zondervan, 2003), p. 1037].

Informasi: 41:8-10 God chose Israel through Abraham because he wanted to, not because the people deserved it [Ul 7:6-8]; 9:4-6]. Although God chose the Israelites to re- present him to the world, they failed to do this; so God punished them and sent them into captivity. Now all believers are God’s chosen people, and all share the responsibility of representing him to the world. One day God will bring all his faith- ful people together. We need not fear because (1) God is with us (“I am with you”), (2) God has established a relationship with us (“I am your God”), and (3) God gives us assurance of his strength, help, and victory over sin and death. Are you aware of all the ways God has helped you? [kutipan dari Life Application Study Bible (Carol Steam, Illinois: Tyndale House, 2007), p. 1154].

3. Excursus: “Dia Hadir Bersama Anda”

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau

(ayat 10)

Setiap malam seorang anak laki-laki harus berjalan melintasi sebuah rumah yang angker. Se- orang sahabat memberinya semangat agar ia menjadi lebih berani. Seorang pria dewasa ber- kata, “Kita berdosa jka kita merasa takut. Percayalah pada kepada Allah! Jadilah orang yang berani!” Namun ia tetap merasa takut. Seseoang kemudian berkata dengan lembut, “Saya ta- hu seperti apa rasa takut itu. Saya akan berjalan bersama dengan engkau melewati rumah itu.” Hal inilah yang dibutuhkan oleh anak tersebut untuk mengatasi rasa takutnya. Beberapa tahun yang lalu, saya diminta untuk memimpin suatu kebaktian pemakaman. Se- bagai seorang pendeta, saya telah berulang kali menyampaikan renungan dalam kesempatan yang serupa. Namun kali berbeda. Keletihan jasmani dan rohani yang saya alami telah me- ngosongkan kekuatan rohani saya dan membuat saya kehilangan kepercayaan diri. Namun sementara waktu berjalan terus, saya belajar berpegang pada janji Allah dalam Yesaya 41:10 dan melakukan apa yang harus saya lakukan. Ketika saya merenungkan ulang, saya menyimpulkan bahwa masalahnya bukan semata- mata sebuah ayat Alkitab yang mengingatkan diri saya untuk percaya kepada Allah yang telah menolong saya melalui masa-masa sulit seperti itu. Melainkan karena ada Pribadi yang hadir dalam uoacara pemakaman tersebut, bukan hanya menghibur orang-orang yang berduka, te- tapi juga mengangkat semua rasa takut saya. Pribadi itu adalah Yesus Kristus, dan Dia sendiri telah mengalami kesedihan dan dukacita yang mendalam. Dia hadir di sana untuk menguat- kan melalui Roh Kudus Apapakah Anda sedang menghadapi rasa takut saat ini? Biarlah ucapan dalam Yesaya 41: 10 mengingatkan Anda bahwa Tuhan senantiasa menyertai Anda --- DJD [kutipan dari Renungan Harian, terj. (Yogyakarta: Yayasan Gloria, RBC Ministries), Rabu, 8 Agustus 1995].

- - - NR - - -

3