alee269.files.wordpress.com€¦  · web viewasep eka mulyanudin. lidia saripah. m. ali akbar....

28
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fikih Madrasah Tsanawiyah (Makalah ini diajukan sebagai bahan diskusi pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum) Dosen : Dosen Pembimbing: M. Zuhdi, Phd. Disusun oleh: Asep Eka Mulyanudin Lidia Saripah M. Ali Akbar SEMESTER 5/D JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fikih

Madrasah Tsanawiyah

(Makalah ini diajukan sebagai bahan diskusi pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum)

Dosen :

Dosen Pembimbing:

M. Zuhdi, Phd.

Disusun oleh:

Asep Eka Mulyanudin

Lidia Saripah

M. Ali Akbar

SEMESTER 5/D

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Karena, dengan taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah tugas pada Mata Kuliah Telaah Kurikulum.

Tidak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan washilah beliaulah kita dapat menikmati indahnya Islam.

Selanjutnya, dalam penyelesaian makalah ini, banyak pihak yang memberikan dukungan selama proses penyusunan makalah ini baik moril maupun materil. Maka dari itu tidak lupa disampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Akhirnya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya.

Ciputat, November 2010

(Pemakalah)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii

BAB I: PENDAHULUAN……….…………………………………………1

BAB II: PEMBAHASAN…….......…………………………………………3

A.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .................................3

B.Materi ...........................................................................................9

C.Metode Pembelajaran ...................................................................14

D.Analisis ..........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri atas empat mata pelajaran,  yaitu: Al-Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah (usuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh akidah.

Penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyah ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan dan me-review  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek keimanan/akidah dan akhlak untuk SMP/MTs, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006, tentang Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, VIII, Dan IX

a. Kelas VII Semester I

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1.    Melaksanakan ketentuan taharah (bersuci)

1.1    Menjelaskan macam-macam najis dan tatacara taharahnya

( bersucinya )

1.2    Menjelaskan hadas kecil dan tatacara taharahnya

1.3    Menjelaskan hadas besar dan tatacara taharahnya 

1.4    Mempraktikkan bersuci dari najis dan hadas

2.    Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

2.1   Menjelaskan tatacara salat lima waktu

2.2   Menghafal bacaan-bacaan salat lima waktu

2.3 Menjelaskan ketentuan waktu salat lima waktu

2.4 Menjelaskan ketentuan sujud sahwi

2.5   Mempraktikkan salat lima waktu dan sujud sahwi

3.    Melaksanakan tatacara azan, iqamah ,salat jamaah

3.1    Menjelaskan ketentuan azan dan iqamah

3.2     Menjelaskan  ketentuan salat berjamaah

3.3     Menjelaskan ketentuan makmum masbuk

3.4    Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa

3.5    Menjelaskan cara mengingatkan imam yang batal

3.6     Mempraktikkan azan, iqamah, dan salat jamaah

4. Melaksanakan tatacara berzikir dan berdoa setelah salat

4.1     Menjelaskan tatacara berzikir dan berdoa setelah  salat

4.2     Menghafalkan bacaan zikir dan doa setelah salat 

4.3     Mempraktikkan zikir dan doa

b. Kelas VII Semester II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1.    Melaksanakan tatacara salat wajib selain salat lima waktu

1.1   Menjelaskan ketentuan salat dan khutbah Jumat

1.2    Mempraktikkan khutbah dan salat Jumat

1.2  Menjelaskan ketentuan salat jenazah

1.3    Menghafal bacaan-bacaan salat jenazah 

1.4    Mempraktikkan salat jenazah

2.  Melaksanakan tatacara salat jama’, qhasar, dan jama’ qhasar serta salat dalam keadaan darurat    

2.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’, qashar dan  jama’ qashar

2.2 Mempraktikkan salat jama’, qashar dan  jama’ qashar

2.3 Menjelaskan ketentuan salat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

2.4 Mempraktikkan salat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

3. Melaksanakan tatacara salat sunnah muakkad dan ghairu muakkad

3.1    Menjelaskan ketentuan salat sunnah muakkad

3.2    Menjelaskan macam-macam salat sunnah muakkad

3.3    Mempraktikkan salat sunnah muakkad

3.4     Menjelaskan ketentuan salat sunnah ghairu muakkad

3.5    Menjelaskan macam-macam salat sunnah ghairu muakkad   

3.6    Mempraktikkan salat sunnah ghairu muakkad

c. Kelas VIII Semester I

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1.    Melaksanakan tata cara sujud di luar salat

1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah 

1.2 Mempraktikkan sujud syukur dan tilawah

2.   Melaksanakan tatacara puasa

2.1    Menjelaskan  ketentuan puasa

2.2    Menjelaskan macam-macam puasa

3.   Melaksanakan tatacara zakat

3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal

3.2 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat 

3.3 Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan maal

d. Kelas VIII Semester II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1.  Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat

1.1     Menjelaskan ketentuan-ketentuan shadaqah, hibah dan hadiah

1.2     Mempraktikkan sedekah, hibah dan hadiah

2.  Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah

2.1     Menjelaskan ketentuan ibadah haji dan umrah

2.2     Menjelaskan macam-macam haji   

2.3     Mempraktikkan tatacara ibadah haji dan umrah

3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman

3.1  Menjelaskan jenis-jenis  makanan dan minuman halal

3.2 Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal

3.3  Menjelaskan  jenis-jenis makanan dan minuman haram

3.4   Menjelaskan bahayannya mengkonsumsi makanan dan minuman haram

3.5.   Menjelaskan jenis-jenis  binatang yang halal dan haram dimakan 

e. Kelas IX Semester I

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1.  Memahami tata cara penyembelihan, kurban, dan akikah

1.1     Menjelaskan ketentuan penyembelihan binatang

1.2     Menjelaskan ketentuan kurban

1.3     Menjelaskan ketentuan akikah 

1.4    Mempraktikkan tatacara kurban dan akikah

2.   Memahami tentang muamalah

2.1     Menjelaskan ketentuan jual beli

2.2     Menjelaskan ketentuan qiradh

2.3     Menjelaskan jenis-jenis riba  

2.4     Mendemonstrasikan ketentuan pelaksanaan jual beli, qiradh, dan riba

f. Kelas IX Semester II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1.  Memahami muamalah di luar jual beli

1.1    Menjelaskan ketentuan pinjam meminjam

1.2    Menjelaskan ketentuan  utang piutang, gadai, dan borg 

1.3   Menjelaskan ketentuan  upah

1.4    Mendemonstrasikan ketentuan tata cara pelaksanaan pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta pemberian upah  

2.  Melaksanakan tatacara perawatan jenazah dan ziarah kubur

2.1   Menjelaskan  ketentuan  tentang pengurusan jenazah, takziyah dan ziarah kubur

2.2    Menjelaskan ketentuan-ketentuan harta si mayat (waris) 

2.3    Mempraktikkan tatacara pengurusan jenazah

2. Materi

a. Fikih Kelas VII, Semester II

Standar Kompetensi

Melaksanakan tatacara salat jama’, qhasar, dan jama’ qhasar serta salat dalam keadaan darurat    

Kompetensi Dasar

1. Menjelaskan ketentuan salat jama’, qashar dan  jama’ qashar

2. Mempraktikkan salat jama’, qashar dan  jama’ qashar

3. Menjelaskan ketentuan salat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

4. Mempraktikkan salat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

SALAT JAMA’, QHASAR, DAN JAMA’ QASAR SERTA SALAT DALAM KEADAAN DARURAT

A. Salat Jama’

1. Pengertian Jama’ dan Dalilnya

Arti dari kata jama’ adalah kumpul atau gabung. Jadi, salat jama’ adalah dua salat fardu yang lima dikerjakan dalam satu waktu pada salat-salat yang telah ditentukan. Salat yang seperti ini hukumnya mubah (boleh) bagi orang yang memenuhi syarat-syarat salat jama’.

Sabda Rasulullah SAW, yang artinya:

“Dari Anas r.a, ia berkata: Rasulullah saw, apabila berangkat dalam perjalanan sebelum matahari tergelincir, maka beliau akhirkan salat zuhur ke waktu asar, kemudian beliau turun (berhenti) untuk menjama’ keduanya (zuhur dan asar). Jika matahari telah tergelincir sebelum berangkat, maka beliau salat zuhur dahulu, kemudian baru beliau naik kendaraan”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Macam-macam Salat Jama’

Salat jama’ terbagi dua, yaitu salat jama’ taqdim dan salat jama takhir.

a. Salat jama’ taqdim (dahulu)

Adalah mengumpulkan dua salat fardu yang pelaksanaannya dikerjakan pada waktu yang lebih awal. Seperti jika kita mau menjama’ salat zuhur dan asar, maka kita harus melaksanakannya pada waktu zuhur. Hal ini karena waktu pertama yang menjadi pegangan.

b. Salat jama’ takhir (kemudian)

Adalah mengumpulkan dua salat fardu yang dikerjakan pada waktu yang kedua. Seperti jika kita hendak menjama’ salat zuhur dan asar, maka kamu harus melaksanakannya pada waktu asar. Hal ini karena waktu kedua yang menjadi pegangan.

3. Salat yang Boleh Dijama’

Salat yang boleh dijama’ adalah sebagai berikut:

a. Salat zuhur dan asar

b. Salat magrib dan isya

Sedangkan salat subuh tidak dapat dijama’, tetapi wajib wajib dikerjakan dalam keadaaan apapun.

4. Syarat Salat Jama’

Syarat salat jama’ tidak diuraikan secara rinci oleh al-Qur’an maupun hadis. Hanya saja pada hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari anas di atas disebutkan bahwa salah satu syarat salat jama’ adalah jika berpergian. Menurut pendapat ulama, berpergiannya pun bukan untuk maksiat. Sedangkan jarak minimal yang ditempuh adalah 3 farsakh atau 80,64 km.

Sebagian ulama berpendapat, selain sebab berpergian yang bukan maksiat juga karena masaqqat ( dalam keadaan terdesak/terpaksa). Misalnya, seorang muslim melakukan perjalanan yang kurang dari 3 fasakh dengan mobil, tetapi karena keadaan macet total sehingga ia tidak bisa melaksanakan salat, maka hal ini diperbolehkan.

B. Salat Qasar

1. Pengertian Qasar dan Dalilnya

Arti qasar adalah ringkas. Jadi, salat qasar adalah salat fardu yang diringkas bilangan rakaat sebenarnya pada salat-salat yang telah ditentukan. Salat qasar hukumnya mubah (boleh), bahkan lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan serta cukup syarat-syaratnya.

Firman Allah SWT.:

“dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

2. Salat yang Boleh Diqasar

Salat yang boleh diqasar adalah sebagai berikut:

a. Zuhur

b. Asar

c. Isya

Sedangkan salat magrib dan subuh tidak dapat dilaksanakan dengan cara diqasar, tetapi wajib dikerjakan dengan cara normal. Hal ini karena salat subuh dan magrib jika dibagi rakaatnya akan menjadi ganjil dan sulit untuk dilaksanakan.

3. Syarat Salat Qasar

Berikut ini syarat sah salat qasar:

a. Perjalanan yang dilakukan minimal berjarak 3 farsakh atau 80,64 km

b. Perjalanan yang dilakukan bukan untuk maksiat

c. Salat yang diqasar harus salat yang bilangan rakaatnya empat

d. Berniat salat qasar ketika takbiratul ihram

e. Tidak bermakmum pada orang yang salat biasa

C. Praktik Salat Jama’ Qasar

1. Pengertian Salat Jama’ Qasar

Salat jama’ qasar berasal dari kata jama’ dan qasar. Jama’ berarti kumpul dan qasa berarti ringkas. Jadi salat jama’ qasar ialah dua salat fardu dikerjakan dalam satu waktu dan diringkas bilangan rakaatnya pada salat-salat yang telah ditentukan. Salat yang boleh dijama’ qasar hanya zuhur dan asar, magrib dan isya. Namun, ketika berniat salat magrib tanpa kata “qasran” karena magrib tidak boleh diqasar.

2. Tata Cara Pelaksanaannya

Pelaksanaan salat jama qasar dapat dilakukan pada waktu salat jama takhir atau jama takdim. Masing-masing rakaatnya adalah dua-dua. Adapun pelaksanaannya dua rakaat-dua rakaat.

D. Pengertian Salat dalam Keadaan Darurat

Salat dalam keadaan darurat adalah salat yang dilaksanakan ketika sakit atau dalam keadaan yang sulit. Contohnya seperti salat di dalam kendaraan, pesawat terbang, kereta api, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti ini seorang muslim wajib melaksanakan salat. Dengan catatan masih sehat akal dan ingatannya. Firman Allah SWT.:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (Q.S. Al-Baqarah:286)

E. Tata Cara Salat dalam Keadaan Sakit

1. Jika tidak mampu berdiri hendaklah salat sambil duduk

2. Jika tidak mampu sujud dalam posisi duduk, hendaklah menggunakan isyarat dengan menganggukan kepalanya

3. Jika tidak mampu duduk hendaklah salat dengan membaringkan tubuhnya ke sebelah kanan menghadap kiblat

4. Jika tidak mampu berbaring hendaklah salat dengan posisi telentang dan kedua kakinya dihadapkan ke kiblat

F. Praktik Salat dalam Kendaraan

Berikut ini adalah tata cara salat di dalam kendaraan:

1. Duduklah dengan tegak kemudian takbiratul ihram.

2. Kemudian rukulah, caranya dengan sedikit membungkukkan badan

3. Kemudian iktidal, jangan lupa untuk tuma’ninah

4. Kemudian sujud, caranya dengan lebih membungkukkan badan

5. Lakukan gerakan salat sesuai dengan rakaatnya. Kemudian lakukan salam ke kanan dan ke kiri

6. Gerakan terakhir mengusap wajah[footnoteRef:2] [2: M. Lutfiah Ubaidillah, Ahmad Baihaki, Fiqih untuk Madrasah Tsanawiyah, (Depok: Arya Duta, 2009)]

3. Metode Pembelajaran

1. METODE PEBELAJARAN

Dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Untuk itu, kami merekomendasikan metode mengajar untuk Fiqih tingkat MTs, yaitu sebagai berikut:

A. Ceramah, Tanya jawab, dan Tugas

Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau metode lain. Karena itu, setelah guru memberi ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap materi Fiqih ini, maka tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya: membuat kesimpulan hasil ceramah dan PR.

B. Ceramah, Sosiodrama, dan Diskusi

Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah dan tanpa latihan terlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi social. Sosiodrama akan menarik bila pada situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan diskusi, bagaimana jalan cerita seterusnya, atau pemecahan masalah selanjutnya

4. Analisis

1. Shalat Jama’, Qasar, dan jama’ Qasar adalah shalat yang di luar kebiasaan, dan jarang dilakukan, hanya pada waktu tertentu saja orang melakukannya. Oleh karena itu, bagi anak-anak atau remaja yang baru mengenal shalat, mereka akan sulit untuk memahaminya dan mempraktikannya. Maka dalam mengenalkan materi ini perlu menggunakan metode yang sangat efektif.

2. KD di kelas VII semester pertama, tidak ada penjelasan mengenai najis dan hadats.Padahal belum tentu siswa meiliki pemahaman dan mampu membedakan, mana yang najis dan mana yang hadats.

3. Pada pembahasan tentang sholat dikelas VII smester pertama, tidak ada penjelasan atau gambaran mengani rukun, sunnah, sunnah hai`at dan ab`ad, syarat sah, dan syarat wajib sholat.

4. Kenapa sholat dijelaskan terlebih dahulu, bukan azan. Padahal sholat baru bisa dilaksanakan kalau adzan sudah dikumandangkan, sebagai tanda masuknya waktu sholat.

5. Rangkaian penjelasan tentang sholat tidak beraturan, seharusnya di jelaskan dulu sholat-sholat muakkad dan ghoiru muakkad, karna itu yang berkaitan dengan sholat fardhu, baru setelah itu menjelaskan sholat jama` dan qoshor.

DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah, M. Lutfiah, Baihaki, Ahmad, Fiqih untuk Madrasah Tsanawiyah, (Depok: Arya Duta, 2009)

.