unud-275-1891387970-7_isi tesis bab i _bab vi

108
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman. Peran pengetahuan sangat penting bagi setiap masyarakat yang mau meningkatkan kemampuannya mengikuti persaingan yang kompetitif dalam krisis multidimensi. Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki kemampuan atau skill, sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat (Engkoswara dam Komariah, 2010:1). Menurut UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun untuk masa depan, yakni : (1) learning to know (penguasaan yang dalam dan luas pada bidang ilmu tertentu), (2) learning to do (belajar untuk mengaplikasikan ilmu, bekerjasama dalam team, belajar memecahkan masalah dalam berbagai situasi, belajar berkarya atau mengaplikasikan ilmu yang didapat oleh siswa), (3) learning to be (belajar untuk dapat mandiri, menjadi orang yang bertanggungjawab untuk mewujudkan tujuan 1

Upload: soe-nand-ar

Post on 30-Nov-2015

95 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat

untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.

Peran pengetahuan sangat penting bagi setiap masyarakat yang mau meningkatkan

kemampuannya mengikuti persaingan yang kompetitif dalam krisis multidimensi.

Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup

manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki kemampuan

atau skill, sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di

masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan

pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan individunya menjadi manusia

yang memiliki derajat (Engkoswara dam Komariah, 2010:1).

Menurut UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural

Organization) dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara

lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Perserikatan bangsa-bangsa

(PBB) melalui lembaga UNESCO mencanangkan empat pilar pendidikan baik

untuk masa sekarang maupun untuk masa depan, yakni : (1) learning to know

(penguasaan yang dalam dan luas pada bidang ilmu tertentu), (2) learning to do

(belajar untuk mengaplikasikan ilmu, bekerjasama dalam team, belajar

memecahkan masalah dalam berbagai situasi, belajar berkarya atau

mengaplikasikan ilmu yang didapat oleh siswa), (3) learning to be (belajar untuk

dapat mandiri, menjadi orang yang bertanggungjawab untuk mewujudkan tujuan

1

Page 2: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

2

bersama), (4) learning to live together (belajar memahami dan menghargai orang

lain, sejarah mereka dan nilai-nilai agamanya). Keempat pilar pendidikan tersebut

menggabungkan tujuan-tujuan intelegence quotient (IQ), emotional quotient (EQ),

dan spiritual quotient (SQ).

Pendidikan dalam kondisi krisis multidimensi yang berkepanjangan, telah

menarik perhatian berbagai pihak dan bergeser menjadi salah satu pos

pengeluaran yang semakin besar sehingga memberatkan sebagian besar anggota

masyarakat. Bermunculnya sekolah-sekolah baru menimbulkan fenomena dalam

dunia kependidikan. Bentuk dan pendekatan yang digunakan dalam pendidikan

semakin berkembang dan kompleks. Tidak hanya pemain-pemain lama yang

mengembangkan sekolah, namun juga dari pelaku usaha non kependidikan dan

bahkan penyelenggara pendidikan dari luar negeri (Sumurung, 2005:109).

Menurut Wijaya (2008 : 42) dewasa ini, persaingan antar sekolah semakin

atraktif. Pemasaran untuk lembaga pendidikan mutlak diperlukan. Sekolah

sebagai lembaga penyedia jasa pendidikan perlu belajar dan memiliki inisiatif

untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (siswa), karena pendidikan merupakan

proses sirkuler yang saling mempengaruhi dan berkelanjutan. Oleh karena itu,

diperlukan strategi pemasaran jasa pendidikan untuk memenangkan kompetisi

antar sekolah serta untuk meningkatkan akselerasi peningkatan kualitas dan

profesionalisme manajemen sekolah.

Saat ini istilah efektif dan efisien merupakan istilah yang sering digunakan

pada pola yang semakin ketat. Tidak terkecuali dunia pendidikan termasuk

sekolah merasakan tuntutan kondisi tersebut. Banyak perubahan yang harus

Page 3: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

3

dilakukan khususnya menyangkut pola-pola manajemen sekolah selama ini.

Sekolah sebagai lembaga penyedia jasa pendidikan perlu belajar dan memiliki

inisiatif untuk semakin meningkatkan kepuasan pelanggan, karena pendidikan

merupakan proses yang sirkuler yang saling mempengaruhi dan berkelanjutan.

Inisiatif sekolah dimulai dari mencari tahu (riset pasar) kondisi pasar pendidikan,

dari berbagai macam segmen yang ada di pasar. Selanjutnya sekolah menetapkan

strategi pemasarannya yang sesuai dengan pasar sasaran (Sumurung, 2005:108).

Menurut Wijaya (2008:42) pemasaran untuk lembaga pendidikan

(terutama sekolah) mutlak diperlukan. Pertama sebagai lembaga nonprofit yang

bergerak dalam bidang jasa pendidikan, untuk level apa saja, perlu meyakinkan

masyarakat “pelanggan” (peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak terkait

lainnya) bahwa lembaga pendidikan masih tetap eksis. Kedua, perlu meyakinkan

masyarakat dan “pelanggan” bahwa layanan jasa pendidikan sungguh relevan

dengan kebutuhan masyarakat. Ketiga, perlu melakukan kegiatan pemasaran agar

jenis dan macam pendidikan dapat dikenal dan dimengerti secara luas oleh

masyarakat. Keempat, agar eksistensi lembaga pendidikan tidak ditinggalkan oleh

masyarakat luas serta “pelanggan potensial”. Kegiatan pemasaran bukan sekedar

kegiatan bisnis agar lembaga-lembaga pendidikan mendapat peserta didik,

melainkan juga merupakan bentuk tanggungjawab kepada masyarakat luas.

Menurut Peter dan Olson dalam Ristiyanti dan Ihalauw (2005:17), strategi

pemasaran dirancang untuk meningkatkan peluang konsumen memiliki anggapan

dan perasaan positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, akan mencoba

produk, jasa atau merek tersebut. Untuk mengembangkan strategi pemasaran yang

Page 4: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

4

kompetitif, pemasar perlu mengetahui konsumen mana yang cenderung membeli

produknya, faktor –faktor apa yang kira-kira menyebabkan mereka menyukai

produk tersebut, kriteria apa yang dipakai dalam memutuskan membeli produk,

bagaimana mereka memperoleh informasi tentang poduk dan lain sebagainya. Jadi

dapat dilihat dengan jelas, adanya saling keterkaitan antara strategi pemasaran dan

perilaku konsumen.

Pemasar perlu merancang strategi berdasarkan perilaku konsumen yang

datanya hanya diperoleh dari suatu penelitian tentang perilaku konsumen, mulai

dari bagaimana kebutuhan akan suatu produk itu dirasakan, apa yang dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan itu, bagaimana mereka memutuskan membeli produk,

bagaimana mereka mengkonsumsi produk, sampai bagaimana mereka

menyingkirkan produk tersebut. Agar pemasar bisa merancang strategi yang tepat

dalam mempengaruhi konsumen, dasar yang digunakan harus berupa pengetahuan

mengenai perilaku mereka dalam proses beli yang dialami untuk suatu kategori

produk tertentu (Ristiyanti dan Ihalauw (2005:17-18).

Menurut Alma (2008:13), jasa pendidikan adalah suatu organisasi

produksi yang menghasilkan jasa pendidikan. Konsumen utamanya adalah siswa

atau mahasiswa. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya,

disebabkan karena mutunya tidak disenangi oleh konsumen, tidak memberikan

nilai tambah, layanan tidak memuaskan, maka produk jasa yang ditawarkan tidak

akan laku, sehingga sekolah ditutup karena ketidakmampuan para pengelolanya.

Bisnis dan marketing bukan bekerja dengan iklan dan promosi yang mengelabui

Page 5: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

5

masyarakat, tapi mendidik dan meyakinkan masyarakat kearah yang benar dan

percaya bahwa sekolah ini bermutu.

Orang awam yang belum banyak mengetahui tentang marketing merasa

kaget dengan istilah marketing pendidikan. Mereka mengira bahwa lembaga

pendidikan itu akan dikomersialkan. Lembaga pendidikan adalah termasuk ke

dalam nonprofit organization sedangkan istilah komersial sudah jelas

berhubungan dengan kegiatan mencari laba. Seperti diketahui, bahwa lembaga

pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen berupa siswa,

mahasiswa dan juga masyarakat umum yang dikenal ”stakeholder”. Lembaga

pendidikan pada hakekatnya bertujuan memberikan layanan. Jadi marketing jasa

pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau

menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.

Pada saat penerimaan siswa baru tiap tahun muncul iklan-iklan dari perguruan

tinggi swasta, sekolah pada surat kabar, radio, selebaran cetak, brosur dan

spanduk di pinggir jalan dan dikampus. Semua ini bertujuan untuk menarik

perhatian calon siswa. Hal ini baru merupakan gejala marketing dalam tingkat

permulaan. Etika marketing sangat menghindari karakter yang tidak baik, dan

mengharapkan lembaga pendidikan menawarkan mutu layanan intelektual dan

pembentukan watak secara menyeluruh (Alma, 2008: 30).

Fungsi pemasaran pada organisasi yang berorientasi laba (perusahaan)

dengan organisasi nirlaba (sekolah) sangat berbeda. Perbedaan yang nyata terletak

pada cara organisasi dalam memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas operasi perusahaan, memperoleh modal pertamanya

Page 6: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

6

dari para investor atau pemegang saham. Jika perusahaan telah beroperasi, dana

operasional perusahaan terutama diperoleh dari hasil penjualan produk yang

dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sebaliknya, organisasi nirlaba (sekolah)

memperoleh dana dari sumbangan para donatur atau lembaga induk yang tidak

mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Wijaya, 2008 : 49).

Thomas dalam Alma (2008:17) mengungkapkan dalam bukunya “ The

Productive School” bahwa ada tiga fungsi utama yang diharapkan dari dunia

pendidikan yaitu:

1) The administrator’s Production function. Administrator sekolah

bertanggungjawab untuk mengembangkan sistem pendidikan. Mereka harus

menetapkan pelayanan apa yang diminta oleh guru. Permintaan tersebut harus

disiapkan ruangan yang cukup untuk belajar, buku dan perlengkapan.

Administrator pendidikan harus memikirkan mutu sistem pendidikan sebagai

fungsi dari jumlah dan mutu input termasuk di dalamnya besar kelas,

kualifikasi guru, jumlah guru, konstruksi bangunan, jumlah buku di

perpustakaan, perlengkapan laboratorium dan sebagainya.

2) The Psycologist’s Production function. Outputnya adalah perubahan tingkah

laku siswa yang terdiri atas tambahan pengetahuan, nilai-nilai atau tambahan

kemampuan yang diperoleh dari motivasi melalui sekolah.

3) The Economic’s Production function. Ahli ekonomi melihat pendidikan akan

memberikan kontribusi terhadap individu dengan diperolehnya kompetensi

yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonominya.

Page 7: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

7

Menurut Rahayu (2008: 64) satuan pendidikan dituntut untuk senantiasa

merevitalisasi strateginya, guna menjamin kesesuaian tuntutan lingkungan dan

persaingan dengan kekuatan internal yang dimilikinya. Ketidakmampuan suatu

satuan pendidikan dalam merespon peluang dan ancaman eksternal, akan

mengakibatkan menurunnya daya saing atau terhambatnya pencapaian kinerja

satuan pendidikan. Jika hal ini dibiarkan, maka akan mengancam kelangsungan

satuan pendidikan yang bersangkutan. Pada umumnya satuan pendidikan

memiliki tujuan, dan untuk mencapainya memerlukan strategi. Strategi

merupakan suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang

menghubungkan antara kekuatan internal organisasi, dengan peluang dan

ancaman lingkungan eksternalnya. Strategi dirancang untuk memastikan tujuan

organisasi dapat dicapai melalui implementasi yang tepat. Substansi strategi pada

dasarnya merupakan rencana. Strategi berkaitan dengan evaluasi dan pemilihan

alternatif yang tersedia bagi suatu manajemen dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan dalam konteks

lembaga pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan pemasaran

eksternal, tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi dosen, guru, karyawan,

dan administrator untuk menciptakan keahlian penyedia jasa (Hurriyati, 2008:153).

Sekolah Harapan merupakan salah satu sekolah swasta di Bali yang didirikan

tahun 1948 oleh Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) yang membentuk

sebuah Yayasan yang diberi nama : Yayasan Badan Pendidikan Kristen

Maranatha. Yayasan ini kemudian mengurus ijin operasional Sekolah Rakyat

Maranatha ke Pemerintah Bali yang berkedudukan di Singaraja. Tanggal 1 Januari

Page 8: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

8

1949 ijin operasional ini keluar, dan mulai tahun 1950 Sekolah Rakyat Maranatha

mulai beroperasi. Tahun 2010 Sekolah Harapan memiliki 13 Sekolah yang berada

di Kabupaten Jembrana, Kabupaten Badung, dan Kota Denpasar. Hingga saat ini

Yayasan ini telah dua kali berganti nama dari Yayasan Maranatha menjadi

Yayasan Widhya Pura dan sekarang bernama Yayasan Perguruan Kristen

Harapan.

Jumlah siswa yang terdaftar di Sekolah Harapan berjumlah 6.229 orang

dapat dilihat dalam Lampiran halaman 113. Secara umum jumlah siswa yang

dapat diterima meningkat 107.12 % pada tahun 2009/2010 dari 5.690 siswa

menjadi 6.095 orang dan meningkat 102.20% pada tahun 2010/2011 dari 6095

orang menjadi 6229 orang. Namun apabila dilihat dari jumlah siswa permasing-

masing sekolah, terjadi penurunan yang cukup signifikan.

Berdasarkan penerimaan siswa baru selama 3 tahun terakhir dapat dilihat

pada Lampiran halaman 114, terjadi penurunan yang signifikan pada hasil

pendaftaran dan penerimaan siswa baru selama tiga tahun terakhir pada SMPK 1

Harapan, walaupun dibeberapa sekolah mengalami peningkatan. Persaingan yang

kompetitif pada sekolah-sekolah di Bali tergambar pada Lampiran halaman 115

berdasarkan data tahun 2008/2009 tersebut jumlah Sekolah Swasta di Kota Denpasar

160,20% dari Sekolah Negeri dan data tahun 2009/2010 jumlah sekolah swasta di

Kota Denpasar sebanyak 163, 51% dari sekolah negeri pada lampiran halaman 116

bahwa jumlah siswa di sekolah swasta tahun 2008/2009 sebanyak 77,81% dari

jumlah siswa sekolah negeri dan tahun 2009/2010 sebanyak 92,97% dari sekolah

negeri. Ini berarti terjadi peningkatan minat ke sekolah swasta.

Page 9: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

9

Pertumbuhan penduduk Provinsi Bali dilihat pada lampiran halaman 117

penduduk di Kabupaten Badung memiliki laju pertumbuhan tertinggi yaitu 4,63 dan

Kota Denpasar 4,00 merupakan urutan kedua. Hal ini merupakan peluang bagi kota

Denpasar dalam mendapatkan siswa. Pada lampiran halaman118, penerimaan

siswa baru sekolah swasta di Denpasar selama 3(tiga) tahun terakhir dapat dilihat

bahwa SMPK 1 Harapan masih dikategorikan sebagai pemimpin dalam

persaingan sekolah swasta di Denpasar. Walaupun sebagai pemimpin, SMPK 1

Harapan mengalami penurunan jumlah siswa secara signifikan dalam 3 tahun

terakhir dari, sedangkan SMP Cipta Darma, SMP Santo Yoseph dan SMP

Dwijendra mengalami fluktuasi penerimaan siswa dalam 3 (tiga) tahun terakhir.

Data peserta ujian nasional selama tiga tahun terakhir pada lampiran

halaman 119 menunjukkan bahwa jumlah siswa mengalami peningkatan pada

tahun 2008/2009 sebesar 105,39% sedangkan mengalami sedikit penurunan

menjadi 99,76 pada tahun 2009/2010. Data menunjukkan bahwa SMP di Kota

Denpasar memiliki peluang yang tinggi dalam memperoleh siswa, sedangkan

SMPK 1 Harapan mengalami penurunan siswa dalam 3 tahun terakhir.

Dilihat dari sudut pandang perilaku konsumen ada kecenderungan

masyarakat yang memiliki penghasilan diatas rata-rata, memilih sekolah yang

baik, meski untuk mendapatkan sekolah yang baik, tidak jarang orangtua bersedia

mengeluarkan biaya pendidikan yang tidak sedikit. Karena itu, manajemen

sekolah perlu mengetahui hal-hal apa saya yang dipertimbangkan orang tua dalam

memilih sekolah. Pertimbangan-pertimbangan ini dapat dijadikan sebagai suatu

kajian untuk membandingkan pertimbangan-pertimbangan orang tua yang saat ini

Page 10: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

10

anaknya mengikuti proses pendidikan di SMPK 1 Harapan Denpasar.

Perbandingan untuk kedua kelompok responden itu akan memberikan gambaran

apakah kedua kelompok itu memberikan pertimbangan yang sama atau berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diajukan rumusan masalah

sebagai berikut :

1) Faktor- faktor apakah yang dipertimbangkan orangtua umumnya dalam

memilih sekolah untuk tingkat SMP dan yang dipertimbangkan untuk

memilih SMPK 1 Harapan Denpasar?

2) Apakah implikasi strategis bagi SMPK 1 Harapan setelah membandingkan

hasil kedua kelompok responden?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui faktor- faktor yang dipertimbangkan orangtua

umumnya dalam memilih sekolah untuk tingkat SMP dan yang

dipertimbangkan untuk memilih SMPK 1 Harapan Denpasar.

2) Untuk mengetahui implikasi strategis bagi SMPK 1 Harapan setelah

membandingkan hasil kedua kelompok responden.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat teoritis:

penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan referensi kepustakaan

mengenai ilmu pengetahuan di bidang pemasaran yaitu tentang faktor-

Page 11: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

11

faktor yang dipertimbangkan orang tua dalam memilih sekolah, apabila

akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

2) Manfaat praktis:

penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan bagi kalangan akademis

maupun masyarakat umum mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan

orang tua dalam memilih sekolah di SMP Kristen 1 Harapan Denpasar

khususnya bagi manajemen Sekolah Harapan sebagai bahan masukan

untuk mendapat kebijaksanaan dalam penentuan strategi pemasaran dalam

penerimaan siswa baru tahun 2012 – 2013.

Page 12: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Prilaku Konsumen

Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model yang

diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Rangsangan pemasaran dan rangsangan luar

memasuki kesadaran konsumen. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi

dengan karakteristik konsumen tertentu, untuk menghasilkan proses keputusan

dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi

dalam kesadaran konsumen, antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan

keputusan pembelian akhir (Koter dan Keller, 2009:226).

Titik awal model perilaku pembeli dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki

“kotak hitam” konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Pemasar harus

menemukan apa yang ada dalam kotak hitam pembeli. Rangsangan pemasaran

terdiri dari 4P : Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion

Psikologi

Konsumen

Motivasi

Persepsi

Pembelajaran

Memori

Karakteristik

Konsumen

Budaya

Sosial

Personal

Keputusan Pembelian

Pilihan produk

Pilihan merek

Pilihan dealer

Jumlah pembelian

Saat yang tepat

melakukan pembelian

Metode pembayaran

Rangsangan

Pemasaran

Produk dan

Jasa Harga

Komunikator

Rangsangan

Lain

Ekonomi

Teknologi Politik

Budaya

Proses Keputusan

Pembelian

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Penilaian alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca-

pembelian

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen

Sumber : Kotler dan Keller, 2009

12

Page 13: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

13

(Promosi). Rangsangan lain, meliputi kekuatan dan faktor utama dalam

lingkungan pembeli: ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua masukan ini

memasuki kotak hitam pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi sekumpulan

respon pembeli yang dapat diobservasi : pilihan produk, pilihan merek, pilihan

penyalur, waktu pembelian dan jumlah pembelian. Pemasar ingin memahami

bagaimana rangsangan itu diubah menjadi respon di dalam kotak hitam

konsumen, yang menjadi 2 bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi

bagaimana pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Kedua,

proses keputusan pembeli sendiri mempengaruhi perilaku pembeli (Kotler dan

Amstrong, 2008 :157).

2.2 Faktor Utama Perilaku Pembelian

Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya,

soasil, pribadi dan psikologis. Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan

faktor- faktor itu, tetapi mereka harus memberhitungkannya. Menurut Kotler dan

Amstrong (2008:159) Faktor utama Perilaku pembelian terdiri atas:

Gambar 2.2 Model Perilaku Pembeli

Sumber : Kotler dan Amstrong, 2008

Pemasaran

Produk

Harga

Tempat

Promosi

Rangsangan lain

Ekonomi

Teknologi

Politik

Budaya

Pemasaran dan rangsangan lain

Karakteristik

pembeli

Proses keputusan

pembeli

Kotak hitam

pembeli Pilihan produk

Pilihan merek

Pilihan penyalur

Waktu pembelian

Jumlah pembelian

Respon pembeli

Page 14: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

14

1) Faktor Budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku

konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub

budaya dan kelas sosial pembeli.

(1) Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku

yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting

lainnya.

(2) Sub budaya adalah kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai

berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.

(3) Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang

dalam masyarakat dimana anggotanya berbagi nilai, minat dan perilaku

yang sama.

Gambar 2.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:160)

2) Faktor Sosial.

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil,

keluarga serta peran dan status sosial.

(1) Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai

tujuan pribadi atau tujuan bersama.

Budaya

Budaya

Subbudaya

Kelas Sosial

Sosial Pribadi Psikologis

Kelompok

Referensi

Keluarga

Peran dan

status

-Usia dan tahap siklus

hidup

-Pekerjaan

-Situasi ekonomi

-Gaya hidup

-Kepribadian dan

konsep diri

-Motivasi

- Persepsi

- Pembelajaran

- Kepercayaan dan

sikap

Pembeli

Page 15: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

15

(2) Keluarga adalah organisasi pembelian yang paling penting dalam

masyarakat dan telah diteliti secara ekstensif.

(3) Peran dan status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok.

3) Faktor Pribadi.

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan

tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian

dan konsep diri.

(1) Usia dan tahap siklus hidup meliputi selera makan, pakaian, perabotan dan

rekreasi berhubungan dengan usia. Tahap siklus hidup keluarga tradisional

meliputi anak-anak, bujangan muda dan pasangan menikah.

(2) Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.

(3) Situasi ekonomi seseorang mempengaruhi pilihan produk.

(4) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam

kegiatan, minat dan pendapatnya.

(5) Kepribadian adalah karakteristik psikologi unik seseorang yang

menyebabkan repons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungannya

4) Faktor Psikologis.

Perilaku pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis:

motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.

(1) Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan yang kuat mendorong

seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

Page 16: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

16

(2) Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang

berarti.

(3) Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman

(4) Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang

sesuatu.

(5) Sikap adalah evaluasi, perasaan yang relatif konsisten dari seseorang

terhadap sebuah objek atau ide.

Menurut Kotler ( 2009:214-231) faktor utama perilaku pembelian terdiri atas:

1) Faktor Budaya. Budaya, sub budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang

sangat penting dalam perilaku pembelian.

(1) Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling mendasar. Anak-

anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari

keluarganya serta lembaga-lembaga penting lainnya.

(2) Sub budaya adalah bagian dari budaya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan,

agama, kelompok, ras dan wilayah geografis.

(3) Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan

permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut

nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa.

Page 17: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

17

2) Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi

oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan

status sosial.

(1) Kelompok acuan adalah seseorang yang terdiri dari semua kelompok yang

memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh

langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa

kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer (keluarga, teman,

tetangga, rekan kerja, yang berinteraksi terus menerus secara tidak formal),

kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi

perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi

yang tidak begitu rutin.

(2) Keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Melalui

orang tua seseorang mendapatkan orientasi agama, politik dan ekonomi

serta ambisi pribadi, harga diri dan citra. Bahkan jika pembeli tidak lagi

berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga

terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan.

(3) Peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh

seseorang. Masing- masing peran memiliki status. Orang-orang memilih

produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status.

Page 18: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

18

3) Faktor Pribadi. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

(1) Usia dan tahap siklus hidup meliputi selera seseorang terhadap pakaian,

perabot, rekreasi juga berhubungan dengan usia.

(2) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan

dalam aktivitas minat dan opininya. Gaya menggambarkan keseluruhan

diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

(3) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang, mempengaruhi pilihan

produk.

(4) Kepribadian dan konsep diri adalah karakteristik psikologis seseorang

yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif

konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

4) Faktor Psikologis. Pilihan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi

utama yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap

(1) Motivasi adalah kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia

sebagian besar dan tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat

memahami motivasi dirinya secara menyeluruh.

(2) Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk

memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan-masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Tiga

proses persepsi : perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif

Page 19: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

19

(3) Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman

(4) Kayakinan dan sikap adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang

tentang suatu hal.

Simamora (2003 : 4) mengemukakan faktor internal yang mempengaruhi

perilaku konsumen terdiri atas:

1) Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling

dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang

dimainkan oleh kultur, subkultur dan kelas sosial pembeli.

2) Faktor sosial juga mempengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok

kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.

3) Faktor pribadi adalah keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang

bersangkutan

4) Faktor psikologis. Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh

faktor psikologis yang utama yaitu: motivasi, persepsi, proses

pembelajaran serta kepercayaan dan sikap.

2.3 Persfektif Riset Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:11-14) untuk menjeneralisasikan

riset perilaku konsumen dilakukan berdasarkan tiga persefektif riset yang

Page 20: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

20

bertindak sebagai pedoman pemikiran dan pengindikasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku perolehan (akuisisi konsumen). Ketiga perspektif ini

adalah :

1) Perspektif Pengambilan keputusan (decision making perspective)

menggambarkan seorang konsumen sedang melakukan serangkaian

langkah –langkah tertentu pada saat melakukan pembelian. Langkah-

langkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari, evaluasi alternatif,

memilih dan evaluasi pasca perolehan. Akar dari pendekatan ini adalah

pengalaman kognitif dan psikologi serta faktor-faktor ekonomi lainnya.

2) Perspektif pengalaman (experiental perspective) menggambarkan untuk

beberapa hal konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses

pengambilan keputusan yang rasional. Namun, mereka membeli produk

dan jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan, menciptakan fantasi, atau

emosi perasaan saja. Pengklasifikasian berdasarkan perspektif pengalaman

menyatakan bahwa pembelian akan dilakukan karena dorongan hati dan

mencari variasi. Para peneliti yang menganalisis kasus pendahuluan dari

perspektif pengalaman akan berfokus pada identifikasi perasaan, emosi

dan simbol yang menyertai jasa tersebut. Akar dari persfektif pengalaman

ini merupakan bagian dari bidang psikologi motivasi dan bidang tertentu

dari sosiologi dan antropologi.

3) Perspektif pengaruh perilaku (behavioral influence perspective)

mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa konsumen untuk

melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu membangun perasaan

Page 21: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

21

atau kepercayaan terhadap produk. Menurut persefektif ini, konsumen

tidak saja melalui proses pengambilan keputusan rasional, namun juga

bergantung pada perasaan untuk membeli produk atau jasa tersebut.

Menurut Mowen dan Minor (2002 : 83) faktor terpenting yang mempengaruhi

tingkat keterlibatan konsumen adalah : (1) Jenis produk yang menjadi

pertimbangan, (2) karakteristik komunikasi yang diterima konsumen, (3)

karakteristik situasi dimana konsumen beroperasi dan (4) kepribadian konsumen.

Umumnya keterlibatan konsumen meningkat apabila produk atau jasa yang

dipertimbangkan lebih mahal, dan memiliki resiko pembelian.

Menurut Mowen dan Minor (2002: 84) jenis-jenis keterlibatan konsumen :

(1) Keterlibatan situasional (situasional involvement) terjadi selama periode

waktu yang pendek dan disosialisasikan dengan situasi yang spesifik.

(2) Keterlibatan abadi (enduring involvement) terjadi ketika konsumen

menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan

seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan produk tersebut.

Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen

dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif dan memilih

diantara pilihan-pilihan pembelian mereka (mowen dan minor 2002 : 2).

Menurut Suprapti (2010:106) konsumen dikatakan memiliki keterlibatan

tinggi terhadap suatu produk apabila suatu produk itu memenuhi kondisi berikut:

1) Produk itu penting bagi konsumen.

2) Produk itu memiliki daya tarik profesional.

3) Produk itu diminati konsumen secara terus menerus.

Page 22: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

22

4) Produk itu memiliki resiko signifikan. Resiko yang dimaksudkan disini

meliputi resiko finansial, resiko teknologi, resiko sosial atau resiko fisik.

5) Produk itu berkaitan dengan norma kelompok.

Menurut Suprapti (2010:264) pada dasarnya tiap keputusan yang diambil

konsumen adalah untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Masalah yang

dimaksudkan terkait dengan suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Proses

pengambilan keputusan konsumen, membutuhkan informasi dan melakukan

upaya-upaya tertentu untuk memperoleh informasi itu.

2.4 Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan

Bauran Pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang

dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen

dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Bauran pemasaran jasa

merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan

digunakan dengan tepat sehinga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran

yang efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Bauran

Pemasaran jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam Huriyati (2005:49) terdiri atas

7P yaitu Product, Price, Place Promotion, People, Physical Evidence dan

Process.

1) Produk Jasa (The Service Product) merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan

atau dikonsumsi pasar yang bersangkutan. Produk jasa merupakan suatu

kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan

Page 23: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

23

daripada dimiliki, serta pelanggan lebih cepat dapat berpartisipasi aktif

dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

2) Tarif Jasa (Price) penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran

pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha atau

bisnis.

3) Tempat atau Lokasi Pelayanan (place/service location). Keputusan

mengenai lokasi pelayanan yang digunakan melibatkan pertimbangan

bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan

berlangsung. Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh

perusahaan mengenai dimana operasi dan karyawannya ditempatkan. Hal

yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang

terlibat. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi

adalah:

(1) Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi.

(2) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas ditepi jalan.

(3) Lalu lintas (traffic), yang perlu dipertimbangkan adalah banyaknya

orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar terjadi

kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan.

(4) Tempat parkir yang luas dan aman.

(5) Ekspansi tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha .

(6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa ditawarkan.

(7) Persaingan, yaitu lokasi pesaing.

(8) Peraturan pemerintah.

Page 24: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

24

4) Promosi (promotion). Merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

suatu program pemasaran. Tujuan utama dari promosi adalah

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan

pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

5) Orang atau partisipan (People) adalah semua perilaku yang memainkan

peranan dalam penyajian jasa, sehingga dapat mempengaruhi persepsi

pembeli.

6) Sarana Fisik (Physical evidence) merupakan suatu hal yang secara nyata

turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk

dalam sarana fisik antara lain, lingkungan fisik yang meliputi bangunan

fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya

yang disatukan dengan pelayanan.

7) Proses (process) adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aktivitas

yang digunakan untuk menyampaikan jasa.

Bauran pemasaran jasa pendidikan oleh Koes (2008) dalam Alma dan Hurriyati

(2008:303-325) adalah konsep 7P yang terdiri atas 4P tradisional dan 3P yang

diperluas yaitu :

1) Produk atau jasa yang ditawarkan kepada siswa adalah reputasi, prospek

dan variasi pilihan

2) Harga dalam kontes jasa pendidikan merupakan seluruh biaya yang

dikeluarkan oleh siswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang

ditawarkan oleh suatu jasa pendidikan. Penetapan harga (SPP, biaya

Page 25: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

25

pembangunan, biaya laboratorium), adalah elemen harga jasa pendidikan,

pemberian beasiswa, prosedur pembayaran dan syarat cicilan.

3) Lokasi adalah tempat jasa pendidikan yang akan mempengaruhi preferensi

calon pelanggan dalam menentukan pilihannya. Lokasi perlu

mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu berada. Dekat dengan

pusat kota atau perumahan, kondisi lahan parkir, lingkungan belajar yang

kondusif dan transportasi. Selain lokasi secara fisik, jasa pendidikan juga

dapat dijangkau secara virtual melalui internet.

4) Promosi yang dapat dilakukan jasa pendidikan adalah periklanan (iklan

TV, radio, spot dan billboard), promosi penjualan melakukan kontak

langsung dengan calon siswa dan melakukan kegiatan hubungan

masyarakat.

5) Sumber daya manusia atau people adalah semua orang atau perilaku yang

terlibat dalam proses penyampaian jasa kepada konsumen serta

mempengaruhi persepsi konsumen, seperti para personel penyedia jasa,

pelanggan dan para pelanggan lain yang terkait dengan jasa tersebut.

Sumber daya manusia dalam jasa pendidikan, dikelompokkan menjadi 3

yaitu administrator, guru dan karyawan.

6) Bukti fisik atau sarana dan prasarana merupakan suatu lingkungan dimana

siswa dapat berinteraksi dan terdapat komponen tangible (berwujud) yang

mendukung kinerja atau komunikasi dari jasa pendidikan, seperti gaya

bangunan, fasilitas penunjang (kelengkapan sarana pendidikan,

peribadatan, olahraga dan keamanan).

Page 26: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

26

7) Proses atau manajemen layanan merupakan suatu prosedur, mekanisme

dan serangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen kepada

konsumen. Proses ini sangat berkaitan dengan sumber daya manusia yang

akan menyampaikan jasa kepada konsumen. Proses atau manajemen

layanan merupakan serangkaian kegiatan yang dialami siswa selama

dalam pendidikan seperti proses belajar mengajar, ujian dan lainnya.

2.5 Tahap – Tahap Keputusan Pembelian

Proses keputusan pembeli terdiri dari lima tahap yaitu : pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku

pasca pembelian (Kotler dan Amstrong 2008: 179).

Gambar 2.4 Tahap- tahap keputusan pembelian

Sumber : Kotler dan Amstrong 2008: 179

1) Pengenalan masalah

Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan

tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

2) Pencarian informasi.

Konsumen yang memiliki kebutuhan tertentu akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Perhatian utama pemasar adalah

Pengenalan masalah

Evaluasi alternatif

Pencarian informasi

Perilaku pasca pembelian

Keputusan pembelian

Page 27: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

27

sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan

pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian

selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat

kelompok berikut ini :

(1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga

(2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di

toko.

(3) Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen

(4) Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.

3) Evaluasi alternatif.

Konsep dalam memahami proses evaluasi konsumen:

(1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan

(2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk

(3) Konsumen memandang masing - masing produk sebagai sekumpulan

atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan

manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap melalui bertindak dan

belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Konsumen akhirnya

mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap berbagai merek melalui

prosedur evaluasi produk

4) Keputusan Pembelian

Pada tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-

merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat

Page 28: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

28

membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Walaupun

konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor berikut berada diantara

niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap

orang lain.

5) Perilaku Pasca Pembelian

Perilaku pasca pembelian adalah tahap proses keputusan pembeli dimana

konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian berdasarkan

kepuasan dan ketidakpuasan.

Proses pengambilan keputusan menurut Setiadi (2008:16) terdiri atas:

mengenali kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli

dan perilaku pasca pembelian. Menurut Yazid (2005: 44) proses pembelian jasa

terdiri atas: kebutuhan yang disadari, pencarian alternatif, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, perasaan setelah pembelian jasa. Menurut Simamora

Keputusan Pembelian

Sikap orang lain Faktor situasi yang tidak terantisipasi

Evaluasi Alternatif

Niat Pembelian

Gambar 2.5 Proses Pembelian Konsumen Model lima Tahap

Sumber :Kotler dan Keller, 2009:235

Page 29: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

29

(2003:15) model generik proses keputusan pembelian terdiri atas : pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, perilaku pasca

pembelian.

Menurut Suryani (2008: 241) dalam pengambilan keputusan terdapat

peran-peran tertentu yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga antara lain :

1) Penjaga pintu (gatekeepers). Perannya adalah mengatur dan

mengendalikan informasi yang akan masuk ke keluarga.

2) Pemberi pengaruh (influencer). Perannya adalah memberi pengaruh

kepada anggota keluarga yang lain, untuk mengambil keputusan.

Pemberi pengaruh akan mengevaluasi alternatif-alternatif yang

tersedia.

3) Pengambil keputusan (decision maker). Perannya adalah memutuskan

produk atau jasa yang akan dibeli.

4) Pembeli (buyer). Perannya adalah membeli atau melakukan transaksi

atas barang atau jasa.

5) Penyiap (preparer/ installer). Perannya menyiapkan segala sesuatunya

sehingga produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.

6) Pengguna (user). Perannya memakai produk atau menggunakan

produk atau jasa yang di beli.

7) Pemelihara (maintainer). Perannya adalah merawat dan melakukan

usaha-usaha yang memungkinkan produk atau jasa dapat digunakan

dan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan jangka waktunya.

Page 30: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

30

8) Pembuang (disposer). Perannya adalah berinisiatif menghentikan atau

tidak melanjutkan penggunaan produk atau jasa yang digunakan

keluarga.

Menurut Suryani (2008: 245) anak-anak dalam keluarga mempunyai peran

yang relatif penting dalam pengambilan keputusan. Ketika anak-anak mulai

mampu menyampaikan pendapat atau keinginannya, pada saat tersebut anak-anak

mulai berperan dalam pengambilan keputusan. Kelompok teman sebaya

merupakan lingkungan sosial tempat berinteraksi secara langsung atau tidak

langsung untuk mempengaruhi perilaku konsumsi, sedangkan anggota keluarga

usia dewasa, utamanya yang kuliah di perguruan tinggi atau belum menikah

mempunyai peran yang kuat dalam mempengaruhi dan bahkan untuk produk-

produk tertentu mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusan. Pada

umumnya dibeberapa suku di Indonesia orang tua mulai memberikan banyak

kewenangan kepada anak-anaknya yang berusia 19-25 tahun untuk menentukan

pilihan (Suryani, 2008: 248).

Keluarga mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan

konsumen oleh karena pemahaman terhadap siapa yang berpengaruh dalam

keluarga yang potensial untuk dijadikan pasar sasaran serta produk atau jasa yang

dibutuhkan dan diinginkan oleh keluarga-keluarga yang ada di masyarakat perlu

diperhatikan dalam penyusunan strategi pemasaran. Perusahaan dapat melakukan

segmentasi berdasarkan siklus kehidupan keluarga, ukuran keluarga, sosial

ekonomi keluarga dan lain-lain. Berdasarkan segmentasi yang dilakukan,

perusahaan dapat memilih pasar yang ukurannya besar, dapat diakses sesuai

Page 31: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

31

dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan, mempunyai daya tarik dan

pertumbuhannya bagus (Suryani 2008: 255-256).

Berdasarkan segmen keluarga yang dipilih ini, perusahaan dapat

menyusun bauran pemasaran menurut Suryani (2008: 245) melalui:

1) Strategi produk yang akan dikembangkan sebaiknya disesuaikan dengan

segmen yang dipilih.

2) Strategi promosi yang tepat perlu dirancang agar produk yang dipasarkan

dipersepsikan seperti yang diharapkan.

3) Strategi harga yang ditetapkan agar kompetitif sesuai dengan daya beli pasar

sasaran, perlu ditetapkan secara cermat.

4) Strategi distribusi yang dirancang perlu memperhatikan dinamika dan proses

pengambilan keputusan dalam keluarga. Produk-produk dalam pengambilan

keputusannya melibatkan suami, istri, dan anak-anak tentu memerlukan

lokasi atau tempat yang memungkinkan seluruh anggota keluarga dapat

leluasa untuk diskusi dan mengambil keputusan.

2.6 Strategi Pemasaran Jasa.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya

dengan variabel- variabel seperti segmentasi pasar, indentifikasi pasar sasaran,

positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Strategi

pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah

pada semua fungsi manajemen suatu organisasi. Dalam merumuskan strategi

pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analitis. Menurut Tjiptono

(2008:7) kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi

Page 32: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

32

setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap

faktor-faktor berikut:

(1) Faktor lingkungan. Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan

populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui

pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis perusahaan, seperti perkembangan

teknologi, tingkat inflasi dan gaya hidup.

(2) Faktor pasar. Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan

mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan,

tahap perkembangan, tren dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli,

permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat

dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.

(3) Persaingan. Setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana

posisi produk atau pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan

kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing dan kapasitas produksi para

pesaing.

(4) Analisis kemampuan internal. Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan

kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Perusahaan tersebut dapat

didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya keuangan,

kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran dan basis pelanggan yang

dimiliki.

(5) Perilaku konsumen. Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis, karena

hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk,

penetapan harga, pemilihan saluran distribusi dan penentuan strategi promosi.

Page 33: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

33

Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar),

melalui observasi maupun metode survei.

(6) Analisis ekonomi. Perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang

pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi

terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break

event point), penilaian resiko atau laba dan analisis faktor ekonomi pesaing.

Strategi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008: 58) adalah logika

pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan

mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan

mana yang akan dilayani (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara

perusahaan melayani (diferensiasi dan positioning). Merancang bauran pemasaran

terintegrasi yang terdiri dari beberapa faktor yaitu produk, harga, tempat dan

promosi.

Kotler dan Amstrong (2008: 294) menjelaskan bahwa pemasaran jasa

memerlukan lebih dari sekedar pemasaran eksternal tradisional yang

menggunakan 4P. Gambar jenis pemasaran jasa memperlihatkan bahwa

pemasaran jasa juga memerlukan pemasaran internal dan pemasaran interaktif.

Pemasaran internal berarti bahwa perusahaan jasa harus mengorientasikan dan

memotivasi karyawannya yang berhubungan dengan pelanggan dan mendukung

orang-orang pelayanan untuk bekerja sebagai satu tim untuk memberikan

kepuasan pelanggan. Pemasaran interaktif berarti melatih karyawan jasa dalam

seni berinteraksi dengan pelanggan untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Page 34: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

34

Strategi pemasaran menurut Setiadi (2008:9) adalah suatu rencana yang

didesain untuk mempengaruhi pertukaran untuk mencapai tujuan organisasi.

Perumusan strategi menurut Porter dalam Kotler dan Keller (2009: 68) ada tiga

strategi umum yang bagus bagi pemikirian strategis yaitu keunggulan biaya secara

keseluruhan, differensiasi dan fokus.

Menurut Alma (2008 : 258) pemasaran strategik bermula dari perencanaan

strategis yang lebih dulu menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga. Setelah itu

dilakukan langkah-langkah:

1) Analisis Lingkungan, dengan mengkaji lingkungan makro maupun

lingkungan mikro. Lingkungan makro misalnya melihat perkembangan

demografi, ekonomi, politik, hukum, teknologi, sosial budaya dan sebagainya

yang akan berpengaruh dengan lembaga sedangkan lingkungan mikro ialah

mempertimbangkan faktor kemampuan internal dalam suatu lembaga, seperti

faktor keuangan, SDM, dan berbagai fasilitasnya.

2) Analisis perilaku konsumen dalam hal ini dilihat kecendrungan selera,

keinginan konsumen, faktor psikologis yang menyebabkan mereka tertarik

atau tidak tertarik terhadap suatu lembaga atau produk.

3) Analisis perilaku pesaing, yang aktual maupun yang potensial perlu

dimonitor, bagaimana gerak langkah, taktik dan strategi yang dikembangkan

oleh pesaing dalam mengantisipasi masa depan.

Menurut Ristiyanti dan Ihalauw (2005:249) pemasar harus memahami

konsumennya dengan baik dan pemahaman ini harus didasarkan pada penelitian

Page 35: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

35

konsumen. Terbukti bahwa hasil penelitian konsumen sangat berguna bagi

pemasar dalam menentukan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan.

2.7 Pemasaran Jasa Pendidikan

Fungsi pemasaran pada organisasi yang berorientasi laba (perusahaan)

dengan organisasi nirlaba (sekolah) sangat berbeda. Perbedaan yang nyata terletak

pada cara organisasi dalam memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas operasi perusahaan, dengan memperoleh modal

pertamanya dari para investor atau pemegang saham. Jika perusahaan telah

beroperasi, dana operasional perusahaan terutama diperoleh dari hasil penjualan

produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sebaliknya, organisasi nirlaba

(sekolah) memperoleh dana dari sumbangan para donatur atau lembaga induk

yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Wijaya, 2008 :

49).

Jarwono (2008) dalam Wijaya (2008:49 – 51) menjelaskan pengertian

pemasaran jasa sebagai suatu konsep pemasaran yang mendefinisikan bahwa

organisasi harus lebih peduli terhadap apa yang dirasakan konsumen dibanding

apa yang dipikirkan konsumen tentang produk atau jasa yang mereka tawarkan.

Pada pemasaran jasa, lebih penting mengetahui bagaimana cara menawarkan

produk atau jasa daripada apa yang ditawarkan produk atau jasa. Jadi, pemasaran

jasa bertujuan untuk menciptakan memorable experience bagi konsumen. Konsep

“7n1” Trustworthy Excellent Service yang dikemukakan Joewono (2008) dalam

Wijaya (2008:49 – 51) dapat diaplikasikan dalam rangka memberikan layanan

pendidikan berkualitas, yaitu:

Page 36: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

36

1) Memahami

Guru harus memahami kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi siswa

sehingga menjadi dasar awal dalam pemberian layanan pendidikan

berkualitas.

2) Menyambut

Guru harus menunjukkan perhatian kepada siswa dengan cara

menyambutnya melalui sapaan, anggukan, jabat tangan, atau cara lainnya

sehingga membangun simpati awal siswa serta memberi kesan bahwa guru

menghargai siswanya.

3) Tanggap

Guru harus tanggap kalau ada kebutuhan layanan siswa yang perlu

direspon.

4) Menyelesaikan masalah

Guru harus memberikan layanan pendidikan berkualitas seperti

menyelesaikan masalah pendidikan, sehingga ketika muncul masalah

pendidikan, masalah pendidikan tersebut dapat mudah diselesaikan.

5) Merekonstruksi.

Layanan pendidikan harus dilakukan sebagai bagian dari proses

rekonstruksi menuju terbentuknya hubungan baik antara sekolah dengan

siswanya.

6) Mengedukasi. Guru yang “memberi” bukan “menggurui” menjadi

inspirasi untuk memberikan informasi, termasuk ketika siswa komplain

atas kegagalan layanan pendidikan.

Page 37: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

37

7) Mewakili

Makna “mewakili” siswa berarti guru menjadi ambassador siswa di dalam

proses pengambilan keputusan di sekolah, khususnya yang terkait dengan

siswa.

8) Menghargai

Guru yang menghargai siswa merupakan faktor penggerak kehidupan

sekolah menuju keunggulan bersaing sekolah yang berkelanjutan di masa

depan. Dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang berkualitas,

guru harus dapat memahami, menyambut, menanggapi, menyelesaikan

masalah, merekonstruksi, mengedukasi, mewakili, serta menghargai

konsumennya (siswa).

Menurut Hurriyati (2008:175-176) program bauran pemasaran jasa memainkan

peranan yang sangat penting sebagai bagian dari strategi dan kebijakan organisasi

untuk mewujudkan kepuasan, yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan

kesetiaan kinerja. Program bauran pemasaran jasa berhubungan erat dengan

pelanggan yang menggunakan produk pendidikan yang ditawarkan, oleh karena itu

pelaksanaan program bauran pemasaran jasa pendidikan diarahkan untuk

memenangkan persaingan di suatu pasar sasaran. Suatu persaingan dimenangkan

dengan syarat mampu menciptakan strategi bersaing (competitive strategy) yang

mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage).

2.8 Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan

Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan

eksternal dan internal organisasi. Faktor-faktor eksternal yang dapat menimbulkan

Page 38: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

38

adanya peluang atau ancaman bagi organisasi terdiri atas: keadaan pasar,

persaingan, teknologi, ekonomi, sosial budaya, hukum, dan peraturan. Sedangkan

faktor-faktor internal menunjukkan adanya keunggulan atau kelemahan

organisasi, meliputi: keuangan, produksi, SDM, serta khususnya bidang

pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Analisis

tersebut merupakan penilaian apakah strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan

dijalankan sesuai dengan keadaan pada saat ini. Hasil penilaian tersebut

digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang

dijalankan perlu diubah serta untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan

dijalankan di masa mendatang (Wijaya 2008:51).

James dan Phillips (1995) dalam Wijaya (2008:53), menggunakan

kerangka teoritis tersebut untuk mengevaluasi praktek pemasaran pada 11

sekolah, termasuk sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah negeri, dan sekolah

swasta, yang beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif. Hasil penemuan dari

penelitian tersebut sebagai berikut :

1). Produk, yaitu fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan oleh sekolah.

Meskipun sekolah yang sangat giat dalam menawarkan produk atau pelayanan

yang berkualitas, namun sejumlah masalah masih dapat ditemukan, seperti:

a) Kurangnya pertimbangan pada ragam penawaran. Sebagian besar

sekolah cenderung memberikan terlalu banyak penawaran. Sekolah

seharusnya melakukan spesialisasi pada suatu hal tertentu.

b) Adanya kebutuhan untuk melihat pelajaran, yakni keuntungan apa yang

akan didapatkan pelanggan (siswa) daripada hanya memberikan

Page 39: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

39

gambaran umum tentang kandungan materi yang ada dalam pelajaran

tersebut.

c) Adanya kebutuhan untuk memastikan bahwa kualitas dilihat dalam arti

terpenuhinya kebutuhan pelanggan daripada kualitas pelajaran itu

sendiri.

d) Hanya ada sedikit perhatian pada “potensi hidup” dari pelajaran

tersebut.

2). Harga, yaitu pembiayaan (costing) yang membandingkan pengeluaran dengan

keuntungan yang didapat pelanggan, serta penetapan harga (pricing) atau harga

yang dikenakan kepada pelanggan. Hal ini terlihat jelas pada sekolah swasta

karena pilihan pasar sangat terbuka untuk calon orangtua, yaitu antara “sekolah

swasta yang mahal” dan “sekolah negeri yang bagus dan gratis”. Akan tetapi,

hal ini adalah persoalan penting bagi sekolah negeri karena:

a) Proses perekrutan siswa mengarah kepada tambahan dana dari

pemerintah.

b) Dukungan dana sponsor dari anggota komunitas pebisnis lokal.

c) Biaya yang dikenakan dan sumbangan orang tua untuk fasilitas

tambahan dan aktivitas ekstra kurikuler.

3). Lokasi, yaitu kemudahan akses dan penampilan serta kondisinya secara

keseluruhan. Ketika sekolah memperhatikan masalah penampilan (misalnya

melalui dekorasi, tampilan, dan ucapan selamat datang kepada pengunjung),

maka akan semakin berkurangnya perhatian yang diberikan kepada masalah

Page 40: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

40

akses (seperti parkir untuk pengunjung, akses bagi penyandang cacat,

konsultasi di luar sekolah, dan mesin penjawab telepon).

4). Promosi, yaitu kemampuan mengkomunikasikan manfaat yang didapat dari

organisasi bagi para pelanggan potensial.

5). Orang, yaitu orang yang terlibat dalam menyediakan jasa. Masalahnya adalah

tidak semua karyawan sekolah menyampaikan pesan yang sama kepada orang

tua dan kelompok lain di luar sekolah. Hal ini terkait dengan budaya sekolah

yang tidak sepenuhnya mengambil pendekatan yang berorientasi pada pasar.

6). Proses, yaitu sistem operasional untuk mengatur pemasaran, dengan implikasi

yang jelas terhadap penempatan karyawan sekolah dalam hal pembagian

tanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mencari sumber daya bagi

strategi pemasaran sekolah. Dari 11 sekolah yang disurvei, tidak ada satupun

sekolah yang memberikan kepercayaan kepada seorang karyawan sekolah atas

tanggung jawab tersebut, dimana pengelolaan dan operasinya cenderung tidak

terencana dan intuitif, bukan terencana secara strategis dan sistematis.

7). Bukti Fisik, yaitu bukti yang menunjukkan bahwa pelanggan akan

mendapatkan manfaat sehingga memunculkan pertanyaan mengenai

pengawasan dan evaluasi (seperti hasil ujian). Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa sekolah tidak dapat mengemukakan aspek-aspek apa saja

dari tindakan mereka yang menunjukkan bukti dari manfaat pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan. Pada 7P di atas, penekanan utamanya terpusat

pada produk sekolah. Sekolah masih belum menetapkan strategi jangka

panjang karena sebagian besar kebijakan sekolah dalam bentuk strategi jangka

Page 41: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

41

pendek yang tidak terencana serta reaktif (manajemen krisis sebagai respon

terhadap menurunnya peran dan meningkatnya persaingan setempat). Banyak

sekolah belum melakukan pengamatan pasar dengan menggunakan riset dan

analisis pasar yang sistematis. Sekolah lebih menyukai strategi pasar tunggal,

yang memberikan “semua hal bagi semua siswa yang potensial” daripada

menekankan adanya perbedaan dan penyediaan khusus sebagai salah satu cara

untuk menangkap potensi pasar. Pada saat yang sama, sekolah menghindari

persaingan yang tidak berguna dan mempromosikan kerjasama dengan

penyedia lokal lainnya.

2.9 Langkah- Langkah Yang Ditempuh Untuk Meningkatkan Peran Aktif

Orang Tua Terhadap Pendidikan Di SMP Kristen 1 Harapan

Menurut Kepala SMPK 1 Harapan, semakin majunya kebutuhan

masyarakat, maka semakin banyaklah tuntutan masyarakat kepada pihak sekolah.

Oleh sebab itu, SMP Kristen 1 Harapan mencoba untuk meningkatkan peran aktif

orang tua terhadap lembaga sekolah. Beberapa langkah yang sudah ditempuh :

1). Mengundang orang tua murid, khusus berdiskusi tentang sejauhmana

pelayanan yang sudah dapat dirasakan oleh siswa dan orang tua serta

sejauhmana peran aktif orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya.

2). Mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan program

sekolah, dengan mengadakan lomba MIPA tingkat SD se Kota Denpasar.

Jumlah peserta hampir mencapai 500 orang. Pada kegiatan tersebut dilibatkan

juga sponsor-sponsor untuk mendukung acara tersebut antara lain : Astra,

Telkomsel, Pelangi Collection, Gramedia, Bank Mega, Penerbit Tiga

Page 42: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

42

Serangkai, Gema Harapan, dan lainnya. Kegiatan tersebut bermaksud untuk

memperkenalkan lebih jauh tentang SMP Kristen 1 Harapan kepada

masyarakat dan yang terpenting adalah mencari siswa berpotensi.

2.10 Langkah- Langkah Yang Akan Ditempuh Untuk Meningkatkan Peran

Aktif Orang Tua Terhadap Pendidikan Di SMP Kristen 1 Harapan

Menurut Kepala SMPK 1 Harapan, pada malajah gema harapan edisi ke

-32/ 2011 langkah-langkah yang akan ditempuh untuk meningkatkan peran aktif

orang tua terhadap pendidikan di SMPK 1 Harapan terdiri dari :

1) Melibatkan orang tua atau masyarakat dengan mengaktifkan kegiatan career

Day dengan mengundang narasumber, alumni, orang tua atau tokoh

masyarakat. Mereka memberikan gambaran kepada semua siswa segala suatu

tentang karir atau pekerjaan.

2) Melibatkan orang tua dalam penelusuran kemampuan anak, minat dan bakat

bekerjasama dengan lembaga konsuktasi psikolog.

3) Mengundang orangtua siswa baru, diawal tahun untuk mengetahui program-

program sekolah serta peraturan-peraturan yang harus ditaati siswa

4) Mengundang masyarakat sebagai sponsor dalam event-event khusus

5) Melibatkan orang tua atau wali dalam kegiatan – kegiatan pembelajaran

diluar sekolah fill trip, study tour, kegiatan sosial dan sebagainya.

Sekolah harus mempunyai peranan yang sangat besar untuk meningkatkan peran

aktif orangtua dalam pendidikan. Sekolah harus segera merespon dengan cara

yang positif apapun bentuk tanggapan atau reaksi orang tua siswa terhadap

pelayanan sekolah.

Page 43: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

43

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dibentuk dari teori yang dikemukakan oleh Kotler dan

Keller (2009:214-231) bahwa titik awal untuk memahami perilaku konsumen

adalah model yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Rangsangan pemasaran dan

rangsangan lingkungan memasuki kesadaran konsumen. Satu perangkat proses

psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk

menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah

memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya

rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir (Koter dan Keller,

2009:226).

Titik awal model perilaku pembeli diperlihatkan pada Gambar 2.2.

Gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki

“kotak hitam” konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Pemasar harus

menemukan apa yang ada dalam kotak hitam pembeli. Rangsangan pemasaran

terdiri atas 4P : Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion

(Promosi). Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan

pembeli: ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua masukan ini memasuki

kotak hitam pembeli, di mana masukan ini diubah menjadi sekumpulan respon

pembeli yang dapat diobservasi : pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur,

waktu pembelian dan jumlah pembelian. Pemasar ingin memahami bagaimana

43

Page 44: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

44

rangsangan itu diubah menjadi respon di dalam kotak hitam konsumen, yang

menjadi 2 bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana

pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Kedua, proses keputusan

pembeli sendiri mempengaruhi perilaku pembeli (Kotler dan Amstrong, 2008

:157).

Simamora (2003:4) mengemukakan Faktor internal yang mempengaruhi

perilaku konsumen terdiri atas:

1) Faktor Kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam

terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang

dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli.

2) Faktor sosial juga mempengaruhi oleh perilaku konsumen. Faktor sosial

seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.

3) Faktor pribadi. Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang

bersangkutan.

4) Faktor psikologis. Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor

psikologis yang utama yaitu: motivasi, persepsi, proses pembelajaran serta

kepercayaan dan sikap.

Konsep Bauran Pemasaran jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam

Huriyati (2005:49) terdiri dari 7P yaitu Product, Price, Place Promotion, People,

Physical evidence dan process. Konsep Bauran Pemasaran Jasa pendidikan oleh

Koes(2008) dalam Alma dan Hurriyati (2008:303-325) bauran pemasaran yang

Page 45: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

45

digunakan dalam analisis adalah konsep 7P yang terdiri dari 4P tradisional yaitu :

Produk atau jasa yang ditawarkan kepada siswa adalah reputasi, prospek dan

variasi pilihan, harga atau tarif, lokasi atau tempat, promosi, sumber daya manusia

(people), bukti fisik atau sarana dan proses atau manajemen layanan.

Studi empirik yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang dijadikan

acuan dalam penelitian ini adalah : hasil penelitian Sanjaya (2009) tentang Faktor-

Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membeli Telepon Seluler

Merek Nokia dan Implikasi Strategi Pemasarannya Di Kota Denpasar. Survei

dilakukan pada 185 orang pengguna Nokia selama enam bulan atau lebih dengan

menggunakan analisis faktor diuji tujuh faktor penting yang mempengaruhi

pembelian telepon seluler. Prosedur pengumpulan data menggunakan data primer

dan sekunder dengan skala pengukuran data menggunakan skala likert. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor 2 dengan variabel motivasi merupakan

faktor yang paling dipertimbangkan dalam pembelian

Dinawan (2010) melakukan penelitian tentang Faktor – Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Terhadap Produk Sepeda

Motor Mio. Faktor – faktor yang digunakan adalah kualitas produk, harga

kompetitif, dan citra merek yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian produk Yamaha Mio. Metode analisis yang digunakan untuk

menganalisis pengaruh variabel kualitas produk, harga kompetitif, citra merek

terhadap keputusan pembelian adalah dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Hasil penelitiannya, variabel penjual secara parsial tidak dapat

mempengaruhi keputusan pembelian.

Page 46: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

46

Penelitian Maryati (2009) tentang Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

(SMKN) Di Kota Semarang. Hasil analisis faktor – faktor yang mempengaruhi

siswa dalam pemilihan sekolah, faktor sekolah mempunyai pengaruh paling besar

kemudian diikuti oleh faktor lokasi dan paling kecil pengaruhnya adalah faktor

ekonomi. Berdasarkan hasil analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat

hubungan positif antara preferensi pemilihan sekolah dengan kondisi ekonomi.

Dari hasil penelitian ini perlu adanya peningkatan mutu pengajaran serta

ketersediaan sarana prasarana SMKN di Kota Semarang sehingga meningkatkan

minat dan preferensi masyarakat untuk sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri.

Trimantara (2007) meneliti tentang Sekolah unggulan. Kuisioner diberikan

kepada 9 orang tua siswa BPK Penabur Bandung dan 6 orang tua siswa di luar

lingkungan BPK Penabur. Ada lima aspek yang menentukan orang tua memilih

sekolah bagi putra atau putrinya yaitu : 1) Kemampuan guru dalam mentransfer

ilmu, 2) Lingkungan pergaulan siswa, 3) Fasilitas atau sarana-prasarana, 4) Citra

sekolah dan 5) Penanaman nilai-nilai Kristiani. Adapun pengorbanan orang tua

untuk mendapatkan sekolah unggulan meliputi ; uang pangkal, uang sekolah,

biaya fasilitas, lokasi sekolah dan keterlibatan orangtua. Ada tiga hal yang perlu

diperhatikan orangtua maupun siswa sebelum menentukan atau memilih sekolah

unggulan, yaitu input siswa, proses belajar-mengajar dan output. Sekolah

unggulan harus mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang unggul baik dari segi

akademis maupun kepribadian. Keunggulan lulusan ini baru dapat diketahui

Page 47: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

47

setelah lulusan memasuki dunia kerja atau terlibat aktif dalam kehidupan

bermasyarakat.

Kresnaningtyas (2010) meneliti pengambilan keputusan memilih jasa

pendidikan pada Sekolah Dasar Anak Saleh Malang. Berdasarkan hasil analisis

faktor menunjukkan bahwa enam faktor inti yang dipertimbangkan orang tua

dalam pengambilan keputusan memilih jasa pendidikan pada sekolah dasar anak

saleh malang meliputi faktor physical evidance, faktor promotion, faktor people,

faktor product, faktor place dan faktor process. Faktor physical evidance

merupakan faktor yang paling dipertimbangkan orang tua dalam memilih jasa

pendidikan pada sekolah dasar anak saleh malang.

Puspitorini (2007) meneliti pertimbangan para siswa dalam memutuskan

untuk belajar di politeknik Negeri Jember. Metode yang digunakan adalah

convenience sampling. Faktor tempat adalah persoalan utama bagi konsumen

dalam memilih sebuah kampus swasta.

Komalawati (2004) meneliti pertimbangan mahasiswa untuk melanjutkan

pendidikannya di PPLP Dhyana Pura. Pada penelitian ini telah ditemukan ketujuh

faktor dominan yang dipertimbangkan mahasiswa yaitu faktor 1) promosi,

personal dan sistem, 2) lingkungan fisik dan peraturan, 3) administrasi dan

keunggulan bersaing, 4) harga dan garansi, 5) lokasi, 6) produk dan 7) kurikulum.

Dari ketujuh faktor tersebut ada dua faktor penting yang paling menentukan siswa

memilih PPLP Dhyana Pura dan harus dipertahankan oleh institusi yaitu kegiatan

promosi dan lingkungan fisik dari lembaga.

Page 48: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

48

Laily (2007) meneliti keputusan mahasiswa dalam memilih kuliah pada

Bussiness College Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi

dokumentasi. Jumlah sampel sebanyak 205 orang dan digunakan teknik penarikan

sampel dengan metode Proportional Stratified Random Sampling. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel produk (program studi), harga (uang spp), promosi,

lokasi, proses, orang dan pelayanan secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap keputusan mahasiswa.

Umi (2008) meneliti keputusan mahasiswa memilih Fakultas Ekonomi

Universitas Al-Azhar Medan. Pada penelitian ini, secara serempak strategi bauran

pemasaran yang terdiri dari : produk, harga, promosi, tempat, orang, proses dan

pelayanan berpengaruh terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Fakultas

Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan. Status Akreditasi Berpengaruh Terhadap

Keputusan Mahasiswa Memilih Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan.

Sulistiowati (2008) meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut : 1) varibel internal individu yang meliputi motivasi

dan kebutuhan, persepsi dan sikap mempunyai pengaruh positif terhadap

keputusan mahasiswa memilih bidang keahlian khusus pendidikan Aministrasi

perkantoran.

Dyah (2000) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian polis

asuransi pada PT Sarana Lindung Upaya Cabang Semarang. Pada penelitian tesis

Page 49: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

49

ini, jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Populasi

dalam penelitian ini adalah tertanggung PT Sarana Lindung Upaya periode Juni

1999- Juni 2000. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampel acak

sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga premi, image perusahaan,

promosi, produk, mutu, pelayanan secara bersama-sama mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap pembelian polis asuransi PT Sarana Lindung Upaya.

Qo’immuddin (2007) meneliti faktor - faktor yang mempengaruhi

pembelian asuransi mobil (syariah) studi kasus PT Asuransi ABC Syariah. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari ketujuh variabel bebas yang digunakan, hanya

satu variabel yang tidak memiliki pengaruh terhadap penggunaan asuransi mobil

syariah yaitu variabel lokasi.

Adi (2007) meneliti kinerja word of mouth marketing (WOM) studi pada

Hungry Buzz Diner Semarang. Temuan empiris mengindikasikan bahwa

keunggulan atribut layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pemberi

referensi.

Rini (2002) meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah

(studi kasus pada PT Bank Mandiri persero cabang Semarang Pemuda). Hasil

deskripsi menunjukkan bahwa faktor- faktor yang paling dominan mempengaruhi

kepuasan nasabah adalah kualitas pelayanan.

Berdasarkan kajian teoritis dan kajian empirik, dapat digambarkan

kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 50: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

50

Pada penelitian ini hanya mengukur pertimbangan memilih sekolah melalui

rangsangan pemasaran, sedangkan rangsangan lain tidak diteliti karena bauran

pemasaran adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh sekolah.

3.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dibentuk dari teori yang dikemukakan oleh Kotler

dan Amstrong (2008:160); Kotler dan Keller (2009:214-231) dan Simamora

(2003 : 4) mengemukakan Faktor internal yang mempengaruhi perilaku

konsumen. Konsep Bauran Pemasaran jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam

Huriyati (2005:49) Konsep Bauran Pemasaran Jasa pendidikan oleh Koes(2008)

dalam Alma dan Hurriyati (2008:303-325)

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Sumber : Kotler dan Keller, 2009;Kotler dan Amstrong, 2008

(dimodifikasi)

Psikologi Konsumen

Motivasi Persepsi

Pembelajaran

Memori

Karakteristik Konsumen

Budaya Sosial

Personal

Keputusan Pembelian

Pilihan produk

Pilihan merek Pilihan dealer

Jumlah pembelian

Saat yang tepat

melakukan pembelian

Metode pembayaran

Proses Keputusan

Pembelian

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Penilaian alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca-

pembelian

Rangsangan

Pemasaran

Produk

Tarif

Tempat/lokasi Promosi

Sarana -

prasarana

Sumber daya manusia

Proses

Rangsangan

Lain

Ekonomi

Teknologi

Politik

Budaya

Page 51: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

51

Gambar 3.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Zeithaml dan Bitner dalam Huriyati (2005:49) Konsep Bauran

Pemasaran Jasa pendidikan oleh Koes(2008) dalam Alma dan Hurriyati

(2008:303-325)

Faktor 1

Faktor 2

Faktor 3

Faktor ke-n

S

T

R

A

T

E

G

I

P

E

M

A

S

A

R

A

N

Page 52: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

52

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian

4.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu riset yang dirancang untuk membantu

membuat keputusan dalam menentukan, mengevaluasi serta memilih

rangkaian tindakan yang harus diambil pada situasi tertentu. Riset deskriftif

adalah satu jenis riset konklusif yang mempunyai tujuan utama menguraikan

sesuatu- biasanya karakteristik.

4.1.2 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPK 1 Harapan yang beralamat di Jalan Raya

Sesetan No 62 Denpasar. Yayasan Harapan memiliki 11 Sekolah dan 2

Playgroup yang berada di Kabupaten Badung, Jembrana dan Kota Denpasar.

Waktu penelitian dilaksanakan bulan Juni - Juli 2011 karena pada bulan ini,

seluruh siswa memasuki masa liburan sekolah dan memiliki banyak waktu

bersama keluarga dengan harapan bahwa orang tua mengetahui pelayanan

SMPK 1 Harapan. Pada liburan ini pula, banyak orang tua yang mengajak

anaknya untuk makan siang ataupun makan malam di pusat hidangan,

sehingga memudahkan untuk mendapatkan responden orang tua siswa di

luar SMPK 1 Harapan. Karena itu, sangat efektif dalam mengadakan riset

pada bulan Juni – Juli 2011. Pada penelitian ini, peneliti dibantu oleh 6

orang rekan kerja yang telah dilatih dalam penyebaran kuisioner dan hasil

dari penyebaran kuisioner sesuai dengan harapan peneliti, karena responden

52

Page 53: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

53

dengan jujur dapat memberikan saran untuk kemajuan Sekolah Harapan dan

persepsi menurut masyarakat untuk responden di luar Harapan dan hasil

penelitian ini digunakan juga sebagai bahan dalam strategi pemasaran dalam

penerimaan siswa baru Tahun 2012/2013

4.2 Variabel Penelitian

4.2.1 Identifikasi variabel

Variabel yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang

dipertimbangkan orang tua dalam memilih sekolah di SMPK 1 Harapan

Denpasar. Pada penelitian ini variabel dibangun berdasarkan beberapa

penelitian terdahulu. Bauran Pemasaran Jasa oleh Hurriyati (2005:47-65)

dan Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan oleh Koes(2008) dalam Alma dan

Hurriyati (2008:303-332). Klasifikasi variabel dapat dilihat pada Tabel 4.1

4.2.2 Definisi operational

Variabel – variabel yang telah diidentifikasi dengan berbagai dimensi dan

indikator yang menyertainya haruslah didefinisikan dengan jelas, sehingga

tidak menimbulkan pengertian yang salah bagi responden pada saat

pengumpulan data. Definisi operational variabel penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Reputasi sekolah yang baik (V1) adalah citra baik yang dimiliki sekolah

2. Prospek melanjutkan pendidikan (V2) adalah adanya potensi lulusan

SMPK 1 Harapan yang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah

favorit.

Page 54: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

54

Tabel 4.1

Klasifikasi Variabel, dan Indikator Penelitian

No Klasifikasi Variabel Dimensi Indikator Simbol

1 Rangsangan Pemasaran Produk/ Product

Reputasi Sekolah yang baik V1

Prospek melanjutkan pendidikan V2

Harga/ Price Biaya SPP yang mampu di jangkau V3

Sumbangan yang mampu dijangkau V4

Biaya ujian yang mampu dijangkau V5

Beasiswa bagi siswa berprestasi V6

Adanya syarat cicilan pembayaran V7

Lokasi/ Place Akses ke sekolah lancar V8

Lingkungan belajar yang kondusif V9

Promosi/

promotion Memberikan penghargaan siswa berprestasi V10

Sosialisasi kontak langsung V11

SDM/ People Guru yang berkualitas V12

Guru yang ramah V13

Administrator yang handal V14

Administrator yang ramah V15

Non Administrator yang handal V16

Non Administrator yang ramah V17

Sarana/ Physical

Evidance Gedung Sekolah yang nyaman V18

Sarana pembalajaran yang modern V19

Ruang kelas yang nyaman V20

Alat laboratorium yang lengkap V21

Perpustakaan yang nyaman V22

Sarana parkir yang memadai V23

Sarana olahraga yang memadai V24

Toilet yang bersih V25

Proses/ Process Peraturan Sekolah yang tegas V26

Proses pembelajaran yang jelas V27

Sistem ujian yang rutin V28

Sumber : Alma dan Hurriyati (2008:303) dan Hurriyati (2005:57) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan

lembaga

Page 55: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

55

3. Biaya SPP yang mampu dijangkau (V3) adalah sejumlah biaya yang

ditetapkan oleh sekolah untuk proses pendidikan yang dapat dibayar setiap

bulan selama memperoleh pendidikan di sekolah tersebut.

4. Sumbangan peningkatan fasilitas yang mampu dijangkau (V4) adalah

sejumlah biaya yang ditetapkan sekolah untuk peningkatan fasilitas

pendidikan seperti pembangunan fasilitas pembelajaran dan laboratorium

dan gedung pembelajaran yang modern yang dibebankan pada siswa pada

saat awal memulai pendidikan di sekolah tersebut.

5. Biaya ujian yang mampu dijangkau (V5) adalah sejumlah biaya yang

ditetapkan oleh sekolah sebelum ujian atau test berlangsung yang terdiri

atas : biaya ujian sumatif, biaya ujian paralel dan biaya ujian akhir.

6. Pemberian beasiswa (V6) adalah sejumlah potongan biaya atau keringanan

yang diberikan oleh sekolah pada siswa berprestasi, bersaudara, anak

orangtuanya meninggal pada saat bersekolah di SMPK 1 Harapan.

7. Syarat cicilan (V7) adalah suatu cara yang ditetapkan oleh sekolah dalam

proses pembayaran melalui cicilan pembayaran dengan ketentuan yang

sudah ditetapkan.

8. Akses ke lokasi sekolah (V8) adalah lalu lintas ke sekolah lancar dan

transportasi umum maupun pribadi mudah memasuki areal sekolah.

Page 56: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

56

9. Lingkungan belajar yang kondusif (V9) adalah keadaan sekolah yang

membantu proses belajar mengajar yang nyaman dan terhindar dari

kebisingan.

10. Memberikan penghargaan siswa berprestasi (V10) adalah suatu sarana

promosi yang dilakukan sekolah pada siswa yang berprestasi dengan

memberikan apresiasi berupa pemotongan biaya pendidikan.

11. Sosialisasi kontak langsung (V11) adalah suatu sarana promosi yang

dilakukan sekolah dengan mewawancarai siswa dan orang tua untuk

memperoleh informasi dan memberikan informasi.

12. Guru yang berkualitas (V12) adalah seorang pengajar ilmu yang memiliki

kemampuan mengajar sesuai dengan disiplin ilmunya.

13. Guru yang ramah (V13) adalah seseorang yang menjadi panutan

masyarakat dan orang tua bagi siswa di sekolah selalu bersikap ramah

pada siswa dan orangtuanya.

14. Karyawan administrasi yang handal (V14) adalah seseorang yang

bertugas dengan benar, cepat dan tepat dalam bidang administasi

kependidikan yang membantu proses administrasi siswa dan guru

15. Karyawan administrasi yang ramah (V15) adalah seseorang yang bertugas

dalam bidang administrasi yang memberikan pelayanan dengan ramah.

16. Karyawan non administrasi yang handal (V16) adalah orang yang

membantu sekolah dalam mencapai tujuan dengan benar, cepat dan tepat

Page 57: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

57

yang terdiri dari: cleaning service, satpam, sopir, tukang kebun, teknisi

dan lainnya.

17. Karyawan non administrasi yang ramah (V17) adalah orang yang

membantu sekolah yang terdiri dari: cleaning service, satpam, sopir,

tukang kebun, teknisi dan lainnya selalu ramah dalam memberikan

pelayanan.

18. Gedung sekolah yang nyaman (V18) adalah bentuk bangunan sekolah

yang didesain sesuai antara segi estetika, dan fungsionalnya sebagai

lembaga pendidikan sehingga siswa merasa nyaman dalam proses

pembelajaran.

19. Sarana pembelajaran yang modern (V19) adalah fasilitas yang membantu

proses pembelajaran dengan menggunakan Laptop dan LCD proyektor

dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa.

20. Ruang kelas yang nyaman (V20) adalah bagian dari bangunan sekolah

yang digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar yang nyaman

dengan fasilitas kipas angin atau ventilasi udara yang baik dilengkapi

dengan meja dan kursi yang nyaman sehingga siswa mampu menyerap

materi pelajaran dengan baik.

21. Alat laboratorium yang lengkap (V21) adalah fasilitas penunjang

pendidikan yang membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran

serta mampu mempraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 58: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

58

22. Perpustakaan yang nyaman adalah (V22) adalah bagian dari sarana

pembelajaran yang membantu siswa dalam mencari referensi untuk

pendalaman materi pelajaran.

23. Sarana parkir yang memadai (V23) adalah kapasitas parkir yang

disediakan oleh sekolah yang cukup menampung kendaraan siswa

(sepeda).

24. Sarana olahraga yang memadai (V24) adalah fasilitas yang disiapkan oleh

sekolah dalam menjaga kebugaran dan kesehatan siswa yaitu : lapangan

basket dan lapangan volley.

25. Toilet yang bersih (V25) adalah fasilitas kamar kecil yang disiapkan oleh

sekolah untuk tempat pembuangan sisa hasil produksi dalam tubuh.

26. Peraturan Sekolah yang tegas (V26) adalah perincian langkah-langkah

dan aturan dari sistem kegiatan pendidikan yang menerapkan disiplin

siswa.

27. Proses pembelajaran yang jelas (V27) adalah suatu kegiatan mentransfer

ilmu dari guru kepada siswa yang mampu membuat siswa merasa nyaman

dan proses ini dapat diukur dengan penilaian yang jelas.

28. Sistem ujian yang rutin (V28) adalah proses evaluasi hasil belajar yang

dilakukan secara berkala untuk menilai pemahaman siswa dalam

menerima materi pembelajaran dan mempersiapkan siswa pada ujian yang

sebenarnya.

Page 59: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

59

4.2.3 Pengukuran Variabel

Pengukuran jawaban responden menggunakan Skala Likert di mana

instrumennya bersifat tertutup, yaitu responden sudah disediakan opsi

jawaban dari satu sampai lima. Menurut Malhotra (2009:298) Skala Liket

adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai

derajat kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing dari

serangkaian pernyataan mengenai obyek stimulus, dimana jawaban untuk

pertanyaan positif dan pertanyaan negatif dibedakan atas 5 skala. Skala 1

menujukkan sangat tidak setuju dan skala 5 adalah sangat setuju. Responden

dapat memilih diantara internal 5 skala tersebut.

4.3 Prosedur Pengumpulan data

4.3.1 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka- angka yang dapat

dihitung secara sistematis (Sugiyono 2006 : 14), seperti data jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan

2) Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat

dan gambar (Sugiyono, 2006 : 14) seperti sejarah berdirinya perusahaan

dan struktur organisasi.

4.3.2 Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Sumber primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama dari

individu seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner (Umar

Page 60: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

60

2005:130) Jenis data ini diperoleh langsung dari hasil kuisioner kepada

masyarakat dan orang tua siswa.

2) Sumber sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain

(Umar 2005 : 130) seperti data kependukan, data jumlah sekolah dan

data siswa se- Bali di Badan Pusat Statistik, data jumlah siswa, sejarah

dan data penerimaan siswa baru di Sekolah Harapan.

4.3.3 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono

2006: 72). Pada penelitian ini, kelompok responden tidak hanya dari orang

tua siswa SMPK 1 Harapan Denpasar saja, namun juga orang tua yang saat

ini sedang memikirkan untuk memilih tingkat sekolah SMP, khususnya

orang tua siswa kelas V dan VI Sekolah Dasar, Orang tua yang sudah

memilih sekolah bagi putra-putri di SMP selain Harapan dan orang tua

siswa SMA yang telah memilih sekolah tingkat SMP. Harapannya agar

hasil dari penelitian ini lebih memberikan gambaran tentang pertimbangan

orang tua dalam memilih sekolah.

4.3.4 Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2006 : 73) merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Hair et al.

dalam Ferdinand (2002 : 51) yang sesuai dengan model analisis faktor

Page 61: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

61

adalah antara 100-200. Selanjutnya dinyatakan pedoman untuk ukuran

sampel tergantung dari parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-

10 kali variabel yang diestimasi. Jumlah variabel dalam penelitian ini

adalah 28, sedangkan jumlah responden yang digunakan adalah 7 kali

jumlah variabel sehingga menjadi 196 responden dan dibulatkan menjadi

200 responden. Pada penelitian ini kelompok sampel di bagi menjadi 2

yaitu kelompok pertama adalah orang tua siswa di SMPK 1 Harapan

sebanyak 100 responden dan kelompok kedua adalah orang tua siswa yang

saat ini memiliki anak kelas 5 (lima) atau kelas 6 (enam) SD atau yang

memilih SMP selain SMPK 1 Harapan Denpasar. Teknik pengambilan

sampling yang digunakan adalah dengan non probability sampling yaitu

teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Sedangkan penentuan pengambilan sampel dilakukan melalui

teknik purposive sampling. Pada teknik ini, ditentukan sampel dengan

pertimbangan tertentu yaitu kelompok pertama orang tua yang memiliki

anak di SMPK 1 Harapan Denpasar karena diharapkan orang tua sudah

merasakan proses pendidikan di SMPK 1 Harapan Denpasar sedangkan

kelompok kedua adalah orang tua siswa yang saat ini memiliki anak kelas

V (lima) atau kelas VI (enam) SD atau yang memilih SMP selain SMPK 1

Harapan Denpasar dan orangtua yang sudah memilih sekolah SMP, untuk

mengetahui pertimbangan orangtua dalam memilih sekolah.

Page 62: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

62

4.3.2 Cara Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara menyusun pertanyaan –pertanyaan yang sifatnya tertutup dan

harus diisi oleh responden dengan cara memilih salah satu alternatif

jawaban yang tersedia.

2) Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk

memperoleh informasi sebagai pelengkap dalam penyempurnaan

kuisioner. Hal ini dilakukan dengan mewawancarai 15 orang tua siswa

untuk memperoleh informasi dalam menyusun butir-butir pertanyaan

dalam kuisioner.

3) Studi kepustakaan

Merupakan pengumpulan data dengan penelusuran terhadap berbagai

publikasi dan arsip dari Badan Pusat Statistik Bali, Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Provinsi Bali dan data dari Yayasan Perguruan Kristen

Harapan.

4.4 Instrumen Penelitian

4.4.1 Instrumen Pengumpulan data

Sugiyono (2003 : 86) menyatakan bahwa skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat seseorang tentang fenomena sosial. Seluruh

Page 63: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

63

variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala likert 1 sampai dengan 5 untuk jawaban responden.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau kehandalan dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh

mana kuesioner yang diajukan dapat memberikan hasil yang tidak berbeda

jika dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama pada

waktu berlainan. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila

dicoba berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan

data yang sama dengan ketentuan alpha cronbach lebih besar dari 0.60,

(Simamora, 2004 : 177).

Menurut Agung (2005:72) Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran

kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan

dengan konstruk- konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu

variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner

Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan pendekatan Alpha

Cronbach dengan rumus:

Keterangan :

: Kehandalan alpha cronbach

k : Jumlah butir dalam skala

: Rata-rata korelasi diantara butir

F : Jika nilai alpha cronbach > 0.60, maka instrumennya

dikatakan reliabel, sebaliknya jika < 0.60, dikatakan tidak

reliabel.

Page 64: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

64

4.4.3 Uji Validitas

Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauhmana perbedaan skor skala yang

diamati mencerminkan perbedaan sejati antara obyek atas karakteristik yang

sedang diuji daripada kesalahan sistematik atau acak Malhotra, (2009 : 311).

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir- butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefifnisikan suatu variabel (Agung

2005:67). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana

kuesioner diajukan dapat menggali data atau informasi yang diperlukan,

sehingga memberikan hasil yang sesuai tujuannya. Untuk mengetahui valid

atau tidaknya suatu instrument dapat dilihat dari besarnya nilai korelasi

produk momen dari Pearson dengan nilai alpha sebesar 5 persen atau 0.05.

Rumus yang dipakai dalam pengukuran ini (Umar, 2005:190) :

4.5 Metode Analisis Data

Analisis Faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk

mengidentifikasi, mengelompokkan dan meringkas faktor- faktor yang

merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu

(Agung, 2005:91).

N( XY)-( X) ( Y)

R= ------------------------------------------

[N X2 – ( X)

2] – [N Y

2 – ( Y)

2]

Keterangan : R : Koefisien korelasi .

X : Skala per item kuesioner / responden

Y : Total skor semua item kuesioner / responden

N : ukuran sampel

Page 65: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

65

Menurut Maholtra (2009:288) Analisis Faktor adalah nama umum yang

menyatakan sebuah kelas prosedur yang digunakan terutama untuk reduksi data

dan perangkuman data. Hubungan-hubungan antara himpunan-himpunan banyak

variabel yang saling terkait diuji dan disajikan menurut beberapa faktor dasar.

Lebih tepatnya, analisis faktor merupakan sebuah teknik interdependensi dalam

arti bahwa seluruh himpunan hubungan interdependen diuji (Maholtra, 2009:288).

Analisis faktor termasuk pada kategori Interdependence Tecnique, yang

berarti tidak ada variabel dependen ataupun variabel independen pada analisis

tersebut, yang berarti tidak diperlukan sebuah model tertentu untuk analsis faktor

(Santoso,2010:62). Analisis faktor digunakan untuk maksud-maksud berikut:

1) Mengidentifikasi dimensi dasar atau faktor, yang menjelaskan korelasi di

himpunan variabel-variabel. Misalnya, sehimpunan pernyataan gaya hidup

bisa digunakan untuk mengukur profil-profil psikografis konsumen.

2) Mengidentifikasi suatu himpunan yang lebih kecil dari variabel-variabel

yang tidak saling berkorelasi untuk menggantikan himpunan asal variabel-

variabel yang saling berkorelasi dalam analisis banyak variabel (analisis

regresi atau analisis diskriminan).

3) Mengidentifikasi suatu himpunan variabel- variabel penting yang lebih

kecil dari sebuah himpunan yang lebih besar untuk digunakan dalam

analisis banyak variabel berikutnya.

Secara matematis, analisis faktor sedikit sama dengan analisis regresi majemuk,

dalam hal bahwa setiap variabel diekspresikan sebagai kombinasi linear faktor-

faktor dasar (Maholtra, 2009:289). Besarnya varians yang disumbangkan oleh

Page 66: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

66

sebuah variabel dengan seluruh variabel lain yang dimasukkan ke dalam analisis

dirujuk sebagai komunalitas. Kovariasi antarvariabel diterangkan menurut

sejumlah kecil faktor biasa plus sebuah faktor unik untuk setiap variabel. Faktor-

faktor ini, tidak diamati secara jelas. Jika variabel-variabel tersebut dibakukan,

model faktor bisa disajikan sebagai berikut

Xi = Ai1 Fl+Ai1F2 + Ai3 F3 + ...+Aim Fm + Vi Ui

di mana:

Xi = variabel baku ke-i

Aij = koefisien regresi majemuk yang dibakukan dari variabel i atas faktor

biasa j

F = faktor biasa

Vi = koefisien regresi yang dibakukan dari variabel i atas faktor unik i

Ui = faktor unik untuk variabel i

m = banyaknya faktor biasa

Faktor-faktor yang unik tidak saling berkorelasi dan tidak berkorelasi

dengan faktor biasa (Maholtra, 2009:290).

Faktor-faktor biasa sendiri dapat

diungkapkan sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang diamati

dimungkinkan untuk memilih bobot atau koefisien skor faktor sehingga faktor

pertama menjelaskan porsi terbesar varians secara keseluruhan. Kemudian

himpunan kedua dari bobot dapat dipilih, sehingga bahwa faktor kedua

bertanggung jawab atas sebagian besar varians residual, yang tidak berkorelasi

dengan faktor pertama. Prinsip yang sama ini dapat diaplikasikan untuk memilih

bobot tambahan bagi faktor-faktor tambahan.

Langkah pertama adalah mendefinisikan masalah analisis faktor dan

mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan dianalisis. Kemudian dibuat

suatu matriks korelasi variabel-variabel tersebut dan dipilih suatu metode analisis

Page 67: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

67

faktor. Peneliti memutuskan banyaknya faktor yang akan diekstraksi dengan

metode rotasi. Selanjutnya, faktor-faktor yang dirotasikan harus ditafsirkan.

Bergantung pada tujuannya, skor-skor faktor bisa dihitung, atau variabel-variabel

pengganti dipilih, untuk mewakili faktor-faktor dalam analisis banyak variabel

yang berikutnya. Terakhir menentukan model analisis faktor yang sesuai

(Maholtra, 2009:291).

1) Memformulasi masalah meliputi beberapa tugas. Pertama, tujuan analisis

faktor harus diidentifikasi. Variabel-variabel yang akan diikutkan dalam

analisis harus ditentukan spesifikasinya berdasarkan riset masa lalu, teori, dan

penilaian pribadi peneliti (Maholtra, 2009:291).

2) Membuat matriks korelasi. Proses analisis didasarkan pada sebuah matriks

korelasi antar variabel. Gambaran yang berguna dapat diperoleh dari sebuah

pengujian matriks ini. Agar analisis faktor tepat, variabel-variabel tersebut

harus berkorelasi (Maholtra, 2009:293).

3) Menetapkan metode analisis faktor. Pendekatan yang digunakan untuk

memperoleh bobot atau koefisien skor faktor membedakan berbagai metode

analisis faktor. Dua pendekatan dasar adalah analisis komponen utama dan

analisis faktor biasa. Di arah diagonal pada matriks korelasi terdiri dari angka-

angka satu dan varians penuh dimasukkan ke dalam matriks faktor. Analisis

komponen utama disarankan untuk digunakan jika yang menjadi tujuan utama

adalah untuk menentukan jumlah minimum faktor yang akan bertanggung

jawab atas varians maksimum dalam data yang akan digunakan analisis

Page 68: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

68

multivariat selanjutnya. Faktor-faktor tersebut disebut komponen utama

(Maholtra, 2009:294).

4) Menentukan jumlah faktor. Menghitung komponen dalam jumlah yang sama

dengan jumlah variabel merupakan hal yang mungkin dilakukan, namun

dengan melakukan hal itu, tidak diperoleh penghematan. Untuk merangkum

informasi yang terkandung dalam variabel-variabel asal, sejumlah kecil faktor

diekstraksikan. Beberapa prosedur disarankan untuk menentukan banyaknya

faktor. Prosedur-prosedur tersebut termasuk penentuan sebuah determinasi

priori, dan pendekatan-pendekatan yang didasarkan pada nilai eigen,

plotscree, persentase varians yang bertanggung jawab, keandalan bagi-dua

(split-half), dan uji signifikansi (Maholtra, 2009:296).

5) Merotasi faktor suatu output penting dari analisis faktor adalah matriks faktor

yang disebut juga matriks pola faktor. Matriks faktor berisi koefisien yang

digunakan untuk menyatakan variabel-variabel standardisasi dalam hal faktor

tersebut. Suatu koefisien dengan nilai mutlak yang lebih besar

mengindikasikan bahwa variabel berkorelasi erat dengan faktor. Koefisien

matriks faktor dapat digunakan untuk menafsirkan faktor (Maholtra,

2009:298).

6) Menafsirkan faktor. Penafsiran difasilitasi dengan mengidentifikasi variabel-

variabel yang mempunyai muatan yang besar pada faktor yang sama. Faktor

itu dapat ditafsirkan menurut variabel-variabel yang memberi muatan yang

tinggi faktor tersebut. Beberapa bantuan lain dalam menafsirkan adalah

Page 69: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

69

dengan melakukan plot variabel-variabel menggunakan muatan-muatan faktor

sebagai koordinatnya (Maholtra, 2009:300).

7) Menghitung skor-skor faktor. Setelah penafsiran, skor faktor dapat dihitung

bila diperlukan. Analisis faktor mempunyai nilai yang berdiri sendiri yang

menjadi miliknya. Namun demikian, jika sasaran analisis faktor adalah untuk

mengurangi himpunan asli variabel menjadi variabel komposit yang

jumlahnya lebih sedikit (faktor) untuk digunakan dalam analisis banyak

variabel berikutnya, menghitung skor faktor untuk setiap responden

merupakan hal yang berguna. Secara sederhana, sebuah faktor adalah sebuah

kombinasi linear dari variabel- variabel asli. Skor faktor-faktor tersebut untuk

faktor ke-i bisa diestimasi sebagai berikut:

Fi=Wi1 X1 + Wi2 X2 + Wi3 X3 + ……+ Wik Xk

8) Memilih variabel-variabel pengganti. Pemilihan pengganti atau variabel

pengganti, meliputi pemilihan beberapa variabel asal untuk digunakan dalam

analisis selanjutnya. Hal ini memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis

berikutnya dan menafsirkan hasilnya menurut variabel aslinya daripada skor

faktor. Melalui pengujian matriks faktor dapat memilih setiap faktor variabel

muatan tertinggi atas faktor itu. Variabel tersebut kemudian dapat digunakan

sebagai sebuah variabel pengganti untuk faktor yang berhubungan.

9) Menentukan model yang sesuai (Model Fit).Langkah terakhir dalam analisis

faktor meliputi penentuan sebuah kesesuaian model. Sebuah asumsi dasar

yang mendasari analisis faktor adalah bahwa korelasi pengamatan

antarvariabel dapat disebabkan oleh faktor-faktor biasa. Maka, korelasi antar

Page 70: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

70

variabel dapat disimpulkan atau direproduksi dari korelasi yang

diestimasikan antara variabel-variabel dengan faktor-faktor. Perbedaan

antara korelasi pengamatan (sebagaimana diberikan dalam matrik korelasi

input) dengan korelasi hasil reproduksi (sebagaimana diestimasikan dari

matriks faktor) dapat diuji untuk menentukan model yang sesuai. Perbedaan-

perbedaan ini dinamakan residu. Jika terdapat banyak residu yang besar,

model faktor tidak memberikan kesesuaian baik terhadap data dan model

tersebut harus dipertimbangkan ulang.

Pada Penelitian ini, karena menggunakan dua kelompok responden yang

berbeda maka diperlukan suatu analisis yang mampu menunjukkan perbedaan

dari kedua kelompok responden tersebut.

Analisis multivariate sering digunakan untuk memecahkan permasalahan

dalam penelitian yang sifatnya sangat kompleks. Analisis Mutivariate ini

dikelompokan dalam dua bentuk yaitu : 1) Analisis dependensi, digunakan untuk

menjelaskan dan memprediksi satu atau lebih variabel dependen yang didasarkan

pada variabel – variabel independen yang digunakan. Metode statistik yang

sering digunakan pada analisis dependensi terdiri dari analisis diskriminan,

analisis regresi linear berganda, multivariate analisis of variance(Manova),

canonical correlation analysis, 2) Analisis interdependensi, digunakan untuk

mengetahui struktur dari sekelompok objek, dimensi atau variabel. Metode

statistik yang digunakan adalah analisis faktor dan cluster analysis (Agung

2005:3).

Page 71: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

71

Analisis Diskriminan adalah teknik mutivariat yang termasuk pada

dependence method, dengan ciri adanya variabel dependen dan independen,

dengan demikian ada variabel yang hasilnya tergantung pada data variabel

independen. Ciri khusus analisis diskriminan adalah data variabel dependen harus

berupa data ketegori, sedangkan data untuk variabel independen justru berupa

data rasio. Kegunaan utama dari analisis diskriminian ada dua. Pertama adalah

kemampuan memprediksi terjadinya variabel dependen dengan masukan data

variabel independen; kedua adalah kemampuan memilih mana variabel

independen secara nyata mempengaruhi variabel dependen dan mana tidak

(Santoso, 2010:155). Menurut Agung (2005:77) analisis diskriminan bertujuan

untuk mengidentifikasi, mengelompokkan dan membedakan. Mengidentifikasi

suatu objek, mengelompokkannya dan kemudian menganalisis perbedaan pada

kelompok tersebut. Perbedaan rata-rata variabel diskriminan dua kelompok juga

dapat diketahui melalui nilai Wiks’Lamda yang disesuaikan dengan nilai chi-

square. Perbedaan rata-rata variabel diskriminan secara bersama-sama berbeda

jika p-value (Sig) < Level of significant (Agung, 2005 : 86).

Page 72: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

72

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Responden

Hasil Penelitian pada kelompok responden pertama yaitu orang tua siswa

SMPK 1 Harapan yang berjumlah 100 orang responden yang terdiri atas 64%

laki-laki dan 36% perempuan, dengan usia rata-rata 43 tahun. Berdasarkan tingkat

pendidikan terakhir responden yang terbanyak, yaitu SMU sejumlah 45%,

Diploma sejumlah 24%, dan S1 sejumlah 22%. Pekerjaan yang terbanyak dari

responden adalah wiraswasta sejumlah 40% dan pegawai swasta sejumlah 39%.

Rata-rata penghasilan keluarga (suami + Istri) antara Rp. 2.500.000 – Rp.

5.000.000,- hal ini tergolong masyarakat menengah kebawah, sehingga banyak

orang tua siswa yang merasa keberatan dengan peningkatan biaya SPP. Informasi

mengenai SMPK Harapan terbanyak diperoleh dari keluarga. Karena itu, penting

untuk menghindari hal-hal yang menimbulkan ketidakpuasan siswa dan

keluarganya sehingga akan berdampak negatif terhadap pemilihan sekolah di

SMPK 1 Harapan.

Hasil Penelitian pada kelompok responden kedua yaitu orang tua siswa

yang memiliki anak mulai dari kelas V – kelas VI Sekolah Dasar yang berencana

untuk memilih sekolah dan orang tua siswa di luar SMPK 1 Harapan dan yang

memiliki anak di SMU atau sederajat, untuk mengetahui faktor yang sudah

dipertimbangkan dalam memilih sekolah. Responden kelompok dua ini berjumlah

100 orang responden yang terdiri atas 51% laki-laki dan 49% perempuan, dengan

72

Page 73: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

73

usia rata-rata 40 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden yang

terbanyak yaitu SMU sejumlah 53%, kemudian S1 sejumlah 27%, dan Diploma

sejumlah 13%

Tabel 5.1

Karakteristik Responden

Variabel Klasifikasi

Kelompok

Responden I

Kelompok Responden

II

Jumlah Persen Jumlah Persen

Jenis kelamin Laki- laki 64 64,00 51 51,00

Perempuan 36 36,00 49 49,00

Total 100 100,00 100 100,00

Usia < 20 0 0,00 0 0,00

21- 30 1 1,00 6 6,00

31- 40 36 36,00 41 41,00

41- 50 59 59,00 51 51,00

>50 4 4,00 2 2,00

Total 100 100,00 100 100,00

Pendidikan SD 3 3,00 2 2,00

SMP 2 2,00 5 5,00

SMA 45 45,00 53 53,00

Diploma 24 24,00 13 13,00

S1 22 22,00 27 27,00

S2 3 3,00 0 0

S3 1 1,00 0 0

Total 100 100,00 100 100,00

Pekerjaan PNS 13 13,00 11 11,00

Peg. Swasta 39 39,00 49 49,00

Wirawasta 40 40,00 27 27,00

TNI/POLRI 1 1,00 0 0,00

IRT 4 4,00 12 12,00

Buruh Bangunan 1 1,00 0 0,00

Dokter 1 1,00 0 0,00

Sopir 1 1,00 0 0,00

Lainnya 0 1,00 1 1,00

Total 100 100,00 100 100,00

Penghasilan < 2,5 JUTA 15 15,00 39 39,00

Keluarga 2,5 - 5 JUTA 71 71,00 1 1,00

> 5 - 10 JUTA 13 13,00 57 57,00

> 10 JUTA 1 1,00 3 3,00

Total 100 100,00 100 100,00

Sumber : Hasil kuisioner (data diolah), 2011

Pekerjaan dari responden yang terbanyak adalah pegawai swasta 49% dan

wiraswasta 27%. Rata-rata penghasilan keluarga (suami + istri) responden antara

Rp.5.000.000,- sampai Rp. 10.000.000,- hal ini tergolong masyarakat menengah

Page 74: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

74

keatas. Sekolah asal dari responden menyebar dari Kota Denpasar dan Kabupaten

Badung.

5.1.2 Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel 5.2

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Responden

Faktor Variabel

Kelompok Responden I Kelompok Responden II

Nilai

Pearson

Correlation

Signifikan

Nilai

Pearson

Correlation

Signifikan

Produk Reputasi yang baik (V1) 0,458 0,011 0,795 0,000

Prospek melanjutkan pendidikan (V2) 0,544 0,002 0,833 0,000

Harga/Biaya Biaya SPP yang mampu dijangkau (V3) 0,503 0,005 0,864 0,000

Sumbangan pembangunan fasilitas (V4) 0,587 0,001 0,871 0,000

Biaya Ujian yang mampu dijangkau (V5) 0,673 0,000 0,755 0,000

Beasiswa bagi siswa berprestasi (V6) 0,475 0,008 0,754 0,000

Adanya syarat cicilan (V7) 0,556 0,001 0,631 0,000

Lokasi Akses ke sekolah lancar (V8) 0,525 0,003 0,663 0,000

Lingkungan belajar yang kondusif (V9) 0,712 0,000 0,731 0,000

Memberikan penghargaan bagi siswa berprestasi

(V10) 0,659 0,000 0,669 0,000

Sosialisasi kontak langsung (V11) 0,628 0,000 0,776 0,000

SDM Guru yang berkualitas (V12) 0,800 0,000 0,727 0,000

Guru yang ramah (V13) 0,653 0,000 0,837 0,000

Karyawan administrasi yang handal (V14) 0,716 0,000 0,684 0,000

Karyawan administrasi yang ramah (V15) 0,849 0,000 0,459 0,011

Karyawan non administrasi yang handal (V16) 0,862 0,000 0,508 0,004

Karyawan non administrasi yang ramah (V17) 0,547 0,002 0,578 0,001

Sarana dan

Prasarana Gedung sekolah yang nyaman(V18) 0,664 0,000 0,746 0,000

Sarana Pembelajaran yang modern(V19) 0,530 0,003 0,748 0,000

Ruang Kelas yang nyaman(V20) 0,706 0,000 0,669 0,000

Alat Laboratorium yang lengkap(V21) 0,618 0,000 0,668 0,000

Perpustakaan yang nyaman (V22) 0,502 0,005 0,756 0,000

Sarana Parkir yang memadai (V23) 0,647 0,000 0,603 0,000

Sarana Olahraga yang memadai (V24) 0,398 0,029 0,645 0,000

Toilet Yang bersih (V25) 0,728 0,000 0,635 0,000

Proses Peraturan Sekolah yang tegas (V26) 0,761 0,000 0,491 0,006

Proses pembelajaran yang jelas(V27) 0,697 0,000 0,585 0,001

Sistem ujian yang rutin (V28) 0,634 0,000 0,620 0,000

Page 75: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

75

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan SPSS 13, diperoleh

koefisien korelasi dari masing-masing pertanyaan dengan menggunakan correlate

bivariate diperoleh hasil valid karena nilai korelasinya lebih dari 0,4, yang artinya

hubungan antara variabel dengan indikatornya sangat kuat seperti Tabel 5.3.

Semua data pada tabel 5.3 dinyatakan valid. Berdasarkan Cronbach’s Alpha

sebesar kelompok responden I sebesar 0,940 dan kelompok responden II sebesar

0,960 semua data dinyatakan reliabel.

5.1.3 Analisis Faktor

Hasil pengolahan data diinterpretasikan berdasarkan langkah-langkah analisis

faktor menurut Malhotra berikut ini :

1) Memformulasikan Masalah

Formulasi masalah meliputi beberapa langkah yaitu mengidentifikasi

tujuan analisis faktor. Variabel dalam penelitian ini :

Reputasi yang baik (V1), prospek melanjutkan pendidikan(V2), biaya SPP

yang mampu dijangkau (V3), sumbangan peningkatan fasilitas yang

mampu dijangkau (V4), biaya ujian yang mampu dijangkau (V5), beasiswa

bagi siswa berprestasi (V6), adanya syarat cicilan (V7), akses ke sekolah

lancar (V8), lingkungan belajar yang kondusif (V9), memberikan

penghargaan bagi siswa berprestasi (V10), sosialisasi kontak langsung

(V11), guru yang berkualitas (V12), guru yang ramah (V13), karyawan

administrasi yang handal (V14), karyawan administrasi yang ramah (V15),

Page 76: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

76

karyawan non administrasi yang handal (V16), karyawan non administrasi

yang ramah (V17), gedung sekolah yang nyaman (V18), sarana

pembelajaran yang modern (V19), ruang kelas yang nyaman (V20), Alat

laboratorium yang lengkap(V21), perpustakaan yang nyaman (V22),

sarana parkir yang memadai (V23), sarana olahraga yang memadai (V24),

toilet yang bersih (V25), peraturan sekolah yang tegas (V26), proses

pembelajaran yang jelas (V27), sistem ujian yang rutin (V28)

2) Membuat Matriks Korelasi

Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak komputer yaitu

SPSS 13, dapat diidentifikasi variabel-variabel yang saling berhubungan

dengan variabel yang lain. Variabel yang memiliki nilai korelasi kurang

dari 0,4 akan dikeluarkan dari model. Besaran Kaiser-Meyer-Olkin

(KMO) memakai besaran KMO yang layak adalah > 0.5, jika lebih kecil

mengindikasikan bahwa korelasi antara pasangan-pasangan variabel tidak

dapat dijelaskan oleh variabel lain bahwa analisis faktor tidak sesuai

(1) Nilai Keiser-Meyer-Olkin (KMO)

Tabel 5.3

KMO and Bartlett's Test Kelompok Responden 1

Keterangan Nilai

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

Sampling Adequacy. 0.819

Bartlett's Test of

Sphericity

Approx.

Chi-

Square 2177.74

df 378

Sig. 0

Sumber: Lampiran halaman 229

Page 77: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

77

Nilai KMO untuk responden orang tua siswa SMPK 1 Harapan 0.819 >

0.50 dengan signifikan 0.000 menunjukkan secara keseluruhan variabel

yang dianalisis memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut dengan

analisis faktor.

Tabel 5.4

KMO and Bartlett's Test Kelompok Responden II

Keterangan Nilai

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

Sampling Adequacy. 0.841

Bartlett's Test of

Sphericity

Approx.

Chi-

Square 1829.17

df 378

Sig. 0

Sumber: Lampiran halaman 267

Nilai KMO untuk responden orang tua siswa di luar SMPK 1 Harapan

0.841 > 0.50 dengan signifikan 0.000 menunjukkan secara keseluruhan

variabel yang dianalisis memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut

dengan analisis faktor.

Tabel 5.5

KMO and Bartlett's Test Kelompok Responden Gabungan

Keterangan Nilai

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

Sampling Adequacy. 0.903

Bartlett's Test of

Sphericity

Approx.

Chi-

Square 3768.81

Df 378

Sig. 0

Sumber: Lampiran halaman 305

Page 78: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

78

Nilai KMO untuk responden gabungan kedua kelompok responden 0.903

> 0.50 dengan signifikan 0.000 menunjukkan secara keseluruhan variabel

yang dianalisis memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut dengan

analisis faktor.

(2) Anti Image Matrices

Fungsi anti imange matrices adalah untuk menunjukkan hubungan antara

variabel sangat kuat atau tidak, hal itu ditunjukkan dengan nilai atau angka

yang dibelakangnya ditandai huruf (a), dalam penelitian ini dinyatakan

layak untuk dilanjutkan karena memiliki nilai (a) atau r > 0.50 (Variabel

tersebut dapat dilihat pada lampiran anti- image matrices halaman 237)

3) Menetapkan Metode Analisis Faktor

Pendekatan yang digunakan untuk memperoleh bobot atau koefisien skor

faktor membedakan berbagai metode analisis faktor. Dua pendekatan dasar

adalah analisis komponen utama dan analisis faktor biasa. Pada analisis

komponen utama, seluruh varians atau data diperhitungkan. Diarah

diagonal pada matriks korelasi terdiri dari angka-angka satu dan varians

penuh dimasukkan kedalam matriks faktor. Analisis komponen utama

disarankan untuk digunakan jika yang menjadi tujuan utama adalah untuk

menentukan jumlah minimum faktor yang akan bertanggungjawab atas

varians maksimum dalam data yang digunakan analisis multivariat

selanjutnya dan faktor-faktor tersebut disebut komponen utama. Pada

penelitian ini semua variabel yang diteliti menggunakan pemfaktoran

Page 79: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

79

sumbu utama dengan menyisipkan komunalitas pada matriks korelasi pada

arah diagonal, dan berdasarkan hasil setelah diolah ternyata memiliki nilai

maksimum yaitu lebih besar dari 0,4 yang artinya tidak ada variabel yang

harus dibuang dari model (Lihat lampiran analisis faktor pada anti image

matrices halaman 230)

4) Menentukan Jumlah Faktor

Tabel total variance explaned yang datanya diambil dari lampiran analisis

halaman 242, kelompok responden pertama (orang tua siswa di SMPK 1

Harapan) menunjukkan bahwa dari tujuh faktor yang dianalisis terjadi

perubahan faktor dari 28 menjadi 7 faktor berdasarkan nilai eigen value

>1, sedangkan nilai persentase komulatif 74,912% mengandung makna

bahwa kemampuan kesembilan faktor tersebut menjelaskan variasi semua

variabel sebesar 74,912%

Tabel total variance explaned yang datanya diambil dari lampiran analisis

halaman 280 faktor kelompok responden kedua (orangtua siswa diluar

SMPK 1 Harapan), menunjukkan bahwa dari tujuh faktor yang dianalisis

terjadi perubahan faktor dari 28 menjadi 6 faktor berdasarkan nilai eigen

value >1, sedangkan nilai presentase komulatif 69,306 % mengandung

makna bahwa kemampuan kesembilan faktor tersebut menjelaskan variasi

semua variabel sebesar 69,306 %

Tabel total variance explaned yang datanya diambil dari lampiran analisis

halaman 318 faktor gabungan menunjukkan bahwa dari tujuh faktor yang

dianalisis terjadi perubahan faktor dari 28 menjadi 6 faktor berdasarkan

Page 80: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

80

nilai eigen value >1, sedangkan nilai presentase komulatif 69,982%

mengandung makna bahwa kemampuan kesembilan faktor tersebut

menjelaskan variasi semua variabel sebesar 69,982%

5) Merotasi Faktor

Suatu output penting dari analisis faktor adalah matriks faktor yang

disebut juga matriks pola faktor. Matrik faktor berisi koefisien yang

digunakan untuk menyatakan variabel-variabel yang terstandardisasi

dalam analisis faktor. Muatan faktor, mewakili korelasi antar faktor

dengan variabel- variabel. Suatu koefisien dengan nilai mutlak lebih besar

mengindikasikan bahwa variabel berkorelasi dengan faktor dan dapat

digunakan untuk menafsirkan faktor. Penelitian ini menggunakan prosedur

varimax.

6) Menafsirkan Faktor

Penafsiran difasilitasi dengan mengidentifikasi variabel- variabel yang

mempunyai muatan yang besar pada faktor yang sama. Faktor itu dapat

ditaksirkan menurut variabel- variabel yang memberi muatan yang

tertinggi dari faktor tersebut.

Berdasarkan output Rotated Component Matrixa analisis faktor kelompok

responden I, terbentuk 7 Faktor yang menentukan orang tua siswa memilih

SMPK 1 Harapan yaitu :

Page 81: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

81

Tabel 5.6

Hasil Analisis Faktor Kelompok Responden I

Faktor Variabel Notasi

Loading

Factor

Total Variance

Explaned Nama Faktor

1 Guru yang berkualitas V12 0,598 14,844

SDM yang

memiliki kompetensi

dan softskill

Guru yang ramah V13 0,655

Karyawan administrasi yang handal V14 0,849

Karyawan administrasi yang ramah V15 0,873

Karyawan non administrasi yang handal V16 0,874

2 Reputasi yang baik V1 0,511

Citra Sekolah,

Proses

pendidikan

yang berkualitas

dan

kebersihan

toilet

Prospek melanjutkan pendidikan V2 0,597

Toilet yang bersih V25 0,651 12,884

Peraturan Sekolah yang tegas V26 0,803

Proses pembelajaran yang jelas V27 0,788

Sistem ujian yang rutin V28 0,728

3 Karyawan non administrasi yang ramah V17 0,832 11,642 Sarana

pembelajaran

yang memadai

Gedung sekolah yang nyaman V18 0,740

Sarana Pembelajaran yang modern V19 0,835

Ruang Kelas yang nyaman V20 0,619

4 Biaya SPP yang mampu dijangkau V3 0,745 11,433

Biaya yang

terjangkau

Sumbangan pembangunan fasilitas yang

mampu dijangkau V4 0,794

Biaya Ujian yang mampu dijangkau V5 0,887

Beasiswa bagi siswa berprestasi V6 0,576

Adanya syarat cicilan V7 0,759

5 Alat Laboratorium yang lengkap V21 0,700 10,371

Prasarana

yang

memadai

Perpustakaan yang nyaman V22 0,831

Sarana Parkir yang memadai V23 0,738

Sarana Olahraga yang memadai V24 0,567

6 Lingkungan belajar yang kondusif V9 0,667 9,238 Relationship

terhadap

masyarakat

dan

lingkungan

Memberikan penghargaan bagi siswa

berprestasi V10 0,634

Sosialisasi kontak langsung V11 0,679

7 Akses ke sekolah lancar V8 0,801 4,499 Kemudahan

akses

Page 82: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

82

Berdasarkan output Rotated Component Matrixa Analisis Faktor kelompok

Responden II, terbentuk 6 Faktor yang menentukan orang tua memilih

sekolah yaitu :

Tabel 5.7

Hasil Analisis Faktor Kelompok Responden II

Faktor Variabel Notasi

Loading

Factor

Total Variance

Explaned

Nama

Faktor

1 Reputasi yang baik V1 0,593 16,133 Citra

Sekolah,

Relationship

terhadap masyarakat

dan

lingkungan,

SDM yang kompeten

dan memiliki

softskill

Prospek melanjutkan pendidikan V2 0,725

Akses ke sekolah lancar V8 0,632

Lingkungan belajar yang kondusif V9 0,642

Memberikan penghargaan bagi siswa

berprestasi V10 0,579

Sosialisasi kontak langsung V11 0,660

Guru yang berkualitas V12 0,679

Guru yang ramah V13 0,663

2 Biaya SPP yang mampu dijangkau V3 0,792 13,491

Biaya yang

terjangkau

Sumbangan pembangunan fasilitas

yang mampu dijangkau V4 0,732

Biaya Ujian yang mampu dijangkau V5 0,844

Beasiswa bagi siswa berprestasi V6 0,793

Adanya syarat cicilan V7 0,712

Alat Laboratorium yang lengkap V21 0,578

Prasarana

yang

memadai

3 Perpustakaan yang nyaman V22 0,679 12,538

Sarana Parkir yang memadai V23 0,869

Sarana Olahraga yang memadai V24 0,820

Toilet Yang bersih V25 0,747

4 Karyawan administrasi yang handal V14 0,704 11,084 SDM yang

kompeten dan memiliki

softskill

Karyawan administrasi yang ramah V15 0,825

Karyawan non administrasi yang handal V16 0,861

Karyawan non administrasi yang ramah V17 0,702

5 Peraturan Sekolah yang tegas V26 0,713 8,204 Proses

pendidikan

yang

berkualitas Proses pembelajaran yang jelas V27 0,702

Sistem ujian yang rutin V28 0,711

6 Gedung sekolah yang nyaman V18 0,648 7,856 Sarana pembelajaran

yang

memadai Sarana Pembelajaran yang modern V19 0,592

Ruang Kelas yang nyaman V20 0,696

Page 83: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

83

Berdasarkan output Rotated Component Matrixa Analisis Faktor gabungan

terbentuk 6 Faktor yang menentukan orang tua siswa memilih sekolah

yaitu :

Tabel 5.8

Hasil Analisis Faktor Kelompok Responden Gabungan

Faktor Variabel Notasi

Loading

Factor

Total

Variance

Explaned Nama Faktor

1 Reputasi yang baik V1 0,617 15,323

Citra Sekolah,

Relationship

terhadap

masyarakat dan

lingkungan,

SDM yang

kompeten dan

memiliki softskill

Prospek melanjutkan pendidikan V2 0,560

Akses ke sekolah lancar V8 0,510

Lingkungan belajar yang kondusif V9 0,739

Memberikan penghargaan bagi siswa berprestasi V10 0,702

Sosialisasi kontak langsung V11 0,712

Guru yang berkualitas V12 0,636

Guru yang ramah V13 0,541

2 Biaya SPP yang mampu dijangkau V3 0,779 12,791

Biaya yang terjangkau

Sumbangan pembangunan fasilitas yang mampu

dijangkau V4 0,803

Biaya Ujian yang mampu dijangkau V5 0,859

Beasiswa bagi siswa berprestasi V6 0,645

Adanya syarat cicilan V7 0,766

3 Karyawan administrasi yang handal V14 0,789 10,882 SDM yang

kompeten dan

memiliki soft

skill Karyawan administrasi yang ramah V15 0,861

Karyawan non administrasi yang handal V16 0,861

4 Alat Laboratorium yang lengkap V21 0,663 10,866

Prasarana yang

memadai Perpustakaan yang nyaman V22 0,763

Sarana Parkir yang memadai V23 0,768

Sarana Olahraga yang memadai V24 0,708

5 Toilet Yang bersih V25 0,575 10,321 Kebersihan

toilet dan

proses

pendidikan yang

berkualitas

Peraturan Sekolah yang tegas V26 0,744

Proses pembelajaran yang jelas V27 0,773

Sistem ujian yang rutin V28 0,722

6 Karyawan non administrasi yang ramah V17 0,698 9,798

Sarana pembelajaran

yang memadai

Gedung sekolah yang nyaman V18 0,658

Sarana Pembelajaran yang modern V19 0,772

Ruang Kelas yang nyaman V20 0,569

Page 84: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

84

7) Menentukan Model yang Sesuai (Fit Model)

Langkah terakhir dalam analisis faktor meliputi penentuan sebuah

kesesuaian model. Ketepatan model dapat dilihat pada reproduced

correlations, di mana dalam penelitian ini dapat di lihat pada lampiran

penelitian kelompok responden I yang menyatakan bahwa nilai

residualnya 28% yang artinya penelitian ini memiliki ketepatan model

sebesar 72%. Pada lampiran penelitian kelompok responden II yang

menyatakan bahwa nilai residualnya 28% yang artinya penelitian ini

memiliki ketepatan model sebesar 72%. pada lampiran penelitian

responden gabungan yang menyatakan bahwa nilai residualnya 22% yang

artinya penelitian ini memiliki ketepatan model sebesar 78%. Jadi

penelitian faktor- faktor bauran pemasaran yang dipertimbangan orang tua

dalam memilih sekolah (studi pada SMPK 1 Harapan) memiliki ketepatan

model dan layak untuk diteliti (lihat lampiran reproduced correlations

halaman 254, 292,331)

5.1.4 Analisis Diskriminan

Pada penelitian ini, karena menggunakan dua kelompok responden yang

berbeda maka diperlukan suatu analisis yang mampu menunjukkan perbedaan

dari kedua kelompok responden tersebut.

Pada output, Wiks’Lambda (lampiran halaman 356) menunjukkan 0.482

dengan Chi-square 134,255 dan Siginifikansi 0,000 atau < 0, 5 artinya ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok responden I dan Kelompok responden

II.

Page 85: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

85

Variabel yang membedakan dapat dilihat dari Test of equality of group

means halaman 335 terdapat 28 variabel yang diamati, hanya 3 variabel yang

tidak membedakan yaitu Karyawan administrasi yang ramah (V15), Karyawan

non administrasi yang handal (V16), Karyawan non administrasi yang ramah

(V17) karena signifikansi > 0,05. Artinya dalam pengambilan kebijakan, variabel

ini tidak perlu diperhatikan.

Variabel yang paling membedakan dibaca pada tabel strukture matrik

(lampiran halaman 358) tertinggi yaitu Biaya SPP (V3) dengan function 0,689

artinya Biaya SPP merupakan hal yang paling sensitif terhadap pertimbangan

pemilihan sekolah.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Analisis Faktor Kelompok Responden I

Penelitian ini adalah penelitian eksplanatory factor dengan jumlah 7 faktor dan

28 variabel. Dari ketujuh faktor yang dianalisis semua faktor memiliki nilai

signifikan. Berdasarkan output Rotated Component Matrixa Analisis Faktor

kelompok responden I, terbentuk 7 Faktor yang menentukan orang tua siswa

memilih SMPK 1 Harapan yaitu :

1) Faktor 1 (SDM yang memiliki kompetensi dan softskill) terdiri atas : guru

yang berkualitas (V12), guru yang ramah (V13), karyawan administrasi

yang handal (V14), karyawan administrasi yang ramah (V15), karyawan

non administrasi yang handal (V16)

Berdasarkan hasil dari analisis data kelompok responden I hal yang paling

dipertimbangkan orang tua siswa dalam memilih sekolah adalah Sumber

Page 86: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

86

Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan softskill. Guru yang

berkualitas adalah seorang pengajar ilmu yang memiliki kemampuan

mengajar sesuai dengan disiplin ilmunya, oleh karena itu perlu untuk terus

meningkatkan komptensi guru dengan memberikan kesempatan dan

beasiswa bagi guru untuk melanjutkan pendidikan ke strata 2 atau

pascasarjana. Selain pendidikan formal, pendidikan informal melalui

seminar dan pelatihan terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru

tersebut. Hal yang dipertimbangkan orang tua selain guru memiliki

kualitas dalam dunia pendidikan, seorang guru juga harus ramah. Selain

guru yang berkualitas dan ramah, karyawan dan administrasi dan non

administrasi juga diharapkan memiliki kehandalan dan keramahan dalam

mengerjakan semua tugas. Oleh karena itu, perlu meningkatkan budaya

ramah pada seluruh warga sekolah sehingga tercipta suasana belajar yang

kondusif dengan harapan seluruh siswa termotivasi untuk meningkatkan

pengetahuannya.

2) Faktor 2 (citra sekolah, proses pendidikan yang berkualitas dan

kerbersihan toilet) terdiri atas : reputasi yang baik (V1), prospek

melanjutkan pendidikan (V2), toilet yang bersih (V25), peraturan Sekolah

yang tegas (V26), proses pembelajaran yang jelas(V27), sistem ujian atau

test yang rutin (V28)

Reputasi adalah citra baik yang dimiliki sekolah juga dipertimbangkan

orangtua dalam memilih sekolah bagi putra-putrinya, karena itu SMPK 1

Harapan perlu terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan

Page 87: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

87

reputasi yang baik melalui bidang akademis dan bidang non akademis

dengan harapan mampu mempertahankan nilai akreditasi A. Proses

pendidikan yang berkualitas juga mempengaruhi reputasi sekolah, karena

itu peraturan sekolah yang tegas, proses pembelajaran yang jelas dan

sistem ujian yang rutin juga mempengaruhi citra sekolah. Kebersihan toilet

merupakan suatu ciri sekolah yang memiliki keperdulian terhadap

kesehatan para siswanya dan hal ini juga merupakan suatu contoh dalam

memberikan reputasi yang baik dengan memberikan kenyamanan dan

jaminan kesehatan bagi siswa.

3) Faktor 3 (sarana pembelajaran yang memadai) terdiri atas : karyawan non

administrasi yang ramah (V17), gedung sekolah yang nyaman (V18),

sarana pembelajaran yang modern (V19), ruang kelas yang nyaman(V20).

Faktor sarana pembelajaran yang memadai adalah fasilitas yang membantu

proses pembelajaran dengan menggunkan laptop dan LCD Proyektor

dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa juga menjadi

pertimbangan dalam memilih sekolah, kenyamanan siswa belajar karena

gedung dan ruang kelas yang bersih dan didukung oleh sarana

pembelajaran yang modern seperti penggunaan LCD Proyektor dan laptop

yang memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.

4) Faktor 4 (biaya yang terjangkau) terdiri atas : Biaya SPP yang mampu

dijangkau (V3), sumbangan peningkatan fasilitas yang mampu dijangkau

(V4), biaya ujian yang mampu dijangkau (V5), beasiswa bagi siswa

berprestasi (V6), adanya syarat cicilan (V7)

Page 88: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

88

Selain karena SDM yang berkualitas, citra sekolah yang baik dan sarana

yang memadai, biaya pendidikan yang terjangkau juga menjadi

pertimbangan penting bagi orang tua. Perlu memberikan pemahaman

kepada masyarakat bahwa biaya pendidikan di Sekolah Harapan sesuai

dengan manfaat yang diberikan kepada para siswa. Pendidikan yang

berkualitas tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit karena banyak hal

yang diperlukan mendukung pemberian pelajaran kepada siswa.

5) Faktor 5 (prasarana yang memadai) terdiri atas : alat laboratorium yang

lengkap (V21), perpustakaan yang nyaman (V22), sarana parkir yang

memadai (V23), sarana olahraga yang memadai (V24)

Pesatnya kemajuan teknologi yang menuntut semua pihak mampu

mengikuti perkembangan yang ada, karena itu pembangunan laboratorium

di Sekolah Harapan yang saat ini baru dimulai menandakan Sekolah

Harapan menyiapkan prasarana yang memadai, didukung dengan

perpustakaan yang nyaman sebagai tempat para siswa untuk memahami

materi pelajaran. Sarana parkir merupakan prasarana pelengkap bagi siswa

yang membawa kendaraan sendiri (sepeda), dan bagi orang tua siswa yang

mengantar, karena itu perlu penataan parkir yang baik sehingga mampu

memberikan kenyamanan bagi semua pihak. Sesuai dengan saran dari

orang tua siswa yang mengharapkan agar sarana olahraga yang memadai

disiapkan di sekolah sehingga siswa lebih merasa nyaman.

Page 89: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

89

6) Faktor 6 (relationship terhadap masyarakat dan lingkungan) terdiri atas :

lingkungan belajar yang nyaman(V9), memberikan apresiasi bagi siswa

berprestasi (V10), sosialisasi kontak langsung (V11)

Sekolah yang sukses, tidak dapat dipungkiri karena memiliki relationship

atau hubungan yang baik dengan masyarakat dan lingkungan. Salah satu

kegiatan lingkungan yang telah dilakukan SMPK 1 Harapan pada tanggal

8 Juni 2011 yang bekerjasama dengan Kelurahan Sesetan dalam kegiatan

“Denpasar Clean and Green” merupakan salah satu awal yang baik

mendidik siswa untuk mampu perlu dengan kebersihan dan kerindangan

lingkungan sekitar, karena kebersihan ini akan mendukung kenyamanan

belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Sosialisasi

kontak langsung juga merupakan suatu kegiatan menjalin hubungan yang

baik kepada masyarakat dan siswa untuk menciptakan keakraban dan

pengenalan sekolah. Memberikan penghargaan bagi siswa berprestasi

merupakan suatu bentuk keperdulian sekolah kepada siswa, untuk memacu

siswa lebih berprestasi.

7) Faktor 7 (kemudahan akses) terdiri atas : akses ke lokasi sekolah lancar

(V8)

Kemudahan akses menuju sekolah merupakan faktor pendukung

kenyamanan siswa, orang tuanya dan masyarakat sekitar sekolah.

Pengaturan lalu lintas sekitar sekolah merupakan hal yang penting untuk

kelancaran akses menuju sekolah.

Page 90: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

90

5.2.2 Analisis Faktor Kelompok Responden II

Berdasarkan output Rotated Component Matrixa Analisis Faktor kelompok

responden II, terbentuk 6 Faktor yang menentukan orang tua siswa memilih

sekolah yaitu :

1) Faktor 1 (citra sekolah, relationship terhadap masyarakat dan lingkungan,

SDM yang kompeten dan memiliki softskill) terdiri atas : reputasi yang

baik (V1), prospek melanjutkan pendidikan (V2), akses ke lokasi sekolah

lancar (V8), lingkungan belajar yang kondusif (V9), memberikan

penghargaan bagi siswa berprestasi (V10), sosialisasi kontak langsung

(V11), guru yang berkualitas (V12), guru yang ramah (V13)

Menurut hasil dari analisis data kelompok responden II hal yang paling

dipertimbangkan orang tua siswa dalam memilih sekolah adalah citra

sekolah, relationship terhadap masyarakat dan lingkungan, serta SDM

yang kompeten dan memiliki softskill. Citra sekolah meliputi reputasi

sekolah yang baik dan prospek melanjutkan pendidikan. Jika Sekolah

Harapan ingin memperoleh siswa dari segmen atau kelompok ini, maka

perlu meningkatkan reputasi sekolah baik dari akademis maupun non

akademis. Sekolah Harapan yang ingin bersaing dengan sekolah favorit

tentu harus meningkatkan reputasi yang baik. Selain faktor reputasi,

prospek melanjutkan pendidikan yang baik juga sangat dipertimbangkan

oleh orang tua di luar SMPK 1 Harapan adalah saat lulusan dari SMPK 1

Harapan mampu bersaing dengan sekolah favorit atau mampu melanjutkan

pendidikan di sekolah favorit. Pentingnya menciptakan lingkungan belajar

Page 91: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

91

yang kondusif dan memberikan penghargaan pada siswa yang berprestasi

serta mengadakan sosialisasi kontak langsung dengan siswa dan orang tua

merupakan sebuah relationship yang baik terhadap masyarakat dan

lingkungannya. Guru yang berkualitas dan guru yang ramah merupakan

faktor yang penting bagi masyarakat. Intinya siapapun orang tua pasti

ingin anaknya untuk mandapatkan guru yang berkualitas sehingga dapat

memberikan pengetahuan yang baik pada siswa dan selalu bersikap ramah

sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar.

2) Faktor 2 (biaya yang terjangkau) terdiri atas : Biaya SPP yang mampu

dijangkau (V3), sumbangan peningkatan fasilitas yang mampu dijangkau

(V4), biaya ujian yang mampu dijangkau (V5), beasiswa bagi siswa

berprestasi (V6), adanya syarat cicilan (V7)

Biaya - biaya yang terjangkau yang tawarkan oleh sekolah merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan sekolah. Umumnya, orang tua

yang berpenghasilan menengah kebawah, memilih sekolah yang relatif

lebih murah, kecuali jika memperoleh beasiswa, sedangkan orang tua yang

berpenghasilan menengah keatas, mampu memilih sekolah terbaik bagi

putra-putrinya, walaupun dengan biaya yang relatif tidak murah.

3) Faktor 3 (prasarana yang memadai) terdiri atas : alat laboratorium yang

lengkap (V21), perpustakaan yang nyaman (V22), sarana parkir yang

memadai (V23), sarana olahraga yang memadai (V24), toilet yang bersih

(V25)

Page 92: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

92

Prasarana yang memadai yang terdiri atas alat laboratorium yang lengkap,

perpustakaan yang nyaman, sarana parkir yang memadai, sarana olahraga

yang memadai serta toilet yang bersih merupakan suatu faktor pendukung

bagi orang tua dalam memilih sekolah, oleh karena itu penting bagi

sekolah untuk memperhatikan kondisi dari prasarana ini agar memadai dan

memberikan kenyamanan bagi siswa.

4) Faktor 4 (SDM yang memiliki kompeten dan memiliki softskill terdiri atas

: karyawan administrasi yang handal (V14), karyawan administrasi yang

ramah (V15), karyawan non administrasi yang handal (V16), karyawan

non administrasi yang ramah (V17)

Karyawan administrasi dan non administrasi yang handal dan ramah juga

mendukung kenyamanan siswa dalam mengikuti seluruh proses

pendidikan. Adminstrasi yang baik dan rapi memudahkan siswa dan orang

tuanya memperoleh semua informasi yang berkaitan perkembangan siswa

di sekolah. Sedangkan karyawan non administrasi membantu dalam

menjaga kebersihan dan keamanan sekolah yang mendukung kenyamanan

siswa dalam proses belajar.

5) Faktor 5 (proses pendidikan yang berkualitas) terdiri atas : peraturan

sekolah yang tegas (V26), proses pembelajaran (V27), sistem ujian atau

test rutin (V28).

Proses pendidikan yang berkualitas yang terdiri atas peraturan sekolah

yang tegas, proses pembelajaran yang jelas dan sistem ujian yang rutin,

diperhatikan orang tua dalam memilih sekolah, karena faktor ini akan

Page 93: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

93

membentuk pola pikir dari siswa yang akan menentukan

perkembangannya dalam masa depan.

6) Faktor 6 (sarana pembelajaran yang memadai) terdiri atas : gedung

sekolah yang nyaman (V18), sarana Pembelajaran yang modern (V19),

ruang kelas yang nyaman (V20).

Sarana pembelajaran yang memadai merupakan faktor pendukung dari

kenyamanan siswa dalam belajar yang terdiri atas gedung sekolah yang

nyaman, sarana pembelajaran yang modern dan ruang kelas yang nyaman.

Orang tua saat ini sudah mulai memperhatikan kenyamanan putra-putrinya

dalam proses belajar, karena itu, perbaikan berkala pada sarana

pembelajaran ini merupakan hal yang penting untuk meraih kepercayaan

masyarakat.

5.2.2 Analisis Faktor Responden Gabungan

Berdasarkan output Rotated Component Matrixa Analisis Faktor gabungan

terbentuk 6 Faktor yang menentukan orang tua siswa memilih sekolah yaitu :

1) Faktor 1 (citra sekolah, relationship terhadap masyarakat dan lingkungan,

SDM yang kompeten dan memiliki softskill) terdiri atas : reputasi yang

baik (V1), prospek melanjutkan pendidikan (V2), akses ke sekolah lancar

(V8), lingkungan belajar yang kondusif (V9), memberikan penghargaan

bagi siswa berprestasi (V10), sosialisasi kontak langsung (V11), guru

yang berkualitas (V12), guru yang ramah (V13)

Page 94: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

94

Citra sekolah meliputi reputasi sekolah yang baik dan prospek

melanjutkan pendidikan. Jika Sekolah Harapan ingin memperoleh siswa

dari segmen atau kelompok ini, maka perlu meningkatkan reputasi sekolah

baik dari akademis maupun non akademis. Sekolah Harapan yang ingin

bersaing dengan sekolah favorit tentu harus meningkatkan Reputasi yang

baik. Selain faktor reputasi, prospek melanjutkan pendidikan yang baik

juga sangat dipertimbangkan oleh orang tua di luar SMPK 1 Harapan

adalah saat lulusan dari SMPK 1 Harapan mampu bersaing dengan sekolah

favorit atau mampu melanjutkan pendidikan di sekolah favorit. Pentingnya

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memberikan

penghargaan pada siswa yang berprestasi serta mengadakan sosialisasi

kontak langsung dengan siswa dan orang tua merupakan sebuah

relationship yang baik terhadap masyarakat dan lingkungannya. Guru

yang berkualitas dan guru yang ramah merupakan faktor yang penting bagi

masyarakat. Intinya siapapun orang tua pasti ingin anaknya untuk

mandapatkan guru yang berkualitas sehingga dapat memberikan

pengetahuan yang baik pada siswa dan selalu bersikap ramah sehingga

siswa merasa nyaman dalam belajar.

2) Faktor 2 (biaya yang terjangkau) terdiri atas : biaya SPP yang mampu

dijangkau (V3), sumbangan peningkatan fasilitas yang mampu dijangkau

(V4), biaya ujian yang mampu dijangkau (V5), beasiswa bagi siswa

berprestasi (V6), adanya syarat cicilan (V7)

Page 95: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

95

Biaya - biaya yang terjangkau yang tawarkan oleh sekolah merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan sekolah. Umumnya, orang tua

yang berpenghasilan menengah kebawah, memilih sekolah yang relatif

lebih murah, kecuali jika memperoleh beasiswa, sedangkan orang tua yang

berpenghasilan menengah keatas, mampu memilih sekolah terbaik bagi

putra-putrinya, walaupun dengan biaya yang relatif tidak murah.

3) Faktor 3 (SDM yang kompeten dan memiliki softskill) terdiri atas :

karyawan administrasi yang handal (V14), karyawan administrasi yang

ramah (V15), karyawan non administrasi yang handal (V16)

Karyawan administrasi dan non administrasi yang handal dan ramah juga

mendukung kenyamanan siswa dalam mengikuti seluruh proses

pendidikan. Adminstrasi yang baik dan rapi memudahkan siswa dan orang

tuanya memperoleh semua informasi yang berkaitan perkembangan siswa

di sekolah. Sedangkan karyawan non administrasi membantu dalam

menjaga kebersihan dan keamanan sekolah yang mendukung kenyamanan

siswa dalam proses belajar.

4) Faktor 4 (Prasarana yang memadai) terdiri atas : alat laboratorium yang

lengkap (V21), perpustakaan yang nyaman (V22), sarana parkir yang

memadai (V23), sarana olahraga yang memadai (V24)

Prasarana yang memadai yang terdiri atas alat laboratorium yang lengkap,

perpustakaan yang nyaman, sarana parkir yang memadai, sarana olahraga

yang memadai merupakan suatu faktor pendukung bagi orang tua dalam

memilih sekolah, oleh karena itu penting bagi sekolah untuk

Page 96: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

96

memperhatikan kondisi dari prasarana ini agar memadai dan memberikan

kenyamanan bagi siswa.

5) Faktor 5 ( kebersihan toilet dan proses pendidikan yang berkualitas) terdiri

atas : toilet yang bersih (V25), peraturan sekolah yang tegas (V26), proses

pembelajaran yang jelas (V27), sistem ujian yang rutin (V28)

Toilet yang bersih merupakan suatu faktor pendukung bagi orang tua

dalam memilih sekolah, oleh karena itu penting bagi sekolah untuk

memperhatikan kondisi dari prasarana ini agar memadai dan memberikan

kenyamanan bagi siswa. Proses pendidikan yang berkualitas yang terdiri

atas peraturan sekolah yang tegas, proses pembelajaran yang jelas dan

sistem ujian yang rutin, diperhatikan orang tua dalam memilih sekolah

karena faktor ini akan membentuk pola pikir dari siswa yang akan

menentukan perkembangannya dalam masa depan.

6) Faktor 6 (sarana pembelajaran yang memadai) terdiri atas: karyawan non

administrasi yang ramah (V17), gedung sekolah yang nyaman (V18),

sarana pembelajaran yang modern (V19), ruang kelas yang nyaman(V20).

Faktor sarana pembelajaran yang berkualitas juga menjadi pertimbangan

dalam memilih sekolah, orang tua saat ini sudah mulai memperhatikan

kenyamanan putra-putrinya dalam proses belajar, karena itu perbaikan

berkala pada sarana pembelajaran ini merupakan hal yang penting untuk

meraih kepercayaan masyarakat. Kenyamanan siswa belajar karena

gedung dan ruang kelas yang bersih dan didukung oleh sarana

Page 97: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

97

pembelajaran yang modern seperti penggunaan LCD Proyektor dan laptop

yang memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.

5.2.4 Pembahasan Hasil Analisis Diskriminan

Pada output Wiks’Lambda menunjukkan 0.482 dengan Chi-square

134.255 dan Siginifikansi 0.000 atau < 0.05 artinya ada perbedaan yang signifikan

antara kelompok responden I dan Kelompok responden II.

Variabel yang membedakan dapat dilihat dari Test of equality of group

means terdapat 28 variabel yang diamati, hanya 3 variabel yang tidak

membedakan yaitu karyawan administrasi yang ramah (V15), karyawan non

administrasi yang handal (V16), karyawan non administrasi yang ramah (V17)

karena signifikansi > 0.05. Artinya dalam pengambilan kebijakan, variabel ini

tidak perlu diperhatikan.

Variabel yang paling membedakan dibaca pada tabel strukture matrik

tertinggi yaitu biaya SPP (V3) dengan function 0,689 artinya Biaya SPP

merupakan hal yang paling sensitif terhadap pertimbangan pemilihan sekolah.

5.3 Implikasi Penelitian

Implikasi strategis bagi SMPK 1 Harapan terhadap faktor dominan

berdasarkan hasil analisis faktor kelompok responden I adalah SDM yang

memiliki kompetensi dan softskill. Seorang guru yang berkualitas adalah guru

yang memiliki kemampuan mengajar sesuai dengan disiplin ilmunya. Berdasarkan

Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru, tertulis pada tabel 3 halaman 18, standar kompetensi guru mata

pelajaran di SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK terdiri atas :

Page 98: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

98

1) Kompetensi pedagogik.

Seorang guru harus menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual, menguasai

teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,

mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,

memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara

efektif, empatik dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran serta melakukan

tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2) Kompetensi kepribadian.

Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,

dan kebudayaan nasional Indonesia, menampilkan diri sebagai pribadi

yang jujur, berahlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat,

menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru dan rasa percaya diri dan menjunjung tinggi kode

etik profesi guru.

Page 99: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

99

3) Kompetensi sosial.

Seorang guru harus bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak

diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi

fisik, latar belakang keluarga dan status ekonomi, berkomunikasi secara

efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua dan masyarakat, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh

Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya,berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau

bentuk lain.

4) Kompetensi profesional.

Seorang guru harus menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai

standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu,

mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk mengembangkan diri.

Jika faktor ini dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan di

SMPK 1 Harapan dengan meningkatkan pendidikan para guru dan karyawan baik

pada lembaga formal maupun non formal yang berupa pelatihan- pelatihan, maka

akan berdampak pada peningkatan kualitas lulusan walaupun dengan upaya ini,

menimbulkan bertambahnya biaya yang harus dianggarkan untuk biaya

Page 100: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

100

pengembangan SDM. Membudayakan sikap ramah tidak saja dari tingkat guru

dan karyawan administrasi, tetapi juga penting di terapkan pada lapisan karyawan

non administrasi seperti petugas keamanan di garda depan yang memberikan

pelayanan yang ramah akan memberikan kesan yang baik pada siswa dan

orangtuanya, demikian pula dengan petugas cleaning service yang selalu ramah

dan rajin untuk menyapa siswa dan orang tuanya sehingga terciptalah suatu

suasana kekeluargaan yang akan memberikan kesan positif pada proses

pendidikan di Sekolah Harapan. Hal ini hendaknya diterapkan setiap saat dan

dimulai dari diri sendiri sehingga akan menularkan sikap ramah kepada seluruh

warga sekolah. Kesuksesan suatu sekolah tidak saja bergantung pada guru yang

kompeten, namun juga di dukung oleh karyawan administasi dan non administrasi

yang mendukung suasana dan lingkungan belajar.

Meningkatkan reputasi adalah citra baik yang dimiliki sekolah, merupakan

suatu langkah meraih kepercayaan masyarakat, namun hal ini tidak dapat

dilakukan dalam waktu yang cepat, karena membutuhkan kerjasama seluruh

warga sekolah untuk mewujudkan hal yang terbaik yang mampu dinilai baik oleh

masyarakat. Biaya periklanan atau biaya publikasi lainnya merupakan salah satu

biaya yang berdampak pada peningkatan citra sekolah, karena dengan

mengiklankan suatu kegiatan positif yang dilakukan oleh siswa maka secara

perlahan akan memberikan pemahaman kepada masyarakat. Hal ini hendaknya

dilakukan secara berkala untuk terus meningkatkan reputasi yang baik dan

menunjukkan kepada masyarakat bahwa SMPK 1 Harapan merupakan sekolah

yang unggul dalam mutu pendidikannya.

Page 101: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

101

Meningkatkan sarana pembelajaran menunjukkan keperdulian sekolah

pada mutu pendidikannya. Walaupun hal ini akan berdampak pada biaya yang

relatif tidak sedikit, namun hal ini berdampak baik bagi perkembangan pendidikan

anak. Perbaikan gedung sekolah yang dilakukan oleh Sekolah Harapan merupakan

salah satu bukti bahwa Sekolah Harapan perduli pada mutu pendidikan.

Biaya pendidikan merupakan hal yang sensitif dalam pemilihan sekolah.

Umumnya, orang tua yang tergolong menengah kebawah akan merasa berat jika

biaya pendidikan ditingkatkan, walaupun manfaat yang diterimanya juga

meningkat, namun jika orang tua yang tergolong menengah keatas akan mampu

menerima peningkatan biaya pendidikan yang sesuai dengan manfaat yang

diterimanya. Implikasinya, jika Sekolah Harapan menetapkan biaya pendidikan

yang cukup tinggi, maka harus memberikan sejumlah keringanan bagi siswa

berprestasi yang kurang mampu.

Meningkatkan prasarana pendidikan menunjang kegiatan siswa seperti alat

laboratorium yang memadai. Sekolah Harapan telah melihat kebutuhan siswa

pada laboratorium yang membantu siswa memahami materi pembelajaran, dengan

membangun gedung laboratorium yang modern yang dilengkapi dengan alat

laboratorium yang modern sehingga siswa mampu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Menambah buku-buku di perpustakaan merupakan hal

yang sangat penting yang memudahkan siswa dalam memperoleh bahan dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya dan juga menumbuhkan kegemaran membaca pada

seluruh siswa, walaupun hal ini akan berdampak pada peningkatan anggaran

biaya. Sesuai dengan saran yang dituliskan oleh orang siswa yaitu pengaturan

Page 102: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

102

parkir yang rapi sehingga tidak mengganggu akses keluar-masuk sekolah dan

pengamanan parkir oleh petugas, sehingga siswa merasa nyaman meninggalkan

sepedanya, dan mudah dalam pengambilan sepeda pada saat jam pulang sekolah.

Menjaga hubungan terhadap masyarakat merupakan suatu hal yang tidak

mudah, karena membutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk menjaga keamanan

lingkungan. Hal ini berimplikasi pada peningkatan kinerja petugas keamanan

untuk menjaga seluruh areal sekolah sehingga semua proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik. Melihat banyaknya jumlah siswa dan luasnya areal

sekolah maka perlu untuk menambah jumlah petugas keamanan dan

meningkatkan keamanan dengan memasang kamera CCTV di areal yang strategis.

Pentingnya memberikan penghargaan bagi siswa berprestasi karena itu merupakan

suatu misi sosial dari sekolah untuk memberikan apresiasi bagi siswa yang

berprestasi untuk memacu semangat siswa meningkatkan prestasinya, walaupun

dengan memberikan penghargaan ini, berimbas pada peningkatan biaya yang

harus dikeluarkan, namun hal ini akan berdampak besar pada word of mouth

(informasi dari mulut ke mulut atau getok tular) yang akan disampaikan pada

keluarga dan tetangganya. Hubungan yang baik dengan siswa dan orang tuanya

juga akan berdampak positif bagi perkembangan SMPK 1 Harapan sehingga

menumbuhkan kepercayaan pada siswa dan keluarganya untuk mempercayakan

putra-putrinya menerima pengetahuan dari SMPK 1 Harapan.

Kemudahan akses merupakan hal yang menjadi pertimbangan terakhir dari

bauran pemasaran pada penelitian ini, karena itu penting untuk mengatur

kendaraan yang akan masuk ke areal sekolah dan keluar areal sekolah sehingga

Page 103: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

103

tetap lancar dan tidak mengganggu lalu lintas di jalan raya. Hal ini berimplikasi

pada peningkatan kinerja petugas keamanan pada saat jam masuk dan pulang

sekolah, sehingga meminimalisir keluhan dari orang tua siswa dan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok responden II yaitu orang tua

siswa di luar SMPK 1 Harapan, bahwa hal yang paling dominan dalam

pertimbangan memilih sekolah adalah citra sekolah, relationship terhadap

masyarakat dan lingkungan serta SDM yang berkompeten dan memiliki softskill.

Oleh karena itu, Sekolah Harapan harus terus meningkatkan reputasi yang baik

dengan memperhankan nilai akreditasi A dan terus meningkatkan prestasi siswa

dalam bidang akademis dan non akademis. Pentingnya hubungan yang baik

dengan masyarakat dan lingkungan akan berpengaruh pada citra sekolah, apalagi

jika dilihat dari sumber informasi terbanyak dalam mengetahui orang tua adalah

karena informasi dari keluarga, karena itu penting menjaga hubungan yang baik

dengan masyarakat dan lingkungan. Guru yang berkompeten dalam bidangnya

dan selalu bersifat ramah pada siswa dan orangtuanya akan mendukung

kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran. Implikasi jika SMPK 1 Harapan

memperhatikan dan meningkatkan faktor ini adalah berdampak pada peningkatan

biaya pendidikan karena meningkatkan reputasi memerlukan biaya yang relatif

banyak dan meningkatkan pendidikan guru dan pegawai juga memerlukan biaya

yang cukup tinggi. Namun hal ini perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan

mutu pendidikan di SMPK 1 Harapan.

Biaya pendidikan yang mampu dijangkau adalah hal yang paling sensitif

dalam pertimbangan memilih sekolah, karena itu, perlu pemberian informasi

Page 104: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

104

kepada masyarakat bahwa biaya SPP yang ditetapkan oleh SMPK 1 Harapan

adalah sesuai dengan manfaat yang diberikan. Menyakinkan masyarakat

merupakan hal yang penting karena banyak sekolah yang memberikan biaya yang

murah di awal sekolah namun banyak biaya di dalam proses pendidikan.

Pemberian informasi ini hendaknya dilakukan pada pertemuan dengan pemimpin

desa adat sesetan atau orangtua siswa menjelang tahun ajaran baru.

Meningkatkan prasarana pendidikan menunjang kegiatan siswa seperti alat

laboratorium yang memadai, perpustakaan yang nyaman, sarana parkir yang

memadai, sarana olahraga yang memadai dan toilet yang bersih juga merupakan

hal yang pertimbangkan orangtua dalam responden kelompok II, Sekolah Harapan

yang sudah memulai langkah dalam peningkatan prasarana ini hendaknya mampu

mensosialisasi kepada masyarakat mengenai kelebihan yang dimiliki, walaupun

hal ini berdampak pada biaya. Selain guru yang memiliki kompetensi dan

softskill, diperlukan juga karyawan yang handal dan ramah, karena ini perlu

diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan.

Proses pendidikan yang berkualitas adalah harapan seluruh masyarakat,

karena ini, SMPK 1 Harapan yang sesuai dengan visinya : disiplin berdasarkan

kasih mampu menjaga kedisplinan siswa dengan menentapkan peraturan sekolah

yang tegas sehingga seluruh siswa memiliki disiplin yang akan berdampak pada

kesuksesannya di masa depan. Hal yang baik yang sudah diterapkan oleh SMPK 1

Harapan adalah menghubungi orangtua siswa jika siswa tidak berada di Sekolah

tanpa keterangan dan menerapkan proses pembelajaran yang jelas dengan

penilaian yang transparan sehingga orangtua mengetahui perkembangan anaknya

Page 105: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

105

serta memberikan ujian berkala atau ujian paralel yang dilaksanakan 2 kali dalam

seminggu. Walaupun hal ini menimbulkan biaya, namun hal ini penting bagi

perkembangan siswa.

Meningkatkan sarana pembelajaran menunjukkan keperdulian sekolah

pada mutu pendidikannya. Walaupun hal ini akan berdampak pada biaya yang

relatif tidak sedikit, namun hal ini berdampak baik bagi perkembangan pendidikan

anak. Perbaikan gedung sekolah yang dilakukan oleh Sekolah Harapan merupakan

salah satu bukti bahwa Sekolah Harapan perduli pada mutu pendidikan.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengambilan kebijakan

dalam penerimaan siswa baru di SMPK 1 Harapan berdasarkan faktor- faktor

yang dipertimbangkan orang tua dalam memilih sekolah.

Page 106: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

106

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dikemukakan simpulan yaitu :

1) Faktor- faktor yang dipertimbangkan orangtua umumnya dalam memilih

sekolah untuk tingkat SMP berdasarkan survey pada 100 orang responden

terdapat 6 faktor yang dipertimbangkan orangtua dalam memilih sekolah

yaitu : faktor pertama terdiri atas Citra sekolah, relationship terhadap

masyarakat dan lingkungan, SDM yang kompeten dan memiliki softskill,

faktor kedua adalah biaya yang terjangkau, faktor ketiga adalah prasarana

yang memadai, faktor keempat adalah SDM yang kompeten dan memilki

softskill, faktor kelima adalah proses pendidikan yang berkualitas dan

faktor yang keenam adalah sarana pembelajaran yang memadai sedangkan

faktor yang dipertimbangkan untuk memilih SMPK 1 Harapan Denpasar

terdapat 7 faktor yang terdiri atas : faktor pertama adalah faktor SDM yang

memiliki kompetensi dan softskill, faktor kedua terdiri atas : citra sekolah,

proses pendidikan yang berkualitas dan kebersihan toilet, faktor ketiga

adalah sarana pembelajaran yang memadai, faktor keempat adalah biaya

yang terjangkau, faktor kelima adalah prasarana yang memadai, faktor

keenam adalah relationship terhadap masyarakat dan lingkungan dan

faktor ketujuh adalah kemudahan akses.

106

Page 107: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

107

2) Implikasi strategis bagi SMPK 1 Harapan setelah membandingkan hasil

kedua kelompok responden bahwa hal yang paling dominan dalam

pertimbangan memilih sekolah adalah citra sekolah, relationship terhadap

masyarakat dan lingkungan serta SDM yang berkompeten dan memiliki

softskill. Oleh karena itu, Sekolah Harapan harus terus meningkatkan

reputasi yang baik dengan mempertahankan nilai akreditasi A dan terus

meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademis dan non akademis.

Pentingnya hubungan yang baik dengan masyarakat dan lingkungan akan

berpengaruh pada citra sekolah, apalagi jika dilihat dari sumber informasi

terbanyak dalam mengetahui orang tua adalah karena informasi dari

keluarga, karena itu penting menjaga hubungan yang baik dengan

masyarakat dan lingkungan. Guru yang berkompeten dalam bidangnya dan

selalu bersifat ramah pada siswa dan orangtuanya akan mendukung

kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran. Biaya SPP yang mampu

dijangkau adalah hal yang paling sensitif dalam pertimbangan memilih

sekolah. Karena itu, perlu pemberian informasi kepada masyarakat bahwa

biaya SPP yang ditetapkan oleh SMPK 1 Harapan adalah sesuai dengan

manfaat yang diberikan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian melalui pertanyaan terbuka terdapat banyak

saran yang disampaikan orang tua siswa SMPK 1 Harapan yang perlu mendapat

perhatian manajemen adalah penanganan kemacetan lalu lintas, penyesuaian harga

SPP sehingga tidak terkesan mahal, memperbaiki sarana yang kurang memadai,

Page 108: Unud-275-1891387970-7_isi Tesis Bab i _bab Vi

108

menjaga kebersihan toilet, meningkatkan keamanan daerah parkir, meningkatkan

kenyamanan belajar Terus meningkatkan kualitas guru dan pegawai serta terus

menumbuhkan sikap ramah kepada seluruh siswa dan orangtuanya.

mempertahankan reputasi yang baik dengan mempertahankan nilai Akreditasi A

dan meningkatkan kompetensi sekolah seperti sekolah favorit.