unit belajar 4

12
Unit Belajar 4 : Penatalaksanaan Fraktur Mandibula Judul : Fraktur Tulang Mandibula Step 1 Unstable mandibula, mandibula yang tidak stabil Seorang laki-laki 25 tahun datang ke IGD RSI Sultan Agung mengeluh kesakitan pada rahang bawah, setelah kecelakaan motor ½ jam lalu. Pasien terlempar ke aspal, namun tidak ada pusing, mual, muntah, ataupun pungsan. Pemeriksaan ektra oral memperlihatkan wajah asimetris, namun tidak ada diskontinuitas kulit maupun oedema. Palpasi mendeteksi unstable mandibula, nyeri tekan, step(+). Pemeriksaan intra oral memperlihatkan laserasi mukosa sulcus bukal antara gigi insisif hingga premolar satu dextra, hematoma sublingual, terjadi maloklusi dan trismus. Palpasi mendeteksi nyeri tekan, krepitasi dan sensibiliti. Pemeriksaan radiografis panoramik

Upload: muqsithafitri

Post on 10-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fkg

TRANSCRIPT

Page 1: Unit Belajar 4

Unit Belajar 4 : Penatalaksanaan Fraktur Mandibula

Judul : Fraktur Tulang Mandibula

Step 1

Unstable mandibula, mandibula yang tidak stabil Laserasi, luka yg disebabkan karena robeka seperti luka .

Pendarahan, mengenai subkutib dari jaringan .Kerobekan yang bersifat tidak teratur

Seorang laki-laki 25 tahun datang ke IGD RSI Sultan Agung mengeluh kesakitan pada rahang bawah, setelah kecelakaan motor ½ jam lalu. Pasien terlempar ke aspal, namun tidak ada pusing, mual, muntah, ataupun pungsan.

Pemeriksaan ektra oral memperlihatkan wajah asimetris, namun tidak ada diskontinuitas kulit maupun oedema. Palpasi mendeteksi unstable mandibula, nyeri tekan, step(+). Pemeriksaan intra oral memperlihatkan laserasi mukosa sulcus bukal antara gigi insisif hingga premolar satu dextra, hematoma sublingual, terjadi maloklusi dan trismus. Palpasi mendeteksi nyeri tekan, krepitasi dan sensibiliti.

Pemeriksaan radiografis panoramik

Dokter gigi spesialis bedah mulut kemudian menyiapkan rencana perawatan sesuai dengan SOP dan prinsipnya.

Page 2: Unit Belajar 4

Wajah asimetris, terdapat susunan dari stuktur terjadi perubhan karena trauma .

Step (+),pemeriksaan palpasi dari diformitas daari garis fraktur.

Step 21. Definisi dan klasifikasi fraktur mandibula?

Fraktur mandibula, putusnya kontunuitas pada tulang mandibula yg dapat disebabkan trauma langsung dan patologis.Klasifikasi:Menurut tonew :-freaktur yg tingginya atau pajangnya >2mm dangan <10drajad. Penatalaksaan close mouth(-fraktur yg tingginya atau panjangnya 2-15 mm dengan drajad 10-35. Penataksanaan opennreduction.->15 dengan lebih dari 35 drajad

Fraktur traumatik : direk dan indirek Fraktur fatik:Fraktur patologis :

TerminologiTipe : simpel atau tertutup , jar.lunak tidak terbukaTerbuka, kulit atau mukosa terbukaGreen stick, praktur tidak sempurna

Page 3: Unit Belajar 4

Patologis, dikarenakan karena penyakitLokasi : dentoalveolar 29,1 %Midline, diantara insisi sentral Parasimpisi, berada dibagian parasimpsis berbatasaan dengan otos Angel,berdekatan dengan m 3Dikoronoid 1,3 %Ramus 1,7 % Angulus 24,5%Korpus 16%Simpisis dan parasimpisi 22 %Polafraktur : unilateral, tunggal pada satu sisi mandibulaBilateral, kombinasi tauma langsung dan tidak langsungMultipel, garis fraktur lebih dari 2 Fatik, trauma berulang

1/3 atas wajah, tulang frontalis dan orbital1/3 tengah wajah, maksila, zigomatikus, lakrimal, nasal, palatinul dan nasal konka inperios1/3 bawag wajah, mandibula

2. Gejala fraktur mandibula ?3. Etiologi fraktur mandibula ?4. Pemeriksaan pada kasus fraktur mandibula ?

Inspeksi :melihat bagian biformitas mandibula ada pembengkakan atau kebirua

Page 4: Unit Belajar 4

Palpasi : penekanan pada mandibulaKrepitasi : bunyi pada mandibulaPemeriksaan trauma di tempat lain : dibagian tulang yang lain

Pemeriksan penunjang : Fotorongtan : arah garis fraktur, segmen yang terkena.MRIPanoramik : mendignosis pada bagian kondilar terjadi fraktur. (ocik)

5. Interpretasi gambaran radigrafi pada skenario ?Terlihat garis fraktur pada regio 3 diantara gigi insisip kedua dan c RB Garis fraktur vertikalFraktur para simfisi, Rahang regio 3 lbih naik

6. Proses penyebuhan fraktur mandibula ?Primer : reposisi yang baik dengan pendarahan minilTidak ada pembentukan softcallus Perkembangan centarosification kalsifikasipembentukan

Page 5: Unit Belajar 4

radikularperkembangan periosteum, spongebone dan tulang kompakSekunder :1. Inisial stage haro 0-5, hematom respon dari

inflams proliperasi selulerpembentukan fibroblasjar. Colagen dan kapiler jar. Granulasicartilago

2. Pembentukan soft callus (4-40 hari setelah trauma)

3. Pembentukan bony callus4. Remodeling (25-50 hari)

BMP + oateoklas growfactor deferensiasi cell mesenkimtulang

Frakturhematommediator inflasmsiproses remodeling osteoblasfase pembentukan callustransformin growfactorangiogenesis (mala)

Prinsip dan penatalaksanaan fraktur mandibula ?Emergensi : penyelamata jalan napasDefinitif : close rection atau open reductionMobilisasi: Terapi bedah, open redution indikasi: fraktur multipel,

Page 6: Unit Belajar 4

Timing, (priti)Barton bandage

Gigi utuh pada garis praktur dibiarkan kalau tidak terjadi inflamasiAkar yg terlibat harus diambilClose reduction:(rozaq)

7. Post oprasi penatalaksaan fraktur mandibula ?Analgetik dan antibiotik dengan spectrum luas dan evaluasi kebutuhan nutrisi.pepperbanyak pemberian kalsiumPembukan wire dilihat patahannya sudah terambung atau belum.

8. Komplikasi fraktur mandibula ?Infeksi,ketidak nyamanan pada sendri tmj karena tidak stabilNyeri myofacial, pasien memaksakan mengunyah terlalu kerasDelay healing, penyembuhan yang lama karenang kurangnya nutrisi yag dikonsmsiParastesiPulpitisKerusakan saraf, neuro faciaPerpindaha tempat pada gigi

Page 7: Unit Belajar 4

Trismus

9. Kenapa tidak terjadi oedema pada fraktur ?Belum terjadi implamasiMungkin karena indirek, tidak terjadi robekan

10. Mengapa terjadi trismus pada skenario?Karena terjadi trauma berakibat nyeri sehingga mengubah keseimbangan sehingga terjadi trismusTrauma merusak susuan saraf, otot dan pembuluh darahTrauma menekan persarafan sehingga terjadi matirasa Frakturdislokasi mandibulaotot tertarik sehingga tegangtrismus

11. Mangapa pada saat palpasi terjadi nyeri tekan krepitasi dan sesibilatas dari skenario ?Palpasi, terjadi kerusakan pada jaringanSensibilitas, Nyeri tekan,mengetahui kerusakan jaringan lunakKrepitasi, adanya fraktur. Kerusakan pada jaringan keras.

12. Mengapa perlu diketahui adanyapusing mual dan muntah setelah trauma ?Untuk tindakan kegaawat daruratanA irway, obtruksi jalan napasC irculation, sirkulasi

Page 8: Unit Belajar 4

B reathing

Pasien tauma

fraktur

eo

klasifikasi

io Pemeriksaan penujang

etiologi proses

Kegawat daruratan

pemeriksaan

penatalaksanaan

Page 9: Unit Belajar 4

1. Gejala fraktur mandibula ?Gejala klinis yang terjadi bervariasi dan termasuk adanya krepitasi ketika dilakukan palpasi Terasa sakit ketika mulut dibuka dan dagu dipegang. Asymetri dari bentuk dagu. Hidung atau mulut mengeluarkan darah. Terjadi kerusakan pada bagian hidung.rasa sakit pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi. Patahnya gigi, adanya gap, tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis, adanya laserasi intra oral, gigi yang longgar dan krepitasi menunujukkan kemungkinan adanya fraktur mandibula. Selain hal itu mungkin juga terjadi trismus (nyeri waktu rahang digerakkan)Gangguan jalan nafas pada fraktur mandibula juga dapat terjadi akibat kerusakan hebat pada mandibula menyebabkan perubahan posisi, trismus, hematom, edema pada jaringan lunak. Jika terjadi obtruksi hebat saluran nafas harus segera dilakukan trakeostomi, selain itu juga dapat terjadi anasthesi pada satu sisi bibir bawah, pada gusi atau pada gigi dimana terjadi kerusakan pada nervus alveolaris inferior.

2. Etiologi fraktur mandibula ?a) Kecelakaan berkendara 43%. b) Serangan/ kekerasan 34%. c) Kecelakaan kerja 7%. d) Trauma olahraga 7%. e) Lain-lain 5%.Anatomi mandibula yang menonjol dan mudah terkena trauma

3. Pemeriksaan pada kasus fraktur mandibula ?4. Interpretasi gambaran radigrafi pada skenario ?5. Proses penyebuhan fraktur mandibula ?6. Kenapa tidak terjadi oedema pada fraktur ?

Secara umum edema nonradang akan terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut : 1. Peningkatan tekanan hidrostatik 2. Penurunan tekanan onkotik plasma 3. Obstruksi saluran limfe. 4. Peningkatan permeabilitas kapiler. Edema radang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler. Edema juga dapat terjadi akibat gangguan pertukaran natrium/keseimbangan elektrolit. Edema dapat timbul akibat tekanan koloid osmotik plasma yang menurun atau tekanan hidrostatik kapiler yang meningkat.

7. Mengapa terjadi trismus pada skenario?