ujian praktikum konfigurasi suhu
DESCRIPTION
PengendalianTRANSCRIPT
-
LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015
MODUL : KONFIGURASI PENGENDALIAN SUHU
PEMBIMBING : Ir.Umar Khayam
Oleh :
Irma Nurfitriani 131411013
2 A- D3 Teknik Kimia
Kelompok 3
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
UJIAN PRAKTIKUM : 17 Juni 2015
PENYERAHAN : 17 Juni 2015
-
BAB I
DATA PENGAMATAN
1.1 Data Pengamatan
Gambar 1. Rangkaian Plant Plate Heat Exchanger skala Laboratorium
No Unit Nama Alat Spesifikasi
Masukkan Keluaran
Nama
Variabel
Jenis
Besaran
Nama
Variabel
Jenis
Besaran
1. Unit
Proses
Plate Heat
Exchanger MV
Suhu Laju
Alir Air
Masuk
PV
Suhu Laju
Alir Air
Keluar
2.
Unit
Pengukura
n
Sensor
Termocoupl
e
(RCA)
PT-13RH
dan Pt
French to
NFE-18001
Temp
Range 0 to
1600 0C
PV Suhu
Sinyal
Pengukura
n
Sinyal
Elektrik
3. Unit Modul PCT Set Point Suhu Sinyal Sinyal
-
Kendali 10 aliran
masuk
yang
diinginka
n
Kendali Elektrik
Sinyal
pengukur
an
Arus
4.
Unit
Pengubah
(Transduc
er)
I/P
converter
Sinyal
Kendali
Sinyal
elektrik
Sinyal
pneumatic Tekanan
5.
Unit
Kendali
Akhir
Control
valve
Diameter :
4,8 cm
Tinggi :
11,2 cm
Sinyal
Kendali
Sinyal
Elektrik MV
Suhu Laju
Alir Air
Masuk
-
Gangguan
Unit
Unit Proses
(PHE)
- e Unit Kendali
u KendaliAkhir
m
c
R
+
Sensor dan
Transmitter Suhu
y
Gambar 2. Diagram Blok Pengendalian Suhu pada Plant
Plate Heat Exchanger
-
Keterangan :
c = variabel proses (PV) terkendali y = variabel proses (PV) terukur
r = setpoint (SP) e = error (y-r)
u = sinyal kendali (controller output) m = manipulated variable (MV)
Tabel 2 Gambar Alat Proses Pengendalian Suhu pada plant plate heat exchanger.
NO GAMBAR ALAT KETERANGAN
1
Rangkaian proses pengendalian
suhu pada plant plate heat
exchanger skala Laboratorium
-
2
Unit proses (Plate Heat Exchanger)
yang harus dilakukan proses
pengendalian suhu
3
Sensor yang terdapat pada proses
pengendalian suhu plant plate heat
exchanger. Sensor yang digunakan
berupa sensor termokopel tipe R.
-
4.
Unit kendali (controller) suhu pada
plant plate heat Exchanger.
5.
Unit kendali akhir (final control
element) berupa aktuator.
6.
Water bath sebagai
Manipulated Variable
-
1.2 Hasil Praktikum
a. Unit proses adalah unit tempat berlangsungnya proses yang akan dikendalikan
dalam system pengendalian proses. Pada sistem di atas yang merupakan unit
proses adalah pipa. Aliran yang menuju ke dan keluar dari pipa inilah yang akan
dikendalikan agar besarnya sesuai dengan set point yang telah ditentukan.
Variable yang dikendalikan disebut variable proses.
b. Unit pengukuran berfungsi untuk mengukur variable proses, yang kemudian
dikirim ke unit kendali. Unit pengukuran dapat terdiri dari sensor atau/dan
transmitter. Pada system di atas, yang merupakan unit pengukuran adalah
turbinmeter. Sinyal yang masuk pada unit pengukuran adalah aliran air
(pneumatic), yang kemudian diubah menjadi sinyal elektrik.
c. Manometer pada bagian ini bukan merupakan unit dari suatu pengendalian proses,
tetapi hanya sebagai Local Indicator.
d. Unit kendali merupakan unit yang menerima dan pengolahan sinyal yang dikirim
oleh unit pengukuran. Pada unit ini nilai yang didapat dari hasil pengukuran akan
dibandingkan dengan nilai set point. Setelah membandingkannya, unit pengendali
akan memberikan perintah pada unit kendali akhir untuk melakukan eksekusi.
e. Unit kendali akhir merupakan unit yang akan melakukan tindakan akhir sesuai
dengan perintah dari unit kendali. Pada pengendalian tekanan unit kendali akhi
berupa control valve. Cara kerja control valve yaitu dengan dengan membuka atau
menutup katup sehingga laju alir akan naik atau turun.
-
BAB II
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan pengamatan terhadap konfigurasi
alat pengendalian suhu, yaitu dengan melakukan identifikasi terhadap unit-unit/elemen-
elemen dan variable-variabel/sinyal-sinyal pengendalian proses serta menjelaskan jenis
beserta fungsi alatnya. Pada suatu proses pengendalian terdapat beberapa unit yang
digunakan dalam proses pengendalian tersebut. Begitupun halnya dengan pengendalian
suhu, disini terdapat beberapa unit pengendalian proses. Unit-unit tersebut meliputi unit
proses, unit pengukuran, unit pengubah, unit kendali akhir, dan unit kendali akhir. Dari
pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Unit Proses
Pada unit ini berlangsung proses variabel yang akan dikendalikan (PV), yaitu
temperatur. Unit proses ini berupa Stirred Tank yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses. Sinyal yang masuk dalam unit ini merupakan manipulated
variabel yang berupa laju alir yang dikeluarkan dari unit kendali akhir. Sinyal
keluaran dari unit proses ini merupakan proses variabel yang berupa temperatur.
b. Unit Pengukuran
Pada unit ini, PV yang merupakan sinyal keluaran dari unit proses diukur
besarnya dengan menggunakan termokopel. Besaran temperatur yang terukur
kemudian akan dikirimkan ke unit kendali (controller) untuk dibandingkan nilainya
dengan nilai setpoint. Namun sebelum dikirim ke unit kendali terlebih dahulu sinyal
terukur ini diubah terlebih dahulu menjadi sinyal kendali oleh transducer P/I.
c. Unit Pengubah
Unit ini terdiri dari transducer P/I dan I/P transducer. Unit ini berfungsi untuk
mengubah sinyal/besaran mekanik menjadi besaran/sinyal elektrik ataupun
sebaliknya. Pada praktikum ini, Transducer P/I mengubah sinyal keluaran yang
berupa tekanan (PV) menjadi sinyal kendali yang berupa sinyal elektrik agar dapat
dibaca oleh controller. Adapun I/P transducer berfungsi untuk mengubah sinyal
keluaran dari controller yang berupa sinyal elektrik menjadi sinyal kendali yang
berupa sinyal pneumatik yang merupakan masukan untuk unit kendali akhir.
-
d. Unit Kendali
Unit ini berupa controller yang berfungsi untuk mengendalikan sinyal terukur
yang telah diubah terlebih dahulu menjadi sinyal kendali (masukan) oleh transducer
P/I. Besarnya PV yang terukur dibandingkan dengan set point. Selisih antara PV
dengan set point ini menghasilkan error. Besarnya error ini digunakan untuk
mengevaluasi besar kecilnya bukaan valve sehingga nantinya unit kendali akhir
(control valve pneumatik) akan melakukan koreksi terhadap % bukaan valve. Sinyal
keluaran dari controller ini berupa sinyal kendali (sinyal elektrik). Sinyal elektrik ini
diubah terlebih dahulu menjadi sinyal pengukuran yang berupa sinyal pneumatik oleh
I/P transducer agar dapat dibaca oleh control valve pneumatik.
e. Unit Kendali Akhir
Unit ini berupa control valve pneumatik yang berfungsi menerima perintah atau
keputusan dari controller utuk mengoreksi % bukaan valve. Sinyal masukan berasal
dari controller berupa sinyal kendali (sinyal pneumatik) dan menghasilkan sinyal
keluaran manipulated variabel (MV) yang berupa laju alir tekanan yang akan masuk
ke unit proses. Unit ini merupakan unit paling akhir dari sistem pengendalian proses.
Langkah langkah Pengendalian Suhu, yaitu :
a. Mengukur
Tahap pertama dari langkah pengendalian adalah mengukur atau mengamati nilai
variabel proses yang keluar dari unit proses (pipa) yang berupa suhu.
b. Membandingkan
Variabel proses (nilai terukur) hasil pengukuran atau pengamatan yang berupa
tekanan yang diubah menjadi sinyal terukur dibandingkan dengan nilai acuan (set
point).
c. Mengevaluasi (menghitung)
Perbedaan antara nilai terukur dengan nilai acuan dievaluasi untuk menentukan
langkah atau cara melakukan koreksi atas perbedaan itu.
d. Mengoreksi.
Dilakukan koreksi variabel proses yang berupa sinyal pneumatik, agar perbedaan
antara nilai terukur dan nilai acuan tidak ada atau sekecil mungkin.
-
Pada umumnya, konfigurasi pengendalian suhu sama dengan konfigurasi pengendalian
proses yang lainnya, yaitu Process Variabel (PV) yang berupa suhu diukur oleh Termokopel.
Termokopel mengirim besarnya tekanan yang terukur ini ke unit kendali yang berupa
controller untuk dibandingkan nilainya dengan set point. Terlebih dahulu sinyal pengukuran
ini diubah oleh transducer P/I menjadi sinyal elektrik. Setelah itu, unit kendali (controller)
menerima sinyal elektrik ini kemudian membandingkan nilai PV dengan set point. Selisih
dari PV dan setpoint ini merupakan error yang akan dijadikan sebagai evaluasi untuk unit
kendali akhir (conrol valve pneumatik) untuk melakukan koreksi terhadap % bukaan valve.
Sinyal keluaran dari controller ini berupa sinyal kendali yang akan diubah oleh transducer I/P
untuk diubah menjadi sinyal pneumatik. Sinyal pneumatik yang masuk kedalam control valve
pneumatik akan dijadikan koreksi terhadap % bukaan valve sehingga akan dihasilkan
manipulated variabel (MV) yang berupa laju alir gas masuk sesuia dengan set point yang
diinginkan.
Adapun sinyal-sinyal yang terdapat dalam pengendalian temperatur ini berupa sinyal
pengukuran dan sinyal kendali. Sinyal pengukuran ini berupa sinyal elektrik, sedangkan
sinyal kendali berupa sinyal pneumatik. Sinyal pengukuran ini berasal dari unit pengukuran
(pressure gauge) yang diubah oleh transducer P/I menjadi sinyal elektrik. Selanjutnya dari
controller sinyal elektrik ini diubah oleh I/P transducer menjadi sinyal pneumatik untuk
dikrimkan ke unit kendali akhir (control valve pneumatik).
Sensor yang terkait pengendalian suhu
1. Mikrokontroler AT89S51
-
2. Termokopel
a. Termokopel bayonet
b. Termokopel 90
-
c. Termokopel model probe
d. Termokopel tipe J dan T dengan steker
e. Termokopel Pt100 dari Emas
-
f. Termokopel Pt100 dari platinum
2. Final Control Element pada system pengendalian suhu dan level
Control valve adalah jenis final control element yang paling sering digunakan, sehingga pada
prakteknya final control element sering diartikan sebuah control valve, meskipun masih banyak
jenis lainnya seperti motor, heating element, electrical contactor, dan sebagainya. Control valve
terdiri dari dua bagian utama yaitu actuator dan valve (body valve). Actuator berfungsi sebagai
penggerak buka atau tutup valve. Sedanglan valve berfungsi sebagai komponen mekanis yang
menetukan besarnya flow yang masuk ke proses (output). Ada beberapa jenis control valve,
diantaranya sebagai berikut :
1. Ball valve
2. Butterfly valve
3. Gate valve
4. Globe valve
5. Segmen valve
-
DAFTAR PUSTAKA
Irwan, Bambang Sutopo. Sistem Pengendalian Suhu Menggunakan AT89S51 dengan
Tampilan di PC.
Recommended Practice for Analysis, Design, Installation, and Testing of Basic Surface
Safety Systems for Offshore Production Plattforms. American Petroleum
Institute. March 2001. [ed.] Seventh Edition. s.l. : API, March 2001.
Trisanto, Agus, Santosa, Yomas Andhika and S.P, R. Arum. Monitoring Pengendalian
Level Cairan Jarak Jauh Berbasis WEB.
Zulhendri, Agus, Trisanto, Agus and Nasullah, Emir. 2012. Rancang Bangun Sistem
Monitoring dan Pengendalian Level Cairan dengan LabView Berbasis
Mikrokontroler Mbed NXP LPC1768. 1, Januari 2012, Vol. 1.