tugas blok 29 eye emergency

13
TUGAS BLOK 29 - EYE EMERGENCY MOHAMAD HAFIZ BIN MOHD AZMI 102012480 E4 1. Glaukoma Akut Riwayat Klinis Terbagi menjadi 2 jenis: 1) glaukoma sudut tertutup dan 2) glaukoma sudut terbuka. Glaukoma sudut tertutup mempunyai gejala: 1. sakit mata dan sakit kepala yang parah 2. visus menurun 3. mata kemerahan 4. mual dan muntah 5. seperti melihat bayangan lingkaran pada lampu 6. penglihatan yang tiba-tiba terganggu pada kondisi cahaya redup Glaukoma sudut terbuka mempunyai gejala: 1. tidak merasakan kerusakan pada mata 2. menurunnya penglihatan tepi pada kedua mata secara perlahan-lahan 3. tunnel vision Pemeriksaan Mata 1. Tes tonometry - pemeriksaan untuk mengukur tekanan di dalam mata. Sebelum prosedur ini dilakukan, biasanya mata pasien akan diteteskan obat bius lokal. 2. Tes perimetry atau tes bidang visual - untuk mengetahui apakah penglihatan tepi pasien telah terganggu akibat glaukoma. 3. Tes gonioscopy - untuk memeriksa sudut di antara iris dan kornea adakah terbuka atau tertutup 4. Tes ophthalmoscopy - untuk mengetahui adanya kerusakan pada saraf optik akibat glaukoma. 1

Upload: hafiz-azmi

Post on 02-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

eye emergency wajib blok 29

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

TUGAS BLOK 29 - EYE EMERGENCY

MOHAMAD HAFIZ BIN MOHD AZMI

102012480

E4

1. Glaukoma Akut

Riwayat Klinis

Terbagi menjadi 2 jenis: 1) glaukoma sudut tertutup dan 2) glaukoma sudut terbuka.

Glaukoma sudut tertutup mempunyai gejala:

1. sakit mata dan sakit kepala yang parah2. visus menurun3. mata kemerahan4. mual dan muntah5. seperti melihat bayangan lingkaran pada lampu6. penglihatan yang tiba-tiba terganggu pada kondisi cahaya redup

Glaukoma sudut terbuka mempunyai gejala:

1. tidak merasakan kerusakan pada mata2. menurunnya penglihatan tepi pada kedua mata secara perlahan-lahan3. tunnel vision

Pemeriksaan Mata

1. Tes tonometry - pemeriksaan untuk mengukur tekanan di dalam mata. Sebelum prosedur ini dilakukan, biasanya mata pasien akan diteteskan obat bius lokal.

2. Tes perimetry atau tes bidang visual - untuk mengetahui apakah penglihatan tepi pasien telah terganggu akibat glaukoma.

3. Tes gonioscopy - untuk memeriksa sudut di antara iris dan kornea adakah terbuka atau tertutup

4. Tes ophthalmoscopy - untuk mengetahui adanya kerusakan pada saraf optik akibat glaukoma.

5. Tes pachymetry - pemeriksaan untuk mengukur ketebalan kornea. Jika ada penebalan, artinya tekanan intraokular juga tinggi.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis lengkap serta melihat gejala klinis pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang sesuai. Glaukoma sudut terbuka biasanya bersifat kronis manakala galukoma sudut tertutup adalah akut dan kasus kegawatdaruratan dan memerlukan tindakan segera.

Diagnosis Banding

1

Page 2: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

1. iritis akut2. konjungtivitis akut

Terapi

Agen osmotik - mengurangi volume vitreus humor

1. Gliserin 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan.2. Manitol 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan.

Karbonik Anhidrase Inhibitor - mengurangi produksi akuos humor

1. Asetazolamide dosis awal 500 mg IV diikuti dengan 250 mg per oral setiap 4 jam sesudah keluhan hilang. Cocok untuk glaukoma sudut tertutup.

2. Brinzolamide 1%. Digunakan untuk glaukoma sudut terbuka.

Beta blocker - mengurangi produksi akuos humor

1. Levobunolol 0,25%, 0,5%2. Betaxolol HCl gel 0,1% gel mata dan 0,5% tetes mata.3. Timolol maleat 0,25%, 0,5% tetes mata.

Pembedahan

Glaukoma akut kongestif hanya dapat diobati dengan pembedahan. Dengan iriditomi perifer dengan laser YAG: neodymium.

2. Ulkus Kornea

Riwayat Klinis

Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :

1. Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva2. Sekret mukopurulen3. Merasa ada benda asing di mata4. Pandangan kabur5. Mata berair6. Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus7. Silau dan Nyeri8. Injeksi siliar9. Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat10. Hipopion

Pemeriksaan Mata

1. Pemeriksaan visus mata2. Tes refraksi

2

Page 3: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

3. Tes air mata4. Pemeriksaan slit-lamp5. Keratometri 6. Respon reflek pupil7. Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.8. Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan anamesis, dan pemeriksaan fisik dan klinis seperti pemeriksaan slit lamp dan pemeriksaan labroratorium lain. Ditanyakan riwayat trauma, abrasi, benda asing, atau penyakit kornea lain seperti keratitis.

Diagnosis Banding

1. Konjungtitivitis2. Keratitis3. Iritis akut4. Glaukoma akut

Terapi

1. Sulfas atropine salep atau larutan2. Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari3. Antisipasi kemungkinan terjadinya glaucoma sekunder4. Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa.5. Kortikosteroid- prednisolon asetat 1% setiap 4-6 jam

3. Endoftalmitis

Riwayat Klinis

Gejala dari penyakit mata endoftalmitis:

1. Akan menimbulkan nyeri pada area mata, terutama pada bola mata.2. Mata akan mengelami penurunan fungsi penglihatan. Penglihatan akan sedikit kabur atau

buram, untuk efek yang parah bisa menyebabkan kebutaan.3. Pada kelopak mata akan berwarna merah dan sedikit bengkak.4. Mata akan menjadi fotofobia atau peka terhadap pusat cahaya. Saat melihat cahaya akan menjadi sangat terang.5. Kornea keruh6. Bilik mata depan keruh7. Kelopak mata sukar dibuka atau lengket

Pemeriksaan Mata

1. Funduskopi

2. Tes tonometry

3

Page 4: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

3. Tes perimetry atau tes bidang visual

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,gejala dan hasil pemeriksaan mata. Biasanya, pasien baru selesai menjalani operasi mata atau mengalami trauma pada mata.

Diagnosis Banding

1. Glaukoma akut2. Ulkus kornea

Terapi

1. Antibakteri atau antifungi tergantung etiologi 2. Vitrektomi 3. As. Mefenamat 3 x 500 mg p.c

4. Trauma Tembus Bola Mata

Riwayat Klinis

1. Tajam penglihatan yang menurun2. Tekanan bola mata rendah3. Bilik mata dangkal4. Bentuk dan letak pupil berubah5. Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera6. Terdapat jaringan yang proplaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina.7. Konjungtiva kemotis.

Pemeriksaan Mata

1. CT-Scan bola mata2. MRI - kontraindikasi jika curiga benda asing logam3. Tes tonometry4. Tes perimetry atau tes bidang visual5. Tes Snellen Chart.

Diagnosis

Berdasarkan anamnesis, gejala dan pemeriksaan mata.

Diagnosis Banding

1. Trauma Kimia2. Trauma Radiasi

Terapi

4

Page 5: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

1. Prinsip umum bantuan hidup lanjut2. Ciprofloxacin 2x500 mg3. Anti-tetanus Serum4. Anastetik topical5. Operasi

5. Trauma Kimia (Asam dan Basa)

Riwayat Klinis

Gejala Umum:

1. Epifora, 2. Blefarospasme3. Nyeri berat

Trauma asam sering menyebabkan penurunan visus yang segera manakala trauma basa bermanifestasi beberapa hari setelah kejadian walaupun lebih parah dari trauma asam.

Pemeriksaan Mata

Ditunda sampai mata yang terkena diirigasi dengan air dan pH kembali normal.

1. Tes tonometry2. Tes perimetry atau tes bidang visual3. Pemeriksaan slit-lamp4. Pemeriksaan pH bola mata5. Pemeriksaan oftalmoskopi

Diagnosis

1. Anamnesis: tersiram cairan atau tersemprot gas pada mata atau partikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Perlu diketahui apa persisnya zat kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut serta kapan terjadinya trauma tersebut.

Diagnosis Banding

1. Konjungtivitis2. konjugtivitis hemoragik akut3. keratokunjugtivitis sicca4. ulkus kornea

Terapi

Emergency

1. Irigasi2. Double eversi pada kelopak mata

5

Page 6: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

3. Debridemen4. Diberikan verban pada mata, lensa kontak lembek dan artificial tear (air mata buatan).

Medikamentosa

1. Steroid - Dexametason 0,1% ED dan Prednisolon 0,1% ED2. Sikloplegik - Atropin 1% ED 2 x sehari3. Asam askorbat - Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam.4. Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor - asetazolamid (diamox) 500 mg PO5. Antibiotik - doksisiklin 100 mg6. Asam hyaluronik7. Asam Sitrat - Natrium sitrat 10% topikal diberikan setiap 2 jam selama 10 hari.

Pembedahan

6. Hifema

Riwayat Klinis

1. Darah dalam bilik depan mata2. Sakit3. Epiforia 4. Blefaropasme

Pemeriksaan Mata

1. Tes Snellen Chart2. Pemeriksaan mata eksternal3. Tes tonometry4. USG

Diagnosis

Perlu diadakan pemeriksaan yang cermat, terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan.

Diagnosis Banding

1. Erosi kornea2. Komplikasi glaukoma3. Keratitis herpes simpleks

Terapi

1. Tidur dengan elevasi kepala 45o , istirahat total di tempat tidur

2. Infus Manitol 20% 250 cc dalam 1 jam, 2 x sehari

3. Untuk maintenance RL infus sebagai diuresis menurunkan tekanan intracranial

6

Page 7: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

4. Koagulansia : Adona inj 3 x 1 amp

5. Midriatik : Cendo tropin ed 3 x OS

6. Kombinasi antibiotik dan steroid : Cendo xytrol ed 4 x OS

7. Beta-adrenergik antagonis : Glaucon 3 x 1

8. Kalium I-aspartat 1 x 300 mg (Aspar-K)

9. Asetazolamide 3x 250mg

7. Korpus Allienum Konjungtiva dan Kornea

Riwayat Klinis

1. Nyeri2. Sensasi benda asing3. Fotofobia4. Air mata mengalir terus5. Mata merah

Pemeriksaan Mata

1. Tes Visus menggunakan Snellen Chart2. Tes tonometry3. Tes perimetry atau tes bidang visual4. Pemeriksaan slit-lamp5. Pemeriksaan Oftalmoskopi

Diagnosis

1. Anamnesis Aktivitas pasien, keadaan lingkungan dan mekanisme trauma.

2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan laboratorium

Kultur dan tes sensitivitas pada kasus dengan infeksi atau ulkus kornea atau curiga ada benda asing intraokuler.

CT-Scan, USG dapat dilakukan jika curiga terdapat benda asing intraokuler.

Diagnosis Banding

1. Konjungtivitis

Terapi

7

Page 8: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

1. Mengeluarkan benda asing dengan cara: Berikan tetes mata pantokain 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang

terkena benda asing. Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan benda asing. Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik

ukuran 23G. Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan betadin pada tempat bekas benda

asing. Kemudian, berikan antibiotik topikal (salep atau tetes mata) seperti

kloramfenikol tetes mata, 1 gtt setiap 2 jam selama 2 hari.

8. Trauma Radiasi Sinar Las

Riwayat Klinis

1. Keluhan 4 – 6 jam post trauma2. Mata sangat sakit3. Terasa seperti ada pasir4. Fotofobia5. Blefarospasme6. Konjungtiva kemotik

Pemeriksaan Mata

1. Tes Visus menggunakan Snellen Chart2. Tes tonometry3. Tes perimetry atau tes bidang visual4. Pemeriksaan slit-lamp

Pemeriksaan slit-lamp

Diagnosis

Anamnesis: ditanyakan pekerjaan pasien, mekanisme trauma, kebiasaan pasien, riwayat sakit mata, obat-obat yang pernah diambil. Pemeriksaan klinis yang tepat dan pemeriksaan lab dapat menunjang diagnosis dengan baik.

Diagnosis Banding

1. Trauma radiasi sinar inframerah2. Trauma radiasi sinar ultraviolet3. Trauma radiasi sinar X dan sinar terionisasi

Terapi

1. Antibiotika Sistemik

8

Page 9: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

Bakteri yang berada pada luka umumnya gram positif dan hanya berkembang setempat, tetapi bakteri gram negatif seperti pseudomonas sangat invasif dan banyak menimbulkan sepsis. Karena banyaknya jaringan nekrotik pada luka bakar maka penetrasi antibiotika sistemik ke luka tidaklah meyakinkan. Oleh karena itu antibiotika sistemik digunakan bila timbul gejala sepsis. Macam antibiotika ditentukan dari kultur dari bagian yang terinfeksi, baik luka, darah maupun urine.

Antibiotika pilihan adalah cephalosporin generasi pertama (cefazolin, cephapirin dan cephalotin). Generasi ketiga khususnya ceftazidim mempunyai efektifitas besar terhadap pseudomonas.

2. Pembedahan

Bila trauma bakar merusak jaringan, dapat dilakukan transplantasi kornea, namun bila trauma bakar mengakibatkan kerusakan yang parah dapat menyebabkan kebutaan permanen.

9. Ablatio Retina

Riwayat Klinis

1. Kilatan-kilatan cahaya2. Floaters3. Melihat seperti ada lapisan hitam yang menutupi sebagian atau keseluruhan lapang

pandang.

Pemeriksaan Mata

1. Oftalmoskopi direk dan indirek2. Ketajaman penglihatan 3. Tes refraksi4. Respon refleks pupil5. Gangguan pengenalan warna 6. Pemeriksaan slit lamp7. Tekanan intraokuler8. USG mata9. Angiografi fluoresensi 10. Elektroretinogram

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan mata diatas.

Diagnosis Banding

1. Retinoskisis2. Ablasi koroid3. Melanoma koroid yang ganas

9

Page 10: TUGAS BLOK 29 Eye Emergency

Terapi

1. Kriopeksi (pemberian dingin dengan jarum es)2. Penempelan kembali retina melalui pembedahan terdiri dari pembuatan lekukan pada

sklera (bagian putih mata) untuk mengurangi tekanan pada retina sehingga retina kembali menempel.

10