tor studi komprehensif pengendalian laharsedimen

17
Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi Kerangka Acuan Kerja 1 KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR) Kementerian : Pekerjaam Umum Unit Eselon I : Direktorat Sumber Daya Air Program : Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan Pengaman Pantai Kegiatan : Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen kawasan Gunung Merapi di Kab. Tanah Datar Hasil : Didapatkan Pola Mitigasi, Zona Bencana dan Menetapkan Kebutuhan Infrastruktur Pokok Untuk Mitigasi Bencana akibat Banjir Bandang I. LATAR BELAKANG Propinsi Sumatera Barat Daereh yang rawan bencana geologis gempabumi, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan tsunami, kondisi topografi yang bergunung-gunung serta di beberapa tempat kondisi geologi regionalnya banyak mempunyai daerah patahan. Kondisi tersebut berdampak pada dinamika geohidrolika sungai-sungai yang berada di provinsi ini dan mempunyai potensi daya rusak air yang cukup tinggi. Sungai -sungai dengan kondisi alam seperti tersebut di atas rawan terhadap bencana alam, antara lain berupa longsoran tebing sungai hingga banjir lahar dingin dan di beberapa daerah menimbulkan genangan pasir akibat banjir yang membahayakan kehidupan masyarakat yang bermukim di sekitar daerah kawasan gunung merapi . Gunung merapi juga telah memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung pada kawasan sekitar gunung merapi termasuk pemukiman di lerengnya. Manfaat langsung berupa material vulkanik yang bermutu untuk bahan bangunan, sedangkan secara tidak langsung antara lain berupa kesuburan tanah di kawasan gunung merapi. Secara global, gunung merapi juga memberikan manfaat yaitu sebagai fungsi penyeimbangan fisik bumi, karena secara rutin mengeluarkan energy magma dari dapurnya ke permukaan bumi melalui kawahnya.

Upload: dalrino

Post on 07-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

TOR Studi Komprehensif Pengendalian LaharSedimen

TRANSCRIPT

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 1

    KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)/TERM OF REFERENCE (TOR)

    Kementerian : Pekerjaam UmumUnit Eselon I : Direktorat Sumber Daya AirProgram : Pengendalian Banjir, Lahar Gunung Berapi dan

    Pengaman PantaiKegiatan : Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen

    kawasan Gunung Merapi di Kab. Tanah DatarHasil : Didapatkan Pola Mitigasi, Zona Bencana dan

    Menetapkan Kebutuhan Infrastruktur Pokok UntukMitigasi Bencana akibat Banjir Bandang

    I. LATAR BELAKANG

    Propinsi Sumatera Barat Daereh yang rawan bencana geologis gempabumi, tanah

    longsor, erupsi gunungapi, dan tsunami, kondisi topografi yang bergunung-gunung serta

    di beberapa tempat kondisi geologi regionalnya banyak mempunyai daerah patahan.

    Kondisi tersebut berdampak pada dinamika geohidrolika sungai-sungai yang berada di

    provinsi ini dan mempunyai potensi daya rusak air yang cukup tinggi. Sungai-sungai

    dengan kondisi alam seperti tersebut di atas rawan terhadap bencana alam, antara lain

    berupa longsoran tebing sungai hingga banjir lahar dingin dan di beberapa daerah

    menimbulkan genangan pasir akibat banjir yang membahayakan kehidupan masyarakat

    yang bermukim di sekitar daerah kawasan gunung merapi.

    Gunung merapi juga telah memberikan manfaat secara langsung maupun tidak

    langsung pada kawasan sekitar gunung merapi termasuk pemukiman di lerengnya.

    Manfaat langsung berupa material vulkanik yang bermutu untuk bahan bangunan,

    sedangkan secara tidak langsung antara lain berupa kesuburan tanah di kawasan

    gunung merapi. Secara global, gunung merapi juga memberikan manfaat yaitu sebagai

    fungsi penyeimbangan fisik bumi, karena secara rutin mengeluarkan energy magma dari

    dapurnya ke permukaan bumi melalui kawahnya.

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 2

    Namun demikian, material erupsi yang telah memberikan manfaat berlimpah kepada

    manusia tersebut pada saat erupsi dan di kemudian hari kadang kala berpotensi

    memberikan ancaman dan bahkan beberapa kali menimbulkan bencana. Ancaman pada

    alam sekitar dan pemukim di lerengnya dapat berupa ancaman primer berupa awan

    panas, sekunder banjir lahar dingin dan ancaman tersier dapat berupa pengaruh

    psikologis pada masyarakat. pada penanggulangan bencana akibat ancaman sekunder

    berupa banjir lahar dingin. Lahar dingin merupakan material vulkanis yang tersiram air

    hujan setelah kejadian erupsi yang mengalir dan menimbulkan banjir melalui sungai-

    sungai yang berhulu di gunung berapi. Berbeda dengan banjir hujan biasa yang

    didominasi oleh kandungan air, banjir lahar dingin berupa aliran air hujan yang

    bercampur abu vulkanik yang dapat membawa pasir, kerikil, dan bebatuan berbagai

    ukuran dan bahkan menghanyutkan apa saja yang diterjangnya.

    Mengingat banjir lahar dingin dapat mengandung benda padat dengan porsi yang besar,

    maka kekuatan hancurnya akan berlipat dibandingkan dengan banjir hujan biasa.

    Kecepatan banjir lahar dingin tergantung pada kecuraman dasar sungai dan hambatan

    alami atau hambatan buatan manusia. Kecepatan dan kandungan material vulkanik

    lahar dingin akan mempengaruhi daya rusaknya. Akibat yang ditimbulkannya dapat

    berupa kerusakan sungai beserta dengan bangunan-bangunan yang ada, misalnya

    runtuhnya tebing sungai serta hancurnya jembatan dan dam. Luapan banjir lahar dingin

    dapat juga menerjang dan memporak-porandakan wilayah permukiman dan wilayah

    kegiatan manusia lainnya, misalnya merusakkan atau memendam rumah dan jalan serta

    menghancurkan lahan pertanian.

    Bencana banjir lahar dingin dapat ditanggulangi secara komprehensif melalui

    pendekatan pengurangan risiko bencana (PRB). Penanggulangan bencana (PB) melalui

    pendekatan PRB mempertimbangkan tiga komponen, yaitu ancaman, kerentanan, dan

    kapasitas. Upaya mengurangi risiko bencana berarti upaya mengurangi ancaman,

    mengurangi kerentanan, dan/atau meningkatkan kapasitas.

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 3

    Upaya mengurangi ancaman bencana lahar dingin dapat dilakukan dengan cara

    pembuatan atau memperkuat dam penahan dan penampung lahar, serta normalisasi

    sungai atau pengerukan material vulkanik yang memenuhi sungai.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, diperlukan studi komprehensif

    pengendalian lahar/sedimen kawasan gunung merapi secara komprehensif yaitu antara

    lain melakukan identifikasi daerah-darah yang berpotensi terjadinya banjir lahar dingin

    beserta penyebab terjadinya bencana, pola pemanfaatan sumber daya alam yang

    bersangkutan, kegiatan pengendalian bencana yang telah dan sedang diusahakan

    hingga penetapan pola pengendalian bencana dan penetapan infrastruktur pokok

    penunjang mitigasi bencana yang dibutuhan.

    Salah satu upaya Pemerintah dalam upaya meringankan penderitaan masyarakat akibat

    bencana banjir lahar dingin sekaligus sebagai bentuk manajemen pengelolaan sungai

    yang integral adalah melalui kegiatan Studi komprehensif pengendalian lahar/sedimen

    kawasan gunung merapi Propinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini selanjutnya dapat

    ditindak lanjuti dengan SID atau DED sebagai dasar dilaksanakan pembangunan fisiknya

    untuk antisipasi terjadinya bencana dikemudian hari.

    II. MAKSUD DAN TUJUAN

    1. Maksud

    Maksud kegiatan Studi Komprehensif Pengendalian Lahar/Sedimen

    Kawasan Gunung Merapi adalah sebagai bentuk upaya mitigasi bencana alam

    dalam aspek persungaian dan pengendalian bencana untuk meminimalisasi

    dampaknya terhadap masyarakat di daerah kawasan gunung merapi dan

    kelestarian sungai-sungai di daerah studi.

    2. Tujuan

    Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan identifikasi kawasan gunung

    merapi yang mempunyai potensi banjir lahar dingin, menetapkan pola mitigasi

    bencana banjir lahar dingin dan daya rusak air di lokasi studi serta memetakan

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 4

    zona bencana bahaya banjir dan menetapkan kebutuhan infra strukturpokok

    untukmitigasi bencana akibat bencana banjir lahar dingin.

    III. SASARAN

    Sasaran dari kegiatan Studi Komprehensif Pengendalian Lahar/Sedimen

    Kawasan Gunung Merapi adalah tersedianya Master Plan pengendalian bencana

    banjir lahar dingin dan rekomendasi teknis pola pengendalian dan pengelolaan sungai

    dikawasan gunung merapi beserta peta zona bencana bahaya banjir lahar dingin dan

    program mitigasi bencana bajir lahar dingin yang dapat dijadikan pedoman dalam

    pelaksanaan SID dan DED dikemudian hari.

    IV. LOKASI KEGIATAN

    Kegiatan pekerjaan ini berlokasi di Kawasan Gunung Merapi Kabupaten Tanah Datar

    Provinsi Sumatera Barat.

    V. SUMBER PENDANAAN

    Kegiatan Studi Komprehensif Pengendalian Lahar/Sedimen Kawasan Gunung

    Merapi ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN sebesarRp. 1.442.760.000,- (Satu

    milyar empat ratus empat puluh dua juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah)termasuk

    PPN yang terdapat pada DIPA Balai Wilayah Sungai Sumatera V Tahun Anggaran 2014.

    VI. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

    Pelaksana Kegiatan adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan dan

    Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera V Direktorat Jenderal Sumber

    Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum

    VII. DATA DASAR

    Dalam pelaksanaan pekerjaan dapat digunakan data dasar,antara lain:

    1. Peta Jantop/Topkar

    2. Peta Geologi Bersistem, Sumatera:

    3. Data demografi Kabupaten Tanah Datar, serta Kecamatan-kecamatan dalam

    wilayah tersebut.

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 5

    4. Data Hidrologi dan Hidrometri di lokasi terkait.

    VIII. STANDAR TEKNIS

    Standar Teknis yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah:

    1 KP-07 Kriteria Perencanaan - Bagian Standar Penggambaran, Tahun 2010 tentang

    Kriteria Perencanaan Standar Penggambaran

    2 PT-02 Persyaratan Teknis - Bagian Pengukuran, Tahun 2010

    3 PT-03 Persyaratan Teknis - Bagian Penyelidikan Geoteknik, Tahun 2010

    4 Peraturan Beton Bertulang Indonesia, tahun 1971 tentang Syarat-syarat dalam

    penulangan Beton Bertulang.

    5 SNI 03-2851-1992, Tata cara perencanaan teknis bendung penahan sedimen

    6 Surat Keputusan Dirjen Pengairan No. 013/KPTS/A 1996, Tanggal 29 Februari

    1996 tentang Pedoman Pengendalian Banjir

    a. Volume I : Ringkasan Kriteria dan Pedoman Pengendalian Banjir

    b. Vokume II: Pedoman Survey dan Perencanaan

    c. Volume III: Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan

    7 Pedoman teknis lainnya yang mendukung pekerjaan ini.

    8 Pedoman Penetapan Tuang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan kawasan

    rawan gempa bumi PerMen PU No 21 tahun 2007.

    9 Perencanaan Teknis Bendung Pengendali Dasar Sungai Departemen Permukiman

    Dan Prasarana Wilayah Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

    Nomor : 360/KPTS/M/2004 1 Oktober 2004

    IX. STUDI-STUDI TERDAHULU

    Dalam pelaksanaan pekerjaan dapat menggunakan studi-studi, literatur, SID maupun

    DED dengan sungai sasaran dilokasi studi sebagai bahan referensi.

    X. REFERENSI HUKUM

    1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air

    2 Keputusan Presiden No 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai.

    3 Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan

    Penanggulangan Bencana

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 6

    4 Peraturan Menteri Pu No 18 /PRT/M/2009TentangPedoman Pengalihan Alur

    Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai

    5 Surat EdaranNomor/SE/M/2012Pedoman Kajian Penetapan Sempadan Sungai

    6 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2006tentang pedoman Umum

    Mitigasi Bencana

    7 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010

    tentang pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca Bencana

    8 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai

    9 PeraturanPresiden Republik Indonesia Nomor : 54 Tahun 2010, Tentang

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    10 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 15 Tahun 2011,

    Tentang Mitigasi Bencana Gunung Api, Gerakan Tanah, Gempa Bumi dan

    Tsunami

    11 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2007 Tentang

    Penanggulangan Bencana.

    XI. LINGKUP KEGIATAN

    Lingkup kegiatan ini adalah:

    1) Membuat rencana kerja dan program

    2) Pengumpulan data-data sekunder, seperti:

    - topografi wilayah

    - geologi regional

    - data hidrologi dan klimatogi (data debit, data hujan dan dll)

    - data sosial kependudukan

    - data kejadian bencana yang pernah terjadi dan kerugian yang ditimbulkan

    - peraturan perundang-undangan yang berlalu

    3) Inventarisasi kondisi sungai terkini meliputi:

    Dokumentasi kondisi sungai (kamera digital dan handycam)

    Pendataan bagian sungai yang kritis

    Pendataan bangunan eksisting disepanjang koridor sungai yang menjadi

    sasaran strudi

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 7

    Pendataan jangkauan banjir lahar dingin yang pernah terjadi (daerah

    penguasaan sungai), termasuk tinggi banjir yang terjadi.

    4) Pengambilan data primer berupa data debit dan data sedimen pada sungai di

    kawasan studi Dingin meliputi Pengukuran debit sungai dan pengamatan Muka

    Air selama 15 hari serta pengambilan sampel sedimen di beberapa lokasi yang

    diperlukan.

    5) Pangambilan foto udara dengan teknik Photogrammetri pada sungai di kawasan

    gunung berapi.

    6) Survey pengukuran situasi, memanjang, melintang alur sungai, dan

    pemasangan BM dan CP untuk sungai-sungai yang rawan bencana banjir lahar

    dingin.

    7) Survey Geologi Teknik berupa survey gelogi permukaan dan survey potensi

    sedimen luruh. Inventigasi dengan Bor Inti di 4 (empat lokasi) dengan

    kedalaman total 80 m, dan tes pit di 10 titik tersebar.

    8) Survey kondisi sosial ekonomi kemasyarakatan

    9) Analisa data data sekunder dan perangkuman kondisi sungai eksisting dalam

    bentuk matriks

    10) Pembuatan pola mitigasi bencana pengendalian bencana, pengendalian dan

    pengelolaan sungai.

    11) Pembuatan Peta Sungai yang menunjukkan bantaran sungai dan daerah

    penguasan sungai.

    12) Pembuatan Peta Bahaya (Hazard Map) untuk banjir tahunan tertentu

    13) Menetapkan pola penanganan sungai untuk berbagai kondisi sungai berikut

    perencanaan desain bangunan persungaian pada ruas contoh

    14) Pembuatan RENSTRA lima tahunan dan RAB perkiraan

    XII. KELUARAN-KELUARAN

    Keluaran-keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

    1. Laporan-laporan.

    Laporan-laporan yang menunjang hasil studiharus bersesuaian dengan

    produk gambar hasil survey dan studi yang dilakukan.

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 8

    2. Matriks kondisi sungai dan pola penanganan, pengendalian dan

    pengelolaan yang dibutuhkan

    3. Peta Mitigasi Bencana

    4. Sosialisasi Mitigasi Bencana

    5. Peta Sungai yang menunjukkan bantaran sungai dan daerah penguasan

    sungai

    6. Peta Bahaya untuk banjir lahar dingin

    7. Gambar peta situasi sungai.

    8. Gambar potongan memanjang dan melintang sungai,

    9. Gambar desain perencanaan bangunan sungai pada ruas sungai contoh.

    10. RENSTRA lima tahunan dan RAB perkiraan, termasuk untuk kebutuhan

    SID/DED dan infrastruktur penunjang pokok, mitigasi bencana banjir lahar

    dingin.

    XIII. PERALATAN, MATERIAL, PERSONILDAN FASILITAS DARI PEJABAT

    PEMBUAT KOMITMEN

    Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak

    sebagai pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan jasa konsultasi.

    XIV. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PENYEDIA

    JASA

    Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang

    digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti:

    Fasilitas transportasi yang sesuai dengan keadaan lapangan untuk inspeksi

    lapangan;

    Pengeluaran-pengeluaran untuk akomodasi, perjalanan lapangan,

    penginapan dll, selama pelaksanaan pekerjaan;

    Biaya untuk mobilisasi staf ke dan dari proyek ;

    Biaya untuk staf akomodasi pendukung;

    Biaya untuk pekerjaan harian, serta pemasangan Bench Mark dan

    sebagainya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 9

    XV. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA

    Untuk mendapatkan produk pekerjan yang bermutu, Penyedia Jasa diberikan

    kewenangan dalam pelaksanaan pekerjaan dengan lingkup sebagai berikut:

    1. Hal mana terjadi perbedaan antara kondisi lapangan dengan dokumen

    penawaran dan atau penjelasan pekerjaan dan atau mempunyai pendapat

    berbeda dengan arahan dalam KAK dan belum diatur dalam KAK, Penyedia jasa

    dapat memberikan usulan perubahan KAK pekerjaan sehubungan dengan hal-

    hal tersebut dan penjelasan pekerjaan, tanpa mengubah maksud, tujuan dan

    sasaran pekerjaan serta RAB yangtelah ditetapkan.

    XVI. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN

    Waktu pelaksanaan untuk penyelesaian seluruh kegiatan ini paling lama adalah 300(Tiga

    ratus) hari kalender dihitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan

    XVII. PERSONIL

    No. Posisi KualifikasiJumlahOrangBulan

    Tenaga Ahli

    1 Team Leader Sarjana (S2) Bidang Sumber Daya Airatau Sarjana (S1) Teknik Pengairan 8SKA Bidang Sumber Daya Air minimaltingkat MudaPengalaman kerja sebagai TL minimal 2kali dalam pekerjaan detail desain bidangSDA diutamakan yang sejenisPengalaman kerja 10 Tahun ditunjukkandengan referensi

    2 Ahli Sungai Sarjana (S2) Bidang Sumber Daya Airdengan 7Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan referensi; atauSarjana (S1) PengairanPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensiSKA Bidang Sumber Daya Air minimaltingkat Muda

    3 Ahli Hidrologi Sarjana (S1) Sipil /Pengairan 5

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 10

    No. Posisi KualifikasiJumlahOrangBulan

    SKA Bidang Sipil/Sumber Daya Air tingkatMudaPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi

    4 Ahli Geodesi Sarjana (S1) Geodesi 6SKA Bidang GeodesiPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi

    5 Ahli Geologi Teknik /Mekanika Tanah

    Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 4SKA Bidang Teknik Tanah / SipilKonstruksi PondasiPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi

    6 Ahli SosialKemasyarakatan

    Sarjana (S1) Sosial 4Pengalaman kerja8 Tahun ditunjukkandengan referensi

    7 Ahli Lingkungan Sarjana (S1) Teknik Lingkungan 4SKA Bidang LingkunganPengalaman kerja 8 Tahun ditunjukkandengan referensi

    Tenaga Pendukung1 Asisten Ahli Sungai Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 6

    Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi; atau

    2 Asisten Ahli Sungaiuntuk Bangunan Air

    Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 6Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi; atau

    3 Asisten Ahli Hidrologi Sarjana (S1) Sipil/Pengairan 4Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi

    4 Asisten Ahli GeologiTeknik / MekanikaTanah

    Sarjana (S1) Sipil/Geologi 3Pengalaman kerja 4 Tahun ditunjukkandengan CV dan referensi

    9 Surveyor topografi Minimal STM yang terakreditasi 24

    10 Surveyor mekanikatanah Minimal STM yang terakreditasi 311 Juru Gambar Minimal STM yang terakreditasi 712 operator komputer Minimal D3 32

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 11

    XVIII. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Konsultan diwajibkan membuat membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan dan menyusun

    tahapan pekerjaan dengan susunan lebih uran sebagai berikut seperti:

    1) Pekerjaaan Persiapan

    2) Pekerjaaan Pengumpulan Data

    3) Pekerjaan Survey lapangan.

    4) Pekerjaan Analisa Data dan Perangkuman kondisi sungai

    5) Pembuatan Peta-peta

    6) Pembuatan pola mitigasi bencana banjir, dan pola penanganan, pengendalian

    dan pengelolaan sungai

    7) Pekerjaan perencanaan bangunan sugai pada ruas sungai contoh

    8) Pembuatan RENSTRA lima tahunan dan RAB perkiraan serta Laporan

    pekerjaan

    Uraian secara umum tahapan pekerjaan sebagai berikut:

    ad 1) Pekerjaan Persiapan

    Meliputi persiapan administrasi dan teknis, mobilitas personil, bahan dan

    peralatan kantor.

    Konsultan membuat rencana kerja, baik di lapangan maupun dikantor

    seperti:

    Struktur organisasi dan personalia

    Rencana tata laksana penugasan personil dan peralatan

    Pembuatan laporan pesiapan ke lapangan dan rencana kerja.

    ad 2) Pengumpulan Data dan review data terdahulu

    Pekerjaan pengumpulan data adalah seperti:

    Pengumpulan data pekerjaan sebelumnya

    Inventariassi bangunan pengendali yang ada / pernah ada / sedang

    dibangun

    Peta topografi skala 1 : 50.000 dan peta situasi 1 : 5.000 dari pekerjaan

    sebelumnya (jika ada)

    Data debit (jika ada)

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 12

    Data hujan dan klimatologi

    Dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan studi.

    ad 3) Survey lapangan.

    Pekerjaan ini adalah melakukan:

    Survey kondisi sungai yang meliputi

    Dokumentasi kondisi sungai (kamera digital dan handycam)

    Pendataan bagian sungai yang kritis

    Pendataan bangunan eksisting di sepanjang koridor sungai yang

    menjadi sasaran studi

    Pendataan jangkauan banjir lahar dingin yang pernah terjadi

    (daerah penguasaan sungai), termasuk tinggi banjir yang terjadi.

    Survey pengukuran situasi, memanjang, melintang alur sungai, dan

    pemasangan BM dan CP untuk sungai-sungai di kawasan gunung

    merapi

    Survey Geologi Teknik berupa survey gelogi permukaan dan survey

    potensi sedimen luruh (Bor inti di 4 lokasi dengan kedalaman total 80

    m, Tes pit di 10 lokasi titik, dan perkiraan volume potensi sedimen yang

    luruh), dan perkiraan ukuran sedimen D50 per kilometer panjang

    sungai yang diamati.

    Lokasi Bor inti adalah di lokasi-lokasi yang dinilai berpotensi terjadi

    longsor dan mendapat persetujuan Direksi. Pada tiap titik bor inti

    dilakukan uji SPT, Permeabilitas lapangan dan pengambilan sampel log

    bor dan pengambilan Undisturb sampel.

    Lokasi Tes pit dilakukan di bantaran sungai yang potensi longsor dan

    atau lokasi bencana yang disetujui direksi. Pada invenstigasi dengan

    tespit, ukuran tespit sesuai dengan PT 03. Dan dilakukan pengambilan

    sampel disturb dan undisturb. Untuk sampel undisturb dilakukan hanya

    pada 5 lokasi tespit terpilih.

    Survey sosial kemasyarakatan dengan menghimpun data masukan dari

    masyarakat dengan quisioner.

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 13

    ad 4) Analisa data dan pembuatan rangkuman kondisi sungai.

    ad 5) Pembuatan Peta-peta yangmeliputi:

    Sungai yang menunjukkan bantaran sungai dan daerah penguasan

    sungai.

    Peta Bahaya (Hazard Map) untuk banjir tahunan tertentu (Q5, Q10 dan

    Q25, Q100), yang meliputi Zona Bahaya dan Zona Daerah Aman

    ad 6) Pembuatan pola mitigasi bencana pengendalian bencana, pengendalian

    dan pengelolaan sungai.

    ad 7) Pembuatan desain bangunan sungai pada ruas sungai contoh.

    ad 8) Penyusunan RENSTRA lima tahunan dan Perkiraan RABdan Laporan

    pekerjaan.

    Konsultan menyusun RAB perkiraan untuk kebutuhan SID/DED dan

    infrastruktur penunjang pokok, mitigasi bencana alam berdasarkan Pola

    yang sudah ditetapkan dantelah disetujui oleh Direksi.

    Metoda dan Standar Pelaksanaan

    Pengukuran pada kegiatan ini akan dilakukan dengan menggunakan metoda Pengukuran

    Cara Tachimetry" yang mana pekerjaannya meliputi:

    Pemasangan Bench Mark (BM)

    Pemasangan BM dan Control Point (CP), apabila BM ada maka BM baru tidak di pasang

    dan dijadikan pedoman titik ikat.

    Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal

    Kerangka dasar merupakan titik dasar untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti

    pengukuran potongan memanjang. Oleh karena itu, pengukuran kerangka dasar harus

    memiliki ketelitian yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.

    Metoda yang dipilih untuk penetapan kerangka dasar horizontal ini dipilih metoda

    pengukuran poligon, dikontrol azimuthnya oleh konsultan.

    Secara umum teknis pengukuran poligon adalah, sebagai berikut:

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 14

    Sasaran pengukuran adalah sudut dan jarak horizontal

    Alat ukur sudut yang digunakan adalah theodolit T.2 atau alat yang sederajat

    ketelitiannya.

    Sistem pembacaan sudut satu seri. Tidak boleh lebih dari 5". Salah penutup sudut 10N.

    Dimana N adalah banyak sudut. Jumlah titik poligon antara dua kontrol azimuth maksimum

    50 titik.

    Ketelitian linier poligon 1:5.000

    Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal

    Untuk mendapatkan titik-titik kerangka dasar vertikal digunakan metoda pengukuran sifat

    datar dengan teknis pengukuran adalah sebagai berikut:

    Sasaran adalah beda tinggi (selisih tinggi antara dua titik ketinggian yang diteliti). Tidak

    boleh lebih dari 3 mm. Dan dibagi beberapa Kring Tertutup.

    Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur sifat datar optis NAK atau alat ukur sederajat

    ketelitiannya. Ketelitian sifat datar 10 D dimana D adalah jarak pengukuran.

    Pengukuran Potongan Memanjang

    Potongan memanjang diukur dengan jarak patok maksimal 50 m pada daerah tikungan

    lebih rapat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah alur sungai.

    Penyipatan datar harus diakhiri pada rencana bangunan terakhir di Alur Sungai yang

    menjadi objek rencana.

    Pengukuran potongan memanjang harus diikat pada BM yang ada sepanjang Alur Sungai.

    Patok dipasang setiap 50 m pada jalur lurus dan 25 m pada jalur belokan atau menurut

    keadaan lapangan.

    Bangunan-bangunan sepanjang Alur Sungai diukur terhadap patok-patok yang

    mengapitnya.

    Pengukuran harus dilakukan pergi pulang.

    Alat yang digunakan penyipat datar otomatik NI2, NAK1, NAK2 atau sejenisnya.

    Jarak diukur dengan optis atau pita ukur baja.

    Penggambaran di atas kalkir Al (594 mm x 841 mm)

    Potongan memanjang dan situasi digambar dalam satu lembar kalkir dengan ketentuan:

    Situasi skala 1 : 2.000

    /

    /

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 15

    Potongan memanjang skala horizontal 1 : 2.000 dan skala vertikal 1 : 100 untuk

    daerah datar, 1 : 200 untuk daerah curam atau bervariasi.

    Pengukuran Potongan Melintang Diukur maksimum setiap jarak profil 50 m untuk alur sungai yang lurus. Jika terdapat patahanatau kondisi lain pada alur sungai perlu ditambah profil khusus untuk ketepatan dan

    perhitungan volume pekerjaan. Alat yang digunakan penyipat datar otomatik NI2, NAK1, NAK2 atau sejenisnya. Jarak diukur dengan optis atau pita ukur baja. Penggambaran diatas kalkir ukuran Al (594 mm x 841 mm). Potongan melintang digambar pada kertas kalkir dengan ketentuan skala panjang 1 : 100dan skalatinggi 1 : 100. Tata laksana penggambaran sesuai standar perencanaan bangunan Sumber Daya Air.

    Perhitungan

    Semua perhitungan sementara harus selesai dilapangan sehingga kalau ada kesalahan dapat

    segera diulang.Semua hitungan poligon dan sifat datar digunakan metoda perataan kuadratter

    kecil. Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan:

    Salah linear poligon beserta harga toleransinya

    Salah penutup sifat datar beserta toleransinya

    Jumlah jarak

    Penggambaran

    Garis silang grid dibuat setiap 10 cm

    Semua BM dan titik pengikat yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda

    berpedoman pada ketentuan yang biasa untuk penggambaran peta situasi.

    Pada Interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan ditulis indek konturnya.

    Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan apa yang ada di lapangan

    Garis sambungan (overlap) peta sebesar 5 cm

    Gambar peta situasi saluran digambar dengan skala 1 : 5.000

    peta situasi saluran digambar di atas kalkir ketebalan 90/95 gram/m ukuran A1 (594

    mm / 841 mm)

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 16

    XIX. PELAPORAN

    Jenis Laporan yang harus diserah kan kepada Pengguna Jasa adalah:

    1. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)

    Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap

    diserahkan diawal pelaksanaan.

    2. Laporan Bulanan/Kemajuan Pekerjaan

    Laporan Kemajuan Pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap diserahkansetiap

    bulannya yang berisi:

    a. Pelaksanaan pekerjaan dalam sebulan dan penyampaian progresspekerjaan.

    b. Mobilisasi/demobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.

    c. Penyampaian progress pekerjaan.

    d. Rencana kerja bulan berikutnya

    Laporan diserahkan selambat-lambatnya tanggal 7 (tujuh) setiapbulannya.

    3. Laporan Pendahuluan, berisi:

    a. Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh

    b. Jadwal kegiatan penyedia jasaLaporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulansejak

    SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) rangkap buku laporan.

    4. Laporan Antara berisi:

    a. Progress pekerjaan hingga pertengahan kontrak

    b. Gambaran penyelesaian pekerjaan hingga akhir kontrak

    Laporan Antara diserahkan dua bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)

    rangkap buku laporan.

    5. Laporan Akhir Sementara

    Laporan Akhir Sementara diserahkan 4,0 bulan setelah pekerjaan dimulai berisi

    tentang seluruh hasil yang telah dilaksanakan sebagai bahan diskusi dan

    diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap.

    6. Laporan Akhir

  • Studi Komprehensif Pengendalian Banjir Lahar Sedimen Kawasan Gunung Merapi

    Kerangka Acuan Kerja 17

    Laporan Akhir diserahkan pada akhir pekerjaan merupakan hasil

    penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara dan diserahkan sebanyak 5

    (lima) rangkap laporan.

    7. Executive Summary

    Laporan ini merupakan laporan ringkasan dari Laporan Akhir yang telah

    disetujui oleh Pengguna Jasa dan diserahkan 5 (lima) rangkap laporan.

    8. Laporan RAB

    Laporan ini merupakan laporan rencana anggaran dan biaya beserta mutual

    check yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa dan diserahkan 5 (lima)

    rangkap laporan.

    9. Laporan Penunjang

    Laporan penunjang terdiri atas laporan-laporan yang menunjang detail desain

    yang dilakukan. Laporan penunjangterdiri atas:

    a. Laporan Inventarisasi Kondisi sungai eksisting

    b. Laporan Survey Topografi

    c. Laporan Survey Potensi Sedimen Luruh

    d. Laporan Hidrologi

    Laporan-laporan penunjang harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa

    dan diserahkan 5 (lima) rangkap laporan.

    10.Album Gambar

    Album Gambar berupa detail desain antara lain :

    a. Peta sungai dan peta bahaya Map

    b. Peta situasi detail hasil survey

    c. Gambar hasil pengukuran dan hasil perencanaan detail desaindalam format

    Gambar Asli kalkir ukuran Al diserahkan sebanyak 1 (satu) rangkap

    Gambar Cetakan Blue Print ukuran Al diserahkan sebanyak 3 (tiga)

    rangkap

    Gambar Fotocopy pengecilan gambar A1 ukuran A3 diserahkan

    sebanyak 3 (tiga) rangkap

    11.Laporan Dalam Bentuk CD

    Dalam bentuk file laporan dan gambar dalam bentuk digital CD sebanyak 5

    (lima) keping CD.