tokso

Upload: yolanda-shinta

Post on 07-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

toksoplasmosis

TRANSCRIPT

A. Definisi dan EtiologiToksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasite Toxoplasma gondii. Toksoplasmosis dapat bersifat asimtomatik pada individu dengan imunokompeten, tetapi menyebabkan respon antibodi yang menetap seumur hidup. Selama kehamilan, toksoplasmosis dapat ditularkan melalui plasenta dan dapat menyebabkan kematian intrauterine, IUGR, retardasi mental, defek okuler dan kebutaan di masa datang (Kravetz, 2010).

B. Morfologi dan Siklus Hidup

Gambar . Siklus Hidup Toxoplasma gondii (CDC, 2015).

Host definitive untuk T. gondii adalah anggota family Felidae (kucing dan sejenisnya. Siklus hidup T. gondii dimulai dari ookista. Ookista yang tidak berspora dilepaskan di feses kucing dalam jumlah besar. Ookista tidak berspora akan menjadi ookista berspora dalam 1-5 hari di tanah dan menjadi infektif. Host intermediet seperti burung, tikus, babi, dan domba akan terinfeksi ketika mencerna makanan, air, atau tumbuhan yang terkontaminasi ookista. Ookista akan berrubah menjadi takizoit dalam tubuh host intermediet, dan bertempat di jaringan otot dan saraf, dan akan berkembang menjadi bradizoit kista jaringan. Kucing akan menjadi terinfeksi setelah mengkonsumsi host intermediet yang mengandung kista jaringan. Kucing juga bisa langsung terinfeksi oleh ookista berspora (CDC, 2015).Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii melalui beberapa jalur antara lain (CDC, 2015):1. Mengkonsumssi daging binatang yang mengandung kista jaringan dan tidak matang2. Mengkonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi feses kucing atau lingkungan yang terkontaminasi feses kucing3. Transfusi darah atau transplantasi organ4. Transmisi transplasental dari ibu ke janin.Pada tubuh manusia, bentuk parasit akan membentuk kista jaringan, dan paling umum terdapat di miokardium, otak, dan mata. Kista jaringan akan menetap di tubuh manusia seumur hidup (CDC, 2015).

Gambar . Morfologi bradizoit dan takizoit dari T. gondii (CDC, 2015).

C. Epidemiologi dan Faktor RisikoSebanyak 20-30% populasi manusia di dunia terinfeksi oleh T. gondii. Prevalensi setiap negara pada umumnya berbeda. Prevalensi rendah (10-30%) ditemukan pada Amerika utara, Asia tenggara, dan Eropa utara. Prevalensi sedang (30-50% ) terdapat di Eropa tengah dan selatan, sedangkan prevalensi tinggi ditemukan di Amerika latin dan Afrika. Prevalensi tinggi umumnya terdapat pada negara tropis dengan iklim hangat dan lembab. Faktor perilaku memiliki pengaruh lebih besar terhadap prevalensi toksoplasmosis, meliputi kebiasaan diet (cara memasak daging, mencuci tangan, cara mencuci sayur), kualitas air, dan kebersihan lingkungan (Robert-Gangneux & Darde, 2012).Faktor risiko toksoplasmosis, antara lain (CDC, 2015):1. Makan daging yang terkontaminasi dan tidak matang2. Makan makanan yang terkontaminasi oleh alat-alat yang kontak langsung dengan daging yang terkontaminasi3. Memelihara kucing yang terinfeksi T. gondii dan tidak mencuci tangan setelah kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi feses kucing4. Tidak mencuci tangan setelah berkebun atau tidak menggunakan sarung tangan5. Memakan buah atau sayur yang tidak dicuci6. Riwayat transfuse darah atau transplantasi organ.

D. PatomekanismeParasit toksoplasma cenderung untuk masuk ke dalam sel organ ( intrasel ) tubuh manusia dan terdapat dalam tiga bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang beredar dalam darah, bentuk ookista yang dikeluarkan dalam tinja kucing, dan bentuk kista yang menetap dalam jaringan tubuh seperti paru, jantung, otot, dan otak. Bentuk kista berupa sebuah kantung yang di dalamnya berisi beribu-ribu trofozoit T gondii. Kucing adalah tempat hidup utama parasit toxoplasma, parasit ini dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Adapun dalam tubuh manusia, unggas dan hewan ternak lain sebagai hospes perantara, parasit ini berkembang biak secara aseksual, yaitu kemampuan untuk berkembang biak dengan cara membelah diri (CDC, 2009).Di tanah yang tercemar, ookista (toxoplasma) dapat dibawa oleh lalat, kecoak, semut atau cacing tanah ke berbagai tempat di kebun. Ookista dapat menempel di sayuran, buah-buahan atau termakan oleh hewan ternak seperti ayam, kambing, anjing, sapi, dan menembus epitel usus, berkembang biak dengan membelah diri serta menetap dalam bentuk kista pada organ hewan tersebut (CDC, 2009).Bentuk parasit T gondii seperti batang melengkung dengan ukuran lebih kecil dari sel darah merah (3-6 mm) bergerak dengan gerakan aktinomisin di bawah membran plasma, dapat menembus sel secara aktif masuk ke berbagai jaringan seperti otot, otak, mata, dan usus. Kucing yang menderita toksoplasmosis akan mengeluarkan beribu-ribu ookista yang tetap infektif selama berbulan-bulan di tanah yang tidak terkena sinar matahari (CDC, 2009).Ookista yang tertelan akan membentuk trofozoit dan ikut aliran darah serta memasuki sel berinti organ tubuh atau membentuk kista. Manusia dapat terinfeksi bila menelan ookista atau makan daging ternak seperti ayam, kambing atau sapi yang mengandung kista dan tidak dimasak matang (Ernawati, 2011).Toksoplasmosis sering disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya kegagalan kehamilan , infertilitas, abortus, lahir prematur, IUGR, lahir mati dan lahir dengan cacat bawaan seperti kebutaan (retinokoroiditis), hidrosefalus, meningoencephalitis (radang otak), tuli, pengapuran otak,retardasi mental, kejang-kejang, dan gangguan neurologis lainnya. namun apakah toksoplasmosis memang menyebabkan kegagalan kehamilan, akan tetapi bagaimana mekanisme terjadinya hal tersebut, sampai sekarang masih belum dapat dlitas ijelaskan dengan baik (Cunningham et al., 2011).

E. Penegakkan Diagnosisa. Manifestasi KlinisKebanyakan wanita hamil dengan toksoplasmosis tidak memiliki tanda dan gejala yang khas, hanya sebagian kecil yang memiliki gejala klinis dari penyakit. Gejala klinis pada wanita hamil tidak lebih parah dibandingkan pada wanita yang tidak hamil, dan lebih sering muncul sebagai influenza-like illness (demam subfebris, malaise, limfadenopati) dengan masa inkubasi 5-18 hari setelah terinfeksi. Wanita hamil jarang mengalami gangguan penglihatan akibat toksoplasmosis korioretinitis. Pada wanita hamil dengan kondisi immunocompromised, T. gondii dapat menyebabkan ensefalitis berat, miokarditis, pneumonitis, atau hepatitis lewat infeksi akut atau reaktivasi infeksi laten. Toksoplasmosis pada wanita dengan umur kehamilan