titanium dan paduannya

12
Buku Ajar Teknologi Bahan 129 BAB XIV TITANIUM DAN PADUANNYA TIK : Mahasiswa dapat menjelaskan Titanium dan paduannya I. Pendahuluan Titanium diberi nama Titans, yaitu laki-laki yang sangat kuat dalam mitologi yunani. Titanium merupakan peringkat keempat dalam kerak bumi (0,86%) setelah aluminium, besi dan magnesium. Titanium dalam susunan periodik unsur yang memilik struktur kristal HCP dengan densitas 4,54g/cm3. logam ini sangat mudah beraksi dengan oksigen, nitrogen, carbon dan hidrogen. Memiliki kekuatan mekanis yang baik tetapi sulit untuk dilakukan proses ekstraksi. II. Uraian 14.1 Proses Ekstrasi Titanium Dasar dari produk titanium disebut spons titanium sebab bongkahan logam yang diekstraksi dari biji titanium utama (rutile, TiO 2 ) memiliki porosity yang terdapat pada spons. Biji bija titanium yang lainya seperti Ilmenite, digunakan sebagai penambahan oleh produser spon lainnya. The Kroll proses merupakan salah satu proses yang digunakan untuk mendapatkan titanium yang berasal dari rutile. Proses ini merupakan sekumpulan operasi yang memerlukan pengawasan yang keras terhadapa kandungan pengotor. Titanium sponge dapat dijadikan pelindung dari udara atmosfer. Spons berikutnya dibersihkan dan dipadatkan kedalam elektroda untuk peleburan pada saat pembuatan ingot. Logam titanium diproduksi dari biji sampai akhirnya menjadi ingot, seperti diperlihatkan pada skema dibawah ini ; Chlorination biji rutile bereaksi dengan gas klorin pada temperatur elevasi menjadi titanium tetrachlorida (TiC4), suatu cairan tanpa warna dan gas karbon (CO,CO 2 ), berdasarkan reaksi dibawah ini ; TiO 2 + 2Cl 2 + C TiCl 4 + CO 2 + Heat TiO 2 +2Cl 2 +2CTiCl 4 +2CO 2 +Heat

Upload: mridwan

Post on 27-Sep-2015

386 views

Category:

Documents


92 download

DESCRIPTION

Metalurgi Fisik

TRANSCRIPT

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    129

    BAB XIV

    TITANIUM DAN PADUANNYA

    TIK : Mahasiswa dapat menjelaskan Titanium dan paduannya

    I. Pendahuluan

    Titanium diberi nama Titans, yaitu laki-laki yang sangat kuat dalam mitologi

    yunani. Titanium merupakan peringkat keempat dalam kerak bumi (0,86%) setelah

    aluminium, besi dan magnesium.

    Titanium dalam susunan periodik unsur yang memilik struktur kristal HCP dengan

    densitas 4,54g/cm3. logam ini sangat mudah beraksi dengan oksigen, nitrogen, carbon dan

    hidrogen. Memiliki kekuatan mekanis yang baik tetapi sulit untuk dilakukan proses

    ekstraksi.

    II. Uraian

    14.1 Proses Ekstrasi Titanium

    Dasar dari produk titanium disebut spons titanium sebab bongkahan logam yang

    diekstraksi dari biji titanium utama (rutile, TiO2) memiliki porosity yang terdapat pada

    spons. Biji bija titanium yang lainya seperti Ilmenite, digunakan sebagai penambahan

    oleh produser spon lainnya. The Kroll proses merupakan salah satu proses yang

    digunakan untuk mendapatkan titanium yang berasal dari rutile. Proses ini merupakan

    sekumpulan operasi yang memerlukan pengawasan yang keras terhadapa kandungan

    pengotor. Titanium sponge dapat dijadikan pelindung dari udara atmosfer. Spons

    berikutnya dibersihkan dan dipadatkan kedalam elektroda untuk peleburan pada saat

    pembuatan ingot. Logam titanium diproduksi dari biji sampai akhirnya menjadi ingot,

    seperti diperlihatkan pada skema dibawah ini ;

    Chlorination biji rutile bereaksi dengan gas klorin pada temperatur elevasi menjadi

    titanium tetrachlorida (TiC4), suatu cairan tanpa warna dan gas karbon (CO,CO2),

    berdasarkan reaksi dibawah ini ;

    TiO2 + 2Cl2 + C TiCl4 + CO2 + Heat

    TiO2+2Cl2+2CTiCl4+2CO2+Heat

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    130

    Reaksi diatas merupakan reaksi eksoterm harus berhati-hari dalam mereaksikanya dalam

    tabung reaksi untuk menghasilkan suatu produk (TiCl4) yang mendekati murni. Untuk

    pemurnian TiCl4 ini dari pengotor terkadang dibutuhkan menara destilasi.

    Gbr. 14.1 Kroll Proses untuk mengekstraksi Titanium

    Magnesium Reduction TiCl4 dikombinasikan dengan cairan logam magnesium

    didalam suatu reaktor baja dibawah kontrol atmosfer untuk membentuk logam titanium

    yang ulet. Magnesium chlorida (MgCl2) merupakan elektrolit untuk menangkap kembali

    gas klorin dan logam magnesium, keduanya kemudian akan direcycle kembali, reaksi

    yang terjadi adalah ;

    TiCl4 + 2Mg Ti + 2MgCl2

    MgCl2 (dengan elektrolisa) Mg + Cl2

    Purification Titanium spons ditempatkan pada tanki pembilasan dimana asam dan air

    dilepaskan dari magnesiuum klorida dan sisa magnesium. Metode yang lain untuk

    melepaskan pengotor dari spons adalah dengan menggunakan destilasi vacum. Produksi

    spons di USSR/Rusia dan jepang dapat memproduksi spons dengan kualitas yang baik.

    Kebanyakan spons di import dari USSR/Rusia.

    Melting Spons titanium dapat dipadatkan sebagai unsur pokok dalam membuat

    elektroda untuk memproduksi ingot, atau jika alloy diinginkan untuk dicampur dengan

    unsur lain sebelum dipadatkan membentuk elektroda untuk operasi peleburan. Pencairan

    dengan busur listrik merubah elektroda kedalam suatu ingot, yang mana ketika dilakukan

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    131

    peleburan kembali menjadi ingot dalam bentuk terakhir/yang diinginkan. Metode lain

    yang dipergunakan untuk membentuk primary ingot, dengan mencairkan spons,

    penambahan alloy, atau scrap, dalam suatu leburan dari logam yang dihasilkan dengan

    busur listrik, cara ini dipergunakan oleh beberapa produsen. Metode yang lain juga adalah

    meleburkan logam yang dilakukan didalam dapur vacum untuk menghilangkan uap

    pengotor seperti hidrogen dan MgCl2 sisa.

    Gbr.14.2. Vacuum Arc Revining (VAR)

    14.2 Titanium dan paduannya

    Titanium mempunyai titik cair yang tinggi yaitu 1668oC dengan titik

    tranformasi pada 882oC dari T (hcp) menjadi (bcc), pada temperatur rendah. Berat

    jenis material ini 4,54 kira-kira 60% dari baja. Titianim mempunyai ketahanan korosi

    yang sangat baik, hampir serupa dengan ketahanan korosi baja tahan karat. Titanium

    sendiri merupakan suatu logam aktif, tetapi titanium membentuk lapisan pelindung yang

    halus pada permukaannya, mencegah berlanjutnya korosi ke dalam. Kalau hydrogen yang

    terbentuk dari uap air di udara diabsorb oleh titanium. Selanjutnya O dan N, juga diabsorb

    oleh titanium, yang menyebabkan titanium menjadi keras. Oleh karena itu titanium

    menjadi getas kalau dipanaskan pada atau diatas temperatur 700oC, selalu harus berhati-

    hati kalau memanaskan titanium di udara.

    14.2.1 Perlakuan panas paduan titanium

    Dilihat dari struktur mikronya paduan titanium terbagi atas fasa , fasa + dan

    fasa . Kepada fasa tidak dapat diadakan perlakuan panas sedangkan pada fasa dan

    fasa + dapat dilakukan perlakuan panas.

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    132

    Paduan fasa terutama mengandung Al dan Sn yang berguana setelah pelunakan

    atau penganilan dan penghilangan tegangan.

    Paduan titanium dapat membentu martensit dan fasa dengan pendinginan cepat

    dari fasa , tetapi tidak begitu keras, yang memberikan sedikit pengaruh terhadap sifat-

    sifat mekanis. Pada paduan fasa + kalau fasa lebih banyak, yang didinginkan pada air

    setelah dipanaskan sampai fasa + maka + merupakan struktur yang berbentuk bulat.

    Fasa yang terbentuk merupakan fasa yang metastabil, tidak langsung teruraimenjadi

    + terapi melalui suatu fasa antara yaitu , yang memiliki sifat keras dan getas, dalam

    hal ini presipitasi harus dihindari. Biasanya dipanaskan lebi tinggi dari temperatur

    presipitasi yang kemudian terurai menjadi fasa + yang halus. Kalau fasa lebih

    banyak perlu dicelup dingin dari fasa untuk mendapatkan + yang kemudian harus

    dipanaskan kembali untuk mendapatkan fasa menjadi struktur + yang halus, paduan

    fasa dapat berubah menjadi martensit karena pencelupan dingin, dan fasa yang tersisa

    dipanaskan ke temperatur yang lebih tinggi dari temperatur presipitasi fasa untuk

    membuat presipitasi fasa yang halus.

    14.2.2 Near - alloys

    Suatu Near alloys telah dikembangkan dengan temperatur elevasi yang sangat

    baik (T

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    133

    Gbr. 14.3 diagram fasa biner Ti-8%Al dengan penambahan Mo,V dan struktur fasa Duplex annealed Ti-

    8Al-1Mo1V berturut-turut

    Tabel 14.1 Komposisi kimia dan aplikasi dari titanium near alloy

    14.2.3 Paduan titanium fasa

    Paduan Ti-5%Al-2,5%Sn adalah paduan fasa yang khas mempunyai keuletan

    cukup dan mampu las yang baik. Sampai kira-kira 500oC mempunyai kekuatan melar

    yang tinggi. Paduan-paduan yang terutama mempunyai larutan padat interstisi rendah dari

    atom C,N,O,dsb, adalah baik dipakai sebagai komponen mesin, penggunaan khususnya

    seperti kriogenik, kekuatan tinggi dan keuletan dapat bertahan hingga 253oC. Aluminium

    merupakan elemen alloy utama selain Zr and Sn.

    Paduan Ti-8%Al-1%Mo-1%V telah dikembangkan untuk penggunaan temperatur

    tinggi, yang dapat bertahan secara baik pada temperatur tinggi baik kekuatanya maupun

    kekuatan melarnya, dalam hal ini padua ini merupakan paduan terbaik diantara paduan

    fasa dan fasa + oleh karena itu dengan proses penganilan dua tahap, keuletan pada

    temperatur rendah dapat diperbaiki.

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    134

    Gbr. 14.4 diagram fasa stabil pada Ti Alloy dan struktur mikro Ti-5%Al, 2.5%Sn dalam bentuk lembaran berturut-turut

    Keberadaan sedikit jumlah dari fasa ductile di dekat alloy dapat

    menguntungkan untuk heat treatmen dan kemampuan untuk ditempa. Alloy kemungkinan

    mengandung beberapa elemen sebagai contoh ;

    Ti 6Al 2Sn 4Zr 2Mo

    Dimana Zr dan Sn memberikan solid solution strengthening.

    Tabel 14.2 Komposisi kimia dan aplikasi dari titanium alloy

    Ti-5Al-2.5Sn wt% merupakan alloy yang banyak diketemukan dipasaran dalam

    berbagai bentuk, hal ini disebabkan alloy ini stabil pada kondisi , alloy ini tidak dapat di

    heat treatment. Oleh sebab ini alloy ini tidak begitu kuat, tetapi mudah dilas. Ketangguhan

    pada temperatur cryogenic meningkat ketika kandungan oxygen, carbon and nitrogen

    diturunkan.

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    135

    Gbr. 14.5 Hubungan antara temperatur dan tegangan, dan ketangguhan Ti Alloy(sumber; National Institute

    for Materials Science, Japan)

    Gambar diatas diambil dari Ti-5Al-2.5S, yang mengalami tempa pada 1473 K

    (maximum), ditahan pada 1073 K selama 2 jam dan selanjutnya didinginkan dengan

    pendinginan udara.

    14.2.4 Paduan titanium +

    Kebanyakan dari + alloy memiliki kekuatan yang tinggi dan mampu bentuk

    yang baik. Dan mengandung 4-6% fasa yang stabil dan secara substansial jumlah fasa

    tetap dipertahankan pada saat pencelupan dari fasa +

    Paduan Ti-6%Al-4%V merupakan paduan tipikal dari jenis fasa + yang

    banyak dipergunakan. Yang memiliki kekuatan pada temperatur tinggi, tetapi dibawah

    150oC keuletannya akan menurun. Alloy ini jumlah hampir setengah dari produksi

    titanium alloy, alloy ini banyak dipakai karena kekuatannya (1100 MPa) ketahanan mulur

    300oC , ketahanan fatiq dan mudah dicor. Selain alloy yang telah disebutkan paduan Ti-

    4%Al-3%Mo-1%V juga merupakan paduan yang banyak dipergunakan.

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    136

    Gbr. 14.6 Diagram fasa Ti-6Al-V dan struktur mikro Ti-6%Al-4%V daerah fasa + yang dianil(butir warna putih dan fasa warna gelap)

    Tabel 14.3 Komposisi kimia dan aplikasi dari titanium + alloy

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    137

    2.2.5 Paduan titanium fasa

    Paduan Ti-13%V-11%Cr-3%Al merupakan salah satu dari paduan dengan fasa .

    Kekuatan yang tinggi dengan perbandingan batas mulurnya bertahan sampai kira-kira

    400oC. Dilihat dari kekuatanya spesifiknya, paduan ini lebih baik pada daerah dengan

    temperatur tersebut dibandingkan dengan baja 4340 (Ni-Cr-Mo), baja tahan karan dan

    aluminium.

    Seperti telah dikemukan diatas titanium memiliki kekuatan yang lebih baik dan

    ketahanan korosinya juga baik, tetapi harga material ini relatif mahal. Paduan titianium

    terutama hannya dipergunakan untuk pesawat terbang.

    Tabel 14.4 Komposisi kimia dan aplikasi dari titanium alloy

    14.2.6 Titanium Aluminida

    Kebanyakan aluminida dari Titanium memiliki struktur lamellar yang tersusun

    dari layer-layer dari suatu hexagonal Ti3Al 2 compound dan tetragonal TiAl atau

    Keuletan tarik kira-kira 4-6% pada temperature ambient. -aluminide cenderung untuk

    menjadi lebih ulet. Berat jenis kira-kira 4.5 g/ cm3 dan aluminium menyebabkan

    aluminida lebih tahan terhadap pembakaran. Alloy ini telah dipelajari secara khusus untuk

    komponen pesawat dan automotive turbocharger disebabkan alloy ini memiliki kekuatan

    yang tinggi, densitas yang rendah, dan ketahanan mulur. Fasa berbentuk bidang close

    packed yang pararel terhadap bidang basal dari 2:

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    138

    Gbr.14.7 Tetragonal TiAl,

    14.3. Proses Pembentukan Titanium

    Kebanyakan titanium diproduksi secara mekanis oleh beberapa proses dibawah ini ;

    14.3.1 Forging

    Titanium alloy memiliki lebih tinggi aliran tegangan daripada Al alloy atau baja

    oleh sebab itu disaratkan untuk menerapkan tekanan tempa yang lebih tinggi

    kapasitasnya. Pada proses ini permukaan yang dihasilkan akan sangat ditentukan oleh

    kepresisian dari cetakan forging tersebut. Pada pengerjaan awal dilakukan pada

    temperature 150oC diatas temperature beta untuk kira-kira 28-38% regangan, tergantung

    pada type alloy dan heat treatmen yang telah dilakukan sebelumnya. Yang berikut proses

    deformasi dapat dilakukan pada daerah +.

    14.3.2 Sheet and ring rolling

    Lembaran titanium alloy biasanya dirol untuk menghindari oksidasi pada

    permukaan. Setelah dilakukan hot rolling, lembaran akan di ekstrak, diratakan untuk

    proses finising.Titanium alloy sebagai ring rolled untuk menghasilkan cylinder besar yang

    digunakan pada casing atau bejana bertekanan.

    Gbr.14.8 Hot rolled Ti baja plat digunakan dalam kondensor di pembangkit tenaga dan ring titanium yang

    dirol berturut-turut

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    139

    14.3.3 Machining

    Titanium dan titanium alloy relative sulit untuk dilakukan proses pemesinan

    terutama Ti alloy jika dibandingkan dengan baja dan aluminium allloy untuk semua

    metode konvensional seperti pembubutan, pemotongan dan pelobangan,dsb.

    Titanium memiliki konduktivitas termal yang rendah pengurangan terhadap penghilangan

    panas pada permukaan benda kerja, hal ini akan menurunkan umur pakai dari perkakas,

    pengelasan atau tidak memuaskan pada permukaan permukaan benda kerja perkakas.

    Perkakas untuk macining sangat perlu untuk diperhatikan terutama perkakas dari karbida

    maupun keramik. Untuk menghindari kehilangan permukaan yang diinginkan selama

    terjadinya kerusakan pada perkakas, kerusakan ini secara terus menerus akan menurunkan

    sifat mekanis khususnya fatiq.

    Gbr.14.9 proses machining dan hasil machining dari titanium alloy berturut-turut

    14.3.4 Poweder metalurgi

    Komponen yang dibuat dengan cara powder metalurgi dibuat dengan dua cara

    yaitu pengepresan dan penyinteran, sehingga menghasilkan produk yang siap

    pakai/produk jadi. Proses pembuatan serbuk titanium cukuplah sulit terutama akibat

    terjadinya reaksi antara titanium dengan oksigen sehingga proses pembuatan serbuknya

    tergolong cukup maha.

    Urutan proses meliputi ; atomisasi, penekanan dan

    penyinteran dengan syarat tidak terjadi kontaminasi

    dengan udara atmosfer.

    Gbr. 14.10 Serbuk titanium (SEM)

  • Buku Ajar Teknologi Bahan

    140

    Tugas

    1. Jelaskan ciri-ciri dari material Mg

    2. Jelaskan penggunaan material Mg dalam bidang teknik

    3. Bagaimana caranya untuk mendapatkan material Mg yang dipergunakan sebagai

    bahan tempaan.

    Penutup

    1. Dari uraian diatas dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa Mg merupakan logam

    yang memilik densitas (g/cm3) 1,74 dan titik cair 650oC

    2. Beberapa elemen yang sering dipergunakan pada Mg diantaranya adalah Al, Zn, Mn

    dan Zr. Penambahan elemen ini umumnya bertujuan untuk meningkatkan sifat

    mekanis Mg seperti kekuatan, ketahanan korosi, mampu cor dan lain sebagainya.

    Daftar Pustaka

    Titanium and Titanium Alloys, 1974, Millitary Handbook, MIL-HDBK-697, Wahingto D.C.

    Bhadeshia, H.,K.,D.,H., Metalurgy of Titanium and its Alloy, http://www.msm.cam.ac.uk