tirai itu kini telah tersingkap - 3

44
Tirai itu kini telah tersingkap seri 3, ' ' ' Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy 1 Gratis Silakan disebarkan untuk kalangan Salafiyyin (Untuk kalangan sendiri)

Upload: abdul-haq

Post on 10-Jun-2015

740 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhBismillah...Innalillahi... ada ucapan menggema : "Kalian mau mencari daging atau mencari ilmu ?” Kalau mencari ilmu, datang ke Dammaj, kalau mau mencari daging silakan ke Su’udi." Demikian diucapkan ustadz Abu Hazim Muhsin, Magetan dalam ceramahnya di Sidoarjo tahun 2008.Apakah ucapan ini engkau tujukan pada asatidzah hafidhahumullahu jami'an yang berbondong-bondong menemui ulama, belajar pada ulama Saudi Arabia !? Para pencari daging di Saudi Arabia !? Atau juga engkau cibir para ulama di negeri ‘daging’ itu.Juga di seberang sana, ucapan pujian yg amat mengerikan, bernuansakan kekufuran!!! Al Ustadz Abu Turob Saif bin Hadlor Al-Jawi menyanjung :"Dan kami menghaturkan kata teruntuk guru kami Yahya bin ‘Ali Al Hajury dan seluruh penolong Sunnah semoga Allah menjaga mereka: “Sungguh telah letih lisan lisan ini disaat mempersembahkan kalam pujian kepada kalian semua, dan telah mengering pula cairan tinta ini sebelum usai menghaturkan rangkaian bait-bait puja dan sanjungan kemuliaan … ".Tiada kata yang pantas terucap selain : “Innalillahi wa inna ilahi raji’un…”Temukan pilihan itu setelah menyimak lembaran-lembaran tulisan yg ditulis penuh keikhlasan insya Allah, tidak dikomersialkan, gratis, hanya untuk para pembaca sekalian.Tulisan Al Akh Abu Mahfudzh yang kesekian kalinya, berjudul :“Tirai itu kini telah tersingkap, seri ke 3.”Silakan download segera di alamat sbb :http://www.salafishare.com/27URQNQ7BC4F/PNFNXA0.ziphttp://www.electronicfiles.net/files/11928/tirai3.ziphttp://sites.google.com/site/antifitnah/download/tirai3.zip Semoga semakin menambah khazanah pengetahuan kita dan bermanfaat untuk kita semuanya. Semoga Allah memberikan petunjuk, rahmat, hidayahNya pada kita semua.Wassalam.Abu Dzulqarnain Abdul Ghofur Al-Malanji

TRANSCRIPT

Page 1: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

1

Gratis – Silakan disebarkan untuk kalangan Salafiyyin (Untuk kalangan sendiri)

Page 2: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

2

" Tirai itu kini telah

tersingkap (3)

"

بسم اهللا الرمحن الرحيم

والصالة والسالم على سيد املرسلني وعلى آله وصحبه أمجعني, احلمد هللا رب العاملني

:أما بعد

.A PENDAHULUAN

Jalanan kota kecil itu telah ditelusurinya, hampir setiap sudut dan relung kota itu pun telah

dilaluinya pula. Para penduduk yang bermukim di kota itu juga telah mengenalnya dengan

sangat baik, bahkan banyak dari mereka yang telah menganggapnya sebagai bagian dari anggota

keluarga mereka, semua mengiringi perjalanan hidupnya justru diusianya yang masih sangat

belia.1

Baginya, negeri Raja-raja yang kecil nan mungil itu seakan adalah kampung halaman dimana dia

terlahir dan dibesarkan. Di tempat mukim barunya itu, tiada terasa canggung lagi, tiada pula

keterasingan yang tersisa, bahkan tiada sedikitpun kekhawatiran. Walau irama rentetan peluru

dan dentuman bom selalu terdengar oleh telinga, justru menghiasi kehidupan, mewarnai

pergolakan antara ummat beragama itu.

Kini, setelah waktu berlalu, dan keberadaannya ditempat itu lebih dari dua tahun, negeri Raja-

raja menjadi bagian dari sejarah kehidupannya. Selama itu pula dia terus berkelana, di tempat

yang berlandaskan tujuan murni dan mulialah akhirnya dia mendarat di sana. Sebuah tekad bulat

tertanam dalam dada, membela saudara-saudaranya muslimin yang tertindas oleh kebejatan

kaum separatis Republik Maluku Sarani (RMS)

Sore itu tepatnya 1 Ramadhan 1421 Hijriyah. Merupakan hari pertama bagi kaum muslimin

dalam menyambut datangnya bulan puasa. Semua muslimin bergembira mengharap ampunan

dari Dzat yang Maha Pemurah atas dosa dan kesalahan, menanti datangnya satu malam yang

1 Cerita berikut ini bukanlah fiksi melainkan suatu yang nyata, sebuah cerita tentang anak manusia yang

bernama: Abu Mahfudzh ‘Ali bin Imron bin ‘Ali Adam Al Andunisy ketika berada di Ambon Manise

yang bertugas sebagai anggota Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (LJAWJ) di usianya yang

memasuki tahun ke 17

Page 3: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

3

lebih baik dari seribu bulan, guna menghidupkannya, beribadah padanya, serta mengosongkan

diri dari kepenatan dunia, demi menggapai kemuliaan dari Allah Ta’ala yang sangat utama.

Di sore itu pula, sang Mentari kembali hendak terbenam seperti biasa, menebar pesona

keindahan lembayung senja, dengan penuh ketaatannya, dia senantiasa menjalankan perintah

Sang Pencipta Alam semesta. Terpancar darinya cahaya senja penuh pesona, sebagai pertanda

bahwa dia akan segera sujud di bawah ‘Arsy Ar Rohman yang Maha Pengasih lagi Maha Mulia,

sebuah keindahan yang terus menyapa, menawan pandangan mata, puluhan pemuda yang terus

menatapnya, dari sebuah Talid di pesisir pantai kepulauan negeri Raja-raja.

Masih di sore yang sama, gulungan ombak di kepulauan itu terlihat bagaikan pegunungan

mungil, berjejer rapi, saling kejar-mengejar untuk kemudian menghempaskan buihnya di tepian

pantai. Para nelayan yang mulai menepikan perahu layarnya menambah keindahan suasana,

membawa hasil tangkapan, rona senyum kehidupan nampak dari kejauhan. Sementara anak-anak

belia mulai sibuk berlalu-lalang, menghantarkan makanan ke masjid yang telah ramai dipenuhi

oleh para pemuda dan orang tua, suasana khas buka bersama di bulan Ramadhan.

Sang mentari mulai menghilang seakan menyelam di tengah lautan, debur ombak mulai dahsyat

menghantam Talid, sementara gemuruhnya sangat mengusik keheningan suasana senja kala itu.

Ternyata bulan Ramadhan tahun itu bertepatan dengan musim badai angin Barat, namun toh

semua itu tak dihiraukan oleh puluhan pemuda yang terus berdzikir sembari menanti

tenggelamnya matahari.

مائالص أفطر فقد ، سمالش تبغرا ، ونا هه نم ارهالن ربأدا ، ونا هه نل مل الليإذا أقب

“Apabila malam telah datang dari arah ini (Timur) dan siang talah berlalu dari arah ini pula

(barat) serta matahari telah tenggelam maka sungguh telah datang waktu untuk berbuka bagi

orang-orang yang berpuasa.2”. Demikianlah makna yang tersurat dari ucapan makhluk termulia

Rasulullah Muhammad bin ‘Abdillah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.

Setelah matahari benar-benar terbenam, para pemuda yang tergabung dalam Forum Komunikasi

Ahlussunnah Wal Jama’ah (FKAWJ)3 itu segera meninggalkan tepian pantai dan bergegas

menuju markas mereka. Selanjutnya mereka-pun menyampaikan berita ke pusat bahwa telah tiba

waktunya - bagi mereka-mereka yang selama seharian penuh menahan nafsu, lapar dan dahaga

demi menjalankan perintah agama dan mengharapkan pahala - untuk berbuka puasa.

2 Diriwayatkan oleh Al Bukhary dan Muslim dari Shahabat ‘Umar bin Al Khaththab radliyallahu ‘anhu

3 Namun kini, setelah datangnya nasehat dan petuah para ‘Ulama untuk membubarkan Laskar Jihad

dikarenakan kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan oleh forum itu, maka saya pribadi menyatakan

taubat serta berlepas diri dari kesalahan semasa Laskar Jihad dulu, semoga Allah mengampuni kita

semua, para mantan laskar jihad yang telah bertaubat. Dan semoga mereka-mereka yang telah meninggal

dalam perjuangan semasa kelaskaran dulu, mendapatkan pahala dan ganjaran mulia di sisi Allah Ta’ala.

Amiin, ya Rabb.

Page 4: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

4

Seiring berlangsungnya pergerakan Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama’ah (LJAWJ) di area

konflik negeri raja-raja yang berlatar belakang Suku, Agama dan Ras itu (SARA). Ternyata nun

jauh di sana, di kerajaan Saudi Arabia, para pemimpin ummat ini senantiasa mendapatkan

laporan perkembangan terkini tentang pergerakan LJAWJ. Tak terkecuali penyimpangan dan

penyelewengan sang panglima dari jalan yang benar juga sampai kepada mereka. Kesalahan-

kesalahan FKAWJ secara umum juga ditulis, kesan seakan memaksakan diri dalam meneruskan

perjuangan Jihad dan kekhilafan individu anggota Laskar Jihad (LJ) juga turut dirinci. Dengan

satu harapan, semua kembali mengintrospeksi diri, menyesuaikan amalan dengan tuntunan

syari’at yang suci, dengan bimbingan para pewaris Nabi.

Saat perseteruan antar sesama saudara mencapai titik akhir batas kesabaran manusiawi, iri dan

dengki telah menempati posisi setrategi, dendam kesumat tersulut membakar semangat buta,

cacian dan celaan turut andil dalam memperkeruh suasana. Keadaan yang memilukan itu masih

diperparah lagi oleh tingkah bapaknya para pelaku kesesatan Iblis la’natullah ‘alaihi yang telah

mengambil alih bendera persatuan dan menggantinya dengan permusuhan. Ooh, lelah begitu

diri… sementara letih menghiasi sanubari… dan entah apalagi…. Semua bersatu memenuhi

kekosongan hati, menambah kebencian dan melupakan keadilan ini, semua terkulai lemas

sembari, bersabar menanti sejuknya siraman kehidupan dari para pemimpin ummat ini.

Di saat keadaan seperti itu keluarlah sebuah nasehat yang sejuk membelai, dari hembusan angin

sepoi-sepoi, lebih segar dari mata air yang terburai, lebih terang dari cahaya bulan di kala

purnama membuai. Nasehat yang sangat tulus dari seorang ayahanda, teruntuk semua anak-

anaknya tercinta, dari seorang guru pengasih kepada semua murid tersayang, dari seorang salafy

untuk salafiyyin lainnya. Nasehat yang membawa kehidupan bagi jiwa dan raga, yang menjadi

penerang bagai pelita dalam gulita, nasehat dari seorang ‘alim Syaikh Rabi’ Al Madkhali yang

kami cinta, untuk membubarkan pergerakan Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama’ah (LJAWJ)

yang telah terlumur dosa, kesalahan dan penyimpangan dari arahan agama.

ال يلدغ المؤمن من جحر واحد مرتين

“Tidaklah pantas seorang Mukmin digigit dalam satu lubang yang sama terulang lagi sampai

dua kali”4, demikian yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kepada

ummatnya yang cerdik pandai, yang mau berfikir dengan lurus, berjalan searah dengan Al Kitab

dan As Sunnah.

Namun bagi mereka-mereka yang mengabaikan serta tidak mau mengambil pelajaran, dari

tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang menjadi kunci kesuksesan, maka mereka

harus siap untuk digigit, terjerembab, terjatuh dan terjatuh lagi dalam satu kesalahan, atau

mungkin lebih dari tiga kali, lima kali atau bahkan hingga berpuluh kali berkelanjutan. .

العلى العظيمال حول وال قوة إال باهللا

4 Diriwayatkan oleh Al Bukhary dan Muslim dalam Shahih keduanya, dari shahabat Abu Hurairah

radliyallahu ‘anhu

Page 5: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

5

Yang sangat disesalkan dari keadaan di atas adalah bahwa sikap gegabah ini (membiarkan

dirinya digigit dalam satu lubang yang sama dan terulang lagi sampai dua kali), justru dilakukan

oleh “sebagian orang” yang dahulunya mereka ikut berjihad membela saudara-saudara mereka

yang ditindas oleh kaum kafir di beberapa wilayah konflik agama di Indonesia, yang ketika itu

mereka tergabung dalam Laskar Jihad (LJ). Yakni setelah datang nasehat dari syaikh Rabi’

hafidzhohullah menjelaskan kebobrokan Laskar Jihad, lantas mereka menyatakan bertaubat.

Namun kini mereka turun kembali “berjihad”, tapi bukan untuk membantu saudara-saudara

mereka yang tertindas oleh kaum kafir seperti dahulu saat mereka tergabung dalam FKAWJ.

Melainkan sebaliknya “jihad” yang sedang mereka kobarkan saat ini adalah untuk menggoncang

keutuhan ukhuwwah Salafiyyah Indonesia yang telah dipersatukan oleh ALLAH dengan rahmat-

Nya kemudian melalui Syaikh Robi’ hafidzhohullah dalam nasehatnya yang sangat berharga itu.

Mereka-mereka para mantan LJ yang gegabah itu kini dalam “jihadnya” untuk menggoncang

ukhuwwah Salafiyyin di Indonesia bergabung dengan Dinasti Turobiyyah (DT), di bawah

komando sang Panglima Tertinggi Turobiyyah (PTT), panjenenganipun Abu Turob Saif Al Hadi

Bin Khadhir Al Jawi. Sebuah Dinasti yang telah terbentuk di Dammaj sebelum “para mantan

Laskar Jihad yang gegabah itu” tiba di Dammaj, Yaman.

Saya katakan demikian dengan alasan bahwa orang-orang yang mau jujur ketika menilai keadaan

masing-masing kita, saat dahulu bergabung dalam LJ terutama di akhir masa perjuangannya,

mereka akan mendapatkan banyak penyimpangan dalam tubuh LJ. Keadaan seperti ini

tentunya mendorong seseorang yang pikirannya masih sejalan dengan kebenaran untuk

lebih teliti, berhati-hati saat hendak bergabung dengan suatu pergerakan atau suatu

kelompok apapun labelnya, yang bakal menyangkut nasib di Akhirat.

Setelah melihat keadaan mereka-mereka para mantan laskar yang gegabah itu yang kini

bergabung ria dengan Dinasti Turobiyyah, secara membabi-buta dan tanpa melihat arah

pergerakan mereka, bahkan mereka merasa sedang berjihad ! (simak di pembahasan Abu

Fairuz pada artikel ini)

Demi melihat kejanggalan itu, muncullah dalam benak saya suatu tekad untuk menyusun tulisan

yang berjudul “Tirai itu kini telah tersingkap”, lanjutan dari dua sesi sebelumnya. Tentunya

semua yang saya lakukan itu adalah untuk menjelaskan keadaan mereka yang sebenarnya kepada

Salafiyyin Indonesia.

Pada sesi pertama yang merupakan muqaddimah bagi tulisan “Tirai itu kini telah tersingkap”,

sedikit telah saya jelaskan keadaan salah seorang petinggi Turoby yang tak lain adalah saudaraku

Al Ustadz Al Muadzin Abu Hazim Muhsin Bin Muhammad Bashori dan beberapa

kekhilafannya. Sebenarnya beliau hanya dijadikan pion oleh Turobiyyun untuk menggoncang

ukhuwwah Salafiyyin Indonesia, namun usahanya menuai kegagalan dan tidak membawa hasil.

Bahkan sebaliknya dia justru mencelakakan dirinya sendiri dengan usaha yang dilakukannya itu,

bagai pepatah yang berbunyi: “Barangsiapa menggali lubang untuk menjebak saudaranya

sendiri, maka dialah yang akan terjerembab ke dalam lubang yang digalinya itu”.

Sementara pada sesi kedua dari tulisan “Tirai itu kini telah tersingkap”, saya telah menjelaskan

kesalahan dan penyimpangan Turobiyyun secara umum. walaupun ternyata masih ada beberapa

bab yang belum saya masukan seperti “Turobiyyah dan sikap gegabah” atau ‘Mangsa-mangsa

Page 6: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

6

Turobiyyah” dan juga “Turobiyyah antara Ilmu dan Amal”, dan yang lainnya. Semoga Allah

memudahkan saya untuk menyelesaikannya.

Namun bagi mereka-mereka yang cerdik pandai, bijaksana, memiliki kelurusan dalam berfikir,

mencari Al Haq dihiasi ikhlas dan jujur, serta memiliki fithrah yang masih suci yang sesuai

dengan Al Haq, maka sesi kedua itu sudah cukup sebagai bekal untuk menilai keadaan mereka

dan berhati-hati dari mereka. ويرضاه اهللاوفق اهللا اجلميع ملا حيبه

B Nama

-nama petinggi Turobiyyin

Setelah sesi pertama dan kedua terbit, maka saat ini tiba waktunya bagi saya untuk menerbitkan

sesi ketiga dengan menjelaskan siapa saja sebenarnya mereka-mereka yang sedang “berjihad”

yang tergabung dalam pergerakan Dinasti Turobiyyah. Tentunya, tujuan saya, supaya kita dan

semua pembaca yang bijak mengetahui keadaan mereka, berhati-hati dari mereka dan tidak

tertipu dengan keadaan mereka yang seakan dekat dengan para ulama itu. Namun kenyataan di

lapangan bagai pepatah mengatakan: “Jauh panggang dari api” maka saya katakan:

Inilah nama-nama Turobiyyin yang sedang “berjuang” menggoncang keutuhan dakwah

salafiyyah, du’at serta mad’u, menggoyang Salafiyyin Indonesia. Sesungguhnya setelah

pembubaran Laskar Jihad mereka salafiyyin Indonesia telah kembali dipersatukan oleh ALLAH

Ta’ala dengan rahmat dan karunia-Nya, lantas dengan adanya nasehat yang diberikan oleh Asy

Syaikh Robi’ Bin Hadi Al Madkhali Hafidzhohullah dan juga usaha para ‘Ulama yang lainnya.

1. ABU TUROB SAIF AL HADI BIN KHADHIR AL JAWI

Sebagaimana telah saya kemukakan pada sesi kedua bahwa pria ini adalah pendiri Dinasti

Turobiyyah, dialah yang langsung memimpin Dinasti Turobiyyah yang didirikannya itu. Diawal

abad 14 Hijriyyah, bersama sang permaisuri tercinta, dia tinggalkan kampung halamannya negeri

Indonesia yang merupakan tanah tumpah darahnya, dia melakukan rihlah ke Dammaj, Yaman,

guna mendalami ilmu Agama Islam. Sesampainya di Dammaj ternyata dia mendapati para siswa

Indonesia yang telah banyak yang mendahuluinya tiba di tempat yang diberkahi itu (Insya

Allah).

Ternyata di awal kedatanganya dia telah mulai menyusun strateginya. Waktupun terus berlalu,

beberapa tahun setelah kedatangannya, tepatnya setelah para seniornya Abu Turob mudik ke

Indonesia, diapun mulai leluasa melancarkan serangan-serangannya kepada santri asal Indonesia

yang datang setelahnya. Tak pelak lagi dia memiliki banyak pengikut dan semua bersatu

menjalankan perintah sang ketua, maka hampir setiap anak Indonesia yang baru tiba di Dammaj

di interogasi, "Kamu dari mana?" atau "Siapa nama ustadz kamu?". Kedua pertanyaan itu

merupakan jembatan untuk sampai pada pertanyaan puncak yaitu; "Apa nama Yayasan pondok

kamu ?"

Yah, itu dulu, saat Abu Turob masih memiliki nama yang lumayan harum di kalangan

pengikutnya, ketika itu mereka masih bersatu. Saat itu mereka masih memiliki kekuatan untuk

melancarkan serangan-serangan mereka atas para santri yang baru datang. Waktu itu belum ada

serangan balasan dari para pecinta dakwah Salafiyyah, waktu itu kebobrokan Abu Turob dkk

belum tercium oleh kalangan manusia yang shalih lainnya.

Page 7: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

7

Namun kini ketika para pecinta dakwah Salafiyyah, para pembela du’at Salafiyyin Indonesia

mulai bangkit membela agama dan pengemban dakwah Salafiyyah di negeri mereka. Abu Turob

mulai kewalahan, namanya kian hancur, popularitasnya menurun dengan sangat drastis, barang

dagangannya tidak laku lagi dan hampir basi. Semua itu sebagai akibat dari ulahnya yang sangat

gegabah, tergesa-gesa dalam memutuskan satu permasalahan, mungkin hal itu terjadi

disebabkan dia tidak perhatian atas faidah-faidah yang disampaikan oleh Syaikh Yahya

saat pelajaran umum dimulai, ya, Abu Turob nampak sibuk terus dengan laptopnya.

“Hah ??? Loh koq bisa demikian Mas Abu Turob ???”

Jawabannya adalah ‘memang demikian’, saat pelajaran umum dimulai dia sibuk membuka

laptopnya, mencari ini dan itu sehingga tidak perhatian dengan pelajaran yang tengah

disampaikan. Bahkan tak jarang dia membuka dan mencari kitab ini dan itu walau tanpa diminta

oleh Syaikh Yahya, semua itu menyibukkannya dari pelajaran inti yang berakibat sangat fatal

seperti yang tengah dialaminya saat ini. Sehingga efeknya Abu Turob menjadi tidak memiliki

kemapanan ilmu, tidak mampu memutuskan suatu masalah dengan ilmiyyah yang

bersumber dari Al Kitab dan As Sunnah As Shohihah yang sesuai dengan pemahaman

para Salaful Ummah.

Sementara keberadaan dia di Dammaj telah lebih dari delapan tahun lamanya. Dengan

keadaannya yang demkian memprihatinkan itu, dia justru memutar roda, mengatur strategi,

mengerahkan pasukan, menyiapkan bala-bantuan guna menyerang du’at dan dakwah Salafiyyah

di Indonesia yang langsung berada di bawah bimbingan para pemimpin ummat ini dari kalangan

‘Ulama Rabbani, baik ‘Ulama yang berada di Saudi Arabia atau yang berada di Yaman.

Lihatlah gambar 1, dicetaknya buku-buku yang direstui, dimuroja’ah dengan Abu Turob, jelas

sebagai salah satu upaya untuk menaikkan citra sang ketua Turobi, Abu Turob Saif Al-Jawi Al-

Indonesy. Tak masalah kerjasama dengan CV Raya Agung yang juga memiliki struktur

kepengurusan seperti Yayasan, melanggar prinsip demi membela prinsip !

Page 8: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

8

Gambar 1. Scan buku “Mendobrak Kesepakatan Yang Bertujuan Membungkam Kebenaran”,

yang diterbitkan RA Media. Tampak sebagai tata letak, Fuad Hasan ibn Mukiyi dan desain cover

Aboo Ayyoob, sedangkan distributor Ahmad Hasan bin Mukiyi.5

Lihatlah gambar 1, tampak Hasan sekeluarga selalu kompak mengawal paham Turobiyyah, kini

ditemani Aboo Ayyoob, siapakah si Aboo Ayyoob majhul itu ?

Demi melihat keadaan yang sedemikian parahnya pada diri sang ketua, maka anak buahnya yang

masih senantiasa taat dan selalu tunduk dengan perkataannya, terus mencari cara untuk

mengangkat kembali kedudukan sang ketua yang telah jatuh di mata Salafiyyin Indonesia.

Bahkan di Dammaj sendiri, dia dikenal di kalangan para santri Indonesia -- yang anti

Turobi -- sebagai pendusta. Maka mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk

mengokohkan kembali kepribadian sang Ketua (yang pada kenyataannya di mata sebagian

5 Diarsipkan di http://img18.imageshack.us/img18/8665/mendobrak.jpg

Page 9: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

9

pengikutnya sendiri, telah mengalami kemerosotan yang sangat jauh), maka mulailah kita

temukan pada tulisan-tulisan Turobiyyin seperti:

1. Pada tulisan dengan judul “Menebar Fitnah membela Hizbiyyah” yang disusun oleh

salah seorang Turoby Kuh (tulen) di sana disebutkan kata: “Muroja’ah” (tulisan ini

telah diteliti oleh) Abu Turob Saif Al Hadi Bin Khadhir Al Jawi.

2. Pada tulisan dengan judul “Menepis tuduhan keji...”, sebuah tulisan dalam bahasa Arab

kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh dua orang mantan Laskar Jihad

dan kini bergabung dengan Dinasti Turobiyyah bernama Saudara ‘Ustman dari Semarang

dan saudara Mushlih dari Magetan. Di sana juga disebutkan kata: “Isyraf” (terjemahan

ini dibawah bimbingan) Abu Turob Saif Al Hadi Bin Khadhir Al Jawi

3. Pada tulisan yang berjudul: “Menggulung Jaringan Sindikat…” yang disusun oleh Abu

Sholih Dzakwan Al Medany tertulis: “Dengan Muroja'ah:” (penelitian ulang) Abu

Turob Saif Al Jawy Al Indonesy ghofarallohu lahu wa liwalidaihi-

4. Dalam buku yang berjudul: “Konspirasi & Makar” yang ditulis oleh: Abu Zakariya

Irham Bin Ahmad Al Jawi. Tertulis di sampul buku: “Muroja’ah” (diperiksa ulang oleh)

Abu Turob Saif bin Khodhir Al Jawi

Semua itu hanyalah upaya untuk mengangkat kembali nama Sang Ketua yang telah pudar di

mata Salafiyyin Indonesia, namun sayangnya para mangsa Turoby itu tetap saja mengira bahwa

usaha mereka akan mampu membuahkan hasil yang memukau pandangan mata, yang menurut

mereka adalah senjata mutakhir untuk kembali melancarkan serangan-serangan terbaru pula.

Padahal sebenarnya dalam segi keilmuan Sang Ketua tak lebih menakjubkan dari sekedar

fatamorgana air di tengah Padang Sahara.

)39: النور(كسراب بقيعة يحسبه الظمآن ماء حتى إذا جاءه لم يجده شيئا Artinya: “Bagai fatamorgana di padang Sahara, orang-orang yang haus lagi dahaga

menyangkanya air tetapi ketika telah dihampirinya bayangan air itu dia tidak menjumpai

apapun.” (An Nuur: 39)

Demikianlah gambaran tentang keilmuan yang dimiliki oleh Sang Ketua yang hampir sepuluh

tahun lamanya dia menimba ilmu agama di Dammaj, namun hanya bagai fatamorgana di padang

Sahara. Fatamorgana yang tak dapat menghilangkan rasa lapar dan tak mampu pula

menghilangkan rasa dahaga, justru hanya menambah kesedihan dan kepedihan manakala

menyadari saat telah dihampiri dengan segenap asa dan harapan ternyata tak lebih dari sekedar

bayang-bayang belaka.

Apakah setelah ini kita berbangga dengan orang yang keadaannya seperti ini??? Apakah lantas

kita hendak bergabung ria dalam barisannya untuk menggoncang Ukhuwwah antara du’at dan

mad’u Salafiyyin Indonesia??? Apakah kita akan bersatu dengannya untuk menggoncang

dakwah Salafiyyah di Indonesia yang langsung dipimpin oleh para ‘ulama rabbani zaman ini

baik yang berada di Saudi ‘Arabia ataupun di Yaman??? Apakah kita lantas mengabaikan

Page 10: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

10

nasehat dan petuah para ulama rabbani yang mereka itu adalah “Pelita dalam Gulita”, hanya

karena pemikiran dan kehendak sang Ketua??? Apakah…??? Apakah…??? Dan apakah…???

Bagi mereka yang bijak, cerdik lagi pandai, yang memiliki keselarasan antara pikiran yang sehat

dan positif dengan Al-Haq, memiliki fithrah yang suci dan belum terkotori oleh noda serta

menginginkan Al Haq, dengan timbangan Al Kitab dan Sunnah Ash-Shahihah, mereka akan

menyuarakan jawaban yang mapan : “Tidak!”. Kita tidak akan mengorbankan : “Dakwah

Salafiyyah”, “Persaudaraan Salafy”, “du’at dan mad’u Salafiyyin”, serta “Nasehat-nasehat

Ulama Salaf”, hanya demi mereka-mereka Turobiyyin.

Namun bagi mereka yang telah membela sang Ketua dengan pembelaan yang membabi-buta

maka mereka tidak mendapatkan jawaban lain kecuali hanya: “Dia itu adalah pria yang

bijaksana, kita harus berjuang bersamanya, Dia itu dikenal oleh Syaikh. Dia itu memiliki

keutamaaan. Dia itu begini. Dia itu begitu. Dia itu dan dia itu… dst.

Untuk mengetahui lebih lanjut siapa sebenarnya sang Ketua dan bagaimana sepak-terjangnya,

maka mari kita simak beberapa ucapan dan perbuatan yang dilakukan atau disetujui oleh sang

Ketua, yang semua itu akan menunjukkan kepada kita sejauh mana ilmu yang didapatinya. Saya

mengharapkan agar para pembaca sekalian benar-benar mengetahui keadaannya, serta agar kita

tidak sekedar omong kosong, berbicara namun tanpa bukti.

1- Di rumahnya yang sederhana itu, sang Permaisuri tercinta memberikan pelajaran untuk

akhwat-akhwat yang datang ke rumahnya, tak jarang saat pelajaran telah dimulai oleh

sang Permaisuri. Ternyata si Abu Turob ini berada di ruangan (kamar) yang hanya

bersebelahan saja, dengan ruang belajar para akhwat, padahal rumahnya amat

sempit. Perlu diketahui bahwa para akhwat yang datang itu tidak diantarkan atau disertai

oleh mahram mereka.

Apakah dalam keadaan seperti ini sang Ketua merasa aman dari fitnah wanita yang tiada

henti mengunjungi rumahnya ? Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda:

ما تركت بعدى : عن أسامة بن زيد رضى اهللا عنهما عن النبى صلى اهللا عليه وسلم قال )متفق عليه من حديث أسامة بن زيد(فتنة أضر على الرجال من النساء

Artinya: Dari Usamah bin Zaid radlyiallahu ‘anhuma dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi

Wasallam berkata: “Tidaklah aku tinggalkan suatu fitnah sepeninggalku nanti yang

terasa sangat berat bagi pria dari pada fitnahnya wanita.” (Diriwayatkan oleh Bukhari

dan Muslim dari Usamah bin Zaid)

Dalam hadits lainnya beliau juga bersabda:

رواه مسلم من (فاتقوا الدنيا واتقوا النساء فإن أول فتنة بنى إسرائيل كانت فى النساء )حديث أيب سعيد اخلدري

Page 11: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

11

Artinya: “Maka berhati-hatilah kalian dari fitnah dunia dan berhati-hatilah kalian dari

fitnah wanita karena sesungguhnya awal petaka yang melanda Bani Israil adalah

disebabkan fitnah wanita (Diriwayatkan oleh Muslim dari shahabat Abu Sa’id Al

Khudry)

Bukankah wanita merupakan fitnah terbesar? Wanita memang kurang akalnya, kurang

pula agamanya, namun mampu menggoyahkan kekokohan seorang pria setangguh

apapun keimanannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اكندإح نازم مل الحجالر لبل بين أذهدقل وع اتصاقن نم تأيا ررواه ( م )البخاري من حديث أيب سعيد اخلدري

Artinya: “Saya tidak mengetahui adanya orang yang kurang akal dan agamanya namun

mampu menggoyahkan pertahanan pria yang kokoh agamanya melainkan hanya kalian

(kaum wanita).” (HR Bukhari dari shahabat Abi Sa’id Al Khudri)

Apa yang akan dilakukan oleh sang Ketua di hadapan hadits-hadits ini ? Apakah dia

masih tetap bersikeras menyatakan bahwa aman dari fitnah ? Bukankah suara-suara

merdu mereka seringkali (bukan lagi sesekali) terdengar di telinga dan terngiang dalam

kesendirian yang diperindah oleh tipuan syaithon ?

Apakah Abu Turob merasa aman dari mereka para wanita yang berasal dari

negeri berbeda-beda yang hilir mudik di rumahnya dalam keadaan tanpa mahrom,

sementara dia berada di dalam rumahnya yang sempit itu ? Kalau Abu Turob merasa

dirinya aman dari itu semua maka Imamnya Tabi’in, Sa’id bin Musayyib tidak merasa

aman, walau wanita itu seorang budak lagi berkulit hitam. Beliau berkata (yang artinya) :

“Kalau seandainya mereka menitipkan kepadaku harta seberapapun banyaknya, maka

aku akan mendapatkan diriku sebagai seorang yang amanah. Namun bila mereka

menitipkan kepadaku seorang budak wanita, walaupun berkulit hitam, maka aku tidak

akan mampu mengemban titipan tersebut.”

Anggaplah saudara Abu Turob merasa aman dari fitnah para wanita yang hilir mudik ke

rumahnya itu, namun apakah mereka para wanita itu juga bisa merasa aman dari fitnah

yang akan menerpa mereka karena sering mendengar batuk dan deheman sang ketua ?

Sang ketua yang bukan orang ‘sembarangan’, berasal dari Indonesia yang paling

dipercaya oleh Syaikh Yahya dan juga sebagai seorang muadzin pilihan beliau ?

Perlu diketahui bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara berpapasannya pria dan

wanita di sebuah jalan, yang keduanya sama-sama menutup aurat dan menjaga

pandangan mata. Jauh berbeda dengan keadaan saat berada di dalam ruangan walaupun

bersebelahan, seperti kenyataan saudara Abu Turob dan para santriwati istrinya.

Bukankah baru-baru ini saat ada pertanyaan dari Indonesia seputar keberadaan pondok

wanita Tarbiyatun Nisa’ (TN), syaikh Yahya berpendapat bahwa: “Berkumpulnya

sejumlah wanita dengan pengajar wanita pula dalam tempat tertentu untuk belajar

Page 12: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

12

agama ini adalah muhdatsah?”. Sudahkah mereka merealisasikan fatwa tersebut ? Atau

mungkinkah sang Ketua dan permaisurinya tidak memahami fatwa ini ?

Atau fatwa-fatwa Syaikh Yahya yang kalian ambil hanyalah yang bersesuaian dengan

misi kalian saja untuk menggoncang dakwah Salafiyyah, ukhuwwah Salafiyyah, da’i dan

mad’u salafiyyin Indonesia ? Abu Turob selalu teriak-teriak untuk membubarkan TN,

namun ternyata dia mendengarkan suara-suara merdu para wanita yang tiada henti

mengunjungi rumahnya. Wallahul musta’an.

Mungkin ada yang bertanya, darimanakah anda wahai Aba Mahfudzh mengetahui hal ini

? Maka jawabannya kita kembalikan kepada kaidah yang berlaku di kalangan

Turobiyyah yaitu: terima mentah-mentah khobar tsiqah. Sementara khobar tsiqoh ini

telah mutawatir di kalangan anti Turobi yang berada di Dammaj. Dan anggota

Turobiyyah jika mereka mau jujur, juga akan membenarkan serta mengiyakan apa yang

tergores dalam lembaran ini. Namun sayangnya Turobiyyah lebih mengutamakan

kekokohan kelompoknya dengan dibalut persaksian palsu dan kedustaan.

2- Memvonis orang yang melakukan pengecekan berita hingga sampai pada sumber berita

tersebut sebagai seorang yang berpemikiran Mu’tazilah

Wahai saudara yang mulia Abu Turob, siapakah yang mendahului saudara mengeluarkan

kalimat sesat itu? Siapakah dari ‘ulama Salaf yang mendahului saudara ? Tolong

sebutkan beserta teks ucapan mereka. Supaya para pembaca mengetahuinya. Ataukah

saudara membuat kaidah tersendiri ?

Untuk lebih jelasnya maka silahkan para pembaca sekalian memahami dan mencermati

kalima-kalimat berikut ini. Abu Mahfudzh dalam “Tirai itu kini telah tersingkap” edisi

kedua berkata :

“Lumrah saja, bila seseorang mengusut suatu berita yang dia terima sampai kepada

sumbernya, untuk mengetahui apakah berita itu benar atau salah, atau telah terjadi

penambahan dan pengurangan pada berita itu, demi meminimalisir akibat buruk yang

muncul setelah itu. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah kepada Nabi-Nya

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang yang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan

suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan

kalian menyesal atas perbuatan itu." (Al Hujuraat: 6)

Memang dalam kaidah yang kita terapkan adalah; berita yang dibawa oleh orang yang

terpercaya itu adalah diterima, namun bukan berarti saat kita meneliti berita yang

dibawa oleh orang-orang yang terpercaya (tsiqah), lantas kita menuduh bahwa dia itu

fasiq. Ini adalah pemahaman yang sangat jauh menyimpang dari kebenaran.

Namun anehnya Turobiyyun justru mengambil pemahaman yang salah ini, sehingga

salah seorang dari mereka menyatakan: "Bila saya meneliti berita yang dibawa oleh

orang yang saya percayai, itu artinya (lazimnya) saya menuduh orang itu fasiq", yang

lain menyatakan : "Barangsiapa menolak berita yang dibawa oleh orang yang

Page 13: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

13

terpercaya, berarti (lazimnya) dia telah menuduh si pembawa berita sebagai pendusta,

dan barangsiapa meneliti berita yang dibawa oleh orang yang terpercaya berarti

(lazimnya) dia telah menuduh si pembawa berita itu fasiq" …..Ya Subhanallah….. Dari

siapa mereka mengambil pemahaman seperti ini?

Lupakah mereka dengan kisah Dzul Yadain saat dia menegur Rasulullah ketika beliau

lupa dalam salah satu sholatnya, maka beliau berkata kepada yang hadir saat itu:

(537/97: ومسلم 482: البخارى رواه (اليدين؟ ذو يقول أكما

Artinya: "Apakah seperti yang dikatakan oleh Dzul Yadain? (diriwayatkan oleh Al Imam

Al Bukhari: 482 dan Al Imam Muslim: 537/97)

Siapa dari kalian yang berani menyatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi

Wasallam saat bertanya kepada para Shahabat tentang ucapan Dzul Yadain berarti

beliau menganggap bahwa Dzul Yadain itu fasiq?

Atau lupakah mereka dengan perkataan 'Umar Bin Al Khattab kepada Abu Musa Al

Asy'ari saat beliau meriwayatkan suatu hadits tentang adab bertamu:

(2153/33: مسلم و 6245: البخلرى رواه (أوجعتك وإال تقول الذي على ببينة لتجيئن

Artinya: "Engkau datangkan bukti atas apa yang engkau katakan kalau tidak maka Aku

akan menghukum kamu." (diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari: 6245 dan Al Imam

Muslim: 2153/33)

Apakah Turobiyyun berani menyatakan bahwa 'Umar Bin Al Khattab menuduh Abu

Musa Al Asy'ari fasiq?

Atau lupakah mereka dengan kisah 'Umar bin Al Khattab yang terjadi di masa

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam saat tersebar berita bahwa beliau menceraikan

semua istrinya. 'Umar mendapatkan berita itu dari seorang Sahabat Anshor, maka

'Umar mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata:

رواه. ( أكرب اهللا فقلت. ال قال نساءك؟ أطلقت قائم وأنا فقلت وسلم عليه اهللا صلى النىب على دخلت مث (1479:مسلم و 89: البخارى

Artinya: "Kemudian Aku menemui Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan Ku

tanyakan kepada beliau dalam keadaan aku masih berdiri: "Apakah engkau menceraikan

semua istrimu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Tidak", selanjutnya aku berkata:

"Allahu Akbar." (diriwayatkan oleh Al Bukhari: 89 dan Muslim: 1479)

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan bolehnya kita meneliti berita yang

dibawa oleh orang yang terpercaya dan itu bukan berarti (lazimnya) kita menganggap

bahwa orang itu adalah fasiq.

Page 14: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

14

Wahai saudara-saudaraku yang masih terkungkung dalam kegelapan Tirai Turobiyyah,

tidakkah kalian malu, saat ini kalian hidup dalam lingkungan ilmu, di sekeliling para

'Ulama, bila kalian tidak tahu kenapa kalian tidak bertanya kepada para 'Ulama di

sekitar kalian? Atau mungkin kalian saat ini masih tidak menyadari bahwa sebenarnya

kalian itu tidak tahu???

Selesai dinukil dari” Tirai Itu Kini Telah tesingkap” edisi kedua.

Gambar 2. Scan buku “Menggulung Jaringan Sindikat, Membongkar Makar Pengkhianat

Abdurrohman Al-‘Adeny”, ditulis bang Dzakwan yang diterbitkan RA Media. Tampak Editor

Fuad Hasan bin Mukiyi 6

Kemudian Sang Ketua mengomentari apa yang telah ditulis oleh Abu Mahfudzh ini

dengan ucapan, tuduhan serta kedustaannya berbunyi:

“Ini pula yang dipropagandakan oleh orang bertopeng yang berkunyah Abu Mahfudh

atau dalangnya dengan bukti bahwa setiap kali terjepit dalam permasalahan yang telah

nyata dan bukan rahasia lagi langsung dimentahkan dengan syiar tatsabbut. Bahkan

6 Diarsipkan di http://img10.imageshack.us/img10/7946/menggulung.jpg

Page 15: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

15

sampaipun yang bersaksi adalah orang yang langsung bersinggungan dengannya tetap

dituntut untuk tatsabbut. Rupanya sebagian pemikiran Washil bin 'Atho telah bercokol di

benak mereka. Dan lebih menggelikan lagi adalah apa yang dilolongkan di "Tirai Butut"

nya untuk menghantam lawannya tak satupun yang dikonfirmasikannya dengan pihak

lawannya tersebut (catatan Abu Turob).” Lihat jaringan Sindikatnya Dzakwan

halaman: 19 pada catatan kaki no 14.

Sepertinya saya perlu menambahkan beberapa catatan untuk lebih memperjelas kesesatan

dari ucapan yang telah ditorehkan oleh saudara Abu Turob dalam catatan kaki yang

dimuat dalam “Jaringan Sindikatnya” Bang Dzakwan Medan

Tampak dengan sangat jelas pada tulisan Abu Mahfudzh di atas bahwa Rasulullah

Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengecek kebenaran ucapan seorang shahabat mulia yang

bergelar Dzul Yadain, lantas apakah lazim dari perbuatan beliau itu ada anggapan bahwa

Dzul Yadain adalah fasiq ?

Wahai saudaraku Abu Turob, bukankah kita berkeyakinan bahwa para shahabat

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam semuanya terpercaya. Lantas apa yang

menyebabkan saudara berkacak pinggang atas uraian Abu Mahfudzh seputar pengecekan

berita ala Turobiyyah?

Wahai saudara Abu Turob, apakah kini saudara juga akan berkata bahwa sebagian

pemikiran Washil bin ‘Atho’ Al Mu’tazily bercokol di benak Rasulullah Shalallahu

‘Alaihi Wasallam hanya karena beliau mengecek kebenaran dari ucapan Dzul Yadain???

Sungguh sangat memilukan apa yang telah engkau utarakan dalam catatan kaki yang

ditorehkan pada Jaringan Sindikatnya Bang Dzakwan

Tampak pula pada tulisan Abu Mahfudzh bahwa ‘Umar bin Khaththab mengecek lebih

jauh lagi berita yang dibawa oleh dua shahabat mulia bernama Abu Musa Al ‘Asy‘ary

dan Al Anshory. Apakah saudara Abu Turob berani menyatakan bahwa Abu Musa dan

Al Anshori adalah fasiq hanya karena ‘Umar mengecek berita yang datang dari mereka?

Bukankah inti dari ketiga hadits yang dibawakan oleh Abu Mahfudzh di atas adalah

untuk menunjukkan bahwa pengecekan berita itu merupakan perkara yang sangat penting

dan bagus bila dilakukan ? Dan bukan berarti (lazim) dari itu adalah menolak berita yang

dibawa oleh seorang yang terpercaya.

Kini beranikah saudara kita yang mulia yang menyandang kunyah Abu Turob dan

bernama Saif Al Hadi bin Khadhir Al Jawi menyatakan bahwa: “Sebagian pemikiran

Washil bin ‘Atho’ bercokol di benak ‘Umar bin Khaththab radliyallahu ‘anhu, hanya

karena mengecek berita dari dua shahabat yang mulia ???

Sungguh sangat memilukan apa yang telah engkau utarakan dalam catatan kaki yang

ditorehkan pada Jaringan Sindikatnya Bang Dzakwan.

Yang lebih menggelikkan adalah apa yang diutarakannya: “Bahkan sampaipun yang

bersaksi adalah orang yang langsung bersinggungan dengannya tetap dituntut untuk

Page 16: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

16

tatsabbut”. Sedikit komentar dari saya: “Bukankah Abu Musa Al Asy’ary beliaulah yang

langsung mendengar hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang adab

izin untuk memasuki rumah orang lain? Lantas mengapa sahabat ‘Umar masih menuntut

sahabat Abu Musa untuk mendatangkan bukti bahwa adab itu memang dia dengar dari

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Bukankah itu menunjukkan betapa pentingnya

permasalahan tatsabbut?

Kita tidak sedang membicarakan tuntutan tatsabbut ala hizbiyyah karena jelas bobroknya

slogan mereka itu, kita juga tidak sedang berbicara menguraikan penolakan terhadap

berita yang dibawa oleh satu orang terpercaya. Namun yang tengah menjadi topik

pembicaraan kita adalah: ““Lumrah saja, bila seseorang mengusut suatu berita yang dia

terima sampai kepada sumbernya, untuk mengetahui apakah berita itu benar atau salah,

atau telah terjadi penambahan dan pengurangan pada berita itu, demi meminimalisir

akibat buruk yang muncul setelah itu.”.

3- Dalam perjalanannya menuntut ilmu Dien ini, di bawah bimbingan ‘Ulama Sunnah, di

Markiz Daarul Hadits Dammaj. Darut Tauhid was Sunnah sebagai induk bagi dakwah

Salafiyyah paling murni sedunia, ternyata dia justru malah mengucapkan ucapan kufur!

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’uun.

Benarkah Sang Ketua mengucapkan ucapan kufur ? Jika benar apa bentuk dari ucapan

kufur itu ? Bukankah saudara Abu Turob dikenal oleh Syaikh Yahya hafidzhohullah ?

Bukankah manhajnya diakui kemurniannya ? Bukankah dia memiliki banyak karya tulis

yang bermanfaat ? Bukankah… bukankah… dan bukankah… lantas koq bisa seperti

ini…

Mungkin demikianlah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari benak para pembaca

sekalian, namun semua itu akan terjawab manakala kita langsung membaca tulisan

saudara Abu Turob ini. Dalam sebuah surat penjelasan yang ditulis dan dikeluarkan oleh

sang Ketua dan beberapa anggotanya dia menyatakan:

كلت هذه : ونقول لشيخنا أيب عبد الرمحن حيي بن علي احلجوري ومجيع أعوان السنة حفظهم اهللا .وجفت هذه األقالم قبل إمتام األنظمة املدح لكم, األلسنة عند وصف الثناء عليكم

Artinya: Dan kami menghaturkan kata teruntuk guru kami Yahya bin ‘Ali Al Hajury dan

seluruh penolong Sunnah semoga Allah menjaga mereka: “Sungguh telah letih lisan-

lisan ini disaat mempersembahkan kalam pujian kepada kalian semua, dan telah

mengering pula cairan tinta ini sebelum usai menghaturkan rangkaian bait-bait puja

dan sanjungan kemuliaan untuk kalian.”

La Haula Wala Quwwata Illa Billah. Wa Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un. Siapa

menyangka sang Ketua akan terjatuh pada perbuatan kufur ini??? Siapa mengira akan

serendah ini ? Siapa yang menebak bahwa sang Ketua akan melakukan perbuatan sehina

ini ?

Page 17: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

17

Sifat pujian yang demikian itu hanya layak untuk ditujukan dan dihaturkan kepada Allah

semata, bukan kepada seorang makhluk, Allah Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya:

. تنفد كلمات ربي ولو جئنا بمثله مدداقل لو كان البحر مدادا لكلمات ربي لنفد البحر قبل أن 109: الكهف

Artinya: “Katakanlah kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-

kalimat Robb ku, sungguh habislah lautan itu sebelum selesainya penulisan kalimat-

kalimat Rabb-ku, meskipun kami tambahkan lautan sebanyak itu pula.” (Al Kahfi: 109)

Ayat lainnya berbunyi:

الله اتمكل تدفا نر محة أبعبس هدعب نم هدمي رحالبو أقالم ةرجش نض مي األرا فمأن لوو . 27: لقمان

Artinya: “Dan kalau seandainya pepohonan di bumi itu menjadi pena, lautan juga

menjadi tinta dan ditambahkan lagi dengan tujuh kali lipatnya (untuk menuliskan

Kalimat-Kalimat Allah), maka niscaya Kalimat-Kalimat Allah tidak akan habis tertulis.”

(Luqman: 27)

Ditanyakan kepada salah sorang mustafid (murid senior) yang beliau adalah warga asli Dammaj

juga salah seorang murid Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i rahimahullah, yang beliau bernama

Abu ‘Abdillah ‘Adil Mi’wodh, bagaimana dengan perkataan yang telah diucapkan oleh

Abu Turob itu? Maka dijawab dengan: “Itu adalah perkataan kufur dan tidak selayaknya

ditujukan kepada makhluk. Ucapan itu selayaknya ditujukan hanya kepada Allah. Dan

bagi yang telah mengucapkan kalimat itu harus bertaubat dari ucapannya.”

Lantas apakah bedanya ucapan kufur yang telah keluar dari lisan Abu Turob saat memuji Syaikh

Yahya dengan ucapan kufur yang keluar dari Al Bushiry saat memuji Rasulullah yang tercantum

dalam kasidahnya yang berbunyi:

ومن علومك علم اللوح والقلم... فإن من جودك الدنيا وضرا

Diantara dermamu adalah terciptanya dunia dan semua kebutuhannya

Dan diantara ilmu yang engkau miliki adalah ilmu Lauhul Mahfudzh dan Al Qolam

Secara makna maka tiada bedanya sama sekali. Inilah keadaan sang Ketua yang telah dibangga-

banggakan oleh para pengikutnya, yang tak lain adalah mangsa-mangsa Turobiyyah. Seperti

yang saya utarakan di atas bahwa sebenarnya walaupun saudara Abu Turob telah lama menuntut

ilmu di Dammaj, namun hasil dari keilmuan yang diraihnya tak lebih menakjubkan dari sekedar

“Fatamorgana di tengah Gurun Sahara.”

Inilah beberapa perbuatan dan catatan berkenaan dengan saudara sang Ketua Turobiyyah

bernama Abu Turob Saif Al Hadi bin Khadir Al Jawi. Sebenarnya saya ingin menambahkan

Page 18: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

18

beberapa poin lagi, namun khawatir halaman ini menjadi sangat panjang, hingga saya cukupkan

sampai di sini. Semoga apa yang telah tertuang cukup untuk mengetahui siapa sebenarnya Abu

Turob, dan semoga dia segera bergegas membersihkan dirinya dari beberapa kesalahan dan

penyimpangan baik yang dilakukannya. Termasuk harapan saya, para anak buahnya juga

bertaubat sebagaimana telah diakui sendiri bahwa sebagian dari mereka terlalu ghuluw

(melampaui batas).

2. ABU HAZIM AL MUADZIN MUHSIN BIN MUHAMMAD BASHORI

Bercerita tentang pria yang satu ini kita harus banyak menahan tawa, juga mengelus dada

sebagai bentuk keprihatinan dengan sepak terjang yang dilakoninya. Bagaimana tidak sementara

ucapannya selalu dilanggar dengan perbuatannya sendiri, alias tidak sinkron antara ucapan dan

perbuatan. Melarang dari “kejelekan” namun beliau sendiri justru mengerjakan kejelekan dan

berleha-leha dengan kejelekan itu. Suatu kejelekan (menurutnya dan Turobiyyah) yang telah

dibungkus rapi dalam sebuah kado bernama Yayasan.

Pada pertemuan pertama dalam tulisan “Tirai itu kini telah tersingkap” telah saya jelaskan

sedikit tentang biografi saudara Abu Hazim ini. Lelaki ini bernama lengkap Abu Hazim Muhsin

Bin Muhammad Bashori dari Magetan, Jawa Timur. Konon kabarnya dia adalah orang Indonesia

yang paling lama menuntut ilmu di Dammaj, Yaman. Beliau di Dammaj lebih dikenal dengan

panggilan Abu Hazim Al Muadzin.

du’at Salafiyyin yang berada di Indonesia begitu juga Ikhwah Salafiyyin di Indonesia tentu lebih

banyak mengetahui sepak terjang sang Elang yang tiga tahun lalu telah mendarat di negerinya

itu. Di sini saya akan menyebutkan secara ringkas keadaannya sejak pertama kali dia mendarat di

belahan bumi Indonesia, dan tentunya apa yang akan saya sebutkan ini dari satu sisi sangat

bertentangan dengan keyakinan saudara Abu Hazim dan keyakinan Turobiyyun lainnya, namun

entah dengan timbangan apa tetap saja dia memperbuat apa yang telah diingkari oleh lisannya

itu.

Anehnya pula, di saat yang bersamaan apa yang dilakukannya itu ternyata juga dilakukan oleh

du’at Salafiyyin lainnya namun saudara Abu Hazim berteriak mencak-mencak seraya berkata:

“Ini Haram ?! Ini Bid’ah !? Ini Muhdatsah ?! Lho koq jadi seperti ini ? Sementara saat dia yang

melakukannya, dia diam-diam saja, namun kala du’at Salafiyyin yang melakukannya kenapa dia

marah-marah !?

Bukankah dari dulu saudara Abu Hazim telah mengetahui bahwa Yayasan yang digunakan oleh

du’at Salafiyyin Indonesia tidaklah sama dengan Yayasan-yayasan kelompok Islam sempalan

lainnya dari kalangan Ikhwaniyyun, Turotsiyyun, Jihadiyyun, Tablighiyyun, Shufiyyun,

Muhammadiyyun, Sururiyyun dan Hizbiyyun dengan segala macam dan ragamnya yang bisa

dengan mudah didapati di Indonesia itu !? Lantas kenapa Saudara Abu Hazim merasa bagaikan

orang yang sedang kebakaran jenggot saat menyaksikan bahwa du’at Salafiyyin Indonesia

menggunakan Yayasan yang tidak sama dengan yayasan-yayasan kelompok Islam sempalan

sebagai wasilah dakwah??? Dan bukankah anda sendiri, wahai saudara Abu Hazim, juga sempat

bergabung ria dengan yayasa-yayasan itu ? Lantas apa yang menyebabkan anda mengingkari

mereka para du’at Salafiyyin Indonesia lainnya ?

Page 19: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

19

Untuk membuka wawasan tentang Yayasan yang digunakan sebagai wasilah dakwah silahkan

para pembaca yang budiman membaca sebuah buku yang disusun oleh seorang da’i salafy

bernama Abu Karimah Askari hafidzhohullah. Buku itu mengupas tuntas masalah Yayasan,

buku itu juga sangat bagus untuk dimiliki, dibaca dan direalisasikan dalam perjalanan yayasan

sebagai wasilah dakwah. Saudara penulis (Abu Karimah) telah memberikan banyak faidah

kepada kita berupa dalil-dalil serta ucapan para ‘ulama yang terpercaya, jazakallahu khairon ya

Aba Karimah.

Kita kembali ke inti pembicaraan sebelumnya. Mungkin karena dahulu saudara Abu Hazim tidak

sempat berjihad bersama Laskar Jihad, maka untuk mengejar ketertinggalannya itu, kini dia

berjihad bersama Dinasti Turobiyyah. Dan inilah sebagian dari ucapan dan perbuatan yang

dilakukan oleh Abu Hazim yang merupakan anggota dari Dinasty Turobiyah:

1- “Barangsiapa yang melarang dari menuntut ilmu ke Dammaj, maka dia lebih sesat dari

iblis.”7

Wahai saudara Abu Hazim, adakah yang lebih sesat dari Iblis bapak dari segala

kesesatan? Siapakah ‘Ulama yang mendahului saudara menyuarakan kalimat itu?

Siapakah ‘ulama Salaf yang menyatakan bahwa ada dari kalangan jin dan manusia yang

lebih sesat dari Iblis ‘alaihi la’natullah ? Ataukah saudara juga berpendapat bahwa tak

semua masalah harus ada salafnya ?

2- Tetap bertahan di atas pondok, masjid, asrama dan semua fasilitas yang dibangun bukan

atas dasar ‘ketaqwaan’ - menurut saudara Abu Hazim dan Turobiyyun - alias ngemis bin

tasawwul serta bermu’amalah dengan bank. Yayasan yang menaungi semua kegiatan

dakwah pondok itu juga masih aktif dan belum resmi dibubarkan. Rekening bank sebagai

sarana penerimaan dana juga masih aktif

Namun anehnya, saudara Abu Hazim dan Turobiyyun terus berkoar-koar mengusung

kalimat Haroom ! Bid’ah ‘Ashriyyah! Muhdatsah! Hizbiyyah! Tapi saudara Abu Hazim

lupa atau pura-pura tidak tahu, atau memang sengaja menutup mata kalau di tempat

tinggalnya sendiri, di bawah telapak kakinya yang selalu mengiringi semua langkahnya,

semua slogan anti yayasan itu justru tumbuh dengan suburnya. Kenapa saudara tidak

segera meninggalkan semua fasilitas itu? Apakah karena takut tidak akan mendapat

tempat yang “basah” seperti saat ini ? Bukankah Abu Turob telah mengeluarkan

dekritnya yang berisikan kata “dungu” bagi mereka yang masih bermu’amalah dengan

Yayasan? Segeralah tinggalkan ‘kedunguan’ - ala Turobiyyah - itu, wahai Abu Hazim

Di sisi lain saya ingin bertanya kepada saudara Abu Hazim yang telah sekian lama

menuntut ilmu di Daarul Hadits Dammaj tercinta harosahallah. Pertanyaan saya

berbunyi: “Wahai ustadz Abu Hazim sedemikian nihilkah pengetahuan saudara tentang

7 Perlu diketahui bahwa dalam penukilan berita ini saya menggunakan disiplin ilmu yang selalu

diterapkan oleh Turobiyyah, yaitu menerima secara langsung berita yang dibawa oleh orang yang

terpercaya. Apakah Turobiyyah bisa menerimanya kali ini? Atau mereka akan menolak berita ini? Jangan

sampai pemikiran Washil bin ‘Atho’ bercokol di tubuh Turobiyyah.

Page 20: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

20

Dienul Islam ini? Tidakkah saudara menghayati hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam yang berbunyi:

يؤتى بالرجل يوم القيامة فيلقى فى النار فتندلق أقتاب بطنه فيدور بها كما يدور الحمار بالرحى وفرعبالم رأمت كنت ألم ا لكا فالن مقولون يار فيل النأه هإلي عمتجلى فيقول بكر فينن المى عهنتو

يهآتكر ونن المى عهأنو يهال آتو وفرعبالم رآم تكن قد

Artinya: “Pada hari Kiamat nanti ada seorang yang dilemparkan kedalam neraka, maka

bersemburatlah isi perutnya, dia mengelilingi isi perutnya sebagaimana seekor keledai

berputar-putar di tempat penggilingan makanan. Maka para penghuni neraka

dikumpulkan untuk menyaksikan keadaan itu. Seraya mereka berkata: “Wahai Fulan;

apa yang terjadi denganmu sehingga engkau masuk ke dalam neraka? Bukankah

dahulunya kamu mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?” Maka

orang tadi berkata: “Iya, aku selalu mengajak orang untuk berbuat kebaikan akan tetapi

aku sendiri tidak mengerjakan kebaikan itu, dan aku melarang orang dari kemungkaran

namun justru aku sendiri mengerjakan kemungkaran itu.”” (Diriwayatkan oleh Al Imam

Muslim dalam Shahihnya)

Yang paling aneh dari semua keanehan yang pernah terjadi pada sejarah Turobiyyah

adalah: Sang Elang yang bakal 8 menjadi target Turobiyyin selanjutnya ini, yang masih

mendekam di tanah Yayasan dan masjid hasil tasawwul digelari dengan Syaikhul Qiro’at

oleh saudara Abu Fairuz yang ternyata lidahnya celat.9

“Tahukah anda sekalian wahai para pembaca yang terhormat?

Ternyata ada jalan terbaru tuk nikmati hasil tasawulat.

Hanya dengan menyandang gelar sebagai seorang Syaikhul Qiro’at

Gelar mulia torehan saudara Abu Fairuz si lidah celat…

Tapi sayang semua hanya berlaku di kalangan Turobiyyat

Jika kelompok lain hendak ikutan, wah mereka bisa gawat

Bakalan dikutuk mati tujuh turunan sampai hari kiamat

Oleh si lidah celat, yang hampir saja kena aperkat10

Tak lain adalah saudara Abu Fairuz si sonnic yang sok hebat

Sekedar sindiran pantun jenaka Torehan Fairuz lidah celat

8 Bukan memastikan tapi hasil dari penelitian dari semua kasus -kasus yang lalu.

9 Maaf, celat di sini hanya sekedar ungkapan menunjukkan kekejiannya dalam bertutur kata sampai-

sampai ‘Ulama Saudi Arabia tak selamat dari lisannya.

10 Dia hampir saja kena bogeman aperkat dari Kholil asal Jakarta , saat Khalil mendatanginya untuk

bertanya tentang siapa yang menulis para ruwaibidhoh Indonesia.

Page 21: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

21

Saat kabur lintang pukang undurkan diri “dari Arena Gulat”

Tidak mampu hadapi pesona kalimat yang begitu memikat

Goresan di hati Abu Mahfudzh yang semoga selalu selamat

Semoga Fairuz telinganya tidak memerah bagai buah tomat

Karena sebagian pantunnya dinilai konyol amat

Sudah ah malas beta terus ngomentari pantun si lidah celat

Akhir kata beta rangkai sebuah doa sembari bermunajat

Rendahkan diri dan hati di hadapan Raja Ardhi wa Samawat

semoga muslimin selamat dari siksaan di hari kiamat

temukan kenikmatan abadi tiada henti di dalam Jannat

Amin ya Robbal ‘alamin bisikan di hati usai bermunajat

Hanya untuk-Mu lah rangkaian puja dari sailiin wa sailaat11

3- Adanya taman pendidikan untuk putri, sementara semua orang tahu bagaimana fatwa dan

kebencian sang Ketua dengan sarana pendidikan untuk putri alias Tarbiyatun Nisa. 12

Wahai saudaraku Abu Hazm, bagaimana pendapat saudara dengan pendidikan TN di

negeri kita Indonesia? Apakah saudara sependapat dengan para du’at Salafiyyin

Indonesia lainnya ataukah saudara sependapat dengan sang Ketua Turobiyyah? Mohon

jawabannya, semoga Allah merahmati saudara ?!

Dalam ceramahnya di Daurah Tajwid pada tanggal 1 Februari 2008 di Masjid Khalil, Sidoarjo,

Abu Hazim ini berseloroh : “Syaikh Rabi’ menganjurkan, ketika datang orang-orang Yaman

menemui, “Kalian mau mencari daging atau mencari ilmu ?”

Kalau mencari ilmu, datang ke Dammaj, kalau mau mencari daging silakan ke Su’udi.” Abu

Hazim menambahkan : “Ini beliau syaikh Rabi’ yang merupakan dosen Jami’ah Islamiyyah…” 13

Lihatlah, ucapan tanpa dasar seperti ini sering terucap, entah dimana beliau mengucapkan ini,

kapan, dalam konteks apa dan sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin beliau sebagai

dosen Jami’ah Islamiyyah sendiri, mencerca institusinya dengan istilah “mencari daging”, alias

dosen di kampus ‘daging’, mencari harta, mengemis, dst.

Terpenting, baginya ada kewajiban untuk membawakan sanad yang bersambung sampai Syaikh

Rabi’ hafidhahullah dengan kriteria perawi tsiqah sebagaimana penjelasan Ahlul Hadits serta

matan perkataan syaikh hafidhahullah, bukan semata makna ucapan atau yang sejenis, apalagi

kalau dia bisa menghadirkan bukti berupa rekaman suara Syaikh Rabi’. Kita tunggu saudara Abu

Hazim memenuhi kewajiban ilmiyyahnya dalam mempertanggungjawabkan pernyataan yang

disandarkannya kepada Syaikh Rabi’ hafidhahullah. Wallahul musta’an.

11

Sailiin wa sailaat adalah orang-orang yang berdo’a dari kalangan pria dan wanita

12 Yakni file Fatwa Syaikh Yahya Hukum TN.doc, dikirimkan Turobi, Muhammad Arsyad yang isinya

fatwa Syaikh Yahya Al Hajuri terkait Tarbiyatun Nisa'.

13 http://www.salafishare.com/26DNLTP6LKOP/JOSG116.mp3

Page 22: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

22

Comot-mencomot fatwa Ulama, terutama Syaikh Rabi’ juga sering diperbuat tetangga dan

donatur kuatnya Abu Hazim di Magetan, Ahmad Hasan. Lihat “Bani Hasan, Sosok Pembela

Turobi yang Penuh Keanehan” dari Abdul Ghofur, “R.A media ngawi, penulis tullab dammaj Al

Akh Abu Fairuz&Abu Zakaria setelah diizinkan oleh Syeikh Yahya&Imam Robi.” “Tafadhol

telpon dammaj ato Ustadz Muhsin dimagetan. Ana khobar tsiqoh dr Beliau untuk menyebarkan

Muhtasor al Bayan yg salah satu isinya ada dlm buku tsb”. Rupanya hobi Abu Hanifah Ahmad

Hasan Magetan dan Abu Hazim idem, Abu Hazim menggertak dengan ucapan “Imam Rabi’…

Syaikh Rabi’ berkata… ”, namun tidak akan pernah bisa memberikan rekaman, kaset, tulisan

sebagai buktinya dan menghindar sebisa-bisanya, karena apa !? Dusta itu sudah biasa,

menghalalkan segala cara…

Untuk melihat lebih lanjut apa saja yang dilakukan oleh saudara kita Abu Hazim ini maka

silahkan membaca kembali tulisan berjudul “Tirai itu kini telah tersingkap” edisi pertama. Di

sana saya sebutkan beberapa perbuatan yang dilakukan oleh saudara kita Abu Hazim yang

sesungguhnya bertolak-belakang dengan kaidah dan peraturan Turobiyyah, namun tetap saja

selamat dari jamahan mereka. Apakah juga terjadi nepotisme di kalangan Turobiyyin ?!

Sepertinya memang demikianlah kenyataannya.

3. ABU FAIRUZ ‘ABDURRAHMAN HARDI BIN SUKAYA AL KUDSI

Pria ini adalah salah seorang mantan anggota Laskar Jihad (LJ) yang sempat berjuang di Ambon

guna membela saudara-saudaranya muslimin yang tertindas oleh kaum kafir. Tidak diketahui

dengan pasti apakah dia telah bertaubat dari penyimpangan Laskar Jihad ataukah belum, namun

kini dia kembali ‘berjihad’ sesuai baris puisinya, bersama Dinasti Turobiyyah, namun bukan

untuk membela mereka-mereka yang tertindas, melainkan untuk menggoncang serta mencabik-

cabik keutuhan ukhuwwah salafiyyah di Indonesia. Simak puisi kebanggaannya yang dicetak

oleh RA Media itu :

“Buat Mujahidin yang berhati lembut (2)

bermental baja bertarung pantang surut(3) ...

di dalam jihad si Fut juga penakut (55)

Jika diajak jihad bilangnya "Nggak mut!" (56) ...

Wahai mujahidun yang kuat dan gesit (190)

sapalah si Fut meskipun sekelumit (191)...

Jika mujahidun yang terancam granat (415)

dia ceria dengan senyum terlipat (416).

Jika jundulloh jihad dengan semangat (417)

bangkit menghambat dengan label nasihat (418) ...

Wahai hamba yang berjihad tanpa takut (644)

Sudah berulang kali si Abu Mahfut (645)

menghantam kita tuk membikin kemelut (646) ...

tujuannya untuk bikin kita pucat (698)

agar roda jihad berhenti di tempat (699) ...

siap korban nyawa hingga masuk lahat (705)

Demi roda jihad yang terus melesat (706)

Dakwah Salaf yang murni di masyarakat (707) ...

Page 23: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

23

Tidak salah bahwa jihad ini berat (825)

Tidak sama kini dan yang telah lewat (826) ...

O indahnya penyambutan malaikat... (831)|

bagi mujahidin yang tegar dan kuat (832) ...

Asah jihad hingga tajam mengerucut (899)

Jangan pusing dengan sampah Abu Mahfut (890)

Nanti akan hancur tirainya yang butut. (891) ...

Ayo jihad! Siapa yang ingin ikut? (914)

Kami di sinipun melaju dan ngebut (915)

Memerangi musuh yang di dalam slimut (916) ...

Jihad itu terkadang yang datang maut, (920)

juga kelaparan yang membikin surut, (921)

dan kemiskinan yang bikin dahi kerut, (922)

dan nama dirusak hingga carut-marut. (923)

Sabarnya kita dalam jihad dituntut (924) ...

tidak lupa jihad juga rajin sholat (1404)

semuanya tidak egois dan jahat (1405)

siap korban waktu dan badan yang sehat (1406)

membela Al Haq dan perangi syirkiyyat (1407)

tak diam terhadap maksiat-muhdatsat (1408) ...”

(Dikutip dari puisi Abu Fairuz berjudul Turun Dari Arena Gulat, di sisi kanan adalah nomor

baris puisinya)

Lihatlah ungkapan perang, jihad, maut, memerangi, mujahidin, terlontar dalam upaya membela

Turobiyyin dalam puisi Abu Fairuz. Inilah Abu Fairuz, salah seorang “mantan Laskar Jihad yang

gegabah”, yang membiarkan dirinya untuk terjerembab dalam satu lubang yang sama lebih dari

dua kali. Kita memohon pada Allah Ta’ala agar dikaruniai keselamatan dari segala macam

petaka.

Sebenarnya saudara Abu Fairuz ini merupakan anggota baru dalam Dinasti Turobiyyah,

sebelumnya dia bersama rekan-rekannya yang bijak dalam berfikir dan bertindak, datang dan

pergi selalu bersama. Dia mengerjakan tugas bersama temannya, tak pernah berpisah,

menyelesaikan masalah selalu dengan musyawarah, memiliki akhlaq yang mulia, rajin, cerdas

dan penuh wibawa.

Namun seiring waktu berlalu ternyata dia berbalik arah dan menghantam rekan-rekan lamanya,

sungguh sangat benar ucapan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam saat beliau bersabda:

رواه الترمذى وابن ماجه وصححه (إن القلوب بني أصبعني من أصابع اهللا يقلبها كيف يشاء )األلباين

Artinya: “Sesungguhnya hati para hamba itu ada diantara dua jari-jemari Allah. Dia

membolak-balikkan hati itu sesuai dengan kehendak-Nya.” (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan

Ibnu Majah serta di Shahihkan oleh Al Albany)

Page 24: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

24

Abu Fairuz, demikianlah orang-orang biasa menyapanya, ia lebih dikenal dengan kunyah

daripada namanya. Di Dammaj dia banyak mengajarkan ilmu yang didapatinya kepada santri

dari Indonesia yang datang setelahnya. Kepedulian dan semangat gotong-royongnya sangat

tinggi, tawadlu’nya juga sesuai dengan kepribadiannya. Banyak orang yang menyukainya karena

sifat-sifat utama yang dimiliki itu, disamping kecerdasan yang Allah berikan kepadanya.

Sampai-sampai seorang teman setianya - yang kemudian dikhianatinya - sempat berseloroh:

“Teman yang seperti Abu Fairuz itu hanya ada seribu satu di dunia ini”.

Yah itu dulu, saat semua masih bersama dan mementingkan kebersamaan pula, namun kini,

seiring bergulirnya waktu, di kala virus-virus Turobi yang secara perlahan namun pasti terus

menyerang jantung pertahanannya, dia pun berubah. Entah karena dia tidak memiliki antivirus

yang ampuh, atau mungkin pula dia sengaja membiarkan virus-virus itu terus menyerang dan

bersarang pada pemikirannya. Hingga akhirnya dia menjadi seorang Asy Syaikh Al ‘Allamah Al

Hammam Abu Fairuz ‘Abdurrahman Hardi bin Sukaya, yang belakangan ini mulai tenar dengan

risalah-risalah fitnah karangannya, yang diterbitkan di Indonesia oleh pemujanya RA Media. RA

Media, yang salah seorang pemiliknya mengaku Salafy namun penuh keanehan, tiada lain adalah

saudara Bani Hasan.

Sebenarnya di Dammaj dia tak lain adalah sebagai seorang pekerja Abu Kholid Muntilan yang

telah kembali ke Indonesia. Namun anehnya dia dan Turobiyyun justru membicarakan Abu

Khalid dari sisi perdagangannya, sehingga mereka mengatakan Abu Khalid At Tajir (Abu Khalid

si pedagang itu), dst. Wahai Abu Fairuz, maka izinkan serta dengarlah saat ini saya berkata:

“Abu Fairuz Al ‘Amil li Abi Khalid (Abu Fairuz si pekerja bayaran, yang menerima upah dari

Abu Khalid, pen)”, semoga telinga saudara Abu Fairuz tidak terbakar mendengar panggilan ini.

Diantara ucapan dan perbuatan saudara Abu Fairuz ini adalah sebagai berikut:

1- Mengomentari dakwah para ‘Ulama Su’udiyyah (Arab Saudi) dengan ucapan: “Adapun

dakwah di Su’udiyyah maka mayoritasnya dipenuhi dengan ngemis-ngemis (Tasawwul)

Subhanallah. Na’udzubillah min hadzal kalaam. Al Bayyinatal Bayyinah, ya Aba

Fairuz!?

(Segala puji bagi Allah. Kita berlindung kepada Allah dari ucapan keji ini. Mana

buktimu, wahai Abu Fairuz atas ucapan kotor dan tuduhan keji ini !?)

Para pembaca sekalian tentu mengetahui bagaimana kekayaan negeri Tauhid dan Sunnah

yang bernama Su’udiyah. Dan bagaimana pula iffahnya para ‘Ulama Sunnah di sana.

Lantas apakah setelah itu layak bagi seseorang yang baru moncong senjatanya sekaliber

0,0000001 mm, itupun peluru karet dari seseorang yang bernama Abu Fairuz, lantaran

belum pernah menginjakkan kakinya di Su’udiyyah, belum pula pernah melihat dakwah

para ‘Ulama Su’udiyyah ? Bahkan dia juga belum pernah pula bersimpuh di hadapan para

pemimpin ummat ini, mengetahui situasi kondisi langsung, lantas berkata dengan

sesumbarnya bahwa dakwah mereka dipenuhi dengan ngemis-ngemis ?

Saya tak ingin panjang lebar mengomentari ucapan saudara Abu Fairuz ini, karena para

pembaca sendiri sudah mengetahui bagaimana konsekwensi dari ucapan kotor dan

tuduhan keji yang dilontarkannya. Abu Fairuz sama saja mencerca dakwah para ‘Ulama

Page 25: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

25

Sunnah di Su’udiyah secara membabi-buta. Tidak perlu dibuktikan, apalah gunanya

menyalakan sebatang lilin di siang bolong di bawah terangnya sang Mentari ?

2- Ucapan kufur yang diucapkan oleh sang Ketua juga diucapkan olehnya, sepertinya tak

perlu untuk diperjelas, karena telah saya rinci saat menerangkan kufurnya ucapan itu.

3- Selalu menggunakan lazimul qaul (kelaziman atau kemestian dari ucapan seseorang)

untuk menyalahkan orang yang mengeluarkan ucapan tersebut. Walaupun pada

kenyataannya ucapan orang itu justru tidak bersentuhan dengan kelazimannya.

Dalam surat-suratnya yang ditujukan kepada anak-anak Indonesia sebagai surat bantahan

atau surat peringatan atau malzamah-malzamah yang dia terbitkan, dia selalu

menggunakan lazimul qaul untuk menyudutkan atau menyalahkan orang yang menjadi

lawan bicaranya, sekalipun lawan bicaranya tidak memiliki paham dari lazimul qaul itu.

Padahal : “Lazimul qaul laisa bil qaul” (Sekedar kelaziman atau kemestian dari ucapan

seseorang itu tidaklah bisa dianggap sebagai bagian dari ucapan orang tersebut).

Inilah sekelumit profil pria yang bernama Abu Fairuz itu, yang belakangan ini banyak tulisan-

tulisannya yang disebar di Indonesia.

4. ABUL HUSAIN MUHAMMAD (NUR KHOLIS) AL JAWI

Dia memiliki andil yang cukup kuat dalam menggoncang ukhuwwah Salafiyyah Indonesia,

dengan tulisan-tulisan yang dia sebarkan yang seakan merasa paling ilmiyyah. Dia menganggap

bahwa yang tidak mau menerima tulisannya adalah penyimpang yang harus dibumi-hanguskan.

Abul Husain Muhammad Nur Kholis Al Jawy inilah penulis kitab "Al Jam'iyyat Harokat bila

Barokat" yang diterbitkan di negara Aljazair.

Bisa dikatakan bahwa Abul Husain ini juga merupakan mantan laskar jihad yang juga gegabah,

membiarkan dirinya terjatuh dalam satu lubang yang sama sampai terulang dua kali.

5. ABU SHOLIH DZAKWAN BIN HANAFI NASUTION AL MEDANY

Di Medan sempat berkembang sebuah gosip tentang sang pengajar bagi adik-adiknya (yang saya

maksudkan adalah bang Dzakwan sendiri) yang berada di bawah bimbingannya saat mondok di

Riau. Namanya gosip - yang apabila digosok semakin siip… - itu berkisah bahwa bang Dzakwan

ini di Dammaj adalah sebagai supir pribadi Syaikh Yahya, sekaligus ‘tangan kanan’ Syaikh

Yahya. Benarkah gosip tersebut !? Ikuti penjelasan selanjutnya.

Terlepas dari benar atau tidaknya gosip tersebut yang jelas kewajiban bang Dzakwan adalah

menepis gosip tersebut dari dirinya. Bukankah demikian yang harus anda lakukan, wahai bang

Dzakwan ? Sebagaimana anda telah menuntut saudara Abu ‘Abdillah Muhammmad yang berasal

dari Stabat, Medan, saat kalian duduk di kamar seorang mangsa Turoby bernama Khairul ‘Abdi

dari Aceh, demi untuk menyelesaikan masalah yang tengah melanda !?

Mungkin bang Dzakwan belum mendengar gosip itu, namun kini setelah membaca risalah ini

semoga dia segera menepis gosip tersebut. Hal itu sangat perlu dilakukan agar mereka-mereka

Page 26: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

26

yang sempat termakan oleh gosip itu sadar, bahwa ternyata yang sampai kepada mereka

hanayalah sebuah gosip belaka alias berita dusta.

Dan lebih dari itu adalah, akankah bang Dzakwan mampu menunaikan tuntutan ini ? Yang pada

kenyataannya ini adalah tuntutan dia kepada Abu ‘Abdillah Muhammad dari Stabat itu?

Bagaimana wahai bang Dzakwan ? Waqod qiila dzalik !?

Bang Dzakwan ini adalah pemilik “…Jaringan Sindikat…” yang di muroja’ah oleh Sang Ketua

Abu Turob. Diantara perbuatan bang Dzakwan asal Medan ini adalah sebagai berikut:

Tidak memiliki keadilan dalam bersikap dan bertindak, sebagai contoh adalah

bungkamnya14

dia dari yayasan yang ada dalam asuhan ustadznya sendiri, yaitu ustadz

Abu Mundzir Dzul Akmal

Turut andil dalam memberikan semangat atas ucapan kufur yang diucapkan oleh sang

ketua Abu Turob dan juga Abu Fairuz

Berdusta, menyamar dan memalsukan identitas demi menuntut ilmu. Bang Dzakwan,

bolehkah hal itu dilakukan ?

Yang terakhir ini dia lakukan setelah tertangkapnya dia oleh aparat keamanan Yaman, padahal

telah ditanyakan kepada Syaikh Yahya berkaitan dengan masalah ini. Lantas beliau berpendapat

bahwa hal itu tidak boleh dilakukan karena dikhawatirkan si penuntut ilmu yang memalsu

identitas, menyamar dan berdusta (seperti yang dilakukan oleh bang Dzakwan ini)

ilmunya tidak barokah. Mungkin ini salah satu sebab yang menyeret bang Dzakwan ini untuk

bergabung dengan Turobiyyah, punya sedikit kecerdasan, tapi karena nipu akhirnya ilmunya

tidak barokah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

)رواه مسلم( من غشنا فليس منا :عن أبى هريرة أن رسول الله صلى اهللا عليه وسلم قال

Artinya: “Barangsiapa yang menipu kami, maka dia bukan dari golongan kami” (Diriwayatkan

oleh Imam Muslim)

Bang Dzakwan sendiri adalah salah seorang mantan LJ yang “Gegabah” dalam mengambil

sikap, yang pada kenyataannya dia membiarkan dirinya terjerembab kedalam lubang yang sama

terulang lagi hingga dua kali atau bahkan lebih. Kecerobohannya itu tampak jelas manakala ia

bergabung ria dengan Turobiyyah untuk menggoncang ukhuwwah Salafiyyah di Indonesia.

Bukti dia tergabung dalam dinasti Turobiyyah, disebut dalam puisi “Arena Gulat” Abu Fairuz,

baris ke 1370 : "Ada juga Dzakwan penulis "Sindikat".” Footnote tertulis : "Abu Sholih

Dzakwan Al Maidany -hafizhahulloh-, dengan kitabnya "Menggulung Jaringan sindikat

Membongkar Makar Pengkhianat" yang merupakan ringkasan dari "Mukhtashor Bayan"

14

Tak terdengarnya suara-suara sumbang dia atas Yayasan Ta’zhimus Sunnah dan para pengelolanya,

sebagaimana suara-suara sumbang dia atas yayasan lainnya.

Page 27: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

27

dengan beberapa tambahan yang sangat penting." Serta di baris ke 1692 : “Abu Sholih

Dzakwan yang berkorban berat”.

Kita memohon keselamatan pada Allah dari penyimpangan setelah datangnya kebenaran.

6. ABU ARQOM MUSHLIH ZARQONI AL MEGETANI

Abu Arqom belum menyusun malzamah fitnah Yaman tersendiri, namun pernah tercatat

mengoreksi tulisan Abul Abbas Khadir Al Mulki, bersama-sama Abu Turob Al-Jawi, yakni

berjudul :

صادقني كنتم إن برهانكم هاتوا قل

Namun, saudara dari Abu Hazim Magetan ini, bersama-sama Abu Abdirrahman Utsman As-

Semarangi memberikan sumbangsih yang nyata dalam tulisan terjemahan berjudul "MENEPIS

TUDUHAN KEJI" yang ditulis Al Akh Abu as Samh Iyad Al- Hasyidi. Abu Turob memberikan

pengesahan setelah dia melakukan penelitian atas karya terjemahannya itu.

7. ABU ZAKARIYYA IRHAM BIN AHMAD AL JAWI

Abu Zakariyya ini berasal dari kota Purworejo, Jawa Tengah. Disebutkan dalam puisi “Arena

Gulat” baris ke 1385 : “Irham Purworejo penulis berbakat”. Mungkin terkait tulisannya yang

disahkan oleh Abu Turob Al-Jawi berjudul : “Menebar Fitnah Membela HIZBIYYAH”, lantas

dicetak oleh RA Media dengan judul “Konspirasi & Makar Terhadap Darul Hadits Dammaj”.

8. ABU ‘ABDIRRAHMAN IRHAM AL MAIDANI

“Irham Medan penghapal yang berbarokat”, “Irham Medan yang rumahnya berbarokat”

demikian sanjungan luarbiasa dari Abu Fairuz dalam “Arena Gulatnya” baris ke 1386 dan 1693

itu. Lantas Dinasti Turobiyyah ini memberikan kepercayaan lewat kesaksiannya yang dikutip

pada footnote 37, 38, 42, tentang kesaksian Abu Abdirrohman Irham Al Maidany ini.

Kiprahnya dalam Turobiyyah makin kokoh, dengan karya terjemahannya berjudul : "Pelurusan

dan Penopangan Terhadap Nasehat Tanggal Sembilan", yang ditulis Abu Abdillah Kamal bin

Tsabit Al 'Adny.

Delapan orang ini, Abu Hazim, Abu Turob, Abu Fairuz, Abul Husain, bang Dzakwan, Abu

Arqom, dua Irham, memiliki andil yang cukup besar untuk mengacaukan barisan Salafiyyah di

Indonesia, sementara selain mereka hanyalah para pengikut yang sekedar membebek saja. Apa

kata para petinggi, maka itu pulalah yang mereka suarakan. Yang ada pada mereka hanyalah

sekedar “Kami mendengar manusia mengatakan demikian, maka kamipun juga ikut mengatakan

demikian.” Dengan kata lain hanya (maaf) “hanya mbebek”, sebagaimana sifat seekor bebek

yang hanya mengikuti apa titah pemimpinnya, tanpa berpikir panjang akan efeknya, dst.

Merekalah tokoh pada thobaqat pertama, kemudian setelah mereka yang juga masih dalam

thabaqat pertama, namun tingkat bahayanya berada di bawah para tokoh itu, sehingga disebut

“pengikut Turobiyyin”.

Page 28: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

28

C

. Nama

-nama PENGIKUT Turobiyyin

Berikut ini adalah nama-nama para pengikut, pengekor dan pembeo yang hanya sekedar

membebek dari belakang saja.

1. ABU ‘ABDILLAH MUHAMMAD BIN ‘UMAR

Pria ini berdomisili di Langsa, di kalangan teman-teman lamanya dia biasa dipanggil Mukhlish

Armen. Dia juga merupakan salah seorang mantan laskar jihad yang turut “gegabah”, yang

setelah pembubaran laskar malah turut bergabung dengan Dinasti Tuobiyyah yang bertujuan

untuk mencabik-cabik ukhuwwah Salafiyyah di Indonesia,

Sebenarnya dia tidak memiliki karya-karya tulis seperti teman-temannya yang lain, dia hanya

menterjemahkan masalah ‘Arsy yang kemudian juga disebar di Internet, diantara perbuatan dia

adalah:

Turut andil mendatangi anak-anak Indonesia untuk menguji dan mengetes mereka

berkaitan dengan masalah fitnah yang tengah terjadi di Yaman, padahal pengetesan itu

merupakan ushlub hizbiyyah.

Seperti sebelumnya dia juga turut andil dalam memberikan semangat atas kalimat kufur

yang diucapkan oleh Abu Turob dan Abu Fairuz.

Masih seperti sebelumnya (yaitu Dzakwan), tidak memiliki keadilan dalam bersikap dan

bertindak, sebagai contoh adalah bungkamnya15

dia dari yayasan yang ada dalam asuhan

ustadznya sendiri yaitu ustadz Abu Mundzir Dzul Akmal

Sebagai bukti posisi dia dalam kabinet Turobiyyah, disebutkan dalam puisi “Arena Gulat” Abu

Fairuz dalam baris ke 1371 : “Muhammad penerjemah "Arsy" yang hangat”. Di footnotenya

tertulis : “Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Umar Aceh - hafidzahulloh – penerjemah

malzamah yang berbicara tentang silang pendapat seputar istiwa Alloh di atas 'Arsy dengan

bersentuhan ataukah tidak bersentuhan.”

2. ABU KHALIFAH ‘ABDUL GHAFUR

Sungguh perlu dikasihani saudara kita, Abu Khalifah Abdul Ghafur dari Jawa Timur ini. Pria ini

sekedar hanya membeo para pembesarnya (Abu Turob), akhirnya dia harus merasakan

indahnya bogeman mentah dari saudara Abu Sahl Sa’ad. Itulah akibat ringan yang

diterimanya hanya karena menelan berita mentah-mentah, dan tidak mau mengecek berita itu,

padahal dia selalu bersua dengan si sumber berita.

15

Tak terdengarnya suara-suara sumbang dia atas Yayasan Ta’zhimus Sunnah dan para pengelolanya

sebagaimana suara-suara sumbang dia atas yayasan lainnya.

Page 29: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

29

Kalau seandainya dengan pukulan itu, dia dapat karena mempertahankan kebenaran serta bukan

pada sesuatu yang salah maka itu adalah suatu kemuliaan, namun sedihnya apa yang dia

dapatkan itu adalah hasil dari kecerobohan dan kurang telitinya dia. Dari tindakan dia yang asal

menerima berita yang sampai kepadanya, padahal kenyataan sebenarnya tidaklah sama dengan

apa yang dia sebarkan. Allahul Musta’an.

Pria ini juga turut andil memberikan semangat pada ucapan kufur yang ditulis oleh Abu Turob

dan Abu Fairuz. Sebagai bukti jaringan Turobiyah merengkuh si Abdul Ghafur, lihat puisi

“Arena Gulat” dari Abu Fairuz nomor baris ke 1387 : “Abdul Ghofur ramah dan pegang

amanat”. Tragis, dia sudah kena aperkat jago gulat Turobiyyat, masih juga dirangkul ?

3. ABU ZAKI ‘ABDUL A’LA

Di awal kedatangannya di Dammaj tercinta, dia lebih dikenal dengan panggilan Mumun. Abu

Zaki ‘Abdul A’la berasal dari Lamongan, pria ini juga turut andil memberikan semangat untuk

menyebarkan kalimat kufur yang ditulis oleh Abu Turob dan Abu Fairuz.

Apakah Abu Zaki ini memiliki kedekatan dengan Abu Mas’ud, yang sama-sama dari

Lamongan? Tidak salah lagi. Abu Mas’ud yang bernomor HP 0852 7866 4013, juga amat gigih

membela Turobiyyun dan diketahui mengisi daurah di markiz besar Turobiyyin Indonesia,

Ma’had Yayasan Tarbiyatus Sunnah, Sampung, Magetan pada tanggal 19 Maret 2009 ba’da

Dhuhur. Abu Mas’ud didampingi dengan Imam Hanafi, sang elang yang telah mendarat di

Indonesia dan Nurul Yakin (alumni Madinah). Abu Mas’ud juga kenal baik dengan Ahmad

Hasan, keluarga yang paling aneh dan satu keluarga kompak membela Turobiyyah.

Yang anehnya mereka semua yang tersebut di atas (kecuali Nur Kholis) bersatu dalam ucapan

kufur tersebut. Maka saya ingin mengingatkan mereka dengan firman Allah yang berbuntui:

)65: الزمر: (لى الذين من قبلك لئن أشركت ليحبطن عملك ولقد أوحي إليك وإ

Artinya: Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu (Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi

Wasallam) dan kepada orang-orang sebelum kamu: “Jika kamu melakukan kesyirikan maka

amal perbuatan kebaikanmu akan sia-sia.” (Az Zumar: 65)

)88: األنعام. (ولو أشركوا لحبط عنهم ما كانوا يعملونArtinya: “Dan jka mereka melakukan kesyirikan, maka akan terhapuslah semua amal kebaikan

mereka”. (Al An’am: 88)

Bukti Abu Zaki dalam barisan Turobiyyah, ditorehkan dalam puisi Abu Fairuz “Arena Gulat”

baris ke 1373 - 1374 : “Abdul A'la yang baik hati dan sehat. kocak, sopan, dan hapalan juga

kuat.” Ternyata dengan berbekal kocak dan sopan, menteri Abu Fairuz akhirnya keluarkan SK

Tazkiyyahnya.

4. ABU ‘ABDIRRAHMAN ‘UTSMAN

Page 30: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

30

Dia berdomisili di Semarang, menikah di Dammaj dengan seorang akhwat yang berasal dari

Batu Bara Medan sekarang masih berada di Dammaj. Ini untuk membedakannya dengan Abu

‘Abdillah Utsman yang kini telah mudik ke Indonesia yang sekarang berdakwah mengajak

manusia ke Jalan Allah, beliau juga bersama pendahulunya dalam mengemban dakwah ini.

Pria ini merupakan juga salah seorang “mantan Laskar jihad yang gegabah”, yang membiarkan

atau bahkan sengaja untuk terjatuh dalam satu lubang terulang lagi hingga dua kali. Terlihat

dengan kecerobohannya dia bergabung ria dengan Dinasti Turobiyyah dam mencabik-cabik

Ukhuwwah Salafiyyah di Indonesia.

Sebagai bukti posisisnya di kabinet Turobiyyah ini, adanya karya terjemahannya, berjudul

"MENEPIS TUDUHAN KEJI" yang ditulis Al Akh Abu as Samh Iyad Al- Hasyidi,

diterjemahkan bersama Abu Arqom Muslih Al Magetani, dan disahkan oleh Abu Turob Al-Jawi.

Abu Fairuz menulis konyol di footnote nomor 16, di bagian ke 4 “Arena Gulat”nya, terkait diri

Abu Abdirrrahman Utsman as Semarangi : “Adapun ana, karena ana sudah berjasa membocorkan nama-nama berbahaya ini padamu, juga telah memberimu tazkiyyah di risalah "Inbi'atsut Tanabbuh bi inksyafi Hizbiyyati Luqman Ba Abduh" maka kasihlah ana tazkiyyah barang sedikit biar bisa menikah dan dapat rizqi.”

5. ABU ‘ABDIRRAHMAN MUHAMMAD SHIDDIQ

Nama lengkapnya Muhammad Shiddiq bin Arsyad Thalib berasal dari Bugis, Sorowako,

Sulawesi Selatan. Dengan semangat yang membabi buta dia berusaha menterjemahkan banyak

risalah kemudian disebar di Indonesia. Dia mengira usahanya itu merupakan suatu hasil yang

sangat memuaskan, namun ternyata sebaliknya, justru dia merusak dirinya dengan ulahnya

sendiri

Bergabungnya dia dengan Turobiyyah bisa dikatakan baru-baru saja, karena sejak awal

berkembangnya Dinasti Turobiyyah dia tidak memiliki kedudukan apa-apa. Namun kini dia

merupakan salah seorang penulis andalan Turobiyyah yang sengaja dipasang untuk mengecoh

para du’at Salafiyyin Indonesia. Namun sayang seribu sayang, hasil usahanya meleset jauh dari

yang diperhitungkannya.

Posisi Shiddiq dalam dinasti Turobiyyah ini dikukuhkan dalam baris ke 1391 puisi “Arena

Gulat” Abu Fairuz : “Shiddiq yang jujur dan punya tekad kuat”. Melalui email-emailnya,

Shiddiq menyebarkan pemikiran Turobiyyah sekian kali, dengan email abuabdirrohmanymn

diantaranya pada tanggal 10 Desember 2008, 16 Januari 2009, 5 Februari 2009, 6 Februari 2009,

12 Maret 2009 dll.

6. ABU IBRAHIM ALWI

7. ABU HANIFAH

8. ABU SAIF MUFTI

Inilah nama-nama para anggota Turobiyyah yang menduduki posisi pada thobaqot kedua,

sejujurnya mereka kurang bisa mengenal mana kawan dan mana lawan. Mereka hanya tahu,

Page 31: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

31

siapa saja yang telah terdaftar saja pada jajaran Turobiyyah, maka mereka adalah teman,

sementara yang anti dengan Turobiyyah mereka adalah lawan. Titik.

Sementara selain mereka hanyalah para pengikut yang sekedar membebek saja atau katakanlah

bahwa mereka adalah “para mangsa” Turobiyyah. Apa kata para petinggi, maka itu pulalah yang

mereka suarakan. Yang ada pada mereka hanyalah sekedar : “Kami mendengar manusia

mengatakan demikian, maka kamipun juga ikut mengatakan demikian.” Dengan kata lain hanya

(maaf) “hanya mbebek”, sebagaimana sifat seekor bebek yang hanya mengikuti apa titah

pemimpinnya, tanpa berpikir panjang akan efeknya, dst.

D

. Nama

-nama YANG MENJADI KORBAN Turobiyyin

Dammaj yang tercinta kini dipenuhi oleh ratusan pemuda yang berasal dari Indonesia. Dari

ratusan jumlah itu ternyata sebagian dari mereka menjadi mangsa keganasan fitnah Turobiyyah

yang tengan melanda, kini terjadilah dilema antara sesama santri Indonesia yang kini berada di

Dammaj harosahallah.

Sebagai contohnya, Abul Abbas Khadir Al Mulki dari Limboro, kec. Seram Barat, Maluku

Tengah ini, termasuk paling depan dalam mengirimkan malzamah fitnah Yaman secara bertubi-

tubi.sejak tanggal 10 November 2008, Abul Abbas ini terus menghantam email salafiyyin di

Indonesia, mengekspor fitnah ini agar tersebar luas di negeri Indonesia.

Dalam puisi “Arena Gulat”, disebutkan nama-nama korban konflik Maluku yang kini ikut-ikutan

bergabung dengan dinasti Turobiyyah adalah sbb : Adam Ahmad Abul Jauhar, Abu Dujanah

Amin Al Ambony bin Nurdin, Ridhwan, Abu Usamah, Imron, Faris, Fikri, Pak Alfi, Abul

Husain, Sulaiman Abu Sulaim, Abul Jauhar, Abul Abbas Khoidir Al Mulki, Abu Yusuf Abdul

Malik, dll.

Di lembar berikutnya, saya akan menyebutkan nama-nama korban dari kegalakan Dinasti

Turobiyyah ini dengan menyebutkan sepintas keterangan berkaitan dengan yang bersangkutan.

Sangat disayangkan, anak-anak korban konflik SARA yang baru mempelajari Dienul Islam yang

mereka berasal dari Ambon, Maluku, mayoritasnya menjadi sasaran Turobiyyah. Entah karena

mereka masih baru mengkaji Dienul Islam ini, sehingga terkesan memiliki semangat yang keliru

dan membabi-buta, atau kemungkinan kedua karena mereka memang tidak memiliki kesiapan

untuk berhadapan dengan arus fitnah Turobiyyah.

Maka tak pelak lagi, mereka menjadi sasaran akan keganasan Turobiyyah. Sementara harapan

orangtuanya di Maluku, mereka diharapkan menjadi generasi penerus dakwah Salafiyyah.

Maluku membutuhkan ratusan da’i Salafy untuk menyebarkan dakwah Salafiyyah kepada

warganya yang hingga kini tiada henti dari konflik SARA itu.

Demi melihat kenyataan yang memilukan ini, anak-anak Ambon yang berada di Dammaj bukan

malah menyadari keadaan yang sesungguhnya, namun mereka justru mengekspor fitnah

Turobiyyah ke daerah asal mereka. Akhirnya tindakan gegabah itu menyebabkan orang-orang

yang tidak faham, atau belum memahami kondisi Turobiyyah yang sesungguhnya dari kalangan

awam salafiyyin di Maluku, meninggalkan pengajian mereka yang selama ini ditekuni bersama

para da’i Salafy di sana.

Page 32: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

32

Lihatlah fitnah ini ternyata membikin banyak dari mereka, muslimin di Ambon yang futur, tidak

lagi mengaji, atau bahkan kembali menekuni kejahatan di masa lalu, wal’iyadzubillah. Saat

ditanyakan kepada mereka kenapa menjadi seperti itu? Jawab mereka enteng : “Ustadznya sudah

ditahdzir oleh pihak Dammaj.” Subhanallah...

Seperti inikah didikan yang mampu kalian berikan, wahai para elang yang hanya mampu

berteriak di negeri orang? Inikah didikan anak-anak Ambon yang berada di Dammaj kepada

masyarakatnya yang baru bertaubat dan mengkaji Dienul Islam ini dengan baik dan benar ?

Apakah kalian lebih senang mereka-mereka futur, malas mengaji dan bahkan ada diantara

mereka yang kembali menjadi awam, bahkan meninggalkan sholat serta kembali ke sekolah

umum, hanya berawal dari fitnah Turobiyyah yang kalian ekspor ini? Senangkah kalian ?!

Siapkah kalian menanggung dosa mereka hanya karena sebab pemikiran kalian itu lantas mereka

meninggalkan Tholabul Ilmi dan menjauhi majlis-majlisnya para Da’i Salafi yang di sana?

Seperti inikah cara kalian mendidik Ummat Islam? Ingatlah firman Allah yang berbunyi:

)25: النحل(ليحملوا أوزارهم كاملة يوم القيامة ومن أوزار الذين يضلونهم بغير علم ألا ساء ما يزرون

Artinya: “Dan agar supaya mereka memikul dosa-dosa mereka dengan sepenuhnya di hari

Kiamat dan juga dosa orang-orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun

(bahwa mereka sebenarnya disesatkan) sungguh teramat buruk apa yang mereka pikul.” (An

Nahl: 25)

Dan berkata Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini:

يصري : زارهم ومن أوزار الذين يتبعوم ويوافقوم، أيإمنا قدرنا عليهم أن يقولوا ذلك فيتحملوا أو: أيمن دعا : "عليهم خطيئة ضالهلم يف أنفسهم، وخطيئة إغوائهم لغريهم واقتداء أولئك م، كما جاء يف احلديث

إىل هدى كان له من األجر مثل أجور من اتبعه، ال ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن دعا إىل ضاللة كان ".مث مثل آثام من اتبعه ال ينقص ذلك من آثامهم شيئاعليه من اإل

Artinya: “Makna dari ayat ini adalah; sesungguhnya Kamilah yang telah mentaqdirkan mereka

untuk mengucapkan ucapan itu, sehingga dengan sebab itu mereka akan memikul dosa-dosa

mereka sendiri dan juga dosa orang-orang yang mengikuti dan mencocoki mereka. Dengan kata

lain bahwa mereka menanggung dosa kesesatan mereka sendiri dan juga dosa di kala mereka

menyesatkan orang lain, serta mereka memikul kesalahan orang-orang yang mengikuti mereka

dalam kesesatan. Hal ini sebagaimana tertera dalam sebuah hadits yang berbunyi:

“Barangsiapa yang mengajak manusia menuju petunjuk maka dia mendapatkan pahala

sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya di atas petunjuk itu dengan tanpa mengurangi

pahala orang-orang yang mengikutinya. Dan barangsiapa yang mengajak manusia menuju

kesesatan maka dia menanggung dosa sebanyak dosa orang-orang yang mengikutinya di atas

kesesatan itu dengan tanpa mengurangi dosa orang-orang yang mengikutinya.”

Di sisi lain orang yang berakal dari mereka yang bernama Abul ‘Abbas ‘Arifin Ambon, yang

memiliki baik sangka kepada kebijaksanaan para du’at salafiyyin yang berada di sana justru

Page 33: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

33

dimusuhi dan dicap oleh Turobiyyun sebagai orang yang berpenyakit hatinya. Hanya karena dia

tidak sejalan dan tidak sependapat dengan kekonyolan Turobiyyin dan ank-anak Ambon lainnya

dalam kaitannya sikap keras dan membabi buta mereka kepada para du’at Salafiyyin Indonesia.

Seperti inilah gambaran pendidikan yang ditelorkan oleh Turobiyyah, dan seperti itu pula yang

ditancapkan oleh putra-putra Ambon yang tengah bergabung ria dengan Dinasti Turobiyyah

dengan segala keanehan mereka. Kebaikan apa yang diharapkan akan muncul dari cara

pendidikan seperti ini ? Pendidikan yang justru mengajak orang untuk meninggalkan syariat

yang murni dan jalan keselamatan dunia dan Akhirat ?! Hanya kepada Allah sajalah kita

mengadukan segala permasalahan yang tengah kita hadapi.

Dan berikut adalah nama anak-anak Ambon yang tertipu dan terbuai,

menjadi mangsa fitnah Turobiyyah, diantaranya sbb :

1. ABUL ‘ABBAS KHADIR BIN NUR SALIM

Berangkat dari Ambon, sempat singgah di Tangerang untuk menunggu keberangkatan ke

Dammaj, Yaman. Daurah Masyayikh di Jogjakarta yang terakhir dilaksanakan pun terlewatkan,

lantaran menunggu travel yang kabarnya tidak menentu itu tanggal keberangkatannya. “Khoidir

yang datang dan penuh semangat”, demikian goresan pena Abu Fairuz di puisi “Arena Gulat”

baris ke 1363. Dengan semangat ‘45’, ketika datang di Dammaj, belum genap 3 bulan,

programnya langsung menghantam email-email salafiyyin Indonesia.

Ya, mulai tanggal 9 November 2008 resmi genderang peperangan ditabuh oleh Khadir. Demi

melihat semangat luar biasa ini, tentu saja Abu Fairuz menorehkan ‘penuh semangat’ dalam SK

Turobiyyahnya. Kini bocah Limboro dari kec. Seram Barat, Maluku Tengah ini mulai mencapai

kedewasaannya, email Abul Abbas terkait fitnah sejak 8 November 2008 kini mereda. Mungkin

dia sudah menyadari bahwa dirinya adalah mangsa Turobiyyah ?

2. ADAM AHMAD ABUL JAUHAR

Dalam SK Turobiyyah nomor baris ke 1361, yang dikeluarkan menteri Turobiyyah, Abu Fairuz

tertera : “Abul Jauhar yang lembut tapi hebat”. Dialah yang paling gencar menyirami email-

email kita, mengekspor fitnah Yaman sejadi-jadinya sejak tanggal 4 Desember 2008 dengan ID

abuljauhar1429, hingga Maret 2009 ini.

Adam Ahmad-lah yang mengirimkan email atas perintah bang Dzakwan untuk menulis kalimat

dengan tinta emas nan indah menyejukkan itu dengan ucapan : “Bismillah.... edisi revisi dari

"nasehat dan wasiat " disertai vonis Masyayikhus Sunnah terhadap Luqman ba 'Abduh Al Hizby

. Abu Mahfudz (Mampus) Ali bin Imron bin Ali Adam : "majhul "( tidak dikenal) apakah

dia jin atau manusia, muslim atau apa ?!! Yang jelas ini adalah sifat Hizbiyyin yang selalu

menyandang nama samaran , karena mereka adalah para pengecut dan pendusta.”

3. ABU SULAIM SULAIMAN

Page 34: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

34

Dalam beberapa kali kunjungan ke Solo di pondok Ibnu Taimiyyah, saya sempat bertemu dan

berbincang dengannya saat dia mondok di Solo. Namun mungkin dia telah lupa atau sengaja

melupakannya sehingga bisa dijadikan sebagai suatu alasan bahwa Abu Mahfudzh itu “Majhul”.

Dan memang inilah lagu lama yang selalu didendangkan Turobiyyah, manakala mereka tidak

mampu menjawab hujjah yang disampaikan, baik karena kurang akal atau malas.

Persaksian temannya akan keanehan dia sebagaimana tersebut dalam Silsilah Rasail karya

akhina ‘Abdil Karim - jazahullah - cukup mewakili untuk mengungkap lebih lanjut tentang Abu

Sulaim Sulaiman ini.

Tazkiyyah dari Menteri Turobiyyah atas Abu Sulaim dan Sulaiman ini tertera pada baris ke 1358

– 1359 yang berbunyi :” Sulaiman kecil yang hapalan kuat Abu Sulaim penerjemah yang giat”.

4. ABU DUJANAH AMIN BIN NURDIN

Dalam SK Turobiyyah baris ke 1357 – 1353 tertulis bahwa Amin langsung dibina oleh Abu

Turob : “Amin sibuk belajar juga ibadat menempa diri agar makin mengkilat ilmu dan akalnya

semakin meningkat diasuh Syaikh Yahya yang ilmunya hebat juga masyayikh lain yang sangat

kuat Bersama qudama' yang jaga amanat kayak Abu Turob yang terus melesat.” Juga di baris ke

1369 : “untuk bina Amin yang jadi amanat.”, “Mereka pun tak rela Amin terjerat”, tampak di

baris 1397. Juga “Tentang teman Amin yang tadi tercatat”, di baris ke 1401. Dan “Moga Amin

nanti di suatu saat..” disambung dari baris ke 1429 hingga 1461, tampak sekali sang sastrawan

dadakan Abu Fairuz memiliki hubungan emosional yang cukup kuat dengan Amin ini, cukup

panjang baris yang dihadiahkan kepada Amin dan bapaknya.

5. ABU YUSUF ABDUL MALIK (CIWANK)

Kesaksian Abu Yusuf dimanfaatkan oleh Abu Fairuz pada footnote ke 40 dan disebut dalam

putusan majelis Turobiyyah baris ke 1356 : “Abu Yusuf yang semangat juga hangat.” Entah apa

maksudnya ‘hangat’ itu ? Dan disusul di baris ke 1694, “Abu Yusuf yang mudah dengar

nasihat”.

6. RIDHWAN

Kesaksian Ridhwan juga dimanfaatkan oleh Abu Fairuz bersama Abu Yusuf pada footnote ke

40.

7. ANWAR

“Anwar yang baru datang langsung melesat”, demikian keterangan dari lembar dokumen “Arena

Gulat” Abu Fairuz di baris ke 1362.

8. UMAIR BIN NUR SALIM

“Umair yang lucu dan agak hangat”, demikian sang menteri Turobiyyah mendefinisikan

tentang sosok Umair di baris ke 1360. Kalau Abu Yusuf hangat, Umar agak hangat, ditambah

lucu, duh, penilaian yang cukup menggelikan, tapi inilah kenyataannya, wahai para pembaca

sekalian.

Page 35: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

35

9. MUSTHOFA

Dan berikut adalah nama anak-anak Sumatera yang tertipu dan terbuai,

menjadi mangsa fitnah Turobiyyah, diantaranya sbb :

Ternyata Aceh juga tak jauh berbeda dengan Ambon, hanya saja kalau di Ambon mayoritas

mereka adalah mangsa Turobiyyah, adapun Aceh hanya segelintir orang saja. Namun mereka

jumlahnya segelintir itu, juga sama-sama menjadi mangsa keganasan fitnah Turobiyyah. Sebut

saja pria bernama Masdal, dia dengan semangat yang membabi buta berusaha menjauhkan

kakaknya dari majlis ilmu yang diisi oleh para Da’i Salafy yang berada di Aceh. Semua itu dia

lakukan hanya untuk memenuhi ambisi para ketuanya yang duduk di jajaran Dinasti Turobiyyah.

Wahai Masdal, bukankah engkau sadar bahwa kakakmu adalah orang yang baru saja mengkaji

dan mempelajari Dienul Islam ini? Bila engkau menyuruh kakakmu menjauh dari majelis para

da’i Salafi yang berada di Aceh, lantas kepada siapakah engkau mengarahkan kakakmu untuk

mempelajari agama ini? Apakah engkau akan membiarkan kakakmu kembali menjadi awam?

Atau kembali meninggalkan shalat? Atau lebih buruk dari itu semua engkau membiarkan

kakakmu mempelajari Dien yang haq ini dari para Shufiyyah atau Jama’ah Tabligh yang banyak

tersebar di Aceh?! Berfikirlah wahai saudaraku Masdal yang terhormat. Berfikirlah

Jangan hanya karena kamu ingin memenuhi semua ambisi Turobiyyah yang konyol itu lantas

kamu mengorbankan kakakmu, janganlah engkau tertipu dengan keadaan mereka yang seakan

dekat dengan para ‘Ulama namun pada hakekatnya mereka bak “jauh panggang dari api”

lihatlah mereka-mereka yang berada di sekelilingmu yang dahulunya mereka juga bergabung

dengan Turobiyyah, namun saat mereka menyadari kesalahan dan kebobrokan Turobiyyah

mereka segera meninggalkannya.

Semoga ini cukup sebagai nasehat kepada saudara Masdal dari Aceh yang masih baru mengkaji

Dinul Islam ini.

Dilain pihak ternyata kakak si Masdal yang kini berada di Aceh jauh lebih cerdik dan lebih

berpemikiran jernih bila dibanding dengan si adik yang berada di Dammaj. Dia tidak ingin

kembali mundur ke belakang, maka dengan tetap memberikan kasih sayang kepada adiknya ini,

dia tetap tak hendak meninggalkan majelis para du’at Salafiyyin yang berada di Aceh.

Jazahullahu Khairon.

10. MASDAL, ACEH

Dalam SK Menteri Dalam Negeri Turobiyyah, tertuang nomor 1384, yang disahkan Abu Turob,

tertulis : “Juga Masdal yang terus naik peringkat”.

11. ABU HAIDAR, ACEH

Abu Haidar berhasil masuk ranking ke 1383 yang berbunyi : “Abu Haidar yang kejar al

haq dapat”, di lembaran “Arena Gulat” itu.

12. ABU HUDZAIFAH HABIBI, ACEH

Page 36: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

36

Dalam "Risalah Abu Fairuz.zip", nama Habibi Aceh, disebut-sebut dalam email Adam

Ahmad, terkait kisah di tanggal 2 Dzulhijjah 1429 H itu.

13. ABDUL HADI, MEDAN

Tertera dalam SK Abu Turob pada baris ke 1382 : “Sholih dan Abdul Hadi yang bersemangat”.

14. SHOLIH , MEDAN

Idem, tampak dalam SK Abu Turob pada baris ke 1382 : “Sholih dan Abdul Hadi yang

bersemangat”.

15. KHAIRUL ‘ABDI, ACEH

16. ABU AHMAD ZAKI, ACEH

17. ‘ABDUL QADIR (IBNU), RIAU

18. ABU JA’FAR, RIAU

19. ABU SYAIBAH HANIF, PADANG

Berikut anak-anak korban Turobiyyah yang berasal dari Jawa, sbb:

20. MUHAMMAD AJI

Aji mendapatkan tazkiyah di SK Abu Turob dan Abu Fairuz nomor 1381 : “Aji moga sabar ujian

yang berat”.

21. AFIF

Tentu saja bukan al Akh Muhammad Afifuddin, Gresik, namun Afif lain yang direstui Abu

Turob dengan ungkapan : “Adib, Ibnu, Afif dan Hisyam yang giat”, di SK Turobiyyah baris ke

1390.

22. ADIB

Nomor SK idem dengan Afif

23. ABU NAFI’

Tertera di baris ke 1378, “Dan Abu Nafi' yang senyum menyemburat”, SK Turobiyyah

diturunkan Abu Fairuz lantaran mengumbar senyum dengan Abu Turob.

24. ABDUL WAHID

SK no 1375, dalam kitab puisi Turobiyyah disebutkan : “Abdul Wahid yang sabar dalam

merawat”.

25. HARIS JABALI

Page 37: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

37

SK kementerian Turobiyyah nomor 1372 memuji : “juga Harits Jabali teman yang giat”.

26. MUHAMMAD SHUBHI

Pasal ke 1388 dari surat putusan Abu Fairuz itu menyatakan keloyalitasan Shubhi lantas dipuji :

“Muhammad Shubhi yang lucu bersahabat”.

27. ABU USAMAH SHOFWAN

“Dan Shofwan yang teliti hingga selamat”, demikian puji Abu Fairuz di baris ke 1376.

28. EMPAT BERSAUDARA KELUARGA HASAN DARI NGAWI YANG PENUH KEANEHAN

“Hasan dan Abu Hanifah hati kuat”, demikian pujian singkat yang amat pendek di baris ke

1380, yang telah mempersembahkan ribuan eksemplar buku fitnah ditebar seantero Indonesia.

Lihatlah bandingkan dengan ‘kehangatan’ Abu Fairuz yang direstui Abu Turob pada Al Akh

Amin Abu Dujanah.

Adapun buat Abu Ayyoob Arif Hasan bin Mukiyi yang menjadi desainer buku-buku Turobiyyah

RA Media itu, akhirnya mendapatkan SK langsung dari Abu Turob di baris ke 812- 813 :

“Semoga tercurahkan salam dan rohmat kepada Pak Arif Ngawi yang terhormat”.

Sayang, si pemilik email Bani Hasan bin Mukiyi yang terlanjur tersebar keanehannya, juga Fuad

yang sama-sama gila nonton TV bola bin parabola itu, walaupun banyak ‘jasanya’, tidak dapat

disebutkan dalam SK Turobiyyah. “Penonton bola harap maklum adanya. Terima kasih atas

perhatian, kegigihan dan bantuan Anda….” Itu kira-kira ucapan Abu Fairuz yang kelupaan

menyertakan nama keduanya. Wallahul musta’an.

29. Abu Mas’ud, LAMONGAN

Bagaimana kiprah beliau, sebenarnya beliau belum memiliki SK dari Turobiyyah, namun sudah

berjuang habis-habisan membela Turobiyyah, berdebat lewat SMS. Abu Risalah teman Abu

Mas’ud itu mengirimkan SMS ke al akh Abdul Ghofur, Malang. Abu Risalah menyatakan bahwa

ustadz Abu Mas’ud menyatakan: “Yayasan itu tidak lebih baik daripada BABI”, ketika

ditanya siapa yang bilang. Silakan tabayyun langsung ke HP Abu Mas’ud di nomor 0852 7866

4013, sesuai saran Abu Risalah Surabaya HP 08123117924.

Itulah sedikit bukti kegigihan beliau dalam membela Turobiyyun, sama-sama mengharam-hizbi-

sesatkan Yayasan. Terakhir, beliau diketahui mengisi daurah di markiz besar Turobiyyin

Indonesia, Ma’had Yayasan Tarbiyatus Sunnah, Sampung, Magetan pada tanggal 19 Maret 2009

ba’da Dhuhur. Abu Mas’ud didampingi dengan Imam Hanafi, sang elang Yaman yang barusan

mendarat di Indonesia dan Nurul Yakin (alumni Madinah). Hanya sayangnya SK Pengangkatan

Turobiyyah itu belum turun dari atas. Mohon para simpatisan Turobiyyah yang ingin

menjadi pegawai tetap Turobiyyah harap maklum adanya. Terima kasih.

Berikut nama-nama korban Turobiyyah yang lainnya, yang berada di

luar Jawa dan Sumatera :

Page 38: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

38

30. AFFAN

SK Pengangkatan dari Menteri Turobiyyah, nomor 1392 bertajuk : “Abu Sholih dan 'Affan rajin

dan giat.”

31. ABUL MUNDZIR MUJAHID

Baris ke 1379, Abu Turob mengamini pujian Abu Fairuz : “Abul Mundzir mujahid tinggi

martabat”.

32. ABU ‘ABDILLAH IMAM HANAFI

Kini Imam Hanafi mulai merintis berjuang menjadi Turobiyyun sejati, bersama Abu Mas’ud,

agar segera turun SK dari Abu Turob. Imam Hanafy tampil dalam daurah “Tertutup” di markiz

Sampung, Magetan tanggal 19 Maret 2009 kemarin.

Kendati pernah menerjemahkan tulisan Abu Turob Saif al Hadi bin Khadhir Al Jawi berjudul :

“Nasehat dan Wasiat Buat Salafiyyun Indonesia”, namun dalam SK pengangkatan Turobiyyah

terakhir, belum ada namanya. Mudah-mudahan ada revisi SK tersebut, sehingga karya

terjemahan Imam Hanafy bersama-sama bang Dzakwan dan Abdul A’laa tidak sia-sia.

33. ABU FADHL ABDUL WAHHAB THOWIL

Nama aslinya Restu Puji Laksono, asal Samarinda, Kalimantan Timur. Kitab "Al Jum'iyyah

Bid'ah Ashriyah fi Da'wah", yang didalamnya menyebut kesaksian tentang yayasan As Salaf,

Balikpapan, menyebut nama Abdul Wahab Al Andunisiy. Diberi tambahan Ath-Thowil, untuk

membedakan dengan Abdul Wahab lainnya. Nama asli Abdul Wahab adalah Restu Puji

Laksono, lahir di samarinda (ibukota propinsi Kalimantan Timur Indonesia) tanggal 6 September

1974. Semula Restu aktif di Yayasan As Salaf, Balikpapan sejak tahun 2003. Restu termasuk

salah satu pendiri yayasan As Salaf, dan bekerja di bagian Humas yayasan tersebut. Sampailah ia

dihinggapi racun Turobiyyah dan bersilat lidah dalam kesaksiannya itu.

34. HISYAM, MALAYSIA

Hisyam telah mendapatkan SK nomor 1390/Arena Gulat/PTT yang berbunyi : “Adib, Ibnu, Afif,

dan Hisyam yang giat”.

Inilah nama-nama yang tergabung dalam Dinasti Turobiyyah, yang saling bahu-membahu untuk

menggoncang dakwah, ukhuwwah da’i dan mad’u salafiyyin Indonesia.

Page 39: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

39

E. SIapakah Kita…

Abu Fairuz di kala melarikan diri “Dari Arena Gulat”-nya sempat mengeluarkan kalimat-

kalimat, yang apabila diteliti dengan seksama ternyata tak lebih bagaikan igauan seorang

petarung yang bersombong sesaat akan ditemukan dengan lawannya. Di kala ia terbuai dengan

sorak-sorai pemirsa yang seakan mendukungnya, sang petarung yunior itu berharap-harap cemas

bakal mampu memenangkan pertandingan, serta akan pulang dengan menggondol piala medali

emas idaman.

Namun sayang seribu sayang ternyata setelah dia bertemu dengan lawannya di atas ring dalam

“Arena Gulat”, ternyata dia malah jatuh tersungkur, terhenyak menyaksikan sang lawan. Maka

tak ayal lagi dia pun segera “Turun Sejenak” (baca: lari tunggang-langgang, lintang-pukang,

jurus kaki seribu) dari ‘Arena Gulat”. Sembari ia berteriak kuat-kuat dengan menyatakan di

footnote ke 16 bagian ke IV “Arena Gulat” : ”Wahai Abu Mahfut yang suka nguping, tolong

sampaikan pada Mufti 'Am Al 'Allamah Luqman Ba Abduh pesan ana: Kamu sudah

mengumumkan tahdziran terhadap para tholabatul 'ilmi yang datang dari Markiz Induk

Dammaj, kecuali orang-orang yang dapat tazkiyyah dari gerombolanmu. Ana sudah

membantumu menuliskan banyak nama tokoh pembela Syaikhuna Yahya - hafidzahulloh – dari

kalangan Indonesiin - hafidzahulloh -. Catat baik-baik nama-nama tadi dan peringatkanlah

umat dari mereka, jangan sampai menghadiri majelis ilmu mereka ataupun menikahkan anak

perempuan dengan mereka. Bahkan kasih tahu juga para Malaikat agar jangan mengantarkan

rizqi pada mereka, jangan mengiringi berangkatnya fi sabilillah dengan panji-panji, jangan

mengiringi jenazah mereka jika meninggal, jangan membukakan pintu langit buat mereka, dan

agar jangan membukakan pintu Jannah buat mereka jika Alloh mengidzinkan mereka masuk

Jannah. Adapun ana, karena ana sudah berjasa membocorkan nama-nama berbahaya ini

padamu, juga telah memberimu tazkiyyah di risalah "Inbi'atsut Tanabbuh bi inksyafi Hizbiyyati

Luqman Ba Abduh" maka kasihlah ana tazkiyyah barang sedikit biar bisa menikah dan dapat

rizqi. Ana sudah tahu ada satu orang anak buahmu di markiz ini yang berusaha menggagalkan

pernikahan Akhuna 'Utsman Semarang. Alhamdulillah Alloh ta'ala menolong 'Utsman dan

menggagalkan makar kroco tadi.”

Page 40: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

40

Gambar 3. Scan buku “Turun Sejenak dari Arena Gulat” SERI 4, yang ditulis Abu Fairuz

Abdurohman, muroja’ah Abu Turob Saif Al-Jawi, dijual dan dikomersilkan oleh RA Media.16

Lihatlah gambar 3, sebagai buktinya, inilah igauan si petarung yang tak mampu memenangkan

pertandingannya, yang harus meninggalkan “Arena Gulat” dengan berselimut handuk tipis,

sekedar bisa menutupi wajahnya agar tak ketahuan para pemirsa. Sehingga apabila ternyata dia

hanya memenangkan pertandingan dalam alam hayalannya saja, sehingga nggak malu-malu

amat meninggalkan “Arena Gulat”, lari langkah seribu dengan wajah yang tertutup. Terlepas

dari kemana kaburnya si petarung itu setelah KO, maka saya memiliki sedikit catatan dari

ucapannya itu.

a. “Bahkan kasih tahu juga para Malaikat agar jangan mengantarkan rizqi pada mereka,

jangan mengiringi berangkatnya fi sabilillah dengan panji-panji, jangan mengiringi jenazah

mereka jika meninggal, jangan membukakan pintu langit buat mereka, dan agar jangan

membukakan pintu Jannah buat mereka jika Alloh mengidzinkan mereka masuk Jannah.”

Tanggapan : Mari kita ceramati igauan si petarung yang tak menjadi pemenang pertandingan ini.

Siapakah kita… ? Kita hanyalah manusia biasa yang tercipta dari air yang hina, dan orang yang

paling mulia diantara kita adalah yang paling bertaqwa kepada Allah. Dari sini kita akan

menyadari bahwa: “Apabila kita kalah bertanding maka harus mengakui kekalahan sendiri dan

tidak mengeluarkan igauan yang hanya akan menambah kekalahan itu menjadi berlipat-lipat?

16

Diarsipkan ke http://img6.imageshack.us/img6/3816/turunsejenak4abumahfudz.jpg

Page 41: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

41

Tak mengapa bila selanjutnya kita berbenah diri untuk memperbaiki kekurangan yang selama ini

menyelimuti kita, agar supaya pada pertandingan-pertandingan berikutnya kita berharap bisa

menjadi pemenang.

Janganlah kita mencontoh saudara kita si petarung yang kalah ini (Abu Fairuz) dari rona wajah

kekalahannya tampak dengan sangat jelas bahwa ucapan yang dia keluarkan itu (sadar atau

tidak) tak lain adalah semata igauan. Igauan akibat tidak bisa menerima kekalahan sendiri dan

masih tetap berambisi untuk menjadi petarung hebat yang akan memenangkan pertandingan.”

Siapakah kita… Kita hanyalah manusia biasa yang tercipta dari air yang hina, dan orang yang

paling mulia diantara kita adalah yang paling bertaqwa kepada Allah. Dari sini kita akan

menyadari bahwa:

“Tak seorangpun mampu mencegah para malaikat agar tidak mengantarkan rizqi yang telah

Allah taqdirkan kepada para hamba-Nya sekalipun mereka adalah kafir. Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda (artinya) : (Maka apabila janin itu telah berumur 120 hari dalam

kandungan ibunya-am) “Allah mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk

menentukan empat perkara, Rizqinya, Ajalnya, Perbuatannya dan celaka atau bahagia.

(Muttafaqun ‘alaih dari hadits Ibn Mas’ud radliallahu ‘anhu)

Bila rizqi itu telah Allah tetapkan kepada setiap hamba-Nya dan Dia jugalah yang telah

menentukan ukuran sampainya rizqi tersebut, maka apa makna dari ucapan si petarung yang

kalah bertanding ini? Bukankah itu hanya sekedar igauan akibat kalah bertarung? Lebih para dari

itu adalah igauan dia itu merupakan penghinaan (walau dari sisi yang samar) kepada para

malaikat, yang mereka tidak akan melanggar apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan

mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Allahul Musta’an.

Janganlah kita mencontoh saudara kita si petarung yang kalah ini (Abu Fairuz) dari rona wajah

kekalahannya Tampak dengan sangat jelas bahwa ucapan yang dia keluarkan itu (sadar atau

tidak) tak lain adalah semata igauan, akibat tidak bisa menerima kekalahan sendiri dan masih

tetap berambisi untuk menjadi petarung hebat yang akan memenangkan pertandingan.”

b. Adapun ana, karena ana sudah berjasa membocorkan nama-nama berbahaya ini padamu,

juga telah memberimu tazkiyyah di risalah "Inbi'atsut Tanabbuh bi inksyafi Hizbiyyati Luqman

Ba Abduh" maka kasihlah ana tazkiyyah barang sedikit biar bisa menikah dan dapat rizqi.

Siapakah kita… Kita hanyalah manusia biasa yang tercipta dari air yang hina, dan orang yang

paling mulia diantara kita adalah yang paling bertaqwa kepada Allah. Dari sini kita akan

menyadari bahwa:

“Setiap mukmin itu adalah bersaudara sehingga apa yang mengganggu serta menyakitkan

mereka adalah mengganggu dan menyakitkan kita pula dan apa yang menyenangkan serta

membahagiakan mereka juga menyenangkan dan membahagiakan kita. Rasulullah Shalallahu

‘Alaihi Wasallam mengkhabarkan tentang hubungan antar sesama mukmin dengan sabdanya

(artinya) : “Hubungan antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti bangunan

yang saling menopang antara satu dan yang lainnya kemudian beliau menyatukan antara jari

jemarinya” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Shahabat Abu Musa

radliyallahu ‘anhu)

Page 42: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

42

Dalam hadits lainnya beliau juga bersabda (artinya): “Permisalan sesama kaum mukminin dalam

cinta, kasih sayang dan kebersamaan mereka laksana satu tubuh yang apabila salah satu

anggota tubuh itu sakit, maka yang lainnya tuut merasakan sakit pula dengan tidak bisa tidur

disertai demam.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhary dan Muslim dari Shahabat An Nu’man

bin Basyir radliallahu ‘anhu)

Bila kita telah memahami hal ini tentu kita tidak akan menyakiti mereka, kaum mukminin,

karena pada hakikatnya kita menyakiti diri-diri kita sendiri, namun hal itu berbeda dengan apa

yang dilakukan oleh si petarung yang kalah bertanding ini (Abu Fairuz) dia malah ingin

mengkhianati teman-teman sejawatnya sebagaimana dalam ucapannya: “Adapun ana, karena

ana sudah berjasa membocorkan nama-nama berbahaya ini padamu”, terlepas dari apakah dia

bermain-main atau sungguhan dengan ucapannya itu, maka dari sudut pandang yang jelas kita

mengetahui bahwa ternyata dia memang seorang pengkhianat, yang pengkhianatannya itu dia

wujudkan dengan perbuatan (menngkhianatai teman-temannya yang dahulu) atau dengan ucapan

(mengkhianati teman-temannya sekarang).

Tentu lebih dari itu kita harus menyadari bahwa semua ucapan dan perbuatan yang kita lakukan

dicatat oleh para malaikat yang ditugaskan untuk mencatat perbuatan dan ucapan kita. Dan

ingatlah juga hadits Rasulullah yang berbunyi: “Dan sesungguhnya seorang hamba yang dia itu

berbicara dengan satu kalimat berupa kemurkaan Allah dengan tanpa memperdulikan kalimat

itu menyebabkan dia terjerumus kedalam Jahannam.” (diriwayatkan oleh Al Bukhari dari

Shahabat Abu Hurairah radliallahu ‘anhu)

Ini sebagai nasehat kepada diri saya pribadi dan para pembaca sekalian agar kita berhati-hati

dalam berucap. Dan tentunya juga sebagai nasehat teruntuk saudara si petarung yang kalah

bertanding bernama Abu Fairuz Al Kudsi.

Janganlah kita mencontoh saudara kita si petarung yang kalah ini (Abu Fairuz) dari rona wajah

kekalahannya tampak dengan sangat jelas, bahwa ucapan yang dia keluarkan itu (sadar atau

tidak) tak lain adalah semata igauan. Yah, akibat tidak bisa menerima kekalahan sendiri dan

masih tetap berambisi untuk menjadi petarung hebat yang bermimpi bakal memenangkan

pertandingan.”

Siapakah kita… Kita hanyalah manusia biasa yang tercipta dari air yang hina, dan orang yang

paling mulia diantara kita adalah yang paling bertaqwa kepada Allah. Dari sini kita akan

menyadari bahwa:

“Kita tidak mungkin mentazkiyyah diri-diri kita sendiri karena hanya Allah sajalah yang Maha

Mengetahui hakekat dari setiap urusan, sehingga kita tidak tahu apa yang akan terjdi pada diri

kita, kenyataan ini mendidik kita untuk tidak berani mentazkiyyah orang lain pula, apalagi

bermain-main dalam meminta atau memberikan tazkiyyah baik kepada diri sendiri atau kepada

orang lain. Allah Ta’ala berfirman (artinya) : “Maka janganlah kalian mentazkiyyah diri-diri

kalian Dia lah yang Maha Mengetahui siapakah orang-orang yang paling bertaqwa.” (An

Najm: 32).

Page 43: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

43

Dalam ayat yang lainnya Allab berfirman (artinya) : “Maka hanya Allah sajalah yang berhak

memberikan tazkiyyah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (An Nisa: 49)

Bila kita telah mengetahui bahwa Allah melarang kita untuk mentazkiyyah diri-diri kita, dan

Allah juga mengkhabarkan kepada kita bahwa hanya Dia sajalah yang pantas memberikan

tazkiyyah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Maka kita mengetahui bahwa ucapan si

petarung yang kalah ini yang minta ditazkiyyah agar bisa memenuhi kebutuhan perut dan

birahinya adalah suatu kesalahan. Apabila yang dia maksudkan hanyalah bermain-main dengan

igauannya itu maka ini justru kesalahan lainnya, yaitu berolok-olok atas nama Ad Dien, dan lebih

parah dari itu semua adalah penghinaan terhadap Robbul ‘Alamin (dari sisi yang samar, baik dia

sadar atau tidak) yaitu dengan meminta tazkiyyah dari para makhluk dengan mengesampingkan

Al Khaliq. Padahal para makhluk itu telah dia vonis (walau dengan segala kecerobohan dan

sikap gegabah tentunya) sebagai seorang Hizby Hina !?

Janganlah kita mencontoh saudara kita si petarung yang kalah ini (Abu Fairuz) dari rona wajah

kekalahannya tampak dengan sangat jelas, bahwa ucapan yang dia keluarkan itu (sadar atau

tidak) tak lain adalah semata igauan. Yah, akibat tidak bisa menerima kekalahan sendiri dan

masih tetap berambisi untuk menjadi petarung hebat yang akan memenangkan pertandingan.”

Siapakah kita… Kita hanyalah manusia biasa yang tercipta dari air yang hina, dan orang yang

paling mulia diantara kita adalah yang paling bertaqwa kepada Allah. Dari sini kita akan

menyadari bahwa:

Kita adalah para hamba Allah yang selayaknya menyandarkan semua kebutuhan kita hanya

kepada Allah pula, bukan kepada para makhluk, bila kita meminta hanya kepada Allah ini adalah

ibadah yang mulia, bahkan semakin kita menyandarkan semua kebutuhan kita hanya kepada

Allah maka kita (dengan idzin dari Allah tentunya) akan menjadi hamba yang dekat kepada-Nya.

Namun ‘aneh tapi nyata” si petarung yang kalah sebelum bertanding ini justru ngemis, meminta-

minta alias tasawwul bin tala’ub kepada para makhluk untuk mendapatkan tazkiyyah yang

dengannya dia bisa memenuhi hasrat birahinya dan juga bisa mengisi perutnya yang

keroncongan. Hanya kepada Allah sajalah kita mengadukan semua kebutuhan kita.

Janganlah kita mencontoh saudara kita si petarung yang kalah ini (Abu Fairuz) dari rona wajah

kekalahannya Tampak dengan sangat jelas bahwa ucapan yang dia keluarkan itu (sadar atau

tidak) tak lain adalah semata igauan, akibat tidak bisa menerima kekalahan sendiri dan masih

tetap berambisi untuk menjadi petarung hebat yang akan memenangkan pertandingan.”

Siapakah Kita… Kita hanyalah manusia biasa yang tercipta dari air yang hina, dan orang yang

paling mulia diantara kita adalah yang paling bertaqwa kepada Allah… inilah catatan atas igauan

si petarung yang kalah bertanding serta harus “Turun Sejenak dari Arena Gulat” yang akhirnya

lari tunggang-langgang meninggalkan “Arena Gulat” dengan berselimut handuk tipis untuk

menutupi wajahnya yang telah lebam-lebam itu. Lebam bukan karena kena bogeman aperkat

melainkan lebam karena rasa malu karena telah sesumbar dan sok paling hebat, namun jatuh

terhenyak, kemudian lari lintang-pukang meninggalkan “Arena Gulat”…

Kini kenyataan pahit harus diterima oleh Turobiyyah, karena kini mereka mulai terpecah belah

diantara sesama mereka, dengan kata lain purnawirawan Turobiyyah terus bertambah jumlahnya.

Page 44: Tirai Itu Kini Telah Tersingkap - 3

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 3,

' ' 'Abu Mahfudh Ali bin Imron bin Ali Adam Al Andunisy

44

Itu artinya sesama mereka kini tengah terjadi perseteruan yang sangat seru dan perpecahan yang

memilukan. Hal itu terjadi manakala sebagian orang yang kini tengah mengetahui kebobrokan

mereka mulai ambil jarak, perpecahan mereka ini tidak menutup kemungkinan dikarenakan doa

dari orang-orang yang selalu mereka dhalimi.

Seperti saudara yang bernama Nashrul, Fahmi, (kakak-beradik) Abu Zubair Abul Maulud

Tanjung Priok, Adam (guru dan murid), mereka kini telah mengetahui siapa sebenarnya

Turobiyyah, dan kita masih menunggu yang lainnya mengeluarkan diri-diri mereka dari Dinasti

Turoby. Mereka berempat kini telah mengetahui kebobrokan Turobiyyah dan sikap kaku mereka

dalam menilai dan memutuskan serta menjatuhkan suatu hukum kepada orang-orang yang anti

atau tidak sepaham dengan mereka.

Semoga Allah selalu menjaga kita semua dari penyimpangan setelah datangnya kebenaran.

Akhirnya, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk memberikan hidayah dan

taufiq-Nya kepada kita, termasuk kepada saudaraku yang namanya disebut di sini semuanya,

serta para pembaca sekalian.

Semoga kita semuanya selalu senantiasa istiqamah di jalan dan manhaj yang Rasulullah dan para

shahabatnya berada di atasnya. Inilah jalan sesungguhnya, jalan keselamatan di dunia dan di

Akhirat.

Adapun kesalahan datang dari saya atau syaithan dan kebenaran datang dari Allah Ta’ala.

Kritikan para pembaca semua selalu saya nantikan. Wallahu a’lam.

و صلى اهللا على نبينا حممد وعلى آله وصحبه أمجعني

أبو حمفوظ على بن عمران بن على آدم األندونيسى: كتبه أخوكم

ثاين ربيع 16اجلمهورية اليمنية

من اهلجرة النبوية 1430

على صاحبها أفضل الصالة والسالم