tfa

19
Laporan Kasus TONSILOFARINGITIS AKUT Penyaji: Nipolin Sonoki M 04061001005 Uli Martha M 04061001006 Nova Lestari 04053100060 Oponen: Gita Dwi Prasasty 04053100116 Marlinna 04053100096 Yuliarni 04061001085 Kelvin 54061001094 Tri Merdeka Puri 04061001047 Pembimbing: Dr. Rosiana A Marbun, Sp.A Dr. Fifi Sofiah, Sp.A

Upload: anemiahemolytic

Post on 25-Dec-2015

74 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

TFA

TRANSCRIPT

Page 1: Tfa

Laporan Kasus

TONSILOFARINGITIS AKUT

Penyaji:

Nipolin Sonoki M 04061001005

Uli Martha M 04061001006

Nova Lestari 04053100060

Oponen:

Gita Dwi Prasasty 04053100116Marlinna 04053100096Yuliarni 04061001085Kelvin 54061001094Tri Merdeka Puri 04061001047

Pembimbing:

Dr. Rosiana A Marbun, Sp.A

Dr. Fifi Sofiah, Sp.A

Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

RSUD Baturaja

2010

Page 2: Tfa

Halaman Pengesahan

Judul Laporan Kasus:

Tonsilofaringitis Akut

Disusun oleh :

Nipolin Sonoki M 04061001005

Uli Martha M 04061001006

Nova Lestari 04053100060

Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUD Baturaja

Periode 5 Juli 2010 – 30 Agustus 2010

Palembang, Agustus 2010

Pembimbing

Dr. Rosiana, Sp.A

Page 3: Tfa

BAB I

LAPORAN KASUS

I.1 IDENTIFIKASI

Nama : An. A

Umur : 4 tahun 2 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Dalam Kota

Kebangsaan : Indonesia

MRS : 3 Juli 2010

I.2 ANAMNESIS

(alloanamnesis dengan ibu penderita, 5 Agustus 2010)

Keluhan Utama : Muntah-muntah sejak + 3 hari SMRS

Keluhan Tambahan : Demam sejak + 3 hari SMRS

Riwayat Perjalanan Penyakit

± 3 hari SMRS, pasien mengalami muntah-muntah, frekuensi 4-5 kali perhari,

sebanyak ¼-½ gelas, isi muntah apa yang dimakan, os juga mual, nafsu makan

menurun, namun masih mau makan ataupun minum walaupun sedikit-sedikit. Selain

itu, pasien juga mengalami demam, demam terjadi terus menerus tapi tidak terlalu

tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat dingin dan tidak terdapat bintik merah pada

kulit, os batuk tidak berdahak, pilek, tidak ada sesak, mengi, ataupun kejang. BAB

dan BAK os normal.

+ 2 hari SMRS, os berobat ke bidan, diberi sirup parasetamol, demam turun

kemudian naik lagi sedangkan gejala lain tidak mengalami perbaikan.

Page 4: Tfa

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal..

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat anggota keluarga sakit dengan keluhan yang sama disangkal.

Riwayat batuk lama dalam keluarga disangkal.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Masa kehamilan : cukup bulan

Partus : spontan

Tempat : rumah sakit

Ditolong oleh : dokter spesialis kebidanan

Tanggal : 30 Mei 2006

Berat badan lahir : 2800 gram

Panjang badan lahir : 47 cm

Riwayat Makanan

Asi : 0 - 1,5 bulan

ASI + PASI : 1,5 bulan - 6 bulan

Bubur nasi : 6 bulan - 1 tahun

Nasi biasa : 1 tahun - sekarang

Riwayat Perkembangan

Tengkurap : 3 bulan

Duduk : 6 bulan

Merangkak : 7 bulan

Berdiri : 9 bulan

Berjalan : 10 bulan

Page 5: Tfa

Riwayat Imunisasi

BCG : lengkap

DPT : lengkap

Polio : lengkap

Hepatitis B : lengkap

Campak : lengkap

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayah pasien berusia 31

tahun dengan pendidikan terakhir SMA dan bekerja wiraswasta, sedangkan ibu pasien

berusia 26 tahun dengan pendidikan terakhir D3 dan bekerja sebagai guru honor.

Secara ekonomi, keluarga penderita tergolong mampu.

I.3 PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal pemeriksaan: 5 Agustus 2010

Keadaan Umum

Kesadaran : Kompos mentis

Nadi : 93 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Tekanan darah : 80/50 mmHg

Pernapasan : 28 x/menit

Suhu : 36,9 °C

Anemis : tidak ada

Sianosis : tidak ada

Ikterus : tidak ada

Edema umum : tidak ada

Berat Badan : 13 kg

Tinggi Badan : 93 cm

Lingkar Kepala : 43 cm

Page 6: Tfa

Lingkar lengan atas : 12 cm

Status Gizi: BB/U : 13/17 x 100% = 76,47%

TB/U : 93/104 x 100% = 89,42%

BB/TB : 13/13 x 100% = 100%

Keadaan Spesifik

Kulit : anemis (-), ikterik (-)

Kepala

Bentuk : normosefali, UUB dalam batas normal

Rambut : hitam, lurus, tidak mudah dicabut

Mata : pupil bulat, isokor, diemeter ODS 3 mm, refleks cahaya +/+,

konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-),

mata cekung (-), edema palpebra (-)

Telinga : deformitas (-), sekret (-)

Hidung : sekret (-), NCH (-)

Mulut : mukosa mulut basah (+), raghaden (-)

Tenggorokan : faring hiperemis (+), tonsil hiperemis (+),

pembesaran tonsil (+) T2-T3

Leher : pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat.

Thoraks

Paru-paru

- Inspeksi : statis dan dinamis simetris, retraksi -/-

- Palpasi : stemfremitus kanan sama dengan kiri

- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru

- Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronki (-), wheezing (-).

Jantung

- Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : iktus kordis tidak teraba

- Perkusi : batas jantung dalam batas normal

- Auskultasi : HR: 93 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-)

Page 7: Tfa

Abdomen

- Inspeksi : cembung

- Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba, cubitan kulit

perut cepat kembali

- Perkusi : timpani

- Auskultasi : bising usus (+) normal

Punggung : deformitas (-), gibbus (-)

Genitalia : edema skrotum (-)

Ekstremitas : edema pretibial (-), akral dingin (-), CRT < 2 detik

I.4 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

3 Agustus 2010

Darah

Hb : 14,2 g/dl

Ht : 32 %

Eritrosit : 4.100.000 juta/mm3

Leukosit : 13.300/mm3

I.5 DIAGNOSIS

Tonsilofaringitis akut + muntah profuse

I.6 PENATALAKSANAAN

Diet BB

IVFD KAEN 1B gtt 12 makro

Ampicillin 3x 500 mg IV

Parasetamol syrup 4 x ½ cth

Mucous syrup (Vectrine dry syrup) 3 x ½ cth

Biostrum 1 x 1 cth

Page 8: Tfa

I.7 RENCANA PEMERIKSAAN

Cek DDR

I.8 PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Page 9: Tfa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Tonsilofaringitis merupakan peradangan pada tonsil atau faring ataupun keduanya

yang disebabkan oleh bakteri (seperti str. Beta hemolyticus, str. Viridans, dan str.

Pyogenes) dan juga oleh virus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.1,2,3

II.2 Etiologi

Tonsilofaringitis biasanya disebabkan oleh virus, lebih sering disebabkan oleh

virus common cold (adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus, respiratory syncytial

virus), tapi kadang-kadang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, herpes simplex,

cytomegalovirus, atau HIV. Sekitar 30% kasus disebabkan oleh bakteri. Group A β-

hemolytic streptococcus (GABHS) adalah yang paling sering, namun Staphylococcus

aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia

pneumoniae juga dapat menjadi penyebab.2

II.3 Prevalensi

Tonsilofaringitis dapat mengenai semua umur, dengan insiden tertinggi pada

anak-anak usia 5-15 tahun. Pada anak-anak, Group A streptococcus menyebabkan sekitar

30% kasus tonsilofaringitis akut, sedangkan pada orang dewasa hanya sekitar 5-10%.

Tonsilofaringitis akut yang disebabkan oleh Group A streptococcus jarang terjadi pada

anak berusia 2 tahun ke bawah.4

II.4 Patofisiologi

Penularan terjadi melalui percikan ludah (droplet infection). Mula-mula kuman

menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid

superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit

polimorfonuklear.1,3

II.5 Gejala Klinis

Page 10: Tfa

Gejala yang sering ditemukan ialah suhu tubuh naik sampai mencapai 400C, rasa

gatal/kering di tenggorokan, rasa lesu, rasa nyeri di sendi, odinofagia, tidak nafsu makan

(anoreksia), mual, mulut berbau, malaise dan rasa nyeri di telinga (otalgia). Bila laring

terkena, suara akan menjadi serak. Pada kasus yang berat, penderita dapat menolak untuk

makan dan minum melalui mulut.1,3,5

Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak, hiperemis;

terdapat detritus (tonsilitis folikularis), kadang detritus berdekatan menjadi satu (tonsilitis

lakunaris), atau berupa membran semu. Kelenjar submandibula mambengkak dan nyeri

tekan; terutama pada anak-anak.1,3

Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :

II.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa

tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi:

1. Leukosit : terjadi peningkatan

2. Hemoglobin : terjadi penurunan

3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

II.7 Penatalaksanaan

Pada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya tirah

baring, pemberian cairan adekuat, dan diet ringan.5

Sistemik

Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamide

Antipiretik.

Pengobatan Oral

Obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan.3

Tonsilektomi

Tonsilektomi dilakukan hanya bila anak menderita serangan yang berat dan berulang-

ulang yang mengganggu kehidupannya. Tindakan ini harus dilakukan bila disertai abses

Page 11: Tfa

peritonsilar. Tidak boleh dilakukan 3 minggu setelah serangan tonsilitis akut, pada

palatoskisis, atau pada waktu ada epidemi poliomielitis.6

II.8 Komplikasi

Pada anak sering menimbulkan komplikasi otitis media akut. Komplikasi tonsilitis

akut, dapat berupa abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia, otitis media

akut, bronkitis, nefritis akut, miokarditis serta artritis.3

II.9 Prognosis

Penderita biasanya sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat.

Dapat terjadi infeksi yang berulang. Dapat timbul komplikasi seperti abses peritonsilar,

ruam kulit akibat stroptokokus, otitis media akut, demam rematik, dan nefritis akut.

ANALISIS KASUS

Page 12: Tfa

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun 2 bulan datang dengan keluhan utama

muntah serta keluhan tambahan demam. Dari anamnesis didapatkan ± 3 hari SMRS,

pasien mengalami muntah-muntah, frekuensi 4-5 kali perhari, sebanyak ¼-½ gelas, isi

muntah apa yang dimakan, os juga mual, nafsu makan menurun, namun masih mau

makan ataupun minum walaupun sedikit-sedikit. Selain itu, pasien juga mengalami

demam, demam terjadi terus menerus tapi tidak terlalu tinggi, tidak menggigil, tidak

berkeringat dingin dan tidak terdapat bintik merah pada kulit, os batuk tidak berdahak,

pilek, tidak ada sesak, mengi, ataupun kejang. BAB dan BAK os normal. + 2 hari SMRS,

os berobat ke bidan, diberi sirup parasetamol, demam turun kemudian naik lagi

sedangkan gejala lain tidak mengalami perbaikan.

Dari alloanamnesis yang diperoleh dari ibu pasien ditemukan muntah, demam

serta batuk pilek, serta tidak nafsu makan. Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan

pembengkakan serta hiperemis tonsil dan faring, ini menunjukkan adanya peradangan

pada orofaring mengenai dinding posterior yang disertai inflamasi tonsil, sehingga

diagnosis kasus ini adalah tonsilofaringitis disertai muntah profuse. Gejala ini ditemukan

3 hari sehingga bersifat akut, dan menurut literatur penyebab tersering tonsilofaringitis

akut 50% adalah kuman golongan streptococcus B hemolyticus, streptococcus viridans

dan streptococcus pyogenes. Sedang sisanya disebabkan oleh virus yaitu: adenovirus,

virus influenza, serta herpes. Etiologi kasus ini belum dapat dijelaskan karena diperlukan

pemeriksaan lanjut untuk menentukan etiologi dengan tepat yaitu dengan pemeriksaan

laboratorium berupa kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil ataupun

faring swab. Trus DD yang lain belon disingkirin,,klo ad tambahin ye,,

Dari riwayat penyakit dahulu diketahui bahwa pasien ini baru pertama kali

mengalami penyakit seperti ini dan tidak ditemukan adanya riwayat batuk lama pada

keluarga sehingga diagnosa TBC dapat disingkirkan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tenggorokan faring hiperemis (+), tonsil

hiperemis (+), pembesaran tonsil (+) T2-T3. Pembesaran tonsil ini diukur berdasarkan

derajatnya terhadap uvula. Semakin besar, akan semakin mendekati uvula. Besar tonsil

ditentukan sebagai berikut :

T0 : tonsil di dalam fosa tonsil atau telah diangkat

T1: bila besarnya ¼ jarak arkus anterior dan uvula

Page 13: Tfa

T2: bila besarnya ½ jarak arkus anterior dan uvula

T3: bila besarnya ¾ jarak arkus anterior dan uvula

T4: bila besarnya mencapai arkus anterior atau lebih

Status gizi pasien ini menunjukkan pasien mengalami KEP1, dimana berat badan

maupun tinggi badan tidak sesuai dengan usia, namun tubuh anak masih proporsional.

Penatalaksanaan pada pasien ini dengan terapi cairan untuk mengganti cairan dan

elektrolit yang hilang akibat muntah dan mempertahankan jumlah cairan dan elektrolit

tubuh dengan memberikan IVFD KAEN 1B. Kenapa dikasih KAEN 1B??i still dont

know,, Antimikroba/antibiotik ampicillin diberikan sebagai terapi kausa, walaupun

penyebab pada kasus ini belum diketahui. Untuk simptom demam diberikan antipiretik

paracetamol. Fungsi mucuos syrup apo ki???kan batukny gk bdahak,,

Prognosis pada penderita ini adalah bonam jika kausanya dikoreksi dan daya

tahan tubuh pasien baik. Pada literatur, penyebab tonsilofaringitis yang paling sering

pada anak adalah virus yang merupakan self limiting disease, sehingga akan sembuh

apabila daya tahan tubuh anak baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Tfa

1. Mansjoer A, dkk. Tenggorok dalam KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jilid

I. Edisi ketiga. Media Aescalapius FKUI. Jakarta. 2001.

2. Tonsillopharyngitis. [online]. 2005 November [cited 200 June 21]; available

from: URL: www.medicastore.com.com.

3. Soepardi, Efiaty A. Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga Hidung Tenggorokan.

Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000.

4. Thomas, Benoy J. Pharyngitis, Bacterial. [online]. 2006 August 1 [cited 200 June

21]; available from: URL: www.emedicine.com.

5. Boies, Lawrence R., et al. BOIES: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997.

6. Ovedof, David. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara.