ternyata alqur'an benar bumi tidak berputar. adakah yahudi dibalik teori heliosentris?
DESCRIPTION
Bumi berputar pada sumbunya (berotasi) dan berputar mengelilingi matahari. Teori ini terkenal dengan nama teori heliosentris. Teori inilah yang saat ini diyakini oleh sebagian besar manusia di bumi ini. Teori ini juga yang diajarkan di sekolah-sekolah selama ini hingga menjadi doktrin yang tertancap kuat di dalam pikiran kita. Kebalikan dari teori heliosentris adalah teori geosentris. Teori geosentris menyatakan bahwa bumi tidak bergerak dan matahari bergerak mengelilingi bumi. Saat ini para penganut teori geosentris hanyalah jumlah minoritas di antara seluruh manusia di bumi. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah jumlah yang mayoritas selalu mewakili kebenaran yang sesungguhnya. Selalukah jumlah yang minoritas adalah yang mewakili kekeliruan dan kesalahan. Salahkah teori geosentris yang dianut kelompok minoritas tersebut. Dan apakah teori heliosentris sungguh-sungguh mewakili kebenaran dan kenyataan yang ada. Bagaimana dengan kepastian yang Allah sampaikan dalam Al-Qur’an yang memiliki kebenaran mutlak yang berbicara teori geosentris. Apakah ada bukti-bukti ilmiah yang diteliti oleh para ilmuwan membenarkan teori heliosentris. Atau malah sebaliknya, bukti-bukti ilmiah tersebut meruntuhkan teori heliosentris dan menegakkan kebenaran teori geosentris. Apa pendapat ulama sekaligus ilmuwan astronomi Islam pada masa kejayaannya. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang mengganjal dalam benak kita. Jika anda ingin mengetahui masalah apa yang sebenarnya terjadi pada kedua teori ini, bagaimana sejarah muncul dan perkembangannya. Teori mana yang memiliki kebenaran yang nyata, dan ada apa dibalik pertentangan ini. Maka keputusan anda sangat tepat untuk membaca buku ini. Sebelum kita menelusuri itu semua dan mencari jawaban dari berbagai pertanyaan dalam benak kita, perlu bagi kita untuk mengetahui sedikit tentang ilmu astronomi dan perkembangannya yang saya sampaikan pada bab pertamaTRANSCRIPT
TERNYATA AL-QUR’AN BENAR
BUMI TIDAK BERPUTAR
Adakah Zionis Yahudi Dibalik Teori Heliosentris ?
© CopyrightAnton Arif RamdanJl.Dermaga Kp.Tegal Amba No.90RT/RW. 014/011 Duren Sawit – KlenderJakarta Timur 13470Tlp. (021) 6829 7864
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIBab 1 Pendahuluan1.1. Pengertian Astronomi1.2. Perkembangan Astronomi Yunani1.3. Perkembangan Astronomi Islam1.4. Perkembangan Astronomi Eropa
Bab 2 Sang Tokoh2.1. Aristoteles2.2. Claudius Ptolemy2.3. Al-Biruni2.4. Ibnu Al-Haytham2.5. Nicolaus Copernicus2.6. Galileo Galilei2.7. Tycho Brahe
Bab 3 Teori Yang Dipertentangkan3.1. Geosentris3.2. Heliosentris3.3. Teori Alternatif Tycho Brahe3.4. Galileo Vs Gereja
Bab 4 Kegagalan Yang Disembunyikan4.1. Revolusi Matahari atau Revolusi Bumi 4.1.1. Gerak Semu Matahari dan Pergantian Musim 4.1.2. Gerak Nyata Matahari dan Pergantian Musim 4.1.3. Perubahan fase Venus 4.1.4. Gerhana 4.1.5. Paralaks Bintang 4.1.6. Pergerakan Mundur Planet Mars
2
4.2. Rotasi Bumi 4.2.1. Perubahan fase bulan 4.2.2. Pergantian Siang dan Malam 4.2.3. Kepler Membungkan Galileo 4.2.4. Meriam Bertha 4.2.5. Pendulum Foucault4.3. Bukti Terbaru
Bab 5 Allah Yang Maha Tahu5.1. Alam Semesta menurut Al-Qur’an 5.2. Pandangan Astronom Muslim5.3. Zionis Dibalik Heliosentris
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Bumi berputar pada sumbunya (berotasi) dan berputar
mengelilingi matahari. Teori ini terkenal dengan nama teori
heliosentris. Teori inilah yang saat ini diyakini oleh sebagian
besar manusia di bumi ini. Teori ini juga yang diajarkan di
sekolah-sekolah selama ini hingga menjadi doktrin yang
tertancap kuat di dalam pikiran kita. Kebalikan dari teori
heliosentris adalah teori geosentris. Teori geosentris
menyatakan bahwa bumi tidak bergerak dan matahari
bergerak mengelilingi bumi. Saat ini para penganut teori
geosentris hanyalah jumlah minoritas di antara seluruh
manusia di bumi. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah
apakah jumlah yang mayoritas selalu mewakili kebenaran
yang sesungguhnya. Selalukah jumlah yang minoritas adalah
yang mewakili kekeliruan dan kesalahan. Salahkah teori
geosentris yang dianut kelompok minoritas tersebut. Dan
apakah teori heliosentris sungguh-sungguh mewakili
kebenaran dan kenyataan yang ada. Bagaimana dengan
kepastian yang Allah sampaikan dalam Al-Qur’an yang
memiliki kebenaran mutlak yang berbicara teori geosentris.
Apakah ada bukti-bukti ilmiah yang diteliti oleh para ilmuwan
membenarkan teori heliosentris. Atau malah sebaliknya, 4
bukti-bukti ilmiah tersebut meruntuhkan teori heliosentris
dan menegakkan kebenaran teori geosentris. Apa pendapat
ulama sekaligus ilmuwan astronomi Islam pada masa
kejayaannya. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang
mengganjal dalam benak kita. Jika anda ingin mengetahui
masalah apa yang sebenarnya terjadi pada kedua teori ini,
bagaimana sejarah muncul dan perkembangannya. Teori
mana yang memiliki kebenaran yang nyata, dan ada apa
dibalik pertentangan ini. Maka keputusan anda sangat tepat
untuk membaca buku ini. Sebelum kita menelusuri itu semua
dan mencari jawaban dari berbagai pertanyaan dalam benak
kita, perlu bagi kita untuk mengetahui sedikit tentang ilmu
astronomi dan perkembangannya yang saya sampaikan
pada bab ini.
1.1 Pengertian Astronomi
Kata astronomi berasal dari bahasa Yunani yaitu
"astron" yang berarti bintang dan "nomos" berarti nama.
Astronomi berarti ilmu yang mempelajari benda dan materi
yang berada di luar atmosfer bumi serta fenomena yang
berhubungan dengannya1. Astronomi mempelajari benda-
benda langit seperti bintang, planet, galaksi, komet, dan
lain-lain. Dan juga mempelajari fenomena-fenomena
angkasa seperti gerhana bulan dan matahari, bintik
matahari, dan lainnya. Ilmu astronomi bermula dari
1 http://www.m-w.com5
keingintahuan manusia terhadap apa yang dilihatnya di
langit. Oleh karena itu, awalnya astronomi hanya meneliti
benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang.
Dan ternyata rasa ingin tahu manusia tidak terbatas sampai
disitu saja. Kemudian astronomi pun berkembang menjadi
lebih kompleks seiring dengan berjalannya waktu dan
meningkatnya daya pikir manusia. Tidak lagi hanya
memperhatikan benda-benda langit, tetapi manusia mulai
mengamati pengaruh dari pergerakan benda langit terhadap
kehidupan di bumi seperti terjadinya siang dan malam,
pergantian musim tiap tahun, dan lain-lain. Tidak diketahui
kapan pastinya dan bangsa mana yang pertama kali
menemukan ilmu astronomi ini. Tetapi yang terkenal
pertama kali adalah bangsa Mesopotamia yaitu sekitar tahun
3000 SM – 2000 SM. Meskipun begitu ilmu astronomi ini
tidak hanya milik bangsa Mesopotamia saja, tetapi bangsa
lain pun melakukan hal serupa dengan tingkat penelitian dan
logika yang berbeda. Astronomi ini juga terdapat di Sumeria,
Babilonia, Mesir, Persia, Maya, India, and Cina.
Astronomi di Babilonia mulai terlihat pada sekitar
tahun 1800 SM. Para pemikir bangsa tersebut mencoba
membuat penanggalan sederhana, mengamati terjadinya
gerhana, perpindahan matahari dan bulan, terjadinya siang
dan malam, dan lainnya.
Di Cina kegiatan astronomi dimulai pada tahun sekitar
1130 SM. Kegiatan astronomi ini mendapat dukungan yang
baik dari para Kaisar semisal Kaisar Wu-Ting dan Kaisar Ti-
hsing. Para astronom mulai mengamati fenomena gerhana
6
bulan dan lainnya yang dicoba direpresentasikan ke dalam
kehidupan masyarakat Cina. Pada tahun 700 SM, bangsa
Cina meneliti bayangan matahari dari sebuah menara yang
kemudian digunakan untuk menyusun perhitungan kalender
selama 1500 tahun. Pada 350 SM, Cina menentukan panjang
tahun matahari adalah selama 365¼ hari. Lalu pada sekitar
tahun 100 M terkenal seorang astronom bernama Zhang
Heng. Ia rela meletakkan jabatan sebagai petinggi kerajaan
hanya untuk melakukan penelitian dalam bidang filsafat,
matematika, dan astronomi serta menulis buku tentang
ilmu-ilmu tersebut. Sebagai seorang ilmuwan yang dihormati
di zamannya, ia berpendapat bahwa langit seperti telur,
tanah seperti kuning telur, langit besar dan tanah kecil.
Zhang Heng menghitung ada sekitar 2500 bintang di daerah
Tiongkok Tengah. Ia juga pernah membuat alat pencatat
gempa pertama di dunia, dan berhasil mencatat terjadinya
gempa di propinsi Shaanxi pada tahun 138 M.
Ilmu astronomi yang semakin berkembang membuat
para astronom dengan dukungan dari para pemimpin
bangsanya mulai mendirikan obsevatorium sederhana untuk
lebih meningkatkan penelitian dalam astronomi.
Perkembangan selanjutnya, benda-benda langit tidak hanya
diperhatikan semata atau digunakan sebagai acuan waktu
bertani dan kalender, tetapi lebih dari itu para astronom
mulai memetakan posisi dari setiap benda-benda langit
tersebut. Mereka mulai mencari bentuk dari alam semesta
yang maha luas ini. Berpikir lebih dalam tentang bentuk
yang sebenarnya dari bumi yang mereka tempati, dan hal-
7
hal lainnya. Apakah berbentuk bulat ataukah datar seperti
kelihatannya. Lebih jauh lagi, para astronom melalui
pengamatan mereka meyakini bahwa bumi sebagai pusat
alam semesta, matahari dan bulan serta benda-benda langit
lain bergerak mengelilingi bumi. Mereka pun mencoba
menemukan planet dan benda-benda yang ada di langit
selain matahari, bumi dan bulan.
Untuk lebih mudah memahami tentang ilmu
astronomi, sebaiknya kita tahu tentang perkembangan
penting ilmu tersebut. Tetapi kita tidak akan membahas
perkembangan ilmu astronomi di setiap bangsa pada setiap
waktu. Dibawah ini hanya akan diuraikan sedikit tentang
perkembangan ilmu astronomi pada tiga masa yaitu masa
keemasan Yunani, masa kejayaan Islam, dan masa
pencerahan Eropa. Karena perkembangan ilmu astronomi
paling terlihat pada tiga masa peradaban tersebut.
1.2 Perkembangan Astronomi Yunani
Orang-orang Yunani mulai berpikir filosofi ketika
seorang yang bernama Thales mencetuskan pemikiran
filosof sekitar tahun 600 SM. Namun ini belum berarti apa-
apa bagi dirinya dan bangsa Yunani. Perubahan besar terjadi
ketika ia membawa ilmu pengetahuan matematika dari Mesir
dan ilmu astronomi dari Babilonia. Hal ini membuat ilmu-ilmu
pengetahuan yang berkembang selanjutnya dipengaruhi
oleh ilmu pengetahuan dari Mesir dan Babilonia. Pada
8
mulanya ilmu hitung dan astronomi digunakan untuk
keperluan penanggalan, pertanian, pelayaran, dan hal-hal
sederhana lainnya. Para petani menggunakannya untuk
menentukan waktu yang baik untuk bercocok tanam. Pelayar
dan nelayan menggunakannya untuk menentukan arah mata
angin. Kemudian astronomi berkembang dan tidak hanya
digunakan untuk keperluan tersebut.
Dalam pembuatan kalender, digunakan analisa
terhadap fase pergerakan bulan dan ditetapkan satu tahun
terdiri dari 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari
penuh. Namun penetapan penanggalan (kalender) ini
kemudian diperbaiki dari banyak kesalahan dan
ketidakakuratan. Lalu para ilmuwan Yunani menetapkan satu
tahun terdiri 6 bulan yang berisi 30 hari penuh dan 6 bulan
yang hanya berisi 29 hari. Seorang ilmuwan yang bernama
Solon mengusulkan suatu sistem penanggalan yang berbeda
dari sebelumnya. Kalender yang dibuatnya berdasarkan
pada periode dua tahunan. Tahun pertama terdiri dari 13
bulan dan setiap bulannya berisi 30 hari. Tahun kedua terdiri
dari 12 bulan dan setiap bulannya terdiri dari 29 hari. Tahun
ini berjalan bergantian sehingga rata-rata terdiri dari 369
hari per tahun dan 29,5 hari per bulan.
Sekitar tahun 550 SM, kemajuan bidang astronomi
semakin terlihat jelas di Yunani. Hal ini ditandai dengan
dikemukakannya sebuah hipotesa astronomi oleh seorang
ilmuwan bernama Pythagoras. Ia menyatakan bahwa bumi
berbentuk bulat dan garis edar (orbit ) bulan mengelilingi
bumi membentuk suatu sudut kemiringan terhadap garis
9
ekuator bumi. Selain itu, Pythagoras juga mengatakan
bahwa planet Venus pada senja hari adalah planet Venus
yang sama yang terlihat pada waktu fajar. Ini mengubah
pemahaman masyarakat yang ada ketika itu yang
menganggap penampakan Venus pada waktu fajar dan senja
hari sebagai dua palnet yang berbeda. Tahun 450 SM,
Oenopides membuat kalender dengan periode 59 tahun
yang terdiri dari 730 bulan. Sementara itu, Philolaus juga
menyusun kalender dengan periode 59 tahun yang terdiri
dari 729 bulan, berbeda satu bulan dengan kalender
Oenopides. Hipotesa yang terpenting dari Philolaus adalah
hipotesa yang mengemukakan sesungguhnya bumi
bergerak. Namun hal ini belum memiliki bukti yang kuat.
Sekitar tahun 432 SM, Meton dan Euctemon melakukan
penelitian terhadap titik balik matahari untuk menentukan
panjang waktu tahun tropis.
Tahap baru perkembangan ilmu astronomi di Yunani
diawali dengan munculnya seorang astronom sekaligus
matematikawan terkenal bernama Eudoxus. Ia
mengemukakan bahwa lintasan gerak-gerak benda langit di
alam semesta berbentuk lingkaran, dengan teori matematika
yang cukup baik pada saat itu. Ia juga menyatakan bahwa
alam semesta berbentuk bulat. Namun ia meyakini hipotesa
hanya sebagai perhitungan matematika, bukan sebagai
objek fisik sebenarnya. Kemudian Callippus, murid Eudoxus,
memperbaiki teori gurunya dan membuktikan bahwa teori
tersebut bukan hanya perhitungan matematika tetapi objek
fisik yang nyata. Setelah itu, Aristoteles lahir pada tahun
10
sekitar 384 SM. Ilmuwan dan filsuf Yunani yang paling
terkenal ini berpendapat bahwa bumi merupakan pusat alam
semesta dan alam semesta sendiri memiliki suatu batas.
Dan bumi terbentuk dari 4 unsur yaitu tanah, udara, air, dan
api.
Pada tahun 330 SM, Autolycus mengembangkan teori
geometri bola (bulat). Teori tersebut dikembangkan lebih
lanjut oleh Euclid. Autolycus juga menulis tentang
pengenalan matematika dasar untuk astronomi. Ia
menemukan perhitungan untuk memperkirakan saat suatu
bintang muncul atau tenggelam. Ilmuwan lainnya,
Aristarchus mencoba mengukur jarak bumi ke bulan dan
jarak dari bumi ke matahari. Dari perbandingan kedua jarak
tersebut, ia menunjukkan bahwa jarak bumi ke matahari
lebih jauh dibanding jarak bumi ke bulan. Aristarchus juga
mengusulkan matahari sebagai pusat alam semesta. Namun
ketika itu tidak ada yang peduli dan tertarik dengan
hipotesanya, karena tidak ada bukti yang cukup kuat untuk
mendukungnya. Selanjutnya, lahirlah Archimedes, seorang
ilmuwan yang juga terkenal pada masanya. Ia mencoba
mengukur diameter (garis tengah) yang sebenarnya dari
matahari. Sedangkan Erastothenes berusaha menghitung
ukuran bumi yang sebenarnya. Sementara itu, Apolliniuss
mengembangkan teori epicycle (lingkaran kecil berpotongan
dengan lingkaran besar) yang nantinya dijadikan salah satu
pijakan teori oleh Ptolemy. Lalu Hipparchus mengusulkan
teori tentang pergerakan matahari dan bulan. Teori ini
disusunnya setelah melakukan penelitian dengan seksama
11
dan mendapatkan data yang cukup akurat. Teori dan
perhitungan ini merupakan panduan utama Ptolemy dalam
membentuk teori geosentrisnya.
Setelah waktu yang cukup lama, munculah Ptolemy
pada tahun 85 M. Ia merupakan ilmuwan pertama yang
mengusung teori geosentris (bumi sebagai pusat tata surya,
matahari dan planet lain bergerak mengelilinginya) yang
dengan mampu memberikan bukti dan perhitungan
matematika yang memadai serta tidak hanya sebatas
pendapat atau hipotesa. Sehingga teori geosentris selalu
dihubungkan dengan namanya. Setelah kematian Ptolemy,
Yunani mengalami masa penurunan ilmu pengetahuan. Hal
ini disebabkan kurangnya para ilmuwan dan tidak ada
penemuan astronomi yang cukup penting yang dapat
tercatat. Selanjutnya perkembangan astronomi beralih ke
bangsa Arab yang maju dengan datangnya agama Islam,
setelah berakhirnya peradaban emas bangsa Yunani.
1.3 Perkembangan Astronomi Islam
Para pemikir dan ilmuwan yang banyak bermunculan
di Yunani membuat bangsa tersebut menjadi pusat
peradaban ilmu ketika itu. Setelah masa kejayaan Yunani
berakhir, maka pusat peradaban ilmu beralih ke tangan
bangsa-bangsa Arab yang maju dengan datangnya agama
pembawa kebenaran yaitu Islam. Masa kejayaan peradaban
Islam berlangsung paling lama dibanding peradaban lainnya
12
yaitu selama 14 abad. Kepemimpinan pemerintahan Islam
memiliki wilayah yang sangat luas meliputi Timur Tengah,
Afrika Utara, hingga Andalusia (Spanyol). Ketika di wilayah
Eropa lainnya masih dalam Abad Kegelapan (Dark Age),
peradaban Islam mencapai puncak kejayaan dalam ilmu dan
teknologi.
Pada masa kejayaan Islam, astronomi merupakan
salah satu ilmu yang berkembang pesat bahkan mendapat
tempat istimewa di kalangan para ilmuwan dan para
pemimpinnya. Hal ini dikarenakan ilmu astronomi
berhubungan langsung dengan agama Islam yang mereka
yakini. Dalam kitab suci Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang
mendorong seorang muslim untuk mengamati dan meneliti
tentang alam semesta. Tidak hanya itu, ayat-ayat yang jelas
dan terang membicarakan astronomi pun cukup banyak.
Misalnya ayat yang menjelaskan pergantian fase bulan,
bentuk bumi, aturan penanggalan, dan lain-lain. Astronomi
juga sangat dibutuhkan dalam peribadatan umat Islam
diantaranya untuk menentukan arah kiblat yang tepat bagi
mereka yang jauh dari kota Mekah, waktu shalat, waktu awal
bulan puasa (Ramadhan), penentuan hari raya, dan lain-lain.
Semua ini menyebabkan lahirnya para ilmuwan dan
astronom muslim yang hebat dan cerdas di penjuru wilayah
Islam.
Ahli sejarah Donald Routledge membagi
perkembangan astronomi Islam menjadi empat periode
yaitu2 ;
2 http://www.wikipedia.org13
1. Periode 700 M – 825 M.
Peride ini merupakan periode awal astronomi Islam.
Buku-buku dan literatur tentang astronomi
diterjemahkan dari Yunani, India, dan Persia. Buku
astronomi yang pertama kali diterjemahkan yaitu Zij
Al-Sindhind yang berasal dari India. Buku ini
diterjemahkan oleh Muhammad Al-Fazari dan Yakub
ibnu Tariq ke dalam bahasa Arab pada tahun 777 M
atas permintaan khalifah Al-Mansur. Buku astronomi
lain yang diterjemahkan yaitu Zij Al-Shah. Buku yang
berasal dari Persia ini berisi kumpulan tabel astronomi
dan telah menjadi panduan orang-orang Persia selama
2 abad. Selanjutnya, buku-buku lain pun
diterjemahkan seperti Almagest karya Ptolemy dan
termasuk semua buku yang berhubungan dengan
alam semesta.
2. Periode 825 M – 1025 M.
Pemimpin Islam yang terkenal pada periode ini dan
memberikan sumbangsih yang besar terhadap
kemajuan astronomi yaitu khalifah Al-Ma’mun dari
dinasti Abasiyah. Peradaban Islam Dinasti Abasiyah
pada periode ini terpusat di kota Baghdad dan
Damaskus. Sementara itu, peradaban Dinasti Umayah
menguasai wilayah Andalusia (Spanyol) dan
sekitarnya dengan terpusat pada kota Kordoba.
Namun, kemajuan ilmu dan teknologi di Andalusia
tidak sehebat Baghdad. Pada periode ini, wilayah
14
Eropa lainnya masih dalam kegelapan peradaban.
Jangankan adanya sebuah teleskop, kamar mandi pun
mereka tidak memilikinya. Seorang penulis Gustave
Le Bon berkata : ” Baghdad dan kordoba merupakan
dua kota besar Islam yang merupakan pusat
peradaban manusia dimana menerangi dan
mengguncang seluruh dunia dengan masa
keagungan/keemasan mereka.”3
Khalifah Al-Ma’mun sangat tertarik dengan ilmu
astronomi sehingga dana dalam jumlah besar
diberikannya untuk kemajuan ilmu astronomi Islam.
Walhasil pada masa ini lahir seorang ilmuwan
terkemuka bernama Al-Khawarizmi4. Ia menulis buku
berjudul Zij Al-Sindh pada tahun 830 M. Buku ini
merupakan buku astronomi Islam pertama yang ditulis
dengan perhitungan matematika yang sangat baik
pada masa itu. Buku ini menjelaskan tentang
pergerakan matahari, bulan, dan 5 buah planet
mengelilingi bumi. Sebelumnya, Al-Khwarizmi juga
telah mengetahui tentang ide teori geosentris dan
heliosentris yang berasal dari Yunani dan India5. Lalu
idenya tentang teori aljabar, membuatnya dinobatkan
sebagai penemu matematika aljabar dan terkenal
hingga saat ini. Teori aljabar ia tulis dalam sebuah
3 Bammate, Haidar. Muslim Contribution To Civilization. Sumber asli : Gustave Le on, La Civilisation des Arabes.4 Nama aslinya adalah Muhammad ibn Mūsā al-Khwārizmī.5 Al-Khawarizmi lebih percaya kepada teori Geosentris karena lebih masuk akal dan memiliki bukti yang lebih kuat yang diakuinya.
15
buku berjudul al-Kitāb al-mukhtasar fī hisāb al-jabr
wal-muqābala (The Compendious Book on Calculation
by Completion and Balancing).
Gambar 1.1 Salah satu halaman dalam buku Aljabar Khawarizmi6
Kemudian pada tahun 850 M, seorang astronom
bernama Al-Farghani menulis sebuah buku berjudul
Kitab Fi Jawani ( A Compendium of The Science of
Stars ). Buku ini mengoreksi dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan teori geosentris Ptolemy seperti
sudut kemiringan gerhana, gerak matahari dan bulan
ketika berada pada titik terjauh dari bumi, dan ukuran
keliling bumi. Buku ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa latin. Pada abad ke-9, Muhammad Ibnu
Musa menulis buku berjudul Astral Motion dan The
Force of Attraction (judul asli bahasa Arab kedua buku
tersebut tidak diketahui). Buku The Force of Attraction
menjelaskan adanya gaya tarik menarik antara benda
yang satu dengan yang lainnya. Penemuan ini
6 http://www.wikipedia.org16
merupakan cikal bakal hukum gravitasi Newton.
Kemudian, Ali Ibnu Younis menemukan pendulum
(bandul) dan sundial7. Sekitar abad 10 M, Malik Shah I
mendirikan sebuah obsevatorium (tempat penelitian
astronomi) pertama yang terbesar di wilayah Isfahan,
Iran. Obsevatorium ini pernah digunakan oleh
astronom Omar Khayyam dan astronom lainnya untuk
membuat kalender matahari Persia (The Jalali
Calendar). Kabarnya versi modern kalender ini masih
digunakan di Iran hingga sekarang. Pada tahun 940 M,
lahir seorang matematikawan dan astronom hebat
bernama Abū al-Wafā Muhammad ibnu Muhammad
ibnu Yahyā ibnu Ismāīl ibnu al-Abbās al-Būzjānī. Ia
menemukan hukum identitas trigonometri dan hukum
sinus untuk geometri bola. Ia juga melakukan
penelitian terhadap pergerakan bulan. Ia menemukan
adanya kawah pada permukaan bulan. Sehingga salah
satu kawah (crater) di bulan dinamakan atas namanya
yaitu Abul Wafa crater.
Hukum identitas trigonometri :
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 − 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
Hukum sinus untuk geometri bola
7 Sundial merupakan alat penunjuk waktu yang memanfaatkan bayangan sinar matahari.
17
Pada tahun 964 M, 'Abd Al-Rahman Al Sufi (di
Barat dikenal dengan nama Azophi), merupakan orang
pertama yang merekam penelitian tentang Galaksi
Andromeda, galaksi terdekat dengan galaksi Milky
Way (galaksi tempat bumi kita berada)8. Ia menyebut
Galaksi Andromeda sebagai “small cloud” (kabut
kecil)9. Bukunya yang terkenal berjudul “Book of Fixed
Star”.
3. Periode 1025 M – 1450 M.
Pada periode ini, Ibnu Al-Haytham ( di dunia Barat
terkenal dengan nama Alhacen atau Alhazen ) menjadi
pelopor ilmu astronomi yang berdasar pada penelitian
dengan teleskop. Teori dan perhitungan yang
dikerjakan oleh para ilmuwan dan astronom lebih
detail dan dan akurat dari periode sebelumnya. Lalu
pada abad ke-11, Ibnu Al-Haytham menulis sebuah
buku berjudul Al-Shuku ’ala Batlamyus (Doubts on
Ptolemy). Buku ini berisi kritikannya terhadap
perhitungan Ptolemy, tetapi pada intinya ia sepakat
dengan teori geosentris. Selanjutnya, Ibnu Al-Haytham
menulis buku berjudul Maqalah fi Hay’at Alam
(Treatise on the Configuration of the World). Astronom
8 Galaksi adalah kumpulan/gugusan bintang besar yang terdiri dari jutaan bintang.9 http://www.wikipedia.org
18
lainnya, Al-Biruni memperkenalkan sebuah
perhitungan tentang percepatan gerak planet-planet.
Pada tahun 1031 M, Al-Biruni menyusun ensiklopedi
astronomi dan diberi judul Kitab Al-Qanun Al-Mas’udi.
Buku ini memuat semua hasil penemuan astronomi
yang dilakukannya dan merumuskan tabel astronomi.
Diantara hasil penemuannya yaitu pemodelan sistem
geosentris yang akurat, pengukuran jarak bumi ke
matahari, dan gravitasi bumi. Tentang gravitasi bumi,
Al-Biruni menyatakan ;
” Semua benda dipengaruhi oleh daya tarik yang
menuju pusat bumi”.
Kemudian, Al-Zarqali (Arzachel) menemukan bahwa
orbit (garis edar) matahari dan planet mengelilingi
bumi berbentuk elipse, bukan lingkaran. Ia telah
menemukannya jauh sebelum Johannes Kepler
menyatakan hal yang sama. Pada tahun 1121 M, Al-
Khazini menyatakan bahwa gaya gravitasi bergantung
pada jarak benda tersebut dari pusat bumi. Semakin
jauh jarak benda tersebut dari pusat bumi, maka
semakin kecil gaya gravitasi yang mempengaruhinya.
Al-Khazini menuliskannya dalam sebuah buku berjudul
The Book of the Balance of Wisdom. Sekitar 1300 M,
Ibnu Al-Shatir menulis Kitab Nihayat Al-sul fi Tashih Al-
usul ("The Final Quest Concerning the Rectification of
Principles"). Dalam buku tersebut ia mereformasi
19
sistem alam semesta Ptolemy dengan memasukkan
episiklus tambahan10. Kemudian Hulagu Khan
mendirikan obsevatorium astronomi di Maragha.
Tahun 1420 M, Ulugh Beg yang juga seorang ahli
matematikawan dan astronom mendirikan
obsevatorium astronomi lainnya di Samarkand. Ulugh
Beg merupakan astronom muslim hebat sepanjang
masa. Bahkan gambar dirinya diabadikan dalam
sebuah perangko oleh pemerintah Uni Soviet.
Gambar 1.2 Observatorium Ulugh Beg di Samarkand11
10 Sistem geosentris Ptolemy menyatakan planet bergerak mengelilingi titik pusat pada lingkaran kecil sambil bergerak mengelilingi bumi dalam orbit lingkaran. Lingkaran kecil itu disebut episiklus.11 http://www.wikipedia.org
20
Gambar 1.3 Perangko bergambar Ulugh Beg di Uni Soviet12.
4. Periode 1540 M – 1900 M.
Periode ini merupakan masa penurunan ilmu
astronomi Islam. Tidak ada penemuan astronomi yang
berarti dan penting selain pendirian obsevatorium
astronomi di Istanbul oleh Taqi Al-Din bin Ma’ruf.
Masyarakat hanya menerapkan hasil-hasil penemuan
para ilmuwan sebelumnya.
Kejayaan peradaban Islam telah banyak menghasilkan
karya-karya astronomi yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat dunia. Tercatat ada 10.000 lebih naskah
astronomi Islam yang tersebar ke seluruh dunia. Beberapa
alat astronomi penting yang ditemukan oleh para ilmuwan
dan astronom Islam diantaranya ;
1. Teleskop (teropong bintang), ditemukan oleh Abul
Hasan.
12 ibid.21
2. Saphaea (sebutan orang Eropa), digunakan untuk
menghitung waktu terbit matahari atau bintang tetap
lainnya.
3. Jam mekanik.
4. Jam astronomi.
5. Ekuatorium, digunakan untuk menentukan posisi
bulan, matahari, dan planet tanpa harus
menggunakan sebuah model geometri.
6. Sundial, merupakan alat pengukur waktu yang
memanfaatkan bayangan sinar matahari. Alat ini
biasanya diletakkan di masjid untuk menentukan
waktu shalat.
7. Astrolabe, jam matahari untuk mengukur tinggi dan
jarak bintang. Alat ini juga dapat digunakan untuk
mengukur ketinggian gunung.
Gambar Astrolabe13
8. Astrolabe bola, alat yang digunakan untuk memetakan
bintang-bintang.
13 http://www.daviddarling.info22
9. Celestial Sphere, digunakan untuk membaca
konstelasi bintang.
10.Quadrant, alat yang dibuat berdasarkan ¼ lingkaran
dan digunakan untuk mengukur ketinggian benda-
benda langit di atas horison.
Gambar 1.4 Quadrant14
Sebenarnya jumlah ilmuwan dan astronom muslim,
lebih banyak dari yang telah disebutkan di atas. Berikut
daftar nama beberapa ilmuwan dan astronom Islam yang
terkenal ;
1. Arzachel
2. Abul Wáfa
3. Ulugh Beg
4. Abd Al-Rahman Al Sufi
5. Ja'far ibn Muhammad Abu Ma'shar al-Balkhi
6. Ahmad Nahavandi
7. Al-Khujandi
8. Anvari
9. Haly Abenragel
14 ibid.23
10.Ahmad bin Musa
11.Hasan bin Musa
12.Muhammad bin Musa
13.Al-Biruni
14.Al-Battani
15.Ibrahim al-Fazari
16.Ghiyath al-Kashi
17.Omar Khayyám
18.Kuhi
19.Mashallah
20.Naubakht
21.Nasir al-Din Tusi
22.Mo'ayyeduddin Urdi
23.Yaqub ibn Tariq
24.Abu Sa'id Gorgani
25.Mohammad al-Fazari
26.Abolfadl Harawi
27.Khwarizmi
28.Abu Jafar Khazeni
29.Kushyar ibn Labban
30.Al-Mahani
31.Al-Marwazi
32.Al-Nayrizi
33.Al-saghani
34.Samarqandi, Ashraf
35.Qutb al-Din al-Shirazi
36.Abu Nasr Mansur
37.Al-Farghani
24
38.Al-Sufi
39.Al-Zarqali
40.Al-Bitruji
41.Ibrahim ibn Sinan
42.Ibn al-Shatir
Dan berikut dibawah ini merupakan karya-karya
astronom muslim yang menandakan begitu hebatnya
perkembangan astronomi muslim ketika itu.
Gambar 38. Planetarium Al-Sijzi ( Sumber: MOSTI )
25
Planetarium ini dibuat oleh seorang ahli astronomi Arab-
Islam bernama Abu Said al-Sijzi yang berarti bahwa bumi
adalah pusat tata surya.
Model ini bertujuan memberikan penjelasan dan gambaran
tentang gerak planet-planet dan matahari mengitari bumi.
Gambar 39. Obsevatorium di Kota al-Rai ( Sumber: MOSTI
)
26
Obsevatorium ini dibuat oleh Amir Fakhr al-Daulah
berdasarkan permintaan seorang ahli astronomi agung,
Hamid ibn al-Khidir al-Khujandi.
Obsevatorium ini terletak di al-Rai dan berfungsi menghitung
altitud menit matahari terhadap peredaran tahun
berdasarkan lengkung sekstan bulatan yang jari-jarinya
mencapai 40 meter.
Gambar 40. Balistilha / Staf Ya’qub ( Sumber: MOSTI )
Alat ini digunakan oleh pelayar-pelayar Arab dan umat Islam
dalam perjalanan mengarungi samudra. Alat ini digunakan
27
untuk menentukan altitud kutub dan menggantikan astrolab
yang tidak dapat menentukan perkiraan menit sewaktu
berada di dalam kapal dikarenakan adanya gangguan dalam
perjalanan.
Alat ini dibawa ke Eropah dengan nama Staf Ya'kub dan ia
digunakan oleh pelaut-pelaut Portugis yang menamakannya
sebagai balistilha.
28
Gambar 41.Sfera Armila Solstis ( Sumber: MOSTI )
Alat ini dibuat oleh Mu'aiyaddin al-'Urdi sebagai penghargaan
kepada Ptolemy.
Alat ini digunakan untuk menentukan kecondongan eklioptik.
29
Gambar 42. Sfera Armila Ekuinoks ( Sumber : MOSTI )
Alat ini merupakan alat buatan Ptolemy yang telah disempurnakan.
Alat ini digunakan untuk menentukan perjalanan matahari dalam ekuinoks.
30
Gambar 43. Alat pengukur altitud dan azimut ( Sumber :
MOSTI )
31
Alat ini dibuat oleh astronom Musli untuk menentukan sudut
altitud dan azimut langit.
Gambar 44. Alat pengukur azimut ( Sumber : MOSTI )
32
Alat ini dibuat oleh astronom Muslim, Taqiyyuddin al-Misri
pada tahun 1575 – 1580M. Alat ini diletakkan pada
obsevatorium yang ada di Istanbul, Turki.
Gambar 45. Sukuan Kayu ( Sumber : MOSTI )
33
Alat ini memiliki ukuran diameter hampir 4.5 meter. Alat ini
disebutkan dalam sebuah buku yang terdapat di
Obsevatorium di Istanbul.
Gambar 46. Pembaris Paralaks ( Sumber : MOSTI )
34
Alat ini berukuran cukup besar. Alat ini juga disebutkan
dalam buku yang ada di obsevatorium Istanbul.
35
Gambar 47. Al-`Ala al-Mushabbaha bi al-Manaq'. (
Sumber : MOSTI )
Alat ini dibuat oleh Taqiyyuddin Al-Misri. Alat ini berguna
untuk mengukur jarak antara benda-benda langit.
36
Gambar 48. Obsevatorium Samarkand ( Sumber : MOSTI )
Obsevatorium ini dibuat oleh Muhammad Taragay bin
Shahrukh Ulugh Beg ( 796 – 853 H ).
Gambar 49. Astrolabe Katalan
( Sumber : MOSTI )
Alat astrolabe ini dibuat pada
abad ke – 10 dan merupakan
astrolabe latin yang tertua.
Astrolabe ini disempurnakan
berdasarkan angka dan seni
Arab.
37
Gambar 50. Astrolab Pope Sylvester ( Sumber : MOSTI )
Astrolab ini dibuat oleh astronom Arab-Muslim dan
dihadiahkan kepada Pope Sylvester.
38
Gambar 51. Astrolab al-Hama’irî / Sevilla
Astrolab ini dibuat Al-Hama'iri di kota Sevilla pada tahun
1216M.
39
Gambar 52. Astrolab Museum Naval Istanbul ( Sumber :
MOSTI)
Alat ini adalah astrolab terbesar sebelum tahun
1000H/1600M.
Alat ini masih terpelihara hingga hari ini dan disimpan di
Museum Naval, Istanbul
40
Gambar 53. "Kotak Kronometri" ( Sumber : MOSTI )
"Kotak Kronometri" ini dibuat pada tahun 767H./1366M di
kota Damsyik. Alat ini di buat untuk gubernur Mamluk oleh
ahli astronomi yang terkenal, 'Ali ibn Ibrhim bin ash-Shatir
(sekitar tahun 777H/1375M).
Alat ini berisi dua buah jam matahari, satu kutub dan satu
lagi khatulistiwa.
41
Gambar 54. Kalendar Astronomi Mekanikal ( Sumber : MOSTI )
Alat ini pertama kali dibuat leh Al-biruni dan kemudian
dikembangkan oleh Muhammad ibn Abi Bakr al-Isfahani pada
tahun 618H/1221M. Kalender masih tersimpan di Museum
"History of Science" di Oxford.
42
Gambar 55. Kompas Solat ( Sumber : MOSTI )
Model ini dibuat dalam tiga jenis berdasarkan sebuah
kompas Bani Usmaniyah pada abad ke-19M.
Kompas yang asli disimpan di Rautenstrsuch-Joest-Museum
fuer Volkerkunde.
43
Gambar 56. Jam Matahari Ibn al-Muhallabi ( Sumber : MOSTI )
Alat ini merupakan jam matahari yang dibuat oleh Zainaddin
Abdarrahman ibn Muhammad ibn al-Muhallabi al-Miqati,
seorang ahli astronomi masjid (muwaqqit - penetap waktu)
Mesir.
44
Gambar 57. Kompas Terapung ( Sumber : MOSTI )
Kompas ini dibuat oleh Al-Asyraf di Yaman pada tahun
690H / 1291M. Alat ini terbuat dari sepotong kayu yang
diapungkan bersama-sama dengan jarum magnet.
45
Gambar 58. Kompas Jarum ( Sumber : MOSTI )
Kompas ini dipercaya sebagai kompas tertua yang
digunakan oleh pelaut-pelaut Islam untuk mengarungi
samudra.
46
Gambar 59.Jam Matahari Ibnu Al-Shatir ( Sumber :
MOSTI )
Jam matahari ini dibuat oleh Ibnu Al-Shatir untuk masjid Jami'
Umayyah di kota Damsyik. Sayangnya, jam matahari yang
dianggap paling modern ini terpecah menjadi tiga bagian.
Jam ini sekarang tersimpan Museum Nasional Syiria di kota
Damsyik.47
Gambar 60. Jam Air ( Sumber : MOSTI I )
Jam air ini dibuat oleh Al-Jazari. Jam air ini merupakan alat
yang digerakkan oleh kuasa air. Kuasa air ini akan
menggerakkan pena di atas plat berbentuk bulat di bagian
dalam bejana.
48
Gambar 61. Jam Air Menit ( Sumber : MOSTI )
Model jam ini terdapat pada buku yang dikarang oleh Al-
Khazini pada tahun 515H / 1121M. Jam ini digunakan untuk
mengukur ketepatan satuan waktu dalam menit.
49
Gambar 62. Jam Mekanik ( Sumber : MOSTI )
Jam mekanik ini pertama kali dibuat oleh seorang ahli
astronom ternama, Taqiyyuddin al- Misri, di kota Istanbul,
Turki pada tahun 966 H. Jam ini merupakan jam modern
yang sangat akurat sebagaimana yang dijelaskan oleh
Taqiyyuddin dalam kitabnya.
50
Gambar 63. Peta ( Globe ) Langit ( Sumber : MOSTI )
Globe langit ini berisi peta dan ilustrasi bintang-bintang
dalam derajat longitud dan latitud langit. Globe langit yang
asli dibuat oleh Abdul Ar-Rahman Al-Sufi dan terbuat dari
perak. Globe asli ini telah hilang sejak dahulu.
51
1.4 Perkembangan Astronomi Eropa
Perkembangan ilmu pengtahuan khususnya astronomi
pada masa kejayaan Islam berpengaruh hingga ke luar
wilayah Islam. Wilayah yang paling terpengaruh dengan
astronomi Islam adalah wilayah Eropa. Pengaruh astronomi
Islam ke Eropa masuk melalui Andalusia (Spanyol). Pada saat
itu, Spanyol termasuk ke dalam wilayah Islam. Selain melalui
Andalusia, pengaruh astronomi Islam juga masuk ke Eropa
melalui Sisilia, wilayah yang dikuasai Islam hingga 1091 M
dan memiliki perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak
kalah dengan Andalusia. Para ilmuwan Eropa mulai tertarik
dengan astronomi Islam, sehingga mereka menerjemahkan
banyak karya-karya astronomi Islam. Salah satu buku
astronomi Islam yang diterjemahkan yaitu The Elements of
Astronomy yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada
abad ke-12. Buku ini dikarang oleh Al-Farghani. Buku ini juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Yahudi oleh ilmuwan Yahudi
bernama Jacob Anatoli. Pada saat itu, masyarakat Eropa
pada umumnya memegang teguh teori Geosentris. Mereka
meyakini bumi tidak bergerak dan matahari bergerak
mengelilingi bumi. Hal ini bertahan cukup lama hingga
datangnya ide baru Copernicus tentang alam semesta pada
abad ke-16. Ia merupakan orang pertama asal Polandia yang
menulis teori heliosentris dengan segenap perhitungan
matematikanya. Padahal ia sendiri belajar dari buku-buku
karangan Ibnu Al-Haytham dan Al-Biruni yang jelas-jelas
menyatakan teori Geosentris. Copernicus menyatakan bumi
52
berputar pada porosnya dan bergerak bersama bulan dan
planet lain mengelilingi matahari. Ternyata teori ini
merupakan suatu usulan untuk membentuk model alam
semesta yang lebih sederhana dibanding teori yang ada,
tanpa menyalahkan teori geosentris. Ide ini tentu mendapat
pertentangan yang keras dari para ilmuwan lainnya dan
institusi gereja. Pertentangan antara Copernicus terus
berlangsung bahkan setelah kematiannya, pihak gereja
tetap melarang penerbitan dan peredaran buku-buku
karangan Copernicus.
Kurang lebih 21 tahun setelah kematian Copernicus
lahirlah seorang ilmuwan bernama Galileo Galilei di kota
Pisa, Italia. Ia merupakan pengikut setia teori heliosentris
Copernicus. Ia juga yang membuat teori heliosentris semakin
terkenal dan mempunyai identitas sendiri. Berbagai
penelitian ia lakukan untuk membuktikan pemikirannya
tentang teori heliosentris. Dari penelitian tentang gerak jatuh
benda hingga pergerakan planet Jupiter dan satelitnya.
Pertentangan dari gereja yang diterima Galileo lebih dahsyat
dibanding yang dialami oleh Copernicus. Dalam kondisi
pertentangan yang memanas, muncul seorang ilmuwan
bernama Tycho Brahe yang berasal dari Denmark. Ia
mencoba mendamaikan dan mengambil jalan tengah melalui
teori barunya yang mendua. Ia menggabungkan antara teori
geosentris dan heliosentris yang sedang berperang. Ia
menyatakan 5 buah planet bergerak mengelilingi matahari,
yang secara bersama-sama bergerak mengelilingi bumi. Dan
teori ini mendapat tanggapan dari beberapa ilmuwan dan
53
masyarakat yang kemudian menjadi pengikutnya. Hal ini
menyebabkan astronomi Eropa terbelah menjadi tiga kubu
yaitu Copernicus dan Galileo dengan teori heliosentris, Tycho
Brahe dengan teori gabungannya, dan gereja dan
ilmuwannya dengan teori geosentris. Pertentangan ini tetap
berlangsung, hingga para tokoh ketiga kubu tersebut
meninggal dan digantikan oleh para penerusnya. Kemudian
pada tahun 1615 M, Johannes Kepler berkebangsaan Jerman
menyatakan bahwa lintasan gerak edar planet mengelilingi
matahari berbentuk elipse bukan lingkaran. Hasil ini ia
dapatkan selama melakukan penelitian bersama Tycho
Brahe. Teori ini dikenal dengan prinsip Kepler.
Perkembangan astronomi Eropa selanjutnya
bersandar pada teori heliosentris. Meskipun teori geosentris
sendiri belum dapat terbantahkan sepenuhnya. Sepertinya
para penganut teori heliosentris lebih dapat bekerjasama
dengan baik dalam rangka usaha memenangkan teori
mereka. Berbagai penelitian lebih lanjut dari kedua belah
pihak yang bertikai terus bergulir. Hingga akhirnya, sebagian
besar masyarakat dunia terkonsep dengan teori heliosentris.
54
BAB 2
SANG TOKOH
Teori geosentris atau pun heliosentris tidak dapat dipisahkan dari para pencetusnya. Karena melalui perantaraan ide pemikiran dan keilmuan mereka kedua teori ini dapat seperti sekarang ini. Untuk lebih mendekatkan kita kepada kedua teori diatas dan permasalahan yang ada alangkah baiknya jika kita juga melihat sekilas tentang para tokoh dibalik kedua teori tersebut. Tidak semua tokoh yang terkait saya hadirkan disini, karena terlalu banyak dan untuk menghindari agar buku ini tidak menjadi buku biografi. Dan juga tidak semua sisi kehidupan dari tokoh-tokoh ini saya tulis. Saya hanya sampaikan hal-hal yang berhubungan dengan kedua teori dalam kehidupan para tokoh ini.
2.1 Aristoteles
Aristoteles adalah seorang ilmuwan dan filsuf yang
terkenal di zamannya bahkan hingga saat ini. Ia adalah
orang pintar dari negerinya dan dikagumi oleh
masyarakatnya. Aristoteles lahir di kota Stagira, wilayah
Chalcidice, Yunani. Ia adalah anak dari seorang fisikawan
kerajaan. Ketika berusia 17 tahun, ia mulai belajar kepada
Plato. Beberapa tahun kemudian, Aristoteles diangkat
menjadi guru di Akademi Plato di kota Athena. Ia mengajar di
akademi tersebut selama 20 tahun. Setelah Plato meninggal
pada tahun 347 SM, Aristoteles meninggalkan Akademi Plato
dan pergi ke sebuah kota di Asia Kecil yang terkenal dengan
nama Assos. Ketika itu, Assos berada di bawah kekuasaan
Hermias, teman Aristoteles. Di tempat ini, Aristoteles
menjadi penasehat Hermias. Kisah cintanya pun bersemi di
55
kota ini. Kemudian ia menikahi Phythias, saudara perempuan
Hermias dan menetap di sana selama beberapa tahun.
Merasakan ketenangan dan kedamaian bersama keluarga
yang dicintai. Namun keadaan tersebut segera berubah
setelah Assos mendapat serangan dari kerajaan Persia.
Ketenangan dan kedamaian telah berubah menjadi
kehancuran dan ketakutan. Hermias sendiri ditangkap dan
dihukum mati oleh Kerajaan Persia. Dalam keadaan genting
ini, Aristoteles dan Phythias serta Alexander (anak Hermias)
memutuskan untuk pindah ke ibukota Macedonia, Pella. Di
Pella ia mendidik Alexander dan mengajarinya berbagai ilmu.
Anak inilah yang nantinya dikenal dengan sebutan Alexander
Agung (Alexander The Great).
Aristoteles kembali ke Athena pada saat Alexander,
muridnya, berkuasa pada tahun 336 SM. Kemudian
Aristoteles mendirikan akademi sendiri yang diberi nama
Lyceum. Pendirian akademi ini atas dukungan dan bantuan
dari Alexander, sang penguasa sekaligus muridnya. Akademi
Lyceum bertahan hingga tahun 323 SM. Pemerintahan
Alexander tidak selamanya berjalan mulus dan lancar.
Kelompok-kelompok anti-Macedonia terus mengadakan
pemberontakan dan perlawanan. Hingga akhirnya Alexander
Agung meninggal pada tahun 323 SM. Dan ini membuat para
pemberontak semakin leluasa bergerak. Aristoteles
menghindar dari perang tersebut dan memutuskan untuk
tinggal di sebuah rumah milik keluarga yang terletak di
Euboea. Ia menetap di Euboea selama setahun dan akhirnya
meninggal pada tahun 322 SM.
56
Aristoteles merupakan orang yang cerdas seperti
gurunya, Plato. Banyak karya ilmiah yang telah
dihasilkannya. Ia pernah membuat kamus filosofi dan
ringkasan dari hukum-hukum alam. Aristoteles banyak
mengemukakan pemikirannya dalam bidang fisika,
astronomi, meteorologi, tumbuhan dan hewan, serta politik.
Karya pertamanya berjudul Metaphysicsin. Aristoteles juga
menulis tentang etika yang kemudian dikenal dengan
Nicimachean Ethics. Nama Nicomachean diambil dari nama
anaknya, Nicomachus. Pemikiran-pemikiran Aristoteles lebih
banyak pada bidang biologi (tumbuhan dan hewan).
Aristoteles juga meletakkan dasar pemikiran dalam
bidang filosofi kelimuan. Dasar pemikiran itu adalah
hubungan sebab akibat (analogi) terhadap suatu masalah. Ia
menyatakan bahwa dengan metode ini dapat dengan mudah
menjelaskan apa, mengapa, dan dimana sesuatu itu.
Dalam bidang astronomi, Aristoteles juga mampu
berpikir dan berkarya. Ia berpendapat bahwa alam semesta
ini mempunyai suatu batas, dan berbentuk bulat dengan
bumi sebagai pusatnya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa
daerah pusat alam semesta tersebut terbuat dari empat
elemen dasar yaitu tanah, air, api, dan udara. Alam semesta
tersebut berputar mengelilingi bumi dengan bentuk lintasan
berupa lingkaran. Aristoteles juga mengungkapkan tentang
hukum gerak bahwa jika dua benda dijatuhkan dari
ketinggian yang sama, maka benda yang berat akan jatuh
lebih cepat dan sampai di tanah lebih dahulu.
57
Dalam psikologi, Aristoteles memberikan pengertian
tentang jiwa. Ia menyatakan jiwa adalah sebuah fungsi
tubuh yang terkoordinasi sedemikian rupa sehingga
mendukung fungsi vital. Aristoteles juga pernah merancang
konstitusi untuk Athena, hanya sebagai sebuah koleksi
bukan untuk diterapkan. Ia telah berhasil mengumpulkan
koleksi konstitusi dari negara-negara lain sebanyak 158
buah. Aristoteles mempunyai pengaruh yang luar biasa dan
karya-karyanya banyak dipelajari oleh para pemikir generasi
selanjutnya.
2.2 Claudius Ptolemy
Claudius Ptolemy, terkenal juga dengan nama
Ptolemeus atau Ptolemy, merupakan seorang ilmuwan yang
lahir pada tahun 85 M di Mesir. Kata Claudius berasal dari
bahasa Romawi dan Ptolemy berasal dari bahawa Yunani.
Keluarga Ptolemy merupakan orang Yunani yang menjadi
penduduk Romawi, tetapi tinggal di Mesir. Ptolemy terkenal
sebagai seorang ahli astronomi dan geografi. Salah satu
karyanya yang paling terkenal adalah teori geosentris yang
mampu bertahan hingga kini, meski telah banyak mengalami
perombakan. Ia melakukan penelitian ilmiah pertamanya
pada tanggal 26 Maret 127 M dan yang terakhir pada
tanggal 2 Februari 141 M.
Ptolemy mengarang sebuah buku yang berjudul the
Almagest yang terdiri dari 13 jilid. Buku ini merupakan
58
karyanya yang pertama. Almagest berisi tentang teori
matematika secara detail yang menggambarkan gerak
matahari, bulan, dan planet. Ptolemy menyatakan bahwa
bumi sebagai pusat alam semesta. Sedangkan matahari,
bulan, dan planet lain berputar mengelilingi bumi.
Pergerakan dan posisi alam semesta ini digambarkan
dengan model geometri yang menggunakan kombinasi
gerak melingkar yang disebut dengan episiklus (lingkaran
besar berpotongan dengan lingkaran kecil). Ia juga
melakukan penelitian terhadap titik balik matahari dan
equinox ( letak matahari pada ekuator bumi yang
menyebabkan waktu siang dan malam sama panjang). Dari
hasil penelitian ini, Ptolemy mampu menghitung lama
periode musim yang berlangsung di suatu daerah. Ia
mengajukan model pergerakan matahari yang melingkar
dengan kecepatan angular (sudut) yang seragam. Ptolemy
membagi tiga periode waktu dari pergerakan bulan.
Pertama, periode yang digunakan bulan untuk kembali ke
posisi garis bujur yang sama. Kedua, periode untuk kembali
pada kecepatan yang sama dengan sebelumnya. Dan ketiga,
periode yang digunakan untuk kembali ke garis lintang yang
sama. Selain itu, Ptolemy juga membuat katalog yang
mencakup lebih dari 1000 bintang yang ditemukannya.
Katalog ini terdapat pada buku Almagest jilid 7 dan 8.
Dalam bidang geografi, jasa Ptolemy tak akan pernah
terlupakan. Dia berhasil memetakan wilayah-wilayah utama
yang ada di bumi dengan garis lintang dan garis bujur.
Dalam bidang optik, Ptolemy meneliti tentang warna,
59
pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, dan variasi bentuk-
bentuk cermin.
2.3 Al-Biruni
Nama asli Al-Biruni adalah Abu Rayhan Muhammad
Ibnu Ahmad Biruni. Ia lahir pada tanggal 15 September 973
M di kota Khawarazm (Khiva), Uzbekistan. Al-Biruni adalah
seorang muslim berkebangsaan Persia yang mempunyai
banyak guru. Ia belajar matematika dan astronomi kepada
Abu Nasr Mansur. Di universitas yang didirikan oleh Abu Al-
Abbas Ma’mun Khawarazmshah, ia menuntut ilmu filsafat
dan fisika kepada Ibnu Sinna (Avicenna) dan belajar filsafat
dan etika kepada Ibnu Miskawayh. Ia merupakan ahli dalam
banyak disiplin ilmu yaitu antropologi, astronomi, geodesi,
geologi, sejarah, matematika, kedokteran, farmasi, fisika dan
sains lainnya. Al-Biruni dan temannya, Mahmud Al-Ghazni,
pernah melakukan perjalanan ke Asia Tenggara dengan
tujuan melakukan penelitian terhadap masyarakat wilayah
ini. Pada tahun 1030 M, Al-Biruni menetap di India selama
beberapa tahun. Ia mengamati kebudayaan dan agama yang
dianut oleh masyarakat India. Kemudian ia menulis sebuah
buku berjudul Tarikh Al-Hind ( Chronicles of India) yang berisi
laporan penelitiannya terhadap masyarakat India. Ia juga
menguasai banyak bahasa selain bahasa Arab yaitu bahasa
Yunani, Sanskrit, India, Syriac, dan Barbar. Karya Al-Biruni
60
tercatat sebanyak 146 buku mencakup 35 buku astronomi, 4
buku astrolabe, 23 buku astrologi, 5 buku kronologi, 2 buku
tentang pengukuran waktu, 9 buku geografi, 10 buku
tentang peta dan geodesi, 15 buku matematika, 2 buku
mekanika, 2 buku kedokteran dan farmasi, 1 buku
meteorologi, 2 buku mineralogi dan batu permata, 4 buku
sejarah, 2 buku tentang India, 3 buku agama dan filsafat,
serta buku tentang ilmu lainnya. Dari karya-karya tersebut
hanya ada sekitar 22 buku yang masih ada dan hanya 13
buku dari 22 buku tersebut yang terpublikasikan dengan
baik. Buku yang masih ada diantaranya yaitu (dalam
terjemahan Inggris) ;
- Critical Study of What India Says, Whether Accepted
by Reason or Refused
- The Remaining Sign of Past Centuries.
- The Mas’udi Canon
- Understanding Astrologi
- Pharmacy
- Gems
- Astrolabe
- A Historical Summary Book
- History of Mahmud Al-Ghazni and His Father
- History of Khwarazm
Untuk menunjang ilmu astronominya, ia pun menjadi
seorang ahli matematika. Kontribusinya dalam bidang
matematika diantaranya pengembangan teori aritmatika,
rangkaian penjumlahan, analisa kombinasi, bilangan
61
irasional, teori perbandingan, definisi aljabar, metode solusi
persamaan aljabar, geometri, dan pengembangan teori
Archimedes. Dalam bidang fisika, Al-Biruni menemukan
hubungan antara gaya gravitasi khusus yang dimiliki suatu
benda terhadap volume air yang dipindahkannya. Ia juga
mengukur berat dari berbagai macam cairan, perbedaan
berat antara air tawar dan air asin (laut), serta perbedaan
berat antara air panas dan air dingin.
Dalam bidang astronomi, kemampuan Al-Biruni tidak
diragukan lagi. Pada usia 17 tahun, ia telah berhasil
menghitung garis lintang kota Kath, Khawarazm
menggunakan ketinggian maksimum matahari. Al-Biruni juga
mampu menghitung keliling bumi dengan akurat dan hampir
mendekati perhitungan modern saat ini. Ia menghitung jari-
jari bumi sebesar 6.339,5 km, sedangkan perhitungan
modern mengukur jari-jari bumi sebesar 6.356,7 km. Pada
tahun 1031 M, ia menulis sebuah buku ensiklopedi astronomi
berjudul Kitab Al-Qanun Al-Mas’udi. Buku ini berisi
penjelasan matematika tentang percepatan gerak planet,
perhitungan jarak antara bumi dan matahari, dan hukum
gravitasi bumi. Ia sepakat dengan ilmuwan muslim lain
bahwa bumi tidak bergerak, baik berupa rotasi (perputaran
bumi pada porosnya) atau pun revolusi (perputaran bumi
mengelilingi matahari), dan menurutnya yang benar adalah
matahari mengelilingi bumi. Al-Biruni meninggal pada
tanggal 13 Desember 1048 M di kota Ghazni.
62
2.4 Ibnu Al-Haytham
Ibnu Al-Haytham mempunyai nama lengkap Abu Ali Al-
Husen Ibnu Al-Hasan Ibnu Al-Haytham. Di dunia barat, ia
terkenal dengan nama Alhacen atau Alhazen. Ibnu Al-
Haytham lahir pada tahun 965 M, di kota Basra, wilayah Irak.
Ia mengenyam pendidikan formalnya di kota Basra dan
Baghdad. Masa hidupnya dimanfaatkan dengan baik dan
telah menghasilkan banyak karya yang penting bagi
kemajuan ilmu pengetahuan. Ia adalah seorang muslim yang
ahli dalam banyak bidang seperti optik, anatomi, astronomi,
teknik, matematika, kedokteran, optalmologi, filosofi, fisika,
dan psikologi.
Dalam bidang optik, Ibnu Al-Haytham telah melakukan
penelitian tentang lensa, cermin, refraksi (pembiasan
cahaya), refleksi (pemantulan cahaya), dan penguraian
cahaya menjadi warna-warna penyusunnya. Ia telah
menemukan hukum indeks bias 600 tahun sebelum Snell
menemukannya. Semuanya dijelaskan dengan tepat dan
akurat dalam sebuah buku berjudul Kitab Al-Manazir (Book of
Optics). Ia juga mampu menjelaskan tentang persepsi
bayangan, sifat cahaya terhadap elektromagnet, dan ia juga
berpendapat bahwa cahaya adalah berkas energi partikel
yang merambat dalam garis lurus. Ia juga dianggap sebagai
pendiri fondasi dalam bidang psikofisika dan psikologi
eksperimen. Buku Book of Optics merupakan buku yang
paling berpengaruh dikalangan ilmuwan setelah buku
Principia yang ditulis oleh Isaac Newton. Ibnu Al-Haytham
63
mampu menjelaskan fenomena kekaburan pandangan yang
ada pada kamera, menemukan fondasi bagi Hukum I
Newton, menemukan adanya daya tarik diantara benda,
mengukur besar percepatan gravitasi, membangun fondasi
geometri analitik, teorema wilson, kalkulus integral
menggunakan induksi matematika, meletakkan dasar
astronomi teleskopik (ilmu astronomi yang berdasar pada
penelitian menggunakan teleskop), dan memperbaiki model
alam semesta Ptolemy. Ia memperbaiki kesalahan para
ilmuwan Yunani yang menyatakan benda dapat terlihat
karena mata mengeluarkan cahaya yang dapat menyinari
benda yang dilihatnya. Melalui penelitian ia menyimpulkan
bahwa benda terlihat karena benda tersebut memantulkan
cahaya ke mata. Dan inilah yang benar. Ibnu Al-Haytham
pernah ditugasi oleh Gubernur Al-Hakim untuk memperbaiki
sistem pengairan pada sungai Nil. Ia juga pernah dihukum
tahanan rumah oleh penguasa setempat karena dianggap
telah melanggar aturan yang ditetapkan. Selama berada
dalam hukuman itulah ia menyelesaikan buku berjudul Book
of Optics. Karya-karya Ibnu Al-Haytham menjadi salah satu
referensi utama oleh ilmuwan-ilmuwan besar Eropa seperti
Roger Bacon, John Pecham, Witelo, dan Johannes Kepler.
Karya Ibnu Al-Haytham tercatat ada sekitar 200 buku dan
hanya sekitar 50 buku yang masih ada serta tersebar di
berbagai tempat di dunia. Setengah dari semua karyanya
mencakup bidang matematika, 23 buku tentang astronomi,
14 buku membahas tentang optik, dan sisanya adalah ilmu
sains lain. Abdus Salam, seorang muslim asal Pakistan yang
64
meraih penghargaan Nobel abad ini, berkomentar tentang
Ibnu Al-Haytham;
“ Ibnu Al-Haytham adalah seorang fisikawan terbesar
sepanjang masa. Ia telah membuat eksperimen terpenting
dalam bidang optik. Ia menyatakan bahwa berkas cahaya
yang melalui suatu medium akan menempuh lintasan
termudah dan tercepat. Dalam hal ini, ia telah
memperkirakan prinsip waktu tersingkat jauh sebelum
Fermat mengungkapkannya. Ia telah menemukan hukum
inersia, yang kemudian menjadi hukum I Newton tentang
gerak benda. Bab 5 dari Opus Majus karangan Roger Bacon
seluruhnya merupakan penjelasan teori optik Ibnu Al-
Haytham”15.
Dalam astronomi, Ibnu Al-Haytham mengungkapkan
tentang densitas dan refraksi atmosfer (pembiasan cahaya
matahari oleh atmosfer sehingga bintang-bintang di langit
kelihatan sebelum terbit dan sesudah tenggelam) dalam
buku berjudul Mizan Al-Hikmah (Balance of Wisdom). Buku
Al-Shuku ‘ala Batlamyus yang juga dikarangnya berisi
kritikan Ibnu Al-Haytham terhadap model alam semesta
Ptolemy (Ptolemeus), khususnya tentang orbit (garis edar)
planet dan matahari yang berbentuk lingkaran. Buku Ibnu Al-
Haytham yang berjudul On the Configuration of the World
menetapkan pendiriannya terhadap sistem geosentris.
Meskipun sebelumnya ia telah menghujam kritikan tajam
15 http://www.wikipedia.org65
kepada Ptolemy. Dan ia kemudian memperbaiki model alam
semesta Ptolemy dalam buku The Resolution of Doubt.
Setelah berkarya dan berjasa bagi perkembangan ilmu
pengetahuan akhirnya Ibnu Al-Haytham, ilmuwan muslim
sepanjang masa ini, meninggal dunia pada 1039 M.
2.5 Nicolaus Copernicus
Nicolaus Copernicus adalah orang yang pertama kali
mengusulkan teori Heliosentris. Dia lahir di kota Thorn,
Polandia, pada tanggal 19 Februari 1473 M. Nama aslinya
adalah Mikolaj Kopernik yang berasal dari bahasa latin.
Ayahnya yang bernama Nicolaus berasal dari Silesia,
sedangkan ibunya adalah adik dari ketua uskup kota
Ermland, Lucas Watzelrode. Ibunya bernama Barbara
Watzelrode. Setelah menjalin hubungan cukup lama, orang
tua Copernicus menikah pada tahun 1463 M. Nicoulas
Copernicus merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.
Ia menganut agama Katolik Roma. Ayahnya meninggal pada
saat Copernicus masih belia yaitu ketika berusia 10 tahun.
Kepergian ayahnya ini menaruh kesedihan yang cukup
berarti bagi dirinya. Setelah kematian ayahnya itu,
Copernicus memutuskan untuk tinggal bersama pamannya.
Copernicus mengenyam pendidikan sekolah dasar di
kota kelahirannya yaitu Thorn. Kemudian pada tahun 1488,
Copernicus masuk ke sekolah Katedral Wloclawek. Pada
tahun 1491 M, ia belajar matematika, perspektif, gambar,
66
dan ilmu klasik lain. Beberapa tahun kemudian ia pindah ke
Italia dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas
Bologna pada tahun 1497 M. Di tempat baru ini, ia belajar
matematika dan optik serta hukum perundang-undangan.
Selain itu, ia juga belajar bahasa Yunani sekaligus menjadi
murid serta asisten Domenico Maria De Novara, seorang
profesor dalam bidang astronomi. Copernicus mempunyai
hobi melukis dan menerjemahkan puisi bahasa Yunani ke
dalam bahasa Latin. Merasa tidak cukup dengan ilmu yang
diberikan sang profesor, Ia menambahkan pengetahuannya
dengan mempelajari ilmu astronomi dari beberapa buku
seperti Euclid’s Element, Alfonsine Table, Tractatus de
Sphaera, dan Regiomontanus’s Tables of Direction. Selama
menjadi asisten profesor Novara, Copernicus banyak
melakukan penelitian bersamanya. Pada tanggal 6
November 1500 M, ia mulai melakukan penelitian tentang
gerhana bulan.
Dari tahun 1501 M sampai 1503 M, Nicolaus
Copernicus tinggal di Ferrara dan Padua. Pertama ia tinggal
di Ferrara dan masuk ke Universitas Ferrara untuk belajar
ilmu hukum sekaligus mengambil gelar Doktor bidang
hukum dan perundang-undangan. Setelah itu, ia pindah ke
Padua untuk belajar ilmu kedokteran. Copernicus juga
pernah ke Roma untuk memberi pelajaran astronomi,
sekaligus berusaha menemukan suatu hukum astronomi
baru. Berdasarkan ilmu yang dimilikinya, kemudian ia
ditunjuk sebagai seorang fisikawan pada istana keuskupan di
Heilsberg, tempat pamannya tinggal. Pada tahun 1506 –
67
1512 M, Copernicus mengaplikasikan ilmu kedokteran di
Heilsberg. Setelah selesai bertugas di Heilsberg, Copernicus
mendapat musibah kembali. Yaitu paman yang dicintainya
meninggal dunia dan ini membuat duka yang sangat dalam
di hati Copernicus. Setelah kematian pamannya, Copernicus
pindah ke Fraunberg untuk mengikuti pemilihan uskup, dan
ia tinggal di sana sampai tahun 1516 M. Karena
kepiawaiannya dalam menjalankan tugas, kemudian ia
ditunjuk menjadi pimpinan uskup di kastil Allenstein. Pada
tahun 1514 M, Copernicus ditugasi untuk mengkaji ulang
sistem kalender gerejawi oleh Leo X. Hasil dari
pengkajiannya tersebut, Copernicus mengusulkan agar
dibuat sebuah kalender yang lebih akurat dari kalender yang
sudah ada. Selanjutnya kalender yang dibuat ini dikenal
dengan kalender Gregorian. Pada tahun ini juga, Copernicus
berhasil menyelesaikan sebuah tulisan yang diberi judul
Little Commentary. Namun ia masih ragu untuk
mempublikasikan tulisan ini sehingga ia hanya memberikan
salinannya ke teman-teman astronom dan filsuf terdekatnya
saja. Dan hingga ajalnya, tulisan ini tidak pernah diterbitkan.
Little Commentary berisi teori Copernicus yang menyatakan
suatu tempat yang berdekatan dengan matahari sebagai
pusat alam semesta.
Tidak hanya sebagai seorang ilmuwan, Copernicus
juga dianggap sebagai patriot bagi tanah airnya. Copernicus
pernah ikut serta dalam suatu peperangan membela
Polandia melawan pasukan Teutonic dalam rentang waktu
yang cukup lama. Kemudian Copernicus turut mewakili
68
perjanjian gencatan senjata kedua belah pihak sehingga
peperangan ini sempat terhenti pada tahun 1519. Namun
perselisihan kembali terjadi sehingga gencatan senjata tidak
mampu berlangsung lama. Pada musim gugur tahun 1520 M,
Copernicus harus kembali ke Kastil Allenstein untuk
membantu menahan serangan pasukan Teutonic yang
menyerang kembali. Peperangan ini akhirnya berhenti pada
tahun 1521 M. Setahun setelah peperangan ini berakhir,
Copernicus menulis memorandum tentang pembaharuan
sistem keuangan bagi kerajaan. Raja Polandia tertarik
terhadap tulisan tersebut, sehingga Copernicus dinobatkan
menjadi Konselor Deputi untuk regulasi keuangan Prussia
dari tahun 1522 – 1529 M. Pada tahun 1530 M, Copernicus
telah menyelesaikan buku pertamanya yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Coelestium. Buku ini merupakan
karya keduanya setelah Little Commentary. Buku ini lebih
mempertegas penemuan sebelumnya. Dalam karya barunya
ini, ia menyatakan bahwa bumi berotasi ( berputar pada
porosnya) dan berevolusi ( bergerak mengitari matahari
selama setahun) dengan orbit berbentuk lingkaran. Ia juga
menyatakan bahwa matahari adalah pusat alam semesta
dan semua benda langit bergerak mengelilinginya.
Kemudian Copernicus bertemu dengan George
Joachim Rheticus, seorang matematikawan berkebangsaan
Jerman. Pertemuan ini berlanjut dan Rheticus tidak menyia-
nyiakan kesempatan ini. Rheticus banyak berdiskusi dan
belajar astronomi kepada Copernicus. Atas bujukan Rheticus
juga, akhirnya Copernicus bersedia mempublikasikan buku
69
De Revolutionibus Orbium Coelestium. Rheticus merupakan
orang yang paling mendukung hasil pemikiran Copernicus
tersebut.
Awal tahun 1531 M, buku De Revolutionibus Orbium
Coelestium mulai tersebar. Beberapa kardinal (pendeta)
mendukung penerbitan buku tersebut, misalnya saja
pendeta Schonburg. Tetapi penyebaran buku ini ditentang
keras oleh sebagian besar masyarakat termasuk para
ilmuwan dan pendeta serta tokoh-tokoh gereja. Masalahnya,
hasil pemikiran Copernicus tersebut sangat bertentangan
dengan kitab Injil dan pemahaman masyarakat selama ini
tentang alam semesta. Ayat dalam kitab Injil, pemahaman
para ilmuwan dan masyarakat menyatakan bahwa bumi
diam, tidak berotasi atau pun berevolusi, justru planet-planet
dan matahari-lah yang berputar mengelilingi bumi. Walhasil
institusi gereja melarang penerbitan buku tersebut. Tidak
hanya itu, semua hal yang berbau pemikiran Copernicus pun
dilarang beredar di masyarakat. Pertentangan ini terus
berlanjut hingga Copernicus meninggal pada tanggal 24 Mei
1543 M di kota Fraunberg. Bahkan 73 tahun setelah
kematian Copernicus, buku tersebut tetap dilarang beredar.
Selain itu jemaat gereja juga menolak hasil pemikiran
Copernicus tersebut. Pihak gereja memberi syarat, jika buku
tersebut tetap ingin diterbitkan maka hal-hal pokok tentang
teori heliosentris harus diganti. Namun para pendukung
Copernicus tetap berusaha menerbitkan dan menyebarkan
buku De Revolutionibus Orbium Coelestium walaupun
dengan cara sembunyi-sembunyi. Pada tahun 1566 M, edisi
70
kedua dari buku tersebut telah tersebar ke banyak negara
Eropa.
2.6 Galileo Galilei
Galileo Galilei, seorang ilmuwan terkenal dan
terpandang, lahir pada tanggal 15 Februari 1564 M di kota
Pisa, Italia. Ayahnya bernama Vincenzo Galilei lahir pada
tahun 1520 M di Florence, dan ibunya yang bernama Guila
Ammannati, lahir di Pescia. Galileo merupakan anak sulung
di keluarganya. Pada tahun 1572 M, Vincenzo membawa istri
dan anaknya kembali ke Florence. Vincenzo mengirim
Galileo ke biara Camaldolese di daerah Vallombrosa yang
terletak disebelah tenggara Florence untuk mendapatkan
pendidikan etika dan agama. Setelah beberapa tahun,
Vincenzo memindahkan Galileo dari biara Camaldolese ke
sekolah umum yang ada di kota Florence. Pendidikan yang
ada di sekolah umum ini cukup baik dan memadai. Pada
tahun 1581 M, Galileo menetap di kota Pisa dan terdaftar
sebagai mahasiswa di Universitas Pisa, yang merupakan
institusi pendidikan yang sangat terkenal di kota itu. Di kota
Pisa ia tinggal bersama Muzio Tedaldi, kerabat dekat ibunya.
Galileo belajar ilmu kedokteran di universitas tersebut,
meskipun itu sebuah disiplin ilmu yang sebenarnya tidak
disukainya. Ia mengambil jurusan ilmu kedokteran karena
kehendak ayahnya. Ia sendiri lebih tertarik dan merasa
cocok dengan ilmu matematika dan filsafat. Ketertarikan
71
kepada ilmu matematika dan filsafat tersebut menyebabkan
Galileo lalai terhadap kuliah ilmu kedokterannya. Di
Universitas Pisa, Galileo belajar matematika kepada Filipo
Fantoni, Ketua Jurusan Ilmu Matematika di universitas
tersebut. Selama setahun, 1582 – 1583 M, Galileo
menghadiri kuliah tentang Elemen Euclid yang diberikan oleh
Ostilo Ricci. Ketidakpedulian Galileo terhadap ilmu
kedokteran akhirnya diketahui oleh ayahnya. Dan tak ayal
lagi, ayahnya sangat marah dan kesal kepadanya. Namun
setelah melalui perdebatan panjang dengan ayahnya,
akhirnya Galileo diizinkan belajar ilmu matematika dan
filsafat dengan syarat ia tidak melalaikan kuliah
kedokterannya. Akan tetapi seikap keras kepala Galileo
menyebabkan ia tidak dapat menepati janjinya. Dan pada
tahun 1585 M Galileo memutuskan untuk keluar dari jurusan
ilmu kedokteran.
Masih dalam tahun 1585 M, Galileo mengajar ilmu
matematika di Florence. Selama musim gugur tahun 1586 M,
ia mengajar ilmu matematika di Vallombrosa sambil menulis
buku pertamanya yang berjudul The Little Balance (La
Balancitta). Pada tahun 1589 M, Filipo Fantoni meninggalkan
jabatan sebagai Ketua Jurusan Ilmu Matematika di
Universitas Pisa. Untuk mengisi kekosongan posisi ini, Galileo
ditunjuk oleh universitas itu untuk menggantikannya selama
3 tahun. Selama menjalankan jabatan tersebut, Galileo
menulis sebuah uraian tentang hukum gerak dengan judul
De Motu. Namun karyanya ini tidak pernah dipublikasikan.
Pada tahun 1591 M, kabar duka cita sampai kepadanya.
72
Ayah yang dicintainya meninggal dunia. Meskipun selalu
bersebarangan pendapat dengan ayahnya, ia tetap
menyayanginya. Selain kesedihan yang cukup dalam, hal ini
juga membuat Galileo menerima tanggung jawab besar
untuk mengatur dan menghidupi keluarganya. Uang yang
diterima dari mengajar di Universitas Pisa ternyata tidak
mencukupi kehidupan mereka. Oleh karena itu, ia
memutuskan untuk pindah ke universitas lain. Atas
rekomendasi dari Guidobaldo de Monte, Galileo diterima
mengajar di Universitas Padua pada tahun 1592 M. Di
tempat baru ini ia mendapat gaji yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya, sekitar 3 kali lipat dari
gaji yang diterimanya di Universitas Pisa. Galileo ditugasi
untuk mengajar geometri euclid dan astronomi umum
(geosentris) untuk mahasiswa kedokteran.
Pada tahun 1598 M, Galileo menulis surat kepada
Johannes Kepler. Dalam surat itu, dia menjelaskan bahwa ia
adalah seorang Copernican. Istilah Copernican merupakan
sebutan bagi orang yang percaya terhadap teori heliosentris
yang dicetuskan oleh Nicolaus Copernicus. Beberapa bulan
setelah itu, Galileo menjalin hubungan dengan seorang
wanita bernama Maria Gamba. Mereka memperoleh
keturunan tanpa sebuah ikatan pernikahan. Hal ini
dicontohnya dari ayahnya yang juga tidak pernah menikah
dengan ibunya secara resmi. Anak pertama Galileo bernama
Virginia lahir pada tahun 1600 M. Setahun berikutnya, anak
keduanya lahir dan diberi nama Livia. Sedangkan anak
73
ketiganya lahir pada tahun 1606 M dan diberi nama sama
dengan nama ayah Galileo yaitu Vincenzo.
Sekitar tahun 1608 M, Galileo memodifikasi teleskop
yang telah ada sehingga memiliki penguatan sekitar 9 kali.
Tidak lama kemudian penguatan tersebut ditambah menjadi
60 kali. Perlu diingat bahwa Galileo tidak menemukan
teleskop, ia hanya memodifikasi teleskop yang ada sehingga
memiliki daya jangkau yang lebih berkali-kali lipat dari
sebelumnya, sebagaimana yang dikatakannya pada bukunya
yang berjudul The Starry Messenger;
“ Sekitar 10 bulan yang lalu telah sampai kabar kepadaku
bahwa seseorang telah membuat teropong dengan
menggunakan lensa kaca untuk melihat suatu benda, benda
yang berada sangat jauh dapat terlihat begitu dekat.
Penemuan ini sangat mempengaruhi beberapa pengalaman
yang berhubungan dengannya, dimana seseorang dapat
memberikan bukti yang dapat dipercaya sementara yang
lainnya menolak. Selanjutnya saya membuat satu alat yang
serupa, lebih akurat, yang merepresentasikan benda dengan
penguatan 60 kali. ”(Galileo, Starry Messenger, pp.2-3)16.
Teleskop tersebut sangat membantu Galileo dalam
penelitiannya tentang benda-benda langit dan alam
16 King, H.C. The History of the Telescope. Sky Publishing Co., Cambridge, MASS. 1955.
74
semesta. Berita tentang Galileo membuat teleskop dengan
penguatan lebih dari teleskop lainnya telah tersebar luas.
Kesempatan ini tidak disia-siakannya, segera Galileo
membuat lebih banyak untuk kepentingan komersial dan
militer. Dari bisnis pembuatan teleskop ini ia mendapat
penghasilan tambahan yang jauh lebih besar dari
sebelumnya. Akhir tahun 1609 M, Galileo mulai
mengarahkan teleskopnya ke langit pada malam hari dan
berharap mendapatkan hasil yang besar dan penting dari
penelitian tersebut. Dan setelah berkali-kali meneliti langit
malam ternyata usahanya tidak sia-sia, ia memperoleh hasil
yang menggembirakan. Hasil penelitian tersebut ditulisnya
dalam sebuah buku yang berjudul Sidereus Nuncius (The
Starry Messenger). Buku ini dipublikasikan pada bulan Mei
1610 M. Dalam buku tersebut ia mengungkapkan adanya
pegunungan dan kawah pada permukaan bulan, planet-
planet kecil yang mengitari planet Jupiter, dan bukti-bukti
lain yang menunjukkan pembentukan galaksi Bima Sakti
berasal dari sebuah bintang kecil. Planet-planet kecil (satelit)
yang mengelilingi Jupiter diberi nama Io, Europe, Callisto,
dan Ganymade. Galileo juga menggunakan perhitungan
matematika secara kasar untuk menentukan waktu orbit dari
4 satelit (planet-planet kecil) yang mengelilingi Jupiter.
75
Gambar 2.1 Halaman Judul Sidereus Nuncius
(The Starry Messenger)17
Tahun 1610 M, Galileo meneliti pergerakan planet
Venus dengan sebuah teleskop. Ia dapat melihat adanya
fase (tahapan) pergerakan planet Venus. Fase ini mirip
dengan fase pergerakan bulan mengitari bumi. Galileo
menganggap ini merupakan bukti kebenaran teori
heliosentris, tetapi ketika itu ia belum dapat membuktikan
lebih lanjut. Tahun 1611 M, Galileo datang berkunjung ke
Roma untuk menghadiri pemberian penghargaan atas
penemuannya. Pada tahun 1612 M, ia membuat perhitungan
waktu orbit 4 satelit yang mengelilingi Jupiter dengan lebih
baik dari sebelumnya. Lalu pada tahun 1613 M, ia
mempublikasikan buku yang berisi hasil penemuan barunya
tentang sunspot (bintik pada matahari) dengan judul Letters
On The Sunspot.
17 ibid.76
Gambar 2.2 Halaman Judul Letters on Sunspots18
Pada tahun 1623 M, Accademia dei Lincei
menerbitkan buku karangan Galileo yang berjudul Il
Saggiatore (The Assayer). Lalu tahun 1632 M, Galileo
mengarang sebuah buku berjudul The Dialogue Concerning
the Two Chief Systems of the World Ptolemic and Copernican
(disingkat Dialogue). Buku ini berisi perbincangan dua orang
yang saling berdebat tentang alam semesta, khususnya teori
geosentris dan heliosentris. Nama Salviati dalam buku ini
mewakili pendapat Copernicus dan Galileo tentang
heliosentris. Sedangkan nama Simplico digunakan untuk
mewakili pendapat Aristoteles dan pengikutnya yang
berpemahaman geosentris. Galileo memenangkan pendapat
Salviati dengan menunjukkan gejala pasang air laut sebagai
bukti terkuat heliosentris. Namun, beberapa tahun
18 ibid.77
berikutnya, Johannes Kepler membuktikan kesalahan
anggapan Galileo tentang gejala pasang air laut tersebut.
Pada tahun 1634 M, Galileo dilanda duka yang dalam
karena adik tercintanya, Virginia, meninggal dunia. Hal ini
membuatnya harus berisitirahat sementara waktu dari
pekerjaan dan penelitiannya. Sebelum ajalnya tiba, Galileo
sempat menulis sebuah karya terakhirnya dan diberi judul
Discoursus and Mathematical Demonstration Concerning the
Two New Sciences. Buku ini dikirim ke luar Italia untuk
diterbitkan di negara Belanda. Buku ini berisi penjelasan dan
perhitungan matematika tentang hukum daya dorong,
momen, dan pusat gravitasi. Akhirnya Galileo
menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 8 Januari 1642
M.
2.7 Tycho Brahe
Tycho Brahe lahir pada tanggal 14 Desember 1546 M
di Knutstorp Castle, Denmark. Nama aslinya adalah Tyge
Ottesen Brahe. Tycho merupakan nama panggilannya dalam
bahasa latin semenjak usia 15 tahun. Tycho lahir dari
seorang ayah bernama Otte Brahe dan seorang ibu bernama
Beate Bille. Ayah Tycho, Otte Brahe, merupakan seorang
bangsawan dan orang penting di lingkungan Kerajaan
Denmark. Sedangkan ibunya, Beate Bille, merupakan
keturunan pendeta dan politikus ternama di Denmark. Tycho
mempunyai tiga saudara kandung. Pertama saudara
78
kembarnya yang meninggal pada saat masih balita. Lalu dua
adik perempuan yaitu Kirstine Brahe dan Sophia Brahe. Pada
usia kanak-kanak Tycho hidup bersama pamannya, Jorgen
Brahe dan bibinya, Inger Oxe. Ia tinggal di Kastil Tostrup
bersama paman dan bibinya hingga usia 6 tahun. Pada
tahun 1552, mereka pindah ke Kastil Voridingborg hingga
usia 12 tahun. Di tempat ini, ia mendapat pendidikan latin.
Pada tanggal 19 April 1559, Tycho mendaftar di
Universitas Copenhagen. Atas kemauan pamannya, ia
mengambil jurusan ilmu hukum. Tetapi ia juga belajar mata
kuliah lain hingga tertarik dengan ilmu astronomi. Kemudian
pada tanggal 21 Agustus 1560 M terjadi gerhana, sebuah
fenomena alam yang menarik untuk disimak. Peristiwa ini
semakin membuatnya tertarik kepada ilmu astronomi. Oleh
karena itu, ia mulai mencoba belajar sendiri mendalami ilmu
astronomi dibantu oleh beberapa orang profesor. Buku-buku
astronomi terkenal yang dibacanya antara lain Tractatus de
Sphaera karangan Sacrobosco, Cosmographia seu descriptio
totius orbis ditulis oleh Apianus dan De triangulis omnimodisi
yang dikarang oleh Regiomontanus. Setelah mempelajari
banyak hal tentang astronomi, ia pun mencoba melakukan
penelitian sendiri. Adik perempuannya yang paling muda
juga pernah menjadi asisten dalam penelitiannya. Pada
tahun 1565 M, Jorgen Brahe meninggal. Setelah kematian
pamannya tersebut, Tycho kembali kepada ayahnya. Dan
pada tahun 1566 M, Tycho berhasil menjadi mahasiswa di
Universitas Rostock di Jerman. Dalam selang waktu 6 tahun
dengan kematian pamannya, ayah Tycho akhirnya pun
79
menghela napasnya yang terakhir, tepatnya pada tanggal 9
Mei 1571. Pada tahun yang sama, paman Tycho yang lain
yaitu Steen Bille memberikan andil yang besar kepadanya
dalam pembangunan observatorium astronomi di Herrevad
Abbey. Pada tahun 1572 M, Tycho menikah dengan seorang
wanita biasa bernama Kirsten Jorgensdatter. Lalu pada
tanggal 12 Oktober 1573, putri pertama mereka lahir dan
diberi nama Kirstine. Seterusnya, pada tahun 1574 mereka
pindah ke kota Copenhagen.
Sebagai seorang ilmuwan dalam bidang astronomi,
Tycho banyak melakukan penelitian. Pada 11 November
1572 M, ia melakukan penelitian astronomi di Herrevad
Abbey dan menemukan sebuah bintang sangat terang di
dekat kumpulan bintang Cassiopeia. Kini bintang tersebut
diberi nama SN 1572. Raja Frederick II dari Denmark tertarik
terhadap penelitian astronomi yang dilakukan oleh Tycho.
Oleh karena itu, Raja Frederick membiayai pembangunan 2
buah observatorium astronomi untuk Tycho di Pulau Hven di
propinsi Oresund. Kedua observatorium itu dinamakan
Uraniborg dan Stjerneborg. Oservatorium Uraniborg juga
dilengkapi dengan laboratorium kimia karena selain ahli
astronomi, Tycho juga merupakan seorang ahli kimia yang
handal.
Lalu pada tahun 1573, ia telah berhasil menulis buku
tentang astronomi yang berjudul De Stella Nova. Tycho
mempunyai teori sendiri tentang alam semesta yang
berbeda dengan heliosentris Copernicus dan geosentris
Ptolemy. Namun demikian teori alam semesta Tycho
80
mempunyai kemiripan dengan teori geosentris murni yaitu
matahari dan bulan sama-sama mengitari bumi. Ia sangat
yakin terhadap teori yang dibangunnya ini. Meskipun
sebelumnya, Johannes Kepler membujuknya untuk
mengadopsi teori heliosentris dan memperjuangkan teori
tersebut. Tetapi Tycho tetap pada pendiriannya. Dia
mengatakan bahwa jika bumi bergerak, maka bintang yang
terdekat dengan bumi akan terlihat mengalami pergeseran
posisi relatif terhadap bintang yang dibelakangnya (bintang
latar belakang). Namun pada kenyataannya, ia tidak
mendapati fenomena paralak tersebut betapapun penelitian
dilakukan berulang kali. Tahun 1588 M, Tycho menerbitkan
sebuah buku yang berjudul De Mundi Aetherei Recentionibus
Phaenomenis yang berisi penjelasan lengkap mengenai
model alam semesta yang diusulkannya.
Pada tahun 1597 M, Raja Frederick II digantikan oleh
Raja Christian IV. Tycho Brahe sangat tidak setuju dengan
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh raja itu, sehingga
ia memutuskan untuk meninggalkan pulau Hven. Pada tahun
1599 M, ia memutuskan tinggal di Prague. Kemudian Tycho
membangun sebuah obervatorium baru di sebuah kastil di
Benátky nad Jizerou yang terletak sejauh 50 km dari kota
Prague. Pembangunan observatorium ini dibiayai oleh Kaisar
Roma yaitu Rudolf II, dan beberapa bangsawan seperti
Oldrich Desiderius Pruskowsky von Pruskow. Pada bulan
Desember 1599 M, Tycho mengangkat Johannes Kepler
sebagai asisten dalam penelitiannya.
81
Selain sebagai ahli astronomi, Tycho juga dikenal
sebagai seorang ahli kimia dan kedokteran di masanya. Ia
mendapat ilmu kimia dan kedokteran ketika masih kuliah di
Universitas Rostock di Jerman. Pada tanggal 13 Oktober
1601 M, Tycho menghadiri jamuan makan bersama para
pejabat penting dan ilmuwan lainnya termasuk Johannes
Kepler. Beberapa saat setelah jamuan makan tersebut
selesai, ia merasa tidak enak badan. Tycho Brahe meninggal
pada tanggal 24 Oktober 1601 M, setelah sakit parah selama
11 hari semenjak jamuan makan itu. Kematian Tycho diduga
akibat adanya penegangan pada kandung kemih yang
dideritanya yang selanjutnya berkembang menjadi infeksi
kandung kemih. Akan tetapi investigasi menunjukkan bahwa
Tycho meninggal bukan disebabkan oleh infeksi kandung
kemih, tetapi karena keracunan raksa. Tanda-tanda
keracunan ini terdeteksi pada rambut dan akar rambutnya.
Peneliti medis dalam kasus ini, Joshua dan Anne-Lee Gilder
mengatakan dengan bukti-bukti yang ada maka disimpulkan
bahwa Tycho meningal akibat diracuni. Dan orang yang
diduga kuat melakukannya, tidak lain adalah Johannes
Kepler. Karena Kepler memiliki kesempatan dan motif yang
kuat melakukan kejahatan tersebut. Terbukti Johannes
Kepler melakukan pencurian data penelitian tycho Brahe
setelah Tycho meninggal dunia.
82
BAB 3
TEORI YANG
DIPERTENTANGKAN
3.1 Geosentris
Kata geosentris berasal dari bahasa Yunani. Kata
geosentris tersebut terdiri dari 2 suku kata yaitu "geo" dan
"sentris". Geo berarti bumi dan sentris berarti pusat. Jadi
geosentris adalah teori yang menyatakan bahwa bumi
sebagai pusat dari alam semesta. Sebagai pusat dari alam
semesta maka bumi tidak bergerak. Tidak bergerak/berputar
terhadap sumbunya atau bergerak mengelilingi benda langit
yang lain. Selain itu, teori geosentris juga menyatakan
bahwa alam semesta terbatas atau tetap dan tidak
mengembang19. Teori geosentris pertama kali diusulkan
dengan cukup baik oleh Arsitoteles. Ia berpendapat bahwa
alam semesta ini terbatas atau tetap dan mempunyai bentuk
yang bulat. Ia beralasan bahwa bulat adalah bentuk yang
sempurna dan terbatas karena alam semesta memiliki pusat.
Ia juga berpendapat bahwa bumi berbentuk bulat seperti
alam semesta. Dalam hal ini, ia mengemukakan contoh 19 Alam semesta tidak mengembang berarti ukurannya tidak terus bertambah atau konstan.
83
sebagai bukti. Ia mengatakan berbedanya bentuk
penampakan bulan setiap malam merupakan bukti bahwa
bumi itu bulat. Selanjutnya, Aristoteles mengatakan jika
seseorang berjalan ke arah utara atau selatan pada malam
hari, maka ia tidak akan menjumpai bintang yang sama
selama dalam perjalanannya. Ini juga bukti bahwa bumi
berbentuk bulat. Planet-planet yaitu Merkurius, Venus, Mars,
Yupiter, Saturnus, dan Matahari serta Bulan berputar
mengelilingi bumi sesuai dengan garis edarnya masing-
masing yang berbentuk lingkaran. Benda-benda langit yang
mengelilingi bumi tersebut bergerak dengan kecepatan yang
tetap. Namun, Aristoteles mengakui bahwa model alam
semesta yang diajukannya ini tidak dapat menjelaskan
bagaimana bagian terluar alam semesta menjaga
keseimbangan dari pengaruh pergerakan benda-benda langit
di bagian dalam. Model alam semesta ini mampu bertahan
ratusan tahun, walaupun terdapat banyak kelemahan yang
harus diperbaiki. Model alam semesta yang diusulkan
Aristoteles terlihat seperti pada gambar 3.1.
84
Gambar 3.1 Model alam semesta Aristoteles
Kemudian Ptolemy mengajukan suatu model yang
lebih baik dari model yang diajukan oleh Aristoteles. Jika
model alam semesta yang diajukan oleh Aristoteles sangat
kurang berisi penjelasan matematika. Maka Ptolemy datang
dengan model alam semesta yang berisi penjelasan
matematika yang cukup baik. Model yang diajukan oleh
Ptolemy pada dasarnya sama dengan model alam semesta
Aristoteles. Perbaikan yang diajukan Ptolemy khususnya
pada pergerakan planet. Untuk memperbaiki model
pegerakan planet Aristoteles, ia mengajukan suatu model
yang disebut “episiklus”. Bentuk episiklus ini dapat dilihat
pada gambar. Dengan sistem pergerakan episiklus ini berarti
suatu planet bergerak mengelilingi titik episiklus sambil
berputar mengelilingi bumi. Lintasan episiklus tersebut juga
berbentuk lingkaran. Model episiklus ini bertujuan untuk
menjelaskan pergerakan mundur (retograde) beberapa
planet. 85
Gambar 3.2 Bentuk episiklus pergerakan planet20.
Pada model pergerakan planet yang diusulkannya, Ptolemy
menyatakan bahwa matahari berputar mengelilingi bumi dan
planet-planet berputar mengitari titik episiklus sambil
bergerak mengelilingi bumi. Teori ptolemy juga menyatakan
bahwa bumi tidak berotasi (berputar pada sumbunya).
Semua teori yang diajukan Ptolemy mampu bertahan cukup
lama.
Kemudian teori geosentris berlanjut hingga ke masa
peradaban Islam. Ilmuwan dan astronom muslim
menganalisa lebih jauh teori geosentris yang diajukan kedua
ilmuwan di atas. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan
dan meneliti tentang kemungkinan teori heliosentris yang
pada saat itu dianggap tidak sesuai dengan kenyataan yang
terjadi. Para ilmuwan muslim juga membuat dan
mengembangkan disiplin ilmu yang membantu dan
20 Deferent adalah lintasan edar (orbit) utama sebuah planet. Episiklus bisa dikatakan lingkaran kecil yang berpotongan dengan lingkaran besar.
86
mempermudah masalah-masalah sulit yang dihadapai
seputar astronomi. Disiplin ilmu yang paling membantu ilmu
astronomi yaitu matematika seperti teori geometri. Pada
prinsipnya, para ilmuwan dan astronom Islam sepakat
dengan teori geosentris yang menyatakan bahwa bumi tidak
bergerak dan benda-benda lain yaitu Matahari, Planet dan
Bulan bergerak mengelilingi bumi. Walaupun begitu, mereka
melihat banyak kesalahan dan kelemahan pada model alam
semesta Atristoteles dan Ptolemy. Hal ini menyebabkan
perlunya perbaikan yang banyak pada kedua model alam
semesta tersebut. Para astronom muslim juga melengkapi
kekurangan-kekurangan model alam semesta tersebut
seperti ukuran bumi, jarak bumi ke matahari, pergerakan
dan fase bulan, serta perhitungan dan bukti-bukti yang
menguatkan teori geosentris. Ibnu Al-Shatir mereformasi
model alam semesta dengan menambahkan bentuk episiklus
pada pergerakan matahari dan planet-planet. Model Ibnu Al-
Shatir ini disebut dengan sistem “episiklus dalam episiklus”.
Model pergerakan planet ini juga ditujukan untuk
menjelaskan secara akurat pergerakan-pergerakan planet
yang bergerak secara tidak linear, seperti adanya gerakan
planet yang terlihat mundur jika diamati dari bumi.
87
Gambar 3.3 Episiklus dalam episiklus
Pada model pergerakan planet yang diajukannya, Ibnu
Al-Shatir menyatakan bahwa planet berputar mengelilingi
titik episiklus 2, sambil mengelilingi titik episiklus 1.
Sementara melakukan pegerakan tersebut, planet juga
berputar mengelilingi bumi dengan bentuk lintasan yang
melingkar. Lintasan episiklus 1 dan episiklus 2 juga
berbentuk lingkaran.
Tidak hanya astronom Islam bernama Ibnu Al-Shatir
yang mengembangkan teori geosentris. Al-Zarqali juga
melakukan perbaikan yang cukup penting pada teori
geosentris. Ia menyatakan dengan perhitungan bahwa
lintasan edar planet dan matahari mengelilingi bumi
berbentuk elipse (lonjong) bukan lingkaran. Suatu teori yang
berhasil ditemukannya jauh sebelum Johannes Kepler
mengusulkannya. Johannes Kepler juga mengusulkan hal
88
yang serupa pada masa Galileo untuk menjelaskan
pergerakan planet menurut teori heliosentris.
Gambar 3.4 Model alam semesta Al-Zarqali dengan
orbit berbentuk elipse (lonjong)
Teori geosentris ini bertambah lengkap dan kuat
karena dilengkapi dengan bukti-bukti yang didapat dari
banyak penelitian oleh para ilmuwan muslim. Pada masa
peradaban Islam, semua ilmuwan dan astronom baik Muslim,
Kristen, maupun Yahudi lebih sepakat dengan teori
geosentris dibanding heliosentris. Teori ini terus bertahan
meskipun pernah mengalami goncangan dan serangan dari
Copernicus, Galileo, dan para pengikutnya. Tidak sedikit para
ilmuwan dan astronom saat ini yang masih berpandangan
geosentrisme.
3.2 Heliosentris
89
Kata heliosentris juga diturunkan dari bahasa Yunani
seperti kata geosentris. Kata "heliosentris" terdiri dari 2 suku
kata yaitu helio yang berarti matahari dan sentris berarti
pusat. Maka heliosentris berarti teori yang menyatakan
matahari sebagai pusat alam semesta dan planet-planet
termasuk bumi dan bulan bergerak mengelilingi matahari.
Teori heliosentris merupakan lawan dari teori geosentris.
Supaya teori heliosentris ini lebih mudah dipahami, tidak ada
salahnya kalau kita lihat pendapat seseorang yang pertama
kali memperjuangkan teori ini yaitu Copernicus. Ia
mempelajari astronomi dari buku-buku ilmuwan dan
astronom muslim seperti Al-Biruni, Al-Zarqali, Ibnu Al-
Haythan, dan lainnya. Copernicus sendiri sama sekali tidak
menganggap teori geosentris yang dipelajarinya mempunyai
kesalahan. Ia hanya ingin mengusulkan suatu model alam
semesta yang lebih sederhana dari model yang sudah ada.
Tidak perlu ada yang namanya pergerakan planet secara
episiklus atau hal-hal rumit lainnya untuk menjelaskan
pergerakan planet-planet. Dan ia pun terus berpikir apakah
ada kemungkinan suatu teori baru yang menyederhanakan
itu semua. Dalam tulisannya yang berjudul Little
Commentary, Copernicus menyatakan ada suatu tempat
yang berdekatan dengan matahari sebagai pusat alam
semesta. Teori tersebut dinyatakannya dalam tujuh prinsip
yaitu ;
1. Tidak ada satu pun pusat alam semesta.
90
2. Bumi bukanlah pusat alam semesta.
3. Pusat alam semesta terletak berdekatan dengan
matahari.
4. Jarak dari bumi ke matahari sangat kecil dibandingkan
dengan jarak ke bintang-bintang lainnya.
5. Rotasi bumi terlihat pada perputaran bintang setiap
hari.
6. Pergerakan tahunan matahari yang nyata disebabkan
oleh perputaran bumi mengelilingi matahari.
7. Pergerakan mundur planet-planet disebabkan oleh
gerakan bumi dari satu titik pengamatan.
Perkembangan selanjutnya, ia menyatakan suatu teori
baru yang meletakkan matahari sebagai pusat alam semesta
dan planet-planet, bumi serta bulan bergerak
mengelilinginya. Ia juga melihat kemungkinan tersebut dari
sudut pandang matematika. Dan ia mengatakan bahwa
lintasan bumi dan planet lain membentuk lingkaran dalam
geraknya mengelilingi matahari. Pergerakan ini merupakan
pergerakan lurus tanpa adanya model episiklus atau model
lainnya. Walhasil teori yang diajukan oleh Copernicus ini
mendapat tanggapan negatif dari institusi gereja dan
beberapa ilmuwannya, kecuali sedikit orang diantara
mereka. Institusi gereja melarang keras pemahaman yang
dianggap sesat ini. Institusi ini melarang dan merazia semua
peredaran pemahaman ini baik berupa artikel maupun buku
yang diterbitkan.
91
Gambar 3.5 Penjelasan Copernicus tentang
teori heliosentris dalam bukunya21.
Selanjutnya, teori heliosentris diperjuangkan kembali
oleh Galileo setelah kematian Copernicus. Teori heliosentris
lebih terkenal pada masa ini dibanding pada masa
Copernicus. Seperti pendahulunya, Galileo juga menyatakan
bahwa bumi, bulan, dan planet-planet lain berputar
mengelilingi matahari sebagai pusat alam semesta. Galileo
melakukan banyak penelitian untuk mencoba membuktikan
teori tentang alam semesta yang diyakininya. Supaya teori
baru ini mampu dipertahankan dan dapat menjelaskan
fenomena seperti terjadinya siang dan malam, maka ia
21 http://www.galileoproject.com92
menyatakan bahwa bumi juga bergerak yaitu berputar pada
sumbunya (gerak rotasi). Karena jika bumi terbukti tidak
berotasi, maka teori heliosentris akan runtuh berikut sendis-
sendinya. Oleh karena itu, ia berusaha menunjukkan
peristiwa-peristiwa yang dianggap sebagai bukti bahwa bumi
berotasi. Ia menunjukkan fenomena penampakan fase bulan
yang terlihat berbeda-beda dari permukaan bumi sebagai
bukti atas teori heliosentris. Menurutnya fenomena ini
merupakan bukti yang jelas bahwa bumi bergerak
mengelilingi matahari dan bumi berputar pada sumbunya.
Galileo mengajukan fenomena lain yang dianggapnya
merupakan bukti yang paling kuat atas adanya rotasi bumi
yang merupakan fondasi dari teori heliosentris. Bukti yang
dianggap paling kuat ini yaitu fenomena pasang air laut yang
terjadi di suatu tempat pada waktu tertentu. Galileo melihat
adanya kenaikan permukaan laut yang diamatinya pada
waktu tertentu. Setelah melihat fenomena ini, dengan serta
merta ia menganggapnya sebagai bukti bahwa bumi
berputar pada porosnya (sumbunya).
93
Gambar 3.6 Model alam semesta heliosentris
Gambar 3.7 Sketsa fase bulan oleh Galileo22
Kemudian Galileo meneliti adanya 4 buah satelit alami
yang dimiliki planet Yupiter yang melakukan 2 macam gerak. 22 http://www.galileo_library.com
94
Yaitu gerak berputar pada sumbunya dan gerak berputar
mengelilingi planet Yupiter. Sehingga model alam semesta
menjadi lebih kompleks. Satelit alami ini ia namakan Io,
Europe, Callisto, dan Ganymede. Hasil ini ia dapatkan
setelah memodifikasi alat teleskop menjadi penguatan 32
kali. Ia juga menyatakan bahwa planet Yupiter tersebut
terlihat berputar pada sumbunya. Sehingga ada
kemungkinan bahwa bumi juga berputar pada porosnya dan
bulan bergerak mengelilingi bumi seperti yang terjadi pada
planet Yupiter dan satelit alaminya.
Gambar 3.8 Model alam semesta Galileo
95
Sementara itu, Johannes Kepler datang dengan hasil
penelitiannya yang menyatakan bahwa lintasan edar planet
dalam pergerakannya mengelilingi matahari berbentuk
elipse (lonjong). Teori ini terkenal dengan Hukum Kepler23. Ia
juga menyatakan bahwa waktu tempuh planet yang sama
pada lintasan akan menghasilkan luasan daerah yang sama.
Hukum Kepler ini berlaku untuk semua pergerakan planet
termasuk bumi. Tiga prinsip hukum Kepler yaitu ;
1. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi
matahari sebagai pusat sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam
interval waktu yang sama.
3. Kuadrat waktu edar planet mengelilingi matahari
sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata dari
matahari.
Kepler menulis hasil temuannya tersebut ke dalam bukunya
yang berjudul Epitome of The Copernican Astronomy. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
23 Kepler juga salah satu ilmuwan yang meyakini heliosentris.96
Gambar 3.9 Lintasan edar planet mengelilingi matahari yang
diajukan Kepler berbentuk elips. Daerah A dan B memiliki luas
yang sama karena planet menempuh waktu yang sama pada
lintasan pertama dan kedua.
Selain menyatakan planet-planet termasuk bulan dan
bumi bergerak mengitari matahari, teori heliosentris ini juga
menyatakan bahwa posisi bumi tidak tegak berdiri pada
sumbunya. Teori heliosentris menyatakan bahwa bumi
memiliki sudut kemiringan sebesar 23,5º terhadap
sumbunya. Hal ini juga dianggap mampu membantu
menjelaskan fenomena-fenomena seperti terjadinya
perbedaan panjang siang dan malam, dan pergantian
musim.
Gambar 3.10 Posisi bumi
97
Kemudian teori heliosentris ini terus berkembang dan
bertahan hingga sekarang dan dimasukkan ke dalam
kurikulum salah satu pelajaran yang diwajibkan. Namun
banyak juga ilmuwan yang masih meragukan teori ini.
3.3 Teori Alternatif Tycho Brahe
Pertentangan para ilmuwan penganut geosentris yang
mayoritas dengan para ilmuwan heliosentris yang minoritas
pada abad pertengahan, membuat beberapa ilmuwan
mencoba kembali berpikir lebih dalam. Beberapa ilmuwan
astronomi lain mencoba mengusulkan suatu model tata alam
semesta yang berbeda ketika itu. Tycho Brahe merupakan
astronom yang dianggap mampu mengajukan model alam
semesta yang baru. Baru disini bukan berarti ia
mengusulkan suatu teori yang benar-benar berbeda dari
teori geosentris maupun heliosentris. Ia tidak menyatakan
planet lain sebagai pusat alam semesta dan memang hal ini
sangat tidak mungkin. Dan teorinya menjadi alternatif
pertimbangan para ilmuwan astronomi. Kesimpulannya
tentang model alam semesta yang baru merupakan hasil
penelitiannya selama bertahun-tahun.
Teori geosentris menyatakan bahwa bumi sebagai
pusat alam semesta. Matahari, bulan, dan planet-planet lain
bergerak mengelilingi bumi dengan pergerakan yang
berbeda-beda. Sementara itu, teori heliosentris menyatakan
bahwa matahari-lah yang menjadi pusat alam semesta.
98
Bumi, bulan, dan planet-planet lain melakukan gerak
mengitari matahari dengan pergerakan yang berbeda-beda
pula. Sedangkan Tycho mempunyai pandangan sendiri
tentang gerak benda-benda langit tersebut. Ia menyatakan
bahwa 5 buah planet yaitu Merkurius, Venus, Mars, Yupiter,
dan Saturnus bergerak mengelilingi matahari. Kemudian
matahari bersama 5 planet itu bergerak mengelilingi bumi.
Satelit alami bumi yaitu bulan juga bergerak mengelilingi
bumi tanpa dipengaruhi oleh gerak matahari dan 5 planet
yang lain.
99
Gambar 3.11 Naskah asli model alam semesta Tycho Brahe24
Teori yang dikembangkan oleh Tycho memiliki
kesamaan dengan teori geosentris. Kesamaan itu terletak
pada gerak matahari mengelilingi bumi. Teori geosentris
menyatakan bahwa matahari secara jelas mengitari bumi
yang diam. Begitu juga dengan teori Tycho yang
menjelaskan walaupun matahari dikelilingi oleh 5 planet
yang bergerak mengitarinya, matahari tetap bergerak
mengitari bumi. Perbedaannya terletak pada gerak 5 planet
yaitu Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus. Pada
teori geosentris, 5 planet ini bergerak mengitari bumi,
sedangkan teori Tycho menyatakan 5 planet tersebut
bergerak mengitari matahari. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut.
24 http://www.galilean-library.org100
Gambar 3.12 Model alam semesta Tycho Brahe.
Planet Merkurius, Venus, Mars, Yupiter,
dan Saturnus mengelilingi Matahari. Bulan
dan Matahari mengelilingi bumi.
Teori yang diajukan Tycho juga memiliki kemiripan
dengan teori heliosentris. Kemiripan ini terlihat pada gerak
5 planet yaitu Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus
mengitari matahari. Perbedaannya terletak pada bumi dan
bulan yang tidak bergerak mengitari matahari seperti 5
planet lainnya.
101
3.4 Galileo vs Gereja
Ide yang diajukan dan diperjuangkan Galileo membuat
banyak kalangan menjadi gerah khususnya suatu lembaga
keagamaan yang dianggap suci ketika itu. Dan ternyata,
Gereja yang dianggap sebagai lembaga suci tersebut
merupakan lawan yang paling keras menentang.
Sebelumnya, institusi gereja melakukan hal yang sama
terhadap Copernicus, sang pencetus teori heliosentris.
Pertentangan gereja terhadap Galileo lebih keras dibanding
terhadap Copernicus karena ia mengemukakan idenya lebih
secara terang-terangan melebihi yang dilakukan Copernicus.
Oleh karena itu, teori heliosentris semakin menjadi
perdebatan utama ketika itu. Tidak ada pembicaraan yang
lebih mengasyikkan selain membicarakan perdebatan ini.
Semua perhatian tertuju pada Galileo bersama teori yang
dibawanya. Pertama kali, nasehat untuk tidak membela teori
heliosentris datang kepada Galileo. Tetapi, ia tetap pada
pendirian dan tidak menghiraukan nasehat tersebut.
Baginya, memperjuangkan teori ini seperti sebuah
keharusan yang tak boleh ditinggalkan. Bahkan ia lebih
tegas mengemukakan ide-idenya tentang alam semesta
yang bersandar pada heliosentris. Memang tidak semua
masyarakat, ilmuwan dan pendeta yang menentangnya.
Sekelompok dari golongan tersebut juga ada yang menjadi
pendukungnya walau tidak secara terang-terangan karena
takut terhadap apa yang akan mereka terima jika membela
102
Galileo. Apalagi para pendukungnya hanyalah sebagian
minoritas yang sedikit dipertimbangkan. Memang
kekecewaan sebagian masyarakat khususnya Galileo bukan
tanpa alasan. Pasalnya, institusi gereja dengan kitab Injil
yang isinya telah banyak diubah pernah salah dalam perkara
yang hampir sama. Institusi ini pernah melakukan kesalahan
dengan menyatakan bahwa bumi datar, tidak berbentuk
bulat. Dan akhirnya pendapat institusi gereja ini pun runtuh
karena memang bertentangan dengan kenyataan.
Galileo terus melakukan komunikasi dengan para
ilmuwan dan pendeta yang mendukungnya. Tidak hanya
dukungan dan motivasi yang diterimanya. Terkadang para
kerabatnya tersebut membujuk Galileo untuk memikirkan
kembali resiko yang akan diterima jika menentang institusi
gereja. Kerabatnya menasehati, dan Galileo sendiri pun
mengetahui, sebuah hukuman yang pernah diterima seorang
bernama Giardano Bruno. Orang itu mendapat hukuman
yang sangat mengerikan akibat penentangannya terhadap
doktrin dan kediktatoran para uskup gereja saat itu. Salah
satu orang yang mencemaskan hal ini adalah Piero
Guiciardini, seorang Duta Besar Tuscan ;
“ Dia (Galileo) bersemangat sekali melibatkan diri
dalam pertikaian ini, tanpa melihat apa dan bagaimana
akibatnya. Dia akan tersandung dan terjerumus dalam
kesulitan bersama oreng-orang yang mendukung
103
pandangannya itu. Masalah ini tidak main-main dan
berkonsekuensi tinggi.”25
Selanjutnya peringatan pun sampai kepadanya yang
tidak lain berisi perintah untuk menghentikan propaganda
dan publikasi ide-idenya. Semua karya dan buku-buku yang
ditulis Galileo dilarang untuk diterbitkan apalagi disebar
luaskan. Hal ini terjadi karena ide-ide Galileo dianggap
sangat bertentangan dengan ayat-ayat Tuhan yang tertulis
di dalam injil. Dan juga berlawanan dengan pemahaman
para ilmuwan dan masyarakat pada umumnya. Galileo masih
terus bertahan dan berusaha mencari bukti-bukti yang
menguatkan teorinya dan menyebarkan penemuan itu
kepada para ilmuwan dan masyarakat umum. Ia tidak peduli
lagi terhadap semua nasehat yang pernah didengarnya dan
peringatan yang pernah diterimanya.
Institusi gereja bertambah gerah dengan sikap keras
kepala Galileo yang semakin lama sulit untuk dikendalikan.
Galileo pun dipanggil untuk menghadap kepada kardinal
Bellarmino yang berbicara mewakili Sri Paus. Kardinal
Bellarmino kembali memperingatkan Galileo untuk
menghentikan semua pembelaannya terhadap teori
heliosentris. Namun demikian, kenyataannya tidak semua
pendeta/kardinal yang bersikap keras dan menolak ide-ide
yang diajukan oleh Galileo. Pendeta Castelli merupakan
salah satu pendeta yang bersikap baik dan bahkan
mendukung perjuangannya. Setelah menghadap Kardinal
25 Syukri, T.M. Galileo Mengungkap Kebenaran.Gema Insani Press. Jakarta.2005.104
Bellarmino, Galileo pun dipersilahkan kembali bertemu
keluarganya. Ternyata, pemanggilan yang dilakukan institusi
gereja tersebut tidak membuatnya jera. Buku-buku hasil
goresan tangannya tetap berusaha diterbitkan dan
diedarkan. Meskipun hal itu dilakukan secara sembunyi-
sembunyi dan di luar Italia. Tetapi seperti apapun Galileo
menyembunyikan penerbitan karya-karyanya, pada akhirnya
institusi gereja tetap mengetahuinya. Kemudian Galileo
dipanggil menghadap untuk kedua kalinya. Ia disuruh
menghadap langsung kepada Sri Paus yang ketika itu dijabat
oleh Paus Urbanus VIII. Kali ini Galileo tidak diam terhadap
berbagai tuduhan yang dilontarkan kepadanya. Ia berkelit
dan mengatakan bahwa ia tidak melawan ataupun
menentang hukum pada kitab injil yang menyatakan bahwa
bumi tidak bergerak sedikitpun. Selanjutnya ia berpendapat
bahwa pasal/hukum dalam kitab Injil tersebut harus
dipahami sesuai dengan kebenaran yang berlaku yaitu teori
alam semesta Copernicus. Seharusnya, lembaga suci seperti
gereja dapat berpikir rasional terhadap ilmu pengetahuan
ketimbang menerima apa adanya kalimat dalam Injil, Galileo
melanjutkan pembelaannya. Ayat dalam Injil haruslah
mengikuti apa yang dikatakan oleh ilmu pengetahuan
begitulah singkatnya pembelaan yang diucapkan Galileo.
Pembelaan tersebut tidak dapat merubah keputusan institusi
gereja terhadapnya, bahkan semakin bersikap keras. Setelah
melalui persidangan yang cukup panjang, akhirnya Galileo
diputuskan untuk dijatuhi hukuman penjara. Tetapi karena
alasan kesehatan Galileo yang buruk dan berbagai penyakit
105
yang menimpanya, institusi gereja memperingan hukuman
tersebut. Ia hanya dijatuhi sebagai tahanan rumah dan di
rumahnya sendiri. Sebuah hukuman yang agak longgar,
tapi penuh dengan pengawasan yang ketat dari institusi
gereja.
Pada kenyataannya, hukuman tersebut cukup
berpengaruh terhadap pribadi Galileo yang semakin tua.
Kelelahan dan keputusasaan mulai melemahkan
semangatnya. Tetapi ia tetap mencoba mengembalikan
kepercayaan dirinya selama menjalani hukuman. Dan ia pun
kembali menyusun sebuah buku yang berjudul Two New
Science. Buku tersebut akhirnya dapat diselesaikan pada
saat ia masih berada dalam tahanan rumah. Dengan
bantuan beberapa temannya, buku tersebut dibawa keluar
Italia yaitu ke Belanda untuk diterbitkan dan dipublikasikan.
Padahal penjagaan dan pengawasan sangat ketat
diberlakukan terhadapnya oleh institusi gereja. Hidup
sebagai tahanan membuat penyakit yang diderita Galileo
tidak kunjung membaik, malah bertambah parah dan kondisi
fisiknya semakin melemah. Karena komplikasi berbagai
penyakit, Galileo mengalami gagal ginjal yang cukup serius.
Dalam keadaan yang apa adanya menahan penderitaan,
Galileo tetap berusaha untuk dapat hidup dalam sisa
usianya. Namun sekuat apapun Galileo mampu bertahan
melawan penyakit dan penderitaan, akhirnya ia pun
menghela nafas terakhir pada tanggal 8 Januari 1642 M
dengan disaksikan oleh keluarganya. Jenazah Galileo hanya
106
dimakamkan di sebuah ruangan tertutup di bawah bel
menara (Dava Sobel, 2004:367)26.
26 T.M.Syukri. Galileo Mengungkap Kebenaran. Gema Insani Press. Jakarta.2005107
BAB 4
KEGAGALAN YANG
DISEMBUNYIKAN
Setelah melewati beberapa bab perkenalan, sekarang
kita akan membahas hal yang paling menarik dalam buku
ini. Bab ini membahas apa yang sebenarnya terjadi pada
teori geosentris dan heliosentris. Benarkah bumi berputar
pada sumbunya dan kemudian bumi bergerak mengelilingi
matahari bersama bulan dan benda-benda langit lainnya.
Apakah ada konspirasi yang dilakukan Zionis Yahudi untuk
menyembunyikan kebenaran dan mempublikasikan hal-hal
yang telah dimanipulasi. Lalu teori manakah yang
menunjukkan bukti-bukti yang kuat dan nyata untuk menjadi
kebenaran yang sesungguhnya. Jika pada bab sebelumnya
dijelaskan 3 macam teori yaitu geosentris, heliosentris, dan
teori alternatif Tycho. Maka pada bab ini hanya
membandingkan antara teori geosentris dan heliosentris.
Karena pada dasarnya, teori tycho dapat dikelompokan ke
108
Prof.Dr. Gerardus Bouw, Ph.D
dalam geosentris dalam hal gerak matahari yang
mengelilingi bumi. Dan memang masalah yang menjadi
fokus pembahasan buku ini adalah tentang gerak bumi dan
gerak matahari. Apakah bumi melakukan gerak berputar
pada sumbunya (rotasi) dan revolusi (berputar mengelilingi
matahari). Ataukah sebaliknya, bumi diam dan matahari-lah
yang bergerak mengelilinginya. Pembahasan dan
pembuktian masalah ini sengaja tidak menghadirkan rumus,
persamaan, ataupun perhitungan matematika. Hal ini
supaya para pembaca tidak pusing tujuh keliling lalu
melempar buku ini karena sulit memahami rumus
matematikanya. Meskipun begitu, saya rasa cukup untuk
menjelaskan masalah yang terkait dan menampilkan bukti
kebenaran yang ada dari para ilmuwan.
Sebelum itu saya ingin
memperkenalkan seorang Profesor
bernama Dr. Gerardus Bouw, yang
mendapat gelar Ph.D dalam bidang
astronomi dari Case Western
Reserve University. Ia banyak
melakukan penelitian dalam
bidang astronomi. Ketika ia
meneliti tentang sistem tata surya,
ia membandingkan antara teori
geosentris dan heliosentris. Ternyata ia menemukan banyak
kesalahan pada teori heliosentris. Kemudian Marshall Hall,
seorang pengarang buku “The Earth is Not Moving” juga
109
mengemukakan hal yang serupa27. Sekarang kita lihat
penjelasan para astronom tentang kenyataan yang
sebenarnya.
4.1. Revolusi Matahari atau Revolusi Bumi
4.1.1. Gerak semu matahari dan pergantian musim
Menurut teori heliosentris pergantian musim di
berbagai belahan bumi disebabkan oleh adanya gerak semu
matahari. Dan gerak semu matahari tersebut dikarenakan
adanya revolusi bumi. Kata revolusi mengandung arti
perputaran suatu benda mengelilingi benda lainnya. Dengan
demikian, menurut teori heliosentris revolusi bumi artinya
perputaran bumi mengelilingi matahari. Bidang orbit bumi
mengitari matahari disebut bidang ekliptika. Perputaran
bumi mengelilingi matahari memerlukan waktu 365 hari 6
jam 9 menit 10 detik.
Untuk lebih mudahnya kita ambil contoh daerah iklim
sedang yang memiliki 4 musim. Gerak semu matahari ialah
pergeseran semu matahari sebesar 23,5o ke arah utara atau
selatan pada waktu tertentu saja. Yaitu pada tanggal 21
Maret, 21 Juni, 23 September, dan 22 Desember. Menurut
perhitungan teori heliosentris, pada tanggal 21 Maret
matahari tepat berada pada garis khatulistiwa. Kemudian
pada tanggal 21 Juni, matahari bergeser 23,5o ke arah utara
bumi. Lalu pada tanggal 23 September, matahari kembali ke
posisi semula yaitu pada garis khatulistiwa. Pada tanggal 22
27 http://web.archive.org110
Desember, matahari berpindah ke posisi 23,5o lintang
selatan (LS). Pergeseran ini terus berulang pada waktu-
waktu yang telah ditentukan tersebut. Sebenarnya, pada
teori heliosentris matahari tidak benar-benar mengalami
pergeseran posisi. Kata semu di sini berarti seakan-akan.
Karena revolusi bumi yang mengitari matahari dengan sudut
kemiringan 23,5o terhadap ekliptika, maka seakan-akan
matahari mengalami pergeseran pada waktu-waktu tersebut.
Sudut kemiringan 23,5o itu pun berdasarkan asumsi supaya
peristiwa pergeseran matahari ini dapat dijelaskan dengan
teori heliosentris28. Gerak semu matahari ini mengakibatkan
adanya pergantian musim di berbagai belahan bumi yang
berbeda. Gerak semu ini juga mengakibatkan adanya
perbedaan lama siang dan malam di berbagai wilayah di
bumi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.1 dan
4.2.
Gambar 4.1. Sketsa gerak semu matahari
28 Ini adalah perkataan Profesor Gerardus Bouw dan Marshall Hall yang saya kutip dari situs http://www.geocentricity.com
111
Gambar 4.3 Arah utara dan selatan dari gerak matahari
Gambar 4.2. Bagan revolusi bumi yang menyebabkan
pergantian 4 musim di daerah iklim sedang
4.1.2. Gerak nyata matahari dan pergantian musim
Menurut teori geosentris, pergantian musim terjadi
karena adanya pergeseran/pergerakan tahunan posisi
matahari ke arah utara atau selatan bumi. Pergeseran itu
terjadi selama gerak matahari mengitari bumi selama satu
tahun atau disebut juga revolusi matahari. Pergeseran ini
bukan pergeseran semu, tetapi benar-benar suatu gerak
yang dilakukan matahari, sebut saja gerak nyata. Pergeseran
ini menyebabkan daerah iklim
sedang mengalami 4 macam
musim yaitu musim panas,
gugur, semi, dan musim dingin.
Pergerakan ini terjadi
pada waktu tertentu saja
sepanjang tahun. Pada tanggal
21 Maret, pergerakan matahari 112
tersebut menandakan awal musim semi. Ketika ini matahari
terletak pada ekuator bumi. Pada tanggal 21 Juni matahari
berada pada 23,5 derajat di atas ekuator (ke arah utara). Ini
merupakan awal musim panas. Pada tanggal 23 September,
matahari bergerak ke arah selatan kembali pada posisi
ekuator. Hal ini menandakan terjadinya musim gugur. Pada
tanggal 22 Desember, matahari terletak pada 23,5 derajat di
bawah ekuator (ke arah selatan). Ini berarti awal musim
dingin. Hal ini terus berulang sehingga menyebabkan
pergantian musim yang teratur. Profesor Gerardus Bouw
menyatakan bahwa perhitungan serupa dilakukan oleh teori
heliosentris dan hasilnya pun sama saja. Dan posisi bumi
adalah tegak lurus dan tidak mempunyai sudut kemiringan
23,5o seperti yang diasumsikan oleh teori heliosentris.
Anggapan sudut kemiringan bumi sebesar 23,5o yang dimiliki
bumi pertamakali dinyatakan oleh Galileo, setelah ia
mengamati beberapa planet memiliki sudut kemiringan
serupa. Artinya fenomena pergantian musim tidak dapat
dijadikan bukti teori heliosentris dan alasan untuk
menjatuhkan teori geosentris29.
29 http://www.reformation.org113
Gambar 4.4 Pergeseran matahari ke arah utara dan selatan
bumi pada waktu-waktu tertentu sepanjang tahun.
Pergerakan tahunan matahari tersebut membentuk
suatu gerak spiral mengelilingi bumi. Satu pergerakan spiral
ini menempuh waktu 24 jam. Pergerakan spiral ini yang
menyebabkan terjadinya siang dan malam. Dan pada waktu
tertentu dari pergerakan spiral ini selama setahun
menyebabkan terjadinya pergantian musim seperti yang
telah dijelaskan di atas. Dan juga menyebabkan terjadinya
perbedaan lama siang dan malam di berbagai belahan bumi
ini yang sesuai dengan kenyataannya.
114
Gambar 4.5 Pergerakan spiral matahari mengelilingi bumi.
Sketsa bumi dibuat lebih besar dari matahari supaya pergerakan
spiral matahari terlihat lebih jelas.
4.1.3. Perubahan fase Venus
Planet venus mempunyai fase-fase yang tampak
berbeda pada waktu-waktu tertentu jika dilihat dari
permukaan bumi. Tampilan permukaan Venus pada
beberapa fase memiliki kemiripan dengan tampilan bulan.
Perubahan fase venus tersebut telah teramati sejak ratusan
yang lalu oleh para ilmuwan Islam maupun Eropa. Mengenai
perubahan fase venus, ilmuwan geosentris dan heliosentris
mempunyai penjelasan yang berbeda satu sama lain yang
dianggap mampu menjelaskan fenomena fase venus
tersebut.
Menurut teori heliosentris, matahari adalah pusat dari
peredaran planet-planet dan benda-benda langit lain.
Berdasarkan teori ini posisi planet bumi terletak pada orbit
ke-3 dari matahari setelah planet merkurius dan venus. Oleh
karena itu, teori heliosentris mengatakan bahwa perubahan
fase venus yang terlihat dari bumi merupakan hasil
perjalanan planet venus tersebut mengelilingi matahari.
Lihat gambar 4.6.
115
Gambar 4.6 Fase Venus berdasar
teori heliosentris
Penjelasan ini juga yang diterangkan oleh Copernicus
dan Galileo. Planet venus tersebut bergerak mulus
mengelilingi matahari. Tidak ada suatu bentuk gerakan
tambahan pada planet venus tersebut dalam orbitnya
ataupun gerak episiklus.
Gambar 4.7 Fase venus menurut Copernicus30
Lalu bagaimana penjelasan perubahan fase venus
yang tampak terlihat oleh pengamat di bumi. Dengan hasil
30 http://ifa.hawai.edu116
penelitian perubahan fase venus yang sama, bisakah teori
geosentris menjelaskan fenomena unik tersebut dengan
tepat. Berdasarkan prinsip teori geosentris yang telah
dibahas pada bab sebelumnya, bumi merupakan pusat dari
pergerakan matahari dan planet-planet lain, kebalikan dari
pemahaman teori heliosentris. Masih menurut teori
geosentris, orbit matahari terletak pada posisi ke-4 dari bumi
setelah bulan, merkurius, dan venus. Planet venus bergerak
mengelilingi bumi dalam pergerakan yang tidak mulus.
Artinya selain bergerak mengelilingi bumi, planet venus juga
melakukan suatu pergerakan pada orbitnya. Pergerakan
tambahan ini merupakan gerak planet venus mengelilingi
suatu titik pada orbitnya yang disebut sebagai titik episiklus.
Sehingga sistem gerak tambahan ini sering disebut dengan
sistem episiklus seperti yang telah dijelaskan pada bab 3
tentang teori geosentris.
Gambar 4.8 Pergerakan Venus pada orbitnya
yang berupa episiklus diikuti dengan pergerakan
Matahari.
117
Tetapi kemudian teori geosentris sendiri mengalami
perkembangan. Salah satunya yang dikemukakan oleh
Ptolemy. Ia menambahkan adanya suatu pergerakan planet
yang disebut dengan “episiklus”. Ibnu Al-Shatir
menambahkan satu sistem episiklus sehingga menjadi
“episiklus dalam episiklus”. Seperti yang juga dijelaskan
pada bab 3.
Gambar 4.9 Fase Venus berdasar teori geosentris
Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa fenomena fase
venus akan lebih tepat dan jelas jika dilihat dengan teori
yang diusulkan Tycho dibanding menjelaskan dengan teori
geosentris murni apalagi teori heliosentris. Akhirnya
fenomena ini juga tidak dapat dijadikan bukti untuk
menyatakan kegagalan teori geosentris. Pasalnya, teori
geosentris pun mampu menjelaskan fenomena ini dengan
baik.
118
4.1.4. Gerhana
Dalam bahasa Inggris, kata eclipse artinya gerhana.
Sedangkan kata eclipse sendiri berasal dari bahasa Yunani
yaitu ekleipsis, yang berarti peninggalan atau pelalaian. Ada
dua macam peristiwa gerhana yaitu gerhana matahari dan
gerhana bulan. Gerhana matahari terjadi ketika sebagian
atau seluruh wilayah bulan menghalangi cahaya matahari
yang sampai ke permukaan bumi. Sedangkan gerhana bulan
terjadi ketika sebagian atau seluruh wilayah bulan terhalangi
oleh bumi dari cahaya matahari.
Gambar 4.10 Gerhana matahari terjadi ketika bulan menghalangi
cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi.
Profesor Gerardus Bouw dan Marshall Hall
menjelaskan bahwa menurut teori heliosentris, matahari
diam dan bumi bergerak mengelilinginya. Agar teori ini
mampu menjelaskan fenomena fase bulan, maka bulan
harus mengelilingi bumi dengan sangat lambat sehingga
menempuh waktu 1 bulan selama perubahan fasenya.
Dengan perhitungan ini, maka seharusnya akan terjadi 119
gerhana matahari dan bulan paling tidak 2 kali dalam
sebulan. Hal ini bertentangan dengan kenyataan. Ide
tentang rotasi bumi pun tidak dapat menutupi kesalahan
ini31.
Gambar 4.11 Gerhana matahari terjadi ketika bumi menghalangi
cahaya matahari yang sampai ke bulan.
4.1.5. Paralaks bintang
Sekarang kita akan membahas fenomena lain yang
juga menjadi pertentangan antara teori geosentris dan
heliosentris. Fenomena ini disebut dengan Paralaks Bintang.
Paralaks bintang adalah pergeseran jarak suatu bintang
yang teramati dari bumi terhadap bintang lain sebagai
acuannya.
31 ibid.120
Gambar 4.12 Paralaks bintang
Menurut teori heliosentris
Untuk lebih jelasnya, kita lihat gambar di atas.
Gambar berdasarkan pada teori heliosentris yang
menyatakan paralaks bintang merupakan tanda bahwa bumi
mengitari matahari. Bintang yang berwarna hijau merupakan
bintang yang teramati dari bumi. Tiga buah bintang yang
berwarna merah, kuning, dan biru terletak di belakang
bintang yang teramati (warna hijau). Ketiga bintang itu
disebut sebagai bintang latar belakang. Posisi bumi pada
bulan Januari akan menyebabkan bintang hijau terlihat pada
posisi antara bintang merah dan kuning. Kemudian pada
bulan Juli, posisi bumi berpindah 180 derajat seperti pada
gambar. Pada posisi ini, pengamat dari bumi akan melihat
bintang hijau terletak antara bintang kuning dan biru. Ini
merupakan paralaks bintang dari sisi teori heliosentris.
121
Gambar 4.13 Paralaks bintang menurut teori geosentris
Berbeda dengan teori heliosentris, menurut teori
geosentris paralaks bintang bukan karena revolusi bumi
mengitari matahari, tapi karena pergeseran bintang itu
sendiri. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di atas. Teori
geosentris merupakan teori yang menyatakan bahwa
matahari, planet, dan bintang-bintang lain bergerak
mengelilingi bumi. Pada gambar, bumi merupakan pusat
pegerakan dan matahari dan bintang bergerak mengitari
bumi. Bintang yang teramati oleh pengamat dari bumi
berwarna hijau, sedangkan bintang berwarna merah, kuning,
dan biru terletak di belakangnya dan dijadikan sebagai
acuan. Pada bulan Januari, bintang hijau yang teramati dari
bumi yang diam terlihat pada posisi antara bintang merah
dan kuning. Kemudian bintang ini bergerak/berpindah
tempat, begitu juga dengan bintang merah, kuning, dan biru
sebagai latar belakangnya. Sehingga pada bulan Juli,
122
pengamat dari bumi akan melihat posisi bintang hijau
terletak antara bintang kuning dan biru.
Dalam menjelaskan fenomena paralaks bintang ini,
teori geosentris dan heliosentris dianggap sama-sama
mampu memberikan penjelasan yang dapat diterima.
Artinya, fenomena ini tidak dapat dijadikan alasan salah satu
dari kedua teori tersebut untuk menjatuhkan teori yang lain.
4.1.6. Pergerakan Mundur Planet Mars
Para astronom dari pendukung teori heliosentris dan
geosentris mengamati adanya pergerakan aneh yang terjadi
pada planet Mars. Planet ini terlihat melakukan gerak
mundur pada waktu-waktu tertentu selama bergerak pada
orbitnya sepanjang tahun. Pergerakan ini disebut sebagai
retograde motion. Kedua teori mempunyai penjelasan yang
berbeda tentang pergerakan mundur planet Mars ini.
Menurut teori heliosentris, pergerakan mundur planet
ini disebabkan oleh kelambatan gerak planet Mars pada
orbitnya terhadap gerak bumi yang lebih cepat. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar. Pada gambar terlihat orbit
Mars berada diluar orbit bumi. Posisi planet Mars terlihat
lebih dahulu bergerak pada orbitnya dan berada di depan
bumi(posisi 1). Pergerakan bumi pada obitnya lebih cepat
dibanding gerak planet Mars pada orbitnya. Karena
pergerakan bumi yang cepat dan pergerakan Mars yang
lambat, maka ketika bumi mendahului planet Mars, planet
123
tersebut terlihat seolah-olah melakukan gerak mundur ke
arah yang berlawanan dengan gerak bumi (urutan posisi 3 –
4 – 5 ) pada bintang latar belakang.
Gambar 4.14 Fenomena pergerakan mundur
planet Mars menurut teori heliosentris
Jika dilihat pada bintang latar belakang, planet Mars
bergerak normal dari posisi 1 – 2 – 3, kemudian terlihat
melakukan gerak mundur dari posisi 3 – 4 – 5, dan kembali
bergerak normal dari posisi 5 – 6 – 7. Pergerakan ini akan
terlihat seperti pada gambar.
124
Gambar 4.15 Pergerakan mundur planet Mars
Sedangkan menurut teori geosentris, posisi planet
Mars berada dibelakang matahari jika dilihat dari bumi.
Planet Mars bergerak mengelilingi bumi dengan orbit yang
mengalami pergeseran setiap waktunya. Sehingga planet ini
terlihat berjalan pada orbit yang berbeda. Seperti terlihat
pada gambar. Perbedaan/pergeseran orbit planet Mars
menyebabkan posisi planet Mars pada titik terbawah tidak
sama setiap waktunya, tetapi ada pergeseran posisi. Hal
inilah yang membuat planet Mars terlihat bergerak mundur
(retograde motion) dari pengamat di bumi sepanjang tahun.
125
Gambar 4.14 Fenomena pergerakan mundur
planet Mars menurut teori geosentris
Hal-hal diatas merupakan penjelasan atau dalil kedua
teori yang bertentangan seputar gerak revolusi. Kedua teori
mempunyai penjelasan sendiri terhadap fenomena yang
berhubungan dengan gerak revolusi, baik revolusi bumi atau
revolusi matahari. Teori geosentris menjelaskan fenomena-
fenomena di atas sebagai bukti bahwa matahari bergerak
mengelilingi bumi. Sedangkan teori heliosentris mengatakan
bahwa fenomena-fenomena di atas adalah bukti bahwa bumi
126
bergerak mengelilingi matahari. Namun penjelasan tentang
gerak revolusi di atas masih belum cukup untuk
membuktikan teori manakah yang benar. Oleh karena itu,
perlu diambil langkah terakhir untuk memutuskannya yaitu
pembuktian tentang benar atau tidaknya gerak rotasi bumi.
4.2. Rotasi Bumi
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang rotasi
bumi, sebaiknya kita mengetahui arti dari kata rotasi itu
sendiri. Rotasi adalah perputaran suatu benda pada
sumbunya. Rotasi bumi berarti perputaran bumi mengitari
sumbunya. Kekuatan teori heliosentris terletak pada asumsi
bahwa bumi berotasi. Fenomena-fenomena benda-benda
langit disesuaikan dengan rotasi bumi untuk menjaga
keutuhan teori heliosentris. Jika bukti-bukti eksperimen dan
bukan asumsi semata tentang rotasi bumi dapat
diperlihatkan, maka teori geosentris akan gagal. Tetapi jika
eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan membuktikan
bahwa bumi tidak berotasi, maka sudah dapat dipastikan
teori heliosentris-lah yang akan mengalami keruntuhan dan
hanya akan tersimpan sebagai sejarah bukan fakta.
4.2.1. Perubahan fase bulan
127
Galileo mengajukan beberapa peristiwa alam yang
dijadikannya sebagai bukti bahwa bumi berotasi. Salah
satunya Galileo mengajukan fenomena penampakan fase
bulan yang berbeda-beda bila dilihat dari permukaan bumi.
Fase bulan adalah penampakkan bentuk bulan yang
berbeda-beda (sabit, perbani, bulan benjol, bulan baru, dan
bulan purnama) yang terlihat dari bumi. Galileo dengan teori
heliosentrisnya menganggap matahari tidak bergerak atau
pun berpindah tempat. Sementara itu, ia sepakat dengan
teori geosentris bahwa bulan bergerak mengelilingi bumi.
Supaya anggapan matahari tetap dan bulan mengelilingi
bumi dapat menjelaskan perbedaan fase bulan, maka bumi
harus berotasi.
Gambar 4.14 Perbedaan fase bulan menurut teori heliosentris32
32 http://www.reformation.org128
Gambar 4.15 Macam-macam fase bulan33
Namun, ilmuwan geosentris membantah dan mengatakan
sebenarnya perbedaan/selisih gerak orbital antara matahari
dan bulan, dan pergerakan spiral bulan mengelilingi bumi,
serta matahari mengelilingi bumi yang menyebabkan
pergerakan bulan memiliki beberapa fase (tahapan), bukan
karena rotasi bumi. Metode ini pun dapat menjelaskan
terjadinya perbedaan fase bulan secara akurat.
Gambar 4.16 Pergerakan spiral matahari
33 http://www.media-skytonight.com129
Kemudian Galileo mencoba mengamati gejala atau
fenomena lain yang ada di angkasa. Namun belum
menemukan bukti lanjut untuk teorinya. Para penganut
geosentris mengatakan jika bumi berotasi maka bulan akan
tertinggal sehingga pergantian malam akan menjadi tidak
teratur di seluruh permukaan bumi.
4.2.2 Pergantian siang dan malam
Menurut teori heliosentris, salah satu akibat yang jelas
dari rotasi bumi adalah terjadinya pergantian siang dan
malam. Belahan bumi yang terkena sinar matahari
mengalami siang dan belahan bumi yang tidak terkena sinar
matahari mengalami malam. Pada kenyataannya, berbagai
negara atau wilayah di seluruh bagian bumi mengalami
siang dan malam secara bergantian. Sementara teori
heliosentris menganggap matahari tetap/tidak bergerak, dan
supaya kenyataan ini dapat dijelaskan dengan teori
heliosentris, maka sekali lagi bumi harus berotasi.
130
Gambar 4.17 Pergantian siang dan malam kerena rotasi bumi
menurut teori heliosentris
Profesor Gerardus Bouw mengatakan bahwa para
astronom penganut heliosentris sangat melebih-lebihkan
ukuran alam semesta. Hal serupa juga dikatakan oleh
Marshall Hall dan beberapa ilmuwan lainnya. Mereka
membuat ukuran jarak matahari ke bumi terlalu besar
sehingga dengan ukuran tersebut tidak mungkin matahari
dapat mengelilingi bumi dalam waktu 24 jam. Para ilmuwan
Yunani mengukur jarak matahari ke bumi hanya sebesar
3.000.000 mil atau 4.8282.032 km. Nilai ini pun sesuai
dengan pengukuran Ptolemy dan Al-Battani (astronom
termasyhur). Bahkan Copernicus sendiri mendapatkan nilai
ini melalui perhitungannya sendiri sebagaimana yang ia tulis
dalam buku yang berjudul On The Revolutions of The
Heavenly Spheres. Dengan demikian, perhitungan ini
menyatakan bahwa pergantian siang dan malam disebabkan
matahari mengelilingi bumi. Walhasil teori geosentris juga
dapat dengan tepat menjelaskan peristiwa pergantian
malam dan siang.
131
Gambar 4.18 Pergantian siang dan malam menurut teori
geosentris
Hal-hal di atas merupakan sedikit gambaran
penjelasan kedua teori, geosentris dan heliosentris, dalam
menjawab fenomena-fenomena yang terjadi di alam
semesta. Tetapi, ilmu pengetahuan termasuk astronomi
bukan hanya sebuah teori atau asumsi yang dapat diterima
begitu saja tanpa adanya sebuah penelitian/eksperimen
yang dilakukan untuk menguji teori tersebut. Berikut di
bawah ini adalah beberapa bukti hasil penelitian yang dapat
membantu untuk mengetahui teori mana yang memiliki
kebenaran yang nyata.
4.2.3 Kepler membungkam Galileo
Galileo mengatakan bahwa bukti yang paling kuat
untuk rotasi bumi yaitu peristiwa pasang air laut. Peristiwa
pasang air laut adalah keadaan pada waktu tertentu dimana
permukaan air laut mengalami kenaikan. Galileo mengamati
132
fenomena tersebut dan tertarik untuk menelitinya. Kemudian
ia mengumumkan bahwa peristiwa pasang air laut
merupakan bukti yang paling kuat dan tak terbantahkan
yang membuktikan bahwa bumi berotasi. Ia menuliskan hal
tersebut dalam buku berjudul Dialogue ;
“ Sekarang, ini (rotasi bumi) adalah hal yang paling dasar
dan efektif yang menyebabkan terjadinya pasang air laut.
Tetapi banyak peristiwa khusus yang bervariasi teramati
pada waktu dan tempat berbeda. Hal ini harus bergantung
pada bermacam-macam penyebab yang bersamaan, dan
semua harus memiliki beberapa hubungan dengan penyebab
utamanya. Maka urusan kita selanjutnya adalah membawa
dan menguji fenomena yang berbeda yang mana yang
merupakan penyebab dari efek yang bermacam-macam
tersebut”. (Galileo, Dialogue, p.428)34.
Tentu saja pernyataan Galileo tersebut mengundang
banyak perhatian para ilmuwan lainnya, tak terkecuali
Johannes Kepler. Penelitian pun segera dilakukan oleh Kepler
untuk mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan
terjadinya peristiwa pasang air laut tersebut. Setelah melalui
penelitian yang seksama, ternyata Kepler menyimpulkan
bahwa peristiwa pasang air laut bukan disebabkan oleh
adanya rotasi. Melainkan karena adanya gravitasi bulan
yang cukup kuat pada saat posisi bulan lebih dekat dengan
bumi. Bukti ini telah mematahkan argumen Galileo tentang
34 http://www.fixedearth.com133
teori heliosentrisnya. Namun, Galileo tetap menolak bukti
yang diajukan oleh Kepler tersebut. Karena peristiwa pasang
air laut merupakan argumen terakhir yang dianggap paling
kuat yang dimilikinya. Kebenaran Kepler dalam
membuktikan fenomena pasang air laut ini sudah menjadi
rahasia umum.
Gambar 4.19 Gravitasi bulan menyebabkan terjadinya
fenomena pasang air laut
4.2.4 Meriam Bertha
Marshal Hall berkata dalam bukunya yang berjudul
‘Earth is Not Moving” menyatakan ; “ Jika bumi memang
berotasi, maka seharusnya ada efek koriolis yang sangat
berpengaruh terhadap semua pergerakan benda-benda yang
ada35 ”. Efek koriolis pada benda-benda tersebut sangat
bervariasi. Ada yang menyebabkan benda yang sedang
35 efek koriolis adalah sebuah gaya yang mempengaruhi pergerakan benda di bumi diakibatkan oleh rotasi bumi.
134
bergerak mengalami penyimpangan arah yang terlihat jelas,
ada juga benda bergerak yang tak terlihat penyimpangan
arahnya. Jika sebuah proyektil/peluru ditembakkan pada
jarak cukup jauh ke sebuah tempat, sehingga sangat
terpengaruh efek koriolis. Maka proyektil tersebut akan jatuh
menyimpang dari tempat tujuan tersebut karena adanya
efek koriolis itu.
Gambar 4.20 Pada Perang Dunia I, penyimpangan peluru meriam
Bertha seharusnya terjadi jika bumi berotasi. Tapi kenyataannya
hal ini tidak terjadi36.
Pada Perang Dunia I, sebuah meriam besar yang
terkenal dengan nama meriam Bertha ditembakkan dengan
36 http://www.fixedearth.com135
Leon Foucault (1819-1868).
arah tujuan ke kota Paris. Jarak yang dilalui peluru meriam
tersebut cukup jauh, sehingga efek koriolis akan jelas
terlihat. Dan karena jarak yang dilaluinya cukup jauh, maka
peluru meriam tersebut menempuh waktu yang cukup lama
sehingga ada waktu yang cukup untuk mengamati efek
koriolis. Marshall Hall melanjutkan penjelasan dalam
bukunya ; “ Berdasarkan perhitungan, jika bumi memang
berotasi, maka peluru meriam yang bergerak dengan
kecepatan cukup besar itu akan jatuh menyimpang sebesar
1o dari sudut awal atau sejauh 1 mil dari tempat tujuannya.
Sebuah penyimpangan yang seharusnya dapat jelas terlihat.
Tapi ternyata hal itu tidak terjadi dan kenyataan ini
menunjukkan bahwa bumi tidak berotasi. Udara terdiri dari
banyak molekul gas yang memiliki kecepatan dan energi
gerak yang berbeda. Sehingga tak bisa dikatakan bahwa
atmosfer juga ikut berotasi untuk membenarkan peristiwa
meriam Bertha tersebut.
4.2.5 Pendulum Foucault
Foucault adalah seseorang yang
pernah melakukan percobaan
pendulum di kota Paris pada tahun
1851. Banyak astronom yang
menganggap percobaan pendulum
Foucault merupakan bukti bahwa bumi
berputar pada porosnya atau berotasi.
136
Padahal hingga tahun 1851, tidak ada satu pun ilmuwan
yang dapat memberikan bukti yang tepat dan kuat bahwa
bumi berotasi, termasuk Copernicus, Galileo, dan Kepler. Hal
ini membuat organisasi rahasia Jesuits merasa putus asa
sampai mereka bertemu dengan Leon Foucault dengan alat
percobaanya37. Pendulum tersebut diletakkan pada suatu
tempat dalam posisi tergantung. Pendulum tersebut tidak
diletakkan dalam ruang hampa udara, sehingga pengaruh
gesekan udara harus sangat diperhitungkan. Percobaan
tersebut dilakukan di Gereja Pantheon di Paris. Foucault
mengundang Komunitas Kelimuwan Perancis untuk turut
menyaksikannya. Di depan alat tersebut tertulis
“COME SEE THE PROOF THAT THE EARTH IS TURNING!!”
( DATANG DAN LIHATLAH BUKTI BAHWA BUMI BERPUTAR!!)
dengan tulisan besar. Pendulum tersebut digerakkan dari
posisi diamnya sehingga berayun. Ternyata arah ayunan
tersebut tidak lurus dan mengalami pergeseran sedikit
terhadap gerak tetap yang dilakukannya. Foucault
menganggap bahwa gerak pendulum tersebut disebabkan
oleh rotasi bumi dan dengan sangat yakin mengatakan hal
ini sebagai bukti bahwa bumi berotasi. Komunitas Keilmuwan
Perancis sangat kesal dengan kebodohan yang dilakukan
Foucault tersebut. Tentu saja pergerakan atau perubahan
gerak pendulum tersebut disebabkan oleh pengaruh udara
sekitar bukan karena rotasi bumi. Pendulum tersebut 37 Jesuits adalah salah satu kelompok terselubung Yahudi yang ikut serta dalam rencana besar Yahudi yaitu Tatanan Dunia Baru.
137
terkena pengaruh gesekan udara yang cukup besar karena
tidak diletakkan dalam ruang hampa udara. Atas kejadian
tersebut, Komunitas Kelimuwan Perancis menolak Leon
Foucault menjadi anggota Akademisi Perancis.
Gambar 4.21 Aksi pertunjukkan Pendulum
Foucault untuk membuktikan bahwa bumi berotasi38
4.3. Bukti Terbaru
Titik kekuatan dari berbagai asumsi teori heliosentris
terletak pada rotasi bumi. Artinya jika rotasi bumi ini tidak
terbukti, maka semua penjelasan teori heliosentris tentang
alam semesta akan segera runtuh.
Selain Professor Gerardus Bouw, Ph.D dan Marshall
Hall banyak astronom lainnya yang telah berhasil
membuktikan kesalahan teori heliosentris dengan hasil
penelitian barunya. Diantaranya yaitu Dr. Neville Thomas
Jones, Ph.D., D.I.C., M.Sc.(Phys), M.Sc.(Comp), B.Sc.(Hons),
M.Inst.P. Ia banyak melakukan penelitian di Laboratorium
38 http://www.reformation.org138
Clarendon, Universitas Oxford, yang terletak di negara
Inggris. Ia juga bekerjasama dengan Steven Jones, seorang
ahli astronom lainnya, dibeberapa penilitiannya. Dr. Jones
mengeluarkan beberapa hasil penelitiannya sebagai bukti
kegagalan teori heliosentris yaitu ;
1. Jejak Bintang
Dr. Neville Jones dan Steven Jones mencoba
mengamati langit sebelah utara Skotlandia. Ia ingin
mengetahui apakah bumi benar-benar berotasi atau
tidak. Ia meneliti jejak bintang pada langit tersebut dan
didapatkan foto jejak bintang sebagai berikut.
Gambar 4.25 Jejak bintang yang terlihat selama 20 menit
direkam pada tanggal 8 September 2004 tengah malam. Foto
ini diambil di Hill O' Many Stanes in Caithness, Skotlandia
139
sebelah utara, menggunakan Zenit 11 35-mm SLR, Helios 58-
mm, lensa f2. (Copyright © 2004 Steven Jones.) 39
Setelah melalui analisa yang panjang dari data-data
yang juga mereka dapatkan selain foto di atas. Maka Dr.
Neville Jones dan Steven Jones mengatakan bahwa dari
pergerakan bintang yang melingkar tersebut dan data-data
lain yang berhubungan dengannya dapat diambil poin-poin
penting;
- Asumsi-asumsi (anggapan) yang mendasari teori
heliosentris sangat berlawanan dengan data yang
diamati.
- Pergerakan tahunan bintang-bintang di sekitar kutub
tidak menunjukkan adanya rotasi bumi.
- Kutub langit yang berhubungan erat dengan sumbu
bumi tidak pernah bergerak. Ini menjadi bukti bahwa
bumi tidak pernah berotasi.
Kemudian Dr. Neville Jones menyimpulkan;
“ Oleh karena itu, dapat disimpulkan, bumi tidak bergerak
mengelilingi matahari dan tidak berputar terhadap
sumbunya (rotasi). Kenyataan tersebut, bersamaan dengan
kebanyakan dari penelitian astronomi menunjukkan sebuah
penyebaran yangmerata dari benda-benda di sekitar bumi,
membuktikan dengan jelas, tanpa perlu analisa matematika
yang rumit, bahwa kosmos dapat secara sederhana diteliti
39 http://www.geocentricperspective.com140
dan ditarik kesimpulan kepada Geosentris, arti yang
sebenarnya dari bumi ini”.40
2. Gaya pulih (restored force)
Secara singkatnya, Dr. Neville Jones menjelaskan jika
bumi berotasi, maka harus diasumsikan/dianggap bahwa
atmosfer bumi juga harus berotasi mengikuti bumi. Dan kita
tahu bahwa di atmosfer banyak terdapat molekul udara yang
mempunyai kecepatan dan energi yang berbeda-beda. Tidak
semua molekul dapat dengan mudah mengikuti gerak rotasi
bumi. Namun jika ini dipaksakan (anggapan bahwa atmosfer
berotasi bersama bumi), maka kita akan sangat sulit
melakukan gerak berlawanan dengan arah rotasi bumi. Dan
ini tidak sesuai dengan kenyataan. Orang-orang penganut
teori heliosentris menganggap bahwa gerak berlawanan
dengan arah rotasi bumi dapat dengan mudah dilakukan
karena adanya gaya pulih. Tetapi berdasarkan penelitian
yang terpercaya ternyata gaya pulih yang diasumsikan
tersebut tidak pernah terbukti. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa bumi tidak pernah berotasi. Dengan
demikian teori helisentris telah gagal.
Fisikawan terpercaya, Lincoln Barnett berkata, “ Tidak
ada eksperimen fisika yang pernah membuktikan bahwa
bumi secara aktual berada dalam pergerakan”. Hendrik
Lorentz, seorang fisikawan lainnya juga berkata, “ Segala
sesuatunya telah menunjukkan bahwa bumi dalam keadaan
40 http://www.geocentricperspective.com141
diam”. Robert Sungenis Ph.D dan Robert Bennett Ph.D,
dalam karya ilmiahnya pada tahun 2005 yang berjudul
Galileo was Wrong menunjukkan bahwa41;
1. Setahun sebelum menemui kematian, Galileo
membuang keyakinannya tentang teori heliosentris.
2. Hasil penelitian melalui teleskop menunjukkan bahwa
bumi merupakan pusat alam semesta.
3. Teori heliosentris Copernicus menggunakan sistem
episiklus yang lebih banyak dari Ptolemy. Padahal
tujuan Copernicus menyusun teori heliosentris adalah
untuk menyederhanakan teori geosentris yang banyak
menggunakan sistem episiklus.
4. Sejumlah eksperimen menunjukkan bahwa bumi
berdiri diam dalam alam semesta.
5. Ilmuwan terkenal seperti Mach, Hubble, Hoyle, dan
Stephen Hawking mengakui kebenaran teori
geosentris.
6. Stellar Paralax tidak mampu membuktikan kebenaran
teori heliosentris.
7. Badan Antariksa Amerika, NASA, menggunakan
mekanika geosentris untuk mengorbitkan satelitnya.
Eksperimen yang dilakukan oleh E. Muscart pada
tahun 1872 juga membuktikan bahwa bumi tidak bergerak.
Hal ini diikuti oleh hasil eksperimen yang dilakukan oleh
Theodore de Coudres pada tahun 1889 dan experiments
41 http://www.galileowaswrong.com142
Touton-Noble pada 1903 telah jelas memberikan bukti
bahwa bumi tidak bergerak.
3. Bencana "Tsunami"
Salah satu bukti yang dikeluarkan oleh para ilmuwan
geosentris adalah peristiwa yang terjadi belum lama ini.
Sebuah peristiwa bencana besar tak terlupakan yang
terkenal dengan nama "tsunami". Bencana tsunami paling
besar terjadi di wilayah Indonesia, tepatnya Aceh pada
tanggal 26 Desember 2004 dan telah berhasil menewaskan
ratusan ribu manusia. Tetapi bagi para ilmuwan ada hal yang
lebih penting dari sekedar terjadinya bencana alam. Ada
suatu hal yang lebih penting diperhatikan dibalik peristiwa
bencana tsunami tersebut. Menurut ahli geofisika Amerika
Serikat, peristiwa bencana alam tsunami menyebabkan bumi
berotasi lebih cepat 3 mikro detik sebagaimana dikatakan
para peneliti di Laboratorium Jet NASA, California. Para
peneliti tersebut mengatakan bahwa perubahan rotasi yang
lebih cepat 3 mikro detik berarti memperpendek periode
rotasi 3 mikro detik. Perubahan ini terjadi karena adanya
pergeseran massa di pusat bumi pada saat lempengan
tektonik Samudra Hindia mendesak lempengan benua
Eurasia. Richard Gross dan para peneliti NASA juga
menyatakan bahwa gempa tsunami menggoyang Bumi di
sumbunya dan akibat dari sentakan gempa tersebut
kemiringan posisi bumi bertambah 2,5 centimeter.
Berdasarkan kesimpulan semua ilmuwan, apapun
143
ideologinya, perpendekan atau perpanjangan periode rotasi
dan pertambahan kemiringan posisi bumi akan
menyebabkan sebuah perubahan yang meskipun kecil ,
tetapi kita dapat merasakannya. Periode rotasi yang lebih
lama dari biasanya akan mengakibatkan perbedaan suhu
pada siang dan malam hari terlalu besar. Dan periode yang
lebih cepat dari biasanya membuat kecepatan angin pada
atmosfer terlalu tinggi. Salah satu dari kedua efek akibat
perubahan periode rotasi tersebut harusnya dapat kita
rasakan, tetapi pada kenyataannya tidak. Hal ini menyisakan
sebuah tanda Tanya besar apakah bumi memang benar-
benar berotasi ?.
144
BAB V
ALLAH YANG
MAHA TAHU
5.1. Alam Semesta Menurut Al-Qur'an
Semua manusia kecuali orang-orang atheis (tidak ber-
Tuhan) percaya bahwa alam semesta ini ada yang
menciptakan. Ada sebuah kekuatan tunggal yang
bersifat Maha Kuasa atas segala sesuatu. Serendah-
rendah pemikiran atau logika seseorang pasti
mengakui adanya Tuhan Yang Tunggal Yang Maha
Kuasa. Jika ada orang-orang yang tidak ber-Tuhan
dan mengakui Tuhan lebih dari satu, maka
sebenarnya ia tidak memakai logika dan menerima
keyakinan hanya sebagai doktrin belaka. Dan sebaik-
baik pencipta hanyalah Allah SWT dan tidak ada
agama yang benar kecuali Islam. Dan sebenar-benar
utusan adalah Rosulullah SAW.
Dalam menjelaskan awal mula alam semesta, pusat
alam semesta, serta sistem tata surya Al-Qur'an punya cara
145
sendiri dalam menjelaskannya. Tentang kebenaran Al-Qur'an
sudah tidak diragukan lagi. Semua isi Al-Qur'an telah nyata
kebenarannya. Dan yang sering membuat kita tersesat
adalah penafsiran yang salah terhadap ayat-ayat Al-Qur'an.
Sering kali ketika ada penemuan baru dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagian besar umat Islam
menghubungkannya dengan Al-Qur'an. Tidak hanya itu,
mereka mencoba mencari dalil bahkan terkesan
memaksakan hanya untuk membenarkan penemuan baru
tersebut. Sehingga yang terjadi adalah kita membuat
kebenaran Al-Qur'an mengikuti kebenaran ilmu
pengetahuan. Padahal ilmu pengetahuan seharusnya
mengikuti kebenaran Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an memiliki
kebenaran yang mutlak dan tidak bisa disangkal. Contoh
mengenai hal ini sudah banyak terjadi.
Memang Al-Qur'an bukanlah kitab ilmu pengetahuan
yang harus mengandung semua teori tentang alam semesta.
Tetapi Al-Qur'an telah menginspirasikan berbagai penemuan
ilmiah. Jika Allah menerangkan tentang ilmu pengetahuan
alam semesta dalam Al-Qur'an yang tidak terlalu sulit
dianalisa oleh akal manusia, maka sudah pasti Allah akan
menerangkan yang lebih sulit diterima oleh akal manusia.
Dan Allah menerangkan hal yang sulit ini dengan bahasa
yang mudah dimengerti misalnya tentang awal mula
terbentuknya alam semesta dan tentang pergerakan benda-
benda langit. Untuk mengetahui tentang alam semesta yang
dijelaskan Al-Qur'an, maka kita harus membebaskan pikiran
kita dari semua teori mulai dari teori Nebula hingga teori Big
146
Bang, termasuk teori geosentris dan heliosentris supaya kita
dapat mengetahui secara obyektif tentang alam semesta
yang dinyatakan oleh Al-Qur'an.
Pertama kali, Al-Qur'an menjawab misteri tentang
awal mula terbentuknya alam semesta. Allah SWT berfirman;
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya.
dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?".(Q.S. Al-Anbiya :
30)
Ayat ini membantah semua teori yang menyatakan bahwa
alam semesta terbentuk dari gas termasuk teori Big Bang.
Karena hasil dari teori Big Bang menyimpulkan benda langit
yang pertama kali diciptakan adalah matahari, bukan bumi.
Ayat ini menjelaskan bahwa alam semesta tercipta dari
suatu bentuk bulat yang satu. Bentuk yang satu ini belum
dapat dikatakan bumi atau langit. Kemudian bagian luar dari
bentuk yang satu ini dipisahkan dari intinya. Bagian inti yang
terpisah merupakan cikal bakal bumi kita sekarang ini.
Sedangkan bagian luar yang dipisahkan dari bagian inti
merupakan cikal bakal langit yang sekarang ini. Setelah
pemisahan ini dilakukan, cikal bakal langit masih berupa
asap yang mengelilingi seluruh permukaan cikal bakal bumi.
Sedangkan cikal bakal bumi masih seperti planet yang
gundul tanpa makhluk hidup.
147
Gambar 65. Penciptaan alam semesta berasal
dari bumi dan langit yang satu padu.
Sebelum memulai penciptaan langit yang masih berupa asap
itu, Allah SWT menyempurnakan penciptaan bumi.
Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an ;
"Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada
yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah
Rabb semesta alam". Dan dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. dia memberkahinya
dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian dia
menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada
bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab:
"Kami datang dengan suka hati". Maka dia menjadikannya
tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan
148
bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya
dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Fushilat : 9 – 12 )
Pada ayat 9 surat Fushilat di atas dijelaskan bahwa
penciptaan bumi dari cikal bakal bumi memerlukan waktu
selama 2 masa. Kemudian Allah menyempurnakan
pembentukan bumi dengan menancapkan gunung-gunung,
mengalirkan air, hingga menentukan kadar makanan bagi
semua penghuni bumi. Penancapan gunung-gunung pada
bumi sangat diperlukan untuk mencegah bumi agar tidak
goncang pada saat penciptaan terjadi. Sebagaimana yang
dikabarkan Allah dalam Al-Qur'an surat An-Naziat ayat 32;
" Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh ".
(Q.S. An-Naziat : 32)
Dan juga pada surat An-Nahl ayat 15;
"Dan dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi
itu tidak goncang bersama kamu, (dan dia menciptakan)
sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk". ( Q.S. An-Nahl : 15)
Setelah pembentukan bumi selesai, maka kemudian Allah
beralih kepada penciptaan langit yang ketika itu masih
berupa asap. Kemudian asap ini ditarik sehingga membentuk
langit dengan tujuh lapis. Firman Allah SWT;
149
"Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah
berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang?"
(Q.S. Al-Mulk : 3)
Dan juga Firman Allah dalam surat AL-Baqoroh ayat 29;
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala
sesuatu".(Q.S. Al-Baqoroh ayat : 29)
Allah SWT menjadikan bumi dalam dua masa, sebagaimana
dijelaskan dalam surat Fushilat ayat 9. Seluruh penciptaan
langit dan bumi memerlukan waktu selama 6 masa. Firman
Allah dalam surat Al-'Araf ayat 54;
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia
bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci
Allah, Tuhan semesta alam". (Q.S. Al-A'raaf : 54)
150
Jika Allah menjelaskan penciptaan langit dan bumi dalam 6
masa. Kemudian menciptakan bumi dalam 2 masa dan langit
dalam 2 masa. Maka kita dapat menghitung waktu
penyempurnaan pembentukan bumi yaitu selama 2 masa (6
masa dikurangi 4 masa). Sehingga ayat 10 dalam surat
Fushilat merupakan pembentukan bumi dari awal hingga
sempurna yang menempuh waktu selama 4 masa.
Semua penjelasan di atas telah membantah semua
teori yang mengatakan bahwa alam semesta berasal dari
gas/asap ataupun semacamnya. Karena asap ada setelah
adanya bumi. Dalam tafsir Ibnu Katsir dinyatakan bahwa
langit yang masih berupa asap itu merupakan uap yang
berasal dari air yang ada dibumi. Karena pembentukan dan
penyempurnaan bumi termasuk mengalirkan air yang ada
padanya. Setelah itu barulah langit yang masih berupa asap
dibentuk. Dari penjelasan Al-Qur'an ini pula kita mendapat
informasi yang sangat penting yaitu bumi sebagai pusat
alam semesta. Sebagian astronom pada masa kejayaan
Islam mengatakan bahwa alam semesta terbentuk dari air,
karena bumi yang merupakan pusat atau inti alam semesta
sebagian besar terdiri dari air. Memang tidak ada ayat yang
menyatakan secara jelas bahwa alam semesta terbuat dari
setetes air. Tetapi dari ayat-ayat mengenai penciptaan alam
semesta, para ulama dan sebagian besar astronom Islam
menarik kesimpulan bahwa alam semesta tercipta dari air.
Seperti Firman Allah dalam surat An-Naziat ayat 31 dan 32;
151
" Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan
daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya ".( Q.S. An-Naziat : 31 – 32 )
Kata "memancarkan" atau "mengeluarkan" dari suatu
tempat. Air dikeluarkan dari dalam bumi yang berarti air
telah ada sebelum lapisan-lapisan padat bumi ada. Dalam
surat Al-Anbiya ayat 30 juga diterangkan bahwa air
merupakan sumber dari kehidupan alam semesta;
"……Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ". (Q.S. Al-
Anbiya 30)
Di atas telah diterangkan bagaimana Allah
menciptakan dan menegakkan langit sehingga menjadi
kokoh. Ada sebagian besar umat Islam yang percaya pada
teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta
khususnya langit mengembang. Ini merupakan suatu
kekeliruan yang nyata. Karena sebenarnya, setelah Allah
menciptakan langit dalam tujuh lapis maka Allah
menahannya dan menghentikan langit. Memang efek dari
pemisahan langit dari bumi adalah menjauhnya langit dari
bumi atau dengan kata lain " langit mengembang ".
Sebagaimana Firman Allah dalam surat Az-Zariyat ayat 47;
152
" Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan
Sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya ". (Q.S. Az-
Zariyat : 47)
Sebagian besar umat Islam berdalih dengan ayat ini untuk
mendukung teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam
semesta terus mengembang. Bahkan diantara mereka ada
yang bergelar ulama. Kata terjemahan " meluaskannya "
sering diartikan sebagai bentuk alam semesta yang "terus
mengembang". Padahal pengembangan/perluasan langit ini
hanya terjadi pada waktu langit dipisahkan dari bumi dan
membentuk tujuh lapis. Allah menahan langit hingga
berhenti dan tidak terus mengembang seperti apa yang
dikatakan teori Big Bang. Sebagaimana yang dijelaskan Allah
dalam Al-Qur'an surat Ar-Ruum ayat 25;
" Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
berhentinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian
apabila dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi,
seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur) ". (Q.S. Ar-
Ruum : 25)
Kata القيام " " pada ayat ini berarti "berhenti" seperti yang terdapat dalam surat Al-Baqoroh ayat 20;
" Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka.
setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di
bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia
153
melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu ".
(Q.S. Al-Baqoroh : 20)
Akhirnya, bumi yang sempurna dan langit yang kokoh
telah terbentuk. Lalu bagaimana dengan penciptaan benda-
benda langit selain bumi yang mengisi dan menghiasi langit
yang kita lihat. Allah berfirman dalam surat Fushilat ayat 12;
"Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami
hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-
baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahu"i.(Q.S. Fushilat : 12)
Dalam ayat diatas Allah SWT menerangkan kepada kita
bahwa setelah menciptakan tujuh lapis langit, Ia mengisi dan
menghiasi langit pertama (langit yang terdekat dengan kita)
dengan berbagai benda langit seperti bintang (termasuk
matahari), planet, satelit alami (termasuk bulan), meteorit,
asteroid, dan benda langit lainnya. Apakah Allah
menciptakan benda-benda langit dengan penciptaan
langsung, dari ada menjadi ada seperti teori dualistik alam
semesta (teori yang menyatakan bahwa bumi dan matahari
berasal dari induk yang berbeda). Ataukah melalui proses
yang merupakan sisa dari pemisahan bumi dan langit seperti
teori monistik alam semesta (teori yang menyatakan bahwa
154
bumi dan matahari berasal dari satu kesatuan). Untuk hal ini
sebaiknya kita diam hingga terlihat jelas kebenarannya bagi
kita. Melalui penciptaan langsung atau melalui proses, yang
jelas Allah Maha Kuasa melakukan salah satu dari itu,
bahkan kedua-duanya secara bersamaan.
Kemudian Allah mengatur matahari dan bulan untuk
mengelilingi bumi dengan orbit, jarak, dan periode yang
telah ditentukan, karena bumi merupakan pusat alam
semesta. Tidak mungkin pusat alam semesta mengitari
benda langit yang bukan pusat alam semesta. Perputaran
roda merupakan contoh dari hal ini. Pada roda yang berputar
bagian pinggir roda selalu bergerak mengitari pusat roda,
dan tidak mungkin bagi pusat roda mengitari bagian pinggir
roda. Hal ini membantah teori heliosentris yang menyatakan
bahwa matahari diam dan bumi yang bergerak mengitari
matahari. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an surat
Yasin ayat 40;
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-
masing beredar pada garis edarnya". (Q.S.Yasin : 40)
Matahari dan bulan beredar pada orbitnya untuk mengelilingi
bumi. Peredaran matahari dan bulan pada orbitnya
memerlukan waktu. Bulan memerlukan waktu mengitari
bumi seperti yang dijelaskan dalam surat Yasin ayat 39;
155
"Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua". (Q.S.
Yasin : 39)
Gambar 66. Manzilah-manzilah perjalanan bulan
Ini merupakan siklus perjalanan bulan mengitari bumi. Pada
awal penanggalan Komariah, bulan berbentuk bulan baru
(tidak terlihat apa karena tampak bagian belakang bulan)
kemudian terus berubah sehingga pada pertengahan bulan,
bulan berbentuk bulat sempurna (disebut bulan purnama)
dan akhir bulan komariah, bulan membentuk seperti tandan
yang tua dan kemudian kembali menjadi bulan baru yang
gelap.
Sedangkan matahari beredar mengorbit bumi dalam
waktu sekitar 24 jam. Mungkin sebagian orang meragukan
hal ini dengan alasan tidak mungkin matahari mengitari
bumi dalam waktu 24 jam dengan jarak yang sangat jauh
seperti yang dihitung oleh NASA. Perhitungan yang dilakukan 156
oleh ilmuwan Yunani, ilmuwan dan astronom muslim, serta
Copernicus sendiri memungkinkan matahari mengitari bumi
dalam waktu 24 jam. Copernicus menghitung jarak matahari
ke bumi sejauh 3.000.000 mil atau 4.8282.032 km
sebagaimana yang ditulis dalam bukunya yang berjudul On
The Revolutions of The Heavenly Spheres. Dengan jarak ini
matahari dapat mengitari matahari dalam waktu 24 jam.
Gambar 67. Pergerakan Matahari dan Bulan mengelilingi
Bumi menyebabkan terjadinya siang dan malam.
Allah menerangkan dalam surat Az-Zumar ayat 5 bahwa
matahari dan bulan berjalan pada orbitnya memerlukan
waktu.
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang
benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan
siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
157
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".
(Q.S. Az-Zumar : 5)
Kemudian bagaimana dengan pergantian musim yang ada di
berbagai Negara. Teori Al-Qur'an atau teori geosentris
menjelaskan pergantian musim di berbagai belahan bumi
terjadi karena pergerakan spiral tahunan matahari dalam
perjalanannya mengelilingi bumi.
Gambar 68. Pergerakan spiral matahari
Pergerakan spiral inilah yang dimaksud oleh Ibnu Abbas
dalam menafsirkan surat Al-Anbiya ayat 33;
158
" Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya ". (Q.S. Al-Anbiya : 33)
Dalam menafsirkan ayat ini Ibnu Abbas berkata; "
Maksudnya adalah berputar seperti alat tenun yang
berbentuk bulat ". Dan perputaran alat tenun tersebut
merupakan perputaran yang berbentuk spiral.
Allah telah menerangkan tentang penciptaan alam
semesta dimana dahulu langit dan bumi menjadi satu
sehingga bumi menjadi pusat alam semesta. Kemudian
dampak logika dari bumi sebagai pusat alam semesta, maka
matahari dan bulan bergerak mengitari bumi. Dan dampak
dari perputaran matahari dan bulan mengelilingi bumi
adalah bumi diam atau tidak berotasi. Karena jika matahari
dan bulan berevolusi terhadap bumi serta bumi berotasi,
maka ini tidak akan mampu menjelaskan fenomena
pergantian siang dan malam. Dan juga tidak akan terjadi
yang namanya pergantian musim di berbagai belahan dunia
seperti sekarang ini. Oleh karena itu, Allah pun menjelaskan
bahwa bumi diam dan tidak berotasi sebagai ketentuan
ilmiah yang benar. Tidak mungkin Allah tidak tahu tentang
semua pergerakan makhluk yang diciptanya. Sebenarnya
penjelasan Allah dalam Al-Qur'an tentang masalah yang
diperdebatkan ini sudah jelas bagi orang-orang yang
beriman. Bagi orang-orang kafir tidak ada keharusan bagi
mereka untuk mempercayai penjelasan Al-Qur'an ini.
159
Sedangkan bagi orang-orang Islam, semoga Allah memberi
hidayah kepada mereka. Karena haram hukumnya bagi
seorang muslim menerima kebenaran sebagian ayat Al-
Qur'an dan menolak sebagian yang lain. Wallahu'alam
bishowab.
5.2. Pandangan Astronom Muslim
Banyak di kalangan umat Islam yang telah terdoktrin
dengan pemikiran barat tentang teori heliosentris. Ketika
mereka menerima keterangan ulama perihal ayat-ayat di
atas, ia menyangkal bahkan mengatakan bahwa ulama
tersebut bukan seorang astronom jadi penafsirannya tidak
dapat diterima. Ini sungguh-sungguh suatu kesalahan dan
kebodohan yang nyata. Tahukan Anda bahwa Rasulullah
SAW tidak dapat membaca dan menulis. Lalu apakah kita
akan menolak kebenaran Al-Qur’an yang telah terbukti
karena Rasulullah SAW tuna aksara. Kalau begitu cara
berpikirnya, maka orang tersebut sangat salah. Al-Qur’an
diturunkan Allah kepada Rasulullah yang ummi (tidak bisa
baca tulis) adalah sebagai bukti nyata bahwa Al-Qur’an
benar-benar dari Allah SWT, bukan buatan atau hasil tulisan
apalagi hasil pemikiran Muhammad SAW.
Kalau begitu baiklah, kita akan menelusuri
ulama sekaligus ilmuwan, atau paling tidak seorang ilmuwan
dan astronom muslim. Untuk itu kita harus kilas balik ke
zaman keemasan Islam seperti yang saya jelaskan sedikit
160
pada bab satu. Dari semua literatur yang ada, tidak satu pun
dari ilmuwan dan astronom muslim yang menyatakan dan
mendukung teoi heliosentris. Bahkan pada saat itu, ada juga
ilmuwan astronom yang bukan muslim seperti Nasrani dan
Yahudi. Tetapi semua astronom sepakat bahwa yang benar
adalah teori geosentris. Dari Al-Zarqali hingga Khawarizmi
semua yakin bahwa matahari-lah yang mengelilingi bumi,
bukan sebaliknya42. Copernicus sendiri pada mulanya belajar
dari buku-buku karangan ilmuwan dan astronom muslim.
Dan ia sama sekali tidak pernah menyatakan bahwa teori
geosentris memiliki kesalahan. Kerja yang dilakukan
Coprnicus bukanlah memperbaiki kesalahan yang ada pada
teori geosentris. Tetapi ia hanya mencoba membuat suatu
model alam semesta yang dianggapnya lebih sederhana,
dan ini dimaklumi oleh sebagian ilmuwan. Seperti yang
dikatakan seorang ilmuwan besar, Sir Fred Hoyle, "
Perbedaan antara teori heliosentris dan geosentris hanyalah
perbedaan sudut pandang yang relative. Dan perbedaan
tersebut bukan merupakan hal yang penting dalam dunia
Fisika. Kita tidak dapat mengatakan teori heliosentris adalah
benar atau teori geosentris adalah benar dalam akal sehat.
Secara ilmu Fisika, kedua teori adalah ekuivalen satu dengan
yang lainnya ".
42 Sangat disayangkan buku-buku iptek para ilmuwan Islam telah lepas dari tangan kita. Sebagian manuskrip dan buku-buku karya ilmuwan Islam tercecer dimana-mana. Bahkan sebagian besar telah lenyap. Karya-karya ilmiah ada yang tersimpan di Vatikan, Spanyol, Belanda, dan negara-negara non-muslim lainnya. Irak merupakan satu-satunya negara Islam yang masih menyimpan beberapa karya ilmiah ilmuwan Islam. namun, kini negeri tersebut telah hancur oleh kaki tangan Yahudi.
161
Teori geosentris ini tidak hanya terdapat dalam Al-
Qur’an, umat-umat terdahulu yang masih murni agamanya
baik Yahudi maupun Nasrani percaya bahwa bumi tidak
bergerak dan matahari-lah yang berputar mengelilingi bumi.
Sebagian besar ulama dan astronom muslim mengatakan
bahwa orang-orang yang percaya pada teori heliosentris
merupakan orang-orang yang tidak mendapat petunjuk dari
Allah SWT.
Saat ini para astronom Kristen yang berpegang pada
kitab Injil dan sebagian astronom Yahudi juga menyatakan
bahwa teori geosentris merupakan teori yang benar. Para
astronom yang masih mengakui agamanya, berpegang pada
teori geosentris. Bahkan mereka mengatakan bahwa teori
heliosentris adalah teori orang yang tidak ber-Tuhan. Karena
teori ini dipelopori oleh orang-orang yang tidak ber-Tuhan.
Secara identitas memang mereka tercatat memiliki suatu
agama, baik Katolik, Protestan, maupun Yahudi. Tetapi
sebenarnya mereka tidak meyakini apa yang dikatakan
Tuhan.
Lalu tahukah Anda apa pendapat warga Amerika
Serikat tentang kedua teori ini. Teori manakah yang dipilih
oleh sebagian warga negara yang katanya Superpower ini.
Dan kebanyakan dari mereka lebih percaya pada ilmu
pengetahuan atau sains dibanding kepada Tuhan. Informasi
tentang sains atau ilmu pengetahuan telah memasyarakat di
sana. Pernah suatu ketika seorang tunawisma/gelandangan
ditanya “ Apakah kamu percaya kepada Tuhan ?”. Maka
gelandangan tersebut dengan tegas dan yakin berkata ; “
162
Saya tidak percaya Tuhan, saya percaya kepada sains”. Lalu
tahukah anda apa pendapat sebagian warga negara adidaya
ini. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan, didapatkan
sebanyak 46% warga Amerika percaya percaya kepada
teori geosentris. Sekarang bagaimana dengan masyarakat
Indonesia, khususnya umat Islam di Indonesia. Masih
percayakah kita dengan heliosentris. Masih ingatkah kita
dengan teori evolusi Darwin yang telah membohongi dan
mendoktrin kita sekian lama. Darwin menyatakan bahwa
manusia berasal dari kera. Suatu kebohongan yang besar.
Dan sebagian besar manusia yaitu sekitar 80% tertipu
dengan muslihat ini. Umat Islam yang menolak doktrin ini
terbilang banyak sebelum datangnya keruntuhan teori
evolusi Darwin ini. Karena umat Islam telah yakin bahwa
manusia berasal dari Adam a.s. Lalu bagaimana dengan teori
heliosentris yang diyakini sekarang ini. Apakah kita akan
menolaknya dan meyakini Al-Qur’an jika belum ada bukti
ilmiah yang menguatkannya. Ketahuilah dan yakinlah bahwa
segala sesuatu yang bertentangan dengan Al-Qur’an cepat
atau lambat akan musnah dan hancur. Sekarang pilihan ada
pada anda. Teori mana yang akan kita percaya, teori
heliosentris dari barat atau Al-Qur’an dengan bukti
kebenaran yang mutlak. Akankah kita lebih mendengar
perkataan para ilmuwan heliosentrisme dengan sederet
gelar, atau perkataan Allah SWT yang telah menciptakan
bumi, matahari, bulan, bahkan alam semesta ini termasuk
para ilmuwan tersebut. Hari ini adalah saatnya untuk
memikirkan kepada teori mana kita akan memilih.
163
5.3. Zionis Dibalik Heliosentris
Jika pada bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana
kegagalan-kegagalan menimpa Galileo dengan teorinya, lalu
apa yang membuat teori ini terus bertahan bahkan menjadi
keyakinan sebagian besar manusia di jagad raya ini. Apakah
ada sebuah propaganda yang dilakukan besar-besaran dan
terorganisir dengan baik dan sangat rapi. Suatu propoganda
yang juga melibatkan ilmuwan-ilmuwan ternama. Dan
propaganda ini dilakukan oleh sekelompok organisasi
rahasia yang dikenal dengan nama Zionis. Organisasi Zionis
yang notabene adalah Yahudi, memiliki banyak cabangnya
diantaranya yaitu Freemason, Rockefeller, Rostchild, Jesuit,
dan masih banyak yang lainnya. Mungkinkah perbedaan
persepsi antara geosentris dan heliosentris ditunggangi oleh
Zionisme.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh
ayat 120 ;
“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada
kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ‘
Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (Q.S. Al-
Baqoroh 120).
164
Ayat di atas merupakan keterangan Allah SWT tentang
ketidaksukaan orang-orang Yahudi dan Nasrani kepada
Islam. Kebencian ini, terkhusus dari Yahudi, merupakan
kedengkian mereka kepada Islam yang tidak akan berhenti
hingga hari kiamat. Kata “walan tardho” artinya tidak akan
ridho, senang, suka, dan tidak akan rela selamanya. Kata
“lan” dalam bahasa Arab digunakan untuk menunjukkan
sesuatu yang bersifat selamanya. Mereka akan terus
berusaha menyesatkan umat Islam dari agamanya hingga
mengikuti agama mereka tanpa harus masuk dalam agama
mereka. Yahudi telah merusak sistem ekonomi Islam dan
membangun sistem ekonomi kapitalis dan riba. Dan juga
telah merusak akhlak dan ideologi umat Islam, memecah
belah umat Islam, bahkan menghancurkan sistem
pendidikan dan memberikan doktrin-dokitrin yang
menyesatkan.
Masih ingatkan Anda dengan dengan sebuah dokumen
yang sempat menggegerkan wilayah Eropa. Dokumen itu
disebut dengan “ The Protocol Of The Learned Elders Of
Zion”43. Protokol Zionis ini pertama kali disusun oleh Sergyei
Nilus dan diterbitkan pada tahun 1905 di Rusia. Dokumen ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Victor E pada
tahun 1921. Protokol ini berisi kumpulan skenario singkat
kelompok Zionis (gerakan terselubung orang-orang Yahudi)
untuk menguasai dunia dalam segala sisinya. Tetapi pada
43 Zion atau Zionis adalah organisasi terselubung yang berusaha untuk menguasai dunia dengan segala caranya.
165
bagian ini saya hanya mengutip yang berhubungan dengan
masalah yang sedang kita bahas saja yaitu teori heliosentris.
Pada Protokol No.1 pasal 23 tertulis,
“Moto kita adalah kekuatan dan rekacipta”.
Moto ini berarti adalah panduan sekaligus keinginan mereka
untuk melakukan rekacipta terhadap suatu masalah untuk
mendapatkan keuntungan sendiri. Menjadikan rekacipta,
manipulasi, dan penipuan ilmiah tentang suatu hal yang
menguntungkan mereka. Para Zionis selalu berusaha
menjauhkan umat Islam dari keyakinan kebenaran Allah
SWT, Rasulullah SAW, serta Al-Qur’an. Dan menggantinya
dengan perhitungan dan sikap materialitis, tanpa
memperhatikan perkataan Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an.
Sehingga lebih mendahulukan apa yang dikatakan iptek
dibanding apa yang dikatakan Allah dalam Al-Qur’an.
Sebagaimana yang mereka tulis pada Protokol no.4 pasal 3;
“Inilah alasannya mengapa perlu bagi kita untuk merusak
keyakinan,untuk mencabut dari pikiran orang-orang goyim
(non-Yahudi) prinsip yang sangat mendasar mengenai
kekuasaan Tuhan dan Jiwa, dan menggantikannya dengan
perhitungan aritmatika dan kebutuhan-kebutuhan material”.
Lalu kita dibuat kehilangan sikap kritis kita dengan
materi pendidikan berupa doktrin yang kita terima di
sekolah. Pada Protokol No.3 pasal 10 mereka menyatakan;
166
“ Orang-orang goyim (non-Yahudi) telah kehilangan
kebiasaan berpikir mereka kecuali dipicu oleh saran dari
para ahli kita”.
Tidak hanya itu, para Zionis ini juga melakukan penipuan
dan manipulasi terhadap pendidikan dan karya-karya imiah.
Mereka memutar balikkan perkataan dan fakta-fakta yang
sebenarnya. Protokol No. 2 pasal 2 menyatakan;
“Bagi mereka, biarkan hal itu menjadi bagian penting dalam
kehidupan mereka, yang kita telah bujuk mereka untuk
menerimanya sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dengan
cara pandang seperti inilah, kita secara terus menerus,
melalui lembaga pers kita, menyebarkan keyakinan buta
dalam teori-teori tersebut. Para intelektual goyim (orang-
orang non-Yahudi) akan menyombongkan diri mereka sendiri
akan pengetahuan yang mereka miliki dan tanpa
pembuktian logis atasnya akan melahap semua informasi
yang berasal dari ilmu pengetahuan. Sementara para agen
spesialis kita telah merangkai kembali semua pengetahuan
itu secara licik dengan tujuan mendidik otak goyim (orang-
orang non-Yahudi) ke arah yang kita inginkan”.
Protokol No.5 pasal 4 juga menyatakan;
167
“ Selain itu, kita juga menggunakan seni untuk mengarahkan
masyarakat dan individu dengan teori-teori dan pernyataan-
pernyataan yang dimanipulasi secara licik”.
Protokol No.9 pasal 10 menyatakan;
“ Kita telah membodohi, mencekoki, dan merusak para
pemuda dari kalangan goyim (orang-orang non-Yahudi)
dengan membina mereka dalam prinsip-prinsip dan teori-
teori yang kita ketahui sebagai sesuatu yang salah,
walaupun oleh kita jugalah hal itu telah ditanamkan pada
mereka”.
Dan rencana mereka pun telah terjadi dan mereka cukup
senang karena apa yang mereka rencanakan sebagian besar
telah berhasil. Jangan anggap apa yang saya katakan ini
hanya kebohongan belaka. Kita semua telah membuktikan
sendiri dengan mata kepala kita sendiri. Mereka telah
berhasil merekayasa sains dengan teori evolusi Darwin,
meracuni dengan pemikiran sesat seperti Komunis, Kapitalis,
Sekuler, dan sekarang teori heliosentris.
Protokol No.2 pasal 3 menyatakan;
“Jangan anggap sejenak pun bahwa pernyataan ini hanyalah
kata-kata kosong ;camkan baik-baik keberhasilan yang telah
kita buat dalam Darwinisme, Marxisme, dan Nietzsche-168
isme.Bagi kita orang-orang yahudi, bagaimanapun juga,
haruslah secara gamblang dahsyatnya pengaruh merusak
dari arahan ini pada pikiran orang-orang goyim (non-
Yahudi)”.
Makar dan kosnpirasi Zionis Yahudi telah berhasil
mengacak-ngacak agama Kristen pada sekitar abad ke-16
dan ke-17. Mereka berada di balik ide heliosentris dan
ilmuwan-ilmuwan pencetusnya. Mereka membuat Kristen
terbelah menjadi dua yaitu Katolik dan Protestan. Mereka
menunjuk Galileo untuk melakukan tugas besar. Sebuah
tugas membangkitkan sekaligus memperjuangkan teori
heliosentris Copernicus yang telah mati. Dan pada tahun
1633, Galileo dipanggil menghadap Jesuits, salah satu
kelompok radikal Yahudi, untuk menerima tugas tersebut.
Dari hasil pertemuan rahasia ini, kemudian Galileo menulis
sebuah buku berjudul Dialogue Concerning the Two Chief
World Systems, Ptolemaic and Copernican44.
Tidak hanya Galileo yang menjadi pion terdepan para
Yahudi radikal tersebut. Johannes Kepler pun dikatakan ikut
serta dalam rencana licik ini. Tidak tanggung-tanggung
Kepler melakukan pembunuhan kepada salah seorang
ilmuwan geosentris hebat ketika itu, Tycho Brahe.
Sebagaimana yang diteliti oleh Joshua dan Anne-Lee Gilder
pada tahun 2005 dalam bukunya yang berjudul Heavenly
44 http://www.reformations.org169
Intrigue: Johannes Kepler, Tycho Brahe, and the Murder
Behind One of History's Greatest Scientific Discoveries45.
Kemudian Yahudi dan kaki tangannya melakukan
propaganda dan pendoktrinan besar-besaran melalui
jaringan media masa yang dimilikinya, terhadap semua
rencana makarnya termasuk teori heliosentris ini sehingga
sebagian besar manusia membenarkan teori tersebut.
Seorang tokoh penting Yahudi,David Rockefeller berkata ;
“ Kami sangat berterima kasih kepada Washington Pos, The
New York Times, Time Magazine dan publikasi besar lainnya
dimana para direksinya telah menghadiri pertemuan kami
serta janji-janji mereka terhadap kerahasiaan terbatas dan
telah membungkan diri selama hampir empat puluh tahun
ini. Merupakan hal yang mustahil untuk kami menjalankan
dan menerapkan perencanaan kami terhadap dunia ini
seandainya kita menjadi bagian dari sorotan umum selang
bertahun-tahun yang lampau ini”46.
Marshall McLuhan, seorang peneliti kelompok-
kelompok Yahudi mengatakan dalam suratnya ;
“ Tahun terakhir telah saya habiskan untuk mengikuti
ritual kumpulan rahasia (Gnosticism, Rosicrucianism, dan
Masonry) dengan penyelidikan yang teliti. Seperti saya
katakan sebelumnya, saya dalam kegusaran tak terkira
45 http://www.wikipedia.org46 Duane Gray, Jerry. Bayang-Bayang Gurita. Iqra Insan Press. Cetakan kelima. Jakarta. 2007
170
ketika menemukan ternyata seni dan sains (ilmu
pengetahuan) berada dalam kantong kumpulan rahasia
ini”47.
Surat tersebut telah memberitahukan kepada kita
secara jelas bahwa ada kelompok rahasia yang terorganisir
dengan sangat rapi dan baik. Kelompok ini melakukan
pengaturan dan pengendalian terhadap beberapa materi
ilmu pengetahuan sesuai dengan agenda mereka seperti
teori evolusi Darwin, dan kini teori heliosentris Copernicus.
Kelompok ini berada dibalik para elit dan petinggi negara
atau pun organisasi internasional. Mereka mengubah semua
bukti-bukti dan data-data yang merekam kebenaran teori
geosentris. Mereka mengubah semua istilah yang benar
yang berhubungan dengan teori geosentris.
Sebaik-baik makar jahat yang dibuat oleh manusia
pasti ada kelemahan dan kekurangannya. Begitu pun
dengan makar Yahudi (dalam hal ini kumpulan rahasia
Jesuits) dalam mempropagandakan teori heliosentris. Mereka
lupa untuk merubah semua istilah dalam semua versi Kamus
Besar Bahasa Inggris. Salah satunya adalah Webster's Third
New International Dictionary. Dalam kamus tua ini tertulis ;
“ Salah satu dari dua waktu ini dalam setahun terjadi
ketika matahari melintasi ekuator bumi dan ketika itu
lamanya siang dan malam terasa sama yaitu musim semi
47 Yang dimaksud kantong disini adalah pengendalian atau pengaturan.171
atau musim gugur”. (Webster's Third New International
Dictionary)48.
Kata “melintasi” di sini berarti matahari melakukan
pergerakan atau perpindahan tempat dari posisi awalnya.
Jika memang matahari tidak bergerak seharusnya disini
ditambahkan kata “seakan-akan” didepan kata “melintasi”.
Ilmuwan bernama Malcolm Bowden berkata,
“ Banyak penelitian para ilmuwan yang membuktikan
kegagalan teori heliosentris yang sengaja tidak diajarkan di
sekolah-sekolah”.
Bagaimana pun suatu penipuan atau kejahatan lama
kelamaan pasti akan tercium juga. Sebenarnya
konspirasi yang dilakukan Yahudi banyak sekali, tidak
hanya teori evolusi atau heliosentris. Mereka
membuat kerusakan di dunia dengan kejahatan yang
mereka tebarkan. Komunis, kapitalis, liberalis,
sekulerisasi, sindikat narkotika, pornografi, perjudian,
perbankan, globalisasi, perdagangan valas, perang
dunia, revolusi perancis, jatuhnya khilafah Islam
Usmaniyah terahir, sekte-sekte sempalan Islam
(ahmadiyah, jaringan islam liberal, syiah, dll),
informasi dan entertainment, dan masih banyak lagi
yang lainnya merupakan produk-produk konspirasi
48 Dalam kamus aslinya kata melintasi tersebut tertulis “crosses”.172
Yahudi. Oleh karena itu, saya sarankan kepada umat
Islam untuk berhati-hati terhadap konspirasi ini karena
dapat meracuni kita secara kita sadari atau tidak.
173