teori pendidikan menurut al-qur’an oleh abdul rahman shaleh ‘abdullah

21
emula, tulisan ini dipersiapkan Abdul Rahman Shaleh untuk thesisnya di Universitas Ummul Qura, Mekkah tahun 7982. Dalam tulisan tersebut sebenarnya tidak banyak terungkap hal-hal yang sama sekali baru, kecuali keberanian penulisnya yang lebih dibanding para penulis sebelumnya, karena secara khusus menukilkan persoalan pendidikan Is- lane yang dikandung Alquran. Hal tersebut sekaligus sebagai jawaban dan kritiknya terhadap beberapa penulis sebelumnya. Sebagaimana kita ketahui, sebelum tulisan ini muncul sesungguhnya sudah banyak tulisan"lain yang menggali dan membahas teori dan filsafat pendi- dikan menurut sudut pandang Alquran, termasuk diantaranya beberapa pandangan para ntufassir. Tulisan-tulisan terdahulu ini, juga tlikutip sebagai perbandingan oleh Abdul Rahman dalam mem- persiapkan tulisannya ini, seperti tulisan Abdul Majid al-Kilani, Ali K. Mudhowi, A.H Fahmi, dan lain-lain. Teori Pendidikan Menurut Al-Qur'an Oleh Abdul Rahman Shaleh'Abdullah M Rekorrstmlsi Pendidikanlslam JPI, Fahltas Tarbiyah UII, 1/I/96

Upload: el-tarbawi-jurnal-pendidikan-islam

Post on 28-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Artikel dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Januari 1996 oleh Azharuddin Sahil

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah Buht

emula, tulisan ini dipersiapkan Abdul RahmanShaleh untuk thesisnya di Universitas Ummul

Qura, Mekkah tahun 7982. Dalam tulisan tersebutsebenarnya tidak banyak terungkap hal-hal yangsama sekali baru, kecuali keberanian penulisnya yanglebih dibanding para penulis sebelumnya, karenasecara khusus menukilkan persoalan pendidikan Is-lane yang dikandung Alquran. Hal tersebut sekaligussebagai jawaban dan kritiknya terhadap beberapapenulis sebelumnya.

Sebagaimana kita ketahui, sebelum tulisan inimuncul sesungguhnya sudah banyak tulisan"lainyang menggali dan membahas teori dan filsafat pendi-dikan menurut sudut pandang Alquran, termasukdiantaranya beberapa pandangan para ntufassir.Tulisan-tulisan terdahulu ini, juga tlikutip sebagaiperbandingan oleh Abdul Rahman dalam mem-persiapkan tulisannya ini, seperti tulisan Abdul Majidal-Kilani, Ali K. Mudhowi, A.H Fahmi, dan lain-lain.

Teori Pendidikan Menurut Al-Qur'anOleh Abdul Rahman Shaleh'Abdullah

M

RekorrstmlsiPendidikanlslam

JPI, Fahltas Tarbiyah UII, 1/I/96

Page 2: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Tinjauan AbdttlRahman mengenaiteori Alquran tentangpendidikan,memberikan kesan

yang agak berbeda

dengan yang telah ucla

sehelumnyu, yangmengesankan

"tradisional", dan

pengkajiannya inibahkan dapat

tligobngkan sehagai

satu "keberanian"

JPI, Fakultas Tarbiyah UII, l/l/96

Bedah Buleu

Selanjutnya, perlu juga dijelaskan, bahwa UmmulQwa adalah perguruan tinggi yang telah lama berkip-rah dalam cltrnia pendidikan di Saudi Arabia, clan tidakasing lagibagi sebagianbesar intelektual muslim, serta

banyak sekali ulama yang lahir clari perguruan tinggiini. Universitas yang terletak di kota suci Mekkah ini,juga telah banyak melahirkan mufassir dan ahli ha-

dits, dan Abctul Rahman sencliri,.iuga merupakan pro-tluk dari lembaga ini.

Tinjauan Abdul Rahman mengenai teori Alqurantentang pen,JirJikan, memberikan kesan yang agakberbeda dengan yang telah ada sebelulnnya, yangmengesankan "tradisional",,-ian pengkajiannya inibahkan clapat digolongkan sebagai satu "keberarlian",

sekalipun mentrrut kalangan tertenhl, ticlak diperolehsuatu hal yang baru di clalamnya. Namun begitu, bagimayoritas pendidik muslim, tulisan tersebr-rt justrumenjacli khazanah dan masukan yang baru, bagi upa-yanya menata dan memperbaiki pendirJikan Islamsecara berarti.

Dalam tulisan yang terdiridari?3g pagina ini, seca-

ra umum penulis mengupas masalah penclidikan,khususnya yang berkaifan dengan pencliclikan Islam,baik tentang teori, muatan. dan tujtrannya, cli sampingtentang keberadaan manusia sebagai subyek didik.Di bagian akhir tulisan, disinyalir adanya fenomenabartr yang perlu tliwaspadai, baik yang lahir dari du-nia Barat, maupun dari kalangan muslim sendiri, se-

perti faham sekuler, dualisme, tajclid, dan sebagainya.Terlepas dari berbagai kekurangan penulisnya, karyaini patut untuk <lipeiajari clan direnungkan sebagaibahan bancling kita elalam melihat eksistensi peneli-dikan Islam dewasa ini.

45

Page 3: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah Buku

Teori PendidikanUntuk mendapatkan.suatu teori pendidikan dari

Alquran, dituntut suatu keberanian tersendiri untukmeiakukan kontiny uitas ijtihad, sehingga Alqurantidak menjadi sekadar simbolisme keagamaan yangterhenti di situ saja, dan menjadi Alquran tidak pula'menjadi sekadar "mutiara hikmah" yang dianggapsakral. Dalam kedudukannya sebagai kitab suci, Al-lah menuntut manusia untuk mengkaji Alquran,sehingga mampu menangkap kehendak wahyudalam dimensi zaman dan tempat. Wahyu yangterkesan simbolis itu, juga mengandung suatu yangintmaterial dan hubungannya dengan realitas, ticlakselalu tlialektis, tetapi lebih bersifat interpretatif.

Dalam setiap kehidupan masyarakat, selalu adaupaya mencapai tujuan ideal yang telah disepakatisebelumnya, tapi nilai ideal ini berbecla antara sattrkeiompok masyarakat dengan yang lainnya. Denganbegitu, maka konsekuensi logisnya adalah, lahirnyateori pendidikan yang berlainan pula. Suclah menjadifakta pula bahwa nilai ideal dalam suatu masyarakat,mempunyai keterikatan yang erat dengan prinsippendidikannya. Kemudian muncul fenomena baruyaitu adanya upaya mengadopsi konsep pendiclikanasing ke dalam pendidikan yang dianggap belumideal.

Islam adalah way oflife,bukan sekadar ritual bela-ka. Alquran yang diyakini oleh Muslim sebagai pe-mandu untuk semesta alam, seharusnya melahirkanfonclasi ideologi Islam. Maka dari itu, setiap per-masalahan pendidikan Islam harus clirujukkan kepa-da pemahaman dasar prinsipnya. Hanya saja, sebe-rapa jauh kita berani menggunakan nalar kita untuk

Dalam kedudukannya

sebagai kitab suci,

Allult nrcnuntutntunusia untu.k

mengkaji Alquran,sehingga manrpu

ntenangkap kehendakwahyu dalant dimensi

zonxan dan tempat

JPI, Fakultas T.arbiyah (lll, 1/I/9646

Page 4: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Alquran banyok

mengandung prinsip-prinsip pendidikan

Islum- Alqurunmengandung ilnrnuaJi', yang mengatur

huhungan manusia

dengan sang Penciptu,

antura manusiudengan sesamu, dan

cntara manusiadengan lingkungan

sekitar

JPI, Falaltas Tarbiyah UII, lil/g6

Bedah Buht

menangkap kehendak Allah yang terukir dalam wah-yu-Nya itu.

Alquran juga diyakini setiap Muslim sebagai Kitab

suci yang mengandtrng semua dimensi yang mem-

bawa kebahagiaan di dunia clan ,li akhirat. "Ticiak

satupun ayat yang Kami hapus rlari Alkitab (Alqur-an)". "Kami telah mengirimkan Al Kitab (Alquran)

kepadamu yang menerangkan segala sesuaht, sebagai

petunjuk, rahmat, dan kabar gembira kepacla setiap

Muslim."Dari sini maka elapat dipahami bahwa Alquran

banyak menganciung prinsip-prinsip pendidikan Is-

lam. Alcluran mengandung ilnt naafi', yang mengatur

htrbungan tnanusia clengan sang Pencipr.?, antara ma-

nusia dengan sesama, dan antara manttsia denganlingkungan sekitar. Bahkan, dimensi yang dicakupdalam Alquran, tidak hanya hal-hal yang terjadi cli

dalam dunia, tetapi lebih jauh lagi, seperti mengenai

kehidupan setelah mati.Namun, sekalipun telah ,Jengan keyakinan yang

suc{ah mendalarn itu, kita masih tetap sulit menemu-

kan benang merah antara pendiclikan lslam dengankonsep-konsep yang terclapat c{i dalam Alquran. Seba-

gai contoh, kata Tarbiyah yang terclapat di beberapa

tempat dalarn Alqttran, ternyata clisimpulkan clalam

pengertian berbeda oleh para pakar dalam Islam.

Tarbiyah yang diambil kata Rabb itu, menurutMauducli berarti mendidik dan ntentelihara. Sedangkan

Qtrrtubi berpendapat lain, Rabb berarti a descriptiongru* to anyone whoperfornt a thfuig in a mn'tplete man-

ner. Sementara Ar-Razi berpenciapat, adanya perbe-

daan antara Tuhan sebagai pendidik dan manttsia se-

bagai pendidik. Allah sebagai pendidik, Dia Maha ta-

47

Page 5: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah Buku

hu kebutuhan peserta didik-Nya, karena Dia sebagaiPencipta mereka. Kedudukan Tuhan sebagai pehga-was tidak terbatas oleh suatu grup atau bangsa, makakedtrdukan Tuhan adalah Pendidik semesta alamrabbul'alamitl.

Kata lain yang dapat dikaitkan dengan konsep.pendidikan adalah kata Qur an dan Kitab itu sendiri.Qur an yang diambil ciari qaraa berarti mernbaca danKitab dari katabayangberarti menulis. Keclua kata inidapat dikaitkan dengan konsep pendidikan Islam,namun permasalahannya adalah bagaimana menye-rap konsep pendidikan dari Alquran tersebut.

Dalam hal ini Rasulullah bersabda, " perumpa-maan clari petunjuk dan ilmu yang diturunkan kepa-daku, bagaikan hujan lebat yang jatuh ke bumi. Seba-

gian tanah bisa jadi subur dengan menyerap air hujantersebut, dan dengannya tumbuh sayur-sayuran danpadang rumput. Tetapi sebaliknya untuk sebagianyang lain". HR Imam Bukhari (p.25)

Dengan begitu, maka sistem etika clalam Alqtrranharus diterima, karena dia bersumber dari Allah, bu-kan karena dia sebagai hasil scientific experinzentation.Ayat yang ada dalam Alquran, ticlak hanya untukclibaca atau dihafalkan sebagai mana dilabelkandalam bentuk pendidikan Islam sekarang. Alquranharus digali untuk mendukung, dan mendasari sistempendidikan secara keseluruhan, dengan ticlakmeiupakaniimu-ilmu lain. Peserta didik diajak untuklebih mampu menangkap makna yang terkandungdi balik kalam Allah, karena simbol-simbol yangdiukir Tuhan melalui ayat-ayat-Nya, tidak akanmembawa makna yang berarti, manakala ticlak dicariterobosan-terobasan untuk menangkap maknanya.

AJ,at ysng adu dalant

Alquron,'tidak hanyauntuk dihaca stun

dilrufulkan sebagoi-

nutnfl dilabelkandulsm bentuk

pendidikan Isluntsekurung. Alqurunharus diguli untuk

mendukung, dan

ntendusari sistent

pendidikun securu

keselurulrun, dengan

tiduk ntelupakan

ilmu-ilmu luin

JPI, Fakultas Tarbiyah LIII. liI/96

'l

48

Page 6: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

seorang pandui hesi

atuu lukang koyu,

untuk berhasil dulunt

tugasnya dia lrurusmengenal dan

ntengerti nnterialyang dioluhnya llegitupulu haln.ya se(rrung

pendidik dalam melak-

sanakan proJbsin.yu,

diu akun berhasil haik

bila ia memiliki ide

J,ang.ielas lentungntnnusiu sehagui

subyek didiknyu.

JPI, Falaitas Tarbiyah Ill|. 1,/I/96

Bedah Ruht

Manusia dan PendidikanManusia adalahprrsa t tuju d.ari proses pendidikan.

Hal ini akan mudah direalisasikan apabila orangselaltr ingat dan mengerti, bahwa perhatian utamadari stratu pendidikan adalah untuk mengarahkandan mengantarkan manusia pada tingkah laktr terten-tu. Sebagai contoh, seorang panciai besi atau tukangkayu, rmttrk berhasil cialam ttrgasnya elia hartrs me-ngenal dan mengerti rnaterial yang diolahnva. Begittrpula halnya seorang penrliciik dalam melaksanakanprofesinya, dia akan berhasil baik bila ia memiliki ideyang jelas tentang manusia sc'bagai surbvek rlidiknva.

Besarnya perhatian terlradap mantrsia sebagai pe-laku dan subyek pendidikan, rnengacu p-rada kedutlu-kan rnanusia sebagai kltalitah di muka burni, seba-

gaimana yang telah cliterangkan c-tengan jelas oleh ,Al-

lah dalam Alcl,rran. "lngatiah ketika Tuhanmu berfir-man kepada malaikat, Aku akan jadikan Htalifah dimuka bumi". Menurtrt bahasa (Arab) " Khalilalt lnem-punyai arti penerus atatr pewaris, "Abtr Bakar Khali-fah Rasul Allah", artinya Abu Bakar aclalah penerussetelah wafatnya Rasulr,rllalr.

Namun demikian, pengertian ini akan mengan-dung pertanyaan, "siapa yang cliwarisi manusia ?"Ada yang percaya bahwa mantrsia pewaris jin elan

ada pula yang mengartikan, bahwa mantrsia per.t'arismanusia yang lain. Pendapat ini didukung beberapaayat dalam Alquran seperti, "Dia (Allah) menciptakankamu "pewaris" di rntrka bumi." Dalam ayat vanglain ditegaskan, bahwa "Allah rnenghancurkan suatukaum dan menggantikannya dengan kaum yanglain." Pendapat ketiga, khalifalt diartikan sebagaikhalifah terhaclap Allah sendiri; bukan terhadap jin,

49

Page 7: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah lluku

manusia atau golongan yang lain. Allah yang utama,

lalu climaksudkan agar mandsia sebagai khalifah,

berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran-Nya'

Bila menilik pada firman Allah yang lain seperti,

"Aku hembuskan padanya ruh-Ku", maka membe-

rikan gambaran kesatuan Allah dalam ciiri manusia

det got fitrahyang diberikan kepaclanya. Sebtrgai lria-Iifah, manrtsia sangat illegible tmtuk bisa mengem-

bangkan kemanttsiaannya dengan merenggLtt semua

sifat Tuhan, lalu berprestasi, dan berkreasi t{i muka

bumi. Apabila sifatTuhanYang Maha Pendidik, kalatr

merasuk dalam c{iri manusia sebagai penciidik, tentlt

akan memprocluk hasil yang satna sekali ticiak kon-

tradiktif ,.lengan kema uan makhl uk .1an Khal ik'

Meskipttn demikian, walau kedullukan sebagai

khalifah,manttsia tetap tidak memPunyai hak tntukmengklaim atas kekuasaan absoltrt Tr-than r'tnttrk clija-

lankarurya di muka br-rmi ini. Bahkan, manttsia de-

ngan statttsnya itu, tetap saja harus melaksanakan se-

gala perintah Allah dan tunduk kepada segala keten-

tuan-Nya.

Tujuan PendidikanTujuan pendictikan aclalah menggali clan rnening-

katkan potensi peserta,lictik, sehingga ia dapat men-

fungsikan secara optimal keciudukannya sebagai kla-tifah ,Ji muka bumi. Kematangan dalam berp'rikir,

membaca, dan menganalisis "petunjuk" Allah, baik

yang tertulis maupun yang ticlak tertttlis, untr-tk diap-

likasikannya clalam kehidupan nyata. Ini yang harus

diacu oleh pendirlikan lslam, sehingga menghasilkan

protluk yang tidak hanya tahu ayat Allah, tetapi

mampu mengaktttalisasikan dalam kehiclupannya.

Sehugui khuldult,

nturtttsitt ,unfr,illegihle untuk hisu

nrcngemhungkutt

ke nuut t t s itt il tt tr Jt (t

ilengun merenggut

sentuu siJitt Tuhun,

Iulu herprestasi, tlun

herkreusi di nmkubumi

Jf'\. Fakulta.r Tarbiyah {lll, I/I/9650

Page 8: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

muutun sehuult

kurikulum harusdirancang tiduk sujuuntuk mengemhung-kun dun kepentingunkekikiniun sistva (didunia), tapi.jugumengentbangkun etuts

martubat ntanusin

sebagui tumu Titlmn diakhirut kelak-

JPI. Fqhtltas Tarhi)tah (lll, 1/l/90

Bedah Buku

Untuk mencapai sebuah tujuan vang ideal, kuri-kulum sekolah harus dirancang sesuai dengan prin-sip-prinsip yang benar; aktivitasnya hartrs di desaindalam berbagai bentuknya, sehingga subyek didikbisa mencapai tujtran yang dikehenclaki. Pola pikirpenulis bahkan agak berbeda dengan pola ),'angciikemb angkan oleh a lma ma te rn y a (Jti ve rsi ta s Ltn nt u /Qura yang masih menganr,rt aliran "traclisional aS-r.

proacH'.

Menurut penulis, stressirrg tujtran hartrs elireka-yasa seclemikian rupa agar bistr clicapai oleh siswa clanadanya arahan untuk melanjutkan proses pembela-jaran. Kurikulum ti,lak bolelr hanva sekadar angan-angan atau gambaran yang ieie;rl, sangat umum, dantidakhanya memenuhi tlmtr,rtirn pelaksanaan c-li kelasbawah. Kurikulum semacarn ini rnenurntnva, digarn-barkan bukan hanya akan merngikan siswa, tetapijuga merugikan guru dan ser.nLra pihak. Untuk itu,maka rnuatan sebtrah krrrikrrlr.rm' harns dirancangtidak saja untuk mengembar-rgkan dan kepentingankekinian siswa (tli clunia), taprijtrga rnengembangkanetos martabat manusia sebagai tamu Tuhan di akhiratkelak.

Inti tujuan sebuah pencliclikan Islam, apapun ben-tuknya, adalah r,rntuk menca;-rai ridla Al.lah. Artinya,tujuan pendidikan Islam jatrh lebih luas dan mendasarclibandingkan dengan tujuan penriidikan secaraumum. Untuk itu, fungsi nr.rnrrsia sebagai khalifahtir.lak lain hanya unttrk rnengabdi kepacla-Nya, baiksecara vertikal maupun horisontal. Segala upayapendiclikan, mulai dari rancangan sebtrah kr.rrikulumsampai kepada pelaksanaan dan pengetrapan segalabentuk aktivitasnya, harus cliselaraskan untuk bisa

51

Page 9: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Eedah Buku

mencapai tujuan di atas. "Aku ticlak menciptakanJindan manusia, kecuali untuk mengabdi kepadaKu".

Sebagaimana yang dijelaskan pula oleh Sayid

Qutub, bahwa segala bentttk perbuatan manttsia

sebagai khalifah cli muka bumi, akan menjadi ibatlah

yang dicatat sebagai amal baginya. Dengan begittt,'maka tujuan pendidikan lslam yang paling akhir,sebagaimana tergambarkan di atas, tidak lain adalah

untuk mencapai manusia sempum a, m ar7's contp I e ti on,

yang mttlia di mata Tuhan.Kejenuhan dan kejumudan pendidikan kita sela-

ma ini, khususnya pencliclikan Islam, karenaumumnya masih bersifat tradisional, dan hal iniditangkap jelas oleh penulis. Menurutnya, aktivitasmurid ticlak boleh dibatasi oleh tembok sekolah.Segala benhrk aktivitas dan dinamika cli sekolah harus

clihubungkan erat dengan kebtttuhan dan tunttttanmasyarakat. Maka dari ittt, sebuah proses pentlic{ikan

dan tujuannya secara khusus, dapat elirancang c{alam

jangka yang panjang dan berkelanjutan, clengan

menempatkan masyarakat sebagai partnernya.ParJa bagian lain rJiberikan gambaran tentang mot-

toyangmenjadi motivasi ikhtiar yang tlilakukan, de-

ngan mengutip tulisanJohn Dewey dalam Democracy

and Education (p.59) bahwa; "hidup adalah pengem-

bangan clan berkembang. Berkembang cian tr.tmbuh

berarti hielup. Maka pencliclikan berarti (1) prbses

tic{ak pernah berakhir, (2) proses adalah reorganizing,re con s tr u c ting dan tra ns fo rmi ng y ang b e rke I anj u tan

pula".

Isi PendidikanGambaran tujuan pendidikan sebagaimana yang

Segulu hentuk aktivitas

dan dinantika disekolah harus

ililttthungkon erttdengun kehutulmn dan

ttt ttttttun musyornkat.

Muku iluri itu, sehuult

pruses pendidikun dun

tttjuunnya secartkhusus, elaput

diruncung dulunrjungku yang punjang

dan berkelanjutan,

dengun menentpulkan

ntusyurukut sebagui

partnernyo

JI'|, Fakulta:;'l'arbiyah UII, l ili9652

Page 10: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Kalau tu,iuun

pendidikan berheda

antara satu nta-syarakat dengon

musyarakol yang luin,muka contents

kurikulumnyapurtInrus dupat

diselenggurakon. De-sain contents yuttgcocok dan tepal herurlikemampuan menilih,kemampuan memililtbercfti keheranian

dalam nrcnenlukunsebuah nilai

JPl, Fafultas Tarhivah I/ll, lI/96

Bedah Buktr

telah diungkapkan di atas, tidak akan bisa tercapaikecuali para penclidiknya memilih dan mendesainmuatan yang cocok untuk sebuah kurikulum seko-lah. Pengertian contetrfs, dapat diartikan sebagai se-buah organisasi ilmu pengetahuan yang menjadiacuan dari segala bentuk aktivitas sekolah. Dan perludiingatkan bahwa contents ini bukanlah tujuan akhirdari sebuah proses pendidikan, tapi ia aclalah saranauntuk mencapai tujuan yang lebih ideal.

Para perumus dan penanggungjawab dalam me-milih contents kurikr,rlurn tidak bisa lepas clari adanyahubungan yang erat antara tujuan dan contents itusendiri. Maka contents harus fleksibel dan bisa di-moclifikasi dalam pelbagai cara untuk pencapaiansebuah tujuan. Membaca dan menghafal Alcluran cla-pat dikategorikan sebagai contents kurikulum, tetapiitu bukanlah tujuan semata yang mesti berakhirsampai di sitr.r. Hal semacam ini, oleh penulis, banyakditemukan di dalam pencliclikan Islarn tradisional,sehingga masyarakat lebih bangga dengan penca-paian target di atas claripacla pengamalan clan telaahlanjutnya.

Kalau tujuan pendirlikan berbeda antara satu ma-syarakat dengan masyarakat yang lain, maka contentsktrrikulumnyapun harus dapat diselenggarakan. De-sain contents yang cocok dan tepat berarti kemam-puan mernilih, kernampuan memilih berarti kebe-ranian dalam menentukan sebuah nilai. pandangan

yang keliru sering terjadi di kalangan para pendidikkita, sebagai diucapkan oleh Hutchings dalam tulisan-nya The Higlter Learnhtgit Anteric-a:

"Education implies teaching. Teaching impliesknowledge. Knowledge is truth. The truth is every-

53

Page 11: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Beclah lluku

where the same. Hence, education should be eYerY-

where the same". (7936:13).

Alqtrr an a clal ah com e r- s tone d a ri teo ri pencli c{ik an

Islam, bahwa prinsip-prinsipnya' sebagai faktor pe-

nentu dalam penyatuan beberapa subyek yang terga-

br-r.g dalam sebttah kuriktrh-rm. Menurut penulis, ti-

dak ada materi pelajaran yang diklasifikasikan seba-

gai agama atau sekuler. Semtta bentuk bitlang studi,

termasuk science,harus diajarkan berdasarka n Islanic

view poinf. Akan terbukti bahwa dualisme cialam

sebtrah kurikulum, bukanlah aspek yang inhetend'ari

pandangan Alquran; di mana dia harus ada, dan

memberi atribttt terhadap faktor-fakt or socio-poli tical,

baik intemal maupun esksternal.

Telah dimaklumi bahwa ayat-ayat Atlah itu ada

pacla diri manusia, clan alam merupakan tambahan

clari ayat-ayat yang termakttrb dalam Alcl-rran. Ketiga

sttmber ini hendaknya menjadi kendali terhadap

pelaksanaan seb uah penclictikan. Kepedulian penulis

ciengan "core" pendidikan lslam, tidak luntur oleh

tuntutan zaman sebagaimana terjacli cli beberapa

negara yang mayoritas penducittknya Muslim. Maka

dari itu, segala sesuattt yang berkaitan dengan

Alquran dan Hadits serta bahasa Alquran, menjadi

prioritas utama dari sebtrah acuanpenclidikan. Di sini

terlihat konsistensi penttlis dengan rujukan abadi,

yang tidak bisa dimanipulasi oleh apapun bentttkkonelisi yang mungkin terjadi dan hanya metode ka-

jiannya saja yang perlu ditelaah ulang cian selalu

dimatangkan.Lebih lanjut dijelaskan bahwa muatan sebttah

kurikulum harus juga memasukkan lapangan ilmupengetahuan yang concerndengan kajian alam. llmu

duulisme dulant

sehuult kurikulum,hukunlult aspek yang

inlrcren daripundungun Alquran;

di rrumu dia hurus udu,

dun numberi utributte r I rudup Jir kktr-f ak to r

sttcio-political, buik

internal ntuupunesksternul.

JPI, Fakultas Tarbiyah UII. l1l/9654

Page 12: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Arus invasi luur.yangpuda gilirannyumenghancurkanpandangan untuntterhadap ilntupengetahunn Islantdon memban!:un

asuntsi negatifterlndap masyurnkat

Islant Sikup inimuncul kurenu llntuAlquran dan bulrusu

Arab nrasilr

nterupakan kontponenyang hanya "ltartts"tliltufal dan dihuca,

hukan untuk tlikem-bangkan dan diannlisissesuai dengan zanutnkekinian.

JPI, Fakultas Tarbiyah UII, I il/96

Bedah Buku

ini bisa disebut dengan al-ulunt al kawniyyah; termasukdi dalamnya astronomi, biologi, botani dan lain-lain.Beberapa elemen yang ada di dalam kurikulum, harusada unsur agamanya. Tetapi pada bagian lain, bisajacli muatannya non-religious. Karena pada hakekat-nya tidak ada kontradiksi antara scienced,engan avat-ayat Allah.

Dalam konteks tersebut, Ismail al- Faruclimengemukakan alasannva untuk rnenyatukan ilmupengetahuan dalam Islam, yaitu:

" ........f.or the truth .,.. is none other than the intelli-gent reading of nature in scientific report and experi-ment, or the rearJing of God's revelation in His Holybook. God is the author of both; and both of His worksare pr-rblic, appealing to no magisterium other thanthat of reason and understanding". (p. 139).

Dualisme cii dalarn muatan kurikulum yarrg per-petuates c{ikhotomis antara pernyataan Allah, antaramantsia clan alam, clan Alclr-rran, bukanlah suattr ele-men yang integreted menumtpandangan Islam. Arusinvasi luar yang parla gilirannya menghancurkanpandangan urrlum terhadap ilmu pengetahuan Islamdan membangun asumsi negatif terhaclap masyarakatIslam. Sikap ini muncul karena llmu Alquran danbahasa Arab masih merupakan komponen yang ha-nya "harus" dihafal dan dibaca, bukan unttrk dikem-bangkan dan dianalisis sesuai dengan zaman ke-kinian.

Di sisi lain, dalam proses penclidikan kita dijumpaibanyak sekali kurikulum yang kaku dan jumud. Se-

mentara Barat dengan beberapa bentuk propa-gandanya, baik tlenganpolitik, ekonomi, dan budaya,dengan beberapa tamengnya telah mengubah sikap

55

Page 13: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah Buhr

kita sendiri terhadap proses pendidikan Islam yang

selama ini berlangsung. Bahkan realita tersebutmenguatkan keengganan kita untuk pecluli dengan

kekurangan-kekurangan yang kita alami ittt. A,Ja lagi

bentuk lain ytrng terjacli yaitu dengan mengaciopsi

sistem peneiiclikan modern elengan sistem tradisisnal,

tanpa adanya modifikasi yang berarti.

Parla bagian lain, penulis memberi beberapa

wacana sebagai ikhtisar dari beberapa pemikiran di

atas. Fenomena menunjukkan dua hal yang memba-

hayakan rJan setiap penclitlik mtrslim harus mewas-

padainya. Pertanta, sr"rbyek materi yang bartr, akan

menclapat peltrang waktu lebih banyak, dan ini akan

menggusur seclikit clemi seelikit "essensial [slantic sci-

e nce " y ang merupakan " core " kttriktrltrm. Il rn r"r- i lm r-r

yang,liperkenalkan di clunia Islam, telah mengambil

ternpat clari ilmu-ilmr.r yang dibangr.rn atas dasar

Alqtrran.Untuk ittr, pemberian bobot yang ringan terhaclap

prinsip-prinsip Islam, hanya akan membawa kepada

kelemahan semangat Islam di kalangan intelektr'ral

muslim sencliri. Ini btrkan berarti kita meremehkan

clan mentttup kemungkinan masuknya science b artt

eialam kurikulum sekolah, tapi kita harts waspada

terhaclap munculnva rival clan sufierior terhadap

esrensial Islanic sci ences.

Kedua, aclanya gejala trclopsi sekr-rler yang sangat

kontra dengan jalan pikiran Islam. Dengan begitr.r,

maka setiap sekolah hants diarahkan r.ntuk tnenela-

pa tkan kesempatan mendapa tkan pencl ic{ikan aga ffIa.

Bagi penulis, akan tidak acla artinya dan tidak perludib anggakan, manak ala sci ence tirlak me mpecltrlikan

nilai-nilai ajaran agama. Kesadaran yang muncttl

pcmheriun hohot yung

ringun terhudup

pri n s ip-prins ip I s lum,

hutt-yu ukun ntentbuwu

kepudu kelemuhun

senutngut Islam dikulungun intelektuul

nutslinr sendiri. Inibukurt herurti kitumerenrehkun dun

menutult kemungkinun

tttttsuknyu science buntdulunt kurikulunt

sekolult, tapi kitu lturustvuspudu terhurlup

munatlnyu rivul dqn

superior terlrudup

essensiul Islumicsciences.

JPI. F'akultas Tarbiyah UII. lil,/g656

Page 14: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Kesadaran .yangntuncul yang olelrsebagian kitu helunrdisadari clengan huikadalah pola sekuleryang sudah nrcncektkibennk sistutt ugurmereka acuh dengun

agilnta, stau buhkunjustru bersikatrt

antipati.

JPI, Fakultas Tarbiltah {J||, liI/96

Bedah Ruku

yang oleh sebagian kita belum riisadari dengan baikadalah pola sekuler yang sudah mencekoki benaksiswa agar mereka acuh dengan agama, atau bahkanjustru bersikap antipati.

Banyak kalangan yang berpendapat bahwa tidakada masalahnya sama sekali untuk mengadopsi fa-ham sekuler ke dalam ktrrikulum Islam, karena koek-sistensinya dengan prinsip-prinsip Islam sangatdimungkinkan. Hassan, seorang penulis Muslim dariNigeria, mengungkapkan pandangan positifnva ter-haclap sekuler dalam br.rkunya Islantic fuciety in Nige-ria : Its Intplication for Educational and Social Growtlz :Lengkapnya dia menyebutkan :

"In this respect the recognizecl Islamic scholars aswell as the traclitional rulers have a rJuty to educatetheir people tlrat the Western seculer approach doesnot necessarilv act as a rneans of proselytizing forChristianity nor is it anti Islamic but rather that it pro-vides a necesary instrtrrnent for the social and eco-nomic developrnent of tlre comrnunity." (p.298)

Bagaimanapun jtrga, secara spesifik faharn sekulermenafikan agama dari pelbagai aspeknya darikehiclupan manusia, khustrsnya clari climensi ilmu.Penafian agama dari beberapa aspek keilmuan, dapatditafsirkan menurut pandangan Alquran sebagairevolusi memusuhi Allah, karena mengabaikanmanusia sebagai Htalifah. Cragg dalam tulisannyaberjudul The Privilege of Manmenjelaskan:

"... there is no contemporary faith more raclicallyinvolved in this type of secularity. For there is no faiththat has so ambitiously or so programmatically relatedthe human order and the tlivine will." (p. 14)

Hal lain yang menarik dari tulisan Abdul Rahman

57

Page 15: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah Buku

ini adalah penclapakrya bahwa, sciencebisa jacii tidakperlu harus berasal dari Alquran atau hadits. Penr"rlis

menyandarkan pernyataannya ini pada sebuah haciits

yang dikutipnya, yaitu : "Sttatu kejadian, Rastrltrllah

melewati orang yang sedang mengawinkan kurmajantan dan kurma betina. Melihat itu Rasr"rltrllah'memberi

kornentar, bahwa itu perbuatan yang sia-sia.

Tetapi ketika mereka mendengar komentar ittr,mereka menolak. Kemuclian Rastrlullah diberitahtr,penolakan mereka ini berdasarkan paeia bahwa cle-

ngan proses pengawinan ini, akan mempercepat pro-ses pembuahan. Kemr,tclian RastLlr.rllah menjawab, ka-

lau seanc{ainya memang ada manfaatnya, mereka

boleh menerttskan, ittt hanya sekac{ar pendaprat saya

pribaeli clan jangan ikttt saya. Tetapi apabiia saya

mengatakan dengan nama Allah maka kalian haruts

mengikuti r1y a" . (p. la4)Semrta perbuatan diciik harus cliarahkan pae{a

pencapaian tujuan penciitlikan, baik ttrjtran Lunum,

khusus, seketika, maLrpttn tujuan yang bersifatsementara. Pendidik, dalam hal ini aclalah yang pal-ing bertanggungjawab terhadap tercapainya tujuancli atas rian dia harus mengarahkan upayanya untukmencapai tingkat kematangan anak clicliknya. Proses

pencapaian sebuah tujttan vang icleal hartts berke-lanjutan, maka guru sebagai pencliclik tidak hanya se-

bagai pemberi materi pelajaran, tetapi lebih pacla

sebagai penclicliknya.Proses pencapaian tttjuan penclitlikan hartts ciisia-

sati oleh para pendiclik sejak awal. Kalar-riah hal ini ti-dak memrtngkinkan r"rntuk melanjtrtkan satu kerang-ka kerja secara individtr, maka harus adanya jalinan

ikatan antara satu pendidik dengan pendiclik lain

Setnttu perhuutun didikIrurus diuruhkun pudu

pencupuiun tujuunpendidikun, buik

tu.j u un un runx, kh usus,

seketiku, nuutpuntu.i tton yung bersi_fut

sententara

JPl, Fqkultct"- T'arbiyah UII, l,'1,/9658

Page 16: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

penyelenggaroan

pendidikan Islam,bagainnnnpunmasyarakatnya,

mempunyai htjuon(pendidikan) .yungsecara unutnT duput

disepakati, yttilu u nlu kpencupaian

kedudukan insankumil, yung ntompttntengubdi kepodo

Allah secnra optimal

JPI. Fakultas T'arbiyah (111. 1,/l/96

Bedah Buku

pada jenjang selanjutnya. Dari keterikatan ini, akanterjalin kerja sama yang-beruntun antar satu pendidikdengan vang lain.

Di sisi lain harus ada kesamaan filsafat, ideologiantar pendidik yang terlibat. Kalatr tidak, akanmelahirkan kerancuan, bahkan dapat menggagalkandari harapan tujuan yang ingin clicapai clan diharap-kan. Filsafat yang dianut, seclapat mungkin harusmencakup segala pandangan dan r.rsaha manusia ke

dalam stratu dasar pandangan, sehingga merupakansuatu kebulatan pandangan yang rnenjiwai dan rnem-persatukan segala pengetahuan dan perbuatan ma-nusia.

Filsafat ini bisa saja berbeda antara satu masva-rakat dengan masyarakat lain. Tetapi dalam penye-lenggaraan pendidikan Islam, bagaimanapLm masv a-

rakatnya, memprmyai ttrjuan (pendidikan) yang seca-

ra ulnuln dapat clisepakati, yaitu unttrk pencapaiankedudukan insan kanil,yang mampu mengabcli kepa-da Allah secara optimal.

Elernen PendidikanAcuan pendekatan sejarah yang atla 'lalam Al-

quran, merupakan hal yang sangat berharga, namunsering dilupakan. Oleh negara-negara Barat, fakta-fakta sejarah ini sudah cliartikan lain, kemudian,Jijaclikan demokrasi sebagai iclola dan filsafat kehidu-pan. Menurut penulis lain" history is regarde,J as a pro-ress leacling to nme ultintate aind'. Pengtrngkapan faktasejarah dalam Alquran, secara berr.rlang-ulang Allahmengungkapkan indikasi akan besarnya makna yangterkandung dalam sej arah seba gai'i tib a rb vatgenerasiselanjutnya.

59

Page 17: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Badah Rrktt

Lebih lanjut ahli sejarah tersebttt mengatakan;" the

emphasis of the Qur an on 'ibrah (instruction) wlich one

gebfrom thestudyofpastgenerations reveals that there is

an implication of the relevance ofpastevents topresent

situation. In other words, the sfucly of pastevettts rerves;t

p utpore a t preretz t, and tlis sugges ts th a t te a ch ing li s to t' v'

in schmls should be geared to helping in a ttaiting the erl u-

cational ainll'.(p.147). Dalam lingkup tersebttt, maka

pengajaran sirah Mtthatntnacl (sebagai contoh),aclalah bertujuan tmtttk mendidik siswa agar ciapat

mengha rgai karakter Muhammacl elan menj acl ikan

prilaku nt'rbi sebagai tauladan.

Di samping sejarah, penulis jtrga mengkilas renais-

sanse. Renaissanse yang akarnya br"rkan dari Islarn,

ticlak bisa dianggap secara positif sebagai hal yang

harus dikembangkan. Menrtrttt perspektif lslam,

renaissanse sebagaimana bentuk peraclab.rn lairurya

seper ti Ph a ra oni c atav Ph rnni ci atr, ti clak peri u cli pec{ tr I i-

kan, karena ini semua mereflek pada semangatiahili-

,vah.Hal yang sama juga terjadi pacla peradaban Barat

yang menafikan Allah clari kehicluPan manrtsia.Karena Mtrhammad hartts diyakini bahwa sebagai

penutup para nabi, maka ajarannya harus menjacli

strmber rt{ukan setiap aktivit a. Renaissiutce or re-birtlt

or tajdid,harus mempunyai makna "kembali kepacla

prinsip-prinsip Alcltrran".Nasr, seorang pakar mttslim, pernah menutlis

dalam Decadence, Deviation and renaissattce itz the con-

textof Contentporary Islant;bahwa, "A true Islanti re-

naissance is then notjust the birth or rebirth of anything

that happns to history but the reapplication of principles

of nature a truly [slamicnature".(1976:39).

Menurut perspektiJ

Islunt, renuissunse

sehuguimunu bentuk

peruduhun luinnyu

sqterti Plruroonic utau

Pluteniciun, titlttkperlu cliltedulikan,

kurenu ini semuu

mereflek padu

semungut juhiliyulr

,lPl, Fqhtlttrs'[arbiyah UII. I ;lt'9660

Page 18: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

metode yilng tidukteput, bukan soju tiduktercapainya tujuonpendidikun, tetqidapat melahirkan hulyang lehih hahayo,

yaitu sentakinplnbin-yu srtb-yek diilikterhuelup materi yungdiajnrkan

JPI, Falailtas Tarhiyah IIII. lI/96

Bedah Buhr

Maka dari itu, deviasi dari prinsip Al Qur'an" should not be boiled asprogrcssive even if it is accon'tpa-

nied by nttte lnli tical, eanonical o, r wial adieventend' .

Kalaulah analisis ini dapat diterima, maka sejarah daribeberapa gerakan politik di clunia muslim yang dico-py dari nasionalisme Barat, rnenurt t panclangan Is-lam, tidak bisa dianggap sebagai suatu bentuk re-naissance.

Metode PendidikanMetode pendidikan sangat mernberikan corak

perbedaan antar satu bentuk pendittikan dengan pen-diclikan yang lain. Sekolah yang menitikberatkanpadametoda rnenglrafal, sangat jauh berbecla kualitas dankemajuan belajarnya dengan sekola}r yang meng-utamakan sistem analisis. Muatan kr,rrikulum yangbaik, tidak membawa arti apa-apa kalau tidak meng-indahkan suattr rnetode pengajarannya.

Alqrrran dan Hadits sebagai rujr.rkan yang telahelisepaka ti keab sah annya, tida k akan memberikan artikalau metode penyampaiannya yang tidak tepat. Halyang lebih parah lagi adalah dengan metode yangtidak tepat, bukan saja ticlak tercapainya tujuanpendi-dikan, tetapi dapat rnelahirkan hal yang lebih bahaya,yaitu semakin phobinya subyek didik terhaclap materiyang diajarkan.

Fenomena menunjukkan dengan jelas, bahwadunia pendidikan Islam semakin kecil perannya, danini lebih disebabkan oleh kejumudancara berpikirpa-ra pendidik kita. Maka menurut Abdullah, " The aimsof educa tion arc of the utntet intlnrtane bea ux they gov-em toa greatextent, tltenafureafmethods and content.The lad< of adegua te methods or antent res ul ts in rerious

67

Page 19: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah Buht

damageto theprocessof educationeven though the aints

might be of a high standard' Itntust be em7'>fi25i2sc! that

aitns do not operate in a vac un1" . (p. 170)

Itis self-evident that differentsocieties do not aint at

incl uca ting iden tical pa ttents of beha v,i or in tlei r ntetnbers.

.Setiap masyarakat memptmyai perspektif tersenc{i ri,

serta mempunyai image tersendiri terhadap sebrtah

sosok yang icleal. Irti berarti, bahwa tujr-ran peneliiiikan

ticlak harus selalu c{iimport dari masyarakat lain'

Sebab, tujuan penciiclikan adalah cara elari sebuah

proses penclirlikan, dan selanjutnya, teori pendiclikan

terhatlap masyarakat tertentu haruslah mernptrnyai

karakteristik tersenc{iri. Meski clemikian, ketrnikan

pendidikan dari satu masyarakat tidak berarti menar-

fikan pengalaman dari masyarakat lain, cian tidak

pula menolak kesamaan antara komponen clan teori

pendidikan vang lain.Prinsip-prinsip Alcltlran yang telah mernberikan

fonclasi terhadap teori penc{idikan Islatn, bisa ciikon-

firmasikan dengannon Islam, seiagi tidak melahirkan

prinsip yang kontra,liktif. Tetapi kalau seanclainya

teori vang non Islam tersebtrt incorportttecl, maka teori

tersebttt ticlak rneniacii permasalahan. Untuk hal

semacam ini, Abdul Rahman rnernberi saran, bahwa

" when an elententis ittcorp'>orated in attv theorv olecluc;t-

tion, itgrxs through nn'rc dnttges, esp'ecially those;ts;tects

which are cttlturall-y oriented' .

Bisa saja muatan suattt ilrnu tidak berbetla ant;rra

satu masyarakat clengan masvarakat lain. Tetapi,

beberapa sikap yang ada kaitannya dengan ilmtt, ittt

akan bervariasi dari satu masyarakat dengan masya-

rakat yang lain, karena memiliki ketergantungan dan

keterjalinan dengan nilai dan kepercayaan yang

tu.iuun pendidikun

tiduk lrurus selulu

tliintport duri

ttrttsyurukut Iuin.

Sehult, tuiuunpendidikun udulult

curu duri seltuult

pr()ses pendidikan, dun

selunjutttyu, teori

pendidikun terhudoP

tttu s),u rukut terte n tu

lmrusluh mempunyui

kur ukteris ti k ters end iri

JI'l, Fakultas Thrbiyah UII, l/l/9662

Page 20: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

kita tidak tuhrt

sehenarnyu apa.yang

kita hurapknn darisehuah ltnrsespendidikun, kulaulultkita tidak mentilikikonsep lung.ielostentung "ntanusio"dun atribulnlta"

JPI, l;akultas larbgah Illl, lil/g6

Bedah Ruhr

dianut.Meskipun demikian, menurut teori pendirlikan Is-

lam, sekuler tidak mempunyai tempat sama sekalidiclalamnya dan sekuler diang$ap sebagai an insepa-rable dnribute of sciet'tce. Seclangkan dernokrasi Barat,Marxisme, yang telah memberi sumbangsih besarterhadap perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, keduanya ini rnempruryainilai ,Jan beliefsmasing-masing vang perlu diwaspaclai.

Pada bagian akhir tulisannya, penulis memberiikhtisar bahwa kita tidak tahr.r sebenarnya apa vangkita harapkan dari sebtrah proses pen'Jidikan, kalau-Iah kita ticlak memiliki konsep yang jelas tentang"manusia" dan atributnya. Dari konsep Alqtrran, ma-nusia adalah tmik apabila dia dilihat sebagai HtalifahAllah. Manusia men"rpLulyai fitrah yang baik, bebasberkehencl ak, body, soul d.an ntincl.

Untuk itu, maka pendidikan Islam harus diarah-kanpada pengembangan semua atribut yang dimilikimanusia. Selanjutnya, pendidikan Islam diarahkanpada pembentukan the fithful indivi,Jual yang peduliterhadap pelbagai komponen alamnya dengan tidakmengorbankan pihak la in. Lal u mengupayakan sikapberimbang seperti beriman pada yang ghaib, clanbukanberarti pendidikan Islam ntenolak cara berpikirrasional. Hal tersebut sarna halnya clengan kc'pedulianterhadap nilai-nilai spiritual, dan bukan berarti meng-indahkan kepentingan biologis dan nilai-nilai practi-cal lainnya. Dalam teori pendidikan Islam, orang ticlakakan menemukan kontradiksi antara prinsip-prinsipideal dengan kepentingan biologis.

Oleh karena konsep khalifah telah memiliki kesa-tuan pe rson a I i ty, maka ma teri pel ajaran y ang rliberikan

Page 21: Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Bedah Bukrl

kepada siswa, ticiak hartts didefinisikan terlebih cla-

hulu sebagai non-agama atau sekuler, dan semtta ma-

teri yang disampaikan harus diarahkan pada penca-

paian tttjuan. Kesatuan ayat-ayat.Allah cialam Alclur-

an dan fenomena alam, mengharapkan kesatuan

muatan pendidikan. Kesatttan, bttkan clualisme seba-

gai karakter dari mttatan teori pencliclikan lslarm.

'tulisan ini disiapkan oleh Drs. Ar.huru&lin Sultil, tuI'Ed.' Artggota

Penyunting .lurnal Pendilikan Islunt, -vung iugu sehugui l)osen

Faku ltas'furhiyah Il I I ftry1'ukarta.

& J['1. I;qkulrcrs'[hrbiyah UIL I il/96