tentir tumbuh kembang sistem penglihatan

Upload: rasyad-wicaksono

Post on 13-Mar-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rangkuman singkat mengenai embriologi dan tumbuh kembang sistem penglihatan

TRANSCRIPT

TENTIR MATA

Anatomi mata

Lensa terletak dibelakang pupil. Garis lurus yang dimasuki cahaya harus jernih agar cahaya dapat masuk ke makula dan fovea yang merupakan pusat penglihatan.

Ukuran bola mata normal BayiDewasa

Diameter AP17 mm24 mm

Diameter kornea9,5-10,5 mm12 mm

Curvatura kornea6,6-7,4 mm7,4-8,4 mm

Diameter AP : Diameter anterior-posterior. Dari kornea- macula. jika lebih besar: miopi penglihatan buruk untuk jarak jauh. Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibiaskan membentuk bayangan di depan retina. jika lebih kecil : hiperopia / hipermetropi penglihatan buruk untuk jarak dekat. Bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang retinaDiameter kornea: bermasalah jka < 9 mm mikrokornea : Disebabkan karena bola mata yang terlalu kecil dan dapat disebabkan karena gangguan pembentukan > 12 mm makrokornea. kelainan kongenitalcurvature kornea: kelengkungan kornea menunjukan kemampuan visual

Perkembangan penglihatan Ketika bayi dilahirkan sampai usia 4 tahun perkembangan mata masih terus berlanjut dan umunya berlangsung lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Bergantung pada latihan melihat jika tidak ada maka proses penglihatan dapat terganggu Bayi baru lahir baru dapat membedakan gelap dan terang. Refleks kedip terhadap cahaya usia beberapa hari Kontak mata usia 6 minggu. Fokus benda terang usia 2-3 bulan. Refleks pupil 31 minggu usia gestasi

Kelainan penglihatan pada bayi Kelainan anatomis dapat segera dilihat namun kemampuan penglihatan sulit untuk dideteksi pada bayi. Bayi yang memiliki gangguan dalam penglihatannya dapat diidentifikasi ketika: Tatapan mata yang tidak terfokus harusnya muncul saat 6 minggu. Tesnya dengan memberikan mainan. Tidak ada respon terhadap wajah orang tua/obyek yang menarik Nistagmus: gerakan bola mata involunter yang bersifat ritmik.

Uji tapis penglihatan

Penyebab kelainan1. Genetik Contoh penyakit: katarak, glaucoma, buta warna, distrofi retina, retinoblastoma2. Infeksi intra uterin : paling sering adalah TORCHInfeksi kongenital transuteri dapat merusak mata melalui: Infeksi langsung merusak jaringan Efek teratogenik menyebabkan malformasi Efek perlambatan reaktivasi suatu zat yang disertai inflamasi menyebabkan kerusakan jaringan 3. Obat-obatan teratogen talidomit4. Radiasi 5. Trauma6. Kelahiran prematur, kelainan selama kehamilan kelahiran prematur yakni sebelum pematangan organ sempurna7. Tidak diketahui

Kelainan pada mata1. Toxoplasmosis okuler Disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit obligat intraseluler. Kista dapat bertahan di dalam tubu selama 25 tahun. Ditularkan melalui intra uterin dari ibu ke janin. Mengenai sistem saraf sentral, retina, macula Manifestasi : gangguan penglihatan yang tidak terkoreksi, bersifat bilateral dan timbul setelah lahir Terapi dilakukan pada lesi yang aktif: pyrimethamine, sulfadiazine, asam folat dan steroid

2. Infeksi Rubella Infeksi pada kehamilan 8 minggu resiko infeksi pada janin 50% 80% janin mengalami defek perkembangan Makin muda terkena makin banyak kerusakan yang terjadi. Kelainan pada mata karena gangguan pembentukan bola mataa. Katarak b. Mikroftalmos bilateral/unilateral ukuran mata lebih kecil dari normal. c. Iridosiklitis kronis peradangan iris dan badan siliar. d. Degenerasi lapisan epitel pigmen retinae. Kekeruhan kornea : pada awal perkembangan, kornea keruh karena bentuk sel masih aktif, ketika keaktifan permukaan sudah berkurang maka kornea menjadi jernih. f. glaukoma kongenitalg. hipoplasia iris

3. Cytomegalic Inclusion Disease Termasuk yang jarang ditemukan Infeksi pada janin disebabkan oleh: Kondisi viremia pada ibu dengan infeksi primer, reinfeksi, reaktivasi infeksi laten Kelainan okuler : Retinokoroiditis radang pada retina dan koroid Nystagmus Strabismus Katarak Mikroftalmi Uveitis Uveitis merupakan peradangan pada uvea: lapisan pada mata yang berada di antara lapisan sklera dan retina dan terdiri dari iris, badan siliar dan koroid. Anoftalmi atrofi N II

4. Herpes Simplex Virus Patogenesis: infeksi karena kontak saat lahir pervaginam Kelainan okuler: konjungtivitia, keratitis retinokoroiditis katarak retinitis

5. Oftalmia neonatrum Konjungtivitis neonatorum : mata merah, kelopak bengkak, sekret konjungtiva saat periode neonatus Mata bisanya lengket dan tertutup, isi permukaan bola mata berwarna putih yaitu secret purulen. Sekret harus dibersihkan menggunakan lap yang dibasahi dengan air atau diirigasi. Jika lama dibersihkan akan terjadi kerusakan mata yang lebih lanjut. Komplikasi: ulkus kornea dan endoftalmitis Penyebab: Bakteri pathogen iritasi zat kimia (tetes mata perak nitrat), virus Bakteri: N. gonorrhoeae dan trachoma berasal dari traktus genitalia ibu Secret diambil dan diperiksa dibawah mikroskop untuk menentukan bakteri. Diagnosa: Anamnesis Gejala klinis Laboratorium: swab sekret konjungtiva pemeriksaan Gram dan BTA Terapi Antibiotik topikal/oral/parenteral sesuai bakteri penyebab

6. Katarak pediatrik Katarak kekeruhan pada lensa, dapat bersifat herediter. Katarak kongenital meupakan penyebab gangguan penglihatan sedang-berat pada anak. Sering disertai dengan kelainan okuler atau sistemik yg lain. Biasanya tidak total Gejala & Tanda: Leukokoria: pupil tampak putih Gangguan penglihatan Nystagmus Penangan harus secepatnya, jika tidak ambliopia

7. Retinoblastoma

Tumor intraokuler maligna primer Paling sering terjadi pada anak. Familial/herediter : bilateral, diagnosa dalam usia 1 th Sporadik: unilateral, diagnosa usia 1-3 th Jika tumor sudah besar biasanya dilakukan kemoterapi terlebih dahulu agar tumor mengecil baru dilakukan operasi untuk pengangkatan tumor. Bedanya dengan katarak: jika katarak warna putihnya seperti warna putih susu sdangkan pada retinoblastoma seperti ada pantulan cahaya Gejala leukokoria (cats eye) pupil putih : biasanya jika terlihat maka tumor sudah membesar perdarahan vitreus hifema darah yang terdapat di depan iris peradangan okuler glaucoma proptosis peonjolan bola mata ke depan

8. Glaucoma pediatrik Glaucoma Peningkatan tekanan intraokuler abnormal pada 1 tahun pertama kehidupan : pembesaran dinding bola mata, terutama kornea. Tekanan intra okuler : 30 40 mmHg Papil N II : pembesaran rasio cup/disk > 0,3 Gejala trias klinis glaukoma kongenital primer Epifora lakrimasi Fotofobia takut melihat cahaya Blefarospasme gerakan kelopak mata involunter pengobatan harus secepatnya sehingga prognosis akan baik. Jika tidak kerusakan N II kebutaan

9. Ambliopia Yaitu penurunan tajam penglihatan dengan koreksi terbaik unilateral atau bilateral yang bukan disebabkan secara langsung oleh berbagai kelainan struktur bola mata atau adanya gangguan jalur penglihatan posterior. Etiologi : Strabismus Kelainan refraksi yang tidak dikoreksi Berbagai kelainan yang mengganggu kualitas bayangan yang dikirim ke otak Klasifikasi : Ambliopia strabismus : trofia konstan, non alternating Ambliopia anisometropia : gangguan refraksi antara kedua mata tidak sama besar menyebabkan bayangan yang jatuh pada salah satu retina selalu tidak fokus Ambliopia isoametropia : penurunan tajam penglihatan kedua mata (relatif ringan), umumnya disebabkan kelainan refraksi pada kedua mata pada usia muda yang tidak dikoreksi. Hiperopia: +5D, miopia -10D Ambliopia deprivasi : disebabkan kekeruhan media refraksi kongenital/sejak kecil (katarak kongenital, ptosis kongenital) Terapi dilakukan untuk : Mengatasi deprivasi, memberikan koreksi tajam penglihatan terbaik, memaksa mata ambliopia untuk lebih terlatih dengan menutup mata yang lebih baik

10. Koloboma palpebraKelainan pembentukan kelopak mata pada saat dalam rahim sehingga kelopak mata tidak terbentuk sempurna. Saat memejamkan mata bagian kornea dapat terpapar dan harus segera dioperasi agar kornea tidak mengalami kerusakan lebh lanjut.

11. Strabismus

Strabismus atau juling adalah suatu kondisi dimana kedua mata tampak tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda. Anak dengan strabismus ada kecenderungan untuk mengesampingkan bayangan dari mata, jika dibiarkan dapat menyebabkan ambliopia. Bisa karena otot-otot mata mengalami gangguan.

12. Ptosis

Ptosis kongenital adalah ptosis yang didapat saat lahir, dapat bersifat unilateral maupun bilateral. Bisa disebabkan karena kelainan perkembangan otot levator atau kelainan saraf . Ptosis dapat menyebabkan ambliopia.

13. Entropion kongenital

Entropion adalah pelipatan kelopak mata ke arah dalam. Entropion dapat menyebabkan iritasi kornea karena bulu mata membelok ke arah dalam (trichiasis). Penatalaksanaan untuk kasus ini adalah operasi plastik untuk memutar kelopak mata.

14. Hemangioma kapilerTumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru lahir. Dapat hilang sendiri beberapa bulan setelah lahir.