tanah dasar

9
3.1. TANAH DASAR Sifat tanah dasar berperan penting dalam keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan, karena perkerasan terletak di atas tanah dasar. Sifat masing- masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air, kondisi lingkungan dan lain sebagainya. Guna mempermudah mempelajari sifat tanah yang akan dipergunakan sebagai bahan tanah dasar, maka tanah tersebut perlu dikelompokkan berdasar sifat plastisitas dan ukuran butirnya. Daya dukung tanah dapat ditentukan dengan menggunakan hasil klasifikasi ataupun pemeriksaan CBR (California Bearing Ratio) dan sebagainya. 3.2.1 Klasifikasi tanah Sistem klasiflkasi yang umum digunakan dalam perencanaan jalan adalah Unified dan AASHTO. A. Sistem Unified ( USCS) Sistem ini dikembangkan oleh Casagrande dan dibagi 3 kelompok besar yaitu: 1. Tanah berbutir kasar, < 50% lolos saringan no. 200. Secara visuil butirbutirnya dapat terlihat oleh mata. Sifat teknis tanah ini ditentukan oleh ukuran butir dan gradasi butirnya. Tanah bergradasi baik/seimbang memberikan kepadatan yang lebih baik daripada tanah yang berbutir seragam.

Upload: roni-misron-bae

Post on 30-Jun-2015

154 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TANAH DASAR

3.1. TANAH DASAR

Sifat tanah dasar berperan penting dalam keseluruhan mutu dan daya tahan

konstruksi perkerasan, karena perkerasan terletak di atas tanah dasar. Sifat

masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air, kondisi

lingkungan dan lain sebagainya.

Guna mempermudah mempelajari sifat tanah yang akan dipergunakan sebagai

bahan tanah dasar, maka tanah tersebut perlu dikelompokkan berdasar sifat

plastisitas dan ukuran butirnya. Daya dukung tanah dapat ditentukan dengan

menggunakan hasil klasifikasi ataupun pemeriksaan CBR (California Bearing

Ratio) dan sebagainya.

3.2.1 Klasifikasi tanah

Sistem klasiflkasi yang umum digunakan dalam perencanaan jalan adalah

Unified dan AASHTO.

A. Sistem Unified ( USCS)

Sistem ini dikembangkan oleh Casagrande dan dibagi 3 kelompok besar yaitu:

1. Tanah berbutir kasar, < 50% lolos saringan no. 200. Secara visuil butir-

butirnya dapat terlihat oleh mata. Sifat teknis tanah ini ditentukan oleh

ukuran butir dan gradasi butirnya. Tanah bergradasi baik/seimbang

memberikan kepadatan yang lebih baik daripada tanah yang berbutir

seragam.

2. Tanah berbutir halus,>50% lolos saringan no.200. Secara visuil butir-butir

tanah ini tidak terlihat. Tanah ini ditentukan oleh sifat plastisitas

tanahnya, sehingga pengelompokkannya berdasar plastisitas dan ukuran

butirnya. Tanah dengan plastisitas yang tinggi mempunyai daya dukung

yang kurang dan peka terhadap perubahan yang terjadi.

3. Tanah organik ( peat/humus ), GAMBUT= PEAT, dapat dikenal dari

warna, bau dan sisa tumbuhan yang terkandung di dalamnya. Secara

laboratorium dapat ditentukan jika perbedaan batas cair tanah contoh

yang belum dioven dengan yang telah dioven sebesar >25%. .

Klasifikasi tanah sistem ini dilakukan dengan huruf seperti di bawah ini dan

kombinasinya menggambarkan satu jenis tanah. Mlsalnya GP yang berarti

tanah kerikil dengan gradasi buruk.

Page 2: TANAH DASAR

G = Kerikil/gravel P = Bergiadasi buruk/poor graded

S = Pasir/sand U = Bergradasi seragam/uniform graded

M = Lanau/Silt/Moam L = Plastisitas rendah/low liquid limit

C = Lempung/Clay H = Plastisilas tinggi/high liquid limit

W = Bergradasi baik/well graded O = Organik/organic

B. Sistem AASHTO

Sistem ini mengelompokkan tanah berdasar sifatnya terhadap beban roda.

Menurut sistem ini, tanah dibagi dalam 8 kelompok yang diberi kode A-1

sampai A-8. Namun kelompok A-8 (tanah organik) oleh AASHTO diabaikan

karena tidak stabil sebagai bahan konstruksi jalan.

Dan kiri ke kanan (A-I, A-2....) berdasar pemeriksaan analisa saringan dan

batasbatas Atterberg dengan kualitas tanah yang semakin berkurang ke arah

kanan sebagai lapisan tanah dasar jalan. Dan pada garis besarnya

dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Tanah berbutir kasar

Kode Karateritik Tanah

A-1 Tanah yang terdiri dari kerikil dan pasir kasar dg sedikit atau tanpa

butir halus, dengan atau tanpa sifat plastis

A-3 Terdiri dari pasir halus dg sedikit sekali butir halus lolos no.200 dan

tidak plastis

A-2 Kelompok batas tanah berbutir kasar dan halus dan merupakan

campuran kerikil/pasir dg tanah berbutir halus cukup banyak (<35%)

2. Tanah berbutir halus

Kode Karaktetistik Tanah

A-4 Tanah lanau dg sifat plaslisitas rendah.

A-5 Tanah lanau yang mengandung lebih banyak butir-butir plastis, shg

sifat palstisnya lebih besar dari A-4

A-6 Tanah lempung yang masih mengandung buitran pasir dan kerikil,

tetapi sifat perubahan volumenya cukup besar

Page 3: TANAH DASAR

A-7 Tanah lempung yang lebih bersifat plastis dan mempunyai sifat

perubahan yang cukup besar.

Page 4: TANAH DASAR

Lebih jelas pengelompokan tersebut dapat menggunakan tabel klasitikasi sistem

AASHTO pada Tabel 6.9 diatas.

Kemampuan memikul beban roda antara jenis tanah yang satu dengan yang lain

dalam satu kelompok, digunakan grup indeks yang dibuat berdasar asumsi

asumsi kualitas tanah Sehingga dihasilkan rumus

GI = (F - 35) [0,2 + 0,005(LL - 40)] + 0,01 (F - 15)(PI - 10)

Grup indeks dinyatakan dengan bilangan bulat dan dituliskan dalam kurung di

belakang kelompok jenis tanahnya. Jika hasil negatif maka ditulis nol. Jika 20

ditulis bilangan 20. Kualitas tanah sebagai tanah dasar konstruksi jalan

berbanding terbalik dengan GI. Tanah dengan kelompok yang sama tetapi

mempunyai grup indeks yang lebih kecil menunjukkan tanah yang lebih baik

sebagai tanah dasar jalan.

3.2.2. Kepadatan dan daya dukung tanah

Karena tanah dasar ikut menentukan kerusakan yang terjadi pada

konstruksi perkerasan maka perlu diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi

Page 5: TANAH DASAR

daya dukung tanah dasar. Diantaranya adalah kepadatan. Pada tanah yang

sejenis, semakin tinggi kepadatan tanah, maka akan mengalami perubahan

volume yang kecil jika terjadi perubahan kadar air dan daya dukung yang

besar.

Daya dukung tanah dasar biasanya dinyatakan dengan nilai CBR

(California Bearing Ratio). Yaitu perbandingan antara beban yang dibutuhkan

untuk penetrasi contoh tanah sebesar 0, 1”/0,2” dengan beban yang ditahan

batu pecah standar pada penetrasi 0,1”/0,2”. Nilai ini dinyatakan dalam persen,

yang merupakan perbandingan kualitas tanah dasar dibandingkan bahan

standar batu pecah yang mempunyai CBR 100% dalam memikul beban lalu

lintas.

Berdasar cara mendapatkan contoh tanahnya CBR dibagi menjadi:

1. CBR lapangan (CBR inplace)

Digunakan untuk mendapatkan nilai CBR asli sesuai dengan kondisi tanah

dasar dan umumnya dipakai pada konstruksi perkerasan yang lapisan tanah

dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi.

Selain itu, walaupun jarang dipakai dapat digunakan untuk mengontrol

apakan kepadatan yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diinginkan.

2. CBR lapangan rendaman (undisturb soaked CBR)

Berguna untuk mendapatkan CBR asli di lapangan pada keadaan jenuh air

dan tanah mengalami pengembangan rnaksimum. Uji ini biasanya

dilakukan pada daerah yang lapaisan tanah dasarnya sudah tidak akan

dipadatkan lagi daerah yang badan jalan terendam air pada musim hujan

dan kering pada musim kemarau. Pemeriksaan dilakukan pada musim

kemarau dengan menekan mold dalam tanah sesuai kedalaman yang

diinginkan, kemudian di rendam + 4 hari.

3. CBR rencana titik

Merupakan nilai CBR yang diperoleh dari sampel tanah dasar konstruksi

jalan baru yang telah dipadatkan dan merupakañ tanah asli, tanah

timbunan, atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai 95% kepadatan

maksimum. Karena sampel ini disiapkan dilaboratorium, maka disebut

CBR laboratorium, yang dibedakan menjadi 2 yaitu CBR lap. Rendaman

dan CBR lab. Tanpa rendaman.

Pada tanah dasar yang merupakan galian yang dalam, pengambilan contoh

Page 6: TANAH DASAR

tanah sebanyak yang dibutuhkan sukar didapat, sehingga digunakan alat

bor. Dan pemeriksaan dilakukan secara empiris yang hanya berdasar

analisa saringan dan sifat plastisitas tanah.

Page 7: TANAH DASAR