dasar ilmu tanah

144
DASAR-DASAR ILMU TANAH

Upload: khairu-din

Post on 13-Aug-2015

610 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 2: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Ilmu Tanah, dan Kaitannya dengan Ilmu-ilmu Lain

Matematika Statistika Sistem Informasi Geografi

FISIKA

KIMIABIOLOGI

PEDOLOGI GEOLOGI

KLIMATOLOGI

MINERALOGI

ILMU TANAH

EDAPHOLOGI

KESUBURAN TANAH

AGRONOMI KEHUTANAN

Page 3: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 4: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

I. PENDAHULUAN

Mengapa Dasar ILmu Tanah perlu dipelajari (untuk Pertanian)

Tanah adalah media tumbuh tanaman, dan tempat hidup jasad hidup

tanah, baik makro maupun mikro

Tanaman tumbuh karena ada interaksi antara tanah dan tanaman

Akar tanaman menyerap hara dan air dari dalam tanah

Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila tanah mempunyai sifat

fisik, kimia, dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Ruang lingkup yang dipelajari (untuk Pertanian)

Pedologi ilmu yang mempelajari tanah secara utuh sebagai tubuh

alam

Edaphologi ilmu yang mempelajari hubungan tanah, air dan

tanaman

Sifat Kimia, Fisika, dan Biologi tanah

1.1. DEFINISI TANAH

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, berdimensi

tiga, menduduki sebagian (besar) permukaan bumi, yang

mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat

sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang

bertindak terhadap bahan induk pada kondisi

topografi/relief tertentu dan selama waktu tertentu

(Donahue, 1970).

Jadi Tanah merupakan fungsi dari iklim, jasad hidup, bahan induk, topografi, dan waktu:

T = f {iklim ,jasad hidup, bahan induk, topografi, waktu}

Udara(25%)

Mineral (45%)

Air(25%)

Bahan Organik (5%)

Page 5: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar. 1. 1. Komposisi Utama Tanah Bertekstur Lempung berdebu

1. 2. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU TANAH

1. Permulaan abad 17.

Percobaan yang dilakukan oleh van Helmont (1577-1644) merupakan

era baru dalam penelitian bidang pertanian.

Pada awal percobaan:

Tanaman seberat 2,3 kg ditanam dalam pot berisi 90,8 kg

tanah dan tanaman hanya disiram air hujan selama 5 tahun

Pada akhir percobaan:

Tanaman tumbuh hingga seberat 76,8 kg, dan tanah dalam pot berkurang 57 g.

Kesimpulan: air merupakan azas tumbuh dari tanaman

Alasan bahwa percobaan tersebut tidak benar adalah:

1. 57 g tanah yang hilang ternyata tersusun dari mineral-mineral,

misalnya: kalsium, kalium, fosfor yang diabsorbsi oleh tanaman. (Jika

tanaman tersebut dibakar, maka akan diperoleh kembali 57 g mineral

tanah dalam bentuk abu tanaman tersebut).

2. Tanaman tersebut terutama terdiri dari karbon yang berasal dari

karbon dioksida dan oksigen dari atmosfer, bukannya berasal dari air.

2. Pada tahun 1731.

Jethro Tull dari Oxford, menyimpulkan mengolah tanah merupakan

salah satu dari pekerjaan utama dalam bercocok tanam karena tanaman

mudah menyerap makanan.

3. Pada tahun 1757.

Francis Home, menyatakan bahwa magnesium sulfat, natrium dan

kalium nitrat, kalsium sulfat dan olive oil merupakan bahan-bahan yang

meningkatkan pertumbuhan tanaman.

4. Pada tahun 1840.

Justus von Liebig, ahli kimia dari Jerman, melaporkan bahwa:

Page 6: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Karbon hara tanaman berasal dari karbon yang terdapat dalam udara dan air.

Nitrogen berasal dari amoniak.

Fosfor dibutuhkan untuk produksi biji dan kalium untuk perkembangan tanaman rumput-rumputan dan sereal.

Dengan menganalisis abu tanaman, dapat diformulasi pupuk yang

akan dipergunakan untuk mensuplai semua unsur esensial untuk tanaman

berikutnya.

(dalam hal ini Justus von Liebig gagal).

Hukum minimum (Law of the minimum):

Pertumbuhan tanaman dibatasi oleh unsur esensial yang berada

dalam jumlah yang relatif paling sedikit

5. Pada tahun 1870.

Pasteur di Perancis, mengemukakan bahwa nitrifikasi (konversi

ammonium menjadi nitrat) adalah merupakan suatu proses yang dilakukan

oleh bakteri.

6. Pada tahun 1890.

S. Winogradsky, berhasil mengisolasi bakteri nitrifikasi.

7. Pada periode yang sama.

Gambar 1. 2. Ilustrasi Hukum Minimum (Law of he minimum). Batas muka air pada tiap tong menunjukkan batas produksi tanaman. (a) N ditunjukkan sebagai factor yang paling membatasi. Walaupun elemen hara lain dalam jumlah cukup, produksi tanaman tidak dapat tinggi daripada yang diberikan oleh N. (b) Jika N ditambah, produksi tanaman meningkat sampai factor lain muncul sebagai faktor pembatas, dalam kasus di atas adalah K.

Page 7: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

H. Hellriegel dan H. Wilfarth, membuktikan bahwa bakteri pada

nodula legum mengasimilasi gas nitrogen dan sebagian nitrogen tersebut

kemudian dapat tersedia bagi tanaman.

8. Semenjak 1940.

Pengetahuan tentang tanaman telah tumbuh luar biasa.

Hal ini sangat menguntungkan sebab:

ada urgensinya dengan kebutuhan bercocok tanam untuk menghasilkan makanan dan serat untuk kebutuhan manusia.

9. Pada tahun 1825 – 1840.

Edmund Ruffin, ahli pertanian dari Virginia, adalah yang pertama kali

menggunakan kapur untuk memperbaiki produktivitas yang rendah dari

suatu tanah yang disebabkan oleh kemasaman tanahnya.

10. Pada tahun 1843.

J. B. Lawes dan J.H Gilbert di Rothamsted, Inggris, adalah pembaharu

penyelididkan pertanian secara ilmiah, yang membuat Pusat Percobaan

pertama kali di dunia.

Dari hasil percobaannya pada 1855, disimpulkan bahwa:

Tanaman membutuhkan garam kalium dan fosfor Tanaman membutukan sumber nitrogen dalam tanah Penambahan pupuk buatan dapat menjaga kesuburan tanah

11. Pada akhir abad 19.

Dimulai pengkajian tanah dengan tanpa mempertimbangkan

peranannya sebagai media untuk pertumbuhan tanaman.

12. Pada tahun 1886.

V. V. Dokuchaiev, mengklasifikasikan tanah ke dalam:

Normal (upland) Transisional (padang rumput, calcareous, alkali) Abnormal (organik, alluvial, aeolin)

13. Pada tahun 1912.

Coffey mengklasifikasikan tanah ke dalam 5 kategori, yaitu:1. Arid soil2. Dark – colored prairie soils3. Light – colored timbered soils4. Black swamp soils5. Organic soils

Page 8: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

1. 3. FAKTOR PERTUMBUHAN TANAMAN

Tanah dapat dipandang sebagai campuran partikel organic dan

mineral dengan berbagai ukuran dan komposisi.

Ruang Pori, berfungsi:

1. sebagai saluran untuk pergerakan udara dan air2. lalu lintas binatang tanah3. sebagai jalan untuk perluasan dan pertumbuhan akar

Akar tanaman dengan cara mengkait/menjangkar tanah menyangga

bagian atas tanaman serta akar tanaman mengabsorbsi air dan hara.

Lingkungan tanah perakaran harus bebas dari faktor penghambat.

Tiga hal esensiil dimana tanaman mengabsorbsi dari dalam tanah dan

menggunakannya:

1. air dievaporasikan dari daun2. hara untuk nutrisi3. udara untuk respirasi akar.

Page 9: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

II. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

2. 1. Faktor pembentuk tanah:

Tanah = f {Iklim, Jasad hidup, Bahan induk, Topografi,

Waktu}

1. Iklim

2. Jasad hidup

3. Bahan induk

4. Topografi/relief

5. Waktu

Proses Pelapukan batuan induk menjadi bahan induk dibedakan

dalam dua kategori.

1. Pelapukan fisika disintegrasi

2. Pelapukan kimia dan transformasi dekomposisi

2. 2. Proses pelapukan fisika meliputi:

1. Pembekuan dan pencairan

Gaya yang dihasilkan oleh air saat membeku cukup kuat untuk

memisahkan/memecahkan mineral/batu. Tekanannya dapat mencapai 146

kg/cm2.

2. Pemanasan dan pendinginan

Perbedaan temperatur dapat menimbulkan ekspansi dan kontraksi

diferensial, yang mampu memecahkan mineral. Perubahan temperatur juga

menyebabkan pengelupasan keseluruhan permukaan mineral/batuan.

3. Pembasahan dan pengeringan

Batuan Tanah

Bahan

Induk

Pelapukan Genesa

Tanah

Page 10: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Pembasahan dan pengeringan menyebabkan pengembangan dan

pengkerutan, serta abrasi diantara partikel dalam tanah sehingga membuat

partikel lebih halus.

4. Tindakan penggosokan (saling berbenturan)

Gesekan (gosokan) batuan atau partikel tanah yang bergerak apakah

karena air, angin, atau gravitasi menyebabkan desintegrasi yang efektif.

5. Tindakan organisme (tanaman, binatang, dan manusia)

Gerakan akar cukup mampu untuk memecahkan batuan.

Pengerongan/ pelubangan yang terus menerus oleh binatang juga

menambah aksi disintegrasi fisik tanah. Sedangkan tindakan manusia

mempercepat proses pelapukan fisik dengan pembajakan dan penanaman.

Pelapukan Kimia dan Transformasi (dekomposisi)

Perubahan Kelarutan Perubahan Struktur

1. Pelarutan:NaCl + H2O Na+ + Cl- + H2O

2. Hidrolisis: KAlSi3O8 + H2O HAlSi3O8 +

KOH

3. Karbonatasi:CO2 + H2O H+ + HCO3

-

CaCO3 + H+ + HCO3-

Ca(HCO3)2

1. Hidrasi:2Fe2O3 + 3 H2O 2Fe2O3 ۰ 3

H2O hematite limonit

2. Oksidasi: (proses pemberian e-) oksidasi4FeO + O2 2Fe2O3

reduksi

3. Reduksi:(proses penerimaan e-)

Pelapukan Fisika (Disintegrasi)

Merupakan proses mekanik, dimana batuan-batuan masif pecah

menjadi fragmen berukuran kecil namun tanpa perubahan kimia.

Faktor yang sangat dominan berpengaruh adalah suhu dan air.

Contoh:

Air masuk ke dalam celah batuan membeku volumenya

bertambah besar memberikan tekanan batuan pecah proses

hydrothermal.

Page 11: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Batuan terdiri dari berbagai mineral dengan sifat berbeda. Jika suhu

berubah dengan tiba-tiba, mineral dalam batuan berkontraksi dan

berekspansi batuan pecah.

Gerakan akar tumbuhan mempunyai tekanan yang cukup

memecahkan batuan.

2. 3. Pelapukan Kimia (Dekomposisi)

Merupakan proses kimiawi dan menyebabkan terjadinya perubahan

kimiawi mineral/batuan (dekomposisi).

Terdiri dari proses-proses:

1. Yang menyebabkan perubahan kelarutan

a. PelarutanNaCl + H2O Na+ + Cl- + H2OGaram Air (Ion-ion terlarut dalam air)terlarut

b. Hidrolisis

(yang terpenting dalam pelapukan kimia) tergantung pada disosiasi

partial air menjadi H+ dan OH-, dibantu oleh CO2- dan asam-asam organik.

KAlSi3O8 + H2O HAlSi3O8 + KOHOrtoklas asam silikat

lempung

proses ini dianggap sebagai awal terbentuknya lempung.

c. Karbonatasi (persenyawaan dengan asam karbonat)CO2 + H2O H+ + HCO3

-

CaCO3 + H+ + HCO3- Ca(HCO3)2

Kalsit Asam Kalsium bikarbonatKarbonat mudah larut

2. Yang menyebabkan perubahan Struktur

a. Hidrasi/Hidratasi

2Fe2O3 + 3 H2O 2Fe2O3 ۰ 3 H2O hematite limonitmerah kuning

b. Oksidasi (penambahan oksigen pada mineral)

oksidasi4FeO + O2 ------ 2Fe2O3

Ferroues Ferric

Page 12: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Oxide oxide

3. Reduksi (pemindahan oksigen)

Terjadi pada kondisi air tergenang redoks potensial rendah

reduksi2Fe2O3 ------ 4FeO + O2

Ferric FerrouesOxide oxide(hematit)

III. GENESA TANAH

3. 1. Faktor Pembentuk Tanah:

Lima faktor dominan yang mengendalikan pembentukan tanah

adalah:

1. Bahan induk pasif

2. Iklim aktif

3. Organisme/biosfer aktif

4. Relief/Topografi pasif

5. Waktu netral

Page 13: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 3. 1. Outline Bahan Induk

Kelima faktor tersebut saling berhubungan. Hubungan antara faktor

dan sifat tanah oleh Jenny diekspresikan sebagai berikut:

Sifat Tanah = F {Bahan induk, Iklim, Jasad hidup, Topografi, Waktu}

Atau

Soil Properties = f {p, cl, b, r, t, …}

F = fungsi atau ketergantungan pada

p = parent material

cl = climate

b = biosphere

Page 14: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

r = relief (position or landform)

t = time

1. Bahan Induk dan Pembentukan Tanah

Lumut mati pembusukan peningkatan bahan organik asam-

asam organik mempercepat penghancuran batuan.

Contoh: batuan granit melapuk melepaskan hara-hara rendah, dan

pasiran

2. Iklim dan Pembentukan Tanah

Faktor iklim yang dominan terhadap pembentukan tanah adalah

curah hujan dan suhu.

Pengaruh langsung Iklim terhadap Pembentukan tanah

(1) akumulasi kapur

(2) tanah masam (di wilayah humid)

(3) erosi

(4) pengendapan bahan-bahan tanah ke lapisan bagian

bawah

(5) pelapukan, pelindian dan erosi

Pengaruh tidak langsung Iklim terhadap Pembentukan tanah

(1) Hutan (vegetasi dominan daerah humid) profil

berkembang banyak horison.

(2) Padang rumput (daerah arid, semi arid) profil tanah

sedikit berkembang horison sedikit

Hutan banyak B.O aktivitas organisme banyak horison

LumutBatuan melapuk sampai cukup mensuplai elemen/hara bagi hidupnya lumut dan jenis jenis tanaman rendah

Page 15: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Padang lapisan permukaan aktivitas org. horisonRumput kurang terdekomposis kurang sedikit

3. Organisme (Biosfer) dan Pembentukan Tanah

Aktivitas: tanaman dan binatang, serta dekomposisi bahan organik

Yang dominan berperan adalah:

(1) akar tanaman

(2) binatang penggali tanah (cacing, serangga tanah, tikus, kelinci)

(3) manusia (kegiatan manusia merubah struktur tanah)

(4) mikro organisme (jamur, bakteri)

PEDOTURBASI: proses bercampurnya tanah secara fisik.

ARGILI – PEDOTURBASI: by shrinking and swelling to clay.

CRYO: by growth of ice crystal followed by freezing and thawing

SEISMI: by earth quake

ANTHRO: by human activity (plowing and cultivation).

4. Relief dan Pembentukan Tanah

Relief mempengaruhi pembentukan tanah melalui terutama yang

berhubungan dengan hubungan air dan suhu. Tanah-tanah yang berada

dalam area iklim yang sama, dibentuk dari bahan induk yang sama dan

berkembang pada tebing yang curam umumnya memiliki horison A dan B

yang tipis, karena sedikitnya air yang meresap ke dalam profil (sebagai

akibat dari runoff yang cepat dan karena permukaan tanah tererosi dengan

cepat).

Tanah yang terdapat pada tebing yang landai memiliki kemampuan

meloloskan air ke profilnya lebih banyak. Profil tanah umumnya lebih

dalam, lebih banyak variasi vegetasinya, dan kandungan bahan organik juga

lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat pada tebing yang lebih

curam.

Dalam daerah geografik tertentu, sifat-sifat tanah berikut umumnya

berhubungan dengan relief.

(1) kedalaman solum tanah

(2) ketebalan dan kandungan bahan organik dalam horison A

(3) kebasahan (kelengasan) profil tanah

(4) warna profil

(5) derajat/tingkat diferensiasi horison

Page 16: Dasar Ilmu Tanah

AirHorison tipis

Runoff

DASAR-DASAR ILMU TANAH

(6) reaksi tanah

(7) kandungan garam-garam terlarut

(8) macam dan tingkat perkembangan pan

(9) suhu tanah

Gambar 3. 2. Relief dan Pembentukan Tanah.

Air

Horison lebih dalam

Kemiringan sedang

Banyak tanaman

Page 17: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5. Waktu dan Pembentukan Tanah

Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu tanah untuk mengembangkan

lapisan-lapisan yang disebut horison bergantung pada beberapa faktor yang

saling berkaitan. Faktor-faktor tersebut adalah iklim, sifat bahan induk,

organisme, dan relief.

Horison cenderung berkembang pesat pada kondisi: (a)

hangat/panas; (b) humid/lembab; (c) kondisi hutan dimana tersedia cukup

air untuk memindahkan koloid dan menyebabkan bahan organik mudah

dirombak.

Pada kondisi yang ideal, profil tanah yang lengkap dibentuk dalam

kurun waktu 200 tahun. Pada kondisi yang kurang mendukung, waktu

tersebut dapat diperpanjang sampai ribuan tahun.

Faktor-faktor yang menghambat perkembangan profil tanah:

(1) curah hujan rendah pelapukan lambat, sedikit pencucian

(2) kelembaban relatif rendah sedikit lumut, jamur, dan algae

(3) kandungan kapur (Ca, Mg) atau Na bikarbonat bahan induk, tinggi

(4) Tanah didominasi oleh pasir kuarsa dengan sedikit debu dan

lempung yang mudah dilapukkan pelapukan lambat, sedikit

koloid dapat dipindahkan

(5) Kandungan lempung yang tinggi aerasi buruk, pergerakan air

lambat

(6) Bahan induk yang resisten (tahan lapuk), seperti granit

pelapukan lambat

(7) Kemiringan lereng yang curam hilangnya tanah karena erosi,

sedikit air yang masuk ke dalam tanah, mengurangi pencucian

(8) Muka air tanah yang tinggi daya pencucian rendah, kecepatan

pelapukan rendah

(9) Temperatur rendah/dingin proses kimia diperlambat

(10) Akumulasi bahan tanah secara konstan oleh deposisi bahan

selalu baru untuk membentuk tanah baru

(11) Erosi angin dan air yang hebat terhadap bahan tanah

memunculkan bahan baru

(12) Pencampuran oleh tindakan hewan (penggali lubang) dan

manusia (pengolahan tanah, penggalian)

Page 18: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

IV. MORFOLOGI TANAH

Pembentukan tanah identik dengan (merupakan) perkembangan

horison secara alami.

Pengkajian bentuk dan sifat profil tanah dan horison-horisonnya

disebut morfologi tanah.

Umumnya horison dapat dikenali karena mereka berbeda dalam

kandungan lempung, warna tanah, kandungan bahan organik, dan jenis

serta jumlah berbagai garam.

Penamaan Horison (Simbol Horison)

Oi,OeHorison organik (20-30% BO) umumnya merupakan bagian tanaman (daun, ranting, dahan, akar) terdapat pada permukaan tanah sebagai lapisan paling atas.

Oa,OeHorison organik, mengalami perombakan ekstensif bentuk bahan asal tidak dikenali. Umumnya terdapat di atas lapisan tanah mineral di bawah Oi,Oe

A1 Horison mineral paling atas. Permukaan tanah terolah (Ap), agak berwarna gelap karena kandungan BO

EHorison mineral. Warna lebih cerah dari A1. Lempung halus dan sedikit bahan organik terlindi ke bawah oleh hujan. Umum terdapat pada daerah curah hujan tinggi hutan

AB/EB Horison transisi. Lebih mirip A2 daripada B di bawahnya.

BA/BE Horison transisi. Lebih mirip dengan B2 daripada A1 atau E di atasnya.

B/Bw

Horison mineral lebih dalam, di bawah A1 atau A2. Partikel halus yang tercuci dari A1 dan A2 terakumulasi di sini, karena filtrasi, pelonggokan, kekurangan air. Kandungan lempung sering > dari A1, dan selalu > dari A2.

BC/CB Horison transisi ke horison C atau R

C Bahan mineral lepas-lepas tanpa perkembangan horison

R Batuan padat terpadu.

i = fibrik, e = hemik, a = saprik

Gambar 4.1. Profil Tanah (Hipotetik)

Page 19: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Simbol Indeks Horison

Indeks tambahan dapat ditambahkan pada penamaan horison untuk

mencirikan sifat horison lebih tepat/rinci. Indeks ini selalu ditulis dengan

huruf kecil.

a bahan organik melapuk lanjut (sangat lapuk) digunakan dengan

horsion O. Kandungan BO mentah < 17% dari volume.

b Horison genetik tertimbun digunakan bagi tanah mineral untuk

menandakan horison-horison dengan kenampakan genetik utama

yang terbentuk sebelum penimbunan. Sedangkan horison pada

tanah penimbun, dapat atau tidak terbentuk. Simbol ini tidak berlaku

untuk tanah organik atau untuk memisahkan lapisan organik dari

lapisan mineral.

c konkresi (concretions) atau nodul diperkaya mineral mengandung Fe,

Al, Mn, dan Ti, dan selain dolomit, kalsit, atau garam-garam mudah

larut.

e bahan organik setengah melapuk menandakan bahan organik

hemik yang melapuk sedang dipadukan dengang horison O

f tanah beku menandakan horison yang mengandung es

permanen.

Gambar 4. 2. Diagram Bunga Faktor-faktor Pembentukan Tanah.

Page 20: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

g gleisasi kuat, pengudaraan yang jelek dalam waktu lama akibat air

berlebih. Warna tanah kelabu hingga biru dan hijau.

Misal: B1g

h akumulasi (illuvial) humus

i bahan organik sedikit melapuk menandakan bahan organik yang

paling sedikit melapuk.

j jarosit (K. Na, Fe-SO4 mineral,-kekuningan), ada dan diyakini dibentuk

dalam horison oleh proses asam Sulfat.

k akumulasi Ca, Mg-Karbonat kapur (lime)Misal: B2k

m sementasi kuat (pengerasan, seperti batuan lunak) beberapa lapisan

keras (padas)

n akumulasi Na tertukar

o akumulasi residual sesquioksida

p pembajakan (plowing) atau pengadukan yang lain, umumnya pada

A1

q sementasi oleh silika terlarut dalam alkali (hanya pada horison C)

s akumulasi illuvial sesquioksida dan bahan organik

t pengendapan/akumulasi (illuvial) lempung silika, umumnya pada B2.

v plinthite menandakan adanya bahan berwarna merah, sedikit

humus, kaya Fe yang keras atau sangat keras jika lembab, dan

mengeras terus jika terkena udara serta pembasahan–pengeringan

bergantian.

x sifat dan ciri Fragipan (keras dan rapuh)

y akumulasi gipsum, (CaSO4)

z akumulasi garam yang lebih mudah larut daripada CaSO4

Horison dalam Profil Tanah

Tanah dapat saja memiliki sedikit atau banyak horison. Deposit

dataran banjir (floodplains) yang baru mungkin hanya memiliki horison C,

atau horison A1 yang tipis di atas C. Daerah padang rumput yang tua

mungkin memiliki A1, A3, B1, B2t, B3, C, dan R. Tanah pegunungan dengan

vegetasi hutan mungkin mempunyai O1, O2, suatu A1 tipis, A2 yang dalam,

B1, B2, B3, C, dan R (batuan kapur, limestone, pada kedalaman 183 cm).

Penggunaan simbol horison membantu memperjelas sifat dan ciri

profil. (lihat Notes 2-3 dan 2-4).

Page 21: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 22: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 23: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Taksonomi Tanah

Berasal dari kata Yunani, taxis, berarti pengaturan/penyusunan/

pengelompok-an, adalah pengelompokan barang yang sama/mirip secara

sistematik.

Taksonomi tanah merupakan pengelompokan tanah-tanah yang

mirip/sejenis secara ilmiah.

Semua tanah dimasukkan ke dalam 12 Order, terdiri atas > 54

suborder, >> 200 great-group, >> dari 1000 sub-group, >> 4500 famili,

dan >> 10 500 seri tanah.

Gambar 4. 3. Diagram Ideal Profil Tanah Jutan di Maryland (Typic Fragiudult), menunjukkan kategori horizon ABC suatu tanah dengan dua diskontinuitas lithologik.

Page 24: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

HORISON DESKRIPSI

OTerdiri/tersusun atas bahan organik tanah Oi (filorik), Oe

(hemik); Oa (saprik)

A

Terbentuk dari bahan mineral tanah, tetapi digelapkan oleh

bahan organik tanah terhumifikasi yang tercampur dengan

mineral tanah

E

Horison mineral dengan lempung silikat, Fe, Al, atau

kombinasinya tercuci dan tereluviasi, meninggalkan horison

berwarna cerah yang didominasi oleh mineral tanah lapuk

(kuarsa berukuran pasir dan debu)

ABHorison transisi antara A dan B, tetapi lebih menyerupai A dari

pada B

EB Horison transisi antara E dan B, lebih meyerupai E dari pada B

A/B

Horison transisi yang lebih cocok sebagai horison A, kecuali

untuk inklusi yang < 50 % volume material yang cocok

sebagai B

E/BHorison transisi yang lebih cocok sebagai E, kecuali untuk

inklusi < 50 % volume bahan yang cocok sebagai B.

BA Horison transisi antara A & B, lebih menyerupai B dari pada A

BEHorison transisi antara B dan E, lebih menyerupai B dari pada

E.

B/AHorison transisi yang lebih cocok sebagai B, kecuali inklusi <

50 % volume materi yang cocok sebagai A

B/EHorison transisi yang cocok sebagai B, kecuali untuk inklusi <

50 % volume materi yang sesuai sebagai E

B Horison yang terbentuk dibawah A, E dan O, dan didominasi

oleh adanya struktur batuan asalnya, dan oleh adanya: (1)

konsentrasi illuvial silica; (2) bukti hilangnya karbonat; (3)

konsentrasi residu sesquioksida; (4) pembungkusan

sesquioksida, meyebabkan horison memiliki value rendah,

chroma tinggi, atau hue lebih merah daripada horison

diatasnya maupun dibawahnya tanpa illuviasi Fe; (5) alterasi

yang membentuk lempung silikat, dan yang membentuk

Page 25: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

struktur granuler, gumpal atau prismatik; (6)

gabungan/kombinasi semuanya.

BCHorison transisi antara B dan C, lebih menyerupai B dari pada

C

CBHorison transisi antara B dan C, lebih menyerupai C dari pada

B

CHorison mineral, relatif tidak dipengaruhi oleh proses

pedogenik dan tidak memiliki sifat-sifat horison O, A, E, atau B

RLapisan terdiri dari batuan induk yang padat/keras, tidak

dapat dihancurkan/digali dengan cangkul/skop.

Diskripsi 12 Order Tanah (USDA)

Taksonomi Tanah

Diskripsi

Histosols Tanah OrganikBerbagai kedalaman akumulasi sisa tanaman di air tergenang dan rawa

AndisolsTanah abu volkan

Bagian permukaan tanah mineralnya berketebalan 30-60 cm dan memiliki sifat andic

Alfisols Pedalfers (Al-Fe)Beriklim subhumid. Umumnya pada vegetasi hutan. Akumulasi lempung pada B2, sedang A2 umumnya tebal

Spodosols Tanah berabu

Pasiran, tanah hutan dingin koniferus terlindi. Hor O sangat masam, A2 terlindi. Akumulasi BO dan/ Fe, Al –oksida pada hor B2.

Oxisols Tanah oksidaTanah melapuk lanjut, dalamnya > 3m, kesuburan rendah, didominsai lempung Fe & Al oksida dan asam.

Ultisols Tanah pelindihan

Sangat asam, tanah tropika dan subtropik yang melapuk lanjut. Hor A2 dalam. Dicirikan dengan akumulasi lempung di B2

Vertisols Tanah membalik

Kandungan lempung (mengembang –mengkerut) tinggi. Membutuhkan musim basah dan kering untuk berkembang. Umumnya hanya memiliki hor A1 mencampur sendiri yang dalam.

Mollisols Tanah lunakTanah padang rumput, hor A1 berwarna gelap, mungkin memiliki B2 dan akumulasi kapur.

Inceptisols Tanah muda Tanah dengan pembentukan horison lemah. Seperti Entisols, dengan cukup waktu membentuk hor A1 yang tegas dan B2 lemah. Tanah tergenang

Page 26: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Taksonomi Tanah

Diskripsi

menghambat pengembangan hor.

EntisolsTanah baru berkembang

Tanah tanpa perkembangan profil, kecuali mungkin hor A1 yang tipis. Deposit dataran banjir tepi sungai, deposit abu volkan, dan pasir merupakan Entisols.

AridosolsTanah Arid (Pedocals)

Tanah daerah beriklim kering/arid. Ada perkembangan akumulasi kapur/gipsum, lapisan garam, dan/ hor A1 dan B2.

Gelisols Tanah Beku Tanah daerak kutub utara/selatan

Sifat tanah Andic:

Pedalfter: pedon with accumulation of Al dan Fe

V. SIFAT FISIK TANAH

5. 1. Pendahuluan

Sifat fisik tanah meliputi:

Tekstur (Texture)

Struktur (Structure)

Kerapatan (Density)

Konsistensi (Consistency)

Porositas (Porosity)

Warna (Color)

Temperatur (Temperature)

Sifat fisik tanah sangat mempengaruhi: pertumbuhan tanaman dan

produksi tanaman. Sebab, sifat fisik tanah menentukan:

Retensi/penahanan air mobilitas air dalam tanah

Drainase

Aerasi/pengudaraan tanah ketersediaan O2

Nutrisi tanaman

Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.

Sifat fisik tanah bergantung pada:

Page 27: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari

pertikel tanah.

Macam dan jumlah bahan organik tanah.

Volume dan ukuran pori-porinya, serta perbandingan air: udara

yang menempatinya.

5. 2. Tekstur Tanah (Distribusi Ukuran Partikel Tanah)

Tekstur tanah secara khusus menyatakan perbandingan relatif berbagai ukuran

partikel (separasi/fraksi) dalam tanah, dinyatakan dalam %.

Separasi Tanah: pengelompokan ukuran partikel tanah.

Pasir (Sand) |

Debu (Silt) | gabungan proporsionil ketiganya disebut

Lempung (Clay) | geluh Loam

Ukuran separasi tanah yang umum dipakai untuk keperluan pertanian

(termasuk ilmu tanah) adalah separasi tanah berdasarkan sistem klasifikasi

partikel tanah oleh USDA (Departemen Pertanian Amerika Serikat), yiatu:

Separasi Tanah Kisaran Diameter (mm)

Kerikil (Gravel) 2.0

Pasir sangat kasar

Sand

1.0 - 2.0

Pasir kasar 0.5 – 1.0

Pasir sedang 0.25 – 0.5

Pasir halus 0.10 – 0.25

Pasir sangat halus 0.05 – 0.10

Debu Silt 0.002 – 0.05

Lempung Clay < 0.002

5. 3. Peranan Tekstur

Tekstur tanah mempengaruhi beberapa karakter (ciri) tanah seperti:

Tingkat penyerapan air

Penyimpanan/penahanan air

Pengudaraan tanah

Kemudahan pengolahan tanah

Kesuburan tanah

Page 28: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Contoh:

Tanah Lempungan Tanah Pasiran

partikel halus - mudah diolah

ikatan kuat - cukup udara

pori makro < - pori makro dominan

pori mikro dominan - mudah dibasahi

sulit dibasahi - mengering secara cepat

sulit diatuskan - terdrainase secara cepat

- mudah kehilangan hara

5. 4. Kelas Tekstur Tanah

Sebagaimana tanah tersusun dari pertikel dengan banyak variasi

ukuran dan bentuknya, istilah khusus dibutuhkan untuk membawa beberapa

ide pembentukan teksturnya dan memberikan beberapa penandaan sifat

dan ciri fisikanya.

Penamaan tekstur tanah diberikan berdasarkan perbandingan relatif

(dalam %) fraksi pasir, debu, dan lempung.

Penamaan kelas tekstur diberikan berdasarkan pembacaan pada

diagram segitiga tekstur.

Contoh: jika tanah memiliki kandungan

Gambar 5. 1. Klasifikasi partikel tanah menurut ukuran berdasarkan empat

sistem. Sistem USDA yang digunakan dalam teks.

Page 29: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

- lempung tinggi kelas tekstur lempung

- debu tinggikelas teksturnya debu

- pasir tinggi kelas tekstur pasir

Contoh lebih spesifik: jika suatu tanah mengandung pasir 30%, debu 40%,

dan lempung 30% maka kelas teksturnya adalah geluh (loam).

Analisis Distribusi Ukuran Partikel

Analisis distribusi ukuran partikel dilakukan untuk menentukan kelas

tekstur tanah.

(a) Metode Perasaan ( Feeling Method )

Umumnya dilakukan di lapangan. Dikenal pula sebagai metode

lapangan.

Dilakukan dengan meraba/merasakan (rubbing) tanah diantara ibu

jari dan jari-jari lain. Umumnya tanah dibasahi lebih dulu untuk diperkirakan

plastisitasnya secara lebih tepat.

Jika tanah digenggam dan diperas, mengeluarkan bentuk menyerupai

pita kontinyu diantara ibu jari dan sela-sela jari, itu menandakan adanya

sejumlah lempung. Kandungan lempung yang tinggi ditandai dengan makin

lengketnya tanah basah. Partikel pasir dapat dirasakan dari kekasarannya.

Sedangkan debu memiliki rasa rabaan yang licin seperti tepung atau bedak

jika kering, dan hanya sedikit plastik dan lekat jika basah.

(b) Metode Laboratorium

(1) metode pipet dilakukan dengan pemipetan sedimen tanah

dalam tabung sedimentasi pada jarak dan waktu tertentu menunjukkan

kecepatan yang menentukan diameter partikel tertentu.

(2) metode hidrometer dilakukan dengan pengukuran kekentalan

sedimen tanah dalam tabung sedimentasi pada kedalam dan jangka waktu

tertentu kekentalan mengekspresikan konsentrasi partikel berukuran

(berdiameter) tertentu.

Page 30: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 2. Segitiga Kelas Tekstur Didasarkan pada Perbandingan Kadar Pasir, Debu, dan Lempung, yang Dikembangkan oleh USDA

Kedua metode di atas berdasarkan pada hukum Stokes kecepatan

jatuhnya partikel butiran (bulat) dalam larutan yang diketahui kerapatan

dan kekentalannya.

2 g r2 (D1 – D2)V = ----------------------

9

V = kecepatan jatuh partikel (cm/detik)

g = percepatan gravitasi (cm/detik2)

r = dengan jari-jari partikel (cm)

D1 = kerapatan partikel (g/cm3)

D2 = kerapatan jenis larutan (g/cm3)

= kekentalan (viskositas) larutan (dyne-detik/cm2)

5. 5. Struktur Tanah (Pengelompokan/pengaturan partikel tanah

kedalam agregat atau kumpulan yang mantap)

Agregat: unit sekuder/granula yang tersusun dari ikatan/sementasi partikel

tanah oleh bahan penyemen (oksida besi, karbonat, lempung/silika, humus)

Ped: agregat alami

Clod: agregat yang terbentuk karena aktivitas manusia (peng-olahan tanah).

Page 31: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Kelas Struktur Tanah

Unit struktur tanah (ped) dapat dijelaskan dengan3 macam ciri: tipe,

kelas, dan derajat struktur.

(1) Tipe Struktur

(a) Lempeng (platy)

(b) Prisma dan kolum (prismtatic & columnar)

(c) Gumpal menyudut dan gumpal membulat (angular blocky &

subangular blocky)

(d) granular dan remah (granular & crumb)

(2) Kelas Struktur

(a) Sangat halus atau sangat tipis (very fine or very thin)

(b) Halus atau tipis (fine or thin)

(c) Sedang (medium)

(d) Kasar atau tebal (coarse or thick)

(e) Sangat kasar atau sangat tebal (very coarse or very thick)

(3) Derajat Struktur

(a) Tidak berstruktur (structureless)

(b) Lemah (weak)

(c) Sedang (moderate)

(d) Kuat (strong)

Page 32: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 3. Tipe (bentuk dan susunan), Kelas (ukuran), dan

Derajad (ketahanan/stabilitas) Struktur Tanah.

Page 33: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 4. Bermacam Tipe Struktur pada Tanah-tanah Mineral

Genesa Struktur Tanah

Ped terbentuk karena adanya kombinasi kembang kerut dan

sementasi.

Tanah basah mengembang | kering mengkerut | garis-garis

lemah terbentuk

membentuk ped retakan Retakangumpal ke arah horisontal

Page 34: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 35: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 36: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Kembang kerut ke arah vertikal tidak membentuk retakan struktur

prismatik

Ped membulat granuler, remah, sementasi oleh BO pencampuran

oleh cacing, tikus, dll. semua sisinya membulat dan berukuran kecil.

Ion tunggal yang menyebabkan perubahan struktur secara cepat Na

ion terhidrasi > dalam larutan dengan muatan yang rendah tidak

menetralkan secara efektif.

Gambar 5. 5b. (Kiri) Contoh struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Tipe: granular; kelas: medium; derajad: moderat. (Kanan) Contoh struktur tanah yang tidak baik untuk pertumbuhan tanaman. Tipe: subangular blocky; kelas: kasar; derajad: kuat.

Gambar 5. 5a. Suatu tanah yang berkembang dengan kelebihan garam-garam dalam profil. Ciri-ciri: 2-5 cm horizon A2 putih bergaram. Horison B2 berstruktur prismatik atau kolumnar pada kedalaman dangkal. Seringkali prisma atau kolumnar dibungkus humus berwarna hitam. Dan bahan induk padat terdapat pada kedalaman dangkal. Pada gambar ini, bahan induk mulai tampak pada kedalaman 20cm.

Page 37: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Hasilnya penolakan partikel yang berdampingan sebab muatan sama

terjadi destruktif terhadap struktur.

5. 6. Berat Jenis Volume = Kerapatan Isi (=BV) (Bulk Density =

BD) ρb

(Kerapatan Ruah/Kerapatan Jenis Volume)

Kerapatan isi merupakan perbandingan antara massa total tanah

kering (padatan) dengan volume total tanah.

Gambar 5. 6. Contoh Tipe Struktur dan Pengkerasan. (a) pembentukan struktur lempeng; (b) dan (c) adalah lempeng: (b) dengan tebal lempeng 1.3 cm pada jangka olah dalam geluh berpasir, (c) pada 122 cm, disebabkan oleh fluktuasi muka air; (d) dan (e) gumpal menyyudut: (e) dengan gumpal prisma lemah (diantara tanda panah); (f) 10-23 cm prisma dari geluh berlempung; (g) 12.5 cm prisma; (h) tanah geluh berdebu lahan kering: tanah memiliki struktur permukaan yang lepas-lepas dan membentuk kerak dengan lapisan tipis padata tanah.

Page 38: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Nilai BV (BD) sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah (ukuran dan

kepadatan jenis partikel), struktur tanah (ruang pori), dan kandungan bahan

organik tanah. Nilai BV tanah-tanah pertanian bervariasi antara 1.1-1.6

g/cm3.

5. 7. Berat Jenis Partikel (=BJP) (Particle Density) ρp

(Kerapatan Jenis Partikel)

Berat jenis partikel (BJP) merupakan perbandingan antara massa

tanah kering (padatan) dengan volumenya (volume padatan).

Berat jenis partikel merupakan fungsi perbandingan antara komponen

bahan mineral dan bahan organik. BJP untuk tanah-tanah mineral berkisar

antara 2.6 - 2.7 g/cm3, dengan nilai rata-rata 2.65 g/cm3, sedang BJP tanah

organik berkisar antara 1.30 – 1.50 g/cm3.

5. 8. Konsistensi Tanah

Gambar 5. 7. Struktur tanah mempengaruhi kecepatan infiltrasi air, seperti ditunjukkan di atas.

Page 39: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Menerangkan daya tahan tanah pada berbagai kandung-an lengas

(kelembaban) terhadap tekanan atau manipulasi mekanik.

Menyatakan/merupakan ekspresi gabungan gaya-gaya kohesi dan

adhesi yang menerangkan kemudahan suatu tanah dapat diubah bentuknya

atau hancur.

Umumnya diukur dengan perasaan, dan manipulasi tanah dengan

tangan

(1) Tanah Basah

Untuk tanah basah konsistensi didiskripsikan dalam istilah berikut:

(a) kelekatan (stickiness)

Derajat kelekatan dibedakan sebagai berikut:

tidak melekat (non sticky)

melekat sedikit (slightly sticky)

melekat (sticky)

sangat melekat (very sticky)

(b) plastisitas (plasticity)

Gambar 5. 8. Berat Jenis Volume, dan Berat Jenis Partikel Tanah. Lakukan perhitungan dengan hati-hati dan perhatikan istilah dengan benar. Dalam kasus di atas, berat jenis volume adalah setengah dari berat jenis partikel, dan % pori adalah 50%

Page 40: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

kapasitas tanah dapat di bengkok-kan (molded) berubah bentuk

sebagai respons terhadap gaya dan mempertahankan bentuk tersebut

walaupun gayanya dihilangkan.

Derajat plastisitas dinyatakan sebagai berikut:

tidak plastik (non plastic)

sedikit plastik (slightly plastic)

plastik (plastic)

sangat plastik (very plastic)

(2) Tanah Lembab

Konsistensi tanah lembab sangat penting karena mene-rangkan

keadaan tanah terbaik di lapangan kapan untuk diolah. Dalam praktik, itu

merupakan ukuran umum daya tahan tanah bila dihancurkan antara ibu-jari

dan telunjuk. Dibedakan dalam istilah-istilah berikut mulai dari yang paling

tidak koherens sampai yang saling melekat kuat (bertahan) terhadap gaya

hancur ibu-jari dan telunjuk.

Lepas-lepas (loose: noncoherent)Sangat mudah hancur (very friable: coherent but very easily crushed)Mudah hancur (friable: easily crushed)Kuat (firm: crushable under moderate pressure)Sangat kuat (very firm: crushable only under strong pressure)Sangat-sangat kuat (extremely firm: resistant to crushing between thumb and forefinger)

Karena konsistensi tanah lembab sangat bergantung pada tingkat

kelembaban tanah. Ketepatan pengukuran karakteristik tanah ini di

lapangan bergantung pada pendugaan tingkat kelembaban tanah. Tanah

kasar pasiran diharapkan memiliki konsistensi lepas-lepas. Loams dan silt

loams yang berganulasi baik diharapkan sangat mudah hancur, atau

mungkin kuat. Clays, silty clays dan silty clay loams diharapkan memiliki

konsistensi kuat atau sangat kuat, khususnya jika rendah kandungan bahan

organiknya. Namun, generalisasi di atas harus disertai kehati-hatian karena

konsistensi tanah bergantung pada banyak faktor seperti jenis lempung, dan

macam serta banyaknya humus.

(3) Tanah Kering

Jika kering, tanah cenderung tahan terhadap gaya penghancuran atau

manipulasi lainnya. Derajat ketahanan ini dihubungakan dengan gaya

Page 41: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

tarikpertikel satu dengan lainnya dan dinyatakan dalam istilah kekakuan

(rigidity) dan kemudahan hancur (brittleness).

Lepas-lepas (loose: noncoherent)Lunak (soft: breaks under slight pressure between thumb and

forefinger)Agak keras (slightly hard: breaks under moderate pressure)Keras (hard: breaks with difficulty under pressure)Sangat keras (Very hard: very resistant to pressure, cannot be

broken between thumb and forefinger)Sangat-sangat keras (extremely hard: extreme resistant to pressure;

cannot be broken in the hand).

5. 9. Tetapan atau Angka ATTERBERG

Atterberg, Cassagrande, Puchner, dan Mohr telah me-nguji dan

menetapkan tetapan konsistensi tanah yang dikenal dengan istilah sebagai

berikut.

Batas Cair (BC) kadar lengas yang menyebabkan tanah dapat

menggelincir terhadap pengaruh getaran standar atau ketukan

tertentu. Disebut juga batas alir atau batas plastisitas tanah

tertinggi.

Batas Gulung (BG) kadar lengas yang memungkinkan tanah dapat

digulung-gulung menjadi batang kecil berdiameter 3mm, dan mulai

retak-retak serta pecah. Disebut pula batas plastisitas terendah.

Batas Lekat (BL) kadar lengas yang memungkinkan tanah dapat melekat

pada alat pengukur tertentu.

Batas Berubah Warna (BBW) kadar lengas yang menunjukkan keadaan

tanah mulai berubah warnanya.

Kisaran nilai antara dua batas tetapan menghasilkan:

Indeks Plastisitas (IP) = BC -BG

Jangka Olah (JO) = BL - BG

Surplus (S) = BL – BC

Persedian Air Maksimum (PAM) = BC - BBW

5. 10. WARNA TANAH

Warna tanah dapat menunjukkan beberapa gambaran tentang

keadaan tanah.

- Menunjukkan perbedaan asal mineral tanah (bahan induk) atau dalam

perkembangan tanah.

Page 42: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

- Warna putih menunjukkan adanya endapan garam atau karbonat (kapur).

- Bercak (mottles) umumnya warna karat menunjukkan tanah mempunyai

periode pengudaraan yang tidak cukup dalam setiap tahun.

- Warna kebiruan, kelabu dan kehijauan, (gleisasi) menunjukkan adanya

periode panjang keadaan tergenang dan pengudaraan yang tidak

mencukupi.

- Warna yang lebih gelap menunjukkan kandungan bahan organik tanah

yang lebih banyak. Makin tua warna tanah makin tinggi kandungan

bahan organiknya.

- Warna terang umumnya disebabkan oleh adanya/banyaknya kandungan

mineral yang tidak bernilai gizi (kandungan haranya sedikit).

Untuk mencapai suatu kesepakatan atau obyektifitas, dipergunakan

suatu warna standar yang dinyatakan dalam sistem numerik. Salah satu

contoh yang terkenal dan dipakai untuk membedakan warna tanah adalah

Munsell Soil Colour Charts.

Parameter yang digunakan pada Munsell Soil Colour Charts adalah:

HUE spektrum warna atau warna pelangi yang dominan (merah, kuning,

biru, dan hijau).

Menggambarkan warna yang dominan suatu berkas panjang

gelombang cahaya, atau kualitas yang membedakan antara merah

dan kuning.

Misal: 5R; 7.5 R; 10R; 2.5YR; 5YR; 7.5YR; …

VALUE Kehitaman atau (ke) putih (an) relatif, banyaknya cahaya yang

direfleksikan.

Menggambarkan nisbah (warna kecerahan) : (warna putih mutlak).

Atau, kisaran berangsur-angsur dari putih ke hitam.

1/ .. (hitam)2/..

9/.. (putih)

CHROMA Kemurnian (purity) warna, yang meningkat bila kekelabuan

menurun.

Berkisar dari kelabu netral ???

Atau dari putih ???

Dalam Musell:

Page 43: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

../1 ../2 ../3 ... ../8

Contoh: Menuliskan suatu warna dengan Munsell Chart

7.5YR 3/2 m Dark brown, moist7.5YR 6/4 d Light brown, dry

Gambar 5. 9. Representasi Warna, yang dibedakan untuk keperluan Ilmu Tanah. Hue merupakan warna berbedaU, Value merupakan jumlah sinar yang direfleksikan (Hitam dan putih), dan Chroma merupakan kemurnian dari spectrum. Simbol warna selalu ditulis dalam urutan hue, value, chroma.

Page 44: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5.11 AIR TANAH

I. Fungsi Air Tanah

(1) sebagai penyusun utama protoplasma (85-95%)

(2) sebagai bahan esesnsial untuk proses fotosintesa dan konversi

karbohidrat menjadi gula.

(3) sebagai pelarut hara ke dalam dan melewati bagian-bagian

tanaman.

(4) memberi ketegaran tanaman (turgidity), yang memberikan bentuk

dan posisi bagian tanaman yang pas untuk menangkap sinar

matahari.

25%

25%

50%

II. Prinsip Kapilar dan Air Tanah

Kapilaritas terjadi karena dua gaya:

(1) gaya adhesi oleh dinding (permukaan) padatan pada rongga , dan

(2) tegangan permukaan air, yang disebabkan oleh gaya tarik molekul-

molekul air satu dengan yang lain (kohesi).

Mekanisme Kapilar

Molekul-molekul air ditarik oleh dinding tabung oleh gaya adhesi dan

bergerak naik. Gaya kohesi antara molekul-molekul air juga menyebabkan

air yang tidak berkontak dengan dinding tabung naik. Tinggi naiknya air

Udara

Air tersedia

Air tak tersedia

Padatan tanah

Gambar 5. 10. Komposisi ideal tanah (udara, air, dan padatan tanah).

Page 45: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

dalam tabung sama dengan beratnya untuk mengimbangi gaya-gaya adhesi

dan kohesi.

Naiknya kapilar dapat diekspresikan sebagai:

2T 2 T Cos h = ------- h = --------------

rdg rdg

h = tinggi naiknya kapilar dalam tabung, T = tegangan permukaan, r

= jari-jari tabung, d = densiti (kerapatan) larutan, dan g = percepatan

gravitasi. Untuk air, persamaan di atas menjadi:

Naiknya Air dalam Tanah

Gaya kapilar juga bekerja untuk semua tanah basah. Tetapi,

kecepatan dan ketinggian naiknya air lebih lambat dalam pori tanah, karena

pori tanah tidak lurus dan tidak seragam. Belum lagi adanya udara yang

terperangkap dalam pori yang menyebabkan lambatnya gerakan kapilar.

Gambar 5. 11. Tampilan dua dimensi molekul air. Sudut HOH =105° menghasilkan susunan yang asimetri. Satu sisi (dengan dua H) bermuatan elektro positif, dan lainnya elektro-negatif. Hal ini menyebabkan polarity dari air.

Page 46: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Umumnya, tingginya kenaikan kapilar lebih besar pada tanah

bertekstur halus, tetapi tidak terlalu halus atau kompak.

Konsep Energi Air Tanah

Beberapa fenomena yang berhubungan dengan energi adalah: retensi

(penambatan) dan pergerakan air dalam tanah, pengambilan dan

translokasi dalam tanaman, serta hilangnya air ke atmosfer. Berbagai

macam energi terkait termasuk energi potensial, kinetik, dan elektrik.

Tetapi, istilah energi bebas digunakan untuk mencirikan status energi air.

Energi bebas merupakan gabungan (penjumlahan) semua bentuk energi

tersedia.

Gerakan air dalam tanah terjadi dari zona (kedudukan) dengan energi

bebas air tinggi ke kedudukan dengan energi bebas air lebih rendah.

Gaya-gaya yang mempengaruhi Energi Bebas

(1) Adhesi, atau penarikan oleh padatan (matriks) tanah terhadap air,

memberikan gaya matriks (menyebabkan kapilaritas).

Gambar 5. 12. Pergerakan kapileritas ke atas, (a) dalam tabung gelas yang berbeda ukuran, dan (b) dalam tanah. Mekanisme kapilaritas sama dalam tabung dan dalam tanah. Tetapi terdapat ketidak teraturan dalam tanah akibat sifat kekelokan (tortous) dan keragaman ukuran pori, dan udara yang terperangkap.

Page 47: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

(2) Osmotik, penarikan oleh ion-ion dan larutan lain terhadap air,

cenderung mengurangi/menurunkan energiu bebas larutan tanah.

(3) gravitasi, gaya gravitasi cenderung menarik air tanah ke bawah.

Gambar 5. 13. Dua “bentuk” air yang bersama-sama menaikkan potensial matriks. Padatan tanah menjerap air dengan sangat kuat, sedang gaya kapiler bertanggung-jawab atas air yang dipegang/ditahan dalam pori-pori kapiler.

Page 48: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5. 11. Potensial Air Tanah Total

Perbedaan energi bebas dari suatu tempat ke tempat lain merupakan

pengetahuan praktik yang penting. Perbedaan ini sering disebut sebagai

potensial air tanah total (t).

t = w + z

t = potensial total; w = potensial air; z = potensial gravitasi

(sering ditulis g). Sedang w merupakan gabungan dari p, m, dan

s.

w = p + m + s

p = potensial tekanan; m = potensial matriks; s = potensial

larutan (osmotik). Jadi potensial total:

Gambar 5. 14. Hubungan antara enerji bebas air murni dan air tanah, dan pengaruh elevasi terhadap enerji bebas untuk mengilustrasikan potensial gravitasi. Catatan: pengaruh osmotic dan tarikan padatan tanah (matriks) terhadap air keduanya mengurangi enerji bebas air tanah. Tingkat penurunan ini menunjukkan potensial osmotic dan matriks. Pengaruh gravitasi meningkatkan enerji bebas, jika titik referensi standard pada air bebas berada pada elevasi lebih rendah daripada air tanah dalam profil. Catatan: potensial osmotic dan matriks negatip, menerangkan mengapa keduanya sering disebut sebagai tarikan atau tensi. Potensial gravitasi umumnya positip. Perilaku air tanah pada suatu waktu tertentu dipengaruhi oleh ketiga potensial

Page 49: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

t = p + m + s + z

5. 12. Potensial Gravitasi (z atau g)

Gaya gravitasi bekerja terhadap air sama seperti terhadap benda

lainnya, yaitu penarikan ke pusat bumi. Dinyatakan sebagai.

z = gh

h, ketinggian (jarak air tanah dari kedudukan referensi)

Berat merupakan salah satu metod yang paling mudah untuk

menspesifikasi satuan air. Jadi dalam hal z, merupakan perbedaan jarak-

vertikal/ketinggian suatu titik/kedudukan yang ditanyakan dengan

titik/kedudukan referensi. Jika titik tersebut berada di atas titik referensi,

maka z positif (+), dan jika berada di bawah titik referensi, maka z negatif

(-).

Catatan:

Potensial = = usaha = gaya * jarak = F * h

sedang F = m*a (dimana a = percepatan = g)

jadi jika unit potensial dinyatakan dalam satuan berat, maka

= (F * h)/berat = (F * h)/(F) = h (satuan jarak)

5. 13. Potensial Matriks

Gambar 5. 15. Dasar kapileritas dan Air Tanah. (a) keadaan sebelum tabung kapiler dimasukkan ke dalam muka air; (b) jika tabung dimasukkan ke dalam air/cairan, air akan naik dalam tabung, menunjukkan: (c) gaya tarikan antara air dan dinding tabung (adhesi) dan tarikan mutual antara molekul air (kohesi). Air akan naik sampai gaya tarik gravitasi ke bawah sama dengan gaya adhesi

Page 50: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Potensial matriks, m, dihubungkan dengan gaya-gaya adsorpsi

matriks tanah. Jika kuantitas satuan air dinyatakan dalam berat, maka m

pada suatu titik, adalah jarak vertikal titik tersebut dalam tanah terhadap

permukaan air dalam manometer yang dihubungkan dengan titik tersebut

melalui mangkuk keramik.

Potensial matriks merupakan ciri tanah yang dinamik. Pada tanah jenuh, m

= 0.

5. 14. Potensial Tekanan (p)

Pada kondisi lapangan , potensial tekanan, p, berlaku terutama

untuk tanah yang jenuh air. Jika satuan kuantitas air dinyatakan dalam

berat, maka p adalah jarak vertikal dari titik yang ditanyakan (dalam

tanah) terhadap permukaan air dalam piezometer ( permukaan air tanah)

yang dihubungkan ke titik tersebut.

Di lapangan p = 0 jika berada di atas atau pada permukaan air

dalam piezometer. Di bawah level tersebut p selalu positif, dan bertambah

besar dengan bertambahnya kedalaman dibawah permukaan air.

5. 15. Potensial Osmotik

Potensial osmotik muncul dengan adanya bahan larutan dalam

larutan tanah. Bahan larutan mungkin ionik atau non-ionik, tetapi

pengaruhnya adalah mengurangi energi bebas air. Hal itu terjadi terutama

karena molekul-molekul bahan larutan menarik molekul-molekul air.

Tidak seperti potensial matriks, potensial osmotik mempunyai

pengaruh yang kecil terhadap gerakan massa air dalam tanah. Pengaruh

utamanya adalah terhadap penyerapan air oleh akar tanaman.

Page 51: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 16. (A) Potensial matriks air tanah pada mangkkuk keramik adalah jarak vertical pada titik tengah mangkuk terhadap muka air pada manometer. Untuk ilustrasi (A), m= -15 cm.(B) Suatu tensiometer dibuat dengan menghubungkan mangkuk keramik dengan manometer air raksa melalui tabung penuh air. Simbol-simbol mengacu pada persamaan m= - 13.6 ZHg + Z dan m= - 12.6 ZHg + Z0, yang dapat digunakan untuk menghitung potensial matriks, C.(C) Tabung Piezometer yang digunakan untuk menentukan batas muka air tanah dan juga menentukan potensial tekanan air tanah. Potensial tekanan pada sembarang titik dalam tanah adalah jarak antara titik tersebut dengan batas air dalam tabung piezometer. Jadi, potensial tekanan pada titik A, P = 10 cm.

A B C

Gambar 5. 17. Menunjukkan tenaga yang dibutuhkan untuk menghilangkan sejumlah air dari tanah yang dibasahi. Jumlah tenaga tekanan yang dibutuhkan sama dengan jumlah tenaga hisapan.

Page 52: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5. 16. Pengukuran Kelangasan/Kelembaban Tanah

Beberapa metod untuk mengukur kelengasan tanah (kandungan air

tanah).

Gambar 5. 18. Hubungan antara potensial osmotic, matriks, dan kombinasi keduanya.

Page 53: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

1. Metode Gravimetri

Menyatakan kandungan air dalam tanah (kelengasan tanah) dalam

persen berat air (dalam tanah tersebut) terhadap berat tanah kering (kering

oven, 100-105 s.d 110oC).

2. Metode Daya Hantar Listrik (metod Tahanan, Resistance Method)

Kenyataannya bahwa bahan porous seperti gipsum, nilon, dan

fiberglas memiliki tahanan listrik yang berhubungan dengan kandungan

airnya.

Jika blok bahan tersebut dihubungkan dengan elektroda, dan

kemudian ditempatkan tanah basah di atasnya, maka blok bahan tersebut

akan menyerap air sampai mencapai kesetimbangan. Tahanan listrik blok

ditentukan oleh kandungan air. Hubungan antara pembacaan tahanan dan

kandungan air dapat ditentukan melalui kalibrasi. Akurasi pembacaan

kelengasan dalam kisaran 1-15 bars.

3. Metode Tegangan

Tensiometer lapangan mengukur tegangan dimana air

diikat/dipegang oleh matriks tanah. Kisaran kemampuannya untuk

mengukur kelengasan tanah antara 0 –0.8 bar.

Ada pula yang disebut tension plate untuk kondisi di laboratorium.

Tanah ditempatkan pada piring porus kemudian dilakukan penghisapan

(suction). Kisaran ukurannya 0-1 bar.

Pressure membrane, menggunakan piring porous yang tahan sampai

tekanan 100 bars.

Page 54: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

4. Metode Neutron Probe (Metode Radioaktif Neutron)

Gambar 5. 19. Mekanisme pengukur kelembaban neutron. Alat tersebut, yang memiliki sumber neutron cepat dan detector neutron lambat, diturunkan melalui lubang tabung yang dibuat. Neutron di emisikan oleh sumber neutron (missal: radium, atau americium-beryllium) pada kecepatan sangat tinggi (fast neutron). Jika neutron ini bertabrakan dengan atom berukuran kecil seperti H yang dikandung air, arah dan gerakannya berubah dan mereka kehilangan enerji. Neutron yang diperlambat diukur dihitung oleh tabung detector dan scalar. Pembacaan, berkaitan dengan kandungan air tanah.

Page 55: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5. 17. Pergerakan Air dalam Tanah

1. Pergerakan Air Jenuh

Rumus: V = K f (cm/jam)

V = total volume air yang dipindahkan (digerakkan) per satuan waktu;

K = konduktivitas hidraulik (cm/jam); f = gaya penggerak air (gaya yang

menyebabkan air bergerak) f = ∆/L f = ∆h/L

Faktor-faktor yang mempengaruhi konduktivitas hidraulik (K) tanah jenuh.

Semua faktor yang mempengaruhi ukuran dan konfigurasi pori tanah

akan mempengaruhi konduktivitas hidraulik.

Yang terutama adalah tekstur dan struktur, disamping itu kandungan bahan

organik tanah (BO) dan kandungan air dalam tanah juga mempengaruhi

nilai K.

Page 56: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

2. Pergerakan Air Tak Jenuh

Pada kondisi lapangan pergerakan air tanah terjadi terutama pada

kondisi dimana pori tanah tidak jenuh air.

Pada tegangan rendah K > pada tanah pasiran daripada tanah

lempungan, sebaliknya pada tegangan tinggi K > pada tanah lempungan

daripada pasiran. Hal itu karena pada tanah bertekstur kasar pori-pori besar

mendorong terjadinya aliran jenuh. Sebaliknya tanah dengan pori-pori kecil

mendorong terjadinya aliran tak jenuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Aliran Tak Jenuh

Terjadinya aliran tak jenuh juga sama dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang mempengaruhi aliran air jenuh, yaitu perbedaan tegangan/hisapan

lengas/air perbedaan potensial.

Perbedaan tegangan disebabkan oleh perbedaan kandungan lengas.

Kandungan air yang lebih tinggi menyebabkan perbedaan tegangan

(perbedaan potensial) lebih besar aliran lebih cepat.

Gambar 5. 20. Perbandingan kecepatan pergerakan air irigasi ke dalam tanah geluh berpasir dan geluh berlempung. Catatan: kecepatan pergerakan air lebih cepat pada geluh berpasir khususnya kea rah bawah.

Page 57: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5. 18. Retensi Kelengasan Tanah di Lapangan

1. Kapasitas Menahan Air Maksimum

2. Kapasitas Lapangan

3. Titik Layu Permanen

4. Koefisien Higroskopik (air higroskopik)

5. Kelengasan vs tegangan.

Gambar 5. 21. Volume air dan udara dari 100 gr tanah geluh berdebu bergranulasi baik pada berbagai tingkatan kelembaban.

Page 58: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 22. Hubungan umum antara karakteristik kelembaban tanah dengan tekstur tanah.

Page 59: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 23. Perbandingan kelembaban tanah dengan persamaan hisapan/tekanan (dalam bar), dikaitkan terhadap ketersediaan air relative untuk tanaman.

Page 60: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Pengambilan Air oleh Tanaman

Tampaknya ada dua fenomena yang mempelajari pengambilan air

oleh tanaman, yaitu: (a) pergerakan kapilar air tanah menuju akar tanaman,

dan (b) pertumbuhan akar tanaman ke arah lengas tanah.

1. Kecepatan Pergerakan Kapilar.2. Kecepatan Perkembangan Akar.3. Distribusi Akar.4. Kontak Akar-Tanah.

Faktor-Faktor yang Mengendalikan Kecepatan Air ke dalam Tanah

% pasir, debu, lempung (Clay) Tektur tanah

Struktur tanah

Jumlah bahan organik dalam tanah

Kedalam tanah terhadap lapisan padas, batuan induk dan lapisan

kedap lain

Jumlah air dalam tanah

Temperatur tanah

Kecepatan infiltrasi diklasifikasikan: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi

Hara-hara yang sering hilang oleh pelindian:

Gambar 5. 24. Kurva Tekanan/tegangan kelembaban tiga tanah mineral. Kurva menunjukkan hubungan yang diperoleh dengan mengeringkan sempurna tanah jenuh secara perlahan-lahan.

Page 61: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

1. Ca Jumlah yang besar

2. Mg, S,K Terbesar berikutnya

3. N NO3-

4. P

Mekanisme absorpsi air

1. Absorpsi pasif

2. Perluasan perakaran

3. Absorpsi aktif

Adanya akumulasi garam pada perakaran

Jeluk pengambilan air

Pada umumnya diambil pada jeluk dangkal

Pada daerah kering akar mencari air sp pada zona + 3m

Saat tanaman membutuhkan air

Air

Transpirasi

Layu sementara

Layu permanen

Evapotranspirasi?Air yang diserap

+ air

+ air

tanah

tanahtanah

tanah

Page 62: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Penggunaan air konsumtif

Jumlah kehilangan air oleh evapotranspirasi (ET) + yang terkandung dalam jaringan tanaman

(a) Evapotranspirasi (ET)

(b) Efisiensi penggunaan air

Jumlah kebutuhan air (transpirasi, pertumbuhan, evapotranspirasi,

drainase) untuk menghasilkan unit bahan berat ukuran efisiensi

penggunaan air.

Evapotranspirasi

Kehilangan air dari tanah dan tanaman

Page 63: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5. 19. AERASI TANAH

Dua reaksi biologi paling penting yang melibatkan gas/udara yang

terdapat dalam tanah adalah:

(1) respirasi tanaman tingkat tinggi

(2) proses dekomposisi residu organik oleh mikroorganisme.

Walaupun berbeda dalam beberapa hal, kedua proses tersebut sama-

sama merupakan proses oksidasi komposisi/rangkaian organik. Reaksi

umumnya dapat digambarkan sebagai berikut:

[C] + O2 CO2

KomposisiOrganik

Jadi, setiap proses di atas menggunakan O2 dan menghasilkan CO2.

Masalah aerasi tanah di lapangan

(1) Kelebihan kelembaban

Kondisi air tanah yang jenuh dapat menyebabkan mala-petaka terhadap

tanaman tertentu hanya dalam waktu singkat, terutama tanaman yang

sebelumnya sudah tumbuh pada kondisi aerasi yang baik.

Untuk pencegahan, dibutuhkan pembuangan air yang cepat baik dengan

drainase atau dengan aliran permukaan (run-off) terkendali.

(2) Pertukaran gas

Ketidak-cukupan pertukaran gas antara tanah dengan atmosfer bebas

diatasnya bergantung terutama pada dua faktor yaitu:

(a) kecepatan reaksi biokimia yang mempengaruhi gas tanah.

(b) kecepatan aktual gas bergerak masuk ke- dan keluar dari-

tanah.

Makin cepat penggunakan O2 dan dengan sendirinya pelepasan CO2,

makin besar pula pertukaran pertukaran gas yang dibutuhkan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi reaksi biologi ini, seperti temperatur, residu organik,

dll, sangat penting dalam menentukan status udara tanah.

Pertukaran gas a dalam tanah dengan atmosfer difasilitasi oleh faktor

yaitu: (a) aliran masa (mass flow) perbedaan tekanan , dan (b) difusi.

tekanan parsialnya.

Pengkarakteran Aerasi Tanah

Status aerasi tanah dapat dicirikan dalam tiga cara:

Page 64: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

(1) kandungan O2 dan gas lainnya dalam atmosfer tanah,

(2) kecepatan difusi O2 (oxygen diffusion rate, ODR),

(3) potensial oksidasi-reduksi (redox)

(1) Oksigen (O2) Tanah

Jumlah O2 dalam tanah ditentukan oleh banyaknya pori berisi udara

dan proporsi dari pori tersebut yang terisi O2. Kedua parameter ini saling

berhubungan, karena apabila jumlah pori berisi udara terbatas, maka

banyaknya O2 yang sedikit dalam ruang tersebut akan cepat dikonsumsi

oleh akar tanaman, dan mikrobia tanah, serta CO2 dilepaskan.

Dalam atmosfer di atas tanah mengandung 21% O2, 0.03% CO2 , dan

hampir 79% N2. Sebagai perbandingan udara tanah mengandung sama

atau sedikit lebih tinggi N2, tetapi mengandung O2 yang selalu lebih rendah

dan CO2 yang lebih tinggi. Kandungan O2 sedikit < 20% pada lapisan

permukaan tanah dengan struktur yang mantap dan banyak pori makronya.

Kandungan O2 akan turun cepat sampai <5% atau bahkan 0% dalam tanah

lapisan bawah (subsoil) yang berdrainase jelek dengan sedikit pori makro.

Terdapat hubungan yang berbalikan antara kandungan O2 dan CO2

dalam udara tanah, yaitu kandungan O2 berkurang bila kandungan CO2

meningkat.

Kandungan CO2 dalam udara tanah larut dalam air tanah membentuk

asam karbonat (H2CO3). Asam ini secara umum berguna, khususnya dalam

hubungannya dengan pH dan kelarutan mineral-mineral tanah.

(2) Kecepatan Difusi Oksigen

Pengukuran status udara tanah yang terbaik, mungkin dinyatakan

dalam kecepatan difusi oksigen (ODR), yang menyatakan/menentukan

kecepatan O2 dapat diganti/diisi ulang apabila telah terpakai oleh respirasi

akar tanaman atau oleh mikroorganisme tanah, atau diganti oleh air.

ODR berkurang seiring dengan kedalaman tanah. Walaupun sampai

menggunakan udara atmosfer bebas dengan kandungan 21% O2, ODR pada

97 cm < dari ½ kali ODR pada 11 cm. Apabila konsentrasi O2 yang

digunakan lebih rendah, maka ODR akan berkurang lebih cepat lagi.

Secara alami beberapa tanaman terpengaruhi oleh ODR yang rendah.

Rumput-rumputan cenderung lebih toleran terhadap ODR rendah daripada

Page 65: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

kacang-kacangan (legume). Gula bit dan alfalfa membutuhkan ODR lebih

tinggi daripada cengkih ladino (ladino clover).

(3) Potensial Oksidasi-Reduksi ( Redox ) (Eh)

Jika suatu tanah memilki aerasi baik, maka tanah didominasi oleh

bentuk/keadaan teroksida Fe-ferik (Fe3+), Mn manganik (Mn4+), nitrat (NO3-),

dan sulfat (SO42-). Dalam kondisi tanah berdrainase dan beraerasi buruk,

maka elemen-elemen tersebut didapatkan dalam bentuk tereduksi, yaitu:

Fe-fero (Fe2+), Mn-mangano (Mn2+), amonium (NH4+), dan sulfida (S2-).

Indikasi status oksidasi-reduksi dari suatu sistem (termasuk dalam

tanah) dinyatakan dengan potensial oksidasi-reduksi (redox potential)

(=Eh), yang memberikan pengukuran kecenderungan suatu sistem untuk

mereduksi atau mengoksidasi senyawa kimia, dan umumnya dinyatakan

dalam volts (v) atau milivolts (mv). Jika nilainya positif dan tinggi,

menunjukkan kondisi oksidasi yang kuat. Sebaliknya jika nilainya rendah

dan bahkan negatif, maka elemen-elemen atau senyawa kimia akan

didapatkan dalam bentuk tereduksi.

Aerasi tanah mempunyai pengaruh yang nyata terhadap terdapatnya

unsur-unsur kimia khusus dalam tanah dan tentunya juga berkaitan dengan

ketersediaan dan tingkatan keracunan spesies-spesies kimia tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aerasi Tanah

Komposisi udara tanah sangat bergantung pada banyaknya pori

udara tersedia, bersama-sama dengan reaksi bio-kimia, dan pertukaran gas.

Porositas total tanah ditentukan oleh BD-nya. Dan itu berhubungan

dengan tekstur dan struktur tanahnya, dan bahan organik tanah.

Konsentrasi O2 dan CO2 dalam udara tanah sangat berhubungan

dengan aktivitas biologi dalam tanah. Komposisi mikrobial dari residu

organik sangat menentukan porsi utama CO2 yang terbentuk. Pemberian

pupuk kandang (manur), residu tanaman, atau lumpur pembuangan kotoran

(sewage sludge) dalam jumlah banyak, khususnya apabila kelembaban dan

temperaturnya optimum, akan merubah komposisi udara tanah.

Pengaruhnya digambarkan pada Figure 4.5.

Pengaruh Aerasi Tanah terhadap Aktivitas Biologi

(1) Pengaruhnya terhadap Aktivitas Tanaman

Page 66: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Tanaman (tingkat tinggi) sangat dipengaruhi oleh aerasi tanah yang

buruk dalam 4 cara, yaitu:

(a) pertumbuhan tanaman, khususnya akar, terhambat. Lihat Tabel

4.3.

(b) penyerapan (absorpsi) nutrien/hara berkurang. Lihat Tabel 4.4.

(c) penyerapan air juga terhambat, dan

(d) pembentukan senyawa anorganik yang meracuni tanaman

umumnya terjadi pada kondisi aerasi yang buruk.

(2) Pengaruhnya terhadap Mikroorganisme

Dalam sebagaian besar tanah. Metabolisme mikrobial sangat

berperan pada respirasi, walaupun ketika tanaman tumbuh dengan

cepat/sehat. Karena respirasi membutuhkan O2 dan melepaskan CO2,

mikroorganisme tanah sangat dipe-ngaruhi oleh aerasi tanah.

Bukti nyata pengaruh aerasi tanah terhadap aktivitas mikrobial

adalah perombakan residu tanaman yang lambat pada daerah rawa

(swampy areas).

Aerasi tanah juga menentukan macam mikroorganisme yang ada

dalam tanah. Jika O2 tersedia, terdapat mikroorga-nisme aerobik yang

menggunakan O2 untuk mengoksidasi bahan organik. Pada kondisi

sebaliknya, mikroorganisme anaerobik menjadi dominan dan akan

mengkonsumsi O2 dalam senyawa-senyawa NO3, Fe2O3, dan SO4, sehingga

menimbulkan bentuk tereduksi dari senyawa tersebut.

Secara umum, kondisi yang menunjang bentuk-bentuk aerobik juga

akan menunjang juga pertumbuhan sebagian besar tanaman.

Page 67: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 68: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

(3) Pemadatan Tanah dan Aerasi

Semua efek negatif pemadatan tanah tidak disebabkan oleh aerasi

yang buruk. Lapisan-lapisan tanah menjadi begitu padat sehingga

menghambat pertumbuhan akar walaupun jika kandungan O2 nya

mencukupi dan tersedia.

Page 69: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 70: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 71: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 72: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 25. Skema keseimbangan radiasi pada siang dan malam hari pada musim semi atau awal musim panas di daerah sub-tropis. Kurang lebih separuh dari radiasi sinar matahari mencapai bumi, baik langsung maupun tidak, dari radiasi atas bumi (sky radiation).

Page 73: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

5. 20. TEMPERATUR TANAH

Temperatur tanah sangat mempengaruhi proses-proses fisika, kimia,

dan biologi yang terjadi dalam tanah. Dalam tanah yang dingin, kecepatan

proses kimia dan biologi lambat. Dekomposisi biologi mendekati tidak

berubah, sehingga menghambat kecepatan beberapa nutrien seperti N, P, S,

dan Ca menjadi tersedia.

Pertumbuhan terbaik tanaman sangat bervariasi dalam hubungannya

dengan temperatur tanah. Sebagai contoh:

- perkecambahan jagung 7-10oC dan optimumnya ≈ 380C, walaupun ini

bervariasi pada kondisi temperatur udara dan kelembaban tanah yang

berbeda.

- ubi kentang berkembang baik pada temperatur tanah 16-210C.

- Oats juga tumbuh baik pada temperatur tanah 210C, tetapi akar tanaman

ini tumbuh lebih baik jika temperatur tanahnya ≈ 150C.

- Pertumbuhan vegetatif apel dan peach yang optimum tercapai pada

temperatur tanah ≈ 180C, sedang untuk citrus ≈ 250C. Pada daerah

dingin, hasil beberapa sayuran dan tanaman buah-buahan meningkat

dengan penghangatan tanah (Figure 4.10). Siklus hidup tanaman bunga

dan ornamen juga dipengaruhi oleh temperatur tanah. Umbi bunga Tulip

membutuhkan pendinginan untuk pembentukan kuncup bunga di awal

musim dingin, walaupun perkembangan bungannya terhambat sampai

tanah menghangat pada musim semi berikutnya.

Penyerapan dan Kehilangan Energi Matahari

Banyaknya panas yang diserap tanah ditentukan terutama oleh

banyaknya radiasi efektif yang mencapai bumi. Hanya sebagian dari

radiasi solar yang mencapai tanah. Sisanya, sebelum mencapai bumi,

dikembalikan kembali ke atmosfer oleh awan, diserap oleh gas-gas

atmosfer, atau disebarkan ke atmosfer.

Pada daerah arid yang relatif bebas awan, 75% radiasi solar mencapai

bumi/tanah. Sebaliknya, pada daerah humid hanya 35-45% yang mencapai

tanah. Rata-rata umum ≈ 50%.

Temperatur tanah pada daerah lereng yang menghadap ke arah

tertentu juga bervariasi berdasarkan waktu/ musim dan lintangnya.

Page 74: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Apakah suatu tanah dibiarkan terbuka atau ditutupi dengan vegetasi

atau mulsa merupakan faktor lain yang juga menentukan banyaknya

radiasi soalr mencapai tanah. Pengaruh hutan yang rapat/padat juga dapat

diketahui. Tanah-tanah gundul/terbuka akan menghangat dan mendingin

lebih cepat daripada tanah-tanah yang ditutupi vegetasi atau oleh mulsa

tambahan/buatan.

Panas Spesifik Tanah

Faktor lain yang mempengaruhi temperatur tanah adalah panas

spesifik tanah atau kapasitas thermalnya dibandingkan dengan kapasitas

thermal air.

Panas spesifik dinyatakan sebagai perbandingan kuantitas panas

yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur subtansi 10C (dari 150C ke

160C) dengan panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur yang

sama dari air. Sifat tanah ini sangat penting dalam mengontrol temperatur

tanah. Penyerap-an sejumlah panas yang diberikan oleh tanah tidak

menjamin kecepatan naiknya temparaturnya. Jika semuanya sama, suatu

tanah dengan panas spesifik tinggi menunjukkan perubahan temperatur

lebih lambat daripada tanah dengan panas spesifik rendah.

Kelembaban merupakan penyangga tanah dari perubahan temperatur

yang cepat. Dalam kondisi lapangan aktual, kandungan lengas tanah

merupakan faktor penentu (daripada faktor lainnya) energi yang dibutuhkan

untuk menaikkan temperatur tanah.

Panas Penguapan

Kelembaban tanah juga merupakan faktor yang penting dalm

menentukan jumlah panas yang digunakan dalam proses evaporasi air

tanah. Penguapan terjadi karena meningkatnya aktivitas molekul air tanah

yang menyerap panas dari sekeli-lingnya. Ini menghasilkan efek

pendinginan, khususnya dipermukaan tanah dimana evaporasi terjadi.

Penguapan 1 g air pada 200C membutuhkan ≈ 40 kalori.

Pergerakan Panas Dalam Tanah

Radiasi solar masuk kedalam profil tanah sebagian besar dengancara

konduksi. Konduksi panas dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi yang

terpenting adalah kandungan air dalam lapisan tanah (kelengasan tanah).

Panas lebih mudah 150 kali bergerak melalui tanah ke air daripada tanah ke

Page 75: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

udara. Jiak kandungan air dalam tanah meningkat, udara berkurang dan

hambatan transfer panas juga berkurang.

Terjadinya perubahan-perubahan hampir selalu lebih kecil dalam

tanah bagian bawah, (subsoil). Di daerah sedang, permukaan tanah

cenderung lebih hangat selama musim panas, dan lebih dingin selama

musim dingin daripada tanah bagian bawah, khususnya horison bawah dari

subsoil.

Pengendalian Temperatur Tanah

Terapat dua macam praktik manajemen tanah yang mempengaruhi

temperatur tanah, yaitu:

(a) yang mempertahankan macam penutup atau mulsa pada tanah, dan

(b) yang mengurangi kelebihan air tanah.

Efek dari keduanya memberikan implikasi biologi yang berarti.

(a) Mulsa dan Pengolahan Tanah.

Temperatur tanah dipengaruhi oleh penutup tanah dan khususnya

oleh residu organik dan mulsa macam lainnya yang ditempatkan pada

permukaan tanah. Efek penggunaan mulsa juga dipelajari terutama yang

dikaitkan dengan praktik pengolahan tanah yang mengikutinya. Praktik

pengolahan tanah telah menyebabkan terakumulasinya hampir semua

residu tanaman di dekat permukaan. Pengaruh dari pengolahan konservasi

terhadap temperatur tanah digambarkan pada Figure 4.17.

Pengendalian Kelengasan Tanah

Tanah berdrainase buruk mempunyai panas spesifik yang tinggi, oleh

karenanya dibutuhkan sejumlah besar energi radiasi untuk menaikkan

temperaturnya di awal musim semi. Dan, karena kelebihan air tidak

berperkolasi melalui tanah yang berdrainase buruk ini, maka harus dibuang

dengan cara pe-nguapan, suatu proses yang mahal dalam pengertian

penggunaan energi.

Seperti halnya terhadap udara tanah, pengaruh pengendalian air

tanah terhadap temperatur tanah juga nyata dimana-mana. Pengaturan air

tampaknya merupakan kunci terhadap praktik pengendalian temperatur

tanah dilakukan dilapangan.

Page 76: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 5. 27. Pengaruh temperature tanah pada pertumbuhan awal tanaman jagung bagian atas dan akar ketika temperature udara dipertahankan optimum untuk pertumbuhan tanaman. Ternyata, jagung cukup sensitive terhadap perbedaan temperature tanah.

Page 77: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 78: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

VII. Bahan Organik dan Jasad Hidup (Tanah)

Bahan organik (BO) mempengaruhi sifat fisik (memperbaiki struktur, meningkatkan porositas, memperbaiki hubungan air dan udara), dan kimia tanah (meningkatkan KTK. sumber hara N, P [5-60%], S [80%], B, dan Mo), walaupun terdapat dalam jumlah sedikit.

Umumnya mempengaruhi sedikitnya setengah dari KTK permukaan

tanah, dan bertanggung jawab atas stabilitas agregat tanah melebihi faktor

tunggal lainnya. Disamping itu BO mensuplai energi dan bahan pembentuk

tubuh untuk kebanyakan mikro-organisme.

7. 1. Asal Bahan OrganikTanah

Sumber utama BO adalah jaringan tanaman. Bagian atas, akar

pohon, perdu, rerumputan, dan tanaman asli/asal menyumbang

sejumlah besar residu organik per tahun 1/20 – 1/3 bagian tanaman

tertinggal dalam tanah.

Saat bagian tanaman tersebut di-dekompos dan dicerna oleh

berbagai macam mikro-organisme,mereka menjadi bagian dari/menyatu

dengan horison tanah dibawahnya melalui infiltrasi atau penyatuan fisik.

Jadi jaringan tanaman tingkat tinggi menjadi sumber utama tidak saja

Page 79: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

untuk makan berbagai mikroorganisme, tetapi juga sebagai utama BO

yang sangat penting untuk pembentuk-an tanah.

Binatang dianggap sebagai sumber BO kedua. Saat mereka

menyerang jaringan tanaman, mereka menyumbangkan produk

sampingan dan meninggalkan tubuhnya untuk dikmonsumsi.

Hewan-hewan tertentu seperti cacing tanah, kaki seribu (centipedes),

dan semut juga berperanan penting dalam pemindahan residu tanaman.

Komposisi Residu Tanaman

Elemen-elemen C, H, dan O merupakan yang dominan total jaringan

organik dalam tanah, lebih dari 90% berat kering bahan ini

merupakan C, H, dan O. Tetapi, elemen-elemen lainnya berperan

penting dalam nutrisi tanaman dan memenuhi kebutuhan mikro-

organisme.

N, S, P, K, Ca, dan Mg, merupakan hara-hara penting, demikian juga

hara mikro yang dikandung dalam bahan tanaman.

Komposisi yang aktual dalam jaringan tanaman secara umum

digambarkan dalam Fig. 8.2.

o Komposisi umum:

Karbohidrat, tersusun atas C, H, dan O. Kisaran ke-

kompleksan-nya dari gula sederhana s.d selulose.

Lemak (the fats) dan minyak (oils), juga tersusun atas C,

H, dan O, merupakan gliserida dari asam-asam lemak seperti

butirat, stearat, dan oleat; yang berasosiasi dengan berbagai

macam resin dan lebih kompleks dari karbohidrat umumnya.

Lignins, komponen utamanya: C, H, dan O; terdapat

pada jaringan yang tua seperti cabang, batang, dan jaringan

berkayu lainnya. Merupakan susunan yang kompleks, beberapa

memiliki struktur cincin. Tahan terhadap dekomposisi.

Protein mentah (crude protein) merupakan salah satu

dari yang lebih kompleks. Tersusun atas C, H, O, N, dan sejumlah

kecil S, Fe, dan P sebagai pembawa elemen-elemen esensial.

Dekomposisi Senyawa Organik

Kecepatan Dekomposisi

Page 80: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Kecepatan dekomposisi senyawa organik sangat beragam.

Berikut urutan senyawa organik mulai dari yang paling cepat

terdekompos ke yang paling lambat terdekompos.

Gula, karbohidrat, protein sederhana Protein mentah (crude protein) Hemiselulose Selulose Lignin, lemak, lilin, dsb

Jika jaringan organik diberikan ke tanahterjadi tiga reaksi umum,

yaitu.

o BO utuh oksidasi enzimatik CO2, H2O, energi, dan panas;

[C, 4H] + 2O2 ------------ CO2 + 2H2O + energi oksidasi enzimatik

o Pemecahan senyawa proteinpelepasan N, P, dan S, dan di-

imobilasasi melalui rangkaian reaksi yang unik untuk setiap elemen;

Proteinamida, asam-asam amino terhidrolisaCO2

dan senyawa NH4+ + lainnya

Senyawa NH4+ NO3

- ;

o Perombakan Organik (organik decay) oleh aktivitas

mikroorganisme. Proses perombakan organik berdasarkan waktu

ditunjukkan pada ilustrasi Fig. 8.3. Senyawa yang tahan terhadap aksi

mikrobia dibentuk melalui modifikasi senyawa dalam jaringan

tanaman asalnya, atau melalui sintesis mikrobia.

Page 81: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 82: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Proses dekomposisi residu tanaman dan BO tanah pada prinsipnya

merupakan suatu proses penghancuran enzimatik. Proses tersebut

semata-mata merupakan proses pencernaan seperti halnya bahan

tanaman didalam perut hewan. Produk dari aktivitas enzimatik itu

secara umum dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:

o energi yang dibebaskan sebagai panas,

o hasil akhir sederhana seperti CO2, H2O, dan elemen lain ke

dalam larutan tanah atau atmosfer,

o humus

Bakteri dan fungi merupakan pendekompos residu organik paling

aktif, dibantu oleh actinomycetes, beberapa algae, cacing tanah,

serangga, dan cacing benang, serta nematoda. Bakteri lebih aktif

dibandingkan fungi dalam mendekompos jaringan tanaman.

Bakteri dan fungi bekerja optimal dalam tanah lembab pada

temperatur 35oC, dan pH tanah mendekati netral.

Fungi toleran terhadap kondisi asam (pH<5.5) dan kekeringan.

7. 2. Energi BO Tanah

Mikro-organisme tidak hanya membutuhkan substansi (bahan) untuk

sintesis jaringannya, tapi juga energi yang keduanya diperoleh dari BO

tanah.

BO mengandung energi potensial yang sebagian besar siap ditransfer

ke dalam bentuk latent atau dibebaskan sebagai panas.

7. 3. Produk Dekomposisi Sederhana

Produk sederhana yang umum dihasilkan dari aktivitas mikro-organisme tanah adalah:o C CO2, CO3

2-, HCO3-, CH4, C-elemen

o N NH4+, NO2

-, NO3-, dan gas N

o S S, H2S, SO32-, SO4

2-, CS2

o P H2PO4-, HPO4

2-

o Lainnya H2O, O2, H2, H+, OH-, Ca2+, Mg2+, dll.

Page 83: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

7. 4. Siklus C

C merupakan bahan umum penyusun BO dan terkait dengan semua

proses kehidupan yang esensial.

Transformasi elemen C dalam Siklus C dalam kenyataan-nya

merupakan siklus hidup (biocycle) yang memungkin-kan kelangsungan

hidup di bumi. (lihat Fig. 8.4.).

Pelepasan CO 2. melalui proses fotosintesis.

o CO2 diassimilasi oleh tumbuhan tingkat tinggi dan di-

konversikan menjadi berbagai macam senyawa organik.

Page 84: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Saat senyawa organik masuk ke tanah sebagai residu tanaman

dicerna (digest) oleh (aktivitas) mikrobia dan CO2 dilepas. Pada

kondisi optimum, dihasilkan > 100 kg/ha/hari CO2. Secara umum

sekitar 25-30 kg/ha/hari.

o Sejumlah kecil CO2 bereaksi dengan tanah menghasilkan H2CO3

dan [Ca, K, Mg, dll]-CO3, [Ca, K, Mg, dll]-HCO3.

Produk C Lainnya

o Sejumlah kecil C-elemen didapatkan dalam tanah;

Page 85: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Pada kondisi anaerobic dihasilkan CH4 (methan) dan CS2

(carbon bisulfid) dalam jumlah sedikit.

Tampak jelas bahwa siklus-C tidak hanya memasukkan tanah beserta jasad hidup (flora dan fauna-nya) di dalam-nya, dan tumbuhan tingkat tinggi dalam setiap deskripsinya, tetapi juga hidup hewan, dan manusia. Kegagalan dalam berfungsi secara tepat dapat berarti bencana untuk semuanya. Hal tersebut juga merupakan siklus energi siklus kehidupan.

7. 5. Bahan Organik Aktif

Manfaat yang diberiukan oleh BO sebenarnya berasal atau pengaruh

dari BO-aktif, yaitu merupakan BO yang sedang mengalami dekomposisi

lanjut.

Jika hanya residu humus yang tertinggal (terdekomposi lambat)

pelepasan hara lambat.

BO yang sedikit terdekompos menghasilkan sedikit gums

(polisakarida, tersusun atas rangkain gula yang panjang), yang

menyemen mineral tanah menjadi agregat yang stabil memperbaiki

struktur tanah dan pertumbuhan tanaman.

Kebanyakan tanah dengan pengolahan terus menerus kehilangan BO

≈ 2%/thn, tetapi pemilihan pertanaman yang tepat seperti rumputan,

alfalfa, dan clovers, dapat menambah BO.

Pelepasan N dari BO tiga kelas tekstur tanah selama musim tanam.

% BO tanahPelepasan N (lb/acre)Sandy Loam Silt Loam Clay Loam

1 50 20 152 100 45 403 - 68 454 - 90 755 - 110 90

7. 6. Residu Tanaman % Erosi Tanah, Penggunaan Air, dan Insulasi

Penambahan residu tanaman (dan/mulsa) pada atau di dekat

permukaan tanah dapat mengurangi erosi tanah Pengelolaan mulsa

(= mulch tillage) sering diapli-kasikan pada hamparan pasiran dimana

angin dan air merupakan penyebab erosi ekstensif.

Mulsa sebagai insulator, menahan gerakan panas antara atmosfer

dan tanah:

o Pada musim panas menguntungkan perakaran tanaman,

tetapi di daerah dingin melambatkan pemanasan tanah pada musim

semi.

Page 86: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Di daerah dingin, residu tanaman di permukaan tanah

dikurangi (tapi cukup untuk mengontrol erosi), me-nyebabkan

kecepatan pemanasan pada musim semi, maksimum.

Apapun masalahnya, baik erosi atau temperatur tanah, yang paling

serius harus ditanggulangi lebih dulu, tetapi tidak ada yang diabaikan.

7. 7. Ekses Residu Tanaman

Pembakaran residu tanaman merupakan praktik yang umum, tetapi

sebenarnya bukan merupakan solusi yang diharapkan. Pembakaran

residu tanaman merugikan karena:

o Mengurangi BO yang melindungi tanah dari erosi,

o Abu yang mengandung nutrisi tanaman potensial dapat hilang

karena erosi angin atau air,

o Kebanyakan nutrisi di abu dalam bentuk mudah larut dan

mudah tercuci melalui tanah, dan

o BO yang dekomposisinya menghasilkan gums untuk

menyemen tanah ke dalam agregat, hilang terbakar.

Pengaruh BO pada Sifat Tanah

Efeknya terhadap warna tanah coklat – hitam.

Pengaruhnya pada sifat fisik tanah:

o Meningkatkan granulasi

o Mengurangi plastisitas, kohesi, dll

o Menigkatkan kapasitas menahan air

Memiliki KTK yang tinggi:

o 20-30 x lebih besar daripada koloid mineral (berdasar-kan

berat),

o menyumbang 30-90% daya absorpsi tanah mineral.

Suplai dan ketersediaan Hara:

o Adanya kation yang mudah diganti,

o N, P, S, dan hara mikro diikat/ditahan dalam bentuk organik,

o Humus melepaskan elemen dari mineral-mineral.

Page 87: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Rasio C/N

C merupakan komponen BO yang relatif dalam jumlah besar dan

proporsi tertentu. Sedangkan N merupakan hara yang konsentrasinya

sering mengontrol kecepatan dekomposisi BO (karena N digunakan

untuk membentuk protein dalam populasi bakteri dan fungi).

Kandungan N dalam mikro-organisme dan BO dinyatakan dalam

proporsinya terhadap kandungan C, dan disebut nisbah C/N.

Kenyataan bahwa C/N rasio tanah cukup konstan (10:1 - 12:1, tapi

kisarannya mulai 8:1 s.d 15:1), memberikan arti penting dalam

mengontrol:

o Ketersediaan N,

o Total BO, dan kecepatan perobakan organik,

o Pengembangan model pengelolaan tanah yang me-nyeluruh .

C/N BO tanah penting untuk dua alasan utama yaitu:

o Kompetisi antara mikro-organisme terhadap keterse-diaan N

akibat penambahan residu dengan nisbah C/N tinggi ke dalam tanah;

dan

o Karena rasio ini relatif konstan dalam tanah, pemeliharaan C -

dan juga BO tanah- sangat bergantung pada kandungan N tanah.

Beberapa contoh nisbah C/N BO.

BO Nisbah C/NBakteria 4:1; 5:1

Fungi 9:1Humus tanah terolah di daerah hangat

11:1

Legume mature (alfalfa atau clover) 20:1Sampah hutan 30:1Jerami, batang jagung 90:1

Serbuk gergaji 250:1

Banyaknya mikro-organisme terbatas jika N tersedia tidak mencukupi.

Bakteria membutuhkan 1 kg N untuk setiap 4-5 kg C pengguna N yang

berat.

Jika jerami dengan C/N 90:1 ditambahkan ke dalam tanah dengan N

rendah, banyaknya bakteria akan me-ningkat lambat karena

keterbatasan N. Jerami akan terdekompos lambat karena rendahnya

hara makanan untuk mikro-organisme perombak.

Page 88: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Proses perombakan ini dapat dipercepat dengan menambahkan

pupuk N untuk mensuplai kebutuhan mikroorganisme dan kebutuhan

tanaman.

Pada kondisi BO dengan C/N tinggi di tambahkan ke dalam tanah

merugikan tanamantanaman akan kahat N, karena mikroorganisme

menggunaan N dari tanah untuk menyusun tubuhnya.

Page 89: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Akibat dekomposisi:

o Bahan terdekompos cepat hilang,

o Bahan yang terdekompos lambat tinggal

Jika sebagian bakteri dan fungi mati tubuhnya memiliki kandungan

N tinggi didekompos oleh mikro-organisme lain menghasilkan CO2

dan N kedalam la-rutan tanah. N yang dibebaskan ini tersedia untuk

pertumbuhan tanaman.

Perubahan C/N berkorelasi dengan:

o Curah hujan

o Suhu

o C/N dalam jasad sendiri.

Jika pupuk hijau (C/N 20/1-30/1) dan pupuk kandang (C/N 90/1)

ditambahkan ke dalam tanah, maka terjadi:

o Penurunan C/N tumbuhan dan pupuk kandang,

o Penyesuaian C/N organisme (C/N meningkat),

o Pengambilan N dari dalam tanah (immobilisasi) N digunakan

mikrobia,

o Terjadi persaingan antara N tanaman dan mikrobia tanaman

layu.

Page 90: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Sebaliknya, jika nitrifikasi baik C/N rendah

Pada saat immobilisasi terjadi sampai humifikasi selesai NO3

rendah,

Setelah N tidak di-imobilisasi NO3 tinggi C/N rendah.

Page 91: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

VIII. PUPUK DAN PEMUPUKAN

8. 1. Pendahuluan

Walaupun penggunaan kotoran hewan (sebagai pupuk kandang) pada

lahan pertanian merupakan praktik yang sudah umum dilaksanakan,

garam-garam mineral sudah digunakan secara sistematik dan meluas

untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, lebih dari 100 tahun.

Sekarang sudah merupakan kebutuhan ekonomik pada hampir semua

lahan.

Semua garam anorganik, seperti amonium-nitrat, ataupun

senyawa/substansi organik, seperti lumpur-manure (sewage sludge),

yang dibeli dan diaplikasikan pada lahan untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman, dianggap sebagai pupuk komersiil.

Terdapat 14 elemen nutrisi esensiil, yang diperoleh oleh tanaman dari

tanah. Dua diantaranya, Mg dan Ca,diaplikasikan sebagai kapur. Meski

umumnya tidak dianggap sebagai pupuk, kapur memberikan efek nutrisi

yang nyata.

Belerang terdapat pada beberapa pupuk komersiil, dan pengaruhnya

dianggap penting, khususnya di daerah tertentu.

Hal itu menyisakan 3 elemen selain hara mikro, -N, P, dan K. Dan

karena ketiganya sangat umum diaplikasikan dalam pupuk komersiil,

mereka sering diacu sebagai elemen-elemen pupuk.

8. 2. Tiga Grup Pupuk

1. Pupuk Pembawa N

a. Kelompok Organik-N

Termasuk biji kapas, guano, kotoran ikan, gambut beramonia, dan

kotoran ternak, dll.,

Kandungan N rendah,

Perlu biaya tinggi per unit N yang diaplikasikan,

mensuplai < 2% dari total N yang diberikan sebagai pupuk komersiil,

beberapa digunakan sebagai pupuk khusus untuk rumput halaman,

kebun bunga, dan tanaman pot,

N dilepas secara lambat (sedikit demi sedikit) oleh aksi mikrobiologi,

Membantu menyediakan suplai N kontinyu,

Page 92: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

b. Kelompok Anorganik-N

Banyak pembawa anorganik digunakan untuk mensuplai N dalam

pupuk campur (mixed fertilizers),

Kisaran kandungan N, dari 3% dalam superfosfat beramonia s.d. 82%

dalam Anhydrous ammonia, (lihat Tabel 18.1),

Proses sintesis pupuk N membutuhkan energi sangat tinggi, > 80%

dari energi yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk.

Amonia

Mungkin merupakan proses sintetik terpenting, yaitu gas amonia

dibentuk dari elemen H dan N.

o N2 + 3 H2 2 NH3

o Proses tsb membutuhkan temperatur dan tekanan tinggi, serta

energi yang banyak,

o H berasal dari gas alam, dan N berasal dari atmosfer,

o Reaksi tsb menghasilkan senyawa (dalam Tabel 18.1) dengan

harga unit N paling murah.

Page 93: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Amonia digunakan dalam pembentukan senyawa sintetik lainnya,

paling tidak dalam 3 cara:

o Pertama, dicairkan dibawah tekanan, menghasilkan anhydrous

ammonia, yang sebagian besar digunakan sebagai bahan untuk

penggunaan langsung,

o Kedua, gas amonia, dilarutkan dalam air menghasilkan NH4OH,

yang sering digunakan tersendiri (amonia cair), tetapi lebih sering

digunakan sebagai solven pembawa N, seperti Urea, kini,banyak

digunakan,

o Ketiga, penggunaan gas amonia dalam pembuatan pupuk N

anorganik lainnya.

Amonium Sulfat:

o N-nya lebih mahal dari bentuk cairnya dan urea,

o digunakan pada tanah yang di kapur, karena pengaruh

keasaman dari residunya.

Na- dan NH4-Nitrat:

o Oksidasi amonia asam nitrat, digunakan untuk pembuatan

NH4- dan Na- Nitrat,

Page 94: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Biaya per unit N dari Na- Nitrat cukup mahal, dianggap

sebagai sumber N yang minor.

Urea:

o Dalam tanah mudah terhidrolisis membentuk (NH4)2CO3:

CO(NH2)2 + H2O (NH4)2CO3 , yang ideal untuk nitrifikasi.

Khususnya jika terdapat banyak basa-basa dapat ditukar,

o Produk akhirnya dalam bentuk ion NH4+ dan NO3

- untuk diserap

tanaman,

o (NH4)2CO3 tidak stabil pada pH > 7, melepas gas amonia ke

atmosfer,

o Konsekuensinya lebih baik meberikan urea ke dalam tanah

daripada memberikannya pada permukaan tanah, khususnya bila

tanahnya alkalin.

Amonium-Fosfat:

o Merupakan pupuk pembawa N dan P yang paling penting,

o Dibuat dari asam fosfat dan amonia (Fig. 18.2.),

Pembawa N-sintetik lainnya:

o Nitrofosfat, dibuat dengan pengasaman (acidulating) batuan

fosfat dengan nitrat.

Pembawa N Melepas-lambat:

o Pupuk N yang ketersediaanya terlalu siap kurang meng-

untungkan, karena menjadi tidak tersedia untuk waktu yang lama,

Page 95: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Dibuat bahan yang memenuhi persyaratan melepas N-lambat:

Kompleks urea-formaldehid (ureaform),

Crotonylidene diurea (CDU),

Isobutylidene urea (IBDU),

Mg-NH4-fosfat juga merupakan sumber N melepas lambat,

Kecepatan melepas N, bergantung terutama pada ukuran

partikelnya,

Kesulitannya, adalah biayanya mahal.

Lapisan bahan-bahan lilin, parafin, resin acrylic, dan elemen S

merupakan bahan yang melambatkan kelarutannya dan

melindungi dari “serangan” mikrobia, mekanismenya dengan

melambatkan masuknya kelembaban kedalam granul, dan

menahan keluarnya larutan N.

Page 96: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Penghambat Nitrifikasi,

o Banyak dikembangkan bahan-bahan/senyawa yang mampu

menahan proses nitrifikasi,

o Fungsinya adalah mempertahankan N dalam bentuk NH4

sehingga melambatkan kemungkinan hilangnya N oleh pencucian

dan denitrifikasi,

o Bahan/senyawa tsb dicampur dengan pupuk N, atau diaplikasi

sebagai pelapis permukaan pada pelet.

2. Bahan Pupuk Fosfatik

Sumber utamanya adalah batuan fosfat. Komponen esensiilnya

adalah mineral apatit, Ca3(PO4)2•CaX, dimana X mungkin F, OH, Cl, dll.,

Klasifikasi pupuk Fosfat:

o Larut dalam air, -Ca(H2PO4)2; NH4H2PO4; K-fosfat

o Larut dalam sitrat, - CaHPO4,

o Tidak larut, -batuan fosfat, Ca3(PO4)2•CaX (tak tersedia).

Pupuk fosforus dicirikan dengan kandungan ketersediaan fosfat yang

dinyatakan dalam %-P2O5 bukan elemen P,

Page 97: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Superfosfat:

o Kualitas yang biasa mengandung 16-21% P2O5, dibuat dari batuan

fosfat dengan H2SO4 dalam jumlah yang sesuai,

o Reaksi yang terjadi dalam proses pembuatannya,

Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 Ca(H2PO4)2 + 2CaSO4 + bahan(insoluble) (water soluble) tak murni

o Juga sering terbentuk CaHPO4 (asam fosfat larut dalam sitrat), karena

banyaknya asam yang ditambahkan tidak mampu menyelesaikan

reaksi,

Triple superfosfat:

Page 98: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Mengandung 40-47% P2O5 tersedia (17-21% P). lebih banyak

P dan tanpa gypsum dibandingkan dengan superfosfat biasa,

o Dibuat dari sintesis batuan fosfat berkualitas tinggi de-ngan

asam fosfat,

Ca3(PO4)2 + 4H3PO4 3 Ca(H2PO4)2 + bahan tak murni

(insoluble) (water soluble)

Amonium Fosfat:

o Paling banyak digunakan di USA,

o Diamonium fosfat mengandung s.d. 21% N dan 53% P2O5 (23% P),

o Diamonium fosfat dibuat dengan mereaksikan asam fosfat (dari

batuan fosfat) dengan amonia:

Ca3(PO4)2 + H2SO4 H3PO4 + 3 CaSO4

H3PO4 + 2NH3 (NH4)2HPO4

o Bahan lain yang mengandung amonium fosfat adalah ammophos,

terutama monoammonium fosfat (11% N, dan 48% fosfat), dan

superfosfat beramonia (3-4% N dan 16-18% fosfat).

Batuan Fosfat:

o Harus digerus halus karena sifat ketidak-larutannya,

o Ketersediaannya sangat meningkat dengan adanya Bo

yang melapuk,urutan kerterlarutan senyawa fosfat adalah:

Amonium fosfat dan superfosfat, basic slag, tulang, dan batuan

fosfat,

o Batuan fosfat yang halus sangat efektif bila ditambahkan

pada tanah asam dan tanah yang kaya BO,

o Karena kelarutannya yang rendah, selalu digunakan

sebagai sumber pembuatan senyawa-senyawa lain yang mudah larut.

Fosfat Analisis-tinggi (High-Ananlysis Phosphate):

o Terdapat dua pupuk fosfat analisis-tinggi, Ca-metafosfat

[Ca(PO3)2] denga 62-63% P2O5 tersedia, dan asam-superfosfat, denga

76% P2O5

o [Ca(PO3)2] sering disebut meta-fos, dibuat dari batuan

fosfat atau batuan kapur dicampur dengan fosforus pentaoksida,

Page 99: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o biaya produksinya sangat tinggi, mungkin tidak

dikomersiailkan,

o Asam-superfosfat, produk sintetik baru dan merupakan

bahan dengan kandungan P2O5 tertinggi. Dibuat dari campuran dari

orthofosfat, pyrofosfat, dan asam poly-fosforic lainnya. Senyawa cair

ini digunakan untuk membuat pupuk campur cair, atau membuat

superfosfat analisis-tinggi (54% P2O5)

Nitro-fosfat:

o Merupakan suatu proses penting dalam pembuatan

pupuk yang menggunakan asam nitrat, bukan asam sulfat atau asam

fosfat untuk menambah kelarutan batuan fosfat,

o Produk dari proses ini disebut nitrofosfat, rekasinya:

Ca3(PO4)2 + 4 H2NO3 Ca(H2PO4)2 + 2 (CaNO3)2

Ca3(PO4)2 + 6 HNO3 2 H3PO4 + 3 Ca(NO3)2

o Ca(NO3)2 selanjutnya dirubah menjadi NH4NO3 dengan

interaksi dengan amonia dan CO2:

Ca(NO3)2 + 2 NH3 CO2 + H2O 2 NH4NO3 + CaCO3

3. Pupuk Kalium

Page 100: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

K diperoleh terutama dengan menambang dibawah hamparan

garam,

Semua garam K yang digunakan sebagai pupuk adalah larut dalam

air, dan karenanya di anggap sebagai pupuk yang siap tersedia,

Tidak seperti halnya garam-garam N, pupuk K walaupun digunakan

dalam jumlah besar, memberikan sedikit atau tanpa pengaruh pada pH

tanah.

K-Mg sulfat, walaupun rendah kandungan K-nya, digunakan untuk

daerah-daerah dengan Mg-rendah. Karena ketersediaan Mg dalam

material ini; tampak lebih diharapkan sebagai sumber Mg daripada salah

satu dari batuan kapur (Dolomitik atau Dolomite).

4. Pupuk Campur(an)

Telah lama petani menggunakan bahan yang mengan-dung lebih dari

dua elemen, dan umumnya mengandung ketiganya dalam perbandingan

jumlah yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan elemen hara,

Larutan amonia, TSP, K-nitrat, dan pupuk organik mungkin diberikan

jika pemupukan lengkap diharapkan.

5. Pengaruh Pemupukan Campur pada pH Tanah

Pupuk pembentuk asam:

o Pupuk yang lengkap cenderung membentuk residu asam dalam

tanah. Ini karena efek dari bahan pembawa N yang mensuplai

amonia, atau membentuk amonia saat diberikan ke tanah

nitrifikasi.

o Oksidasi senyawa amonium meningkatkan keasaman:

NH4+ +2 O2 2 H+ + NO3

- + H2O

o Urea yang terhidrolisis juga akan melepaskan amonium, yang

potensial sebagai sumber keasaman,

o Pupuk P dan K memiliki sedikit pengaruh pada keasaman tanah

kecuali jika mengandung N,

o Perlu diketahui bahwa beberapa bahan mengandung elemen

ditambahkan untuk meningkatkan keasaman tanah, misalnya S

dalam Fe- atau Al- SO4.

Pupuk bukan pembentuk asam:

Page 101: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

o Penambahan batuan kapur dolomit dalam pupuk N pembentuk asam,

sebagai campuran.

Tetapi, secara ekonomi lebih disukai untuk menggunakan pupuk pembentuk

keasaman terpisah de-ngan penggunaan kapur dalam jumlah banyak.

6. Metod Pengaplikasian Pupuk Padat

Disebar secara random padang/taman rumput

Dibenam dengan kedalaman dan jarak tertentu:

o diantara baris tanaman, atau di antara gulutan/bukit tanah,

o di sekitar individu tanaman.

o

Page 102: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

7. Aplikasi Pupuk Cair

Aplikasi langsung ke tanah, menggunakan alat tertentu,

Aplikasi dalam air irigasi,

Disemprotkan melalui daun.

Page 103: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi macam dan jumlah aplikasi

pupuk

Macam tanamannya:

o Nilai ekonominya

o Penghilangan hara

o Kemampuan penyerapan

Kondisi kimia tanah berkaitan dengan:

o Total kandungan hara

o Kandungan hara tersedia

Status fisik tanah berkaitan dengan:efek tak langsung

o Kandungan lengas tanah

o Penghawaan (aerasi)

B.3 Pengelolaan Pupuk & Upaya Meningkatkan Efisiensinya

1. Konsep Pemupukan Berimbang

Pelandaian produktivitas dapat disebakan oleh kemundur-an

kesehatan tanah baik fisik, kimia, maupun biologi akibat pengelolaan

yang kurang tepat.

Penggenangan lahan terus-menerus (penanaman padi intensif)

menyebabkan beberapa unsur hara kurang tersedia (K, S, Cu, dan Zn),

menimbulkan gejala kekahatan hara dan gangguan fisiologi, tanaman

rentan hama/penyakit dan efisiensi pupuk menurun.

Upaya untuk mengatasi gejala tsb adalah dengan perbaik-an

kesehatan tanah melalui perbaikan pengelolaan dan tata air diantaranya

rotasi tanaman dengan palawija.

Rotasi tanaman bertujuan untuk memberi aerasi tanah,

membuang sulfida-sulfida, besi dan mangan berlebihan, serta asam-

asam organik yang bersifat meracun bagi tanaman.

Konsep pemupukan berimbang seharusnya diartikan sebagai

pemberian pupuk/hara sesuai kebutuhan tanaman baik jumlah maupun

jenisnya, pada waktu dan cara yang tepat, yang didasarkan pada sifat

tanah, status hara tanah dan kemampuan tanah menyediakan hara,

serta cara pengelolaan yang tepat yang memungkinkan serapan hara

secara optimal tanpa merusak sumber daya tanah.

Page 104: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

2. Pengelolaan Hara Terpadu

Tanah merupakan system hidup yang mampu mengolah pupuk

anorganik yang diberikan menjadi bentuk tersedia atau tidak tersedia

bagi tanaman,

Kunci proses tsb adalah BO tanah yang berperanan sebagai

penyangga biologi, kimia, dan fisika tanah yang mampu menyediakan

hara untuk tanaman dalam jumlah berimbang,

BO memegang peranan penting dalam mempertahankan

produktivitas tanah secara berkelanjutan.

Pengelolaan hara terpadu terdiri dari pupuk anorganik dan pupuk

organik apapun sumbernya disertai dengan pengelolaan tanah dan tata

air (missal: pengolahan dalam, drainase, rotasi tanaman) pada suatu

lahan, merupakan kunci utama untuk menghilangkan pelandaian

produktivitas dan mencapai produksitinggi berkelanjutan.

Pupuk anorganik diberikan dengan jenis, takaran, cara, dan waktu

yang tepat, sesuai kebutuhan tanaman berdasarkan uji tanah (dan

tanaman).

(Fertilzer Annex)

Page 105: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

IX. PENCEMARAN TANAH

9. 1. Pendahuluan

Secara ringkas pencemaran tanah dapat dicirikan sebagai tidak

berfungsinya tanah sebagai komponen lingkungan yang disebabkan oleh

masuknya senyawa-senyawa asing yang dihasilkan karena aktivitas

manusia. Pencemaran dapat terjadi misalnya dari pembuangan limbah

rumah tangga, limbah industri, penggunaan bahan pupuk buatan dan

pestisida secara berlebihan.

Untuk menjaga ekosistem tanah sebagai akibat pencemaran, perlu

diketahui suatu pengertian umum mengenai senyawa pencemar,

perangainya dalam tanah, cara-cara mengendalikannya, cara

menghancurkan atau menghilangkan sifat keaktivannya, dan sebagainya.

9. 2. Bahan-Bahan Pencemar

Terjadinya pencemaran yang banyak terdapat di sekitar kita dan

sangat mempengaruhi ekologi tanah, berdasarkan jenis bahan

pencemarnya, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Bahan pestisida yang sebagian besar dipakai dalam usaha pertanian

dan semuanya mencapai tanah;

2. Bahan pencemar anorganik seperti Hg, Cd, dan Pb yang ditemukan

dalam tingkat beracun dalam rantai bahan pangan;

3. Bahan pencemar organik, seperti yang dihasilkan dari kandang ternak

dan industri makanan;

4. Bahan pencemar garam;

5. Bahan pencemar radionuklida.

1. Bahan Pestisida

Penggunaan pestisida telah lama dikenal, misalnya orang-orang

Yunani pada tahun ±400 SM telah me nggunakan serbuk belerang untuk

mengendalikan suatu penyakit tanaman. Penggunaan bubur Bordeaux

(campuran kapur dan CuSO4), larutan senyawa arsenik, dan sebagainya

telah digunakan hampir satu abad yang lalu.

Dengan majunya teknologi kimia, pada tahun 1939 diketemukan DDT

sebagai pemberantas serangga (insektisida) dan tahun 1942 diketemukan

2,4 D yang mematikan gulma dan penemuan ini merupakan awal dari

Page 106: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

revolusi kimia di bidang pertanian dan semenjak itu telah dibuat bahan

pestisida secara besar-besaran di negara-negara maju. Pada tahun 1970

lebih dari 500 juta kg pestisida digunakan di Amerika dan kurang lebih 50%

digunakan dalam bidang pertanian. Telah dibuat sekitar 900 macam

senyawa kimia sebagai bahan pokok untuk pembuatan pestisida dan dari

bahan pokok tersebut telah dibuat 60.000 macam ramuan untuk

mengendalikan hama.

9. 3. Keuntungan Bahan Pestisida

1. Tertolongnya berjuta-juta manusia dari demam kuning, malaria, dan

penyakit lain yang disebabkan oleh insektisida.

2. Terlindungnya tanaman dan ternak dari gangguan berbagai macam

hama.

3. Pengendalian gulma secara kimia, merupakan cara pemberantasan

gulma yang biasanya dilakukan secara mekanis dengan tenaga manusia.

4. Melindungi bahan pangan selama perjalanan dari tempat dihasilkan

melalui proses penyiapan. Pemasaran, sampai akhirnya di meja makan.

9. 4. Problem dan Bahaya Pemakaian Pestisida

Ada 4 problem utama:

1. Pemakaian pestisida yang terus menerus menyebabkan beberapa

organisme hama, terutama serangga mempunyai kemampuan menjadi

kebal terhadap bahan kimia.

2. Beberapa pestisida tidak segera dapat dihancurkan secara biologik,

dan cenderung untuk tetap aktif dalam waktu yang lama. Hal demikian

bila ditinjau dari segi pemberantasan hama bersifat menguntungkan,

tapi di sisi lain bersifat merugikan karena kemungkinan akan turut

bergerak dengan rantai lingkungan.

3. Kemungkinan terjadinya efek merusak/mematikan terhadap

organisme yang bukan tujuannya.

4. Kemungkinan terjadinya penimbunan dalam tubuh organisme dan

dengan jalan ini akan membahayakan rantai makanan.

9. 5. Macam Pestisida

Pestisida pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kelompok

pengganggu yang dituju, yaitu:

1. Insektisida: untuk membunuh serangga;

Page 107: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

2. Fungisida: untuk membunuh fungi;

3. Herbisida: untuk membunuh herba;

4. Rodentisida: untuk membunuh tikus;

5. Nematosida: untuk membunuh cacaing.

Yang banyak dipakai dalam pertanian adalah pestisida no.1 s/d 3 dan

oleh karena itu sering mencemari tanah.

9. 6. Perangai Pestisida dalam Tanah

Setelah pestisida masuk ke dalam tanah, ada 5 kemungkinan yang

terjadi pada pestisida tersebut, yaitu:

1. Bahan itu dapat hilang dan menguap ke atmosfer, tanpa mengalami

perubahan kimia, contoh: DDT, dieldrin, aldrin, diazinon, paration, dsb.

2. Bahan itu dapat diserap oleh tanah, umumnya merupakan senyawa

yang mempunyai gugusan: -OH, NH2, NHR, COONH2, -COOHR, dan R3N+.

3. Bahan itu dapat bergerak ke bawah melalui tanah, dalam bentuk

cairan atau larutan dan hilang bersama air cucian.

4. Bahan itu dapat bereaksi secara kimia di dalam atau pada permukaan

partikel tanah.

5. Bahan itu dapat dihancurkan oleh mikrobia tertentu.

9. 7. Pengaruh Pestisida terhadap Jasad Tanah

Walaupun tujuan pestisida adalah untuk membunuh suatu organisme

tanah tertentu tapi kenyataanya pestisida tersebut akan membunuh

organisme-organisme tanah lainnya. Hal demikian menyebabkan terjadinya

kegoncangan keseimbangan ekologi dalam tanah. Dari mikrobia tanah,

berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh para ahli, tampaknya

nematoda, bakteri dan fungi yang paling banyak terkena.

9. 8. Pencemaran oleh Senyawa Anorganik

Akhir-akhir ini perhatian banyak ditujukan kepada pencemaran yang disebabkan oleh senyawa-senyawa anorganik, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung Hg, Cd, Pb, As, Ni, Cu, Zn, Mn, F, dan B. Bahan-bahan tersebut sangat beracun bagi manusia dan binatang.

Cd dan As: sangat beracun;

Hg, Pb, Ni, F: tingkat keracunannya sedang;

B, Cu, Mn, dan Zn: tingkat keracunannya rendah.

Page 108: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

9. 9. Menghindari dan Menghilangkan Pencemaran Senyawa

Anorganik

Ada dua cara:

1. Menghilangkan atau secara drastis menurunkan penambahan bahan

beracun ke dalam tanah (misalkan dengan dibuatnya peraturan-

peraturan)

2. Mengelola tanah dan tanaman sedemikian rupa hingga peredaran

bahan-bahan beracun untuk selanjutnya dapat dihindarkan (misalnya

menurunkan sifat mobil unsure-unsur beracun dengan pemberian kapur

atau tanah dikeringkan hingga terbentuk oksida-oksidanya).

Kegunaan beberapa Unsur dan Sumber Pencemarnya

Bahan Kegunaan utama: Sumber Pencemar

As Obat-obatan, pestisida, cat Pestisida

B Detergen, gelas, pupuk, bahan additif pada bensin

Pembakaran bensin, air irigasi

Cd Campuran logam Kotoran pupuk

Cu Kawat listrik, uang logam, pipa, campuran logam

Buangan pabrik, bahan-bahan fungisida

F Bahan sprayer, pupuk, pestisida Pupuk, pestisida, pencemar udara

Pb Additif pada bensin, baterai akkumulator

Pembakaran bensin bertimah, pestisida

Mn Ferromangan, batu baterai, pupuk Bocoran tambang, pembuangan baterai

Hg Bahan untuk penutup lubang gigi, obat-obatan, lampu fluorescence

Fungisida, penguapan Hg

Ni Baja tak berkarat, campuran logam, additif pada bensin

Pupuk, pembakaran bensin

Zn Campuran logam, logam kuningan, cat, kosmetik

Buangan industri, pupuk, pestisida

Sumber Bahan Pencemar Anorganik

Pembakaran batu bara dan bensin beradditif pencemaran Pb

Penggunaan detergen dan pupuk pencemaran B

Pupuk superfosfat pencemaran Cd, Cu, Mn, Ni, dan Zn

Penggunaan bahan-bahan insektisida untuk kapas, tembakau, buah-

buahan pencemaran As

Page 109: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Siklus Logam Berat

9. 10. Perangai Bahan Pencemar Anorganik

Zn, Cu, Mn, dan Ni

Reaksi unsur-unsur tersebut dipengaruhih oleh pH, kadar bahan

organic, dan redoks tanah. Pada pH 6,5 atau lebih cenderung lambat

tersedia bagi tanaman terutama bila dalam bentuk bervalensi tinggi.

Cd

Sifat racun unsure Cd baru diketahui beberapa tahun yang lalu.

Perangai unsure Cd dalam tanah dan dalam bahan makanan belum banyak

diketahui.

Hg

Hg yang mudah tersedia adalah yang bervalensi dua, yaitu Hg++.

Mula-mula Hg dalam bentuk anorganik yamg sukar larut dan tak tersedia

bagi organisme, kemudian berubah menjadi bentuk organic yang mudah

diasimilasikan. Hg++ oleh mikrobia diubah menjadi ion methyl merkuri yang

kemudian berubah menjadi dimethyl merkuri.

Hg++ CH3Hg+ dapat berlangsung dalam suasana aerobik

CH3Hg+ CH3HgCH3, maupun anaerobic.

diserap tumbuh-tumbuhan

dimakan binatang (herbivor)

masuk ke dalam tanah

tercuci dalam air tanah

masuk ke sungai

dimakan ikan

Dimakan manusia (terjadi penimbunan)

Page 110: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Methyl air raksa dapat tertimbun dalam tubuh ikan melalui makanan

ikan dan dapat mencapai tingkat racun bagi manusia.

Pb

Pada saat ini ada kekhawatiran makin meningkatnya Pb di udara yang

dihasilkan dari pembakaran bensin.

Pb dalam tanah sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman, dan bila

ada pencemaran Pb pada tanaman pangan biasanya berasal dari atmosfer.

Senyawa Pb sebagian besar sukar larut dalam air, terutama bila tanah tidak terlalu masam.

Diketemukannya Pb pada lapisan permukaan tanah, menunjukkan

suatu bukti tidak adanya pergerakan ke bawah.

Ketersediaan Pb dalam tanah dapat dikurangi dengan pengapuran.

As

Pemberian pestisida As yang cukup berat selama bertahun-tahun

telah menyebabkan terjadinya penimbunan dan bersifat racun. As bersifat

seperti P, dan dikenal senyawa oksidanya yaitu arsenat AsO43-. Oleh

karena itu sebagian besar arsenat yang ditambahkan ke dalam tanah, relatif

tidak tersedia bagi tanaman. Pada suasana sedikit masam arsenat diikat

oleh Al dan oksidasi hidrous besi.

Al+++ + H2AsO4 2H+ + Al(OH)2H2AsO4

Fe(OH)3 + H2AsO4 Fe(OH)2H2AsO4 + OH-

Pemakaian pestisida As yang terus menerus dalam jangka panjang

dapat menimbulkan keracunan pada beberapa tanaman yang peka seperti

kentang, jagung manis, kacang-kacangan, dsb.

Keracunan As dapat ditekan dengan menambah garam-garam Zn, Fe

dan Al-sulfat ke dalam tanah. Hal ini mungkin karena terbentuknya

senyawa arsenat dari Zn, Fe, dan Al yang sukar larut.

Boron (B)

Pencemaran boron dalam tanah dapat terjadi karena air irigasi kaya

unsure boron atau karena pemberian pupuk yang berlebihan. Boron agak

kurang larut dalam tanah dan sifat racunnya dapat tercuci pada tanah

berpasir dan bersifat masam. Keracunan boron bersifat setempat.

Fluor (F)

Page 111: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Keracunan fluor bersifat setempat. Senyawa fluorida banyak

dibentuk dari hasil iindustri. Fluorida yang terbentuk dalam tanah sangat

tidak larut, dan kelarutannya menurun bila tanah mengandung cukup kapur.

9. 11. Pencemaran oleh Senyawa Organik

Menurut sumbernya pencemaran senyawa organik dapat terjadi karena:

1. Penimbunan sampah organik dari rumah tangga, pasar, industri

makanan, pengolahan bahan pangan dan serat.

2. Sampah ternak, berupa kotoran ternak dan urine.

Dari tempat pemeliharaan ternak, dengan adanya air hujan, akan

terangkut bahan organik yang dapat dihancurkan dan nitrat dalam jumlah

yang banyak. Pada musim kemarau biasanya terjadi pencemaran udara

yang disebabkan oleh pembentukan ammonia (NH3) dan gas-gas lainnya.

9. 12. Keuntungan dan Kerugian Sampah Organik

Keuntungan:

1. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah;

2. Meningkatkan produksi tanaman;

3. Meningkatkan produktivitas tanah;

4. Melindungi tanah terhadap bahaya erosi.

Kerugian:

1. Karena kandungan haranya sangat rendah, bila sampah organik akan

digunakan sebagai pupuk akan dibutuhkan dalam volume yang besar;

2. Comberan kotoran ternak mempunyai kadar logam berat dan senyawa

racun anorganik yang cukup besar. Mempertahankan pH tinggi

merupakan syarat agar kemungkinan keracunan logam berat dapat

dikurangi.

9. 13. Pembuangan Sampah Organik

Sampah kota dan rumah tangga sebagian besar terdiri dari bahan

organik berupa sisa-sisa sayuran, buah-buahan, daun-daunan, kertas dan

bahan-bahan yang sukar dihancurkan berupa plastik, gelas, logam, dsb.

Pembuangan sampah di Indonesia pada umumnya berupa

penimbunan sampah secara terbuka pada lubang-lubang bekas galian.

Page 112: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Bahan organik berupa sisa sayuran, buah-buahan dan daun-daunan

dapat mudah mengalami pelapukan dengan dibentuknya berbagai senyawa

organik sederhana dan senyawa-senyawa anorganik yang sebagian besar

mudah larut dalam air, hingga mudah mengalami pencucian. Pencucian dan

aliran permukaan dari daerah penimbunan sampah dapat mencemari air

tanah. Bahan pencemarnya dapat berupa larutan senyawa-senyawa

organik dan anorganik, dan senyawa-senyawa logam berat yang tadinya

terdapat sebagai senyawa organik dari sampah.

Pembuangan sampah secara terbuka mempunyai keuntungan dan

kerugian.

Keuntungan:

1. Pada tempat pembuangan sampah akan berkembang berbagai macam

mikro organisme penghancur sampah.

2. Senyawa-senyawa anorganik yang dibentuk dari perombakan sampah

dapat bereaksi dengan beberapa jenis mineral tanah atau akan diserap

oleh koloid tanah.

Kerugian:

1. Sampah organik dalam jumlah besar dapat menyebabkan terjadinya

keracunan logam berat dan nitrat pada air tanah;

2. Sampah organik kaya nitrogen bila melapuk menghasilkan senyawa

nitrat yang cukup banyak yang dapat mencemari air tanah.

Page 113: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

X. Konservasi Tanah dan Air

10. 1. Pendahuluan

Konservasi tanah adalah usaha-usaha untuk menjga agar tanah tetap

produktif, atau memperbaiki tanah yang rusak karena erosi dan/atau

mengalami degradasi kesuburannya, agar menjadi lebih produktif.

Konservasi air adalah usaha-usaha agar air dapat lebih banyak disimpan di

dalam tanah sehingga dapat digunakan seoptimal mungkin dan mengurangi

terjadi-nya banjir dan erosi.

10. 2. Erosi

Erosi merupakan suatu proses di mana tanah dihancurkan (detached) dan

kemudian dipindahkan oleh kekuatan air, angin, atau gravitasi. Di Indonesia

erosi yang terpenting adalah yang disebabkan oleh air.

Erosi Geologi dan Erosi dipercepat

Erosi Geologi, adalah erosi yang berjalan sangat lambat, dimana jumlah

tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi

macam ini tidak membahayakan karena terdapat keseimbangan antara

tanah yang hilang tererosi dan tanah baru yang terbentuk.

Erosi dipercepat, (accelerated erosion), adalah erosi yang berjalan relatif

cepat, dimana jumlah tanah yang tererosi jauh lebih besar daripada tanah

baru yang terbentuk, akibatnya tanah atas (top-soil) menjadi hilang.

Terjadinya erosi ini sebagai akibat kegiatan manusia yang telah banyak

melakukan perubahan terhadap lingkungan di atas tanah, misalnya

penggundulan hutan.

10. 3. Jenis erosi oleh air

1. Erosi Percikan (splash erosion)

Erosi percikan adalah erosi yang terjadi dalam bentuk percikan butir-butir

tanah ke tempat-tempat lain yang lebih rendah sebagai akibat adanya

pukulan tetesan air hujan yang jatuh ke permukaan tanah.

2. Erosi lembar (sheet erosion)

Erosi lembar adalah erosi yang terjadi secara merata di semua tempat,

hingga sepintas lalu erosi ini tak tampak, karena kehilangan lapisan-

Page 114: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

lapisan tanah seragam. Erosi macam ini dapat berbahaya, karena baru

disadari setelah seluruh top soil tererosi.

3. Erosi Alur (rill erosion)

Erosi alur adalah erosi yang terjadi karena adanya genangan-genangan

setempat di suatu lereng, yang kemudian air dalam genangan tersebut

mengalir hingga terbentuk alur-alur bekas aliran air. Alur-alur tersebut

dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

4. Erosi gully (gully erosion)

Erosi ini merupakan lanjutan erosi alur, dimana alur-alur tersebut terus

menerus dikikis oleh aliran air, hingga menjadi lebih dalam dan lebih

lebar seperti selokan dengan aliran air yang lebih kuat.

5. Erosi Parit (channel erosion)

Erosi parit terjadi karena adanya pengikisan pada dinding atau dasar parit

oleh aliran air dalam parit, hingga dapat terjadi tebing di atas runtuh ke

dasar parit atau makin dalamnya dasar parit.

6. Longsor

Longsor adalah bergesernya suatu massa tanah yang besar dari suatu

tempat ke tempat yang lebih rendah, karena adanya lapisan yang licin

dan kedap air di bawah massa tanah yang bergeser tersebut. Longsor

termasuk juga peristiwa erosi karena disini juga terjadi perpindahan

sejumlah massa tanah.

10. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Erosi

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi besarnya erosi oleh air

adalah:

1. curah hujan,

2. sifat kepekaan tanah terhadap erosi,

3. kemiringan dan panjangnya lereng,

4. vegetasi,

5. tindakan manusia.

1. Curah Hujan

Sifat hujan yang perlu diperhatikan adalah:

a. Intensitas hujan, menunjukkan banyaknya curah hujan per satuan

waktu. Umumnya dinyatakan dalam satuan mm/jam atau cm/jam.

Page 115: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

b. Jumlah hujan, menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan,

dapat dihitung selama satu bulan atau satu tahun, dsb.

c. Distribusi hujan, menunjukkan penyebaran waktu terjadi hujan.

Dari sifat-sifat tersebut, yang terpenting dalam mempengaruhi besarnya

erosi adalah intensitas hujan. Jumlah hujan rata-rata tahunan yang tinggi

tidak akan menyebabkan erosi yang berat apabila hujan terjadi merata,

sedikit demi sedikit sepanjang tahun. Sebaliknya, curah hujan rata-rata

tahunan yang rendah mungkin dapat menyebabkan erosi berat bila hujan

terseut jatuh sangat deras meskipun hanya sebentar.

2. Kepekaan Tanah terhadap Erosi

Kepekaan tanah terhadap erosi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain:

a. Tekstur tanah

Tekstur tanahyang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir

sangat halus. Tekstur kasar seperti pasir dan tekstur halus seperti

lempung, tahan terhadap erosi.

b. Bentuk dan Kemantapan Struktur Tanah

Tanah yang mempunyai struktur membulat (granuler, gumpal

membulat), tidak mudah tererosi, karena mempunyai porositas yang

tinggi, sehingga air mudah meresap dan aliran permukaan kecil.

Demikian pula tanah dengan struktur mantap, tidak mudah hancur oleh

pukulan air hujan, hingga tahan terhadap erosi.

c. Daya Inflitrasi atau Permeabilitas Tanah

Tanah mempunyai daya inflitrasi yang besar air akan mudah meresap ke

dalam tanah, sehingga aliran permukaan kecil, dan akibatnya erosi yang

terjadi juga kecil.

d. Kandungan Bahan Organik

Tanah-tanah yang cukup mengandung bahan organik umumnya

menyebabkan struktur tanah menjadi mantap sehingga tahan terhadap

erosi. Tanah dengan bahan organik yang rendah (kurang dari 2%),

umumnya peka terhadap erosi.

3. Kemiringan dan Panjang Lereng

Page 116: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Erosi akan meningkat apabila lereng semakin panjang dan semakin

curam. Lereng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang

mengalir menjadi semakin besar dan deras. Lereng yang semakin

curam, kecepatan aliran permukaan semakin meningkat, sehingga

kekuatan mengangkut meningkat pula.

4. Vegetasi

Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:

a. Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah,

sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin

rapat vegetasi yang ada, makin efektif mencegah terjadinya erosi.

b. Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air inflitrasi.

c. Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan

air) melalui vegetasi.

5. Manusia

Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih

baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng

curam merupakan pengaruh baik, karena dapat mengurangi erosi.

Sebaliknya penggundulan hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan

pengaruh manusia yang jelek karena dapat menyebabkan erosi dan banjir.

Pendugaan Erosi

Besarnya erosi tanah secara kuantitatif dapat dihitung menggunakan suatu

rumus yang disebut Universal Soil Loss Equation (USLE) atau

Persamaan Umum Hilangnya Tanah. Persamaan ini dikemukakan oleh

Wischmeier dan Smith (1962) dan digunakan untuk menduga besarnya erosi

tanah-tanah di Amerika. Rumus tersebut kemudian digunakan juga oleh

beberapa negara termasuk Indonesia.

Rumus USLE adalah sbb:

A = R x K x L x S x C x P

A = jumlah tanah yang hilang (tererosi) setiap tahun dinyatakan dalam ton/ha/tahun.

R = indeks daya erosi curah hujan.

Page 117: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

K = indeks kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah).L = panjang lereng dinyatakan dalam meter.S = kemiringan lereng dinyatakan dalam persen (%).C = faktor tanaman (vegetasi).P = faktor usaha-usaha manusia dalam pencegahan erosi.

Indeks Daya Erosi Curah Hujan (R)

Indeks Daya Erosi Curah Hujan (erosivitas hujan) dapat dihitung dari rata-

rata daya erosi curah hujan, yang diperoleh dari pengamatan intensitas

hujan (I) dan intensitas hujan selama 30 menit (I30), dengan menggunakan

penakar hujan otomatik (ombrometer), dimana banyaknya dan penambahan

hujan setiap saat dicatat secara otomatik dalam kertas plas (ombrograf).

Indeks Kepekaan Tanah terhadap Erosi (K)Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah (K) merupakan

jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun per satuan indeks daya

erosi curah hujan ada sebidang tanah tanpa tanaman (gundul), tanpa usaha

pencegahan erosi, kemiringan lereng 9% dan panjang 22 meter.

Faktor Lereng (LS)

Faktor LS merupakan rasio antara tanah yang hilang dari suatu petak

dengan panjang dan kecuraman lereng tertentu pada petak baku, yaitu

tanah gundul, panjang lereng 22 meter, kecuraman (kemiringan) 9%, tanpa

ada usaha pencegahan erosi.

Faktor Tanaman (C)

Merupakan rasio dari tanah yang hilang pada tanaman tertentu dengan

tanah gundul. Pada tanah gundul dan petak baku, nilai C ditetapkan = 1.

Usaha-usaha Pencegahan Erosi

Merupakan rasio antara tanah yang hilang pada tanah dengan dilakukan

usaha konservasi dan tanah yang hilang bila tanpa dilakukan usaha

konservasi.

10. 5. Kerusakan-kerusakan Akibat Erosi

Akibat dari erosi dapat terjadi kerusakan-kerusakan yang terjadi di tempat

terjadinya erosi dan di tempat penerima erosi.

1. Kerusakan di tempat terjadinya erosi, antara lain:

a. penurunan produktivitas tanah.

Page 118: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

b. hilangnya unsur hara yang diperlukan tanaman.c. menurunnya kualitas tanaman.d. laju inflitrasi menurun.e. menurunnya kemampuan tanah menahan air.

Dari kerusakan tersebut terjadilah tanah kritis. Tanah kritis adalah

tanah yang mengalami kerusakan dan kehilangan fungsi hidro-orologis dan

fungsi ekonomi.

2. Kerusakan di tempat penerima hasil erosi, antara lain:

a. terjadinya polusi sediment, yaitu pengendapan bahan-bahan tanah.

b. terjadinya polusi kimia dari pupuk, yaitu penimbunan senyawa unsur-

unsur hara dari hara pupuk.

c. terjadinya polusi kimia dari bahan-bahan insektisida.

10. 6. Metode Konservasi Tanah

Pada dasarnya ada tiga metode konservasi tanah, yaitu:

I. Metode vegetatif

II. Metode mekanik

III. Metode kimia

I. Metode vegetatif

Tujuan metode ini adalah melindungi permukaan tanah terhadap pukulan

tetesan air hujan, memperkecil run-off dan meningkatkan daya inflitrasi

tanah.

Metode vegetatif yang banyak dilakukan, antara lain:

1. Penamaman strip

Beberapa tanaman pokok ditanam dalam strip yang berselang-seling

dengan tanaman penutup tanah yang disusun memotong lereng.

2. Pergiliran tanaman (rotation)

Tanaman pokok

Tanaman penutup tanahTanaman pokok

Page 119: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Penanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan waktu

tertentu.

3. Tanaman penutup tanah (cover crop).

4. Pemberian mulsa (seresah) mulching

Pemberian mulsa (mulching) dilakukan dengan tujuan menutupi tanah

menggunakan sisa-sisa tanaman, seperti daun, ranting, dsb.

II. Metode mekanik

Tujuan dari metode ini adalah mencegah terjadinya erosi dengan tindakan

atau membuat suatu konstruksi (bangunan) dengan tujuan:

a. memperlambat aliran permukaan (run-off).

b. menampung dan menyalurkan aliran permukaan agar tidak mempunyai

kekuatan yang merusak.

Beberapa metode mekanik, antara lain:

1. Pengolahan tanah.

2. Pengolahan tanah menurut kontur.

3. Pembuatan galengan/saluran menurut kontur.

4. Pembuatan teras.

1. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan secara terbatas, dengan tujuan agar tanah

menjadi gembur, tapi tidak dibentuk tapak bajak. Dengan cara demikian,

bila turun hujan air akan mudah meresap ke bawah (inflitrasi meningkat)

dan aliran permukaan menjadi kecil.

2. Pengolahan tanah menurut kontur

Cara ini dilakukan pada tanah-tanah miring (berlereng). Pembajakan

dilakukan memotong lereng (menurut kontur). Manfaat metode ini adalah

terhambatnya aliran permukaan, hingga erosi dapat diperkecil.

3. Pembuatan galengan dan saluran menurut kontur

Gunanya:

a. menghambat aliran permukaan.

b. dengan saluran menurut kontur kecepatan aliran diperkecil.

4. Pembuatan teras

Page 120: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gunanya:

a. memperpendek panjang lereng.

b. memperkecil kecepatan aliran permukaan.

c. memperbesar daya inflitrasi tanah.

Dari jenis-jenis teras yang terkenal adalah teras bangku, yang

dibedakan dalam teras datar, teras miring, dan teran tajam.

Page 121: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Page 122: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

III. Metode kimia

Metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk

meningkatkan kemantapan agregat tanah dan struktur menjadi lebih ramah.

Dengan demikian tanah menjadi tahan terhadap pukulan tetes air hujan,

inflitrasi tetap besar dan run-off kecil.

Bahan kimia yang banyak digunakan adalah bitumen dan krilium. Untuk skala yang besar, pelaksanaan metode ini membutuhkan biaya yang besar, hingga tak menguntungkan, oleh karena itu metode ini jarang atau tak pernah dilakukan.

Untuk keperluan khusus, misalkan terhadap lahan miring di halaman

rumah mungkin metode ini akan dilakukan.

Page 123: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DAFTAR PUSTAKA

Brady, N. C. 1985. The Nature and Properties of SOILS. Ninth Edition. MACMILLAN Publishing Co., New York.750p.

Buol, S. W., F. D. Hole, and R. J. McCracken. 1973. Soil Genesis and Classification. The Iowa State University Press, Ames.360p.

Page 124: Dasar Ilmu Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Donahue, R. L., R. W. Miller, and J. C. Shickluna. 1977. SOILS. An Introduction to Soils and Plant Growth. Prentice-Hall, Inc., New Jersey. 626p.

Fanning, D. S. and Mary C. B. Fanning. 1989. SOIL Morphology, Genesis, and Classification. John Wiley and Sons. 395p.

Foth, H. D. and L. M. Turk. 1972. Fundamentals of Soil Science. Fifth Edition. Wiley international Edition. John Wiley and Sons, Inc. 454p.

Rini Wudianto. 2000. Mencegah Erosi. Penebar Swadaya. 31p.

Sanchez, P. A. 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. John Wiley and Sons, New York.618p.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penerbit NADI Yogyakarta. 208p.

Tisdale, S. and W. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. Third edition. Macmillan Publishing Co., Inc. New York. 694p.