syarat sah dan syarat wajib shalat

22
BAB I PENDAHULUAN Hidup manusia dibumi ini bukanlah suatu kehidupan yang tidak mempunyai tujuan, bukanlah mereka boleh melakukan sesuatu mengikut kehendak perasaan dan keinginan tanpa ada batas dan tanggungjawab. Tetapi penciptaan makhluk manusia di bumi ini adalah mempunyai suatu tujuan yang telah ditentu dan ditetapkan oleh Allah SWT Tuhan yang menciptanya. Tugas dan tanggungjawab manusia sebenarnya telah nyata dan begitu jelas sebagaimana terkandung di dalam Al-Quran yaitu melaksanakan ibadah mengabdikan diri kepada Allah SWT, seperti firman Allah SWTdalam Al- Qur’an: Artinya : “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyaat : 56) Maka jelas tujuan diciptakannya manusia itu adalah untuk menghambakan diri kepada Allah SWT atau untuk beribadah kepada Allah SWT. Adapun ibadah itu terbagi kepada 2 yaitu; ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. 1

Upload: alfian-ramli

Post on 29-Jul-2015

22 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

BAB I

PENDAHULUAN

Hidup manusia dibumi ini bukanlah suatu kehidupan yang tidak mempunyai

tujuan, bukanlah mereka boleh melakukan sesuatu mengikut kehendak perasaan dan

keinginan tanpa ada batas dan tanggungjawab. Tetapi penciptaan makhluk manusia di

bumi ini adalah mempunyai suatu tujuan yang telah ditentu dan ditetapkan oleh Allah

SWT Tuhan yang menciptanya.

Tugas dan tanggungjawab manusia sebenarnya telah nyata dan begitu jelas

sebagaimana terkandung di dalam Al-Quran yaitu melaksanakan ibadah mengabdikan

diri kepada Allah SWT, seperti firman Allah SWTdalam Al-Qur’an:

Artinya : “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-Dzaariyaat : 56)

Maka jelas tujuan diciptakannya manusia itu adalah untuk menghambakan

diri kepada Allah SWT atau untuk beribadah kepada Allah SWT. Adapun ibadah itu

terbagi kepada 2 yaitu; ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.

Adapun arti ibadah mahdhah ialah segala bentuk aktifitas yang cara, waktu,

atau kadarnya telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam persoalan

ibadah mahdhah segalanya tidak boleh kecuali yang diajarkan oleh Allah SWT dan

Rasul-Nya1. Contohnya seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

Sedangkan arti ibadah ghairu mahdhah ialah ibadah yang tidak sekedar

menyangkut hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berhubungan sesama

makhluk.2 . Atau sering disebut sebagai ibadah umum atau muamalah, yaitu segala

sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT baik berupa perkataan atau

perbuatan, lahir maupun batin yang mencakup seluruh aspek kehidupan seperti aspek

1 M. Fauzi Rachman, Ibadah Ibadah Utama Bagi Perempuan Haid, (Bandung, Penerbit Mizania, 2008)h. 362 Misbahus Surur, Dahsyatnya Shalat Tasbih, (Jakarta, Quantum Media, 2009)h. 28

1

Page 2: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

ekonomi, sosial, politik, budaya, seni dan pendidikan. Seperti qurban, pernikahan,

jual beli, aqiqah, sadaqah, wakaf, warisan dan lain sebagainya.  Selain itu ibadah

ghairu mahdhah adalah ibadah yang cara pelaksanaannya dapat direkayasa oleh

manusia, artinya bentuknya dapat beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi

substansi ibadahnya tetap terjaga. Seperti perintah melaksanakan perdagangan dengan

cara yang halal dan bersih ibadah yang termasuk Ibadah Ghairu Mahdhah.

Oleh karena begitu banyaknya ibadah dalam Islam sehingga sering kali kita

kurang memahami akan ibadah. Contohnya shalat, kebanyakan orang kurang

memahami bagaiman shalat, baik itu dalil diwajibkannya, atau syarat-syaratnya,

rukunnya, yang membatalkannya, dan lain sebagainya. Padahal shalat merupakan

ibadah yang pertama dihisab3 pada hari Qiamat4. Seperti sabda Nabi Rasulullah

SAW:

Artinya : “amalan yang pertama kali dihisab sari seorang hamba pada hari qiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya, maka baik pula seluruh amalannya. Jika buruk shalatnya, maka buruk seluruh amalannya.” (HR. Thabrani dari Abdullah bin Qutrh)

Oleh mestilah kita membaikkan shalat dengan sebaik-baiknya. Dengan cara

mengerti betul tentang shalat, apakah itu rukunnya, syaratnya, yang membatalkannya,

waktunya, dan lain sebagainya. Dalam makalah ini kami akan membahas sedikit

tentang beberapahal yang berhubungan dengan shalat, yaitu; pengertian shalat, dalil

yang mewajibkan shalat, syarat sah shalat dan syarat wajib shalat.

BAB II

3 hisab adalah peristiwa Allsh SWT menampakkan kepada manusia amalan mereka di dunia dan menetapkannya. Atau Allah SWT mengingatkan dan memberitahukan kepada manusia tentang amalan kebaikan dan keburukan yang telah mereka lakukan4 M. Khalilurarrahman Al-Mahfani, Fakta Keajaiban Shalat Subuh, (Jakarta, Kawah Media, 2013)h. 9

2

Page 3: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat

Shalat secara luqhawi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab shalla –

yushallu- shalaatan ( ) yang mengandung makna doa atau pujian5.

Adapun arti shalat secara bahasa ialah segala perkataan dan perbuatan yang diawali

oleh “takbiratul ihram” (membaca takbir) dan diahiri dengan salah dengan syarat-

syarat yang telah ditentukan6.

Dalam makna lain ada juga yang mengartikan shalat yaitu menghadapkan

jiwa dan raga kepada Allah SWT, karen taqwa hamba kepada Tuhannya,

mengagungkan kebesarannya dengan khusyu’ dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan

perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram7.

B. Dalil – Dalil Diwajibkannya Shalat

Para ulama telah bersepakat bahwa shalat merupakan kewajiban yang harus

dipenuhi oleh setiap orang Islam yang telah baligh. Selama ia masih menghirup

udara, selama itu pula kewajiban halat masih melekat padanya. Kewajiban shalat bagi

setiap muslim yang baligh telah ditegaskan dalam dalil – dalil yang qath’i8 dari Al-

Qur’an dan Hadist antara lain :

1. Al-Hajj ayat 77

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”.

2. Al-Baqarah ayat 43

5 M. Khalilurarrahman Al-Mahfani, Fakta Keajaiban….h.26 Syamsuddin Noor, Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi, (Jakarta, Wahyu Media, 2009). h.1327 Moh. Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap , (Semarang, Toha Putra, 1978). h.798 Dalil qath’I ialah nash atau teks yang telah pasti yang tidak mungkin lagi ditakwilkan dandiragukan eksistensinya, seperti Al-Qur’an dan Hadist Mutawatir.

3

Page 4: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Artinya : “ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”.

Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah

kepada perintah-perintah Allah SWT bersama-sama orang-orang yang tunduk.

3. An nisa’ ayat 103

Artinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

4. Al-‘Ankabuut ayat 45

Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah SWT (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah SWT mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

5. Al –Baqarah ayat 238

Artinya : “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah SWT (dalam shalatmu) dengan khusyu'”.

4

Page 5: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama.

ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa ialah shalat

Ashar. menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua shalat

itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

6. Sabda Rasulullah SAW 9:

Artinya : “Islam itu dibangun atas lima perkara : bersaksi bahwa tiada Than selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah SWT, mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat,berpuasa dibulan Ramadhan, serta pergi haji”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad)

7. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:10

9 M. Khalilurarrahman Al-Mahfani, Buku Pintar Shalat, (Jakarta, Kawah Media, 2008). h.50

10 Ibid….

5

Page 6: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Artinya : “ Ikatan islam dan kaidah agama ada tiga, diatasnya didirijkan islam, siapa yang meninggalkan salah satunya maka telah kafirlah ia dan halal darahnya : mengakui tiada tuhan selain Allah, shalat fardhu, dan puasa Ramadhan (HR Abu Ya’la dan Dailami)

C. Syarat-syarat wajib shalat

Syarat wajib adalah sesuatu hal yang menyebabkan seseorang

berkewajiban menjalankan suatu perbuatan (ibadah), kalau disandingkan dengan

shalat maka suatu hal yang menyebabkan seseorang berkewajiban menjalankan

shalat. Adapun syarat wajib shalat ada 4 antara lain11 :

1. Islam

2. Berakal

3. Baligh

4. Suci daripada Haid dan Nifas

Ada juga yang menambah syarat wajib selain yang diatas12

5. Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah SAW kepadanya)

6. Melihat dan mendengar

Penjelasan

1. Islam

Orang yang bukan islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak

dituntut untuk mengerjakannya didunia hingga ia masuk islam, karena meskipun

dikerjakannya tetap tidak sah. Berdasarkan kesepakatan ‘ulama, dalam kitab-kitab

aqidah dan tauhid, disebutkan hal-hal yang dapat membatalkan keislaman di

antaranya adalah13 :

a. Syirik

11 ________, Bidayatul Mubtadin wa U’mdatul Awlad, (Medan, Sumber Ilamu Jaya, -). h.2912 Muhammad bin Ismail Daud Falambany, Muthlau’lbadrain wa Majmau’l Bahraini,

(Semarang, Sumber Keluarga, -). h.27 13 https://www.academia.edu/7015170/Kafir_Tanpa_Sadar

6

Page 7: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

b. Murtad

c. Tidak mengkafirkan orang kafir atau ragu akan kekafiran mereka

d. Meyakini kebenaran hukum thaghut14

e. Membenci sunnah Rasul, meskipun diamalkan

f. Mengolok-ngolok agama

g. Sihir

h. Menolong orang kafir untuk memerangi kaum muslimin

i. Meyakini bolehnya keluar dari syariat Allah

j. Menghalalkan sesuatu yang haram dan mengharamkan sesuatu yang halal.

2. Berakal

Jadi tiada wajib bagi orang gila, karena Nabi Muhammad bersabda15 :

Artinya : “Pena diangkatkan dari tiga orang : dari orang tidur hingga dia bangun, dari anak kecil hingga ia bermimpi, dari orang gila hingga ia berakal.” ( HR Abu Daud )

3. Baligh

Seseorang yang sudah baligh dapat diketahui melalui tanda berikut ini16 :

a. Cukup berumur 15 tahun (bagi laki-laki dan perempuan)

b. Mimpi berjima’(bagi laki-laki dan perempuan)

c. Haid (bagi perempuan)

14 Thoghut atau Thaghut adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada setiap yang disembah selain Allah yang rela dengan peribadatan yang dilakukan oleh penyembah atau pengikutnya, atau rela dengan ketaatan orang yang menaatinya dalam melawan perintah Allah15 Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, (Jakarta, Darul Fallah, 2007). h.30116 ________, Bidayatul Mubtadin….h. 30

7

Page 8: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Orang tua atau wali wajib menyuruh anaknya shalat apabila berumur

tujuh tahun. Apabila ia sudah berumur sepuluh tahun tetapi tidak shalat,

hendaklah dipukul. Seperti Sabda Rasulullah SAW17:

Artinya : “suruhlah olehmu anak-anak itu untuk shalat apabila ia sudah berumur tujuh tahun. Apabila ia sudah berumur sepuluh tahun, hendaklah kamu pukul jika ia meninggalkan shalat.”(HR Tirmizi)

4. Suci dari haid dan nifas

Haid ialah darah yang ada pada perangai perempuan dan tempat

keluarnya diujung rahim pada ketika sehat badan, sedangkan nifas ialah darah

yang keluar setelah melahirkan18. Dan tiada wajib bagi perenpuan yang berhaid

dan nifas untuk shalat seperti Sabda Rasullullah SAW19 :

Artinya :“Apabila datang haid, tinggalkanlah shalat.” (Muttafaquna’alaihi)

Pada perempuan bukan hanya terdapat darah haid dan nifas saja, tetapi

terdapat darah wiladah dan istihadhah. Adapun darah wiladah itu darah yang

lahir beserta anak ketika melahirkan, sedangkan darah istihadah ialah darah

penyakit yang keluar setelah habis masa haid yaitu darah yang keluar setelah 15

hari.

Adapun masa secepat-cepatnya haid ialah sehari-semalam (selahdhah),

pada umumnya masa haid 7 hari dan selama-lamanya masa haid 15 hari, darah

yang keluar seterlah masa haid itu disebut darah istihadhah ( darah penyakit).

Adapun masa secepat- cepatnya nifas ialah sehari-semalam, pada umumnya 40

hari, selama-lamanya 60 hari.

17 Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi….h. 30218 ________, Bidayatul Mubtadin….h. 2619 Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi….h. 303

8

Page 9: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Seorang perempuan yang beristihadhah, baginya wajib untuk

melaksanakan ibadah seperti orang yang terkena tsalisulghaih (penyakit yang

tidak dapat menahan angin ( kentut) dan tsalisulboul (penyakit yang tidak bisa

menahan kencing). Maka cara ia melaksanakan shalat ialah ia mensti mengambil

wudhu dala waktu shalat lalu ia mengerjakan shalat wajib dan boleh ia

mengerjakan shalat sunnat setelahnya, dengan syarat najis ( kencing dan darah)

tidak terkena pada pakaiaan. Apabila ia keluar darah, kencing atau kentut ketika

shalat maka shalatnya sah.

Hal yang haram dilakukan ketika haid dan nifas20 :

a. Shalat

b. Thawaf

c. Memegang Al-Qur’an atau menanggungya

d. Membaca Al-Qur’an kecuali yang dibolehkan untuk mengambil berkat,

contohnya seperti do’a yang berasal dari ayat dalam Al-Qur’an umpamanya

Basmalah dan do’a selamat dunia akhirat.

e. Berhenti didalam masjid

f. Berulang-ulang didalam masjid

g. Puasa

h. Disentuh oleh suami antara pusat dan lutut (jima’)

i. Berniat mandi mengangkat hadast besar, pada hal ia masih dalam hadast.

j. Ditalak oleh suami ketika dalam keadaan haid.

5. Telah sampai dakwah

Orang yang belum sampai dakwah keislaman kepadanya tidak dituntut

dengan hukum21.

6. Melihat dan mendengar

Melihat dan mendengar menjadi syarat wajib mengerjakan shalat,

walaupun pada suatu waktu untuk kesempatan mempelajari hukum-hukum

20 ________, Bidayatul Mubtadin….h. 26-2721 Muhammad bin Ismail Daud Falambany, Muthlau’lbadrain……h. 27

9

Page 10: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

syara’. Orang buta dan tuli sejak dilahirkan tidak dituntut dengan hukum karena

tidak ada jalan baginya untuk belajar hukum-hukum syara’.

D. Syarat-syarat sah shalat

Syarat sah ialah suatu hal yang membuat seseorang itu sah hukummya

melakukan suatu perbuatan (ibadah). Kalau disbanding kan dengan shalat maka suatu

hal yang membuat shalat seseorang dihukumkan sah. Adapun syarat sah shalat itu ada

8 antara lain22

1. Islam

2. Mumayiz

3. Suci dari hadas kecil dan hadas besar

4. Suci badan,pakaian,dan tempat dari najis

5. Menutup aurat

6. Mengetahui masuknya waktunya shalat

7. Menghadap ke kiblat (ka’bah)

8. Mengetahui shalat itu fardhu dan dapat membedakan antara rukun dan sunah

Penjelasan

1. Islam

Orang yang bukan islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak

dituntut untuk mengerjakannya didunia hingga ia masuk islam, karena

meskipun dikerjakannya tetap tidak sah.

2. Mumayiz

22 ________, Bidayatul Mubtadin….h. 30

10

Page 11: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Mumayyiz yaitu anak yang telah dapat membedakan baik dan buruk

namun belum sampai akil baligh, tidak sah shalat bagi anak yang tiada muayyiz

3. Suci dari hadats kecil dan hadats besar

Adapun cara menyucikan hadast kecil dengan wudhu’ dan cara

menyucikan hadats besar dengan mandi janabat. Orang yang ingin menunaikan

ibadah shalat maka mustilah ia suci, jika tidak maka tiada sah shalatnya sebagai

mana sabda Rasululah SAW :

Artinya : “ Allah SWT tidak menertima shalat tanpa bersuci” (HR Muslim)

Ada beberapa hal yang membuat seseorang berhadats kecil :

a. Bersentuhan dengan laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram tanpa

ada hijab.

b. Memengang kemaluan atau dubur dengan perut tapak tangan.

c. Keluar sesuat dari 2 jalan (qubul dan dubur).

d. Tidur yang tidak tetap.

Ada beberapa hal yang membuat seseorang itu berhadast besar :

a. Jima’

b. Keluar mani.

c. Haid

d. Nifas

e. Mati, kecuali mati syahid.

4. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis

Suci badan, pakaian dan tempat dari najis merupakan salah satu syarat

sah dari shalat, jika ada najis pada salah satunya maka tiada sah shalatnya.

5. Menutup aurat

11

Page 12: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Menutup aurat merupakan syarat sah shalat. Adapun batas aurat laki –

laki antara pusat dan lutut, sedangkan perempuan seluruh tubuh kecuali muka

dan tapak tangan (pergelangan tangan).23

6. Mengetahui sudah masuknya waktunya shalat

Mengetahui masuknya waktu merupakan salah satu syarat sahnya

shalat24, karena firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa ayat 103 :

Artinya : “ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. “

Adapun waktu shalat dibagi atas 5 :

a. Dhuhur : waktunya dari gelincirnya matahari hingga bayangan sama dengan

benda yang dibayangi oleh mata hari.

b. Ashar : waktunya dari bayangan melebihi dari yang dibayangi oleh matahari

hingga matahari tenggelam.

c. Maghrib : waktunya dari munculnya syafak merah (cahaya setelah

tenggelamnya matahari) hingga syafak merah hilang.

d. Isya : waktunya dari hilangnya syafak merah hingga fajar sidiq.

e. Subuh : waktunya dari fajar sidiq hingga matahari terbit.

7. Menghadap ke kiblat (ka’bah)

Para ulama telah bersepakat bahwa orang yang mengerjakan shalat

wajib menghadap Masjidil Haram (Ka’bah), walaupun dalam keadaan sakit juga

wajib menghadap kiblat, Karena Rasulullah SAW bersabda25:

23Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah , (Kuala Lumpur, Victory Agencie, 2001). Jil. 1. h.27224 M. Khalilurarrahman Al-Mahfani, Buku Pintar....h. 6725 Ibid…….h. 68

12

Page 13: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

Artinya : “ Jika kamu hendak shalat sepurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah kearah kiblat.” (HR Muslim)

8. Mengetahui shalat itu fardhu dan dapat membedakan antara rukun dan sunah

Jika seseorang meyakini bahwa rukun itu merupakan sunat atau

sebaliknya, maka yang demikian itu tiada sah shalatnya.26

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Shalat secara bahasa ialah segala perkataan dan perbuatan yang diawali oleh

“takbiratul ihram” (membaca takbir) dan diahiri dengan salah dengan syarat-syarat

yang telah ditentukan.

Adapun syarat wajib shalat ada 6 antara lain:

26 ________, Bidayatul Mubtadin….h. 31

13

Page 14: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

1. Islam

2. Berakal

3. Baligh

4. Suci daripada Haid dan Nifas

5. Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah SAW kepadanya)

6. Melihat dan mendengar

Adapun syarat sah shalat itu ada 8 antara lain

1. Islam

2. Mumayiz

3. Suci dari hadas kecil dan hadas besar

4. Suci badan,pakaian,dan tempat dari najis

5. Menutup aurat

6. Mengetahui masuknya waktunya shalat

7. Menghadap ke kiblat (ka’bah)

8. Mengetahui shalat itu fardhu dan dapat membedakan antara rukun dan sunah

B. Kritik dan Saran

Hendaknya kepada setiap kita mengerti tentang seluk beluk dari shalat, karena

yang demikian itu akan menjadikan kita orang yang berilmu dan orang yang berilmu

merupakan orang yang dicintai oleh Allah SWT. Bukan hanya shalat, tetapi semua

ibadah. Dan ajarkanlah ilmu yang bermanfaat kepada orang lain apa yang kita

ketahui, karena yang dimikian itu akan menjadi amal yang tiada putus pahalanya.

Walaupun telah berpisah jiwa dengan raga.

14

Page 15: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

DAFTAR PUSTAKA

Abd Kadim Masaong, Supervisi Penbelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim. Jakarta: Darul Fallah, 2007

M. Fauzi Rachman, Ibadah Ibadah Utama Bagi Perempuan Haid. Bandung: Penerbit Mizania, 2008

Misbahus Surur, Dahsyatnya Shalat Tasbih. Jakarta: Quantum Media, 2009

15

Page 16: Syarat Sah dan syarat wajib shalat

M. Khalilurarrahman Al-Mahfani, Fakta Keajaiban Shalat Subuh. Jakarta: Kawah Media, 2013

M. Khalilurarrahman Al-Mahfani, Buku Pintar Shalat. Jakarta: Kawah Media, 2008

Moh. Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: Toha Putra, 1978

Muhammad bin Ismail Daud Falambany, Muthlau’lbadrain wa Majmau’l Bahraini. Semarang: Sumber Keluarga, tt

Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah Jil 1. Kuala Lumpur: Victory Agencie, 2001

Syamsuddin Noor, Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi. Jakarta: Wahyu Media, 2009

________, Bidayatul Mubtadin wa U’mdatul Awlad. Medan: Sumber Ilamu Jaya, tt

16