shalat tatowu

35
BAB VIII (SHALAT TATHAWWU’ ) Sebelum berbicara tentang shalat tathawwu’, perlu diketahui beberapa hal yang terkait dengan shalat tathawwu’: 1. Hikmah shalat sunah Hikmah shalat-shalat sunah ialah untuk menyempurnakan kekurangan kekurangan yang terjadi pada shalat-shalat fardu, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw: م ا أ ه م ت أ دي ب ع لاة ص ى ف روأ ظ ن م: أ عل و أ ه و كة لائ م ل ل ا ب ب ول ر ق ي, لاة ص ل م أ ه ل ما ع أ6 ن م امة ب ق ل وم أ ي ة اس ب أئ ب س حا ي ول ما أ6 نG أوع ط نة ل6 ان ك6 نG ا وع؟ ف ط ن6 ن م دي ب ع ل ل ه روأ ظ ن ال: أ ف ا بQ س ها من ص ق تV بG أ6 كان6 نG , وأ امة لة ئ ب ب كت امة ئ ت ن كا6 نG ا ها؟ ف ص ق ي] لك ى ذ عل مال ع ألا د خ ا م ئQ ث وعة, ط ن6 ن م ة ض ن ر ف دي ب ع ل وأ م ت ال: أ ف”Sesungguhnya amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab ialah shalat. Allah berfirman kepada para malaikat, “lihatlah shalat hamba-Ku, apakah sempurna atau kurang?” jika sempurna maka ditulis sempurna untuknya, dan jika ada yang kurang maka Allah berfirman,”lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan sunah?” jika hamba tersebut mempunyai shalat sunah, maka Allah berfirman,”sempurnakan shalat wajib hamba-Ku dengan shalat sunahnya,” kemudian seluruh amalm perbuatan diambil seperti itu.”(Diriwayatkan Abu Daud. Hadis ini hasan) 2. Waktu Shalat Sunah Waktu shalat-shalat sunah ialah malam dan siang kecuali 5 waktu. Kelima waktu tersebut dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW: “Kerjakanlah shalat Subuh kemudian berhentilah dari shalat hingga matahari terbit dan naik, karena matahari terbit diantara dua tanduk setan dan ketika itu orang- orang kafir sujud kepada matahari. Setelah itu, kerjakanlah shalat, karena shalat ketika itu disaksikan para malaikat hingga bayangan setinggi tombak, kemudian berhentilah dari shalat karena pada waktu tersbut neraka sedang dinyalakan. Jika bayang-bayang telah terlihat maka shalatlah, karena shalat pada saat tersebut disaksikan para malaikat hingga engkau shalat Ashar, kemudian berhentilah dari

Upload: mamun-zahrudin

Post on 07-Dec-2014

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: shalat tatowu

BAB VIII (SHALAT TATHAWWU’ )

Sebelum berbicara tentang shalat tathawwu’, perlu diketahui beberapa

hal yang terkait dengan shalat tathawwu’:

1.      Hikmah shalat sunah

Hikmah shalat-shalat sunah ialah untuk menyempurnakan kekurangan

kekurangan yang terjadi pada shalat-shalat fardu, hal ini berdasarkan sabda

Rasulullah saw:

: , انظروا أعلم هو و للمالئكة ربنا يقول الصالة أعمالهم من القيامة يوم به اناس يحاسب ما أول إن

: , قال شيأ منها إنتقص كان وإن تامة له كتبت تامة كانت فإن نقصها؟ أم أتمها عبدي صالة فى

, : تأخذ ثم تطوعه من فريضة لعبدي أتموا قال تطوع له كان فإن تطوع؟ من لعبدي هل انظروا

ذلك على األعمال

”Sesungguhnya amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab ialah

shalat. Allah berfirman kepada para malaikat, “lihatlah shalat hamba-Ku,

apakah sempurna atau kurang?” jika sempurna maka ditulis sempurna

untuknya, dan jika ada yang kurang maka Allah berfirman,”lihatlah apakah

hamba-Ku mempunyai amalan sunah?” jika hamba tersebut mempunyai

shalat sunah, maka Allah berfirman,”sempurnakan shalat wajib hamba-Ku

dengan shalat sunahnya,” kemudian seluruh amalm perbuatan diambil

seperti itu.”(Diriwayatkan Abu Daud. Hadis ini hasan)

2.      Waktu Shalat Sunah

Waktu shalat-shalat sunah ialah malam dan siang kecuali 5 waktu.

Kelima waktu tersebut dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW:

“Kerjakanlah shalat Subuh kemudian berhentilah dari shalat hingga matahari

terbit dan naik, karena matahari terbit diantara dua tanduk setan dan ketika

itu orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah itu, kerjakanlah shalat,

karena shalat ketika itu disaksikan para malaikat hingga bayangan setinggi

tombak, kemudian berhentilah dari shalat karena pada waktu tersbut neraka

sedang dinyalakan. Jika bayang-bayang telah terlihat maka shalatlah, karena

shalat pada saat tersebut disaksikan para malaikat hingga engkau shalat

Ashar, kemudian berhentilah dari shalat hingga matahari terbenam karena

Page 2: shalat tatowu

matahari terbenam diantara dua tanduk setan, dan ketika itu orang-orang

kafir sedang sujud kepadanya".

3.      Tempat yang disunahkan dalam mengamalkannya.

Disunahkan pelaksanaan shalat–shalat sunah dilaksnaakan di rumah.

Hal ini berdasarkan hadist dari Rasulullah saw.:

. : المكتوبة إال بيته فى المرء صالة الصالة أفضل قال صلعم النبي أن رض ثابت ابن زيد عن

Dari Zaid bin Tsabit bahwa Nabi saw. bersabda: Shalat seseorang yang

paling utama adalah di rumahnya kecuali shalat wajib.

Macam-Macam Shalat Tathawwu’ Menurut Muhammadiyah

A.    Shalat Sesudah Wudlu’

Ialah shalat sunah dua rakaat yang dilaksanakan setelah melakukan

wudhu.

. تليها التي الصالة وبين بينه ما له الله غفر إال صالة فيصلي الوضوء فيحسن مسلم رجل يتوضأ ال

”Tidaklah seorang Muslim berwudlu dan memperbaiki wudlunya kemudian

shalat, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya sejak saat itu hingga

shalat sesudahnya.”(Diriwayatkan Muslim).

B.     Shalat Diantara Adzan dan Iqamah

Sebenarnya di dalam HPT tidak disebutkan landasan dalil shalat sunah

ini akan tetapi di dalam Fiqh Sunah terdapat dalil

في , قال ثم صالة اذانين كل بين صالة اذانين كل بين قال صلعم النبي ان مغفل بن الله عبد عن

شاء لمن الثالثة

Dari Abdullah bin Mughaffal bahwa sanya Nabi saw bersabda: antara setiap

dua azan terdapat shalat, antara setiap dua azan terdapat shalat kemudian

beliau bersabda yang ketiga kali jika ia menghendaki. (Fiqh Sunah: 116)

C.    Shalat Tahiyatul Masjid

Ialah shalat sunah dua rakaat tatkala memasuki Masjid.

. : : ركعتين يصلي حتى يجلس فال المسجد أحدكم دخل إذا صلعم الله رسول قال قال قتادة أبي عن

Page 3: shalat tatowu

”Abi Qatadah berkata,”Rasulullah bersabda,”Apabila seseorang masuk

Masjid, jangan duduk sebelum ia shalat 2 rakaat.”(Diriwayatkan Bukhari dan

Muslim).

Meskipun shalat tahiyatuul masjid dilaksanakan setiap kali masuk masjid

sebagai penghormatan terhadap rumah Allah, akan tetapi ada keadaan yang

membuka ruang untuk menghalangi pelaksaannya, yaitu ketika seseorang

masuk masjid sedangkan di masjid tersebut sudah diadakan shalat

berjamaah, maka orang tersebut dilarang melaksanakan shalat tahiyatul

masjid. Hal ini berdasarkan hadist Nabi saw.:

صالة فال الصالة أقيمت المكتوبة   إذا إال

Kemudian bagaimana jika kita melaksanakan shalat tahiyatul Masjid di

Mushalla? Menurut definisi Mushalla yang berkembang di masyarakat, bahwa

Mushalla adalah tempat ibadah umat Islam untuk melaksanakan shalat

berjama’ah tetapi tidak diadakan shalat Jum’at.

Menurut definisi di atas, maka jelaslah perbedaan antara masjid dan

Mushalla yaitu diadakan atau tidak diadakannya shalat Jum’at. Namun

Mushlla masih ada persamaan yang sangat dominan diantara keduanya

yaitu sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah. Jadi, shalat

Tahiyatul Masjid sah dilakukan di Mushalla.

D.    Shalat Rawatib

Ialah shalat-shalat sunah qabliyah dan ba’diyah pada shalat-shalat

wajib, yaitu dua rakaat sebelum Subuh, dua atau empat rakaat sebeum dan

sesudah shalat Dhuhur, dua rakaat sebelum shalat Ashar, dua rakaat

sebelum dan sesudah shalat Maghrib serta dua rakaat sesudah shalat Isya’.

: الظهر بعد وركعتين الظهر قبل ركعتين صلعم الله رسول من حفظت قال عمر ابن الله عبد

المغرب بعد . وركعتين الغداة قبل وركعتين العشاء بعد وركعتين

“Hadis Abdullah bin Umar yang berkata:” Yang aku ingat dari Rasulullah

ialah 2 rakaat sebelum Dhuhur, 2 rakaat sesudah Dhuhur, 2 rakaat sesudah

Maghrib, 2 rakaat sebelum Subuh”. (Diriwayatkan Bukhari, Muslim dan

lainnya).

: : بعدها وأربعا الظهر قبل ركعات أربعة صلى من يقول صلعم الله رسول سمعت قال حبيبة أم

على الله النار. حرمه

Page 4: shalat tatowu

 “Hadis Ummu Habibah yang berkata, ”Aku mendengar Rasulullah

bersabda,”barangsiapa shalat 4 rakaat sebelum Dhuhur dan 4 rakaat

sesudahnya, Allah mengharamkannya dari api neraka”.

Dan diriwatkan oleh Tirmidzi dengan dishahihkannya dan oleh Nasa’i

dengan sebutan:

. , الفجر صالة قبل وركعتين العشاء بعد وركعتين المغرب بعد وركعتين وبعده الظهر قبل أربع

“Empat rakaat sebelum Dhuhur serta 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah

Maghrib, 2 rakaat sesudah Isya’dan 2 rakaat sebelum shalat Fajar.”

. : العشاء بعد ركعتين بدل العصر قبل ركعتين النسائي قال

Berkata Nasa’i, ” Dua rakaat sebelum Ashar pengganti dua rakaat

sesudah Isya’.”

: قبل الشمس غروب بعد ركعتين صلعم الله رسول عهد على نصلي كنا قال رض مالك ابن أنس

: : . ولم يأمرنا فلم نصليهما يرانا كان قال صالهما؟ صلعم الله رسول أكان له فقلت المغرب صالة

ينهنا .

“Hadis Anas bin Malik r.a. yang berkata: ”pada masa hidup Nabi kami

kerjakan 2 rakaat sesudah matahari terbenam sebelum shalat Maghrib. Aku

tegur dia: ”adakah Rasulullah sendiri mengerjakan itu?. ”jawabnya.” Beliau

melihat kami mengerjakan 2 rakaat itu, tetapi tidak menyuruh kami ataupun

melarang kami.”(Diriwayatkan Muslim).                                                          

Untuk shalat sunah Subuh hukumnya sunah muakkad seperti halnya

shalat witir, sebab shalat sunah Subuh adalah pembuka shalat seorang

Muslim disiang hari, sedangkan shalat Witir adalah penutup shalat dimalam

hari. Rasullah menegaskan shalat sunah Subuh ini dengan perbuatan-

perbuatannya sebab beliau selalu mengerjakannya dan tidak pernah

meninggalkannya serta menganjurkan dengan sabda-sabdanya.

. فيها وما الدنيا من خير الفجر ركعتا

”Dua rakaat shalat sunah Subuh itu lebih baik daripada dunia dan

seisinya.”(Diriwayatkan Muslim).

الخيل طردتكم وإن الفجر ركعتي تدعوا ال

”Janganlah kalian meninggalkan dua rakaat shalat sunah Subuh kendati

kalian dibawa lari oleh kuda.”(Diriwayatkan Ahmad dan Abu Daud).

Page 5: shalat tatowu

Karena Rasulullah dan para Sahabat pernah tidur di salah satu perang

dan baru bangun ketika Matahari telah terbit. Kemudian mereka pindah

sedikit dari lokasi mereka, dan Rasulullah memerintahkan Bilal untuk

mengumandangkan adzan kemudian beliau mengerjakan shalat sunah

Subuh dan shalat Subuh (HR. Bukari).

Waktu shalat sunah Subuh adalah antara terbitnya fajar dengan shalat

Subuh. Mengenai sifat shalat sunah Subuh adalah dua rakaat ringan

: : بأم فيهما قرأ هل أقول إني حتى فيخفف الفجر ركعتي يصلي الله رسول كان قالت عائشة عن

القرأن؟

”Rasulullah mengerjakan 2 rakaat fajar itu singkat sekali, sehingga aku

berkata dalam hati apakah beliau sudah membaca fatihah dalam kedua

rakaat itu?.”(Diriwayatkan Muslim).

Pada rakaat pertama setelah al-Fatihah seoraang Muslim disunahkan

membaca surat al-Kafirun dan pada rakaat yang kedua setelah al-Fatihah

disunahkan membaca surat al-Ikhlas.

: الكافرون ياأيها قل الفجر قبل الركعتين فى يقرأ فكان شهرا صلعم النبي رفقت قال عمر ابن عن

. أحد الله هو وقل

”Ibnu Umar berkata,”Aku mengikuti Nabi sebulan lamanya, maka beliau

dalam shalatnya dua rakaat sebelum fajar membaca surat qulyaa ayyuhal

kafiruun dan surat qulhu walla-hu ahad”(Diriwayatkan Muslim).

Riwayat lain menyebutkan pada rakaat pertama setelah al-Fatihah

membaca  qu-lu-a-manna billa-hi wa ma-unzila ilaina dan pada rakaat kedua

setelah al-Fatihah membaca-ahlal kita-bi ta’a-lau ila-kalimatin sawa-in bai

nana-wa bainakum.

: أنزل وما بالله أمنا قولوا الفجر الركعتي في يقرأ صلعم الله رسول كان قال رض هريرة أبي عن

- - : - األية- وبينكم بيننا سواء كلمة إلى تعالو الكتاب ياأهل عمران ألي في والتي األية إلينا

”Abu Hurairah berkata,”Rasulullah adakalnya membaca dalam shalat

fajar,”qu-lu-a-manna billa-hi wa ma-unzila ilaina-.....dan juga membaca ayat

dalam surat ali imran, ya-ahlal kit-bi ta’a-lau ila-kalimatin sawa-in bai nana-

wa bainakum...(Diriwayatkan Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i).

E.     Shalat Lail (Malam)

1.      Pengertian

Page 6: shalat tatowu

Shalat Lail disebut juga shalat Tahajjud. Jika terdapat kalimat

“hajadarrajulu” maka artinya ada seorang yang tidur di waktu malam.

Namun jika ada kalimat “hajjadarrajulu” maka artinya orang tersebut shalat

di waktu malam. Sedangkan istilah orang yang bertahajjud itu bermakna

bagi orang yang bangun tidur untuk mengerjakan shalat.

2.      Hukum shalat lail

Shalat Lail atau Tahajjud merupakan ibadah yang sangat dianjurkan

(sunah muakkad). Daiantara dalil-dalil yang terkait dengan shalat Lail, firman

Allah swt.

: الفرقان ) وقياما سج�دا �هم لرب يبيتون (64والذين

 “Dan orang-orang yang bersujud dan berdiri untuk tuhan mereka pada

waktu malam”.

Ketika Allah menyebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa Allah berfirman:

: الداريات ) يستغفرون هم وباألسحار يهجعون ما اليل من قليال (.17-18كانو

      “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan pada waktu sahur

mereka meminta ampun”.

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain. Diantaranya: As-Sajdah: 16-

17, ali-Imran: 113, az-Zumar: 9, al-Muzzammil: 1-4, al-Isra’: 79, al-Insan:

23,26, Qaf: 40, at-Thur: 49.

Nabi saw. bersabda:

: : وسل�م عليه الله صلي� الله رسول قال قال عنه الله رضي هريرة أبي بعد   عن الصيام أفضل

.) مسلم ) رواه اليل صالة الفريضة بعد الصالة وأفضل م المحر� الله شهر رمضان

“ Puasa yang paling utama setelah Ramadlan adalah puasa Muharram dan

shalat yang paling utama setelah shalat fardhu shalat Lail (malam)”.

(HR. Muslim).

3.      Waktu shalat lail

Waktu yang paling utama untuk shalat Lail adalah sepertiga malam

terakhir. Melakukan shalat Malam di awal, dan di tengah malam juga boleh,

berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Anas:

ان التشـاء وكان اليفطر ان نظن حتي الشهر من يفطر وسل�م عليـه الله صلـي� الله رسول كان

رأيـته إال مصليا اليل من (. .تراه البخاري) رواه

Page 7: shalat tatowu

“Adalah Rasulullah saw. pada suatu bulan Nabi tidak berpuasa sampai-

sampai kami mengira bahwa beliau tidak berpuasa sama sekali pada bulan

itu. Namun pada saat yang lain, beliau berpuasa sehingga kamu mengira

bahwa beliau berpuasa terus. Bila kau ingin melihat beliau dalam keadaan

tidur pasti kau bisa melihatnya”. (HR. Bukhari) 

Hadis tersebut menunjukkan adanya kemudahan mengenai waktu

pelaksanaan shalat Malam. Karena itu kapan saja kita bisa bangun tidur

malam, saat itulah kita bisa mengerjakan shalat Malam. Namun waktu yang

paling utama adalah di sepertiga malam terakhir. Karena adanya hadis dari

Amr bin Abasah bahwa dia pernah mendengar Nabi saw. bersabda:

تلك في الله يذكر مم�ن تكون ان ستطعت ا فإن اآلخر اليل جوف في العبد من الرب� مايكون أقرب

فكن (.                            االساعة والنسائي) وابوداود الترمذي رواه

“Saat Allah berada paling dekat dengan seorang hamba adalah pada tengah

malam terakhir. Maka jika kau mampu menjadi orang yang mengingat Allah

pada waktu itu maka lakukanlah”. (HR. Tuirmidzi, Abu Dawud, dan Nasai.

Disahihkan oleh Al Bani dalam sahih sunan Tirmidzi).

Hadis di atas diperjelas oleh hadis Jabir, katanya “aku pernah

mendengar Rasulullah saw. bersabda:

�اه إي أعطاه إال واآلخرة الدنيا أمر من خيرا الله يسال مسلم عبد اليوافقها لساعة اليل في وذلك إن�

. ليلة (.                                  كل� مسلم) رواه

“Sungguh dalam waktu malam terdapat suatu waktu, dimana bila

seorang hamba muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah

swt. Pada waktu tersebut, pasti Allah akan kabulkan dan itu terjadi disetiap

malam”.(HR. Muslim).

Menurut Syafi’iyyah: shalat Lail tidak disunahkan berjamaah.

shalat Lail sunahnya salam disetiap dua rakaat. Dengan berdasarkan hadis

Ibnu Umar,bahwa Nabi bersabda:

“Shalat Lail itu dua rakaat-dua rakaat. Jika engkau melihat bahwa subuh

akan segera tiba, maka witirlah satu rakaat.” ( HR. Bukhari dan Muslim).

Tapi boleh menggabungkan beberapa rakaat dengan satu salam. (Lihat

al-Fiqhul Islami. Jild. 2, hal.1076-1077).

Menurut Hanafiyyah: jumlah rakaatnya adalah dua rakaat sampai

dengan delapan rakaat. Dianjurkan menghidupkan malam-malam iedain

Page 8: shalat tatowu

(Dua Hari Raya), malam 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan untuk

menghidupkan Lailatul Qadar, malam 10 Dzulhijjah, dan malam Nisfu

Sya’ban. Didasarkan pada hadis-hadis yang sahih yang menetapkannya. (al-

Fiqhul Islami, jild. 2, hal. 1063).

Menurut Hanabalah: jumlah rakaat shalat Lail Nabi saw. ada perbedaan

pendapat. Di dalam hadis Zaid bin Khalid dan Ibnu Abbas disebutkan tiga

belas rakaat termasuk dengan witirnya tiga rakaat, (keduanya diriwayatkan

oleh Muslim). Dalam hadis Aisyah disebutkan sebelas rakaat termasuk Witir

tiga rakaat, (Bukhari dan Muslim).

Ibnu Qudamah al-Hanbali berkata: dimungkinkan pada suatu malam

Nabi shalat tiga belas rakaat, dan pada malam yang lain shalat sebelas

rakaat. (al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu jild. 2, hal. 1095).

4.      Jumlah rakaat

Dalam HPT (himpunan Putusan Tarjih) cetakan ke 3 telah dimuat

keputusan Muktamar Tarjih di Wiradesa th. 1932 / 1972. Dalam Muktamar

diputuskan tentang shalat Lail berdsarkan dalil-dalil yang lebih luas. Shalat

Lail dapat dilakukan empat-empat rakaat lalu tiga rakaat Witir. Dapa juga

dilakukan dengan dua-dua rakaat lalu tiga rakaat yang semuanya berjumlah

sebelas rakaat.

Dasar melakukan shalat Malam empat-empat rakaat adalah hadis Nabi

riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah.

: ماكان قالت وسل�م عليه الله صلي� الله رسول صالة عن سئلت حين عنها الله رضي عائشة عن

وسل�م علـيه الله صلي� الله ,  يزيد  رسول يصل�ي ركعة عشرة إحدي علي غيره في وال رمضان في

ثالثا يصل�ي ثم� وطولهن� حسنهن� عن فالتسأل أربعا يصل�ي ثم� وطولهن� حسنهن� عن فالتسأل أربعا

.) مسلم) و البخاري رواه

“Dari Aisyah ra. Diriwayatkan bahwa ketika ditanya tentang shalat Nabi di

bulan Ramadlan Aisyah berkata: pada bulan Ramadlan maupun yang

lainnya, Nabi tidak pernah melakukan shalat lebih dari sebelas rakaat. Nabi

saw. kerjakan empat rakaat, jangan engkau tanyakan tentang elok dan

lamanya, kemudian Nabi kerjakan lagi empat rakaat dan jangan engkau

tanyakan tentang elok dan lamanya. Lalu Nabi kerjakan shalat tiga rakaat”.

(HR. Bukhari dan Muslim).

Page 9: shalat tatowu

Bolehnya melakukan shalat Malam dua-dua rakaat kemudian Witir

didasarkan pada hadis riwayat Jamaah dari Ibnu Umar.

! : : عليه الله صلي� الله رسول فقال اليل؟ صالة كيف الله رسول يا فقال رجل قام قال عمر ابن عن

.) الجماعة: ) رواه بواحدة ¤ر فأو¥ت الصبح خفت§ فإن مثنى اليل صالة وسل�م

Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa seorang laki-laki berdiri dan

bertanya: “Hai Rasulullah! Bagaimana cara melakukan shalat Malam?

Rasulullah saw. menjawab: shalat Malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika

engkau khawatir akan terkejar shubuh, hendaknya engkau kerjakan Witir

satu rakaat”. (HR. Jamaah dari Ibnu Umar).

Jika hendak mengerjakan shalat Lail dengan cara yang lain, maka yang

sebelas rakaat itu boleh dikerjakan dengan enam rakaat atau delapan rakaat

dengan sekali salam. (HPT cetakan ke 3, Hal. 343).

Dalilnya hadis Abdullah bin Abu Qais.

: : وثالث بأربع يوتر كان قالت يوتر؟ رسول كان بكم لعائشة قلت قال قيس أبي بن الله عبد لحديث

. . وعشرة ثالث من بأكثر وال سبع من بأنقص يوتر يكن ولم وثالث وعشر وثالث وثمان وثالث ست� و

.) أبوداود) رواه

Beralasan hadis Abdullah bin Abu Qais, ia brekata:” Aku  pernah bertanya

pada Aisyah, berapa rakaat Rasulullah saw. shalat Witir?[1] Ia menjawab: Ia

kerjakan Witir empat lalu tiga, atau enam lalu tiga, atau delapan lalu tiga

atau ,sepuluh lalu tiga. Ia tak pernah berwitir kurang dari tujuh rakaat dan

tak lebih dari tiga belas.” (Riwayat Abu Dawud).

Dan juga hadis Abu Salamah.

  : : ثم ركعات ثماني يصل�ي كان فقالت لله رسول صالة عن عائشة سألت قال سلمة أبي لحديث

يص�لي ثم يركع ثم قام يركع ان أراد إذا جالس وهو ركعتين يص�لي واإلقامة   يوترثم النداء بين ركعتين

) ( . مسلم رواه الصبح صالة من

Beralasan hadis Abu Salamah yang mengatakan: “pernah aku bertanya pada

Aisyah tentang shalat Rasulullah saw., maka ia menjawab: Ia kerjakan tiga

belas rakaat. Ia shalat delapan rakaat kemudian shalat Witir lalu shalat dua

rakaat sambil duduk. Kalau ia hendak rukuk ia bangkit lalu rukuk. Kemudian

dari pada itu ia shalat dua rakaat antara adzan dan iqamah pada shalat

Subuh.” (Riwayat Muslim).

Diterangkan dalam riwayat Abu Dawud dari Qatadah katanya: “Nabi

shalat delapan rakaat dengan tidak duduk (tahiyat) kecuali pada rakaat yang

Page 10: shalat tatowu

kedelapan. Dalam duduk itu ia membaca dzikir dan doa kemudian membaca

salam dengan salam yang terdengar sampai kepada kami; lalu shalat dua

rakaat sambil duduk setelah ia baca salam. Kemudian ia shalat lagi satu

rakaat. Itulah sebelas rakaat semuanya, hai anakku .” (HPT hal. 353).

Sebelum shalat Malam disunahkan shalat Iftitah (pembukaan) dua

rakaat. Hal ini berdasarkan dalil hadis Nabi saw. riwayat Muslim dan Ahmad

dari Aisyah dari Abu Hurairah.

: : وسل�م عليه الله صلي� الله رسول قال قال هريرة أبي صالته   عن فالفتتح اليل من أحدكم قام إذا

. خفيفتين (                       بركعتين أبوداود) و أحمد و مسلم رواه

“Dari Abu Hurairah diterangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: jika

salah satu di antara kamu melakukan shalat Malam, hendaklah ia

mengerjakan shalat pendahuluan dengan shalat dua rakaat yang

singkat”. (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Riwayat Muslim dari Ahmad dari Aisyah berbunyi:

: بركعتين صالته افتتح اليل من قام إذا وسل�م عليه الله صلي� الله رسول كان قالت ئشة عا عن

(. .خفيفتين وأحمد) مسلم رواه

“Dari Aisyah ra. Berkata, adalah Rasulullah saw. apabila bangun di

waktu malam untuk shalat, ia memulai shalatnya dengan dua rakaat

ringan”. (HR. Muslim dan Ahmad).

Sifat shalat Iftitah sama dengan shalat Sunah yang lain. Yang berbeda

hanya bacaan Iftitahnya dan tanpa membaca surat sesudah al-Fatihah.

Karena itulah ia disebut dengan dua rakaat yang ringan.

Adapun bacaan Iftitahnya adalah:

.) (. فىاألوسط الطبراني اخرجه والع§ظمة¤ ®رياء¤ والك¤ب و®ت¤ §ر¥ والجب والملكوت¤¤ الملك¤ ذى بحان س¥

. والع§ظمة¤ ®رياء¤ والك¤ب و®ت¤ §ر¥ والجب ة¤ والعز� والملكوت¤ الملك¤ ذى بحان س¥

Bacaan di atas berdasrkan hadis Hudzaifah bin Yaman.

. : يساره عن فقمت فأتيته يصلي� وقام فتضأ ليلة ذات النبي� اتيت قال اليمن ابن حذيفة لحديث

( ... الزوائد فىمجموع وقال فىاألوسط الطبراني اخرجه ذىالملك سبحان فقال يمينه عن فاقامني

.) موثقون رجاله

“Karena hadis Abu Hudzaifah bin Yaman yang mengatakan: “Aku pernah

mendatangi Nabi pada suatu malam, ia mengambil air wudhu kemudian

Page 11: shalat tatowu

shalat, lalu aku hampiri kesebelah kirinya, lalu aku ditempatkan di sebelah

kanannya. Ia membaca: “subhana dzilmulki…dst.”.” (Riwayat Tabrani,

tersebut dalam kitab Ausath dengan mengatakan bahwa perawinya adalah

orang-orang yang terpercaya).

5.      Shalat witir

Shalat Witir hukumnya sunah muakkad. Shalat Witir sebenarnya

termasuk shalat Malam, seperti yang terdapat di dalam cacatan kaki HPT

hal. 341 bahwa shalat Lail disebut juga shalat Tahajjud, Witir,Qiyamullail,

Qiyamu  Ramadlan. Namun tepatnya adalah merupakan penutup shalat

Malam.

Menurut Hanabalah: makruh meninggalkannya.

Imam Ahmad berkata: orang yang meninggalkan shalat Witir secara

sengaja, tidak sepantasnya persaksiannya diterima.

Jumlah rakaat minimalnya adalah satu rakaat. Dalam HPT disebutkan

bahwa setelah selesai shalat Malam engkau kerjakan shalat Witir satu

rakaat, atau tiga rakaat, atau lima rakaat, atau tujuh rakaat dengan duduk

pada penghabisannya. Atau tujuh rakaat, atau sembilan rakaat dengan

duduk tasyahud awal pada rakaat keenam dan kedelapan lalu salam pada

rakaat terakhir (ketujuh dan ke sembilan).

Dalil untuk Witir satu rakaat atau tiga rakaat.

“Karena hadis Aisyah istri Nabi saw. ia berkata: “Adapun Rasulullah saw.

mengerjakn shalat pada waktu antara ia selesai shalat Isya’-yaitu yang orang

namakan ‘atamah-hingga fajar sebelas rakaat dengan membaca salam

antara dua rakaat lalu shalat Witir satu rakaat. Kemudian apabila muadzin

telah selesai seruan subuhnya, dan terlihat olehnya akan fajar dan Bilal

menghampirinya, ia lalu shalat dua rakaat singkat-singkat kemudian

berbaring pada lambung kanan sampai muadzin datang kepadanya untuk

seruan iqamah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). (HPT hal. 353)

Dalil shalat Witir dengan lima rakaat atau tujuh rakaat dengan satu

salam.

“Karena hadis Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Nabi saw. pernah

berkata: “Jangan mengerjakan Witir tiga rakaat seperti shalat Maghrib

(dengan tahiyat awal). Hendaklah kamu kerjakan lima atau tujuh

Page 12: shalat tatowu

rakaat.” (Riwayat Daruqutni , Ibnu Hibban dan Hatim dengan kata-kata yang

berbeda. Kata al-Iraqi: Sanadnya sahih). (HPT. hal. 355)

Dalil untuk Witir tujuh rakaat dengan duduk tasyahud awal pada rakaat

keenam dan salam pada rakaat terakhir.

“Karena hadis Sa’d bin Hisyam: Maka setelah ia bertambah berat

badannya karena usia lanjut ia kerjakan Witir tujuh rakaat dengan hanya

duduk antara yang keenam dan ketujuh untuk hanya membaca salam pada

rakaat yang ketujuh.” (HPT. hal. 355)

Dalil shalat Witir sembilan rakaat dengan tasyahud awal pada rakaat

kedelapan dan salam pada rakaat terakhir.

“Karena hadis Aisyah yang menceritakan bahwa ia pernah ditanaya

tentang shalat Rasulullah di tengah malam lalu ia mengatakan: “ia kerjakan

shalat Isya’ dengan berjamaah kemudian ia kembali kepada keluarganya,

lalu shalat empat rakaat kemudian ia pergi keperaduannya lalu tidur, di arah

kepalanya terletak tempat air wudhu yang ditutupi dan sikat gigi, sampai ia

dibangunkan Allah saat ia dibangunkan pada tengah malam, ia lalu

menggosok giginya dan berwudhu dengan wudhu yang sempurna kemudian

pergi ke tempat shalat lalu ia shalat delapan rakaat. Dalam rakaat-rakaat itu

ia membaca Fatihah dan surat al-Quran dan ayat-ayat lainnya. Ia tidak

duduk (untuk tahiyat awal) selama itu kecuali pada rakaat kedelapan dan

tidak menutup dengan salam. Pada rakaat kesembilan ia membaca seperti

sebelumnya lalu duduk tahiyat akhir membaca doa dengan macam-macam

doa dan mohon kepada Allah serta menyatkan keinginan-keinginannya

kemudian ia membaca salam sekali dengan suara keras yang hampir

membangunkan seluruh isi rumah karena nyaringnya. Kemudian ia shalat

sambil duduk dengan membaca Fatihah dan rukuk sambil duduk lalu ia

kerjakan rakaat kedua seerta rukuk dan sujud sambil duduk kemudian

membaca doa sepuas hatimya dan akhirnya menutup dengan salam dan lalu

bangkit pergi. Demikianlah selalu shalat Rasulullah saw. Sampai akhirnya

bertambah berat badannya. Maka lalu yang sembilan rakaat itu dikurangi

dua sehinga menjadi enam dan tujuh[2] ditambah dua rakaat yang

dikerjakan sambil duduk. Demikianlah dikerjakan sampai Nabi wafat. (HR.

Abu Daud).(HPT. hal. 349).

Page 13: shalat tatowu

Waktu akhir shalat Witir adalah terbitnya fajar. Karena ada hadis yang

diriwayatkan Abu Dawud dan Nasa’i yang disahihkan oleh Abu Awanah dan

yang lainnya dari jalur Sulaiman bin Musa, dari Nafi’ bercerita kepada

Sulaiman bahwa Ibnu Umar pernah berkata: “barang siapa yang

melaksanakan shalat Malam hendaklah ia menjadikan Witir sebagai

akhirnya. Sebab Rasulullah saw. telah memerintahkan demikian. Apabila

fajar telah terbit, maka habislah waktu shalat Malam dan Witir.”(Terj. Fathul

Bari jild. 5, hal. 262-263).

6.      Berdiri lama

Dalam melaksanakan shalat Lail, yang utama adalah berdiri lama. Hal

ini didasarkan pada hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim,

Ibnu majah dan Tirmidzi dari Jabir.

( . : وابن ومسلم أحمد رواه القنوت طول الصالة أفضل قال وسل�م عليه الله صلي� النبي أن� جابر عن

.) وصح�حه والترمذى ماجه

“Dari Jabir ra. Bahwa Nabi saw. berkata: Shalat yang paling utama

adalah yang lama qunutnya.”

Adapun maksud dari tuulul qunut hadis diatas tuulul qiyam[3] (berdiri

lama), karena banyaknya bacaan itu dapat menyebabkan lama berdiri.

Sedangkan arti qunut diartikan dengan arti khusus yang berdiri lama

ketika I’tidal dan membaca doa “Allahumma fiman hadait, dan seterusnya

diwaktu shalat Subuh, hukumnya diperselisihkan ulama. Dan Lajnah Tarjih

memilih untuk tidak melakukannya, karena dalilnya tidak kuat. Yang ada

tuntunannya adalah qunut NAZILAH yakni dilakukan setiap shalat selama

satu bulan dikala kaum Muslimin mengalami penganiayaan dari orang-orang

kafir.

7.      Doa pada shalat lail

Majlis Tarjih telah memberikan tuntunan dalam buku HPT halaman 341-

343. Di sana disebutkan bahwa doa tersebut dibaca setelah selesai witir,

tidak dibaca setiap selesai salam pada shalat Malam. Bacaan doanya adalah:

القد�وس الملك سبحان

“Maha suci Tuhan Yang Maha merajai dan Maha suci.”

Page 14: shalat tatowu

Doa ini dibaca tiga kali dan pada ketiga kalinya dibaca dengan suara

nyaring dan panjang. Setelah selesai membaca doa ini, dilanjutkan dengan

doa:

والروح ئكة المال رب�

”Yang menguasai Malaikat dan Jibril.”

Doa-doa tersebut dibaca sambil duduk.

Tuntunan Majlis Tarjih tentang doa-doa ini didasarkan pada hadis Nabi

saw. dari Ubai bin Ka’ab.

: االعلي �ك رب اسم �ح بسب الوتر في يقرأ وسل�م عليه الله صلي� الله رسول كان قال كعب بن أبي عن

صوته يمد� مرات ثالث القد�وس الملك سبحان قال سل�م فإذا أحد الله هو وقل الكفرون ياأيها وقل

والروح ئكة المال رب ويقول ويرفعه الثالث والنسائي)                           في أبوداود رواه

والدارقطنى(.

“Dari Ubai bin Ka’ab berkata:”Rasulullah saw. pada shalat Witir membaca

“sabbihisma rabbikil a’la, dan qulya ayyuhal kafirun, dan qulhuwAllahu

ahad”. Lalu jika ia telah membaca salam ia membaca “Subhanal malikil

quddus” tiga kali dengan memanjangkan dan mengeraskan suaranya pada

yang ketiga kalinya. Kemudian membaca “rabbil malaikati warruh.”(HR. Abu

Dawud, Nasa’i dan Daruqutni).

F.     Shalat Dhuha

Shalat Dhuha hukumnya sunah. Ada banyak hadis yang menjelaskan

tentang keutamaan. (Lihat Fiqhus Sunah jild. 2, hal. 154).

Dalam kitab HPT hasil putusan Muktamar Tarjih Wiradesa dimuat

tentang tuntunan shalat Tathawwu’termasuk shalat Dhuha. Bunyi teksnya

adalah: hendaklah engkau kerjakan shalat Dhuha pada waktu matahari

meninngi dua rakaat, atau empat rakaat, atau delapan rakaat singkat-

singkat dengan salam pada tiap-tiap dua rakaat.

Dalilnya adalah:

: : شهر كل� من �ام أي ثالثة بصيام بثالث وسل�م عليه الله صلي� خليلي أوصانى قال هريرة أبى لحديث

.) ( . مسلم رواه ارقد أن قبل ¤ر ¥وت ا وأن الضحى وركعتي

“Karena hadis Abu Hurairah yang mengatakan: Rasulullah saw.

Menganjurkan padaku tiga perkara yaitu: puasa tiga hari tiap bulan, dua

Page 15: shalat tatowu

rakaat Dhuha, dan agar aku kerjakan shalat witir sebelum tidur.” (Riwayat

Muslim).

صالةالضحى؟ يصلى وسل�م عليه الله صلي� الله رسول كان كم عائشة سألت �ها أن معاذة لحديث

.) ( . مسلم: رواه ماشاء ويزيد ركعات أربع قالت

“Beralasan hadis Mu’adz yang menceritakan, bahwa ia pernah bertanya

kepada Aisya: “berapa rakaat Rasulullah saw. Mengerjakan Dhuha?” Ia

menjawab: “empat rakaat dan adalanya ia menambah

sesukanya.”(Riwayat Muslim).

النهار ارتفع بعدما اتى وسل�م عليه الله صلي� الله رسول أن� أخبرت طالب أبي بنت هانئ أم� لحديث

.) ( . مسلم رواه ركعات ثماني فركع قام ثم� فاغتسل عليه فستر بثوب ¥تي فأ الفتح يوم

“Karena hadis Ummi Hanik putri Abu Thalib yang menceritakan bahwa

Rasulullah saw. Pada hari penaklukan kota mekah datang menjelang waktu

matahari tinggi dan dibawakan sehelai kain untuk dibuat tabir baginya, lalu

beliau mandi kemudian shalat delapan rakaat.” (Riwayat Muslim).

الضحى ®حة ب س¥ صل�ى الفتح يوم¥ وسل�م عليه الله صلي� الله رسول أن� طالب أبي بنت هانئ أم� لحديث

.) ( . أبوداود رواه ركعتين كل من يسل�م ركعات ثماني

“Karena hadis Ummi Hanik putri Abu Thalib yang menceritakan bahwa

Rasulullah saw. Pada hari penaklukan kota mekah mengerjakan shalat

Dhuha delapan rakaat dengan salam tiap dua rakaat.” (Riwayat Abu

Daud).

Waktu shalat Dhuha adalah sejak matahari terbit setinggi tombak dan

berakhir ketika matahari tergelincir. Namun waktu yang dianjurkan untuk

melaksanakan shalat Dhuha ketika matahari agak tinggi dan matahari terasa

panas. Di dalam kitab al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu: 2, hal. 1062 disebutkan

bahwa setelah seperempat siang.

Karena berdasarkan hadis dari Zaid bin Arqam.

: : إذا األو�ابين صالة فقال الضحي يصل�ون وهم قباء أهل علي النبي� خرج قال أرقم بن زيد عن

الضحي من الفصال (.   رمضت® الترمذى) و مسلم و أحمد رواه

“Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata: Nabi saw. Keluar menuju penduduk Qiba’

dan mereka sedang shalat Dhuha, lalu berkata: shalat Awwabin (orang-orang

Page 16: shalat tatowu

yang kembali kepada Allah) itu apabila anak unta merasa kepanasan karena

waktu Dhuha.” (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).

Ini menunjukkan bahwa waktu shalat Dhuha itu ketika mataahari terasa

panas.

Jumlah Rakaat minimal menurut Muhammadiyah adalah dua rakaat dan

maksimal delapan rakaat berdasarkan hadis di atas. Namun ada perbedaan

pendapat mengenai batas maksimal rakaatnya. Dalam Fiqhus

Sunah disebutkan bahwa pendapat yang mengatakan batas maksimal

delapan rakaat ditetapkan berdasarkan perbuatan Rasul saw. Sedangkan

yang berpendapat dua belas rakaat ditetapkan berdasarkan qaulnya saw.

(perkataan).

Dalil pendapat yang mengatakan dua bealas rakaat dari Anas.

قصرا له الله بنى ركعة عشرة إثنتي الضحي صل�ي من وسل�م عليه الله صلي� النبي� قال أنس عن

. �ة الجن (.  في ماجه) وابن الترمذى رواه

“Dari Anas, Nabi saw bersabda: barang siapa shalat Dhuha dua belas rakaat,

Allah membuatkan baginya istana di Surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu

Majah).      

Ada yang berpendapat bahwa tidak ada batasan maksimal tentang

jumlah rakaat shalat Dhuha. Diantara mereka adalah Abu Jakfar at-Thabari,

dikuatkan oleh al-Halimi dan ar-Ruwayani dari kalangan Syafi’iyah.

Dalam kitab syarah at-Tirmidzi, al-Iraqi berkata: saya belum

meriwayatkan satupun dari kalangan sahabat dan tabi’in yang membatasi

shalat Dhuha dua rakaat. Begitu pula pendapat Imam Suyuti.

Menurut Syafi’iyyah: jumlah minimal rakaat shalat Dhuha dua rakaat

dan maksimal dua belas rakaat. Dengan berdasarkan hadis riwayat Muslim.

(al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu jild. 2, hal. 1078).

Menurut Hanafiyah: rakaat minimal sama dengan Syafi’iyyah. Tapi

maksimalnya berbeda yaitu delapan rakaat. Menurut pendapatnya yang

benar, shalat Dhuha 4 rakaat sampai dengan delapan rakaat. Karena hadis

Aisyah bahwa ”Rasul saw. Shalat Dhuha empat rakaat. Beliau tidak

memisahkan diantaranya dengan ucapan.”(HR. Abu Ya’la). Dan riwayat

Muslim; “ Rasulullah saw. Shalat Dhuha empat rakaat, ia menambah apa

Page 17: shalat tatowu

yang dikehendaki Allah swt.”. Juga hadis sahihain dari Abu Hurairah; “dan

dua rakaat Dhuha”.

       Sebagian Hanabalah berpendapat tidak dianjurkan melakukan shalat

Dhuha terus-menerus, karena Nabi saw. Melakukannya tidak terus-menerus.

Berdasarkan hadis Aisyah: “Aku sama sekali tidak melihat Nabi saw. Shalat

Dhuha.” (Muttafaqun Alaih). Sebagian yang lain juga berpendapat bahwa

dianjurkan melakukannya terus-menerus, karena Nabi mewasiatkan kepada

sahabatnya, dan berkata: “barang siapa yang menjaga shalat Dhuha yang

genap, maka diampuni dosa-dosanya sekalipun seperti buih di lautan.” Imam

Tirmdzi berkata; kami tidak mengetahui hadis ini kecuali dari hadis Nuhas

bin Quhm. Juga karena amal yang paling dicintai Allah swt. Adalah yang

terus-menerus dilakukan. (al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu jild. 2, hal. 1093)

G.    Shalat Safar (Bepergian).

      Dalam kitab HPT hal. 341 pada bagian shalat safar disebutkan bahwa

disunahkan bagi orang yang hendak bepergian untuk mengerjakan shalat

dua rakaat. Begitu pula setelah kembali dari bepergian shalat dua rakaatdi

Masjid sebelum duduk.

       Shalat dua rakaat di Masjid setelah pulang dari perjalanan adalah

keputusan Ijma’.(Bid’ah-Bid’ah Yang Dianggap Sunah hal. 140). Nabi saw.

Bersabda:

: : فقال وسل�م عليه الله صلي� الله رسول إلى رجل جاء قال عنه الله رضي مسعود ابن لحديث

. ركعتن صل� قم وسل�م عليه الله صلي� فقال تجارة فى البحرين إلى اخرج أن �ي إن الله يارسول

) �قون) م¥وث ورجاله الزوائد المجمع فى وقال الكبير فى الطبراني رواه

“Karena hadis Ibnu Mas’ud ra. Yang mengatakan: “pernah datang seorang

laki-laki kepada Rasulullah saw. Dan berkata: Hai Rasulullah saya hendak

pergi ke Bahrein untuk urusan dagang. Lalu Rasulullah menyuruh orang itu:

“Pergilah shalat dua rakaat”. (HR. Tabrani dalam al-Kabir).

       Dalil yang menerangkan tentang shalat dua rakaat ketika pulang dari

perjalanan.

الله عبد جابربن :  لحديث فى وسل�م عليه الله صلي� الله رسول مع كنت قال عنه الله رضي

.) ( . : عليه متفق ركعتين فصل� المسجد ادخل لي قال المدينة قد¤منا سفرفلم�ا

Page 18: shalat tatowu

“Karena hadis Jabir bin Abdullah yang mengatakan: Pernah aku bersama–

sama Rasullah saw. Dalam perjalanan. Lalu setiba kami di Madinah beliau

berkata: masuklah ke Masjid dan shalatlah dua rakaat.” ( HR. Bukhari dan

Muslim)

     

H.    Shalat Istikharah

Shalat Istikharah artinya shalat meminta petunjuk yang baik. Ketika

seseorang akan mengerjakan suatu pekerjaan yang penting, sedangkan ia

masih ragu-ragu, apakah pekerjaan itu baik untuk dia atau tidak? Maka saat

itulah disunahkan baginya shalat dua rakaat (Istikharah) di luar

shalat fardhu. Sesudah itu berdoa meminta petunjuk kepada Allah swt. atas

pekerjaan/perkara yang masih diragukannya tersebut.

       Rasulullah saw. bersabda:

: اإلستخارة يعلمنا وسل�م عليه الله صلي� الله رسول كان قال عنه الله رضي الله عبد جابربن لحديث

: غيرالفريضة من ركعتن فاليركع بأمر احدكم هم� إذا يقول القرآن من السورة يعل�منا كما األمور في

) ( ... البخاري رواه اللهم� ®يقل ل   ثم�

      Lafadz doanya sebagai berikut:

اقدر وال تقدر �ك فإن العظيم فضلك من واسألك بقدرتك واستقدرك بعلمك استخيرك إنى اللهم�

. ودنياي ديني فى خيرلى األمر هذا أن� تعلم كنت إن اللهم� الغيوب م عال� وأنت اعلم وال وتعلم

. ) ( كنت وإن فيه لي بارك �م ث لي ويس�ره لي فاقدره وآجله أمري اوعاجل أمري وعاقبة ومعاشي

) فاصرفه ) وآجله أمري اوعاجل أمري وعاقبة ومعاشي ودنياي ديني في لي شر� األمر هذا أن� تعلم

.) ( . البخاري رواه به رض�ني ثم� كان حيث الخير واقددرلي عنه واصرفني �ي عن

“Ya Allah! Arahkanlah diriku kepada yang baik dengan ilmu-Mu, dan berilah

aku kemampuan dengan kekuasaan-Mu, dan aku selalu mengharapkan

anugerah-Mu yang melimpah, sesunguhnya Engkau Maha Kuasa, dan aku

tidak kuasa sedikitpun, dan Engkau yang Maha Mengetahui, dan aku tidak

tahu sedikitpun. Dan Engkaulah yang Maha mengetahui segala yang baik. Ya

Allah! Jika hal ini baik bagiku, bagi agama, dunia, penghidupan dan

kesudahan urusanku, maka mohon Engkau tetapkan kebaikan dan

kemudahan bagiku, kemudian limpahkanlah berkah bagiku. Jika hal ini jelek

bagiku, bagi agama, dunia, penghidupan dan kesudahan urusanku, mohon

Engkau jauhkan ia dari padaku dan jauhkan aku dari padanya dan

Page 19: shalat tatowu

limpahkanlah kepadaku keutamaan juga adanya, kemudian jadikanlah aku

orang yang rela dengan pemberian.” (HR. Bukhari)

Menurut Hanafiyah dan Syafi’iyah shalat Istikharah ada dua rakaat dan

membaca doa sesudahnya dengan berdasarkan hadis Jabir yang

diriwayatkan oleh Bukhari. Syafi’iyah menambahkan pada rakaat pertama

membaca al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca al-Ikhlas setelah al-

Fatihah.

Shalat istikharah boleh dilakukan kapanpun baik pada malam atau siang

hari diluar shalat fardhu. Karena tidak ada hadis yang menerangkan waktu

khusus tentang pelaksanaanya.

I.       Shalat Idain

Pada saat hari raya idul fitri dan idul adha kaum muslimin dianjurkan

untuk melakukan shalat id. Baik pria maupun wanita semuanya dianjurkan

oleh rasullah saw. untuk mengerjakannya.

Jumhur ulama bersepakat bahwa hukum mengerjakan shalat idain

adalah sunah muakkad.

Dalam rangka syiar agama Islam di hari raya rasulullah menganjurkan

kepada semua kaum muslimin keluar mendatangi tempat shalat. Bahkan

para wanita yang meskipun dalam kondisi haid juga diperintahkan oleh

Rasululah untuk keluar menuju lapangan.

الحي�ض ويعتزل الخيرودعوةالمسلمين يشهد ين العيد في والحي�ض العواتق نحرج أن أمرنا

( .المصل�ى عليه) �فق مت

Artinya: ”Kami diperintahkan untuk mengeluarkan para budak yang telah

bebas dan para wanita yang sedang haid pada shalat id, agar bersaksi pada

kebenaran dan seruan ummat islam. Dan hendaklah orang yang sedang

dalam kondisi haid agar menyingkir dari tempat shalat( tidak ikut

shalat)”. (Muttafaq Alaih)

1.      Waktu shalat idul fitri dan idul adha

Waktu melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha adalah semenjak

matahari naik setinggi tombak sampai tergelincir ke arah barat. Untuk shalat

idul Adha disunahkan dikerjakan di awal waktu agar kaum Musliamin dapat

Page 20: shalat tatowu

menyembelih hewan qurban dengan segera. Sedangkan shalat Idul Fitri

diakhirkan agar kaum Muslimin dapat mengeluarkan sedekah mereka.

2.      Etika shalat idul fitri dan idul adha

a.       Mandi, menggunakan parfum dan mengenakan pakain yang terbagus.

            Dari Anas Ibnu Malik berkata: Rasulullah saw. Memerintahkan kita

didua hari raya mengenakan pakaian terbagus yang kita miliki menggunakan

parfum terbagus yang kita miliki dan berkurban dengan apa saja yang paling

bernilai yang kita miliki. (HR. Hakim)

Untuk pakain yang terbagus yang dimaksud dari hadis di atas bukan berarti

yang baru dan yang mahal harganya, tapi pakain yang menurutnya indah

dan rapi.

b.      Makan terlebih dahulu sebelum keluar untuk Idul Fitri dan untuk Idul Adha

makannya setelah pulang dari mengerjakan shalat.

Rasulullah saw. bersabda:

: األضحى يوم يطعم وال يطعم حتى الفطر يوم يخرج ال م ص النبي� كان قال أبيه عن بريدة أبي عن

يصل�ى �ى (  حت أحمد) رواه

Artinya:”Dari Abu Hurairah dari  bapaknya ia berkata: Rasulullah tidak keluar

(berangkat) pada hari Idul Fitri hingga makan da tidak makan pada hari Idul

Adha (HR. Ahmad)

c.       Memeperbanyak Takbir, Tahmid, dan Tahlil pada malam hari raya.

Batas waktu takbir pada hari raya Idul Adha dimulai pada malam hari raya

sampai dengan akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah), sedang pada hari raya Idul

Fitri dimulai malam hari raya sampai dengan imam keluar untuk

melaksanakan shalat bersama mereka.

Lafadz takbir yang diajarkan oleh Rasulullah adalah:

أكبر ألله أكبر ألله

�الله إال إله أكبر   ال الحمد   الله والله أكبر ألله

Atau dengan lafadz:

اكبر ألله أكبر ألله أكبر كبيرا  ألله

d.      Shalat Idul Fitri dan Idul Adha dikerjakan di tanah lapang. Kecuali karena

adanya hal yang menghalanginya, seperti hujan lebat atau yang lainnya

Page 21: shalat tatowu

( : رواه المسجد في العيد صالة النبى بهم فصلى عيد يوم في مطر أصابهم �هم أن قال هريرة أبى عن

مسلم(

Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata: sesungguhnya kami ketika di hari

raya sedang hujan, nabi mengerjakan shalat di Masjid bersama mereka. (HR.

muslim).

e.       Menuju tempat shalat dengan berjalan kaki.

رضي علي :  عن ماشيا العيد إلى يخرج أن السنة من صم الله رسول قال قال عنه رواه)  الله

) ى البخار

Atinya: ”Dari Ali ra. Ia berkata. Nabi bersabda: Termasuk bagian dari

sunahku adalah keluar pada shalat ied dengan berjalan kaki. (HR. Bukhari).

f.       Memilih jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang shalat Ied.

) البخارى ) رواه الطريق خالف العيد يوم كان إذا صم الله رسول كان

Artinya: ”Adalah Rasulullah ketika pada hari raya ia ( ketika berangkat dan

pulang shalat Ied ) menyelisihi jalan. (HR. Bukhari).

g.      Ucapan selamat.

Yaitu setiap Muslim dianjurkan untuk mengucapkan kepada

saudarannya taqobbalAllahu minna wa minkum.

Diriwayatkan bahwa jika sebagian para shahabat bertemu dengan sebagian

yang lain mengucapkantaqobbalAllahu minna wa minkum. (HR. Ahmad)

3.      Sifat shalat idain

a.      Ketika matahari telah naik beberapa meter shalat dimulai dengan tanpa

adzan dan iqomah.

) ( : البخارى رواه إقامة وال أذان بال العيد صلى صم النبى أن قال رض �اس عب ابن عن

Artinya: ”Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: sesungguhnya nabi saw shalat id

dengan tanpa adzan dan iqomah.” (HR. Buhkari)

b.      Shalat Idain dikerjakan sebelum khotbah Ied dimulai .

الخطبة قبل العيدين ن يصل�ون وعمر بكر وأبو صم الله رسول (  كان عليه) متفق

Artinya: “Adalah Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar shalat id sebelum

khotbah.” ( HR. Bukhari dan Muslim)

Page 22: shalat tatowu

c.       Shalat Ied dilakukan sebanyak dua rekaat.

) السبعه ) أخرجه يعدها وال قبلها يصل�ى لم ركعتين العيد يوم صل�ى صم النبى أن �اس عب إبن عن

Artinya: ”Dari Ibnu Abbas ra. Sesungguhnya Nabi saw. shalat pada hari raya

dua rakaat dengan tidak ada shalat sebelumnya dan sesudahnya.”

4.      Cara mengerjakan shalat Ied

a.    Pada rakaat pertama takbir sebanyak tujuh kali termasuk takbiratul ihram.

Dan diantara sela-sela takbir tidak terdapat bacaan tertentu.

b.    Seusai takbir imam membaca Al- Fatihah kemudian membaca surat dari Al-

Qur’an

c.    Pada rakaat kedua imam takbir sebanyak enam kali dengan takbir qiyam

(berdiri dari sujud).

d.    Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan Suarat Al-Qur’an lainya.

في التكبير صم الله رسول في  قال سبع أخره  الفطر في وخمس (  األلى البخارى) رواه

Artinya: ”Rasulullah saw bersabda: Takbir pada hari raya sebanyak tujuh kali

pada rakaat pertama dan sebanyak lima kali pada rakaat akhir.”(HR.

Bukhari).

J.      Shalat Gerhana

Shalat Gerhana adalah shalat sunah muakad yang dikerjakan ketika

sedang terjadi gerhana baik gerhana matahari(kusuf) maupun gerhana

rembulan (khusuf).

Anggapan masyarakat dalam shalat kusuf berkaitan dengan sebab

adanya kematian seseorang, Nabi memberikan penjelasan di dalam

hadisnya.

: الناس فقال إراهيم مات يوم صم الله رسول عهد عاى الشمس إنكشف قال شعبه ابن مغيرة عن

ال: الله أيات من أيتان والقمر الشمس إن� صم الله رسول فقال إبراهيم لموة الشمس إنكشفت

تنكشف �ى حت �وا فصل فادعوالله رأيتموهما فإذا لحياته وال أحد لموت عليه)¼¼)   ينكشفان متفق

Artinya: ”Dari Mughirah Ibnu Syu’bah ia berkata: bertepatan dengan adanya

gerhana gerhana pada zaman Rasulullah dihari wafatnya Ibrahim (putra

nabi) para manusia berkata: Gerhana matahari matahari I ni di kerenakan

kematia ibrahim. Kemudian Rasulullah saw berkata:”Sesungguhnya matahari

Page 23: shalat tatowu

dan rembulan keduanya adalah tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak ada

kaitan dengan kematian dan hidup seseorang maka ketika kamu melihat

keduanya (gerhana) maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah sampai ia

tertutup.” (muttafaq ‘alaih)

Yang dianjurkan dan dicontohkan oleh nabi berkenaan dengan shalat

gerhana adalah:

1.    Kaum muslimin berkumpul di Masjid dengan tanpa adzan dan iqamat.

Namaun tidak ada salahnya kaum Muslimin dipanggil dengan

panggilan  asshalaatu jaami’ah.

2.    Disunahkan untuk memanjangkan bacaan dalam setiap gerakan shalat.

: قياما فقام صم الله رسول فصل�ى صم الله رسول عهد على الشمس إنخسفت قال �اس عب ابن عن

) (... مسلم رواه طويال ركوعا ركع ثم سورةالبقره قرائة من نحو طويال

Artinya: “Ketika terjadi gerhana di zaman Rasulullah maka beliau

mengerjakan shalat, lalu berdiri dengan lama sepadan dengan bacaan surat

Al-Baqarah kemudian rukuk dengan dengan rukuk yang lama…”.(HR.

Muslim)

3.    Waktu mengerjakan shalat Kusuf  dimulai sejak awal terjadi gerhana

sampai gerhana selesai (matahari atau bulan terlihat kembali).

4.    Tata cara shalat gerhana

a.    Takbiratul ihram.

b.    Membaca doa Iftitah, Al-Fatihah dan membaca ayat Al-Qur’an yang

panjang.

c.    Rukuk, I’tidal (bangun dari rukuk) dan melanjutkan membaca surat al-

Fatihah dan ayat dari Al-Qaur’an yang panjang.

d.    Rukuk, I’tidal kemudian sujud.

e.    Seusai dari sujud kemudian mengerjakan rakaat kedua sama seperti pada

rakaat yang pertama.

Ibnu Abbas mwriwayatkan bahwa pada shalat Gerhana Nabi selalu

membaca ayat yang panjang, kemudian bertakbir, kemudian rukuk lama

sekali, kemudian mengangkat kepalanya sambil berkata “SamiAllahu liman

Hamidah” kemudian berdiri lalu membaca surat panjang namun lebih

pendek dari yang sebelumnya. Kemudian takbir, kemudian rukuk yang lebih

Page 24: shalat tatowu

cepat dari yang sebelumnya . Kemudian berkata “Sami’Allahu liman

hamidah”kemudian sujud kemudian berbuat  seperti itu pada rakaat

berikutnya hingga genap empat rukuk dan tempat sujud. (HR. Muslim)

K.    Shalat Istisqa’

Shalat Istisqa’ ialah meminta hujan kepada Allah untuk salah satu

daerah ketika kekeringan terjadi dengan shalat, dzikir, istigfar.

1.      Hukum shalat Istisqa’

Shalat Istisqa’ adalah sunah muakad yang biasa dikerjakan Rasulullah

saw, diumumkan kepada para sahabat dan beliau keluar untuk

mengerjakannya di tanah lapang. Abdullah Ibnu Zaid berkata, “Rasulullah

saw keluar untuk meminta hujan, kemudian beliau menghadap kiblat,

mengubah posisi pakaiannya, kemudian shalat dua rakaat dengan bacaan

keras.

2.      Waktu Shalat Istisqa’.

      Waktu shalat Istisqa’ sama dengan shalat hari raya, karena Aisyah ra.

Berkata: “Rasulullah saw. keluar untuk mengerjakan shalat Istisqa’ ketika

sinar matahari telah terlihat. “(Diriwayatkan Abu Daud dan al Hakim

mensahihkannya)

Hanya saja shalat Istisqa’ boleh dikerjakan di semua waktu, kecuali

waktu-waktu yang di makruhkan untuk shalat.

3.      Perbuatan-Perbuatan Yang Sunah Dikerjakan Sebelum Shalat Istisqa’.

Imam harus mengumumkan mengumumkan shalat Istisqa’ beberapa hari

sebelumnya dan mengajak kaum Muslimin bertaubat dari maksiat, keluar

dari kedoliman, berpuasa dan membuat perselisihan, karena maksiat adalah

penyebab kekeringan kemarau sebagaimana ketaatan adalah penyebab

kebaikan.

Rasulullh saw. bersabda:

“Tidaklah kaum mengurangi takaran dan mengurangi timbangan, melainkan

mereka dihukum dengan diberikan kemarau panjang, hidup yang sulit dan

penguasa yang dhalim. Tidaklah mereka menolak membayar zakat harta

mereka, melainkan mereka diharamkan mendapatkan hujan dari langit.

Page 25: shalat tatowu

Kalaulah tidak ada hewan-hewan, maka mereka tidak diberi hujan.” (HR.

ibnu majah).

4.      Sifat Shalat Istisqa’.

Sifat shalat Istisqo’ ialah imam dan kaum Muslimin keluar menuju tanah

lapang, kemudian imam shalat dua rakaat bersama mereka. Jika ia mau ia

boleh bertakbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat

kedua seperti shalat hari raya. Pada rakaat pertama setelah membaca Al

Fatihah, imam membaca surat Al-A’la dengan suara keras dan dan membaca

surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua. Usai shalat ia menghadap jamaah,

dan berkhutbah dengan memperbanyak istigfar di sela-sela hutbahnya. Usai

hutbah imam berdoa dengan diaminkan jama’ah, kemudian menghadap

kiblat, memindahkan kain di sebalah kanannya ke sebelah kiri dan kain di

sebelah kirinya ke sebelah kanannya dengan di ikuti jama’ah, berdoa sesaat,

dan bubar.

      Dalilnya ialah ucapan Abu Hurairah ra. “Rasulullah saw. keluar meminta

hujan, dan shalat bersama kita dua rakaat tanpa adzan dan iqomah,

kemudia berkhutbah, berdoa kepada Allah, menghadapkan wajahnya ke

kiblat dengan mengangkat kedua tangannya, memindahkan kainnya dari

sebelah kanan ke sebelah kiri dan kain di sebelah kiri di sebelah

kanan.” (Diriwayatkan Ahmad, Ibnu Majjah, dan Baihaki. Ketiganya berkata,”

perawi hadis ini orangnya terpercaya).

5.      Beberapa Doa Shalat Istisqa’

      Diriwayatkan bahwa jika Rasulullah saw. meminta hujan beliau

berdoa: “Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan yang berakibat baik,

menyuburkan, deras rata, umum, dan lebat. Ya Allah turunkanlah hujan

kepada kami, dan jangan jadikan kami orang-orang yang putus asa. Ya Allah

dengan hamba-hamba, negri-negri, hewan-hewan, dan mahluk aku adukan

kesukaran, kesulitan dan kesempitan yang tidak aku adukan kecuali kepada-

Mu. Ya Allah, tumbuhkan tanaman untuk kami, keluarkan susu untuk kami,

turunkan untuk kami keberkahan-keberkahan langit, dan tumbuhkan

keberkahan-keberkahan bumi untuk kami. Ya Allah hilangknlah dari kami

kesulitan, kelaparan, dan ketertelanjangan, serta singkaplah dari kami

musibah yang tidak bisa disingkap kecuali oleh Engkau. Ya Allah kami

Page 26: shalat tatowu

meminta ampunan kepada-Mu, karena Engkau Maha Pengampu. Turunkan

hujan deras kepada kami. Ya Allah berilah minum hamba-hamba-Mu dan

hewan-hewan-Mu, tebarkan Rahmat-Mu, dan hidupkan negri-Mu yang mati”.

(diriwayatkan oleh Ibnu Majah, perawi-perawinya terpercaya, dan sebagian

redaksinya dari Abu Dawud).

Juga diriwayatkan bahwa ketika hujan turun Rasulullah saw. berdoa:

غرق وال هدم بالءوال وال عذاب سقيا وال رحمة سقيا ومنابت    اللهم� الضراب على أللهم�

(   الشجر ومسلم .) بخارى رواه علينا وال حوالين أللهم�

“Ya Allah, ini hujan rahmat, dan bukan hujan siksa, ujian, penghancuran, dan

penenggelaman. Ya Allah, di atas bukit-bukit dan tempat-tempat tumbuhnya

rumput. Ya Allah, di sebelah kami dan tidak di atas kami.” ( HR. Bukhari dan

Muslim ).

Beberapa Shalat Sunah yang Belum Diputuskan Muhammadiyah dan

yang Bukan Sunah

A.    Shalat tasbih

Nabi saw. bersabda:

§ا ي ®م¥ط¿ل¤ب¤ ال ®د¤ ع§ب ®ن¤ ب ¿اس¤ ®ع§ب ¤ل ل ق§ال§ ¿م§ ل و§س§ ®ه¤ §ي ع§ل ¿ه¥ الل ص§ل¿ى ¿ه¤ الل س¥ول§ ر§ §ن¿ أ ¿اس¼ ع§ب ®ن¤ اب ع§ن® ®ر¤م§ة§ ع¤ك ع§ن®

¿ه¥ الل غ§ف§ر§ ذ§ل¤ك§ ف§ع§ل®ت§ ®ت§ §ن أ ¤ذ§ا إ خ¤ص§ال¼ ر§ ع§ش® ¤ك§ ب §ف®ع§ل¥ أ §ال§ أ ¥وك§ §ح®ب أ §ال§ أ §ح¥ك§ م®ن§ أ §ال§ أ ¥ع®ط¤يك§ أ §ال§ أ ع§م¿اه¥ §ا ي ¿اس¥ ع§ب

§ن® أ خ¤ص§ال¼ ر§ ع§ش® §ه¥ §ت ¤ي ن و§ع§ال§ ه¥ ر¿ س¤ ه¥ ¤ير§ §ب و§ك ه¥ ص§غ¤ير§ و§ع§م®د§ه¥ ه¥§ خ§ط§أ §ه¥ و§ح§د¤يث ق§د¤يم§ه¥ ه¥ و§آخ¤ر§ §ه¥ و¿ل

§ أ §ك§ ®ب ذ§ن §ك§ ل

®ع§ة¼ ك ر§ و¿ل¤§ أ ف¤ي اء§ة¤ ®ق¤ر§ ال م¤ن® غ®ت§ ف§ر§ ¤ذ§ا ف§إ Àة ور§ و§س¥ §اب¤ ®ك¤ت ال ¤ح§ة§ ف§ات ®ع§ة¼ ك ر§ Áل¥ ك ف¤ي ¥ أ §ق®ر§ ت §ع§ات¼ ك ر§ §ع§ ب ر®

§ أ ¥ص§لÁي§ ت

§ع¥ ك §ر® ت ¥م¿ ث Àة م§ر¿ ة§ ر§ ع§ش® خ§م®س§ §ر¥ ®ب ك§ أ ¿ه¥ و§الل ¿ه¥ الل ¤ال¿ إ §ه§ ¤ل إ و§ال§ ¿ه¤ ¤ل ل ®ح§م®د¥ و§ال ¿ه¤ الل ®ح§ان§ ب س¥ ق¥ل®ت§ Âم¤ ق§ائ ®ت§ §ن و§أ

®ت§ §ن و§أ ¥ه§ا §ق¥ول ف§ت اج¤دÀا س§ §ه®و¤ي ت ¥م¿ ث ا Àر ع§ش® ¥ه§ا §ق¥ول ف§ت ¥وع¤ ك Ãالر م¤ن® س§ك§® أ ر§ ف§ع¥ §ر® ت ¥م¿ ث ا Àر ع§ش® Âع¤ اك ر§ ®ت§ §ن و§أ ¥ه§ا §ق¥ول ف§ت

س§ك§ ® أ ر§ ف§ع¥ §ر® ت ¥م¿ ث ا Àر ع§ش® ¥ه§ا §ق¥ول ف§ت ج¥د¥ §س® ت ¥م¿ ث ا Àر ع§ش® ¥ه§ا §ق¥ول ف§ت السÃج¥ود¤ م¤ن® س§ك§

® أ ر§ ف§ع¥ §ر® ت ¥م¿ ث ا Àر ع§ش® Âاج¤د س§

§ن® أ §ط§ع®ت§ ت اس® ¤ن® إ §ع§ات¼ ك ر§ §ع¤ ب ر®§ أ ف¤ي ذ§ل¤ك§ §ف®ع§ل¥ ت ®ع§ة¼ ك ر§ Áل¥ ك ف¤ي ®ع¥ون§ ب و§س§ Âخ§م®س ف§ذ§ل¤ك§ ا Àر ع§ش® ¥ه§ا §ق¥ول ف§ت

Àة م§ر¿ ه®ر¼ ش§ Áل¥ ك ف§ف¤ي §ف®ع§ل® ت §م® ل ¤ن® ف§إ Àة م§ر¿ ج¥م¥ع§ة¼ Áل¥ ك ف§ف¤ي §ف®ع§ل® ت §م® ل ¤ن® ف§إ ف§اف®ع§ل® Àة م§ر¿ ¼ §و®م ي Áل¥ ك ف¤ي §ه§ا Áي ¥ص§ل ت

( . وابن ماجه وابن ابوداود رواه Àة م§ر¿ ع¥م¥ر¤ك§ ف§ف¤ي §ف®ع§ل® ت §م® ل ¤ن® ف§إ Àة م§ر¿ §ة¼ ن س§ Áل¥ ك ف§ف¤ي §ف®ع§ل® ت §م® ل ¤ن® ف§إ

.) والطبراني فىصحيحه خزيمة

“Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bin Abdul Muthallib, wahai Abbas pamanku!

Sukakah kamu kuberi, kukaruniai, kuhadiai, kuajari denagn sepuluh

perbuatan? Jika kamu mngerjakannya, maka niscaya Allah mengampuni

Page 27: shalat tatowu

dosa, yang terdahulu dan yang terakhir, yang lama dan yang baru, yang

tidak disengaja dan yang disengaja, yang kecil dan yang besar, yang

tersembunyi dan yang nampak. Sepuluh perbuatan itu ialah kamu kerjakan

shalat empat rakaat, kamu baca pada setiap rakaat al-Fatihah dan satu surat

yang lain. Jika engkau telah selesai membacanya pada rakaat yang pertama,

dikala kamu masih berdiri, ucapkanlah: Subhaanallaah wal hamdulillaah wa

laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar” lima belas kali kemudian kamu rukuk

maka kamu ucapkan lafadz itu dikala kamu masih rukuk sepuluh kali,

kemudian kamu angkat kepalamu dari rukuk dan ucapkanlah lafadz itu

sepuluh kali, kemudian kamu tundukkan untuk sujud dan  ucapkanlah lafadz

itu sepuluh kali dikala kamu sedang sujud, kemudian kamu angkat kepalamu

dari sujud dan ucapkan lafadz itu sepuluh kali, kemudian kamu sujud dan

ucaokanlah lafadz itu sepuluh kali. Kemudian kamu angkat kepalamu dan

kamu ucapkan lafadz itu sepuluh kali. Dengan begitu, telah menjadi tujuh

puluh lima kali pada setiap rakaat. Kamu lakukan seperti itu pada empat

rakaat. Jika kamu mampu melakukan shalat itu pada setiap hari satu kali,

maka lakukanlah, jika kamu tidak mampu melakukan, maka setiap Jum’at

satu kali, jika kamu tidak mampu melakukan, maka lakukanlah satu bulan

satu kali, jika kamu tidak mampu maka lakukanlah satu tahun satu kali dan

jika kamu tidak mampu maka lakukanlah semasa hidupmu satu kali.” (HR.

Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah dalam Sahihnya dan at-

Tabrani).

Menurut hadis di atas, shalat Tasbih itu:

a.    Terdiri dari empat rakaat.

b.    Setiap rakaat membaca al-Fatihah dan surat.

c.    Setiap rakaat membaca tasbih (SubhanAllah…WAllahu akbar) 75 kali.

Adapun cara membacanya 15 kali sesudah membaca surat, 10 sesudah

membaca doa/dzikir rukuk, 10 kali ssesudah membaca tasmi’(sami’Allahu

liman hamidah), 10 kali sesudah membaca doa sujud pertama, 10 kali

sesudah membaca doa duduk antara sujud, 10 kali sesudah membaca doa

sujud kedua, dan 10 kali pada duduk istirahat (sesudah sujud kedua) akan

berdiri meneruskan rakaat berikutnya. Hali seperti ini dilakukan pada rakaat

Page 28: shalat tatowu

pertama dan ketiga. Pada rakaat kedua dan keempat, tasbih dibaca setelah

membaca tasyahud (ada yang mengatakan sebelum tasyahud).

d.    Tasbih yang dibaca, seluruhnya berjumlah 300 kali.

e.    Kalau bisa, shalat Tasbih ini dikerjakan tiap hari. Kalau tidak bisa,

hendaknya dikerjakan setiap hari Jum’at. Kalau tidak bisa juga, dikerjakan

satu bulan sekali. Kalau tak bisa juga, satu tahun sekali. Kalau tak bisa juga,

paling tidak sekali seumur hidup.

Perlu dikemukakan pula ulasan ahli hadis mengenai hadis-hadis shalat

Tasbih. Sayyid Alawi al-Maliki al-Hasani menukil pendapat para Muhadditsin

dalm kitabnya Syarafu al-Ummati al-Muhammadiyyah sebagai berikut:

a.    Hadis tersebut diriwayatkan dari banyak sahabat melalui beberapa

jalan.    Diantara para sahabat, yaitu Abdullah bin Abbas, Abu Rafi’ al-

Anshari      (maula Nabi), Abdullah bin Amer al-Anshari.

b.    Al-Mundziri dalm kitab al-Targhib wal Tarhib, berpendapat bahwa hadis

Ikrimah tersebut di atas dianggap yang terbaik dan telah ditashih oleh

banyak ulama hadis, antara lain Abu Bakar al-Ajiri, Abu Muhammad

Abdurrahim al-Misri, Abu al-Hasan al-Qudsi. Dan Abu Bakar bin Abi Daud

mengatakan, ayahnya berpendapat bahwa hadis-  hadis tentang shalat

Tasbih Tidak ada yang sahih selain hadis Ikrimah.

c.    Muslim bin al-Hajjaj berpendapat bahwa hadis Ikrimah di

atas,        sanadnya lebih baik. Dan menurut pentahqiqkan, hadis

tersebut derajatnya tidak lebih rendah dari hadis Hasan. Karena hadis yang

satu          memperkuat hadis yang lain (Syaraful aimmatil Muhammadiyah

hal 107-108).

Nukilan dari kitab al-Maudu’at oleh Abu al-Faraj Abdurrahman bin Ali bin

Jauzi al-Quraisyi, dapat dikemukakan sebagai berikut:

Mengenai shalat Tasbih ada beberapa jalur periwayatan, antara lain:

a.    Jalur riwayat Ibnu Dailami dari Abbas bin Abdul Muthallib. Hadis melalui

jalur ini, menurut Ahmad nialinya Dhaif, menurut al-Bukhari Mungkar,

menurut Ibnu Hibban Mu’dhal.

b.    Jalur riwayat Ikrimah dari Ibnu Abbas dinilai majhul.

Page 29: shalat tatowu

c.    Jalur riwayat Sa’id bin Abi Sa’id dari Abu Rafi’. Hadis melalui jalur ini tidak

bisa dibenarkan.

Dan masih banyak lagi beberapa jalur riwayat lainnya yang dinilai Matruk,

Mauquf, Dhaif, atau tidak dapat dibenarkan.

Selain di atas, berikut tanggapan para ulama yang lain:

a.    Imam Ahmad: tidak dianjurkan karena tidak ada hadis yang

menetapkannya. Tapi jika seseorang melakukannya tidak

mengapa.         Karena shalat nawafil (sunah) dan al-fadhail (amalan-amalan

yang          utama) tidak disyaratkan kesahihan hadisnya. (al-Fiqhul Islami wa

Adillatuhu jild. 2, hal. 1093).

b.    Dalam “al-La’ali” Jalaluddin as-Suyuti dan Abu Ja’far al-

Uqaili      mengatakan: tidak ada hadis yang jelas berkenaan dengan shalat

Tasbih.

c.    Abu Bakar bin Arabi berkata: tidak ada hadis yang sahih atau hasan dalam

shalat Tasbih.

d.    Ibnu Jauzi memasukkan semua hadis tentang shalat Tasbih

dalam     kelompok maudhu’(hadis palsu).

e.    Abu Musa al-Madani memasukkan sebagian hadis shalat Tasbih ke dalam

kelompok hadis sahih.

f.     Al-Iraqi berkata: tidak ada hadis sahih yang berkenaan dengan shalat

Tasbih.

Syaikh Muhammad Abdus Salam dalam bukunya “Bid’ah-Bid’ah Yang

Dianggap Sunah” menyebutkan, yang benar adalah semua sanad hadis Abu

Rafi’ derajatnya lemah dan hadis Ibnu Abbas mendekati syarat hadis Hasan

namun Syadz, karena dia sendiri yang meriwayatkan hadis seperti itu,

disamping urutan-urutan periwayatannya tidak bersambung. Hadis yang

diriwayatkan oleh Abu Rafi’ dengan teks yang hampir sama dengan teks Ibnu

Abbas, Ibnu Taimiyah dan al-Muzi melemahkannya.

B.     Shalat Hajat

Shalat Hajat adalah shalat yang dilakukan karena agar supaya

permintaannya di kabulkan oleh Allah.

Page 30: shalat tatowu

  Bersumber dari hadis Ibnu Majah meriwayatkan dari Utsman Ibnu

Hunaif: seorang yang buta datang memnemui Nabi saw. dan memohoan

“berdoalah kepada Allah untuk kesembuhanku” Nabi menjawab: “kalau kau

mau aku akan menunda permintaanmu dan itulah yang terbaik dan kalau

engkau mau aku akan berdoa” kata orang tersebut “berdoalah” Rasulullah

menyuruh orang tersebut berwudlu dan shalat dua rakaat kemudian

membaca doa berikut “Ya Allah aku memohon kepada-Mu, aku menghadap

kehadirat-Mu, dengan Muhammad pembawa rahmat. Wahai Muhammad aku

menghadap kehadirat Rabbku denganmu untuk keperluanku ini agar engkau

memenuhinya. Ya Allah berikanlah pertolongan kepadaku.”

Menurut Ibnu Ishaq hadis ini shahih sedangkan menurut penulis

kitab hasyi’ah Ibnu majjah berpendapat bahwa hadis ini diriwayatkan oleh

Tirmidzi dan derajatnya hasan shahih gharib.

Menurut Rasyid Ridha, penulis kitranb al-Manar dalam catatannya hadis ini

gharib sebagaiman diungkapkan oleh Tirmidzi karena hanya diriwayatkan

oleh Abu Ja’far.

Mengenai hukum melaksanakan shalat Hajat Muhammadiyah tidak

menggolongkan didalam kitab HPT sebagai shalat taawwu’.

C.    Shalat Ghoflah

Shalat Ghaflah adalah shalat yang dikerjakan antara Magrib dan Isya’.

Dalam Al-Jami’us Shagir juga diriwayatkan: Rasulullah saw.

Bersabda, ”Barang siapa shalat antara Maghrib dan Isya’ sebelum

mengucapkan sepatah katapun, maka ia akan dituliskan ke dalam kelompok

iliyyin.

Hadis ini digolongkan mursal dho’if. Diriwayatkan juga, ” Barang siapa

shalat setelah maghrib enam rakaat dan tidak berkata buruk di sela-sela

rakkaat itu maka pahalanya menyerupai idadah selama duabelas

tahun.” Hadis ini diberi kode oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, dan oleh penilis

dan penyarah al-Jami’us Shagir, dinilai lemah. Namun menurut Ibnu Thahir

al-Maqdisi, dalam sanad hadis ini terdapat nama Umar Ibnu Rasyid al-Yamani

dan Muhammad Ibnu Ghazwah yang dinilai dha’if. Dalam Isnad Muthalib

disebutkan bahwa hadis ini tidak benar, karena diriwayatkan oleh Umar Ibnu

Page 31: shalat tatowu

Rasyid. Ibnu Ma’in dan Daruquthni melemahkan hadis ini, sedangkan Bukhari

menyebutnya sebagai hadis mungkar.

Menurut Tirmidzi, hadis ini gharib karena ia hanya diriwayatkan dari

Zaid Ibnu Al-Habab. Kata Bukhari, sebagaimana dikutup oleh Tirmidzi, Umar

Ibnu Abdullah Ibnu Abi Khats’am adalah seseran yang diingkari hadisnya dan

sangat lemah.

Ibnu Majah meriwayatkan dari Aisyah: “Rasulullah saw. Bersabda

”barang siapa melaksanakan shalat diantara maghrib dan isya’ duapuluh

rakaat’ maka Allah akan membangunkan rumah di surga untuknya”.Menurut

penulis Hasyiah Ibnu Majah, dalam Isnad hadis ini terdapat nama Ya’qub

Ibnu Al-Walid yang jelas-jelas dha’if, bahkan oleh Ahmad nama ini dinilai

sebagai pendusta dan sering membuat hadis palsu.

Menurut kesimpulan penulis, karena menurut berbagai kalangan imam

dalam menilai hadis diatas sebagai hadis yang lemah maka tidak dapat

dijadikan hujjah (dalil)  untuk mengamalkan shalat Gaflah.,

D.    Shalat Awwabin[4]

Dalam al-Jami’ush Shaghir diriwayatkan: Rasulullah saw. bersabda,

“Barang siapa shalat  antara Maghrib dan Isya’ maka itu adalah shalat

Awwabin.” Hadis ini mursal dan dhaif. Diriwayatkan pula: Rasulullah

bersabda, “Shalatlah Shubuh dan Dhuha, karena itulah yang dinamakan

shalat Awwabin.” Hadis ini oleh penulis al-Jami’ush Shaghir dan

pensyarahnya, digolongkan sebagai hadis sahih. Diriwayatkan pula, “Shalat

Awwabin adalah shalat ketika pasir itu sangat panas.” Hadis ini diberi kode

Ahmad dan Muslim dan sudah jelas kesahihannya. Diriwayatkan Pula,

“Shalat Dhuha adalah shalat Awwabin”. Hadis ini diberi kode Musnad al-

Firdaus dan digolongkan sahih, tetapi pensyarahnya melemahkan hadis ini.

E.     Shalat Taubat

Ialah shalat sunah yang dikerjakan bagi orang yang menyesali

perbuatannya untuk bertaubat kepada Allah swt. atas dosa-dosa yang

pernah dilakukannya.

Page 32: shalat tatowu

, له غفر إال الله يستغفر ركعتين يصلي ثم فيتطهر يقوم ثم ينب رجل من .ما

”Tidaklah orang yang berdosa kemudian membersihkan diri dan shalat dua

rakaat meminta ampun kepada Allah, melainkan ia diampuni.” (Diriwayatkan

Tirmidzi. Hadis ini hasan gharib).

Shalat Taubat dikerjakan paling sedikitnya 2 rakaat. Sedangkan cara

melaksanakan shalat Taubat seperti shalat biasa, baik bacaannya maupun

gerakannya. Setelah selesai shalat Taubah, hendaklah memperbanyak

membaca istighfar.

F.     Shalat Kifayah

Shalat kifayah ini terdiri dari 2 rakaat, dalam setiap rakaat yang dibaca

adalah surat al-Fatihah, surat al-Ikhlas 5 kali, surat al-Qadr 5 kali, kemudian

yang terakhir mambaca doa: ”Wahai zat yang sangat kuat, wahai zat yang

memiliki kekuatan dan kemegahan, wahai zat yang memiliki kemuliaan dan

kekuasaan, Engkau telah menjinakkan seluruh makhluk-Mu, lindungilah aku

dari apa yang aku takutkan dan khawatirkan (dibaca 3 kali).” Setelah itu

bertasyahud dan mengucapkan salam. Penulis al-Hishnul

hashin mengatakan: ”aku pernah mencoba melakukan shalat kifayah, tetapi

aku tidak jadi melakukannya karena ternyata shalat ini tidak diakui oleh

Rasulullah.” menurut as-Syaukani, hadis ini dusta, sedangkan niat untuk

mencoba tidak menunjukkan keshahihan hadis.

G.    Shalat Zawal

Ialah shalat sunah 2 rakaat, dimana pada masing-masing rakaat

membaca al-Fatihah, pada rakaat pertama membaca al-Kafirun dan pada

rakaat kedua membaca al-Ikhlas.

Shalat sunah ini berdasarkan riwayat yang menyatakan bahwa Nabi

pernah melaksanakan shalat Zawal ini dan juga pernah memerintahkannya.

Akan tetapi hadisnya gharib dari segi periwayatannya yaitu hanya terdapat

seorang perawi saja

  

Page 33: shalat tatowu

H.    Shalat Agar Bermimpi Bertemu Dengan Nabi Muhammad SAW.

Dalam al-La’ali al-Masnu’ah, Jalaluddin as-Suyuti menulis hadis yang

diriwayatkan dari Ibnu Abbas secara marfu’ Rasulullah saw. bersabda; ”Jika

seorang mukmin shalat dua rakaat pada malam jum’at dengan membaca

surat la-Fatihah dan surat al-Ikhlas dua puluh lima kali dalam setiap

rakaatnya, kemudian salam; setelah itu, membaca “sallAllahu ala

Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi seribu kali, maka dia akan melihatku dalam

mimpi, dan barang siapa yang melihatku, niscaya Allah akan mengampuni

dosa-dosanya.”

Hadis ini tidak sahih karena ada beberapa perawi yang majhul (tidak

diketahui). As-Suyuti juga menyebutkan bahwa hadis yang berkenaan

dengan hal ini, yang diriwayatkan dari Ibnu Ukasyah adalah palsu. Karena

Ibnu Ukasyah adalah seorang pendusta. (Bid’ah-Bid’ah Yang Dianggap

Sunah, hal. 144)

Berdasarkan keterangan di atas jelas bahwa, shalat agar bermimpi

bertemu dengan Nabi saw. tidak ada tuntunannya. Dengan demikian amalan

tersebut adalah bid’ah.

[1] Yang dimaksud oleh sahabat Abdullah bin Abi Qais pada pertanyaanya

ialah bilangan rakaat yang dikerjakan Nabi saw. Sepanjang malam hari.

[2] Maksudnya Nabi saw. Mengajarkan shalat enam rakaat lalu duduk untuk

tahiyat awal kemudian berdiri dan pada rakaat ketujuh menutupnya dengan

salam. Lalu shalat dua rakaat sambil duduk. Demikianlah mudahnya

mengerjakan shalat Lail sehingga tidak mengharuskan bilangan rakaat

sebelas, asal jumlanya gasal.

[3] Lihat kitab al-Fiqhul Islami jild. 2, hal. 1064,  oleh Wahbah az-Zuhaili.

[4] Awawabin jamak dari awwab artinya orang-orang yang kembali kepada

Allah swt. dengan bertaubat dan meminta ampun.(Lihat al-Fiqhul Islami wa

Adillatuhu hal. 1061 jild. 2, oleh Wahbah az-Zuhaili)

Page 34: shalat tatowu