sukma sejati nya aku
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Sukma Sejati Nya Aku
1/6
SUKMA SEJATI nya AKU ''
RUH. Dari sudut kebahasaan, ruh seakar dengan riih, yang berarti
angin.
Orang Arab bila ingin mencari angin atau refreshing menghirup udarasegar dan melepas kepenatan setelah jungkir balik dengan urusan
duniamenyebutnya rihlah . disebut ruh yang ada di dalam jasad manusia
dengan sebutan demikian karena halusnya laksana angin, tetapidapat
dirasakan. Al-Qur'an mengungkapkan kata ruh dalam lima pengertian,
yakni : malaikat Jibril, wahyu, rahmat Allah, kenabian, hidup ataukehidupan. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim diceritakan
bahwa
sekelompok orang Yahudi saling bertengkar tentang ruh, lalu merekabertanya kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Tidak lama
berselangturunlah ayat : mereka bertanya kepada engkau ( ya Muhammad)
tentangruh, katakanlah ruh itu termasuk urusan Tuhanku, kamu tidak diberi
pengetahuan (tentang ruh ) itu kecuali sedikit. ( QS. 17/ Al-Isra :
85 ).
meski ayat diatas mengisyaratkan keterbatasan pemahaman manusiatentangruh, bukan berarti ruh itu tidak boleh dikaji, hanya saja ruh itu tidak
dapat didefinisikan akan tapi disaksikan dan dirasakan, namunpengetahuan diskursif tentang sifat-sifat ruh dalam kenyataannya
diberikan oleh Allah melalui manusia dan teks-teks wahyu. Ruh tidakdapat didefinisikan karena tidak memiliki ukuran, tidak berjenis
kelamin, tidak dapat di inderai, tidak dapat dibagi-bagi, ringkasnya,
ruh itu bersifat transenden. Dalam kalangan sufi, ruh tidak merekadefinisikan, tetapi mereka melihatnya dari sisi bahwa ruh adalah alat
bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan.
Jika Al-Ghazali berbicara tentang ruh dalam Ihya Ulum al-Din, itu
adalah dalam rangka hubungan manusia dengan Tuhan. Untuk itu, iajuga
membedakan ruh menjadi dua kategori. Pertama, ruh yang
-
8/9/2019 Sukma Sejati Nya Aku
2/6
berhubungandengan jasad. Ruh ini erat berhubungan dengan jantung, dimana ia
beredar bersama peredaran darah, sehingga kalau detak jantungsudah
berhenti, maka berakhir pula lah ruh ini. Ruh dalam kategori inilah
yang menjadi sumber penginderaan, dia adalah laksana cahaya yangmelimpah dari sebuah pelita ke segenap penjuru rumah. Ruh dalam
kategori ini, papar Al-Ghazali bukan tujuan kita. Akan tetapi ruh yangingin penulis berbagi disini adalah ruh sebagai al-lathifah al-'alimah
al-mudrikah min al-insan ( sesuatu yang halus, yang ditiupkan Allah
).Ruh adalah bagian dari Allah yang ditiupkan-Nya seperti dalam (QS.Al-Hijr : 29).
Ruh dalam kategori inilah pemberi makna bagi kehidupan manusia.Tingginya kualitas ruh ini ditunjukkan oleh tunduknya malaikat
kepadamanusia, dan yang kedua, ditunjukkan oleh kata ganti KU yang
menggambarkan bahwa Allah mengakui betapa dekatnya zat yangbernama ruh
itu dengan Allah. Dengan ruh itulah manusia menjadi memiliki
kehendak.Dengan ruh itu pula manusia jadi berilmu pengetahuan, menjadi
bijaksana,memiliki rasa cinta dan kasih sayang, serta berbagai sifatketuhanan. Ruh adalah zatyang selalu baik dan berkualitas tinggi.
Ruhselalu mengajak kepada kebaikan. Ini juga ada kaitannya denganistilah
ruh yang digunakan untuk menyebut malaikat. Malaikat adalah agentkebaikan. Lawan dari iblis dan syetan sebagai agent kejahatan ( QS.
77:1, 35 :5 ). Ruh bersifat stabil dalam kebaikan tanpa mengenal
perbandingan, ruh adalah kutub positif dari sifat kemanusiaan. Dalamkalimat yang berbeda saya ingin menggambarkan ruh adalah
bagaikanmalaikat yang mengajak pada cahaya yang terang benderang,
melepaskandiri dari kegelapan hawa nafsu. Fungsi ruh secara menyeluruh adalahmembawa sifat-sifat Allah agar kehidupan manusia berjalan sesuai
denganfitrah-Nya, karena ruh membawa sifat hayyat ( hidup), maka manusia
menjadi hidup. Karena ruh membawa sifat rahman rahim, makamanusia juga
punya rasa kasih sayang. Karena ruh juga membawa sifat jabbar
-
8/9/2019 Sukma Sejati Nya Aku
3/6
( perkasa) maka manusia juga ketularan sifat perkasa itu.
Ruh juga membawa sifat qiyamuhu binafsihi/mandiri, maka manusiamemiliki kecenderungan untuk bersifat mandiri. Karena ruh membawa
sifatqudrat iradat/berkuasa dan berkehendak, maka manusia pun
berkehendak
untuk berkuasa dan mencipta. Jika diibaratkan dengan komputermaka ruh
adalah sistem operasi, dimana sifat-sifat manusia bersandar padasifat
sifat ruh yang ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia. Ruh
sebenarnya memiliki potensi tak terbatas, namun karena ia ditiupkanke
dalam jasad manusia, maka ketidakterbatasan Ruh itu sangat dibatasioleh keterbatasan tubuh manusia. Sebagaimana terungkap dalam
puisiSa'di :
Jasad manusia mulia karena ruhnya
Tubuh yang indah bukanlah tanda kemanusiaan
Jika manusia itu disebut manusia
karena mata, telinga, atau lidahnya
maka apa bedanya antara manusia dan gambar manusia di dinding.
Meski tidak terpisah dari tubuh, ruh ditiupkan bukan seasal dan tidaksama dengan tubuh. Inilah yang tersirat dalam firman Allah : Daningatlah , ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak turunan Adam
darisulbi mereka (seraya berfirman), 'bukankah Aku ini Tuhanmu ?'
merekamenjawab , Benar Engkau Tuhan kami ( QS. 7 : 172 ). Dengan
demikian
-
8/9/2019 Sukma Sejati Nya Aku
4/6
sejak awal ditiupkan ruh telah memiliki pengetahuan tentang Tuhan.Akan
tetapi, pengetahuan akan Tuhan (makrifat ) demikian tertutup ketikaruh
menyatu dengan jasad, tertutup oleh tabiat-tabiat jasadi yang
menariknya ke asal usul jasad. Jasad diciptakan dari materi tanah.Karena itu, memiliki sifat-sifat ketanahan yang senantiasa akan jatuh
kebawah, kasar, kotor dan sebagainya. Berbeda dengan ruh, karenadia
berasal langsung dari ruh mutlak ( Allah ), maka dia senantiasa rindu
untuk kembali kepada asalnya. Man 'arafa nafsahu faqad 'arafaRobbahu.
Jadi ruh bersifat ilahiyah dan senantiasa rindu kepada kesucian.Puncak
kesucian adalah Tuhan yang Maha Suci. Dengan demikian, puncakkerinduan
ruh adalah bertemu denganZat Yang Maha Suci. Dari itu, para sufimengatakan bahwa ruh adalah lokus cinta Ilahi, sedangkan qolbu
lokus
makrifat, dan sirr ( lapisan hati terdalam ) lokus musyahadah (penyaksian akan wajah Allah yang Agung ). Dengan demikian, ruh
merupakan motor penggerak dalam pendekatan diri kepada Tuhan.Bahkan
menurut ahlul makrifat, ruh adalah penggerak ke arah kebaikan padaumumnya. Kecintaan ruh pada Tuhan telah melahirkan suatu hasratdan
daya yang terarah kepada satu titik, yakni perjumpaan dengan Tuhanyang
Maha Mutlak. Antara ruh, nafs, qolbu dan akal sesungguhnya bukan
merupakan kecakapan yang masing-masing berdiri sendiri akan tetapikesemuanya itu hanyalah aspek-aspek dari substansinya akan tetapi
berbeda dari sudut fungsinya. Ketika jiwa kita mengarahkan dirinyakearah asalnya yang bersifat ruhani, ia disebut ROH . Ketika ia
mengadakan penalaran rasional diskursif ia kita sebut akal . ketikaia berkemampuan untuk mendapatkan cahaya dari Tuhan secaralangsung
(mukasyafah) ia disebut qolbu, dan ketika ia berhubungan denganbadan maka ia disebut nafs . karena itu dapat disimpulkan bahwa
roh,akal, qolbu dan nafs sama dalam esensinya tetapi berbeda dalam
fungsinya sehingga mendapat nama yang berbeda.
-
8/9/2019 Sukma Sejati Nya Aku
5/6
Tiga hal yang menyebabkan ruh dan jiwa berbeda : 1. karena
substansinya. Jiwa dan ruh berbeda dari segi kualitaszatnya. Jiwa
digambarkan sebagai zatyang bisa berubah-ubah kualitas, naik danturun, jelek dan baik, kotor dan bersih. Sedangkan ruh digambarkan
sebagai zat yang selalu baik dan suci, berkualitas tinggi. Bahkandigambarkan sebagai turunan dari zat ketuhanan ( QS.15 :29). Kata
jiwa
dalam AL-Qur'an diwakili kata nafs, secara umum diartikan sebagaidiri. Penggunaan kata nafs yang menggambarkan jiwa dalam Al-Quran
tidakkurang dari 31 kali. Sedangkan kata nafs (anfus) yang bermakna diri
tidak kurang dari 279 kali. Sementara itu kata ruh dalam AL-Qurandiulang-ulang oleh Allah sebanyak 10 kali. Dalam Al-Quran 39 :42,
91:7-10, 89:27, 75:2, 9 :103, 74:38). jadi jiwa adalah sesuatu dalamdiri kita yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan kualitas
seiringdengan pertumbuhan dan perkembangan kedewasaan seorang
manusia. Semakin
dewasa dia semakin tinggi juga kualitas jiwanya. Bahwa jiwa adalahsosok yang bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang
dilakukanseorang manusia. Jiwa memiliki kebebasan untuk memilih kebaikan
ataukeburukan dalam hidupnya, segala akibat dari perbuatannya akankembali
kepadanya. Kualitas jiwa tergantung kepada kualitas fisik, terutamaotaknya. Kerusakan pada otak maka akan menimbulkan kerusakan
pada jiwa.
Jiwa adalah sesuatu yang bisa terkena pengaruh dari luar berupatekanan
positif dan negatif, sedih senang, kecewa dan bahagia.
Perbedaan kedua antara ruh dan jiwa adalah pada fungsinya. Jiwa
digambarkan sebagai sosok yang bertanggung jawab atas segalaperbuatan
kemanusiaannya. Bukan ruh yang bertanggungjawab atas segalaperbuatan
manusia, melainkan jiwa. Ruh adalah zat yang selalu baik dan
-
8/9/2019 Sukma Sejati Nya Aku
6/6
berkualitas tinggi. Sebaliknya hawa nafsu adalah zat yang rendah danselalu mengajak kepada keburukan. Sedangkan jiwa adalah zat yang
bisamemilih kebaikan atau keburukan tersebut. Maka jiwa harus
bertanggungjawab terhadap pilihannya itu. Setiap jiwa akan
menerimakonsekuensi atau balasan dari perbuatan jeleknya atau perbuatan
baiknya. Ia yang terkena dosa dan pahala. Sedangkan ruh selalumengajak
kepada kebaikan.
Perbedaan yang ketiga adalah pada sifatnya. Jiwa bisa merasakan
kesedihan, kebahagiaan, kedamaian, kekecewaan. Sedangkan ruh
bersifatcenderung selalu dalam kebaikan. Ruh adalah energi kehidupan yang
mengandung fungsi dasar kehidupan itu sendiri. Dalam bahasakomputer,
jiwa adalah program aplikasi sedangkan ruh adalah sistem operasiyang
di dalamnya memiliki energi kehidupan, sedangkan jiwa adalah
programaplikasi yang bisa menyebabkan seorang manusia memiliki
kemampuanoperasional. Jiwa bekerja pada sistem kerja ruh. Jika ruh tidak
berfungsi maka jiwa pun tidak berfungsi, tapi sebaliknya, kalau jiwatidak bekerja, ruh masih tetap bisa bekerja. Kalau diurutkan tingkatpengaruhnya, ruh lah yang memiliki pengaruh paling besar, karena ia
berpengaruh terhadap kerja jiwa dan badan sekaligus. Jika ruh tidakberfungsi, maka badan dan jiwa tidak berfungsi juga, alias mati.
Urutan
kedua adalah jiwa. Jiwa memiliki pengaruh pada badan tapi tidakmempunyai pengaruh pada ruh. Pengaruh jiwa pada badan tidaklah
mutlaksebagaimana ruh. Wa Allahu 'Aalim.