studio perancangan arsitektur 6

23
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 FASILITAS REKREASI TAMAN WISATA AIR DAN RESTORAN DI PALEMANG ARSITEKTUR SIMBOLIK Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 Dosen Pembimbing : JM SRI NARHADI, S.T.,M.T DISUSUN OLEH: Nama : Delsy Oktarina Nim : 1311025 Jurusan : Teknik Arsitektur

Upload: adesaaaaaaaaa

Post on 12-Jul-2016

371 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

zz

TRANSCRIPT

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6FASILITAS REKREASI

TAMAN WISATA AIR DAN RESTORAN DI PALEMANG

ARSITEKTUR SIMBOLIK

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6

Dosen Pembimbing : JM SRI NARHADI, S.T.,M.T

                                                                                              

                    

DISUSUN OLEH:

Nama : Delsy Oktarina

Nim : 1311025

Jurusan : Teknik Arsitektur

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

Alamat: Jln. Bangau no. 60 Palembang

Tahun Ajaran 2015/2016

1. Kategori, Judul, dan TemaKategori : Fasilitas RekreasiJudul : Wisata Taman Air dan Restoran PalembangTema : Arsitektur Simbolik

2. Latar BelakangMasyarakat yang berada di kota kebanyakan sibuk dengan berbagai macam

kegiatan dan aktifitas sehari-hari seperti pekerjaan. Hal tersebut tentunya membuat

orang menyita banyak waktu serta menguras energi. Untuk itu salah satu kegiatan

yang dapat mewadahinya adalah kegiatan berwisata. Wisata merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat

tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan.

Setiap kota tentunya punya sendiri tempat wisata. Sama halnya dengan Kota

Palembang. Kota Palembang mempunyai beberapa macam tempat wisata seperti salah

satunya adalah punti kayu, dan lainnya. Tetapi tempat wisata tersebut kurang menarik

minat para pengunjung. Kota palembang juga tentunya identik dengan kota air

dikarenakan terdapatnya sungai Musi yang menjadi icon Kota Palembang. Tentunya

dahulu Palembang dikenal dengan kota air, tetapi untuk sekarang icon tersebut telah

hilang dan pudar seiring berjalannya waktu dikarenakan alasan tertentu.

Maka penulis membuat sebuah tempat wisata air untuk mempertahankan dan

mengembalikan icon Kota Palembang.

3. Permasalahan

4. TujuanTujuan dari keberadaan fasilitas taman air di Palembang ini di gunakan untuk

mengembalikan icon kota air Palembang. selain itu fasilitas ini dibuat untuk seluruh

masyarakat palembang, wisatawan luar kota, maupun wisatawan asing.

Untuk kriteria perancangan taman air, pertama dibuat kolam utama berukuran

besar untuk tempat bermain anak (perahu, gayung air, dan lainnya) kemudian adanya

landmark pada tempat taman air berupa air mancur serta sclupture. Setelah itu dibuat

kolam arus (seperti kolam arus boneka (rumah boneka di Dufan Jakarta) hanya disini

perbedaannya, masyarakat dapat menaiki kapal yang disekelilingnya terdapat

restaurant. Dengan konsep arsitektur Nusantara.

Dan banyak fasilitas lain yang nanti akan di kembangkan oleh perancang

seperti kolam renang anak, dan lainnya.

5. Studi Banding

6. Literatur6.1 Pengertian Wisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10. Tahun 2009 tentang

kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata

yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Terdapat bermacam-macam

pendapat para ahli mengenai pengertian wisata diantaranya:

6.1.1 Gamal Suwartono, SH

Wisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju

ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena

berbagai

kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama,

kesehatan maupun kepentingan lain.

6.1.2 E. Guyer Freuler

Wisata merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas

kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan

menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan

oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia

sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta

penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan.

6.1.3 Fandeli (1995:3) pariwisata menurut daya tariknya dapat dibedakan

menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Daya Tarik Alam

Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi

daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut,

pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan objek wisata yang masih

alami.

2. Daya Tarik Budaya

Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan

mengunjungi tempat-tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya,

seperti Kampung Naga, Tanah Toraja, Kampung Adat Banten, Kraton Kasepuhan

Cirebon, Kraton Yogyakarta, dan objek wisata budaya lainnya.

3. Daya Tarik Minat Khusus

Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek

wisata yang sesuai dengan minat seperti wisata olahraga, wisata rohani, wisata

kuliner, wisata belanja.

6.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata

Menurut Foster (1985:5) faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan

wisata adalah sebagai berikut:

6.2.1 Profil Wisatawan (Tourist Profile)

Profil wisatawan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

1.Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (sosio economic

characteristic) yang meliputi umur, pendidikan dan tingkat pendapatan.

2. Karakteristik tingkah laku (behavioural characteristic) yang meliputi

motivasi,sikap dan keinginan wisatawan.

6.2.2 Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang meliputi

informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan fasilitas dan

pelayanannya.

6.2.3 Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal di

daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.

6.2.4 Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and characteristic of

destination) yang meliputi jenis atraksi, akomodasi, ketersediaan dan

kualitas fasilitas pelayanan, kondisi lingkungan dan sebagainya.

Keempat faktor di atas dirumuskan melalui unsur penawaran (supply) dan

unsur permintaan (demand). Adanya kedua unsur yang berlawanan ini melahirkan

berbagai jenis kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung di suatu

kawasan wisata. Faktor

yang mendorong suatu perjalanan wisata dari daya tarik objek wisata diharapkan

membentuk citra atau image. Citra wisata adalah gambaran yang diperoleh

wisatawan dari berbagai kesan, pengalaman dan kenangan yang didapat sebelum,

ketika dan sesudah mengunjungi objek wisata. Dengan demikian untuk

membentuk citra dari suatu kawasan wisata perlu adanya suatu produk wisata

yang dapat mempengaruhi perjalanan seorang wisatawan. Produk

tersebut dirumuskan dengan menampilkan objek yang menarik dan sarana yang

mendukung sehingga mempunyai nilai kompetisi.

6.3 Pengertian Taman Air

Definisi objek taman air / waterpark menurut wikipedia yaitu tempat bermain dan

rekreasi outdoor yang luas untuk anak dan juga orang dewasa, dimana sarana

utamanya adalah air, sebuah taman hiburan dimana atraksi-atraksinya meliputi

kolam renang, seluncuran/slides, dan fasilitas rekreasi lainnya yang berkaitan

dengan air. Waterpark adalah sebuah taman hiburan yang menampilkan wilayah

waterplay, seperti slide air, bantalan splash, spraygrounds (bermain air), lazy

river, berenang, lingkungan barefooting dan rekreasi lainnya. Waterpark juga

dapat dilengkapi dengan beberapa jenis area selancar buatan atau bodyboarding

seperti kolam gelombang atau flowrider.

6.4 Sistem Struktur Taman Air

Menurut Snyder, James & L Cafonese (1998:872) dalam pertimbangan pemilihan

sistem struktur dalam perancangan wisata taman air, hal-hal yang perlu diperhatikan

yaitu sebagai berikut:

Kekokohan (Strength)

Kestablian (Stability)

Kemampuan melayani (Service ability)

Keamanan (Safety)

Keawetan (Durability)

6.5 Fasilitas Taman Air

6.5.1 Kolam Renang

Tata cara perencanaan teknik bangunan kolam renang dimaksudkan untuk digunakan

sebagai acuan dan pegangan dalam merencanakan bangunan kolam renang. Tujuan

tata cara perencanaan teknik ini untuk mendapatkan perencanaan teknis bangunan

kolam renang yang memenuhi ketentuan-ketentuan minimum. Adapun ruang lingkup

tata cara perencanaan teknik ini berlaku untuk digunakan sebagai kolam renang

perlombaan dan pemasalan atau pemandian umum. Kolam renang wisata taman air ini

termasuk kolam renang tipe C yaitu kolam renang yang digunakan untuk kegiatan

renang bagi pemula atau kolam renang untuk anak-anak. kolam renang tipe C/anak-

anak harus mempunyai tipe, ukuran panjang, lebar, dan kedalaman yang telah

ditentukan. Berikut ketentuan-ketentuan tipe dan ukuran kolam renang yang

ditampilkan dalam gambar.

Ketentuan Khusus Ketentuan khusus untuk komponen bangunan kolam renang adalah

sebagai berikut :

1. Pelimpahan air/bibir kolam:

Air dari pelimpahan kolam tidak boleh bercampur dengan pelimpahan dari tempat

lain .

Pada tepi kolam perlu disediakan pelimpahan air/bibir kolam dengan kapasitas 3 –

5 m 3 seperti yang ditampilkan pada gambar 2.2 berikut:

2. Dinding dan lantai kolam:

Pada kedalaman 1,2 m harus disediakan tempat injakan kaki seperti yang

ditampilkan pada gambar 2.3 berikut:

Harus kuat, keras dan tidak licin

Harus berwarna terang

Bibir kolam harus dengan warna yang berbeda (lebih gelap) dari dinding

Lantai kolam dengan lebar minimal 2,5 cm, dalam 5 cm, dan dibuat sejajar arah

memanjang/lintasan perenang

3. Tangga kolam

Lebar tangga 60 cm, dalam 10 cm, dan harus terbenam ke permukaan dinding

Jarak anak tangga maksimal 30 cm 4.

4. Plumbing dan Air Kecepatan Air

kapasitas saringan dan kualitas air harus memenuhi ketentuan berikut

Pipa penerima/air masuk 3,05 m / detik

Pipa penghisap/air keluar 1,85 m/detik

Kecepatan air pada mulut pipa penghisap 0,6 m/detik

Kualitas air disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Kolam renang menurut buku Swimming Pool. Mc Graw Hill Book Company

(1997) terbuat dari kontruksi beton bertulang dengan ketebalan tertentu yang

menyatu dengan kontruksi utilitasnya. Secara garis besar, kolam renang

digolongkan atas 2 sistem sirkulasi yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama

membersihkan permukaan air dari kotoran atau sampah yang mengambang dan

tak dapat tenggelam yaitu : 1. Sistem Sirkulasi Overflow, dan 2. Sistem Sirkulasi

Skimmer

6.5.2 Kolam Arus

Kolam arus umumnya merupakan kolam

sebagai penerus dari seluncur,

konstruksinya seperti kolam renang biasa,

namun di dalam desainnya dibuat seperti

membuat alur sungai.

Spesifikasi kolam arus yaitu :

Kedalaman kurang lebih x m

Lebar dengan faktor kenyamanan kurang lebih x m

6.6 Elemen Pengisi (Benda hidup)

6.6.1 Tanaman

Karakter Tanaman

Karakter fisik tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan percabangannya,

bentuk tajuk, massa daun, massa bunga, warna, tekstur, aksentuasi, skala ketinggian,

dan kesendiriannya. Pemilihan jenis tanaman dalam suatu desain lansekap merupakan

suatu seni dan ilmu pengetahuan. Seni karena menyangkut komposisi elemen desain

seperti warna, bentuk, tekstur, dan kualitas desain yang berubah karena sangat

dipengaruhi oleh iklim, usia dan faktor alam. Ilmu pengetahuan menyangkut dari

teknik peletakan, teknik penanaman, dan pertumbuhannya. Pemilihan jenis tanaman

tergantung pada :

Fungi tanaman, sesuai dengan tujuan perancangan

Peletakan tanaman, sesuai dengan fungsi tanaman

Tanaman tidak hanya mengandung atau mempunyai nilai estetis saja, tapi juga

berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Menurut Carpenter (1975)

Berbagai tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut:

Kontrol pandangan (visual control)

Pembatas fisik (physical barriers)

Pengendali iklim (climate control)

Pencegah erosi (erosion control)

Habitat satwa (wildlife habitats)

Nilai estetis (aesthetic values)

Penggunaan dan Perletakan

6.7 Elemen Pengisi (Benda Mati)

Elemen pengisi (benda mati) merupakan unsur-unsur atau material yang digunakan

dalam mendukung dalam perencanaan dan penataan taman.

a. Elemen Pelengkap

Batu-batuan

Batu-batuan merupakan salah satu material pelengkap dan sebagai material

keras alami dari potensi geologi. Material batu-batuan dapat dimanfaatkan

untuk menghasilkan suatu susunan dinding ataupun pola lantai. Batu-batuan

dapat menghasilkan kesan kasar atau halus. Kesan yang ditampilkan oleh

penataan batu-batuan tergantung pada warna batu yang digunakan, misalnya

batu dengan warna gelap seperti batu candi dan batu kali cendrung

menimbulkan kesan berat sedangkan batu dengan warna terang akan

menimbulkan kesan ringan, contohnya batu paras dan palimanan. Setiap batu

memiliki karakter yang berbeda seperti:

Batu Kali, cocok dan serasi apabila ditata untuk kolam hias, atau pada

lokasi-lokasi yang berdekatan dengan unsur air.

Batu Gunung, cocok dan serasi apabila ditata pada bukit-bukitan dalam

taman yang dipadukan dengan sekelompok tanaman hias.

Batu Fosil atau Batu Sembur, berbentuk sangat artistic dan sangat indah bila

dipadukan dengan jenis-jenis tanaman langka seperti jenis tanaman palem dan

jenis-jenis pakisan.

Potongan Kayu

Potongan kayu merupakan salah satu material keras alami yang banyak di

pergunakan dalam merancang arsitektur lansekap. Bermacam-macam jenis

kayu dapat dijadikan bahan material untuk membentuk prabot lansekap

( Landscaped furniture), dinding penahan tanah (retaining wall) ataupun lantai.

Kekuatan kayu berbeda-beda tergantung pada tingkat keawetan dan jenis kayu

yang digunakan. Keawetan kayu dalam lansekap tergantung dalam

penempatannya. Kayu yang terlindung dari hujan dan sinar matahari tidak

akan cepat rusak. Untuk mempertinggi sifat keawetan kayu, dapat diusahakan

dengan mengecat atau mengurangi kadar air, ataupun diberi cairan pengwet

kayu. Penggunaan material kayu sebagai elemen lansekap akan memberi kesan

hangat.Penggunaan kayu pada ruang luar ditampilkan pada elemen landsekap.

Lampu Taman

Lampu taman merupakan material pelengkap yang sangat penting dalam

perancangan taman. Dalam menggunakan lampu taman kita dapat

mempermainkan tingkat cahaya sehingga menghasilkan kesan yang berbeda-beda

sesuai dengan tingkat

keterangan, warna lampu yang digunkan dan bentuk atau model lampu yang

digunakan.

Fungsi Lampu taman

Fungsi lampu taman disamping sebagai penerangan, lampu taman juga mampu

menciptakan keindahan ataupun mendukunng keindahan dari taman itu sendiri.

Lampu taman juga dapat digunakan untuk menciptakan kesan atau suasana

surprise, yaitu dengan membuat irama dan menciptakan klimaks sehingga

menciptakan taman dengan suasana surprise atau mengejutkan. Lampu taman

juga dapat berperan untuk sekedar Penggunaan Kayu Pada Ruang Luar

Warna pada lampu taman

Warna pada lampu taman akan memberi suasana pada taman. Misalnya

penggunaan warna lampu kemerahan memberi kesan hangat dan santai

sedangkan warna lampu putih terang akan menimpulkan kesan formal pada

taman.

Kursi taman

Kursi taman berfungsi sebagai tempat beristirahat, mengobrol dan aktifitas sosial

lainnya. Kursi taman dapat pula menjadi elemen estetika apabila ditempatkan

pada tempat yang baik dan selaras dengan konsep taman yang rencanakan.

Patung

Patung selain memancarkan kesan artistik, juga sebagai elemen pelengkap dalam

taman. Sebuah taman kurang lengkap jika tidak disertai dengan keindahan sebuah

patung berukir. Fungsi patung pun bukan sekadar penghias taman agar lebih

indah, tapi elemen pendukung ini mampu memberikan kesan berbeda bagi

penikmatnya. Dalam mengaplikasikannya, dibutuhkan beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan, diantaranya membuat perencanaan yang matang terlebih

dahulu. Patung tidak hanya tampil sendiri di taman. Untuk menata kolam,

penempatannya bisa di sisi mana saja, asalkan dapat memperindah taman dan

menyeimbangkan antara taman, kolam dan patung.

Perkerasan

Dalam Arsitektur lansekap perkerasan merupakan bagian dari material yang

dipergunakan dalam menyelesaikan desain lansekapnya. Terutama pada tempat-

tempat yang mempunyai itensitas kegiatan tinggi. Intensitas penggunan lantai

perkerasan yang tinggi antara lain dapat digunakan sebagai berikut:

Jalan setapak

Jalan masuk kendaraan

Tempat parkir

Area bermain

Plaza tempat berkumpul

Area tempat duduk

Jenis bahan perkerasan atau bahan atau material yang digunakan untuk membuat

perkerasan adalah krikil, batu lempeng, semen, aspal, beton, batu koral, ubin, keramik

dan batu bata.

6.8 Fasilitas Yang Ada Di Taman Air

1. Fasilitas Utama

Kolam arus

Kolam dewasa

Kolam keluarga/anak-anak

Waterspray/permainan air

Kolam renang

Futsal air

2. Fasilitas Pendukung

Lobby

Loket tiket

Ruang ganti dan ruang bilas

Penitipan barang

Restaurant

Outdoor cafe

ATM dan money changer

Toko sovenir

Medical clinic

Kantor pengelola

Toilet

3. Fasilitas Service

Ruang keamanan taman air

Ruang lifeguard

Tempat penyewaan pelampung/ban dan peralatan renang

Tempat perawatan teknis mesin

Tempat perawatan dan kebersihan areal taman air

4. Persyaratan Ruang Standard

Lavatory : Satu lavatory pria = 0.85 x (1.25 + 2.05) = 2.81 m²

Satu lavatory wanita = 0.85 x (1.25 + 1.9) = 2.68 m²

Berikut ini merupakan gambar standard kamar mandi dari standard data

arsitek yang ditampilkan pada gambar.

Syarat-syarat perancangan area toilet atau kamar mandi berdasarkan data arsitek

Neufert (2002: 67-69) yaitu sebagai berikut:

1. Perlengkapan: kloset duduk (watercloset), wastafel, urinal (khusus pria),

floordrain

2. Ukuran bilik untuk kloset duduk: lebar min 85cm, kedalaman min.125cm (pintu

keluar), kedalaman min.150cm (pintu ke dalam)

3. Jalur sirkulasi di dalam area toilet minimal 125 cm

4. Jarak antar wastafel dan urinal minimal 60 cm

5. Jarak antar wastafel dan urinal dengan dinding minimal 45 cm

6. Ventilasi setiap WC minimal 1.700 cm2

7. Ketinggian langit-langit maksimal 2 meter

8. Setiap WC maksimal 10 kelompok kloset

9. Perangkat kebersihan setiap 100 kegiatan = 15 buah

10. Wastafel setiap 100 kegiatan = 10 buah

11. Shower setiap 100 kegiatan = 4 buah

12. Kamar mandi untuk difabel setiap 100 kegiatan = 1 buah

13. Perbandingan kloset pria : wanita adalah 3:6

14. Perbandingan kloset: urinal pria adalah 1:1

15. Perbandingan wastafel pria:wanita adalah 2:3

Standar Ruang Ganti dan Locker

Lebar ruang gerak pada ruang ganti dan locker menurut standar yang umum

adalah:

100 orang ≥ 1.10 – 1.20 m

250 orang ≥ 1.65 – 1.80 m

400 orang ≥ 2.20 – 2.40 m

Standard Ruang Restaurant

Sedangkan untuk kelengkapan restaurant / area makan terdapat standard

perlengkapan dan peralatan berdasarkan data arsitek Neufert (2002:119) yaitu sebagai

berikut:

1. Dalam tempat duduk: 40cm, ketika berdiri: 55-75cm

2. Lebar tempat makan: minimal 60cm

3. Meja makan untuk 2 orang: (80-85) cm x 60cm

4. Tambahan lebar tempat makan untuk tambahan satu orang di sisi: 15-20cm

5. Jarak antar kursi bar: 65cm

6. Dimensi kursi bar: 40 cm x 40 cm

7. Tinggi kursi bar: 80cm

8. Tinggi pijakan kaki bar: 20-40cm

9. Tinggi meja bar dari ketinggian kursi: 30-35cm

10. Jarak kursi dengan meja bar: 10cm

11. Kedalaman meja bar: 50cm

Untuk kelengkapan area dapur terdapat standard perlengkapan dan peralatan

berdasarkan data arsitek Neufert (2002:119) yaitu sebagai berikut:

1. Jalur sirkulasi kerja: 110cm

2. Tinggi meja kerja: 90-115cm

3. Kedalaman meja kerja: 50cm

4. Jarak meja dengan rak di atasnya: minimal 50cm

5. Dimensi rak gantung: kedalaman 40cm, tinggi 60-70cm

6. Kedalaman meja bar untuk persiapan minuman: 75cm

Standar Ruang Office

1 Kantor direktur 14-20 m2

2 Ruang administrasi 6 m2

3 Pos keamanan 3,7 m2

4 Ruang CCTV 10 m2

5 Ruang cleaning service 0,55 m2

6 Gudang 1,1 m2

7 Mushola 0,85 m2

Untuk kelengkapan area office terdapat standard perlengkapan dan peralatan

1. Kedalaman area kursi: 40-65 cm

2. Lebar nyaman area kaki: 70cm

3. Kedalaman nyaman area kaki: 60cm

4. Tinggi nyaman area kaki: minimal 59cm

5. Tinggi kursi kerja: 42-54cm

6. Tinggi penopang kaki: 10-15cm

7. Tinggi meja kerja: 62-78cm (nyaman 72cm)

8. Jarak bebas kursi antara meja dengan dinding atau perabot: 70-80cm

9. Jalur sirkulasi antara meja dengan dinding: 55cm

10. Jalur sirkulasi antara meja dengan dinding bila ada kursi kerja: 100cm

11. Jalur sirkulasi antar rak: 120 cm

12. Kedalaman meja kerja: 60-125 cm

13. Lebar meja kerja: 140 -156 cm

14. Kedalaman rak samping: minimal 30cm

15. Kedalaman rak-rak arsip: 51cm

16. Tinggi rak arsip: 75cm, 120cm, 195cm

Sedangkan Syarat-syarat perancangan area perawatan (gudang) berdasarkan Data

Arsitek Neufert (2002:63) yaitu sebagai berikut:

1. Sistem rak: rak dari kayu (dibuat sendiri), sistem rak rakitan, rak lemari

2. Rak dari kayu: kedalaman 30-90 cm, lebar ± 1 meter, ketinggian 2-3 meter

3. Sistem rak rakitan: terbuat dari rangka besi, dimensi sama dengan rak kayu

4. Rak lemari: kedalaman 30-90cm, lebar 1,60-2,40 meter, ketinggian 1,80-2,90

meter