azas perancangan arsitektur: 5 azas perancangan arsitektur beserta contoh
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

AZAS PERANCANGAN ARSITEKTUR
Nama : M. Razqialvin Agung
No. DP : 1270121009
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

Merancang adalah sebuah proses. Bagi seorang
perancang, asas perancangan merupakan salah
satu ‘senjata’ dalam proses tersebut. Asas menjadi
semacam landasan pemikiran bagi perancang
dalam menentukan gagasan rancangannya, juga
sebagai pedoman dan pengarah bagi proses
merancang. Asas-asas tersebut antara lain asas
estetika, asas fungsional, asas rasional, asas
simbolik, dan asas psikologi.
Dalam merancang, filosofi bangunan merupakan
unsur yang dipakai untuk menganalisa aspek-
aspek ke-arsitekturan, sehingga di dapat satu
bentuk hasil rancangan yang memenuhi kaidah-
kaidah arsitektur serta dapat mencapai target
atau sasaran yang akan dituju. Filosofi bangunan
tersebut diharapkan mampu menjadi mediator
dalam menilai suatu karya arsitektur, dengan kata
lain hasil rancangan yang ada dapat dinilai oleh
masyarakat secara langsung untuk menjadi ciri
khas bangunan yang sesuai dengan fungsinya.
Berikut merupakan penjelasan dari kelima azas
tersebut:
1. Azas Estetika
Kata estetika berasal dari bahasa Yunani
aisthetica dan aisthesis. Aesthetica adalah hal-hal
yang dapat dipersepsi atau diserap oleh
pancaindera, sementara aisthesis adalah
pencerapan indera atau persepsi inderawi. Estetika
adalah bagian dari atau termasuk ruang lingkup
filsafat, yaitu filsafat keindahan. Tetapi pada saat
ini, estetika tidak lagi semata-mata bercorak

filsafati, melainkan juga sudah sangat ilmiah. Pokok
bahasan estetika tidak hanya mengenai masalah
keindahan, tetapi sudah meluas meliputi seni dan
pengalaman estetis. Sejalan dengan
berkembangnya seni, estetika kemudian diartikan
sebagai keindahan yang dihubungkan (terutama)
dengan seni.
Estetika sebagai azas arsitektur, sangatlah erat
hubungannya dengan aspek venustas dari
arsitektur yang diungkapkan oleh Vitruvius.
Penekanannya terutama pada wujud arsitektur
sebagai objek rupa yang terkait dengan impresi
visual. Sebuah objek arsitektur dibuat estetis melalui
penataan bentuk, bahan (warna/tekstur), ukuran,
dan letak, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
unity, order, dan coherence. Berikut adalah
bangunan-bangunan yang ditinjau dari segi
estetika:
1. Istana Alhambra

Terletak di bukit La Sabica, Alhambra ialahsebuah istana
peninggalan dinasti Bani Ummayah saat Spanyol masih dikenal
sebagai Andalusia. Istilah Alhambra diambil dari bahasa Arab
berarti Istana Merah, dikarenakan hampir di seluruh bagian
bangunan yang didirikan oleh Sultan Muhammad bin Ahmar, raja
bangsa Moor yang berasal dari Afrika Utara ini berwarna merah. Yang khas dari bangunan ini adalah pahatan ornamen huruf
Arab yang mewarnai di berbagai dinding dalam, bertuliskan "Laa
ghaliba illalah" (tiada kejayaan selain Allah). Alhambra
merupakan salah satu contoh bangunan lama yang bernilai
estetika tinggi.
2. Sebuah rumah di Jakarta Barat, kompleks
Perumahan Puri Indah. Rumah yang dijual ini
merupakan sebuah contoh bangunan modern yang
memiliki nilai estetika yang tinggi, dilihat dari eksterior dan
lanscape/taman rumah ini.

2. Azas Rasional
Asas rasional menekankan pada fungsi arsitektur
sebagai sebuah wadah aktivitas manusia serta
mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas.
Sebagai sebuah wadah, maka ia dapat menjadi
penyesuai perilaku manusia yang beraktifitas di
dalamnya. Pengolahan ruang yang terjadi banyak
dipengaruhi pemikiran bagaimana nantinya ruang
itu akan digunakan dan bagaimana arsitektur
memenuhi kebutuhan ruang tersebut dengan
efektif dan efisien. Gambar-gambar dibawah ini
merupakan contoh bangunan yang termasuk
kedalam azas rasional :
1. Masjid
Masjid merupakan bangunan yang menggunakan azas rasional,
karena ia adalah wadah aktivitas manusia serta
mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas manusia kepada
Tuhan. Masjid yang terdapat pada gambar diatas adalah Masjid
Kul Sharif, yang merupakan pusat peradaban umat muslim dan
pusat kajian agama Islam di Rusia. Masjid ini termasuk salah satu
masjid terbesar dan terindah di Rusia.

2. Gereja
Sama halnya seperti Masjid, gereja juga merupakan contoh
bangunan berazas rasional.
Gereja dibawah ini merupakan gereja Katolik terbesar di dunia,
terletak di negara kecil Vatikan, pusat peradaban umat Kristen.
Adalah Gereja Katolik Roma, yang memiliki anggota sebanyak
kurang lebih semilyar, sama dengan separuh dari total umat
kristen diseluruh dunia atau seperenam dari populasi dunia.

3. Azas Fungsional
Asas fungsional arsitektur menurut pemikiran
Mayall mengedepankan fungsi dan peran
arsitektur, bagaimana arsitektur itu bertugas dan
apa perannya bagi manusia dan dunia.
Azas fungsionalitas dalam hal ini sering dirancukan
dengan azas utilitarianism yang mengedepankan
guna arsitektur. Padahal, fungsi dan guna
merupakan dua hal yang berbeda. Fungsi
arsitektur lebih cenderung kepada tujuan
dibuatnya arsitektur itu sendiri, sebagai contoh
sebagai sebuah tempat berlindung, sebagai
sebuah pernyataan status, sebagai cerminan
budaya, sebagai penanda waktu, sebagai
penanda kekuasaan, dsb. Sementara guna lebih
merujuk kepada bagaimana arsitektur itu
dimanfaatkan oleh manusia, apakah ia menjadi
sebuah rumah tinggal, rumah sakit, bank, kantor,
sekolah, dsb. Asas fungsional sendiri meliputi
sepuluh prinsip perancangan, yakni principle of
totality, time, value, resources, synthesis, iteration,
change, relationships, competence, dan service.
Contoh dari bangunan fungsional adalah :

1. Rumah Sakit
2. Bank

4. Azas Simbolik
Asas simbolik merupakan asas yang menyertakan
sejarah dalam proses merancangnya. Namun,
sejarah yang dimaksud di sini bukanlah sejarah
yang terkait peristiwa maupun identitas lokal,
melainkan kenangan-kenangan akan arsitektur
masa lalu yang dibangkitkan lagi melalui karya-
karya masa kini. Asas simbolik ini erat hubungannya
dengan fungsi arsitektur sebagai sebuah
penyampai pesan. Dan penyelesaiannya tentu
tidak akan lepas dari upaya agar pesan tersebut
dapat ditangkap oleh orang yang
mengapresiasinya.Dengan demikian, salah satu
penekanan pada asas ini adalah wujud objek,
bukannya bentuk seperti pada asas rasional yang
mengedepankan keefektifan ruang terkait guna
bangunan. Berikut merupakan contoh bangunan
yang mengedepankan azas simbolik dalam
perancangannnya :
1. Candi Borobudur
Arsitektur Candi Borobudur di Jawa Tengah, terdapat 10 tingkat
yang menggambarkan filsafat Mahayana.

2. Ren Building
Gambar di atas adalah Ren Building yang ada di Shanghai Cina.
Bangunan tersebut dibangun dengan mengambil konsep tulisan
Cina "ren" (人) yang berarti manusia. Bangunan ini merupakan
gabungan atau kombinasi dari 2 gedung sehingga membentuk
tulisan "ren". Bangunan yang satu mencerminkan pikiran
sedangkan bangunan kedua mencerminkan tubuh. Bangunan ini sebagai simbol dari kepekaan budaya.

5. Azas Psikologi
Azas psikologi berusaha menggabungkan antara
asas rasional dan simbolik. Dalam asas ini, pemakai
karya rancangan dapat berpartisipasi dalam
rancangannya. Asas psikologik berupaya
menimbulkan respon dari pengguna dan
merangsang fantasinya. Gubahan-gubahan
dalam asas ini akan turut mempengaruhi pola
perilaku manusia.
Meskipun ada banyak asas dalam perancangan
arsitektur yang kelihatannya terpisah, dalam
penerapannya, masing-masing asas tersebut tetap
memiliki andil dalam membentuk suatu karya
arsitektur. Karena, penggunaan asas dalam
merancang bukanlah suatu pilihan, melainkan
prioritas. Sehingga, bukan tidak mungkin suatu
karya arsitektur melibatkan masing-masing asas
tersebut dalam proses perancangannya, hanya
saja dalam porsi yang berbeda-beda, yang satu
mungkin lebih menonjol daripada yang lain.
Sebagai contoh :
1. Bangunan Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK)
Bangunan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan sebuah contoh
dari azas psikologi, karena semua aspek telah disesuaikan pada penggunanya, yaitu anak-anak. Mulai dari bentuk bangunan, cat
dinding yang berwarna-warni, hingga taman bermain yang asri
sangat diatur sedemikian rupa hingga dapat mengubah psikologi
anak menjadi lenih ceria di lingkungan sosial yang hidup.

2. Gedung Kantor
Sebagai sebuah banguna yang diperuntukkan sebagai pusat
kegiatan bekerja, tentunya seluruh aspek telah disesuaikan
dengan pengguna, yaitu karyawan. Bentuk bangunan kantor
yang umumnya cenderung kotak dengan aksen garis yang tegas
dan seragam, seolah mengandung makna ketegasan , yang
tentunya berguna bagi psikologi para pegawai dan karyawan
didalamnya.