studi penentuan batas maritim antara dua negara berdasarkan...
TRANSCRIPT
Powerpoint TemplatesPage 1
Powerpoint Templates
Studi Penentuan Batas Maritim Antara Dua Negara Berdasarkan
Undang – Undang yang Berlaku di Dua Negara yang Bersangkutan
(Studi Kasus : NKRI dan RDTL)
DIKA AYU SAFITRI
3507 100 026
Powerpoint TemplatesPage 2
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas
perairan 5,8 juta km2, yang terdiri atas luas perairan
kepulauan dan laut teritorial sebesar 3,1 juta km2 dan luas
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebesar 2,7 km2, serta
memiliki garis pantai mencapai 81.290 km. (Prosiding
Simposium Nasional Problematika Batas – Batas NKRI
Ditinjau Dari Segi Teknis & Hukum, 2010)
Powerpoint TemplatesPage 3
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
berbatasan dengan 10 negara tetangga, salah satunya
yaitu Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Awalnya RDTL menjadi satu bagian dari NKRI, yang
terdapat di daerah Pulau Timor. Pada tanggal 20 Mei
2002, RDTL resmi keluar dari NKRI.
Latar Belakang
Powerpoint TemplatesPage 4
NKRI dan RDTL ataupun pemerintah kolonial pendahulu
kedua negara, yakni Belanda dan Portugal belum pernah
melakukan perundingan untuk menentukan batas
maritim.
Batas maritim merupakan tindak lanjut dari batas darat.
Batas maritim antara dua negara bersebelahan ini belum
dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan karena batas
darat antara dua negara belum terselesaikan.
Latar Belakang
Powerpoint TemplatesPage 5
Perumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan batas maritim antara NKRI
dengan RDTL yang sesuai dengan undang – undang
atau kesepakatan yang berlaku di dua negara tersebut?
2. Menganalisa zona maritim antara dua negara.
Powerpoint TemplatesPage 6
Batasan Masalah
1. Penggambaran wilayah maritim pada Peta Navigasi dan Peta
Lingkungan Laut Nasional mengenai batas antara NKRI dengan
RDTL yang disesuaikan dengan undang – undang atau
kesepakatan yang berlaku di dua negara tersebut, yakni
Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2008, United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS 1982) pasal
3,5,33,47,57,76 dan 87 serta Technical Aspects on The Law of
the Sea (TALOS 2006).
2. Analisa batas wilayah maritim pada peta navigasi dengan batas
wilayah yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun
2008, United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS 1982) pasal 3,5,33,47,57,76 dan 87 serta Technical
Aspects on The Law of the Sea (TALOS 2006).
Powerpoint TemplatesPage 7
Tujuan
1. Mengetahui batas wilayah maritim antara NKRI dengan RDTL
yang telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun
2008, United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS
1982) pasal 3,5,33,47,57,76 dan 87 serta Technical Aspects on
The Law of the Sea (TALOS 2006).
2. Menghasilkan peta batas wilayah maritim antara NKRI dengan
RDTL yang telah disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No.
37 tahun 2008, United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS 1982) pasal 3,5,33,47,57,76 dan 87 serta Technical
Aspects on The Law of the Sea (TALOS 2006).
Powerpoint TemplatesPage 8
Manfaat
1. Memberi informasi mengenai batas wilayah maritim
antara NKRI dengan RDTL yang telah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2008, United
Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS
1982) pasal 3,5,33,47,57,76 dan 87 serta Technical
Aspects on The Law of the Sea (TALOS 2006).
2. Memberikan informasi tentang penentuan batas
wilayah maritim.
Powerpoint TemplatesPage 9
Peta Laut
Peta laut adalah peta dengan tujuan khusus yang
dirancang untuk navigasi atau tujuan khusus lainnya.
Nautical chart menggambarkan kondisi perairan atau
wilayah laut yang mana unsur-unsur yang ditampilkan
cukup detil meliputi garis pantai, konfigurasi pantai,
morfologi zona pantai, kondisi dasar laut, area laut hingga
batas terkait, serta garis-garis batas maritim.
Powerpoint TemplatesPage 10
Zona Maritim
Zona Maritim Nasional Zona Maritim Internasional
laut teritorial laut bebas
zona ekonomi eksklusif ZEE dasar laut dalam
perairan pedalaman
perairan kepulauan
zona tambahan
landas kontinen
Powerpoint TemplatesPage 11
Garis Pantai
Titik Pangkal
Garis pantai menurut IHO Hydrographic Dictionary
(1970) adalah garis pertemuan antara pantai (daratan)
dan air (lautan).
Titik pangkal merupakan titik koordinat geodetik yang
berada pada bagian terluar dari garis air rendah yang
akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan
batas daerah di laut.
Powerpoint TemplatesPage 12
Garis PangkalGaris Pangkal menurut UNCLOS 1982 adalah suatu garis
awal yang menghubungkan titik-titik terluar yang diukur
pada kedudukan garis air rendah (Low Water Line)
dimana batas-batas ke arah laut, seperti laut territorial
dan zona maritim lainnya seperti zona tambahan, landas
kontinen dan zona ekonomi eksklusif di ukur. Dengan
demikian garis pangkal merupakan acuan dalam
penarikan batas terluar dari wilayah perairan.
Powerpoint TemplatesPage 13
Macam – Macam Garis Pangkal
1. Garis Pangkal Normal (Normal Baseline)
2. Garis Pangkal Lurus (Straight Baseline)
3. Garis Pangkal Kepulauan (Archipelagic Baseling)
Powerpoint TemplatesPage 14
4. Garis Pangkal Penutup Teluk (Closing Baseline)
5. Garis Pangkal untuk Kasus Mulut Sungai
6. Garis Pangkal untuk Instalasi Pelabuhan
(Harbor Works)
Macam – Macam Garis Pangkal
Powerpoint TemplatesPage 15
Metode Delimitasi Batas Maritim1. Metode sama jarak
2. Metode pararel dan meridian
3. Metode enclaving
4. Metode tegak lurus (perpendicular)
5. Metode garis pararel
6. Metode batas alami
7. Pendekatan dua tahap (two-stage approach)
Powerpoint TemplatesPage 16
Province A
Province B
Equidistance line
Province B
Province A
Equidistance line
Metode Delimitasi Batas Maritim
Powerpoint TemplatesPage 17
Proyeksi Peta
Permukaan bumi tidak dapat digambarkan pada suatu bidang
datar tanpa mengalami distorsi jarak, sudut atau bentuk, dan
luas. Sehingga diperlukan adanya proyeksi peta. Proyeksi peta
berfungsi meminimalkan beberapa distorsi tersebut.
Untuk peta laut, proyeksi merkator adalah jenis yang baik
digunakan. Peta laut yang menggunakan proyeksi merkator
mewakili arah yang sebenarnya karena mempertahankan
azimuth. Dan karena sifatnya yang konformal, sehingga unsur –
unsur kecil tetap dipertahankan bentuk aslinya di atas peta.
Dapat disimpulkan Proyeksi ini menyediakan pengukuran sudut,
jarak, dan arah terbaik.
Powerpoint TemplatesPage 18
Faktor Utama yang Mempengaruhi
Delimitasi Batas Maritim
1. Pertimbangan Politis, Strategis, dan Sejarah
2. Pertimbangan Ekonomi dan Lingkungan
3. Pertimbangan Geografis
4. Pertimbangan Geologis dan Geomorfologis
Powerpoint TemplatesPage 19
Undang – Undang Yang Berlaku di Dua Negara
1. Traktat Timor 19042. Peraturan Pemerintah no. 37 Tahun 2008 3. United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS 1982)4. Technical Aspects on The Law of the Sea (TALOS)
Powerpoint TemplatesPage 20
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini mengambil wilayah perbatasan
NKRI dengan RDTL.
NKRI 6 LU - 11 08’LS dan 95 BT - 141 45’BT
RDTL 8 LS - 10 LS dan 124 BT - 127 30’BT.
Powerpoint TemplatesPage 21
Data dan Peralatan
Data
-Peta navigasi Laut Savu (Selat Ombai dan Selat Wetar)
dan Laut Timor. Skala 1 : 100.000 / 500.000
-Peta Lingkungan Laut Nasional daerah Nusa Tenggara
Timur dan Timor Timur. Skala 1 : 500.000
-Peraturan pemerintah no. 37 tahun 2008.
-United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS 1982)
-Technical Aspects on The Law of the Sea (TALOS)
Powerpoint TemplatesPage 22
Peralatan
-Perangkat keras (Hardware)
a. Laptop
b. Printer
-Perangkat Lunak (Software)
a. Microsoft Word 2007
b. Microsoft Excel 2007
c. Autocad Land Desktop 2004
d. AcrGIS 9.3
Data dan Peralatan
Powerpoint TemplatesPage 23
Metodologi Penelitian (Pengolahan Data)
Powerpoint TemplatesPage 24
Hasil dan Analisa
Pengolahan Data
1. Menyamakan Proyeksi dan Datum
2. Proses Rubber Sheet dan Digitasi Peta
3. Proses Plotting Koordinat PP no.37/2008
4. Penarikan Batas Maritim (Sekitar Daerah Oekussi)
a. Metode Sama Jarak Berdampingan (bagian barat dan timur)
b. Metode Sama Jarak Berhadapan (bagian barat dan timur)
Powerpoint TemplatesPage 25
Hasil dan Analisa
Metode Sama Jarak Berdampingan
Berdampingan
BerdampinganBarat
BerdampinganTimur
Powerpoint TemplatesPage 26
Hasil dan Analisa
Metode Sama Jarak Berhadapan
BerhadapanBarat
BerhadapanTimur
Berhadapan
Powerpoint TemplatesPage 27
Gabungan Metode Sama Jarak Berdampingan dan Berhadapan
Hasil dan Analisa
Hasil AkhirPertampalan metode berdampingan dan
berhadapan
Powerpoint TemplatesPage 28
(Zona Maritim Oekussi Timor Leste)Hasil dan Analisa
Powerpoint TemplatesPage 29
Gabungan Metode Sama Jarak Berdampingan dan Berhadapan
Hasil dan Analisa
Zona Maritim Oekussi Timor Leste
KuningWilayah Laut TeritorialUnguWilayah Laut Tambahan
Powerpoint TemplatesPage 30
Hasil dan AnalisaPeta Batas Maritim NKRI dan RDTL
Powerpoint TemplatesPage 31
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
a. Koordinat PP no.37/2008, yaitu TD.113 dan TD.114 mengalami
kesalahan yaitu menabrak daratan (pulau). Hal ini dikarenakan Peta
Lingkungan Laut Nasional mengalami proses transformasi koordinat dari
proyeksi Transverse Mercator ke Mercator dan elipsoida ID 1974 ke
WGS 1984. Sehingga terjadi perubahan luas dan bentuk dari pulau yang
didigitasi.
b. NKRI menggunakan garis pangkal kepulauan, yang ditunjukkan oleh PP
no.37/2008. Sedangkan RDTL menggunakan garis pangkal normal.
c. Pembagian zona maritim Oekussi mempertimbangkan dari letak Pulau
Batek, Pulau Pantar, Pulau Treweg, dan Pulau Alor. Sehingga ditambah
titik pangkal baru pada pulau – pulau tersebut untuk mengatasi masalah
zona maritim Oekussi.
d. Zona maritim Oekussi terdiri dari laut teritorial dan zona tambahan.
Powerpoint TemplatesPage 32
Kesimpulan dan Saran
Saran
a. Diperlukan keseragaman antara proyeksi dan elipsoida dalam membuat
peta, sebaiknya mengacu pada standart internasional SPI – 51 . SPI –
51 menggunakan proyeksi Transverse Mercator dan elipsoida WGS
1984.
b. Kelanjutan zona maritim antara NKRI dan RDTL dipengaruhi oleh
permasalahan batas darat yang belum terselesaikan. Sebaiknya segera
diselesaikan masalah batas darat, sehingga terwujud adanya batas
maritim antara kedua negara bersangkutan. Hal ini demi pengelolaan
segala sumber daya laut dan keamanan masing – masing negara.
c. Dari letak geografi Oekussi, maka sebaiknya metode yang digunakan
adalah metode sama jarak baik bersebelahan dan berhadapan terhadap
negara lain.
d. Diperlukan pembelajaran mengenai penarikan batas wilayah laut yang
sesuai dengan undang – undang yang berlaku.
Powerpoint TemplatesPage 33
Andi, I.M. 2007. Batas Maritim Antar Negara. Jogjakarta. UGM Press.
Andi, I.M. 2007. Border Studies. Diakses tanggal 4 Juli 2011 pukul 12.45 dari
http://www.maritime limits.htm.
Berita Hankam. 2010. Batas wilayah NKRI tanggung jawab negara. Diakses tanggal
21 November 2010 pukul 14.15 dari http:// Berita HanKam_ 2_21_10 -
2_28_10.mht.
Djunarsjah, E. 2004. Hukum Laut. Bandung. ITB
International Hydrographic Bureau . 1993. A Manual on Technical Aspects of the
United Convention on the Law of the Sea. Special Publication No.51, 3rd
edition. Monaco.
International Hydrographic Bureau . 2006. A Manual on Technical Aspects of the
United Convention on the Law of the Sea. Special Publication No.51, 4th
edition. Monaco.
Daftar Pustaka
Powerpoint TemplatesPage 34
Kusuma, I Made B.N. 2009. Analisa Batas Maritim Indonesia Di Perairan Selatan Pulau
Sumbawa. Laporan Tugas Akhir. Surabaya. ITS.
Lowe,V., Carleton, C., dan Ward, C. 2002. In the Matter of East Timor’s Maritime
Boundaries Opinion. Diakses tanggal 2 Juli 2011. Pukul 16.48 dari
http://www.petrotimor.com/lglop.html.
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Daftar Koordinat Geografis Titik – Titik Garis
Pangkal Kepulauan Indonesia
Pujiastuti, Fusy. 2009. Aspek Geodetik Dalam Penarikan Batas Wilayah Laut Daerah
(Studi Kasus : Perairan Selat Madura). Laporan Tugas Akhir. Surabaya. ITS.
Purworahardjo, Umaryono. 2000. Hitung dan Proyeksi Geodesi. Bandung. Jurusan teknik
Geodesi FTSP – ITB.
Daftar Pustaka
Powerpoint TemplatesPage 35
Schofield,C. 2003. Maritime Zones and Jurisdiction. Proceeding of the 2003 ABLOS
Tutorials & Conference “Addressing Difficult Issues in UNCLOS” 28 – 30
Oktober. International Hydrographic Bureau. Monaco. Diakses tanggal 3
Juli 2011 pukul 13.07 dari http://www.gmat.unsw.edu.au/ablos/ABLOS03
Folder/SESSION3.PDF
United Nations. 1982. United Nations Convention on the Law of the Sea. Diakses
tanggal 21 November 2010 pukul 14.05 dari
http://id.wikisource.org/wiki/Halaman:Unclos_e.djvu/
.
Wikipedia, 2010. RDTL. Diakses tanggal 21 November 2010 pukul 13.15 dari
http://RDTL - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm .
Wikipedia, 2010. Geografi Indonesia. Diakses tanggal 21 November 2010 pukul 13.15
dari http://Geografi Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas.htm.
Wuryandari, Ganewati. 2010. Mencari Solusi Damai Sengketa Perbatasan Di Timor.
Diakses tanggal 5 November 2010 pukul 15.45 dari http://280-mencari-
solusi-damai-sengketa-perbatasan-di-timor.htm
Daftar Pustaka