bawah laut

Upload: sihombing-success

Post on 18-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bawah laut makalah

TRANSCRIPT

PERAN K3 DALAM EKSPLORASI TAMBANG BAWAH LAUT

Disusun Oleh

1. SUSANTO DBD 111 01062. SYLVESTER SARAGIH DBD 111 01053. BINSAR REZEKI SINAGA DBD 111 01194. SYAICHU ROZIN A DBD 111 00115. UDIN MUHRUDIN DBD 111 00676. MEY TRISONI SILALAHI DBD 111 01237. RAJIKIN NOOR DBD 111 00548. E PERIKO DBD 111 01019. WENDRA BANGSAWAN DBD 111 010710. EDDY S MANURUNG DBD 111 0137 11. IRVAN W SITANGGANGDBD 111 007812. FRANS GANDA UJUNGDBD 111 0129

Universitas PalangkarayaFakultas Teknik Pertambangan 2013BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap eksplorasi tambang bawah laut. Salah satu metode yang digunakan adalah eksplorasi seismik. Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan penampang seismik.Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:1. Metode seismik pantul2. Metode seismik bias1.2 Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana perlunya manajemen K3 untuk mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan eksplorasi tambang bawah air menggunakan metoda seismik.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran dan fungsi K3 dalam proses kegiatan eksplorasi tambang bawah laut dalam mengatasi kecelakaan, serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan para pekerja.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Eksplorasi Pendahuluan Tambang Bawah LautPenambangan bawah laut adalah proses pengambilan mineral yang relatif baru yang dilakukan di lantai samudra. Situs penambangan samudra biasanya berada di sekitar kawasan nodul polimetalik atau celah hidrotermal aktif dan punah pada kedalaman 1.400 - 3.700 meter di bawah permukaan laut. Celah tersebut menciptakan deposit sulfida, yang berisikan logam mulia seperti perak, emas, tembaga, mangan, kobalt, dan seng. Deposit tersebut ditambang menggunakan pompa hidraulik atau sistem ember yang mengangkut bijih ke permukaan untuk diproses. Mengenai operasi penambangan, penambangan bawah laut memunculkan pertanyaan mengenai kerusakan lingkungan terhadap daerah sekitar.2.2 Studi Literatur

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dan lain-lain, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.

2.3 Survei dan Pemetaan

Dalam kegiatan ekplorasi penambangan bawah laut ada 2 metode yang dapat digunakan untuk survei dan pemetaan diantaranya metode seismik dan sonar.Metode SeismikA. Akuisisi Data SeismikSecara garis besar eksplorasi seismik dibagi menjadi eksplorasi seismik dangkal dan eksplorasi seismik dalam. Eksplorasi seismik yang digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon (minyak dan gas bumi) adalah eksplorasi seismik dalam.Sedangkan eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic reflection) biasa digunakan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya.Akuisisi data adalah untuk memperoleh data seismik dari area yang disurvey.Refraksi Seismologi (Pembiasan seismik) adalah prinsip geofisika yang diatur oleh hukum Snell.Digunakan dalam bidang geologi teknik,rekayasa geoteknikdangeofisika eksplorasi. Transverse refraksi seismik (garis seismik) dilakukan dengan menggunakanseismografatau geopone dalam array dan sumber energi. Metode refraksi seismik refraksi memanfaatkan gelombang seismik pada lapisan geologi dan batuan / unit tanah untuk mencirikan kondisi geologi bawah permukaan danstruktur geologi.Sumber seismik adalah sebuah alat yang menggenerate kontrol energi seismik yang digunakan untuk melakukan survey seismik baik itu refleksi maupun refraksi.Sebuah sumber seismik dapat merupakan alat yang sederhana seperti bahan peledak (dinamit), atau dapat merupakan teknologi yang lebih canggih seperti Airgun. Sumber seismik dapat menyediakan pulsa tunggal atau sweep energi yang terus menerus menghasilkangelombang seismik, yang perjalanan melalui mediasepertiairatau lapisanbatuan. Beberapa gelombang kemudian mencerminkan dan membiaskan.Source signatureadalah karakteristik pulsa akustik (acoustic pulse)yang dihasilkan oleh sumber gelombang seismik.Pada akusisi seismik marine,source signaturediukur dengan meletakkan perekam (hydrophone) pada kedalaman tertentu yang biasanya 90 meter di bawah sumber gelombang (air gun). Marine source signaturememiliki tiga elemen penting yakni direct arrivalatau gelombang yang merambat dari sumber langsung ke penerima,source ghostyang terefleksikan oleh batas air udara danbubble pulseyang dihasilkan oleh gelembung udara akibat ledakan.Gambar di bawah ini adalah arsitekturmarine source signaturedalam domain waktu dan domain frekuensi.

Gambar 2.1 Arsitekturmarine source signaturedalam domain waktu dan domain frekuensi.

Hubungan antara frekuensighostdengan kedalaman dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana, K= integer 0, 1, 2, 3, dstVair= kecepatan gelombang seismik pada air(~1485m/s)dperekam= kedalaman hydrophone(biasanya 7 meter)= sudut arah penjalaran gelombang terhadap garis vertikal

Jika diasumsikan=70omaka akan diperoleh fghostpertama=0 dan fghostberikutnya ~110Hz. Pada kondisi ini, jika rentang frekuensi seismik yang umumnya 3-85Hz akan terhindar dari interferensighost notch.Pengaruh intereferensibubblesdapat dihindari dengan mendesain volume airgun yang berbeda-beda. Sehingga, selain memiliki keuntungan jumlah energi yang besar, rangkaian sumber dengan perbedaan volume tersebut akan memberikan efekdestructive interferenceantara satububble dengan bubble yang lainnya. Hal ini disebabkan karena waktu munculnya bubblemerupakan fungsi dari dari volume, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 Rangkaian sumber dengan perbedaan volume tersebut dalam memberikan efekdestructive interference antara satububble dengan bubble yang lainnya.

Parameter akusisi data seismik terdiri dari lintasan seismik, sumber getar, receiver, peralatan perekaman, dan media penyimpanan data. Ditinjau dari jenis survei yang sering dilakukan, maka parameter akusisi seismik dibagi atas :1. Jenis source : - Dinamit Vibrator Air gun Weight drop2. Jenis receiver : - Geophone (single, array) Hidrophone (single, array) Geophone 3-C (single, array)3. Instrument perekaman : - Analog Digital4. Media penyimpanan data : - Round tape Cartridge Hexabyte5. Format data : - Multiplex (SEG-A, SEG-B) Demultiplex (SEG-D, SEG-Y)6. Geometri : - Split spread (Simetri, Asymetri) Off-end (double, alternating)7. Navigasi : - Pengukuran stake

B. Desain Parameter Akusisi SeismikParameter awal yang pertama kali ditentukan adalah jenis sumber getar dan penerima, hal ini disesuaikan dengan kondisi permukaan (daratan, rawa, transisi atau laut). Pada tahap berikutnya, adalah menentukan atau menghitung parameter perekaman yang terdiri atas :1. Offset maksimum, yaitu panjang bentangan perekaman2. Offset minimum, yaitu jarak terdekat antara sumber3. Grup interval, yaitu arak antar receiver4. Shot interval, yaitu jarak antar sumber getar5. Jumlah chanel, yaitu jumlah sambungan titik rekam pada setiap perekaman6. Sample rate, yaitu laju pencuplikan data.7. Record length, yaitu panjang perekaman8. Instrument, yaitu peralatan yang akan digunakan pada perekaman data

C. Tahapan Akusisi Data (Darat)1. Pembuatan Lintasan Seismika. Pembuatan Kerangka Horizontal GPSPembuatan Kerangka GPS adalah pembuatan kerangka yang berisi titik-titik ikat yang akan dijadikan ikatan pengukuran lintasan seismik. b. Pengukuran LintasanMerupakan pembuatan lintasan berupa garis lurus dengan lebar lintasan 2 meter yang dapat dilalui oleh orang berjalan guna mengangkut peralatan.c. Pemboran dan Penanaman Dinamit1. Pembuatan lubang bor sedalam 20 40 meter yang akan digunakan untuk menanam dinamit sebagai sumber getar. Pembuatan lubang bor ditentukan dari patok yang sudah ditentukan sebagai titik tembak ( SP / shot point).2. Pada titik tembak yang telah dibor dilakukan penanaman dinamit yang ukurannya telah ditentukan.2. Tes InstrumenMerupakan pengujian alat rekam agar spesifikasi alat tersebut sesuai dengan standar spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik.3. Tes ParameterBeberapa pengujian yang harus dilakukan sebelum perekaman antara lain :a) Cap undershoot, yaitu pengujian terhadap ketepatan waktu peledakan dinamit dan perekaman. Mengingat setiap perekaman menggunakan Alat tembak (blaster) lebih dari satu, maka peralatan tersebut dibuat memiliki karakter yang sama.b) Charge size, pengujian besarnya charge dinamit yang akan digunakan.c) Array, pemilihan bentuk array geopon untuk meningkatkan S/N..4. Perekaman dan Kendali Mutua) Melakukan perekaman seluruh lintasan sesuai dengan parameter yang telahditentukan.b) Melakukan pengamatan / analisis terhadap hasil perekaman data.c) Secara umum kendali mutu dilakukan pada seluruh pekerjaan seismik, karenaseluruh tahapan pekerjaan seismik dapat mempengaruhi kualitas data seismik.D. Seismic Data ProcessingCDP (Common Deep Point) MethodCDP (Common Deep Point) adalah istilah dalam pengambilan data seismik untuk konfigurasi sumber-penerima dimana terdapat satu titik tetap dibawah permukaan bumi.

Gambar 2.3 CDP (Common Deep Point)

1. DeconvolutionDekonvolusi adalah proses pengolahan data seismik yang bertujuan untuk meningkatkan resolusi temporal (baca: vertikal) dengan cara mengkompres wavelet seismik. Deconvolusi dilakukan dengan melakukan konvolusi antara data seismik dengan sebuah filter yang dikenal dengan Wiener Filter . Filter Wiener diperoleh melalui permasaan matriks berikut:axb=c

aadalah hasil autokorelasiwavelet input(wavelet input diperoleh dengan mengekstrak dari data seismik) badalah Filter Wiener cadalah kros korelasi antarawavelet inputdenganoutput yang dikehendaki.Output yang dikehendakiterbagi menjadi beberapa jenis [Yilmaz,1987]:1. Zerolagspike (spiking deconvolution)2. Spike padalagtertentu.2. time advanced form of input series (predictive deconvolution)3. Zero phase wavelet5. Wavelet dengan bentuk tertentu (Wiener Shaping Filters)

Zero lag spike memiliki bentuk [1 , 0, 0, 0, ..., 0] yakni amplitudo bukan nol terletak para urutan pertama. JikaOutput yang dikehendakimemiliki bentuk[0 , 0, 1, 0, ..., 0] maka disebut spike pada lag 2 (amplitudo bukan nol terletak para urutan ketiga) dan seterusnya.Dalam bentuk matrix, Persamaan Filter Wiener dituliskan sbb:

dimananadalah jumlah elemen. Matriksadiatas merupakan matriks dengan bentuk spesial yakni matriksToeplitz, dimana solusi persamaan diatas secara efisien dapat dipecahkan dengan solusi Levinson.

2. Interpretationa. Interpretasi Struktur Geologii. Sesar Adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison) Penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan dengan stratigrafi Adanya pola difraksi pada zona patahan Adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar.ii. LipatanAdanya pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin maupun sinkliniii. Diapir (kubah garam) Adanyadragging effectyang kuat pada refleksi horison di kanan atau di kiri tubuh diapir sehingga membentukflankdi kedua sisi. Adanya penipisan lapisan batuan diatas tubuh diaper Dapat terjadi pergeseran sumbu lipatan akibatdragging effectiv. Intrusidragging effecttidak jelas / sangat kecil. batuan sedimen yang tererobos intrusi mengalamimeltingsehingga struktur perlapisannya menjadi tidak jelas / cenderungchaoticdi kanan-kiri intrusi.b. Interpretasi Stratigrafic. Langkah interpretasi stratigrafi seismikd. Analisis sekuen seismikSekuen seismik dibatasi oleh terminasi horizon seismik (toplap, downlap, dan lain-lain) yang membatasi sekuen pada bagian atas dan bawahnya.e. Analisis fasies seismikDeskripsi dan interpretasi geologi berdasarkan parameter parameter konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan interval dan geometri.Analisa yang dapat secara langsung dilakukan pada sayatan seismik adalah konfigurasi pantulan. Satu sekuen seismik dapat terdiri dari beberapa fasies seismike. Analisis muka air lautPenafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa sekuen dan fasies seismikf. Analisis sekuen seismic Stratigrafi sekuen : pembagian sedimen berdasarkan kesamaan genetik yang dibatasi dari satuan genetik lain oleh suatu ketidakselarasan atau bidang non deposisi dan keselarasan padanannya. Penampang seismik dibagi menjadi unit-unit sekuen pengendapan Unit-unit sekuen pengendapan dapat diketahui dengan melihat batas sikuen datau pola pengakhiran seismik.Erotional truncation: pengakhiran suatu seismik oleh lapisan erosi, merupakan batas sekuen yang paling reliableToplap: pengakhiran updip lapisan pada permukaan yang menutupinya (karena non deposisi atau erosi minor)Downlap: lapisan miring yang berakhir secara downdip pada permukaan horisontal/miring (dominan karena non deposisi)Onlap: lapisan yang relatif horisontal berakhir pada permukaan miring atau pengakhiran updip lapisan miring pada permukaan yang lebih miring (dominan karena non deposisi)downlapdanonlapyang kurang dapat dibedakan satusama lain sering dinamakan sebagaibaselap.

Gambar 2.4 Analisis sekuen seismic

3. Seismic Stratigraphic SurfacesMaximum Flooding Surface (MFS) : permukaan yang mencerminkan keadaan maximumtransgression(kolom air tinggi maksimum). secara stratigrafi merupakan pengendapan dengan laju yang rendah berupa sedimen pelagic hemipelagic yang membentuk condensed section. Dari seismik dapat terlihat sebagai permukaan downlap, namun tidak semua permukaan downlap merupakan MFS Transgresive Surface (TS): merupakan awal dari transgresive system track yang memiliki bentuk stacking patern retrogradasi. TS sukar dikaitkan dengan terminasi horizon. Lowstand System Tract (LST) : dibatasi SB dibagian bawah dan TS dibagian atas. Merupakan keadaan rising sea level dan high sedimentation sehingga memiliki stacking patern agradasi atau slightly prograde. Transgresive System Tract (TST) : berada diatas LST dan dibawah HST, dibatas TS dibagian bawah dan MFS dibagian atas. Menunjukkan keadaan rapid sea level rise dan low sedimentation sehingga menunjukkan stacking patern retrogradasi. Highstand System Tract (HST) : berada diatas TST, dibawah LST, dibatasi SB dibagian atas dan MFS dibagian bawah. Menunjukkan keadaan sealevel stand still dan low sedimentation, memiliki stacking patern progradasiTidak semua system tract dapat dijumpai, misalkan LST tidak dijumpai dan diatas TST langsung didapati HST.

Gambar 2.3 Keadaan sealevel stand still dan low sedimentation

4. Analisis fasies seismic

Analisis fasies seismik : deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter-parameter pantulan seismik yang meliputi konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan internal, dan geometri eksternal. Parameter seismik yang dapat dianalisis secara visual/langsung di sayatan seismik terutama adalah konfigurasi pantulan seismika. Konfigurasi pantulan seismik dalam analisis stratigrafi seismic PARAREL & SUBPARAREL.b. -Relatif sejajar-Kecepatan pengendapan yang seragam pada paparan yang menurun secara seragam atau dalam cekungan sedimen yang stabil-Variasi : even dan wavyc. Divergen-Berbentuk membaji dimana penebalan lateral dari seluruh unit disebabkan oleh penebalan dari pantulan itu sendiri-Variasi lateral kecepatan pengendapan atau pengangkatan/pemiringan secara progresif bidang pengendapanMetode sonarSonar (Sound Navigation and Ranging) adalah sistem penginderaan bawah air dengan menggunakan gelombang suara (akustik).Dalam perkembangannya teknologi penginderaan bawah air sangat banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi lainnya, terutama teknologi sensor, elektronika dan microprocessor.Dengan kemajuan teknik pemrosesan sinyal maka penerapan dalam bidang non-militer mulai dikembangkan untuk berbagai aplikasi misalnya untuk pemetaan dasar laut, perikanan dan sebagainya.Berikut adalah penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya non-hayati laut, berikut ini merupakan bagian dari peranan sonar yaitu :1) Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut (subbottom profilers).

2) Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers)Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi akustik bawah air, peralatan side-scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan subbottom profilers dengan menggunakan prekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk penetrasi kedalam lapisan-lapisan sedimen dibawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar laut dapat menunjang dalam menentukkan kandungan mineral dasar laut dalam.Dengan demikian teknologi akustik bawah air dapat menunjang esplorasi sumberdaya non hayati laut.3) Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping) Dengan teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut, dapat menghasilkan tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan data dari subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan rinci. Peta dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk menunjang penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut dan kemudian dapat digunakan untuk mencari mineral bawah dasar laut.

4) Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang dengan data subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama atau penunjang dapat ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada peta geologi dasar laut. Jalur pipa dan kabel tersebut harus melalui jalur yang secara geologi stabil, karena sarana-sarana tersebut sebagai penunjang dalam eksplorasi dan eksploitasi di Laut. 5) Analisa Dampak Lingkungan di Dasar LautTeknologi akustik bawah air Side-Scan Sonar ini dapat juga menunjang analisa dampak lingkungan di dasar laut. Sebagai contoh adalah setelah eksplorasi dan ekploitasi sumber daya hayati di dasar laut dapat dilakukan, Side-Scan Sonar dapat digunakan untuk memonitor perubahan-perubahan yang terjadi disekitar daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar laut yang dilakukan setelah eksplorasi sumber daya non-hayati tersebut, dapat menunjang analisa dampak lingkungan yang telah terjadi yang akan terjadi.Ekplorasi DetailPada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya peledakan (blow aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan terjadi kecelekaan pada saat melakukan pengeboran.1. Tahapan Kegiatan Pemboran EksplorasiTahapan-tahapan secara umum yang dilakukan sebelum kegiatan pemboran eksplorasi adalah sebagai berikut : Kajian Peta Geologi dan Struktur Geologi daerah rencana pemboran. Orentasi/survey lapangan berdasarkan penafsiran dari pemetaan geologi fisik bawah permukaan air, peta topografi ataupun peta geomorfologi yang ada. Menentukan titik lokasi rencana pemboran dengan cara membuat estimasi kedalaman bahan galian. Melakukan pemasangan titik-titik pemboran dengan GPS. Pengawasan pemboran, dilakukan baik pada Open Hole maupun Coring dan hasil pemeriannya dibuat pada Log Bor.

2.4 Contoh Studi Kasus: 1. PERUT TERPUKUL DRILL COLAR

Telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang Roustabout meninggal dunia. Kecelakaan terjadi ketika sedang mengeluarkan drill colar dari dalam box penyimpanan dengan bantuan alat angkat (crane).

a) Kronologi kecelakaan :1. Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang di atas pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga pemboran lebih mudah untuk menembus lapisan tanah.2. Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan dalam sebuah kotak.3. Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba terbatas, drill colar disimpan di dalam kotak.4. Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin diangkat oleh manusia, karena drill colar sangat berat, sehingga digunakan pesawat angkat.5. Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya dipasang pengait. 6. Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat dengan pesawat angkat (crane).7. Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi sling tidak center dengan pipa, sehingga pipa terayun dan ujungnya menumbur perut seorang Roustabout yang berada di dekatnya.

b) Sebab-sebab kecelakaan :

1. Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga bergeser pada titik imbangnya.2. Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar yang terayun.3. Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada pengangkatan barang dengan crane.4. Korban tidak paham pada aspek keselamatan kerja karena kurangnya sosialisasi prosedur pengangkatan dengan crane.

c) Saran-saran :

1. Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan petunjuk keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.2. Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane harus disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.3. Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection Equipment dan dipakai saat bekerja.

2. SURGE TANK TUMBANG MENIMPA COMPANYMAN

Terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan gas bumi, yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

1. Kronologi:

1. Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3), surge tank tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks palet, tangki goyang dan kaki surge tank bergeser meleset dari ganjalan, kemudian amblas, sehingga surge tank roboh menimpa korban.2. Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang mengawasi pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat sampel cement.3. Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di anjungan lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah deck. Kaki surge tank terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan, surge tank dibawa ke sebuah lokasi pemboran darat dan hanya diganjal dengan kayu, tidak dilas pada alas yang terbuat dari plat.

2. Penyebab kecelakaan :

1. Penggunaan surge tank di darat tidak sesuai dengan peruntukannya2. Surge tank tidak dimodifikasi untuk digunakan di darat.3. Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya surge tank

3. Saran-saran :

1. Pengawasan lebih ketat terhadap alat-alat yang akan digunakan di lapangan2. Gunakan alat yang sesuai dengan peruntukannya3. Melengkapi surge tank dengan guy line4. Melengkapi surge tank dengan alas yang memadai

3. PEKERJA TERTIMPA TUBING BOWL

Terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya meninggal dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit.

1. Kronologi :

1. Pekerjaan yang dilakukan adalah perawatan sumur2. Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari elevator dan menimpa korban3. Posisi korban berada di sekitar rak pipa2. Penyebab kecelakaan :

1. Lock elevator tidak berfungsi dengan baik2. Kurangnya pemeriksaan teknis terhadap elevator.3. Saran-saran 1. Memeriksa secara teknis terhadap peralatan elevator, termasuk alat penguncinya.2. Membuat prosedur kerja dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja3. Meningkatkan safety meeting kepada seluruh pekerja

4. TERPERANGKAP DALAM TANGKI UNLOADING NITROGEN

Terjadi kecelakaan yang sangat tragis, dimana lima orang terperangkap di dalam sebuah tangki undloading nitrogen. Empat orang diantaranya meninggal dunia dan satu orang dapat diselamatkan.

1. Kronologi :

1. Pekerjaan yang dilakukan adalah fracturing sumur minyak.2. Sekitar pukul 15.00 seorang pekerja kontraktor berlari ke arah portacamp sambil minta tolong bahwa ada lima orang pingsan di dalam tangki amblasan.3. Pekerjaan dihentikan, semua crew menolong mengangkat kelima orang yang pingsan di dalam tangki.4. Korban pertama yang berhasil diangkat adalah orang yang terakhir masuk ke dalam tangki, akhirnya dapat diselamatkan.5. Empat orang yang lain dalam kondisi kritis, segera dievakuasi ke Puskesma/Rumah sakit terdekat, namun akhirnya semua meninggal dunia.2. Sebab-sebab kecelakaan :

1. Tangki tersebut untuk menampung unloading nitrogen dan cairan yang keluar dari dalam sumur.2. Tangki berbentuk persegi panjang dan lobang tangki berukuran 40 cm X 40 cm terletak di bagian sudut atas tangki.3. Orang yang pertama masuk ke dalam tangki diduga mengambil sesuatu barang miliknya yang terjatuh ke dalam tangki.4. Korban-korban berikutnya adalah orang-orang yang berusaha untuk menolong korban pertama.5. Para korban diduga kekurangan oksigen, dimana di dalam tangki tersebut banyak berisi nitrogen.6. Ketidaktahuan korban tentang bahaya gas nitrogen dan tidak mengerti prosedur memasuki ruang terbatas.3. Saran-saran :

1. Memberitahukan kepada seluruh pekerja tentang bahaya bahan kimia.2. Melakukan pelatihan dan pemahaman mengenai prosedur masuk kedalam ruang terbatas (confined space).2.5 Undang-Undang Yang Mengatur K3KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI No. 555.K/26/M.PE/1995TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUMPasal 13Kewajiban pengawas teknis

Pengawas teknik wajib:a. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta pemeriharan yang benar dari semua peralatan yang menjadi tugasnya;b. Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;c. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian dari pekerjaan permesinan dan kelistrikan serta peralatan;d. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian;e. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan peralatan sebelum digunakan, setelah dipasang, kembali atau diperbaiki danf. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan serta semua perbaikan permesinan tambang, pengangkutan, pembuat jalan, dan semua mesin-mesin lainnya yang dipergunakan.

Pasal 23Bagian KeenamKeselamatan Dan Kesehatan Kerja

Pada Setiap kegiatan usaha pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja serta sifat atau luasnya pekerjaan, Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat mewajibkan pengusaha untuk membentuk unit organisasi yang menangani Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berada di bawah pengawasan Kepala Teknik Tambang.

Pasal 24Tugas BagianKeselamatan dan Kesehatan Kerja

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:a. Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau kejadian yang berbahaya, kejadian sebelum terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaan, menganalisis kecelakaan, dan pencegahan kecelakaan;b. Mengumpulkan data mengenai daerah-daerah dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan maksud untuk memberi saran kepada Kepala Teknik Tambang tentang tatacara kerja, alat-alat penambangan, dan penggunaan alat-alat deteksi serta alat-alat pelindung diri;c. Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada semua pekerja tambang dengan jalan mengadakan pertemuan-pertemuan, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, pemutaran film, publikasi, dan lain sebagainya;d. Apabila diperlukan, membentuk dan melatih anggota-anggota Tim Penyelamat Tambang;e. Menyusun statistik kecelakaan danf. Melakukan evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pasal 25KomiteKeselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk melengkapi tugas-tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 23, dalam pelaksanaannya dapat membentuk kelompok kerja (komite) pada setiap jenjang struktural yang mempunyai tugas:a. Secara teratur melakukan pemeriksaan bersama-sama mengenai setiap aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta masala-masalah yang ada kaitannya yang telah ditemukan di Tambang dan mengusulkan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah tersebut danb. Mengatur inspeksi terpadu seperlunya ke tempat-tempat kerja di Tambang dalam melaksanakan fungsinya.

2.6 Perlakuan K3 Terhadap Kegiatan Tambang bawah laut

Berikut ini adalah peralatan dasar pelindung diri yang harus ada di sebuah pengeboran minyak lepas pantai untuk menjamin keselamatan para pekerja:

1. Pakaian pelindung: pakaian pelindung adalah COVERALL yang melindungi tubuh anggota awak dari bahan berbahaya 2. Helmet: Bagian yang paling penting dari tubuh manusia adalah kepala. Perlu perlindungan terbaik yang disediakan oleh helm plastik keras di atas kapal. Sebuah tali dagu juga disediakan dengan helm yang menjaga helm di tempat ketika ada perjalanan atau jatuh.3. Safety Shoes: maksimum dari ruang internal kapal digunakan oleh kargo dan mesin, yang terbuat dari logam keras dan yang membuatnya canggung untuk awak untuk berjalan di sekitar. Safety Shoes memastikan bahwa tidak ada luka yang terjadi di kaki para pekerja atau crew di atas Kapal4. Sarung tangan (Hand safety): Berbagai jenis sarung tangan yang disediakan Di Kapal. sarung tangan ini digunakan dalam operasi dimana hal ini menjadi keharusan untuk melindungi tangan orang-orang. Beberapa sarung tangan yang diberikan sarung tangan tahan panas untuk bekerja pada permukaan yang panas, kapas sarung tangan untuk operasi normal, sarung tangan las, sarung tangan bahan kimia dan lain-lain.5. Goggles: Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan dalam operasi sehari-hari pada kemungkinan kapal sangat tinggi untuk memiliki cedera mata. kaca pelindung atau kacamata yang digunakan untuk perlindungan mata, sedangkan kacamata las digunakan untuk operasi pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.6. Plug: Di Ruang Mesin kapal menghasilkan suara 110-120 db ini merupakan frekuensi suara yang sangat tinggi untuk telinga manusia. Bahkan beberapa menit paparan dapat menyebabkan sakit kepala, iritasi dan gangguan pendengaran kadang-kadang sebagian atau penuh. Sebuah penutup telinga atau steker telinga digunakan pada kapal yang mengimbangi suara yang dapat di dengar oleh manusia dengan aman,7. Safety harness: operasi kapal rutin mencakup perbaikan dan pengecatan permukaan yang tinggi yang memerlukan anggota kru untuk menjangkau daerah-daerah yang tidak mudah diakses. Untuk menghindari jatuh dari daerah tinggi seperti itu, maka menggunakan Safety harness. Safety harness adalah di kenakan oleh operator di satu ujung dan diikat pada titik kuat di ujunglainnya. Face mask: Baik yang Bekerja di permukaan insulasi, pengecetan atau membersih8. Kan karbon yang melibatkan partikel berbahaya dan minor yang berbahaya bagi tubuh manusia jika dihirup langsung. Untuk menghindari hal ini, masker wajah diberikan hal ini di gunakan sebagai perisai muka dari partikel berbahaya.9. Chemical suit: Penggunaan bahan kimia di atas kapal sangat sering dan beberapa bahan kimia yang sangat berbahaya bila berkontak langsung dengan kulit manusia. Chemical suit dipakai untuk menghindari situasi seperti itu.10. Welding perisai: Welding adalah kegiatan yang sangat umum di atas kapal untuk perbaikan struktural.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULANPelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Dalam kegiatan ekplorasi penambangan bawah laut ada 2 metode yang dapat digunakan diantaranya metode seismik dan sonar. Sonar (Sound Navigation and Ranging) adalah sistem penginderaan bawah air dengan menggunakan gelombang suara (akustik).Untuk menjamin keselamatan kerja pada kegiatan eksplorasi tambang bawah air adalah dengan menggunakan APD (Alat pelindung Diri), Alat-alat yang perlu diperhatikan untuk menjamin keselamatan para pekerjadiantaranya :Pakaian pelindung, Helmet,Safety Shoes, Sarung tangan, Goggles, Plugs, Safety harness, Kan karbon, Chemical suit, Welding perisai.Alat Pelindung Diri ini merupakan pilihan terakhir untuk mengendalikan bahaya sebab APD bukan untuk mencegah kecelakaan namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan.

3.2 SARANDalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurang didalamnya dalam mengembangkan materinya, dikarenakan keterbatasan reverensi dan bahan yang diperoleh.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

30