studi kelayakan bekas pertambangan timah di...

134
STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera Interplan i KATA PENGANTAR Laporan Akhir ini disusun sebagai laporan ketiga dari Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan kerja sama antara PT. Belaputera Interplan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Laporan ini merupakan laporan terakhir yang berisi tiga hal pokok dari studi ini, yaitu gambaran potensi kawasan pertambangan untuk dikembangkan sebagai produk pariwisata, jalur-jalur wisata pertambangan di Kepulauan Bangka, dan rencana penataan kawasan bekas pertambangan untuk pariwisata. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa laporan ini pun tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan bagi perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan ini akan kami terima dengan senang hati. Bandung, Desember 2009 Tim Penyusun

Upload: others

Post on 27-May-2020

46 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

PT. Belaputera Interplan i

KATA PENGANTAR

Laporan Akhir ini disusun sebagai laporan ketiga dari Studi Kelayakan Bekas

Pertambangan Timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan kerja

sama antara PT. Belaputera Interplan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Laporan ini merupakan laporan terakhir yang berisi tiga hal pokok dari studi ini, yaitu

gambaran potensi kawasan pertambangan untuk dikembangkan sebagai produk

pariwisata, jalur-jalur wisata pertambangan di Kepulauan Bangka, dan rencana

penataan kawasan bekas pertambangan untuk pariwisata.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

laporan ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa laporan ini pun tidak luput dari

kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan bagi perbaikan dan

penyempurnaan pekerjaan ini akan kami terima dengan senang hati.

Bandung, Desember 2009

Tim Penyusun

Page 2: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

PT. Belaputera Interplan ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. ............. i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

Daftar Tabel ............................................................................................................ iii

Daftar Gambar ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. I-1

1.2 Tujuan dan Sasaran ......................................................................................... I-2

1.3 Lingkup Pekerjaan .......................................................................................... I-3

1.3.1 Lingkup Wilayah ..................................................................................... I-3

1.3.2 Lingkup Materi ........................................................................................ I-3

1.4 Keluaran Studi ................................................................................................. I-4

1.5 Pendekatan dan Metodologi Studi ................................................................... I-4

1.5.1 Pendekatan dan Prinsip-Prinsip Pembangunan .................................... I-4

1.5.2 Metodologi ................................................................................................ I-5

1.6 Sistematika Pelaporan ..................................................................................... I-9

BAB II KEBIJAKAN DAN STUDI LITERATUR

2.1 Kebijakan dan Rencana Terkait ...................................................................... II-1

2.1.1 Kebijakan Perwilayahan dan Pemanfaatan Ruang Wilayah

di Kepulauan Bangka ............................................................................ II-1

2.1.2 Kebijakan Pengembangan Perwilayahan Pariwisata .......................... II-2

2.1.3 Kebijakan Pertambangan di Kepulauan Bangka Belitung .................. II-9

2.2 Studi Literatur Pertambangan Timah bagi Pariwisata .................................. II-11

2.2.1 Tambang dan Timah Geevor dan Cornwall, Inggris ............................. II-11

2.2.2 Tambang Timah Sungai Lembing di Malaysia ...................................... II-12

2.2.3 Taman Danau Taiping di Malaysia ....................................................... II-15

2.2.3 Pha Kak Liang di Bangka Belitung Indonesia ..................................... II-16

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KEPULAUAN BANGKA

3.1 Sejarah Kepulauan Bangka ........................................................................... III-1

3.1.1 Sejarah Asal Nama Bangka ............................................................... III-1

3.1.2 Sejarah Keberadaan Pulau Bangka ................................................... III-3

3.1.3 Sejarah Budaya Kepulauan Bangka .................................................. III-8

3.1.3 Sejarah pembentukan Timah di Kepulauan Bangka ........................ III-10

3.2 Gambaran Fisik Kepulauan Bangka ............................................................. III-12

3.2.1 Geografis Kepulauan Bangka ............................................................. III-12

Page 3: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

PT. Belaputera Interplan iii

3.2.2 Topografi Kepulauan Bangka ............................................................. III-14

3.2.3 Gambaran Geologi Bangka ................................................................. III-14

3.3 Sosial-Ekonomi-Budaya Kepulauan Bangka ................................................. III-22

3.3.1 Kependudukan dan Ketenagakerjaan ................................................ III-22

3.3.2 Sosial Budaya ..................................................................................... III-25

3.4 Gambaran Pariwisata Kepulauan Bangka .................................................... III-25

3.4.1 Produk Pariwisata Kepulauan Bangka.............................................. III-25

3.4.2 Pasar Pariwisata Kepulauan Bangka ................................................ III-36

3.4.3 Kontribusi Kepariwisataan Kepulauan Bangka ................................ III-38

3.5 Kawasan Penambangan Timah di Kepulauan Bangka ................................ III-38

3.6 Potensi dan Permasalahan Pengembangan Kawasan Bekas Penambangan

Timah di Kepulauan Bangka .......................................................................... III-41

3.6.1 Kekuatan (Strength) ........................................................................... III-41

3.6.2 Kelemahan (Weakness) ...................................................................... III-42

3.6.3 Peluang (Opportunity) ........................................................................ III-42

3.6.4 Tantangan (Threat) ............................................................................ III-43

BAB IV POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN BEKAS PENAMBANGAN

TIMAH UNTUK PARIWISATA

4.1 Kriteria Penentuan Kawasan Bekas Penambangan Timah yang Potensial

Dikembangkan untuk Pariwisata ................................................................... IV-1

4.2 Kawasan Bekas Penambangan Timah yang Potensial Dikembangkan

untuk Pariwisata ............................................................................................. IV-5

BAB V RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN BEKAS PENAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

5.1 Dasar Pertimbangan Pengembangan Kawasan........................................ V-1

5.2 Strategi Pengembangan Kawasan.........................................................V-2

5.3 Strategi Pelestarian Benda Cagar Budaya dan Situs.............................V-3

5.4 Bentuk-bentuk Pengembangan Wisata Pertambangan Timah....................... V-5

5.5 Pengembangan Jalur Wisata Pertambangan Timah Kepulauan Bangka...... V-8

BAB VI RENCANA PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

6.1 Kriteria/pertimbangan kawasan prioritas terpilih........................................ VI-1

6.2 Arahan dan Konsep Pengembangan Kawasan........................................ VI-2

6.3 Rencana Penataan Kawasan................................................................. VI-4

6.3.1 Rencana penataan secara umum .......................................................... VI-4

6.3.2 Rencana pengembangan cluster ............................................................ VI-6

6.4 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Belinyu...................................... VI-8

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

PT. Belaputera Interplan iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Luas Kabupaten/Kota di Kepulauan Bangka .................................... III-13

Tabel 3.2 Ketinggian di Atas Permukaan Laut Wilayah Kepulauan

Bangka Tahun 2004 ..................................................... ……………..III-14

Tabel 3.3 Stratigrafi Pulau Bangka ................................................................... III-17

Table 3.4 Jumlah Penduduk di Kepulauan Bangka per Kabupaten/Kota ....... III-22

Table 3.5 Persentase Penduduk Menurut kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kepulauan Bangka tahun 2007 ...................................... III-22

Tabel 3.6 Jumlah Tenaga Kerja di Kepulauan Bangka berdasarkan

Lapangan Usaha Tahun 2007........................................................... III-23

Tabel 3.7 Persentase Pemeluk Agama di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung ............................................................................................. III-25

Tabel 3.8 Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka ....................... III-26

Tabel 3.9 Jumlah dan Nama Sanggar Seni di Kabupaten Bangka .................. III-28

Tabel 3.10 Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Barat ............ III-28

Tabel 3.11 Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Tengah ......... III-29

Tabel 3.12 Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Selatan ......... III-30

Tabel 3.13 Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Pangkalpinang ..................... III-31

Tabel 3.14 Jumlah Fasilitas Akomodasi di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung ............................................................................................. III-31

Tabel 3.15 Jumlah Fasilitas Restoran di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung ............................................................................................. III-31

Tabel 3.16 Jumlah Biro Perjalanan di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung ............................................................................................. III-32

Tabel 3.17 Panjang Jalan Propinsi dan Kabupaten di Kabupaten Bangka

Tahun 2009 ........................................................................................ III-33

Tabel 3.18 Inventarisasi Jalan Kabupaten Bangka Barat ................................. III-33

Tabel 3.19 Kondisi Jalan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005 ............... III-34

Tabel 3.20 Aksesibilitas Darat di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 ...... III-35

Tabel 3.21 Inventarisasi Jalan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2009 .......... III-35

Tabel 3.22 Jumlah Kunjungan Wisatawan Lokal dan Mancanegara

Page 5: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

PT. Belaputera Interplan v

di Kepulauan Bangka Tahun 2006-2009 .......................................... III-37

Tabel 3.23 Karakteristik Sosial dan Demografi Wisatawan Nusantara

di Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005 .................................... III-37

Tabel 3.24 PDRB Provinsi Kepualauan Bangka Belitung Dan Indonesia

Tahun 2007 Atas Dasar Harga Berlaku .......................................... III-38

Tabel 3.25 PDRB Provinsi Kepualauan Bangka Belitung Dan Indonesia

Tahun 2007 Atas Dasar Harga Konstan ......................................... III-38

Tabel 3.26 Perusahaan Penambangan dan Smelter Timah di Kepulauan

Bangka-Belitung Tahun 2009 ........................................................... III-48

Tabel 3.27 Jumlah dan Luas Kolong di Kepulauan Bangka............................... III-40

Tabel 4.1 Kawasan Bekas Penambangan Timah yang Potensial

Dikembangkan untuk Pariwisata berdasarkan Kriteria-Kriteria

yang Ditetapkan ................................................................................ IV-31

Tabel 4.2 Hasil Penilaian terhadap Kawasan Bekas Penambangan Timah

yang Potensial Dikembangkan untuk Pariwisata

berdasarkan Kriteria-Kriteria yang Ditetapkan ............................. IV-32

Page 6: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

PT. Belaputera Interplan vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Tahapan Pelaksanaan Studi .................................................. I-8

Gambar 2.1 Mesin Pengolahan Timah di Museum dan Pusat Warisan Budaya

Cornwall di Inggris .............................................................................. II-11

Gambar 2.2 Salah Satu Pabrik Pengolahan Hasil Tambang di Cornwall

Inggris ................................................................................................. II-12

Gambar 2.3 Museum Tambang Timah Sungai Lembing di Malaysia ................... II-13

Gambar 2.4 Benda-benda yang dipamerkan dalam Museum Tambang Timah

Sungai Lembing .................................................................................. II-13

Gambar 2.5 Kawasan Pertambangan di Museum Tambang Timah

Sungai Lembing .................................................................................. II-14

Gambar 2.6 Pemandangan Kolam Bekas Tambang Timah di Taman Danau

(Lake Garden) di Taiping, Malaysia .................................................. II-15

Gambar 2.7 Pemandangan Bangunan Klenteng pada Danau Bekas Tambang

Timah di Pha kang Liang, Bangka-Belitung, Indonesia ................... II-16

Gambar 3.1 Lukisan Suasana Kepulauan Bangka di Zaman

Kerajaan Sriwijaya ............................................................................. III-3

Gambar 3.2 Bentuk Prasasti Kota Kapur dan Tulisan Prasasti Kota Kapur ....... III-4

Gambar 3.3 Peta Kepulauan Bangka ..................................................................... III-13

Gambar 3.4 Peta Wilayah Kuasa Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka ... III-40

Gambar 4.1 Rumah Mayor ...................................................................................... IV-7

Gambar 4.2 Rumah Melayu Tua di kampung Melayu ........................................... IV-7

Gambar 4.3 Wisma Ranggam ................................................................................. IV-8

Gambar 4.4 Unit Metalurgi .................................................................................... IV-8

Gambar 4.5 Danau Sekarbiru ................................................................................. IV-12

Gambar 4.6 Proses Penambangan Timah di Airrikai ............................................ IV-15

Gambar 4.7 Pha Kang Liang ................................................................................... IV-17

Gambar 4.8 TB-19 di Merawang ............................................................................. IV-18

Gambar 4.9 Museum Timah .................................................................................... IV-22

Gambar 4.10 Kolong di Dam Nibung ....................................................................... IV-25

Gambar 4.11 Singkapan Batu di Toboali ................................................................ IV-26

Gambar 4.12 Peta Sebaran Kawasan Pariwisata Pertambangan Potensial .......... IV-33

Gambar 5.1 Pemandangan Dari Udara Sebaran Kolong di Kabupaten

BangkaTengah .................................................................................... V-11

Page 7: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

PT. Belaputera Interplan vii

DAFTAR PUSTAKA

Bowen, D.Q. 1978. Quaternary Geology, A Stratigraphic Framework for

Multidiciplinary Work. Pergamon Press. Oxford.

BPS Bangka Belitung dan Bappeda Provinsi Bangka Belitung, Kepulauan Bangka

Belitung Dalam Angka, Bangka Belitung: 2008

International Tin Research Institute. 1991. "Tin: From Ore to Ingot".

http://www.itri.co.uk/pooled/articles/BF_TECHART/view.asp?Q=BF_TECHART_23052

7. Retrieved 2009-03-21.

Laporan Perkembangan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2005

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun

2009

Rencana Strategis (Renstra) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002 – 2016,

Lampiran, 2002

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung 2007-2012

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tahun 2005-2025

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002

– 2016, Lampiran Buku 1, 2002

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002

– 2016, Lampiran Buku 2, 2002

Ronny, Hikmat Ishak, Jaumat, Dulhajah, Chandra Buntoro, Nursidi, Kepulauan Bangka

Belitung : Semangat dan Pesona Provinsi Timah dan Lada. Yayasan Kepulauan Bangka

Belitung Membangun. 2003

Sutedjo Sujitno, Sejarah Penambangan Timah di Indonesia Abad 18-20. Cempaka

Publishing. 2007

Tjia, H.D. 1989. Geomorfologi. Dewan Bahasa Malaysia.

Somers, Mary F., Timah Bangka dan Lada Mentok:Peran Masyarakat Tionghoa dalam

Pembangunan Pulau Bangka Abad XVIII s/d Abad XX. Yayasan Nabil, 2008

Page 8: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-1

P

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan Laporan Akhir ini akan berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran studi, ruang

lingkup wilayah dan materi, keluaran studi, serta pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam

pelaksanaan Studi Kelayakan Kawasan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka.

1.1 Latar Belakang

otensi yang sudah sangat dikenal dan identik dengan Kepulauan Bangka Belitung adalah

sumber daya alam timah, yang pernah menjadi salah satu primadona daerah. Bila ditelusuri, sejarah

perkembangan Bangka Belitung sangat kental dan dipengaruhi oleh sumber daya alam ini.

Ditemukannya timah di Bangka bermula dengan ditemukannya butiran logam timah (Sn) di

permukaan tanah bekas hutan yang dibakar oleh penduduk setempat (Yayasan Kepulauan Bangka

Belitung Membangun, 2003). Tahun 1709 diperkirakan sebagai tahun pertama kalinya timah mulai

ditambang di Pulau Bangka, ketika timah ditemukan di Sungai Olin Kecamatan Toboali oleh orang

Johor. Belanda menjadi pelopor penambangan timah sejak tahun 1852 yang ditandai dengan adanya

perusahaan swasta Gemeenschapelijke Mijnbouw Billiton, dan sempat menjadi perebutan oleh

Inggris dan Belanda pada awal abad ke-19.

Eksploitasi alam untuk penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung sangat mempengaruhi

kondisi geografis, demografis, serta lingkungan di Bangka Belitung. Hampir di seluruh wilayah

daratan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat bekas-bekas tambang timah yang berupa

danau-danau ataupun aliran sungai yang kemudian membentuk ekosistem tersendiri. Sebagian

besar memang sudah direklamasi dan direhabilitasi oleh PT. Timah, akan tetapi dalam beberapa

tahun terakhir ini sebagian wilayah tersebut dijamah kembali oleh penambang-penambang liar

sehingga rusak dan berdampak terhadap kelestarian lingkungan.

Hingga saat ini timah memang masih menjadi salah satu sumber daya alam penopang perekonomian

sebagian besar masyarakat Bangka Belitung. Namun seiring dengan perkembangan dan kondisi

lingkungan serta arah pembangunan saat ini, disadari bahwa timah bukan sumber daya alam yang

strategis lagi bagi Bangka Belitung. Saat ini pemerintah daerah beserta lembaga dan instansi terkait

Page 9: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-2

berusaha untuk melakukan pengamanan dan perlindungan serta pengendalian terhadap kawasan

tersebut. Bekas-bekas tambang yang tersebar sangat banyak ini sebagian besar belum dikelola

ataupun dimanfaatkan bagi kesejahteraan dan pembangunan daerah. Menyadari potensi yang

sangat besar ini, maka di beberapa kawasan sudah mulai dikembangkan sektor perikanan,

perkebunan, pertanian dan lainnya termaksud sektor pariwisata.

Sebagai wilayah kepulauan, Bangka dan Belitung memiliki potensi keindahan alam dan budaya yang

sangat tinggi. Wisata bahari dan wisata pulau-pulau kecil dipadukan dengan wisata sejarah, budaya

dan tambang merupakan kekuatan Bangka Belitung yang potensial untuk dikembangkan. Deretan

pantai berbatu-batu besar merupakan daya tarik yang bahkan semakin terpromosikan dengan

penayangannya dalam film layar lebar, Laskar Pelangi. Pesisir pantai dengan budaya baharinya,

pulau-pulau kecil dengan alam bawah lautnya juga menjadi pendukung pariwisata Bangka Belitung.

Seiring dengan perhatian terhadap lingkungan yang semakin tinggi, daerah-daerah bekas

penambangan timah yang bertebaran di pelosok wilayah, termasuk pantai yang indah yang potensial

sebagai tempat wisata, tidak luput dari sasaran penggalian terutama dari masyarakat penambang.

Dari beberapa alternatif pengembangan kawasan dan dengan memperhatikan sifat sektor pariwisata

yang relatif lebih ramah lingkungan dan multi sektoral, maka pengembangan pariwisata menjadi

salah satu alternatif untuk dikembangkan di kawasan bekas pertambangan timah tersebut. Sektor

pariwisata saat ini adalah salah satu sektor unggulan provinsi yang ramah lingkungan yang menjadi

alternatif untuk dikembangkan di kawasan bekas pertambangan.

Pemerintah Daerah berusaha untuk mulai mengembangkan kawasan bekas pertambangan timah

menjadi objek wisata ataupun kawasan (cagar) alam maupun budaya, dengan tujuan untuk

melestarikan dan meningkatkan nilai ekonomis kawasan bekas penambangan timah yang ada. Untuk

merealisasikan hal tersebut tentunya perlu dilakukan perencanaan, serta kajian yang matang

terhadap perlindungan dan pengembangan kawasan bekas tambang, sehingga nantinya dapat

menjadi contoh yang berhasil dan bermanfaat dalam pengembangan, pengelolaan, dan

pengendalian kawasan bekas penambangan timah di Kepulauan Bangka secara khusus, maupun di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari Studi Kelayakan Kawasan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka ini adalah

merumuskan arahan pengembangan kawasan dan dan pelestarian benda-benda bekas

penambangan timah di wilayah Kep. Bangka untuk Pariwisata.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dicapai adalah:

Page 10: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-3

1. Terindentifikasi dan terinventarisirnya kawasan-kawasan bekas pertambangan timah yang

memiliki potensi sejarah, budaya, maupun keindahan alam di Kepulauan Bangka.

2. Teranalisisnya potensi kawasan-kawasan bekas pertambangan timah di Kepulauan Bangka

sebagai kawasan pariwisata alam dan sejarah pertambangan timah.

3. Tersusunnya strategi pengembangan kawasan bekas penambangan timah di Kepulauan Bangka

untuk pemanfaatan pariwisata.

4. Tersusunnya rencana penataan kawasan bekas penambangan timah prioritas yang

memperhatikan aspek kelestarian, keterpaduan, keragaman, serta karakteristik sosial budaya

kawasan.

5. Terumuskannya langkah-langkah strategis pengembangan di kawasan bekas penambangan

timah prioritas.

1.3 Lingkup Pekerjaan

Untuk mengakomodasi tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka lingkup kegiatan studi meliputi:

1.3.1 Lingkup Wilayah

Penyusunan Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka ini meliputi wilayah

administratif Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka

Tengah, dan Kabupaten Bangka Selatan, dengan fokus pada kawasan-kawasan bekas pertambangan

timah yang potensial dikembangkan untuk mendukung pariwisata. Meskipun fokus pada kawasan-

kawasan tertentu, namun studi ini tetap memperhatikan keterkaitannya dengan daerah sekitar serta

kebijakan yang ada baik di lingkup kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional.

1.3.2 Lingkup Materi

Lingkup materi kegiatan Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka ini terdiri

dari:

1. Kajian kebijakan dan rencana tata ruang dan pengembangan wilayah, pertambangan maupun

pariwisata, dan yang terkait dengan wilayah Kepulauan Bangka.

2. Kajian teori-teori yang terkait dengan perlindungan dan pelestarian kawasan dan lingkungan,

serta benda-benda bersejarah yang terkait dengan bekas pertambangan timah.

3. Analisis kawasan dan benda-benda yang terkait dengan pertambangan timah, yang meliputi

kondisi fisik kawasan, sosial budaya masyarakat, dan sejarahnya.

Page 11: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-4

4. Rumusan kebijakan dan strategi pengembangan, pelestarian dan perlindungan kawasan bekas

pertambangan timah di Kepulauan Bangka.

5. Rumusan prakondisi dan langkah-langkah strategis bagi pengembangan, pemanfaatan,

pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan dan benda-benda bekas pertambangan timah di

Kepulauan Bangka.

1.4 Keluaran Studi

Keluaran kegiatan ini adalah dokumen Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan

Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang memuat:

1. Profil potensi kawasan bekas pertambangan timah yang memiliki nilai sejarah, keindahan alam

dan potesi budaya di Kepulauan Bangka, dengan keunggulan, kelemahan, potensi dan

peluangnya untuk dikembangkan sebagai kawasan pariwisata.

2. Arahan kebijakan dan strategi pengembangan, pelestarian dan perlindungan kawasan bekas

pertambangan timah di Kepulauan Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk

menunjang pengembangan pariwisata Kepulauan Bangka Belitung.

3. Rencana pengembangan dan penataan kawasan bekas pertambangan timah, yang mengacu

kepada aspek pengembangan perwilayahan dan pariwisata, pelestarian lingkungan serta sosial

budaya kemasyarakatan, dan sesuai dengan arahan dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan

pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

4. Prakondisi dan langkah-langkah strategis yang harus dipenuhi bagi pengembangan,

pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan dan benda-benda bekas

pertambangan timah di Kepulauan Bangka untuk menunjang terwujudnya kepariwisataan

Bangka Belitung yang berkelanjutan.

1.5 Pendekatan dan Metodologi Studi

1.5.1 Pendekatan dan Prinsip-prinsip Pembangunan

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka dilatarbelakangi oleh dua hal

pokok, yaitu: (1) pengamanan, perlindungan, dan pengendalian kawasan bekas penambangan timah

sedang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta (2) potensi sektor

pariwisata sebagai sektor unggulan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Page 12: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-5

Kawasan bekas tambang timah yang banyak terdapat di Bangka Belitung perlu diamankan, dilindungi

dan dikendalikan untuk kelestarian lingkungan dan pemanfaatan positif bagi semua pihak. Sebagai

sektor unggulan, pariwisata diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian,

sekaligus pelestarian lingkungan Kepulauan Bangka Belitung. Pariwisata juga dapat menjadi

alternatif utama bagi pemanfaatan kawasan bekas penambangan timah dan memulihkan kembali

kondisi lingkungan pasca penambangan. Untuk itu, dalam pengembangan kawasan bekas

penambangan timah untuk pariwisata diperlukan perencanaan yang matang agar dapat memberikan

manfaat ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan

daerah, dan dapat meminimalkan, bahkan mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkannya.

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka pelaksanaan Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah

di Kepulauan Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukan dengan mengacu pada prinsip-

prinsip pembangunan berikut ini:

1. Prinsip Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Pengembangan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus direncanakan dan

dikembangkan secara ramah lingkungan dengan tidak menghabiskan atau merusak sumberdaya

alam dan sosial, namun dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan.

Dalam penataan ruang kawasan pariwisata pun penerapan pembangunan berkelanjutan pelru

diterapkan untuk meminimasi dampak pembangunan sekaligus meningkatkan perekonomian

setempat dan meningkatkan harga diri masyarakat lokal.

2. Prinsip Keterkaitan antarsektor dalam Pengembangan Pariwisata

Pengembangan wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melihat sektor-sektor sebagai suatu

sistem yang saling berkaitan. Pariwisata sangat multisektoral dan tidak dapat maju dan berkembang

dengan sendirinya tanpa didukung sektor lain. Oleh karenanya, integrasi dan koordinasi antarsektor

menjadi penting. Melalui perencanaan yang tepat, sektor pertambangan dan pariwisata khususnya,

dan juga sektor-sektor lainnya dapat saling mendukung dan menguntungkan semua pihak.

1.5.2 Metodologi

Secara garis besar, kegiatan Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka-

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari empat tahapan, yaitu a) tahap persiapan, b) tahap

identifikasi potensi dan permasalahan, c) tahap analisis dan pengembangan rencana, serta d) tahap

pengembangan program.

Page 13: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-6

a. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Koordinasi tim yang bertujuan untuk menyepakati pembagian tugas dan tanggung jawab

masing-masing anggota tim sesuai dengan bidang keahliannya.

2. Pengayaan substansi yang dilakukan melalui pengkajian teori-teori tentang pengembangan destinasi

pariwisata, pengembangan produk pariwisata, proses penambangan timah dan pengembangan kawasan

bekas penambangan; pengkajian terhadap metoda dan alat-alat analisis terkait penelitian; pengkajian

terhadap hasil-hasil penelitian tentang pengembangan kawasan bekas penambangan timah untuk

pariwisata; serta kajian tentang kebijakan pembangunan wilayah, tata ruang, pariwisata, dan

pertambangan di Kepulauan Bangka Belitung.

3. Persiapan survei, mencakup kegiatan identifikasi kebutuhan data dan informasi serta

rancangan survei, termasuk di dalamnya metoda survei, teknik sampling yang akan digunakan,

dan juga pengurusan perijinan.

b. Tahap Identifikasi Potensi dan Permasalahan

Tahapan ini mencakup berbagai kegiatan pengumpulan data dan informasi, pengolahan, sampai

mengidentifikasi potensi dan permasalahan dalam pengembangan kawasan bekas penambangan

timah untuk pariwisata.

Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Pelaksanaan survei primer maupun survei instansi untuk memperoleh data dan informasi

terkait benda-benda peninggalan proses penambangan timah, kondisi lingkungan kawasan bekas

penambangan timah, potensi pariwisata, kebijakan dan rencana pengembangan pariwisata,

kebijakan dan rencana pengembangan kawasan-kawasan bekas penambangan, serta kebijakan

dan rencana lain yang terkait.

2. Entry dan pengolahan data hasil survei primer dan survei instansi.

3. Kegiatan identifikasi yang terdiri dari identifikasi potensi dan permasalahan pengembangan

kawasan bekas penambangan timah untuk pariwisata; identifikasi peluang dan tantangan

pengembangan kawasan bekas penambangan timah untuk pariwisata; serta identifikasi

kawasan-kawasan bekas tambang yang potensial dikembangkan untuk pariwisata.

Page 14: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-7

c. Tahap Analisis dan Pengembangan Rencana

Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahapan ini adalah:

1. Analisis kondisi fisik lingkungan kawasan bekas penambangan timah, mencakup kondisi

geologis, geomorfologis, hidrologis, dan kualitas air.

2. Analisis potensi pariwisata kawasan bekas penambangan timah, mencakp potensi sumber daya

alam, potensi sejarah, budaya masyarakat, alternatif produk wisata yang dikembangkan, serta

dukungan masyarakat dan pengelola pertambangan.

3. Penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan bekas penambangan timah untuk

pariwisata, mencakup kebijakan dan strategi rehabilitasi lingkungan kawasan, kebijakan dan

strategi pemanfaatan ruang, kebijakan dan strategi pengembangan produk pariwisata, serta

kebijakan dan strategi pelibatan masyarakat.

4. Penentuan kawasan bekas penambangan timah yang diprioritaskan bagi pengembangan

pariwisata. Pemilihan kawasan prioritas akan dilakukan berdasarkan seperangkat kriteria dan

pertimbangan yang telah ditentukan.

d. Tahap Pengembangan Program

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:

1. Penyusunan rencana penataan kawasan prioritas, yang mencakup: (a) Prinsip dan konsep

penataan kawasan bekas penambangan timah untuk pariwisata, (b) Rencana penataan ruang

kawasan bekas penambangan timah untuk pariwisata, serta (c) Rencana pengembangan produk

pariwisata kawasan bekas penambangan timah.

2. Penyusunan program tindak pengembangan kawasan, yang mencakup: nama program dan

kegiatan; tahapan pelaksanaan program; instansi penanggung jawab; serta instansi pendukung.

Skema tahapan pelaksanaan studi ini selengkapnya dapat dilihat pada diagram 1.1 pada halaman

selanjutnya:

Page 15: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-8

Gambar 1.1

Skema Tahapan Pelaksanaan Studi

BULAN KE-3

`

RA

NG

KA

IAN

KE

GIA

TA

ND

isk

usi d

an

Ko

nsu

ltasi

Pel

apor

an

KOORDINASI

TIM

K1

K2

Me

tod

e

Kesepakatan pembagian

tugas, mekanisme kerja, serta

lingkup dan substansi

pekerjaan

Gagasan/ide baru yang terkait

dengan substansi pekerjaan

Kebutuhan data dan

rancangan survei

Key

Tar

get

Kajian pustaka Need assessment Diskusi

`

Ten

ag

a A

hli Ahli Pariwisata

Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Ahli Arsitektur Ahli Geologi

LAPORAN AKHIR

PERSIAPAN

SURVEI

K3

Pembahasan

Laporan

Pendahuluan

LAP.

PENDAHULUAN

BULAN KE-1

01 02 03 04

BULAN KE-2

05 06 07 08 09 10

Kebutuhan data &

informasi

Rancangan

survei

TAHAP PENGEMB.

RENCANA & PROGRAM

Kajian teori-teori tentang

pengembangan destinasi

pariwisata, pengembangan

produk pariwisata, proses

penambangan timah,

pengembangan kawasan

bekas penambangan

Kajian metoda dan alat-alat

analisis terkait penelitian

Kajian penelitian tentang

pengembangan kawasan

bekas pertambangan untuk

pariwisata

Kajian kebijakan

pembangunan wilayah, tata

ruang, dan pariwisata

Pembagian

tugas dan

tanggung

jawab

Penyamaan

persepsi

terhadap

substansi

dan rencana

kerja

PENGAYAAN SUBSTANSI

TAHAP IDENTIFIKASI POTENSI &

PERMASALAHAN

D1

Diskusi tim

D2

Diskusi tim

TAHAP ANALISIS DAN

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

PELAKSANAAN SURVEI

K4

Pengumpulan data

sekunder terkait benda-

benda peninggalan

penambangan timah,

kondisi lingkungan

bekas penambangan

Pengamatan lapangan

terhadap benda-benda

peninggalan bekas

penambangan timah

dan kawasan bekas

penambangan

Wawancara dengan

pemangku kepentingan

tentang rencana dan

kebijakan

pengembangan

kawasan-kawasan

bekas penambangan

Wawancara dengan

masyarakat terkait

persepsi dan sikapnya

terhadap

pengembangan

kawasan bekas

penambangan timah

untuk pariwisata

ENTRY DAN

PENGOLAHAN DATA

K5

IDENTIFIKASI

K6

Kawasan-kawasan bekas tambang

yang potensial dikembangkan untuk

pariwisata

Potensi dan permasalahan

pengembangan kawasan bekas

tambang untuk pariwisata

Peluang dan tantangan dalam

pengembangan kawasan bekas

tambang untuk pariwisata

ANALISIS KONDISI FISIK

LINGKUNGAN KAWASAN

BEKAS PENAMBANGAN

TIMAH

K6

Kondisi geologis

Kondisi geomorfologis

Kondisi hidrologis

Kualitas air

ANALISIS POTENSI

PARIWISATA KAWASAN

BEKAS PENAMBANGAN

TIMAH

K7

Potensi SDA sebagai potensi

daya tarik wisata

Potensi sejarah sebagai

potensi daya tarik wisata

Potensi budaya masyarakat

di lokasi penambangan

sebagai daya tarik wisata

Alternatif produk pariwisata

yang dapat dikembangkan

Dukungan masyarakat,

pengelola pertambangan

terhadap pengembangan

pariwisata di kawasan bekas

penambangan timah

PENYUSUNAN RENCANA

PENATAAN KAWASAN

PRIORITAS

K11

Prinsip dan konsep penataan

kawasan bekas penambangan

timah untuk pariwisata

PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN

STRATEGI PENGEMBANGAN

KAWASAN BEKAS

PENAMBANGAN TIMAH UNTUK

PARIWISATA

K8

Rencana penataan ruang

kawasan

Rencana pengembangan

pariwisata

PENENTUAN KAWASAN

PRIORITAS

PENGEMBANGAN

K9

PERUMUSAN PROGRAM

TINDAK KAWASAN

PRIORITAS

K12

TAHAP PERSIAPAN

D3

Diskusi tim

D4

Diskusi tim

D5

Diskusi tim

D6

Diskusi tim

Pembahasan

Laporan Akhir

Ketersediaan data dan informasi terkait

kawasan bekas penambangan timah dan arah

pengembangan pariwisata Kepulauan Bangka

Potensi dan permasalahan serta peluang dan

tantangan dalam pengembangan kawasan

bekas penambangan timah untuk pariwisata

Kawasan bekas penambangan timah yang

potensial dikembangkan untuk pariwisata

Hasil analisis kondisi fisik lingkungan kawasan

bekas penambangan timah

Hasil analisis potensi pengembangan

pariwisata di kawasan bekas penambangan

timah

Kebijakan dan strategi pengembangan

kawasan bekas penambangan timah untuk

pariwisata

Kawasan prioritas pengembangan

Rencana pengembangan kawasan prioritas

Program pembangunan

kawasan bekas

penambangan timah untuk

pariwisata

Program tindak

pengembangan kawasan

prioritas

Observasi Wawancara Survei instansi Analisis SWOT Matriks penilaian Pengukuran informasi fisik batu,

tanah, air

Analisis eksploratif Analisis sumperimpose Analisis tapak` Diskusi Analisis hubungan fungsional antar

kegiatan Analisis program kebutuhan ruang

Stakeholders approach Diskusi

Ahli Pariwisata Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Ahli Arsitektur Ahli Geologi

Ahli Pariwisata Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Ahli Arsitektur Ahli Geologi

Ahli Pariwisata Ahli Perencanaan

Wilayah dan Kota Ahli Arsitektur Ahli Geologi

ANALISIS KONDISI

INTERNAL DAN

EKSTERNAL TAPAK

K10

Page 16: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan I-9

1.6 Sistematika Pelaporan

Laporan draft final ini akan terdiri dari 7 (tujuh) bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang memuat latar belakang, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup wilayah

dan lingkup materi, keluaran studi, serta pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam

pelaksanaan studi ini.

Bab II menggambarkan kondisi umum wilayah Kepulauan Bangka yang diawali dengan gambaran

kondisi eksisting wilayah studi, yang mencakup gambaran sejarah alam dan budaya wilayah; kondisi

fisik geomorfologis; gambaran sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya; kondisi kepariwisataan

Pulau Bangka; kondisi kawasan pertambangan timah di Pulau Bangka; serta analisis kekuatan,

kelemahan, peluang, dan tantangan kawasan bekas pertambangan timah bagi pengembangan

pariwisata.

Bab III merupakan kajian terhadap berbagai kebijakan dan rencana terkait perwilayahan dan

pariwisata di Pulau Bangka, serta kajian terhadap studi-studi dan referensi terkait.

Bab IV memaparkan potensi pengembangan kawasan bekas penambangan timah yang potensial

dari segi pariwisata dan sejarah, dan juga gambaran kondisi fisik geomorfologis di masing-masing

kawasan bekas tambang timah terpilih.

Bab V menjelaskan rencana pengembangan kawasan bekas tambang timah yang diawali dengan

rumusan dasar-dasar pertimbangan pengembangan kawasan, rumusan strategi pengembangannya,

serta bentuk-bentuk pengembangan wisata tambang timah yang diusulkan. Selanjutnya akan

diuraikan pengembangan jalur wisata tambang timah di Kepulauan Bangka dengan tema-tema dan

produk wisata utama yang akan dikembangkan di tiap kawasan.

Bab VI menggambarkan rencana penataan kawasan wisata prioritas di Belinyu, yang diawali dengan

pertimbangan pemilihan kawasan, konsep pengembangan kawasan, dan rencana penataan kawasan

yang dilengkapi dengan ilustrasi.

Page 17: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-1

BAB II

KEBIJAKAN DAN STUDI LITERATUR

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai kebijakan dan rencana terkait perwilayahan, kepariwisataan

dan penambangan yang berhubungan dengan studi kelayakan bekas penambangan timah di

Kepulauan Bangka. Pada bab ini juga membahas beberapa kasus studi mengenai pertambangan

timah bagi pariwisata yang berguna sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pemanfaatan

bekas penambangan timah bagi pariwisata di Kepulauan Bangka.

2.1 Kebijakan dan Rencana Terkait

Sub bab berikut akan mengkaji berbagai kebijakan dan rencana yang terkait dengan substansi studi

kelayakan pengembangan dan pemanfaatan bekas tambang, yang mencakup kebijakan

pengembangan perwilayahan, kebijakan pengembangan kepariwisataan, serta kebijakan terkait

pertambangan di Kepulauan Bangka.

2.1.1 Kebijakan Perwilayahan dan Pemanfaatan Ruang Wilayah di Kepulauan Bangka

Rencana pengembangan perwilayahan di Kepulauan Bangka saat ini pada dasarnya mengacu pada

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kepulauan Bangka Belitung 2002-2016 yang

diperdakan dengan Perda no. 28 tahun 2002. RTRWP ini berfungsi sebagai mata ruang dari

pembangunan daerah, dasar kebijakan pokok pemanfaatan ruang di wilayah provinsi, perwujudan

keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antarwilayah, serta arahan investasi

yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta. Sebagai pedoman, RTRWP ini juga menjadi

acuan bagi penyusunan rencana tata ruang tingkat kabupaten/kota, dan pengembangan sektor-

sektor terkait lainnya di wilayah Kepulauan Bangka Belitung.

Pengembangan tata ruang dan wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada prinsipnya

memperhatikan visi, misi, dan isu-isu pokok provinsi ini, dan juga kondisi, potensi dan kendala

pengembangan wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk

mencapai pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat; meningkatkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah serta

antarsektor; serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan mencegah timbulnya kerusakan

fungsi dan tatanannya.

Page 18: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-2

Lebih lanjut, pola pemanfaatan ruang di Kepulauan Bangka didasarkan pada konsep penyediaan

(supply) dan permintaan (demand) akan ruang. Konsep supply didasari pada potensi ketersediaan

lahan untuk fungsi budidaya dan pembatasan untuk fungsi lindung, sedangkan konsep demand

didasari pada prediksi pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi yang membutuhkan

ketersediaan lahan bagi pengembangannya.

Terkait dengan studi ini, arahan penyediaan ruang kawasan pertambangan dilakukan berdasarkan

lokasi-lokasi KP (Kuasa Pertambangan) yang dimiliki PT Timah Tbk, termasuk yang dikelola PT Koba

Tin Tbk. Pada dasarnya tidak semua KP akan dimanfaatkan bagi eksploitasi pertambangan, tapi

tergantung pada nilai ekonomis lahan tersebut. KP dapat dimanfaatkan di semua penggunaan ruang

selain kawasan lindung apabila tidak terdapat investasi lain. Perkiraan kebutuhan lahan untuk

kawasan pertambangan harus mempertimbangkan bahwa pengembangan yang dilakukan tidak

menimbulkan konflik penggunaan dengan penggunaan lahan lainnya.

Selanjutnya, dalam arahan pengelolaan pertambangan berdasarkan RTRWP juga disebutkan untuk

melakukan koodinasi dengan sektor-sektor lain dalam memanfaatkan sumber daya tambang untuk

menghindari terjadinya permasalahan yang terjadi karena pengelolaan tambang di kawsan darat

maupun perairan pesisir. Rasionalisasi lahan pasca tambang bagi pemanfaatan pengembangan

budidaya, seperti pertanian, perikanan dan sumberdaya air baku, pariwisata dan sebagainya juga

perlu dilakukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap memelihara sumberdaya

tersebut sebagai cadangan pembangunan yang berkelanjutan.

Terkait dengan pengembangan pariwisata -mengingat wilayah ini merupakan wilayah kepulauan

dengan potensi utamanya wisata bahari, maka hampir sebagian besar kawasan pariwisatanya

terletak di pinggir pantai. Di satu pihak, di kawasan tersebut juga kaya akan mineral, pasir timah, dan

bahan galian golongan C, sehingga terjadi tumpang tindih dengan sektor pertambangan yang

menyebabkan kerusakan lingkungan dan penurunan nilai pariwisata. Untuk itu perlu pengelolaan

yang baik dalam mengembangkan berbagai sektor di wilayah, sehingga dapat berjalan beriringan

dan tidak menimbulkan konflik. Pengelolaan kawasan pariwisata bertujuan untuk menignkatkan

daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam maupun buatan dengan tetap

menjaga kelestarian lingkungan hidup.

2.1.2 Kebijakan Pengembangan Perwilayahan Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

bersama-sama dengan sektor kelautan dan perikanan, sektor pertanian dan kehutanan, sektor

industri perdagangan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Sebagai salah satu sektor andalan,

Page 19: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-3

maka pengembangan pariwisata harus direncanakan dengan baik dan terintegrasi antarsektor dan

antarwilayah.

Pengembangan kepariwisataan di provinsi ini mengacu pada Rencana Pengembangan Pariwisata

Daerah (RIPPDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013 yang telah menentukan visi, misi,

tujuan dan sasaran pengembangan kepariwisataannya.

1. Visi dan Misi Pengembangan Pariwisata

Visi pembangunan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditentukan sebagai berikut:

”Terwujudnya wilayah Kepulauan Bangka Belitung sebagai daerah tujuan wisata (DTW) utama

di Kawasan Barat Indonesia yang berdaya saing tinggi dengan menampilkan perpaduan

keragaman kebudayaan daerah serta kekuatan potensi wisata bahari melalui pemanfaatan

secara terkendali, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan”.

Visi pengembangan pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan juga sejalan dengan visi pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

mengarahkan Kepulauan Bangka Belitung menuju ”Terwujudnya Negeri Serumpun Sebalai yang

sejahtera melalui pemerintahan yang amanah dengan meningkatkan kualitas masyarakat serta

memberdayakan semua potensi daerah secara arif dan berwawasan lingkungan dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia”.

Misi pembangunan pariwisata yang ditetapkan dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung 2007-2013 ini adalah:

a) Penciptaan citra pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berbasiskan potensi wisata

bahari dan kekhasan budaya pesisir sebagai identitas provinsi.

b) Peningkatan daya saing pariwisata Kepulauan Bangka Belitung melalui pengembangan

kawasan wisata unggulan provinsi yang memiliki keunggulan produk wisata dan

keterpaduan dalam pengelolaan.

c) Penerapan perencanaan dan pengelolaan produk wisata yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

d) Peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Kepulauan

Bangka Belitung melalui pengembangan pariwisata.

e) Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Page 20: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-4

2. Konsep Pengembangan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pengembangan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengacu pada konsep

pengembangan yang akan menjadi ”kerangka” dalam merumuskan kebijakan dan strategi

pengembangan. Konsep pengembangan ini terkait dengan potensi dan permasalahan

pengembangan kepariwisataan, isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan, serta analisis

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

Pengembangan pariwisata di provinsi ini mengacu pada konsep pengembangan pariwisata

berkelanjutan, konsep pengembangan pariwisata pulau-pulau kecil, konsep pengurangan

ketimpangan pembangunan wilayah, konsep keterkaitan antarsektor, konsep kehidupan yang

berkeseimbangan, konsep pengembangan “ship promotes the trade” dan “trade follow the ship”,

serta konsep pengembangan perwilayahan pariwisata unggulan.

3. Perwilayahan Pariwisata Kepulauan Bangka

Pertimbangan dalam kebijakan pengembangan perwilayahan pariwisata Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung adalah:

a) Ketidakmerataan pembangunan antarwilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

khususnya wilayah Kepulauan Bangka, termasuk pembangunan pariwisata, serta terpusatnya

pengembangan pariwisata di beberapa kawasan/wilayah tertentu saja, padahal potensi daya

tarik wisata yang dimiliki daerah lain pun berpeluang dan berpotensi untuk dikembangkan.

b) Terdapat potensi dan atau permasalahan wilayah yang dapat dipecahkan melalui

pengembangan pariwisata yang terencana, misalnya permasalahan lingkungan akibat

penambangan timah yang terjadi di suatu wilayah diharapkan dapat diatasi dengan

perencanaan dan pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

c) Kondisi aksesibilitas antara dan antarwilayah yang mempengaruhi tingkat perkembangan daya

tarik wisata di Kepulauan Bangka, termasuk dalam hal pengelompokan objek dan daya tarik

wisata yang memperkuat daya saing suatu kawasan wisata.

d) Konsep pengembangan pariwisata yang tidak mengenal batas administratif; bahwa pariwisata

merupakan kegiatan yang tidak mengenal batas ruang dan wilayah; pergerakan wisatawan

tidak bisa dibatasi hanya pada suatu daerah tertentu.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka kebijakan pengembangan

perwilayahan seperti yang ditetapkan dalam RIPPDA Provinsi ini di Kepulauan Bangka adalah:

Page 21: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-5

1) Perwilayahan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kepulauan Bangka

dimaksudkan untuk mendukung dan memacu perkembangan sektor-sektor di wilayah secara

keseluruhan secara terintegrasi.

2) RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung difokuskan pada pengembangan kawasan wisata

unggulan provinsi, dan memperkuat daya saing pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, khususnya dalam studi ini Kepulauan Bangka.

3) Pengembangan kawasan wisata unggulan provinsi didasarkan pada daya tarik wisata unggulan

yang membentuk suatu rangkaian tema atau konsep yang berbeda antarkawasan, namun

mendukung tema utama provinsi.

4) Pusat pengembangan pariwisata di setiap kawasan wisata unggulan provinsi berfungsi sebagai

pusat penyebaran pengembangan kegiatan wisata ke wilayah lain yang masih termasuk dalam

satu kawasan wisata, dan sebagai pusat kegiatan wisata kawasan.

4. Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan kawasan

wisata yang diunggulkan di tingkat provinsi yang berperan dalam menjawab isu-isu pokok

pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. KWU berperan strategis

karena keunikan daya tarik wisatanya yang mewakili karakteristik provinsi.

KWU Provinsi dapat terdiri dari beberapa daya tarik wisata dalam daerah administratif yang

berbeda (lintas kabupaten/kota), yang memiliki keunggulan produk wisata yang dapat bersaing di

tingkat regional, nasional (dan bahkan internasional), dengan target segmen pasar wisatawan

nasional/internasional. Setiap KWU Provinsi di Kepulauan Bangka Belitung memiliki daya tarik

wisata unggulan yang mencirikan kekhasan KWUnya dan menjadi unggulan provinsi, serta

memiliki daya tarik wisata lain yang mendukung tema pengembangan pariwisata kawasan.

Dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kawasan wisata unggulan (KWU) provinsi

terdiri dari 7 (tujuh) KWU, yaitu sebagai berikut:

a. KWU Sejarah - Mentok

b. KWU Rekreasi Pantai – Sungailiat

c. KWU Perkotaan – Pangkalpinang

d. KWU Agrowisata – Koba

e. KWU Alam Bahari – Selat Lepar

f. KWU Budaya Pesisir – Tanjung Binga

Page 22: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-6

g. KWU Bahari Minat Khusus - Memperak

KWU Budaya Pesisir Tanjung Binga dan KWU Bahari Minat khusus Memperak terletak di Pulau

Belitung.

Berikut gambaran KWU yang terdapat di Kepulauan Bangka yang merupakan wilayah studi

pekerjaan ini yang bersumber dari RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013.

1) Kawasan Wisata Sejarah – Mentok

Kawasan wisata sejarah Mentok terletak di Kota Mentok, Kabupaten Bangka Barat, sekitar 138

km dari ibukota Pangkalpinang dan dapat dicapai melalui jalur provinsi yang berkondisi sangat

baik. Kawasan Mentok juga menjadi gerbang masuk bagi wisatawan dari Palembang,

Sumatera Selatan yang datang dengan menggunakan fery.

Kawasan wisata ini memiliki potensi daya tarik wisata yang bernilai sejarah tinggi. Keberadaan

bangunan bersejarah, tempat pengasingan Presiden Republik Indonesia pertama Bung Karno,

dan pemimpin tertinggi Indonesia lainnya menjadi daya tarik wisata unggulan kawasan ini.

Wisma Ranggam dan Pesanggrahan di Bukit Menumbing merupakan daya tarik wisata sejarah

unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Monumen Proklamator Soekarno-Hatta di Kota

Mentok yang dibangun tahun 2000 juga merupakan daya tarik wisata yang mendukung tema

wisata sejarah yang diunggulkan di kawasan ini.

Daya tarik wisata lain yang tidak kalah menariknya dan menunjang tema wisata sejarah di

kawasan wisata unggulan Mentok adalah Pantai Tanjung Kalian yang memiliki mercusuar

peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1862 setinggi 56 meter. Fungsi menara

tersebut adalah untuk melihat keluar masuknya kapal dari dan menuju Mentok. Dari

puncaknya dapat disaksikan seluruh kawasan pantai Mentok yang indah. Di Pantai Tanjung

Kalian juga terdapat monumen Perang Dunia II yang dibangun pada bulan Maret 1993 untuk

mengenang kembali peristiwa pemboman Kapal SS Vyner Broke yang tenggelam di Laut

Mentok. Potensi wisata sejarah lainnya di Kota Mentok antara lain Batu Balai, Benteng dan

Tugu Kota Seribu, Masjid Jamik, serta Rumah Mayor Cina.

2) Kawasan Wisata Rekreasi Pantai – Sungailiat

Kawasan Wisata Rekreasi Pantai - Sungailiat di Kabupaten Bangka dapat dicapai dari Kota

Pangkalpinang sekitar 1 jam perjalanan melalui jalan provinsi dengan kondisi yang sangat baik.

Potensi pengembangan kawasan wisata ini juga ditunjang dengan tersedianya Pelabuhan

Niaga Jelitik Sungailiat, Pelabuhan Perikanan Pantai Sungailiat, serta Pelabuhan Belinyu.

Page 23: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-7

Daya tarik wisata rekreasi pantai merupakan daya tarik wisata unggulan kawasan yang

terletak 33 km dari Pangkalpinang ini. Pantai-pantai indah yang menjadi unggulan Kawasan

Wisata Rekreasi Pantai-Sungailiat adalah Pantai Parai Tenggiri dan Pantai Tanjung Pesona.

Kedua pantai ini sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang wisata, seperti hotel dan

restoran, sebagai pendukung pengembangan kawasan. Daya tarik wisata pantai lainnya yang

sangat berpotensi untuk dikembangkan adalah Pantai Matras, Pantai Romodong, Pantai Teluk

Uber, dan Pantai Rebo. Kondisi jalan antarobjek wisata tersebut cukup lebar dan sudah sangat

memadai.

Selain rekreasi pantai, wisata religi juga cukup menonjol di kawasan wisata ini. Kelenteng-

kelenteng tua tersebar terutama di Kota Sungailiat. Hal ini terkait dengan penduduk kawasan

ini yang didominasi oleh penduduk etnis Cina. Salah satu perkampungan Cina yang cukup

dikenal dan kehidupan sehari-harinya sangat kental dengan budaya dan tradisi Cina adalah

Kampung Gedong yang juga potensial menjadi daya tarik wisata.

3) Kawasan Wisata Perkotaan – Pangkalpinang

Daya tarik wisata unggulan Kawasan Wisata Perkotaan-Pangkalpinang adalah wisata warisan

budaya dan wisata belanja. Kekayaan warisan budaya berupa bangunan-bangunan tua bekas

kegiatan P.T. Timah, seperti bekas kantor pusat timah dan rumah sakit; gereja, kelenteng, dan

masjid tua. Museum Timah yang memuat sejarah penambangan timah di Bangka merupakan

potensi pariwisata yang sangat besar karena hanya terdapat satu-satunya di Indonesia.

Selain wisata warisan budaya, pusat perbelanjaan di Kota Pangkalpinang juga menjadi daya

tarik wisata unggulan kawasan wisata ini. Kemudahan pencapaian menuju masing-masing

objek wisata dapat dirasakan dengan kondisi jalan dalam kota yang sangat baik. Ketersediaan

fasilitas penunjang wisata yang lengkap juga menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan dari

luar Kepulauan Bangka Belitung.

4) Kawasan Agrowisata – Koba

Koba yang terletak 58 km dari ibukota Pangkalpinang memiliki potensi perkebunan lada dan

perikanan yang besar untuk dikembangkan menjadi kawasan berdaya tarik agrowisata.

Potensi perkebunan lada yang tersebar di Payung, Airgegas, Simpangrimba, dan Simpangkatis

memang masih belum dikembangkan sebagai objek agrowisata, begitu juga dengan potensi

perikanannya yang tersebar di Pulau Nangka, Pulau Semujur, dan Pulau Ketawai. Pengemasan

potensi perkebunan dan perikanan menjadi objek dan daya tarik agrowisata akan memberikan

nilai tambah, tidak hanya bagi perkembangan pariwisata, tetapi juga bagi perkembangan

sektor pertanian (termasuk perkebunan dan perikanan laut) di kawasan Koba.

Page 24: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-8

Kawasan Agrowisata-Koba memiliki potensi pasar wisatawan nasional yang cukup besar

karena perkebunan dan produksi lada di Pulau Bangka sudah sangat terkenal, baik di

Indonesia maupun di dunia. Peluang ini harus dapat dimanfaatkan untuk dapat menarik

wisatawan nasional dan mancanegara dalam jumlah dan kualitas yang lebih meningkat,

dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungannya.

5) Kawasan Wisata Alam Bahari – Selat Lepar

Kawasan ini terletak sekitar 125 km dari Pangkalpinang. Kondisi jalan menuju kawasan wisata

dan antar objek-objek wisata sebagian besar dalam keadaan baik. Tema utama kawasan ini

adalah wisata bahari dengan daya tarik wisata unggulan diantaranya adalah Pantai Tanjung

Kerasak, Pulau Lepar, dan Pulau Pongok yang terletak di Kabupaten Bangka Selatan.

Potensi sumber daya kelautan yang begitu kaya menjadikan kawasan wisata ini sangat

potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari. Pulau Lepar dan Pongok

merupakan dua pulau kecil di Bangka Selatan yang sudah cukup dikenal akan kekayaan

sumber daya kelautannya. Pantai Tanjung Kerasak tidak kalah menariknya dengan Pulau Lepar

dan Pongok. Pantai yang sudah banyak dikunjungi wisatawan lokal ini memang belum dikelola,

tetapi sudah didukung dengan kondisi jalan yang baik.

Masing-masing KWU Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut memiliki produk wisata

unggulan maupun pendukung yang dikaitkan dengan potensi dan karakteristik masing-masing

wilayah.

5. Arahan Pengembangan Produk Pariwisata

Adapun strategi pengembangan produk pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti

yang tercantum dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan pariwisata bahari dan pulau-pulau kecil yang memunculkan identitas

lokal/keunikan dan berdaya saing sebagai tema pengembangan pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang mendukung terwujudnya etalase kelautan wilayah barat

Indonesia.

b. Pengembangan daya tarik wisata difokuskan pada daya tarik wisata yang mendukung tema

pengembangan kawasan wisata unggulan yang berkelanjutan.

c. Pengembangan wisata buatan yang mendukung tema pengembangan pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dengan memanfaatkan lahan bekas penambangan timah,

bangunan, peralatan, maupun hal-hal lain yang terkait dengan penambangan timah.

Page 25: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-9

d. Pengembangan wisata terpadu dengan daerah tujuan wisata bahari internasional yang

berdekatan dengan Kepulauan Bangka Belitung, seperti Kepulauan Seribu dan Bintan.

Pemanfaatan lahan bekas tambang timah, dengan jelas telah disebutkan dalam RIPPDA Provinsi

Bangka Belitung sebagai salah satu alternatif untuk mendukung pengembangan pariwisata

provinsi ini, terlebih berkaitan dengan sejarah alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung yang

sangat erat dengan pertambangan timah. Melalui kebijakan dan arahan pengembangan dan

pengelolaan yang tepat diharapkan sektor pertambangan timah dan pariwisata dapat berjalan

seiring dan saling menguntungkan. Pariwisata dapat menjadi salah satu alternatif pasca

penambangan

2.1.3 Kebijakan Pertambangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Pengelolaan pertambangan rakyat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah diatur oleh Dinas

Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diantaranya mengacu pada Undang-

undang Minerba dan Perda no. 3 tahun 2004 tentang Pengelolaan Usaha Pertambangan.

Dalam Undang-undang tersebut telah disebutkan bahwa penambangan rakyat adalah suatu usaha

penambangan bahan galian mineral, batubara dan batuan yang dilakukan oleh rakyat setempat

secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan alat-alat sederhana/tradisional untuk

mencari/kepentingan sendiri. Yang menjadi wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah bagian dari

WP (Wilayah Pertambangan) tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.

Dalam pengelolaan pertambangan rakyat, azas pengelolaannya mencakup:

manfaat, keadilan dan keseimbangan

kebepihakan kepada kepentingan bangsa

partisipatif, transparansi dan akuntabilitas

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Aspek-aspek pengelolaan pertambangan rakyat meliputi:

kemudahan izin pertambangan

pemenuhan kehidupan sehari-hari bagi rakyat

keselamatan dan kesehatan kerja

kelestarian lingkungan hidup

Page 26: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-10

sumber pendapatan asli daerah setempat

Beberapa permasalahan yang muncul di pertambangan rakyat adalah permasalahan lingkungan yang

umumnya terjadi pada penambangan tanpa izin, terutama terjadi di lahan bekas tambang yang telah

direklamasi. Selain itu ada hambatan pertambangan karena tuntutan hak ulayat dan tuntutan

pemberdayaan masyarakat. Kurangnya pengetahuan dalam pengelolaan pertambangan serta

keterbatasan lahan pertambangan rakyat juga sering menjadi masalah.

Saat ini pola-pola pertambangan rakyat direncanakan akan terdiri dari bentuk:

1. Usaha Sendiri (TI)

2. Koperasi

3. Kemitraan TI dengan BUMD

4. Bapak angkat dengan BUMD

5. Kemitraan TI dengan perusahaan swasta

6. Bapak angkat dengan perusahaan swasta.

Masing-masing pola memiliki model pemberdayaan perekonomian rakyat masing-masing, baik dari

segi perizinan, permodalan, maupun teknis. Upaya kebijakan ini dimaksudkan untuk mempermudah

dan mempercepat izin dengan satu pintu, penyiapan bantuan modal, pembinaan teknis,

menciptakan suasana kondusif, membentuk dan menetapkan wilayah pertambangan rakyat, serta

melakukan kerjasama dengan sektor lainnya dan instansi vertikal. Selain itu juga diperlukan kordinasi

antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, standarisasi kegiatan tambang rakyat pada wilayah

lepas pantai (wilayah dan peralatan), memberdayakan perekonomian kerakyatan melalui usaha

tambang timah rakyat dengan memberikan prioritas utama kepada rakyat untuk berusaha seluas-

luasnya, memberikan kesempatan usaha tambang rakyat melalui pemberian modal dan teknis baik

pola kemitraan maupun bapak angkat, serta mendorong usaha tambang rakyat, utamanya ke pola

koperasi, juga melalui kemitraan dan bapak angkat dengan BUMD atau perusahaan swasta.

Kebijakan di sektor pertambangan pada dasarnya adalah mengarahkan supaya pengembangan yang

dilakukan di Kepulauan Bangka tidak menimbulkan konflik penggunaan dengan penggunaan lahan

lainnya. Rasionalisasi lahan pasca tambang bagi pemanfaatan pengembangan budidaya dilakukan

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Bangka Belitung, dengan tetap memelihara sumber

daya yang ada sebagai cadangan pembangunan yang berkelanjutan.

Sesuai dengan peraturan, maka pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta reklamasi lahan

pasca tambang harus dilakukan sesuai dengan dokumen AMDAL dan RKL-RPL yang telah disetujui.

Page 27: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-11

Pengelola pertambangan lebih lanjut wajib membantu program pengembangan wilayah dan

pengembangan masyarakat lokal yang meliputi pengembangan SDM, kesehatan, ekonomi, sosial dan

lingkungan hidup. Pada prinsipnya, pertambangan rakyat memang bertujuan untuk memberikan

kesempatan kepada masyarakat lokal dalam mengusahakan bahan galian untuk turut serta

membangun daerah di bidang pertambangan dengan bimbingan pemerintah provinsi/

kabupaten/kota. Dalam pemanfaatan kawasan bekas tambang timah bagi pariwisata pun, tentunya

masyarakat lokal tetap perlu diprioritaskan untuk dilibatkan dalam pengelolaan dan

pengembangannya.

2.2 Studi Literatur Pemanfaatan Bekas Pertambangan Timah bagi

Pariwisata

Dalam sub bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai beberapa lokasi bekas tambang di dunia

yang telah beralih fungsi menjadi objek dan daya tarik wisata. Lokasi bekas tambang timah tersebut

diantaranya Tambang Timah Greevor dan Cornwall di negara Inggris, Tambang Timah Sungai

Lembing dan Tambang Danau Taiping di Negara Malaysia, dan Pha Kak Liang di Kepulauan Bangka,

Indonesia.

2.2.1. Tambang Timah Geevor dan Cornwall, Inggris

Tambang timah Geevor yang terletak di Cornwall, Inggris beroperasi pada tahun 1909-1991 dan

telah menghasilkan 50.000 ton timah hitam. Saat ini, kawasan tambang seluas 31,13 ha ini telah

menjadi museum dan pusat warisan budaya. Tambang terluas di Inggris ini merupakan bagian

penting dari Cornwall and West Devon Mining Landscape dan diajukan oleh UNESCO pada tahun

2006.

Sumber: www.cornwall_mining.co.uk (2009)

Gambar 2.1

Mesin Pengolahan Timah di Museum dan Pusat Warisan Budaya Cornwall di Inggris

Page 28: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-12

Program pengembangan kawasan tambang yang didanai oleh Heritage Lottery Fund dan Dewan

Provinsi Penwith ini menghabiskan dana hingga 3,8 juta euro. Tahap akhir dari program tersebut

ialah Museum Geevor’s new Hard Rock. Museum ini menceritakan tentang penambangan timah di

Cornwall dan Geevor, terutama tentang apa saja yang terjadi di bawah tanah dan permukaan serta

bagaimana kehidupan para penambang, dilengkapi dengan rekaman suaranya. Pengunjung juga

dipersilahkan untuk berkeliling di gedung-gedung penambangan untuk melihat-lihat alat-alat

penambangan orisinil seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas dan di bawah, serta terdapat

panduan untuk wisata bawah tanah ke dalam Wheal Mexico, tambang timah pada abad ke 18.

Kawasan ini dilengkapi dengan toko suvenir dan cafe yang menghadap ke Samudera Atlantik.

Disediakan juga aktifitas interaktif seperti mendulang emas dan batumulia.

Sumber: www.cornwall_mining.co.uk (2009)

Gambar 2.2

Salah Satu Pabrik Pengolahan Hasil Tambang di Cornwall, Inggris

2.2.2. Tambang Timah Sungai Lembing di Malaysia

Sungai Lembing di Malaysia merupakan bekas tambang timah terbesar di dunia. Saat ini, di museum

bekas kawasan pertambangan milik Inggris ini sedang direncanakan rekonstruksi bagiannya untuk

menjadi pertunjukan kegiatan pertambangan. Museum ini akan lengkap dengan rampungnya

pemugaran bungalow kontemporer para pegawai Inggris.

Page 29: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-13

Sumber: www.pahangtourism.com (2009)

Gambar 2.3

Museum Tambang Timah Sungai Lembing di Malaysia

Sumber: www.pahangtourism .com (2009)

Gambar 2.4

Benda-benda yang dipamerkan dalam Museum Tambang Timah Sungai Lembing

Museum yang memperlihatkan industri tambang timah berada di bungalow manajer pertama

tambang ini di sisi utara kota seperti yang terdapat pada gambar di atas. Bungalow ini dibuka pada

tahun 2003 oleh Departemen Museum dan Benda Antik setempat dengan tujuan menginformasikan

sejarah pertambangan di Pahang. Pada bungalow yang berfungsi sebagai museum ini dipamerkan

beberapa kategori, seperti Pahang Consolidated Company Ltd (PCCL), geomorfologi, pakaian dan

perlengkapan, riwayat tambang, diorama, perekonomian tambang, dan Wakaf. Selain itu, disediakan

juga praktek menambang untuk anak-anak.

Page 30: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-14

Ke arah utara, terdapat sumur tambang yang sudah tua, sehingga pengunjung hanya bisa mengamati

tempat ini dari luar. Sejauh ini tidak disediakan kunjungan bawah tanah, tapi pengunjung dibolehkan

mengunjungi kantor pertambangan timah Sungai Lembing dan pabrik pengolahannya dengan

menghubungi manajernya lebih dulu. Walaupun telah beralih fungsi menjadi objek wisata, bukan

berarti penambangan tersebut bebas dari pencemar. Pengujian pada kolam tailing dan tanah di

kawasan tambang Sungai Lembing tersebut oleh Alshaebi (2009) menyimpulkan bahwa konsentrasi

logam berat pada tanahnya cukup besar, yaitu sekitar 101,71 mg/kg untuk Cr dan 250.311,4 mg/kg

untuk Pb. Konsentrasi maksimum logam berat di endapan tailing-nya ialah 151.839,32 mg/kg untuk

Pb di dekat tempat yang paling potensial menjadi sumber pencemar sedangkan konsentrasi

minimumnya ialah 96,04 mg/kg untuk Cr.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan risiko logam berat vital di area ini. Dispersi

area yang tercemar logam berat di kawasan ini umumnya berasosiasi dengan transportasi oleh air

pada limbah penambangan melalui aliran sungai. Oleh sebab itu, remediasi dan pengukuran

terkendali rute polusi di kawasan ini perlu segera dilakukan. Kawasan bekas penambangan di KG-

Gajah, Perak, Malaysia bahkan memiliki indeks bahaya radioaktif yang sangat tinggi dan tidak aman

bagi manusia (Hamzah, drr. (2008)). Pada gambar 3.4 menunjukkan kawasan bagian dalam Museum

Tambang Timah Sungai Lembing, dari atas ke bawah terdapat bungalow pejabat besar PCCL lama,

bekas penambangan lombong, dan terowongan tambang Lombong.

Sumber : pahangtourism.com 2009

Gambar 2.5

Kawasan Pertambangan di Museum Tambang Timah Sungai Lembing

Page 31: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-15

2.2.3. Taman Danau Taiping di Malaysia

Taiping merupakan kota yang terletak di bagian utara Perak, Malaysia. Dengan populasi sekitar

191.104 jiwa (tahun 2007), kota ini menjadi kota kedua terbesar di Perak setelah Ipoh, ibukota

negara bagian Perak. Taiping pernah menjadi ibukota negara bagian menggantikan Kuala Kangsar

dari tahun 1876-1937, tapi kemudian digantikan oleh Ipoh. Setelah tidak menjadi ibukota negara

bagian perkembangan kota ini sempat menurun, tetapi pada tahun belakangan mulai berkembang

pesat kembali. Daerah ini berkembang cepat pada abad ke-19 ketika timah ditemukan. Timah

tersebut mengundang sejumlah pendatang, khususnya orang Cina. Lalu, pada masa penjajahan

Inggris kota ini semakin berkembang dan menjadi pusat distribusi timah dengan dibangunnya rel

kereta api pertama di Malaysia yang menghubungkannya dengan pelabuhan untuk keperluan

ekspor. Kota yang pada awalnya berkembang sebagai kota pertambangan timah ini, kini justru

menjadi kota yang tenang dan merupakan objek wisata utama di Perak. Kolam-kolam sisa

penambangan timah di Taiping kini telah menjadi Taman Danau seperti pada gambar di atas. Ide

awal pembangunan taman publik ini dicetuskan oleh Kolonel Robert Sandilands Frowd Walker dan

diresmikan sebagai taman pada tahun 1880. Taman ini kemudian dikembangkan taman rekreasi

umum oleh Charles Compton Reade (1884-1933) dengan suntikan dana seorang kapitalis Cina

ternama di Perak dan juga anggota Dewan Negara Bagian Perak, yaitu Chung Thye Phin.

Sumber: www.asiamaya.com/panduasia/malaysia.com (2009)

Gambar 2.6 Pemandangan Kolam Bekas Tambang Timah di Taman Danau (Lake Garden) di Taiping, Malaysia

Penanaman rumput, bunga dan pepohonan dilakukan pada tahun 1884. Beberapa bagiannya

dipagari untuk mencegah masuknya sapi yang dapat memakan rumput yang telah ditanam. Lahan

seluas 64 hektar ini merupakan taman umum pertama di Malaysia dan dengan bangga diakui

sebagai taman paling indah dan paling tertata apik dari yang pernah ada. Di taman ini terdapat

Page 32: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan II-16

sejumlah danau dan kolam yang membuat taman ini bahkan lebih indah daripada lukisan. Selain

kolam dan berbagai fasilitas taman lainnya, terdapat beberapa rumah pribadi dan rumah dinas di

dekat taman ini, diantaranya adalah rumah raja.

2.2.4. Pha Kak Liang di Bangka Belitung Indonesia

Pha Kak Liang adalah kelenteng yang didirikan di kawasan bekas penambangan timah. Lubang bekas

galian timah yang disebut kolong membentuk danau. Di tengahnya, lalu didirikan gazebo dengan

jembatan berkelok-kelok yang menghubungkannya dengan daratan. Di tepi danau pada permukaan

yang lebih tinggi ada kelenteng kecil tempat ibadah.

Kawasan yang bergaya Cina ini terletak di Desa Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka,

sekitar 2 km dari Kota Belinyu atau 53 km dari Kota Sungailiat. Luasnya mencapai 2 ha dan ditandai

dengan gerbang semacam gapura raksasa tak berpintu. Suasananya sangat tenang dan dikelilingi

oleh pepohonan rimbun sehingga memang sesuai untuk tempat beribadah.

Di danau ini hidup ratusan bahkan ribuan ikan mas, bawal darat dan nila yang konon besarnya ada

yang mencapai 1 m. Hal ini tampak wajar sebab sejak bibit ikan ditebar pertama kali pada tahun

1995, ikan-ikan tersebut tidak boleh dipancing dan ditangkap.

Sumber: Atlas Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung (2004)

Gambar 2.7 Danau Bekas Tambang Timah di Pha Kak Liang, Bangka-Belitung, Indonesia

Daya tarik pengunjung adalah menyaksikan ikan-ikan air tawar yang berukuran besar tersebut

bermunculan di permukaan air jika pengunjung memberikan makanan yang disediakan oleh

penjaganya. Wisatawan yang datang ke tempat ini akan merasa seperti berada di Hongkong atau

Taiwan, karena desain komponen-komponen bangunannya yang bernuansakan Cina. Sayangnya,

saat ini Pha Kak Liang sudah tidak dikelola dengan baik dan menjadi terbengkalai.

Page 33: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-1

K

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH KEPULAUAN

BANGKA

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai gambaran Kepulauan Bangka mencakup sejarah

Kepulauan Bangka, kondisi fisik dan geomorfologis, kondisi sosial-ekonomi-budaya

masyarakat, serta gambaran kepariwisataan dan kawasan penambangan timah yang ada di

Kepulauan Bangka. Bagian terakhir akan memuat potensi serta permasalahan

pengembangan kawasan bekas penambangan timah di Kepulauan Bangka (kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan).

3.1 Sejarah Kepulauan Bangka

epulauan Bangka sebagai bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki riwayat

sejarah yang cukup menarik. Berikut akan disampaikan uraian mengenai sejarah Kepulauan Bangka

mencakup sejarah asal nama Bangka, sejarah keberadaan Kepulauan Bangka, dan sejarah budaya

Kepulauan Bangka.

3.1.1 Sejarah Asal Nama Bangka

Pembicaraan asal muasal nama Bangka, masih menjadi sebuah perdebatan, karena masih banyak

interpretasi dan argumentasi yang berbeda-beda. Berdasarkan legenda yang ada di masyarakat

setempat terdapat beberapa versi. Versi-versi tersebut tercatat oleh H. Idris seorang guru yang

mengajar dari Inlandsche School di Muntok pada awal tahun 1800-an. H. Idris menulis legenda

tentang penamaan Bangka dalam bahasa Melayu kuno dan tulisan itu kemudian diterjemahkan oleh

EC.Ade Clercg, dalam bukunya Bijdrage Tot de Geschiedenis Van Het Eiland Banka. Penuturan dari

legenda itu hingga sekarang masih hidup di masyarakat pulau ini, yang merupakan sumbangan bagi

kepentingan sejarah Bangka.

Versi cerita legenda asal muasal nama Bangka antara lain:

1. Versi Panji (Kabupaten Bangka)

Kepercayaan penduduk Desa Panji di Belinyu dan orang Sekak menuturkan, ada seorang anak raja

Bugis bernama Seri Gading diusir oleh orang tuanya yang bernama Raja Tumpu Awang karena

Page 34: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-2

berbuat serong. Disyaratkan padanya baru diperbolehkan kembali bila sudah mendapatkan

seorang isteri yang baik.

Alkisah berlayarlah Seri Gading dengan kapal besar yang dilengkapi awak kapal bersenjata

lengkap menuju ke Jawa dan sekitar wilayah Melayu. Selama menetap di Johor, Seri Gading

mendapatkan jodoh dan mempersunting seorang putri keturunan Cina, yang ternyata menjadi

seorang isteri yang baik. Karena sudah memenuhi persyaratan yang dikehendaki orang tuanya

bertolaklah Seri Gading kembali ke negeri asalnya. Malang tak dapat dicegah dalam pelayaran

pulang kapalnya dihamuk badai dan terdampar di sebuah pulau yang bergunung tinggi. Singkat

cerita Seri Gading bersama sisa-sisa awak kapalnya menemukan sebuah pondok, dibawah

serumpun bambu tak jauh dari halaman pondok itu diketemukan dua sosok mayat laki-laki dan

perempuan. Pulau yang asing baginya itu kemudian dinamakannya Bangkai, lama-kelamaan

berubah menjadi Bangka.

2. Versi Muntok (Kabupaten Bangka Barat)

Zaman dahulu kala ada sebuah kapal besar dari Negeri Johor yang ditumpangi beberapa

penumpang laki-laki dan perempuan. Nakhoda kapal besar itu bernama Ragam atau Ranggam.

Kapal itu mengalami amukan badai dan akhirnya kandas. Badan kapal yang kandas ini kemudian

menjelma menjadi Pulau Bangka, sedangkan tiang-tiang kapal yang tinggi berubah menjadi

gunungnya. Lebih lanjut diceritakan juga ada sebuah perahu penyelamatnya hanyut ke timur,

kemudian kandas berubah dan menjelma menjadi Pulau Belitung.

3. Versi Balar

Penduduk Desa Balar wilayah Sungaiselan (Kabupaten Bangka Tengah) menuturkan, pulau ini

berasal dari sebuah kayu besar dari jenis kayu Bangka yang hanyut dari Bugis.

4. Versi Paku

Dituturkan penduduk Paku daerah Payung (Kabupaten Bangka Selatan), nama Bangka berasal

dari kata “Bangkai” yakni bangkai dari seorang berbadan besar mirip raksasa yang terdampar di

pulau ini.

5. Versi Kajian Ilmiah

L.C. Damais (1970 dalam Bambang Budi Utomo: 2000) memperkirakan nama Bangka telah

tercatat pada abad ke-3 Masehi, yaitu pada sebuah karya sastra Mahaniddesa dari India yang

menyebut sejumlah nama tempat di Asia. Dalam karya sastra itu antara lain disebutkan

Suwarnnabhumi, Wangka dan Jawa. Nama Suwarnnabhumi diidentifikasi dengan Sumatera,

s e d a n g k a n W a n g k a d i t a f s i r k a n s e b a g a i B a n g k a y a n g d i k e n a l s e k a r a n g .

Page 35: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-3

3.1.2 Sejarah Keberadaan Pulau Bangka

Kepulauan Bangka dan Belitung merupakan bagian dari wilayah perairan Sumatera, yang menjadi

pusat lalu lintas perdagangan dunia sejak dulu kala. Kesatuan wilayah perairan Sumatera tersebut

meliputi kawasan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, khususnya yang dibatasi oleh pantai timur

Sumatera dan pantai Kalimantan Barat. Di kesatuan perairan tersebut terdapat Kepulauan Bangka

Belitung, dan juga Kepulauan Riau-Lingga. Sejak dulu, perairan ini berfungsi sebagai penghubung

antara negeri di atas angin (sub benua India, Persia dan Arab) dengan negeri di bawah angin

(nusantara) dan Asia Timur (Cina).

Sejarah mengungkapkan bahwa kepulauan ini telah lama dikenal dan telah terdapat komunitas

pemukiman. Salah satu bukti adalah ditemukannya Prasasti Kota Kapur oleh JK van der Meulen pada

tahun 1892 M di dekat Sungai Mendo, Dusun Kota Kapur, Desa Pernagan, Kecamatan Mendo Barat,

Kabupaten Bangka. Prasasti ini dibuat dari bahan batu andesit berwarna abu-abu dan berbentuk

obeliks dengan ukuran tinggi 177 cm dan lebar 19-23 cm. Prasasti Kota kapur berhuruf Pallawa serta

mengunakan Bahasa Melayu Kuno dengan pertanggalan 608 Saka atau 686 Masehi. Isi prasati

berupa sumpah dan kutukan bagi mereka yang berbuat jahat dan pada akhir prasasti disebutkan

bahwa prasasti ini dipahatkan ketika bala tentara Sriwijaya baru berangkat menyerang Bhumi Jawa.

Sekarang prasasti ini disimpan di Museum Nasional.

Setelah pengaruh Kerajaan Sriwijaya mulai surut, Pulau Bangka mulai dikuasai kerajaan-kerajaan

besar lainnya salah satunya: Kerajaan Majapahit. Berdasarkan catatan Kitab Negara Kertagama,

Kerajaan Majapahit memiliki kekuasaan geopolitik hingga meliputi Asia Tenggara. Namun pada masa

itu Pulau Bangka baru sedikit mendapat perhatian, meskipun letaknya yang strategis di tengah-

tengah alur lalu lintas setelah orang-orang daratan Asia maupun Eropa berlomba-lomba ke

Indonesia dengan ditemukannya rempah-rempah.

Sumber: Dokumentasi Gambar BP3 Jambi

Gambar 3.1 Lukisan Suasana Kepulauan Bangka di Zaman Kerajaan Sriwijaya

Page 36: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-4

Sumber: Bambang Budi Utomo; BP3 Jambi Gambar 3.2

Bentuk Prasasti Kota Kapur dan Tulisan Prasasti Kota Kapur

Terjemahan isi prasasti Kota Kapur di gambar 3.2 dapat dilihat sebagai berikut:

Terjemahan Prasasti Kota Kapur:

Akibat kurangnya perhatian dari penguasa yang ada di Jawa, para bajak laut merajalela merompak

kapal-kapal yang ada di perairan Pulau Bangka dengan menimbulkan penderitaan bagi

penduduknya. Upaya Bupati Nusantara membasmi bajak-bajak laut tersebut berhasil, kemudian

Bupati Nusantara untuk beberapa lama memerintah Bangka dengan gelar Raja Muda. Paska

Keberhasilan !

1). Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi Kadātuan Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang

mengawali permulaan segala sumpah !

2). Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kadātuan ini akan ada orang yang memberontak yang bersekongkol dengan

para pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak;

3). yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takluk, yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh

saya diangkat sebagai datu; biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut mati kena kutuk biar sebuah ekspedisi

untuk melawannya seketika di bawah pimpinan datu atau beberapa datu Śrīwijaya, dan biar mereka

4). dihukum bersama marga dan keluarganya. Lagipula biar semua perbuatannya yang jahat; seperti mengganggu ketenteraman jiwa orang,

membuat orang sakit, membuat orang gila, menggunakan mantra,racun, memakai racun upas dan tuba, ganja,

5). saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan

menghantam mereka yang bersalah melakukan perbuatan jahat itu; biar pula mereka mati kena kutuk. Tambahan pula biar mereka yang

menghasut orang

6). supaya merusak, yang merusak batu yang diletakkan di tempat ini, mati juga kena kutuk; dan dihukum langsung. Biar para pembunuh,

pemberontak, mereka yang tak berbakti, yang tak setia pada saya, biar pelaku perbuatan tersebut

7). mati kena kutuk. Akan tetapi jika orang takluk setia kepada saya dan kepada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu, maka moga-

moga usaha mereka diberkahi, juga marga dan keluarganya

8). dengan keberhasilan, kesentosaan, kesehatan, kebebasan dari bencana, kelimpahan segalanya untuk semua negeri mereka ! Tahun Śaka

608, hari pertama paruh terang bulan Waisakha (28 Pebruari 686 Masehi), pada saat itulah

9). kutukan ini diucapkan; pemahatannya berlangsung ketika bala tentara Śrīwijaya baru berangkat untuk menyerang bhūmi jāwa yang tidak

takluk kepada Śrīwijaya.

Page 37: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-5

wafatnya Bupati Nusantara, kekuasaan jatuh ketangan putri tunggalnya dan karena putrinya ini

dikawinkan dengan Sultan Palembang, Abdurrachman (1659-1707), dengan sendirinya pulau Bangka

menjadi bagian dari Kesultanan Palembang.

Pada tahun 1707 Sultan Abdurrachman wafat, dan digantikan oleh putranya Ratu Muhammad

Mansyur (1707-1715). Namun Ratu Anum Kamaruddin adik kandung Ratu Muhammad Mansyur

kemudian mengangkat dirinya sebagai Sultan Palembang, menggantikan abangnya (1715-1724),

walaupun abangnya telah berpesan sebelum wafat, supaya putranya Mahmud Badaruddin

menyingkir ke Johor dan Siantan, sekalipun secara formal sudah diangkat juga oleh rakyat menjadi

Sultan Palembang.

Pada tahun 1724 Mahmud Badaruddin dengan bantuan Angkatan Perang Sultan Johor merebut

kembali Palembang dari pamannya. Kekuasaan atas Pulau Bangka selanjutnya diserahkan oleh

Mahmud Badaruddin kepada Wan Akup, yang sejak beberapa waktu telah pindah dari Siantan ke

Bangka bersama dua orang adiknya Wan Abduljabar dan Wan Serin.

Kemudian atas dasar Konversi London tanggal 13 Agustus 1814, Belanda menerima kembali dari

Inggris daerah-daerah yang pernah didudukinya ditahun 1803 termasuk beberapa daerah

Kesultanan Palembang. Serah terima dilakukan antara M.H. Court (Inggris) dengan K. Heynes

(Belanda) di Muntok pada tanggal 10 Desember 1816. Kecurangan-kecurangan, pemerasan-

pemerasan, pengurasan dan pengangkutan hasil timah yang tidak menentu, yang dilakukan oleh

VOC dan Ingris (EIC) mengakibatkan situasi hilangnya kesabaran rakyat. Apalagi setelah kembali

kepada Belanda, yang mulai menggali timah secara besar-besaran tanpa memikirkan nasib pribumi.

Perang gerilya yang dilakukan di Musi Rawas untuk melawan Belanda juga telah membangkitkan

semangat perlawanan rakyat di Pulau Bangka dan Belitung, sehingga pecahlah pemberontakan-

pemberontakan. Selama bertahun-tahun rakyat Bangka mengadakan perlawanan, berjuang mati-

matian untuk mengusir Belanda dari daerahnya dibawah pimpinan Depati Merawang, Depati Amir,

Depati Bahrin, dan Tikal serta lainnya. Kemudian karena istri Mahmud Badaruddin tidak

menginginkan tinggal di Palembang maka diperkenankan suaminya menetap di Bangka dimana

disebutkan bahwa istri Sultan Mahmud ini adalah anak dari Wan Abduljabar.

Sejarah menyebutkan bahwa Wan Abduljabar adalah putra kedua dari Abdulhayat seorang

kepercayaan Sultan Johor untuk pemerintahan di Siantan. Abdulhayat ini semula adalah seorang

pejabat tinggi kerajaan Cina bernama Lim Tau Kian, yang karena berselisih paham lalu melarikan diri

ke Johor dan mendapat perlindungan dari Sultan. Ia kemudian masuk agama Islam dan diangkat oleh

Sultan Johor menjadi kepala Negeri di Siantan.

Page 38: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-6

Pada tahun 1717 mulai diadakan perhubungan dagang dengan VOC untuk penjualan timah. Dengan

bantuan kompeni ini, Sultan Palembang berusaha membasmi bajak-bajak laut dan penyelundupan-

penyelundupan timah. Pada tahun 1755 pemerintah Belanda mengirimkan misi dagangnya ke

Palembang yang dipimpin oleh Van Haak, yang bermaksud untuk meninjau hasil timah dan lada di

Bangka.

Pada sekitar tahun 1722 VOC mengadakan perjanjian yang mengikat dengan Sultan Ratu Anum

Kamaruddin untuk membeli timah monopoli, dimana menurut laporan Van Haak perjanjian antara

pemerintah Belanda dan Sultan Palembang berisi:

Sebagai akibat perjanjian inilah kemudian banyak timah hasil Pulau Bangka dijual dengan cara

diselundupkan. Selanjutnya tahun 1803 pemerintah Belanda mengirimkan misi lagi yang dipimpin

oleh V.D. Bogarts dan Kapten Lombart, yang bermaksud mengadakan penyelidikan dengan seksama

tentang timah di Bangka.

Perjanjian Tuntang pada tanggal 18 September 1811 telah membawa nasib lain bagi Pulau Bangka.

Pada tanggal itu ditandatangani akta penyerahan dari pihak Belanda kepada pihak Inggris, dimana

Pulau Jawa dan daerah-daerah taklukannya, Timor, Makasar, dan Palembang berikut daerah-daerah

taklukannya menjadi jajahan Inggris. Raffles mengirimkan utusannya ke Palembang untuk

mengambil alih Loji Belanda di Sungai Aur, tetapi mereka ditolak oleh Sultan Mahmud Badaruddin II,

karena kekuasaan Belanda di Palembang sebelum kapitulasi Tuntang sudah tidak ada lagi. Raffless

merasa tidak senang dengan penolakan Sultan dan tetap menuntut agar Loji Sungai Aur diserahkan,

juga menuntut agar Sultan menyerahkan tambang-tambang timah di Pulau Bangka dan Belitung.

Pada tanggal 20 Maret 1812 Raffles mengirimkan ekspedisi ke Palembang yang dipimpin oleh

Jendral Mayor Roobert Rollo Gillespie. Namun Gillespie gagal bertemu dengan Sultan, lalu Inggris

pun mulai melaksanakan politik Devide et Impera. Gillespie mengangkat Pangeran Adipati sebagai

Sultan Palembang dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin II (tahun 1812). Sebagai pengakuan

Inggris terhadap Sultan Ahmad Najamuddin II dibuatlah perjanjian tersendiri agar Pulau Bangka dan

Belitung diserahkan kepada Inggris. Dalam perjalanan pulang ke Betawi lewat Muntok kedua pulau

itu diresmikan menjadi jajahan Inggris oleh Gillespie dengan diberi nama Duke of Island (20 Mei

1812).

Sultan hanya menjual timahnya kepada Kompeni

Kompeni dapat membeli timah sejumlah yang diperlukan.

Page 39: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-7

Meski masa penguasa Inggris hanya singkat (1812-1816), pengaruh perubahan yang dilakukan dalam

kebijakan penambangan timah sangat besar, yang kemudian menjadi landasan perencanaan

pengelolaan penambangan timah di Bangka yang dilanjutkan pada masa penguasa Belanda. Belanda

mendapatkan kembali Indonesia dari Inggris berdasarkan Konvensi London 13 Agustus 1814, dan

seluruh kekayaan VOC diambil alih oleh Pemerintah Belanda. Pulau Bangka diserahkan kembali ke

Belanda sebagai imbal tukar dengan Cochin India. Peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan

Bangka Belitung diserahterimakan antara MH. Court (Inggris) dengan K.Hcyes (Belanda) di Muntok

pada 10 Desember 1816.

Pada tahun 1819, pemerintah kolonial Belanda mulai mengadakan pengawasan langsung atas

tambang timah Bangka dengan menempatkan seorang residen di Muntok. Sama halnya seperti

Residen Inggris, Residen Belanda ini juga berfungsi ganda baik sebagai pejabat administrasi maupun

sebagai pimpinan perusahaan timah. Belanda mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama

Banka Tin Winning Bedrijf (BTW) sebagai upaya pengelolaan penambangan timah di Bangka yang

berkedudukan di Muntok. Tahun 1822 Belanda mendatangkan balatentara berkekuatan 100 prajurit

ke Belitung di bawah pimpinan seorang kapten bangsa Belgia bernama J.P. De La Motte yang

kemudian digantikan oleh J.R. Bierschel (1826) yang berhasil menemukan timah di Belantu, sekitar

Gunung Tajam, dan Sijuk, dekat Sungai Membalong. Pada tahun 1873 penambangan timah Belitung

dibuka sebagai perluasan dan peningkatan produksi timah. Oleh sebab itu, pada tahun 1819,

Belanda mengeluarkan Tin Reglement yang berisi:

Kesewenang-wenangan Belanda inilah yang akhirnya memicu perlawanan rakyat terhadap Belanda.

Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang dikenal

sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang menyebabkan Depati Amir diasingkan ke

Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret

1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen

Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat

5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1

Karesidenan.

Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung diperintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang

disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda

di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya

resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda

Bahwa penambangan timah di Bangka langsung di bawah wewenang dan kekuasan residen.

Timah adalah monopoli penuh Belanda. Tambang timah partikelir dilarang sama sekali.

Page 40: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-8

pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. Pada

23 Januari 1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung

dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara

Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950

kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 wilayah Bangka diserahkan oleh Pemerintah

Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr.

Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk

R.Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.

Paska kemerdekaan terkait dengan pengelolaan timah untuk daerah Bangka, semula diusahakan

Pemerintah Belanda yaitu Bangka Tin Winningbedrijf (BTW) dan pada tahun 1953 diambilalih oleh

Pemerintah Indonesia . Berdasarkan PP RI No 96 Tahun 1961 tanggal 17 April 1961 tentang pendirian

P.N. Tambang Timah Bangka (Lembaran Negara RI No. 120 tahun 1961) didirikan P.N. Tambang

Timah Bangka.

3.1.3 Sejarah Budaya Kepulauan Bangka

Masa prasejarah Bangka Belitung dirasakan masih gelap dan sulit untuk diketahui. Peninggalan-

peninggalan purbakala serta fosil-fosil manusia purba pertama yang mendiami kepulauan ini,

khususnya fosil-fosil darat, sebelum zaman Holosen dan sesudah zaman Mesozoikum, belum

menjelaskan banyak tentang masa prasejarah Bangka Belitung.

Masa-masa prasejarah Bangka dan Belitung baru dapat diduga ribuan tahun sebelum masa Masehi.

Para ahli purbakala memperkirakan ketika Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaya (Malaysia

sekarang) belum didiami manusia, di wilayah ini sudah ada golongan ras Weddoid dan Austroloid.

Mereka adalah orang-orang dari daerah Hoabinh di Indochina yang merupakan bangsa pengembara.

Orang-orang itu pandai berburu dan meramu hasil hutan dan sudah menganut suatu kebudayaan

Batu Tua (Mesoliticum). Para ahli purbakala dan antropolog menyebutkan bahwa suku bangsa

zaman Mesolithicum itu hidup semasa 5.000 hingga 3.000 tahun Sebelum Masehi, dan menganut

kebudayaan Hoabinchina.

Suku bangsa berikutnya adalah mereka yang sudah agak maju dan mendukung kebudayaan Batu

Baru (Neolithicum) dan Batu Besar (Megalithicum). Mereka inilah yang dianggap sebagai asal mula

ras rumpun Melayu yang dikenal sebagai ras Proto Melayu, yang datang berimigrasi pada masa

Neolithicum 2.500 hingga 1.500 tahun Sebelum Masehi (SM). Kehadiran ras ini lalu mendesak

penduduk asli ras Weddoid dan Austroloid sehingga mereka menyingkir ke pedalaman dan hutan-

hutan.

Page 41: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-9

Pada gelombang berikutnya, sekitar 300 tahun SM datang lagi suku bangsa yang lebih maju dan

sudah mendapat pengaruh Hindu, yaitu suku bangsa Deutro Melayu. Kedatangan mereka mendesak

orang-orang Proto Melayu karena mereka tidak mampu berbaur. Mereka menyingkir, lari ke hutan-

hutan dan pulau-pulau atau tepi laut, dan terpecah dalam kelompok kecil yang kemudian disebut

sebagai Suku Laut. Mereka yang lari ke hutan-hutan dikenal sebagai orang-orang Talang Mamak,

Sakai, dan Semang di Malaysia. Sedangkan orang-orang Deutro Melayu yang datang, merupakan asal

mula suku Melayu yang saat ini dikenal sebagai orang Melayu Riau, yang mendiami Kepulauan Riau,

termasuk Lingga, Singkep, Natuna, Bengkalis, Rupat, Selatpanjang, Indragiri, dan Kepulauan Bangka

Belitung sekarang ini.

Selama berabad-abad Kepulauan Bangka Belitung didiami oleh suku Laut. Mereka dikenal sebagai

penangkap ikan ulung dan terbilang ahli dalam membuat berbagai jenis perahu, diantara mereka

pandai berburu di hutan-hutan dan mengolah hasil hutan untuk keperluan sehari-hari. Pada

beberapa daerah di Kepulauan Bangka Belitung, suku Laut inilah yang dianggap sebagai penduduk

asli. Mereka kadang-kadang disebut Orang Sekak, atau Sekah, dan tinggal di sekitar Teluk Kelabat,

Kurau, Pulau Lepar, Muara Sungai Kampa, dan pantai-pantai di Pulau Belitung.

Sejarah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga diwarnai dengan singgahnya Laksamana Cheng Ho,

seorang pelaut utusan Kaisar Zhu pada zaman Dinasti Ming, untuk membawakan misi dalam rangka

pelayaran muhibah ke negara-negara Asia untuk membuka hubungan diplomatik. Di Bangka

Belitung, Laksamana Cheng Ho juga menyebarkan agama Islam dan tata krama kepada penduduk.

Saat ini, selain penduduk keturunan Tionghoa, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat

berbagai macam suku bangsa, kebudayaan, dan golongan sosial yang secara garis besar terdiri dari

Melayu, Bugis, Jawa, Bali, Batak, Buton, Flores, Sunda, Madura, dan warga negara asing yang telah

menetap di Kepulauan Bangka Belitung. Suku-suku bangsa tersebut sejak lama hidup berdampingan

dengan damai.

Pembauran budaya yang luar biasa tersebut berdampak positif terhadap perbendaharaan bahasa

yang dimiliki. Walaupun bahasa Melayu mendominasi bahasa yang digunakan, tetapi masih ada juga

bahasa lain yang digunakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Selain bahasa, pembauran latar belakang yang berbeda-beda di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

juga menciptakan keragaman agama yang dianut oleh penduduk Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha serta ditambah oleh para penganut

kepercayaan dengan persentase terbesar adalah penganut agama Islam.

Page 42: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-10

3.1.4 Sejarah Pembentukan Timah di Kepulauan Bangka

Timah adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin: Stannum) bernomor atom 50 pada Susunan

Berkala Unsur-unsur, dan satu kelompok IVA pada skala periodik bersama unsur-unsur yang terdekat

lainnya seperti germanium (Ge) dan timbal (Pb). Timah tidak mudah mengalami proses oksidasi di

udara sehingga menjadi pelapis anti karat yang baik bagi logam-logam lain yang mudah mengalami

oksidasi. Timah mulai digunakan sebagai campuran logam bersama-sama dengan tembaga

menghasilkan perunggu sejak 3000 tahun SM. Setelah 600 tahun SM manusia sudah bisa

menghasilkan logam timah murni. Produk lain dari timah diantaranya adalah pewter, suatu

campuran logam dengan 85% sampai 90% timah dengan tembaga, bismuth/antimoni, dan timbal. Di

jaman modern sekarang timah digunakan untuk campuran logam dan khususnya sebagai material

untuk solder dalam industri elektronika yang mengandung kandungan timah lebih dari 60%. Dalam

industri pengepakan makanan, timah – selain alumunium – juga banyak digunakan sebagai pelapis

bagian dalam karena kandungan racunnya yang sangat rendah.

Secara geologis, timah adalah unsur yang merupakan jumlah terbanyak ke-49 pada kerak bumi.

Sebagai gambaran, timah mewakili kandungan 2 ppm dibandingkan dengan 75 ppm seng, 50 ppm

tembaga, dan 14 ppm timbal. Timah tidak dapat terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi

harus melalui ekstraksi dari mineral, umumnya kasiterit SnO2, yang merupakan mineral pengandung

timah yang dapat mempunyai kandungan timah yang baik secara ekonomi. Mineral kasiterit selalu

berasosiasi dengan batuan granit dan umumnya mempunyai kandungan hingga 1% timah (Int’l Tin

Research Institute, 1991).

Namun demikian, penambangan timah yang menguntungkan tidak diambil dari batuan granit itu

sendiri, tetapi bersumber dari endapan pengayaan sekunder (secondary enrichment) hasil pelapukan

granit yang kemudian diendapkan di sungai, pantai, muara, atau laut dangkal. Hampir 80%

penambangan timah dilakukan dengan menggali endapan-endapan sungai atau pantai dan laut

dangkal.

Di Kepulauan Bangka, galian-galian timah dilakukan baik di endapan-endapan sungai purba, maupun

pada endapan-endapan pantai dan endapan lepas pantai. Jika kita terbang di atas Pulau Bangka,

maka dari atas kita dapat melihat bahwa sebaran kolong (galian timah) mengikuti suatu pola-pola

tertentu yang jika diamati lebih cermat, pola-pola berkelok-kelok itu mengikuti kaki-kaki bukit. Pola-

pola berkelok-kelok di bawah kaki bukit itu jelas awalnya merupakan sungai tempat terakumulasinya

pasir-pasir yang tererosi dari bukit-bukit granit di sekitarnya.

Dalam buku yang komprehensif membahas penambangan dan industri timah di Kepulauan Bangka

Belitung (Suyitno, 2007), banyak teori menjelaskan bagaimana endapan kasiterit terbentuk. Dari

Page 43: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-11

hasil pembahasan itu, secara umum timah Bangka (dan Belitung) memang bersumber dari intrusi-

intrusi batuan granit berumur Mesozoikum (Trias-Yura) yang merupakan batuan dasar utama di

Kepulauan Bangka Belitung. Batuan granit ini merupakan rangkaian yang menerus semenjak dari

Semenanjung Malaya di utara dan menerus ke selatan melalui Kepulauan Riau dan Bangka-Belitung

untuk akhirnya berbelok ke arah timur laut ke Kalimantan Barat.

Terbentuknya akumulasi endapan timah adalah akibat adanya batuan granit yang telah mengalami

mineralisasi, biasanya diterobos oleh urat-urat kuarsa dari proses magmatisme berikutnya, yang

membawa unsur-unsur timah. Namun demikian, di batuan asalnya ini, konsentrasi timah yang

terkandung umumnya sebagai mineral kasiterit (disebut sebagai timah primer) tersebar secara acak

di dalam batuan, sehingga secara teknis sulit dalam proses ekstraksinya. Konsentrasi kasiterit

menjadi tinggi jika terjadi proses pelapukan pada tubuh batuan granit yang setelah itu mengalami

erosi. Proses erosi terhadap granit yang lapuk ini akan mengurai batuan menjadi pasir-pasir dan

butiran-butiran mineral yang resisten terhadap erosi, yaitu umumnya butiran kuarsa dan kasiteritnya

sendiri.

Melalui proses alam, pasir-pasir itu dibawa oleh air dan terakumulasi pada lembah-lembah sungai

sebagai endapan aluvial yang sebenarnya biasa kita lihat sehari-hari pada sungai. Tetapi karena

endapan aluvial ini berasal dari bukit-bukit granit yang kaya akan mineral kasiterit, maka endapan

inipun merupakan deposit kuarsa dan kasiterit. Timah pada mineral kasiterit yang terakumulasi pada

endapan aluvial ini disebut sebagai timah plaser atau sekunder.

Endapan aluvial timah plaser inilah yang memenuhi dataran-dataran sungai dan aluvial pantai di

hampir seluruh Pulau Bangka. Endapan yang terjadi tidak saja terjadi pada sungai aktif (berair

permanen) tetapi justru kebanyakan terjadi pada sungai-sungai purba berlembah kering yang

dulunya merupakan sungai-sungai aktif. Sejarah geologis selama Zaman Kuarter sejak 2 juta tahun

yang lalu, diperkirakan merupakan masa-masa proses erosi, transportasi, dan pengemdapan timah

plaser berlangsung. Proses tersebut diduga berlangsung sangat intensif selama Zaman Es terakhir

(Wurm Ice Age) sekitar 18.000 tahun yang lalu sebagai puncaknya. Banyak penelitian Geologi Kuarter

yang menyatakan pada puncak Zaman Es terakhir itu, air laut di muka Bumi surut tajam, dan di

daerah khatulistiwa bahkan bisa mencapai lebih dari 120 m di bawah muka air laut sekarang (Bowen,

1978).

Dari peta-peta batimetri dapat diketahui bahwa dasar perairan di perairan Bangka-Belitung, Selat

Karimata, dan bagian selatan dari Laut Cina Selatan, termasuk Laut Jawa, mempunyai kedalaman

tidak lebih dari 80 m. Dengan demikian, pada Zaman Es terakhir dengan data penelitian yang

mengungkapkan bahwa muka air laut surut hingga lebih dari 120 m dari muka air laut sekarang,

perairan-perairan di atas berubah menjadi daratan.

Page 44: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-12

Pulau Bangka dan Belitung saat itu menjadi puncak-puncak tertinggi pada suatu dataran sangat luas

yang kemudian dikenal sebagai Sundaland. Pulau Bangka dan Belitung menjadi garis pemisah daerah

aliran sungai (DAS) utama antara utara dan selatan (Tjia, 1989). DAS utara disebut Sungai Sunda

Utara merupakan DAS besar yang merupakan gabungan sungai-sungai besar dari daratan Sumatera

dan Kalimantan Barat, seperi S. Musi, Batanghari dan S. Kapuas yang kemudian mengalir bersatu dan

bermuara ke Laut Cina Selatan di utara Kepulauan Natuna. DAS selatan disebut sebagai Sungai Sunda

Selatan mengalir di jalur terdalam di dasar Laut Jawa sekarang yang menggabungkan sungai-sungai

besar dari Pulau Jawa dan Kalimantan Tengah dan Selatan, seperti Ci Tarum, Ci Manuk, dan

Bengawan Solo. Sungai ini bermuara ke Selat Makassar di utara Pulau Madura.

Dengan demikian, selama air laut surut pada Zaman Es terakhir, proses-proses erosi berjalan intensif

di Pulau Bangka dan Belitung. Saat itulah diperkirakan endapan-endapan aluvial terbentuk baik di

sepanjang sungai yang ada di kedua pulau itu, maupun pada aliran menerus sungai tersebut pada

dataran Sundaland yang sekarang tergenang oleh laut. Dari konsep proses geologis di atas, maka

endapan-endapan kasiterit pembawa timah diduga membentuk cadangan-cadangan timah besar di

dasar laut di Selat Karimata.

Ketika air laut naik setelah 18.000 tahun yang lalu hingga sekarang, maka daratan-daratan dan

sungai-sungai yang tadinya aktif mengalir di atas daratan mulai tergenang: menjadi rawa, menjadi

pantai, sampai akhirnya seluruhnya tenggelam menjadi laut hingga pada batas pantai sekarang.

Maka tidak heran, di daratan Pulau Bangka Belitung, selain pada dataran lembah sungai-sungai

purba, endapan timah dijumpai juga pada banyak rawa-rawa dataran rendah, seperti di sekitar

Toboali, Koba, Pangkalpinang, Sungailiat, Belinyu dan Jebus. Rawa-rawa ini dulunya merupakan

dataran-dataran aluvial tempat terakumulasinya pasir-pasir hasil erosi batuan granit yang membawa

timah.

3.2 Gambaran Fisik Kepulauan Bangka

3.2.1 Geografis Kepulauan Bangka

Kepulauan Bangka merupakan salah satu pulau utama Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung.

Kepulauan Bangka secara administratif terbagi menjadi 4 kabupaten yaitu, Kabupaten Bangka,

Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah, dan Kabupaten Bangka Selatan, serta 1 kota

yaitu Kota Pangkalpinang yang menjadi ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kepulauan

Bangka memiliki luas 11.693, 54 km², dengan rincian luas wilayah kabupaten dan kota dapat dilihat

di tabel 3.1 berikut.

Page 45: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-13

Tabel 3.1 Luas Kabupaten/Kota di Kepulauan Bangka

No Kabupaten/Kota Luas (km²)

1 Kabupaten Bangka 2.950,68

2 Kabupaten Bangka Barat 2.820,61

3 Kabupaten Bangka Tengah 2.155,77

4 Kabupaten Bangka Selatan 3.607,08

5 Kota Pangkalpinang 89,40 Sumber: BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung

Secara geografis, Kepulauan Bangka terletak pada posisi 105°-107° Bujur Timur dan 1° 2’ Lintang

Selatan s/d 3° 7’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka dan Teluk Kelabat

Di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Natuna

Di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna

Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka Tengah

Peta Kepulauan Bangka dapat dilihat pada halaman selanjutnya:

Sumber: RIPPDA Provinsi Kep. Bangka Belitung

Gambar 3.3

Peta Kepulauan Bangka

Page 46: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-14

3.2.2 Topografi Kepulauan Bangka

Wilayah Kepulauan Bangka Belitung mempunyai topografi yang umumnya relatif datar hingga

berbukit dan hanya sebagian kecil yang bergunung. Satuan morfologi pegunungan dicirikan dengan

bentuk bentang alam berbentuk kerucut, dengan puncak-puncak tertinggi adalah Gunung Maras

dengan ketinggian 699 m yang berada di Kabupaten Bangka dan Gunung Menumbing dengan

ketinggian 445 m yang berada di Kabupaten Bangka Barat.

Profil wilayah ini umumnya beragam mulai dari daratan, bergelombang berbukit hingga bergunung,

dengan komposisi lahan datar mencapai luas sekitar 46,19%, bergelombang 41,08% yang tersebar di

Pulau Bangka dan sisanya 12,37% merupakan wilayah berbukit dan bergunung serta berawa-rawa

yang terdapat di sebagian wilayah Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah, Bangka Barat, dan

Bangka. Wilayah berawa-rawa umumnya terdapat di Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Tengah.

Kota Pangkalpinang umumnya relatif datar dengan kemiringan 0–15% dan ketinggian antara 0–30 m

dpl. Topografi bergelombang dan berbukit dapat ditemukan di bagian barat–selatan kota.

Elevasi bentang alam wilayah hampir lebih dari 90% berada di bawah 100 m dpl (di atas permukaan

laut), sisanya berkisar antara 100–500 m dpl, dengan demikian dapat dikatakan kemiringan lereng

wilayah perencanaan pada umumnya landai dengan kemiringan dominan antara 0–15%. Sebaran

lokasi-lokasi dengan kemiringan lebih dari 15% khususnya berada di daerah-daerah perbukitan yaitu

pada desa-desa yang berada di ketinggian di atas 100 m dpl.

Tabel 3.2

Ketinggian di Atas Permukaan Laut Wilayah Kepulauan Bangka Tahun 2004

NNoo KKaabbuuppaatteenn//**KKoottaa IIbbuukkoottaa KKaabbuuppaatteenn TTiinnggggii ((mmeetteerr))

1 Bangka Sungailiat 0 – 25

2 Bangka Barat Muntok 0 – 50

3 Bangka Tengah Koba 0 – 25

4 Bangka Selatan Toboali 0 – 25

7 *Pangkalpinang *Pangkalpinang 0 – 25

RRaattaa--rraattaa 00 –– 2233

Sumber : Badan Pertanahan Nasional 7 Kab/Kota, 2004

3.2.3 Gambaran Geologi Kepulauan Bangka

Kepulauan Bangka terdiri dari dataran rendah, lembah, pegunungan, dan perbukitan. Daerah

dataran rendah berada di ketinggian 50 m di atas permukaan laut, sedangkan ketinggian

pegunungan seperti Gunung Maras dan Gunung Tajam adalah 699 m dan 500 m dari permukaan

laut. Ketinggian perbukitan seperti Bukit Menumbing adalah 445 m dan Bukit Mangkol sekitar 395 m

dari permukaan laut. Namun secara keseluruhan Kepulauan Bangka memiliki permukaan yang

Page 47: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-15

bervariasi, membentuk dataran sampai perbukitan dengan ketinggian yang beragam antara 0-500 m

di atas permukaan laut.

1. Geologi Regional

Secara fisiografi, Pulau Bangka termasuk ke dalam Sundaland dan merupakan bagian terangkat

dari Paparan Sunda. Bila ditinjau dari sudut geologi, penyebaran bijih timah di Indonesia masih

merupakan kelanjutan dari “Granite Belt” yang berumur Mesozoikum (Trias – Yura – Kapur) yang

membentang mulai dari Myanmar, Muangthai, Malaysia, Kepulauan Riau (Pulau Singkep, Pulau

Karimun dan Pulau Kundur), Pulau Bangka dan Pulau Belitung hingga Pulau Karimata. “Granite

Belt” sendiri merupakan deretan formasi granit yang kaya akan mineral kasiterit yang kemudian

dikenal dengan sebutan “The Tin Belt”

Pulau-pulau dari “The Tin Belt” diinterpretasikan merupakan sisa bagian resistensi dari gunung

yang muncul pada masa terbentuknya Paparan Sunda (Sunda Shelf). Pupili (1973) menyatakan

bahwa Malaysia, Kepulauan Riau dan Bangka berada dalam kelompok elemen tektonik yang

sama. Evolusi tektonik di wilayah ini telah dimulai sejak Paleozoikum Bawah. Pada Mesozoikum

Bawah – Tengah, aktivitas tektonik menghasilkan busur gunung api (magmatic arc) dalam

bentuk deretan Pulau Kundur, Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau Belitung dan sebagian dari

Kalimantan Barat.

Pulau Bangka merupakan daerah dengan stadia erosi tingkat lanjut, hal ini dicirikan dengan

keadaan yang umumnya relatif datar dan adanya bukit-bukit sisa erosi (monodrock). Bukit-bukit

sisa erosi tersebut tersusun atas granit yang umumnya menempati bagian tepi Pulau Bangka.

Di bagian utara : Granit Klabat, berorientasi barat-timur melewati Teluk Klabat, terdiri atas

Granit Pelangas, Granit Menumbing, Granit Mangkol.

Di bagian selatan : Tersusun atas pluton yang lebih kecil yaitu Pluton Koba, Pluton Bebuluh,

Pluton Permis dan Granit Toboali serta pluton lain yang terletak

diantaranya.

2. Sejarah Geologi

Pada zaman Paleozoikum, Pulau Bangka dan laut sekitarnya merupakan daratan, selanjutnya

pada zaman Karbon – Trias berubah menjadi laut dangkal. Orogenesa kedua terjadi pada masa

Mesozoikum, Pulau Bangka dan Riau muncul ke permukaan. Intrusi granit menerobos batuan

sediment seperti batupasir, batulempung dan lain-lain pada Trias – Yura Atas. Pada batas antara

batuan sedimen dengan granit terjadi metamorfosa kontak. Bersamaan dengan intrusi granit

terjadi proses pneumatolitik yang menghasilkan kasiterit, proses ini dengan proses hidrotermal

Page 48: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-16

yang menghasilkan kasiterit yang mengisi rekahan-rekahan pada granit. Erosi intensif pada

Kenozoikum mengakibatkan lapisan yang menutupi granit terkikis sehingga granit tersingkap.

Selanjutnya diikuti oleh proses pelapukan, transportasi dan pengendapan di lembah-lembah.

Suasana daratan Bangka berlanjut sampai Tersier. Penyusutan muka air laut selama Zaman Es

terakhir pada Kala Pleistosen – Holosen yang diikuti kemudian dengan naiknya kembali air laut

mengakibatkan beberapa daerah di Bangka menjadi laut dangkal seperti sekarang ini. Erosi

berlanjut membentuk Pulau Bangka menjadi daratan hampir rata seperti sekarang ini.

3. Stratigrafi

Berdasarkan peta geologi Lembar Bangka (Utara dan Selatan) yang disusun oleh Mangga dan

Jamal (1994) dan Margono, dkk (1995), batuan tertua yang tersingkap di Pulau Bangka adalah

filit dan sekis dengan sisipan kuarsit dan lensa batugamping (kompleks Pemali). Batuan ini

diperkirakan berumur Perm berdasarkan fosil yang ditemukan oleh deRoever (1951; dalam

Mangga dan Jamal, 1994). Batuan ini kemudian diterobos oleh Granit Klabat yang berumur Trias-

Yura yang terdiri dari granit, granodiorit, adomalit, diorite, diorite kuarsa. Sebaran kedua

kelompok batuan ini terutama terdapat di Bangka utara (Sungailiat – Belinyu dan Teluk Klabat)

serta di Muntok, dan sebagian kecil di selatan Koba. Pada umur Trias terdapat pula dengan

sebaran terbatas intrusi diabas yang terdapat di Gunung Penyabung di Bangka barat laut dan

dikenal sebagai Diabas Penyabung.

Formasi batuan sedimen yang tersebar luas hampir di seluruh Pulau Bangka adalah Formasi

Tanjunggenting berumur Trias. Formasi ini terdiri dari perselingan batu pasir malihan, batupasir,

batupasir lempungan dan batulempung dengan lensa batugamping. Tebalnya bisa mencapai 250

– 1250 m. Formasi inipun pada beberapa tempat diterobos oleh Granit Klabat.

Satuan batuan sedimen yang lain adalah Formasi Ranggam yang terdiri dari perselingan

batupasir, batulempung dan batulempung tufan dengan sisipan tipis batulanau dan bahan

organik. Formasi batuan yang berumur Pliosen ini tersebar terbatas di bagian utara Pulau

Bangka, yaitu di Gunung Tuwing – Bukit Gurungkayubesi sebelah timur laut Belinyu.

Satuan termuda adalah endapan aluvial yang berumur Kuarter yang keberadaannya di Pulau

Bangka menjadi sangat penting karena endapannya yang berasal dari hasil erosi batu granit yang

membawa mineral kasiterit, menjadikan satuan endapan ini kaya akan timah plaser. Susunan

stratigrafi dan keterkaitan antar formasi dapat dilihat pada Tabel 2.3 Stratigrafi Pulau Bangka di

halaman berikut.

Page 49: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-17

Timah yang terbentuk di Pulau Bangka dapat dibedakan menjadi timah primer dan timah

sekunder. Timah primer (primary deposit) yaitu timah yang terdapat pada mineralisasi pertama,

dimana butir-butir mineral Kasiterit masih terikat pada batuan asalnya, sedangkan timah

sekunder atau timah alluvial yaitu timah yang telah mengalami rombakan dan terbawa oleh

aliran air atau sungai serta diendapkan kembali. Hampir keseluruhan produksi timah di dunia

dihasilkan dari jenis endapan sungai. Berbeda dengan deposit timah primer yang masih terikat

kuat pada batuan induknya yang masih keras, endapan timah alluvial terdapat di lingkungan

pasiran yang lepas, karenanya terbentuk deposit pasir timah (pasir yang mengandung timah, tin

bearing sand).

Tabel 3.3 Stratigrafi Pulau Bangka

Endapan

Permukaan Batuan

Sedimen Batuan

Metamorf Batuan Beku

Kala Zaman Masa

Holosen K

uarte

r

Ke

no

zoiku

m

Pleistosen

Pliosen

Tersie

r

Miosen

Oligosen

Eosen

Paleosen

Kapur Meso

zoiku

m

Jura

Trias

Perm

Paleo

zoiku

m

Karbon

Sumber: Korelasi Satuan Peta pada Geologi Lembar Bangka Utara, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1994.

Qa

CPp

PRd Rt

RJkg

TQr

Page 50: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-18

Keterangan:

: Aluvium : Granit Klabat

: Formasi Ranggam : : Diabas Penyabung

: Formasi Tanjung Genting : Kompleks Pemali

Mineral timah yang mempunyai nilai ekonomis adalah kasiterit, yang dikenal dengan Tin Ore,

rumus kimianya adalah SnO2, kandungannya terdiri dari 21,4% oksigen dan 78,6% timah, berat

jenisnya antara 6,8 – 7,1, bentuk kristal tetragonal, low pyramidal atau prismatic, umumnya

berwarna coklat atau hitam, terdapat pula dengan warna coklat kekuningan atau kemerahan,

bahkan ada yang kelabu hingga putih hampir transparan. Titik lebur Sn sekitar 800oC, ekstraksi

timah lewat reaksi:

SnO2 + CO Sn + CO2

Disamping mineral kasiterit, dalam endapan tersebut terdapat mineral berat lainnya, seperti

zirkon, monasit, rutil yang juga mempunyai nilai ekonomis. Mineral sampingan ini ikut terambil

sebagai produk sampingan sewaktu dilakukan pencucian bijih timahnya.

4. Struktur Geologi

Katili (1968) mengatakan bahwa pada batuan metamorf dan sedimen di Bangka Utara terdapat

adanya perlipatan silang akibat dua deformasi. Deformasi yang pertama mengakibatkan lipatan

dengan arah barat laut – tenggara, umurnya sulit ditentukan dengan pasti. Struktur lipatan

berarah timur laut – barat daya (orogenesa II) disebabkan oleh deformasi pada Yura Atas.

Orogenesa II ini menghilangkan jejak orogen yang lebih tua.

Sukendar Asikin dan Rubini Surya Atmaja (1972), berdasarkan penelitian dan analisa kedudukan

rekahan-rekahan, urat-urat dan korok-korok di daerah Sambung Giri dan Pemali menyimpulkan

bahwa gerakan orogen sebelum Yura Atas mengakibatkan terjadinya deformasi yang

menyebabkan perlipatan pada batuan sediment yang berumur Karbon – Trias. Deformasi ini

selain membentuk lipatan barat laut–tenggara juga menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan

(shear dan tension fracture).

Struktur sesar, kekar ditemukan dalam arah yang bervariasi, tetapi kecenderungannya

mempunyai arah utara-selatan (Katili, 1967).

Qa

TQr

RJkg

TQr

PRd

CPp

Page 51: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-19

5. Geologi Daerah Penelitian

a. Muntok

Secara umum daerah Muntok tersusun atas endapan alluvial, sedikit batupasir Formasi

Ranggam, batupasir – batupasir lempungan Formasi Tanjung Genting serta Granit Klabat,

dengan morfologi dataran – perbukitan.

Wisma Ranggam

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o03’33.7”, E 105o09’47.8” elevasi 33 m,

berada di lereng perbukitan dengan litologi batupasir.

Bangka Tin Winning Muntok

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o03’45.6”, E 105o09’57.2” elevasi 41 m,

berada di lereng perbukitan dengan litologi batupasir

Rumah Dinas Bupati Muntok

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o03’43.9”, E 105o09’53.5” elevasi 39 m,

berada di lereng perbukitan dengan litologi batupasir.

Rumah Sakit Jiwa Lama Muntok

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o03’45.3”, E 105o09’44.6” elevasi 27 m,

berada dilereng perbukitan dengan litologi batupasir.

Tangsi Muntok

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o03’54.4”, E 105o09’57.7” elevasi 37 m,

berada di dataran dengan litologi batupasir.

Asrama Belanda Muntok

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o03’50.1”, E 105o09’59.2” elevasi 36 m,

berada di dataran dengan litologi batupasir.

Mesjid Jamik Muntok

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o04’00.0”, E 105o09’43.2” elevasi 4 m,

berada di dataran dengan litologi batupasir.

Makam Bangsawan Melayu

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o03’57.4”, E 105o09’36.4” elevasi 27 m,

berada di lereng perbukitan dengan litologi batupasir.

Wisma Menumbing

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o01’01.8”, E 105o10’48.4” elevasi 418 m,

berada di lereng perbukitan dengan litologi granit.

Batu Balai

Page 52: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-20

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o01’41.8”, E 105o09’17.6” elevasi 53 m,

berada di lereng perbukitan dengan litologi granit.

b. Pangkalpinang

Secara umum daerah Pangkalpinang tersusun atas endapan alluvial, batupasir – batupasir

lempungan Formasi Tanjung Genting, Granit Klabat serta Filit dan Sekis Kompleks Pemali,

dengan morfologi dataran – perbukitan.

Kolong Kacang Pedang

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o07’49.1”, E 106o05’22.6” elevasi 17 m,

berada di lereng perbukitan dengan tingkat sedimentasi mencapai 1 m/tahun. Litologi

batupasir.

c. Koba

Secara umum daerah Koba tersusun atas endapan alluvial, batupasir – batupasir lempungan

Formasi Ranggam, batupasir – batulempung Formasi Tanjung Genting, Granit Klabat serta

Filit dan Sekis Kompleks Pemali, dengan morfologi dataran – perbukitan.

Kolong Dam Nibung

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o30’52.6”, E 106o23’37.1” elevasi 16 m,

berada pada suatu dataran, tertutupi oleh pasir kuarsa yang merupakan sisa

penambangan.

Tangsi Lama Koba

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o29’33.4”, E 106o24’20.5” elevasi 21 m,

berada pada suatu dataran dengan litologi batupasir.

Rumah Dinas Camat Koba

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o29’27.1”, E 106o24’32.4” elevasi 23 m,

berada pada suatu dataran dengan litologi batupasir.

d. Sungailiat

Secara umum daerah Sungai Liat tersusun atas endapan alluvial, Granit Klabat serta Filit dan

Sekis Kompleks Pemali, dengan morfologi dataran – perbukitan.

Kolong Garasi

Secara astronomis terletak pada koordinat S 01o52’23.3”, E 106o06’58.1” elevasi 25 m,

berada pada lembah bukit dengan kemiringan antara 3˚ - 6˚, dengan litologi batupasir.

Kolong Keceper Pemali

Page 53: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-21

Secara astronomis terletak pada koordinat S 01o52’15.9”, E 106o03’02.8” elevasi 45 m,

berada pada lembah bukit dengan kemiringan lereng antara 5˚ - 9˚ dengan litologi

batupasir, serta pelapukan granit.

Mata Air Panas Pemali

Secara astronomis terletak pada koordinat S 01o51’36.7”, E 106o02’47.4” elevasi 38 m,

berada di lembah bukit dengan kemiringan antara 3˚ - 5˚, dengan litologi batupasir.

e. Belinyu

Secara umum daerah Belinyu tersusun atas endapan alluvial, batupasir – batupasir

lempungan Formasi Ranggam, batupasir – batulempung Formasi Tanjung Genting, Granit

Klabat serta Filit dan Sekis Kompleks Pemali, dengan morfologi dataran – perbukitan.

Phak Kak Liang

Secara astronomis terletak pada koordinat S 01o39’55.3”, E 105o47’27.1” elevasi 28 m,

berada di lembah bukit dengan kemiringan antara 5˚ - 9˚ dengan litologi batupasir.

Tambang Tradisional atau Tambang Inkonvesional

Secara astronomis terletak pada koordinat S 01o39’35.1”, E 105o47’45.6” elevasi 22 m,

berada di lereng perbukitan dengan kemiringan lereng 5˚ - 15˚ dengan litologi batupasir.

f. Toboali

Secara umum daerah Toboali tersusun atas endapan alluvial, batupasir – batulempung

Formasi Tanjung Genting, serta Granit Klabat, dengan morfologi dataran – perbukitan.

Kolong Komplek Perkantoran Kabupaten Bangka Selatan

Secara astronomis terletak pada koordinat S 03o01’15.0”, E 106o30’38.0” elevasi 36 m,

berada pada suatu dataran dengan litologi batupasir.

Benteng Toboali

Secara astronomis terletak pada koordinat S 03o00’50.7”, E 106o26’57.4” elevasi 20 m,

berada puncak bukit dengan kemiringan 5˚ - 18˚ dengan litologi batupasir.

Kolong Bikang

Secara astronomis terletak pada koordinat S 02o56’08.0”, E 106o28’14.6” elevasi 20 m,

berada pada suatu dataran dengan litologi batupasir.

Page 54: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-22

3.3 Sosial-Ekonomi-Budaya Kepulauan Bangka

3.3.1 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Kepulauan Bangka pada tahun 2007 menurut Bangka Belitung dalam Angka 2008 memiliki jumlah

penduduk 880.070 jiwa. Berikut jumlah penduduk per kabupaten dan kota di Kepulauan Bangka.

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk di Kepulauan Bangka

Per Kabupaten/Kota tahun 2007

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk

1 Kabupaten Bangka 265.859

2 Kabupaten Bangka Tengah 143.262

3 Kabupaten Bangka Selatan 158.931

4 Kabupaten Bangka Barat 156806

5 Kota Pangkalpinang 155.250

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 880.070 Sumber: Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2008

Berdasarkan kepada tabel diatas, jumlah penduduk tertinggi di Kepulauan Bangka terletak di

Kabupaten Bangka dengan jumlah 265.859 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di

Kabupaten Bangka Tengah dengan jumlah 143.262 jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk Kepulauan Bangka ditinjau menurut kabupaten/kota untuk periode

tahun 1990/2000 berdasarkan pada Bangka Belitung dalam Angka 2008, laju pertumbuhan tertinggi

terdapat di Kabupaten Bangka 1,06 persen diikuti Kota Pangkalpinang 1,03 persen. Tingkat

kepadatan penduduk di Kepulauan Bangka mencapai 64 orang per km2, apabila dilihat menurut

kabupaten/kota, Kota Pangkalpinang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.683 orang

per km2.

Tabel 3.5

Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kepulauan Bangka Tahun 2007

No Kelompok Umur Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 <2 4,00% 3,99%

2 2-4 5,69% 5,61%

3 5-9 9,06% 9,03%

4 10-14 8,88% 9,23%

5 15-49 57,82% 57,61%

6 50-64 10,77% 10,18%

7 65+ 3,82% 4,34%

Total Persentase 100,00% 100,00%

Sumber: Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2008

Page 55: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-23

Pada tabel 3.5 dapat diketahui bahwa kelompok usia 15-49 tahun merupakan jumlah kelompok

umur dominan di Kepulauan Bangka. Hal tersebut juga menunjukan Kepulauan Bangka memiliki

potensi dari segi usia kerja produktif yang dominan. Perbandingan usia antara laki-laki dengan

perempuan tidak terlalu siginifikan.

Penduduk di Kepulauan Bangka mayoritas memiliki mata pancaharian dalam bidang pertanian,

pertambangan dan perdagangan, hotel & restoran (pariwisata). Berikut jumlah tenaga kerja di

Kepulauan Bangka, jumlah tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha dan persentase pengangguran

serta perekonomian Kepulauan Bangka pada halaman selanjutnya.

Tabel 3.6

Jumlah Tenaga Kerja di Kepulauan Bangka berdasarkan

Lapangan Usaha Tahun 2007

No Lapangan Usaha Jumlah Tenaga Kerja

Persentase

1 Pertanian & Perkebunan 163.541 34,4%

2 Pertambangan dan Penggalian 99.022 20,9%

3 Industri Pengolahan 19.363 4,1%

4 Listrik, Gas dan Air Minum 1.767 0,4%

5 Bangunan 21.492 4,5%

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 88.714 18,7%

7 Angkutan dan Komunikasi 21.031 4,4%

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa

5.277 1,1%

9 Jasa Kemasyarakatan 54.799 11,5% Sumber: Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2008

Berdasarkan pada tabel 3.6 diatas, sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor tertinggi di

dalam penyerapan tenaga kerja di Kepulauan Bangka dengan persentase 34,4% diikuti oleh

pertambangan dan penggalian 20,9% serta perdagangan, hotel & restoran 18,7%. Bidang listrik, gas

dan air minum merupakan sektor terendah dalam tenaga kerja di Kepulauan Bangka dengan

persentase 0,4%. Pertanian dan pertambangan merupakan ikon yang mengenalkan Kepulauan

Bangka ke dunia international beberapa abad silam. Hingga saat ini, pertanian dan pertambangan

tetap menjadi mata pencaharian yang paling dominan bagi masyarakat di Kepulauan Bangka.

Perikanan merupakan salah satu bidang mata pencaharian lainnya bagi penduduk Kepulauan Bangka

yang hidup di bagian pesisir Kepulauan Bangka sebagai nelayan.

Lada dan timah merupakan sumber daya yang mengambarkan sistem mata pencaharian yang

digeluti masyarakat Kepulauan Bangka semenjak dahulu. Sebagai wilayah kepulauan, mata

pencaharian sebagai nelayan adalah potensi lainnya yang dimanfaatkan sebagai sumber mata

Page 56: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-24

pencaharian. Dilihat dari transformasi perjalanan kehidupan masyarakat Bangka Belitung, catatan

penting yang harus diperhatikan adalah telah berlangsungnya beberapa perubahan pola kehidupan.

Pada awal perkembangan pola kehidupan masyarakat di Bangka Belitung, kegiatan pertanian dengan

pola berkebun dan berladang berpindah menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat. Pola

perpindahan dilakukan dalam kurun waktu 7 tahun antara daerah-daerah yang menjadi area kelola

mereka. Umumnya daerah ini ditanami dengan tanaman tua seperti duren dan jenis pohon besar

lainnya sebagai bukti daerah klaim kepemilikan. Pada masa sekarang daerah-daerah ini telah dihuni

dengan pola menetap atau menjadi perkampungan. Daerah seperti ini dapat ditemukan di

sepanjang jalan menuju Muntok, di mana dibelakang rumah – rumah penduduk akan terlihat pohon-

pohon duren tua.

Komoditi lada putih menjadi prioritas utama sehingga menjadikan Bangka Belitung penghasil lada

putih terbesar. Pada periode ini masyarakat juga telah mengenal timah sebagai sumber penghasilan

yang dilaksanakan dengan cara mendulang. Pada periode ini ekonomi subsistensi yang mereka

jalankan sangat kuat dipengaruhi nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki.

3.3.2 Sosial Budaya

Kepulauan Bangka memiliki masyarakat yang majemuk dari beragam etnis. Etnis atau suku yang

berada di Kepulauan Bangka diantaranya etnis Melayu, Bugis, Jawa, Batak, Buton, Sunda, Madura,

Flores, Bali, dan Keturunan Tionghoa (Cina). Selain etnis-etnis tersebut, terdapat juga komunitas

masyarakat yang dikenal sebagai komunitas masyarakat Sekak (Suku Laut).

Dalam interaksi yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, bahasa paling dominan yang

digunakan adalah Bahasa Melayu yang juga merupakan bahasa daerah setempat, Bahasa Mandarin

dan Bahasa Jawa menempati urutan berikutnya. Penduduk Kepulauan Bangka Belitung merupakan

masyarakat yang beragama dan menjunjung tinggi kerukunan beragama. Ditinjau dari agama yang

dianut terlihat bahwa penduduk provinsi ini memeluk agama Islam sebesar 86,91%, yang menganut

agama Budha sebesar 7,83 %, agama Kristen Protestan sebesar 2,70 %, agama Katholik sebesar 2,45

% dan lainnya atau 0,11 % menganut agama Hindu. Sarana dan prasarana peribadatan di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung ada sebanyak 718 mesjid, 438 mushola, 102 langgar, 87 gereja

protestan, 30 gereja katholik, 48 vihara dan 11 centiya, agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.7

berikut.

Page 57: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-25

Tabel 3.7

Persentase Pemeluk Agama

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007

No Agama Persentase

1 Islam 86.91

2 Budha 7.83

3 Kristen Protestan 2.70

4 Katholik 2.45

5 Hindu & Lainnya 0.11 Sumber: Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2008

Penduduk di Kepulauan Bangka merupakan penduduk yang sangat agamis. Meskipun agama yang

dianut masyarakatnya beragam, tetapi mereka dapat hidup secara damai satu sama lain dan

mendukung kegiatan keagamaan satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat ketika pelaksanaan

acara-acara ritual agama Islam, seperti acara maras taun, perang ketupat, maupun acara lain, umat

lain pun bersedia membantu lancarnya penyelenggaraan acara ritual tersebut. Demikian pula ketika

umat beragama lain selain Islam menyelenggarakan acara ritual seperti ceng beng maupun acara

lainnya, umat Islam pun tidak keberatan untuk membantunya. Hal ini juga didukung oleh keseharian

mereka yang bergabung dalam suatu lingkungan masyarakat.

3.4 Gambaran Kepariwisataan Kepulauan Bangka

Pembahasan mengenai gambaran kepariwisataan Kepulauan Bangka terdiri dari deskripsi produk

wisata yang dimiliki oleh Kepulauan Bangka dan pasar wisatawan aktual. Deskripsi produk wisata

yang dimiliki oleh Kepulauan Bangka diantaranya objek dan daya tarik wisata aktual yang ada di

Kepulauan Bangka, fasilitas dan sarana pendukung kegiatan wisata di Kepulauan Bangka serta

kondisi aksesibilitas yang menunjang kegiatan wisata di Kepulauan Bangka. Pembahasan pasar

wisatawan di Kepulauan Bangka terdiri dari profil wisatawan Kepulauan Bangka, jumlah dan daerah

asal wisatawan yang berkunjung di Kepulauan Bangka.

3.4.1 Produk Pariwisata Kepulauan Bangka

a. Daya Tarik Wisata di Kepulauan Bangka

Kepulauan Bangka memiliki beragam atraksi wisata mulai dari alam, budaya dan buatan baik secara

aktual maupun yang potensial untuk dikembangkan di masa mendatang. Daya tarik wisata alam

berupa wisata bahari, tetap menjadi salah satu primadona yang menarik wisatawan untuk

berkunjung ke Kepulauan Bangka. Di samping daya tarik wisata bahari, wisata budaya yang menonjol

bagi Kepulauan Bangka adalah wisata sejarah (heritage).

Page 58: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-26

Berikut objek dan daya tarik wisata yang akan dijabarkan per-kabupaten dan kota di Kepulauan

Bangka.

1. Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka

Kabupaten Bangka terletak di sebelah utara Kota Pangkalpinang dengan ibukota Kota

Sungailiat. Kota Sungailiat sebagai ibukota Kabupaten Bangka merupakan kota terbesar kedua

di Kepulauan Bangka. Atraksi utama yang dimiliki oleh Kota Sungailiat adalah wisata bahari

dengan pantai yang landai dan indah, kegiatan industri pertambangan timah dan chinatown.

Berikut objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Bangka pada halaman berikut.

Tabel 3.8

Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Tahun 2008

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya Tarik Wisata Lokasi

1 Wisata Bahari 1) Pantai Matras

2) Pantai Parai Tenggiri

3) Pantai Batu Bedaun

4) Pantai Teluk Uber

5) Pantai Tanjung Pesona

6) Pantai Tikus

7) Pantai Air Anyir

8) Pantai Penyusuk

9) Pantai Romodong

10) Pantai Kuala

11) Pantai Tj. Belayar

12) Pantai Rebo

13) Pantai Tj. Ratu

14) Pantai Bedukang

Desa Matras Kec. Sungailiat

Desa Matras Kec. Sungailiat

Desa Kuala Kec. Sungailiat

Desa Rambak Kec. Sungiliat

Desa Rambak Kec. Sungiliat

Desa Rebo Kec. Sungiliat

Kec. Marawang

Desa Bukit Ketok Kec. Belinyu

Desa Bukit Ketok Kec. Belinyu

Desa Kuala Kec. Sungailiat

Kec. Sungailiat

Kec. Sungailiat

Kec. Sungailiat

Kec. Riau Silip

2 Wisata Alam 1) Hutan Wisata Suaka Alam

2) Pelabuhan dan Tanjung Gudang

3) Pulau Lampu

4) Pulau Karang

5) Tanjung Putat

6) Gunung Maras

7) Desa Wisata Air Simpur

Kec. Sungailiat

Kec. Belinyu

Kec. Belinyu

Kec. Belinyu

Kec. Belinyu

Kec. Riau Silip

Kec. Pemali

3 Wisata Budaya 1) Bedug Terbesar di Masjid Agung

2) Vihara Dewi Kwan Im

3) Padepokan Bangka Belitung

4) Acara Agama 1 Muharam

5) Acara Sepintu Sedulang

6) Lenteng Cetya Dharma Abadi

Kec. Sungaliat

Kec. Sungaliat

Kec. Sungaliat

Kec. Sungaliat

Seluruh Kecamatan

Kec. Sungaliat

Page 59: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-27

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya Tarik Wisata Lokasi

7) Pha Kak Liang

8) Mandi Belimau

9) Rebo Kasan

10) Klenteng Amal Bakti

11) Klenteng Jaya Bakti

12) Upacara Keagamaan Maulud Nabi

Muhammad SAW

13) Klenteng Kuto Panji

14) Desa Wisata Gedong

15) Klenteng Fajar

16) Klenteng Kwan Im

17) Klenteng Gedong Lumut

18) Gua Bunda Maria

Kec.Belinyu

Kec. Merawang

Kec. Merawang

-

-

Kec. Mendo Barat

Kec.Belinyu

Kec.Belinyu

Kec. Sungaliat

Kec. Sungaliat

Kec.Belinyu

Kec.Belinyu

4 Wisata Sejarah 1) Makam N Leveysen

2) Tugu Kemerdekaan

3) Makam Akek Siam

4) Makam Depari Bahrin

5) Benteng Kota Waringin

6) Makam Nek Pok

7) Makam Pahlawan IV

8) Benteng Kuto Panji

9) Tugu dan Pahlawan XII

10) Situs Kota Kapur

11) Makam Cermin Jati

12) Makam Keramat Batu

13) Makam Nek Wet

Kec. Sungailiat

Kec. Sungailiat

Kec. Sungailiat

Kec. Merawang

Kec. Puding Besar

Kec. Merawang

Kec. Merawang

Kec. Belinyu

Kec.Mendo Barat

Kec. Mendo Barat

Kec. Bakam

Kec. Bakam

Kec. Bakam

5 Wisata Buatan 1) Kolam Renang Tirta

2) Pemandian Air Panas Tirta Tapta

Kec. Sungailiat

Kec. Sungailiat

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka 2009

Seni pertunjukkan dan tari merupakan salah satu bagian atraksi wisata budaya yang dimiliki oleh

Kabupaten Bangka. Festival dan perlombaan tetap dilaksanakan secara periodik untuk menarik

wisatawan dan meningkatkan partisipasi sanggar-sanggar seni yang ada di Kabupaten Bangka.

Beikut jumlah dan nama sanggar seni yang ada di Kabupaten Bangka.

Page 60: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-28

Tabel 3.9

Jumlah dan Nama Sanggar Seni di Kabupaten Bangka Tahun 2008

No. Nama Sanggar Alamat Telp.

1 Sanggar Pesona Wangka Jl. Imam Bonjol Gg. Krakatau Sungailiat - Kabupaten Bangka (0717) - 93901

2 Sanggar Kite Jl. Diponegoro (DIKNAS) Sungailiat - Kabupaten Bangka (0717) – 92540

3 Sanggar Cempaka Jl. Singayudha II (SD Negeri 10) Sungailiat - Kabuapten Bangka -

4 Sanggar Sepintu Sedulang Jl. Singayudha No 132 E Sungailiat - Kabupaten Bangka (0717) – 94141

5 Sanggar Tiga Serangkai Desa Kimak Kecamatan Merawang -

6 Sanggar Mekar Sari Desa Mendo Kecamatan Mendo Barat -

7 Sanggar Sinar Mutiara Desa Air Anyir Kecamatan Merawang -

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka 2009

2. Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Barat

Kabupaten Bangka Barat dengan Ibukota Muntok merupakan kota tertua di Kepulauan Bangka

yang memiliki nilai sejarah tinggi. Budaya dan tradisi Melayu hingga saat ini masih melekat pada

sendi-sendi kehidupan masyarakat di Kabupaten Bangka Barat. Budaya dan tradisi yang dimiliki

oleh Kabupaten Bangka Barat menjadi atraksi wisata yang cukup menarik bagi wisatawan. Selain,

wisata budaya, Kabupaten Bangka Barat memiliki atraksi wisata alam bahari yang cukup menarik.

Berikut objek dan daya tarik wisata yang tersebar di Kabupaten Bangka Barat.

Tabel 3.10

Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya Tarik Wisata Lokasi

1 Wisata Bahari 1) Pantai Pasir Kuning (Tempilang)

2) Pantai Tanjung Kelian

3) Pantai Tanjung Ular

4) Pantai Air Mas

5) Pantai Jebu

6) Pantai Tanjung Ru

7) Pulau Nanas

8) Pantai Bembang

9) Pantai Kedacak

Desa Tempilang

Kota Muntok

Kota Muntok

Kec. Simpang Teritip

Desa Jebu Laut

Kec. Jebus

Kec. Jebus

Kec. Jebus

Desa Tanjung Niur

2 Wisata Alam 1) Batu Balai Kelurahan Tanjung

Page 61: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-29

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya Tarik Wisata Lokasi

2) Sumur Dewa

3) Danau Sekar Biru

4) Air Panas Dendang

Kec. Jebus

Parit Tiga Jebus

Simpang Dusun

3 Wisata Budaya 1) Pesta Adat Perang Ketupat dan Taber

Kampung

2) Pesta Kampung Peradong

3) Sedekah Kampung Kacung

4) Sedekah Kampung Terentang

5) Sedekah Kampung Dendang

Desa Tempilang

Ds. Peradong Simpang Teritip

Desa Kacung

Desa Terentang

Desa Dendang

4 Wisata Sejarah 1) Wisma Gunung Menumbing

2) Wisma Ranggam

3) Rumah Mayor

4) Masjid Jamik dan Kelenteng Fuk Min

5) Makam H. Hatama Rasyid

6) Monumen Bung Karno dan Hatta

7) Makam Pangeran Pakoeningprang

Muntok

Muntok

Muntok

Muntok

Kec. Jebus

Muntok

Muntok

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 2009

3. Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Tengah

Kabupaten Bangka Tengah merupakan salah satu kabupaten di Kepulauan Bangka yang kaya akan

nilai historis dan sejarah perjuangan kemerdekaan. Kota Koba merupakan Ibukota Kabupaten

Bangka Tengah. Atraksi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Bangka Tengah sebagai berikut:

Tabel 3.11 Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya Tarik Wisata Lokasi

1 Wisata Bahari 1) Pantai Keranji

2) Pantai Tanjung Langka

3) Pantai Penyak

4) Pantai Batubelubang

5) Pantai Tanah Merah

6) Pantai Sumur Tujuh

7) Pantai Karang Jahe

8) Pantai Kobatin

9) Pantai Tanjung Berikat

10) Pantai Kedimpel

11) Pantai Batu Bertiga

Kedimpel

Tanjung Langka

Desa Penyak

Desa Batu Belubang

Desa Tanah Merah

Kota Koba

Sumur Tujuh

Kec. Koba

Desa Penyak

Desa Batu Belubang

Desa Beriga, Kec. Koba

Page 62: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-30

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya Tarik Wisata Lokasi

2 Wisata Alam 1) Air Panas Keritak

2) Air Terjun Sadap

3) Bukit Kejora

4) Bukit Mangkol

Desa Keritak

Desa Perlang

Desa Dul

Desa Terak

3 Wisata Budaya 1) Selawan Segantang

2) Desa Wisata Nelayan Kurau

Seluruh Wilayah Kabupaten Bangka Barat

Desa Kurau

4 Wisata Sejarah 1) Mercusuar Pulau Pelepas

2) Makam Belanda (D.W Becking)

3) Tugu Pahlawan

Pulau Pelepas

Desa Sungaiselan

Desa Tanjung Berikat

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah 2009

4. Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Selatan

Kabupaten Bangka Selatan beribukota Toboali dikenal sebagai lumbung padi Pulau Bangka.

Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Bangka Selatan adalah wisata bahari kepulauan,

khususnya Pulau Lepar dan Pulau Pongok. Berikut atraksi wisata yang tersebar di Kabupaten

Bangka Selatan.

Tabel 3.12

Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2008

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya Tarik Wisata Lokasi

1 Wisata Bahari 1) Pantai Tanjung Tiris 2) Pantai Kumbung 3) Pantai Tanjung Kerasak

Tanjung Pulau Lepar Tanjung Sangkar Desa Sadai, Toboali

2 Wisata Alam - -

3 Wisata Budaya 1) Klenteng Cina Dewi Sin Mu Toboali Kec. Toboali

4 Wisata Sejarah a. Benteng Belanda Bumpendek Kec. Toboali

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan 2009

5. Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Pangkalpinang

Kota Pangkalpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan pintu gerbang

bagi wisatawan untuk memasuki wilayah Kepulauan Bangka. Sebagai pusat pemerintahan daerah

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang memiliki beragam daya tarik wisata

alam dan budaya, diantaranya:

Page 63: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-31

Tabel 3.13

Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Pangkalpinang Tahun 2008

No Jenis Wisata Nama Objek dan Daya

Tarik Wisata Lokasi

1 Wisata Bahari Pantai Pasir Padi Pangkalpinang

2 Wisata Buatan Lapangan Golf Girimaya Pangkalpinang

3 Wisata Buatan Taman Kota Taman Sari Pangkalpinang

4 Wisata Sejarah Museum Timah Pangkalpinang

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Prov. Bangka Belitung 2009

b. Sarana dan Fasilitas Pendukung Wisata di Kepulauan Bangka

Sarana dan fasilitas yang menunjang kegiatan wisata bagi wisatawan di Kepulauan Bangka berupa

akomodasi, restoran dan rumah makan serta jasa lainnya yang mendukung kegiatan wisatawan.

Berikut jenis dan jumlah fasilitas yang ada di Kepulauan Bangka per Kabupaten dan Kota.

Tabel 3.14

Jumlah fasilitas akomodasi di Provinsi Kepualuan Bangka Belitung Tahun 2008

No Lokasi Akomodasi Kamar Tempat tidur

1 Kabupaten Bangka 18 275 476

2 Kabupaten Bangka barat 7 90 49

3 Kabupaten Bangka tengah 1 4 6

4 Kabupaten Bangka selatan 2 37 75

5 Kota Pangkalpinang 23 484 659

Sumber: Rekapitulasi Data Penginapan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung 2009

Dari data diatas terlihat bahwa fasilitas akomodasi paling banyak berada di Kota Pangkalpinang,

sedangkan yang paling sedikit adalah Kabupaten Bangka Tengah.

Tabel 3.15

Jumlah fasilitas restoran/rumah makan di Provinsi Kepualuan Bangka Belitung Tahun 2008

No Lokasi Masakan Indonesia

Seafood Fastfood Khas Bangka-Belitung

Total

1 Kabupaten Bangka 25 13 - 51 89

2 Kabupaten Bangka barat 12 4 - 7 23

3 Kabupaten Bangka tengah 13 - - 14 27

4 Kabupaten Bangka selatan 11 - - - 11

5 Kota Pangkalpinang 29 18 4 7 58

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

90 35 4 79 208

Sumber: Rekapitulasi Data Restoran/Rumah Makan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung 2009

Dari data diatas terlihat bahwa fasilitas restoran/rumah makan paling banyak terdapat di Kabupaten

Bangka (89 buah) diikuti Kota Pangkalpinang (58 buah) sedangkan untuk jenisnya sendiri yang paling

banyak adalah masakan Indonesia (90 buah) diikuti Makanan Khas Bangka-Belitung (79 buah)

Page 64: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-32

Tabel 3.16

Jumlah Biro Perjalanan di Provinsi Kepualuan Bangka Belitung Tahun 2008

No Lokasi jumlah

1 Kabupaten Bangka 15

2 Kabupaten Bangka barat -

3 Kabupaten Bangka tengah 3

4 Kabupaten Bangka selatan -

5 Kota Pangkalpinang 26

Sumber: Rekapitulasi Data Biro Perjalanan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung 2009

Dari data diatas terlihat bahwa Biro Perjalanan Paling banyak berada di Kota Pangkalpinang,(26 biro

perjalanan) diikuti Kabupaten Bangka (15 biro perjalanan)

c. Aksesibilitas Pendukung Kegiatan Wisata di Kepulauan Bangka

Perhubungan laut merupakan transportasi yang strategis bagi Kepulauan Bangka untuk berinteraksi

antarpulau lainnya yang berada dalam satuan wilayah administratif Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dan wilayah sekitarnya. Di Kepulauan Bangka terdapat 6 pelabuhan yang terdiri dari 3

pelabuhan khusus barang dan 3 pelabuhan penumpang sekaligus barang. Transportasi darat

merupakan salah satu faktor penting dalam memperlancar kegiatan perekonomian.

Dari 3.193,36 km panjang jalan di Kepulauan Bangka, 16,62% merupakan jalan negara, 16,26% jalan

provinsi dan 67,12% jalan kabupaten. Transportasi air yang bergerak di Kepulauan Bangka antara

lain perusahaan PELNI dan perusahaan swasta. Jalur pelayaran dari Kepulauan Bangka adalah

dengan tujuan Pulau Belitung, Jakarta, Palembang, Tanjung Pinang, Surabaya, dan Pontianak.

Transportasi udara merupakan sarana transportasi merupakan sarana alternatif di Kepulauan

Bangka selain transportasi darat dan air. Di Kepulauan Bangka ada 1 pelabuhan udara yaitu Bandar

Udara Depati Amir. Maskapai penerbangan yang beroperasi di Provinsi Kepulauan Bangka antara lain

Sriwijaya Air, Garuda, Batavia Air, Lion Air, Adam Air Kartika Air dan Riau Air Lines.

Secara keseluruhan masih terdapat kesulitan aksesibilitas menuju beberapa kawasan wisata yang

diakibatkan tertutupnya jalan ataupun kondisi jalan yang rusak.

Berikut kondisi aksesibilitas per kabupaten dan kota di Pulau Bangka:

Page 65: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-33

1. Aksesibilitas di Kabupaten Bangka

Tabel 3.17 Panjang Jalan Propinsi dan Kabupaten

di Kabupaten Bangka Tahun 2008

Panjang Jalan (km)

Keadaan Propinsi Kabupaten

1. Jenis Permukaan a. Diaspal b. Kerikil c. Tanah

211.80

- -

465.60

- 187.11

2. Kelas Jalan a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III d. Kelas IIIA e. Kelas IIIB f. Kelas IIIC g. Kelas tidak terinci

- -

211.80 - - - -

- - -

465.50 --

187.11 -

Sumber: Situs Pemerintah Kabupaten Bangka 2009

2. Aksesibilitas di Kabupaten Bangka Barat

Berikut merupakan daftar inventarisasi jalan di Kabupaten Bangka Barat yang lengkapnya

dilihat pada tabel 3.18 berikut.

Tabel 3.18

Inventarisasi Jalan Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008

NO NAMA RUAS JALAN

NOMOR PANJANG

KETERANGAN RUAS RUAS

(Km)

1 Parit III - Tj. Ru 01 27,00

2 Kedondong - Rukam 02 15,00

3 Jebus - Kampak 03 5,00

4 Jebus - Sungai Buluh 04 4,75

5 Parit III - Pelawan 05 15,50

6 Parit III - Penganak 06 10,00

7 Saing - Sangku 12 11,40

8 Air Belo - Trabek 20 9,00

9 Sp. Teritip - Air Nyatoh 21 10,45

10 Kemang Masam - Rambat 22 18,10

11 Muntok - Tj. Ular 23 11,00

12 Kundi - Pelangas 24 23,40

13 Sangku - Tj. Nyiur 25 23,80

14 Kelapa - Pusuk 26 12,10

15 Sp. Tempilang - Sangku 28 20,70

16 Sp. Buyan - Buyan 63 5,00

17 Sp. Tuik - Pusuk 66 10,37

18 Kacung - Pangkal Beras 67 11,50

19 Sp. Bulin - Payak 68 9,00

20 Sungai Buluh - Bebuar 69 8,70

Page 66: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-34

NO NAMA RUAS JALAN

NOMOR PANJANG

KETERANGAN RUAS RUAS

(Km)

21 Rukam - Pancur 71 5,50

22 Cupat - Teluk Limau 72 4,00

23 Petar - Ranggi 73 6,10

24 Pelawan - Pala 74 7,85

25 Pelawan - Sinar Kelabat 75 5,00

26 Mayang - Rambat 76 11,65

27 Penganak - Jebu Darat 81 14,30

28 Johar - Parit III 82 9,00

29 Payak - Rukam 88 3,70

30 Penyampak - Pancur 89 12,10

31 Sungai Dua - Tempilang 7,60

32 Dalam Kota Tempilang 2,00

33 Trabek - Sukal 90 13,60

34 Sukal - Kundi 91 5,80

35 Dalam Kota Kelapa 97 5,60

36 Dalam Kota Jebus 98 5,81

37 Dalam Kota Muntok 99 25,64

38 Rajek - Belar 106 14,40

TOTAL 421,42

Sumber: Dinas Perhubungan Prov. Bangka Belitung 2009

3. Aksesibilitas di Kabupaten Bangka Tengah

Aktifitas perhubungan penduduk Kabupaten Bangka Tengah sehari-harinya cenderung

menggunakan perhubungan darat melalui jalan raya. Jalan kabupaten yang dibawah

pengawasan Dinas Kimpraswil Kabupaten Bangka Tengah adalah sepanjang 207,45 Km.

Kondisi jalannya sebanyak 51,18 sedang dan 31,06 Km rusak serta 125,21 km rusak berat.

Sedangkan kelompok kelas jalannya seluruhnya masuk kelas tidak terinci.

Tabel 3.19 KONDISI JALAN DI KAB. BANGKA TENGAH

TAHUN 2005 No Nama Ruas

Jalan No.Ruas Panjang

(km) Lebar (m) Kondisi

Jalan Aspal Aspal Tanah

1. AIR MESU-PANGKOL

K.009 7 7 4,5 BAIK (7) -

2. KERETAK-LAMPUR

K.027 8,6 6 4,5 RUSAK(8,6) -

3. SAMPUR-PANGKOL

K.032 9,9 7 4,5 BAIK (9,9) -

4. PANGKOL-BELILIK

K.033 14,6 6 4 BAIK (6,6) BAIK (8)

6. LB. BESAR-TJ. BERIKAT

K.036 32 7 4,5 BAIK (13) RUSAK (19)

7. PSR. GARAM-K. KAPUR

K.065 9,3 7 4,5 RUSAK (3) -

8. SP. KERAKAS-KP. PASIR

K.077 9,15 7 4,5 RUSAK (7,15) RUSAK (2)

9. SP. KP. PASIR-MUNGGU

K.078 4,15 7 4,5 BAIK (4,15) -

Page 67: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-35

No Nama Ruas Jalan

No.Ruas Panjang (km)

Lebar (m) Kondisi

Jalan Aspal Aspal Tanah

10. KOBA-LUBUK BESAR

K.079 38,4 7 4,5 RUSAK (23,4) -

11. LBK. BESAR-KELEDANG

K.086 25,9 7 - - RUSAK BERAT (25)

12. DK. SUNGAI SELAN

K.100 7,2 6 4 BAIK (5,2) RUSAK (1,10)

13. DK. KOBA K.101 43,46 6 4 BAIK (21,89) RUSAK (21,57)

14. SP. KULUR-KULUR ILIR

K.104 6,55 7 - - BAIK (6,55)

15. DK. PANGKALAN BARU

K107 11,7 6 4 BAIK (11,7) -

16. SRG. MANDI-ROMADHON

K...... 7 7 4 BAIK (7) -

17. TJ. TEDUNG-PENAGA

K...... 7,3 6 - - RUSAK (7,3)

18. KULUR-BELIMBIN

K...... 8 7 - - RUSAK (7)

19. MANUNGGAL-JERUK

K...... 5,13 6 3,75 BAIK (5,13) -

20. PERLANG-SADAP K...... 8,8 7 - - BAIK (8,8)

21. KELEDANG-SADAP

K...... 37 6 - - RUSAK BERAT (37)

TOTAL 306,64

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah 2009

Perkembangan panjang jalan di Kabupaten Bangka Tengah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.20

Kondisi Jalan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008

Status Jalan

Panjang (km)/ Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

Kabupaten 19.45 55.8 271.74 271.74 271.74

Desa 1.8 9 130.01 130.01 130.01 Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah 2009

4. Kondisi Aksesibilitas di Kabupaten Bangka Selatan

Data jalan di Kabupaten Bangka Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.21

Inventarisasi Jalan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2009

NO. RUAS JALAN

NOMOR PANJANG

KETERANGAN RUAS RUAS

(Km)

1 Sp.Rimba - Bangka Kota 10 5,57

2 Payung - Sp.Rimba 37 27,40

3 Sp.Rimba - Sebagin 38 18,00

4 Payung - Bedengung 39 14,30

5 Bedengung - Bt.Etumpang 40 23,40

6 Air Gegas - Begengung 41 25,60

7 Sp.Kepoh - Kepoh 43 13,00

Page 68: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-36

NO. RUAS JALAN

NOMOR PANJANG

KETERANGAN RUAS RUAS

(Km)

8 Toboali - Tukak 44 25,20

9 Toboali - Sungai Gusung 45 16,60

10 Tirem - Pasir Putih 46 13,75

11 Sp.Sadai - Sadai 47 5,60

12 Sp.Tj.Labu - Tj.Sangkar 48 10,50

13 Tanjung Labu - Penutuk 49 21,50

14 Jelutung - Serdang 50 9,50

15 Bangka Kota - Munggu 83 11,10

16 Serdang - Sungai Gusung 93 25,00

17 D.K Payung - Kota 102 5,00

18 D.K Toboali - Kota 103 34,00

TOTAL 305,02

Sumber: Dinas Perhubungan Prov. Bangka Belitung 2009

5. Kondisi Aksesibilitas di Kota Pangkalpinang

Pangkalpinang sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009 ini

menganggarkan dana sebesar Rp 62 Milyar untuk pembangunan fisik. Hal itu cukup

meningkat dibandingkan tahun 2008 yang mencapai Rp 50 Milyar.

Peningkatan terjadi karena banyak pembangunan fisik yang menjadi skala prioritas yang

harus dikerjakan tahun ini. Anggaran tersebut dipergunakan untuk sejumlah program

strategis, yakni proyek binamarga, padat karya, dan pembangunan fisik, pengaspalan jalan

tanah sekitar 30% peningkatan jalan, 20% untuk pembangunan dan 10 % untuk

pemeliharaan.

3.4.2 Pasar Pariwisata Kepulauan Bangka

Kepulauan Bangka yang memiliki beragam daya tarik wisata, khususnya wisata bahari dan nilai

sejarah, menjadi salah satu destinasi pilihan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Beroperasinya bandara Depati Amir sebagai pintu masuk bagi wisatawan untuk mengeksplorasi

objek dan daya tarik wisata di Kepulauan Bangka menjadi salah satu keunggulan yang mendukung

kegiatan pariwisata di Kepulauan Bangka.

Pasar wisatawan yang dijabarkan adalah jumlah kunjungan wisatawan di Kepulauan Bangka. Jumlah

kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara di Kepulauan Bangka pada tahun 2006-2009 dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 69: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-37

Tabel 3.22

Jumlah Kunjungan Wisatawan Lokal dan Mancanegara di Kepulauan Bangka

Tahun 2006 -2009

No 2006 2007 2008 2009

Januari

51.639

2.947 4.116 4.814

Februari 3.055 3.976 4.391

Maret 3.142 5.097 5.316

April 3.418 5.066 5.368

Mei 3.812 6.188 6.930

Juni 4.199 5.097 6.789

Juli 4.571 5.467 7.302

Agustus 4.391 6.601 5.806

September 3.512 3.081 -

Oktober 3.717 4.351 -

November 3.975 4.807 -

Desember 4.758 5.923 -

Total 51.639 45.497 59.770 46.716

(Jan-Agt)

Sumber : BPS Pariwisata Bangka-Belitung 2006-2009

Mayoritas wisatawan yang mengunjungi kepulauan Bangka Belitung mempunyai karakteristik

demografis sebagai berikut: berusia dewasa, laki-laki, bekerja, golongan ekonomi menengah ke atas,

dan melakukan perjalanan dengan rombongan (keluarga atau teman kerja). Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut ini.

Tabel 3.23 Karakteristik Sosial dan Demografi

Wisatawan Nusantara Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005

No Kondisi Sosial dan Demografi Karakteristik

1 Jenis kelamin Laki-laki 71.2%

2 Kelompok Umur 24-55 tahun 83.3%

16-24 tahun 16.7%

3 Pekerjaan Pegawai Swasta 42.4%

Pegawai Negeri 28.8%

4 Daerah asal responden Pangkalpinang 34.3%

Belitung 22.4%

Sumatera Selatan 11.9%

DKI Jakarta 10.5%

Belitung Timur 6.0%

Jawa Barat 6.0%

Bangka Selatan 4.5%

Bangka 1.5%

Bangka Barat 1.5%

Banten 1.5%

5 Pengeluaran rumah tangga per bulan Rp 500.001-Rp 1.000.000 30.3%

Rp 1.000.001-Rp 2.500.000 30.3% Sumber : RIPPDA Provinsi Kepualauan Bangka Belitung 2007-2013

Page 70: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-38

3.4.3 Kontribusi Kepariwisataan Kepulauan Bangka

Kontribusi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhadap Kepariwisaataan Indonesia

belum terlalu tinggi apabila dilihat dari PDRB, hal ini dapat dilihat pada tabel 3.24 dan tabel 3.25

dimana secara keseluruhan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyumbang 0,17 %

Tabel 3.24

PDRB Sublapangan Usaha Terkait Pariwisata di Provinsi Kepualauan Bangka Belitung Dan

Indonesia Tahun 2007 Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah)

sublapangan usaha indonesia kepulauan Bangka Belitung %

hotel 17.320,4 12,0 0.07

restaurant 106.249,4 210,9 0.20

jasa hiburan dan rekreasi 11.324,3 1,8 0.02

total 134.894,1 224,6 0.17

Sumber :Situs resmi BPS Indonesia, Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2008

Tabel 3.25

PDRB Sublapangan Usaha Terkait Pariwisata di Provinsi Kepualauan Bangka Belitung Dan

Indonesia Tahun 2007 Atas Dasar Harga Konstan (Milyar Rupiah)

sublapangan usaha indonesia (milyar rupiah) kepulauan Bangka Belitung %

hotel 13.645,6 8.0 0.06

restaurant 44.675,7 103.2 0.23

jasa hiburan dan rekreasi 7.773,1 1.2 0.02

total 66.094,4 112.4 0.17

Sumber :Situs resmi BPS Indonesia, Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2008

3.5 Kawasan Penambangan Timah di Kepulauan Bangka

Kepulauan Bangka terkenal sebagai wilayah produksi hasil tambang timah di Indonesia maupun

dunia. Sejak tahun 2004 hingga tahun 2008, produksi komoditi timah yang ada di Kepulauan Bangka

Belitung mencapai 228.596 Mton. Jumlah tersebut menurut Bangka Belitung dalam Angka 2008

memberikan nilai ekspor sebesar US$ 873.749.177 Dollar pada Tahun 2007. Penambangan timah

telah menjadi salah satu sektor utama bagi perekonomian daerah pemerintah provinsi Kepulauan

Bangka Belitung dan menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama bagi sebagian masyarakat

di Kepulauan Bangka setelah pertanian. Kontirbusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap

PDRB menurut Bangka Belitung dalam Angka mencapai 20,40% pada Tahun 2007.

Tabel 3.26 Perusahaan Penambangan dan Smelter Timah di Kepulauan Bangka-Belitung

Tahun 2009 No. Nama Perusahaan Luas Kuasa

Penambangan (Ha) Keterangan

1. PT. TIMAH Tbk. 473.800,06 Darat : 330.664,09 Ha Laut : 143.135,97 Ha

2. PT. KOBA TIN 41.680,30

3. CV. DS Jaya Abadi 50,00

4. PT. Bukit Timah 49,60

5. PT. Bangka Putra Karya 255,00

6. CV. Duta Putra Bangka 100,00

Page 71: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-39

No. Nama Perusahaan Luas Kuasa Penambangan (Ha)

Keterangan

7. PT. Billiton Makmur Lestari 374,00

8. PT. Tinindo Inter Nusa 539,00

9. CV. Donas Kembara 12,00

10. PT. Sumber Jaya Indah 75,00

11. PT. Sari Wiguna Bina Sentosa 121,00

12. PT. Prima Timah Utama 50,00

13. Yin Chinindo Minning Industry 87,20

14. PT. Mitra Stania Prima -

Sumber: Situs Resmi Pemerintah Provinsi Bangka Belitung 2009

Kegiatan penambangan timah di Kepulauan Bangka dilaksanakan hampir di setiap wilayah

Kota/Kabupaten yang ada di Kepulauan Bangka. Menurut situs resmi pemerintah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, jumlah cadangan timah atau wilayah potensi galian timah di Kepulauan Bangka

diperkirakan sebesar 42.236.928 ha yang dikelola oleh 14 perusahaan smelter timah seperti yang

tertera dalam tabel 3.26 diatas. Mengacu pada keterangan tabel diatas, terdapat 2 perusahaan

smelter timah yang mendominasi wilayah kuasa penambangan di Kepulauan Bangka, yaitu PT. Timah

dan PT. Koba Tin dengan cakupan wilayah kuasa penambangan 473.800,06 ha (PT. Timah) dan

41.680,30 ha (PT. Koba Tin).

Masyarakat di Kepulauan Bangka menurut Bangka Belitung dalam Angka 2008 sebagian besar

bekerja pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan persentase 20,9% diikuti oleh

perdagangan, hotel dan restoran dengan persentase 18,7%. Melalui angka tersebut, dapat

disimpulkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian, khususnya pertambangan timah telah

menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja tertinggi di Kepulauan Bangka.

Kawasan yang menjadi prioritas penambangan timah di Kepulauan Bangka berdasarkan kepada peta

wilayah kuasa pertambangan timah dapat dilihat sebagai berikut :

Page 72: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-40

Sumber: Situs Resmi Pemerintah Provinsi Bangka Belitung 2009

Gambar 3.4 Peta Wilayah Kuasa Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka

Berdasarkan kepada gambar peta wilayah kuasa pertambangan timah diatas, dapat diperoleh

informasi bahwa hampir sebagian besar wilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya di

Kepulauan Bangka memiliki wilayah yang mengandung bahan galian timah baik yang telah

dieksplorasi oleh kegiatan penambangan maupun potensial di masa depan.

Kegiatan penambangan timah, khususnya penambangan timah darat yang sudah tidak aktif

meninggalkan kolong/kolam tailing yang pada umumnya terisi oleh air, sehingga dapat disebut

sebagai sebuah danau yang terbentuk akibat aktivitas pertambangan timah. Jumlah kolong yang

tersebar di Kepulauan Bangka pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 3.27 berikut.

Tabel 3.27

Jumlah dan Luas Kolong di Kepulauan Bangka Tahun 2008

No Wilayah Jumlah Luas (ha)

1 Mentok 31 59,45

2 Jebus 75 23,38

3 Belinyu 125 202,05

4 Sungailiat 83 134,11

5 Pangkalpinang 88 11,01

6 Tempilang 24 35,25

7 Sungai Selan 69 407,48

8 Toboali 49 63,78 Sumber: Pemerintah Prov. Bangka Belitung 2009

Page 73: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-41

3.6 Potensi dan Permasalahan Pengembangan Kawasan Bekas

Penambangan Timah di Kepulauan Bangka

Berikut akan dijabarkan potensi dan permasalahan pengembangan penambangan timah di

Kepulauan Bangka dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weaknesses, opportunities, and

threats).

3.6.1 Kekuatan (Strength)

1. Pulau Bangka secara historis mempunyai image/citra sebagai wilayah penambangan timah

terbesar di Indonesia yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan wisata tambang.

2. Keberadaan penambangan timah dan pendukungnya (bangunan, peralatan) yang tersebar di

berbagai wilayah di Bangka, baik yang kawasan penmabangan yang aktif digunakan maupun

yang tidak aktif lagi.

3. Kondisi geomorfologi pantai yang khas yang diantaranya tersusun dari batuan granit

merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata.

4. Selain keunikan alam, terdapat pula potensi budaya baik yang bersifat tangible (misalnya

permukiman etnis Cina, Melayu, dan Eropa) maupun intangible (seni dan budaya tradisional)

yang berkontribusi terhadap sejarah perkembangan timah di Pulau Bangka.

5. Mempunyai signifikansi historis sebagai daerah perkebunan lada terbesar di Indonesia yang

juga dapat dimanfaatkan bagi pengembangan produk pariwisata Kepulauan Bangka.

6. Keberadaan sarana/fasilitas penunjang bagi pengembangan wisata tambang timah seperti

museum tambang timah, tempat peleburan timah, tempat pembuatan souvenir timah, hotel

dan restoran, dan lain-lain.

7. Kota Muntok sebagai salah satu kota timah tertua di Bangka telah didaftarkan ke dalam World

Heritage List UNESCO. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan promosi

pariwisata Bangka secara umum dan pengembangan wisata tambang timah secara khusus.

8. Adanya usaha-usaha rehabilitasi lahan bekas penambangan timah yang dapat dikembangkan

menjadi daya tarik wisata, seperti hutan wisata, peternakan sapi dan itik, sumber air baku,

kawasan perkantoran, dan lain-lain).

9. Adanya dukungan pemerintah setempat yang dituangkan melalui kebijakan pengembangan

bekas kawasan penambangan timah menjadi produk pariwisata.

Page 74: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-42

10. Memiliki stabilitas keamanan yang baik, baik dari segi konflik sosial maupun bencana alam.

11. Potensi pasar wisatawan lokal dan regional, yaitu penduduk di Kepulauan Bangka dan Belitung

serta provinsi di sekitarnya. Mayoritas wisnus potensial mempunyai karakteristik demografis

sebagai berikut: berusia dewasa, laki-laki, bekerja, golongan ekonomi menengah ke atas, dan

melakukan perjalanan dengan rombongan (keluarga atau teman kerja).

3.6.2 Kelemahan (Weakness)

1. Sulitnya aksesibilitas menuju beberapa kawasan bekas penambangan timah dan peralatan yang

berkaitan dengan kegiatan timah (misalnya kapal keruk) yang diperlihatkan dengan tertutupnya

akses masuk atau kondisi jalan yang rusak sehingga tidak memungkinkan wisatawan untuk

berkunjung ke kawasan tersebut serta minimnya fasilitas transportasi umum.

2. Kurangnya ketersediaan fasilitas penunjang wisata terutama fasilitas akomodasi dan tempat

makan di beberapa kawasan. Fasilitas penunjang wisata umumnya hanya terkonsentrasi pada

daerah-daerah tertentu, yaitu Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka.

3. Walaupun Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu

sektor unggulan, tetapi belum semua pemerintah kabupaten/kota menjadikan pariwisata

sebagai prioritas pembangunannya sehingga masih memerlukan upaya yang lebih untuk

membangun komitmen yang tinggi dalam pengembangan kepariwisataan Kepulauan Bangka

Belitung pada umumnya, dan pariwisata pertambangan timah Kepulauan Bangka pada

khususnya.

4. Pelaku usaha pariwisata belum memanfaatkan secara optimal potensi kawasan bekas

penambangan timah sebagai peluang pengembangan usaha pariwisata.

5. Apresiasi masyarakat terhadap pariwisata masih rendah, padahal peran masyarakat dalam

pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan, baik sebagai subjek pembangunan maupun

sebagai wisatawan.

3.6.3 Peluang (Opportunities)

1. Kepulauan Bangka (dan Belitung) merupakan sekumpulan pulau-pulau kecil yang strategis yang

secara konstelasi geografis mempunyai kedekatan dengan kawasan-kawasan strategis secara

internasional maupun nasional, seperti SIJORI, IMT-GT, Lingkar Tepian Pasifik, Sumatera, DKI

Jakarta, Banten, dan Jabar.

Page 75: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-43

2. Kontribusi kepariwisataan Kepulauan Bangka terhadap pariwisata nasional masih belum

menonjol, yaitu 0,17% sehingga dapat dijadikan pendorong bagi pengembangan sektor

kepariwisataan yang mensinergikan push factor (pasar pariwisata) dan pull factor (produk

pariwisata).

3. Pengembangan kawasan bekas penambangan timah diharapkan dapat memperkaya

diversifikasi produk wisata yang ada di Kepulauan Bangka (dan Belitung) sebagai etalase

kelautan Indonesia.

4. Adanya kebijakan pemerintah pusat untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara antar

provinsi merupakan kesempatan bagi pengembangan kawasan bekas penambangan timah

menjadi salah satu produk wisata yang diunggulkan dan berdaya saing tinggi.

5. Pengembangan kawasan bekas penambangan timah menjadi salah satu daya tarik wisata

memiliki nilai positioning tersendiri karena faktor diferensiasi yang dimilikinya. Pengembangan

ini dapat menarik pangsa pasar tertentu atau niche market dengan pengemasan produk yang

berdaya saing tinggi.

6. Adanya kesempatan untuk mengembangkan paket wisata tambang yang memanfaatkan

kawasan bekas penambangan rumah dan bangunan serta peralatan pendukungnya yang

komplementer terhadap paket wisata yang ada di Kepulauan Bangka, misalnya paket wisata

bahari.

7. Adanya dukungan berupa kebijakan kepariwisataan terhadap pengembangan kawasan bekas

penambangan timah sebagai daya tarik wisata melalui penetapan visi dan misi kepariwisataan

Bangka Belitung dengan pemanfaatan kegiatan pariwisata yang terkendali, berkelanjutan, dan

berwawasan lingkungan.

3.6.4 Tantangan (Threat)

1. Perlu adanya kehati-hatian dalam mengembangkan kawasan bekas penambangan timah

menjadi daya tarik wisata agar tidak terjebak dalam pengembangan pariwisata yang hanya

memperhatikan estetika belaka.

2. Adanya kekhawatiran berupa resistensi pihak-pihak tertentu yang kurang sepakat dalam

pengembangan kawasan bekas penambangan timah karena alasan-alasan tertentu, misalnya

faktor keamanan. Oleh karena itu, semua stakeholder terkait harus bersama-sama merumuskan

arahan pengembangan kawasan bekas penambangan minyak menjadi daya tarik wisata yang

memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan memberikan pengkayaan

Page 76: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan III-44

wawasan dan edukasi tidak hanya bagi wisatawan akan tetapi juga bagi masyarakat Kepulauan

Bangka.

Page 77: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-1

BAB IV

POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN BEKAS

PENAMBANGAN TIMAH UNTUK PARIWISATA

Kawasan bekas penambangan timah yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kepulauan

Bangka, tidak semuanya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata

Kepulauan Bangka Belitung. Sebaliknya, beberapa malah memiliki potensi besar untuk

dikembangkan sebagai daya tarik wisata unggulan yang dapat mendukung pencapaian visi

pembangunan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung sebagai daerah tujuan wisata utama

di Kawasan Barat Indonesia yang berdaya saing tiggi dengan menampilkan perpaduan

keragaman kebudayaan daerah serta kekuatan potensi pariwisata bahari melalui pemanfaatan

secara terkendali, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

Sebelum menentukan kawasan bekas penambangan timah yang potensial untuk dikembangkan

sebagai daya tarik wisata, terlebih dahulu dirumuskan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan

dalam menilai ’kelayakan’ kawasan bekas penambangan timah sebagai potensi pariwisata

Kepulauan Bangka Belitung.

Bagian akhir dari bab ini akan menggambarkan kondisi dan potensi yang dimiliki kawasan-

kawasan bekas penambangan timah yang dianggap potensial untuk dikembangkan sebagai daya

tarik wisata berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan.

4.1 KRITERIA PENENTUAN KAWASAN BEKAS PENAMBANGAN TIMAH YANG POTENSIAL

DIKEMBANGKAN UNTUK PARIWISATA

Pemilihan kawasan-kawasan bekas penambangan timah yang potensial dikembangkan untuk

pariwisata ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang mencakup aspek lingkungan

fisik, sosial budaya, maupun ekonomi. Kriteria-kriteria ini menjadi acuan dalam menilai

kawasan-kawasan bekas penambangan timah yang memiliki potensi untuk dikembangkan

sebagai pariwisata.

Page 78: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-2

1. Memiliki keterkaitan dengan sejarah geologis timah di Kepulauan Bangka Belitung.

Kepulauan Bangka Belitung sangat identik dengan timah. Keberadaan timah di Kepulauan

Bangka Belitung tentu saja tidak muncul dengan tiba-tiba, dalam sekejap, tetapi melalui

proses geologis selama berjuta-juta tahun. Sejarah geologis timahlah yang membentuk alam

Kepulauan Bangka Belitung, berkontribusi terhadap pembentukan budaya, bukan saja

budaya penambangan timah yang berkembang sejak dulu hingga kini, namun juga budaya

masyarakat pada umumnya.

Kawasan-kawasan yang memiliki keterkaitan dengan sejarah geologis timah di Kepulauan

Bangka Belitung sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata karena

memiliki nilai-nilai sejarah alam dan muatan pendidikan yang tinggi.

2. Memiliki keterkaitan dengan sejarah penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung.

Seperti juga keberadaan timah, kegiatan penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung

memiliki sejarah tersendiri. Kandungan timah Kepulauan Bangka Belitung yang begitu kaya,

jika tidak diolah, tidak akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Kegiatan penggalian dan

pengolahan timah Kepulauan Bangka Belitung bertitik awal ketika orang-orang Johor

melakukan penggalian di Sungai Olin pada tahun 1709. Sejak itulah, kegiatan penambangan

timah berkembang terus, berkontribusi terhadap pembentukan alam Kepulauan Bangka

Belitung, membentuk budaya masyarakatnya, dan bahkan saat ini telah menjadi andalan

utama perekonomian masyarakat dan daerah Kepulauan Bangka Belitung.

Kawasan-kawasan yang memiliki keterkaitan dengan sejarah penambangan timah di

Kepulauan Bangka Belitung merupakan kawasan yang sangat potensial untuk dikembangkan

sebagai daya tarik wisata karena dapat memperkuat identitas/jati diri Kepulauan Bangka

Belitung selain mengandung nilai-nilai sejarah, budaya, dan pendidikan yang tinggi.

3. Mengandung nilai-nilai pembelajaran tentang timah dan proses penambangannya.

Selain sejarah geologis dan penambangan, timah pun memiliki nilai-nilai pembelajaran yang

tinggi. Kegunaan timah bagi masyarakat banyak dari jaman dahulu hingga kini, serta proses

penambangannya, sarat dengan nilai-nilai pengetahuan dan pembelajaran, tidak hanya bagi

pelajar/mahasiswa, tetapi juga bagi semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kawasan-

kawasan yang memiliki nilai-nilai pembelajaran tentang timah dan proses penambangannya

Page 79: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-3

sangat potensial untuk dikembangkan sebagai potensi pariwisata Kepulauan Bangka

Belitung.

4. Mampu memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber timah di

Indonesia.

Kawasan-kawasan bekas penambangan timah yang akan dikembangkan untuk pariwisata

harus mampu memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber timah di

Indonesia. Kawasan bekas penambangan timah yang terpilih harus memiliki kekhasan

penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung.

5. Berpotensi melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat penambangan yang dilakukan.

Sebagai sektor yang ramah lingkungan, pengembangan pariwisata harus memberikan

kontribusi terhadap upaya perlindungan kawasan dari kerusakan yang lebih parah akibat

penambangan timah, atau bahkan jika memungkinkan dapat merehabilitasi dan

memulihkan kembali kondisi lingkungan yang telah rusak.

Kawasan-kawasan bekas penambangan timah yang berpotensi melindungi tidak hanya

kawasan, tetapi juga lingkungan sekitarnya, mendapatkan prioritas untuk dikembangkan

sebagai daya tarik wisata Kepulauan Bangka Belitung.

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Kawasan bekas penambangan timah yang terpilih harus terletak pada lokasi yang mudah

diakses secara fisik, artinya sudah ada infrastruktur jalan menuju kawasan, lebih baik lagi

jika sudah dilalui oleh angkutan umum sehingga pemerintah daerah tidak memerlukan

investasi yang terlalu besar untuk mengembangkannya menjadi daya tarik wisata. Selain

mudah diakses secara fisik, kawasan bekas penambangan yang terpilih juga harus dapat

diakses secara nonfisik, artinya tidak terletak pada lokasi-lokasi yang membahayakan

keselamatan manusia dan tidak terletak pada lokasi-lokasi strategis penambangan timah

yang tidak semua orang bisa memasukinya karena dapat mengganggu proses

penambangan/pengolahan timah.

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya.

Page 80: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-4

Kawasan-kawasan bekas penambangan timah yang sudah mulai dimanfaatkan untuk

pariwisata maupun sektor lainnya mendapat prioritas utama untuk dikembangkan. Selain

karena sudah mulai berkembang kegiatan wisata di kawasan-kawasan tersebut, tentu saja

pasarnya pun sudah mulai terjaring sehingga upaya yang dilakukan untuk mengembangkan

kawasan ini pun tidak sebesar jika harus mengembangkan dari awal.

8. Berpotensi untuk mendukung tema pengembangan pariwisata di kawasan pariwisata

unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengarahkan pengembangannya

di tujuh kawasan wisata unggulan yang memiliki tema pengembangan pariwisata tertentu

untuk masing-masing kawasan. Kawasan bekas penambangan timah yang akan

dikembangkan untuk pariwisata sebaiknya memiliki potensi untuk dapat mendukung tema

pengembangan pariwisata yang telah ditetapkan untuk kawasannya agar terjadi sinergitas

dengan pengembangan kepariwisataan yang sudah ada sebelumnya.

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

Kawasan bekas penambangan timah yang akan dikembangkan untuk pariwisata sebaiknya

tidak berlokasi pada kawasan-kawasan yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan

antarsektor, artinya potensi yang dimilikinya mendukung pengembangan kegiatan wisata

yang sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dalam rencana tata

ruang wilayah.

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

Pengembangan kawasan bekas penambangan timah untuk pariwisata harus mampu

memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan, masyarakat,

penambang, maupun masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya. Pemanfaatan

kawasan bekas penambangan timah untuk pariwisata diharapkan mampu menjadi alternatif

sumber pendapatan bagi masyarakat yang dapat menggantikan sumber pendapatan yang

mereka peroleh dari penambangan timah. Masyarakat yang mendapatkan manfaat lebih

dari pengembangan pariwisata, pada umumnya akan memberikan dukungan positif

terhadap perkembangan pariwisata di daerah saat ini maupun pada masa yang akan datang.

Page 81: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-5

4.2 KAWASAN BEKAS PENAMBANGAN TIMAH YANG POTENSIAL DIKEMBANGKAN UNTUK

PARIWISATA

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, terdapat beberapa kawasan bekas

penambangan timah yang potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata Kepulauan

Bangka Belitung. Karena lingkup wilayah studi ini adalah Kepulauan Bangka, maka lokasi-lokasi

bekas penambangan timah yang terpilih ini terletak di Kepulauan Bangka.

1. Kawasan Muntok

A. Gambaran Umum Kawasan

Muntok (dalam penyebutan sehari-hari dikenal juga sebagai Mentok) adalah kota di ujung barat

Pulau Bangka yang merupakan bagian wilayah administrasi Kabupaten Bangka Barat. Kota tua

dan bersejarah yang selain berhubungan dengan sejarah perkembangan perniagaan timah dan

pala, juga dalam sejarah revolusi nasional tercatat sebagai kota pengasingan Presiden dan Wakil

Presiden pertama Republik Indonesia pada tahun 1949. Kawasan Muntok terletak 138 km ke

arah barat dari Kota Pangkalpinang dan dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan

menggunakan kendaraan roda empat, dengan kecepatan rata-rata 80-100 km/jam. Kawasan

Muntok juga dapat ditempuh dari Kota Pangkalpinang dengan menggunakan angkutan bis

umum jurusan Toboali – Pangkalpinang – Muntok, dan dapat ditempuh dari Kota Belinyu

dengan menggunakan angkutan umum jurusan Belinyu – Muntok.

Secara geologis, Muntok berada di atas dataran aluvial sempit, muara Sungai Muntok. Sungai

Muntok yang pada beberapa puluh tahun silam berair jernih, saat ini berair sangat keruh dengan

lumpur pekat yang mengalir memasuki perairan Selat Bangka. Pekatnya lumpur yang

mengendap ke Selat Bangka disebabkan maraknya penggalian tambang timah yang umumnya

dilakukan rakyat yang berada pada daerah aliran sungai Muntok hulu.

B. Potensi Pengembangan Kawasan untuk Pariwisata

Gambaran mengenai potensi pengembangan kawasan untuk pariwisata dilakukan dengan

mengidentifikasi potensi yang dimiliki kawasan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

dalam memiliih kawasan pariwisata potensial.

Page 82: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-6

1. Potensi sejarah geologis timah di Kawasan Muntok

Kawasan Muntok memiliki potensi sejarah geologis timah berupa bukit intrusi granit, yaitu

Gunung Menumbing, yang ketinggian +445 m dpl. Gunung Menumbing berlokasi di arah

utara – timur laut dari Muntok. Bukit ini merupakan bukit intrusi granit. Singkapan-

singkapan granit tersebar di sekeliling bukit, di antaranya satu bongkah granit besar yang

menjadi objek wisata setempat, disebut sebagai Batubalai.

Berdasarkan sejarah geologis timah, bukit granit ini mengalami pelapukan dan menghasilkan

endapan pengayaan sekunder (secondary enrichment), yang kemudian diendapkan di

sungai, pantai, muara, atau laut dangkal. Tempat-tempat inilah yang kemudian menjadi

lokasi penambangan timah yang lebih menguntungkan dibandingkan yang diambil langsung

dari batuan granit, termasuk Muntok yang menjadi tempat penambangan timah pertama

yang dilakukan secara besar-besaran pada awal abad ke-16.

2. Potensi sejarah penambangan timah di Kawasan Muntok

Beberapa buku yang memuat sejarah penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung

menyebutkan bahwa di Muntoklah penambangan timah besar-besaran mulai dilakukan di

Bangka, yaitu pada saat Wan Akub diberi kepercayaan oleh Ratu Mahmud Badaruddin I

untuk mengelola timah di Muntok pada tahun 1730 (Kepulauan Bangka Belitung, Semangat

dan Pesona Provinsi Timah dan Lada, 2003). Saat itu pula, gelombang kedatangan orang-

orang Cina ke Pulau Bangka dimulai. Orang-orang Cina ini didatangkan untuk membantu

penambangan timah karena dianggap memiliki teknologi yang lebih maju dibandingkan yang

di Pulau Bangka, yaitu dengan menggunakan cangkul dan pompa.

Buku lainnya menjelaskan bahwa pertambangan timah di Muntok mengalami pembaharuan

pada saat seorang Tionghoa, yaitu Oen (Un) Asing (atau Boen (Bun) Asiong) mulai

mengembangkan pertambangan timah di Belo, yang konon berjarak sekitar 8 mil ke arah

timur Mentok (sekarang dikenal dengan nama Airbelo). Pembaharuan yang dilakukan Oen

adalah:

- Mengerjakan buruh-buruh yang mengerti teknik-teknik pertambangan, kemungkinan

didatangkan langsung dari Tiongkok.

Page 83: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-7

- Memperkenalkan beberapa peralatan dan mesin, penggunaan air secara tepat pada

masa itu, dan mungkin tungku perapian dan embusan yang lebih efisien.

- Standarisasi bentuk dan berat batang timah (Heidhues,2008).

Muntok pada jaman itu menjadi pusat penambangan timah paling

besar di dunia yang menjadi perebutan Inggris, Belanda, Jepang,

dan kerajaan-kerajaan besar di Indonesia selama dua abad.

Peninggalan kegiatan penambangan timah yang pernah terjadi di

Muntok masih dapat dilihat di Kawasan Muntok, antara lain

terdapatnya Kampung Pesisir Pecinan yang didominasi oleh etnis

Tionghoa yang merupakan anak keturunan orang-orang Tionghoa

yang membantu penambangan timah di Kepulauan Bangka pada jaman dahulu. Kawasan

Pesisir Pecinan ini berada di sekitar pelabuhan, ditandai oleh landmark penting, yaitu Rumah

Mayor yang merupakan rumah pemuka masyarakat Cina. Kawasan ini menempati dataran

pantai sempit. Potensi air bersih diperkirakan terbatas untuk lingkup domestik.

Dalam perkembangan penambangan timah di Kawasan

Muntok, muncuk pula Kawasan Kampung Tua Melayu dan

Kampung Eropa. Kawasan Kampung Tua Melayu terletak

lebih ke arah hulu dan berubah secara gradual dari

Kawasan Pesisir Pecinan. Batas geografis tidak begitu jelas

tetapi mungkin dapat ditandai dengan berdiri kelenteng dan

masjid secara berdekatan, yaitu antara Kelenteng Tulus

Sejati dan Masjid Jami Muntok. Kawasan Kampung Tua

Melayu kemudian lebih mengarah ke lereng dari kaki perbukitan yang diperuntukan

sebagai Kawasan Kampung Eropa.

Kawasan Kampung Eropa menempati kondisi topografis paling tinggi, yaitu pada kaki

perbukitan granit yang tersebar di utara dan timur laut Muntok dengan puncaknya Bukit

Menumbing +445 m di atas muka laut. Kawasan Kampung Eropa ini pada jaman dahulu

merupakan tempat tinggal orang-orang Eropa yang terlibat dalam penambangan timah

di Muntok. Batas dengan dua kawasan di bawahnya dapat ditandai dengan patung

Soekarno-Hatta dan kantor pos peninggalan Belanda.

Gambar 4.1 Rumah Mayor

Gambar 4.2 Rumah Melayu Tua

di Kampung Melayu

Page 84: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-8

Potensi sejarah lainnya adalah Wisma Ranggam,

bangunan pesanggrahan milik PT. Timah, yang dijadikan

tempat pengasingan para pemimpin negara Republik

Indonesia pada tahun 1949, yaitu Ir. Soekarno, Moh.

Hatta, H. Agus Salim, Sutan Syahrir, Mr. Asaat, Mr. Abdul

Gaffar Pringgodigdo, Suryadarma, Ali Sastroamidjojo, dan

Mr. Mohammda Roem.

Kekayaan peninggalan sejarah yang dimiliki oleh Muntok menjadikan kawasan ini telah

terdaftar sebagai Kota Pusaka (Heritage City) oleh UNESCO.

3. Nilai-nilai pembelajaran tentang timah, dari mulai proses penambangan, pengolahan,

sampai manfaatnya bagi manusia.

Di Kawasan Muntok, tepatnya di Kelurahan Sungai Baru,

terdapat Unit Metalurgi PT. Timah Tbk., salah satu unit milik PT.

Timah yang memproduksi logam timah dengan kadar

kemurnian 99,85% -99,99% Sn. Kemurnian logam yang tinggi ini

diperoleh melalui proses pemurnian (refining). Pada Unit Metalurgi ini terdapat proses

pengolahan timah secara lengkap dari mulai proses pencucian, pengolahan, ekstraksi,

pemurnian timah, sampai menjadi balok timah. Unit Metalurgi ini kaya akan nilai-nilai

pembelajaran tentang timah, proses penambangan dan pengolahannya, dan bahkan

manfaat dari timah bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai pembelajaran yang dimiliki Unit

Metalurgi PT. Timah merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata pendidikan timah di

Kepulauan Bangka.

4. Potensi kawasan dalam memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber

timah di Indonesia

Nilai sejarah yang dimiliki Kawasan Muntok sebagai tempat mulai dilakukannya

penambangan timah besar-besaran di Kepulauan Bangka pada abad ke-16, merupakan aset

utama yang mendukung penguatan identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber

timah di Indonesia. Selain itu, kegiatan pengolahan hasil penambangan timah yang

Gambar 4.4 Unit Metalurgi

Gambar 4.3 Wisma Ranggam

Page 85: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-9

dilakukan di Unit Metalurgi PT. Timah juga dapat memperkuat citra Kepulauan Bangka

Belitung sebagai penghasil timah di Indonesia.

5. Potensi dalam melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat penambangan yang dilakukan.

Walaupun sangat kecil dan tidak secara langsung, pengembangan pariwisata sejarah

geologis dan penambangan timah di Kawasan Muntok dapat mendukung upaya

perlindungan kawasan dan sekitarnya. Pengembangan pariwisata pertambangan timah di

Kawasan Muntok dapat menjadi stimulan bagi pemanfaatan bekas-bekas penambangan

timah di Muntok, yang saat ini banyak terabaikan dan tidak dikelola, sebagai potensi

pariwisata Kepulauan Bangka Belitung, tidak hanya potensi sejarah maupun geologis, tetapi

juga potensi rekreatifnya. Dengan pengembangan pariwisata di kawasan-kawasan bekas

penambangan timah, kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat kawasan yang

terabaikan atau masyarakat yang masih ingin menambang, dapat dikendalikan. Lebih jauh

lagi, upaya pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan berpotensi untuk memulihkan

kondisi lingkungan yang sudah rusak, walaupun dengan kualitas yang tidak dapat

dikembalikan lagi ke kualitas sebelum dilakukan penambangan timah.

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Kawasan Muntok memiliki aksesibilitas yang tinggi untuk dicapai. Selain jalan menuju

kawasan yang kondisinya sangat baik, Muntok pun disinggahi oleh angkutan umum berupa

bis dengan rute Belinyu – Muntok dan Toboali – Pangkalpinang – Muntok. Kondisi

aksesibilitas yang baik merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata pertambangan di

Kawasan Muntok.

Salah satu potensi daya tarik wisata di Muntok, yaitu Unit Metalurgi PT. Timah Tbk.,

memerlukan perizinan yang agak ketat untuk dapat masuk ke kawasan unit tersebut. Hal ini

karena proses pengolahan timah yang terjadi di unit tersebut membutuhkan jaminan

keamanan dan keselamatan bagi pengunjung, orang-orang tidak dapat seenaknya saja

masuk kawasan ini, harus memenuhi syrat-syarat tertentu seperti dahulu.

Page 86: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-10

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya.

Gunung Menumbing dan Wisma Ranggam merupakan dua daya tarik wisata yang sudah

menjadi andalan Kabupaten Bangka Barat sejak dulu. Bahkan, dalam RIPPDA Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, kedua daya tarik wisata ini menjadi daya tarik wisata utama

untuk Kawasan Wisata Sejarah Mentok, yang merupakan kawasan pariwisata unggulan

Kepulauan Bangka Belitung. Walaupun menurut pengelola kedua daya tarik wisata ini,

pengunjung yang datang sudah jauh berkurang, tetapi potensi menarik kunjungannya

sangat tinggi dengan nilai-nilai sejarah yang dimilikinya.

8. Mendukung tema pengembangan pariwisata Kawasan Wisata Sejarah Mentok

Potensi pariwisata pertambangan di Kawasan Muntok didominasi oleh pariwisata sejarah.

Pengembangan pariwisata sejarah penambangan timah di Kawasan Muntok akan

mendukung arah pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Mentok yang menjadikan sejarah

sebagai tema utama pengembangan dan wisata pendidikan sebagai tema pendukung.

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

Kegiatan wisata pertambangan yang dikembangkan di Kawasan Muntok memanfaatkan

kondisi alam dan bangunan-bangunan sejarah. Kegiatan-kegiatan wisata yang

dikembangkan harus sesuai dengan peruntukan lahan kawasan lindung alam dan budaya.

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

Potensi sejarah geologis dan penambangan timah Kawasan Muntok memerlukan dukungan

sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan. Pemanduan

wisata, pengembangan fasilitas akomodasi dan fasilitas penunjang pariwisata lainnya

membutuhkan dukungan sumber daya manusia.

2. Kawasan Jebus

A. Gambaran Umum Kawasan

Jebus yang terletak di ujung tanduk Pulau Bangka, merupakan salah satu ibu kota kecamatan di

Kabupaten Bangka Barat. Kawasan Jebus terletak sekitar 67 km dari Kota Muntok dan 110 km

Page 87: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-11

dari Pangkalpinang. Aksesibilitas ke Jebus dilengkapi dengan jaringan jalan dengan kondisi yang

sangat baik sehingga dapat ditempuh dalam waktu 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan

roda empat dari Pangkalpinang. Di dalam Kawasan Jebus, sampai Bakit telah dilayani oleh

angkutan umum dalam kota.

B. Potensi Pengembangan Kawasan untuk Pariwisata

Dikaitkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka potensi pengembangan kawasan

Jebus untuk pariwisata dapat digambarkan berikut ini:

1. Potensi sejarah geologis timah di Kawasan Jebus

Secara geologis, Kawasan Jebus merupakan salah satu dari tujuh kawasan penambangan

timah paling menguntungkan di Kepulauan Bangka pada abad ke-19. Hasil pelapukan dari

bukit granit yang mengalir ke kawasan ini membentuk timah dengan kuantitas dan kualitas

yang baik.

2. Potensi sejarah penambangan timah di Kawasan Jebus

Jebus merupakan salah satu distrik pertambangan timah paling penting di abad ke-19.

Distrik pertambangan ini dipimpin oleh seorang Tiko, yaitu muslim keturunan Cina yang

menjadi penghubung keturunan Cina dengan Istana Sultan. Sebagian besar penduduk Jebus

berasal dari keturunan Cina yang sudah turun-temurun berdiam di Bangka. Sejak jaman

Belanda, leluhur mereka merupakan pendatang pertama yang menjadi pekerja parit timah

sebagai kuli. Di Kawasan Jebus banyak peninggalan-peninggalan bangsa Cina seperti

Kelenteng Sam Po Kong yang merupakan peninggalan Laksamana Cheng Ho (Kepulauan

Bangka Belitung, Semangat dan Pesona Provinsi Timah dan Lada, 2003). Sayangnya,

kelenteng yang konon merupakan kelenteng pertama yang didirikan di Pulau Bangka

sebagian besar bangunannya sudah mengalami perbaikan, bahkan perubahan sehingga

bangunan aslinya sudah tidak terlihat lagi.

3. Nilai-nilai pembelajaran tentang timah, dari mulai proses penambangan, pengolahan,

sampai manfaatnya bagi manusia.

Nilai-nilai pembelajaran yang dimiliki Kawasan Jebus lebih pada pendidikan sejarah

penambangan, bukan pada proses penambangan, pengolahan, dan pemanfaataannya bagi

manusia.

Page 88: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-12

4. Potensi kawasan dalam memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber

timah di Indonesia.

Sebagai salah satu kawasan penambangan timah yang paling menguntungkan di Kepulauan

Bangka pada abad ke-19, Jebus sangat potensial untuk mendukung penguatan identitas

Kepulauan Bangka Belitung sebagai penghasil timah di Indonesia. Sampai saat ini, tanda-

tanda bahwa kawasan ini banyak diminati oleh para penambang timah dapat dilihat dari

banyaknya kolong-kolong di sepanjang jalan di kawasan ini.

5. Potensi dalam melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat penambangan yang dilakukan.

Pengembangan kolong-kolong bekas penambangan timah yang

terdapat di Kawasan Jebus sebagai kawasan pariwisata dapat

menghindari eksploitasi berlebihan dari lahan-lahan bekas

penambangan timah ini. Jika sudah dikembangkan untuk

pariwisata, masyarakat tidak lagi dapat melakukan penambangan

timah ilegal pada kolong-kolong di Desa Sekarbitu.

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Daya tarik wisata yang potensial dikembangkan sebagai tempat-tempat rekreasi di Kawasan

Jebus terletak di pinggir jalan utama Jebus sehingga memperkuat keputusan untuk

mengembangkan kawasan ini sebagai kawasan rekreasi bekas penambangan timah.

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya.

Di kawasan ini terdapat lahan bekas penambangan timah (kolong) yang unik, yaitu air yang

di kandungnya berwarna biru, berbeda dengan kolong-kolong lainnya yang berwarna hijau.

Kolong yang menjadi danau ini bernama Sekarbiru. Sebelum ditambang, kawasan ini

merupakan kawasan semak belukar, oleh karena itu masyarakat setempat menamakannya

Sekar, yang diambil dari kata semak belukar. Danau Sekarbiru yang terletak di Desa

Sekarbiru ini mulai ramai didatangi pengunjung sejak tahun 2008. Pengunjung sebagian

Gambar 4.5 Danau Sekarbiru

Page 89: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-13

besar merupakan masyarakat lokal yang melakukan kegiatan rekreasi pasif, hanya sekedar

melihat-lihat pemandangan danau.

Masih di sekitar Danau Sekarbiru, terdapat taman rekreasi yang saat ini kondisinya sudah

tidak terawat, yaitu Taman Salim. Taman Salim merupakan lahan bekas penambangan timah

miliki Keluarga Salim. Taman ini sempat ramai didatangi pengunjung pada tahun 1998 dan

2000-an, tetapi saat ini sudah sepi dari pengunjung. Walaupun demikian, beberapa

penggemar olahraga motorcross memanfaatkan track di dalam Taman Salim sebagai tempat

latihan atau bahkan pertandingan kecil-kecilan.

Tempat rekreasi lainnya yang juga potensial adalah Tanjung Ru. Dari Pantai Tanjung Ru ini

dapat dilihat pemandangan Teluk Kelabat, tempat penambangan timah di laut/lepas pantai

pertama kali dilakukan, yaitu sekitar tahun 1916. Sampai saat ini pun di Teluk Kelabat masih

dapat dilihat kapal-kapal keruk maupun kapal hisap yang digunakan untuk penambangan

timah di laut. Selain itu, Pantai Tanjung Ru juga menawarkan pemandangan langsung ke

arah perkotaan Belinyu. Pantai ini ramai dikunjungi orang-orang di siang menjelang sore

hari.

8. Mendukung tema pengembangan pariwisata Kawasan Wisata Sejarah Mentok.

Potensi sejarah yang dimiliki Kawasan Jebus sebagai kawasan pertambangan timah yang

paling menguntungkan menjadi modal untuk mendukung terwujudnya Kawasan Muntok

dan sekitarnya sebagai Kawasan Wisata Sejarah Mentok sebagai kawasan wisata unggulan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

Lokasi kolong-kolong yang potensial dikembangkan untuk pariwisata berada di areal

perkebunan. Pengembangan kegiatan wisata di masa yang akan datang harus sesuai dengan

peruntukan lahan yang ditetapkan untuk kawasan ini.

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

Pengembangan tempat-tempat rekreasi di Kawasan Jebus akan membangkitkan

perekonomian masyarakat dan memberikan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat

sekitanya.

Page 90: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-14

3. Kawasan Belinyu

A. Gambaran Umum Kawasan

Kota Belinyu terletak di tepi Teluk Kelabat, berjarak 88 km dari Kota Pangkalpinang. Secara

administratif, Belinyu terletak di wilayah Kabupaten Bangka. Aksesibilitas menuju Belinyu

dilayani oleh jaringan jalan yang kondisinya baik. Angkutan umum yang melalui kota ini salah

sarunya adalah bis umum dengan rute Belinyu – Muntok dan Pangkalpinang – Belinyu.

B. Potensi Pengembangan Kawasan untuk Pariwisata

1. Potensi sejarah geologis timah di Kawasan Belinyu

Kawasan Belinyu memilih potensi sejarah geologis yang begitu besar. Di kawasan ini

terhadap gunung tertinggi di Kepulauan Bangka, yaitu Gunung Maras yang memiliki

ketinggian 699 m dpl. Gunung Maras merupakan formasi granit Kelabat yang kaya akan

kandungan timahnya. Intrusi granit dari gunung ini menghasilkan timah-timah yang kaya

secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, kawasan ini menjadi salah satu kawasan

penambangan timah yang menguntungkan di Kepulauan Bangka pada abad ke-19.

2. Potensi sejarah penambangan timah di Kawasan Belinyu

Belinyu memiliki potensi sejarah penambangan timah yang cukup menarik. Belinyu

merupakan lokasi atau pangkal penambangan timah tiga abad yang lalu. Kemudian, Belinyu

berkembang menjadi permukiman kuli-kuli tambang, menjadi kebun-kebun sahang, dan

kedai-kedai hingga akhirnya berkembangan menjadi sebuah kota (Kepulauan Bangka

Belitung, Semangat dan Pesona Provinsi Timah dan Lada, 2003).

Pada abad ke-13, ketika Kerajaan Majapahit menguasai daerah ini, Patih Gajah Mada,

bersama seorang pedagang Arab bernama Sulaiman, khusus datang dan tinggal beberapa

lama di Belinyu, sekitar Kampung Panji (Kepulauan Bangka Belitung, Semangat dan Pesona

Provinsi Timah dan Lada, 2003). Kampung Panji merupakan salah satu kampung tertua di

Kepulauan Bangka, bahkan lebih tua dari Belinyu. Daerah-daerah pertambangan terbaik di

Bangka berada di daerah ini (Heidhues, 2008).

Teluk Kelabat yang terletak di tepi Kota Belinyu merupakan tempat pertama kali dilakukan

penambangan timah di laut, yaitu pada tahun 1916. Teluk Kelabat juga diyakini memiliki

warisan alam yang tidak ternilai harganya bagi ahli tambang dan geologi. Tetapi sampai saat

Page 91: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-15

ini, belum diketahui dengan jelas kekayaan bernilai apa yang terdapat di Teluk Kelabat.

Penambangan timah di laut, saat ini juga masih berkembang di Pantai Penyusuk dan Pantai

Batu Atap.

Masih di sekitar kawasan penambangan PT. Timah di Belinyu, terdapat kawasan perumahan

Eropa yang terlihat lebih ’eropa’ dibandingkan kawasan perumahan Eropa di Muntok.

Kawasan perumahan ini dahulu ditinggali oleh pegawai PT. Timah yang bertugas di Belinyu.

3. Nilai-nilai pembelajaran tentang timah, dari mulai proses penambangan, pengolahan,

sampai manfaatnya bagi manusia.

Di Belinyu, terdapat kawasan tambang aktif yang dikelola

oleh PT. Timah di Airrikai. Selain kolong yang masih aktif,

terdapat pula kolong yang telah ditinggalkan berupa

genangan yang tenang. Airrikai merupakan penambangan

timah yang menggunakan sistem blok, artinya kawasan

penambangan timah merupakan suatu blok yang dibatasi

oleh parit berukuran 3,5 m yang berfungsi sebagai buffer

kawasan. Luas kawasan ini mencapai 48 ha. Menurut keterangan dari PT. Timah, sekitar 1-2

tahun lagi timah di kawasan ini akan habis, dan harus segera dipikirkan pengembangan

kawasan pasca penambangan timah.

Kondisi kualitas air pada kolong yang dari jauh tampak berwarna kebiru-biruan, secara

umum dari dekat mempunyai sifat air yang jernih dan tidak berwarna. Suhu terukur pun

tidak menunjukkan suhu yang diakibatkan oleh kandungan unsur di dalam air. Hal ini dapat

diperkirakan karena suhu air tidak jauh berbeda dengan suhu udara sekitar. Begitu pula hasil

pengukuran DHL (daya hantar listrik) dan TDS (total dissolve solids) tidak memperlihatkan

data yang tinggi, menunjukkan bahwa air ini adalah air normal. Namun demikian pH terukur

menunjukkan angka 4,7 yang sebenarnya sama dengan umumnya air hujan.

Selain Airrikai, di sekitar Belinyu juga terdapat kawasan bekas penambangan timah yang

sudah dikembangkan menjadi peternakan, yaitu Kawasan Airnyato. Kawasan Airnyato

sangat potensial untuk dikembangkan sebagai agrowisata, terintegrasi dengan kawasan

sekitarnya.

Gambar 4.6 Proses Penambangan

Timah di Airrikai

Page 92: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-16

Kondisi Kawasan Airrikai dan Airnyato sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

kawasan pariwisata pendidikan karena memiliki nilai-nilai pembelajaran yang tinggi tentang

proses penambangan, pengolahan, dan pemanfaatan bekas penambangan timah. Kantor PT.

Timah di Belinyu juga potensial dikembangkan sebagai daya tarik wisata pendidikan.

4. Potensi kawasan dalam memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber

timah di Indonesia.

Potensi sejarah dan kegiatan penambangan yang masih dilakukan menjadi modal bagi

kawasan ini dalam pemanfaatan kawasan bekas penambangan timah untuk pariwisata, yang

dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan citra Kepulauan Bangka Belitung sebagai

sumber timah di Indonesia.

5. Potensi dalam melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat penambangan yang dilakukan.

Pengembangan kawasan bekas penambangan timah di Belinyu untuk pariwisata sangat

berpotensi untuk melindungi kawasan dari kerusakan lingkungan yang semakin parah.

Dengan menjadikan Kawasan Airrikai, Airnyato sebagai kawasan pariwisata dapat

membatasi kegiatan penambangan timah yang berpotensi menimbulkan kerusakan

lingkungan, serta dapat dilakukan upaya-upaya pemulihan kondisi lingkungan seiring dengan

pengembangan pariwisata pertambangan yang dilakukan.

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Kawasan Belinyu memiliki aksesibilitas yang sangat baik di pusat kotanya dan cukup baik di

daerah sekitar Airrikai dan Airnyato. Sampai ke Kota Belinyu, terdapat angkutan umum yang

menghubungkan Belinyu dengan Muntok dan Belinyu dengan Pangkalpinang.

Secara nonfisik, kawasan ini pun mudah diakses. Berdasarkan diskusi dengan pengelola PT.

Timah di Belinyu, kawasan-kawasan penambangan timah, seperti Airrikai dan Airnyato,

dapat diakses oleh masyarakat umum.

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya.

Page 93: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-17

Di Belinyu, terdapat kawasan bekas penambangan timah yang

telah dikembangkan menjadi daya tarik wisata, yaitu Pha Kak

Liang. Pada hari-hari libur, Pha Kak Liang tidak saja ramai oleh

mereka yang akan bersembahyang, tetapi juga oleh

masyarakat Kepulauan Bangka yang datang untuk berekreasi.

Sayangnya, Pha Kak Liang saat ini sudah tidak lagi dikelola

dengan baik sehingga kondisinya terlihat tidak terawat lagi.

Tempat lainnya yang sudah berkembang sebagai tempat wisata adalah Pantai Penyusuk dan

Romodong.

8. Mendukung tema pengembangan pariwisata Kawasan Wisata Sejarah Mentok dan Kawasan

Rekeasi Pantai Sungailiat.

Kawasan Belinyu terletak di antara dua kawasan pariwisata unggulan Provinsi Kpeulauan

Bangka Belitung, yaitu Kawasan Wisata Sejarah Mentok dan Kawasan Rekreasi Pantai

Sungailiat. Potensi pariwisata sejarah geologis, sejarah penambangan timah, dan pendidikan

pertambangan timah yang dimiliki Kawasan Belinyu dapat mendukung pengembangan dua

kawasan pariwisata unggulan yang mengapitnya.

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

Pengembangan pariwisata pada lahan-lahan bekas penambangan timah di Kawasan Belinyu

tidak akan menimbulkan konflik kepentingan antarsektor. Hal ini disebabkan pengembangan

pariwisata akan diarahkan pada pengembangan kegiatan wisata yang sesuai dengan fungsi-

fungsi guna lahan yang sudah ada sebelumnya.

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

Pengembangan Kawasan Airrikai, Airnyato, dan sekitarnya sebagai kawasan pariwisata

pendidikan akan mendorong pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata,

seperti hotel, restoran, biro perjalanan wiata sehingga dapat turut menciptakan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat setempat pada khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka

Belitung pada umumnya.

Gambar 4.7 Pha Kak Liang

Page 94: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-18

4. Kawasan Sungaliat – Merawang – Pemali

A. Gambaran Umum Kawasan

Kawasan Sungailiat yang dimaksud adalah kawasan sekitar Airkantung, Pemali, dan Merawang.

Sungailiat merupakan kota yang berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Bangka. Berjarak

sekitar 30 km dari Pangkalpinang, Kawasan Sungailiat dapat ditempuh dalam waktu 45 menit

sampai 1 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat, dengan kecepatan 60-80

km/jam. Aksesibilitas ke kawasan dilayani oleh jaringan jalan yang kondisinya sangat baik.

B. Potensi Pengembangan Kawasan untuk Pariwisata

1. Potensi sejarah geologis timah di Kawasan Sungailiat – Merawang – Pemali

Kawasan Sungailiat – Merawang – Pemali memiliki potensi geologi berupa bukit-bukit di

sektitar Pemali yang merupakan sumber granit. Granit-granit ini lah yang akan membawa

timah ke sungai-sungai, muara, laut air dangkal. Bukit-bukit ini juga merupakan sumber

mata air panas yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.

2. Potensi sejarah penambangan timah di Kawasan Sungailiat – Merawang – Pemali

Kawasan yang potensial dikembangkan untuk pariwisata adalah Merawang. Merawang

disebut-sebut sebagai salah satu lokasi penambangan timah pada awal masa penambangan

di Pulau Bangka, khususnya di daerah sekitar Depak.

3. Nilai-nilai pembelajaran tentang timah, dari mulai proses penambangan, pengolahan,

sampai manfaatnya bagi manusia.

Selain kawasan bekas penambangan timah yang digunakan untuk rekreasi, di Pemali juga

terdapat kawasan bekas penambangan timah yang telah dimanfaatkan untuk sumber air

baku, yaitu Tirta Bangka. PH air kolong di Tirta Bangka mempunyai pH 8, masih berada di

bawah nilai batas ambang untuk air baku.

Salah satu lokasi bekas penambangan timah yang diharapkan dapat

dikembangkan untuk pariwisata adalah TB. 1.9. Merawang. TB. 1.9.

merupakan salah satu kolong yang dapat dijadikan pariwisata pendidikan

proses penambangan timah dan pemanfaatan bekas penambangan timah.

Dari hasil survei, sifat air di kawasan ini dapat dikatakan ekstrim, karena

berwarna kecoklatan dan bersifat sangat asam dengan pH 2,8 dan Gambar 4.8

TB. 1.9.Merawang

Page 95: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-19

kandungan DHL lebih dari 1000 mikro-mohs, serta TDS 1630 ppm. Sifat-sifat fisik air tersebut

menunjukkan air dalam kondisi tercemar.

Dari data tersebut di atas, dapat diduga bahwa proses penambangan timah yang dikerjakan

secara mekanis dan mengandalkan gaya gravitasi, sebenarnya tidak menimbulkan

pencemaran buatan. Hal itu karena ekstraksi pasir kasiterit dilakukan dengan pendulangan

dan di lokasi galian tidak terdapat pengolahan pasir kasiterit untuk didapatkan unsur

timahnya. Kekhawatiran bahwa air kolong bersifat asam, tidak selama benar, kecuali satu

contoh yang berwarna kemerahan di TB.1.9. Sedangkan pada kolong lainnya, terutama yang

berwarna kehijauan atau kebiruan bahkan bersifat basa. Beberapa kolong yang mempunyai

pH di bawah angka 6 dapat dikatakan sama dengan pH air hujan yang memang umumnya

berkisar antara 4 dan 5.

Selain Pemali dan Merawang, di Sungailiat juga terdapat Kawasan Industri Timah

Airkantung, beserta Politeknik Manufaktur Timah sehingga potensial dikembangkan sebagai

kawasan pariwisata pendidikan.

4. Potensi kawasan dalam memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber

timah di Indonesia.

Potensi geologis dan sejarah penambangan timah serta kawasan industri Airkantung jika

direncanakan secara terpadu dapat memperkuat citra Kepulauan Bangka Belitung sebagai

penghasil timah di Indonesia.

5. Potensi dalam melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat penambangan yang dilakukan.

Pemanfaatan kawasan bekas penambangan timah di Kawasan Sungailiat – Merawang –

Pemali dapat mengendalikan kegiatan penambangan timah yang dilakukan di sekitar

kawasan tersebut. Pengembangan kegiatan pariwisata ramah lingkungan, bahkan dapat

memulihkan kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan ini, secara bertahap, walaupun

tidak kembali ke kondisi lingkungan yang semula, sebelum kegiatan penambangan timah

dilakukan.

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Page 96: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-20

Kawasan Sungailiat – Merawang – Pemali memiliki lokasi yang sangat strategis karena selain

dekat ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu Pangkalpinang, juga didukung oleh

sarana dan prasarana trasportasi laut dan darat yang memadai.

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya.

Lahan-lahan bekas penambangan timah yang ada di kawasan ini sebagian besar sudah mulai

dimanfaatkan untuk pariwisata maupun untuk penggunaan lainnya. Seperti Pemandian Air

Panas Tirta Tapta yang memanfaatkan bekas penambangan timah untuk tempat rekreasi,

Tirta Bangka yang sudah mengembangkan untuk sumber air, serta TB. 1.9. yang akan

dikembangkan menjadi agrowisata dan wanawisata.

8. Mendukung tema pengembangan pariwisata Kawasan Rekreasi Pantai Sungailiat.

Potensi lahan-lahan bekas penambangan timah di Kawasan Sungailiat – Merawang – Pemali

yang sebagian bersifat rekreatif dan edukatif sangat mendukung pengembangan pariwisata

Kawasan Rekreasi Pantai Sungailiat.

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

Seperti juga kawasan pariwisata pertambangan lainnya, pengembangan pariwisata akan

dilakukan dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan wisata dengan memanfaatkan

potensi kegiatan dan fungsi-fungsi yang sudah berkembang sebelumnya sehingga tidak

menimbulkan potensi konflik kepentingan antarsektor.

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

Kebutuhan sumber daya manusia dalam pengembangan pariwisata bekas penambangan

timah di Sungailiat – Merawang – Pemali lebih pada kebutuhan untuk pengelolaan dan

interpretasi. Masyarakat sekitar dapat dilibatkan sebagai penyedia homestay maupun

warung-warung makan sebagai fasilitas penunjang pariwisata.

Page 97: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-21

5. Kawasan Pangkalpinang

A. Gambaran Umum Kawasan

Kota Pangkalpinang sebagai ibu kota Provinsi Bangka Belitung berkembang sebagai kota

modern. Jaringan jalan-jalan baru sedang dibangun. Beberapa sudut kota tampak juga sedang

giat membangun, terutama di sekitar alun-alun kota. Sebagai kota yang menjadi pusat

pemerintahan, perkembangan kota dengan terutama terdapatnya gerbang bandara,menjadikan

Kota Pangkalpinang berkembang dinamis. Apalgai di kota ini terdapat kantor pusat PT Timah

yang menjadi pusat seluruh kegiatan industri hulu-hilir pertambangan-pengolahan timah.

Secara geologis, Kota Pangkalpinang berada pada dataran aluvial timur Pulau Bangka.

Sebagaimana layaknya Bangka yang secara geologis tersusun terutama dari intrusi-intrusi granit,

maka endapan aluvial tempat Kota Pangkalpinang berada pun terdiri terutama dari pasir kuarsa

hasil pelapukan granit. Di antara endapan-endapan aluvial pasir kuarsa ini, endapan pasir

kasiterit yang membawa mineral bijih timah tersusun bersalng-seling. Maka wajar, kondisi

morfologi Kota Pangkalpinang pada beberapa bagian mempunyai lekukan-lekukan (dikenal

sebagai “kolong” menurut orang-orang Bangka) sisa-sisa galian timah sekunder (endapan

plaser). Saat ini hampir seluruh kolong yang berada di Kota Pangkalpinang sudah tidak aktif lagi,

menyisakan lekukan-lekukan yang sebagian tergenangi air.

Pada bagian barat dan selatan kota, sisa-sisa bukit intrusi granit tampak masih menonjol, seperti

di sebelah selatan Bandara Depati Amir dan di sekitar kawasan pusat pemerintahan Provinsi

Bangka Belitung. Menurut informasi, kawasan pusat pemerintahan Provinsi Bangka Belitung pun

tadinya merupakan bekas galian timah yang kemudian direklamasi.

Berdasarkan pengamatan selama survei tinjau (reconaisance), kondisi geologi lingkungan Kota

Pangkalpinang cukup mendukung untuk tumbuhnya sebuah kota modern, walaupun terdapat

beberapa kendala, di antaranya ketersediaan air bersih.

Kondisi air tanah Kota Pangkalpinang diperkirakan terbatas walaupun berpotensi besar karena

berada pada endapan aluvial yang diduga cukup tebal. Tetapi seperti umumnya air tanah,

ketersediaannya akan sangat tergantung kepada kondisi daerah imbuhan dan kecepatan

ekstraksi yang umumnya sulit dikontrol. Besar kemungkinan, sumber-sumber air bersih

Page 98: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-22

memanfaatkan kolong-kolong yang sudah lama tidak aktif dan menjadi reservoir air yang

potensial.

Batas utara dengan Sungaliat secara geografis tampak jelas dengan Sungai Baturusa yang

bermeander dan berada pada lingkungan perairan delta dengan hutan bakaunya yang tampak

masih asri.

B. Potensi Pengembangan Kawasan untuk Pariwisata

1. Potensi sejarah geologis timah di Kawasan Pangkalpinang

Di Pangkalpinang terdapat Gunung Mangkor yang merupakan sumber batu granit penghasil

timah. Gunung ini juga merupakan salah satu titik tertinggi di Pulau Bangka yang menjadi

Puncak Sundaland.

2. Potensi sejarah penambangan timah di Kawasan Sungailiat – Merawang – Pemali.

Pangkalpinang, pada tahun 1667 telah disebut-sebut sebagai parit pengumpulan timah dan

kampung kecil karena kegiatan Belanda yang menambang timah dan mengirimkan dari

Bangka ke Amsterdam. Kota ini baru berkembang pada tahun 1816 setelah Belanda

mengambil alih kembali kekuasaan Inggris atas Bangka.

Pangkalpinang mulai ditetapkan menjadi ibu kota Karesidenan Bangka pada tahun 1913

ketika Belanda memindahkannya dari Muntok. Pemindahan ini juga memisahkan urusan

penambangan timah dengan urusan administrasi negeri.

Dalam perjalanannya, Pangkalpinang menjadi kota yang tumbuh pesat, terutama setelah

Belanda membuka kantor perusahaan timah dan membangun rumah-rumah bagi

pegawainya. Kantor pusat perusahaan timah di Kepulauan Bangka Belitung sampai saat ini

masih berada di Pangkalpinang. Seluruh aktivitas PT. Timah digerakkan dari Pangkalpinang.

Di Kota Pangkalpinang, telah dibangun Museum Timah pada

tanggal 2 Agustus 1997 (RIPDDA Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, 2005: III-3). Museum ini terletak di Jl. Jend. Ahmad

Yani No. 17, Pangkalpinang. Museum Timah merupakan satu-

satunya di Indonesia. Museum Timah merupakan bangunan

tua yang didirikan tahun 1932 dan memiliki nilai sejarah Gambar 4.9

Museum Timah

Page 99: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-23

karena pernah ditempati oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan tokoh-tokoh perjuangan lainnya

sebelum mereka diasingkan ke Bukit Menumbing.

3. Nilai-nilai pembelajaran tentang timah, dari mulai proses penambangan, pengolahan,

sampai manfaatnya bagi manusia.

Potensi lainnya yang terkait dengan penambangan timah adalah Pantai Zanfoor atau lebih

dikenal Pantai Sampur. Di pantai tersebut dapat dilihat aktivitas masyarakat penambang

timah yang menggunakan alat-alat tradisional. Nilai-nilai pembelajaran yang dapat diambil

adalah proses penambangan dan pengolahan timah secara tradisional yang telah turun-

temurun dilakukan.

4. Potensi kawasan dalam memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber

timah di Indonesia.

Sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tempat kantor pusat PT. Timah da

Museum Timah berada, didukung potensi sejarah penambangan timah, Pangkalpinang

sudah tentu menjadi ikon identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai penghasil timah di

Indonesia. Rencana pengembangan Kolong Kacang Pedang sebagai kawasan pariwisata yang

sudah mulai dirintis pun akan memperkuat citra Kepulauan Bangka Belitung sebagai

kawasan pertambangan timah.

5. Potensi dalam melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat penambangan yang dilakukan.

Lahan bekas penambangan timah di Pangkalpinang sebagian besar sudah terbangun. Bekas-

bekas penambangan timah yang ada di Pangkalpinang tidak terbatas pada kolong-kolong,

tetapi juga benda-benda dan gedung-gedung bersejarah yang terkait dengan penambangan

timah.

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Kawasan Pangkalpinang tidak hanya didukung oleh aksesibilitas darat yang baik, tetapi juga

udara dan laut. Kawasan Pangkalpinang ini sangat potensial untuk menarik wisatawan dari

luar Kepulauan Bangka Belitung dan kemudian menyebarkannya ke kawasan lainnya.

Page 100: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-24

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya.

Baru Museum Timah yang saat ini sudah dimanfaatkan sebagai potensi pariwisata. Itu pun

pemanfaataannya belum dilakukan secara optimal. Museum Timah tampak sepi setiap hari,

tidak ada kegiatan yang berkembang di dalamnya.

8. Mendukung tema pengembangan pariwisata Kawasan Wisata Perkotaan – Pangkalpinang

Potensi pertambangan yang dimiliki Kawasan Pangkalpinang seluruhnya merupakan daya

tarik wisata perkotaan sehingga dapat mendukung tema pengembangan Kawasan Wisata

Perkotaan – Pangkalpinang, dengan tema utama pariwisata perkotaan (pendidikan,

heritage/belanja)

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

Potensi konflik kepentingan yang mungkin muncul pada kawasan ini adalah aktivitas

penambangan timah tradisional yang sebagian besar berstatus ilegal, padahal proses

penambangan tradisional ini sangat potensial bagi pengembangan pariwisata.

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

Pengembangan pariwisata pertambangan di Kota Pangkalpinang tentu saja akan

memberikan multiplier effect berupa kesempatan kerja dan peluang berusaha.

6. Kawasan Dam Nibung, Koba

A. Gambaran Umum Kawasan

Koba dikenal sebagai kota seribu kolong karena di kota ini banyak terdapat kolong-kolong bekas

penambangan timah, salah satunya adalah Kawasan Dam Nibung. Kawasn ini terletak sekitar 55

km dari Kota Pangkalpinang. Perjalanan ke Dam Nibung dari Pangkalpinang memakan waktu 1,5

jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat, berkecepatan rata-rata 60-80 km/jam.

Kawasan Dam Nibung ini merupakan kolong bekas penambangan timah yang dilakukan oleh PT.

Kobatin yang memulai penambangannya di Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 1970.

Kawasan Dam Nibung memiliki luas sekitar 5 ha.

Page 101: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-25

B. Potensi Pengembangan Kawasan untuk Pariwisata

Pengembangan kawasan bekas penambangan timah di Kabupaten

Bangka Tengah disesuaikan dengan prioritas pemerintah daerah,

yatu Kawasan Dam Nibung. Saat ini, Kawasan Dam Nibung sudah

dimanfaatkan untuk rekreasi oleh masyarakat setempat. PH air di

kolong Dam Nibung adalah 3,9, hampir sama dengan pH air hujan.

Setiap tahunnya, di kolong ini diadakan even untuk memperingati

Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Berbagai pertandingan diselenggarakan

di kolong Dam Nibung, salah satunya adalah lomba mendayung.

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

mengarahkan kawasan ini untuk menjadi kawasan pariwisata. Rencananya, pada tahun 2010

akan dibuat siteplan bagi pengembangan pariwisata di kawasan ini.

Potensi dan dukungan kebijakan yang dimiliki Kawasan Dam Nibung menjadikan kawasan ini

menjadi salah satu prioritas untuk dikembangkan menjadi kawasan pariwisata pertambangan di

Kepulauan Bangka Belitung. Kriteria-kriteria yang terpenuhi oleh kawasan ini adalah:

1. Berpotensi dalam melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang

semakin parah akibat penambangan yang dilakukan.

Pengembangan Kawasan Dam Nibung untuk kegiatan wisata dapat membatasi kegiatan

penambangan timah yang dilakukan di sekitarnya. Rencana pengembangan kawasan ini

yang akan dimulai pada tahun 2010 berpotensi untuk memulihkan kondisi lingkungan yang

rusak akibat penambangan.

2. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Lokasi Dam Nibung yang berada di pinggir jalan utama menjadikan kawasan ini memiliki

aksesibilitas yang tinggi untuk dicapai.

3. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya, yaitu untuk kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Gambar 4.10 Kawasan Dam Nibung

Page 102: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-26

4. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor. Sampai saat ini, pengembangan

kawasan Dam Nibung tidak berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antarsektor. Hal

ini harus menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan rencana ke depan.

5. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya. Penyelenggaraan

peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya membawa manfaat bagi

masyarakat setempat, terutama memberikan peluang berusaha walaupun hanya satu tahun

sekali. Dengan rencana pengembangan yang akan disusun, diharapkan manfaat yang

diberikan kepada masyarakat lebih besar lagi.

7. Kawasan Toboali

A. Gambaran Umum Kawasan

Toboali merupakan ibu kota Kabupaten Bangka Selatan yang berlokasi hampir di ujung Pulau

Bangka. Perjalanan ke Toboali ditempuh dalam waktu 3,5 jam dari Kota Pangkalpinang dengan

menggunakan kendaraan roda empat. Salah satu angkutan umum antarkota yang

menghubungkan Pangkalpinang dengan Toboali adalah bis umum jurusan Toboali –

Pangkalpinang – Muntok.

B. Potensi Pengembangan Kawasan untuk Pariwisata

1. Potensi sejarah geologis timah di Kawasan Toboali.

Konon Toboali merupakan tempat ditemukannya timah pertama

kali di Kepulauan Bangka, tepatnya di Sungai Olin.

2. Potensi sejarah penambangan timah di Kawasan Toboali.

Kawasan Toboali memiliki potensi sejarah yang tinggi bagi

penambangan timah di Kepulauan Bangka. Pada tahun 1709,

konon tempat ditemukannya timah pertama di Kepulauan Bangka adalah di Sungai Olin,

yang terletak di Toboali. Walaupun beberapa ahli berpendapat bahwa referensi yang

membuktikan hal tersebut masih kurang mendukung. Kawasan Toboali juga dikenal sebagai

tempat kapal keruk pertama di Bangka, yaitu pada masa-masa awal penambangan timah di

laut mulai dilakukan, yaitu sekitar tahun 1926 (Sujitno, 2007).

Gambar 4.11 Singkapan

batu di Toboali

Page 103: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-27

Di Kabupaten Bangka Selatan, terdapat Pulau Lepar. Pulau Lepar merupakan tempat

dibuatnya Sumur Palembang Tua pada zaman Sriwijaya. Di pulau Lepar ini pun tinggal Suku

Laut yang dianggap sebagai penduduk asli Kepulauan Bangka Belitung.

3. Nilai-nilai pembelajaran tentang timah, dari mulai proses penambangan, pengolahan,

sampai manfaatnya bagi manusia.

Nilai pembelajaran proses penambangan, pengolahan sampai pemanfaatan tidak dimiliki

oleh kawasan ini. Nilai pembelajaran yang terkandung adalah nilai-nilai geologis dan sejarah.

4. Potensi kawasan dalam memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber

timah di Indonesia.

Sebagai tempat yang merupakan tempat penemuan timah pertama kali di Kepulauan

Bangka, Kawasan Toboali sangat potensial untuk dapat memperkuat identitas Kepulauan

Bangka Belitung sebagai sumber timah di Indonesia.

5. Potensi dalam melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin

parah akibat penambangan yang dilakukan.

Pengembangan pariwisata pertambangan di Toboali walaupun tidak secara langsung,

diharapkan dapat mendorong upaya perlindungan dan pemulihan dari kerusakan lingkungan

akibat penambangan timah.

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses

secara fisik maupun nonfisik).

Kawasan Toboali terletak di lokasi yang memiliki jalan dengan kondisi yang baik dan dilayani

oleh angkutan umum ke Pangkalpinang maupun Muntok.

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor

lainnya.

Belum ada kawasan bekas penambangan timah yang potensial dikembangkan untuk

pariwisata, kecuali Benteng Toboali yang digunakan sebagai pertahanan bagi penguasa

Bangka ketika itu dari serangan pihak-pihak yang ingin mengambil alih penguasaan timah di

kepulauan ini.

Page 104: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-28

8. Mendukung tema pengembangan pariwisata Kawasan Wisata Bahari – Selat Lepar.

Potensi sejarah penambangan timah dapat menjadi pendukung bagi pengembangan tema

Kawasan Wisata Bahari – Selat Lepar yang menjadikan wisata alam bahari pulau-pulau kecil

sebagai tema utama pengembangannya.

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

Karena potensi pertambangan timah yang dapat dikembangkan untuk pariwisata masih

terbatas, maka pengembangan pariwisata pertambangan di Kawasan Toboali tidak akan

menimbulkan konflik kepentingan antarsektor.

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat sekitar kawasan

khususnya, dan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

Pengelolaan pariwisata pertambangan yang melibatkan masyarakat setempat terutama

sebagai penyedia homestay, tempat-tempat makan, dan guide akan membuka lapangan

pekerjaan dan peluang usaha bagi masyarakat setempat.

Kesimpulan dari uraian di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 105: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-29

Tabel IV.1

Gambaran Kawasan Bekas Penambangan Timah yang Potensial Dikembangkan untuk Pariwisata Berdasarkan Kriteria-Kriteria yang Ditetapkan

KRITERIA KAWASAN MUNTOK KAWASAN JEBUS KAWASAN BELINYU KAWASAN SUNGAILIAT-

MERAWANG-PEMALI

KAWASAN PANGKAL

PINANG

KAWASAN

DAMNIBUNG KOBA KAWASAN TOBOALI

1. Potensi sejarah geologis timah

- Gunung Menumbing - Batubalai

- Salah satu kawasan penambangan timah paling menguntungkan di Kepulauan Bangka pada abad ke-19

- Gunung Maras (formasi granit

Kelabat)

- Bukit-bukit granit di Pemali

- Gunung Mangkor

- Puncak Sundaland - Tidak ada - Sungai Olin

2. Potensi sejarah penambangan timah

- Penambangan timah besar-besaran abad ke-18 (Muntok)

- Pembaharuan teknologi pertambangan (Airbelo)

- Rumah Mayor - Perkampungan Cina,

Melayu, Eropa - Wisma Ranggam milik

PT. Timah

- Kelenteng Sam Po Kong

- Daerah pertambangan terbaik

- Kawasan perumahan Eropa

- Merawang - Salah satu lokasi

penambangan timah pada awal masa penambangan di Pulau Bangka

- Museum Timah - Pusat administratif

pertambangan timah dulu dan sekarang

- Tidak ada - Tempat ditemukannya timah pertama di Kepulauan Bangka

- Tempat kapal keruk pertama di Bangka

3. Potensi pembelajaran tentang timah dan proses penambangan/ pengolahannya

- Unit Metalurgi - Pendidikan sejarah penambangan

- Airrikai - Tirta Bangka - Politeknik Manufaktur

Timah

- Kawasan Industri Timah Airkantung

- Pantai Sampur - Kantor pusat timah

- Tidak ada - Tidak ada

4. Identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber timah

- Tempat pertama kali dilakukan penambangan timah besar-besaran di Bangka

- Salah satu kawasan penambangan timah paling menguntungkan di Kepulauan Bangka pada abad ke-19

- Salah satu kawasan penambangan timah paling menguntungkan di Kepulauan Bangka pada abad ke-19

- Salah satu lokasi penambangan timah pada awal masa penambangan di Pulau Bangka

- Kawasan Industri

- Ikon identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai penghasil timah di Indonesia

- Tidak ada - Tempat penemuan timah pertama kali di Kepulauan Bangka

Page 106: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-30

KRITERIA KAWASAN MUNTOK KAWASAN JEBUS KAWASAN BELINYU KAWASAN SUNGAILIAT-

MERAWANG-PEMALI

KAWASAN PANGKAL

PINANG

KAWASAN

DAMNIBUNG KOBA KAWASAN TOBOALI

Timah Airkantung

5. Berpotensi melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin parah

- Sangat kecil dan tidak langsung

- Besar dan langsung - Sangat berpotensi dan langsung

- Berpotensi dan langsung

- Kecil

- Besar dan langsung

- Kecil dan tidak langsung

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi (mudah diakses secara fisik dan nonfisik)

- Kondisi jalan baik, dilalui angkutan umum

- Akses ke Unit Metalurgi terbatas

- Terletak pada pinggir jalan utama Jebus

- Kondisi jalan baik, dilalui angkutan umum

- Mudah diakses

- Lokasi sangat strategis

- Didukung sarana dan prasarana trasportasi laut dan darat yang memadai

- Sangat potensial menjadi HUB kawasan

- Terletak pada pinggir jalan utama

- Memiliki jalan baik - Dilayani oleh

angkutan umum

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor lainnya.

- Wisma Ranggam dan Gunung Menumbing sudah menjadi daya tarik wisata utama

- Danau Sekarbiru - Taman Salim - Tanjung Ru

- Pha Kak Liang - Pantai Penyusuk - Pantai Romodong

- Pemandian Air Panas Tirta Tapta

- Museum Timah - Kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

- Benteng Toboali

8. Berpotensi untuk mendukung tema pengembangan pariwisata di kawasan pariwisata unggulan

- Produk pariwisata sejarah pertambangan mendukung tema pengembangan KWU Sejarah – Mentok

- Produk pariwisata sejarah pertambangan mendukung tema pengembangan KWU Sejarah – Mentok

- Mendukung pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Mentok dan Kawasan Rekreasi Pantai Sungai Liat

- Nuansa rekreatif dan edukatif sangat mendukung pengembangan pariwisata Kawasan Rekreasi Pantai Sungailiat

- Mendukung tema pengembangan Kawasan Wisata Perkotaan – Pangkalpinang

- - Mendukung bagi pengembangan tema Kawasan Wisata Bahari – Selat Lepar

9. Tidak menimbulkan

- Tidak konflik, karena memanfaatkan fungsi

- Tidak menimbulkan konflik karena berada

- Tidak konflik, karena memanfaatkan

- Tidak konflik, karena memanfaatkan fungsi

- Penambangan timah ilegal

- Tidak menimbulkan

- Tidak menimbulkan konflik,karena msih

Page 107: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan IV-31

KRITERIA KAWASAN MUNTOK KAWASAN JEBUS KAWASAN BELINYU KAWASAN SUNGAILIAT-

MERAWANG-PEMALI

KAWASAN PANGKAL

PINANG

KAWASAN

DAMNIBUNG KOBA KAWASAN TOBOALI

konflik kepentingan antarsektor

yang ada di lokasi perkebunan fungsi yang ada yang ada konflik terbatas

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat

- Terutama sebagai pemandu wisata, SDM hotel/ restoran

- Alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat sekitanya

- Terutama sebagai pemandu wisata, SDM hotel/ restoran

- Sebagai penyedia homestay maupun warung-warung makan

- Kesempatan kerja dan peluang berusaha

- Meningkatkan peluang berusaha

- Sebagai penyedia homestay, guide maupun warung makan

Page 108: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Draft Final

PT. Belaputera Interplan IV-32

Jika dikaitkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, kawasan-kawasan tersebut dapat

memenuhi kriteria-kriteria berikut ini.

Tabel IV.2

Hasil Penilaian terhadap Kawasan Bekas Penambangan Timah yang Potensial Dikembangkan

untuk Pariwisata Berdasarkan Kriteria-Kriteria yang Ditetapkan

KRITERIA KAWASAN

MUNTOK

KAWASAN

JEBUS

KAWASAN

BELINYU

KAWASAN

SUNGAILIAT

KAWASAN

PANGKAL

PINANG

KAWASAN

DAMNIBUNG

KOBA

KAWASAN

TOBOALI

1. Keterkaitan dengan sejarah geologis timah -

2. Keterkaitan dengan sejarah penambangan timah

-

3. Mengandung nilai-nilai pembelajaran tentang timah dan proses penambangan/ pengolahannya

- -

4. Memperkuat identitas Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber timah

-

5. Berpotensi melindungi kawasan dan sekitarnya dari kerusakan lingkungan yang semakin parah

6. Terletak pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi

7. Sudah mulai dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan daerah maupun sektor lainnya.

8. Berpotensi untuk mendukung tema pengembangan pariwisata di kawasan pariwisata unggulan

-

9. Tidak menimbulkan konflik kepentingan antarsektor

10. Berpotensi memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat

Page 109: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Draft Final

PT. Belaputera Interplan IV-33

Peta sebaran kawasan potensial bekas penambangan timah dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 4.12 Peta Sebaran Kawasan Pariwisata Pertambangan Potensial

Page 110: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-1

BAB V

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN BEKAS

PENAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA

Potensi “kolong-kolong” bekas penambangan timah di Kepulauan Bangka dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sehingga dapat memberikan

keuntungan dalam berbagai hal. Pemanfaatan bagi pariwisata menjadi salah satu alternatif yang

menjanjikan, yang sekaligus menawarkan produk wisata baru bagi wisatawan yang berkunjung ke

Bangka. Namun tentunya diperlukan perencanaan yang tepat, dengan pertimbangan ekonomis, fisik,

sosial budaya, dan lingkungan, sehingga bentuk pengembangannya dapat bermanfaat dan tetap

menjaga kelestarian lingkungan.

Dalam bab ini akan disampaikan rencana pengembangan kawasan bekas penambangan timah yang

diawali dengan dasar pertimbangan pengembangan kawasan dan strategi pengembangannya,

melalui perumusan bentuk-bentuk pengembangan wisata pertambangan timah, dan rangkaian jalur

wisata pertambangan timah yang direkomendasikan dikembangkan di Kepulauan Bangka.

5.1 Dasar Pertimbangan Pengembangan Kawasan

Kawasan bekas tambang timah yang terdapat di Kepulauan Bangka seperti yang diuraikan dalam bab

sebelumnya potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata pertambangan timah.

Pengembangan kawasan bekas tambang ini selanjutnya perlu didasarkan pada berbagai

pertimbangan sebagai berikut:

• Memberikan kontribusi yang besar terhadap penguatan identitas/jati diri Kepulauan Bangka

Belitung dan perlindungan kawasan dari kerusakan lingkungan.

Identitas sebagai wilayah terkait erat dengan sejarah penambangan timah dan wilayah kepulauan

dengan budaya baharinya. Hal ini juga sesuai dengan visi dan misi pengembangan kepariwisataan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditujukan bagi penguatan identitas dan jati diri

masyarakat Bangka Belitung, mengedepankan bahari, dan sasaran untuk menjadi destinasi wisata

bahari utama di kawasan barat Indonesia. Semuanya ini tentunya harus dicapai dengan tetap

menjaga wilayah Kepulauan Bangka Belitung dari kerusakan lingkungan.

Page 111: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-2

• Tetap memunculkan / tidak menghilangkan nilai/makna timah yang telah “melekat” di kawasan

yang dikembangkan tersebut.

Meskipun telah beralih fungsi sebagai kawasan lain (rekreasi misalnya), namun sejarah wilayah

sebagai tempat bekas penambangan timah atau lain-lain yang terkait dengan penambangan

timah perlu tetap dipertahankan dan disampaikan kepada masyarakat termasuk pengunjung,

melalui misalnya pembuatan papan nama atau keterangan tentang sejarah wilayah. Keterangan

singkat diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi pengunjung dan

masyarakat terhadap penambangan timah dan pemanfaatannya bagi kegiatan dan fungsi lain

yang bermanfaat.

• Mengandung unsur pembelajaran tentang manfaat timah bagi kehidupan manusia.

Pandangan miring sebagian orang terhadap penambangan secara umum, khususnya yang terkait

dengan dampaknya terhadap kerusakan lingkungan perlu diseimbangkan dengan pengertian

akan pentingnya bahan galian tambang –dalam hal ini timah, bagi kesejahteraan umat manusia.

Logam ini sangat bermanfaat bagi industri elektronika dan rumah tangga.

Untuk itu, selain bahwa memang masih ada proses penambangan timah yang dilakukan dengan

tidak atau kurang berwawasan lingkungan, namun pengelolaan yang baik dan benar dari

penambangan timah masih dapat dilakukan dengan berbagai persyaratan ketat, sehingga

penambangan tetap dapat berjalan dan hasilnya dapat memberi manfaat yang positif bagi

kehidupan masyarakat.

• Mendukung pengembangan kepariwisataan wilayah secara berkelanjutan.

Sesuai dengan pedoman pengembangan kepariwisataan dalam RIPPDA Provinsi Bangka Belitung,

pengembangan kepariwisataan di wilayah –termasuk pengembangan kawasan bekas

penambangan timah, harus dilakukan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, dimana

pemanfaatan sumber daya yang ada dilakukan dengan tetap memperhatikan lingkungan,

sehingga tetap dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.

5.2 Strategi Pengembangan Kawasan

Berdasarkan analisis dan dengan mempertimbangkan pemikiran-pemikiran di subbab sebelumnya,

kawasan bekas penambangan timah memiliki potensi dan peluang untuk dikembangkan bagi

pemanfaatan terkait pariwisata. Pengembangan pariwisata terkait penambangan timah menjadi

pilihan yang perlu direncanakan dan dikembangkan dengan baik.

Page 112: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-3

Untuk itu perlu dirumuskan strategi pengembangan kawasan bekas tambang timah di Kepulauan

Bangka sehingga pengembangan kawasan ini nantinya dapat sesuai dan sejalan dengan

pengembangan kepariwisataan Provinsi Bangka Belitung, dan terintegrasi dengan pengembangan

wilayah yang lebih luas.

Adapun strategi pengembangan adalah sebagai berikut:

• Merumuskan dan mengembangkan bentuk-bentuk wisata pertambangan timah yang terkait

dengan proses pembentukan timah oleh alam, sejarah penambangan timah, proses

penambangan dan pengolahan timah, dan kawasan bekas tambang timah di Kepulauan Bangka.

Bentuk-bentuk dasar ini tentunya dapat dikembangkan dan dimodifikasi sesuai dengan

karakteristik kawasan bekas tambang timah yang dapat berbeda antar lokasi.

• Menyusun dan mengembangkan rangkaian jalur/rute wisata kawasan bekas tambang timah

yang potensial untuk memperkuat identitas/jati diri Kepulauan Bangka Belitung sebagai provinsi

timah di Indonesia. Rangkaian jalur wisata timah akan mengarahkan wisatawan untuk dapat

menikmati berbagai daya tarik wisata pertambangan timah sesuai minat dan ketersediaan

waktu masing-masing.

• Merumuskan rencana penataan di kawasan prioritas yang akan dikembangkan, yang

mencakup tema produk wisata utama dan keterkaitan antar objek dan daya tarik wisatanya,

termasuk aksesibilitas internal dan arahan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung.

5.3 Strategi Pelestarian Benda Cagar Budaya dan Situs

1. Perlindungan Hukum

Benda cagar budaya merupakan wujud dari hasil karya manusia yang mengambarkan bagaimana

cara adaptasi manusia yang berinteraksi dengan alam dan lingkungan tempat dia berada. Nilai-nilai

yang terekam dalam benda-benda yang dihasilkan pada masa itu, pada masa sekarang keberadaan

benda-benda tersebut memiliki makna dan arti tersendiri. Untuk dapat melestarikan nilai-nilai yang

terkandung dari benda yang digolongkan BCB dan Situs tersebut, diperlukan kesadaran bersama dan

perangkat yang dapat digunakan sebagai instrument untuk dapat memberikan perlindungan

terhadap BCB dan Situs.

Instrumen yang dimaksud dalam konteks ini adalah adanya perlindungan hukum terhadap BCB dan

situs. Secara umum hukum dibagi atas dua bentuk, yaitu hukum tidak tertulis (non formal, seperti

nilai, norma dan adat) dan hukum tertulis (formal, seperti Undang-undang dan lain-lain). Dalam

Page 113: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-4

perlidungan terhadap BCB dan situs, kedua bentuk hukum dapat digunakan. BCB dan Situs yang ada

disebuah kelompok masyarakat memiliki hubungan

Upaya pelestarian bcb di Propinsi Kepulauan Bangka-Belitung belum semua memiliki perangkat

hukum yang mengatur perlindungan benda cagar budaya sehingga menyebabkan terancamnya

kelestarian benda cagar budaya yang ada di daerah tersebut karena seringkali berbenturan dengan

berbagai kepentingan. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah Kepulauan Bangka-Belitung, baik di

tingkat propinsi kabupaten ataupun kota, mulai menerbitkan produk hukum yang berkaitan dengan

perlindungan benda cagar budaya agar keberadaannya dapat dinikmati oleh generasi penerus

bangsa.

2. Penataan atau Pemintakatan

Pemintakatan (zoning) adalah penentuan wilayah mintakat situs dengan batas mintakat yang

penentuannya disesuaikan dengan kebutuhan benda cagar budaya yang bersangkutan untuk tujuan

perlindungan. Sistem pemintakatan dapat terdiri dari mintakat inti atau mintakat cagar budaya,

yakni lahan situs, mintakat penyangga, yakni lahan disekitar situs yang berfungsi sebagai penyangga

kelestarian situs, dan mintakat pengembangan yakni lahan disekitar mintakat penyangga atau

mintakat inti yang dapat dikembangkan untuk difungsikan sebagai sarana sosial, ekonomi, dan

budaya yang tidak bertentangan dengan prinsip kelestarian benda cagar budaya dan situsnya.

Pemintakatan merupakan upaya pelestarian berupa perlindungan benda cagar budaya dan situs dari

perkembangan kota yang semakin pesat. Karakteristik setiap benda cagar budaya dan situs spesifik

sendiri-sendiri menyebabkan perlakukan berbeda-beda. Di dalam melakukan pemintakatan perlu

suatu kajian/penelitian mendalam untuk mengetahui batas-batas wilayahnya.

3. Pemberdayaan Stakeholder

Dalam kegiatan pelestarian benda cagar budaya (BCB), keberadaan stakeholder dalam proses

mempunyai peran penting dalam pelestarian nilai-nilai dan fisik dari BCB yang ada. Untuk itu

diperlukan sebuah strategi ke depan dalam membangun sebuah pemahaman bersama dalam

membina kerjasama dan menjalankan peran dari pihak stakeholder, dan pihak terkait lainnya.

Langkah – langkah yang perlu diwujudkan dalam melaksanakan pemberdayaan stakeholder ini

antara lain:

1. Penggalian dan pemetaan potensi, sumber daya dan peran penting dari para stakeholder,

serta kelemahan-kelemahan yang dimiliki

2. Peningkatan kapasitas stakeholder sesuai dengan sumber daya dan peran yang dimiliki

3. Pelibatan stakeholder secara langsung dalam setiap rangkaian proses pemeliharaan BCB

Page 114: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-5

4. Pembangunan Site Museum

Perlunya membangun sebuah site museum untuk mengumpulkan koleksi yang terkait dengan

sejarah sosial dan budaya penambangan timah di Pulau Bangka untuk membangun jati diri maupun

identitas kedaerahan. Pembangunan site museum ini haruslah merupakan museum yang spesifik dan

orisinal. Museum yang menghimpun dan menyajikan informasi berupa sejarah, sosial dan budaya

penambangan timah khususnya di Pulau Bangka sehingga sangat potensial untuk dapat menjalankan

fungsi pokok museum: pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan sarana hiburan. Isi

museum harus menimbulkan kesan yang mendalam bagi pengunjung, oleh sebab itu pameran

(display) harus berkualitas dan informasi yang ditawarkan harus komunikatif. Upaya memenuhi

kriteria tersebut perlu ada prinsip pendirian antara lain:

1. Penempatan site museum berada di lingkungan kolong penambangan timah

2. Site museum ini merupakan sebuah tempat konservasi (pelestarian) tinggalan-tinggalan

yang bersifat kepurbakalaan (arkeologi), etnografi, dan geologi

3. Site museum merupakan museum peradaban penambangan timah yang tidak hanya sebagai

tempat koleksi untuk seni ataupun kebudayaan tetapi untuk sarana penelitian.

4. Museum ini haruslah menyajikan teknik-teknik berbeda berupa penyajian dengan

menggunakan pengetahuan teknologi terbaru. Teknologi tersebut antara lain: CD-ROM

interaktif, diorama, pemutaran film di home theatre, leaflet, booklet, panel-panel, vitrin-

vitrin, dan sebagainya.

5.4 Bentuk-Bentuk Pengembangan Wisata Pertambangan Timah

Berdasarkan potensi, prospek, tinjauan terhadap kebijakan dan referensi maupun berbagai studi

kasus yang terdapat di kawasan bekas tambang timah lainnya –khususnya di luar negeri, dapat

diusulkan beberapa bentuk pengembangan wisata pertambangan timah untuk dikembangkan di

Kepulauan Bangka.

Bentuk-bentuk pengembangan wisata pertambangan timah tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Wisata Sejarah Tambang Timah

Wisata sejarah tambang timah ini pada dasarnya dirancang untuk dapat menikmati objek-objek

dan artefak-artefak sejarah penambangan timah yang tersebar di berbagai lokasi di Kepulauan

Bangka, sehingga wisatawan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai sejarah

Page 115: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-6

penambangan timah di Kepulauan Belitung, kapan dan dimana mulai ditambang, bagaimana

menambangnya, pengelolaan pertambangan sejak jaman dahulu, alat-alat penambangan yang

digunakan dan lain-lain. Pengalaman dan pengetahuan ini didapat langsung di lokasi-lokasi

melalui interpretasi dari interpreter yang tahu persis tentang sejarah pertambangan timah di

Kepulauan Bangka. Interpretasi yang disampaikan langsung di lapangan –dalam hal ini di

kawasan yang memiliki sejarah, akan lebih berkesan dan menempel langsung di wisatawan

Dengan demikian, bentuk wisata sejarah tambang timah akan melibatkan objek dan daya tarik

wisata antara lain sebagai berikut:

Lokasi tambang timah pertama di Pulau Bangka

Lokasi-lokasi yang meluas yang meninggalkan artefak dan peninggalan tambang timah serta

produk budayanya

Lokasi-lokasi sekarang yang telah berubah dari sisa-sisa tambang timah

Museum timah dan berbagai benda/artefak yang terkait dengan penggalian timah sejak dulu

hingga sekarang.

b. Geowisata pertambangan Timah

Geowisata pertambangan timah merupakan bentuk wisata dengan melibatkan aspek-aspek

geologis bagaimana suatu galian timah bermula –dari ditemukan, digali, hingga berakhir dalam

suatu proses penambangan dan pengolahan. Bentuk wisata ini bisa dengan mengunjungi

tempat-tempat yang memperlihatkan proses terbentuknya timah, bebatuan, singkapan

maupun dataran dan bantaran sungai yang masih menyisakan batuan granit, kasiterit dan

sejenisnya, hingga ke kawasan penambangan timah –baik di daratan maupun di pantai/laut.

Tentunya kunjungan ini harus dilengkapi dengan interpretasi dari interpreter yang mengerti

benar mengenai proses pembentukan timah. Dengan melihatnya langsung di lapangan,

wisatawan bisa lebih mudah memahami proses pembentukan mineral timah ini.

Dengan demikian bentuk geowisata pertambangan timah ini melibatkan objek-objek sebagai

berikut:

Bukit-bukit batu granit yang memperlihatkan mineralisasi yang mengandung mineral timah

kasiterit

Page 116: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-7

Proses pelapukan dan sedimentasi hasil erosi granit sehingga menimbulkan cebakan-

cebakan timah plaser.

Kawasan tambang timah aktif yang memperlihatkan proses penggalian tambang timah dan

pendulangan

Pabrik pengolahan yang memperlihatkan proses pengolahan pasir kasiterit diekstrakasi

menjadi lempeng timah.

c. Wisata pertambangan Timah Lepas Pantai

Wisata berekskursi menaiki kapal keruk tambang timah lepas pantai (atau simulasi pengerukan

sedimen pantai yang mengandung pasir kasiterit) yang kemudian diangkut ke tempat

pengolahan (pabrik) untuk dicetak menjadi lempengan-lempengan timah. Bentuk wisata ini

akan sangat menarik, sebagai variasi dari cara-cara penambangan timah di darat yang lebih

banyak diketahui wisatawan.

Tentunya perlu dipersiapkan dan dipikirkan dengan matang pemanfaatan wisata pertambangan

timah di kapal keruk dari segi biaya operasional dan faktor keselamatan pengunjung.

d. Wisata Kolong

Wisata kolong merupakan kegiatan rekreasi di bekas-bekas galian timah (kolong) yang didesain

menjadi tempat rekreasi, yang mungkin sama sekali lepas dari sejarah tempat tersebut sebagai

bekas galian timah. Sebagai kawasan kolong yang berbentuk danau, kegiatan rekreasi tirta

dapat dikembangkan di tempat ini. Sekedar kegiatan pasif menikmati panorama alam di

kawasan kolong, hingga kegiatan rekreasi aktif seperti berperahu, memancing atau mandi-

mandi –tergantung pada kondisi air danau tentu saja.

Terlepas dari pemanfaatan yang kurang terkait dengan tambang timah, namun sebaiknya lokasi

tersebut tetap dilengkapi dengan papan keterangan yang menjelaskan sejarah kolong tersebut,

sehingga pengunjung yang datang tetap dapat mengetahui mengenai sejarah tempat tersebut

sebelumnya sebagai kawasan penambangan timah.

Bentuk-bentuk wisata tersebut di atas dapat dikembangkan di kawasan-kawasan bekas tambang

timah, tentunya disesuaikan dengan karakteristik dan potensi masing-masing kawasan yang bisa

berbeda-beda. Tidak tertutup kemungkinan di satu kawasan pun dapat dikembangkan lebih dari 1

bentuk wisata pertambangan, atau merupakan gabungan dari beberapa bentuk sehingga diharapkan

dapat meningkatkan daya tarik kawasan tersebut.

Page 117: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-8

Lebih lanjut bentuk-bentuk wisata pertambangan timah tersebutpun dapat dikombinasikan dengan

bentuk wisata dan rekreasi lain sehingga memberikan pengalaman lengkap dan menyeluruh kepada

wisatawan, tergantung pada minat dan ketersediaan waktu mereka.

5.5 Pengembangan Jalur Wisata Pertambangan Timah Kepulauan Bangka

Jalur wisata pertambangan timah merupakan suatu rangkaian dari objek dan daya tarik wisata yang

terdapat di cluster-cluster yang potensial, yang terkait dengan “tema” tertentu dari sejarah dan

proses penambangan timah di Kepulauan Bangka. Dengan merangkaikannya menjadi jalur wisata

diharapkan dapat mengoptimalkan kemasan produk wisata pertambangan timah disatu sisi, dan

disisi lain mengoptimalkan waktu, dana dan memberikan nilai tambah bagi wisatawan melalui

“cerita”/ interpretasi yang dikembangkan di suatu jalur wisata. Produk wisata menjadi lebih berdaya

saing dan utuh menyampaikan “kisah” terkait penambangan timah di Kepulauan Bangka, sekaligus

memperkaya produk wisata yang dimiliki Bangka Belitung. Wisatawan memiliki alternatif sesuai

minat dan ketersediaan waktu masing-masing.

Sebagai suatu jalur wisata, maka berbagai objek dan daya tarik wisata di cluster yang terkait dengan

penambangan timah -yang telah diidentifikasikan pada bab 4 tersebut dirangkaikan melalui suatu

jaringan transportasi dan dilengkapi dengan komponen-komponen produk wisata lainnya, yang akan

membentuk tema-tema yang berbeda. Tiap rangkaian jalur wisata akan memiliki daya tarik utama

dan pendukung sesuai dengan tema yang diusungnya, daya tarik wisata utama dan pendukung,

pasar wisatawan yang dituju, serta prakondisi yang harus dipenuhi.

Sesuai dengan bentuk-bentuk wisata pertambangan yang akan dikembangkan, jalur-jalur wisata

pertambangan Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari tiga kelompok, yaitu:

- Jalur yang bertema sejarah penambangan timah, dinamakan TREK WISATA SEJARAH

PENAMBANGAN TIMAH.

- Jalur yang bertema sejarah geologis timah, dinamakan TREK GEOWISATA TIMAH.

- Jalur yang bertema rekreatif dan edukatif pertimahan, dinamakan TREK REKREATIF-EDUKATIF

TIMAH.

A. TREK WISATA SEJARAH

Berdasarkan sejarah penambangan timah di Kepulauan Bangka, terdapat dua jalur wisata yang dapat

dikembangkan, yaitu:

1. Jalur Wisata Sejarah Penambangan Timah Muntok – Teluk Kelabat

Jalur wisata ini menggambarkan sejarah penambangan timah yang dimulai secara besar-besaran

di Muntok pada abad ke-16, dimulai di Muntok, kemudian berkembang ke Belo (Airbelo),

Page 118: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-9

berkembang lagi ke Kampung Panji, sampai ke Teluk Kelabat, sebagai tempat penambangan

lepas pantai dari dulu hingga sekarang. Tema yang dikembangkan jalur wisata, daya tarik wisata

utama dan pendukung, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pasar wisatawan yang dituju,

serta prakondisi yang harus dipenuhi dapat dilihat di bawah ini, untuk gambar peta jalur wisata

dapat dilihat dilampiran.

JUDUL Wisata sejarah penambangan timah

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Wisata perkotaan Muntok, Airbelo, Kampung Panji, perumahan Eropa di

Belinyu, Teluk Kelabat

Daya tarik wisata pendukung Unit Metalurgi, Airrikai, Airnyato

SASARAN PASAR - Wisnus asal Jakarta, Jawa Barat, wisman dari Jakarta dan Palembang - Pelajar/mahasiswa, - Komunitas pencinta timah, komunitas pecinta sejarah,

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia - Storyline tentang jalur wisata harus tersedia v dan dikonfirmasi ke

ahli sejarah - Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah

penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi - Sarana dan prasarana penunjang di jalur Muntok – Belinyu dan

Belinyu – Pangkalpinang telah tersedia dan siap melayani wisatawan. - Harus dilaksanakan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan

serta sarana dan prasarana siap - Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya

tarik wisata utama maupun pendukung - Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten

untuk promosi jalur wisata

2. Jalur Wisata Sejarah Penemuan Timah Toboali – Pangkalpinang

Jalur wisata ini menggambarkan sejarah penemuan timah di darat yang konon berawal dari

Sungai Olin di Toboali, dan juga merupakan tempat penambangan lepas pantai pertama di Pulau

Bangka. Tema yang dikembangkan jalur wisata, daya tarik wisata utama dan pendukung, sarana

dan prasarana yang dibutuhkan, pasar wisatawan yang dituju, serta prakondisi yang harus

dipenuhi dapat dilihat di bawah ini. untuk gambar peta jalur wisata dapat dilihat dilampiran.

JUDUL Wisata sejarah penemuan timah

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Sungai Olin, Kantor Pusat PT. Timah, Museum Timah

Daya tarik wisata pendukung Pantai Sampur, Dam Nibung, Pantai Pasir Padi, Kolong Kacang Pedang

SASARAN PASAR - Wisnus asal Jakarta, Jawa Barat, wisman dari Jakarta dan Palembang - Pelajar/mahasiswa - Komunitas pencinta timah, komunitas pecinta sejarah,

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia - Storyline tentang jalur wisata harus tersedia dan dikonfirmasi ke ahli

sejarah - Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah

Page 119: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-10

penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi - Sarana dan prasarana penunjang di jalur Toboali – Pangkalpinang

telah tersedia dan siap melayani wisatawan. - Harus dilaksanakan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan

serta sarana dan prasarana siap - Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya

tarik wisata utama maupun pendukung - Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten

untuk promosi jalur wisata

B. TREK GEOWISATA TIMAH

Sebelum menggambarkan trek geowisata timah yang dapat dikembangkan di Kepulauan Bangka,

akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana timah terbentuk di Kepulauan Bangka.

Pembentukan Timah di Kepulauan Bangka

Timah adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin: Stannum) bernomor atom 50 pada Susunan

Berkala Unsur-unsur, dan satu kelompok IVA pada skala periodik bersama unsur-unsur yang terdekat

lainnya seperti germanium (Ge) dan timbal (Pb). Timah tidak mudah mengalami proses oksidasi di

udara sehingga menjadi pelapis anti karat yang baik bagi logam-logam lain yang mudah mengalami

oksidasi. Timah mulai digunakan sebagai campuran logam bersama-sama dengan tembaga

menghasilkan perunggu sejak 3000 tahun SM. Setelah 600 tahun SM orang sudah bisa menghasilkan

logam timah murni. Produk lain dari timah di antaranya adalah pewter, suatu campuran logam

dengan 85% sampai 90% timah dengan tembaga, bismuth/antimoni, dan timbal. Di jaman modern

sekarang timah digunakan untuk campuran logam dan khususnya sebagai material untuk solder

dalam industri elektronika yang mengandung kandungan timah lebih dari 60%. Dalam industri

pengepakan makanan, timah – selain alumunium – juga banyak digunakan sebagai pelapis bagian

dalam karena kandungan racunnya yang sangat rendah.

Secara geologis, timah adalah unsur yang merupakan jumlah terbanyak ke-49 pada kerak bumi.

Sebagai gambaran, timah mewakili kandungan 2 ppm dibandingkan dengan 75 ppm seng, 50 ppm

tembaga, dan 14 ppm timbal. Timah tidak dapat terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi

harus melalui ekstraksi dari mineral, umumnya kasiterit SnO2, yang merupakan mineral pengandung

timah yang dapat mempunyai kandungan timah yang baik secara ekonomi. Mineral kasiterit selalu

berasosiasi dengan batuan granit dan umumnya mempunyai kandungan hingga 1% timah (Int’l Tin

Research Institute, 1991).

Namun demikian, penambangan timah yang menguntungkan tidak diambil dari batuan granit itu

sendiri, tetapi bersumber dari endapan pengayaan sekunder (secondary enrichment) hasil pelapukan

granit yang kemudian diendapkan di sungai, pantai, muara, atau laut dangkal. Hampir 80%

Page 120: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-11

penambangan timah dilakukan dengan menggali endapan-endapan sungai atau pantai dan laut

dangkal.

Di Pulau Bangka, galian-galian timah dilakukan baik di endapan-endapan sungai purba, maupun pada

endapan-endapan pantai dan endapan lepas pantai. Jika kita terbang di atas Pulau Bangka, maka

dari atas kita dapat melihat bahwa sebaran kolong (galian timah) mengikuti suatu pola-pola tertentu

yang jika diamati lebih cermat, pola-pola berkelok-kelok itu mengikuti kaki-kaki bukit. Pola-pola

berkelok-kelok di bawah kaki bukit itu jelas tadinya merupakan sungai tempat terakumulasinya

pasir-pasir yang tererosi dari bukit-bukit granit di sekitarnya.

Gambar 5.1Pemandangan dari udara: sebaran kolong di Kabupaten Bangka Tengah yang mengikuti pola berkelok-kelok yang menunjukkan sebaran timah mengikuti lembah-lembah sungai purba.

Dalam buku yang komprehensif membahas penambangan dan industri timah di Kepulauan Bangka

Belitung (Sujitno, 2007), banyak teori menjelaskan bagaimana endapan kasiterit terbentuk. Dari hasil

pembahasan itu, secara umum timah Bangka (dan Belitung) memang bersumber dari intrusi-intrusi

batuan granit berumur Mesozoikum (Trias-Yura) yang merupakan batuan dasar utama di Kepulauan

Bangka Belitung. Batuan granit ini merupakan rangkaian yang menerus semenjak dari Semenanjung

Malaya di utara dan menerus ke selatan melalui Kepulauan Riau dan Bangka-Belitung untuk akhirnya

berbelok ke arah timur laut ke Kalimantan Barat.

Terbentuknya akumulasi endapan timah adalah akibat adanya batuan granit yang telah mengalami

mineralisasi, biasanya diterobos oleh urat-urat kuarsa dari proses magmatisme berikutnya, yang

membawa unsur-unsur timah. Namun demikian, di batuan asalnya ini, konsentrasi timah yang

terkandung umumnya sebagai mineral kasiterit (disebut sebagai timah primer) tersebar secara acak

di dalam batuan, sehingga secara teknis sulit dalam proses ekstraksinya. Konsentrasi kasiterit

menjadi tinggi jika terjadi proses pelapukan pada tubuh batuan granit yang setelah itu mengalami

erosi. Proses erosi terhadap granit yang lapuk ini akan mengurai batuan menjadi pasir-pasir dan

butiran-butiran mineral yang resisten terhadap erosi, yaitu umumnya butiran kuarsa dan kasiteritnya

sendiri.

Melalui proses alam, pasir-pasir itu dibawa oleh air dan terakumulasi pada lembah-lembah sungai

sebagai endapan aluvial yang sebenarnya biasa kita lihat sehari-hari pada sungai. Tetapi karena

Page 121: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-12

endapan aluvial ini berasal dari bukit-bukit granit yang kaya akan mineral kasiterit, maka endapan

inipun merupakan deposit kuarsa dan kasiterit. Timah pada mineral kasiterit yang terakumulasi pada

endapan aluvial ini disebut sebagai timah plaser atau sekunder.

Endapan aluvial timah plaser inilah yang memenuhi dataran-dataran sungai dan aluvial pantai di

hampir seluruh Pulau Bangka. Endapan yang terjadi tidak saja terjadi pada sungai aktif (berair

permanen) tetapi justru kebanyakan terjadi pada sungai-sungai purba berlembah kering yang

dulunya merupakan sungai-sungai aktif. Sejarah geologis selama Zaman Kuarter sejak 2 juta tahun

yang lalu, diperkirakan merupakan masa-masa proses erosi, transportasi, dan pengemdapan timah

plaser berlangsung. Proses tersebut diduga berlangsung sangat intensif selama Zaman Es terakhir

(Wurm Ice Age) sekitar 18.000 tahun yang lalu sebagai puncaknya. Banyak penelitian Geologi Kuarter

yang menyatakan pada puncak Zaman Es terakhir itu, air laut di muka Bumi surut tajam, dan di

daerah khatulistiwa bahkan bisa mencapai lebih dari 120 m di bawah muka air laut sekarang (Bowen,

1978).

Dari peta-peta batimetri kita ketahui bahwa dasar perairan di perairan Bangka-Belitung, Selat

Karimata, dan bagian selatan dari Laut Cina Selatan, termasuk Laut Jawa, mempunyai kedalaman

tidak lebih dari 80 m. Dengan demikian, pada Zaman Es terakhir dengan data penelitian yang

mengungkapkan bahwa muka air laut surut hingga lebih dari 120 m dari muka air laut sekarang,

perairan-perairan di atas berubah menjadi daratan.

Pulau Bangka dan Belitung saat itu menjadi puncak-puncak tertinggi pada suatu dataran sangat luas

yang kemudian dikenal sebagai Sundaland. Pulau Bangka dan Belitung menjadi garis pemisah daerah

aliran sungai (DAS) utama antara utara dan selatan (Tjia, 1989). DAS utara disebut Sungai Sunda

Utara merupakan DAS besar yang merupakan gabungan sungai-sungai besar dari daratan Sumatera

dan Kalimantan Barat, seperi S. Musi, Batanghari dan S. Kapuas yang kemudian mengalir bersatu dan

bermuara ke Laut Cina Selatan di utara Kepulauan Natuna. DAS selatan disebut sebagai Sungai Sunda

Selatan mengalir di jalur terdalam di dasar Laut Jawa sekarang yang menggabungkan sungai-sungai

besar dari Pulau Jawa dan Kalimantan Tengah dan Selatan, seperti Ci Tarum, Ci Manuk, dan

Bengawan Solo. Sungai ini bermuara ke Selat Makassar di utara Pulau Madura.

Dengan demikian, selama air laut surut pada Zaman Es terakhir, proses-proses erosi berjalan intensif

di Pulau Bangka dan Belitung. Saat itulah diperkirakan endapan-endapan aluvial terbentuk baik di

sepanjang sungai yang ada di kedua pulau itu, maupun pada aliran menerus sungai tersebut pada

dataran Sundaland yang sekarang tergenang oleh laut. Dari konsep proses geologis di atas, maka

endapan-endapan kasiterit pembawa timah diduga membentuk cadangan-cadangan timah besar di

dasar laut di Selat Karimata.

Page 122: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-13

Ketika air laut naik setelah 18.000 tahun yang lalu hingga sekarang, maka daratan-daratan

dan sungai-sungai yang tadinya aktif mengalir di atas daratan mulai tergenang: menjadi

rawa, menjadi pantai, sampai akhirnya seluruhnya tenggelam menjadi laut hingga pada

batas pantai sekarang. Maka tidak heran, di daratan Pulau Bangka Belitung, selain pada

dataran lembah sungai-sungai purba, endapan timah dijumpai juga pada banyak rawa-rawa

dataran rendah, seperti di sekitar Toboali, Koba, Pangkalpinang, Sungailiat, Belinyu dan

Jebus. Rawa-rawa ini dulunya merupakan dataran-dataran aluvial tempat terakumulasinya

pasir-pasir hasil erosi batuan granit yang membawa timah

Pengembangan Trek Geowisata Timah

Berdasarkan sejarah geologis timah di Kepulauan Bangka, terdapat empat jalur wisata yang dapat

dikembangkan, yaitu:

1. Geotrek 1 – Pangkalpinang

JUDUL Geowisata Timah - Sundaland

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Gunung Mangkol, kolong sekitar Pangkalpinang,

Daya tarik wisata pendukung Pantai Sampur, kantor PT. Timah, Museum TImah

SASARAN PASAR - Wisnus asal Jakarta, wisman dari Jakarta dan Palembang - Pelajar/mahasiswa - Wisnus petualangan alam, - Komunitas pencinta timah, komunitas pecinta sejarah, komunitas

fotografi

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia - Storyline tentang jalur wisata harus tersedia dan dikonfirmasi ke ahli

geologi - Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah

penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi - Harus dilaksanakan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan

serta sarana dan prasarana siap - Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya

tarik wisata utama maupun pendukung - Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten

untuk promosi jalur wisata

untuk gambar jalur geotrek dapat dilihat dilampiran.

Page 123: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-14

2. Geotrek 2 – Sungailiat

JUDUL Geowisata Bukit Granit

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Bukit-bukit di Pemali, kolong-kolong di Pemali, TB. 1.9 Merawang, Tirta

Bangka

Daya tarik wisata pendukung Pantai Parai Tenggiri, Pemandian Air Panas Tirta Tapta

SASARAN PASAR - Wisnus asal Jakarta, Jawa Barat, Jawa Barat, wisman dari Jakarta dan Palembang

- Pelajar/mahasiswa - Wisnus petualangan alam - Komunitas pencinta timah, komunitas pecinta sejarah, komunitas

fotografi

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia - Storyline tentang jalur wisata harus tersedia dan dikonfirmasi ke ahli

geologi - Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah

penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi - Harus dilaksanakan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan

serta sarana dan prasarana siap - Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya

tarik wisata utama maupun pendukung - Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten

untuk promosi jalur wisata

untuk gambar jalur geotrek dapat dilihat dilampiran.

3. Geotrek 3– Belinyu

JUDUL Geowisata Timah - Formasi Klabat

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Kaki Gunung Maras, Airrikai, Teluk Kelabat

Daya tarik wisata pendukung Kantor PT. Timah di Belinyu, Airnyato

SASARAN PASAR - Wisnus asal Jakarta, wisman dari Jakarta dan Palembang - Pelajar/mahasiswa - Komunitas pencinta timah, komunitas pecinta sejarah, komunitas

fotografi

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia - Storyline tentang jalur wisata harus tersedia dan dikonfirmasi ke ahli

geologi - Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah

penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi - Harus dilaksanakan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan

serta sarana dan prasarana siap - Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya

tarik wisata utama maupun pendukung - Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten

untuk promosi jalur wisata

untuk gambar jalur geotrek dapat dilihat dilampiran.

Page 124: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-15

4. Geotrek 4– Muntok

JUDUL Geowisata Timah – Kolong Biru

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Gunung Menumbing, Danau Sekarbiru

Daya tarik wisata pendukung Wisma Ranggam, Taman Salim, Unit Metalurgi

SASARAN PASAR - Wisnus asal Jakarta, Jawa Barat, wisman dari Jakarta dan Palembang - Pelajar/mahasiswa - Wisnus petualangan alam - Komunitas pencinta timah, komunitas pecinta sejarah, komunitas

fotografi

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia - Storyline tentang jalur wisata harus tersedia dan dikonfirmasi ke ahli

geologi - Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah

penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi - Harus dilaksanakan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan

serta sarana dan prasarana siap - Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya

tarik wisata utama maupun pendukung - Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten

untuk promosi jalur wisata

untuk gambar jalur geotrek dapat dilihat dilampiran.

C. TREK REKREASI – EDUKATIF TIMAH

Selain tema sejarah penambangan dan geologis timah yang lebih bersifat minat khusus,

dikembangkan pula dua jalur wisata dengan tema rekreasi – edukatif untuk pasar yang bersifat

umum. Dua jalur wisata rekreatif – edukatif tersebut adalah:

1. Jalur Wisata Rekreasi - edukatif Pengolahan Timah Jebus Pemali

Jalur wisata ini mencakup tempat-tempat bekas penambangan timah yang berkembang sebagai

tempat rekreasi dan tempat-tempat penambangan timah dimana wisatawan dapat melihat (bila

memungkinkan terlibat) proses penambangan dan atau pengolahan timah. Tema yang

dikembangkan jalur wisata, daya tarik wisata utama dan pendukung, sarana dan prasarana yang

dibutuhkan, pasar wisatawan yang dituju, serta prakondisi yang harus dipenuhi dapat dilihat di

bawah ini.

JUDUL Rekreasi Edukatif Pengolahan Timah

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Taman Salim, Danau Sekarbiru, Airrikai, Airkantung

Daya tarik wisata pendukung Airnyato, Pemandian Air Panas Tirta Tapta, TB. 1.9

SASARAN PASAR - Wisnus/penduduk Bangka Belitung - Wisnus asal Jakarta, Jawa Barat, wisman dari Jakarta dan Palembang - Wisnus keluarga - Pelajar/mahasiswa

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia

Page 125: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan V-16

- Storyline tentang jalur wisata harus tersedia dan dikonfirmasi ke ahli sejarah.

- Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi yang menarik.

- Program-program rekreasi yang dikembangkan harus melibatkan wisatawan.

- Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung.

- Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten untuk promosi jalur wisata.

untuk gambar jalur wisata dapat dilihat dilampiran.

2. Jalur Wisata Rekreasi Kolong Pemali - Koba

Jalur wisata ini mencakup tempat-tempat bekas penambangan timah yang sudah berkembang

sebagai tempat rekreasi. Tema yang dikembangkan jalur wisata, daya tarik wisata utama dan

pendukung, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pasar wisatawan yang dituju, serta

prakondisi yang harus dipenuhi dapat dilihat di bawah ini.

JUDUL Rekreasi Kolong

DAYA TARIK WISATA

Daya tarik wisata utama Pemandian Air Panas Tirta Tapta, Kolong Dam Nibung, Kolong Kacang

Pedang

Daya tarik wisata pendukung Airnyato, Pemandian Air Panas Tirta Tapta, TB. 1.9

SASARAN PASAR - Wisnus/penduduk Bangka Belitung - Wisnus asal Jakarta, Jawa Barat, wisman dari Jakarta dan Palembang - Wisnus keluarga - Pelajar/mahasiswa

PRAKONDISI - Informasi rinci tentang masing-masing titik perhentian harus tersedia - Storyline tentang jalur wisata harus tersedia dan dikonfirmasi ke ahli

sejarah. - Pemandu tidak sekedar guide, tetapi harus menguasai sejarah

penambangan timah dan teknik-teknik interpretasi yang menarik. - Program-program rekreasi yang dikembangkan harus melibatkan

wisatawan. - Koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya

tarik wisata utama maupun pendukung. - Bekerja sama dengan ASITA, PHRI, dan pihak lain yang kompeten

untuk promosi jalur wisata.

untuk gambar jalur wisata dapat dilihat dilampiran.

Page 126: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-1

BAB VI

RENCANA PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

6.1 Kriteria/pertimbangan kawasan prioritas terpilih

Dalam mengembangkan kawasan wisata tambang di Kabupaten Bangka, perlu dilandasi oleh prinsip-

prinsip pengembangan sebagai berikut:

Menentukan prioritas pengembangan kawasan diantara kawasan-kawasan yang potensial

untuk dikembangkan bagi kegiatan wisata tambang, karena kegiatan ekonomi ini belum

berkembang di Kabupaten Bangka, sehingga harus dilakukan secara bertahap untuk

mempersiapkan keterampilan masyarakat dalam mengelola kegiatan wisata dan

mempersiapkan mental masyarakat dalam menghadapi kegiatan wisata.

Adanya keragaman potensi daya tarik wisata tambang dan potensi wisata rekreasi pada

umumnya menarik bagi wisatawan namun harus dikembangkan secara berhati-hati dan

bertahap karena jika tidak, pengembangan menjadi tidak fokus.

Berkaitan erat faktor efisiensi dana.

Kriteria pertimbangan kawasan prioritas terpilih dapat dilihat sebagai berikut:

Komponen Muntok Jebus Belinyu Sungai liat

Pangkal pinang

Koba Toboali Keterangan

Gaya arsitektural

heritage, tradisional, unik, estetis

Budaya/tradisi yang kental

Sense of place

Ketersediaan infrastruktur

jaringan air bersih, drainase, telekomunikasi, dll

Aksesibilitas

dilalui oleh trayek kendaraan umum,

Penyebaran objek wisata

Jumlah dan penyebaran daya tarik wisata

Pengembangan di masa datang

Kawasan cepat tumbuh, kawasan penunjang ekonomi

Page 127: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-2

Komponen Muntok Jebus Belinyu Sungai liat

Pangkal pinang

Koba Toboali Keterangan

Diversifikasi kegiatan/mixed use

Beragam aktivitas, evening use

Kelengkapan fasilitas penunjang

restoran, hotel, wartel, dll

Kesempatan unt rehabilitasi lahan

Membuka lapangan kerja bagi masy lokal dan meningkatkan pendapatan

Berpotensi dalam pengembangan sejarah tambang timah

-

Berpotensi dalam pengembangan geowisata timah

-

Berpotensi dalam pengembangan wisata pertambangan timah Lepas Pantai

-

- - -

Berpotensi dalam pengembangan wisata kolong

Dari kriteria di atas terlihat bahwa Kawasan Belinyu mempunyai potensi yang lebih besar untuk

diprioritaskan dalam pengembangan wisata timah. Arahan, konsep, maupun rencana

pengembangan Kawasan Belinyu secara lengkap dapat dilihat pada sub bab berikutnya.

6.2 Arahan dan Konsep Pengembangan Kawasan

Dalam kerangka jalur wisata timah, Kawasan Belinyu termasuk ke dalam Geotrek 3 yang

menampilkan aset dan daya tarik wisata kaki Gunung Maras, Air Rikai (daya tarik berupa endapan

timah plaser, penambangan rakyat, penambangan yang dikelola perusahaan tambang, kolong-

kolong), Tanjung Klabat (penambangan lepas pantai, kapal keruk), dan Kota Belinyu (tempat

pengolahan timah, Kampung Eropa sebagai permukiman pekerja tambang).

Akan tetapi aset dan daya tarik wisata ini tidak dapat terlepas dari keberadaan daya tarik wisata

lainnya yang tersebar di berbagai desa di Belinyu, misalnya Pha Kak Liang (taman rekreasi air dan

budaya); Air Nyato (agrowisata/peternakan); berbagai daya tarik wisata pantai seperti Pantai

Page 128: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-3

Penyusuk, Pantai Romodong, Pantai Tg. Gudang, Pulau Lampu, Pulau Karang, Pantai Tanjung, Pantai

Pesaren; maupun daya tarik lainnya seperti Pangkal Diang, Kuto Panji, dan Taman Laut Pulau Tujuh.

Oleh karena itu diperlukan semacam arahan pengembangan kawasan yang merangkaikan berbagai

aset dan daya tarik wisata di Kawasan Belinyu yang sarat akan kegiatan penambangan timah, baik

aktif maupun yang sudah berkembang menjadi fungsi lain, serta keterkaitannya dengan daya tarik

wisata lain. Tujuan pengembangan adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pemberdayaan dalam pengembangan

wisata timah

Mengoptimalkan nilai ekonomis dan komoditas timah Kawasan Belinyu melalui kombinasi

dengan kegiatan wisata

Memperkuat jati diri dan budaya lokal masyarakat Belinyu.

Melestarikan lingkungan dengan merestorasi sistem ekologi pada tapak melalui kultivasi

lansekap dan teknik reklamasi lahan yang sustainable/berkelanjutan.

Meningkatkan nilai-nilai edukasi dari aspek heritage, kultural/budaya, lingkungan, dan sosial

masyarakat terkait melalui pengembangan wisata timah.

Pengembangan Kawasan Belinyu dilakukan dengan kriteria dasar sebagai berikut:

Mengembangkan potensi wisata timah dan atau wisata lain yang relatif dekat dengan pusat

kecamatan

Berdekatan dengan potensi daya tarik wisata lain sehingga mudah membuat rangkaian/jalur

wisata.

Mengembangkan potensi daya tarik wisata yang sudah mulai dikenal dan sudah mulai

dikunjungi wisatawan sehingga masyarakat sudah lebih terbiasa berinteraksi dengan

wisatawan.

Relatif mempunyai prasarana dan sarana dasar sehingga biaya pengembangan tidak tinggi

Potensi yang dikembangkan memberdayakan masyarakat lokal sehingga memberikan

keuntungan sosial ekonomis bagi masyarakat.

Daya tarik wisata tambang yang dikembangkan hendaknya mengemban nilai-nilai edukasi

dari aspek heritage, kultural/budaya, lingkungan, dan sosial masyarakat terkait. Hal ini

memberikan kesempatan terhadap pengembangan wadah bagi berbagai kegiatan rekreasi

aktif dan pasif maupun pengkayaan wawasan berupa pendidikan lingkungan dan budaya.

Sejalan dengan arahan pengembangan tata ruang dan pariwisata Provinsi Bangka Belitung

dan arahan pengembangan jalur wisata timah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka prioritas pengembangan wisata tambang di Kawasan Belinyu

dimulai dengan pengembangan:

Daya tarik wisata yang tercantum dalam pengembangan jalur wisata timah, yaitu Air Rikai,

Kaki Gunung Maras, Tanjung Klabat, Kampung Eropa di Kota Belinyu, tempat pengolahan

timah di Kota Belinyu.

Daya tarik wisata tambang lain yang sudah direhabilitasi dan berkembang menjadi

kegiatan wisata, misalnya Air Nyato (agrowisata/peternakan) dan Pha Kak Liang.

Daya tarik lain yang sudah mulai berkembang sebagai daya tarik wisata, seperti Pantai

Penyusuk, Pantai Romodong.

Page 129: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-4

Potensi daya tarik lain yang berkembang di kiri-kanan jalur yang menghubungkan berbagai

daya tarik wisata, seperti perkampungan Cina yang sarat akan kekayaan budayanya.

Berangkat dari pengembangan daya tarik yang menjadi prioritas, maka konsep pengembangannya

adalah sebagai berikut:

Memperkuat aksesibilitas antar daya tarik wisata dengan memanfaatkan infrastruktur yang

ada sehingga membentuk suatu rangkaian (linkage) sirkulasi antar daya tarik wisata

Menentukan titik masuk utama kawasan Belinyu dan titik masuk menuju masing-masing

daya tarik wisata yang telah ditentukan.

Menentukan pemintakatan atau zonasi kegiatan berdasarkan karakteristik

pengembangannya.

Menentukan titik-titik amenitas wisata yang memberi kelengkapan sarana prasarana

masing-masing kawasan, hal ini dicapai antara lain dengan menentukan pusat kecamatan,

yaitu kantor kecamatan dan areal sekitarnya sebagai simpul utama pengembangan wisata di

Belinyu, dan kantor-kantor desa sebagai pusat informasi wisata tambang.

Memanfaatkan prasarana dan sarana dasar lain sebagai fasilitas pendukung wisata.

Memanfaatkan bangunan-bangunan yang mengalami penurunan nilai ekonomi sebagai

fasilitas pendukung wisata (misal akomodasi, restoran) sehingga bersifat adaptive reuse.

6.3 Rencana Penataan Kawasan

6.3.1 Rencana Penataan Secara Umum

Rencana pengembangan spasial dalam kepariwisataan di Kawasan Belinyu tidak dapat terlepas dari

pengembangan spasial kepariwisataan secara umum. Hal ini diperoleh dari penataan sirkulasi dan

pemintakaan (zonasi) di Kawasan Belinyu.

A. Sirkulasi

Termasuk ke dalam rencana penataan sirkulasi adalah keberadaan titik masuk utama menuju

kawasan (entry point), linkage atau keterkaitan/rangkaian sirkulasi antar daya tarik wisata, dan

node/simpul kawasan sebagai wadah amenitas yang mendukung kegiatan kepariwisataan.

Titik masuk utama kawasan

Titik masuk atau entry point menuju kawasan Belinyu adalah sebagai berikut:

- Titik masuk bagi wisatawan yang datang dari arah Sungailiat

- Titik masuk bagi wisatawan yang datang dari arah Pemali

- Titik masuk bagi wisatawan yang datang dari arah Riau Silip

- Titik masuk wisatawan yang datang dari arah Pelabuhan Belinyu

Sebagai titik masuk utama dipilih titik masuk dari arah Sungailiat, karena memiliki keunggulan

strategis dari ibukota Provinsi Bangka Belitung, yaitu Pangkal Pinang, dan jalur langsung menuju

kantor kecamatan, dan beberapa daya tarik wisata lainnya di Belinyu.

Pada titik masuk ini, fasilitas yang akan dibangun antara lain adalah:

Page 130: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-5

- Tengaran/gerbang masuk kawasan yang menampilkan signifikansi kesejarahan Kawasan

Belinyu sebagai sebagai sumber timah.

- Papan informasi yang menampilkan daya tarik wisata timah dan daya tarik wisata lainnya

- Penunjuk arah menuju simpul/node kawasan dan menuju daya tarik wisata, biasanya

ditempatkan pada titik-titik strategis (persimpangan jalan, street island, dll).

- Penerangan jalan

- Shelter

Linkage

Rangkaian sirkulasi dapat menghubungkan semua desa dan objek wisata di Belinyu dalam bentuk

jalur sirkulasi, baik untuk kendaraan bermotor, non bermotor (sepeda, kuda), dan pejalan kaki.

Rangkaian utama yang dibuat adalah rangkaian sirkulasi yang menghubungkan pusat kota Belinyu

dengan Air Rikai, pusat kota Belinyu dengan Tanjung Klabat via Air Jukung, pusat kota dengan objek

wisata unggulan lainnya, yaitu Pha Kak Liang, Pantai Romodong, dll.

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menghubungkan berbagai daya tarik wisata di Kawasan

Belinyu adalah sebagai berikut:

- Alat transportasi massal, misalnya kendaraan umum, ojek, dll.

- Penunjuk arah menuju daya tarik wisata yang ditempatkan pada titik-titik strategis.

Simpul

Simpul utama atau node berfungsi sebagai wadah penempatan titik amenitas yang berfungsi

sebagai:

- Pusat informasi wisata mengenai kegiatan/program/paket wisata tambang dan informasi

mengenai akomodasi

- Kantor pemandu wisata

- Fasilitas umum seperti parkir, tempat ibadah, warung, WC umum, dll.

- Akses ke sarana transportasi

- Perijinan

Simpul utama yang diusulkan adalah memanfaatkan Kantor Kecamatan Belinyu yang didukung oleh

simpul-simpul sekunder di kantor-kantor desa setempat dengan fungsi kurang lebih sama akan

tetapi mempunyai hirarki yang lebih rendah.

B. Pemintakatan (zonasi)

Kawasan Belinyu secara keseluruhan dibagi ke dalam beberapa pemintakatan yang disesuaikan

dengan fungsi dan kegiatan eksisting yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan.

Pemintakatan yang direncanakan adalah sebagai berikut:

Cluster Wisata Tambang Aktif, terdapat di kawasan Air Rikai dan sekitarnya.

Cluster Wisata Tambang Lepas Pantai, terdapat di kawasan Teluk Klabat dan sekitarnya

Cluster Wisata Kota, terdapat di pusat Kota Belinyu

Cluster Wisata Budaya, terdapat di kawasan Kuto Panji dan sekitarnya.

Cluster Wisata Pantai, terbentang antara Pantai Romodong dan Pantai Penyusuk.

Page 131: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-6

6.3.2 Rencana Pengembangan Cluster

A. Cluster Wisata Tambang Aktif

Daya tarik utama: Kawasan Air Rikai

Konsep pengembangan

Konsep pengembangan kawasan Air Rikai adalah menawarkan kegiatan wisata tambang aktif bagi

para wisatawan yang berorientasi ekologis, edukatif, dan sekaligus rekreatif. Hal ini mengandung

makna bahwa daya tarik wisata utama dari Kawasan Air Rikai adalah komposisi dan keragaman

aktivitas dan objek wisata yang kental dengan nuansa penambangan timah yang menambah

wawasan dan pengetahuan sekaligus rekreatif. Patut digarisbawahi bahwa jenis wisata ini bukan

merupakan jenis wisata massal, akan tetapi dalam skala kecil/grup untuk meminimasi ecological

footprint dalam kawasan.

Dalam konsep pengembangan secara spasial, kawasan terbagi ke dalam beberapa zona yang

mempunyai karakteristik tersendiri. Zona tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Zona penerima, terdapat di areal pintu masuk tapak.

Fasilitas yang dikembangkan adalah loket tiket; interpretive center yang berfungsi sebagai

ruang informasi mengenai sejarah dan kegiatan pertambangan (dilengkapi dengan panel-

panel) dan pelayanan pengunjung, telepon umum, toilet, restoran, dan kios souvenir; dan

parkir.

Zona wisata penambangan aktif

Merupakan kawasan penambangan yang memanfaatkan lahan tersisa dimana wisatawan

dapat merasakan secara langsung (first hand-experience) kegiatan penambangan timah.

Fasilitas yang dikembangkan adalah shelter, tempat ganti

Zona rehabilitasi lahan, terdapat di sekeliling dan di sela-sela tapak, direncanakan

merupakan kegiatan penghijauan lahan bekas penambangan timah.

Kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan adalah sebagai berikut:

- ikut serta dalam kegiatan penambangan timah skala kecil

- mengamati kegiatan penambangan dan melihat dampak dari pengolahan kegiatan tersebut

- makan, minum, dan beristirahat sejenak

- membeli souvenir khas, misalnya hasil olahan timah

B. Cluster Wisata Tambang Lepas Pantai

Daya tarik utama: Tanjung Klabat dan sekitarnya

Konsep pengembangan

Page 132: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-7

Konsep pengembangan Kawasan Tanjung Klabat adalah menawarkan kegiatan wisata tambang aktif

di lepas pantai yang edukatif dan rekreatif dengan karakteristik yang sama sekali lain dengan yang

ada di darat. Kegiatan yang dapat dilakukan dan manfaat yang didapat wisatawan antara lain adalah

pengalaman menaiki kapal keruk sekaligus mempelajari proses penambangan di lepas pantai. Jenis

wisata ini juga tidak ditujukan bagi wisatawan massal, akan tetapi dalam skala kecil/grup dengan

prosedur yang ketat, mengingat tingkat keselamatan yang relatif riskan.

Prasarana dan sarana yang akan dikembangkan antara lain perbaikan/penataan sirkulasi menuju

tapak, penerangan, signage penunjuk arah, areal parkir di pinggir pantai, restoran/warung makan,

toilet dan sebagainya.

C. Cluster Wisata Kota Belinyu

Daya tarik utama: tempat pengolahan timah, bangunan kolonial di permukiman Eropa.

Konsep pengembangan

Konsep pengembangan wisata tambang di Kota Belinyu pada dasarnya adalah menawarkan kegiatan

wisata yang memanfaatkan fasilitas-fasilitas dan artefak yang berkaitan dengan proses

penambangan industri timah (hilir), yaitu tempat pengolahan timah. Selain itu, signifikansi historis

yang berkaitan dengan sejarah penambangan timah masa kolonial yang dihadirkan dengan nilai-nilai

arsitektural bangunan yang tinggi menjadi salah satu daya tarik yang akan dikembangkan di cluster

ini. Dengan demikian, wisatawan dapat melihat dan mengamati seluruh rangkaian/kegiatan

pengolahan timah sekaligus mengamati peninggalan arsitektural kolonial Belanda yang sekarang

difungsikan menjadi perkantoran dan perumahan pegawai.

Prasarana dan sarana yang direncanakan adalah pengembangan fasilitas pendukung kepariwisataan

yang lebih lengkap dan representatif (berupa akomodasi, restoran/rumah makan, tempat hiburan

dan rekreasi, warnet, wartel, dll), mengingat pusat kota Belinyu merupakan tempat

terkonsentrasinya kegiatan kepariwisataan dan kegiatan sosial ekonomi lain sehingga merupakan

pusat pelayanan primer/utama kepariwisataan di wilayah ini. Pengembangan fasilitas pendukung

kepariwisataan tersebut tidak harus dibangun dari nol, akan tetapi dapat memanfaatkan bangunan-

bangunan heritage yang selama ini mengalami penurunan nilai ekonomis.

Prasarana dan sarana lain yang dikembangkan adalah penataan street furniture berupa penataan

lampu, signage (penunjuk arah, papan informasi), perancangan landmark yang berkaitan dengan

sejarah timah (misalnya patung, monumen).

D. Cluster Wisata Budaya

Daya tarik utama: Pha Kak Liang

Konsep pengembangan

Konsep pengembangan di cluster ini adalah menawarkan kegiatan yang bersentuhan dengan

aktivitas budaya masyarakat setempat, dalam hal ini adalah kebudayaan masyarakat keturunan Cina

yang tidak terlepas dari sejarah penambangan timah. Pha Kak Liang merupakan daya tarik wisata

yang dulunya merupakan kawasan penambangan timah dan telah ditata menjadi taman air

Page 133: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-8

bernuansa lansekap Cina. Dengan demikian, wisatawan dapat mempelajari hasil rehabilitasi kawasan

bekas tambang sekaligus berekreasi dan mempelajari kebudayaan dan tradisi masyarakat Cina.

Prasarana dan sarana yang akan dikembangkan antara lain adalah penataan dan perbaikan jalan

menuju tapak, penataan lampu, signage penunjuk arah (di luar kawasan), signage berupa panel

informasi sejarah dan rehabilitasi tambang timah, warung makan, toilet, kios souvenir, dan lainnya.

E. Cluster Wisata Pantai

Daya tarik utama: Pantai Romodong, Pantai Penyusuk

Konsep pengembangan

Cluster ini merupakan cluster pendukung bagi pengembangan wisata tambang di Kawasan Belinyu,

Dengan demikian konsep pengembangan yang hendak ditawarkan tidak terkait langsung dengan

kegiatan wisata tambang timah, akan tetapi bersifat komplementer dengan menawarkan kegiatan

yang bersentuhan dengan alam pantai dan pesisir Belinyu. Dengan demikian kegiatan yang

dikembangkan bersifat murni rekreatif, yaitu wisata pantai.

Prasarana dan sarana yang dikembangkan antara lain penataan dan perbaikan jalan menuju Pantai

Romodong dan Penyusuk, penataan lampu di sekitar tapak dan menuju tapak, penyediaan fasilitas

umum dasar (toilet, parkir, musholla, restoran/warung makan).

6.4 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Belinyu

Indikasi program fisik di tahap awal pengembangan wisata tambang difokuskan di sebagian kawasan

di Kecamatan Belinyu, terkait dengan potensi kawasan, efisiensi dana dan waktu pelaksanaan. Aspek

kelembagaan dan koordinasi merupakan hal terpenting dalam tahap ini.

No Program Tahun Pengembangan ke- Penanggungjawab Instansi terkait

I II III IV V

1 Perbaikan prasarana

jalan menuju berbagai

daya tarik wisata

Kimpraswil

2 Pengembangan sarana

parkir yang dapat

menampung

kendaraan pengunjung

di simpul utama dan

daya tarik wisata

Kimpraswil

3 Penataan street

furniture di luar tapak

dan di dalam tapak

(signage, lampu

Kimpraswil

Page 134: STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI …visitbangkabelitung.com/public/file/download/Studi... · STUDI KELAYAKAN BEKAS PERTAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA PT. Belaputera

Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka Laporan Akhir

PT. Belaputera Interplan VI-9

penerangan, shelter)

4 Pengembangan

interpretive center

Kimpraswil

5 Penyediaan fasilitas

umum dasar di

berbagai daya tarik

wisata

Kimpraswil

6 Pembuatan jalur

pedestrian dan jalur

moda transportasi non

bermotor lainnya

(sepeda, berkuda)

Kimpraswil

7 Pembangunan terminal

angkutan di berbagai

simpul

Kimpraswil

8 Penyediaan dan

penataan pusat

informasi wisata

Disbudpar

9 Pemanfaatan

bangunan heritage

sebagai fasilitas

penunjang wisata

Distarcip Disbudpar,