struktur tanah tambak

27

Click here to load reader

Upload: melkyanthoningratubun

Post on 16-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Struktur tanah tambak

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISIii

1. PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang11.2 Tujuan21.3 Manfaat2

2. TINJAUAN PUSTAKA 32.1 Analisa Jurnal Struktur Tanah32.2 Bentuk Struktur Tanah dan Sifat Penciriannya42.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Struktur Tanah62.4 Faktor Yang Dipengaruhi Struktur Tanah72.5 Gambar Bentuk Struktur Tanah72.6 Kepadatan Tanah dan Ruang Pori82.7 Peranan Bahan Organik Terhadap Struktur Tanah8

3. METODOLOGI 103.1 Metode Pengambilan Data 103.2 Teknik Pengambilan Data 103.2.1 Kajian Struktur Tanah Lapis Olah: Agihan Ukuran dan Dispersitas Agregat 103.2.2 Pengolahan Tanah Tambak Budidaya Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)11

4. HASIL DAN PEMBAHASAN124.1 Kajian Struktur Tanah Lapis Olah: Agihan Ukuran dan Dispersitas Agregat124.2 Pengolahan Tanah Tambak Budidaya Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)13

5. KESIMPULAN DAN SARAN 155.1 Kesimpulan155.2 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

16

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting karena sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan denganperkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu. Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidakdengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktoralam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme manusia dan waktu. Kini tanah juga sangat penting dalam budidaya perikanan yang sekarang semakin berkembang.Struktur tanah merupakan sifat fisiktanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentukagregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompokpartikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidakteragregasi. Dalam tinjauan edafologi sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman, ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan bentuk agregat itu sendiri (Handayani dan Sunarminto, 2002).Menurut Djajadi (2008), struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antar agregat. Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti: bahan organik, oksida, besi, dll. Di daerah curah hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau granulerdi permukaan dan gumpal di horison bawah. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fase cair dan gas mengisi ruang antar agregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antar agregat disebut sebagai porus (jamakpori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air.Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah (Meyshial, 2005). Berdasarkan penjelasan diatas perlu diketahui lebih lanjut mengenai struktur tanah dalam budidaya.

1.2 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini yaitu : Untuk mengetahui bentuk struktur tanah Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur tanah

1.3 Manfaat Mengetahui bentuk struktur tanah Mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur tanah

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Struktur Tanah Menurut Handayani dan Bambang (2002), struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruanganpartikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu partikel (cluster) yang disebut agregat yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi.Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil (mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya, bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.Dalam bukunya yang berjudul Fundamentals of Soil Science De Booth (1978), menyatakan bahwa struktur tanah berpengaruh terhadap gerakan air, gerakan udara, suhu tanah dan hambatan mekanik perkecambahan biji serta penetrasi akartanaman. Karena kompleknya peran struktur, maka pengukuran struktur tanah didekati dengan sejumlah parameter antara lain bentuk dan ukuran agregat, agihan ukuran agregat, stabilitas agregat, persentase agregasi, porositas (BV, BJ), agihan ukuran pori, dan kemampuan menahan air.

2.2 Bentuk-bentuk Struktur Tanah dan Sifat PenciriannyaMenurut De Booth (1978), bentuk-bentuk struktur tanah dan sifat penciriannya adalah sebagai berikut : Remah merupakan bentuk struktur tanah yang dominan debu dan terletak di horison A, satuan struktur berbentuk membola, partikel-partikel tersusun longgar, berpori banyak; contoh horison tanah permukaan yang kaya bahan organik.Ukuran struktur:sangat halus : < 1 mm halus : 1-2 mm sedang : 2-5 mm Granuler merupakan satuan struktur membentuk membola, partikel-partikel tersusun lebih rapat, berpori lebih sedikit terletak di horizon A; contoh pasir. Ukuran struktur:sangat halus : 10 mm Gumpal merupakan struktur berbentuk bak-kubus, partikel-partikel tersusun rapat, berpori sedikit terletak di horizon B; contoh horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan beriklim bermusim kemarau, dibedakan menjadi dua: gumpal membulat, kubus bersudut tumpul dan berbidang cembung, berpori lebih banyak Ukuran struktur:sangat halus : < 5mmhalus : 10 mm sedang : 10-20 mm kasar : 20-50 mm sangat kasar : > 50 mm Gumpal menyudut, kubus menyudut tajam dan berbidang rata, berpori lebih sedikit.Ukuran struktur:sangat halus : < 5mm halus : 10 mm sedang : 10-20 mm kasar : 20-50 mm sangat kasar: > 50 mm Perismatik merupakan satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori terbatas, terutama berarah tegak. bidang atas mendatar terletak di horizon B; contoh horison bawah tanah yang terbentuk di kawasan iklim kering sampai setengah kering. Tiang satuan struktur bersumbu tegak lebih panjang daripada sumbu datar, berpori terbatas, terutama berarah tegak, terletak di horizon E. Ukuran struktur:sangat tipis : 100 Lempeng merupakan satuan struktur bersumbu tegak lebih pendek daripada sumbu datar, berpori terbatas terutama berarah mendatar, terletak di horizon E dan D; contoh horison tanah di bawah horison permukaan berwarna pucat. Ukuran struktur:sangat tipis :