strabismus

9
I. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………..… 2. 1. Strabismus………..…………………………………………..…… Strabismus merupakan kelainan mata dimana visual axis tidak mengarah secata bersamaan ketitik flksasi. Istilah strabismus berasal dari Strabo, seorang ahli ilmu bumi di Alexandria pada zarnan Romawi lebih kurang 2000 th yang lalu. ia terkenal karena dengan peta dan tulisan yang dibuatnya digunakan oleh tim ekspedisi arkeologi Croscidici untuk mendapatkan istana Cleopatra. Strabo mi mempunyai kelainan mata dengan posisi yang tidak lurus/menyimpang, maka sejak itu orang dengan posisi mata yang tidak lums disebut STRABISMOS kemudian berubah menjadi STRABISMUS. Lebih kurang 2-2.5 (17) dari penduduk menderita kelainan ini. Untuk penglihatan binokuler yang normal perlu posisi kedua mata lurus disamping retin'a dan persarafannya normal. Kalau posisi mata kedua tidak lurus maka akan mengakibatkan penglihatan binokuler tidak normal yang akan berdampak pada berkurangnya kemampuan orang tersebut dalam batas tertentu. Orang dengan kelainan ini akan terbatas kesempatan dalam pekerjaannya pada bidang-bidang tertentu, seperti pilot pesawat udara, pekerja mesin yang berputar cepat, olah raga dengan objek yang bergerak cepat seperti bulu tangkis dan tenis, badan pertanahan dslb. ETIOLOGI 1. Faktor Keturunan “Genetik Pattern”nya belum diketahui dengan pasti, tetapi akibatnya sudah jelas. Bila orang tua yang menderita strabismus dengan operasi berhasil baik, maka bila anaknya menderita strabismus dan operasi akan berhasil baik pula. 2. Kelainan Anatomi Kelainan otot ekstraokuler Over development Under development Kelainan letak insertio otot 3. Kelainan pada “vascial structure” Adanya kelaian hubungan vascial otot-otot ekstraokuler dapat menyebabkan penyimpangan posisi bola mata. 4. Kelainan dari tulang-tulang orbita Kelainan pembentukan tulang orbita menyebabkan bentuk dan orbital abnormal, sehingga menimbulkan penyimpangan bola mata. Kelainan pada saraf pusat yang tidak bisa mensintesa rangsangan. Fovea tidak dapat menangkap bayangan. Kelainan kwantitas stimulus pada otot bola mata.

Upload: diga-ana-rusfi

Post on 16-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

take other

TRANSCRIPT

I. TINJAUAN PUSTAKA .. 2. 1. Strabismus.... Strabismus merupakan kelainan mata dimana visual axis tidak mengarah secata bersamaan ketitik flksasi. Istilah strabismus berasal dari Strabo, seorang ahli ilmu bumi di Alexandria pada zarnan Romawi lebih kurang 2000 th yang lalu. ia terkenal karena dengan peta dan tulisan yang dibuatnya digunakan oleh tim ekspedisi arkeologi Croscidici untuk mendapatkan istana Cleopatra. Strabo mi mempunyai kelainan mata dengan posisi yang tidak lurus/menyimpang, maka sejak itu orang dengan posisi mata yang tidak lums disebut STRABISMOS kemudian berubah menjadi STRABISMUS.

Lebih kurang 2-2.5 (17) dari penduduk menderita kelainan ini. Untuk penglihatan binokuler yang normal perlu posisi kedua mata lurus disamping retin'a dan persarafannya normal. Kalau posisi mata kedua tidak lurus maka akan mengakibatkan penglihatan binokuler tidak normal yang akan berdampak pada berkurangnya kemampuan orang tersebut dalam batas tertentu. Orang dengankelainan ini akan terbatas kesempatan dalam pekerjaannya pada bidang-bidang tertentu, seperti pilot pesawat udara, pekerja mesin yang berputar cepat, olah raga dengan objek yang bergerak cepat seperti bulu tangkis dan tenis, badan pertanahan dslb.ETIOLOGI1.Faktor KeturunanGenetik Patternnya belum diketahui dengan pasti, tetapi akibatnya sudah jelas. Bila orang tua yang menderita strabismus dengan operasi berhasil baik, maka bila anaknya menderita strabismus dan operasi akan berhasil baik pula.

2.Kelainan AnatomiKelainan otot ekstraokulerOver developmentUnder developmentKelainan letak insertio otot

3.Kelainan pada vascial structureAdanya kelaian hubungan vascial otot-otot ekstraokuler dapat menyebabkan penyimpangan posisi bola mata.

4.Kelainan dari tulang-tulang orbitaKelainan pembentukan tulang orbita menyebabkan bentuk dan orbital abnormal, sehingga menimbulkan penyimpangan bola mata.Kelainan pada saraf pusat yang tidak bisa mensintesa rangsangan.Fovea tidak dapat menangkap bayangan.Kelainan kwantitas stimulus pada otot bola mata.Kelainan Sensoris

5.Kelainan InervasiGangguan proses transisi dan persepsi

3.KLASIFIKASIMenurut Arah DeviasiExotropia (Strabismus Divergen)Frekuensi lebih sedikit daripada esotropiaSering suatu exotropia dimulai dari exoforia yang kemudian mengalami progresifitas menjadi intermittent exotopia yang pada akhirnya menjadi exotropia yang konstan, bila tidak diberi pengobatanPaling sering terjadi monokuler, tetapi mungkin pula alternating.Pengobatan : tergantung penyebabnya, yang sering kasus ini memerlukan tindakan operasi.EsotropiaNon Paralytic (Comitant)Non Akomodatif EsotropiaDibagi menjadi :.Esotropia InfantilPaling sering dijumpai. Sesuai kesepakatan agar memenuhi syarat batasan, maka terjadinya esotropia harus sebelum umur 6 bulan. Penyebab belum diketahui secara pasti.Esotropia DidapatTimbulnya pada masa anak-anak, tetapi tidak ada faktor akomodasi. Sudut strabismusnya mula-mula lebih kecil daripada esotropia kongenital tetapi akan bertambah besar.Esotropia MiopiaTimbulnya pada orang dewasa muda dan ada diplopia untuk memandang jauh, yang lambat laun akan untuk memandang dekat.Tanda klinik :oPada yang monokuler : anomali refraksinya sering lebih menyolok pada satu mata (anisometropia).oPada yang alternating : anomali refraksinya hampir sama pada kedua mata.oPengobatan :Oklusi : tujuannya adalah menyamakan visus kedua mata yang ditutup ialah mata yang baik. Oklusi ini dapat dikombinasikan dengan Orthoptica untuk mengembagkan fungsi binokulerOperasiAkomodatif EsotropiaTerjadi bila ada mekanisme akomodasi fisiologis yang normal, tetapi ada divergensi fusi relatif yang kurang untuk mempertahankan mata supaya tetap lurus.Ada 2 mekanisme patofisiologi yang terjadi :Hiperophia tinggi yang memerlukan akomodasi kuat agar bayangan menjadi jelas,sehingga timbul esotropia.Rasio KA/A yang tinggi, yang mungkin disertai kelaina refraksi.Kedua mekanisme ini dapat timbul pada satu penderitaEsotropia akomodatif karena hiperophiaHiperophia ini khas, timbulnya pada usia 2-3 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada bayi / usia yang lebih tuaEsotropia akomodatif karena rasio KA/A yang tinggiTerjadi reaksi knvergensi abnormal sewaktu sinkinesis dekat. Kelainan refraksinya mungkin bukan hiperophia, meskipun sering ditemukan hiperophia sedang.Karena penyebabnya hypermetropia, maka pengobatannya adalah kacamata. Bila pengobatan ditunda sampai dari 6 bulan dari onsetnya, sering terjadi amblypobia. Untuk amblypobia pengobatannya dengan oklusi terlebih dahulu.Kombinasi KeduanyaParalytic (Non-Comitant)Pada strabismus selalu ada salah satu / lebih otot ekstra okuler yang paralitik dan otot yang paralitik selalu salah satu otot rectus lateral, biasanya sebagai akibat paralisis syaraf abdusen.Penyebabnya :Dewasa : CVA, Tumor (CNS, Nasopharyng), Radang CNS (Central Nervous System), Trauma.Bayi atau anak-anak : trauma kelahiran, kelainan kongenital.5.MANIFESTASI KLINISa.Gerak mata terbatas, pada daerah dimana otot yang lumpuh bekerja. Hal ini menjadi nyata pada kelumpuhan total dan kurang nampak pada parese. Ini dapat dilihat, bila penderita diminta supaya matanya mengikuti suatu obyek yang digerakkan ke 6 arah kardinal, tanpa menggerakkan kepalanya (excurtion test). Keterbatasan gerak kadang-kadang hanya ringan saja, sehingga diagnosa berdasarkan pada adanya diplopia saja.b.DeviasiKalau mata digerakkan kearah lapangan dimana otot yang lumpuh bekerja, mata yang sehat akan menjurus kearah ini dengan baik, sedangkan mata yang sakit tertinggal.Deviasi ini akan tampak lebih jelas, bila kedua mata digerakkan kearah dimana otot yang lumpuh bekerja. Tetapi bila mata digerakkan kearah dimana otot yang lumpuh ini tidak berpengaruh, deviasinya tak tampak.c.Mata melihat lurus kedepan, esotropia mata kanan nyata. Mata melihat kekiri tak tampak esotropia. Mata melihat kekanan esotropia nyata sekali.d.Parese m.rektus lateral mata kanan Mata kiri fiksasi (mata sehat) mata kanan ditutup (mata sakit) deviasi mata kanan=deviasi mata primer Mata kiri yang sehat ditutup, mata kanan yang sakit fiksasi, deviasi mata kiri = deviasi sekunder, yang lebih besar dari pada deviasi primer.e.Diplopia : terjadi pada lapangan kerja otot yang lumpuh dan menjadi lebih nyata bila mata digerakkan kearah ini.f.Ocular torticollis (head tilting).Penderita biasanya memutar kearah kerja dari otot yang lumpuh.Kedudukan kepala yang miring, menolong diagnosa strabismus paralitikus. Dengan memiringkan kepalanya, diplopianya terasa berkurang.g..Proyeksi yang salah. Mata yang lumpuh tidak melihat obyek pada lokalisasi yang benar. Bila mata yang sehat ditutup, penderita disuruh menunjukkan suatu obyek yang ada didepannya dengan tepat, maka jarinya akan menunjukkan daerah disamping obyek tersebut yang sesuai dengan daerah lapangan kekuatan otot yang lumpuh.Hal ini disebabkan, rangsangan yang nyata lebih besar dibutuhkan oleh otot yang lumpuh, untuk mengerjakan pekerjaan itu dan hal ini menyebabkan tanggapan yang salah pada penderita.h.Vertigomual-mual, disebabkanolehdiplopia dan proyeksi yang salah.Keadaan ini dapat diredakan dengan menutup mata yang sakit.6.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKa.E-chart / Snellen ChartPemeriksaan dengan e-chart digunakan pada anak mulai umur 3 - 3,5 tahun, sedangkan diatas umur 5 6 tahun dapat digunakan Snellen chart.

b.Untuk anak dibawah 3 th dapat digunakan cara1. Objektif dengan optal moschope2. Dengan observasi perhatian anak dengan sekelilingnya3. Dengan oklusi / menutup cat matac.Menentukan anomaly refraksiDilakukan retroskopi setelah antropinisasidengan atropin 0,5 % - 1 %d.RetinoskopiSampai usia 5 tahun anomali refraksi dapat ditentukan secara objectif dengan retinoskopi setelah atropinisasi dengan atropin 0,5 % - 1 %, diatas usia 5 tahun ditentukan secara subbjektif seperti pada orang dewasa.e.Cover Test : menentukan adanya heterotropiaf.Cover Uncovertest : menentukan adanya heterophoriag.Hirsberg TestPemeriksaan reflek cahaya dari senter pada permukaan kornea.Cara :1.Penderita melihat lurus ke depan2.Letakkan sebuah senter pada jarak 1/3 m = 33 cm di depan setinggi kedua mata pederita3.Perhatika reflek cahaya dari permukaan kornea penderita.4.Prisma + cover testMengubah arah optic garis pandangh.Uji KrimskyMengukur sudut deviasi pada juling dengan meletakkan ditengah cahaya refleks kornea dengan prisma

i.Pemeriksaan gerakan mataPemeriksaan pergerakan monokulerSatu mata ditutup dan mata yang lainnya mengikuti cahaya yang digerakkan kesegala arah pandangan,sehingga adanya kelemahan rotasi dapat diketahui. Kelemahan seperti ini biasanya karena para usis otot atau karena kelainan mekanik anatomic.Pemeriksaan pergerakan binokulerPada tiap-tiap mata ,bayangan yang ditangkap oleh fovea secara subjektif terlihat seperti terletak lurus didepan .apabila ada 2 objek yang berlainan ditangkap oleh 2 fovea, kedua objek akan terlihat seperti terletak lurus didepan .apabila ada 2 objek akan terlihat saling tindih,tetapi jika ada ketidak samaan menyebabkan fusi tidak memberikan kesan tunggal.7.KOMPLIKASI1.SupresiUsaha yang tidak disadari dari penderita untuk menghindari diplopia yang timbul akibatadanya deviasinya.2.AmblyopiaMenurunnya visus pada satu atau dua mata dengan atau tanpa koreksi kacamata dan tanpa adanya kelainan organiknya.3.Anomalus Retinal CorrespondensSuatu keadaan dimana favea dari mata yang baik (yang tidak berdeviasi) menjadi sefaal dengan daerah favea dari mata yang berdeviasi.4.Defect ototPerubahan-perubahan sekunder dari striktur konjungtiva dan jaringan fascia yang ada di sekeliling otot menahan pergerakan normal mata5.Adaptasi posisi kepalaKeadaan ini dapat timbul untuk mengindari pemakaian otot yang mengalami efecyt atau kelumpuhan untuk mencapai penglihatan binokuler. Adaptasi posisi kepala biasanya kearah aksi dari otot yang lumpuh.I.Test TambahanPemeriksaan Ini dilakukan untuk mengukur derajat strabismus. Diantara nya:1.Tes Hisch BergCaranya :Penderita disuruh untuk melihat cahaya pada jarak 12 inci (30cm). perhatikan reflek cahaya terhadap pupil. Kalau letak nya di pinggir pupil, maka deviasinya 15 derajat, tapi kalau letaknya diantara pinggir pupil dan limbus maka deviasinya 30 derajat dan jika letak nya di limbus, maka derajat deviasinya 45 derajat.(catt : 1 derajat= 2 prisma diopter)2.Tes KrimskyCaranya:Penderita melihat kesumber cahaya yang jarak nya ditentukan. Perhatikan reflek cahaya pada mata yang berdeviasi. Kekuata prisma yang terbesar diletakkan di depan mata yang brdeviasi, sampai reflek cahaya yang terletak disentral kornea3.Tes Maddox CrossMaddox Cross terdiri dari satu palang dengan tangan dari silang nya 1 m. pada jarak 1m dari Maddox cross, kedua mata penderita, musle light yang terletak ditengah-tengah Maddox cross dan ujung Maddox cross membentuk segitiga sama kaki dengan sudut dasarnya 45oSuruh penderita melihat muscle light, kalau tidak ada strabismus, reflek cahaya terletak di tengah-tengah pupil, namu bila strabismus, letaknya eksentrik4.Tes Pemeriksaan Rotasi MonokulerCaranya:Diperiksa dengan salah satu mata ditutup, sedangkn mata yang lain mengikuti cahaya atau objek yang diarahkan kesemua arah. Kelemahan deduksi dapat diketahui yang disebabkan oleh kelemahan otot atau kelainan anatomis dari otot.5.Uncover TestCaranya:Pasien diminta melihat objek fiksasi. Mata kanan ditutup dan mata kiri tidak.Lalu dibuka, segera perhatikan, bila bola mata bergerak, heterophoria diam,orhoporia, exophoria bergerak nasal8.PENATALAKSANAAN MEDISa.Orthoptic1.OklusiMata yang sehat ditutup dan diharuskan melihat dengan mata yang ambliop.oklusi sebagian juga harus bisa dilakukan dengan membrane plastik, pita, lensa, atau mata ditutup dengan berbagai cara.2. Pleotic3. Obat-obatan4. Latihan dengan synoptophoneb.Memanipulasi akomodasi1.Lensa plus / dengan miotikMenurunkan beban akomodasi dan konvergensi yang menyertai2.Lensa minus dan tetes siklopegikMerangsang akomodasi pada anak-anakc.Penutup MataJika anak menderita strabismus dengan ambliopia, dokter akan merekomendasikan untuk melatih mata yang lemah dengan cara menutupmata yang normal dengan plester mata khusus (eye patch). Penggunaan plester mata harus dilakukan sedini mungkindan mengikuti petunjuk dokter. Sesudah berusia 8 tahun biasanya dianggap terlambat karenapenglihatan yang terbaik berkembang sebelum usia 8 tahunPrismad.Suntikan toksin botuline.Operatif1. Recession : memindahkan insersio otot2. Resertion : memotong otot ekstraokuler

2. 3. Landasan Teori .20

2. 4. Kerangka Konsep Penelitian ..21

Hipotesis