statistik dan analisa data

305
Statistika (MMS-1403) Dr. Danardono, MPH [email protected] Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM

Upload: adiee-buaohita

Post on 21-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

statistika

TRANSCRIPT

  • Statistika (MMS-1403)Dr. Danardono, [email protected]

    Program Studi StatistikaJurusan Matematika FMIPA UGM

  • Materi dan JadualMingguke-

    Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

    1. Pendahuluan 1 Perkuliahan MMS-14032 Kompetensi dan Karir3 Konsep dan Terminologi4 Data, Variabel dan Skala Pengukuran

    2. Grafik dan RingkasanNumerik

    1 Distribusi Frekuensi dan Grafiknya2 Ukuran Tengah dan Ukuran Dispersi3 Analisis Data Eksploratif

    3. Peluang 1 Kejadian dan Peluang2 Peluang Bersyarat

    4. Variabel Random 1 Variabel Random dan Distribusinya2 Harga Harapan, Variansi dan

    Sifat-Sifatnya

    5. Distribusi VariabelRandom Diskret

    1 Distribusi Bernoulli dan Binomial2 Distribusi Poisson3 Distribusi Hipergeometrik

    MMS-1403 p.1/204

  • Materi dan Jadual6. Distribusi Variabel

    Random Kontinu1 Distribusi Uniform Kontinu2 Distribusi Normal3 Pendekatan Normal untuk Binomial

    7. Distribusi Sampling Statistik 1 Sampling Random2 Distribusi Sampling Statistik untuk

    Rerata3 Teorema Limit Sentral

    8. Review dan Latihan

    9. Inferensi Statistik 1 Estimasi Parameter2 Uji Hipotesis

    10. Inferensi Statistik SatuPopulasi Sembarang

    1 Inferensi untuk Mean2 Inferensi untuk Proporsi

    11. Inferensi Statistik SatuPopulasi Normal

    1 Inferensi untuk Mean2 Hubungan Interval Konfidensi dan Uji

    Hipotesis3 Inferensi untuk Variansi

    MMS-1403 p.2/204

  • Materi dan Jadual12. Inferensi Statistik Dua

    Populasi Sembarang1 Inferensi untuk Selisih Mean Dua

    Populasi2 Inferensi untuk Selisih Proporsi Dua

    populasi

    13. Inferensi Statistik DuaPopulasi Normal

    1 Inferensi untuk Selisih Mean DuaPopulasi

    2 Inferensi untuk Perbandingan VariansiDua Populasi

    3 Inferensi untuk Observasi Berpasangan

    14. Review dan latihan

    MMS-1403 p.3/204

  • StatistikaStatistika (Statistics)Sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untukmengumpulkan dan menginterpretasi data kuantitatif danmengambil kesimpulan dalam situasi dimana ada ketidakpastiandan variasi

    MMS-1403 p.4/204

  • DataPenghasilan mingguan 40 buruh bangunan di suatu kota(dalam ribuan rupiah):58 72 64 65 67 92 55 51 69 7364 59 65 55 75 56 89 60 84 6874 67 55 68 74 43 67 71 72 6662 63 83 64 51 63 49 78 65 75

    MMS-1403 p.5/204

  • DataHasil pengukuran keasaman (PH) dari 35 kolam di suatudaerah:6,4 6,6 6,2 7,2 6,2 8,1 7,07,0 5,9 5,7 7,0 7,4 6,5 6,87,0 7,0 6,0 6,3 5,6 6,3 5,85,9 7,2 7,3 7,7 6,8 5,2 5,26,4 6,3 6,2 7,5 6,7 6,4 7,8

    MMS-1403 p.6/204

  • DataTinggi (cm) dan berat badan (kg) 10 orang mahasiswa:Mahasiswa Tinggi Berat

    1 170 702 162 653 169 594 165 625 171 676 170 657 168 608 163 619 166 6310 172 64

    MMS-1403 p.7/204

  • DataBanyaknya penjualan telepon seluler di suatu toko:

    Merek Banyak penjualanSony-Ericsson 72

    Motorola 60Nokia 85

    Samsung 54LG 32

    Siemens 64

    MMS-1403 p.8/204

  • Skala PengukuranSkala Yang dapat ditentukan untuk dua

    pengamatan sembarangNominal persamaan (klasifikasi)Ordinal persamaan dan urutanInterval persamaan, urutan dan jarak (satuan

    pengukuran)Rasio persamaan, urutan, jarak dan rasio

    (titik nol yang murni ada)

    MMS-1403 p.9/204

  • Skala PengukuranContoh:

    Nominal: jenis pekerjaan, warnaOrdinal: kepangkatan, tingkat pendidikanInterval: tahun kalender (Masehi, Hijriyah), temperatur(Celcius, Fahrenheit)Rasio: berat, panjang, isi

    MMS-1403 p.10/204

  • Statistika DeskriptifMetode atau cara-cara yang digunakan untuk meringkas danmenyajikan data dalam bentuk tabel, grafik atau ringkasannumerik data.

    MMS-1403 p.11/204

  • Grafik Stem-and-leafUntuk menunjukkan bentuk distribusi dataData berupa angka dengan minimal dua digit

    Contoh (Data penghasilan buruh):4 3 95 1 1 5 5 5 6 8 96 0 2 3 3 4 4 4 5 5 5 6 7 7 7 8 8 97 1 2 2 3 4 4 5 5 88 3 4 99 2Stem= 10, Leaf = 1

    MMS-1403 p.12/204

  • Distribusi FrekuensiMerupakan suatu tabel menunjukkan frekuensi kemunculandata atau frekuensi relatifnya yang berguna untuk meringkasdata numerik maupun kategori.

    Untuk data diskret atau data kategori, banyaknya nilai yangdihitung kemunculannya biasanya sesuai denganbanyaknya nilai data yang berbeda dari data diskret ataukategori tersebutUntuk data kontinu, biasanya dibuat kelas interval 5-20banyaknya.

    MMS-1403 p.13/204

  • Distribusi FrekuensiContoh (Data penghasilan buruh):Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Relatif

    Kumulatif[40, 50) 2 0,050 0,050[50, 60) 8 0,200 0,250[60, 70) 17 0,425 0,625[70, 80) 9 0,225 0,900[80, 90) 3 0,075 0,975[90, 100) 1 0,025 1,000

    MMS-1403 p.14/204

  • HistogramRepresentasi grafik dari distribusi frekuensi data kontinu.

    Contoh (Data penghasilan buruh):

    Penghasilan (ribu rupiah)

    F

    r

    e

    k

    u

    e

    n

    s

    i

    40 50 60 70 80 90 100

    0

    5

    1

    0

    1

    5

    MMS-1403 p.15/204

  • Poligon FrekuensiRepresentasi grafik dari distribusi frekuensi data kontinu denganmengambil nilai tengah tiap kelas.

    Contoh (Data penghasilan buruh):

    40 50 60 70 80 90 100

    0

    5

    1

    0

    1

    5

    Penghasilan (ribu rupiah)

    F

    r

    e

    k

    u

    e

    n

    s

    i

    MMS-1403 p.16/204

  • Ogive Frekuensi KumulatifPlot frekuensi kumulatif dengan batas atas interval dari distribusifrekuensi.

    Contoh (Data penghasilan buruh):

    40 50 60 70 80 90 100

    0

    1

    0

    2

    0

    3

    0

    4

    0

    Penghasilan (ribu rupiah)

    F

    r

    e

    k

    u

    e

    n

    s

    i

    K

    u

    m

    u

    l

    a

    t

    i

    f

    MMS-1403 p.17/204

  • Diagram BatangRepresentasi grafik dari distribusi frekuensi data diskret ataukategori.

    Contoh (Data telepon seluler):

    SonyEricsson Motorola Nokia Samsung LG Siemens

    0

    2

    0

    4

    0

    6

    0

    8

    0

    MMS-1403 p.18/204

  • Diagram LingkaranRepresentasi grafik dari distribusi frekuensi data diskret ataukategori.

    Contoh (Data telepon seluler):

    SonyEricsson

    Motorola

    Nokia

    SamsungLG

    Siemens

    MMS-1403 p.19/204

  • Notasi Himpunan DataData statistik sering dilambangkan dengan huruf X, Ydilengkapi dengan indeks.

    MMS-1403 p.20/204

  • Notasi Himpunan DataData statistik sering dilambangkan dengan huruf X, Ydilengkapi dengan indeks.

    Contoh (Data penghasilan buruh):X: penghasilan mingguan buruh (dalam ribuan rupiah)X1 = 58; X2 = 72; X10 = 73; X40 = 75;

    MMS-1403 p.20/204

  • Notasi Himpunan DataData statistik sering dilambangkan dengan huruf X, Ydilengkapi dengan indeks.

    Contoh (Data tinggi dan berat mahasiswa):X : tinggi mahasiswa (cm)Y : berat mahasiswa (kg)X1 = 170; Y1 = 70;X7 = 1683; Y7 = 60;

    MMS-1403 p.20/204

  • Notasi Sigman

    i=1

    Xi = X1 + X2 + . . . + Xn

    ni=1

    mj=1

    Xij = X11 + X12 + . . . + Xnm

    MMS-1403 p.21/204

  • Notasi SigmaBeberapa aturan:

    Jika Xi = k, k suatu konstan, makan

    i=1

    Xi = nk

    MMS-1403 p.22/204

  • Notasi SigmaBeberapa aturan:

    Jika Xi = k, k suatu konstan, makan

    i=1

    Xi = nk

    Jika k suatu konstan, makan

    i=1

    kXi = kn

    i=1

    Xi

    MMS-1403 p.22/204

  • Notasi SigmaBeberapa aturan:

    Jika Xi = k, k suatu konstan, makan

    i=1

    Xi = nk

    Jika k suatu konstan, makan

    i=1

    kXi = kn

    i=1

    Xi

    ni=1

    (Xi + Yi) =n

    i=1

    Xi +n

    i=1

    Yi

    MMS-1403 p.22/204

  • Ringkasan NumerikRingkasan Numerik atau statistik:

    Data tunggal (tidak dikelompokkan), dengan n observasidinotasikan sebagai

    x1, x2, . . . , xn

    Data berkelompok (distribusi frekuensi), dengan k nilaitunggal dinotasikan sebagai

    x1, x2, . . . , xk

    yang masing-masing mempunyai frekuensi

    f1, f2, . . . , fk

    dengan n =ki=1 fi adalah total observasiMMS-1403 p.23/204

  • Mean AritmetikData tunggal:

    x =1

    n

    ni=1

    xi

    Data berkelompok:

    x =1

    n

    ni=1

    fixi

    MMS-1403 p.24/204

  • Mean TerbobotMisalkan wi 0 adalah bobot (weight) untuk data tunggal xi

    xw =1n

    i=1 wi

    ni=1

    wixi

    MMS-1403 p.25/204

  • VariansiData tunggal:

    s2 =1

    n 1n

    i=1

    (xi x)2

    atau

    s2 =1

    n 1n

    i=1

    (x2i nx2)

    MMS-1403 p.26/204

  • VariansiData berkelompok:

    s2 =1

    n 1n

    i=1

    fi(xi x)2

    atau

    s2 =1

    n 1n

    i=1

    (fix2i nx2)

    MMS-1403 p.27/204

  • Kuis 1Jika xi, i = 1, 2, . . . , n adalah data bernilai sembarang danx =

    ni=1 xin

    1. Hitungn

    i=1

    (xi x)

    2. Tunjukkann

    i=1

    (xi x)2 =n

    i=1

    xi nx2

    MMS-1403 p.28/204

  • Tugas 1 (Kelompok)Carilah suatu masalah nyata yang dapat dibantupenyelesaiannya dengan statistika.

    Deskripsikan latar belakang masalah yang saudara pilihSebutkan masalahnyaDefinisikan populasinyaSebutkan variabel-variabel yang diperlukan

    MMS-1403 p.29/204

  • PeluangStatistika Inferensial: Mengambil kesimpulan, inferensi atau

    generalisasi tentang suatu populasi berdasarkan informasiyang diperoleh dari sampel.

    Peluang (probabilitas): Harga angka yang menunjukkanseberapa besar kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi.

    MMS-1403 p.30/204

  • PeluangStatistika Inferensial: Mengambil kesimpulan, inferensi atau

    generalisasi tentang suatu populasi berdasarkan informasiyang diperoleh dari sampel.

    Peluang (probabilitas): Harga angka yang menunjukkanseberapa besar kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi.

    tidak mungkin

    sangat tidak mungkin

    mungkin ya mungkin tidak

    sangat mungkin

    pasti

    MMS-1403 p.30/204

  • PeluangStatistika Inferensial: Mengambil kesimpulan, inferensi atau

    generalisasi tentang suatu populasi berdasarkan informasiyang diperoleh dari sampel.

    Peluang (probabilitas): Harga angka yang menunjukkanseberapa besar kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi.

    0 1tidak mungkin

    sangat tidak mungkin

    mungkin ya mungkin tidak

    sangat mungkin

    pasti

    MMS-1403 p.30/204

  • PeluangEksperimen (percobaan, trial): Prosedur yang dijalankan pada

    kondisi yang sama dan dapat diamati hasilnya (outcome).Ruang sampel (semesta, universe: Himpunan semua hasil yang

    mungkin dari suatu eksperimen.Peristiwa (kejadian, event): Himpunan bagian dari suatu ruang

    sampel.

    MMS-1403 p.31/204

  • PeluangContohEksperimen : Pelemparan sebuah mata uang logam

    dua kaliHasil : Sisi mata uang yang tampakRuang sampel : S = {MM,MB,BM,BB}

    dengan M: sisi muka dan B: sisi belakangPeristiwa : A = paling sedikit muncul satu belakang

    = {MB,BM,BB}B = muncul sisi yang sama

    = {MM,BB}

    MMS-1403 p.32/204

  • PeluangContohEksperimen : Sebuah biji kedelai ditanamHasil : Tumbuh atau tidak tumbuhRuang sampel : S = {tidak tumbuh, tumbuh}

    atau S = {0, 1}Peristiwa : A = biji kedelai tumbuh

    = {1}

    MMS-1403 p.33/204

  • PeluangContohEksperimen : Pemilihan seorang mahasiswa secara

    random dan dicatat IPnyaHasil : Bilangan antara 0 sampai dengan 4Ruang sampel : S = {0 X 4 | X R}

    Himpunan bilangan real antara 0 sampaidengan 4

    Peristiwa : A = IP di atas 2= {2 X 4 | X R}

    B = IP di bawah 1= {0 X 1 | X R}

    MMS-1403 p.34/204

  • PeluangContohEksperimen : Sebuah dadu dilempar sekaliHasil :Ruang sampel :Peristiwa :

    MMS-1403 p.35/204

  • PeluangContohEksperimen : Sebuah dadu dilempar sekaliHasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6Ruang sampel :Peristiwa :

    MMS-1403 p.35/204

  • PeluangContohEksperimen : Sebuah dadu dilempar sekaliHasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6Ruang sampel : S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}Peristiwa :

    MMS-1403 p.35/204

  • PeluangContohEksperimen : Sebuah dadu dilempar sekaliHasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6Ruang sampel : S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}Peristiwa : A = muncul mata dadu genap

    MMS-1403 p.35/204

  • PeluangContohEksperimen : Sebuah dadu dilempar sekaliHasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6Ruang sampel : S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}Peristiwa : A = muncul mata dadu genap

    = {2, 4, 6}

    MMS-1403 p.35/204

  • PeluangContohEksperimen : Sebuah dadu dilempar sekaliHasil : mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6Ruang sampel : S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}Peristiwa : A = muncul mata dadu genap

    = {2, 4, 6}B = muncul mata dadu gasal

    = {1, 3, 5}

    MMS-1403 p.35/204

  • PeluangPeluang Suatu PeristiwaDefinisi klasik, dengan menganggap tiap-tiap elemen ruangsampel S mempunyai peluang yang sama untuk terjadi.Peluang terjadinya peristiwa A,

    P (A) =n(A)

    n(S)

    dengan n(A) = banyaknya anggota dalam peristiwa A, dann(S) = banyaknya anggota ruang sampel

    MMS-1403 p.36/204

  • PeluangPeluang Suatu PeristiwaBeberapa ketentuan:

    0 P (A) 1P (S) = 1 (peluang dari ruang sampel)P () = 0 (peluang dari peristiwa yang tidak akan pernahterjadi)P (A) = 1 P (Ac) (aturan komplemen)P (AB) = P (A)+P (B)P (AB) (aturan penjumlahan)Bila A dan B adalah kejadian yang saling asing,A B = , maka P (A B) = P (A) + P (B)P (B) = P (A B) + P (Ac B)A B dan Ac B saling asing

    MMS-1403 p.37/204

  • PeluangPeluang Suatu PeristiwaContohSebuah dadu dilempar sekali. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6.Misal didefinisikan A : muncul mata dadu 3 dan B : munculmata dadu bilangan prima A = {3} dan n(A) = 1 ; B = {2, 3, 5}dan n(B) = 3 dan

    P (A) =n(A)

    n(S)=

    1

    6

    danP (B) =

    n(B)

    n(S)=

    3

    6=

    1

    2

    MMS-1403 p.38/204

  • PeluangPeluang Bersyarat dan IndependensiDiketahui A dan B dua peristiwa dari ruang sampel S, danP (B) > 0, maka peluang bersyarat terjadinya A jika diketahui Btelah terjadi, ditulis P (A | B), didefinisikan sebagai

    P (A | B) = P (A B)P (B)

    Dua kejadian A dan B disebut kejadian independen jika

    P (A B) = P (A).P (B)

    MMS-1403 p.39/204

  • PeluangPeluang Bersyarat dan IndependensiContoh (Peluang Bersyarat)Sepasang dadu dilempar bersama jika diketahui jumlah keduamata dadu yang keluar adalah 6, hitunglah peluang bahwa satudiantara dua dadu tersebut adalah mata dadu 2.B = {jumlahan mata dadu adalah 6}

    = {(1, 5), (2, 4), (3, 3), (4, 2), (5, 1)} danA = {mata dadu 2 muncul dari salah satu dadu}

    = {(2, 4), (4, 2)}

    P (A | B) = n(A B)n(B)

    =2

    5

    MMS-1403 p.40/204

  • PeluangPeluang Bersyarat dan IndependensiContoh (Peluang Bersyarat)Peluang suatu penerbangan yang telah terjadwal teraturberangkat tepat waktu adalah P (A) = 0, 83; peluang sampaitepat waktu adalah P (B) = 0, 82; peluang berangkat dansampai tepat waktu adalah P (A B) = 0, 78.

    Peluang bahwa suatu pesawat sampai tepat waktu jika diketahuiberangkat tepat waktu adalah

    P (B | A) = P (A B)P (A)

    =0, 78

    0, 83= 0, 94

    MMS-1403 p.41/204

  • PeluangPeluang Bersyarat dan IndependensiContoh (Peluang Bersyarat)Peluang suatu penerbangan yang telah terjadwal teraturberangkat tepat waktu adalah P (A) = 0, 83; peluang sampaitepat waktu adalah P (B) = 0, 82; peluang berangkat dansampai tepat waktu adalah P (A B) = 0, 78.

    Peluang bahwa suatu pesawat berangkat tepat waktu jikadiketahui sampai tempat waktu adalah

    P (A | B) = P (A B)P (B)

    =0, 78

    0, 82= 0, 95

    MMS-1403 p.42/204

  • PeluangPeluang Bersyarat dan IndependensiContoh (independensi)Suatu kota kecil mempunyai satu unit mobil pemadamkebakaran dan satu ambulans yang bekerja saling independenuntuk keadaan darurat. Peluang mobil kebakaran siap saatdiperlukan adalah 0.98. Peluang ambulans siap waktudiperlukan adalah 0.92. Dalam suatu kejadian kebakarangedung, hitung peluang keduanya siap.Misalkan A dan B menyatakan kejadian mobil pemadamkebakaran dan ambulans siap. Karena A dan B independen,peluang mobil pemadam kebakaran dan ambulans siap :

    P (A B) = P (A).P (B) = 0, 98 0, 92 =, 9016

    MMS-1403 p.43/204

  • PeluangTeorema Bayes

    P (A | B) = P (A B)P (B)

    =P (A).P (B | A)

    P (A).P (B | A) + P (Ac).P (B | Ac)

    Secara umum jika kejadian A1, A2, . . . , Ak saling asing dangabungannya A1 A2 . . . ,Ak = S dan kejadian B = S B,maka

    P (Ai | B) = P (Ai).P (B | Ai)ki=1 P (Ai).P (B | Ai)

    MMS-1403 p.44/204

  • PeluangTeorema BayesContohSebuah pabrik mempunyai 3 mesin A, B dan C yangmemproduksi berturut-turut 60%, 30%, dan 10% dari totalbanyak unit yang diproduksi pabrik. Persentase kerusakanproduk yang dihasilkan dari masing-masing mesin tersebutberturut-turut adalah 2%, 3% dan 4%. Suatu unit dipilih secararandom dan diketahui rusak. Hitung probabilitas bahwa unittersebut berasal dari mesin C.Misal kejadian R adalah unit yang rusak, akan dihitungP (C | R), yaitu probabilitas bahwa suatu unit diproduksi olehmesin C dengan diketahui unit tersebut rusak.

    MMS-1403 p.45/204

  • PeluangTeorema BayesContoh (lanjutan)Dengan teorema Bayes, kejadian P (A), P (B) dan P (C) adalahpeluang (persentase produksi) dari masing-masing mesin;P (R | A), P (R | B) dan P (R | C) adalah peluang (persentasekerusakan) dari masing-masing mesin.

    P (C | R) = P (C).P (R | C)P (A).P (R | A) + P (B).P (R | B) + P (C).P (R | C)

    =(0, 1)(0, 04)

    (0, 6)(0, 02) + (0, 3)(0, 03) + (0, 1)(0, 04)=

    4

    25

    MMS-1403 p.46/204

  • Variabel RandomVariabel random adalah suatu cara memberi harga angkakepada setiap elemen ruang sampel, atau suatu fungsi bernilaireal yang harganya ditentukan oleh setiap elemen dalam ruangsampel

    ContohEksperimen (proses random) melemparkan uang logam tigakali, S = {BBB, BBM, BMB, MBB, BMM, MBM, MMB, MMM}.Didefinisikan variabel random X : banyak M (muka) munculdalam pelemparan uang logam tiga kali.

    MMS-1403 p.47/204

  • Variabel RandomContoh (variabel random)

    S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    3

    MMS-1403 p.48/204

  • Variabel RandomContoh (variabel random)

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    3

    MMS-1403 p.49/204

  • Variabel RandomContoh (variabel random)

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    3

    MMS-1403 p.50/204

  • Variabel RandomContoh (variabel random)

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    3

    MMS-1403 p.51/204

  • Variabel RandomContoh (variabel random)

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    3

    MMS-1403 p.52/204

  • Variabel RandomContoh (variabel random)

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    3

    MMS-1403 p.53/204

  • Variabel RandomVariabel random diskret: Suatu variabel random yang hanya

    dapat menjalani harga-harga yang berbeda yangberhingga banyaknya (sama banyaknya dengan bilanganbulat)

    Variabel random kontinu: Suatu variabel random yang dapatmenjalani setiap harga dalam suatu interval (tak berhinggabanyaknya)

    Distribusi Peluang: Model matematik yang menghubungkansemua nilai variabel random dengan peluang terjadinyanilai tersebut dalam ruang sampel. Distribusi peluangdapat direpresentasikan dalam bentuk fungsi, tabel, ataugrafik. Distribusi peluang dapat dianggap sebagaifrekuensi relatif jangka panjang.

    MMS-1403 p.54/204

  • Peluang dan Variabel RandomDistribusi Peluang DiskretFungsi f(x) disebut sebagai fungsi peluang dari variabelrandom diskret X, jika untuk setiap harga x yang mungkin :

    1. f(x) 02.

    x f(x) = 1

    Peluang untuk nilai x tertentu:

    P (X = x) = f(x)

    Distribusi kumulatif F (x)

    F (x) = P (X x) =tx

    f(t)

    MMS-1403 p.55/204

  • Peluang dan Variabel RandomDistribusi Peluang DiskretDistribusi peluang X dalam bentuk tabel:Harga X P (X = x) = f(x)

    x1 P1

    x2 P2

    . . . . . .

    xk Pk

    MMS-1403 p.56/204

  • Variabel RandomDistribusi Peluang DiskretContohDistribusi banyaknya sisi muka yang muncul dalam pelemparanmata uang logam tiga kali.Harga X P (X = x) = f(x)

    0 1/8

    1 3/8

    2 3/8

    3 1/8P (x) = 1

    MMS-1403 p.57/204

  • Variabel RandomDistribusi Peluang Kontinu (Fungsi Densitas)Distribusi peluang untuk variabel random kontinu.Fungsi f(x) disebut sebagai fungsi densitas peluang darivariabel random kontinu X, jika untuk setiap harga x yangmungkin :

    1. f(x) 02. f(x)dx = 1

    Nilai peluang untuk interval tertentu

    P (a X b) = b

    af(x)dx

    Distribusi kumulatif F(x)

    F (x) = P (X x) = x

    f(u)du

    MMS-1403 p.58/204

  • Variabel RandomDistribusi Peluang Kontinu (Fungsi Densitas)ContohFungsi densitas suatu variabel random X

    f(x) =

    {x2 untuk 0 < x < 20 untuk x yang lain

    MMS-1403 p.59/204

  • Variabel RandomHarga harapan, Variansi dan sifat-sifatnyaHarga Harapan (Ekspektasi, Expected Value)

    E(X) =

    x xf(x) bila X diskret

    xf(x)dx bila X kontinu

    E(X) sering ditulis sebagai X atau

    Variansi (Variance)

    Var(X) = E(X )2= E(X2) 2

    MMS-1403 p.60/204

  • Variabel RandomHarga harapan, Variansi dan sifat-sifatnyaSifat-sifat Harga Harapan

    E(aX + b) = aE(X) + b, a, b konstanE [g(X) + h(X)] = E [g(X)] + E [h(X)]

    Sifat-sifat VariansiVar(aX + b) = a2Var(X), a, b konstan

    Deviasi standar (akar dari variansi):X =

    Var(X)

    MMS-1403 p.61/204

  • Variabel RandomDua Variabel Random

    Ada dua variabel random yang diamati bersamaan dalam suatueksperimen.

    Contoh:Sebuah mata uang logam dilemparkan tiga kali.X: banyaknya M muncul dalam dua lemparan pertamaY : banyaknya M muncul dalam lemparan ketiga

    Distribusi peluang untuk dua variabel random disebut sebagaidistribusi peluang bersama

    MMS-1403 p.62/204

  • Peluang dan Variabel RandomContohDistribusi peluang variabel random X :

    x P (X = x)

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    X : banyaknya M muncul dalam dua lemparan pertama

    MMS-1403 p.63/204

  • Peluang dan Variabel RandomContohDistribusi peluang variabel random X :

    x P (X = x)

    012

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    X : banyaknya M muncul dalam dua lemparan pertama

    MMS-1403 p.64/204

  • Peluang dan Variabel RandomContohDistribusi peluang variabel random X :

    x P (X = x)

    012

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    X : banyaknya M muncul dalam dua lemparan pertama

    MMS-1403 p.65/204

  • Peluang dan Variabel RandomContohDistribusi peluang variabel random X :

    x P (X = x)

    0 1/41 1/22 1/4

    S RX : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    2

    X : banyaknya M muncul dalam dua lemparan pertama

    MMS-1403 p.66/204

  • Peluang dan Variabel RandomContohDistribusi peluang variabel random Y :

    y

    P (Y = y)

    S RY : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    Y : banyaknya M muncul dalam lemparan ketiga

    MMS-1403 p.67/204

  • Peluang dan Variabel RandomContohDistribusi peluang variabel random Y :

    y

    0 1P (Y = y)

    S RY : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    Y : banyaknya M muncul dalam lemparan ketiga

    MMS-1403 p.68/204

  • Peluang dan Variabel RandomContohDistribusi peluang variabel random Y :

    y

    0 1P (Y = y) 1/2 1/2

    S RY : S R

    BBBBBMBMBMBBBMMMBMMMBMMM

    0

    1

    Y : banyaknya M muncul dalam lemparan ketiga

    MMS-1403 p.69/204

  • Peluang dan Variabel RandomContoh (dua variabel random)Distribusi peluang bersama X dan Y , P (X = x, Y = y)::

    x y P (X = x)

    0 10 1/41 1/22 1/4

    P (Y = y) 1/2 1/2 1

    MMS-1403 p.70/204

  • Peluang dan Variabel RandomContoh (dua variabel random)Distribusi peluang bersama X dan Y , P (X = x, Y = y):

    x y P (X = x)

    0 10 {BBB} {BBM} 1/41 {BMB, MBB} {BMM, MBM} 1/22 {MMB} {MMM} 1/4

    P (Y = y) 1/2 1/2 1

    MMS-1403 p.71/204

  • Peluang dan Variabel RandomContoh (dua variabel random)Distribusi peluang bersama X dan Y , P (X = x, Y = y):

    x y P (X = x)

    0 10 1/8 1/8 1/41 2/8 2/8 1/22 1/8 1/8 1/4

    P (Y = y) 1/2 1/2 1

    MMS-1403 p.72/204

  • Peluang dan Variabel RandomContoh (dua variabel random)Distribusi peluang bersama X dan Y , P (X = x, Y = y):

    x y P (X = x)

    0 10 1/8 1/8 1/41 2/8 2/8 1/22 1/8 1/8 1/4

    P (Y = y) 1/2 1/2 1

    Jika P (X = x, Y = y) = P (X = x).P (Y = y) untuk setiap nilaidari X dan Y maka dua variabel random tersebut dikatakanindependen

    MMS-1403 p.73/204

  • Variabel RandomKovariansiUkuran numerik untuk variansi bersama dua variabel random

    Kov(X, Y ) = E [(X X)(Y Y )]= E(XY ) XY

    KorelasiKovariansi dibagi dengan standar deviasi X dan standar deviasiY

    Kor(X, Y ) =Kov(X, Y )

    X .Y

    MMS-1403 p.74/204

  • Variabel RandomHarga harapan untuk penjumlahan dan pengurangan duavariabel random,

    E(X + Y ) = E(X) + E(Y )

    E(X Y ) = E(X) E(Y )

    Variansi untuk penjumlahan dan pengurangan dua variabelrandom,

    Var(X + Y ) = Var(X) + Var(Y ) + 2Kov(X, Y )

    Var(X Y ) = Var(X) + Var(Y ) 2Kov(X, Y )

    MMS-1403 p.75/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretEksperimen BernoulliEksperimen dengan hanya dua hasil yang mungkinContoh

    melempar mata uang logam satu kaliMengamati telur ayam, apakah anak ayam itu jantan ataubetinaMengamati kedelai yang ditanam, tumbuh atau tidakReaksi obat pada tikus, positif atau negatif

    MMS-1403 p.76/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretSifat-sifat Eksperimen Bernoulli

    tiap usaha (trial) menghasilkan satu dari dua hasil yangmungkin, dinamakan sukses (S) dan gagal (G);peluang sukses, P (S) = p dan peluang gagalP (G) = 1 p, atau P (G) = q;usaha-usaha tersebut independen

    MMS-1403 p.77/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretDistribusi Bernoulli

    P (X = x; p) = px(1 p)1x,dengan x = 0, 1 (gagal, sukses) dan p adalah peluangmendapatkan hasil sukses.

    MMS-1403 p.78/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretDistribusi BinomialEksperimen Bernoulli dengan n usaha dan X : banyaknyasukses dalam n usaha tersebut.

    P (X = x;n, p) =

    (n

    x

    )px(1 p)nx, x = 0, 1, 2, . . . , n

    Mean dan variansiE(X) = np; Var(X) = np(1 p)

    MMS-1403 p.79/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuBinomial dengan n = 6, p = 0, 5

    0 1 2 3 4 5 6

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    5

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    5

    0

    .

    2

    0

    0

    .

    2

    5

    0

    .

    3

    0

    MMS-1403 p.80/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuBinomial dengan n = 6, p = 0, 2

    0 1 2 3 4 5 6

    0

    .

    0

    0

    .

    1

    0

    .

    2

    0

    .

    3

    MMS-1403 p.81/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuBinomial dengan n = 6, p = 0, 8

    0 1 2 3 4 5 6

    0

    .

    0

    0

    .

    1

    0

    .

    2

    0

    .

    3

    MMS-1403 p.82/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretContoh (Distribusi Binomial)Suatu uang logam yang baik (seimbang) dilempar 4 kali. X adalahbanyaknya muka muncul dalam 4 kali pelemparan tersebut.Pelemparan dipandang sebagai usaha, dan sukses adalah mukamuncul. X merupakan variabel random binomial dengan n = 4 danp = 1/2 dengan distribusi peluang:

    P (X = x; 4,1

    2) =

    (4

    x

    )(1

    2

    )x(1 1

    2)4x, x = 0, 1, 2, 3, 4

    MMS-1403 p.83/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretContoh (Distribusi Binomial)Suatu uang logam yang baik (seimbang) dilempar 4 kali. X adalahbanyaknya muka muncul dalam 4 kali pelemparan tersebut.Pelemparan dipandang sebagai usaha, dan sukses adalah mukamuncul. X merupakan variabel random binomial dengan n = 4 danp = 1/2 dengan distribusi peluang:

    P (X = x; 4,1

    2) =

    (4

    x

    )(1

    2

    )x(1 1

    2)4x, x = 0, 1, 2, 3, 4

    Peluang muka muncul dua kali, X = 2

    P (X = 2; 4,1

    2) =

    (4

    2

    )(1

    2

    )2(1 1

    2)42

    =3

    8

    MMS-1403 p.83/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretContoh (Distribusi Binomial)Suatu uang logam yang baik (seimbang) dilempar 4 kali. X adalahbanyaknya muka muncul dalam 4 kali pelemparan tersebut.Pelemparan dipandang sebagai usaha, dan sukses adalah mukamuncul. X merupakan variabel random binomial dengan n = 4 danp = 1/2 dengan distribusi peluang:

    P (X = x; 4,1

    2) =

    (4

    x

    )(1

    2

    )x(1 1

    2)4x, x = 0, 1, 2, 3, 4

    Peluang muka muncul paling tidak dua kali, X 2

    P (X 2; 4, 12) = P (X = 2) + P (X = 3) + P (X = 4)

    =11

    16

    MMS-1403 p.83/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretDistribusi Hipergeometrik

    Eksperimen hipergeometrik:Dalam populasi berukuran N sebanyak k dinamakansukses sedangkan sisanya N k dinamakan gagalsampel berukuran n diambil dari N bendaCara pengambilan sampel tanpa pengembalian

    MMS-1403 p.84/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretDistribusi Hipergeometrik

    Distribusi peluang:

    P (X = x;N, n, k) =

    (kx

    )(Nknx)

    (Nn

    ) , x = 0, 1, 2, . . . , min(n, k)

    Mean dan VariansiE(X) = n kN ; Var(X) = n

    kn

    NkN

    NnN1

    MMS-1403 p.85/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretContoh (Distribusi Hipergeometrik)Suatu kotak berisi 40 suku cadang dengan 3 rusak. Sampel berukuran5 diambil sekaligus dari kotak. Pengambilan sampel ini adalah suatueksperimen hipergeometrik dengan X adalah banyaknya suku cadangrusak, N = 40, n = 5 dan k = 3 dengan distribusi peluang:

    P (X = x; 40, 5, 3) =

    (3

    x

    )(37

    5x

    )(40

    5

    ) , x = 0, 1, 2, 3

    MMS-1403 p.86/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretContoh (Distribusi Hipergeometrik)Suatu kotak berisi 40 suku cadang dengan 3 rusak. Sampel berukuran5 diambil sekaligus dari kotak. Pengambilan sampel ini adalah suatueksperimen hipergeometrik dengan X adalah banyaknya suku cadangrusak, N = 40, n = 5 dan k = 3 dengan distribusi peluang:

    P (X = x; 40, 5, 3) =

    (3

    x

    )(37

    5x

    )(40

    5

    ) , x = 0, 1, 2, 3Peluang ditemukan satu suku cadang rusak dalam pengambilansampel tersebut

    P (X = 1; 40, 5, 3) =

    (3

    1

    )(37

    4

    )(40

    5

    ) = 0, 3011

    MMS-1403 p.86/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretContoh (Distribusi Hipergeometrik)Suatu kotak berisi 40 suku cadang dengan 3 rusak. Sampel berukuran5 diambil sekaligus dari kotak. Pengambilan sampel ini adalah suatueksperimen hipergeometrik dengan X adalah banyaknya suku cadangrusak, N = 40, n = 5 dan k = 3 dengan distribusi peluang:

    P (X = x; 40, 5, 3) =

    (3

    x

    )(37

    5x

    )(40

    5

    ) , x = 0, 1, 2, 3Peluang ditemukan paling tidak satu suku cadang rusak dalampengambilan sampel tersebut

    P (X 1; 40, 5, 3) = P (X = 1) + P (X = 2) + P (X = 3)= 0, 301 + 0, 0354 + 0, 0010

    = 0, 3376

    MMS-1403 p.86/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretDistribusi Poisson

    Sifat-sifat eksperimen Poisson:banyaknya sukses terjadi dalam suatu selang waktu ataudaerah tertentu tidak terpengaruh (bebas) dari apa yangterjadi pada interval waktu atau daerah yang lain,peluang terjadinya sukses dalam interval waktu yangsingkat atau daerah yang sempit sebanding denganpanjang interval waktu, atau luas daerah dan tidaktergantung pada banyaknya sukses yang terjadi di luarinterval waktu atau daerah tersebut,peluang terjadinya lebih dari satu sukses dalam intervalwaktu yang singkat atau daerah yang sempit tersebutdapat diabaikan.

    MMS-1403 p.87/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretDistribusi Poisson

    X adalah banyaknya sukses dalam eksperimen Poisson, yangmempunyai distribusi probabilitas

    P (X = x;) =ex

    x!, x = 0, 1, 2, . . .

    Mean dan VariansiE(X) = ; Var(X) =

    MMS-1403 p.88/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuPoisson dengan = 2

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    5

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    5

    0

    .

    2

    0

    0

    .

    2

    5

    MMS-1403 p.89/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuPoisson dengan = 5

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 13 15

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    5

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    5

    MMS-1403 p.90/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuPoisson dengan = 8

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    2

    0

    .

    0

    4

    0

    .

    0

    6

    0

    .

    0

    8

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    2

    MMS-1403 p.91/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretContoh (Distribusi Poisson)Rata-rata banyaknya partikel radioaktif yang melewati suatucounter selama 1 milidetik dalam suatu percobaan dilaboratorium adalah 4. Peluang 6 partikel melewati counterdalam suatu milidetik tertentu adalah

    P (X = 6; = 4) =e44x

    6!= 0, 1042

    MMS-1403 p.92/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretPendekatan Binomial untuk Hipergeometrik

    X Hipergeometrik(N, n, k)Bila n cukup kecil (n/N < 5%)

    Hipergeometrik(N, n, k) Binomial(N, p), dengan p = kN

    MMS-1403 p.93/204

  • Distribusi Variabel Random DiskretPendekatan Binomial untuk Hipergeometrik

    Hipergeometrik(N = 10000, n = 3, k = 40000)

    0 1 2 3

    0

    .

    0

    0

    .

    1

    0

    .

    2

    0

    .

    3

    0

    .

    4

    0

    .

    5

    0

    .

    6

    Binomial(n = 3, p = 40000/10000)

    0 1 2 30

    .

    0

    0

    .

    1

    0

    .

    2

    0

    .

    3

    0

    .

    4

    0

    .

    5

    0

    .

    6

    MMS-1403 p.94/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuPendekatan Poisson untuk Binomial

    X Binomial(n, p)Bila n besar dan n kecil,

    Binomial(n, p) Poisson(), dengan = np

    MMS-1403 p.95/204

  • Distribusi Variabel Random Diskret dan KontinuPendekatan Poisson untuk Binomial

    Binomial(N = 2000, p = 0, 002)

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    5

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    5

    0

    .

    2

    0

    0

    .

    2

    5

    Poisson( = np = 4)

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    5

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    5

    0

    .

    2

    0

    0

    .

    2

    5

    MMS-1403 p.96/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuDistribusi Normal

    Distribusi Normal dengan mean E(X) = dan variansiVar(X) = 2 mempunyai fungsi peluang,

    f(x;, 2) =1

    2pi2e

    (x)2

    22 , < x <

    dan < < , 2 > 0

    MMS-1403 p.97/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuDistribusi Normal

    Distribusi Normal dengan mean E(X) = dan variansiVar(X) = 2 (ditulis N(, 2)) mempunyai fungsi peluang,

    f(x;, 2) =1

    2pi2e

    (x)2

    22 , < x <

    dengan < < , 2 > 0, pi = 3, 141593 . . . dane = 2, 718282 . . .

    Distribusi Normal standar: distribusi Normal dengan mean 0 danvariansi 1, ditulis N(0, 1)

    MMS-1403 p.98/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - Sumbu x : < x <

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - Sumbu x : < x < Fungsi peluang (sumbu y):

    f(x;, 2) =1

    2pi2e

    (x)2

    22 , < x <

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - Sifat-sifat:

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - Sifat-sifat:

    simetris terhadap sumbu vertikal melalui ,

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - - Sifat-sifat:

    simetris terhadap sumbu vertikal melalui ,memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis,

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - Sifat-sifat:

    simetris terhadap sumbu vertikal melalui ,memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis,harga modus (maksimum) terletak pada x = ,

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - + Sifat-sifat:

    simetris terhadap sumbu vertikal melalui ,memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis,harga modus (maksimum) terletak pada x = ,mempunyai titik belok pada x = ,

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuKurva Normal

    - Sifat-sifat:

    simetris terhadap sumbu vertikal melalui ,memotong sumbu mendatar (sumbu x) secara asimtotis,harga modus (maksimum) terletak pada x = ,mempunyai titik belok pada x = ,luas kurva Normal sama dengan 1.

    MMS-1403 p.99/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    b

    L

    Luasan kurva di bawah kurva normal sampai batas b:

    L =

    b

    12pi2

    e(x)2

    22 dx

    MMS-1403 p.100/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    b

    L

    Dapat dihitung menggunakan tabel Normal Standar denganterlebih dahulu mentransformasikan skala X N(, 2) keZ N(0, 1),

    Z =X

    MMS-1403 p.100/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    Xb

    L

    z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09-3,4-3,3. . .

    0,0. . .

    3,33,4

    MMS-1403 p.100/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    x = 76

    L

    Contoh 1:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122)

    Hitunglah luas kurva Normal mulai ekor paling kiri () sampai 76

    MMS-1403 p.101/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    Z = 1, 33

    L

    Contoh 1:transformasi dari X ke Z,

    Z =X

    =76 60

    12= 1, 33

    MMS-1403 p.101/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    Z = 1, 33

    L

    Contoh 1:z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

    . . .

    0,0. . .

    1,3

    MMS-1403 p.101/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    Z = 1, 33

    L = 0, 9082

    Contoh 1:z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

    . . .

    0,0. . .

    1,3 0,9082

    MMS-1403 p.101/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    7660

    L

    Contoh 2:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122)

    Hitunglah luas kurva Normal antara 60 sampai 76

    MMS-1403 p.102/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    1, 330

    L

    Contoh 2:transformasi dari X = 60 ke Z,

    Z =X

    =60 60

    12= 0

    transformasi dari X = 76 ke Z,

    Z =X

    =76 60

    12= 1, 33

    MMS-1403 p.102/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    1, 330

    L2 = 0, 9082

    Contoh 2:

    L = L2 L1= 0, 9082 L1

    MMS-1403 p.102/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    1, 330

    L1 = 0, 5

    Contoh 2:

    L = L2 L1= 0, 9082 0, 5

    MMS-1403 p.102/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    L

    1, 330

    Contoh 2:

    L = L2 L1= 0, 9082 0, 5= 0, 4082

    MMS-1403 p.102/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    68 84

    L

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    68 84

    L

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.L = P (68 X 84)

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    0, 67 2, 00

    L

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.L = P (68 X 84)

    = P (0, 67 Z 2, 00)

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    0, 67 2, 00

    L1

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.L = P (68 X 84)

    = P (0, 67 Z 2, 00)= P ( < Z 2, 00) P ( < Z 0, 67)

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    0, 67 2, 00

    L1

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.L = P (68 X 84)

    = P (0, 67 Z 2, 00)= 0, 9772 P ( < Z 0, 67)

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    0, 67 2, 00

    L2

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.L = P (68 X 84)

    = P (0, 67 Z 2, 00)= 0, 9772 P ( < Z 0, 67)

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    0, 67 2, 00

    L2

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.L = P (68 X 84)

    = P (0, 67 Z 2, 00)= 0, 9772 0, 7486

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    0, 67 2, 00

    L

    Contoh 3:Distribusi Normal dengan mean = 60 dan deviasi standar = 12,N(60, 122). Hitunglah luas kurva Normal antara 68 sampai 84.L = P (68 X 84)

    = P (0, 67 Z 2, 00)= 0, 2286

    MMS-1403 p.103/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    1, 5

    Contoh 4:Diketahui N(0, 1), hitunglah P (Z 1, 5).

    MMS-1403 p.104/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    1, 5

    Contoh 4:Diketahui N(0, 1), hitunglah P (Z 1, 5).P (Z 1, 5) = 1 P ( Z 1, 5)

    MMS-1403 p.104/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    1, 5

    Contoh 4:Diketahui N(0, 1), hitunglah P (Z 1, 5).P (Z 1, 5) = 1 P ( Z 1, 5)

    MMS-1403 p.104/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    1, 5

    Contoh 4:Diketahui N(0, 1), hitunglah P (Z 1, 5).P (Z 1, 5) = 1 P ( Z 1, 5)

    = 1 0, 9332= 0, 0668

    MMS-1403 p.104/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    +

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    + + 2 2

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    + + 2 2 + 3 3

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    + + 2 2 + 3 3

    68%

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    + + 2 2 + 3 3

    95%

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuLuasan di bawah Kurva Normal

    3 2 1 0 1 2 3

    X N(, 2)

    Z N(0, 1)

    + + 2 2 + 3 3

    99%

    MMS-1403 p.105/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuContoh 5 (Distribusi Normal)Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secaranasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dandeviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yangakan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yangditerima?

    MMS-1403 p.106/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuContoh 5 (Distribusi Normal)Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secaranasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dandeviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yangakan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yangditerima?

    0,325

    MMS-1403 p.106/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuContoh 5 (Distribusi Normal)Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secaranasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dandeviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yangakan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yangditerima?

    0,325

    X =?X N(45, 132)

    X =?

    MMS-1403 p.106/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuContoh 5 (Distribusi Normal)Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secaranasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dandeviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yangakan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yangditerima?

    0,325

    X =?X N(45, 132)

    Z N(0, 1)

    MMS-1403 p.106/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuContoh 5 (Distribusi Normal)Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secaranasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dandeviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yangakan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yangditerima?

    0,325

    X =?X N(45, 132)

    Z N(0, 1)Z = 0, 45

    MMS-1403 p.106/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuContoh 5 (Distribusi Normal)Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secaranasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dandeviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yangakan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yangditerima?

    0,325

    X N(45, 132)

    Z N(0, 1)Z = 0, 45

    X = 13 0, 45 + 45

    MMS-1403 p.106/204

  • Distribusi Variabel Random KontinuContoh 5 (Distribusi Normal)Nilai-nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru secaranasional dianggap berdistribusi Normal dengan mean 45 dandeviasi standar 13. Jika hanya 32,5% calon mahasiswa yangakan diterima, berapakah nilai terendah calon mahasiswa yangditerima?

    0,325

    X N(45, 132)

    Z N(0, 1)Z = 0, 45

    50, 85

    MMS-1403 p.106/204

  • Pendekatan Normal untuk BinomialTeoremaBila X adalah variabel random binomial dengan mean = npdan variansi 2 = npq, maka untuk n besar

    Z =X np

    npq

    merupakan variabel random normal standar.

    MMS-1403 p.107/204

  • Pendekatan Normal untuk BinomialBinomial(n = 10, p = 0, 5) Normal

    0 2 4 6 8 10

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    5

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    5

    0

    .

    2

    0

    0

    .

    2

    5

    MMS-1403 p.108/204

  • Pendekatan Normal untuk BinomialBinomial(n = 10, p = 0, 5) Normal

    0 2 4 6 8 10

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    5

    0

    .

    1

    0

    0

    .

    1

    5

    0

    .

    2

    0

    0

    .

    2

    5

    MMS-1403 p.109/204

  • Pendekatan Normal untuk BinomialBinomial(n = 100, p = 0, 5) Normal

    30 40 50 60 70

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    2

    0

    .

    0

    4

    0

    .

    0

    6

    0

    .

    0

    8

    MMS-1403 p.110/204

  • Pendekatan Normal untuk BinomialBinomial(n = 100, p = 0, 5) Normal

    30 40 50 60 70

    0

    .

    0

    0

    0

    .

    0

    2

    0

    .

    0

    4

    0

    .

    0

    6

    0

    .

    0

    8

    MMS-1403 p.111/204

  • Distribusi Sampling StatistikPopulasi: himpunan keseluruhan obyek yang diamati.Sampel: himpunan bagian dari populasi.Sampel Random: sampel yang diperoleh dengan cara

    pengambilan sampel sedemikian sehingga setiap elemenpopulasi mempunyai kemungkinan yang sama untukterambil.

    Unit: Anggota (elemen) populasiKerangka sampel: Daftar anggota populasi (unit)Variabel: Karakteristik dari unit yang ingin diamatiParameter: suatu harga (numerik) yang dihitung dari populasi,

    memberi deskripsi/karakteristik pada populasi.Statistik: suatu harga (numerik) yang dihitung dari sampel.Distribusi sampling statistik: distribusi peluang suatu statistik.

    MMS-1403 p.112/204

  • Distribusi Sampling Statistik

    PopulasiX1, X2, . . . , XN

    2

    MMS-1403 p.113/204

  • Distribusi Sampling Statistik

    PopulasiX1, X2, . . . , XN

    2

    Sampel 1X1, X2, . . . , Xn

    X1 S21

    MMS-1403 p.113/204

  • Distribusi Sampling Statistik

    PopulasiX1, X2, . . . , XN

    2

    Sampel 1X1, X2, . . . , Xn

    X1 S21

    Sampel 2X1, X2, . . . , Xn

    X2 S22

    MMS-1403 p.113/204

  • Distribusi Sampling Statistik

    PopulasiX1, X2, . . . , XN

    2

    Sampel 1X1, X2, . . . , Xn

    X1 S21

    Sampel 2X1, X2, . . . , Xn

    X2 S22

    .......

    MMS-1403 p.113/204

  • Distribusi Sampling Statistik

    PopulasiX1, X2, . . . , XN

    2

    Sampel 1X1, X2, . . . , Xn

    X1 S21

    Sampel 2X1, X2, . . . , Xn

    X2 S22

    .......

    Sampel MX1, X2, . . . , Xn

    XM S2M

    MMS-1403 p.113/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3

    Distribusi peluang

    x P (X = x)

    2 1/33 1/34 1/3

    E(X) = (2 + 3 + 4) 13

    = 3

    Var(X) = (22 + 32 + 42) 13 32=2/3

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampel 4{3, 2}, n = 2

    X4 = 2, 5

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampel 4{3, 2}, n = 2

    X4 = 2, 5

    Sampel 5{3, 3}, n = 2

    X5 = 3

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampel 4{3, 2}, n = 2

    X4 = 2, 5

    Sampel 5{3, 3}, n = 2

    X5 = 3

    Sampel 6{3, 4}, n = 2

    X6 = 3, 5

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampel 4{3, 2}, n = 2

    X4 = 2, 5

    Sampel 5{3, 3}, n = 2

    X5 = 3

    Sampel 6{3, 4}, n = 2

    X6 = 3, 5

    Sampel 7{4, 2}, n = 2

    X7 = 3

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampel 4{3, 2}, n = 2

    X4 = 2, 5

    Sampel 5{3, 3}, n = 2

    X5 = 3

    Sampel 6{3, 4}, n = 2

    X6 = 3, 5

    Sampel 7{4, 2}, n = 2

    X7 = 3

    Sampel 8{4, 3}, n = 2

    X8 = 3, 5

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampel 4{3, 2}, n = 2

    X4 = 2, 5

    Sampel 5{3, 3}, n = 2

    X5 = 3

    Sampel 6{3, 4}, n = 2

    X6 = 3, 5

    Sampel 7{4, 2}, n = 2

    X7 = 3

    Sampel 8{4, 3}, n = 2

    X8 = 3, 5

    Sampel 9{4, 4}, n = 2

    X9 = 4

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 2}, n = 2

    X1 = 2

    Sampel 2{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 3{2, 4}, n = 2

    X3 = 3

    Sampel 4{3, 2}, n = 2

    X4 = 2, 5

    Sampel 5{3, 3}, n = 2

    X5 = 3

    Sampel 6{3, 4}, n = 2

    X6 = 3, 5

    Sampel 7{4, 2}, n = 2

    X7 = 3

    Sampel 8{4, 3}, n = 2

    X8 = 3, 5

    Sampel 9{4, 4}, n = 2

    X9 = 4

    Sampling dengan pengembalian M = Nn = 32 = 9

    MMS-1403 p.114/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    x P (X = x)

    2,0 1/92,5 2/93,0 3/93,5 2/94,0 1/9

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.115/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    x P (X = x)

    2,0 1/92,5 2/93,0 3/93,5 2/94,0 1/9

    X = E(X) = 2(19) + 2, 5( 2

    9) + 3( 3

    9) + 3, 5( 2

    9) + 4( 1

    9) = 3

    2X

    = Var(X) = 22( 19) + 2, 52( 2

    9) + 32( 3

    9) + 3, 52( 2

    9) + 42( 1

    9) 32 = 1/3

    Sampling dengan pengembalian

    MMS-1403 p.115/204

  • Distribusi Sampling StatistikSampling dengan pengembalianUntuk sampel berukuran n dari populasi berukuran N denganmean dan variansi 2, mean dan variansi dari statistik X:

    X = E(X) =

    2X = Var(X) =2

    n

    MMS-1403 p.116/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampling tanpa pengembalian

    MMS-1403 p.117/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampling tanpa pengembalian

    MMS-1403 p.117/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 2{2, 4}, n = 2

    X2 = 3

    Sampling tanpa pengembalian

    MMS-1403 p.117/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 2{2, 4}, n = 2

    X2 = 3

    Sampel 3{3, 4}, n = 2

    X3 = 3, 5

    Sampling tanpa pengembalian

    MMS-1403 p.117/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    Sampel 1{2, 3}, n = 2

    X2 = 2, 5

    Sampel 2{2, 4}, n = 2

    X2 = 3

    Sampel 3{3, 4}, n = 2

    X3 = 3, 5

    Sampling tanpa pengembalian M = (Nn) = (32) = 3MMS-1403 p.117/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    x P (X = x)

    2,5 1/33,0 1/33,5 1/3

    Sampling tanpa pengembalian

    MMS-1403 p.118/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh:

    Populasi{2, 4, 3}, N = 3 = 3, 2 = 2/3

    x P (X = x)

    2,5 1/33,0 1/33,5 1/3

    X = E(X) =) + 2, 5(13) + 3( 1

    3) + 3, 5( 1

    3) = 3

    X = Var(X) =) + 2, 52( 1

    3) + 32( 1

    3) + 3, 52( 1

    3) 32 = 1/6

    Sampling tanpa pengembalian

    MMS-1403 p.118/204

  • Distribusi Sampling StatistikSampling tanpa pengembalianUntuk sampel berukuran n dari populasi berukuran N denganmean dan variansi 2, mean dan variansi dari statistik X:

    X = E(X) =

    2X = Var(X) =2

    n

    N nN 1

    MMS-1403 p.119/204

  • Distribusi Sampling StatistikSifat-sifat Distribusi Sampling untuk MeanSifat 1: Apabila sampel-sampel random dengan n elemen

    masing-masing diambil dari suatu populasi yangmempunyai mean dan variansi 2 , maka distribusisampling mean akan mempunyai mean X = danvariansi 2

    X= 2/n.

    Sifat 2: Apabila populasi (dalam sifat 1) berdistribusi Normal,maka distribusi sampling untuk mean juga berdistribusiNormal.

    MMS-1403 p.120/204

  • Distribusi Sampling StatistikSifat-sifat Distribusi Sampling untuk MeanSifat 3 (Teorema Limit Pusat): Apabila sampel-sampel random

    diambil dari suatu populasi yang berdistribusi sembarang,yang mempunyai mean dan variansi 2, maka untuk nbesar, distribusi sampling untuk mean dapat dianggapmendekati Normal dengan X = dan variansi2

    X= 2/n, sehingga

    Z =X /

    n

    mendekati Normal Standar.

    MMS-1403 p.121/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 1:Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatuvarietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar diseluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut.

    MMS-1403 p.122/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 1:Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatuvarietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar diseluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut.

    Populasi untuk masalah ini adalah hasil padi jenis tersebut yangdiperoleh dari seluruh tanah pertanian di Indonesia.

    MMS-1403 p.122/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 1:Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatuvarietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar diseluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut.

    Sampel untuk masalah ini adalah hasil padi yang diperoleh dari 5tanah pertanian yang terpilih. Sampel ini akan merupakan sampelrandom jika, setiap tanah pertanian di Indonesia mempunyai peluangyang sama untuk terpilih ; dan pemilihan satu tanah pertanian tidakmempengaruhi atau dipengaruhi pemilihan tanah yang lain.

    MMS-1403 p.122/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 1:Seorang peneliti di bidang pertanian akan meneliti hasil dari suatuvarietas padi di Indonesia. Akan diteliti 5 tanah pertanian tersebar diseluruh Indonesia yang dapat ditanami padi tersebut.

    Sampel untuk masalah ini adalah hasil padi yang diperoleh dari 5tanah pertanian yang terpilih. Sampel ini akan merupakan sampelrandom jika, setiap tanah pertanian di Indonesia mempunyai peluangyang sama untuk terpilih ; dan pemilihan satu tanah pertanian tidakmempengaruhi atau dipengaruhi pemilihan tanah yang lain.

    Hal ini dapat dilakukan dengan mendaftar terlebih dahulu semua tanahpertanian di Indonesia dan diberi nomor identitas, kemudian dipilih 5tanah pertanian secara random berdasarkan nomor identitas(misalnya dengan tabel bilangan random).

    MMS-1403 p.122/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 2:Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasidengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa meansampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinyasangat besar relatif terhadap ukuran sampel.

    MMS-1403 p.123/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 2:Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasidengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa meansampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinyasangat besar relatif terhadap ukuran sampel.

    Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean (X) mempunyaimean (E(X), harga harapan): X = = 41, 4 dan variansi (Var(X)):X =

    2/n = 84, 64/40 = 2, 116.

    MMS-1403 p.123/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 2:Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasidengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa meansampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinyasangat besar relatif terhadap ukuran sampel.

    Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean (X) mempunyaimean (E(X), harga harapan): X = = 41, 4 dan variansi (Var(X)):X =

    2/n = 84, 64/40 = 2, 116.

    Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3,

    MMS-1403 p.123/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 2:Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasidengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa meansampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinyasangat besar relatif terhadap ukuran sampel.

    Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean (X) mempunyaimean (E(X), harga harapan): X = = 41, 4 dan variansi (Var(X)):X =

    2/n = 84, 64/40 = 2, 116.

    Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3,

    X N(; 2/n)

    Z N(0, 1)40 45

    MMS-1403 p.123/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 2:Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasidengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa meansampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinyasangat besar relatif terhadap ukuran sampel.

    Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean (X) mempunyaimean (E(X), harga harapan): X = = 41, 4 dan variansi (Var(X)):X =

    2/n = 84, 64/40 = 2, 116.

    Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3,

    X N(41, 4; 2, 116)

    Z N(0, 1)0, 97 2, 48

    40 45

    MMS-1403 p.123/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 2:Suatu sampel random berukuran 40 diambil dari suatu populasidengan mean 41,4 dan variansi 84,64. Hitung peluang bahwa meansampel itu terletak antara 40 dan 45. Anggap ukuran populasinyasangat besar relatif terhadap ukuran sampel.

    Berdasarkan Sifat 1, distribusi sampling untuk mean (X) mempunyaimean (E(X), harga harapan): X = = 41, 4 dan variansi (Var(X)):X =

    2/n = 84, 64/40 = 2, 116.

    Ukuran sampel n = 40 cukup besar untuk berlakunya Sifat 3,

    X N(41, 4; 2, 116)

    Z N(0, 1)0, 97 2, 48

    40 45

    0, 8274

    MMS-1403 p.123/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 3:Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12.

    a. Jika suatu sampel random berukuran 64 diambil, berapa peluangbahwa mean sampel akan terletak antara 80,8 dan 83,2 ?

    MMS-1403 p.124/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 3:Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12.

    a. Jika suatu sampel random berukuran 64 diambil, berapa peluangbahwa mean sampel akan terletak antara 80,8 dan 83,2 ?Karena n = 64 cukup besar, dapat digunakan Teorema limitpusat (sifat 3). Distribusi X akan mendekati normal denganmean X = 82 dan deviasi standar X = 12/

    64 = 1, 5

    P (80, 8 X 83, 2) dapat dihitung melalui Z = X821,5

    P (80, 8 X 83, 2) = P (80, 8 821, 5

    Z 83, 2 821, 5

    )

    = P (0, 8 Z 0, 8)= 0, 5762

    MMS-1403 p.125/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 3:Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12.

    b. Berapa probabilitasnya jika ukuran sampel random 100 ?

    MMS-1403 p.126/204

  • Distribusi Sampling StatistikContoh 3:Diketahui suatu populasi dengan mean 82 dan deviasi standar 12.

    b. Berapa probabilitasnya jika ukuran sampel random 100 ? Untukn = 100, X = 12/

    100 = 1, 2

    P (80, 8 X 83, 2) = P (80, 8 821, 2

    Z 83, 2 821, 2

    )

    = P (1, 0 Z 1, 0)= 0, 6826

    MMS-1403 p.127/204

  • Inferensi StatistikPermasalahan dalam peluang

    MMS-1403 p.128/204

  • Inferensi StatistikPermasalahan dalam peluang

    MMS-1403 p.128/204

  • Inferensi StatistikPermasalahan dalam peluang

    ?

    Berapa peluang mendapatkan satubola hitam dalam satu pengambilan

    MMS-1403 p.128/204

  • Inferensi StatistikPermasalahan dalam inferensi

    MMS-1403 p.129/204

  • Inferensi StatistikPermasalahan dalam inferensi

    MMS-1403 p.129/204

  • Inferensi StatistikPermasalahan dalam inferensi

    ?

    Bagaimana karakteristik populasiberdasarkan sampel

    MMS-1403 p.129/204

  • Inferensi StatistikInferensi statistik: pengambilan kesimpulan tentang parameter

    populasi berdasarkan analisis pada sampelKonsep-konsep inferensi statistik: estimasi titik, estimasi interval

    dan uji hipotesisEstimasi parameter: Menduga nilai parameter populasi

    berdasarkan data/statistik.Estimasi titik: Menduga nilai tunggal parameter populasi.

    Misalnya parameter diduga dengan statistik XEstimasi interval: Menduga nilai parameter populasi dalam

    bentuk interval. Misalnya diduga dengan suatu intervalA B

    MMS-1403 p.130/204

  • EstimasiContoh: estimator titik untuk mean

    rata-rata

    X =1

    n

    ni=1

    Xi

    Medianrata-rata dua harga ekstrim

    Xmin + Xmaks2

    MMS-1403 p.131/204

  • EstimasiContoh: Estimasi IntervalDiketahui variabel random Normal X dengan mean E(X) = dan Var(X) = 1. Maka (X ) akan berdistribusi Normalstandar.

    Z N(0, 1)

    MMS-1403 p.132/204

  • EstimasiContoh: Estimasi IntervalDiketahui variabel random Normal X dengan mean E(X) = dan Var(X) = 1. Maka (X ) akan berdistribusi Normalstandar.

    Z N(0, 1)X + 0, 99X 0, 99

    68%

    Interval Konfidensi (estimasi interval) 68%

    MMS-1403 p.132/204

  • EstimasiContoh: Estimasi IntervalDiketahui variabel random Normal X dengan mean E(X) = dan Var(X) = 1. Maka (X ) akan berdistribusi Normalstandar.

    Z N(0, 1)X + 1, 96X 1, 96

    95%

    Interval Konfidensi (estimasi interval) 95%

    MMS-1403 p.132/204

  • EstimasiContoh: Estimasi IntervalDiketahui variabel random Normal X dengan mean E(X) = dan Var(X) = 1. Maka (X ) akan berdistribusi Normalstandar.

    Z N(0, 1)X + 2, 58X 2, 58

    99%

    Interval Konfidensi (estimasi interval) 99%

    MMS-1403 p.132/204

  • EstimasiIngin diketahui lama waktu (dalam jam) yang digunakan dalamseminggu oleh mahasiswa UGM untuk melakukan kegiatanyang berkaitan dengan internet (surfing, chatting, menulise-mail, dst.)

    MMS-1403 p.133/204

  • EstimasiIngin diketahui lama waktu (dalam jam) yang digunakan dalamseminggu oleh mahasiswa UGM untuk melakukan kegiatanyang berkaitan dengan internet (surfing, chatting, menulise-mail, dst.)

    Parameter apa yang sebaiknya digunakan?Variabel apa yang seharusnya dikumpulkan datanya?

    MMS-1403 p.133/204

  • Uji HipotesisUji hipotesis: suatu proses untuk menentukan apakah dugaan

    tentang nilai parameter/karakteristik populasi didukungkuat oleh data sampel atau tidak

    Hipotesis penelitian: hipotesis tentang pernyataan dari hasilpenelitian yang akan dilakukan

    Hipotesis Statistik: suatu pernyataan tentang parameterpopulasi

    MMS-1403 p.134/204

  • Uji HipotesisHipotesis nol (H0). Hipotesis yang akan diuji oleh suatu

    prosedur statistik, biasanya berupa suatu pernyataan tidakadanya perbedaan atau tidak adanya hubungan.Pernyataan nol dapat diartikan bahwa pernyataan tetangparameter tidak didukung secara kuat oleh data.

    Hipotesis alternatif (H1). Hipotesis yang merupakan lawan dariH0, biasanya berupa pernyataan tentang adanyaperbedaan atau adanya hubungan. H1 digunakan untukmenunjukkan bahwa pernyataan mendapat dukungan kuatdari data.

    Logika Uji Hipotesis. Tidak dapat dibuktikan bahwa suatuhipotesis itu benar, tapi dapat dibuktikan bahwa suatuhipotesis itu salah.

    MMS-1403 p.135/204

  • Uji HipotesisTipe Kesalahan dalam Uji Hipotesis

    Keputusan Uji KenyataanH0 benar H0 salah

    H0 tidak ditolak benar salah (Tipe II)H0 ditolak salah (Tipe I) benar

    MMS-1403 p.136/204

  • Uji HipotesisTipe Kesalahan dalam Uji Hipotesis

    Keputusan Uji KenyataanH0 benar H0 salah

    H0 tidak ditolak benar salah (Tipe II)H0 ditolak salah (Tipe I) benar

    Peluang melakukan kesalahan tipe IP (menolak H0 yang benar) =

    MMS-1403 p.136/204

  • Uji HipotesisTipe Kesalahan dalam Uji Hipotesis

    Keputusan Uji KenyataanH0 benar H0 salah

    H0 tidak ditolak benar salah (Tipe II)H0 ditolak salah (Tipe I) benar

    Peluang melakukan kesalahan tipe IP (menolak H0 yang benar) =

    Peluang melakukan kesalahan tipe IIP (tidak menolak H0 yang salah) =

    MMS-1403 p.136/204

  • Uji HipotesisContoh (Hipotesis statistik dan statistik penguji)

    Ingin diuji secara statistik pernyataan : suatu obat baru lebihbaik dari obat yang selama ini digunakan.

    Misalkan p adalah proporsi (prosentase) orang yang sembuhsetelah minum obat tersebut, dan obat dikatakan baik jikaproporsi orang yang sembuh lebih dari 60 %.

    Pernyataan H0 dan H1 adalah sebagai berikut :H0 : p 0, 6 (obat baru tidak lebih baik)H1 : p > 0, 6 (obat baru lebih baik)

    MMS-1403 p.137/204

  • Uji HipotesisContoh (Hipotesis statistik dan statistik penguji)

    Ingin diuji secara statistik pernyataan : suatu obat baru lebihbaik dari obat yang selama ini digunakan.H0 : p 0, 6 (obat baru tidak lebih baik)H1 : p > 0, 6 (obat baru lebih baik)

    Dilakukan eksperimen terhadap 20 pasien.X : banyak pasien yang sembuhX Binomial(n = 20, p = 0, 6)

    MMS-1403 p.138/204

  • Uji HipotesisContoh (Hipotesis statistik dan statistik penguji)

    Ingin diuji secara statistik pernyataan : suatu obat baru lebihbaik dari obat yang selama ini digunakan.H0 : p 0, 6 (obat baru tidak lebih baik)H1 : p > 0, 6 (obat baru lebih baik)

    Dilakukan eksperimen terhadap 20 pasien.X : banyak pasien yang sembuhX Binomial(n = 20, p = 0, 6)

    X besar (banyak yang sembuh) menolak H0,X kecil (banyak yang tidak sembuh) mendukung H0

    MMS-1403 p.139/204

  • Uji HipotesisDaerah penolakan (Daerah kritik): himpunan (daerah)

    harga-harga dimana H0 ditolakStatistik Penguji: statistik atau variabel random yang digunakan

    untuk menentukan apakah H0 ditolak atau tidak ditolak.Bila statistik penguji masuk dalam daerah penolakan makaH0 ditolak, sebaliknya jika tidak maka H0 tidak ditolak.

    MMS-1403 p.140/204

  • Uji HipotesisDaerah penolakan (Daerah kritik): himpunan (daerah)

    harga-harga dimana H0 ditolakStatistik Penguji: statistik atau variabel random yang digunakan

    untuk menentukan apakah H0 ditolak atau tidak ditolak.Bila statistik penguji masuk dalam daerah penolakan makaH0 ditolak, sebaliknya jika tidak maka H0 tidak ditolak.

    Contoh (lanjutan):Daerah penolakan:

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    MMS-1403 p.141/204

  • Uji HipotesisDaerah penolakan (Daerah kritik): himpunan (daerah)

    harga-harga dimana H0 ditolakStatistik Penguji: statistik atau variabel random yang digunakan

    untuk menentukan apakah H0 ditolak atau tidak ditolak.Bila statistik penguji masuk dalam daerah penolakan makaH0 ditolak, sebaliknya jika tidak maka H0 tidak ditolak.

    Contoh (lanjutan):Daerah penolakan: X 12

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    daerahpenolakan

    MMS-1403 p.141/204

  • Uji HipotesisDaerah penolakan (Daerah kritik): himpunan (daerah)

    harga-harga dimana H0 ditolakStatistik Penguji: statistik atau variabel random yang digunakan

    untuk menentukan apakah H0 ditolak atau tidak ditolak.Bila statistik penguji masuk dalam daerah penolakan makaH0 ditolak, sebaliknya jika tidak maka H0 tidak ditolak.

    Contoh (lanjutan):Daerah penolakan: X 15

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    daerahpenolakan

    MMS-1403 p.141/204

  • Uji HipotesisP (Tipe I) = untuk beberapa nilai p dengan menganggap H0benar (p 0, 6) dan daerah penolakan X 12

    p di bawah H0P (Tipe I) = 0,2 0,3 0,4 0,6P (X 12) 0,00 0,005 0,057 0,596

    MMS-1403 p.142/204

  • Uji HipotesisHarga peluang untuk p = 0, 6 untuk beberapa kriteria penolakan

    X 12 X 14 X 16 X 18Peluang 0,596 0,25 0,051 0,004

    p-value: nilai yang terkecil.

    MMS-1403 p.143/204

  • Uji HipotesisTahap-tahap Uji Hipotesis Secara umum

    1. Tentukan model probabilitas yang cocok dari data2. Tentukan Hipotesis H0 dan H13. Tentukan Statistik Penguji, yang harus merupakan fungsi

    dari data dan tidak memuat parameter yang tidak diketahui4. Tentukan tingkat signifikansi5. Tentukan daerah kritik berdasarkan tingkat signifikansi6. Hitung Statistik Penguji, apakah masuk daerah kritik atau

    tidak7. Alternatif: Hitung p-value berdasarkan statistik penguji8. Ambil kesimpulan berdasarkan 6 atau 7

    MMS-1403 p.144/204

  • Inferensi Statistik

    Satu Populasi

    Dua Populasi

    k > 2 Populasi

    Populasi sembarang

    Populasi Normal

    Populasi sembarang

    Populasi Normal

    p

    2

    21, 2

    2

    p21, p2

    2

    21, 2

    2

    21, 2

    2

    MMS-1403 p.145/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    Teorema Limit PusatApabila sampel-sampel random diambil dari suatu populasi yangberdistribusi sembarang, yang mempunyai mean dan variansi 2,maka untuk n besar, distribusi sampling untuk mean dapat dianggapmendekati Normal dengan X = dan variansi 2X = 2/n, sehingga

    Z =X /

    n

    mendekati Normal Standar.

    MMS-1403 p.146/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    X N(, 2/n)

    MMS-1403 p.147/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    X N(, 2/n)1

    MMS-1403 p.147/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    X N(, 2/n)1

    Z N(0, 1)

    MMS-1403 p.147/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    Z/2 Z/2

    /2 /2

    X N(, 2/n)1

    Z N(0, 1)

    P (Z/2 Z Z/2) 1

    MMS-1403 p.147/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    Z/2 Z/2

    /2 /2

    X N(, 2/n)1

    Z N(0, 1)

    P (Z/2 Z Z/2) 1

    P (Z/2 X /

    n Z/2) 1

    MMS-1403 p.147/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    Z/2 Z/2

    /2 /2

    X N(, 2/n)1

    Z N(0, 1)

    P (Z/2 Z Z/2) 1

    P (Z/2 X /

    n Z/2) 1

    P (X Z/2n X + Z/2

    n

    ) 1

    MMS-1403 p.147/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval mean () suatu populasi

    Z/2 Z/2

    /2 /2

    X N(, 2/n)1

    Z N(0, 1)

    Interval Konfidensi (1 )100% untuk mean B AB = X Z/2 nA = X + Z/2

    n

    MMS-1403 p.148/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangContoh:Suatu sampel random dengan 150 keluarga di suatu kotamenunjukkan penghasilan bulanan rata-rata Rp 325 000,00dengan deviasi standar Rp 25 000,00. Hitung interval konfidensi95% untuk rata-rata penghasilan bulanan seluruh keluarga dikota tersebut.

    MMS-1403 p.149/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangContoh:Suatu sampel random dengan 150 keluarga di suatu kotamenunjukkan penghasilan bulanan rata-rata Rp 325 000,00dengan deviasi standar Rp 25 000,00. Hitung interval konfidensi95% untuk rata-rata penghasilan bulanan seluruh keluarga dikota tersebut.Jawab:X : penghasilan bulanan di kota tersebutX = 325.000; s = 25.000; n = 150.Interval konfidensi 95% untuk rata-rata penghasilan bulanan ():B = X Z/2 n = 325.000 1,96 25150 = 324.996A = X + Z/2

    n

    = 325.000 + 1,96 25150

    = 325.004

    Interval konfidensi 95%: 324.996 325.004

    dapat diganti sMMS-1403 p.150/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangUji Hipotesis Mean () Populasi

    1. HipotesisA. H0 : = 0 vs. H1 : 6= 0B. H0 : 0 vs. H1 : > 0C. H0 : 0 vs. H1 : < 0

    2. Tingkat signifikansi 3. Statistik Penguji

    Z =X 0/

    n

    atau

    Z =X 0s/

    n

    jika tidak diketahui diganti s. Distribusi dari Z adalahNormal Standar.

    MMS-1403 p.151/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangUji Hipotesis Mean () Populasi

    4. Daerah penolakan (berdasarkan dan Hipotesis)

    A. H0 ditolak apabila Z > Z/2 atauZ < Z/2

    B. H0 ditolak apabila Z > Z

    C. H0 ditolak apabila Z < Z

    MMS-1403 p.152/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangContoh:Ujian standar intelegensia telah diadakan beberapa tahundengan nilai rata-rata 70 dengan deviasi standar 8. Sekelompokmahasiswa terdiri dari 100 orang mahasiswa, diberi pelajarandengan mengutamakan bidang Matematika. Apabila dari 100mahasiswa ini diperoleh hasil ujian dengan nilai rata-rata 75,apakah cukup alasan untuk mempercayai bahwa pengutamaanbidang Matematika menaikkan hasil ujian standar?

    MMS-1403 p.153/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangContoh (Ujian standar intelegensia)Diketahui X : ujian standar intelegensia, X = 75, 0 = 70, = 8,n = 100, : mean nilai ujian standar intelegensia:

    1. HipotesisH0 : 70H1 : > 70

    2. Tingkat signifikansi = 0,053. Statistik Penguji

    Z =X 0/

    n=

    75 708/

    100= 6,25

    4. Daerah kritik: H0 ditolak apabila Z > 1,645. Kesimpulan: karena Z = 6,25 > 1,64 maka H0 ditolak, cukup

    alasan untuk mempercayai bahwa pengutamaan bidangMatematika menaikkan hasil ujian standar (data mendukungditolaknya H0)

    MMS-1403 p.154/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval proporsi (p) suatu populasiJika X Binomial(n, p), maka variabel random xn mempunyaimean p dan variansi p(1p)n

    Untuk n besarZ =

    xn p

    x

    n(1 x

    n)

    n

    mendekati Normal Standar (Teorema Limit Pusat)

    MMS-1403 p.155/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangEstimasi interval proporsi (p) suatu populasi

    Interval Konfidensi (1 )100% untuk pB p A

    B = p Z/2

    p(1p)n

    A = p + Z/2

    p(1p)

    n

    dengan p = xn

    MMS-1403 p.156/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangContoh:Jika 610 dari 900 sampel random petani di suatu daerah adalahburuh tani, hitunglah interval konfidensi 90% untuk proporsiburuh tani di daerah itu.

    MMS-1403 p.157/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangContoh:Untuk mengetahui apakah pasangan calon walikota dalampilkada pada suatu daerah akan memenangkan pemilihan,dilakukan quick count oleh lembaga independen pengamatpilkada. Ada dua pasangan calon pada pilkada ini, yaitupasangan calon A-B yang juga merupakan walikota periode inidan pasangan calon C-D. Pasangan calon A-B mendapatkansuara 65% pada pemilihan yang lalu. Kandidat dinyatakanmenang jika pemilihnya lebih dari 50%. Dari sampel 1200pemilih dari beberapa TPS, pasangan calon A-B diketahuimendapatkan suara 738.

    1. Apakah calon A-B memenangkan pemilihan berdasarkanquick count ini?

    2. Diduga dukungan masyarakat terhadap calon A-B tidaksekuat sebelumnya, betulkah pendapat ini?

    MMS-1403 p.158/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangUji Hipotesis proporsi (p) Populasi

    1. HipotesisA. H0 : p = p0 vs. H1 : p 6= p0B. H0 : p p0 vs. H1 : p > p0C. H0 : p p0 vs. H1 : p < p0

    2. Tingkat signifikansi 3. Statistik Penguji

    Z =p p0p0(1p0)

    n

    Distribusi dari Z adalah Normal Standar.

    MMS-1403 p.159/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangUji Hipotesis proporsi (p) Populasi

    4. Daerah penolakan (berdasarkan dan Hipotesis)

    A. H0 ditolak apabila Z > Z/2 atauZ < Z/2

    B. H0 ditolak apabila Z > Z

    C. H0 ditolak apabila Z < Z

    MMS-1403 p.160/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangHubungan antara Interval Konfidensi dan Uji HipotesisInterval Konfidensi (1 )100% untuk mean

    X Z/2n X + Z/2

    n

    Daerah penolakan dengan tingkat signifikansi untukuji hipotesis H0 : = 0 vs. H1 : 6= 0

    Z > Z/2 atau Z < Z/2Daerah penerimaan

    Z/2 Z Z/2

    MMS-1403 p.161/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangHubungan antara Interval Konfidensi dan Uji HipotesisInterval Konfidensi (1 )100% untuk mean

    X Z/2n X + Z/2

    n

    Daerah penolakan dengan tingkat signifikansi untukuji hipotesis H0 : = 0 vs. H1 : 6= 0

    Z > Z/2 atau Z < Z/2Daerah penerimaan

    Z/2 X0/n Z/2

    MMS-1403 p.162/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangHubungan antara Interval Konfidensi dan Uji HipotesisInterval Konfidensi (1 )100% untuk mean

    X Z/2n X + Z/2

    n

    Daerah penolakan dengan tingkat signifikansi untukuji hipotesis H0 : = 0 vs. H1 : 6= 0

    Z > Z/2 atau Z < Z/2Daerah penerimaan

    X Z/2 n 0 X + Z/2 n

    MMS-1403 p.163/204

  • Interval konfidensi

    72 74 76 78

    persentase int. konf. memuat parameter: 92.98

    MMS-1403 p.164/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi SembarangRingkasan

    Parameter Statistik Interval Konfidensi(1-)100%

    Hipotesisalternatif

    Daerah Kritik

    mean Z =X 0/

    n

    Z N(0, 1)

    B AB = X Z/2 nA = X + Z/2

    n

    H1 : 6= 0

    H1 : > 0

    H1 : < 0

    Z > Z/2 atauZ < Z/2Z > Z

    Z < Zp

    proporsi Z = p p0p0(1p0)

    n

    Z N(0, 1)

    B p AB = p Z/2

    p(1p)

    n

    A = p + Z/2

    p(1p)

    n

    H1 : p 6= p0

    H1 : p > p0

    H1 : p < p0

    Z > Z/2 atauZ < Z/2Z > Z

    Z < Z

    MMS-1403 p.165/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalData dianggap berdistribusi NormalUkuran sampel tidak harus besarJenis parameter:

    mean

    variansi 2

    Distribusi SamplingNormalt

    Chi-kuadrat (Chi-square)

    MMS-1403 p.166/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalNormal StandarJika X1, . . . , Xn adalah sampel random berasal dari populasiNormal dengan mean dan variansi 2 maka variabel random

    Z =X /

    n

    berdistribusi Normal Standar N(0, 1)

    MMS-1403 p.167/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalDistribusi tJika X1, . . . , Xn adalah sampel random berasal dari populasiNormal dengan mean dan variansi 2 maka variabel random

    t =X s/

    n

    berdistribusi t dengan derajad bebas n 1.Untuk n yang semakin besar, distribusi t akan mendekatidistribusi Normal.

    MMS-1403 p.168/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalDistribusi Chi-kuadrat 2kDiketahui X1, . . . , Xk adalah variabel random yang berdistribusiNormal yang independen satu dengan yang lain. Distribusivariabel random

    2 = X21 + . . . + X2k

    berdistribusi Chi-kuadrat berderajad bebas k dengan meanE(2) = k dan variansi Var(2) = 2k

    MMS-1403 p.169/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalDistribusi Chi-kuadrat n 1Diketahui X1, . . . , Xn adalah variabel random yang berdistribusiNormal dengan mean dan variansi 2 maka variabel random

    2 =(n 1)s2

    2

    berdistribusi Chi-kuadrat dengan derajad bebas n 1

    MMS-1403 p.170/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalDistribusi Normal StandarApabila sampel random berukuran n diambil dari suatu populasiyang berdistribusi Normal dengan mean dan variansi 2,maka variabel random

    Z =s2 22

    2n1

    berdistribusi N(0, 1) untuk n besar.

    MMS-1403 p.171/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalParameter Statistik Interval Konfidensi

    (1-)100%Hipotesisalternatif

    Daerah Kritik

    mean

    Bila 2 diketahui

    Z =X 0/

    n

    Z N(0, 1)

    B AB = X Z/2 nA = X + Z/2

    n

    H1 : 6= 0

    H1 : > 0

    H1 : < 0

    Z > Z/2 atauZ < Z/2Z > Z

    Z < Z

    Bila 2 tidak diketahui

    t =X 0s/

    n

    t distribusi t dgn.derajad bebas n 1

    B AB = X t(n1,/2) snA = X + t(n1,/2)

    sn

    H1 : 6= 0

    H1 : > 0

    H1 : < 0

    t > t(n1,/2) ataut < t(n1,/2)t > t(n1,)t < t(n1,)

    MMS-1403 p.172/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalParameter Statistik Interval Konfidensi

    (1-)100%Hipotesisalternatif

    Daerah Kritik

    2

    variansi 2 = (n 1)s2

    2

    2 chi-square dgn.derajad bebask = n 1

    B 2 AB =

    (n1)s22(n1,/2)

    A =(n1)s2

    2(n1,1/2)

    H1 : 2 6= 20

    H1 : 2 > 20

    H1 : 2 < 20

    2 > 2(k,/2)

    atau2 < 2

    (k,1/2)2 > 2

    (k,)

    2 < 2(k,1)

    Untuk n besar,

    Z =s2 2

    2

    2n1

    Z N(0, 1)

    B 2 AB = s

    2

    1+Z/2

    2

    n1

    A = s2

    1Z/2

    2n1

    H1 : 2 6= 20

    H1 : 2 > 20H1 : 2 < 20

    Z > Z/2 atauZ < Z/2Z > Z

    Z < Z

    MMS-1403 p.173/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalContoh:Dari sampel dengan 25 kasus, diperoleh dosis obat yang sesuaiuntuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasien sebagaiberikut:1,07 0,79 0,83 1,14 1,22 1,09 1,17 1,10 1,261,10 1,04 1,17 0,94 0,86 1,19 1,01 1,12 0,831,02 1,20 0,85 1,03 0,95 1,13 0,98Dengan asumsi data berdistribusi Normal, hitung intervalkonfidensi 95% untuk rata-rata dosis . Menggunakan intervalini, ujilah (dua sisi, = 5%) bahwa rata-rata dosis adalah 1,00.

    MMS-1403 p.174/204

  • Inferensi Statistik Satu Populasi NormalContoh:Suatu mesin pembuat uang dikatakan masih baik jika mampumemproduksi uang logam dengan standar deviasi berat kurangdari 0,035 gram. Sampel random berukuran 20 uang logammempunyai deviasi standar 0,030 gram.

    1. Ujilah apakah mesin tersebut masih baik denganmengasumsikan bahwa berat uang logam berdistribusiNormal ( = 0, 05)

    2. Statistik penguji apa yang digunakan jika n = 64?Jelaskan!

    MMS-1403 p.175/204

  • Inferensi Statistik Dua Populasi SembarangDistribusi sampling selisih dua meanMisalkan X11, X12, . . . , X1n1 dan X21, X22, . . . , X2n2 adalah duasampel random independen satu