sistem telusur pain_akreditasi baru
DESCRIPTION
sistem telusur akreditas versi 2012TRANSCRIPT
-
CURRICULUM VITAE
Nama: Rokiah Kusumapradja
Lahir: Sumedang, 9 Pebruari 1952
Status : Menikah, 2 anak , 3 cucu
Alamat: Jl. Balap Sepeda IV/ 103 Rawamangun Jkt Timur
Telephon/fax : 021 489 8411; 0913 196 45 666;
e mail : rorojkt4 @ yahoo.com
Pendidikan:
S3 Bidang Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, 2003 S2 Master of Hospital Administration, University of The Philippine, Manila, 1991 S 1 FKM UI , Jakarta, 1985 AKPER Bandung, 1974Pekerjaan/Jabatan:
Wakil Rektor Bidang Akademik ,Universitas Esa Unggul Jakarta Ketua Komite Perencanaan dan Pengembangan RSUP Persahabatan Jakarta Wakil Ketua Pusat Kesehatan Respirasi Nsional RSUP Persahabatan Jakarta Sekretaris KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)-PERSI 05- sekarang dan KepalaDepartemen Diklat Institute Manajemen Rumah sakit PERSI 2003- sekarang
Ketua Kompartemen Keperawatan Pengurus PERSI Pusat 95- sekarang KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Dep Kes RI : Surveior /Pembimbing Akreditasi Senior , 1995- sekarang
Ketua Kompartemen Tenaga Kes. Lain Pengurus ARSPI Pusat 98-07/ 08-2011 Pengurus Pusat PPNI 1989 - 2006Lain-lain :
Ketua Jurusan Manajemen Informasi Kesehatan Fak. Ilmu Kes. Univ IEU 1992- sekarangDosen Luar Biasa Program S2 KARS- FKM UI 1996 - sekarangDosen Luar Biasa Program S2 dan S3 Universitas Negeri Jakarta , 2003 - sekarangDosen Luar Biasa Program S2 UNiversitas Respati Indonesia dan STIK St Carolus, 2002-skrg*
-
SISTEM PENELUSURAN SURVEY AKREDITASI
RUMAH SAKIT VERSI 2012 DALAM PENGELOLAAN NYERI
-
TOPIK BAHASAN
UU NO. 44 TH 2009 TENTANG RS MANFAAT AKREDITASIPERUBAHAN PARADIGMA DALAM PELAYANAN KESEHATAN PATIENT-CENTERED CARE AKREDITASI BARU 2012 VS AKREDITASI 2007METODE AKREDITASI 2012 (TELUSUR)PENGELOLAAN NYERI KESIMPULAN -
AKREDITASI DALAM UU NO. 44 RS
PASAL 40
1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali
2) Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.
3) Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.
-
MANFAAT AKREDITASI
PROSES AKREDITASI DIRANCANG UNTUK MENCIPTAKAN BUDAYA KESELAMATAN DAN BUDAYA KUALITAS DI RS
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RS
Menyediakan lingkungan kerja yang lebih aman dan efisien bagi karyawannyaSebagai modal negosiasi dengan pihak asuransi kesehatan/Payer
Lebih mendengarkan/ Menghormati hak- hak pasien dan keluarga serta melibatkan mereka sebagai partner/mitra dalam proses pelayanan
Membangun learning culture dari laporan-laporan Insiden Keselamatan Pasien untuk perbaikan sistem -
Standar Akreditasi Nasional
VERSI 2012
-
PERUBAHAN PARADIGMA
STANDAR AKREDITASI BARUTujuan akreditasi adalah peningkatan mutu pelayanan RS bukan semata-mata sertifikat kelulusan
Standar akreditasi harus memenuhi kriteria kriteria internasional dan bersifat dinamis
Pelayanan berfokus pada pasien
Keselamatan Pasien menjadi standar utama
-
Lanjutan..
Kesinambungan pelayanan harus dilakukan , baik saat merujuk keluar maupun serah terima pasien di dalam RS ( antar unit, antar shift, antar petugas)
Hasil survey merupakan upaya pencapaian RS terhadap skoring yang ditentukan berupa level pencapaian PRATAMA, MADYA, UTAMA, PARIPURNA
-
PARADIGMA BARU PELAYANAN KESEHATAN
Patient-centered care sebagai asuhan yang menghormati dan responsif terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien. Serta memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi panduan bagi semua keputusan klinis
-
Patient
Centered Care
Fokus Pasien
Quality & Safety
of Patient Care
Standar Akreditasi RS
pada badan Internasional
NB. Mulai digunakan juga istilah :
Patient Family Centered Care
-
*
Setiap pasien adalah manusia yg unik, dgn berbagai kebutuhan yg berbedaPasien adalah mitra dan mempunyai pengetahuan serta keahlian yg penting bagi asuhan merekaKeluarga dan teman pasien juga merupakan mitraAkses thd informasi kes. yg bisa dimengerti adalah penting dlm memberdayakan pasien utk berpartisipadi dlm asuhan mereka.Kesempatan utk membuat keputusan adalah penting bagi keadaan sehat pasienWHAT IS PATIENT-CENTERED CARE?
-
lanjutan
Setiap anggota staf adalah pemberi layanan, yg perannya memenuhi kebutuhan setiap pasien, dan anggota staf dapat memenuhi kebutuhan tsb secara lebih efektif bila RS mendukung mereka dlm mencapai aspirasi profesional, maupun tujuan pibadi mereka yg tertinggi.
Patient-centered care adalah inti dari sistem Yan. Kes. yg bermutu tinggi dan suatu dasar yang penting bagi pelayanan yg aman, efektif, efisien, tepat waktu, dan equitable.
-
*
Pada Model tradisional dalam yan kes, dokter merupakan unit sentral/ pusat dalam model yan. Kes.Pedekatan yg lebih modern dlm yan. Kes. sekarang, diterapkan dgn cepat di banyak RS di seluruh dunia, model tim interdisiplin :model ini telah menggeser semua PPK menjadi disekitar pasien berfokus pada PCC Sbg tambahan, semua profesi sama pentingnya bila tiba pada kontribusi setiap profesional yan kes thd pasien & tim -
*
Patient centered care
View patients as multi-dimensional
body
mind
spirit
connection
-
Kerangka kerja mencapai kualitas
SEMUA PROFESSIONAL KESEHATAN HARUS DIDIDIK UNTUK MEMBERIKAN
LAYANAN BERFOKUS PASIEN
SEBAGAI ANGGOTA DARI TIM INTERDISIPLIN,
MENGUTAMAKAN PRAKTIK BERBASIS BUKTI, PENDEKATAN PENINGKATAN KUALITAS, DAN PENDOKUMENTASIAN/ INFORMATIKA.
*
*
-
Kualitas dan
Keselamatan pasien*
-
The Equip Framework
( the ACHS Standards )CONTINUUM OF CARE
( 8 Phases of an Episode of Care )
1.Access 8.Community
2.Entry Management
3.Assessment 7.Separation
4.Care planning
6.Evaluation
5.Implementation
of Care
Leadership& safe Practice
Management & Environment
Human Information
Resource management
Management
IMPROVING PERFORMANCE FUNCTION
-
Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Berkesinambungan
AKREDITASI
AKREDITASI
1
2
3
4
5
6
TAHUN
-
Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Berkesinambungan
AKREDITASI
AKREDITASI
1
2
3
4
5
6
TAHUN
Pen
Pendampingan
Pendampingan
Pendampingan
AKREDITASI
Pendampingan
-
*
Standar Akreditasi Rumah Sakit Baru versi 2012
StandarElemenPenilaianKelompok I161436Kelompok II153569Kelompok III624Kelompok IV319Total :3231048*
-
Standar Akreditasi Rumah Sakit yang Baru
*
I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada PasienBab 1. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)Bab 3. Asesmen Pasien (AP)Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)Bab 6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)II. Kelompok Standar Manajemen Rumah SakitBab 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)*
Procedures were laid down for documenting hospitalisation for other illnesses whether cardiac or non-cardiac, and for events requiring the stopping of trial medication.
Procedures were also defined for cases of worsening heart failure or renal function. For the former, sequential options included increasing the dose of diuretics, decreasing or discontinuing calcium channel blockers, adjustment of the digoxin dose, increasing the dose of other non-ACE inhibitor vasodilators and increasing the background lisinopril dose from 2.5 to 5 mg. For the latter, decreasing or discontinuing diuretics or calcium channel blockers or non-ACE inhibitor vasodilators was considered together with a decrease in background lisinopril therapy.
Detailed procedures also existed for the starting and stopping of trial medication following an acute myocardial infarction. A listing of allowed and disallowed concomitant medication was provided and the procedure for recording serious adverse events was detailed.
-
*
Standar Akreditasi Rumah Sakit Baru ( lanjutan)
III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah SakitSasaran I : Ketepatan identifikasi pasienSasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektifSasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high- Alert)Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat- pasien OperasiSasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kes.Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuhIV. Sasaran Milenium Development GoalsSasaran I : Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan Kes.IbuSasaran II : Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDSSasaran III : Penurunan Angka Kesakitan TB*
Procedures were laid down for documenting hospitalisation for other illnesses whether cardiac or non-cardiac, and for events requiring the stopping of trial medication.
Procedures were also defined for cases of worsening heart failure or renal function. For the former, sequential options included increasing the dose of diuretics, decreasing or discontinuing calcium channel blockers, adjustment of the digoxin dose, increasing the dose of other non-ACE inhibitor vasodilators and increasing the background lisinopril dose from 2.5 to 5 mg. For the latter, decreasing or discontinuing diuretics or calcium channel blockers or non-ACE inhibitor vasodilators was considered together with a decrease in background lisinopril therapy.
Detailed procedures also existed for the starting and stopping of trial medication following an acute myocardial infarction. A listing of allowed and disallowed concomitant medication was provided and the procedure for recording serious adverse events was detailed.
-
PROCCESS
GOOD CORPORATE GOVERNANCE :
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) ,
2. Tata Kelola,
Kepemimpinan,
dan Pengarahan (TKP ,
Kualifikasi dan
Pendidikan
Staf (KPS) ,
Manajemen Komunikasi
dan Informasi (MKI) .
5. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
PROCCESS GOOD CLINICAL GOVERNANCE :
Sasaran Kes. Pasien(SKP)
Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
Sasaran MDGs
-
BEDA STANDAR AKREDITASI VERSI 2007 DAN STANDAR AKREDITASI VERSI 2012
Versi 2007
Berfokus pada providerfocus pada input dan dokumenLemah implementasi kurang melibatkan petugasVersi 2012
Berfokus Pada PasienFocus utama Pada Proses , Output Dan OutcomeKuat Pada Implementasi Melibatkan Seluruh PetugasKesinambungan Pelayanan ( continuum of care ) -
BAB I
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANANFormat Akreditasi Baru (contoh)
GAMBARAN UMUM :
STANDAR :
MAKSUD DAN TUJUAN :
ELEMEN PENILAIAN :
-
PENILAIAN
ELEMEN PENILAIAN = SKOR = O/5/ 10STANDAR = NILAI DALAM PERSEN BAB = NILAI DALAM PERSENGROUP =NILAI DALAM PERSEN -
PEDOMAN PENILAIAN
Setiap elemen penilaian (EP) dari sebuah standar diberi skorTERCAPAI PENUH (TP)
TERCAPAI SEBAGIAN (TS)
TIDAK TERCAPAI (TT)
TIDAK DAPAT DITERAPKAN (TDD)
Tujuan dari dokumen ini agar tercapai konsistensi pada waktu memberi nilai keseluruhan dan skor dari masing ELEMEN penilaian* Nilai adalah persentase pencapaian DALAM STANDAR , BAB , GROUP = DALAM PERSEN (%)
** Skor adalah angka nominal pencapaian pada tiap ELEMEN PENILAIAN ( 10, 5, 0)
-
Skor Tercapai Penuh (TP)
Sebuah standar dinilai tercapai penuh apabila jawabannya ya atau selalu dari persyaratan yang diminta di Elemen Penilaian.Dengan ketentuan sbb:
NILAI 10Temuan tunggal negatif tidak menghalangi nilai tercapai penuh dari minimal 4 telusur pasien
Jika 90% atau lebih dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen (misalnya, 9 dari 10) dipenuhi
Catatan balik (track record) tercapai penuh adalah sebagai berikut :
Untuk survei awal :selama 4 bulan ke belakang
Survei lanjutan: Selama 12 bulan kebelakang
-
Skor Tercapai Sebagian (TS) Nilai 5
Sebuah standar dinilai tercapai sebagian apabila jawabannya tidak selalu atau kadang-kadang dari persyaratan yang diminta di EP. Dengan ketentuan sebagai berikut :Jika 50% sampai 89 % (misalnya , 5 sampai 8 dari 10) dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen
Bukti dipenuhinya persyaratan hanya dapat ditemukan di sebagian daerah/unit kerja dimana persyaratan harus ada
Kebijakan/proses ditetapkan dan dilaksanakan tetapi tidak memuat catatan yang dibutuhkan untuk persyaratan tercapai penuh
kebijakan/proses ditetapkan dan dilaksanakan akan tetapi tidak dapat dipertahankan
Catatan balik (track record) tercapai sebagian adalah sbb ;
1 sampai 3 bulan kebelakang dipenuhinya EP dari survei awal
5 sampai 11 bulan kebelakang dipenuhinya EP dari survei lanjutan
-
Skor Tidak Tercapai (TT)
Sebuah EP dinilai tidak tercapai jika jawabannya adalah jarang atau tidak pernah dari persyaratan dari EP.Dengan ketentuan sebagai berikut :Dengan ketentuan sebagai berikut :Jika < /= 49% dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen Bukti dipenuhinya persyaratan tidak dapat ditemukan di daerah/unit kerja dimana persyaratan harus ada Kebijakan/proses ditetapkan tetapi tidak dilaksanakan Catatan balik (track record) tercapai sebagian adalah sbb ;
Nilai 0Kurang atau= 1 bulan kebelakang dipenuhinya EP dari survei awal
Kurang dari 5 bulan kebelakang dipenuhinya EP dari 3 tahun survei lanjutan
-
Skor Tidak Dapat Diterapkan (TDD)
Sebuah EP dinilai tidak dapat diterapkan jika persyaratan dari EP tidak dapat diterapkan di RS (contohnya, RS tidak melakukan riset, tidak ada donasi organ, tak melakukan pelayanan HIV/AID) -
URUTAN BAB DALAM PENETAPAN KELULUSAN
Sasaran keselamatan pasien rumah sakit (SKP)
Hak pasien dan keluarga (HPK)
Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
Millenium Development Goals (MDGs)
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
-
Pembagian GROUP
Group Mayor Group Minor -
Dasar
Sasaran keselamatan pasien rumah sakit
Hak pasien dan keluarga (HPK)
Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
Millenium Development Goals (MDGs)Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)Asesmen Pasien (AP)Pelayanan Pasien (PP)Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)Manajemen Penggunaan Obat (MPO)Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)Manajemen Fasilitas dan KeselamatanMayor
Minor
-
Madya
Sasaran keselamatan pasien rumah sakit
Hak pasien dan keluarga (HPK)
Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
Millenium Development Goals (MDGs)
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)Manajemen Penggunaan Obat (MPO)Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)Manajemen Fasilitas dan KeselamatanMayor
Minor
-
UTAMA
Sasaran keselamatan pasien rumah sakit (SKP)
Hak pasien dan keluarga (HPK)
Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
Millenium Development Goals (MDGs)
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)Mayor
Minor
-
Paripurna
Sasaran keselamatan pasien rumah sakit (SKP)
Hak pasien dan keluarga (HPK)
Pendidikan pasien dan keluarga (PPK)
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
Millenium Development Goals (MDGs)
Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP)
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Mayor
-
Hasil Penilaian Survei
Chart1PRATAMAPRATAMAPRATAMAPRATAMAMADYAMADYAMADYAMADYAUTAMAUTAMAUTAMAUTAMAPARIPURNAPARIPURNAPARIPURNAPARIPURNADASARColumn1Column2Column3Column425000252500252525025252525Sheet1Column1Column2Column3Column4PRATAMA25000MADYA252500UTAMA2525250PARIPURNA25252525To resize chart data range, drag lower right corner of range.
Akreditasi Baru -
Model Penilaian
Proses akreditasi : mencari bukti bukti terhadap penerapan dan pengembangan standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien Metode Telusur
IMPLEMENTASI STANDAR BARU DIBUTUHKAN PERUBAHAN PERILAKU PELAYANAN BARU YANG SESUAI DENGAN STANDAR BARUPERUBAHAN PERILAKU DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN LEBIH CEPAT KALAU DILAKSANAKAN DENGAN KOMITMEN SEMUA PIHAK DAN KERJASAMA -
Tracer Methodology
Metode evaluasi untuk memeriksa kinerja rumah sakit secara efektif yang tercermin dalam pengalaman pasien saat dirawat di rumah sakit -
2 TIPE METODE TELUSUR
Telusur Pasien: mengikuti alur pengobatan ( treatment path ) dari individu pasien di dalam RS
Telusur Sistem : mengikuti suatu proses ( process ) di RS dari mulai sampai akhir.
Sistem Manajemen Obat
Sistem Manajemen Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Sistem Manajemen Data
METODE TELUSUR (TRACER STUDY)
*
-
Apa yang dimaksud dengan
Metode asesmen kunci JCItelusur / Tracer suatu penelusuran pasien secara riil pada alur pelayanan pasien selama dirawat di RS dengan menggunakan catatan medis sebagai petunjuk ( guide )Sepanjang proses pelayanan pasien , JCI mengobservasi dan mengases kepatuhan terhadap standarMemberi kesemapatan untuk memahami kinerja RS dari perspektif pasien.
telusur ( Tracer)? - Tracer akan memeriksa sistem dan proses yang berjalan di rumah sakit dengan cara:Mengikuti perjalanan perawatan seorang pasien di rumah sakit.Mengikuti seluruh prosesnya dari awal hingga akhir.Merupakan bagian dari program peningkatan mutu pelayanan.
-
Mengapa Dilakukan Telusur Tracers?
Organisasi yang kompleks ( seperti ditemukan pada pelayanan kesehatan) terdapat berbagai jenis sistem dan subsistem Telusur (Tracers) adalah suatu cara yang sangat efektif untuk melakukan studi pada sistem yang kompleks.Jika kita dapat mengidentifikasi suatu pelayanan yang kurang baik atau error , kita akan memahami bagaimana melakukan perbaikan terhadap error yang menyebabkan pasien cidera .*
-
Unsur-unsur dalam tracer :
Mereview rekam medis pasien bersama dengan staf-staf yang bertanggung jawab pada perawatan pasien, pengobatan serta layanan yang diberikan.Observasi langsung untuk perawatan pasienObservasi proses pengobatanObservasi pencegahan infeksi dan pengendalianObservasi proses perencanaan perawatan.Diskusi menggunakan data rumah sakit.Langkah2 peningkatan kualitas yang sudah dilakukan, Informasi / data yang sudah dipelajari, Perbaikan menggunakan data yang ada , serta penyebaran datanya - Observasi dampak lingkungan pada area keamanan / keselamatan serta peran staf dalam meminimalkan risiko lingkungan.Observasi pemeliharaan peralatan medis dan diskusi dg staf yang bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan medis. Wawancara dengan pasien atau keluarga (jika diijinkan oleh pasien atau keluarga). Diskusi akan berfokus pada program perawatan yang sesuai , serta akan mencoba untuk memverifikasi masalah yang timbul. Mengeksplorasi alur pasien dan penanganan / manajemen bila ada gawat darurat.Dll.
-
Regulasi
Nasional/
Referensi
Regulasi RS:
KebijakanPedoman/ PanduanSPO -
PENGELOLAAN NYERI ?
terkait akreditasi RS 2012
-
NYERI (PAIN) ?
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan maupun potensial kerusakan (International Association for the Study of Pain) Kadang-kadang muncul tanpa sumber dan penyebab yang jelas Manajemen nyeri merupakan komponen penting dalam asuhan keperawatan. Mekanisme perlindungan tubuh, yang memberi peringatan adanya masalah dalam tubuh kita. -
ISUE TENTANG NYERI
9 dari 10 orang di Amerika secara regular mengalami nyeri Setiap tahun, 25 juta orang di USA mengalami nyeri akut karena trauma dan 50 juta orang mengalami nyeri kronik Nyeri kronik penyebab tersering dari disabilitas dalam jangka waktu lama Penanganan yang tidak adekuat kerugian fisik, psikologis dan finansialZeppetella G, ODoherty CA, Collins S (2000). Prevalence and characteristics of breakthrough pain in cancer patients admitted to a hospice. Journal of Pain and Symptom Management,
20: 87-92.
-
PENGELOLAAN NYERI DAN HAK PASIEN
UU No. 44/2009 pasal 32 tentang hak pasien ( ayat d, e ), setiap pasien mempunyai hak:
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi
-
PENGELOLAAN NYERI
DALAM AKREDITASI RS VERSI 2012
-
PENGELOLAAN NYERI PADA STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN
HPK 2.4 : RS mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan manajemen nyeri dengan tepat AP 1. 7 : Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dinilai apakah mengalami rasa nyeri dan dilakukan pemeriksaan mengenai rasa nyeri tersebut jika ada. PP 6 - Manajemen NyeriMenduk ung pasien dalam mengatasi rasa nyeri secara efektif
-
LANJUTAN
PPK 4 : Penyuluhan pasien dan keluarganya mencakup topik-topik yang berkaitan dengan perawatan pasien sebagai berikut: penggunaan obat-obatan yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat-obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri, serta teknik-teknik rehabilitasi. -
ELEMEN PENILAIAN PENGELOLAAN NYERI DALAM STANDAR AKREDITASI
STANDARHPK 2.4 : RS mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan manajemen nyeri dengan tepat
ELEMEN PENILAIAN1. RS menghargai dan mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan manajemen nyeri dengan tepat
2.Staf RS memahami pengaruh pribadi, budaya, dan sosial terhadap hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, memperoleh asesmen dan manajemen nyeri dengan tepat
-
ELEMEN PENILAIAN MANAJEMEN NYERI DALAM STANDAR AKREDITASI
STANDARAP : 1.7
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dikaji apakah mengalami rasa nyeri dan dilakukan pemeriksaan berkaitan dengan rasa nyeri tersebut .
ELEMEN PENILAIAN1. Pasien dilakukan asesmen nyeri
2.Pasien dirujuk atau RS melakukan asesmen secara komprehensif sesuai dengan usia pasien, dan mengukur intensitas dan kualitas nyeri, seperti karakteristik, frekuensi, lokasi, dan durasi nyeri apabila ditemukan nyeri pada pemeriksaan awal.
3.Hasil asesmen dicatat sedemikian rupa untuk mempermudah asesmen ulang dan tindak lanjut sesuai kebutuhan pasien.
-
ELEMEN PENILAIAN MANAJEMEN NYERI DALAM STANDAR AKREDITASI
STANDARPP : 6 Manajemen Nyeri
Mendukung pasien dalam mengatasi rasa nyeri secara efektif
ELEMEN PENILAIAN1. RS memiliki proses untuk mengidentifikasi pasien yang menderita nyeri
2. Pasien yang mengalami nyeri mendapatkan perawatan sesuai dengan pedoman manajemen nyeri
3. RS memiliki proses untuk menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang nyeri dan rencana penanganannya.
4. RS memiliki program pelatihan kepada staf tentang nyeri dan penanganannya.
-
ELEMEN PENILAIAN MANAJEMEN NYERI DALAM STANDAR AKREDITASI
STANDARPPK : 4 Penyuluhan pasien dan kel.nya mencakup topik-topik yang berkaitan dengan perawatan pasien sebagai berikut:
Penggunaan obat-obatanyang aman,
Penggunaan peralatanmedis yang aman,
Potensial interaksi antaraobat 2an dan makanan,
Panduan gizi, Manajemen nyeri, serta Teknik-teknik rehabilitasi. ELEMEN PENILAIANPasien/kel. diberikan pend.kes ttg bagaimana menggunakan semua obat2an scr aman dan efektif, efek samping obat yg dapat terjadi, pencegahan interaksi yg mungkin terjadi dengan obat2 bebas dan/atau makanan
Pasien/kel diberikan pend.kes ttg bagaimana menggunakan peralatan medis secara aman dan efektif
Pasien/kel diberikan pend.kes ttg diet dan gizi yang baik
Pasien/kel diberikan pend.kes ttg manajemen nyeri
Pasien/kel diberikan pend.kes ttg teknik-teknik rehabilitasi
-
PENGELOLAAN NYERI BAGIAN DARI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
-
PENGKAJIAN NYERI DOKUMENTASI
-
COMPREHENSIVE PAIN ASSESSMENT
OONSET Kapan mulai terjadinya nyeri ? Berapa lama ? ; Seberapa sering terjadinya nyeri ? PPROVOCATING/ PALLIATING Apa yang menjadi pencetus / memperberat nyeri? Apa yang dapat meredakan nyeri ? QQUALITY Kualitas nyeri? ; Seperti apa nyeri yang dirasakan? Dapatkan di deskripsikan? ( tajam,tertusuk, terbakar) RREGION/ RADIATION Apakah nyerinya menyebar? Menyebar ke daerah tubuh mana? SSEVERITY Seberapa berat nyerinya dirasakan Menggunakan Numerik Rating Scale, Wong Bacer Face, FLACC,CRIES atau COMFORT PAIN SCALETTREATMENT Pengobatan dan perawatan yang sudah dilakukan? ; Seberapa efektif pengobatan dan perawatan yg dilakukan sekarang? ; Apakah ada efek samping dari pengobatan yg dilakukan? ; Obat analgetik apa yg saat ini sedang digunakan? UUNDERSTANDING/ IMPACT ON YOU Apa yang anda percayai yang menyebabkan timbulnya nyeri? ; Bagaimana gejala ini mempengaruhi anda dan/atau keluarga anda? VVALUES Apa tujuan / harapan anda terhadap nyeri yang anda rasakan? ; Seberapa kenyamanan / tingkat yang dapat anda terima ( menggunakan skala nyeri 0-10) ; Apakah ada pandangan lain atau perasaan anda mengenai nyeri yang anda rasakan? ; Seberapa penting bagi anda dan / keluarga anda?
REferensi: VIHA Quality council July 2008.http://www.viha.ca/NR/rdonlyres/Principles Of PainAssessment.pdf -
Tool Pengakajian nyeri :
NUMERIC RATING PAIN SCALE
( Dewasa dan anak-anak(usia >7 tahun) pada semua pasien yang dapat memberi peringkat intensitas dari rasa nyeri mereka )Referensi : Bear, L.( 2006). Interrater reliability of the Comfort Scale. Healt Care Industry: http: findatrticles.com/p/articles/mi_m0FSZ/is.
No pain
Moderate pain
Worst possible pain
-
WONG - BAKER FACES
Indikasi: Dewasa dan Anak-anak (usia >3 tahun)Hurts worst
Referensi
Bear, L.( 2006). Interrater reliability of the Comfort Scale. Healt Care Industry: http: findatrticles.com/p/articles/mi_m0FSZ/is.
0
2
4
6
8
10
No hurt
Hurts litle
bit
Hurts litle more
Hurts even more
Hurts whole lot
-
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan ( DOKUMENTASI )
-
RENCANA INTERVENSI DALAM PENGELOLAAN NYERI:
Mandiri Nonfarmakologi therapi Edukasi Kolaborasi Farmakologi therapi -
UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PENGELOLAAN NYERI
Edukasi pasien dan staff Komunikasi Aktifitas Mutu Kompetensi -
JIWA AKREDITASI VERSI 2012
ADALAH
CARING DAN PATIENT CENTER CARE (MENGHORMATI HAK PASIEN), SERTA KOORDINASI INTERDISIPLIN
TANTANGAN SEMUA PROFESI BEKERJA PROFESIONAL
-
KESIMPULAN
PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN KES. TERKAIT AKREDITASI 2012 ADALAH PELAYANAN YANG BERFOKUS KEPADA PASIENFOKUS PELAYANAN ADALAH KUALITAS DAN KESELAMATAN PASIEN DENGAN MENGHORMATI HAK PASIENKOORDINASI DAN ASUHAN YANG TERINTEGRASI INTER DISIPLIN ILMU AKAN MENJADI DAYA UNGKIT PENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DAN PROFESIONALISME TENAGA KES. - PENGELOLAAN NYERI MERUPAKAN HAK PASIEN UNTUK BEBAS DARI KETIDAKNYAMANAN KARENA NYERI SELAMA DALAM PERAWATAN DI RS. PENGELOLAAN NYERI YG EFEKTIF MEMILIKI NILAI NILAI :YANG BERKAITAN DG HAK PASIEN U/ TIDAK MERASAKAN NYERI MEMILIKI KEUNTUNGAN MEDIS DAN EKONOMIS LAMA RAWAT INAP YG LEBIH PENDEK KARENA WAKTU PEMULIHAN YG LEBIH CEPAT. MENERAPKAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENGELOLAAN NYERI MERUPAKAN KEWAJIBAN RS STANDAR AKREDITASI RS. STAF PERLU DIBERIKAN PELATIHAN KOMPETENSI PENGELOLAAN NYERI PADA SETIAP PASIEN.
-
DAFTAR PUSTAKA
Goerge B, Julia, Nursing Theories, Norwalk, Apleton & Lange, 1995Gartinah, T, Mencegah Clinical Error dalam pelayanan Keperawatan, Kongres PERSI,2003
JCAHO, Patient Safety Standard, 2005Kirk, Roey, and Hoesing Helan, The Nurses Guide coomon Sense, Quality Manajemen,Illionis, SN Pbulication Inc, 1991
Marie Muller, Adverse Event Monitoring in nursing, University of JHBCOHSASA Consultant. 2006
Rowland, Howard and Romland, Beatrice, The Manual of Nursing Quality ASssurance,USA, Aspen Publisher, 1987
Siti Komariah, Pain Manajemen dalam akreditasi RS 2012/JCI, makalah 2013Swanburg, Russel, Management and Leadership for Nurse Managers, Boston, Jonesand barllet Published, 1996
Vincenti, Charles, Clinical Risk Management, London, BMJ,Publishing Group,1995
*
-
*
International Principles for Healthcare Standards,
A Framework of requirement for standards, 3rd Edition December 2007, International Society for Quality in Health Care / ISQua
Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitals 4 rd Edition, 2011
Instrumen Akreditasi Rumah Sakit, edisi 2007, Komisi Akreditasi Rumah Sakit / KARS
The Patient Safety Advisory Group advises The Joint Commission on the development and updating of NPSGs, 2012
Standar-standar spesifik lainnya.
Makalah perubahan paradigma baru dalam pelayanan keperawatan ; Elly Nurahmah, 2012
*
Procedures were laid down for documenting hospitalisation for other illnesses whether cardiac or non-cardiac, and for events requiring the stopping of trial medication.
Procedures were also defined for cases of worsening heart failure or renal function. For the former, sequential options included increasing the dose of diuretics, decreasing or discontinuing calcium channel blockers, adjustment of the digoxin dose, increasing the dose of other non-ACE inhibitor vasodilators and increasing the background lisinopril dose from 2.5 to 5 mg. For the latter, decreasing or discontinuing diuretics or calcium channel blockers or non-ACE inhibitor vasodilators was considered together with a decrease in background lisinopril therapy.
Detailed procedures also existed for the starting and stopping of trial medication following an acute myocardial infarction. A listing of allowed and disallowed concomitant medication was provided and the procedure for recording serious adverse events was detailed.